case 4: jetblue and the veterans administration: the ... · menggunakan suatu atau beberapa cara...
TRANSCRIPT
Tugas : Pribadi (MID TEST) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen – PMB 561 Desen : Dr. Ir. Imam Suroso, MSc (CS)
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance
of IT Process
DISUSUN OLEH:
YUNIASTUTI WAHYUNINGSIH (P056111003.40E)
MB IPB
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 2
ABSTRACT:
Good IT processes are as important as hardware and software when it comes to creating business value through
the use of technology.
Keyword: IT processes, hardware, software, business value.
PENDAHULUAN KASUS SOAL NO. 1
Berdasarkan Wikipedia terminilogi Information Technology (IT) Planning adalah salah satu disiplin ilmu
Information Technology dan fokus dalam membuat perencanaan process dari investasi IT sehingga dapat
mempercepat, fleksibel dan tepat dalam pengambilan keputusan sejalan dengan prosesnya. Menurut forrester
research, terdapat beberapa Alat yang dapat digunakanuntuk menyediakan data dalam Perencanaan IT:
1. A Repository of Application Data
Perangkat perencanaan yang menyediakan data aplikasi inventori termasuk didalamnya
adalah cost, life cycle dan owner, sehingga perencana mendapatkan akses informasi yang
akurat untuk mengambilan keputusan.
2. Capability Maps
Dalam hal ini Forrester merekomendasikan menggunakan Capability Maps untuk
menghubungkan kemampuan IT untuk mendukung bisnis kritikal dari perusahaan. Software
ini menyediakan secara jelas grafik kemampuan IT mensupport bisnis terhadap teknologi IT itu
sendiri. Hal ini biasa disebut dengan IT roadmap.
3. Gap Analysis Tools
Sejajar dengan Capability Maps, alat perencanaan ini mencatat informasi tentang kemampuan
dan tantangan bisnis dimasa yang akan datang sesuai dengan bisnis strategi. Pengguna alat
perencanaan ini akan dapat memanfaatkan kemampuan dari alat ini untuk menentukan area
aman dalam kemampuan IT yang perlu dibangun, dikembangakan atau ditata ulang kembali
untuk mendukung stategi IT yang mendukung bisnis.
4. Modeling and Analytic Capability
Alat ini memudahkan tim perencanaan untuk menciptakan bebagai macam rencana, dimana
setelah itu akan dibandingkan satu dengan yang lain dalam hal manfaat, efek samping dan
resiko untuk setiap rencana. Selain itu, baik dan buruk dari arsitektur dan initiative saat ini
dalam sangat jelas terlihat. Hal ini akan membuat rencana menjadi tetap sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tim akan dapat melihat secara jelas agar dapat membuat rencana yang
jelas dan terarah.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 3
5. Reporting Tools
Report/Laporan ini menjadi acuan dalam pengambilan keputusan tim perencana. Contohnya
apakah perangkat IT mempunyai kemampuan redundant, sudah diupgrade atau belum atau
sesuai dengan pemasalahan budget. Sehingga keputusan untuk strategi IT akan dengan
mudah dijustifikasi.
Apa itu Data Repository?
Data respitory adalah logika atau terkadang fisikal data partial dalam beberapa database digunakan
untuk aplikasi tertentu atau sejumlah aplikasi tertentu. Sebagai contoh: beberapa database (revenue dan
expenses) digunakan untuk mendukung aplikasi finasial (A/R, A/P) terdapat dalam satu finasial data respository.
Database warehouse adalah sejumlah besar data repository dari semua bisnis sehubungan dengan
infotmasi termasuk didalam semua data histori dari organisasi bisnis yang menggunakan warehouse. Data
warehousing adalah sekumpulan proses dari bangunan data respository dalam format database relasi seingga
perusahaan dapat mendukung penggalian data berupa web atau teks untuk menjabar data dan transformasinya
atau menjumlahkan semuanya kedalam informasi yang dibutuhkan.
Gambar 1. Tipikal tujuh komponen standart meta data repository data model
Dalam kehidupan sehari hari, perusahaan menggunakan data warehousing untuk mengambil
keuntungan dari analisa competitive advantage, dan mendukung pengambilan keputusan melalui proses data
analisis yang comprehensive. Beberapa komponen penting dari data warehousing adalah Decision Support
Systems (DSS) dan Data Mining (DM).
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 4
Volume data dalam warehousing tumbuh secara eksponensial sehingga harus dipikirkan cara untuk
mengatasinya. Berdasarkan kebutuhan storage maka kebutuhan yang kritikal dalam mempertimbangkan
perkembangan data warehouse adalah high availability, high data volume, high performance and scalability,
simplification and usability dan easy management.
