campur kode dalam kegiatan belajar mengajar siswa …

29
i CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA KELAS X MAN 1 KLATEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Strata 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh ROHMADI 1611100012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN 2020

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

i

CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA

KELAS X MAN 1 KLATEN

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Gelar Strata 1

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

ROHMADI

1611100012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

KLATEN

2020

Page 2: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

ii

Page 3: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

iii

Page 4: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

iv

Page 5: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

v

MOTTO

“Pendidikan merupakan senjata yang paling mematikan di dunia, karena

dengan pendidikan mampu mengubah dunia.”

(Nelson Mandela)

“Kesuksesan adalah kemampuan untuk beranjak dari suatu kegagalan ke

kegagalan lain tanpa kehilangan keinginan untuk berhasil.”

(Penulis)

Page 6: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suparno dan Ibu Tuminem yang selalu

memberikan semangat. Terima kasih atas segala doa-doa yang menggema di

langit serta pengorbanan yang selama ini diberikan demi keberhasilan anak

bungsumu.

2. Kakak-kakakku tersayang, Siti Munawaroh, S. Pd., dan Drh. Siti Khomariyah

yang selalu memberikan keceriaan dan semangat untuk adikmu.

3. Tini, yang selalu mendukung, memberikan semangat, dan membantu

penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Sahabat-sahabatku, Yuda, Ari, Rikko, Dendy, Raka, Yayan, Angga, Rahmat,

Alm. Fajar, dan rekan seperjuangan program studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat serta

membantu meringankan hal yang sulit.

5. Almamater tercinta, Universitas Widya Dharma Klaten yang menjadi tempat

menimba ilmu.

Page 7: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul Campur Kode

dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa Kelas X MAN 1 Klaten ini diajukan

sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Widya Dharma Klaten.

Saya menyadari skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Triyono, M. Pd., selaku Rektor Universitas Widya

Dharma Klaten.

2. Bapak Dr. Ronggo Warsito, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.

3. Bapak Wisnu Nugroho Aji, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Widya Dharma Klaten.

4. Bapak Drs. Gunawan Budi Santoso, M. Hum., selaku dosen pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

5. Bapak Drs. Ngumarno, M. Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik.

Page 8: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

viii

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat sampai skripsi ini selesai.

7. Karyawan dan Staf Perpusatakaan Pusat Universitas Widya Dharma Klaten

yang selalu membantu melengkapi sumber referensi.

8. Ibu Tri Suyatmi, M.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

telah memberikan waktu dan telah banyak berkontribusi dalam penelitian ini

sehingga penelitian dan penulisan skripsi dapat berjalan dengan lancar.

9. Bapak Drs. Jarwandi, selaku Kepala MAN 1 Klaten yang telah mengizinkan

penulis untuk mengadakan penelitian di sekolahan tersebut.

10. Siswa kelas X MAN 1 Klaten yang telah berpartisipasi dan mendukung

berjalannya penelitian sehingga penelitian berjalan dengan baik dan lancar.

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis

harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

khususnya bagi keluarga besar Universitas Widya Dharma Klaten.

Klaten, 2020

Penulis

Page 9: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERSETUJUAN .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiii

ABSTRAK ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ........................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8

G. Penegasan Judul ................................................................................ 9

H. Sistematika Penulisan ....................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 12

A. Sosiolinguistik ................................................................................... 12

B. Manfaat Sosiolinguistik ..................................................................... 13

C. Peranan Konteks Tutur dalam Sosiolinguistik .................................... 14

D. Kedwibahasaan ................................................................................. 17

Page 10: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

x

E. Bahasa dan Konteks ......................................................................... 19

F. Campur Kode .................................................................................... 23

G. Jenis Campur Kode ........................................................................... 25

H. Wujud Campur Kode ......................................................................... 27

I. Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode ....................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 37

A. Metode Penelitian .............................................................................. 37

B. Objek Penelitian ................................................................................ 38

C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 40

E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 42

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ............................................ 44

