case report forensik

20
CASE REPORT PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI Oleh : Anisa Nuraisa Djausal, S.Ked (1118011010) Aryati Pratama Putri, S.Ked (1118011013) ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Upload: anisa-nuraisa-djausal

Post on 14-Apr-2016

232 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Forensik

CASE REPORTPEMBUNUHAN ANAK SENDIRI

Oleh :

Anisa Nuraisa Djausal, S.Ked (1118011010)

Aryati Pratama Putri, S.Ked (1118011013)

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

2016

KATA PENGANTAR

Page 2: Case Report Forensik

Puji dan syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan kasus berjudul “Pembunuhan Anak Sendiri”. Adapun

penulisan laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas

kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Rumah

Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada dokter pembimbing

yaitu dr. Winda yang telah bersedia memberikan bimbingan dalam penyusunan

laporan kasus ini, juga kepada semua pihak yang telah turut serta dalam

membantu penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya laporan kasus ini masih memiliki

banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan laporan kasus

ini. Akhirnya semoga laporan kasus ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat

bagi kita semua

Bandar Lampung, Januari 2016

Penulis

2

Page 3: Case Report Forensik

BAB I

PENDAHULUAN

Pembunuhan anak sendiri adalah suatu bentuk kejahatan terhadap nyawa

dimana kejahatan ini bersifat unik. Keunikan tersebut dikarenakan pelaku

pembunuhan haruslah ibu kandungnya sendiri dan alasan atau motivasi untuk

melakukan kejahatan tersebut adalah karena ibu kandungnya takut ketahuan

bahwa dia telah melahirkan anak, salah satunya karena anak tersebut adalah hasil

hubungan gelap. Selain itu, keunikan lainnya adalah saat dilakukannya tindakan

menghilangkan nyawa anaknya, yaitu saat anak dilahirkan atau tidak lama

kemudian. Patokannya dapat dilihat apakah sudah atau belum ada tanda-tanda

perawatan, dibersihkan, dipotong tali pusat, atau diberikan pakaian.2

Saat dilakukannya kejahatan tersebut, dikaitkan dengan keadaan mental

emosional dari ibu, seperti rasa malu, takut, benci, serta rasa nyeri bercampur

aduk menjadi satu, sehingga perbuatannya dianggap dilakukan tidak dalam

keadaan mental yang tenang, sadar, serta dengan perhitungan yang matang.2

Untuk dapat menuntut seorang ibu telah melakukan tindak pidana

pembunuhan anak sendiri, haruslah terbukti bahwa bayi tersebut hidup pada saat

dilahirkan. Sebagai dokter forensik, tanda-tanda kehidupan sudah tidak ditemukan

lagi pada saat otopsi. Tanda yang masih dapat ditemukan adalah tanda pernah

bernapas di luar rahim. Hal tersebut menjadi sulit bila saat otopsi dilakukan,

jenazah bayi sudah berada dalam keadaan membusuk. Kesulitan juga dijumpai

pada saat menentukan sebab kematian bayi. Pada umumnya tidak terdapat

keterangan apapun mengenai jalannya persalinan dan keadaan bayi setelah

dilahirkan. Bila ditemukan tanda kematian akibat asfiksia, maka penyebabnya

harus ditentukan karena penyebab asfiksia tersebut adalah penyebab kematian

bayi.

Di Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per

tahun dilakukan dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah

kekerasan tumpul di kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1

kasus dalam 6-7 tahun).

3

Page 4: Case Report Forensik

Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman pertama dari tiga halaman

BAB II

ILUSTRASI KASUS

PEMERINTAH PROPINSI LAMPUNGRUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK

Jl. Dr. Riva’i No. 6 Telp. 0721-703312 Fax. 703952BANDAR LAMPUNG

Nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016 Bandar Lampung, 19 Januari 2016Lamp :Perihal : Hasil Pemeriksaan Luar

Atas Nama Belum Diketahui

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM

Yang bertanda tangan di bawah ini Laisa Muliati, dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, atas permintaan tertulis

dari Rizal Effendi,SH, pangkat AKP, NRP. 72020003, jabatan Kasat Reskrim, atas

nama Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan, dengan suratnya nomor : VER /

02 / I / 2016 / Reskrim, tertanggal tujuh belas Januari tahun dua ribu enam belas.

