cara saya menghadapi dingin saat mendaki

6
Cara Saya Menghadapi Dingin Saat Mendaki Gunung Filed under: General, Kumpulan Tips 16 Comments February 27, 2014 Men!adapi dininnya unun, ini "ara saya# $anya% teman yan bilan, saya ini tipe penda%i belau& 'ai% unun selalu !anya menuna%an pa%aian seperlunya, dan ta% perna! menuna%an sleeping bag pula %eti%a (a%tu istira!at tiba, pada!al dininnya naudzubillah& Kalau bole! )u)ur, se!arusnya bu%an belau, si!& *ebi! tepatnya meman gak punya, masa% mau ma%sa ba(a )ua& Kenapa gak pin)am teman+ $ole! si!, tapi# Tu%er pin)em sama %eril lu!, ya,- %atanya& Lah! Terus saya pa%e apa+ Karun+ Memin)am suatu baran %epada teman itu bisa dibilan susa!.susa! ampan& Conto!nya, ya itu tadi& Karena itula!, saya putus%an untu% membeli sleeping bag )ua pada a%!irnya& Sleeping bag mere% Meuter suda! di tanan& /an bisa dila%u%an beri%utnya tentu sa)a, Packing —%arena %eril tela! siap& Masu%%an sleeping bag yan baru dibeli %e %ompartemen ba(a!& Kamera dan %roni.%roninya di %ompartemen atas& api%an resletin& elesai& *alu, pa%aian, )a%et, peralatan !i%in, loisti%, dan lain.lain, ditaru! di mana+ !, iya ya# Masala! baru, mun"ul& aya tida% memper!itun%an u%uran sleeping bag yan beitu banya% mema%an tempat& 3%!irnya, terpa%sala! bon%ar %embali %ompartemen ba(a!, %arena %ompartemen atas suda! tida% mun%in diuta%.ati% lai& enu! terisi peralatan do%umentasi& $erta!un suda!, saya menanut pa!am light hiking, %arenanya u%uran %eril saya pun relati5 %e"il 4 liter& Karenanya pula, saat musim penda%ian tiba, saya !arus pandai.pandai memili! antara baran.baran mana sa)a yan !arus diba(a, dan baran.baran mana pula yan bisa dititip%an %e teman.teman lain& #eaa

Upload: tofan-nur-cahyadi

Post on 07-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengalaman

TRANSCRIPT

Cara Saya Menghadapi Dingin Saat MendakiGunungFiled under:General,Kumpulan Tips16 CommentsFebruary 27, 2014

Menghadapi dinginnya gunung, ini cara sayaBanyak teman yang bilang, saya ini tipe pendaki belagu. Naik gunung selalu hanya menggunakan pakaian seperlunya, dan tak pernah menggunakansleeping bagpula ketika waktu istirahat tiba, padahal dinginnyanaudzubillah.Kalau boleh jujur, seharusnya bukan belagu, sih.Lebih tepatnyamemanggakpunya, masak mau maksa bawa juga.Kenapagakpinjam teman?Boleh sih, tapi Tuker pinjem sama keril luh, ya, katanya.Lah!Terus saya pake apa? Karung?Meminjam suatu barang kepada teman itu bisa dibilang susah-susah gampang. Contohnya, ya itu tadi. Karena itulah, saya putuskan untuk membelisleeping bagjuga pada akhirnya.Sleeping bagmerek Meuter sudah di tangan. Yang bisa dilakukan berikutnya tentu saja,Packingkarena keril telah siap. Masukkansleeping bagyang baru dibeli ke kompartemen bawah. Kamera dan kroni-kroninya di kompartemen atas. Rapikan resleting. Selesai.Lalu, pakaian, jaket, peralatan hiking, logistik, dan lain-lain, ditaruh di mana?Oh, iya yaMasalah baru, muncul. Saya tidak memperhitungkan ukuransleeping bagyang begitu banyak memakan tempat. Akhirnya, terpaksalah bongkar kembali kompartemen bawah, karena kompartemen atas sudah tidak mungkin diutak-atik lagi. Penuh terisi peralatan dokumentasi.Bertahun sudah, saya menganut pahamlight hiking, karenanya ukuran keril saya pun relatif kecil34 liter. Karenanya pula, saat musim pendakian tiba, saya harus pandai-pandai memilih antara barang-barang mana saja yang harus dibawa, dan barang-barang mana pula yang bisa dititipkan ke teman-teman lain.