07. prosiding pujon-kapuas

Upload: abas-sebastian

Post on 26-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    1/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

    II.7BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKASTAMBANG, DAERAH PUJON, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTANTENGAH

    Juju Jaenudin, Sukaesih, Yuman Pertamana

    Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah jarang

    S A R I

    Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan tailing dan endapan aluvial berumur Kwarter yang terdiri daripasir, lanau, kerikil-kerakal berukuran 0,5 cm-10 cm, endapan ini merupakan endapan pembawa emas dan zirkon.

    Emas aluvial tersebar setempat-setempat, dari 49 conto terdapat 4 butir Fine Colour (FC), 3 butir Medium Color

    (MC) dan 2 butir Very Fine Colour (VFC) nilai tersebut dikonversikan ke dalam mg, dengan nilai konversi sebagai

    berikut 4 FC -1,6 mg , 3 MC -360 mg, 2 VFC -1,02 mg.

    Hasil interpretasi citra landsat menunjukkan 11 lokasi sebaran emas aluvial yaitu di Desa Bajuh 111,6 ha, Sungai

    Sebanta 21,63 ha, Sungai Mehen 258,7 ha, Sungai Mantuang 497,3 ha, Sungai Marapit Besar 394,6 ha, Sungai

    Marapit Kecil 331 ha, Sungai Pilao 547,5 ha, Sungai Benua 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 ha, Sungai Tayen 547,5ha. Sumber daya tereka emas aluvial yang tersisa di beberapa lokasi sebagai berikut : Desa Bajuh sebesar 12 kg

    emas, Sungai Merapit Besar sebesar 0,40 kg emas, Sungai Pilao Besar sebesar 3,95 kg emas. Zirkon sebagai bahan

    galian lain terdapat di Desa bajuh seluas 111,6 ha dengan ketebalan endapan 2 - 3 m umumnya berupa tailing sisa

    pengolahan tambang rakyat dengan sumber daya tereka sebesar 115,54 kg.

    Penambangan PETI emas dan zirkon di daerah penelitian tidak dilakukan secara sistematis dan tidak didasarkan

    hasil eksplorasi yang baik sehingga menyisakan bahan galian tertinggal, disamping itu menyebabkan kerusakan

    lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.

    Sumberdaya emas aluvial di daerah penelitian tidak ekonomis untuk ditambang, namun emas masih dapat diusa-

    hakan karena merupakan produk samping pada penambangan zirkon dimana 1 ton zirkon mengandung sekitar 8

    gram emas.

    Diperlukan pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan penambangan rakyat supaya

    melakukan pengolahan dan penambangan yang berwawasan lingkungan sehingga bahan galian dapat dikelola

    secara optimal dan mencegah/meminimalisasi kerusakan lingkungan.

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    2/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    PENDAHULUAN

    LATAR BELAKANG

    Penelitian optimalisasi potensi bahan galian di

    wilayah bekas tambang PETI merupakan salah

    satu upaya untuk menerapkan aspek-aspek

    konservasi pada pengelolaan bahan galian di

    Indonesia. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk

    mengetahui kondisi sumberdaya/cadangan dan

    pemanfaatan bahan galian/ mineral lain dan

    mineral ikutan di daerah tersebut secara tepat,optimal dan berkesinambungan oleh pelaku

    pertambangan baik dari pemerintah daerah

    maupun pusat dan sejalan dengan program oto-

    nomi daerah. Kegiatan penelitian optimalisasi

    potensi bahan galian di wilayah bekas tambang

    PETI masih jarang dilakukan, sehingga potensi

    sumberdaya/cadangan yang terdapat di wilayah

    tersebut sangat sulit didapat. Data dan infor-

    masi sumberdaya mineral tersebut mempunyaiperanan yang sangat penting dalam menunjang

    kelancaran pembangunan dan kegiatanusaha

    penambangan secara nasional maupun daerah.

