bupati kapuas hulu provinsi kalimantan barat · pemeriksaan pajak daerah yang selanjutnya disebut...
TRANSCRIPT
" y
BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT
P E R A T U R A N B U P A T I KAPUAS H U L U NOMOR 27 TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA P E M E R I K S A A N P A J A K D A E R A H
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E S A
B U P A T I KAPUAS H U L U ,
Menimbang : bahwa u n t u k me laksanakan ketentuan Pasa l 108
ayat (3) Pera turan Daerah Nomor 8 T a h u n 2 0 1 1
tentang Pajak Daerah, perlu menetapkan Peraturan
Bupa t i K a p u a s H u l u tentang T a t a C a r a
Pemer iksaan Pajak Daerah ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 T a h u n 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darura t Nomor 3
T a h u n 1953 tentang Pembentukan Daerah
T ingkat I I di Ka l imantan (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 1953 Nomor 9)
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 1959 Nomor 72 ,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 17 T a h u n 2003
tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republ ik Indonesia T a h u n 2003 Nomor
47 , T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik
Indonesia Nomor 4286) ;
f 1
Undang-Undang Nomor 1 T a h u n 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 2004 Nomor 5,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Nomor 4355) ;
Undang-Undang Nomor 15 T a h u n 2004 tentang
Pemer iksaan Pengelolaan dan Tanggung J a w a b
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republ ik
Indonesia T a h u n 2004 Nomor 66 , T a m b a h a n
Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor
4400) ;
Undang-Undang Nomor 28 T a h u n 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retr ibusi Daerah (Lembaran
Negara Republ ik Indonesia T a h u n 2009 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara Republ ik
Indonesia Nomor 5049) ;
Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 2014 Nomor 244 ,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah d iubah
beberapa ka l i , t e rakhi r dengan Undang-Undang
Nomor 9 T a h u n 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 T a h u n 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 2015 Nomor 58,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Nomor 5679) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 55 T a h u n 2016
tentang Ketentuan U m u m dan T a t a Ca r a
Pemungutan Pajak Daerah (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 2016 Nomor 244 ,
T a m b a h a n Lembaran Negara Republ ik Indonesia
Nomor 5950) ;
t 2
8. Pera turan Daerah Kabupaten K a p u a s H u l u
Nomor 8 T a h u n 2011 tentang Pajak Daerah
sebagaimana te lah d iubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten K a p u a s H u l u Nomor 18
T a h u n 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten K a p u a s H u l u Nomor 8 T a h u n
2011 tentang Pajak Daerah;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : P E R A T U R A N B U P A T I KAPUAS H U L U TENTANG TATA CARA P E M E R I K S A A N P A J A K D A E R A H
B A B I
K E T E N T U A N UMUM
Pasa l I
Da l am Pera turan Bupa t i in i , yang d imaksud dengan :
1. Daerah ada lah Kabupaten K a p u a s H u l u .
2. Pemerintah Daerah ada lah B u p a t i sebagai u n s u r Penyelenggara
Pemer intahan Daerah yang memimpin pe laksanaan u r u s a n
pemer intahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. B u p a t i ada lah Bupa t i K a p u a s H u l u .
4. S a t u a n Ker ja Perangkat Daerah Pe layanan Pajak Daerah yang
se lan jutnya dis ingkat SKPD-PPD ada lah ins tans i yang me l akukan
pelayanan Pajak Daerah.
5. Pejabat ada lah Pegawai Negeri S ip i l yang diberi tugas tertentu di
bidang perpajakan daerah sesua i dengan peraturan perundang-
undangan yang ber laku.
6. Pajak Daerah ada lah kontr ibus i wajib kepada daerah yang
terutang oleh orang pribadi a tau badan yang bersifat m e m a k s a
berdasarkan Undang-undang, dengan t idak mendapatkan imba lan
secara langsung dan d igunakan u n t u k keper luan daerah bagi
sebesar-besarnya k e m a k m u r a n rakyat .
7. Wajib Pajak ada lah orang pribadi a t au Badan , meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunya i
h a k dan kewaj iban perpajakan sesua i dengan ketentuan peraturan
3
1
perundang-undangan perpajakan daerah.