Maka pada tanggal delapan belas Januari tahun dua ribu enam belas, jam sebelas

lebih lima belas menit waktu Indonesia barat, bertempat di ruang bedah jenazah

Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, telah

melakukan pemeriksaan jenazah seorang bayi perempuan, dengan identitas yang

menurut surat permintaan tersebut adalah ------------------------------------------------------------------

Nama : Belum Diketahui -----------------------------------------------------------Jenis Kelamin : Perempuan-------------------------------------------------------------------Tempat tanggal lahir : --------------------------------------------------------------------------------Kewarganegaraan : Indonesia---------------------------------------------------------------------Agama : --------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan : --------------------------------------------------------------------------------Alamat : --------------------------------------------------------------------------------

Hasil Pemeriksaan-------------------

4

Page 5: Case Report Forensik

Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman kedua dari tiga halaman

Hasil Pemeriksaan ---------------------------------------------------------------------------------------------

Pemmeriksaan Luar : ----------------------------------------------------------------------------------------

1. Label mayat : Tidak ada ----------------------------------------------------------------------------------2. Tutup/ bungkus mayat : -----------------------------------------------------------------------------------

a. Kantong plastik bening, terdapat tulisan Identifikasi Badan Reserse Kriminal Polri Pus Inafis------------------------------------------------------------------------------

b. Satu helai kain panjang motif batik, warna coklat dan putih-------------------------------------3. Pakaian mayat : Tidak ada --------------------------------------------------------------------------------4. Benda disamping mayat : Kaos warana dasar putih, tanpa kerah, lengan

pendek, merk Diamond, pada bagian depan terdapat tulisan Pantai Mutun Bandar Lampung, dan terdapat gambar wahana permainan, dan gambar batang kelapa -------------------------------------------------------------------------------------------------------

5. Kaku mayat tidak dapat dinilai karena mayat sudah disimpan dilemari pendingin, lebam mayat terdapat pada hampir seluruh tubuh, berwarna ungu, tidak hilang pada penekanan------------------------------------------------------------------------------

6. Gizi baik, panjang tubuh empat puluh sembilan senti meter, berat dua ribu tujuh ratus gram, lingkar kepala tiga puluh satu senti meter, lingkar dada empat puluh senti meter-----------------------------------------------------------------------------------

7. Mata kanan dan kiri tertutup. Selaput bening mata kanan keruh, selaput bening mata kiri tampak berwana kemerahan. Teleng mata kanan dan kiri bulat, dengan diameter tiga mili meter. Warna tirai mata kanan dan kiri keruh. Selaput bola mata dan selaput kelopak mata kanan dan kiri pucat----------------------------------

8. Hidung dan kedua telinga berbentuk biasa, mulut terbuka satu senti meter, lidah tidak terjulur dan tidak tergigit--------------------------------------------------------------------

9. Dari lubang mulut, lubang hidung, lubang telinga dan dari lubang kemaluan tidak keluar apa-apa, dari lubang pelepasan keluar tinja lembek berwarna hitam---------------------------------------------------------------------------------------------------------

10. Luka - Luka : ---------------------------------------------------------------------------------------------a. Pada pipi kanan, tiga koma lima senti meter dari garis pertengahan

depan, nol koma lima senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet gores sepanjang enam mili meter------------------------------------------------------------------

b. Pada pipi kanan, dua senti meter dari garis pertengahan depan, nol koma lima senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet gores sepanjang enam mili meter--------------------------------------------------------------------------------------