    Salah satu teknologi yang dapat digunakan

    dalam survei bahan galian yang berkembang

    pesat dewasa ini salah satunya adalah remote

    sensing(penginderaan jauh). Kelebihan metode

    ini antara lain : kemampuan mendapatkaninformasi dari jauh, cakupannya luas, dapat

    menjangkau daerah yang sulit dicapai dan biaya

    persatuan luas yang murah. Pada umumnya,

    perpaduan antara teknologi penginderaan jauh

    dan survei lapangan akan memberikan hasil

    penelitian bahan galian yang optimal.

    Maksud dan Tujuan

    Maksud penelitian ini yaitu mengumpulkan data

    dan informasi tentang potensi bahan galian di

    wilayah bekas tambang di daerah Pujon dan seki-tarnya yang mencakup : kondisi geologi, sebaran

    dan jenis bahan galian, serta aspek-aspek yang

    terkait pertambangan dan pengolahan bahan

    galian. Tujuannya untuk mengetahui potensi

    bahan galian/mineral lain dan mineral ikutan

    yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya

    sehingga diharapkan hasilnya dapat dijadikan

    salah satu acuan kebijakan pengelolaan bahan

    galian/mineral lain dan mineral ikutan di daerahPujon Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten

    Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

    Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian merupakan wilayah bekas

    tambang emas aluvial, secara administratif

    termasuk ke dalam wilayah Pujon, Kabupaten

    Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, terletak

    antara 114 14 46,3272 - 114 27 21,2544 BT

    dan 1 30 32,8644 - 1 14 41,748 LS (Gambar

    1).

    GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

    Geologi

    Berdasarkan pada peta geologi lembar Tewah

    terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan

    Geologi Bandung dengan skala 1 : 250.000 dike-

    tahui stratigrafi daerah penyelidikan dari yang

    tua sampai muda sebagai berikut :

    Tanjung (Tet); bagian bawah perselingan batupa-

    sir, serpih, batulanau dan karbonat aneka bahan,

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    3/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    sebagian gampingan, bagian atas perselingan

    batu pasir kuarsa bermika dan batubara.

    Formasi Montalat (Tomn); terdiri dari batupasir

    dengan sisipan batulempung, sepih, nepal, batu-

    lanau, tuf kuarsa berbutir halus sampai dengan

    sedang, berwarna kuning dan kelabu muda,

    sturktur silang siur, mengandung sisipan batu-

    lempung kelabu dan batubara dengan ketebalan

    antara 3-4 meter. Pada daerah penyelidikan for-

    masi ini menyebar di sekitar desa Balai Banjang,

    Dandang dan desa Karukus.

    Formasi Warukin (Tmw); Formasi Warukin terdiri

    dari batupasir, batupasir tufaan, batupasir gam-

    pingan, batulanau dan batulempung, di beberapa

    tempat terdapat endapan konglomerat berlapis

    silang siur dan sisipan batugamping. Setempat

    terdapat lapisan batubara dengan ketebalan

    antara 0,3-2 meter yang terdapat di dalam lapi-

    san batupasir, pada daerah penyelidikan formasi

    ini menyebar dengan arah utara selatan yang

    terdapat di sekitar Desa Bajuh, Marapit, Pujon,

    Tapen, Manis dan Petak Bahenda.

    Formasi Dahor (Tqd); Formasi Dahor terdiri dari

    batupasir kuarsa halus sampai kasar berwarna

    kelabu kebiru-biruan dan konglomerat berlapis

    silang siur dengan komponen batuan malihan

    dan batuan granitan bersisipan lapisan men-

    gandung limonit, pada daerah penelitian batuanini menyebar pada bagian selatan daerah peneli-

    tian yaitu Desa Penda Muntei dan Kota Baru.

    Aluvial (Qa); merupakan endapan hasil romba-

    kan batuan yang lebih tua berukuran pasir halus,

    kerakal, kerikil sampai bongkah (Gambar 2).