8. B a d a n ada lah sekumpulan orang dan /a tau modal yang
merupakan kesa tuan baik yang me l akukan u s a h a m a u p u n yang
t idak me l akukan u s a h a yang mel iputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, perseroan la innya , B a d a n U s a h a Mil ik
Negara (BUMN) a tau B a d a n U s a h a Mil ik Daerah (BUMD) dengan
n a m a dan da lam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi , dana
pens iun , persekutuan, pe rkumpulan , yayasan , organisasi masa ,
organisasi sosial politik, a tau organisasi l a innya , lembaga dan
bentuk badan l a innya t e rmasuk kont rak investasi kolekti f dan
bentuk u s a h a tetap.
9. S u r a t Pengukuhan adalah Sura t yang diterbitkan oleh Kepala
S K P D - P P D sebagai dasar u n t u k me l akukan pemungutan pajak.
10. Pemer iksaan Pajak Daerah yang se lan jutnya disebut Pemer iksaan,
ada lah serangkaian kegiatan u n t u k mencar i , mengumpulkan dan
mengolah data dan/a tau keterangan la innya da lam rangka
pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah
berdasarkan pera turan perundang-undangan perpajakan daerah.
1 1 . Pemer iksaan Lengkap adalah Pemer iksaan lapangan terhadap
se lu ruh kegiatan Wajib Pajak yang bersifat komprehensif .
12. Pemer iksaan Sederhana ada lah Pemer iksaan s ingkat yang dapat
berupa Pemer iksaan sederhana di kantor m a u p u n Pemer iksaan
sederhana di lapangan
13. Pemer iksa Pajak Daerah yang se lanjutnya disebut Pemeriksa,
ada lah Pegawai Negeri S ip i l di l ingkungan Pemerintah Daerah a tau
tenaga ah l i yang d i tun juk oleh Bupa t i K a p u a s H u l u yang diberi
tugas, wewenang dan tanggung j awab u n t u k me laksanakan
Pemer iksaan di bidang Pajak Daerah .
14. Pembukuan ada lah s u a t u proses pencatatan yang d i l akukan
secara teratur u n t u k mengumpulkan data informasi yang meliputi
keadaan har ta , kewaj iban a tau utang, modal, penghasi lan dan
biaya serta j u m l a h ha r t a perolehan dan penyerahan barang a tau
j a s a , yang d i tutup dengan m e n y u s u n laporan Keuangan berupa
neraca dan perhitungan rugi laba pada setiap T a h u n Pajak
berakhir .
15. Pembahasan Akh i r Has i l Pemer iksaan ada lah pembahasan yang
d i l a k u k a n an ta ra Pemer iksa dengan Wajib Pajak da lam upaya
memperoleh pendapat yang s a m a a tas temuan se lama
Pemer iksaan, dan has i l bahasan temuan tersebut baik yang
disetujui m a u p u n yang t idak disetujui , d i tuangkan da lam Ber i t a
Acara Has i l Pemer iksaan yang di tandatangani oleh Pemer iksa dan
Wajib Pajak, yang se lanjutnya di jadikan dasar penerbitan S u r a t
Ketetapan Pajak Daerah yang se lanjutnya dis ingkat S K P D dan
S u r a t Tag ihan Pajak Daerah yang se lanjutnya dis ingkat STPD .
16. Ker tas Ker ja Pemer iksaan adalah catatan secara r inc i dan j e las
yang diselenggarakan oleh Pemer iksa pajak mengenai prosedur
Pemer iksaan yang di tempuh, pengujian yang d i l akukan , bukt i dan
keterangan yang d i kumpu lkan dan kes impulan yang d iambi l
sehubungan dengan pe laksanaan Pemer iksaan.
17. Laporan Pemer iksaan ada lah laporan tentang has i l Pemer iksaan
yang d i s u s u n oleh Pemer iksa secara r inc i , r ingkas, dan j e las serta
sesua i dengan ruang l ingkup dan tu juan Pemer iksaan.
B A B I I
T U J U A N DAN RUANG L I N G K U P
Pasa l 2
(1) T u j u a n Pemer iksaan ada lah u n t u k menguji kepa tuhan
pemenuhan kewaj iban perpajakan daerah dan pe laksanaan
ketentuan Pera turan Perundang-undangan mengenai Perpajakan
Daerah .
