07. prosiding pujon-kapuas
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
1/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
II.7BUKU 2 : BIDANG MINERAL
PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKASTAMBANG, DAERAH PUJON, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTANTENGAH
Juju Jaenudin, Sukaesih, Yuman Pertamana
Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah jarang
S A R I
Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan tailing dan endapan aluvial berumur Kwarter yang terdiri daripasir, lanau, kerikil-kerakal berukuran 0,5 cm-10 cm, endapan ini merupakan endapan pembawa emas dan zirkon.
Emas aluvial tersebar setempat-setempat, dari 49 conto terdapat 4 butir Fine Colour (FC), 3 butir Medium Color
(MC) dan 2 butir Very Fine Colour (VFC) nilai tersebut dikonversikan ke dalam mg, dengan nilai konversi sebagai
berikut 4 FC -1,6 mg , 3 MC -360 mg, 2 VFC -1,02 mg.
Hasil interpretasi citra landsat menunjukkan 11 lokasi sebaran emas aluvial yaitu di Desa Bajuh 111,6 ha, Sungai
Sebanta 21,63 ha, Sungai Mehen 258,7 ha, Sungai Mantuang 497,3 ha, Sungai Marapit Besar 394,6 ha, Sungai
Marapit Kecil 331 ha, Sungai Pilao 547,5 ha, Sungai Benua 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 ha, Sungai Tayen 547,5ha. Sumber daya tereka emas aluvial yang tersisa di beberapa lokasi sebagai berikut : Desa Bajuh sebesar 12 kg
emas, Sungai Merapit Besar sebesar 0,40 kg emas, Sungai Pilao Besar sebesar 3,95 kg emas. Zirkon sebagai bahan
galian lain terdapat di Desa bajuh seluas 111,6 ha dengan ketebalan endapan 2 - 3 m umumnya berupa tailing sisa
pengolahan tambang rakyat dengan sumber daya tereka sebesar 115,54 kg.
Penambangan PETI emas dan zirkon di daerah penelitian tidak dilakukan secara sistematis dan tidak didasarkan
hasil eksplorasi yang baik sehingga menyisakan bahan galian tertinggal, disamping itu menyebabkan kerusakan
lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.
Sumberdaya emas aluvial di daerah penelitian tidak ekonomis untuk ditambang, namun emas masih dapat diusa-
hakan karena merupakan produk samping pada penambangan zirkon dimana 1 ton zirkon mengandung sekitar 8
gram emas.
Diperlukan pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan penambangan rakyat supaya
melakukan pengolahan dan penambangan yang berwawasan lingkungan sehingga bahan galian dapat dikelola
secara optimal dan mencegah/meminimalisasi kerusakan lingkungan.
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
2/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penelitian optimalisasi potensi bahan galian di
wilayah bekas tambang PETI merupakan salah
satu upaya untuk menerapkan aspek-aspek
konservasi pada pengelolaan bahan galian di
Indonesia. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi sumberdaya/cadangan dan
pemanfaatan bahan galian/ mineral lain dan
mineral ikutan di daerah tersebut secara tepat,optimal dan berkesinambungan oleh pelaku
pertambangan baik dari pemerintah daerah
maupun pusat dan sejalan dengan program oto-
nomi daerah. Kegiatan penelitian optimalisasi
potensi bahan galian di wilayah bekas tambang
PETI masih jarang dilakukan, sehingga potensi
sumberdaya/cadangan yang terdapat di wilayah
tersebut sangat sulit didapat. Data dan infor-
masi sumberdaya mineral tersebut mempunyaiperanan yang sangat penting dalam menunjang
kelancaran pembangunan dan kegiatanusaha
penambangan secara nasional maupun daerah.
Salah satu teknologi yang dapat digunakan
dalam survei bahan galian yang berkembang
pesat dewasa ini salah satunya adalah remote
sensing(penginderaan jauh). Kelebihan metode
ini antara lain : kemampuan mendapatkaninformasi dari jauh, cakupannya luas, dapat
menjangkau daerah yang sulit dicapai dan biaya
persatuan luas yang murah. Pada umumnya,
perpaduan antara teknologi penginderaan jauh
dan survei lapangan akan memberikan hasil
penelitian bahan galian yang optimal.
Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini yaitu mengumpulkan data
dan informasi tentang potensi bahan galian di
wilayah bekas tambang di daerah Pujon dan seki-tarnya yang mencakup : kondisi geologi, sebaran
dan jenis bahan galian, serta aspek-aspek yang
terkait pertambangan dan pengolahan bahan
galian. Tujuannya untuk mengetahui potensi
bahan galian/mineral lain dan mineral ikutan
yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya
sehingga diharapkan hasilnya dapat dijadikan
salah satu acuan kebijakan pengelolaan bahan
galian/mineral lain dan mineral ikutan di daerahPujon Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten
Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan wilayah bekas
tambang emas aluvial, secara administratif
termasuk ke dalam wilayah Pujon, Kabupaten
Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, terletak
antara 114 14 46,3272 - 114 27 21,2544 BT
dan 1 30 32,8644 - 1 14 41,748 LS (Gambar
1).
GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
Geologi
Berdasarkan pada peta geologi lembar Tewah
terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Bandung dengan skala 1 : 250.000 dike-
tahui stratigrafi daerah penyelidikan dari yang
tua sampai muda sebagai berikut :
Tanjung (Tet); bagian bawah perselingan batupa-
sir, serpih, batulanau dan karbonat aneka bahan,
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
3/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
sebagian gampingan, bagian atas perselingan
batu pasir kuarsa bermika dan batubara.
Formasi Montalat (Tomn); terdiri dari batupasir
dengan sisipan batulempung, sepih, nepal, batu-
lanau, tuf kuarsa berbutir halus sampai dengan
sedang, berwarna kuning dan kelabu muda,
sturktur silang siur, mengandung sisipan batu-
lempung kelabu dan batubara dengan ketebalan
antara 3-4 meter. Pada daerah penyelidikan for-
masi ini menyebar di sekitar desa Balai Banjang,
Dandang dan desa Karukus.
Formasi Warukin (Tmw); Formasi Warukin terdiri
dari batupasir, batupasir tufaan, batupasir gam-
pingan, batulanau dan batulempung, di beberapa
tempat terdapat endapan konglomerat berlapis
silang siur dan sisipan batugamping. Setempat
terdapat lapisan batubara dengan ketebalan
antara 0,3-2 meter yang terdapat di dalam lapi-
san batupasir, pada daerah penyelidikan formasi
ini menyebar dengan arah utara selatan yang
terdapat di sekitar Desa Bajuh, Marapit, Pujon,
Tapen, Manis dan Petak Bahenda.
Formasi Dahor (Tqd); Formasi Dahor terdiri dari
batupasir kuarsa halus sampai kasar berwarna
kelabu kebiru-biruan dan konglomerat berlapis
silang siur dengan komponen batuan malihan
dan batuan granitan bersisipan lapisan men-
gandung limonit, pada daerah penelitian batuanini menyebar pada bagian selatan daerah peneli-
tian yaitu Desa Penda Muntei dan Kota Baru.
Aluvial (Qa); merupakan endapan hasil romba-
kan batuan yang lebih tua berukuran pasir halus,
kerakal, kerikil sampai bongkah (Gambar 2).
PEMBAHASAN
Hasil Penyelidikan Bahan Galian
Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan
galian di wilayah bekas tambang daerah Pujon
Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas,
Provinsi Kalimantan Tengah. yang mempunyai
potensi bahan galian utama yaitu emas dan
zirkon, daerah tersebut merupakan wilayah
tambang rakyat, dan pada saat ini terdapat
penambangan emas dan zirkon yang sedang
dilakukan oleh rakyat setempat
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di
daerah Pujon Kecamatan Kapuas Tengah yang
prospek yaitu emas, zirkon, dan pasir kuarsa.
Hasil pengukuran degan menggunakan citra
lenset di daerah penyelidikan dilakukan di
sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh
dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha,
Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha SungaiMehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuang
diperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar
diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil
diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan
547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa
Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin
diperkirakan 547,5 Ha,
Untuk mengetahui sumberdaya/cadanganemas dan recoverypenambangan maupun pen-
golahan di daerah kegiatan telah dilakukan
penyontoan endapan aluvial dan penyontohan
tailling. Penyontoan endapan aluvial dengan
cara penyontaan chaneling/paritan sepanjang
tebal lapisan endapan aluvial dan selanjutnya
didulang untuk memisahkan mineral beratnya.