    PEMBAHASAN

    Hasil Penyelidikan Bahan Galian

    Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan

    galian di wilayah bekas tambang daerah Pujon

    Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas,

    Provinsi Kalimantan Tengah. yang mempunyai

    potensi bahan galian utama yaitu emas dan

    zirkon, daerah tersebut merupakan wilayah

    tambang rakyat, dan pada saat ini terdapat

    penambangan emas dan zirkon yang sedang

    dilakukan oleh rakyat setempat

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

    daerah Pujon Kecamatan Kapuas Tengah yang

    prospek yaitu emas, zirkon, dan pasir kuarsa.

    Hasil pengukuran degan menggunakan citra

    lenset di daerah penyelidikan dilakukan di

    sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh

    dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha,

    Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha SungaiMehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuang

    diperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar

    diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil

    diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan

    547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa

    Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin

    diperkirakan 547,5 Ha,

    Untuk mengetahui sumberdaya/cadanganemas dan recoverypenambangan maupun pen-

    golahan di daerah kegiatan telah dilakukan

    penyontoan endapan aluvial dan penyontohan

    tailling. Penyontoan endapan aluvial dengan

    cara penyontaan chaneling/paritan sepanjang

    tebal lapisan endapan aluvial dan selanjutnya

    didulang untuk memisahkan mineral beratnya.

    Penyontoan tailing dari sisa pengolahan/buan-

    gan dari sluice box, selanjutnya didulang untuk

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    4/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    memisahkan mineral beratnya. Conto hasil pen-

    dulangan yang berupa konsentrat di analisis

    mineralogi butir dan analisis kimia

    Emas

    Potensi endapan aluvial yang mengandung emas

    di daerah kegiatan tersebar setempat setempat,

    dari jumlah conto yang terkumpul sebanyak 49

    conto konsentrat dulang.

    Hasil analisis mineralogi butir dari 49 conto ter-dapat 5 conto yang mengandung emas dan dari

    jumlah conto tersebut terdapat 4 butir Fine Col-

    our(FC), 3 butir Medium Color (M C) dan 2 butir

    Very Fine Colour(VFC) nilai tersebut dikonversi-

    kan kedalam mg, dengan nilai konversi sebagai

    berikut 4 FC -1,6 mg , 3 M C -360 mg, 2 VFC

    1,02 mg.

    Jumlah sumberdaya tereka emas aluvial di

    daerah kegiatan yang diselidiki adalah volume

    endapan aluvial dikali rata-rata hasil analisis

    emas

    Luas potensi endapan emas aluvial pada dae-

    rah Desa Bajuh yang telah ditambang 111,6 Ha,

    dan yang belum ditambang 10%. Ketebalan

    lapisan pembawa emas bervariasi antara 1-2 m

    atau rata-rata 1,5 m. Dengan ketebalan lapisan

    pembawa emas rata-rata 1,5 m dapat diketahuivolume potensi endapan emas aluvial di daerah

    desa Bajuh 111,6 x 0,1 x 1,5 = 150,66 m3Kand-

    ungan emas dalam tailing di daerah Desa Bajuh

    rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh sum-

    ber daya tereka emas yang masih tersisa di

    daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.

    Di daerah Sungai Merapit Besar luas sebaran

    endapan aluvial emas di wilayah bekas tam-

    bang 394,6 Ha dan belum di tambang ketebalan

    sekitar 1,5 m. Dengan kandungan emas padaendapan aluvial rata-rata 6,8 gram/m3, maka

    394,6 x 0,1 x 1,5 = 59,19 m3jumlah sumber daya

    tereka emas daerah Desa Merapit 0,40 Kg.

    Di daerah Sungai Pilao Besar luas sebaran enda-

    pan aluvial emas di wilayah bekas tambang 547,5

    Ha dan belum di tambang ketebalan sekitar 1,5

    m. Dengan kandungan emas pada endapan alu-

    vial rata-rata 4,8 gram/m3

    , maka 547,5 x 0,1 x1,5 = 82,12 m3jumlah sumber daya tereka emas

    daerah Desa Merapit 3,95 Kg.

