campuran biner ii
DESCRIPTION
polsriTRANSCRIPT
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
CAMPURAN BINER II
Disusun Oleh :
Ade Lestari (061430401245)
Dinda Juwita (061430401247)
Febrina Putri Romadhoni (061430401249)
Lisa Andriani (061430401251)
Mien Agustina Basemah (061430401255)
M. Ade Saputra (061430401258)
Nurul Fadillah (061430401261)
Kelompok 1 / 2 KD
Instruktur : Dr. Martha Aznury, M.Si.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2014/2015
CAMPURAN BINER II
(KESETIMBANGAN UAP CAIR PADA SISTEM BINER)
I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat menentukan sifat biner dengan membuat diagram temperature
versus komposisi
2. Dapat menentukan indeks bias campuran
II. Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang digunakan
Erlenmeyer 250 ml ( 6 Buah )
Thermometer 10-100°C ( 1 Buah )
Gelas ukur ( 2 Buah )
Seperangkat alat destilasi ( Seperangkat/ 1 set )
Corong gelas ( 1 Buah )
Aluminium foil ( Seperlunya )
Bola karet ( 2 Buah )
Botol aquadest ( 4 Buah )
Batu didih ( 6 Buah )
b. Bahan yang digunakan
Aseton ( CH3COCH3 ) ( 200 ml )
Chloroform ( CHCL3 ) ( 200 ml )
III. Gambar Alat (Terlampir)
V. Dasar Teori
Suatu larutan dikatakan sebagai larutan ideal bila :
1. Homogen pada seluruh system mulai dari mol fraksi 0-1
2. Tidak ada entalpi pencampuran pada waktu komponen-komponen
dicampur membentuk larutan (H pencampuran= 0)
3. Tidak ada volume pencampuran artinya volume larutan= jumlah volume
komponen yang dicampurkan ( v pencampuran)
4. Memenuhi hokum roult :
P1= x1 ∙ Po
Dimana :
P1= tekanan uap larutan
P2= tekanan uap pelarut murni
X1=mol fraksi larutan
Dalam larutan ideal sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat
komponen yang lain. Sehingga sifat larutan yang dihasilkan terlrtak diantara
kedua sifat komponennya. Contoh system benzene-toluena, sedangkan larutan non
ideal adalah larutan yang tidak memiliki sifat-sifat diatas.
Larutan ini dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Larutan non ideal deviasi positif yang mempunyai volume ekspansi.
Dimana akan menghasilkan titik didih maksimum pada system campuran
itu. Contoh: system aseton-karbon disulfide dan system HCl-air.
b. Larutan non ideal deviasi negative yang mempunyai volume kontruksi.
Dimana akan menghasilkan titik didih minimum padan system campuran.
Contoh : system benzene-etanol dan sistem Aseton – chloroform.
Dalam percobaan ini komposisilarutan mempunyai harga mol fraksi
larfutan untuk membuat diagram T-X maka harga x dihitung pada tiap-tiap titik
didih tetapi dengan mengukur indeks bias pada beberapa komposisi tertentu dari
larutan.
X1=a P1/m2
aP1/m2+b P2/m2
M1 = massa molekul aseton, 48 dan M2 = massa molekul CHCl3 : 119,5.
T T T
x x x
Larutan – Ideal HCl – Air Aseton – CS2
ETANOL
Produk kimia dan identifikasi :
- Nama produk : etanol
- Sinonim : etilalkohol, alcohol fermentasi, brain alcohol
- Nama kimia : etanol
- Formula kimia : C2H6OH
Identifikasi bahaya
- Kontak dengan mata
Gangguan mata, dapat menyebabkan kepekaan terhadap cahaya, dapat
menyebabkan kerusakan kimia.
- Tertelan
Menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan ditandai mual, muntah
dan diare.
- Kontak dengan kulit
Menyebabkan slarosis pada ekstremitas.
- Terhirup
Iritasi saluran pernapasan.
- Terhirup Serius
Menyebabkan efek sistem syaraf pusat rusak, pusing, koma, ISPA,
efek kecanduan dan sesak napas.
KLOROFORM
Produk kimia dan identifitas :
- Nama Produk : kloroform
- Sinonim : titroklorometana
- Nama kimia : kloroform
- Formula kimia : CHCl3
Identifikasi bahaya :
- Efek kesehatan akut
Bahaya jika terjadi kontak dengan kulit, mata, terhirup dan tertelan.