Penyontoan tailing dari sisa pengolahan/buan-
gan dari sluice box, selanjutnya didulang untuk
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
4/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
memisahkan mineral beratnya. Conto hasil pen-
dulangan yang berupa konsentrat di analisis
mineralogi butir dan analisis kimia
Emas
Potensi endapan aluvial yang mengandung emas
di daerah kegiatan tersebar setempat setempat,
dari jumlah conto yang terkumpul sebanyak 49
conto konsentrat dulang.
Hasil analisis mineralogi butir dari 49 conto ter-dapat 5 conto yang mengandung emas dan dari
jumlah conto tersebut terdapat 4 butir Fine Col-
our(FC), 3 butir Medium Color (M C) dan 2 butir
Very Fine Colour(VFC) nilai tersebut dikonversi-
kan kedalam mg, dengan nilai konversi sebagai
berikut 4 FC -1,6 mg , 3 M C -360 mg, 2 VFC
1,02 mg.
Jumlah sumberdaya tereka emas aluvial di
daerah kegiatan yang diselidiki adalah volume
endapan aluvial dikali rata-rata hasil analisis
emas
Luas potensi endapan emas aluvial pada dae-
rah Desa Bajuh yang telah ditambang 111,6 Ha,
dan yang belum ditambang 10%. Ketebalan
lapisan pembawa emas bervariasi antara 1-2 m
atau rata-rata 1,5 m. Dengan ketebalan lapisan
pembawa emas rata-rata 1,5 m dapat diketahuivolume potensi endapan emas aluvial di daerah
desa Bajuh 111,6 x 0,1 x 1,5 = 150,66 m3Kand-
ungan emas dalam tailing di daerah Desa Bajuh
rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh sum-
ber daya tereka emas yang masih tersisa di
daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.
Di daerah Sungai Merapit Besar luas sebaran
endapan aluvial emas di wilayah bekas tam-
bang 394,6 Ha dan belum di tambang ketebalan
sekitar 1,5 m. Dengan kandungan emas padaendapan aluvial rata-rata 6,8 gram/m3, maka
394,6 x 0,1 x 1,5 = 59,19 m3jumlah sumber daya
tereka emas daerah Desa Merapit 0,40 Kg.
Di daerah Sungai Pilao Besar luas sebaran enda-
pan aluvial emas di wilayah bekas tambang 547,5
Ha dan belum di tambang ketebalan sekitar 1,5
m. Dengan kandungan emas pada endapan alu-
vial rata-rata 4,8 gram/m3
, maka 547,5 x 0,1 x1,5 = 82,12 m3jumlah sumber daya tereka emas
daerah Desa Merapit 3,95 Kg.
Tidak ada data mengenai kekayaan lapisan
endapan pembawa emas dan zirkon di daerah
kegiatan dan data produksi hasil penambangan,
informasi yang diperoleh dari penambang hanya
berupa kadar emas yang diperoleh per hari dari
setiap kegiatan penambangan rakyat. Perolehan
para penambang apabila mendapat lapisan yang
kaya dan memperoleh rata- rata 7-8 gram/hari.
Apabila melihat dari jumlah sumberdaya emas
tersebut tidak ekonomis untuk ditambang, tetapi
emas disini merupakan produk samping para
penambang zirkon, dari hasil wawancara den-
gan para penambang zirkon dalam 1 ton zirkon
terdapat 8 gr emas.
Zirkon
Zirkon berupa bahan galian/mineral lain dan
mineral ikutan pada proses pengolahan emas
aluvial, luas endapan aluvial yang terdapat di
daerah kegiatan dengan luas diperkirakan untuk
daerah Desa bajuh 111,6 Ha ketebalan endapan
bervariasi antara 2-3 m umumnya berupa tailling
sisa pengolahan tambang rakyat dan endapan
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
5/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
aluvial yang masih utuh pada umumnya keteba-
lan bervariasi antara 1-2 m tergantung posisi
ketinggian endapan aluvial tersebut di endap-kan. Hasil pengamatan dilapangan diperkirakan
sekitar 10% dari seluruh daerah kegiatan dan
umumnya masih berupa endapan aluvial yang
belum terganggu, jumlah endapan aluvial/tailling
sisa pengolahan di daerah Desa Bajuh adalah
90% x 111,6 Ha x 2,5 m = 251,1 m3. Hasil analisis
mineralogi butir kadar rata-rata 460,13 gram/
m3. Dari data tersebut di atas dapat di hitung
sumberdaya tereka zirkon dari sisa pengola-han/tailling di daerah Desa Bajuh sebesar 251,1
m3.x 460,13 gram/m3= 1.155.386.4300 gram atau
sebesar 115,54 kg
Ketebalan endapan aluvial di Desa Bajuh ber-
variasi antara 1-2 m apabila di ambil rata-rata
tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di Desa Bajuh
yang belum di tambang 10% x 111,6 Ha x 1,5 m =
167,4 m3Hasil analisis mineralogi butir endapan
aluvial dengan hasil kadar rata-rata 6,52 gram/
m3. x 167,4 m3= 1091,4 48 gram/m3Maka data
tersebut diatas di perkirakan jumlah sember-
daya tereka zirkon aluvial yang masih tersisa di
daerah Desa Bajuh sebesar 0,109 kg. Sumber
daya tereka zirkon di daerah kegiatan selanjut-
nya (Tabel 1).
