cardio to c ography

3
Cardiotocography (CTG) Cardiotocography atau CTG merupakan alat rekam untuk fetus heart rate (denyut jantung janin) yang diukur melalui transduser yang diletakkan di abdomen ibu (ibu dalam posisi setengah terbaring) juga dapat digunakan untuk pemeriksaan gerakan fetus. Disamping untuk mengukurdenyut jantung, transduser juga mengukur kontraksi uterus diatas fundus. Dilayar monitor CTG umumnya menunjukkan 2 garis, garis yang diatas menunjukkan denyut jantung janin/menit. Garis yang dibawah merekam kontraksi uterus. Alat ini dapat menilai aktifitas jantung padasaat his (kontraksi) maupun diluar his, serta menilaihubungan antara denyut jantung dengan tekanan intra uterine. Istilah-istilah yang biasa dipakai dalam penggunaan cartiotocography : Aktifitas basal jantung janin (baseline fetal heart action) : karakteristik deskriptif yang mencakup kecapatan, variabilitas denyut, aritmia janin, serta pola-pola lain seperti sinusoid/salsatorik. Denyut jantung janin (DJ) NORMAL : 120-160 bpm, pada garis baseline keadaan fetus heart rate stabil (tanpa akselerasi dan deselerasi) biasanya diukur dalam 5-10 menit. Bradikardia = jika denyut jantung kurang dari 120 bpm/menit (selama 2 menit), jika penurunan masih dalam rerata normal biasanya diakibatkan oleh penekanan kepala akibat posisi melintang/okciput posterior, bisa juga fetusnya dalam kondisi stress Takikardia = peningkatan denyut jantung melebihi 160 bpm/menit (selama lebih dari 2 menit), biasanya diakibatkan oleh demam ibu karena amnionitis (radang amnion), jika disebabkan oleh infeksi pada ibu biasanya tidak disertai oleh gangguan pada janin, Variabilitas Ireguralitas frekuensi denyut jantung (diatur oleh system saraf otonom)

Upload: ghanirahmani

Post on 17-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hm

TRANSCRIPT

Cardiotocography (CTG)Cardiotocography atau CTG merupakan alat rekam untuk fetus heart rate (denyut jantung janin) yang diukur melalui transduser yang diletakkan di abdomen ibu (ibu dalam posisi setengah terbaring) juga dapat digunakan untuk pemeriksaan gerakan fetus. Disamping untuk mengukurdenyut jantung, transduser juga mengukur kontraksi uterus diatas fundus.

Dilayar monitor CTG umumnya menunjukkan 2 garis, garis yang diatas menunjukkan denyut jantung janin/menit. Garis yang dibawah merekam kontraksi uterus. Alat ini dapat menilai aktifitas jantung padasaat his (kontraksi) maupun diluar his, serta menilaihubungan antara denyut jantung dengan tekanan intra uterine.

Istilah-istilah yang biasa dipakai dalam penggunaan cartiotocography :

Aktifitas basal jantung janin (baseline fetal heart action) : karakteristik deskriptif yang mencakup kecapatan, variabilitas denyut, aritmia janin, serta pola-pola lain seperti sinusoid/salsatorik. Denyut jantung janin (DJ) NORMAL : 120-160 bpm, pada garis baseline keadaan fetus heart rate stabil (tanpa akselerasi dan deselerasi) biasanya diukur dalam 5-10 menit.

Bradikardia = jika denyut jantung kurang dari 120 bpm/menit (selama 2 menit), jika penurunan masih dalam rerata normal biasanya diakibatkan oleh penekanan kepala akibat posisi melintang/okciput posterior, bisa juga fetusnya dalam kondisi stress

Takikardia = peningkatan denyut jantung melebihi 160 bpm/menit (selama lebih dari 2 menit), biasanya diakibatkan oleh demam ibu karena amnionitis (radang amnion), jika disebabkan oleh infeksi pada ibu biasanya tidak disertai oleh gangguan pada janin,

Variabilitas

Ireguralitas frekuensi denyut jantung (diatur oleh system saraf otonom)

Kalo variabilitasnya normal disebut variabilitas basal.

Variabilitas pendek : perubahan mendadak frekuensi denyut jantung, dari satu denyut ke denyut selanjutnya, variabilitas ini merupakan pengukuran interval antara 2 sistol jantung

Variabilitas panjang : Merupakan perubahan osilatorik yang terjadi selama 1 menit dan menyebabkan rekaman variabilitas basal bentuk gelombang.

Variabilitas NORMAL : 6-25 bpm

Akselerasi

Peningkatan mendadak denyut jantung,(peningkatan frekuensi denyut jantung diatas 15 menit selama kurang dari 2 menit) yang menyebabkan akselerasi antepartum, gerakan janin, stimulasi oleh kontraksi uterus, onklusitali pusat, dan stimulasi ketika pemeriksaan dalam. Akselerasi mencerminkan mekanisme control kardiovascular neurohormon yang terkait perilaku janin. Adanya akselerasi selama 30 menit pertama dan terahir pemeriksaan menunjukkan pertanda beik kesejahteraan janin. Kalo g ada akselerasi/tidak berespon terhadap stimulasi maka janin tersebut mungkin terkena asodemia. 2 akselerasi selama 20 menit menandakan keaktivan tendangan kaki/gerakan janin.

Deselerasi (Perlambatan denyut jantung)

Deselerasi dini : penurunan dan pemulihan bertahap yang menyertai kontraksi uterus biasanya terjadi seiring kompresi kepala fetus.

Deselerasi lambat : penurunan frekuensi denyut jantung secara mulus, gradual dan simetris yang dimulai pada saat setelah puncak kontraksi dan kembali ke basal setelah kontraksi berakhir.. Biasanya tidak disertai akselerasi, deselerasi lambat biasanya merupakan konsekuensi terjadinya hipoksia progresif yang menyebabkan kematian2-13 hari. Bisa jugaterjadi pada ibu yang disfungsi palsenta/aktivitas uterusnya tinggi

Deselerasi variable : Penurunan kecepatan yang mendadak dan jeles secara visual. Jarak deselerasi biasanya berfariasi dengan kontraksi berikutnya. Durasinya kurang dari 2 menit. Biasanya terjadi peling sering karena oklusi tali pusat (indikasi hipoksia/lilitan tali pusat)

TAnda tanda :

Janin normal pada saat kontraksi jika frekuensi denyut jantung tetap normal/tinggi dalam batasan normal, berarti cadanag oksigen janin baik (tidak hipoksia)

Janin Hipoksia tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi/perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufiensi plasenta)

Deselerasi dini : dalam bats normal, observasi kemungkinan akibat turunnya krpala atau reflex vasovagal

Deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera

Deselerasi variable : tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pda tali pusat dan lilitan pada tali pusat