(2) Ruang l ingkup Peraturan Bupa t i K a p u a s H u l u in i me l i pu t i :
a . T u j u a n dan Ruang L ingkup;
b. B e n t u k Pemer iksaan;
c. Norma Pemer iksaan;
d. Pedoman Pemer iksaan; dan
e. Ta ta ca ra Pemer iksaan;
5
B A B I I I
B E N T U K P E M E R I K S A A N
Pasa l 3
(1) B e n t u k Pemer iksaaan terdiri dar i :
a . Pemer iksaan Lengkap; dan
b. Pemer iksaan Sederhana.
(2) Pemer iksaan Lengkap sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f
a d i l a k u k a n ditempat Wajib Pajak meliputi s e lu ruh j en i s pajak
u n t u k t a h u n berjalan dan/a tau t ahun - t ahun sebelumnya yang
d i l a k u k a n dengan menerapkan tekn ik Pemer iksaan yang laz im
d i l akukan da lam Pemer iksaan pada u m u m n y a .
(3) Pemer iksaan Sederhana sebagaimana d imaksud pada ayat (1)
h u r u f b, dapat d i l a k u k a n :
a . di lapangan, mel iputi s e lu ruh j en i s pajak u n t u k t a h u n berjalan
dan/a tau t ahun - t ahun sebe lumnya yang d i l akukan dengan
menerapkan t ekhn ik Pemer iksaan dengan bobot dan keda laman
yang sederhana.
b. di kantor, mel iputi j en i s pajak tertentu u n t u k t a h u n berjalan
yang d i l akukan dengan menerapkan teknik Pemer iksaan dengan
bobot dan keda laman yang sederhana.
Pemer iksaan d i l a k u k a n dengan berpedoman pada norma Pemer iksaan
yang memuat ba tasan terhadap Pemer iksa, Pemer iksaan dan Wajib
Pajak.
Pasa l 5
(1) Pemer iksa da lam me laksanakan Pemer iksaan lengkap dan/a tau di
lapangan berpedoman pada no rma Pemer iksaan sebagai b e r i k u t :
a . Pemer iksa h a r u s memi l ik i t anda pengenal Pemer iksa dan
dilengkapi dengan S u r a t Per intah Pemer iksaan;
B A B IV
NORMA P E M E R I K S A A N
Pasa l 4
6
b. Pemer iksa wajib member i tahukan secara tertul is tentang a k a n
d i l akukan Pemer iksaan kepada Wajib Pajak;
c. Pemer iksa wajib memper l ihatkan tanda pengenal Pemer iksa dan
su ra t per intah Pemer iksaan kepada Wajib Pajak;
d. Pemer iksa wajib menje laskan m a k s u d dan tu juan Pemer iksaan
kepada Wajib Pajak yang a k a n d iper iksa;
e. Pemer iksa wajib membuat Laporan Pemer iksaan;
f. Pemer iksa wajib member i tahukan secara tertul is kepada Wajib
Pajak tentang h a s i l Pemer iksaan berupa ha l -ha l yang berbeda
an ta ra S u r a t Pember i tahuan Pajak Daerah dengan has i l
pemer iksaan;
g. Pemer iksa wajib mengembal ikan b u k u - b u k u , catatan dan
dokumen pendukung l a innya yang dipinjam dar i Wajib Pajak
pal ing lambat 14 (empat belas) ha r i sejak se lesainya
pemer iksaan;
h . Pemer iksa d i larang member i tahukan kepada p ihak la in yang
berhak segala sesuatu yang d ike tahui a t au d iber i tahukan
kepadanya oleh Wajib Pajak da lam rangka Pemer iksaan; dan
i . Pemer iksa wajib memberi pe tunjuk kepada Wajib Pajak
mengenai penyelenggaraan pembukuan a tau pencatatan dan
petunjuk l a innya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan
sehubungan dengan Pemer iksaan yang d i l akukan , dengan
tu juan agar penyelenggaraan pembukuan a tau pencatatan dan
pemenuhan kewaj iban perpajakan u n t u k t ahun - t ahun
se lanjutnya d i l aksanakan sesua i dengan ketentuan yang
ber laku.