A. Deskripsi Data ................................................................................... 44

B. Analisis Data ..................................................................................... 56

1. Campur Kode ke Dalam (Inner Code Mixing) ............................... 56

2. Campur Kode ke Luar (Outer Code Mixing) ................................. 80

3. Alasan Guru Menggunakan Campur Kode ................................... 85

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 87

A. Simpulan ........................................................................................... 87

B. Saran ................................................................................................ 88

C. Implementasi ..................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 90

LAMPIRAN ................................................................................................. 92

Page 11: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkip Pembelajaran I ............................................................ 92

Lampiran 2. Transkip Pembelajaran II .......................................................... 106

Lampiran 3. Transkip Wawancara ................................................................. 117

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Universitas ......................................... 119

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari MAN 1 Klaten ................................... 120

Page 12: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

xii

DAFTAR SINGKATAN

No. Singkatan Kepanjangan

1. D Data

2. S Siswa

3. G Guru

4. CKD Campur Kode ke Dalam

5. CKL Campur Kode ke Luar

Page 13: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

xiii

ABSTRAK

ROHMADI. NIM: 161110012. “Campur Kode dalam Kegiatan Belajar

Mengajar Siswa Kelas X MAN 1 Klaten”. Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Widya Dharma Klaten.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis, wujud, dan faktor

penyebab guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di MAN 1 Klaten

menggunakan campur kode ketika proses belajar mengajar berlangsung. Latar

belakang dalam penelitian ini karena penggunaan bahasa lain dalam

berkomunikasi sering terjadi, khususnya bahasa lisan yang ditemui ketika proses

belajar mengajar berlangsung. Bahasa lisan akan memudahkan kita dalam

berinteraksi dan mengungkapkan gagasan. Bagi orang awam, bisa saja

percampuran bahasa yang ditemui ketika proses belajar mengajar berlangsung

tersebut dianggap merusak bahasa, karena tidak mengetahui maksud dari penutur

menyisipkan suatu bahasa tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Sumber data dalam penelitian adalah guru dan siswa pada saat interaksi belajar

mengajar berlangsung, sedangkan data yang diambil adalah ujaran-ujaran yang

mengandung unsur campur kode dalam interaksi guru dan siswa ketika proses

pembelejaran berlangsung di kelas X MAN 1 Klaten. Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas, teknik catat,

teknik rekam dan wawancara.

Hasil analisis data ditemukan jenis campur kode berupa campur kode ke

dalam (inner code mixing) 51 data, dan campur kode ke luar (outer code mixing) 9

data. Wujud campur kode kategori frasa verbal 28,5%; wujud kategori frasa

adverbia 20%; wujud kategori frasa pronominal 8,3%; wujud kategori frasa

nominal 5%; wujud kategori frasa preposisional 3,3%; wujud kategori frasa

adjektival 3,3%; wujud kategori frasa numeralia 1,6%; wujud kategori kata kerja

(verba) 13,6%; wujud kategori kata keterangan (adverbia) 6,6%; wujud kategori

kata benda (nomina) 3,3%; wujud kategori kata ganti (pronomina) 3,3%; wujud

kategori kata sifat (adjektiva) 1,6%; wujud kategori klausa 1,6%. Campur kode

yang digunakan dalam proses pembelajaran bertujuan agar siswa mudah

memahami materi, tidak mudah jenuh, dan bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Selain itu, penggunaan campur kode bertujuan untuk menambah keakraban antara

guru dan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kata Kunci: campur kode, jenis campur kode, wujud campur kode, faktor

penyebab terjadinya campur kode

Page 14: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang memungkinkan manusia

saling menyampaikan gagasan, perasaan atau menjelaskan sesuatu

(Sumarsono, 2012: 1). Bahasa bagi masyarakat pemakainya merupakan media

untuk berkomunikasi dan bersosisalisasi agar terjalin sebuah interaksi yang

baik diantara mereka. Semua individu dari mana pun mereka berasal tentu

mempunyai bahasa. Sehingga kedudukan bahasa dalam kehidupan sosial

sangatlah penting. Jika tidak mempunyai bahasa, maka seseorang akan

kehilangan kemanusiaannya, dalam artian tidak dapat berinteraksi dan

bersosialisasi dengan individu lainnya. Namun fungsi bahasa tidak semata-

mata hanya dilihat dari konteks bahasanya saja (linguistik), akan tetapi juga

dapat dilihat dari luar bahasa itu (nonlinguistik).

