capung sebagai media ilmu pengetahuan dan pariwisata pada siswa kelas xi ipa 1 sma n 1 batanghari

26
CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI Oleh : Ika Saputri Kenny Fadila Sari Resty Neli Prisiska Riska Septiyani Sintia Widiawati Syahyani Ulfa Putri DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BATANGHARI

Upload: sintiwidiawati

Post on 22-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas karya tulis ilmiah

TRANSCRIPT

CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI

Oleh :

Ika Saputri

Kenny Fadila Sari

Resty Neli Prisiska

Riska Septiyani

Sintia Widiawati

Syahyani Ulfa Putri

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BATANGHARI

SMA N 1 BATANGHARI

T.P 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis dengan Judul :

CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI

Oleh :

Ika Saputri

Kenny Fadila Sari

Resty Neli Prisiska

Riska Septiyani

Sintia Widiawati

Syahyani Ulfa Putri

Mengetahui,

Kepala SMA N 1 Batanghari Guru Pembimbing

Nuriwan Bhakti S.Pd Nurazani S.Pd NIP : 196502101988031009 NIP :

i

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

ABSTRAK.........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1.....................................................................................................Latar Belakan................................................................................................................1

1.2...................................................................................................Rumusan Masalah................................................................................................................2

1.3....................................................................................................Batasan Masala................................................................................................................2

1.4....................................................................................................Tujuan Penulisan................................................................................................................2

1.5...................................................................................................Manfaat Penulisan................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................3

BAB III PEMBAHASAN.................................................................................4

3.1 Sejarah Candi Gumpung........................................................................4

3.2 Candi Gumpung sebagai Media Ilmu Pengetahuan...............................6

3.3 Candi Gumpung sebagai Media Pariwisata...........................................63.4 Penemuan Araca Prajnaparamita..........................................................73.5 Penemuan Lubang Peripih.....................................................................9

BAB IV PENUTUP..........................................................................................11

4.1.........................................................Simpulan..............................................................................................114.2.........................................................Saran....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis dengan judul “Capung sebagai Media Ilmu Pengetahuan dan

Pariwisata pada Siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Batanghari”. Shalawat dan salam

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang senantiasa diharapkan

syafaatnya di dunia dan di akhirat kelak.

Dengan selesainya karya tulis ini, tidak terlepas bantuan dari berbagai

pihak, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Nuriwan Bhakti S.Pd selaku kepala SMA N 1 Batanghari.

2. Nurazani S.Pd selaku Guru Pembimbing.

3. Kepada kedua orang tua yang telah banyak berkorban, tak kenal lelah dan

waktu, terima kasih atas segala kesabarannya, do’anya, motivasi dan

semangat, serta dukungan materiil yang telah diberikan semoga Allah

SWT membalas dengan pahala berlipat ganda.

4. Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan saran dalam

pembuatan karya tulis ini.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini

yang belum begitu sempurna, sehingga kritik dan saran yang ilmiah dan

membangun amat penulis harapkan demi penyempurnaan karya ini. Semoga apa

yang tertuang dalam karya ini memberikan manfaat, khususnya bagi pengembang

ilmu pengetahuan.

Muara Bulian, Februari 2012

Penulis

ii

ABSTRAK

Situs Muara Jambi secara administratif terletak di Desa Muara Jambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi jambi. Nampaknya sampai saat ini harus diakui, bahwa tak semua siswa-siswi di Jambi tahu tentang situs Percandian Muara Jambi yang lebih khususnya Candi Gumpung. Jangankan mengunjunginya, mungkin dimana letak candi gumpung itu juga banyak yang tak tahu.

Dalam hal ini Candi Gumpung selain dimanfaatkan sebagai media penambah pengetahuan untuk siswa dalam pembelajaran sejarah, juga dapat dimanfaatkan sebagai media pariwisata bagi siswa kelas XI IPA 1 untuk menghilangkan rasa jenuh sebagai alternatif pembelajaran sejarah di luar sekolah dengan berkunjung ke situs Percandian Muara Jambi.