Apa itu capability map?
Capability map adalah model dari perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan, proses dan
fungsi perusahaan tersebut yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan bisnis dengan system IT yang
menjadikannya mungkin.
Sebuah perusahaan dikategorikan dengan melihat kemampuannya untuk menjalankan obyektif dari
bisnisnya. Dalam setiap kemampuan itu sendiri adalah sekumpulan aksi dari bisnis yang dijalankan seperti
merespon pemintaan layanan dari pelanggan atau mendifinisikan strategi sumber daya untuk produk baru.
Gambar 2. End to end service realization
Dalam business capability map, setiap kemampuan bisnis berhubungan dengan:
1. Business goals. Hal yang penting dalam capability map adalah dikarakteristikan berdasarkan hasil
yang dihasilkan oleh kapabilitas itu sendiri, yang ditampilkan dalam bentuk strategi, obyektif dan
matrik. Hal ini akan berhasil baik jika manajemen bisnis menentukan hasil spesifik dari setiap
kapabilitas, seperti contoh menurunkan biaya paket/km untuk kemampuan pengangkutan. Tetapi
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 5
hasil ini akan juga berguna bagi kapabilitas lainnya seperti contoh ide untuk percepatan waktu
produksi akan berimbas ke riset waktu ke pasar, pengembangan produk dan kemampuan
pembuatan produk.
2. Processes and functions – and the information they work on. Kemampuan-kemampuan bisnis
yang terdiri dari proses dan fungsi bisnis itu sendiri yang berjalan dalam dan antara bisnis itu sendiri
seperti contoh proses order untuk pengapalan terdiri dari kemampuan waktu untuk penjualan,
pengambilan order, pengaturan iventori dan pengapalan. Dan proses dan fungsi bisnis mempunyai
informasi dalam bidang tertentu itu, sebagai contoh proses pemesanan sampai pengapalan dan
aplikasi yang berhubungan dengan itu dimana pengaturan daftar pemesanan barang oleh customer
dibandingkan dengan inventori barang atu kemampuan pabrik untuk membuatnya.
3. The “bill of IT”. Capability map bisnis menggunakan “bill of IT” adalah sekumpulan hardware,
software dan IT services yang dibutuhkan untuk mensupport kapabilitas bisnis spesifik. Bill of IT
akan sederhana ketika digunakan untuk spesifik sistem tetapi akan menjadi menyulitkan ketika
sebuah sistem digunakan untuk mendukung beberapa kapabilitas seperti dalam virtualized data
center.
4. Full-state capability. Capability map dapat berdasarkan perbandingan kondisi “saat ini” dan kondisi
“saat akan datang”, yang menggambarkan perbedaan atau celah kemampuan, proses dan bil of IT
antara kedua kondisi tersebut. Dan karena model capability map terhadap target bisnis, organisasi,
proses dan informasi, kemampuan kondisi masa akan datang dapat dibentuk berdasarkan
perencanaan IT dan bisnis.
Apa itu gap analysis?
Walaupun istilah „gap analysis‟ Nampak sangat teknikal sekali, pada kenyataannya proses ini sangat
mudah untuk dimengerti. Dalam terminology yang sederhana, gap analysis adalah proses dimana bisnis dan
perusahaan saling berkaitan seperti bagaimana mereka saat ini dalam hal keuntungan, pelayanan, teknologi dan
lain lain dibandingkan dengan apa yang mereka akan menjadi dimasa yang akan datang dalam suatu area
tertentu.
Area antara kedua posisi tersebut dinamakan „gap‟ dan ketika gap ini bisa diidentifikasikan maka bisnis
dapat dengan tepat membuat aturan dan menciptakan stategi dengan tujuan memperkecil gap dan meraih goal
yang sudah ditetapkan. Gap analysis, baik yang formal maupun informal, merupakan sebuah proses baik dalam
bisnis atau individu selalu kita lakukan tiap harinya.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 6
Gambar 3. Gap analysis metodology
Proses gap analysis dapat berbagai macam cara start dari analisa stastistik yang kompleks hingga
pertanyaan yang sederhana seperti “dimana kita saat ini” dan “dimana kita akan berada dimasa yang akan
datang”. Biasanya yang paling banyak menggunakan alat gap analysis ini adalah project manager dan
anggotanya dimana secara tim mereka menguji pertanyaan sederhana tersebut dan membuat strategi untuk
mengisi celah gap tersebut. Beberapa alat dan stategi yang digunakan untuk mencapai proses ini termasuk:
Spreadsheets. Dimana tidak akan perdebatan bahwa proses gap analysis secara signifikan
dibantu dengan adanya program spreadsheets ini, yang sederhana maupun yang kompleks.
