ca rektum

19
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS A. DEFINISI Kanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika. Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat. Ca. Rectal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya). ( Parkwaycancercentre.com ) GAMBAR KANKER REKTAL B. ETIOLOGI Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ). • Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar

Upload: thiar-to-bone

Post on 13-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ca

TRANSCRIPT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISIKanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika. Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat.Ca. Rectal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum.Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma (kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya). ( Parkwaycancercentre.com )

GAMBAR KANKER REKTAL

B. ETIOLOGIPenyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. ( Brunner & Suddarth,buku ajar keperawatan medikal bedah,hal. 1123 ). Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker. Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal. Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda terkena kanker pada usia muda. Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.

C. PATOFISIOLOGIKanker rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya, Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubun yang lain (paling sering ke hati).

PATHWAY

D. TANDA DAN GEJALA Gejala paling menonjol adalah : Perubahan kebiasaan defekasi Pasase darah dalam fesesGejala lain berupa Anemi yang tidak diketahu sebabnya Anoreksia Penurunan berat badan Keletihan

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Diagnosis kanker rekti dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, colok dubur dan rekto sigmoidoskopi

F. KOMPLIKASI Obstrusi usus partial atau lengkap Hemorrhage Perfusi dan dapat mengakibatkan pembentukan abses Peritonotis

G. PENATALAKSANAAN MEDISSatu-satunya kemungkinan terapi kuratif ialah tindakan bedah, dengan tujuan utamanya memperlancar saluran cerna. Kemotrapi dan raiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.Prosedur pembedahan pilihan adalah :o Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik).o Reseksi abdominoperineal dengan kolostoti sigmoid permanene (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal )o Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosisi lanjut dari kolostomi. (memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum resekai )o Kolostomi permanen (unuk menyembuhkan lesi obstrusi yang tidak dapat direseksi)

BAB 3 PROSES KEPERAWATANA. PENGKAJIANo 3.1 Pengkajiano 3.1.1. Identitaso Nama :o Umur : usia 65 thno Kelamin : pada penelitian ditemukan kebanyakan pada laki-lakio Pendidikan :o Pekerjaan :o Alamat :o Penanggung jawab :a. Keluhan Utama : Buang air besar berdarah dan berlendir, terjadi perubahan pola defikasi yaitu diare beberapa hari yang disusul konstipasi selama beberapa hari, ukuran feses kecil kecil.b. Riwayat Penyakit Sekarang: -c. Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensie. Riwayat Penyakit Keluarga: -