5

Page 6: Case Report Forensik

Visum Et Repertum nomor : 352 / 344 / 4.13 / I / 2016Halaman ketiga dari tiga halaman

c. Pada pipi kiri, satu koma lima senti meter dari garis petengahan depan, nol koma lima senti meter di bawah sudut mata, terdapat luka lecet berbentuk titik----------------------------------------------------------------------------------------

d. Pada pipi kiri, dua senti meter dari garis pertengahan depan, satu koma dua senti meter dibawah sudut mata, terdapat luka lecet berbentuk titik---------------------

e. Pada pipi kiri---------------------

e. Pada pipi kiri, dua koma lima senti meter dari garis pertengahan depan, dua senti meter di bawah sudut mata, terdapat luka lecet ukuran lima mili meter kali empat mili meter------------------------------------------------------------------------

f. Pada sudut mata kanan sisi dalam terdapat luka lecet ukuran satu koma delapan senti meter kali satu koma lima senti meter--------------------------------------------

g. Pada cuping hidung sisi kanan terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter---------------------------------------------------------------------------------------------

h. Pada daerah antara bibir atas dan lubang hidung sisi kiri, satu koma dua senti meter dari garis pertengahan depan, nol koma lima senti meter di atas sudut mulut, terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter-----------------------

i. Pada lengan kiri sisi luar terdapat beberapa luka lecet berbentuk titik------------------------j. Pada lengan kiri atas sisi luar, empat koma lima senti meter di atas lipat

siku, terdapat luka lecet gores sepanjang lima mili meter--------------------------------------11. Patah tulang : Tidak ditemukan-------------------------------------------------------------------------12. Lain – lain : ------------------------------------------------------------------------------------------------

a. Mayat sudah dalam keadaan proses pembusukan------------------------------------------------b. Tali pusat sudah dipotong rata empat senti meter dari pangkal tali pusat,

pada ujung potongan dibungkus dengan kain kassa berwarna putih---------------------------c. Perut sisi kanan bawah tampak berwarna hijau---------------------------------------------------d. Sebagian kulit lengan kiri sisi luar tampak terkelupas-------------------------------------------e. Sebagian kulit tungkai kiri dan kanan luar tampak terkelupas----------------------------------f. Bibir atas dan bawah tampak berwarna biru kehitaman-----------------------------------------

Kesimpulan :----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada pemeriksaan mayat seorang bayi perempuan ini ditemukan beberapa luka lecet gores dan luka lecet berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan satu buah luka lecet gores dan ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada lengan sisi luar. Perkiraan saat kematian kurang lebih dua puluh empat jam dari jam pemeriksaan----------------------------------------------------------------Sebab mati orang ini tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam ( tidak dilakukan outopsi ) -------------------------------------------------------

Demikian Visum Et Repertum ini dibuat dengan sebenar - benarnya, dengan

6

Page 7: Case Report Forensik

menggunakan keilmuan saya yang sebaik - baiknya, mengingat sumpah sesuai pada waktu menerima jabatan-------------------------------------------------------------------

dokter tersebut di atas,

dr. Laisa Muliati, MARS

NIP. 1971 0220 200212 2 006

7

Page 8: Case Report Forensik

BAB IIIPEMBAHASAN

Pemeriksaan korban ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal yaitu

dengan adanya permintaan dari penyidik dalam hal ini permintaan tertulis dari,

Rizal Effendi,SH, pangkat AKP, NRP. 72020003, jabatan Kasat Reskrim, atas

nama Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan, dengan suratnya nomor : VER /

02 / I / 2016 / Reskrim, tertanggal tujuh belas Januari tahun dua ribu enam belas,

dengan identitas yang menurut surat permintaan tersebut adalah bayi dengan nama

belum diketahui, atas korban yang diduga merupakan korban pembunuhan anak

sendiri. Permintaan dilakukan secara tertulis yang sesuai dengan pasal 133

KUHAP ayat 2. Jenazah bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak

sendiri (pasal 341, 342), pembunuhan (pasal 338, 339, 340, 343), lahir mati

kemudian dibuang (pasal 181), atau bayi yang diterlantarkan sampai mati (pasal

308). Pada kasus ini, harus dibedakan apakah bayi lahir mati atau lahir hidup,

karena bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus

pembunuhan atau penelantaran anak hingga menimbulkan kematian.

