cacing tambang

3
Cacing Tambang ( Necator americanusdan Ancylostoma duodenale) Morfologi dan Daur Hidup Hospes parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usushalus dengan giginya melekat padamucosa usus. Cacing betina menghasilkan9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm,cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau Cdan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalahsebagai berikut : telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalamtanah, telur tersebut menetas menjadi larvarabditiform. Dalam waktu sekitar 3harilarva tumbuh menjadilarva filariformyang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnyakirakira 60x40mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Didalamnya terdapat beberapa sel,larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250mikron, sedangkan larva filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelahmenembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru- paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring .Dari laring , larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadicacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikuttertelan bersama makanan Patofisiologi Cacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengangiginya pada dinding usus dan menghisap darah. Infeksi cacing tambangmenyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderitamengalami kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerjaserta menurunkan produktifitas. Tetapi kekurangan darah (anemia) ini biasanya tidak dianggap sebagai cacingan karena kekurangan darah bisa terjadi oleh banyak sebab. Gejala Klinik dan Diagnosis Gejala klinik karena infeksi cacing tambang antara lain lesu, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pucat, rentan terhadap penyakit, prestasikerja menurun, dan anemia (anemia hipokrom micrositer ). Di samping itu jugaterdapat eosinofilia.

Upload: debyjayanti

Post on 16-Apr-2015

77 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cacing Tambang

Cacing Tambang ( Necator americanusdan Ancylostoma duodenale)

Morfologi dan Daur HidupHospes parasit ini adalah manusia, Cacing dewasa hidup di rongga usushalus dengan

giginya melekat padamucosa usus. Cacing betina menghasilkan9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm,cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau Cdan di dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalahsebagai berikut : telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalamtanah, telur tersebut menetas menjadi larvarabditiform. Dalam waktu sekitar 3harilarvatumbuh menjadilarva filariformyang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnyakirakira 60x40mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Didalamnya terdapat beberapa sel,larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250mikron, sedangkan larva filriform panjangnya kurang lebih 600 mikron. Setelahmenembus kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru- paru menembus pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring .Dari laring , larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadicacing dewasa. Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit atau ikuttertelan bersama makanan

PatofisiologiCacing tambang hidup dalam rongga usus halus tapi melekat dengangiginya pada dinding

usus dan menghisap darah. Infeksi cacing tambangmenyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderitamengalami kekurangan darah (anemia) akibatnya dapat menurunkan gairah kerjaserta menurunkan produktifitas. Tetapi kekurangan darah (anemia) ini biasanya tidak dianggap sebagai cacingan karena kekurangan darah bisa terjadi oleh banyak sebab.

Gejala Klinik dan DiagnosisGejala klinik karena infeksi cacing tambang antara lain lesu, tidak  bergairah, konsentrasi

belajar kurang, pucat, rentan terhadap penyakit, prestasikerja menurun, dan anemia (anemia hipokrom micrositer ). Di samping itu jugaterdapat eosinofilia.

EpidemiologiKejadian penyakit ( Incidens) ini di Indonesia sering ditemukan pada penduduk yang

bertempat tinggal di pegunungan, terutama di daerah pedesaan,khususnya di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini menghisap darah hanyasedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan berlangsung lama, setelahgigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat penting dalam penyebaran infeksi penyakit ini (Srisasi Gandahusada 2000:15).Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus)dengan suhu optimum 320C - 380C. Untuk menghindari infeksi dapat dicegahdengan memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah.

Anemia defisensi besiKebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah inihanya kira-kira 2 mg

yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4gr. Kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kgBB pada wanita.Umumnya akan terjadi anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe jugaterdapat kekurangan asam folat.

Page 2: Cacing Tambang

EtiologiAnemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesdia paling banyak

disebabkan oleh cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Biladisertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia. Penyeban lain dari anemia defisiensiadalah ;

•Diet yang tidak mencukupi•Absorpsi yang menurun•Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi.•Perdarahan pada saluran cerna,menstruasi, donor darah.•Hemoglobinuria•Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

Gejala klinis : selain gejala-gejala umum anemia, defisiensi Fe yang berat akanmengakibatkan perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah yang halus,keilosis dan sebagainya.didapatkan tanda-tanda malnutrisi.

Kadar Hematokrit

Kadar hematokrit (packed red cell volume) adalah konsentrasi(dinyatakan dalam persen) eritrosit dalam 100 ml (1 dL) darah lengkap(Gandasoebrata, 2004; Kee, 1997; Sutedjo, 2007). Dengan demikian kadar hematokrit adalah parameter hemokonsentrasi serta perubahannya. Kadar hematokrit akan meningkat saat terjadinya peningkatan hemokonsentrasi,baik oleh peningkatan kadar sel darah atau penurunan kadar plasma darah,misalnya pada kasus hipovolemia. Sebaliknya kadar hematokrit akan menurun ketika terjadi penurunan hemokonsentrasi, karena penurunan kadarseluler darah atau peningkatan kadar plasma darah, antara lain saat terjadinya anemia.Pengukuran kadar hematokrit dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu:

a. Metode langsung, dengan cara makro atau mikro. Cara mikro kini lebihbanyak digunakan, karena hasilnya dapat diperoleh dengan lebih cepa danakurat.

b. Metode tidak langsung, yaitu dengan menggunakan konduktivitas elektrik dan komputer.(Dacie dan Lewis, 1977)

Penyakit dengan Peningkatan Kadar HematokritDehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, asidosis diabetikum,emfisema paru (stadium akhir),trancient ischaemic attack (TIA), eklampsia,trauma, pembedahan, luka bakar (Kee, 1997; Sutedjo, 2007).