case report forensik
DESCRIPTION
bTRANSCRIPT
![Page 1: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/1.jpg)
CASE REPORTPEMBUNUHAN ANAK SENDIRI
Oleh :
Anisa Nuraisa Djausal, S.Ked (1118011010)
Aryati Pratama Putri, S.Ked (1118011013)
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
![Page 2: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/2.jpg)
Puji dan syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus berjudul “Pembunuhan Anak Sendiri”. Adapun
penulisan laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada dokter pembimbing
yaitu dr. Winda yang telah bersedia memberikan bimbingan dalam penyusunan
laporan kasus ini, juga kepada semua pihak yang telah turut serta dalam
membantu penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya laporan kasus ini masih memiliki
banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan laporan kasus
ini. Akhirnya semoga laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat
bagi kita semua
Bandar Lampung, Januari 2016
Penulis
2
![Page 3: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa
dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku
pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk
melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan
bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil
hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat dilakukannya tindakan
menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada tanda-tanda
perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat, atau diberikan pakaian.2
Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental
emosional dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur
aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya dianggap dilakukan tidak dalam
keadaan mental yang tenang, sadar, serta dengan perhitungan yang matang.2
Untuk dapat menuntut seorang ibu telah melakukan tindak pidana
pembunuhan anak sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat
dilahirkan. Sebagai dokter forensik, tanda-tanda kehidupan sudah tidak ditemukan
lagi pada saat otopsi. Tanda yang masih dapat ditemukan adalah tanda pernah
bernapas di luar rahim. Hal tersebut menjadi sulit bila saat otopsi dilakukan,
jenazah bayi sudah berada dalam keadaan membusuk. Kesulitan juga dijumpai
pada saat menentukan sebab kematian bayi. Pada umumnya tidak terdapat
keterangan apapun mengenai jalannya persalinan dan keadaan bayi setelah
dilahirkan. Bila ditemukan tanda kematian akibat asfiksia, maka penyebabnya
harus ditentukan karena penyebab asfiksia tersebut adalah penyebab kematian
bayi.
Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per
tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah
kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1
kasus dalam 6-7 tahun).
3
![Page 4: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/4.jpg)
Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman pertama dari tiga halaman
BAB II
ILUSTRASI KASUS
PEMERINTAH PROPINSI LAMPUNGRUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK
Jl. Dr. Riva’i No. 6 Telp. 0721-703312 Fax. 703952BANDAR LAMPUNG
Nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016 Bandar Lampung, 19 Januari 2016Lamp :Perihal : Hasil Pemeriksaan Luar
Atas Nama Belum Diketahui
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan di bawah ini Laisa Muliati, dokter pada Rumah Sakit
Umum Daerah dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, atas permintaan tertulis
dari Rizal Effendi,SH, pangkat AKP, NRP. 72020003, jabatan Kasat Reskrim, atas
nama Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan, dengan suratnya nomor : VER /
02 / I / 2016 / Reskrim, tertanggal tujuh belas Januari tahun dua ribu enam belas.
Maka pada tanggal delapan belas Januari tahun dua ribu enam belas, jam sebelas
lebih lima belas menit waktu Indonesia barat, bertempat di ruang bedah jenazah
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, telah
melakukan pemeriksaan jenazah seorang bayi perempuan, dengan identitas yang
menurut surat permintaan tersebut adalah ------------------------------------------------------------------
Nama : Belum Diketahui -----------------------------------------------------------Jenis Kelamin : Perempuan-------------------------------------------------------------------Tempat tanggal lahir : --------------------------------------------------------------------------------Kewarganegaraan : Indonesia---------------------------------------------------------------------Agama : --------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan : --------------------------------------------------------------------------------Alamat : --------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pemeriksaan-------------------
4
![Page 5: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/5.jpg)
Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman kedua dari tiga halaman
Hasil Pemeriksaan ---------------------------------------------------------------------------------------------
Pemmeriksaan Luar : ----------------------------------------------------------------------------------------
1. Label mayat : Tidak ada ----------------------------------------------------------------------------------2. Tutup/ bungkus mayat : -----------------------------------------------------------------------------------