Spreadsheet ini memudahkan pengguna untuk menganalisa sejumlah data dalam spectrum
pelayanan yang luas seperti data finansial dan teknologi.
Survey. Survey adalah salah satu alat gap analysis yang cukup penting juga. Dengan melakukan
survey ke bebrapa department, pekerja dan pelanggan dari sebuah perusahaan, manajer
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai beberapa faktor yang menghalangi proses dan
dapat menerima masukan yang berharga untuk menghilangkan halangan tersebut.
Meeting. Ketika project manager melakukan pertemuan baik dengan divisi lain atau dengan
seluruh karyawannya mereka seringnya menemukan sebuah atau beberapa masalah dalam
pekerjaannya dan secara bersama berusaha menemukan penyelesaian melalui jalan terbaik agar
dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Apa itu modeling and analytic Capability?
Sudah bukan pertanyaan lagi saat ini business analytic adalah mainstream saat ini. Setiap bisnis
menggunakan suatu atau beberapa cara analitik yang terintegrasi untuk mencapai suatu keputusan dan proses
management.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 7
Untuk menjelaskan dan menghitung analytic capability, kita perlu mulai dari capability model terlebih
dahulu. SEI capability maturity model dari universitas Carnegie mellon memberikan pondasi yang bagus karena
mereka menekan pada kapabilitasnya terlebih dahulu. Model lainnya menjabarkan maturity modelnya masing
masing tetapi tanpa menekan pada kapabilitasnya dimana hal tersebut sebenarnya yang dibutuhkan disini.
Perbedaan antara capability level dan maturity level terlihat dalam gambar 4. Catatan, walaupun
secara penamaan ada beberapa level dalam table tersebut adalah sama, akan tetapi sebenarnya mereka
mempunyai arti yang jauh berbeda. Maturity Level didefinisikan dan diukur sebagai agregasi semua proses
dalam perusahaan. Capability level didefinisikan dan diukur untuk proses dari sebagian area dan area yang
ditargetkan. Pengertian proses kapabilitas ini merupakan hal yang penting untuk proses improvement, proses
integrasi dan evolusi menuju sebuah proses kolaborasi yang baru.
Gambar 4. Capability and Maturity Levels
Capability levels didifinisikan sebagai berikut:
Level 0 – Incomplete: Proses incomplete adalah hanya satu yang tidak perfomed atau hanya sebagian
yang performed. Tujuan proses secara specific tidak konsisten tercapai dan tidak ada proses tujuan perusahaan
yang tercapai.
Level 1 – Performed: Proses performed adalah satu yang secara konsisten menuju spesifik target area
proses. Hal ini mendukung dan memungkinkan pekerjaan yang diperlukan untuk menyediakan layanan untuk
area proses. Sekalipun pengembangan dari level 0, proses performed beresiko jika dilaksanakan tanpa
mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan perusahaan.
Level 2 – Managed: Proses managed memenuhi criteria level 1 dan mempunyai landasan infrastruktur
yang dibutuhkan untuk mendukung proses tersebut. Proses ini berisikan target perusahan demikian pula target
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 8
proses area. Proses secara berkesinambungan direncakan dan dijalankan, mempekerjakan ahli dibidangnya
serta mendapatkan sumber daya yang cukup dan keterlibatan pemegang saham. Dalam proses managed ini
terdiri dari monitor, control dan peninjauan kembali.
Level 3 – Defined: proses defined memenuhi criteria level 2 dan bila perlu mempunyai derajat
kekakuan yang besar dalam standar, penjelasan proses dan produksi untuk dapat dipelajari, dilakukan berulang-
ulang, mudah diperiksa, konsisten dalam hasil dan kemampuan produksi terhadap suatu hasil tertentu terhadap
suatu keadaan tertentu.
Level 4 – Quantitatively Managed: Proses Quantitantively Managed memenuhi seluruh criteria level 3
dan dikontol menggunakan teknik statistic dan teknik quantitative lainnya. Pengukuran target kualitas dan
kemampuan dibuat dan digunakan untuk mengendalikan proses. Kualitas dan kemampuan diukur dan
dikendalikan pada keseluruhan proses.
Level 5 – Optimizing: Proses optimizing memenuhi seluruh criteria level 4 dan secara
berkesinambungan di kembangkan melalui analisa dan pengertian terhadap permasalahan dalam proses yang
bervariasi. Metoda Statistical Process Control (SPC) digunakan untuk mencapai kedua perkembangan jumlah
dan inovasi.