Pemer iksa da lam me laksanakan Pemer iksaan d i Kantor
berpedoman pada norma Pemer iksaan sebagai b e r i k u t :
a . Pemer iksa menyampa ikan sura t panggilan yang d i tanda tangani
oleh kepala SKPD-PPD a tau Pejabat yang d i tun juk u n t u k
memanggil Wajib Pajak agar datang ke kantor B a d a n Keuangan
Daerah Kabupaten K a p u a s H u l u da lam rangka Pemer iksaan;
b. Pemer iksa wajib menje laskan m a k s u d dan tu juan Pemer iksaan
7
kepada Wajib Pajak yang a k a n d iper iksa;
c. Pemer iksa wajib membuat laporan Pemer iksaan;
d. Pemer iksa wajib member i tahukan secara tertul is kepada Wajib
Pajak tentang h a s i l Pemer iksaan berupa ha l -ha l yang berbeda
a n t a r a S u r a t Pember i tahuan Pajak Daerah dengan has i l
Pemer iksaan;
e. Pemer iksa wajib mengembal ikan b u k u - b u k u , catatan dan
dokumen pendukung l a innya yang dipinjam dar i Wajib Pajak
pal ing l ama 7 (tujuh) h a r i sejak se lesainya Pemer iksaan;
f. Pemer iksa d i larang member i tahukan kepada p ihak l a in yang
t idak berhak, segala sesuatu mengenai yang d iketahui a t au yang
d iber i tahukan oleh Wajib Pajak da lam rangka Pemer iksaan; dan
g. Pemer iksa wajib memberi pe tunjuk kepada Wajib Pajak
mengenai penyelenggaraan pembukuan a tau pencatatan dan
petunjuk l a innya mengenai pemenuhan kewaj iban perpajakan
sehubungan dengan Pemer iksaan yang d i l akukan , dengan
tu juan agar penyelenggaraan pembukuan a tau pencatatan dan
pemenuhan kewaj iban perpajakan u n t u k t ahun- tahun
se lanjutnya d i l aksanakan sesua i dengan ketentuan yang
ber laku.
Pe laksanaan Pemer iksaan berdasarkan bentuk, w a k t u dan tempat
berpedoman pada no rma Pemer iksaan sebagai b e r i k u t :
a . Pemer iksaan dapat d i l a k u k a n oleh seorang a tau lebih Pemeriksa;
b. Pemer iksaan d i l aksanakan d i kantor Pemeriksa, di kantor Wajib
Pajak a tau diletak objek pajak a tau d i tempat u s a h a a tau di
tempat tinggal a t au d i tempat l a in yang diduga ada ka i t annya
dengan kegiatan u s a h a a tau pekerjaan Wajib Pajak a tau ditempat
l a in yang d i tentukan oleh Bupa t i K a p u a s H u l u a tau Pejabat;
c. Pemer iksaan d i l aksanakan pada j a m ker ja dan dapat d i lan jutkan
di lua r j a m ker ja , j i k a dianggap per lu;
d. h a s i l Pemer iksaan d i tuangkan dalam Laporan Pemer iksaan;
Pasa l 6
8
e. h a s i l Pemer iksaan yang d i l akukan s e lu ruhnya disetujui oleh Wajib
Pajak, d ibuatkan S u r a t Pernyataan tentang persetu juannya dan
ditandatangani oleh Wajib Pajak yang bersangkutan;
f. terhadap temuan da lam Pemer iksaan yang t idak a t a u t idak
s e lu ruhnya disetujui oleh Wajib Pajak, d i l akukan Pembahasan
Akh i r Has i l Pemer iksaan; dan
g. berdasarkan Laporan Pemer iksaan, di terbitkan S u r a t Ketetapan
Pajak Daerah dan S u r a t tagihan Pajak Daerah sepanjang t idak
d i lan jutkan dengan t indakan penyidikan.
Wajib Pajak pada saat d iper iksa mempunya i h a k dan kewaj iban
sebagai b e r i k u t :
a . Wajib Pajak wajib memenuhi pe laksanaan Pemer iksaan baik di
lapangan m a u p u n d i kantor sesua i dengan w a k t u yang d i tentukan;
b. Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemer iksa u n t u k
memper l ihatkan S u r a t Per intah Pemer iksaan dan Tanda Pengenal
Pemer iksa;
c. Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemer iksa u n t u k
member ikan penjelasan tentang m a k s u d dan tu juan Pemer iksaan;
d. Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemer iksa r inc ian yang
berkenaan dengan ha l -ha l yang berbeda an ta ra has i l Pemer iksaan
dengan S u r a t Pember i tahuan Pajak Daerah;
e. Wajib Pajak wajib menandatangani S u r a t Pernyataan Persetujuan
apabi la has i l Pemer iksaan disetujui ;
f. Wajib Pajak wajib menandatangani Be r i t a Acara Has i l Pemer iksaan
apabi la has i l Pemer iksaan tersebut t idak a tau t idak s e lu ruhnya
disetujui ;
g. Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman b u k u - b u k u ,
ca ta tan dan dokumen yang d iper lukan u n t u k ke lancaran
Pemer iksaan;
h . Wajib Pajak wajib member ikan i z in u n t u k memasuk i tempat a tau
ruangan yang dianggap per lu dan memberi ban tuan guna
Pasa l 7
9
ke lancaran Pemer iksaan; dan
i . Wajib Pajak wajib member ikan keterangan yang d iper lukan.