3.1.2 Pola Fungsi Kesehatano a. Pola persepsi terhadap kesehatan 1) Penggunaan tembakau a) Ya/tidak : ya b) Berhenti kapan : berhenti sejak bedrest c) Macam: pipa atau cerutu : rokok d) Frekuensi : < 1 pack/hari, 2) NAPZA : tidak 3) Alkohol: tidako b.Pola aktifitas dan latihana) Keadaan aktifitas sehari-hari (1) Kebiasaan olahraga : (waktu, lama, teratur/tidak) : teratur (2) Jenis olahraga : lari (3) Alat bantu untuk memenuhi aktifitas setiap hari: tidak ada (4) Apakah aktivitas sehari-hari dapat dilakukan sendiri, bantuan alat, orang laino c. Pola istirahat dan tiduro 1). Sebelum sakito a) Kebutuhan istirahat (1) Kapan : saat merasa lelah (2) Berapa lama : 2-3 jam (3) Kegiatan untuk mengisi waktu luang : bersantai di rumah (4) Apakah menyediakan waktu untuk istirahat pada waktu siang hari : tidak (5) Dalam suasana yang bagaimana klien dapat istirahat dan mengisi waktu luang : saat libur kerjao b) Kebutuhan tidur (1) Jumlah tidur dalam sehari : 1 x (2) Tidur malam : 8 jam (3) Apakah tidur malam yang diutamakan atau tidur siang yang diutamakan : tidur malam (4) Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada (5) Apakah klien selalu tidur dengan teman atau seorang diri : dengan istri. (6) Perangkat/alat yang selalu digunakan untuk tidur : selimut dan bantal (7) Keluhan dalam hal tidur : tidak ada2) Selama sakito a) Kebutuhan Istirahat Pasien sangat banyak membutuhkan istirahat selama sakit. b) Kebutuhan Tidur (1) Jumlah tidur dalam sehari : pasien dalam keadaan somnolent (2) Penghantar untuk tidur : tidak ada (3) Keluhan tidur : tidak terkaji karena pasien somnolent (4) Apakah klien kesakitan atau sesak nafas, dll : pasien terlihat kesulitan saat bernapas.o d. Pola Nutrisi-Metabolik1) Sebelum sakit :o - Frekuensi makan : 3 x sehari - Jenis makanan/diet : nasi, sayur dan lauk pauk - Porsi yang dihabiskan : 15-20 sendok makan - Makanan yang disukai : makanan atau minuman yang manis (teh manis) - Makanan yang tidak disukai : tidak ada - Makanan pantang : tidak ada - Makanan tambahan/vitamin : tidak ada - Kebiasaan makan : di rumah - Nafsu makan : R baik, sedang, kurang. - Alasan : tidak ada keluhan dengan makannya. - Banyaknya minum : ( 800 cc/24 jam) - Jenis minuman : air putih dan teh manis - Minuman yang tidak disukai : tidak ada - Minuman pantang : tidak ada - Perubahan BB 6 bulan terakhir : berkurang : 8 kg.o 2) Selama sakit - Jenis makanan : makanan cair - Frekuensi makan : 6 kali - Porsi makan yang dihabiskan : 250 cc - Banyaknya minum dalam sehari : 1200 cc - Jenis minuman : air putih - Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolent o e. Pola Eliminasi1) Sebelum sakita) Buang air besar (BAB) - Frekuensi : 1 x sehari - Waktu : pagi hari - Warna : tidak terkaji - Konsistensi : tidak terkaji - Posisi waktu BAB duduk/jongkok : jongkok - Penghantar untuk BAB, misal: membaca, merokok, dll : merokok - Pemakaian obat, misal: obat pencahar, dll : tidak ada - Keluhan lain : tidak ada keluhanb) Buang air kecil (BAK) - Frekuensi (dalam sehari) : tidak terkaji - Jumlah (cc/24 jam) : tidak terkaji - Warna : tidak terkaji - Bau : tidak terkaji - Keluhan : tidak ada2) Selama sakita) Buang air besar (BAB) - Frekuensi : 1 kali sehari - Waktu : siang hari - Warna : kuning - Konsistensi : lembek - Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolentb) Buang air kecil (BAK) - Frekuensi (dalam sehari) : 1 kali - Jumlah (cc/24 jam) : 100 cc - Warna : kuning kecoklatan - Bau : tidak bau - Keluhan : tidak terkaji karena pasien somnolent Alat bantu buang air kecil, kateter,kondom / plastik, digunakan sejak dirawat di RS.