Gambar 5. Capability and Analytic Roles
Untuk membentuk model analytic capability, dibutuhkan penambahan dimensi spesifik area untuk
analytic: aturan analytic dan penggunaan analytic. Gambar 5 menunjukan penambahan aturan untuk model
capability menggunakan dua aturan utama dalam praktis analytic: using analytic dan Creating analytic. Ini
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 9
penting utnuk menyadakan bahwa individu yang sama dimungkian dapat melakukan kedua aturan tersebut
misalnya sebagai konsumen analutic dan pengembang analytic.
Perpotongan antara setiap aturan pada setiap level sekarang menjadi lebih praktis untuk dilihat untuk
menentukan karakteristik spesifik yang diidentifikasikan pada setiap perpotongan. Seperti contoh, penggunaan
analytic di level 0 (incomplete) bisa melibatkan gambaran kesimpulan dan pengambilan keputusan berdasarkan
spreadsheet yang belum selesai dimana mungkin spreadsheet tersebut tidak akan pernah komplit. Persamaan
kondisi itu dimana creating analytic pada level 0 tersebut juga dapat menggunakan spreadsheet yang belum
selesai tersebut dimana pada saat tersebut adalah yang terbaik yang dipunyai. Kebalikannya,penggunaan
analytic level 5 dapat diaplikasikan performace scorecard untuk program intelligence bisnis sehingga secara
berkesinambungan dan sejalan antara intelligence bisnis dengan bisnis itu sendiri. Lebih lanjut analytic creation
pada level 5 dapat menggunakan metric untuk memonitoring dan mengembangkan kualitas data dan informasi
dalam intelligence bisnis program.
Gambar 6. Capability, Roles and Analytic Usage
Penambahan dimensi analytic usage menghasilkan capability model seperti dalam gambar 6. Dimensi
usage nampat pada tujuan dari analytic (macam analisa yang terbentuk). Ini termasuk performance
management, behavioral analysis, prediction and forecasting, cause-and-effect analysis, exploratory analysis
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 10
and discovery, dan text and spatial analytics. Itu semua adalah proses analytic dimana tergantung pada
capability assessment.
Apakah itu reporting tools?
Reporting software adalah secara sederhana adalah software yang menghasilan berbagai macam tipe
report. Akan tetapi masalah dengan difinisi yang sederhana itu, itu hanya sedikit komplit dan hanya
menyediakan ide kenyataan yang tidak jelas. Difinisi yang lebih tepat dan lebih baik untuk reporting software
adalah software yang secara efesien menghasilkan report yang mudah dibaca dengan mengambil format data
dari sumber data yang sudah ditentukan.
Dengan sumber data yang sudah ditentukan biasanya menghubungkan data yang tersimpan logical
dan semantikal secara benar dan baik, seperti database, report format lainnya, logs dan lain-lain. Fungsi dari
software reporting ini adalah mengambil data dari sumbernya dan menampilkan keseluruhan data secara ringkas
sehingga pemakai dapat mengambil kesimpulan yang sama.
Kualitas software reporting dapat disimpulkan sebagi berikut: “dengan meng-klik tombol report maka
seluruh report dan sub-reportnya akan ditampilkan oleh software reporting. Sebagai tambahan kemudahan dari
software reporting adalah dapat disesuikan dengan kemauan dari pemakai untuk template dari reporting
tersebut. Semua ini terjadi tanpa campur tangan manusia lagi”. Kenyataannya dalam kehidupan sehari hari
campur tangan manusia dan control adalah diperlukan dan mempunyai keuntungan sendiri.
Reporting yang ideal harus memiliki hal sebagai berikut:
1. Dibutuhkan sedikit campur tangan manusia. Keseimbangan antara perawatan manual dan otomatis
harus dibuat seimbang.
2. Dapat menangani “data extraction” sebagai bagian dari proses secara otomatis. Pengguna
mempunyai sumber data yang spesifik. Oleh karena itu maka software reporting ini harus mendukung
juga berbagai macam format data didalamnya.
3. Mendukung format report sebagai berikut:
Portable: report dapat dilihat dari berbagai macam computer dan dapat dikirim dari
berbagai macam media elektronik
Appealing: report harus mudah ditampilkan dengan tetap menampilkan informasi yang
penting
Simple: memahami apa yang ditampilkan oleh report ini harus mudah bagi
penggunanya
Compatible: file report seharusnya dapat dilihat menggunakan sebagian besar operating
systems. Hal ini tentunya diputuskan oleh pengguna utama report ini.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 11
4. Feleksibel. Dengan berjalannya waktu dimungkinkan format report dapat berubah. Perubahan ini
dapat diminta pada waktu yang tidak pasti tegantung dari permintaan pelanggan dan/atau manajemen.