Dalam hal hasil pemeriksaan pada korban ini sudah memuat hasil

pemeriksaan yang objektif sesuai dengan apa yang diamati terutama dilihat dan

ditemukan pada korban atau benda yang diperiksa. Pemeriksaan juga dilakukan

dengan baik secara sistematis dari atas ke bawah sehingga tidak ada yang

tertinggal. Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya,

koordinatnya (absis adalah jarak antara luka dengan garis tengah badan, ordinat

adalah jarak antara luka dengan titik anatomis permanen yang terdekat), jenis luka

atau cedera, karakteristiknya serta ukurannya. Rincian ini terutama penting pada

pemeriksaan korban mati yang pada saat persidangan tidak dapat dihadirkan

kembali.

Pada pemeriksaan identitas ditemukan bayi perempuan, dengan panjang

badan 49cm, berat badan 2700gr, lingkar kepala 31cm, dan lingkar dada 40cm.

Pada pemeriksaan luar ditemukan beberapa luka lecet gores dan luka lecet

berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan satu buah luka lecet gores dan

ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada lengan sisi luar. Perkiraan saat

8

Page 9: Case Report Forensik

kematian kurang lebih dua puluh empat jam dari jam pemeriksaan.

Pada saat pemeriksaa mayat sudah dalam keadaan proses pembusukan,

dengan keadaan tali pusat sudah dipotong rata empat senti meter dari pangkal tali

pusat, pada ujung potongan dibungkus dengan kain kassa berwarna putih. Perut

sisi kanan bawah tampak berwarna hijau, sebagian kulit lengan kiri sisi luar

tampak terkelupas, sebagian kulit tungkai kiri dan kanan luar tampak terkelupas,

dan bibir atas dan bawah tampak berwarna biru kehitaman.

Hal yang ditentukan pertama adalah apakah bayi tersebut baru dilahirkan.

Bayi yang tidak lama setelah dilahirkan adalah keadaan bayi baru lahir dan belum

dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi tersebut bukanlah bayi yang baru lahir.

Pada kasus ini tidak didapatkan adanya plasenta, namun tali pusatnya terpotong

tepat pada pangkalnya dengan tepi yang rata, dan sudah dibungkus dengan kain

kassa berwarna putih. Hal ini menunjukkan pada bayi tersebut telah dilakukan

perawatan. Namun tidak ditemukan pakaian pada jenazah bayi.

Selanjutnya adalah menentukan bayi tersebut dilahirkan hidup atau lahir

mati. Tanda-tanda kehidupan pada bayi yang baru dilahirkan adalah pernapasan

(paru mengembang dan terdapat udara dalam lambung atau usus), menangis,

adanya pergerakan otot, sirkulasi darah dan denyut jantung serta perubahan

hemoglobin, isi usus, dan keadaan tali pusat. Karena bayi tersebut ditemukan

dalam keadaan sudah menjadi jenazah, maka tanda kehidupan sudah tidak ada lagi

selain tanda pernah bernapas di luar rahim. Untuk menentukan hal tersebut, maka

perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Pernapasan mengakibatkan perubahan sifat

dan struktur jaringan paru yang dapat dibuktikan dengan pemeriksaan

makroskopik, mikroskopik, serta tes apung paru. Namun pada korban tidak

dilakukan pemeriksaan dalam maka tidak dapat ditentukan apakah jenazah bayi

tersebut dilahirkan hidup atau lahir mati.

Kemudian, menentukan apakah bayi tersebut mampu hidup diluar

kandungan ibunya (viable) atau tidak. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan,

didapatkan ukuran panjang badan (kepala-tumit) 49 cm, berat badan 2700 gram,

dan tidak ditemukan cacat bawaan yang berat. Kondisi ini sesuai dengan kriteria

bayi yang viable, berarti bahwa bayi tersebut mampu hidup di luar kandungan

setelah dilahirkan.