    Tidak ada data mengenai kekayaan lapisan

    endapan pembawa emas dan zirkon di daerah

    kegiatan dan data produksi hasil penambangan,

    informasi yang diperoleh dari penambang hanya

    berupa kadar emas yang diperoleh per hari dari

    setiap kegiatan penambangan rakyat. Perolehan

    para penambang apabila mendapat lapisan yang

    kaya dan memperoleh rata- rata 7-8 gram/hari.

    Apabila melihat dari jumlah sumberdaya emas

    tersebut tidak ekonomis untuk ditambang, tetapi

    emas disini merupakan produk samping para

    penambang zirkon, dari hasil wawancara den-

    gan para penambang zirkon dalam 1 ton zirkon

    terdapat 8 gr emas.

    Zirkon

    Zirkon berupa bahan galian/mineral lain dan

    mineral ikutan pada proses pengolahan emas

    aluvial, luas endapan aluvial yang terdapat di

    daerah kegiatan dengan luas diperkirakan untuk

    daerah Desa bajuh 111,6 Ha ketebalan endapan

    bervariasi antara 2-3 m umumnya berupa tailling

    sisa pengolahan tambang rakyat dan endapan

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    5/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    aluvial yang masih utuh pada umumnya keteba-

    lan bervariasi antara 1-2 m tergantung posisi

    ketinggian endapan aluvial tersebut di endap-kan. Hasil pengamatan dilapangan diperkirakan

    sekitar 10% dari seluruh daerah kegiatan dan

    umumnya masih berupa endapan aluvial yang

    belum terganggu, jumlah endapan aluvial/tailling

    sisa pengolahan di daerah Desa Bajuh adalah

    90% x 111,6 Ha x 2,5 m = 251,1 m3. Hasil analisis

    mineralogi butir kadar rata-rata 460,13 gram/

    m3. Dari data tersebut di atas dapat di hitung

    sumberdaya tereka zirkon dari sisa pengola-han/tailling di daerah Desa Bajuh sebesar 251,1

    m3.x 460,13 gram/m3= 1.155.386.4300 gram atau

    sebesar 115,54 kg

    Ketebalan endapan aluvial di Desa Bajuh ber-

    variasi antara 1-2 m apabila di ambil rata-rata

    tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di Desa Bajuh

    yang belum di tambang 10% x 111,6 Ha x 1,5 m =

    167,4 m3Hasil analisis mineralogi butir endapan

    aluvial dengan hasil kadar rata-rata 6,52 gram/

    m3. x 167,4 m3= 1091,4 48 gram/m3Maka data

    tersebut diatas di perkirakan jumlah sember-

    daya tereka zirkon aluvial yang masih tersisa di

    daerah Desa Bajuh sebesar 0,109 kg. Sumber

    daya tereka zirkon di daerah kegiatan selanjut-

    nya (Tabel 1).

    Penambangan

    Penambangan telah dilakukan di beberapa

    lokasi dengan menggunakan mesin semprot

    untuk menghancurkan endapan aluvial, kemu-

    dian dihisap oleh pompa untuk di alirkan ke

    palong. Penghancuran atau pembongkaran

    endapan aluvial dihentikan apabila telah men-

    capai batuan dasar.

    Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat

    setempat pada saat penelitian berlangsung

    tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik,menyebabkan banyak lokasi bukaan tambang

    yang tidak berhasil.

    Penambangan yang tidak sistematis ini

    menyebabkan banyak sekali potensi bahan

    galian emas dan zirkon endapan aluvial yang

    tertinggal/tidak tertambang, recovery penam-

    bangan rendah dan merusak kondisi lingkungan

    yang ada karena pada umumnya tidak dilakukanreklamasi pada bekas galian tambang tersebut.