- Efek kesehatan kronis
Efek karsinogenik : efek mutagenic terhadap sel sosmatik mamalia dan
bakteri.
Pertolongan Pertama :
- Kontak dengan mata
Segera basuh mata dengan air ± 15 menit.
- Kontak dengan kulit
Segera basuh kulit dengan air, tutupi kulit yang teriritasi dengan
emmolient.
- Terhirup
Segera hirup udara segar, jika tidak dapat bernapas beri napas buatan
atau beri oksigen.
- Terhirup serius
Segera evakuasi korban ke daerah yang aman. Longgarkan pakaian
ketat. Beri oksigen atau beri resuskitasi mulut ke mulut.
V. Kesalamatan Kerja
Dalam melakukan percobaan ini digunakan jas praktikum dan kaca mata,
sarung tangan dan masker pelindung, tidak menghirup zat yang digunakan. Dalam
memakai reflaktometer sebelum dan sesudah dipakai dibersihkan lensanya dengan
zat cair organic sebagai pembersih.
VI. Cara Kerja
1. Mencatat massa jenis zat yang digunakan dari table atau menentukan
dengan aerometer.
2. Menentukan indeks bias etanol murni dan kloroform murni
menggunakan reflaktometer.
3. Menentukan indeks bias campuran dengan perbandingan :
- Etanol : 100 ml 80 ml 60 ml 40 ml 20 ml 0 ml
- Kloroform : 0 ml 20 ml 40 ml 60 ml 80 ml 100 ml
4. Untuk setiap campuran yang didestilasi, dicatat titik didih dan uapnya
masing – masing larutan. Destilat diambil dengan pipet dilihat indeks
biasnya kemudian residu juga ditentukan indeks biasnya.
VII. Data Pengamatan
No Nama Zat BM (gr/mol) Titik Didih Density (gr/ml)
1. Etanol 46,07 gr/mol 78 0C 0,78 gr/ml
2. Kloroform 119,38 gr/mol 61,2 0C 1,48 gr/ml
KomposisiIndeks
Bias Sebelum
Titik Didih (0C)
Titik Uap (0C)
Indeks Bias
SesudahResidu
Etanol 100 mlKloroform 0 ml
1,448 - - - -
Etanol 20 mlKloroform 80 ml
1,384 55 56 1,381 1,385
Etanol 40 mlKloroform 60 ml
1,384 56 54 1,389 1,390
Etanol 60 mlKloroform 40 ml
1,412 59 57 1,422 1,380
Etanol 80 mlKloroform 20 ml
1,422 65 55 1,431 1,402
Etanol 0 mlKloroform 100 ml
1,402 - - - -
VIII. Perhitungan
Penentuan Komposisi Etanol Dan Kloroform
Density etanol = 0,78 gr/ml
Etanol Murni
M = P × V
= 0,78 gr/ml × 100 ml
Kloroform Murni
M = P × V
= 1,48 gr/ml × 100 ml
= 148 gr
Penentuan Fraksi Mol
Etanol 20 ml
M = P × V
= 0,78 gr/ml × 20 ml
= 15,6 gr
Kloroform 80 ml
M = P × V
= 1,48 gr/ml × 80 ml
= 118,4 gr
mol etanol=massaBM
¿ 15,646,07
¿0,338mol
mol kloroform=massaBM
¿ 118,4119,38
¿0,991mol
x etanol= moletanolmol etanol+mol kloroform
¿ 0,3380,338+0,991
¿0,254mol
x kloroform= mol kloroformmol etanol+molkloroform
¿ 0,9910,338+0,991
¿0,746mol
Etanol 40 ml M = P × V
= 0,78 gr/ml × 40 ml
= 31,2 gr
Kloroform 60 ml
M = P × V
= 1,48 gr/ml × 60 ml
= 88,8 gr
mol etanol=massaBM
¿ 31,246,07
¿0,677mol
mol kloroform=massaBM
¿ 88,8119,38
¿0,743mol
x etanol= moletanolmol etanol+mol kloroform
¿ 0,6770,677+0,743
¿0,476mol
x kloroform= mol kloroformmol etanol+molkloroform
¿ 0,7430,677+0,743
¿0,523molEtanol 60 ml
M = P × V
= 0,78 gr/ml × 60 ml
= 46,8 gr
Kloroform 40 ml
M = P × V
= 1,48 gr/ml × 40 ml
= 59,2 gr
mol etanol=massaBM
¿ 46,846,07
¿1,015mol
mol kloroform=massaBM
¿ 59,2119,38
¿0,495mol
x etanol= moletanolmol etanol+mol kloroform
¿ 1,0151,015+0,495
¿0,672mol
x kloroform= mol kloroformmol etanol+molkloroform
¿ 0,4951,015+0,495
¿0,327mol