o f. Pola kognitif perseptualo 1) Keadaan mental : tidak ada respon 2) Berbicara : tidak mampu berbicara 3) Bahasa yang dikuasai : Indonesia, Lain-lain: Jawa 4) Kemampuan membaca : tidak mampu membaca 5) Kemampuan berkomunikasi : tidak mampu berkomunikasi 6) Kemampuan memahami informasi : tidak mampu memahami informasi 7) Pendengaran : baik 8) Penglihatan : Pasien sulit membuka mata 9) Vertigo : tidak ada 10) Tak nyaman/nyeri : tidak terkaji g. Pola konsep diri tidak terkaji karena pasien somnolento h. Pola kopingo 1) Pengambilan keputusan : (sendiri), R (dibantu orang lain), siapa: istri2) Hal-hal yang dilakukan jika mempunyai masalah: a) Tidur b) Makan c) Minum obat d) Cari pertolongan e) Marah f) R Diam o i.Pola seksual Reproduksi 1) Gangguan hubungan seksual : Ada/tidak. Jika Ada karena penyakit yang menyebabkan pasien mengalami gangguan mobilitas fisik. 2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : kurang memahamio j. Pola Peran hubungan 1) Status pekerjaan 2) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat: Tidak pernah lagi setelah sakit. 3) Sistem pendukung :a) Ada / Tidak ada. Jika ada, siapa : ada (1) Pasangan (2) Tetangga/teman (3) Keluarga dalam rumah yang sama (4) Keluarga dalam rumah terpisahb) Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit : istri selalu setia menunggu pasien selama di Rumah Sakit. 4) Kesulitan dalam keluarga : tidak ada gangguan atau kesulitan dalam hubungan dengan saudara ataupun keluarga. 5) Selama sakita) Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga : baikb) Bagaimana hubungan dengan masyarakat : kurangc) Bagaimana hubungan dengan pasien lain, anggota kesehatan lain : baik

o k. Pola Nilai dan Keyakinan1) Sebelum sakit a) Agama : Islam b) Larangan agama : tidak adac) Kegiatan keagamaan Macam : sholat Frekuensi : 5 waktu / kali sehario2) Selama sakit a) Kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit : tidak terkaji karena pasien somnolent.o 3.1.3 Pengkajian Fisik a. Pengukuran TB : 170 cm. b. Pengukuran BB : 45 kg. c. Pengukuran Vital Sign : Tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi : 60 x/mnt. Suhu : 370C Respirasi : 16 x/mnt. d. Tingkat Kesadaran (kuantitatif & kualitatif)o e. Keadaan Umum: Klien tampak sakit : ringan,sedang,berat Alasan : pasien nampak lemah dan dalam keadaan somnolent.

o 3.1.4 Pemeriksaan Fisik (Head to toe)1) Kepala a) Bentuk kepala, kulit kepala, luka, ketombe : bentuk kepala lonjong, kulit kepala kotor. b) Pertumbuhan rambut: lebat, mudah rontok : pertumbuhan rambut jarang. c) Kesan wajah (simetris/tidak, pembengkakan) : simetris, tidak ada pembengkakan2) Mata a) Kebersihan, gangguan pada mata: kemerahan, air mata, dll : kemerahan b) Pemeriksaan celah mata, konjungtiva, dan sklera : pucat c) Pemeriksaan pupil : isokor d) Pemeriksaan visus dengan kartu snellen : tidak terkaji e) Pemeriksaan tekanan bolamata (TIO) : tidak terkaji f) Refleks terhadap cahaya : positif3) Telinga a) Fungsi pendengaran : tidak terkaji b) Bentuknya : simetris antara bentuk telinga kanan maupun kiri. c) Periksa lubang telinga dan membrana tympani : ada pantulan cahaya d) Mastoid (nyeri, dll) : tidak terkaji e) Apakah keluar cairan : tidak keluar cairan f) Kebersihan : kotor4) Hidung a) Posisi septum : lurus/ simetris b) Sekret hidung : ada secret c) Nyeri sinus, polip : tidak terkaji d) Fungsi pembauan : tidak terkaji e) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak ada penggunaan aksesoris5) Mulut dan tenggorokan a) Kemampuan berbicara : tidak mampu berbicara b) Keadaan bibir: Seilosis, Seilisis, gusi dan selaput lendir dan lain-lain c) Warna lidah : putih d) Keadaan palatum : kotor e) Gigi gerigi, letak gigi, kondisi gigi : gigi bagian depan atas sabagian sudah tidak ada. f) Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak menggunakan aksesoris6) Leher a) Bentuk, gerakan : simetris, gerakan terbatas b) Pembesaran thiroid : tidak ada pembesaran tiroid c) Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening d) Kelainan lainnya : tidak ada7) Dadaa) Inspeksi (1) Perhatikan simetris atau tidak : simetris (2) Kelainan bentuk dada : tidak ada kelainan bentuk dada (3) Retraksi dada : tidak ada retraksi dada (4) Ketinggalan gerak : tidak ada (5) Karakter pernafasan : dalam (6) Ukuran (konfigurasi) dada anterio-posterior : 2:1 (7) Ictus cordis : ictus cordis terlihat b) Palpasi (1) Simetris atau tidak pada waktu bernafas : simetris (2) Adanya massa : tidak ada massa (3) Pernafasan (kecepatan, kedalaman, jenis pernafasan) : pernafasan lambat dan dalam, kusmaul. (4) Ictus cordis : ictus cordis terabac) Perkusi (1) Suara pekak pada seluruh lapang paru (2) Bunyi dullness berkurang pada jantungd) Auskultasi (1) Suara napas : egophoni (2) Bunyi tambahan : ronkhi basah8) Punggung- Tidak ada kelainan bentuk punggung9) Abdomena) Inspeksio (1) Warna kulit : kuning langsat (2) Bentuk/kontur : agak buncit (3) Simetris atau tidak : simetris (4) Ada luka di bagian kanan perutnyab) Auskultasi Suara bising usus : 25 x/menitc) Perkusi Suara timpani dan tidak ada ascitesd) Palpasi (1) Tidak ada pembesaran hepar maupun lien (2) Tidak ada distensi abdomen10) EkstremitasAtas : a) Terpasang infus di tangan kiri b) Terdapat luka dekubitus di lengan atas bagian kananBawah : a) Terdapat ulkus di tungkai kaki kanan11) Integumen a) Ulkus dekubitus di punggung, pantat b) Turgor kulit tidak elastic12) Genetalia Terpasang plastik atau tampungan urin