B A B V
PEDOMAN P E M E R I K S A A N
Pasa l 8
Pe laksanaan Pemer iksaan terhadap Wajib Pajak, d idasarkan pada
pedoman Pemer iksaan yang mel iputi Pedoman U m u m Pemer iksaan,
Pedoman Pe laksanaan Pemer iksaan dan Pedoman Laporan
Pemer iksaaan.
Pasa l 9
Pedoman u m u m Pemer iksaan ada lah sebagai b e r i k u t :
a . Pemer iksaan d i l aksanakan oleh Pemer iksa yang telah mendapat
Pendidikan Tekn i s Pemer iksa Pajak Daerah dan memi l ik i
keterampi lan sebagai Pemeriksa;
b. Pemer iksa h a r u s bekerja dengan j u j u r , bertanggung j awab , penuh
pengabdian, bers ikap terbuka, sopan, dan objektif, ser ta wajib
menghindarkan dir i dar i perbuatan tercela;
c. Pemer iksaan h a r u s d i l akukan oleh Pemer iksa dengan
menggunakan keah l i annya secara cermat dan s eksama serta
member ikan gambaran yang sesua i dengan keadaan yang
sebenarnya tentang Wajib Pajak; dan
d. t emuan h a s i l Pemer iksaan d i tuangkan da lam Ker tas Ker ja
Pemer iksaan sebagai bah a n u n t u k m e n y u s u n Laporan
Pemer iksaan.
Pasa l 10
Pedoman Pe laksanaan Pemer iksaan ada lah sebagai b e r i k u t :
a . pe laksanaan Pemer iksaan h a r u s d idahu lu i dengan program
Pemer iksaan, sesua i dengan tu juan Pemer iksaan dan dengan
pengawasan yang seksama;
b. l u a s Pemer iksaan d i tentukan berdasarkan petunjuk yang
diperoleh, yang h a r u s d ikembangkan bukt i yang k u a t mela lu i
f 10
pencocokan data, pengamatan, t anya j awab , dan t indakan
berkenaan dengan Pemer iksaan; dan
c. pendapat dan kes impulan Pemer iksa h a r u s d idasarkan pada buk t i
yang k u a t dan ber landaskan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah yang ber laku .
Pedoman Laporan Pemer iksaan ada lah sebagai b e r i k u t :
a . Laporan Pemer iksaan d i s u s u n secara r inc i , r ingkas dan j e las ,
sesua i u n t u k ruang l ingkup dan tu juan Pemer iksaan, membuat
kes impulan Pemer iksaan yang d idukung bukt i yang k u a t tentang
ada a tau t idak adanya penyimpangan terhadap peraturan
perundang-undangan mengenai perpajakan daerah, dan memuat
pu l a pengungkapan informasi la in yang d iper lukan;
b. Laporan Pemer iksaan yang berka i tan dengan pengungkapan
peny impanan S u r a t Pember i tahuan Pajak Daerah h a r u s
memperhat ikan :
1. faktor pembanding;
2. n i la i absolut dar i penyimpangan;
3. sifat, buk t i dan petunjuk adanya penyimpangan;
4. pengaruh penyimpangan; dan
5. hubungan dengan permasa lahan la innya .