Etanol 80 ml
M = P × V
= 0,78 gr/ml × 80 ml
= 62,4 gr
Kloroform 20 ml
M = P × V
= 1,48 gr/ml × 20 ml
= 29,6 gr
mol etanol=massaBM
¿ 62,446,07
¿1,354mol
mol kloroform=massaBM
¿ 29,6119,38
¿0,247mol
x etanol= moletanolmol etanol+mol kloroform
¿ 1,3541,354+0,247
¿0,845mol
x kloroform= mol kloroformmol etanol+molkloroform
¿ 0,2471,354+0,247
¿0,154mol
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA
FRAKSI MOL VS TEMPERATUR
54 56 58 60 62 64 660
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Fraksi mol Etanol
Linear (Fraksi mol Etanol)
fraksi mol kloroform
Linear (fraksi mol kloroform)
TEMPERATUR (0 C)
FRAK
SI M
OL
GRAFIK FRAKSI MOL VS INDEKS BIAS
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.91.36
1.37
1.38
1.39
1.4
1.41
1.42
1.43
indeks biasLinear (indeks bias)
Fraksi Mol
Inde
ks B
ias
IX. Analisa Percobaan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan campuran biner 2. Dimana
dilakukan pencampuran dua pelarut (etanol;kloroform) dengan komposisi berbeda
yaitu : - Etanol : 100 ml 80 ml 60 ml 40 ml 20 ml 0 ml
0 ml 20 ml 40 ml 60 ml 80 ml 100 ml
Yang kemudian akan ditentukan indeks bias campuran, indeks bias campuran
sebelum didestilasi diperoleh yaitu 1,448 ; 1,384 ; 1,384 ; 1,412 ; 1,422 dan 1,402.
Karena campuran etanol dan kloroform merupakan campuram azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit dipisahkan), dimana campuran
akan didihkan dan uapnya dipisahkan sehingga diperoleh destilat dan residu.
Destilat dan residu ini kemudian ditentukan indeks biasnya yaitu indeks
bias campuran sesudah destilasi (destilat) dan residu. Indeks bias campuran
sesudah destilasi diperoleh 1,381 ; 1,389 ; 1,422 ; 1,431 dan indeks bias residu
diperoleh 1,385 ; 1,390 ; 1,380 dan 1,402. Pada proses destilasi ini yang pertama
keluar sebagai destilat adalaj kloroform karena kloroform memiliki titik didih
lebih rendah yaitu 61,20C dibandingkan dengan etanol yaitu 780C. pada penentuan
titik didih campuran, titik didih dilihat pada saat terjadinya tetesan pertama, hal ini
menunjukkan telah tercapainya titik didih campuran.
Dari perhitungan dengan rumus fraksi mol (x) = mol etanol / (mol etanol +
mol kloroform), diperoleh fraksi mol etanol yaitu 0,254 mol dan fraksi mol
kloroform yaitu 0,746 mol pada 20 ml etanol dan 80 ml kloroform sampai
seterusnya hingga pada 80 ml etanol dan 20 ml kloroform diperoleh fraksi mol
untuk etanol 0,845 mol dan kloroform 0,154 mol.
Dari percobaan, titik azeotrop merupakan titik azeotrop positif karena
diketahui titik didih azeotrop lebih kecil dari kedua titik didih konstituen sampel.
X. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Titik didih campuran dipengaruhi oleh campuran senyawa.
2. Semakin besar titik didih campuran semakin besar indeks bias.
3. Campuran azeotropik adalah campuran dua atau lebih zat yang
mempunyai komposisi tertentu dan tidak bisa dipisahkan.
4. Campuran antara etanol dan kloroform adalah azeotropik
XI. Daftar Pustaka
Jobsheet. Kimia Fisika. “Campuran Biner II”. Politeknik Negeri Sriwijaya.
2015. Palembang.
Gambar Alat
Reflaktometer Rangkaian Alat Destilasi
Erlenmeyer Gelas Kimia Bola Karet
Pipet Tetes Termometer