case report kista baker

23
PRESENTASI KASUS Identitas - Nama : Ny. Y - Umur : 55 tahun - Jenis Kelamin : Perempuan - Agama : Islam - Suku : Sunda - Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga yang memiliki aktivitas lain seperti menyadap karet - Alamat : Sidoarjo Waykanan - No. RM : 151991 ANAMNESIS Autoanamnesis, 30 September 2014 - Keluhan Utama : Benjolan pada belakang lutut kiri - Keluhan tambahan : Nyeri pada tungkai kiri atas, nyeri ulu hati Riwayat Penyakit Sekarang

Upload: zerri-ilham

Post on 01-Feb-2016

136 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

baker

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Kista Baker

PRESENTASI KASUS

Identitas

- Nama : Ny. Y

- Umur : 55 tahun

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Agama : Islam

- Suku : Sunda

- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga yang memiliki aktivitas lain seperti

menyadap karet

- Alamat : Sidoarjo Waykanan

- No. RM : 151991

ANAMNESIS

Autoanamnesis, 30 September 2014

- Keluhan Utama : Benjolan pada belakang lutut kiri

- Keluhan tambahan : Nyeri pada tungkai kiri atas, nyeri ulu hati

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di belakang lutut kiri. Benjolan

tersebut dirasakan sejak sebulan yang lalu. Benjolan awalnya sebesar kelereng

kemudian membesar hingga sebesar bola pingpong. Pasien juga merasa nyeri pada

bagian lutut kiri atas hingga paha kiri bagian atas yang dirasakan sejak 3 hari yang

lalu. Pasien mengeluh sering terasa mengganjal jika berjalan. Benjolan tidak terasa

panas dan berwarna seperti kulit disekitarnya. Pasien mengaku keluhan ini baru

Page 2: Case Report Kista Baker

dirasakan pertama kali. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak 1 hari

yang lalu. Nyeri dirasakan terutama setelah makan. Keluhan ini disertai rasa mual.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat nyeri ulu hati sejak 1 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.

Pemeriksaan fisik, 30 September 2014

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

- Nadi : 90 x/ mnt, reguler, tegangan dan isi cukup

- Suhu : 36,70 C

- Pernapasan : 20 x / mnt

- Tekanan Darah : 130/80 mmHg

- Berat Badan : 60 kg

- Tinggi badan : 153 cm

- IMT : 25, 63 ( obesitas )

Status generalis

KEPALA

- Bentuk : normocephali

- Rambut : Hitam, lurus

- Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, palpebra tidak udem,

pupil bulat isokor, reflek cahaya (+/+)

- Telinga : Simetris, liang lapang, serumen (-)

Page 3: Case Report Kista Baker

- Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak kering, gusi tidak berdarah.

Lidah bersih, tremor (-), gigi karies (+)

LEHER

- Inspeksi : Simetris, trakea ditengah, KGB tidak membesar

- Palpasi : Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

TORAKS

PARU

Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan pernapasan simetris kanan dan kiri

Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler normal seluruh lapang paru

Rhonki (-), wheezing (-)

JANTUNG

Inspeksi : Pulsasi di ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V midklavicula kiri

Perkusi : Batas atas : sela iga II garis parasternal kiri

Batas kanan : sela iga V garis midklavikula kanan

Batas kiri : sela iga IV midklavikula kiri

Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-) gallop (-)

ABDOMEN

Inspeksi : Perut terlihat datar

Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak ada kelainan, nyeri tekan (+)

epigastrium,defans muskular (-) tidak teraba massa

Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Page 4: Case Report Kista Baker

STATUS LOKALIS

Keterangan :

Teraba benjolan ukuran 5x 5cm ad fossa poplitea sinistra. Konsistensi kenyal, batas

tegas, dapat digerakkan, permukaan licin, undulasi(+), warna kulit sama dengan

sekitar. Kalor(-) rubor (-)

RESUME

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di belakang lutut kiri. Benjolan

tersebut dirasakan sejak sebulan yang lalu. Benjolan awalnya sebesar kelereng

kemudian membesar hingga sebesar bola pingpong. Pasien juga merasa nyeri pada

bagian lutut kiri atas hingga paha kiri bagian atas yang dirasakan sejak 3 hari yang

lalu. Pasien mengeluh sering terasa mengganjal jika berjalan. Benjolan tidak terasa

panas dan berwarna seperti kulit disekitarnya. Pasien mengaku keluhan ini baru

*

Page 5: Case Report Kista Baker

dirasakan pertama kali. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri ulu hati sejak 1 hari

yang lalu. Nyeri dirasakan terutama setelah makan. Keluhan ini disertai rasa mual.