(1) Pemer iksaan lengkap dan/a tau d i lapangan, d i l a k u k a n dengan
a. memer iksa T a n d a Pe lunasan Pajak dan keterangan la innya
sebagai buk t i pe lunasan kewaj iban perpajakan daerah;
b. memer iksa b u k u - b u k u , ca ta tan dan dokumen pendukung
l a innya t e rmasuk ke lua ran dar i media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data l a innya ;
Pasa l 11
B A B V I
TATA CARA P E M E R I K S A A N
Pasa l 12
ca ra :
11
c. meminjam b u k u - b u k u , catatan dan dokumen pendukung
l a innya t e rmasuk ke lua ran dar i media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data la innya , dengan member ikan tanda
ter ima;
d. meminta keterangan l i san dan/a tau tertul is dar i Wajib Pajak
yang diper iksa;
e. memasuk i tempat a tau ruangan yang diduga merupakan
tempat meny impan dokumen, uang , barang, yang dapat
memberi petunjuk tentang keadaan u s a h a Wajib Pajak dan/atau
tempat-tempat l a in yang dianggap penting serta me l akukan
Pemer iksaan di tempat-tempat tersebut;
f. me l akukan penyegelan tempat a tau ruangan tersebut pada
h u r u f e apabi la Wajib Pajak a t a u Wak i l K u a s a n y a t idak
member ikan kesempatan u n t u k memasuk i tempat a tau ruangan
d imaksud , a t au t idak ada tempat pada saat Pemer iksaan; dan
g. meminta keterangan dan/atau bukt i yang d iper lukan dar i p ihak
ketiga yang mempunya i hubungan dengan Wajib Pajak yang
diper iksa.
(2) Pemer iksaan d i kantor, d i l akukan dengan ca ra :
a . Member i tahukan agar Wajib Pajak membawa tanda pe lunasan
pajak, b u k u - b u k u catatan dan dokumen pendukung l a innya
t e rmasuk ke lua ran dar i media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data la innya ;
b. Meminjam b u k u - b u k u , ca ta tan dan dokumen pendukung
l a innya t e rmasuk ke luaran dar i media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data l a innya dengan member ikan tanda
ter ima;
c. Memer iksa b u k u - b u k u , catatan dan dokumen pendukung
l a innya t e rmasuk ke lua ran dar i media komputer dan perangkat
elektronik pengolah data l a innya ;
d. Meminta keterangan l i san dan a t a u tertul is dar i Wajib Pajak
yang diper iksa; d a n
e. Meminta keterangan dan/a tau bukt i y ang d iper lukan dar i p ihak
12
ketiga yang mempunya i hubungan dengan Wajib Pajak yang
diper iksa.
(3) T a t a c a r a penyegelan sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f f,
d i tetapkan oleh B u p a t i K a p u a s H u l u .
(1) Apabi la saat d i l akukan Pemer iksaan lapangan, Wajib Pajak a tau
Wak i l a tau K u a s a n y a t idak ada d i tempat, Pemer iksaan tetap
d i l aksanakan sepanjang ada p ihak yang mempunya i kewenangan
u n t u k bert indak mewaki l i Wajib Pajak sesua i batas
kewenangannya, dan se lanjutnya Pemer iksaan d i tunda u n t u k
d i lan jutkan pada kesempatan ber ikutnya .
(2) U n t u k keper luan pengamanan Pemer iksaan, sebelum Pemer iksaan
lapangan d i tunda, Pemer iksa dapat me l akukan penyegelan tempat
a tau ruangan yang d iper lukan.
(3) Apabi la pada saat Pemer iksaan Lapangan d i lan jutkan setelah
d i l a k u k a n penundaan sebagaimana d imaksud pada ayat (1), Wajib
Pajak a tau Wak i l a tau K u a s a n y a tidak juga ada di tempat,
Pemer iksaan tetap d i l aksanakan dengan terlebih dahu lu meminta
pegawai Wajib Pajak yang bersangkutan u n t u k mewaki l i Wajib
pajak guna membantu ke lancaran Pemer iksaan.
(4) Apabi la Wajib Pajak a tau Wak i l a t a u K u a s a n y a tidak member ikan
iz in u n t u k memasuk i tempat a t a u ruangan yang dianggap perlu
dan tidak memberi ban tuan guna ke lancaran Pemer iksaan serta
member ikan yang d iper lukan, Wajib Pajak a tau Wak i l a tau
K u a s a n y a h a r u s menandatangani S u r a t Pernyataan Penolakan
Pemer iksaan.