Dalam nuansa kegamangan seperti itu, rasa-rasanya dimensi kesejarahan perlu dikedepankan agar kita dapat memetik hikmah dari sejarah itu sendiri sebagai pembelajaran kita dewasa ini. Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat dalam penulisan karya ilmiah yang berjudul CAPUNG SEBAGAI MEDIA ILMU PENGETAHUAN DAN PARIWISATA PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI

Kata kunci : candi, media, pariwisata

iv

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang

Situs Muara Jambi secara administratif terletak di Desa Muara

Jambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muara Jambi, Provinsi Jambi.

Perhatian terhadap kepurbakalaan yang terdapat di Muara Jambi sudah

dimulai sejak tahun 1820 oleh Kapten S.C. Crooke, seorang perwira

kehormatan bangsa Inggris. Melihat tinggalan di Muara Jambi, Adam

menyimpulkan bahwa Muara Jambi merupakan sebuah Ibukota dengan

bangunan-bangunan yang dibuat dari bata atau batu Bambang Budi Utomo

(2011: 135). Salah satu tinggalan tersebut adalah Candi Gumpung.

Minimnya pengetahuan siswa mengenai tempat bersejarah yang ada

di Provinsi Jambi seperti Candi Gumpung yang terletak di kompleks

percandian Muara Jambi membuat banyak siswa kurang mengetahui

keberadaan Candi Gumpung, bahkan belum ada yang pernah mengunjungi

Candi Gumpung tersebut. Namun, banyak yang berkunjung ke Candi

Borobudur atau Prambanan tetapi tak pernah berkunjung ke candi di situs

Muara Jambi yang ada di wilayah sendiri.

Maka penulis membuat karya tulis ini untuk memberikan tambahan

pengetahuan khususnya kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Batanghari kelas

X1 IPA 1 mengenai Candi Gumpung yang merupakan salah satu Candi di

kompleks percandian Muara Jambi . Dengan judul Capung sebagai Media

Ilmu Pengetahuan dan Pariwisata pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA N 1

BATANGHARI.

1

I.2Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

bahwa :

Mengapa capung dijadikan sebagai media ilmu pengetahuan dan pariwisata

pada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI?

I.3 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan permasalah maka pembahasan hanya

difokuskan untuk siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.

I.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menambah ilmu pengetahuan

dan pariwisata siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Batanghari mengenai

Candi Gumpung.

I.5 Manfaat

Manfaat secara teoritis adalah untuk memberikan informasi dan

sebagai penambah pengetahuan sejarah dan pariwisata untuk siswa kelas XI

IPA 1 SMA N 1 Batanghari sehingga siswa dapat mencintai Candi

Gumpung sebagai sebuah peninggalan bersejarah yang patut untuk

dilestarikan.

2

BAB II

LANDASAN TEORI

Candi merupakan tempat beribadah umat Buddha dan Hindu yang

berbentuk bangunan dari bahan baku batu. Candi adalah bangunan kuno yang

dibuat dari batu sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja atau

pendeta-pendeta Hindu atau Buddha pada zaman dulu. (KBBI: 149). Candi dapat

menjadi media ilmu pengetahuan. Selain sebagai ilmu pengetahuan pada siswa,

candi juga sebagai media penghubung antara pengunjung dengan sejarah pada

masa lampau. Media adalah alat; perantara; penghubung (KBBI:569).

Media yang digunakan dalam karya tulis ini lebih di fokuskan ke Candi

Gumpung. Media adalah alat atau sarana untuk menyebarluaskan informasi (

http://id.wikipedia.org/wiki/Media ). Dalam hal ini media dijadikan sebagai acuan

untuk menambah pengetahuan siswa mengenai candi gumpung. Candi juga dapat

menjadi media pariwisata untuk siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.