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

- Nadi : 90 x/ mnt,reguler, tegangan dan isi cukup

- Suhu : 36,70 C

- Pernapasan : 20 x / mnt

- Tekanan Darah : 130/80 mmHg

- Berat Badan : 60 kg

- Tinggi badan : 153 cm

- BMI : 25, 63 ( obesitas )

Status generalis : Nyeri tekan epigastrium (+)

Status lokalis : Teraba benjolan ukuran 5x 5cm ad fossa poplitea sinistra.

Konsistensi kenyal, batas tegas, dapat digerakkan, permukaan licin, undulasi(+),

warna kulit sama dengan sekitar. Kalor(-) rubor (-)

Diagnosa banding

Bursitis

Kista ateroma

Diagnosa kerja

Kista Baker ad fossa popliteal sinistra + dispepsia

Pemeriksaan Anjuran

Pungsi

Page 6: Case Report Kista Baker

USG muskuloskeletal

Page 7: Case Report Kista Baker

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa:

- Asam Mefenamat tablet 3x 500 mg PC

- Antasida tablet 3 x 1 AC

- Ranitidin tablet 2x150 mg AC

Non medikamentosa:

- KIE :

o Diet porsi kecil tapi sering

o Hindari Makanan yang memperberat gejala dispepsia seperti makanan

yang asam, pedas, berlemak, yang dibakar dan bergas.

o Motivasi rujuk ke sp.B

- Rencana operasi eksisi

PROGNOSA

- Quo ad vitam : dubia ad bonam

- Quo ad fungsionam : ad malam

Page 8: Case Report Kista Baker

Case Report

KISTA BAKER

Oleh :

dr. Firdaus Muamar Sidiq

Pendamping:

dr. Ahmad Hadi Subeno

dr. Yus Winarti

DOKTER INTERNSHIP

Page 9: Case Report Kista Baker

RSU Z.A.PAGAR ALAM

KABUPATEN WAYKANAN

OKTOBER 2014

Page 10: Case Report Kista Baker

Massa yang paling banyak ditemukan pada fosssa politeal dihasilkan dari distensi

cairan pada bursa semimembran gastroknemius, massa ini biasa disebut dengan kista

popliteal atau kista Baker. Nama ini diambil dari Dr William Morrant Baker.Pada

tahun 1877, Baker menjelaskan 8 kasus kista periartikular yang penyebabnya adalah

cairan sinovial yang keluar dari sendi lutut dan membentuk kantong di luar sendi.

Osteoarthritis dan Charcot joint juga ikut menyertai kasus ini.

A.DEFINISI

Baker’s cyst adalah pembengkakan yang disebabkan oleh cairan dari sendi lutut

menonjol dibagian belakang lutut. Bagian belakang lutut disebut juga sebagai daerah

poplitea lutut. Baker’s cyst kadang-kadang disebut kista poplitea.

Kista poplitea atau Baker (gambar 1) merupakan distensi cairan dari bursa antara

tendon gastrocnemius dan semimembranosus melalui komunikan dengan sendi lutut.

Disebut juga bursa gastrocnemiosemimembranosus.

Page 11: Case Report Kista Baker

Gambar 1. Kista Baker

B. EPIDEMIOLOGI

Chatzopoulos et al menemukan bahwa kista Baker terdapat pada 72 dari 195 (37%)

pasien yang menderita osteoarthritis. Akumulasi dari deteksi abnormal dan secara

intensif pada fase awal bone scintigraphy secara signifikan lebih didapatkan pada

penderita osteoartritis yang memiliki kista baker dibandingkan dengan yang tidak

memiliki kista baker.Penulis menekankan bahwa variabel klinis dan radiografis tidak

dapat memprediksi keberadaan kista tersebut.