Penambangan
Penambangan telah dilakukan di beberapa
lokasi dengan menggunakan mesin semprot
untuk menghancurkan endapan aluvial, kemu-
dian dihisap oleh pompa untuk di alirkan ke
palong. Penghancuran atau pembongkaran
endapan aluvial dihentikan apabila telah men-
capai batuan dasar.
Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat
setempat pada saat penelitian berlangsung
tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik,menyebabkan banyak lokasi bukaan tambang
yang tidak berhasil.
Penambangan yang tidak sistematis ini
menyebabkan banyak sekali potensi bahan
galian emas dan zirkon endapan aluvial yang
tertinggal/tidak tertambang, recovery penam-
bangan rendah dan merusak kondisi lingkungan
yang ada karena pada umumnya tidak dilakukanreklamasi pada bekas galian tambang tersebut.
Pengolahan emas dan zirkon di daerah penye-
lidikan pada umumnya mempergunakan
peralatan diantaranya 1 unit sluce box sederhana
berukuran panjang 6-9 m dan lebar 1 m dengan
kemiringan antara 15-20, berlantai karpet, 1
buah bak pencuci, dulang dan penyemprot
Di dalam slice box Lumpur hasil penyedotan
kosentrat yang mengandung emas dan zirkon
yang terdapat dalam aliran lumpur dapat ditang-
kap (terendapkan karena berat jenisnya tinggi)
selanjutnya setelah dilakukan penyemprotan
karpet lantai slice box dicuci dalam tempat bak
pencucian supaya butiran emas dan zirkon yang
tertangkap dalam karpet terlepas dan terkumpul
menjadi konsentrat. Konsentrat yang berisi cam-
puran mineral berat selanjutnya didulang.
Pada proses penyaringan amalgam hanya di
lakukan sekali dan hanya 1 lembar kain payung
sehingga masih ada amalgam yang mengandung
emas lolos dan terbuang seharusnya penyarin-
gan dilakukan berulang ulang.
Air raksa selama proses pengolahan banyak
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
6/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
yang terbuang disamping merugikan penam-
bang juga mencemari lingkungan.
Pada proses pembakaran bolion dilakukan diru-
ang terbuka, hal ini menyebabkan pencemaran
udara dan air raksa yang terbuang tidak dapat
di manfaatkan kembali. Untuk mengatasi perlu
dilakukan penyediaan dan sosialisasi alat ret-
rotring amalgam, sehingga uap air raksa tidak
mencemari udara dan bisa di peroleh kembali.
Bahan Galian Lain
Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan
bahan galian di wilayah bekas tambang daerah
Pujon terdapat potensi bahan galian lain/mineral
lain dan mineral ikutan yang terdapat bersam-
aan dengan endapan emas, zirkon,juga terdapat
bahan galian laiin yaitu platina aluvial dan pasir
kuarsa yang jumlahnya cukup potensial.
- Platina
Platina merupakan bahan galian lain/ mineral
lain dan mineral ikutan pada proses pengolahan
emas dan zirkon aluvial. Hasil analisis mineral-
ogi butir dari beberapa conto konsentrat dulang
menujukan bahwa pada kode conto no PJN 33
dan PJN 40 butiran platina berwarna abu-abu
pipih Ketebalan endapan aluvial di Desa KotaBaru bervariasi antara 1-2 m apabila di ambil
rata-rata tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di
Desa Kota Baru yang belum di tambang 10%
x1,5 x 279,8 = 41,97 m3 Hasil analisis mineralogi
butir endapan aluvial dengan hasil kadar rata-
rata 19,01 gram/m3. x 41,97 m3= 797,85 gram/m3
Maka data tersebut diatas di perkirakan jumlah
semberdaya tereka platina aluvial yang masih
tersisa di daerah Desa Kota Baru sebesar 0,80
kg.