Pariwisata tidak hanya berkunjung ke tempat-tempat wahana rekreasi

untuk mendapatkan hiburan tetapi dengan berwisata ke Situs Percandian Muara

Jambi kita juga mendapatkan hiburan sekaligus pengetahuan. Pariwisata

berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan turisme (KBBI:649).

Situs percandian Muaro Jambi merupakan salah satu objek pariwisata untuk siswa

kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.

Selain itu juga Candi dijadikan sebagai tempat rekreasi yang bisa menghilangkan

rasa jenuh bagi siswa.

3

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Candi Gumpung

Gumpung artinya terputus atau tidak utuh. Candi Gumpung adalah candi

pertama dan terbesar di kompleks percandian Muara Jambi yang penulis kunjungi.

Candi tersebut memegang arti yang sangat penting dalam kompleks percandian

Muara Jambi karena Candi Gumpung dikelilingi oleh pagar keliling dengan

ukuran panjang pagar di sebelah utara 152,30 m ; sisi selatan 151,70 m ; sisi barat

150 m ; dan sisi timur 149,50. Berdasarkan laporan purna pugar perwara Candi

Gumpung pada 1993, Candi Gumpung terletak diantara 103˚ 22’- 103˚ 45’ BT

dan 1˚ 24’- 1˚ 33’ LS pada ketinggian 14,69 m di atas permukaan air laut.

Bangunan yang terbentuk dari tumpukan bata merah ini tampak rata dan

rapih berbentuk empat persegi. Didepannya pintu masuknya ada sebuah patung

Makara. Konon seharusnya patung Makara ini ada 2 buah di kanan dan kiri pintu

masuk candi, tetapi satu buah patung Makara diamankan dan disimpan di

Museum di Palembang. Petunjuk mengenai tahapan pembangunan Candi

Gumpung dapat diketahui dari tulisan singkat yang digoreskan bata beberapa buah

bata yang dikumpulkan di museum lapangan. Secara paleografis Boechari

membedakan bentuk huruf dari tiga masa yaitu periode pertama antara

pertengahan abad ke-9 sampai permulaan abad ke-10 Masehi, bersamaan dengan

tulisan pada kertas-kertas emas dari lubang peripih; periode kedua dari

pertengahan sampai akhir abad ke-10 Masehi; dan periode ketiga dari abad ke-11-

12 Masehi (Boechaari1984).

Kelompok Candi Gumpung terletak sekitar 200 meter ke arah baratdaya

candi tinggi, dan secara administratif kelompok candi ini masih terletak di Desa

Muara Jambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi.

4

Keadaan permukaan tanahnya datar dengan ketinggian sekitar 14 meter d.p.l.

disekeliling lokasi candi, terutama disisi utara dan barat, masih merupakan hutan

sekunder dengan tanaman pohon duku, durian, cempedak, pisang, dan semak

belukar. Di sebelah utara terdapat parit Johor, sedangkan disebelah barat terdapat

parit Melayu. Disebelah kiri depan dari Candi Gumpung ini ada sebuah Menapo

yang dilindungi bangunan dengan atap sederhana, tanpa dinding.

Candi Gumpung dan sekitarnya terletak di atas tanggul alam purba yang

lebarnya lebih kurang 700 m dan membujur searah Sungai Batanghari. Posisi

Candi Gumpung berada di sebelah selatan Sungai Batanghari dengan jarak sekitar

600 m. Terdapat rawa belakang yang selalu digenangi air di sebelah utara dan

barat daya candi. Perbedaan ketinggian dataran tanggul alam purba dengan air

sungai maupun rawa belakang berkisar antara 0,5 – 2 m. Kondisi tanah

permukaan Candi Gumpung pada umumnya datar kecuali di beberapa tempat

tertentu terdapat semacam cekungan yang diduga sebagai kolam. Masih di dalam

kompleks Candi Gumpung juga ditemukan menapo atau gundukan tanah yang

terdiri dari bata-bata kuno.

