bupati kepulauan yapenhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/perda no. 9 th 2012... · 9....

28
BUPATI KEPULAUAN YAPEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN YAPEN, Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Umum merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah ; b. bahwa berdasarkan Pasal 110 huruf a Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Pelayanan Kesehatan merupakan salah satu jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah ; c. bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Irian Barat dan Kabupaten- kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2907) ; 2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-udang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884) ;

Upload: phungnhan

Post on 26-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Umum merupakan salah satu

sumber pendapatan asli daerah yang penting guna

membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah ;

b. bahwa berdasarkan Pasal 110 huruf a Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Retribusi Pelayanan Kesehatan merupakan salah

satu jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut oleh

Pemerintah Daerah ;

c. bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang

Pembentukan Propinsi Irian Barat dan Kabupaten-

kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2907) ;

2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4151), sebagaimana

telah diubah dengan Undang-udang Nomor 35 Tahun 2008

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4884) ;

Page 2: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana

telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844) ;

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005

Nomor 165 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4593);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2008 tentang

Perubahan Nama Kabupaten Yapen Waropen menjadi

Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 80,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4857);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan

Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5107), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan

Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah

Provinsi (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5209);

Page 3: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang

Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif

Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5161);

10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

dan

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

KESEHATAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Yapen;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah otonom yang

lain sebagai badan eksekutif daerah ;

3. Bupati ialah Bupati Kepulauan Yapen;

4. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen ;

5. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tida k mela kukan

usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah

(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik, organisasi profesi atau organisasi lainnya, lembaga

dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk

usaha tetap.

Page 4: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

6. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan

Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau Badan.

7. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

8. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah

Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

9. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk jasa pelayanan terhadap

perorangan dan atau badan/lembaga oleh tenaga kesehatan meliputi upaya

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,

pemulihan kesehatan, dan perawatan kesehatan yang dilakukan di sarana

pelayanan kesehatan Pemerintah Daerah.

10. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan

upaya pelayanan kesehatan.

11. Sarana Pelayanan Kesehatan Pemerintah Daerah adalah RSUD dan Unit

Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan yang merupakan organisasi fungsional

milik Pemerintah Daerah yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat.

12. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah

sarana pelayanan kesehatan rujukan milik Pemerintah Daerah yang

memberikan layanan medis spesialistik, layanan keperawatan dan layanan

penunjang medik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional serta

dilaksanakan secara timbal balik dan berkesinambungan.

13. Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disebut Pustu adalah unit

pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat secara sederhana untuk menunjang pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh Puskesmas.

14. Puskesmas Keliling yang selanjutnya disebut Pusling adalah unit pelayanan

oleh Puskesmas dengan menggunakan kendaraan roda 4 (empat) untuk

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di lokasi yang jauh

dari sarana pelayanan kesehatan yang ada atau jauh dari Puskesmas dan

Puskesmas Pembantu.

Page 5: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

15. Tarif Pelayanan Kesehatan adalah risiko biaya penyelenggaraan kegiatan

layanan medik dan atau layanan keperawatan dan atau layanan penunjang

medik dan atau layanan penunjang keperawatan, dan atau layanan umum

lainnya yang dibebankan kepada konsumen pengguna jasa layanan dengan

memperhitungkan komponen bahan/alat, jasa sarana dan jasa layanan.

16. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan

perundangundangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

17. Wajib Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan

untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau

pemotong retribusi jasa umum.

18. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas

waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan

tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

19. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah

bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan

menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas

daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.

20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,

adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok

retribusi yang terutang.

21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat

SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar

daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah

surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif

berupa bunga dan/atau denda.

23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah

data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan

profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji

kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi

dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.

Page 6: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

24. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana

di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta menemukan

tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi sebagai

pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan yang disediakan di sarana

pelayanan kesehatan Pemerintah Daerah.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di

puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, balai pengobatan,

Rumah Sakit Umum Daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang

sejenis yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali

pelayanan pendaftaran.

(2) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak

swasta.

Pasal 4

Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah orang yang

menggunakan/menikmati pelayanan kesehatan di sarana pelayanan

kesehatan Pemerintah Daerah.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan kedalam Retribusi Jasa Umum

Page 7: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa pada Retribusi Pelayanan Kesehatan diukur

berdasarkan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi ditetapkan dengan

memperhatikan biaya penyediaan jasa pelayanan kesehatan, kemampuan

masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan

tersebut.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan

pemeliharaan, biaya bunga, dan biaya modal.