9

Page 10: Case Report Forensik

Setelah itu, menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan dalam

kandungan. Umur bayi dapat ditentukan dari ciri-ciri eksternal, yaitu tulang rawan

daun telinga tipis dan setelah dilipat cepat kembali, diameter puting susu 3 mm,

garis telapak tangan dan telapak kaki 2/3 depan, dan dapat juga dengan

menggunakan rumus De Haas. Berdasarkan tanda-tanda yang didapatkan pada

pemeriksaan yaitu panjang badan janin 49 cm, lingkar kepala 31cm, lingkar dada

40cm, dan berat badan 2700gr, dapat diperkirakan bahwa umur bayi dalam

kandungan berkisar antara 36-37 minggu yang dapat diartikan bahwa bayi

tersebut dilahirkan cukup bulan (matur). Pada jenazah bayi tersebut tidak dapat

ditentukan umur ekstra uterinnya yang disebabkan oleh sulitnya mengevaluasi

warna kulit dan perubahan tali pusat karena telah terjadi pembusukan.

Kemudian, perlu ditentukan apakah terdapat luka-luka yang dapat

dikaitkan dengan penyebab kematian. Pada pemeriksaan luar ditemukan beberapa

luka lecet gores dan luka lecet berbentuk titik pada bagian wajah, serta ditemukan

satu buah luka lecet gores dan ditemukan beberapa luka lecet berbentuk titik pada

lengan sisi luar. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam pada korban, maka sulit

untuk menemukan luka yang dapat dikaitkan dengan penyebab kematian.

Dasar Hukum menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)1, pembunuhan anak

sendiri tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang, yang terkait

masalah pembunuhan anak sendiri yaitu pasal 341, 342 dan 343. Adapun bunyi

pasal-pasal tersebut yaitu:

- Pasal 341: Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak

pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja

merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan

pidana penjara paling lama tujuh tahun.

- Pasal 342: Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan

karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak

dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan

rencana, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.

10

Page 11: Case Report Forensik

- Pasal 343: Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang

diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau

pembunuhan berencana.

11

Page 12: Case Report Forensik

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan kasus pembunuhan anak sendiri di atas, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, diantaranya :

1. Salah satu komponen penting dalam pengungkapan kasus kekerasan

seksual adalah visum et repertum yang dapat memperjelas perkara dengan

pemaparan dan interpretasi bukti-bukti fisik kekerasan seksual.

2. Dokter, sebagai pihak yang dianggap ahli mengenai tubuh manusia,

memiliki peran yang besar dalam pembuatan visum et repertum dan

membuat terang suatu perkara bagi aparat penegak hukum.

3. Pemerkosaan adalah tindakan menyetubuhi seorang wanita yang bukan

istrinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.

4. Pada kasus di atas dilakukan Daerah kemaluan bagian bawah, antara liang

kemaluan dan anus (perineum) terdapat luka lecet. Tanda - tanda sex

sekunder belum berkembang.

5. Hukum yang berlaku sesuai kasus di atas dinyatakan dalam KUHP

(memberikan batasan anak di bawah umur adalah lima belas tahun) dan

KHA (memberikan batasan anak di bawah umur adalah delapan belas

tahun) sehingga dalam kasus ini pelaku dapat dikenakan sanksi berupa

pemerkosaan, pemerkosaan terhadap anak berdasarkan pasal 285 KUHP

dan persetubuhan dibawah umur berdasarkan pasal 287 KUHP.

12

Page 13: Case Report Forensik

DAFTAR PUSTAKA

1. Hadijah, Siti. 2008. Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan

Pembunuhan Bayi Di Wilayah DIY. Available from: http://eprints.undip.ac.id

(accessed: 2011, Mei 28)

2. Idries, A.M. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa

Aksara.

3. Budijanto, dkk. 1988.Pembunuhan Anak Sendiri. Jakarta: Bagian Kedokteran

Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

4. Apuranto H, Hoediyanto. 2007. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

5. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. 1997. Edisi pertama, cetakan

kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Hal. 165 – 176.

6. Hoediyanto. (Last Update: 2008, September 17). Pembunuhan Anak

(Infanticide). Available from: http://www.fk.uwks.ac.id (accessed: 2011, Mei

28)

13