Software reporting idealnya harus dapat menyimpan dan tidak menghapus informasi perubahan
tersebut sehingga jika dibutuhkan dapat ditampilkan kembali. Perubahan perubahan seperti ini
harusnya dapat dengan mudah dilakukan dalam software ini.
Gambar 7. Contoh reporting software
5. Mengikuti aturan standart. Software reporting ini idealnya terdapat mekanisme yang mengikuti aturan
standard. Software ini harus dapat menampilkan peringatan bila terjadi pelanggaran terhadap aturan
standard ini. Akan tetapi software juga harus dapat mendukung untuk format format yang tidak
standard juga.
PENJELASAN KASUS SOAL NO. 1
Question: Eric Brinker dari JetBlue mencatat bahwa database yang dikembangkan selama krisis tersebut belum
diperlukan karena perusahaan belum pernah mengalami kehancuran. Apa risiko dan manfaat yang terkait
dengan pendekatan ini untuk perencanaan IT? Berikan beberapa contoh dari masing-masing.
Answers: Pada kasus yang pertama, nampak jelas disini bahwa sebagai perusahaan penerbangan
yang besar seharusnya cuaca buruk adalah bukan sesuatu yang baru begitu pula dengan bagaimana mereka
mengembalikan jadwal penerbangan kembali normal dalam waktu yang reasonable. Sehingga menjadi
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 12
pertanyaan yang besar jika sebuah airlines gagal menghadapi situasi seperti ini. Disini JetBlue mempunyai
kekurangan yang sangat dibidang operation management dan crisis management.
Dalam pengambilan keputusan untuk membuat database crew yang baru pada JetBlue dimana diakui
oleh Juru Bicara Jetblue, Eric Brinker bahwa hal ini belum pernah direcanakan sebelumnya karena mereka
belum pernah melakukan perencanaan untuk kondisi yang sangat buruk. Pada saat itu JetBlue sedang
menghadapi krisis yang disebabkan oleh cuaca yang sangat buruk sehingga mengakibatkan ribuan jadwal
penerbangan tertunda. Hal ini dikarenakan regulasi yang tidak memungkinkan pesawat untuk take off dalam
kondisi landasan pacu yang sangat licin. Karena penundaan ini maka puluhan ribu calon penumpang yang
sudah akan berangkat tidak dapat diberangkatkan. Karena ketidaksiapan Jetblue dalam kondisi krisis sperti ini
sedangkan pada saat itu pihak JetBlue juga belum menerapkan sistem reservasi untuk mendukung re-booking
pesawat serta tidak didukung dengan system dispatcher untuk penjadawalan ulang rute dalam waktu yang
cepat.
Sehingga pembuatan database crew dilakukan dengan manual dengan cara pihak off air operator
JetBlue menguhubungi crew nya ataupun crew yang menghubungi off air operator untuk meng-update lokasi
mereka dan disesuaikan dengan sistem dispatcher mereka dimana beberapa data sudah tidak akurat lagi.
Dengan melakukan hal ini maka dengan cepat dan tepat petugas dapat dengan pasti mengetahui lokasi dari
seluruh crewnya dan dapat cepat pula menghungi mereka untuk bertugas kembali disaat cuaca sudah membaik.
Hal ini sangatlah beresiko dimana input dilakukan dalam kondisi krisis dan dilakukan secara manual serta untuk
proses peng-updatean data dilakukan melalui sambungan telepon. Dalam hal ini, pelaksanakan pembuatan
database ini juga mempunyai resiko juga karena tentunya tidak melalui proses Modeling and Analytic Capability
yang sesuai dan tanpa reporting yang lengkap karena sebelumnya tidak ada dalam perencanaan mereka untuk
sistem tersebut.
Pengambilan langkah ini sangat tepat sesuai dengan tahapan pertama dalam langkah perencanaan IT
adalah menggunakan sumber data yang tepat dan benar untuk memudahkan IT mendukung bisnis. Sumber
data ini diambil langsung dari crew dimana petugas pengumpul data menghubungi crew atau sebaliknya.