(5) Apabi la pegawai Wajib Pajak yang d iminta mewaki l i Wajib pajak
sebagaimana d imaksud pada ayat (3) menolak u n t u k membantu
ke lancaran Pemer iksaan, yang bersangkutan h a r u s
menandatangani S u r a t Pernyataan Penolakan Membantu
Ke lancaran Pemer iksaan.
(6) Apabi la terjadi penolakan u n t u k menandatangani sura t
sebagaimana d imaksud pada ayat (4) a tau ayat (5), Pemer iksa
Pasa l 13
13
membuat Ber i ta Aca ra Penolakan Pemer iksaan yang
di tandatangani oleh Pemeriksa.
(7) S u r a t Pernyataan Penolakan Pemer iksaan, S u r a t Pernyataan
Penolakan Membantu Ke lancaran Pemer iksaan dan Ber i ta Acara
Penolakan Pemer iksaan sebagaimana d imaksud pada ayat (4), ayat
(5), dan ayat (6) dapat di jadikan dasar u n t u k penetapan besarnya
terutang secara j aba tan a tau d i l akukan penyidikan.
Pasa l 14
(1) Pemer iksa membuat Laporan Pemer iksaan u n t u k d igunakan
sebagai dasar penerbitan S u r a t Ketetapan Pajak Daerah K u r a n g
B a y a r ( S K P D K B ) , S u r a t Ketetapan Pajak Daerah K u r a n g B a y a r
T a m b a h a n ( SKPDKBT ) a t au Sura t Tag ihan Pajak Daerah (STPD)
a tau tu juan l a in u n t u k pe laksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai perpajakan daerah yang ber laku.
(2) Apabi la penghitungan besarnya pajak yang terutang da lam S u r a t
Ketetapan Pajak Daerah K u r a n g Baya r ( S K P D K B ) , S u r a t Ketetapan
Pajak Daerah K u r a n g B a y a r T a m b a h a n (SKPDKBT ) a t au S u r a t
Tag ihan Pajak Daerah (STPD) sebagaimana d imaksud pada ayat (1)
berbeda dengan S u r a t Pember i tahuan Pajak Daerah (SPPD),
perbedaan besarnya pajak d iber i tahukan kepada Wajib Pajak yang
bersangkutan.
Pasa l 15
(1) Pemberian tanggapan a tas has i l Pemer iksaan dan pembahasan
akh i r Pemer iksaan lengkap d ise lesa ikan dalam w a k t u pal ing l ama
2 1 (dua p u l u h satu) h a r i setelah Pemer iksaan selesai d i l akukan .
(2) Pemberian tanggapan a tas has i l Pemer iksaan lapangan d i l akukan
da lam w a k t u paling l ama 7 (tujuh) h a r i setelah Pemer iksaan
lapangan selesai d i l akukan .
(3) Has i l Pemer iksaan Kantor d i sampa ikan kepada Wajib Pajak segera
setelah Pemer iksaan selesai d i l a k u k a n dan menunggu tanggapan
Wajib Pajak.
(4) Apabi la Wajib Pajak t idak member ikan tanggapan sebagaimana
d imaksud pada ayat (2) a t au t idak menghadir i pembahasan akh i r
14
has i l Pemer iksaan, S u r a t Ketetapan Pajak Daerah dan a tau S u r a t
Tag ihan Pajak Daerah diterbitkan secara j aba tan , be rdasarkan
h a s i l Pemer iksaan yang d i sampa ikan kepada Wajib Pajak.
(5) Pember i tahuan h a s i l Pemer iksaan kepada Wajib Pajak
sebagaimana d imaksud pada ayat (3) t idak d i l a k u k a n apabi la
Pemer iksaan d i l an ju tkan dengan penyidikan.
Pasa l 16
Apabi la da l am Pemer iksaan d i t emukan buk t i permulaan tentang
adanya t indak p idana d i bidang Perpajakan Daerah, Pemer iksaan tetap
d i l an ju tkan dan Pemer iksa membuat Laporan Pemer iksaan.
B A B V I I
K E T E N T U A N P E N U T U P
Pasa l 17
Pera turan Bupa t i i n i mu la i ber laku pada tanggal d iundangkan.
Agar set iap orang mengetahumya, memer in tahkan pengundangan
Pera turan Bupa t i K a p u a s H u l u in i dengan penempatannya da lam
Ber i ta Daerah Kabupaten Kapuas H u l u .
Di te tapkan d i Pu tuss ibau
pada tanggal 6 kpeil 2#18