cairan+dan+elektrolit kirim

11
CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Keseimbangan cairan dan elektrolit cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu: a. Ruang intrasel (2/3 cairan tubuh)banyak di otot b. Ruang ekstraseluler (1/3 cairan tubuh) yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu: Cairan intravaskuler (3 L) Cairan interstisial (8 L) Cairan transeluler (paling sedikit) 2. Pengaturan kompartemen cairan tubuh a. Osmosis + osmolaritas (dari encer ke pekat) b. Difusi (dari zat terlarut tinggi ke zat terlarut rendah) c. Filtrasi (perpindahan dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah) d. Pompa Na dan K (merupakan salah satu bentuk transport aktif melawan gradient sehingga membutuhkan energy. Na bergerak dari intrasel ke ekstrasel, K bergerak dari ekstrasel ke intraselNa di ekstrasel lebih tinggi 3. Gangguan volume cairan a. Hipovolemia Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama. Hal ini berbeda dengan dehidrasi (kehilangan air dengan peningkatan Na serum).

Upload: phrizy-limen

Post on 31-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

cairan dan elektrolit

TRANSCRIPT

Page 1: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Ruang intrasel (2/3 cairan tubuh)banyak di otot

b. Ruang ekstraseluler (1/3 cairan tubuh) yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Cairan intravaskuler (3 L)

Cairan interstisial (8 L)

Cairan transeluler (paling sedikit)

2. Pengaturan kompartemen cairan tubuh

a. Osmosis + osmolaritas (dari encer ke pekat)

b. Difusi (dari zat terlarut tinggi ke zat terlarut rendah)

c. Filtrasi (perpindahan dari tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah)

d. Pompa Na dan K (merupakan salah satu bentuk transport aktif melawan gradient

sehingga membutuhkan energy. Na bergerak dari intrasel ke ekstrasel, K bergerak dari

ekstrasel ke intraselNa di ekstrasel lebih tinggi

3. Gangguan volume cairan

a. Hipovolemia

Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama. Hal ini berbeda dengan dehidrasi

(kehilangan air dengan peningkatan Na serum).

Contoh: diare, mual, faktor resiko DM insipidus

Penatalaksanaan: berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %) untuk tatalaksana kehilangan

cairan dan bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah normal dapat diberikan larutan

hipotonik (NaCl 0.45%)

*syok hipovolemik terjadi jika volume cairan hilang >25% volume intravascular

Tahapan syok hipovolemik:

1: volume darah hilang <=15%, dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah. Tanda

dan gejala: BP normal, RR normal, kulit pucat, ansietas (cemas awal)

2: volume darah hilang 15-30% (750-1500mL). CO tidak dapat dikompensasi dengan

konstriksi pembuluh darah arteri. Tanda dan gejala: RR meningkat (takikardi), BP

Page 2: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

normal, Tekanan diastolic meningkat, berkeringat (stimulasi dari sistem saraf simpatik),

ansietas ringan, kelelahan

3: volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL). Tanda dan gejala: tekanan sistolik turun

sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/

menit, takipneu>30x/menit, penurunan status mental (ansietas, agitasi), keringat dingin,

kulit pucat, penurunan sistolik.

4: kehilangan volume darah >40% (>2000Ml). Tanda dan gejala: takikardi ekstrim,

denyut nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran

menurun, diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat.

b. Hipervolemia

Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang kurang lebih sama dengan di dalam CES.

Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis hepatis

Manifestasi klinis: takikardi; peningkatan BP, vena sentral, BB, jumlah urin; napas

pendek & mengi

Intervensi: mencegah fluid volume electrolyte (FVE) dengan diet natrium, mendeteksi

FVE (memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi fowler tinggi agar cairan ke jantung

dan pre load berkurang.

Edema dapat terjadi akibat perluasan cairan di ruang interstisial (penumpukan Na+)

berikan terapi diuretik

c. Hiponatremia

Penyebab: Syndrome insufficiency ADH (SIADH), hiperglikemi, masukan cairan secara

perenteral yang < elektrolit meningkat, penggunaan air ledeng untuk enema atau irigasi

gaster

Manifestasi klinis: mual, kram perut, neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah.

*Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK jika kadar Na serum < 115 mEq/ L

Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan otot, kelemahan fokal, hemiparase,

papil edema, kejang

Penatalaksanaan: mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan larutan isotonic jika tidak

dapat menggunakan Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien dengan volume cairan

normal.

Page 3: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

d. Hipernatremia (kadar Na> 145 mEq/L)

Penyebab: kehilangan air pada pasien yang tidak sadar karena tidak dapat berespon

terhadap rangsang haus, Na+ yang tidk proporsional (berlebih), diabetes insipidus (jika

pasien tidak berespon terhadap rasa haus, stroke , hampir tenggelam di laut, kegagalan

sistem penyesuaian, sistem hemodialisis/ hemodialisis peritoneal, pemberian cairan salin

intravena.

Manifestasi klnis: neurologis, dehidrasi seluler,gelisah, lemah (pada hipernatremi

sedang), disorientasi, halusinasi, delusi (pada hipernatremi berat), kerusakan otak

permanen (pada hipernatremi sangat berat)

Intervensi: penurunan kadar Na serum secara bertahap dengan infus larutan isotonic,

lebih aman diberikan larutan hipotonik/ isotonic daripada dekstrose karena dekstrose

menurunkan kadar Na+ secara cepat (penurunan Na+ plasma maksimal 2 mEq/ jam),

koreksi hipernatremi secara menetap.

e. Hipokalemia (kehilangan muntah dan penghisapan gastric)

Hipokalemia biasanya menyebabkan alkalosis dan demikian sebaliknya. Setiap

peningkatan pH0,1 artinya peningkatan kalium serum 0,5. Hipokalemia biasanya terjadi

pada diare, ileostomi baru, adenoma villous (tumor pada saluran GI), dan bisa juga terjadi

pada pasien yang mendapat asupan karbohidrat parenteral.

Hipokalemia berat dapat menyebabkan henti jantung dan henti napas.

Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium serum turun di bawah 3, kecuali

tingkat kehilangannya cepat.

Manifestasi klinis: keletihan, mual, muntah, kelemahan otot, kram kaki, penurunan

motilitas usus, parestesia, disritmia, peningkatan sensitifitas terhadap digitalis.

Hipokalemia berkelanjutan dapat menyebabkan ketidakmampuan ginjal memekatkan

urinurin encer+rasa haus berlebih. Selain itu deplesi kalium bisa menekan pelepasan

insulin intoleransi glukosa.

Intervensi:

Pencegahan: K+ diperbaiki 40-80 mEq/hari, pasien beresiko diperbaiki 50-100

mEq/hari

Tambahan kalium oral dapat menyebabkan lesi usus kecil. Oleh karena itu, pasien harus

dikaji + diingatkan tentang distensi abdomen, nyeri, dan perdarahan.

Page 4: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

Makanan yang banyak mengandung kalium antara lain: pisang, kismis, jeruk, daging,

susu, tomat segar, kentang, miju2, jus buah.

4. Gangguan asam basa

Jenis Gangguan pH pCO

2

HCO

3

Asidosis Respiratorik ¯ N

Alkalosis Respiratorik ¯ N

Asidosis Metabolik ¯ N ¯

Alkalosis Metabolik N

5. Nilai normal

Na+ : 135-150 mEq/L

K+: 3,5-5

Ca+: 4,5-5,5

Bikarbonat sifatnya basa, asam karbonat sifatnya asam

6. Terapi cairan parenteral

Jenis larutan intravena

a. Cairan isotonis

Osmolalitasnya sama dengan serum NaCl 0,9%, RL, sebagai rumatan di awal,

tapi tidak boleh jadi rumatan rutin. Untuk memperbaiki kekurangan Na+. jika

dicampur dengan dekstrose akan menjadi hipertonik. Digunakan pada kasus: luka

bakar

b. Cairan hipotonis

Jika dicampur dekstrose jadi hipertonik. Contoh: NaCl 0,45%

c. Cairan hipertonis

Page 5: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

Hanya digunakan saat kondisi kritis. Contoh: NaCl 0,3 %

Kebutuhan cairan

1. Masukan + haluaran orang dewasa per 24 jam

Masukan Haluaran

Cairan oral: 1100-1400 mL Urin: 1200-1500 mL

Air dalam makanan: 800-1000 mL Feses: 100-200 mL

Air hasil metabolism: 300 mL Paru: 400 mL

Kulit: 500-600 mL

Total: 2200-2700 mL Total: 2200-2700 mL

2. Menghitung kebutuhan cairan/hari

Metode 1:

Kebutuhan cairan/hari= BB x 25-35 mL

*25 mL/kgpasien CHF; 30 mL/kgrata-rata orang dewasa; 35 mL/kgpasien

infeksi/ luka

kebutuhan elektrolit

Sodium (Na) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari

Potassium (K) : 1-2 mEq/100 mL H2O/ hari

Chloride (Cl) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari

Metode 2:

10 kg pertama : kalikan dengan 100 mL cairan

10 kg berikutnya : kalikan dengan 50 mL cairan

Setiap tambahan/ kg : kalikan 15 mL cairan

Metode 3:

1 mL/kcal intake= ml cairan yang dibutuhkan per hari

Metode 4:

(kg BB-20) x 15 + 1500=…mL/hari

Metode 5:

Dewasa normal :30-35 mL/kg BB

Dewasa berusia 55-75 tahun : 30 mL/kg BB

Dewasa berusia > 75 tahun : 25 mL/kg BB

Page 6: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

3. Menghitung BUN

BUN merupakan nitrogen urea darah yang terbentuk dari urea yang merupakan

hasil akhir dari metabolism protein (pembentukan urea, protein di hati)

Kadar normal: 10-20 mg/dLSI=3,5-7 mmol/L

Kondisi yang dapat meningkatkan BUN: perdarahan GI, dehidrasi,

peningkatan masukan protein, demam, sepsis

Kondisi yang dapat menurunkan BUN: penyakit hati tahap akhir,

kelaparan, diet rendah protein

Nilai osmolalitas serum perkiraan

Na+ x 2 x glukosa/ 18 + BUN/ 3

Gangguan asam basa

Dibahas di AGD

Terapi cairan parenteral; terdiri dari

- Cairan isotonis

- Cairan hipotonik

- Cairan hipertonik

Kebutuhan cairan tubuh:

Pamasukan = Pengeluaran

Volume infuse + air metabolisme 200 ml = volume urine + penguapan 300 ml

Volume infuse (ml) = volume urine + 700 ml

Terapi cairan

Resusitasi mengganti kehilangan akut. Penggantian deficit kristaloid dan atau koloid.

Rumatan memasok kebutuhan harian. Kebutuhan harian kristaloid.

Kebutuhan cairan rumatan:

Page 7: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

Berat Kecepatan

10 kg pertama 4 ml/kg/jam

10-20 kg berikutnya tambahkan 2 ml/kg/jam

Di atas 20 kg tambahkan 1 ml/kg/jam

Kehilangan cairan normal:

IWL (paru 400 ml/hari dan kulit 600 ml/hari)

Standar kehilangan IWL

Neonatus : 30 ml/kgBB/hari

Bayi : 50-60 ml/kgBB/hari

Anak : 40 ml/kgBB/hari

Remaja : 30 ml/kgBB/hari

Dewasa : 20 ml/kgBB/hari

Feses 100 ml/hari

Produksi urin ( > 0,5 – 1 ml/kgBB/jam)

Standar volume urin

Neonatus : 10-90 ml/kgBB/hari

Bayi : 80-90 ml/kgBB/hari

Anak : 50 ml/kgBB/hari

Remaja : 40 ml/kgBB/hari

Dewasa : 30 ml/kgBB/hari

Perubahan kebutuhan cairan

Kebutuhan cairan meningkat jika:

Demam (peningkatan 10C tambah 12%)

Muntah, diare

Gagal ginjal output berlebihan

Diabetes insipidus

Luka bakar

Shock

Takipnea

Page 8: Cairan+Dan+Elektrolit Kirim

Kebutuhan cairan menurun jika:

Gagal jantung kongestif

Ventilasi mekanik

Paska bedah

Gagal ginjal

Tekanan intrakranial tinggi

SIADH

Komplikasi pemberian cairan:

Sistemik:

Kelebihan cairan tubuh

Kekurangan cairan tubuh

Kelainan elektrolit

Kelainan gula darah

Emboli udara

Lokal:

Flebitis

Infeksi

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit :

- Dehidrasi (isotonic, hipernonik, hipotonik)

- Edema

- Intoksikasi air

Stage syock hipovolemik