Sebuah komunikasi dapat dikatakan berhasil jika penutur dapat

menyampaikan maksud tuturan ke lawan tutur dan lawan tutur dapat menerima

pesan atau isi tuturan dengan baik dan sesuai. Komunikasi mempunyai fungsi

dan tujuan untuk memberikan efek atau akibat pada lawan tutur atau penyimak

bahasa. Sehingga demi tercapainya keberterimaan tersebut, masyarakat

menggunakan bahasa yang saling dimengerti satu sama lain. Hal tersebut

sesuai dengan sifat bahasa yaitu arbitrer dan konvensional (Soeparno, 2002: 1).

Berdasarkan sifat dan keberadaan bahasa di masyarakat, bahasa akan selalu

Page 15: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

2

berkembang dan mengalami perubahan yang dinamis sesuai dengan

perkembangan pola pemikiran masyarakat.

Secara umum bahasa dapat dikatakan sebagai fakta sosial yang selalu

melibatkan interaksi sosial dengan individu lain di masyarakat. Antara

masyarakat dan bahasa tentunya tidak dapat dipisahkan, karena dua hal

tersebut merupakan elemen penghubung yang sangat penting dalam interaksi

sosial. Terlebih, antara bahasa, masyarakat, dan budaya akan membentuk suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu tiga hal yang saling bertaut dan

saling bergantung satu sama lain. Sebagai contoh dalam berbicara, seorang

individu akan berbeda-beda gaya ujarannya, sesuai dengan latar belakang

sosial, pendidikan, agama, maupun yang lainnya. Sehingga bahasa yang

digunakan akan mengambarkan aspek-aspek atau karakteristik ujaran

seseorang.

Indonesia merupakan negara multilingual, karena keberagaman suku dan

budaya yang mana masyarakatnya tidak hanya menggunakan bahasa nasional

saja, melainkan mereka juga menggunakan bahasa pertama (bahasa ibu) dari

daerahnya masing-masing dalam berinteraksi di masyarakat. Dalam berbahasa,

penutur seringkali tanpa sadar mengubah pemakaian bahasa ketika sedang

bertutur atau berkomunikasi dengan individu lain. Hal tersebut disebabkan oleh

faktor hubungan keakraban dengan lawan tutur, suasana sekeliling, atau tujuan

tutur ketika proses komunikasi itu berlangsung. Dari hal tersebut menyebabkan

terjadinya kontak bahasa, yaitu peristiwa penggunaan lebih dari satu bahasa

dalam tempat dan waktu yang sama (Thomason dalam M Fauziah, 2015: 260).

Page 16: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

3

Kontak bahasa tersebut akan mempengaruhi bahasa satu dan bahasa yang

lainnya yang kemudian menjadikan seorang penutur bahasa menjadi

kedwibahasawan atau multibahasawan.

Kedwibahasawan merupakan native-like control of two languages yang

berarti kemampuan menggunakan dua bahasa yang sama baiknya (Bloomfield

dalam Santosa, 2007: 13). Fenomena kedwibahasawan akan menyebabkan

seorang individu beralih bahasa atau beralih kode sesuai dengan situasi dan

tujuan tuturan yang dilakukan. Melalui penguasaan berbagai bahasa, seorang

individu akan dengan mudah mengganti bahasa atau mengalihkan kode bahasa,

bahkan menggunakan dua bahasa yang sama baiknya secara bergantian.

Fenomena kedwibahasawan dapat terjadi kapan dan di mana saja individu

berada. Peristiwa tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan sekolah, kantor,

pasar, atau di tempat lainnya.