Dengan sumber yang sudah benar ini langsung dibandingkan dengan data yang terdapat disistem. Tanpa
melakukan ini, dengan sistem atau alat secanggih apapun tidak akan dapat menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi bisnis jika data yang disajikan tidaklah up to date dan tepat. Ketika data terkumpul dengan baik maka
sistem apapun yang akan menggunakan data ini sebagai sumbernya tidak akan menghasilkan sesuatu yang
tidak berguna, sehingga keputusan untuk melakukan penerbangan mana dan route kemana dengan crew yang
mana akan diambil dengan cepat, tepat dan efektif. Contohnya jika cuaca disuatu tempat sudah membaik dan
tujuan dari penerbangan itu sudah membaik pula, maka pesawat dapat diterbangkan, dengan begitu crew yang
ada disekitar daerah tersebut dapat dipanggil untuk bekerja.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 13
Gambar 8. Struktur Data Collection Application
Karena dalam kondisi krisis maka pembuatan database ini tanpa melakukan gap analysis. Hal ini akan
berakibat buruk jika ternyata perangkat IT yang ada tidak memadai untuk dipenuhi oleh data data seluruh crew
dan data pesawat. Jika ternyata harddisk atau memory tidak mencukupi maka pengisian dan pengambilan data
akan terjadi kesalahan, karena bagaimanapun sistem IT tergantung terhadap memory untuk melakukan
prosesnya. Lebih dari itu karena hal ini belum pernah direncanakan juga sebelumnya maka capability map pun
tidak dilakukan disini. Hal ini dapat berakibat terhadap pengisian data oleh orang yang tidak kompeten
dibidangnya sehingga akhirnya data yang dimaksudkan akan menjadi data yang sangat akurat yang kemudian
terjadi ternyata akan menjadi data yang tidak ada artinya.
Kesimpulan dari kasus ini dimana IT sebelumnya disalahkan karena kelebihan beban sehingga tidak
dapat mengakomodasi kondisi krisis tersebut. Justru sebetulnya dengan penerapan database tersebut IT
menjadi penolong JetBlue melewati masa krisis tersebut. Nampak jelas ketidaksiapan secara manajemen dalam
mengelola perusahan untuk menghadapi masa krisis adalah awal dari pokok permasalahan kondisi krisis yang
terjadi pada JetBlue dikemudian hari.
PENDAHULUAN KASUS SOAL NO. 2
Tujuan dari IT change management adalah untuk menyakinkan bahwasanya semua perubahan
terencana, dibicarakan, dicatat dan dilaksanakan dengan baik. Dua bagian terpenting dari change management
adalah:
Perencanaan – termasuk disini adalah checklist dari pengembangan yang komprehensif dari
semua step dibutuhkan untuk melakukan perubahan. Komponen terpenting dari perencanaan
ini adalah penjadawalan dan koordinasi dengan semua pihak yang terlibat. Permintaan
perubahan ini harus ditinjau dan disetujui oleh pimpinan dalam tim yang memasukan
permintaan tersebut.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 14
Komunikasi – dibutuhkan notifikasi awal ke IT manager, staff teknikal, dan pelanggan yang
akan terkena pengaruhnya tentang kapan dan bagaimana perubahan itu akan terjadi, dan
siapa saja yang akan terkena imbasnya. Dokumentasi mengenai perubahan ini, baik yang
berhasil ataupun tidak, harus tetap diselesaikan.
Langkah langkah berikut harus dilakukan untuk semua perubahan yang dapat mengakibatkan gangguan pada
sistem yang sudah berjalan.
a) Tentukan dan difinisikan batasannya
Saat kebutuhan perubahan telah diidentifikasi, pelaku perubahan harus mendefinisikan secara jelas
batasannya. Sedikit saja penyimpangan dari batasan tersebut, mengharuskan proses permintaan
perubahan diulangi dari awal. Semakin besar proyek harus dapat dipecah menjadi komponen
komponen kecil dimana setiap komponen tersebut melakukan proses permintaan perubahan yang
terpisah.
b) Kembangkan perencanaan
Pelaku perubahan harus membuat langkah langkah pelaksanaan perubahan secara detail dalam
perencanaannya, biasanya dalam bentuk format checklist. Prencanaan fallback harus ada dalam
rencana tesebut. Jika perubahan tidak berjalan seperti yang diharapkan, titik fallback harus ditentukan
secara spesifik baik kapan waktunya fallback harus dilakukan agar service tetap berjalan diakhir waktu
downtime.
c) Ditinjau oleh rekan kerja
Pelaku perubahan harus memberikan dokumen perubahannya untuk ditinjau oleh rekan kerjanya dan di
setujui. Format elektronik dapat digunakan untuk melakukan autorisasi dan document perubahan.
Rekan kerja mungkin saja akan meminta pelaku perubahan untuk datang ke pertemuan untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permintaan ini. Jika diperlukan, rencana
dari perubahan tersebut harus diubah sebelum rekan kerjanya menyetujui. Ketika rencana sudah
disetujui, rekan kerja akan menyetujui rencana tersebut dan meneruskan ke manajeman untuk
persetujuan akhir.
d) Menerima persetujuan
Pelaku perubahan harus mempunyai dokumen perubahan yang sudah disetujui oleh pimpinan dari tim
yang meminta perubahan. Formulir elektronik dapat digunakan untuk autorisasi banyak perubahan.