    Pengolahan emas dan zirkon di daerah penye-

    lidikan pada umumnya mempergunakan

    peralatan diantaranya 1 unit sluce box sederhana

    berukuran panjang 6-9 m dan lebar 1 m dengan

    kemiringan antara 15-20, berlantai karpet, 1

    buah bak pencuci, dulang dan penyemprot

    Di dalam slice box Lumpur hasil penyedotan

    kosentrat yang mengandung emas dan zirkon

    yang terdapat dalam aliran lumpur dapat ditang-

    kap (terendapkan karena berat jenisnya tinggi)

    selanjutnya setelah dilakukan penyemprotan

    karpet lantai slice box dicuci dalam tempat bak

    pencucian supaya butiran emas dan zirkon yang

    tertangkap dalam karpet terlepas dan terkumpul

    menjadi konsentrat. Konsentrat yang berisi cam-

    puran mineral berat selanjutnya didulang.

    Pada proses penyaringan amalgam hanya di

    lakukan sekali dan hanya 1 lembar kain payung

    sehingga masih ada amalgam yang mengandung

    emas lolos dan terbuang seharusnya penyarin-

    gan dilakukan berulang ulang.

    Air raksa selama proses pengolahan banyak

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    6/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    yang terbuang disamping merugikan penam-

    bang juga mencemari lingkungan.

    Pada proses pembakaran bolion dilakukan diru-

    ang terbuka, hal ini menyebabkan pencemaran

    udara dan air raksa yang terbuang tidak dapat

    di manfaatkan kembali. Untuk mengatasi perlu

    dilakukan penyediaan dan sosialisasi alat ret-

    rotring amalgam, sehingga uap air raksa tidak

    mencemari udara dan bisa di peroleh kembali.

    Bahan Galian Lain

    Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan

    bahan galian di wilayah bekas tambang daerah

    Pujon terdapat potensi bahan galian lain/mineral

    lain dan mineral ikutan yang terdapat bersam-

    aan dengan endapan emas, zirkon,juga terdapat

    bahan galian laiin yaitu platina aluvial dan pasir

    kuarsa yang jumlahnya cukup potensial.

    - Platina

    Platina merupakan bahan galian lain/ mineral

    lain dan mineral ikutan pada proses pengolahan

    emas dan zirkon aluvial. Hasil analisis mineral-

    ogi butir dari beberapa conto konsentrat dulang

    menujukan bahwa pada kode conto no PJN 33

    dan PJN 40 butiran platina berwarna abu-abu

    pipih Ketebalan endapan aluvial di Desa KotaBaru bervariasi antara 1-2 m apabila di ambil

    rata-rata tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di

    Desa Kota Baru yang belum di tambang 10%

    x1,5 x 279,8 = 41,97 m3 Hasil analisis mineralogi

    butir endapan aluvial dengan hasil kadar rata-

    rata 19,01 gram/m3. x 41,97 m3= 797,85 gram/m3

    Maka data tersebut diatas di perkirakan jumlah

    semberdaya tereka platina aluvial yang masih

    tersisa di daerah Desa Kota Baru sebesar 0,80

    kg.

    - Pasir kuarsa

    Pasir kuarsa merupakan bahan galian yang

    terdiri dari kristal kristal silika (SiO2) dan men-

    gandung senyawa pengotor yang terbawa dari

    hasil pelapukan batuan yang mengandung min-

    eral utama, seperti kuarsa dan felspar kemudian

    ditransport oleh aliran air ke daerah yang lebih

    rendah dimana kemurnian pasir kuarsa bervari-asi tergantung pada proses pembentukannya dan

    mineral pengotornya. Persyaratan pasir kuarsa

    untuk industri tidak dapat ditetapkan secara

    pasti, yang paling utama adalah kemurniannya

    dan pembatasan pada oksida pengotornya.Dari

    hasil analisis Mayor element terhadap 6 conto

    yang mewakili dari kegiatan penelitian memper-

    lihatkan kadar rata rata 91,62 % SiO2, 02,05 %

    Al2O

    3, 2,49 % FeO

    3,0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO

    Pasirkuarsa merupakan bahan utama dalam

    industri gelas. Pada umumnya diperlukan

    pasirkuarsa yang mempunyai kandungan SiO2

    minimal 98%. Untuk pembuatan gelas berwarna

    diperlukan pasirkuarsa dengan kandungan SiO2

    minimal 95% sedang untuk gelas optik minimal

    99,8%. Ukuran butir pasirkuarsa untuk gelas

    umunya antara 20 80 mesh (0,89 0,147 mm).