- Pasir kuarsa
Pasir kuarsa merupakan bahan galian yang
terdiri dari kristal kristal silika (SiO2) dan men-
gandung senyawa pengotor yang terbawa dari
hasil pelapukan batuan yang mengandung min-
eral utama, seperti kuarsa dan felspar kemudian
ditransport oleh aliran air ke daerah yang lebih
rendah dimana kemurnian pasir kuarsa bervari-asi tergantung pada proses pembentukannya dan
mineral pengotornya. Persyaratan pasir kuarsa
untuk industri tidak dapat ditetapkan secara
pasti, yang paling utama adalah kemurniannya
dan pembatasan pada oksida pengotornya.Dari
hasil analisis Mayor element terhadap 6 conto
yang mewakili dari kegiatan penelitian memper-
lihatkan kadar rata rata 91,62 % SiO2, 02,05 %
Al2O
3, 2,49 % FeO
3,0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO
Pasirkuarsa merupakan bahan utama dalam
industri gelas. Pada umumnya diperlukan
pasirkuarsa yang mempunyai kandungan SiO2
minimal 98%. Untuk pembuatan gelas berwarna
diperlukan pasirkuarsa dengan kandungan SiO2
minimal 95% sedang untuk gelas optik minimal
99,8%. Ukuran butir pasirkuarsa untuk gelas
umunya antara 20 80 mesh (0,89 0,147 mm).
Dalam industri gelas, produk dapat dibuat dalam3 kelas, yaitu :
Kelas A : Untuk barang-barang optik
Kelas B : Untuk gelas peralatan rumah tangga
dan dekorasi
Kelas C:Untuk barang-barang gelas pada
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
7/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
umumnya, termasuk gelas wadah
Dari hasil analisis Mayor element dengan kadarrata rata 91,62 % SiO
2, 02,05 % Al
2O
3, 2,49 %
FeO3,0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO tidak meme-
nuhi syarat SII-0280-80 untuk komposisi kimia
pasirkuarsa untuk pembuatan gelas.
Berdasarkan nilai standar dari SNI ASTM No. 12,
ASTM 03, ASTM C 23T dan peraturan Bina Marga
No. 01/ST/BM/1972, pasir di daerah ini hanya
bisa dipakai sebagai bahan campuran beton dandapat dimaanfaatkan sebagai bahan pembuatan
kaca Indoflot (Sudrajat dkk, 1997).
Luas sebaran pasir di daerah merapit mencapai
40 Ha dengan ketebalan rata-rata 2,0 m, mem-
punyai sumberdaya pasir sekitar 80.000 m.
- Logam Tanah Jarang
Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur
yang terletak di dalam golongan lantanida dan
termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yetrium,
Thorium dan Scandium. Dalam memperoleh
mineral di atas, tidak bisa didapatkan dengan
mudah. Karena jumlah mineral tersebut sangat
terbatas terlebih lagi, mineral di atas tidak terpi-
sah sendiri, tetapi ia tercampur dengan mineral
lain dan mineral ini merupakan hasil samping
dari penambangan timah sehingga untuk mem-peroleh mineral di atas, maka diperlukan proses
pemisahan terlebih dahulu.
Mineral-mineral yang mendominasi dalam seny-
awa logam tanah jarang di daerah penyelidikan
adalah Yetrium Lanthanum, Cerium, Neody-
mium.
Berdasarkan hasil analisis terhadap 5 con-
toh konsentrat dulang dengan menggunakan
metode Inductively Coupled Plasma(ICP) dapatdiketahui konsentrasi kandungan unsur Cerium
(Ce), Ytrium (Y), Lantanium (La) dan Niobium
(Nb). Pengambilan conto konsentrat dulang
dilakukan di 2 lokasi yaitu di Kota Baru dan Pujon
Conto dari daerah Kota Baru
Hasil analisis mineral jarang yang di dapat dari
konsentrat dulang di daerah pujon mempunyai
kandungan Cerium (Ce) antara 496 ppm , Ytrium(Y) 30 ppm (La) 288 ppm dan Niobium (Nb) 174
ppm.dengan kode conto PJN 35 A dan daerah
Kota Baru mempunyai kandungan Cerium (Ce)
antara 763 ppm , Ytrium (Y) 45 ppm (La) 445 ppm
dan Niobium (Nb) 285 ppm dengan kode conto
PJN48 A. Berdasarkan hasil analisis tersebut
di atas bahwa kosentrasi unsur tanah jarang di
daerah Kota Baru lebih tinggi dibandingkan den-
gan daerah Pujon.