#eaaSleeping bagsaya keluarkan dari kompartemen bawah. Satu per satu pakaian dan aksesoris seperlunya saya masukkan ke dalam keril, hingga kompartemen bawah terpadati. Rapikan resleting, danpackingpun selesai (lagi).Tapi sekarang, masalah berganti.Sleeping bagsaya tidak bisa dimasukkan.Akhirnya, daripada bongkar-bongkar lagi, saya putuskansleeping bagini disimpan di lemari saja. Masalah selesai. Sebagai alternatifnya, saya pinjam kembalisleeping bagmilik seorang temanyang berukuran lebih kecil. Untungnya boleh, Tapi, tuker pinjem sama keril luh, ya?Lah!Dia lagi.***Dari intro di atas, kelihatan ya, saya punyasleeping bagdan jaket gunung, yang, walaupungaksophisticated- sophisticatedamat, tapi cukup hangat. Masalah saya hanya terletak pada kemalasan membawaperalatan mendaki gunungyang memakan banyak ruang kerildalam kasus saya,sleeping bag.Sejak pertama kali dibeli, hingga saat ini, sangsleeping bagtak pernah terpakai sama sekali. Setelah bertahun-tahun, mungkin sekarang ia telah berubah menjadi sebuah benda pusaka yang terlalu keramat untuk sekedar dibawa ke mana-mana. Ia hanya boleh keluar pada saat terpaksa. Dalam artian, abang butuh uang, barang melayang.Pertanyaannya: Kenapa sejauh ini, hanyasleeping bagsaja yang saya titik beratkan?Karena, sejauh dan selama apapun kita mendaki,sleeping bagjelas memegang peranan yang amat vital saat kita istirahat menutup hariselain tenda dan pakaian hangat lain tentunya.Saat ritual mendaki gunung, Hope for the best, plan for the worst, adalah salah satu prinsip yang selalu saya pegang. Berkaitan dengan suhu dingin, Plan for the worst saya adalah dengan mempersiapkan diri, menanammindsetTarzanmampu bertahan hidup di dinginnya hutan walau hampir telanjangbahkan jauh hari sebelum ritual pendakian dilaksanakan.Tujuannya, agar otak dan tubuh saya dapat menerima kondisi dingin gunung, seperti halnya saat saya berada di rumah. Di gunung, tapifeels like home. DanmindsetTarzan inilah yang nantinya akan saya jadikansleeping bagpengganti.Lalu, bagaimanakah cara saya mencapai target tersebut? Ini dia langkah-langkahnya:Memulai sejak dari rumahKata orang, Pendidikan dimulai dari rumah. Karenanya, saya pun memulai pendidikan ini dari rumah. Alat-alat yang dibutuhkan cukup sederhana, dan selalu tersedia di rumah, jadi tak perlu lagi keluar uang. Cuma butuh sedikit kreatif. Dan, alat-alat itu adalah: Kipas angin. Untuk simulasi angin gunung, sekaligus sedikit menurunkan suhu ruangan (kamar tidur). Kipas angin diatur pada putaran tertinggi. Tikar. Untuk alas tidur, dari pinggang ke atas. Pinggang ke bawah, biarkan saja menyentuh lantai. Ubin(kosakata klasik untuk lantai). Pada malam hari, lantai rumah akan menjadi dingin, sehingga cocok untuk mensimulasikan suhu dingin gunung, yang biasanya merambat dari telapak kaki.Bagaimana cara menggunakannya? Ya, tidur saja menggunakan ketiganya setiap malam menjelang. Gampang kan? Lebih bagus lagi, kalau adaexhaust fan, atau pendingin ruangan (AC), sehingga simulasi aklimatisasi yang kita lakukan menjadi lebih optimal.Di sini, saya sengaja tidak menyalakan pendingin ruangan. Karena apa? Karena sayagakpunya. Sebagai solusi alternatifnya, saya biasa memanfaatkan AC kantor, mall, teman, tetangga, dan lain sebagainya. Jadi, di manapun ada kesempatan (AC), di situlah waktunya latihan.Pada titik ini hingga selesai masa pendakian nanti, sejatinya saya sedang merekayasa otak agar bisa menerima standar baru, yaitu suhu dingin. Karena itulah, sensasi dinginnyaharus dinikmatidantidak boleh dilawan. Sebab kalau tidak, hasil akhirnya akan sama saja seperti tidak melakukan latihan ini.Mindset,saya kondisikan untuk bisa menerima hawa dingin ini sebagai suatu hal yang biasa, sebagaimana saya terbiasa dengan suhu kota.Kombinasi lain yang bisa