Pimpinan diminta persetujuan bisa saka meminta pelaku perubahan untuk menghadiri pertemuan agar
dapat bertanya jawab langsung tentang tujuan dari perubahan tersebut. Jika dibutuhkan, rencana
tersebut dapat sedikit dirunah sesuai dengan permintaan pimpinan.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 15
e) Tentukan pendukung pekerjaan dan buat jadwal
Pelaku perubahan harus melaku koordinasi mengenai perubahan tersebut dan jadwalnya. Perubahan
harus dijadwalkan pada saat pengguna layanan tersebut terkena imbas paling sedikit. Biasanya waktu
perubahan dilakukan jam 10:00pm – 06:00am. Pelaku perubahan diharuskan mengumumkan waktu
perubahan dua hari sebelum pelaksanaan kepada semua pihak yang terkait perubahan tersebut
termasuk didalam pelanggan yang terkena efeknya sehingga mereka mengetahui dan waspada
terhadap proses yang terjadi selama perubahan tersebut.
f) Dikomunikasikan dan didokumentasikan
Informasi mengenai permintaan perunahan tesebut harus diumumkan mengenai layanan dan waktu
perubahan tersbut. Justifikasi mengenai mengapa perubahan ini dibutuhkan harus juga dimasukan
beberapa informasi penting didalamnya antara lain:
Tanggal dan waktu perubahan dilakukan
Penjelasan singkat mengenai perubahan tersebut
Penjelasan singkat mengenai rencana back-out
Siapa saja yang akan terkena pengaruh besar
Perangkat atau layanan apa saja yang akan terkena pengaruh
Jika downtime dibutuhkan, maka lama layanan tersebut akan terganggu harus disebutkan
g) Akhir dari perubahan
Jika perubahan tesebut sudah dilakukan baik yang berhasil ataupun tidak, pekerjaan ini tetap harus
didokumentasikan dan disubmit pada akhir pekerjaan perubahan ini.
Jika dalam keadaan darurat dimana terjadi perubahan tanpa ada persetujuan sebelumnya oleh karena hardware
atau software yang bermasalah makan perunahan ini harus dilaporkan dan dimintakan persetujuan paling tidak
dalam waktu 24 jam, sesuai dengan jalur permohonan seperti dijelaskan diatas.
PENJELASAN KASUS SOAL NO. 2
Question: Dengan melihat ke belakang, kita sekarang tahu bahwa keputusan yang dibuat oleh Eric Raffin dari
VA untuk pemindahan ke situs Denver adalah yang benar. Namun, kegagalan terjadi untuk mengikuti prosedur
backup yang ditetapkan. Dengan informasi yang ia miliki saat itu, alternatif lain apa dia bisa dipertimbangkan?
Mengembangkan setidaknya dua dari alternative tersebut.
Answers: Perubahan adalah sesuatu yang sangat berat, apalagi jika melibatkan dalam skala yang
sangat besar. Dalam kasus VISTA system di VA mengalami gangguan di site Sacramento, Eric Raffin tidak
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 16
melakukan fail over ke Denver dimana Denver dan 11 region lainnya tidak mengalami gangguan. Dengan
asumsi jika permasalahan ada di software maka dengan sistem yang tersinkronisasi dengan baik maka file yang
rusak dari primary computer akan terduplikasi ke secondary computer, demikian seterusnya. Oleh karena itu
Eric Raffin tidak melakukan backup data ke Denver site hal tersebut dilakukan dengan maksud agar tidak
mengganggu site-site dibawah Denver.
Pada saat pertama kali tim di Sacramento mengetahui adanya permasalahan dalam sistem mereka,
dan melakukan troubleshooting maka dapat dilihat beberapa tanda dan gejala-gejala dari permasalahan
tersebut. Hanya saja pada saat itu Eric Raffin tidak mendapatkan data perubahan apa yang sedang dilakukan
terakhir kali sebelum problem ini terjadi. Dengan ketidak jelasan ini maka Eric Raffin tidak melakukan backup ke
Denver. Hal lain yang dapat dilakukan oleh tim di Sacramento adalah dengan melakukan backup untuk file-file
read only deserver atau melakukan taping backup dari data local PC dimana terdapat brief data mengenai
pasien local.
Pelajaran yang dapat diambil dari kasus VA untuk perusahaan yang menghadapi iniative manajemen
perubahan:
1. Pimpinan tertinggi harus benar-benar mempunyai komitmen yang sama untuk semua
pekerjaan itu.