Dalam suatu tindak komunikasi di sekolah, khususnya ketika guru

menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia sering kali guru memakai

lebih dari satu bahasa. Dalam proses belajar mengajar di MAN 1 Klaten, juga

terjadi hal yang sedemikian rupa. Guru sering kali mencampurkan bahasa yang

digunakan ketika menjelaskan materi atau berinteraksi dengan siswa begitu

pula sebaliknya. Sesuai dengan hasil pengamatan pra siklus, guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di MAN 1 Klaten cenderung mancampur

bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa (bahasa ibu)

atau antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris bahkan bahasa Indonesia dan

bahasa Arab. Dalam fenomena ini terjadi percampuran bahasa yang disebut

Page 17: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

4

dengan campur kode. Berikut contoh data pra survei yang berkenaan dengan

peristiwa campur kodedalam interaksi belajar mengajar guru dan siswa di

kelas.

Data 1.

Guru : Kalau kamu bisa menentukan jawabannya D, ini contoh apa

ndhuk?

Siswa : Contoh puisi pak. Puisi lama.

Guru : Ya, benar puisi lama.

Berdasarkan data pra survei yang diperoleh, peristiwa campur kode yang

terjadi berwujud penyisipan kata benda ditandai dengan penggunaan kata

ndhuk yang berasal dari tuturan guru. Kata ndhuk (gendhuk) berasal dari

bahasa Jawa yang dalam bahasa Indonesia berarti panggilan untuk anak

perempuan. Sedangkan jenis campur kode yang terjadi adalah campur kode ke

dalam (inner code mixing). Guru menggunakan kata dari bahasa Jawa tersebut

sebagai perwujudan kedekatan dan keakraban guru kepada peserta didiknya.

Data 2.

Guru : Tugas kelompok kemarin apakah sudah selesai? Jika sudah, ayo

sekarang maju presentasi.

Siswa : What? Tugas kelompok yang mana Bu?

Guru : Membuat materi diskusi kelompok.

Siswa : ooo, ya Bu.

Berdasarkan data pra survei yang diperoleh, peritiwa campur kode yang

terjadi berwujud penyisipan kata ditandai dengan penggunaan kata what yang

berasal dari tuturan siswa. Kata what berasal dari bahasa Inggris, yang dalam

bahasa Indonesia berarti apa (menanyakan sesuatu hal). Kata apa dalam bahasa

Page 18: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

5

Indonesia termasuk kata ganti atau pronomina. Sedangkan jenis campur kode

yang terjadi adalah campur kode ke luar (outer code mixing). Siswa

menggunakan kata dari bahasa Inggris tersebut sebagai ungkapan kaget atau

syok karena guru menanyakan tentang tugas yang diberikan minggu

sebelumnya.

Selanjutnya contoh data pra survei yang berkenaan dengan peristiwa

campur kode berupa penyisipan frasa.

Data 3.

Guru : Selamat pagi semua.

Siswa : Selamat pagi Bu.

Guru : Ya, berhubung materi kita hari ini adalah diskusi. Maka kalian akan

saya bagi menjadi beberapa kelompok. Sebelumnya, ada yang tahu

diskusi itu apa?

Siswa : Ora ngerti Bu (semua siswa tertawa).

Berdasarkan data pra survei yang diperoleh, peritiwa campur kode yang

terjadi berwujud penyisipan frasa adverbial ditandai dengan penggunaan frasa

ora ngerti yang berasal dari tuturan siswa. Frasa ora ngerti berasal dari bahasa

Jawa, yang dalam bahasa Indonesia berarti tidak tahu atau tidak paham.

Sedangkan jenis campur kode yang terjadi adalah campur kode ke dalam (inner

code mixing). Siswa menggunakan frasa dari bahasa Jawa tersebut sebagai

perwujudan respon yang diberikan kepada guru bahwa mereka belum

memahami secara jelas terkait dengan diskusi.

Campur kode merupakan penggunaan dua bahasa atau lebih atau ragam

bahasa secara santai antara orang yang sudah kita kenal akrab. Dalam situasi

berbahasa yang informal, seseorang dapat dengan bebas mencampur kode

Page 19: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

6

(bahasa atau ragam bahasa), khususnya apabila tidak ada istilah-istilah yang

dapat diungkapkan dalam bahasa lain (Subyakto, dalam Rulyandi dkk. 2014:

29). Ciri utama campur kode adalah santai atau situasi informal. Pada situasi

formal campur kode jarang digunakan, jika digunakan, hal tersebut disebabkan

tidak adanya ungkapan yang sesuai dan harus menggunakan kata atau

ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa lain.