(3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 8

(1) Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan di puskesmas,

puskesmas pembantu, puskesmas keliling, balai pengobatan, Rumah Sakit

Umum Daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang

dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

(2) Bagi penduduk yang mengikuti Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan

Kesehatan Sosial, Jaminan Kesehatan Daerah dan asuransi kesehatan

lainnya, retribusi ditanggung sepenuhnya oleh penjamin sesuai ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ;

Page 8: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

(3) Prosedur pengelolaan Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (2)

berpedoman pada petunjuk teknis dan Peraturan Perundang-undangan

yang berlaku.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 9

Retribusi terutang dipungut di wilayah Daerah.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 10

Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.

Pasal 11

Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD.

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 12

(1) Setiap Wajib Retribusi wajib mengisi SPORD.

(2) SPORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta di tandatangani oleh wajib retribusi atau

kuasanya. (3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB X

PEMUNGUTAN

Pasal 13

(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan yang diterbitkan oleh Bupati.

Page 9: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.

(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen

lain yang dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

TATACARA PEMBAYARAN

Pasal 14

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari

sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang

merupakan tanggal jatuh tempo pembayaran Retribusi.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya

atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang

tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelah memenuhi persyaratan

yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi

untuk mengangsur atau menunda pembayaran Retribusi, dengan

dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Tatacara pembayaran, pembayaran dengan angsuran dan penundaan

pembayaran Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat

lain yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan menggunakan SSRD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tatacara pengisian SSRD, ditetapkan dengan

Peraturan Bupati.

BAB XII

TATACARA PENAGIHAN

Pasal 16

(1) Untuk melakukan penagihan Retribusi, Pejabat dapat menerbitkan STRD

jika Wajib Retribusi tertentu tidak membayar Retribusi Terutang tepat

pada waktunya atau kurang membayar.

(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didahului dengan Surat Teguran.

(3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi administratif berupa

Page 10: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang

yang tidak atau kurang dibayar.

(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIII

KEBERATAN

Pasal 17

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat

yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai

alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan

sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat

menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena

keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib

Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan

pelaksanaan penagihan Retribusi.

Pasal 18

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat

Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang

diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau

sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan

Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut

dianggap dikabulkan.

Pasal 19

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, Bupati

menerbitkan SKRDLB untuk mengembalikan kelebihan pembayaran

Retribusi dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)

sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan

pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB XIV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan

permohonan pengembalian kepada Bupati.

Page 11: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah

dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan

pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB

harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan

pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah

lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran

Retribusi.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XV KEDALUWARSA

Pasal 21

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah

melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya

Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang

Retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tertangguh jika:

a. diterbitkan Surat Teguran; atau

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung

maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat

Teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan

masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada

Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan

angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh

Wajib Retribusi.

Page 12: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Pasal 22

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk

melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang

sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB XVI

PEMERIKSAAN

Pasal 23

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan

pemenuhan kewajiban Retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan

perundang-undangan Retribusi Daerah.

(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan

objek Retribusi yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Retribusi diatur

dengan Peraturan Bupati.

BAB XVII

PEMANFAATAN

Pasal 24

(1) Hasil penerimaan Retribusi merupakan pendapatan daerah yang harus

disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.

(2) Sebagian hasil penerimaan Retribusi digunakan untuk mendanai kegiatan

yang berkaitan langsung dengan pemberian Pelayanan Kesehatan.

(3) Pengalokasian sebagian penerimaan Retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB XVIII

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 25

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif

atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

Page 13: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Bupati berpedoman pada peraturan

perundang-undangan.

BAB XIX

PENYIDIKAN

Pasal 26

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah

diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai

negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh

pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah

agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak

pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan

terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi

Daerah;

Page 14: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada

Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

BAB XX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 27

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga

merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3

(tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi

terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan penerimaan

negara.

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten

Kepulauan Yapen Nomor 13 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pasal 29

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 15: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini, dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Kepulauan Yapen.