a. Kantong plastik bening, terdapat tulisan Identifikasi Badan Reserse Kriminal Polri Pus Inafis------------------------------------------------------------------------------
b. Satu helai kain panjang motif batik, warna coklat dan putih-------------------------------------3. Pakaian mayat : Tidak ada --------------------------------------------------------------------------------4. Benda disamping mayat : Kaos warana dasar putih, tanpa kerah, lengan
pendek, merk Diamond, pada bagian depan terdapat tulisan Pantai Mutun Bandar Lampung, dan terdapat gambar wahana permainan, dan gambar batang kelapa -------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Kaku mayat tidak dapat dinilai karena mayat sudah disimpan dilemari pendingin, lebam mayat terdapat pada hampir seluruh tubuh, berwarna ungu, tidak hilang pada penekanan------------------------------------------------------------------------------
6. Gizi baik, panjang tubuh empat puluh sembilan senti meter, berat dua ribu tujuh ratus gram, lingkar kepala tiga puluh satu senti meter, lingkar dada empat puluh senti meter-----------------------------------------------------------------------------------
7. Mata kanan dan kiri tertutup. Selaput bening mata kanan keruh, selaput bening mata kiri tampak berwana kemerahan. Teleng mata kanan dan kiri bulat, dengan diameter tiga mili meter. Warna tirai mata kanan dan kiri keruh. Selaput bola mata dan selaput kelopak mata kanan dan kiri pucat----------------------------------
8. Hidung dan kedua telinga berbentuk biasa, mulut terbuka satu senti meter, lidah tidak terjulur dan tidak tergigit--------------------------------------------------------------------
9. Dari lubang mulut, lubang hidung, lubang telinga dan dari lubang kemaluan tidak keluar apa-apa, dari lubang pelepasan keluar tinja lembek berwarna hitam---------------------------------------------------------------------------------------------------------
10. Luka - Luka : ---------------------------------------------------------------------------------------------a. Pada pipi kanan, tiga koma lima senti meter dari garis pertengahan
depan, nol koma lima senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet gores sepanjang enam mili meter------------------------------------------------------------------
b. Pada pipi kanan, dua senti meter dari garis pertengahan depan, nol koma lima senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet gores sepanjang enam mili meter--------------------------------------------------------------------------------------
5
![Page 6: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/6.jpg)
Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman ketiga dari tiga halaman
c. Pada pipi kiri, satu koma lima senti meter dari garis petengahan depan, nol koma lima senti meter di bawah sudut mata, terdapat luka lecet berbentuk titik----------------------------------------------------------------------------------------
d. Pada pipi kiri, dua senti meter dari garis pertengahan depan, satu koma dua senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet berbentuk titik---------------------
e. Pada pipi kiri---------------------
e. Pada pipi kiri, dua koma lima senti meter dari garis pertengahan depan, dua senti meter di bawah sudut mata, terdapat luka lecet ukuran lima mili meter kali empat mili meter------------------------------------------------------------------------
f. Pada sudut mata kanan sisi dalam terdapat luka lecet ukuran satu koma delapan senti meter kali satu koma lima senti meter--------------------------------------------
g. Pada cuping hidung sisi kanan terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter---------------------------------------------------------------------------------------------
h. Pada daerah antara bibir atas dan lubang hidung sisi kiri, satu koma dua senti meter dari garis pertengahan depan, nol koma lima senti meter di atas sudut mulut, terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter-----------------------
i. Pada lengan kiri sisi luar terdapat beberapa luka lecet berbentuk titik------------------------j. Pada lengan kiri atas sisi luar, empat koma lima senti meter di atas lipat
siku, terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter--------------------------------------11. Patah tulang : Tidak ditemukan-------------------------------------------------------------------------12. Lain – lain : ------------------------------------------------------------------------------------------------
a. Mayat sudah dalam keadaan proses pembusukan------------------------------------------------b. Tali pusat sudah dipotong rata empat senti meter dari pangkal tali pusat,
pada ujung potongan dibungkus dengan kain kassa berwarna putih---------------------------c. Perut sisi kanan bawah tampak berwarna hijau---------------------------------------------------d. Sebagian kulit lengan kiri sisi luar tampak terkelupas-------------------------------------------e. Sebagian kulit tungkai kiri dan kanan luar tampak terkelupas----------------------------------f. Bibir atas dan bawah tampak berwarna biru kehitaman-----------------------------------------