2. Menyatukan semua tim untuk menjalan pekerjaan dengan pihak luar atau dalam sendiri adalah
suatu yang penting
3. Ketika sesuatu menghalangi kita dan mendorong kita untuk kembali sebelum perubahan,
kecepatan adalah menjadi faktor yang penting dibandingkan dengan menyelesaikan
consensus.
4. Antisipasi dengan semua lawan dan mencoba selalu selangkah didepan dengan melakukan
aksi dalam segala hal secara transparan.
5. Ciptakan rasa terhadap sesuatu yang penting, mengenali potensi permasalahan dan krisis
yang digunakan untuk memicu energy perubahan.
PENJELASAN KASUS SOAL NO. 3
Question: Sebuah perubahan kecil didokumentasikan mengakibatkan runtuhnya sistem VA, terutama karena
keterkaitan yang tinggi antar aplikasi. Apa sisi positif dari tingkat interkoneksi yang tinggi, dan bagaimana hal ini
bisa bermanfaat bagi pasien? Memberikan contoh-contoh dari kasus ini untuk membenarkan jawaban Anda.
Answers: High degree interconnection dapat diartikan sebagai hubungan secara langsung (interkoneksi)
antara dua atau lebih system IT dengan tujuan berbagi data atau sumber sumber informasi lainnya. Pada
dasarnya interkoneksi dapat dipaparkan dalam 4 bagian life-cycle, yaitu:
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 17
1. Planning the Interconnection
Pada cycle awal ini semua pihak harus menjabarkan dan mengevalusi semua aspek teknikal,
sekuriti dan administrasi yang relevan; dan membuat perjanjian yang mengatur manajemen,
operasi dan kegunaan interkoneksi ini.
2. Establishing the Interconnection
Kelompok interkoneksi ini akan melakukan mengembangan dan pelaksanaan interkoneksi
pada tahap ini. Termasuk dalam tahap ini adalah menjalankan atau melakukan konfigurasi
yang berhubungan dengan security.
3. Maintaining the Interconnection
Kelompok interkoneksi ini akan melakukan perawatan dalam hal ini untuk menjamin
kelancaran hubungan yang terlah dihubungkan. Hal ini untuk menjamin agar system yang
dibuat berjalan dengan baik dan aman.
4. Disconnected the Interconnection
Satu atau lebih dari anggota interkoneksi ini dapat melakukan pemutusan hubungan.
Pemutusan hubungan interkoneksi ini harus dilakukan dengan perencanaan yang matang agar
tidak mengganggu system dari pihak lainnya. Dalam kondisi emergency semua anggota
interkoneksi dapat melakukan pemutusan system interkoneksi secepatnya, tanpa
perencanaan.
Beberapa tujuan dan keuntungan melakukan interkoneksi ini, antara lain sebagai berikut:
1. Pertukaran data dan informasi antara user user dalam organisasi tersebut.
2. Melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan pada data yang menjadi property pihak lain.
3. Kolaborasi dalam project kerjasama.
4. Menyediakan komunikasi secara fulltime, 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
5. Menyediakan online training.
6. Menyediakan data yang terproteksi untuk data data yang penting dan file backup.
Dalam konsep IT centralization ini VA menciptakan banyak lapisan lapisan dalam bidang teknik, organisasi
dan aturan prinsip dan praktikal untuk mencapai tujuan. Lima prinsip yang dapat menjaga untuk mencapai
tujuan ini adalah:
Aligning – Menyelaraskan strategi IT VA dengan misi kesehatan.
Integrating – Dengan penyatuan system IT ini maka VA menyediakan layanan kesehatan terbaik yang
dimungkinkan untuk para veteran dan keluarganya.
Managing Risk – Harus diyakinkan seluruh data yang sensitive yang berhubungan dengan pasien dan
pekerja di VA harus aman.
CASE 4: JetBlue and the Veterans Administration: The Critical Importance of IT Process SIM
YUNIASTUTI W (P056111003.40E) - Hal 18
Managing Resourse – Diusahakan VA system personal dan procrument harus mendukung secara
menyeluruh tujuan dari IT yang aman di VA.
Measuring performance – menciptakan metric yang memungkinakan petugas VA dapat mengakses
lebih terhadap budget dan management didukung keseluruhan misi dari VA.
REFERENSI:
1. O‟Brien, James. 2000 Management Information System: Managing Information Technology in the
Internetworked Enterprise, Fourth Edition. McGraw-Hill.
2. Wikipedia, the free encyclopedia diakses di http://en.wikipedia.org/wiki/Information_technology
3. Official website JetBlue Airways diakses di https://trueblue.jetblue.com/
4. Official website Veteran Aminstration diakses di http://www.va.gov/