Berdasarkan klasifikasi unsur tanah jarang Tabel
6 berdasarkan Geochemistry in Mineral Explo-
rationoleh Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes
(1979) maka mineral tanah jarang yang ada di
daerah penyelidikan pada umumnya mempunyai
nilai yang signifikan sehingga untuk mengetahui
nilai tambah keekonomian potensi bahan galian
tersebut maka perlu dilakukan penyelidikan
lebih lanjut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan
tailling dan endapan aluvial berumur Kwarter
yang terdiri dari pasir, lanau, kerikil-kerakal
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
8/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
berukuran 0,5 cm-10 cm dan endapan ini meru-
pakan endapan pembawa emas dan zirkon.
Potensi emas dan zirkon di daerah Pujon secaraumum telah di tambang oleh rakyat secara ilegal
(PETI).
Hasil pengukuran dengan menggunakan citra
lenset di daerah penyelidikan dilakukan di
sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh
dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha,
Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha Sungai
Mehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuangdiperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar
diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil
diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan
547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa
Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin
diperkirakan 547,5 Ha.
Pola dan sistim penambangan PETI emas dan
zirkon yang ada tidak sistimatis dan tidak di
dasarkan hasil eksplorasi yang baik sehingga
menyisakan bahan galian tertinggal, .disamping
itu menyebabkan kerusakan lingkungan berupa
kerusakan bentang alam, tingginya tingkat
pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.
Sumberdaya emas tersebut tidak ekonomis
untuk ditambang, tetapi emas disini merupakan
produk samping para penambang zirkon,
Kandungan emas dalam tailing di daerah Desa
Bajuh rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh
sumber daya tereka emas yang masih tersisa di
daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.
Kegiatan penelitian di daerah Pujon selain ter-
dapat bahan galian emas dan zirkon terdapat
juga bahan galian lain/mineral lain dan mineral
ikutan yang terdapat bersamaan dengan enda-
pan emas dan zirkon yaitu platina. Hasil analisis
mineralogi jumlah semberdaya tereka platinaaluvial yang masih tersisa sebesar 0,80 kg.
Saran
Pemerintah daerah perlu melakukan penga-
wasan dan pembinaan terhadap kegiatan PETI
terutama dampak lingkungan yang ditimbulkan
dari cara penambangan yang kurang baik. Perlu
dilakukan sosialisasi dan pembinaan kepadapara penambang bagaimana cara pengolahan
dan penambangan yang berwawasan lingkun-
gan sehingga bahan galian dapat dikelola secara
optimal, efisien dan bijaksana.
Perlu dilakukan pembinaan kepada para penam-
bang PETI emas aluvial untuk melakukan usaha
secara legal, misalnya dibentuk suatu badan
usaha koprasi antar penambang dan menga-
jukan suatu wilayah penambangan rakyat pada
instansi terkait.