Ditetapkan di S E R U I

pada tanggal 6 Februari 2012

Pj. BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

YAN PIETER AYORBABA

Diundangkan di S E R U I pada tanggal 6 Februari 2012

Plh. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

ASISTEN PEMERINTAHAN,

HENGKI WORUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN TAHUN 2012 NOMOR 9

Page 16: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

PENJELASAN

PERATURANDAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

I. UMUM

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen serta untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor pelayanan kesehatan,

perlu penyediaan pembiayaan melalui penggalian sumber-sumber

pendapatan asli daerah yang dilakukan dengan peningkatan kinerja

pembangunan dan peninjauan kembali beberapa Peraturan Daerah

mengenai retribusi daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan zaman termasuk menetapkan Peraturan Daerah tentang

Retribusi Pelayan Kesehatan

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2 Cukup jelas

Pasal 3 Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas

Pasal 5 Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9 Cukup jelas

Page 17: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Pasal 10 Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14 Cukup jelas

Pasal 15 Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21 Cukup jelas

Pasal 22 Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Page 18: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Pasal 24 Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28 Cukup jelas

Pasal 29 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 40

Page 19: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN

NOMOR 9 TAHUN 2012

TANGGAL 6 Februari 2012

DAFTAR STRUKTUR BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

I. Polik Rawat Jalan :

1. Pasien baru……………………………………………… Rp. 5.000,-

2. Pasien lama………………………………………..…. .. Rp. 5.000,-

3. Resep Dokter Umum…………………………………… Rp. 15.000,-

4. Resep Dokter Spesialis…………………………………. Rp. 30.000,-

5. Jasa Konsultasi dokter umum/gigi……………….. . Rp. 15.000,-

6. Jasa Konsultasi spesialis (maks)…………………….. Rp. 25.000,-

7. Poliklinik KB

Tindakan KB :

Jasa Rumah Sakit……………………………………….. Rp. 15.000,-

Jasa Medis/Dokter ……………………………………… Rp. 20.000,-

Jasa dokter ahli ………………………………………... Rp. 30.000,-

Obat/alat Kontrasepsi……………………………….(sesuai harga

BKKBN/daftar obat/KEPMENKES Nomor 302/Menkes?SK/III/2008

tanggal 26 Maret 2008 tentang Harga Obat Generik

8. Poliklinik Penyakit Gigi dan Mulut :

a. Pencabutan gigi

1. Ringan :

Jasa Rumah Sakit……………………………….. Rp. 15.000,-

Jasa Medis/ Dokter gigi…………………………. Rp. 30.000,-

Bahan dan alat…………………………… Rp. 15.000,-

2. Sedang (ada sisa akar gigi)

Jasa Rumah Sakit……………………………….. Rp. 15.000,-

Page 20: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Jasa Medis/Dokter……………………………… Rp. 40.000,-

Bahan dan alat………………………………….. Rp. 20.000,-

3. Berat …………………./18

3. Berat (Dengan Operasi kecil)

Jasa Rumah Sakit………………………………. Rp. 15.000,-

Jasa Medis/Dokter ……………………………… Rp. 50.000,-

Bahan dan alat…………………………………….. Rp. 30.000,-

Dokter Ahli….…………………………………….. Rp. 100.000,-

b. Tumpatan Amalgam

Satu permukaan…………………………………... Rp. 20.000,-

Dua permukaan…………………………………... Rp. 30.000,-

Tiga permukaan…………………………………… Rp. 40.000,-

c. Tambalan Putih

Satu Permukaan…………………………………… Rp. 80.000,-

Dua Permukaan…………………………………… Rp. 90.000,-

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

d. Perawatan Pulpa Gigi

1. Pulpa Kaping ( satu paket)

Bahan dan Alat……………………………………… Rp. 50.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………… Rp. 20.000,-

Jasa Medis/Dokter ………………………………. Rp. 30.000,-

2. Pulpectomy :

Bahan dan Alat……………………………………… Rp. 50.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………… Rp. 20.000,-

Jasa Medis/Dokter ………………………………. Rp. 40.000,-

3. Perawatan Saluran Akar :

Bahan dan Alat……………………………………… Rp. 70.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………… Rp. 20.000,-

Jasa Medis/Dokter ………………………………. Rp. 40.000,-

4. Abses :

Bahan dan Alat……………………………………… Rp. 50.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………… Rp. 20.000,-

Page 21: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Jasa Dokter ahli …………………………………. Rp. 350.000,-

e. Protesa

1. Gigi Tiruan sebagian :

Depan atas atau bawah

Bahan dan alat……………………………………… Rp. 350.000,-

Belakang atas atau bawah

Bahan …………………../19

Bahan dan alat……………………………………… Rp. 350.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………... Rp. 20.000,-

Jasa Medis…………………………………………. Rp. 100.000,-

2. Gigi Tiruan penuh atas atau bawah :

Bahan dan Alat…………………………………….. Rp.1.500.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………... Rp. 20.000,-