dilakukan adalah mandi pada waktu-waktu, di mana suhu air bak mandi telah menjadi lebih dinginbiasanya antara pukul 01.00-04.00 pagi. Kadang saya tambahkan dengan tidur bertelanjang dada. Sebenarnya, sekalian ronda, lumayan juga, selain keamanan kampung terjaga, saya juga bisa dapat pahala. Tapi tidak saya lakukan, kampung saya agak seram, bekas gusuran kuburan, takut jumpa mbak kunti atau mas genderuwo.Dalam perjalananPerjalanan ke luar kota biasanya membutuhkan waktu selama berjam-jam. Lamanya waktu tempuh ini, seringkali saya manfaatkan untuk mensimulasi aklimatisasidengan memanfaatkan sumber dingin yang banyak tersedia, entah itu dari alam (Angin Cuek), maupun buatan (Air Conditioner). Tentu saja, biaya yang dikeluarkan untuk menikmati masing-masing tipe ini berbeda-beda. Di mana tipe pertama lebih murah, sementara tipe kedua lebih mahal.Agar hasilnya lebih optimal, bila memungkinkan, saya akan memilih kendaraan yang memiliki jenis AC keduaAir Conditioner. Karena, selain besar-kecil debit udara dinginnya bisa kita atur sendiri (kecuali kendaraan dengan AC sentral), kendaraan umum berfasilitas AC, normalnya akan melarang siapa saja merokok di dalam kabin kendaraan tersebut walaupun tidak selalu begitu pada kenyataannya. Pelanggarnya biasanya hanya orang-orang bodohignoranceyang kampungan, yang senangnya mengambil hak orang lain secaradzalim.#CurhatColonganSupaya rekayasa aklimatisasi ini berjalan dengan mulus, saya mengatur debit dingin AC secara gradual, hingga ke titik yang sedikit lebih dingin (tidak nyaman) ketimbang yang bisa diterima tubuh saya.Maksudnya bagaimana?Begini, diasumsikan, batas nyaman temperatur yang bisa diterima tubuh saya adalah pada suhu 21 derajat celcius. Maka, berkaitan dengan kasus ini, saya akan menurunkan temperatur AC-nya ke level 20 atau 19 derajat celcius. Pada kondisi di mana, tubuh saya menjadi sedikit tidak nyaman.Pada transportasi umum, tentu sulit untuk mengetahui derajat celciusnya, apalagi kalau jenis AC-nya adalah AC sentral, di mana semua pengaturan dilakukan dari kontrol panel pengemudi. Kalau kasusnya seperti ini, cara mengakalinya, ya, tinggal bermain rasa saja, dengan pakai-lepas jaket sebagai alternatif pengontrol suhunya.Saat pendakianTidak semua kaki gunung bersuhu dingin, contohnya sepertiGunung Tujuh, di Jambi, danGunung Rinjani, di Lombok. Namun demikian, tak sedikit juga yang suhu dinginnya sudah terasa sejak kita berada di kaki-kaki mereka, seperti misalnyaGunung Semeru, di Malang-Lumajang dan Gunung Gede di Bogor.Dari yang saya perhatikan, beberapa orang akan langsung menggunakan pakaian hangat (jaket,sweater, kupluk, dan lain sebagainya), begitu mereka tiba di lokasi pertama (pos registrasi) pendakian. Alasan terbesarnya, tentu karena dingin.Apa yang mereka lakukan tidak salah, itu sudah menjadi naluri alamiah, saya pun kadang melakukannya. Tapi, khusus untuk perjalanan mendaki gunung, naluri tersebut sering saya kesampingkan, terutama untuk gunung-gunung yang memang terkenal dingin.Kebiasaan saya adalah menghindari langsung menggunakan pakaian hangat. Tujuannya untuk mengeskalasi tahap simulasi aklimatisasi yang sebelumnya telah saya lakukan, ke level aklimatisasi sesungguhnya. Dengan peralihan bertahap dan halus seperti ini, hasil akhir yang diharapkan tentu saja peningkatan daya tahan tubuh saya terhadap suhu dingin gunung yang akan didaki.Alasan lain menghindari penggunaan jaket selama proses pendakianmenujubasecamp/camp siteadalah, mengurangi pembakaran kalori secara berlebih, yang karenanya pula dapat menghemat tenaga. Beban (keril dan seisinya) yang dibawa saat mendaki