    Dalam industri gelas, produk dapat dibuat dalam3 kelas, yaitu :

    Kelas A : Untuk barang-barang optik

    Kelas B : Untuk gelas peralatan rumah tangga

    dan dekorasi

    Kelas C:Untuk barang-barang gelas pada

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    7/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    umumnya, termasuk gelas wadah

    Dari hasil analisis Mayor element dengan kadarrata rata 91,62 % SiO

    2, 02,05 % Al

    2O

    3, 2,49 %

    FeO3,0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO tidak meme-

    nuhi syarat SII-0280-80 untuk komposisi kimia

    pasirkuarsa untuk pembuatan gelas.

    Berdasarkan nilai standar dari SNI ASTM No. 12,

    ASTM 03, ASTM C 23T dan peraturan Bina Marga

    No. 01/ST/BM/1972, pasir di daerah ini hanya

    bisa dipakai sebagai bahan campuran beton dandapat dimaanfaatkan sebagai bahan pembuatan

    kaca Indoflot (Sudrajat dkk, 1997).

    Luas sebaran pasir di daerah merapit mencapai

    40 Ha dengan ketebalan rata-rata 2,0 m, mem-

    punyai sumberdaya pasir sekitar 80.000 m.

    - Logam Tanah Jarang

    Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur

    yang terletak di dalam golongan lantanida dan

    termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yetrium,

    Thorium dan Scandium. Dalam memperoleh

    mineral di atas, tidak bisa didapatkan dengan

    mudah. Karena jumlah mineral tersebut sangat

    terbatas terlebih lagi, mineral di atas tidak terpi-

    sah sendiri, tetapi ia tercampur dengan mineral

    lain dan mineral ini merupakan hasil samping

    dari penambangan timah sehingga untuk mem-peroleh mineral di atas, maka diperlukan proses

    pemisahan terlebih dahulu.

    Mineral-mineral yang mendominasi dalam seny-

    awa logam tanah jarang di daerah penyelidikan

    adalah Yetrium Lanthanum, Cerium, Neody-

    mium.

    Berdasarkan hasil analisis terhadap 5 con-

    toh konsentrat dulang dengan menggunakan

    metode Inductively Coupled Plasma(ICP) dapatdiketahui konsentrasi kandungan unsur Cerium

    (Ce), Ytrium (Y), Lantanium (La) dan Niobium

    (Nb). Pengambilan conto konsentrat dulang

    dilakukan di 2 lokasi yaitu di Kota Baru dan Pujon

    Conto dari daerah Kota Baru

    Hasil analisis mineral jarang yang di dapat dari

    konsentrat dulang di daerah pujon mempunyai

    kandungan Cerium (Ce) antara 496 ppm , Ytrium(Y) 30 ppm (La) 288 ppm dan Niobium (Nb) 174

    ppm.dengan kode conto PJN 35 A dan daerah

    Kota Baru mempunyai kandungan Cerium (Ce)

    antara 763 ppm , Ytrium (Y) 45 ppm (La) 445 ppm

    dan Niobium (Nb) 285 ppm dengan kode conto

    PJN48 A. Berdasarkan hasil analisis tersebut

    di atas bahwa kosentrasi unsur tanah jarang di

    daerah Kota Baru lebih tinggi dibandingkan den-

    gan daerah Pujon.