Ketika guru dengan siswa berinteraksi dalam proses belajar mengajar

sering kali terjadi peralihan bahasa yang disebabkan oleh berbagai hal

diantaranya situasi dan kondisi di dalam kelas. Sering kali guru juga

memberikan campur kode ketika pembelajaran berlangsung dengan tujuan agar

siswa dapat lebih paham dengan materi yang disampaikan. Hal ini yang

menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan

kebiasaan menggunakan campur kode yang sering dilakukan oleh guru ketika

proses belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan ulasan tersebut, peneliti

mengambil judul “Campur Kode dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa

Kelas X MAN 1 Klaten”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat

diidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bahasa yang digunakan untuk bercampur kode oleh guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MAN 1 Klaten dalam interaksi belajar mengajar di

kelas X dapat berasal dari bahasa daerah maupun bahasa luar daerah.

Page 20: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

7

2. Jenis dan wujud campur kode yang dipergunakan oleh guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di MAN 1 Klaten dalam interaksi belajar mengajar di

kelas X.

3. Faktor-faktor dan alasan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di

MAN 1 Klaten menggunakan campur kode dalam interaksi belajar

mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terpusat dan terarah pada tujuan penelitian maka

dilakukan pembatasan masalah, sehingga dapat dikaji secara mendalam dan

tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Pembatasan masalah ini

dimaksudkan agar permasalahan yang akan dibahas benar-benar terpusat

sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman, baik dalam

penerimaan maupun dalam pembahasan. Pokok permasalahan pada penelitian

ini dibatasi pada:

1. Jenis dan wujud campur kode yang dipergunakan oleh guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia MAN 1 Klaten dalam interaksi belajar mengajar di kelas

X.

2. Faktor dan alasan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di MAN 1

Klaten menggunakan campur kode dalam interaksi belajar mengajar.

Page 21: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pebatasan masalah di atas, hal-hal yang akan dibahas dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana jenis dan wujud campur kode yang ditemukan dalam kegiatan

belajar mengajar siswa kelas X MAN 1 Klaten?

2. Mengapa guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X MAN 1 Klaten

menggunakan campur kode dalam interaksi belajar mengajar?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini meliputi

dua hal sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan jenis dan wujud campur kode yang digunakan oleh

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ketika proses belajar mengajar

berlangsung.

2. Untuk mendeskripsikan penyebab guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas X di MAN 1 Klaten menggunakan campur kode ketika proses belajar

mengajar berlangsung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, baik manfaat teoritis

maupun manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat teoritis sebagai berikut:

Page 22: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

9

a. Menambah kekayaan atau khazanah kajian kebahasaan dan kajian

sosiolinguistik, khususnya kajian campur kode.

b. Menambah wawasan tentang variasi atau ragam bahasa yang digunakan

secara khusus oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan masukan kepada guru

untuk meningkatkan keahlian berbahasa agar dapat menjalin komunikasi

yang baik antara guru dan siswa sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat berlangsung dengan baik.

b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

mengenai kajian tentang campur kode.

G. Penegasan Judul

Adapun judul dari penelitian ini adalah “Campur Kode dalam Kegiatan

Belajar Mengajar Siswa Kelas X MAN 1 Klaten”.

1. Campur Kode

Campur kode ialah unsur-unsur bahasa atau variasi-variasi bahasa

yang menyisip di dalam bahasa lain dan tidak lagi mempunyai arti

tersendiri. Unsur-unsur itu telah menyatu dengan bahasa yang disisipinya

dan secara keseluruhan hanya mendukung satu fungsi. Di dalam kondisi

yang maksimal campur kode merupakan konvergensi kebahasaan (linguistic

convergence) yang unsur-unsurnya berasal dari beberapa bahasa yang

Page 23: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

10

masing-masing telah meninggalkan fungsinya dan mendukung fungsi

bahasa yang disisipinya (Chaer dan Agustina, 2004: 60).

2. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan istilah yang digunakan

bagi kalangan pendidikan, bahkan kegiatan ini menjadi rutinitas yang harus

dilakukan oleh guru dan siswa. Kegiatan belajar mengajar adalah proses

penyampaian ilmu atau transformasi ilmu yang dilakukan oleh tenaga

peserta didik. Proses ini dapat dilakukan secara formal maupun nonformal.

3. Siswa Kelas X

Siswa kelas X di MAN 1 Klaten terdiri 7 kelas. Ada kelas Agama,

IPA dan IPS. Setiap kelas terdiri atas 25 siswa, dengan presentase 60%

siswa perempuan dan 40% siswa laki-laki. Kelas Agama merupakan salah

satu jurusan favorit di Madrasah Aliyah Negeri 1 Klaten yang lebih condong

mempelajari ilmu keagamaan.

4. Madrasah Aliyah Negeri 1 Klaten

MAN 1 Klaten terletak Jl. Dr. Sutomo No. 5, Mardirejo, Karanganom,

Kec. Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. MAN 1 Klaten meiliki

tiga jurusan, yaitu kelas Agama, IPA dan IPS. Kelas Agama terdiri dari satu

kelas, IPA terdiri dari tiga kelas dan IPS terdiri dari tiga kelas.

H. Sistematika Penulisan

Tujuan diberikannya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah

serta hasil tidak menyimpang dari pembahasan yang diteliti. Sistematika

Page 24: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

11

berfungsi agar penelitian menjadi jelas, terarah dan sistematis. Adapun

sistematika penulisan dalam penelitian ini:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan judul dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, berisi tentang sosiolinguistik, manfaat

sosiolinguistik, peranan konteks tutur dalam sosiolinguistik, kedwibahasaan,

bahasa dan konteks, campur kode, jenis campur kode, wujud campur kode, dan

faktor penyebab terjadinya campur kode.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi tentang metode penelitian, objek

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

Bab IV Deskripsi dan Analisis Data, berisi tentang deskripsi data, analisis

data (jenis dan wujud campur kode) dan penyebab guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas X menggunakan campur kode ketika proses belajar

mengajar berlangsung.

Bab V Penutup, berisi tentang simpulan, saran, dan implementasi.

Daftar pustaka

Lampiran

Page 25: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

87

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa wujud

campur kode yang terdapat pada interaksi belajar mengajar guru dan siswa di

MAN 1 Klaten berupa beberapa jenis campur kode dalam interaksi belajar

mengajar guru dan siswa kelas X di MAN 1 Klaten, yang terdiri dari 60 data

yaitu 51 bahasa Jawa (inner code mixing), 7 bahasa Inggris, dan 2 bahasa Arab

(outer code mixing).

Wujud campur kode kategori kata benda (nomina), kata kerja (verba),

kata keterangan (adverbia), kata sifat (adjektiva), kata ganti (pronomina), frasa

dan klausa. Adapun persentasenya sebagai berikut: (1) wujud campur kode

kategori frasa verbal 28,5%; (2) wujud kategori frasa adverbia 20%; (3) wujud

kategori frasa pronominal 8,3%; (4) wujud kategori frasa nominal 5%; (5)

wujud kategori frasa preposisional 3,3%; (6) wujud kategori frasa adjektival

3,3%; (7) wujud kategori frasa numeralia 1,6%; (8) wujud kategori kata kerja

(verba) 13,6%; (9) wujud kategori kata keterangan (adverbia) 6,6%; (10)

wujud kategori kata benda (nomina) 3,3%; (11) wujud kategori kata ganti

(pronomina) 3,3%; (12) wujud kategori kata sifat (adjektiva) 1,6%; (13) wujud

kategori klausa 1,6%. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa

penyisipan wujud campur kode terbanyak dalam interaksi belajar mengajar

guru dan siswa di MAN 1 Klaten, khususnya pada mata pelajaran Bahasa

Page 26: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

88

Indonesia kelas X adalah wujud campur kode kategori frasa verbal dengan

jumlah 28,5%.