            Stratigrafi tanah di dalam kompleks Candi Gumpung terdiri dari top soil

sebagai lapisan teratas, kemudian disusul lapisan lempung berdebu dengan warna

coklat kekuningan berbercak hitam, pecahan kerikil kuarsa, dan tanah konkresi

coklat bertekstur halus sampai kedalaman 120 cm serta lapisan pasir halus yang

telah mengalami pelapukan sebagai lapisan terbawah.

Candi Gumpung, dibangun pada bidang tanah yang ditinggikan.

Berdasarkan keadaan alamnya yang sebagian besar masih berupa rawa-rawa dan

banyaknya saluran batuan dan sungai disekitar kompleks percandian, maka dapat

diperkirakan bahwa dulunya daerah kompleks percandian tersebut merupakan “

daerah air “ tetapi pengamatan posisi susunan bata lapis demi lapis, baik secara

vertikal maupun horisontal, tidak menunjukkan bahwa kerusakan bangunan

disebabkan keadaan atau kontur tanah. Demikian pula penambahan bangunan

tahap kedua, walaupun bangunan kedua hanya ditambahkan begitu saja tanpa

perhitungan konstruktif. 5

3.2 Candi Gumpung sebagai Media Ilmu Pengetahuan

Dari sisi kesejarahan situs percandian Muara Jambi tak pelak lagi

merupakan media pembelajaran, lahan penelitian para ahli Arkeologi dan pakar

Sejarah Lokal, Nasional, bahkan Internasional. Candi Gumpung dapat dijadikan

sebagai media penambah pengetahuan di bidang sejarah karena memiliki nilai

budaya yang tinggi sebagai peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya sehingga patut

diketahui oleh siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 BATANGHARI.

Mata pelajaran sejarah dianggap penting manakala mata pelajaran sejarah

dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan perasaan bangga terhadap sejarah

bangsanya. Namun demikian, permasalahan yang menyebabkan ketidaknyamanan

siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah salah satunya adalah masalah model

pembelajaran sejarah. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, pembelajaran sejarah

cenderung hanya menceritakan sejarah itu sendiri tetapi tidak dengan

memperkenalkan atau menunjukkan bukti nyata ke tempat yang dianggap

bersejarah. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik, dan

tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari

sebuah peristiwa sejarah. Untuk menjaga dan melestarikan situs-situs bangunan

bersejarah, maka perlu adanya kunjungan atau karya wisata sebagai model

pembelajaran di sekolah. Salah satunya kunjungan ke situs percandian Muara

Jambi dengan kunjungan tersebut siswa khususnya kelas XI IPA 1 SMA N 1

BATANGHARI tidak hanya mengetahui pengetahuan alam tetapi juga

pengetahuan sosial.

3.3 Candi Gumpung sebagai Media Pariwisata

Situs Percandian Muara Jambi mempunyai potensi handal bagi

kepariwisataan daerah Jambi, sedangkan di sisi lain dapat mengisi mata rantai

pencarian salah satunya Candi Gumpung seperti penduduk setempat yang

6

memanfaatkan lokasi dengan adanya sewa sepeda bagi pengunjung yang ingin

menikmati suasana di kompleks percandian Muara Jambi hanya dengan

membayar uang Rp 10.000 hingga Rp20.000 . Masyarakat Provinsi Jambi belum

benar-benar mengetahui wisata yang baik bagi wisatawan domestik maupun

wisatawan luar negeri.

Pemerintah Provinsi Jambi memberikan sarana dan insfrastrutur jalan

yang cukup baik, terutama dengan pembangunan Jembatan Batanghari II untuk

memudahkan akses wisatawan untuk mengunjungi Candi Muaro Jambi seorang

wisatawan, baik luar ataupun domestik, bisa sampai ke Candi Muaro Jambi. Dari

sudut pandang potensi daerah, maka kedudukan Situs Percandian Muara Jambi

merupakan sumber potensi penerimaan daerah maupun masyarakat dan juga

merupakan sumber devisa negara dari sektor kepariwisataan.