Jasa Medis / Dokter……………………………… Rp. 100.000,-

Jasa Dokter ahli ………………………………… Rp. 150.000,-

3. Pencetakan Rahang atas atau bawah :

Bahan dan alat…………………………………….. Rp.1.500.000,-

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

Jasa Dokter ahli ………………………………… Rp. 100.000,-

4. Ortodonsi / Perawatan Kawat atau dan bawah :

Bahan dan alat……………………………………. Rp.3.500.000,-

Jasa Rumah Sakit………………………………… Rp. 20.000,-

Jasa Dokter Ahli…………………………………… Rp.2.500.000,-

5. Mahkota Jaket ( Jacket Crown ) :

Bahan dan alat……………………………………. Rp. 300.000,-

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

Jasa Medis / Dokter……………………………… Rp. 150.000,-

f. Perbaikan Karang Gigi

1. Ringan :

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

Jasa Medis……………………………………….. Rp. 100.000,-

Bahan dan alat……………………………………. Rp. 50.000,-

2. Sedang

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

Jasa Medis……………………………………….. Rp. 150.000,-

Page 22: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Bahan dan alat……………………………………. Rp. 60.000,-

3. Berat :

Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

Jasa Medis……………………………………….. Rp 200.000,-

Bahan dan alat……………………………………. Rp. 70.000,-

II. Unit …………………../20

II. Unit Gawat Darurat

1. Pasien Baru…………………………………………… Rp. 30.000,-

2. Obat : - Minum (1 Paket)………………………………… Rp. 40.000,-

- Suntik (1 Paket)………………………………… Rp. 60.000,-

- Obat khusus (Ateis, Ventolin dll) …………… Rp. 150.000,-

3. Tindakan Medis dokter ahli

Ringan…………………………………………………….. Rp. 50.000,-

Sedang…………………………………………………….. Rp. 75.000,-

Berat………………………………………………………. Rp. 100.000,-

4. Jasa Pelayanan Medis / dokter/dokter ahli

Ringan………………………………………………………… Rp. 100.000,-

Sedang………………………………………………………… Rp. 150.000,-

Berat………………………………………………………….. Rp. 200.000,-

III. Kamar Bedah

1. Sewa Kamar Bedah

Tindakan

Ringan……………………………………………………… Rp. 100.000,-

Sedang……………………………………………………… Rp. 150.000,-

Berat……………………………………………………….. Rp. 200.000,-

Sangat Berat……………………………………………... Rp. 250.000,-

2. Jasa tindakan Medis oleh dokter umum

Tindakan

Ringan……………………………………………………… Rp. 200.000,-

Sedang……………………………………………………… Rp. 500.000,-

Berat……………………………………………………….. Rp. 700.000,-

3. Jasa pelayanan Medis oleh dokter spesialis

Tindakan

Ringan……………………………………………………… Rp. 500.000,-

Page 23: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

Sedang……………………………………………………… Rp.1.500.000,-

Berat……………………………………………………….. Rp.2.000.000,-

Sangat berat ………………………………………………. Rp.2.500.000,-

Operasi khusus …………………………………………… Rp. 3. 000.000,-

4. Jasa …………………../21

4. Jasa Penata Anastesi

Operasi besar……………………………………………… Rp. 700.000,-

Operasi Kecil……………………………………………… Rp. 400.000,-

5. Jasa Dokter Anastesi

Operasi besar……………………………………………… Rp.1.500.000,-

Operasi Kecil……………………………………………… Rp. 750.000,-

6. Jasa Asisten Per-orang………………………………… Rp. 200.000,-

Jasa lopper ………………………………………………. Rp. 100.000,-

IV. Ruangan Perawatan

1. Kelas III ( Per hari )………………………………………. Rp. 15.000,-

Kelas II (per hari)……………………………………… Rp. 20.000,-

Kelas I (per hari)…………………………………………. Rp. 50.000,-

Vip………………………………………………………….. Rp. 100.000,-