Faktor penyebab terjadinya campur kode dalam interaksi belajar

mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN 1 Klaten, menurut

Ibu Tri Suyatmi, M. Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X

di MAN 1 Klaten, ketika belajar mengajar beliau cenderung mencampurkan

kode bahasanya, baik dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa (inner code

mixing) dan bahasa Indonesia ke bahasa Arab atau Inggris (outer code mixing).

Hal tersebut perlu dan penting diberikan ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung, dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman, tidak membuat

peserta didik menjadi jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran. Campur

kode yang dominan digunakan adalah dari bahasa Jawa karena berasal dari

Jawa (inner code mixing). Fungsi lain penggunaan campur kode untuk

menekankan materi yang sulit dipahami agar lebih jelas dan siswa dapat lebih

paham lagi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dengan judul “Campur

Kode dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa Kelas X MAN 1 Klaten”, masih

banyak fenomena kebahasaan yang belum diteliti terkait dengan ragam bahasa

yang ada dalam interaksi khususnya di sekolah. Dalam penelitian yang

dilakukan hanya terfokus pada jenis dan wujud campur kode serta faktor

penyebab guru menggunakan campur kode dalam interaksi belajar mengajar.

Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan

Page 27: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

89

ragam bahasa yang masih banyak jenisnya guna nemambah wawasan

kebahasaan.

C. Implementasi

Hasil penelitian yang berupa campur kode dapat digunakan sebagai

bahan untuk pendidikan, khususnya tingkat SD, SMP, dan SMA karena dengan

tindak tutur khususnya campur kode siswa dapat berinteraksi dengan baik.

Selain itu, guru dalam menyampaikan materi pembelajaran akan lebih mudah

karena menggunakan bahasa keseharian. Dalam pembelajaran, jika hanya

menggunakan satu bahasa sebagai pengantar ketika menjelaskan materi

pelajaran, tanpa mencampur dengan bahasa keseharian maka siswa akan

kesulitan memahami apa yang disampaikan. Sehingga dengan menggunakan

bahasa ibu tersebut dapat menjadi pelengkap untuk kosa kata yang sulit

dipahami dalam bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Jawa yang lebih

dominan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia memang diperlukan

karena siswa di MAN 1 Klaten mayoritas terbiasa menggunakan bahasa ibu

mereka (bahasa Jawa).

Page 28: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

90

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT

Refika Aditama.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah M, Sitti. 2015. “Pemakaian Bahasa Daerah dalam Situasi Kontak

Bahasa”. Jurnal Al-Munzir Vol. 8, No. 2 hlm. 260.

Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis: Memahami Satuan

Kalimat Perspektif Fungsi. Jakarta: Bumi aksara,

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

________. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murliaty dkk. 2013. “Campur Kode Tuturan Guru Bahasa Indonesia dalam

Proses Belajar Mengajar: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20

Padang”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 2

Maret 2013; Seri D 241 – 317.

Nababan. 1993. Sosiolinguistik suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran).

Bandung: Refika Aditama.

Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik, Kode dan Alih Kode. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rokhman, Fathur. 2013. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 29: CAMPUR KODE DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SISWA …

91

Rulyandi dkk. 2014. “Alih Kode dan Campur Kode dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia di SMA”. Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1, PP 27-39.

Saddhono, Kundharu. 2012. Pengantar Sosiolinguistik (Teori dan Konsep Dasar).

Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Santoso, Gunawan Budi. 2007. Sosiolinguistik. Klaten: Universitas Widya

Dharma.

Setiyadi, Dwi Bambang Putut. 2011. Teori Linguistik Morfologi. Yogyakarta:

Lintang Pustaka Utama.

Siswanto. 2010. Metode Penelitian Sastra; Analisis Psikologis. Surakarta:

Muhamadiyah University Press.

Soeparno. 2002. Dasar Linguistik. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suandi, Nengah. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Subroto, Edi D. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta: UNS Press.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana (Prinsip-Prinsip Semantik dan

Pragmatik). Bandung: YramaWidya.

Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 1994. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kelompok 24 Pengajaran Bahasa Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

________. 2017. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung:

Alfabeta.

Sumarsono. 2012. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarmini, Wini. 2012. Buku Ajar Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2006. Sosiolinguistik Kajian

Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.