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:Preoperatif: Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang paparan sumber informasiPasca operatif: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada apendiktomi) Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan Gangguan pola tidur bd kondisi lingkungan yang ramai

PERENCANAANPreoperasi1. Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d Kurang paparan sumber informasi

NOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x 24 jam ps mengerti proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yg diberikan dg:Indikator:Ps mampu: Menjelaskan kembali tentang proses penyakit, mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas NIC: Pengetahuan penyakitAktifitas:1. Jelaskan tentang penyakit Ca rekti2. Jelaskan tentang program pengobatan dan tindakan operasi yang akan dilakukan3. Jelaskan tindakan untuk mencegah komplikasi4. Tanyakan kembali pengetahuan ps tentang penyakit, prosedur prwtn dan pengobatan

1. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas2. Mempermudah intervensi

3. Mencegah keparahan penyakit

4. Mereviw

Post operasi2. Dx. Keperawatan: Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada apendiktomi)NOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Kontrol nyeri, setelah dilkukan perawatan selama 3x24 jam nyeri ps berkurang dg:Indikator: Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri

Ps menyatakan nyeri berkurang

Ps mampu istirahan/tidur

Menggunakan tekhnik non farmakologi NIC: Manajement nyeriAktifitas:1. Lakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri2. Amati isyarat non verbal tentang kegelisaan3. Fasilitasi linkungan nyaman4. Berikan obat anti sakit5. Bantu pasien menemukan posisi nyaman6. Berikan massage di punggung7. Tekan dada saat latihan batuk1. untuk menentukan intervensi yang sesuai dan keefektifan dari therapi yang diberikan2. Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamnan3. Meningkatkan kenyamanan4. Mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri5. Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks6. Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat meningkatkan sumber coping7. Memudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

3. Diagnosa keperawatan: deficite self care b.d nyeriNOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Perawatan diri : (mandi, berpakaian), setelah diberi motivasi perawatan selama 2x24 jam, ps mampu melakukan mandi dan berpakaian sendiri dg:Indikator: Tubuh bebas dari bau dan menjaga keutuhan kulit Menjelaskan cara mandi dan berpakaian secara aman NIC: Membantu perawatan diri pasienAktifitas:1. Tempatkan alat-alat mandi disamping TT ps2. Libatkan keluarga dan ps3. Berikan bantuan selama ps masih mampu mengerjakan sendiri