Kesimpulan :----------------------------------------------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan mayat seorang bayi perempuan ini ditemukan beberapa luka lecet gores dan luka lecet berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan satu buah luka lecet gores dan ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada lengan sisi luar. Perkiraan saat kematian kurang lebih dua puluh empat jam dari jam pemeriksaan----------------------------------------------------------------Sebab mati orang ini tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam ( tidak dilakukan outopsi ) -------------------------------------------------------
Demikian Visum Et Repertum ini dibuat dengan sebenar - benarnya, dengan
6
![Page 7: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/7.jpg)
menggunakan keilmuan saya yang sebaik - baiknya, mengingat sumpah sesuai pada waktu menerima jabatan-------------------------------------------------------------------
dokter tersebut di atas,
dr. Laisa Muliati, MARS
NIP. 1971 0220 200212 2 006
7
![Page 8: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB IIIPEMBAHASAN
Pemeriksaan korban ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal yaitu
dengan adanya permintaan dari penyidik dalam hal ini permintaan tertulis dari,
Rizal Effendi,SH, pangkat AKP, NRP. 72020003, jabatan Kasat Reskrim, atas
nama Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan, dengan suratnya nomor : VER /
02 / I / 2016 / Reskrim, tertanggal tujuh belas Januari tahun dua ribu enam belas,
dengan identitas yang menurut surat permintaan tersebut adalah bayi dengan nama
belum diketahui, atas korban yang diduga merupakan korban pembunuhan anak
sendiri. Permintaan dilakukan secara tertulis yang sesuai dengan pasal 133
KUHAP ayat 2. Jenazah bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak
sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati
kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (pasal
308). Pada kasus ini, harus dibedakan apakah bayi lahir mati atau lahir hidup,
karena bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus
pembunuhan atau penelantaran anak hingga menimbulkan kematian.
Dalam hal hasil pemeriksaan pada korban ini sudah memuat hasil
pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati terutama dilihat dan
ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan juga dilakukan
dengan baik secara sistematis dari atas ke bawah sehingga tidak ada yang
tertinggal. Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya,
koordinatnya (absis adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat
adalah jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis luka
atau cedera, karakteristiknya serta ukurannya. Rincian ini terutama penting pada
pemeriksaan korban mati yang pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan
kembali.
Pada pemeriksaan identitas ditemukan bayi perempuan, dengan panjang
badan 49cm, berat badan 2700gr, lingkar kepala 31cm, dan lingkar dada 40cm.
Pada pemeriksaan luar ditemukan beberapa luka lecet gores dan luka lecet
berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan satu buah luka lecet gores dan
ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada lengan sisi luar. Perkiraan saat
8
![Page 9: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/9.jpg)
kematian kurang lebih dua puluh empat jam dari jam pemeriksaan.
Pada saat pemeriksaa mayat sudah dalam keadaan proses pembusukan,
dengan keadaan tali pusat sudah dipotong rata empat senti meter dari pangkal tali
pusat, pada ujung potongan dibungkus dengan kain kassa berwarna putih. Perut
sisi kanan bawah tampak berwarna hijau, sebagian kulit lengan kiri sisi luar
tampak terkelupas, sebagian kulit tungkai kiri dan kanan luar tampak terkelupas,
dan bibir atas dan bawah tampak berwarna biru kehitaman.
Hal yang ditentukan pertama adalah apakah bayi tersebut baru dilahirkan.
Bayi yang tidak lama setelah dilahirkan adalah keadaan bayi baru lahir dan belum
dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi tersebut bukanlah bayi yang baru lahir.
Pada kasus ini tidak didapatkan adanya plasenta, namun tali pusatnya terpotong
tepat pada pangkalnya dengan tepi yang rata, dan sudah dibungkus dengan kain
kassa berwarna putih. Hal ini menunjukkan pada bayi tersebut telah dilakukan
perawatan. Namun tidak ditemukan pakaian pada jenazah bayi.
Selanjutnya adalah menentukan bayi tersebut dilahirkan hidup atau lahir
mati. Tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan adalah pernapasan
(paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis,
adanya pergerakan otot, sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan
hemoglobin, isi usus, dan keadaan tali pusat. Karena bayi tersebut ditemukan
dalam keadaan sudah menjadi jenazah, maka tanda kehidupan sudah tidak ada lagi
selain tanda pernah bernapas di luar rahim. Untuk menentukan hal tersebut, maka
perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Pernapasan mengakibatkan perubahan sifat
dan struktur jaringan paru yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan
makroskopik, mikroskopik, serta tes apung paru. Namun pada korban tidak
dilakukan pemeriksaan dalam maka tidak dapat ditentukan apakah jenazah bayi
tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati.