gunung, ditambah jarak tempuh yang relatif jauh, saya anggap cukup untuk menghangatkan tubuh. Dan tak lupa, banyak minum untuk menjaga agar tubuh tidakdehidrasi.Dibasecamp/camp siteAktifitas gerak dibasecamp/camp site/ camping groundsetelah mendirikan tendabiasanya tidak terlalu banyak. Paling banter, mengambil air ke sumber air. Itu pun, kalau sumber airnya terletak cukup jauh.Tidak banyak gerak sama artinya dengan penghematan kalori. Sayangnya, penghematan kalori ini juga berdampak pada suhu tubuh yang semakin menurun. Bila sudah begini, sumber penghangat tubuh internal satu-satunya yang tersisa hanyalahmindsetTarzan seorang.Namun untuk bisa memanfaatkannya dengan kekuatan penuh, tubuh saya haruslah fit 100 persen. Karena, berdasarkan pengalaman, tubuh yang tidak fit membuat pikiran saya sulit untuk berkonsentrasi, sehingga mengakibatkan fokus otak terbagi-bagi, antara memperhatikan bagian tubuh yang sakit, atau pencapaianmindsetTarzan tadi.Dalam takaran ringan, tubuh yang tidak fit bisa mencaplok porsi konsentrasi yang cukup besarantara 25-50 persen. Bila kondisinya seperti ini, saya pilih untuk segera menggunakan pakaian hangat, dan berlama-lama di tenda, karena olahmindsetyang saya lakukan, seberapapun kerasnya, hanya akan berujung pada sia-sia.Apalagi, bila kondisi tidak fit (kondisi yang mengindikasikan gejala akan jatuh sakit) ini diperparah dengan datangnya sakit betulan, seperti meriang, flu, sakit kepala, dan lain-lain. Maka, dijamin 100 persen,mindsetTarzan tidak lagi bisa saya gunakan. Dengan kata lain, olahraga pikiran ini akan gagal bila salah satu dari ketiga penyebab di bawah ini terjadi: Kondisi tubuh yang tidak fit/dropatau sakit Terlalu lelah, sehingga kesadaran berangsur menurun Kegiatan fisik sama dengan nol, atau tidak ada sama sekali. Seperti pada saat mengantuk atau istirahat tidur malam sampai dengan 1 jam setelah bangun pagi di keesokan hari.TipsSedikit tips dari saya berkaitan dengan pakaian hangat, khususnya kaus kaki dan sarung tangan. Usahakan tidak berlebihan memakai keduanya, terutama saat tidur di malam hari. Karena, lapisan kaus kaki dan sarung tangan yang terlalu tebal dapat mengganggu peredaran darah.Selain dapat menyebabkan kram, aliran darah yang terganggu dapat membuat bagian telapak kaki dan tangan lebih cepat merasa dingin, karena suhu hangat dari bagian tubuh lain, yang seharusnya mengalir melalui darah, tidak terdistribusikan dengan baik ke bagian-bagian tersebut.***Bila kalian memperhatikan artikel ini sejak awal, tentu kalian tahu, kan, di mana letak kekuatan saya dalam menghadapi dingin saat mendaki gunung? Ya. Pengaturanmindsetadalah senjata utama saya. Saya lebih senang menitik beratkan pada optimalisasi kemampuan internal, ketimbang bergantung pada faktor eksternal. If you can dream it, you can achieve it, kata Criss Angel.Yang terakhir dan tak kalah pentingselama proses persiapan sampai dengan kegiatan pendakian selesaiadalah, mengutamakan istirahat yang berkualitas dan cukup. Mana enak mendaki gunung dalam keadaan sakit, ya kan?CATATAN: Persiapan mengatasi dingin ini, biasa saya lakukan mulai H-30, H-7, atau H-3. Semakin jauh rentang waktunya, tentu akan semakin baik hasil akhirnya. Semua proses ini lebih mudah dilakukan dalam keadaan fit. Sebab kalau tidak, tubuh akan mudah terpapar sakit, seperti masuk angin, gangguan pencernaan, pusing, dan lain sebagainya. Cara saya menghadapi dingin saatmendaki gunungini adalah berdasarkan pengalaman pribadi dan hanya berlaku sebagai hiburan dan informasi. Saya sangat tidak menyarankan kalian untuk mencobanya. Karena apa? Ya, capek aja. Hehe. Salam. [BEM]