Sansone et al melaporkan 4.7% dari angka prevalensikista popliteal

pada 1001 pasien dewasa. lesi yang berhubungan adalah lesi

meniscal (83%), paling sering berhubungan dengan bagian

posterior meniscus medialis. Penulis juga menemukan 43% lesi

meniscal berhubungan dengan kerusakan kartilago sendi dan 32%

berhubungan dengan robekan bagian anterior dari ligamen.

Page 12: Case Report Kista Baker

Bagaimanapun juga, pada anak-anak, kista popliteal biasanya tidak

berhubungan dengan sendi lutut; pada kasus yang langka kista

terhubung dengan patologi intra-artikuler. Pada kebanyakan, kista

bisa hilang sendiri dan jarang memerlukan bedah eksisi.

Yang terpenting adalah selalu berpikir akan adanya kemungkinan

bahwa kista di sekitar lutut bisa terinfeksi seperti yang ditunjukan

pada sebuah laporan kasus langka kista popliteal terinfeksi

Neiserria gonorrheae.

C. ETIOLOGI

Kista baker diakibatkan oleh penumpukan cairan sendi yang

terjebak, yang menonjol dari kapsul sendi di belakang lutut sebagai

kantung yang menonjol. Penyebab dari penumpukancairan sendi

termasuk radang sendi rheumatoid, osteoarthritis, dan terlalu

banyak menggunakan lutut. Kista baker menyebabkan

ketidaknyamanan di bagian belakang lutut. Kista mungkin

membesar dan memanjang menurun ke dalam otot betis.

E. MANIFESTASI KLINIK

Gejala sangat mudah dikenali yakni terdapat tonjolan halus di

belakang sendi lutut atau di atas betis. Kista Baker biasanya tidak

menimbulkan rasa sakit sebelum pecah. Hal ini dapat menyebabkan

sakit ringan atau tidak nyaman di belakang lutut, terutamaketika

berolahraga. Jika kista pecah, bisa menyebabkan pembengkakan

Page 13: Case Report Kista Baker

yang menyakitkan. Gejala-gejala kista pecah serupa dengan

thrombophlebitis dari tungkai bawah.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta kadang melalui

pemeriksaan diagnostik.Diagnosis kista Baker secara efektif dengan MRI karena

distensi cairan dari bursa gastrocnemiosemimembranosus baik digambarkan pada T2-

tertimbang gambar MR aksial (Gambar 2). Cairan distensi bursa

gastrocnemiosemimembranosus adalah karakteristik pada sonografi, mirip dengan

yang di MRI.Namun, penelitian menentukan efektivitas sonografi dalam diagnosis

kista Baker dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil, kurangnya standar baku, dan

kriteria sonografi terdefinisi. Dalam penelitian Sonographic detection baker’s cysts

comparison with MRI mengevaluasi kemampuan sonografi untuk menggambarkan

kista Baker menggunakan MRI sebagai standar baku. Selain itu juga menentukan

karakteristik sonografi penting untuk diagnosis kista Baker memungkinkan

diferensiasi dari posterior jaringan lunak massa atau kista lainnya. Namun,saat ini

penggunaan ultrasonografi dalam mendiagnosis kista baker adalah yang tercepat dan

terefisien dalam biaya.Ultrasonografi (gambar 3) bisa mendeteksi apakah itu suatu

kista atau massa solid.

Gambar 2. Potongan sagittal, T2-tertimbang MRI dengan saturasi lemak pada lutut

memperlihatkan adanya efusi besar pada lutut dan kista baker.

Page 14: Case Report Kista Baker

G. DIAGNOSA BANDING

Bursitis

Bursitis adalah peradangan dari bursa. Bursa adalah struktur seperti kantong diantara

kulit dan tulang atau diantara tendon, ligamen dan tulang. Bursa dibatasi oleh

jaringan sinovial, yang memproduksi cairan yang melubrikasi dan mengurangi friksi

diantaranya.Bursitirs terjadi ketika garis sinovial menebal dan memproduksi banyak

cairan, menyebabkan rasa nyeri dan bengkak. Biasanya menyerang daerah olecranon

subacromial, olecranon,trokanter, per patellar,dan bursa infrapatellar.Gejala dari

bursitis bisa saja berupa nyeri, edeman eritema, localized tenderness atau gerakan

yang tebatas. Nyeri disebabkan oleh gerakan dari sendi yng spesifik, tendon, atau

keduanya.