Kemudian, menentukan apakah bayi tersebut mampu hidup diluar
kandungan ibunya (viable) atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan,
didapatkan ukuran panjang badan (kepala-tumit) 49 cm, berat badan 2700 gram,
dan tidak ditemukan cacat bawaan yang berat. Kondisi ini sesuai dengan kriteria
bayi yang viable, berarti bahwa bayi tersebut mampu hidup di luar kandungan
setelah dilahirkan.
9
![Page 10: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/10.jpg)
Setelah itu, menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan dalam
kandungan. Umur bayi dapat ditentukan dari ciri-ciri eksternal, yaitu tulang rawan
daun telinga tipis dan setelah dilipat cepat kembali, diameter puting susu 3 mm,
garis telapak tangan dan telapak kaki 2/3 depan, dan dapat juga dengan
menggunakan rumus De Haas. Berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan pada
pemeriksaan yaitu panjang badan janin 49 cm, lingkar kepala 31cm, lingkar dada
40cm, dan berat badan 2700gr, dapat diperkirakan bahwa umur bayi dalam
kandungan berkisar antara 36-37 minggu yang dapat diartikan bahwa bayi
tersebut dilahirkan cukup bulan (matur). Pada jenazah bayi tersebut tidak dapat
ditentukan umur ekstra uterinnya yang disebabkan oleh sulitnya mengevaluasi
warna kulit dan perubahan tali pusat karena telah terjadi pembusukan.
Kemudian, perlu ditentukan apakah terdapat luka-luka yang dapat
dikaitkan dengan penyebab kematian. Pada pemeriksaan luar ditemukan beberapa
luka lecet gores dan luka lecet berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan
satu buah luka lecet gores dan ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada
lengan sisi luar. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam pada korban, maka sulit
untuk menemukan luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian.
Dasar Hukum menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)1, pembunuhan anak
sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang, yang terkait
masalah pembunuhan anak sendiri yaitu pasal 341, 342 dan 343. Adapun bunyi
pasal-pasal tersebut yaitu:
- Pasal 341: Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja
merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
- Pasal 342: Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan
rencana, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.
10
![Page 11: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/11.jpg)
- Pasal 343: Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau
pembunuhan berencana.
11
![Page 12: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan kasus pembunuhan anak sendiri di atas, dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, diantaranya :
1. Salah satu komponen penting dalam pengungkapan kasus kekerasan
seksual adalah visum et repertum yang dapat memperjelas perkara dengan
pemaparan dan interpretasi bukti-bukti fisik kekerasan seksual.
2. Dokter, sebagai pihak yang dianggap ahli mengenai tubuh manusia,
memiliki peran yang besar dalam pembuatan visum et repertum dan
membuat terang suatu perkara bagi aparat penegak hukum.
3. Pemerkosaan adalah tindakan menyetubuhi seorang wanita yang bukan
istrinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
4. Pada kasus di atas dilakukan Daerah kemaluan bagian bawah, antara liang
kemaluan dan anus (perineum) terdapat luka lecet. Tanda - tanda sex
sekunder belum berkembang.
5. Hukum yang berlaku sesuai kasus di atas dinyatakan dalam KUHP
(memberikan batasan anak di bawah umur adalah lima belas tahun) dan
KHA (memberikan batasan anak di bawah umur adalah delapan belas
tahun) sehingga dalam kasus ini pelaku dapat dikenakan sanksi berupa
pemerkosaan, pemerkosaan terhadap anak berdasarkan pasal 285 KUHP
dan persetubuhan dibawah umur berdasarkan pasal 287 KUHP.
12
![Page 13: Case Report Forensik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082412/56d6be7a1a28ab3016924c4e/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan
Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY. Available from: http://eprints.undip.ac.id
(accessed: 2011, Mei 28)
2. Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa
Aksara.
3. Budijanto, dkk. 1988.Pembunuhan Anak Sendiri. Jakarta: Bagian Kedokteran
Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Apuranto H, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
5. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997. Edisi pertama, cetakan
kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal. 165 – 176.
6. Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak
(Infanticide). Available from: http://www.fk.uwks.ac.id (accessed: 2011, Mei
28)
13