2. Obat Minum (per paket) ……………………………… Rp. 40.000,-

3. Obat Suntik (per ampul)……………………………. Rp. 60.000,-

4. Cairan (per botol)…………………………………. Rp. 15.000,-

5. infus Set…………………………………………………… Rp. 15.000,-

6. Abbocath……………………………………………….. Rp. 20.000,-

7. Perawatan luka ( per hari)……………………………. Rp. 10.000,-

8. Jasa visite dokter umum

Kelas III……………………………………………………… Rp. 20.000,-

Kelas II……………………………………………………… Rp. 25.000,-

Kelas I………………………………………………………. Rp. 60.000,-

9. Jasa visite dokter spesialis (perhari)

Kelas III……………………………………………………… Rp. 30.000,-

Kelas II……………………………………………………… Rp. 50.000,-

Kelas I………………………………………………………. Rp. 75.000,-

Vip……………………………………………………………. Rp. 200.000,-

Page 24: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

10. Bayi baru lahir………………………………25% x Biaya rawat inap ibu

11. Pemakaian Oksigen per jam…………………………. Rp. 20.000,-

V. Ruang kebidanan dan kandungan

1. Persalinan Normal …………………………………….. Rp. 300.000,-

2. Persalinan Sulit (dengan atau tanpa alat) …… …… Rp. 500.000,-

3. Kuretase ………………../22

3. Kuretase …………………………………………………….. Rp. 500.000,-

4. Manual Plasenta ………………………………………….. Rp. 200.000,-

5. Jasa Pelayanan Medis / Dokter ahli

Persalinan Normal …………………………………….. Rp 300.000,-

Persalinan Sulit …………………………………………… Rp. 500.000,-

Kuretase ………………………………………………….. Rp. 300.000,-

Manual Plasenta …………………………………………. Rp. 750.000,-

6. Pemakaian Inkubator/hari ………………………..Rp. 100.000,-

VI. Rauang Anak

Jasa Pelayanan Dokter Ahli

Nebulisasi ……………………………………………………. Rp. 100.000,-

Intraoseus …………………………………………………. Rp. 200.000,-

Transfusi Ekscens………………………………………… Rp. 500.000,-

Resusitasi Bayi baru lahir ………………………………. Rp. 350.000,-

VII. Pemeriksaan Penunjang Medik

1. Radiologi

a. Foto Polos ( pemeriksaan sederhana)

- Bahan dan alat……………………………………. Rp. 50.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

- Jasa Penata Radiologi……………………………… Rp. 20.000,-

- Jasa Dokter Ahli ………………………………….. Rp. 50.000,-

b. Foto Contras

- Bahan dan alat……………………………………. Rp. 100.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………. Rp. 20.000,-

- Jasa Medis/dokter………………………………... Rp. 50.000,-

- Jasa Dokter Ahli ………………………………….. Rp. 150.000,-

2. Ultrasonografi (USG)

Page 25: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

a. Dengan Print Out

- Jasa Rumah Sakit………………………………… Rp. 50.000,-

- Jasa Medis/dokter………………………………….. Rp. 100.000,-

- Pemeliharaan………………………………………... Rp. 50.000,-

b. Tanpa …………………./23

b. Tanpa Print Out

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 40.000,-

- Jasa Medis/Dokter………………………………… Rp. 100.000,-

- Pemeliharaan………………………………………... Rp. 40.000,-

3. Elektrokardiografi (EKG)

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 50.000,-

- Jasa Medis/Dokter ……………………………….. Rp. 100.000,-

- Pemeliharaan………………………………………... Rp. 50.000,-

4. Radiologi

a. Pemeriksaan Sederhana / Foto Toraks dan Tulang

- Bahan dan alat……………………………….. Rp. 50.000,-

- Jasa Rumah Sakit……………………………. Rp. 20.000,-

- Jasa Penata / Dokter………………………. Rp. 50.000,-

b. Pemeriksaan Sedang;

- Bahan dan alat………………………………. Rp. 50.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………… Rp. 20.000,-