NIC: ADL berpakaianAktifitas:1. Informasikan pd ps dlm memilih pakaian selama perawatan2. Sediakan pakaian di tempat yg mudah dijangkau3. Bantu berpakaian yg sesuai4. Jaga privcy ps5. Berikan pakaian pribadi yg digemari dan sesuai

1. Mempermudah jangkauan

2. Melatih kemandirian3. Meningkatkan kepercayaan

1. Memudahkan intervensi

2. Melatih kemandirian

3. Menghindari nyeri bertambah4. Memberikan kenyamanan5. Memberikan kepercayaan diri ps

4. Diagnosa keperawatan: Risiko infeksi bd tindakan invasif, insisi post pembedahanNOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko, setelah diberikan perawatan selama 3x24 jam tidak terjadi infeksi sekunder dg:Indikator: Bebas dari tanda-tanda infeksi Angka leukosit normal Ps mengatakan tahu tentang tanda-tanda infeksi NIC: Perawatan lukaAktifitas:1. Amati luka dari tanda2 infeksi2. Lakukan perawatan payudara dengan tehnik aseptic dan gunakan kassa steril untuk merawat dan menutup luka3. Anjurkan pada ps utnuk melaporkan dan mengenali tanda-tanda infeksi4. Kelola th/ sesuai program

NIC: Kontrol infeksiAktifitas:1. Batasi pengunjung2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat ps3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup4. Anjurkan istirahat cukup5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV6. Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

1. Penanda proses infeksi2. Menghindari infeksi

3. Mencegah infeksi

4. Mempercepat penyembuhan

1. Mencegah infeksi sekunder2. Mencegah INOS

3. Meningkatkan daya tahan tubuh4. Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi5. Mencegah tjdnya infeksi6. Meningkatkan pengetahuan ps

5. Dx. gangguan pola tidur bd kondisi lingkungan yang ramai

NOC dan indikator NIC dan aktifitas RasionalNOC: Tidur, istirahat, sehat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat terpenuhi kebutuhan tidurnyadg Indikataor: Jumlah jam tidur cukup Pola tidur normal Kualitas tidur cukup Tidak sering terbangun Merasa segar setelah bangun tidur Bangun pada waktu yang direncanakan TTV dalam batas normalSkala:1. sangat bermasalah2. bermasalah3. sedang4. sedikit bermasalah5. tidak bermasalah NIC:1. Peningkatan tidur Kaji aktifitas pola tidur klien Jelaskan tentang pentingnya tidur yang cukup selama sakit, terapi. Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik, psikososial yang menggangu tidur Tambah jam tidur bila perlu Diskusikan pada klien dan keluarga tentang tehnik peningkatan pola tidur.2. manajemen lingkungan batasi pengunjung jaga lingkungan dari bising tidak melakukan tindakan keperawatan pada saat klien tidur3. mengurangi cemas tentukan tingkat kecemasan

latihan relaksasi

pola tidur yang biasanya secara individu, dapat dikumpulkan melalui pengkajian yg komprehensif dan holistic, dibutuhkan untuk menentukan penyebab gangguan

suara yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan tidur

kecemasan dan depresi biasanya terjadi pada orang tua dan dapat menyebabkan imsomnia. Relaksasi dapat membantu klien mengurangi kecemasan

BAB 4 PENUTUP1. KESIMPULANKanker rektum adalah tipe paling umum kedua dari kanker internal di Amerika. Penyebab nyata dari kanker rektum tidak diketahui, tetapi faktor riwayat kanker kolon dalam keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diit tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat.

2. SARANDiharapkan ASKEP ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit KANKER REKTAL menjadi bekal dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Maurytania, A.R, 2003, Buku Saku Ilmu Bedah, Widya Medika, Yogyakarta