Pada wilayah bekas tambang dan dijadikan seba-
gai lahan pertanian, perkebunan dan perikanan
sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat sekitar areal bekas penambangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes (1979) Geo-
chemistry in Mineral Exploration
Djati Tjinde H, dkk inventarisasi kerusakan ling-
kungan akibat kegiatan penambangan rakyat di
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
9/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten
Kapuas
Rudy Gunradi, dkk Penelitian Bahan Galian Lain/
Mineral Ikutan Pada Wilayah Pertambangan Batu-
bara Di Daerah Jangkang, Kecamatan Kapuas
Tengah, Kabupaten Kapuas,
Supriatna dan A. Sudrajat, 1992 Peta Geologi
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
10/18
Tabel1
.SumberdayaTerekaZirkonda
lamT
ailing
No
Lokasi
No
conto
Gram
konsentrat
Kadar
berat
(%)
Gramd
alam
konsentrat
Gram/
m3
Tebal
Luas
(ha)
L
uas
(m2)
Luas
(90%)
Sumberdaya
(gram)
Sumber
daya(kg)
1
Desa
Bajuh
PJN01
130,421
0,0366
4,78
955,46
1,5
25,87
25
8700
0,1
171347637,4
1,713
PJN02
23,933
0,0693
1,66
331,52
PJN03
11,588
0,0403
0,47
93,40
460,13
2
Sungai
Sebanta
PJN13
61,82
5,78
3,57
714,64
2,5
497,3
4973000
0,9
5733292816
5,733,29
ton
PJN14
70,27
8,25
5,80
1159,46
PJN16
16,38
1,37
0,22
44,88
PJN17
14,74
0,0443
0,65
130,60
512,39
3
Sungai
Pilao
PJN30
25,75
0,2181
5,62
1123,11
PJN31
19,26
0,0605
1,17
233,20
PJN32
46,99
0,5820
27,35
5469,73
2,5
547,5
5475000
0,9
42372129692
4237
PJN33
72,42
0,7010
50,77
10153,57
PJN34
6,856
0,1594
1,09
218,61
3439,65
4
Sungai
benua
PJN35
12,28
0,0356
0,44
93,40
2,5
279,8
2798000
0,9
729.699.695
730
PJN36
10,73
0,0645
0,69
138,42
115,91
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
11/18
No
Lokasi
No
conto
Gram
konsentrat
Kadar
berat
(%)
Gramd
alam
konsentrat
Gram/
m3
Tebal
Luas
(ha)
L
uas
(m2)
Luas
(90%)
Sumberdaya
(gram)
Sumber
daya(kg)
5
Desa
Kota
Baru
PJN40
1,08
0,0999
0,11
21,58
PJN41
40,27
0,0610
2,46
491,29
2,5
62,17
62
1700
0,9
358.709.367
358
256,44
6
Sungai
Tayen
PJN43
25,444
0,1324
3,37
673,55
2,5
78,86
78
8600
0,9
1.593.088.426
1593
PJN44
279,268
0,0440
12,29
2458,68
PJN45
20,292
0,0400
0,81
162,17
PJN46
17,083
0,0869
1,48
296,97
897,84
7
Sungai
Pekai
PJN47
70,769
0,0389
2,76
551,01
2,5
285
2850000
0,9
23.638.454.291
23638
PJN48
126,601
0,3997
50,60
10119,22
PJN49
31,955
0,0608
1,94
388,70
3686,31
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
12/18
N
o
Lokasi
No
conto
Gram
konsen
trat
Kadar
berat
(%)
Gramd
alam
konsentra
t
Gram/
m3
Tebal
Luas
(ha)
Luas
(m2)
Luas
(90%)
Sumberda
ya
(gram)
Sumber
daya(kg)
8
Sungai
Mehen
PJN08
99,5
7
0,0
850
8,4
6
1692,6
9
2,5
258,7
2587000
0,9
107792670
64
1078
PJN09
115,77
0,0
969
11,2
2
2243,6
2
PJN10
67,0
2
0,1
170
7,8
4
1568,2
7
PJN12
106,07
0,0
897
9,5
1
1902,9
0
1851,8
7
9
Sungai
Mentuang
PJN13
61,8
2
5,7
8%
3,5
7
714,6
4
2,5
497,3
4973000
0,9
573329281
6
5733
PJN14
70,2
7
8,2
5%
5,8
0
1159,4
6
PJN16
16,3
8
1,3
7%
0,2
2
44,8
8
PJN17
14,7
4
0,0
443
0,6
5
130,6
0
512,3
9
10
Sungai
Merapit
Besar
PJN19
29,3
1
0,0
398
1,1
7
233,3
1
2,5
394,6
3946000
0,9
217353128
1
2,1
73
PJN22
16,1
5
0,0
331
0,5
3
106,9
1
PJN23
0,0
627
2,1
6
431,8
8
PJN25
11,4
0,0
479
0,5
5
109,2
1
34,4
4
220,3
3
11
Sungai
Merapit
Kecil
PJN26
15,5
7
0,0
356
0,5
5
110,8
6
2,5
331
3310000