Selain itu Candi Gumpung memiliki daya tarik sendiri dari beberapa candi

yang ada di situs percandian Muara Jambi yang dilihat dari struktur bangunan

antara bangunan pertama dengan bangunan kedua, demikian pula antara bangunan

kedua dengan berikutnya, susunan batanya tidak terikat, melainkan disusun begitu

saja tanpa merubah bagian-bagian disain bangunan sebelumnya. Di luar bangunan

pertama terdapat bangunan yang yang susunannya menutupi bangunan pertama.

Melalui potongan utara-selatan dan barat-timur tampak bahwa bangunan kedua

disusun menempel pada bangunan pertama.

Di samping itu juga terdapat kesan bahwa bangunan kedua telah

ditinggikan melebihi bangunan pertama, sehingga menarik perhatian tersendiri

pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 BATANGHARI dari Candi yang ada di situs

percandian Muara Jambi.

7

3.4 Penemuan Arca Prajnaparamita

Suleiman (1983: 202) dan Nik Hassan Shuhaimi (1984: 352) berpendapat

bahwa penggambaran arca Prajnaparamita dari Muara Jambi mirip dengan arca

Prajnaparamita dari Sinhasari yang memiliki periode, yaitu dari abad ke-13

Masehi.

Arca Prajnaparamita adalah Arca yang ditemukan di Candi Gumpung,

Desa Muara Jambi, Kec.Maro Sebo, Kab. Muara Jambi, tahun 1978. Sedangkan

tempat penyimpanan di Site Museum, Muara Jambi. Arca ini terbuat dari bahan

batu dengan tinggi 82 cm, keadaan rusak pada bagian kepala dan kedua tangan

hilang. Arca digambarkan duduk dengan kedua kaki dilipat mendatar, saling

bertumpu (duduk bersila) dan kedua telapak tangan diarahkan ke atas. Tangannya

yang berjumlah dua dalam sikap witarkamudra. Rambutnya ditata menyerupai

bentuk mahkota dan ikal-ikal rambut terlihat menjurai di bagian tengkuk dan

diatas kedua bahu.

Pakaian yang dipakai berupa kain yang tipis, berhias motif “ceplok”

(bahasa Jawa) dan panjang hingga pergelangan kaki. Bagian tepi sebelah bawah

dari kain tersebut tampak digambarkan berlipit-lipit bulat, dan menutupi tempat

duduk arca. Sebagai pengikat kain dipakai sampur bermotif lingkaran bulat-bulat,

dan tampak simpul berbentuk pita pada bagian belakang badan (agak di bawah

punggung). Ujung-ujung sampur menjurai di bagian depan dan menyentuh asana.

Tali kastanya berupa untaian manik-manik. Jenis perhiasannya berupa

kalung berjumlah dua untai, sepasang gelang lengan berhias bunga, sepasang

gelang tangan berhias bunga, sebuah ikat dada, dan sepasang gelang kaki. Di sisi

kiri arca terlihat setangkai padma.

Jika dilihat dari perhiasan dan pakaian yang digambarakan cukup raya dan

juga munculnya setangkai padma di sisi badan arca mencirikan bahwa arca

8

Prajnaparamita dari Muara Jambi dapat dimasukkan dalam kelompok arca-arca

yang bergaya seni Jawa Timur, yaitu dari Sinhasari. Dugaan bahwa arca

Prajnaparamita dari Muara Jambi bersala dari abad ke-13 Masehi dapat

didasarkan pada ciri-ciri tersebut.

3.5 Penemuan Lubang Peripih

Peripih Candi Gumpung ditemukan di Desa Muara Jambi, Kec. Marosebo,

Kab. Muara Jambi tahun 1984, sedangkan tempat penyimpanan di BP-3 Jambi.