- Jasa Medis………………………………….. Rp. 50.000,-

c. Pemeriksaan kehamilan

- Bahan dan alat (peritem) …………………. Rp. 100.000,-

- Jasa Rumah Sakit……………………………. Rp. 20.000,-

5. HEMATOLOGI

a. Darah Lengkap Otomatis …………………………… Rp. 35.000,-

b. Manual

- HB Sahli ………………………………………….. Rp. 5.000,-

- Lekosit ………………………………………….. Rp. 5.000,-

- Diff Tell ……………………………………….. Rp. 10.000,-

Page 26: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

- Tombosit ………………………………………….. Rp. 10.000,-

- Malaria …………………………………………….. Rp. 10.000,-

- LED ……………………………………………….. Rp. 10.000,-

c. Morfologi Darah Tepi (MDT)……………………….. Rp. 25.000,-

d. Golongan Darah Tanpa Kartu……………………… Rp. 10.000,-

e. Golongan Darah dengan Kartu…………………… Rp. 20.000,-

5. KIMIA DARAH …………………/24

5. KIMIA DARAH : Alat Fotometer

a. Gula Darah …………… …………………………… Rp. 30.000,-

b. Kolestrol …………………..……………………….. Rp. 30.000,-

c. trigliserida ………………….……………………….. Rp. 40.000,-

d. SGOT ………………………………………………… Rp. 35.000,-

e. SGPT ………………………………………………… Rp. 35.000,-

f. Protein Total ……………….……………………. Rp. 35.000,-

g. Albumin ……………….………………………… Rp. 35.000,-

h. Bilirubin Total ……………………………………… Rp. 40.000,-

i. Bilirubin Direk ……………………………………….. Rp. 40.000,-

j. Ureum …………………………………………… Rp. 35.000,-

k. Creatinin ………………….………………………… Rp. 35.000,-

l. Asam Urat ……..…………………………………… Rp. 35.000,-

m. HDL Kolestrol …………………………………….. Rp. 60.000,-

n. LDL Kolestrol ………………………………………… Rp. 60.000,-

6. SEROLOGI : Immunochromatography Rapid Test

a. Anti HIV …………………… …………………………… Rp. 30.000,-

b. HBsAg …….…………………..……………………….. Rp. 25.000,-

c. Anti HCV ………………….……………………….. Rp. 30.000,-

d. Anti HBs …………………………………………… Rp. 25.000,-

e. Widal ………………………………………………… Rp. 50.000,-

7. ANALISIS CAIRAN TUBUH

a. Urine Rutin (Stick)…………… …………………… Rp. 15.000,-

b. Urine Lengkap (Stick + Sedimen.……………….. Rp. 25.000,-

c. Reduksi Urine Benedict……….………………….. Rp. 10.000,-

d. Protein Urine Bang…………………………………… Rp. 10.000,-

e. Tes Kehamilan ……………………………………… Rp. 20.000,-

f. Analisis Sperma ..…………………………………… Rp. 20.000,-

g. Analisis Cairan Tubuh lainnya…………………… Rp. 20.000,-

Page 27: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

8. FAECES RUTIN : mIKROSKOPIS

a. BTA…………… …………..…………………………… Rp. 20.000,-

VIII. Unit Rehabilitasi Medis

a. Pemeriksaan sederhana

- Bahan dan alat (per satu alat)……………. Rp. 50.000,-

- Jasa ……………………/25

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 20.000,-

- Jasa Medis / Dokter ……………………….. Rp. 50.000,-

- Jasa Dokter ahli …..…………………….. Rp. 100.000,-

b. Pemeriksaan Sedang

- Bahan dan alat (per satu alat)……………. Rp. 60.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 20.000,-

- Jasa Medis……………………………………. Rp. 60.000,-

- Jasa Dokter ahli …..…………………………. Rp. 150.000,-

Catatan : Kunjungan kedua dan seterusnya jasa rumah Sakit

tidak di pungut.

c. Pelayanan Dokter Ahli

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 100.000,-

- Tindakan………………………………………. Rp. 100.000,-

- Ringan …………………………………………….. Rp. 150.000,-

- Berat ……………………….………………………. Rp. 200.000,-

VIX. Lain – Lain

1. Visum et Repertum……………………………… Rp. 50.000,-

2. Otopsi/Bedah Mayat

- Bahan dan alat……………………………………… Rp. 100.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 50.000,-

- Jasa Medis………………………………………….. Rp. 300.000,-

3. Perawatan Jenazah

- Bahan dan alat……………………………………… Rp. 100.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 100.000,-

- Jasa Medis………………………………………….. Rp. 300.000,-

4. Pengawetan Jenazah

Page 28: BUPATI KEPULAUAN YAPENhukum.papua.go.id/jdihpapua/files/docs/regulasi/PERDA NO. 9 TH 2012... · 9. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tatacara Pemberian dan Pemanfaatan

- Bahan dan alat……………………………………… Rp. 200.000,-

- Jasa Rumah Sakit…………………………………… Rp. 50.000,-

- Jasa Medis………………………………………….. Rp. 150.000,-

5. Pemakaian Mobil Ambulance

- Dalam Kota Serui ……………………………………. Rp. 100.000,-

-Luar Kota serui………………………………………….. Rp. 200.000,-

6. Pemakaian ……………………../26

6. Pemakaian Mobil Jenazah

- Dalam Kota Serui…………………………………….. Rp. 100.000,-

- Luar Kota Serui……………………………………….. Rp. 300.000,-

7. Surat Keterangan ………………………………….. Rp. 20.000,-

Pj. BUPATI KEPULAUAN YAPEN,

YAN PIETER AYORBABA