0,9
197714045
4
1,9
77
PJN27
31,8
2
0,0
318
1,0
1
202,3
8
PJN28
33,3
7
0,0
724
2,4
2
483,2
0
265,4
8
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
13/18
N
o
Lokasi
Noconto
Gram
konsentrat
Kadar
berat
(%)
Gra
m
dalam
konse
ntrat
Gram/
m3
Tebal
Lua
s
(ha
)
Luas
(m2)
Luas
(90%)
Sumberdaya
(gram)
Sumber
daya(ton)
1
SungaiMehen
PJN42
24,35
0,2534
6,1
7
1234,06
1,5
25,8
7
258700
0,1
171347637,4
1,713
PJN11
99,91
0,3802
37,
99
7597,16
4415,61
2
Sungai
Mentuang
PJN15
42,27
0,2357
9,9
6
229,29
1,5
49,7
3
497300
01
17103901,23
1,710
3
Sungaibenua
PJN37
161,77
0,6960
112
,59
22518,38
PJN38
36,4
0,6196
22,
55
4510,69
13514,54
1,5
279,8
2798000
0,1
5.672.050.759
5,672
Tabel2.SumberDay
aTerekaZirkon(EndapanAluvial)
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
14/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Tabel 3. Komposisi kimia pasir kuarsa untuk persyaratan
pembuatan gelas kelas A, B dan C
KlsKadar SiO
2min
(%)Kadar Fe
2O
3
Maks (%)Kadar TiO
2
Maks (%)Kadar CrCO
3
Maks (%)Kadar Al
2O
3
A 99,5 0,008 0,30 0,0002
Catatan(1)
B 99,5 0,013 0,0002 0,0002
C 98,5 0,030 0,0006
Catatan (1) Batas maksimum Al2O
3bila diperlukan harus ditetapkan berdasarkan
penjual dan pembeli
Catatan (2) Sepanjang TiO2 tidak menimbulkan warna dalam gelas yang dapat
diperbandingkan dengan warna yang dihasilkan oksida besi danchromium maka tidak ada batas maksimum yang ditentukan untukkelas B dan C. Penentuan TiO
2 dalam pasirkuarsa, bagaimanapun
tentunya dapat menunjukkan adanya mineral berat.
Catatan (3) Untuk pasirkuarsa kelas C yang mempunyai kadar CrO3kurang dari
0,0002%, kadar Fe2O
3 boleh > 0,030%, tetapi tidak boleh > 0,035%
oksida pewarna lain, selain dari Fe2O
3 dan CrO
3 tidak boleh ada
dalam pasirkuarsa sampai batas tertentu, sehingga dalam percobaanpeleburan tidak memberikan perbedaan warna terhadap gelas yang
dilebur dari pasirkuarsa yang lebih baik.
Tabel 4. Hasil Analisa Kimia pasir kuarsa
Kode contoSiO
2Al
2O
3FeO
3CaO MgO
%
PJN 03 Rm 93.24 1.48 1,97 0,12 0,05
PJN 21 Rm 93.38 0,97 1,59 0,23 0,06
PJN 22 Rm 94.34 0,21 1,22 0,05 0,00
PJN 25 Rm 95.52 4,86 0,81 0,08 0,01
PJN 28Rm 90.59 3,58 0,85 0,23 0,03
PJN 39 Rm 82,65 13,58 8,50 0,20 0,02
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
15/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7
BUKU 2 : BIDANG MINERAL
Tabel 5. Hasi Analisis Logam Tanah Jarang
No Kode ContoCe La Nd Y
ppm
1 PJN 35 490 288 174 30
2 PJN 41 0 2 0 9
3 PJN 42 0 0 0 0
4 PJN 43 0 0 0 0
5 PJN 48 763 445 286 45
Tabel 6. Klasifikasi Unsur Tanah Jarang
Jenis Hasil Analisis Mineral Jarang
Ignous rocks(av)Umaf : RE, 32; Y,5; La4; Ce, 9; Umaf : RE182;Y,25; La,
17; Ce, 66 Gran : RE 226; Y,41; La, 55; Ce, 57 (2.
Sedimentary rocks
(av)
Ls : RE, 24; Y,4; La4; Ce, 8; ss : RE 52; Y,10; La, 7; Ce,
15 Sh : RE 228; Y,35; La, 39; Ce, 76 (2).(RE includes y, La,
Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb,and Lu.
Soil (med) Y,27 La,33 (3)
Plannt ash (med) Y,
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
16/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
17/18
Gambar2.Petageo
logidaerahpenelitian
-
7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas
18/18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I 7
BUKU 2: BIDANG MINERAL
Gambar 3. Sebaran bekas tambang