Peripih ini terbuaat dari bahan lembaran emas dengan ukuran 24 lembar kertas

emas, rata-rata berukuran sekitar 1,5 x 4 cm. Ditulis dalam bahasa dan aksara

Jawa Kuno sekita abad ke-9-10 Masehi

Isi Lubang Peripih Candi Gumpung

LUBANG ISI PERIPIH

JML BUNYI TULISAN

A capuk emas 1    batu mulia 39    padma dari emas 1    lempengan emas polos 1    potongan emas bundar      bertulisan dan bergambar bunga 1 ta  lempengan emas bertulisan 4 om wajraratna hu?      om wajrakarma hu?      om wajrapasa hu?      om wa...       B batu mulia 12    lempengan emas polos 1    potongan emas 22    fragmen wadah perunggu      lempengan emas bertulisan 8 om wajrahasa hah      om wajrahetu tran      om wajradharma om      om bajrayaksa hu?      om bajramusti ba?      om wajraratna om      om wajraraksa hu?      om- raja an

       F capuk emas 1    batu mulia 10    lempengan emas polos 1    ptongan emas 6    lempengan emas bertulisan 6 om wajraraga hoh  (1 lempengan ditulis pada satu sisi)   om wajrasadhu ah

     om dhanadaya swaha

      om bajra om hu?      om wajrasatwa hu?      om bajra--tra hu?      wajrankusa jah       G batu mulia 8    potongan emas 5    lempengan emas bertulisan 1 om wajraraja jah       H batu muia 8    potongan emas 6         I batu mulia 8    potongan perunggu      potongan emas 1    lempengan emas bertulisan 1 om bajrasphota om       J batu mulia 1    potongan emas 1    lempengan emas bertulisan 1 om bajranrttye

10

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Candi Gumpung dapat dijadikan sebagai media ilmu pengetahuan dan

pariwisata bagi siswa kelas XI IPA 1 SMAN 1 BATANGHARI karena

merupakan salah satu alternatif pembelajaran sejarah yang dapat menunjang siswa

agar lebih menyukai pembelajaran sejarah itu sendiri dengan kunjungan ke situs

percandian Muara Jambi. Selain itu, dengan dijadikan Capung sebagai media

pengetahuan dan pariwisata siswa mengenal adanya warisan sejarah di Provinsi

Jambi sehingga siswa lebih mencintai daerah sendiri dan turut untuk

memperkenalkan warisan tersebut kepada masyarakat luar.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan dan pembahasan karya tulis secara keseluruhan,

penulis memberikan saran agar pembaca menjaga dan melestarikan Candi

Gumpung khususnya kepada masyarakat Jambi dengan mengunjungi Kompleks

Percandian Muara Jambi dan mensosialisasikan Candi itu sendiri kepada

masyarakat dalam negeri maupun kepada masyarakat luar negeri. Selain itu

penulis juga mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat untuk turut

memberikan dukungan baik moriil ataupun sarana yang dibutuhkan di Kompleks

Percandian Muara Jambi.

.

11

Daftar Pustaka

M. Moeliyono, Anton. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Perum Balai Pustaka.

Noor, Junaidi T. 2011. Mencari Jejak Sangkala. Jambi : Pusat Kajian Pengembangan Sejarah dan Budaya Jambi.

Utomo, Bambang Budi. 2011. Kebudayaan Zaman Klasik Indonesia di Batanghari. Jambi : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.

http://candi.pnri.go.id/pengantar/index.htm

http://herulegowo.wordpress.com/2010/03/30/candi-purba-muaro-jambi/

http://id.shvoong.com/books/novel-novella/2150479-pengetahuan-tentang-candi/

http://lib.unnes.ac.id/9969/

http://minoritaskiri.multiply.com/journal/item/4/Menyisir_Gumpung_hingga_Ke

mbar_Batu