Gambar 3. Gambaran ultrasonografi transversal dari pasien yang telah menjalani

arthroskopi memperlihatkan suatu kompleks, massa kistik (panah) pada bagian

medial fossa poplitea. Massa berhubungan dengan sendi lutut (kepala panah) yang

berupa kista baker

Page 15: Case Report Kista Baker

H. PENATALAKSANAAN

Konservatif :Ketika radang sendi menyebabkan pembengkakan lutut kronis, dokter

perlu mengeluarkan cairan dengan jarum (prosedur disebut aspirasi sendi) dan

menyuntikkan kortikosteroid dengan aksi lama (seperti triamcinolone acetonide)

untuk mencegah pembentukan kista baker. Jika kista sudah pecah, rasa sakit diobati

dengan nonsteroidal obat anti inflamasi (NSAID). Jika kista yang pecah

menyebabkan thrombophlebitis di vena popliteal, keadaan ini diobati dengan istirahat

di tempat tidur, mengangkat kaki, kompres hangat dan antikoagulan. Kadang-kadang,

antibiotika diperlukan juga. 

Operatif : menghilangkan kista dengan pembedahan merupakan pilihan jika tindakan

lain tidak efektif yaitu dengan eksisi.

Menurut sumber lain kista popliteal biasanya tidak di eksisi. Terapi bedah biasanya

dilakukanuntuk menyingkirkan penyebab. Terapi ini meliputi prosedur bedah

artroskopi pada lutut untuk melihat proses intraartikuler. MRI bisa sangat membantu

dalam menggiring rencana terapi.

Teknik Operasi

Penderita posisi miring dengan lutut yang terdapat kista baker diletakkan di

bawah.

Desinfeksi lapangan pembedahan → dipersempit dengan linen steril.

Incisi lazy S diperdalam lapis demi lapis melewati subkutis sampai dengan

masa kista.

Kista dibebaskan dari jaringan sekitarnya sampai dengan pangkal kista →

dipotong dan dilakukan kauterisasi sisa kantong kista.

Luka operasi kemudian ditutup lapis demi lapis

Page 16: Case Report Kista Baker
Page 17: Case Report Kista Baker

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Baker Cyst Imaging Author: Liem T Bui-Mansfield, MD; Chief Editor: Felix

S Chew, MD, MBA, EdM. diunduh dari http://www.medline.com. (tanggal 8

Oktober 2014)

2. Baker WM. On the formation of synovial cysts in the leg in connection with

disease of the knee-joint. 1877. Clin Orthop Relat Res. Feb 1994;(299):2-10.

[Medline]. Dalam Baker Cyst Imaging Author: Liem T Bui-Mansfield, MD;

Chief Editor: Felix S Chew, MD, MBA, EdM. diunduh dari

http://www.medline.com. (tanggal 8 Oktober 2014)

3. Chatzopoulos D, Moralidis E, Markou P, Makris V, Arsos G. Baker's cysts in

knees with chronic osteoarthritic pain: a clinical, ultrasonographic,

radiographic and scintigraphic evaluation. Rheumatol Int. Dec

2008;29(2):141-6. [Medline]. Dalam Baker Cyst Imaging Author: Liem T

Bui-Mansfield, MD; Chief Editor: Felix S Chew, MD, MBA, EdM. diunduh

dari http://www.medline.com. (tanggal 8 Oktober 2014)

4. Cystic Lesions About the Knee. Author: David M Gonzalez, MD, FACS;

Chief Editor: Carlos J Lavernia, MD, FAAOS diunduh dari

http://www.medline.com. (tanggal 8 Oktober 2014)

5. Sansone V, de Ponti A, Paluello GM, del Maschio A. Popliteal cysts and

associated disorders of the knee. Critical review with MR imaging. Int

Orthop. 1995;19(5):275-9. [Medline]. Dalam Cystic Lesions About the

Knee. Author: David M Gonzalez, MD, FACS; Chief Editor: Carlos J

Lavernia, MD, FAAOS diunduh dari http://www.medline.com. (tanggal 8

Oktober 2014)