    Berdasarkan klasifikasi unsur tanah jarang Tabel

    6 berdasarkan Geochemistry in Mineral Explo-

    rationoleh Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes

    (1979) maka mineral tanah jarang yang ada di

    daerah penyelidikan pada umumnya mempunyai

    nilai yang signifikan sehingga untuk mengetahui

    nilai tambah keekonomian potensi bahan galian

    tersebut maka perlu dilakukan penyelidikan

    lebih lanjut.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan

    tailling dan endapan aluvial berumur Kwarter

    yang terdiri dari pasir, lanau, kerikil-kerakal

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    8/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    berukuran 0,5 cm-10 cm dan endapan ini meru-

    pakan endapan pembawa emas dan zirkon.

    Potensi emas dan zirkon di daerah Pujon secaraumum telah di tambang oleh rakyat secara ilegal

    (PETI).

    Hasil pengukuran dengan menggunakan citra

    lenset di daerah penyelidikan dilakukan di

    sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh

    dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha,

    Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha Sungai

    Mehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuangdiperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar

    diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil

    diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan

    547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa

    Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin

    diperkirakan 547,5 Ha.

    Pola dan sistim penambangan PETI emas dan

    zirkon yang ada tidak sistimatis dan tidak di

    dasarkan hasil eksplorasi yang baik sehingga

    menyisakan bahan galian tertinggal, .disamping

    itu menyebabkan kerusakan lingkungan berupa

    kerusakan bentang alam, tingginya tingkat

    pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.

    Sumberdaya emas tersebut tidak ekonomis

    untuk ditambang, tetapi emas disini merupakan

    produk samping para penambang zirkon,

    Kandungan emas dalam tailing di daerah Desa

    Bajuh rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh

    sumber daya tereka emas yang masih tersisa di

    daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.

    Kegiatan penelitian di daerah Pujon selain ter-

    dapat bahan galian emas dan zirkon terdapat

    juga bahan galian lain/mineral lain dan mineral

    ikutan yang terdapat bersamaan dengan enda-

    pan emas dan zirkon yaitu platina. Hasil analisis

    mineralogi jumlah semberdaya tereka platinaaluvial yang masih tersisa sebesar 0,80 kg.

    Saran

    Pemerintah daerah perlu melakukan penga-

    wasan dan pembinaan terhadap kegiatan PETI

    terutama dampak lingkungan yang ditimbulkan

    dari cara penambangan yang kurang baik. Perlu

    dilakukan sosialisasi dan pembinaan kepadapara penambang bagaimana cara pengolahan

    dan penambangan yang berwawasan lingkun-

    gan sehingga bahan galian dapat dikelola secara

    optimal, efisien dan bijaksana.

    Perlu dilakukan pembinaan kepada para penam-

    bang PETI emas aluvial untuk melakukan usaha

    secara legal, misalnya dibentuk suatu badan

    usaha koprasi antar penambang dan menga-

    jukan suatu wilayah penambangan rakyat pada

    instansi terkait.

    Pada wilayah bekas tambang dan dijadikan seba-

    gai lahan pertanian, perkebunan dan perikanan

    sehingga dapat meningkatkan perekonomian

    masyarakat sekitar areal bekas penambangan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes (1979) Geo-

    chemistry in Mineral Exploration

    Djati Tjinde H, dkk inventarisasi kerusakan ling-

    kungan akibat kegiatan penambangan rakyat di

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    9/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas

    Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

    Kapuas

    Rudy Gunradi, dkk Penelitian Bahan Galian Lain/

    Mineral Ikutan Pada Wilayah Pertambangan Batu-

    bara Di Daerah Jangkang, Kecamatan Kapuas

    Tengah, Kabupaten Kapuas,

    Supriatna dan A. Sudrajat, 1992 Peta Geologi

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    10/18

    Tabel1

    .SumberdayaTerekaZirkonda

    lamT

    ailing

    No

    Lokasi

    No

    conto

    Gram

    konsentrat

    Kadar

    berat

    (%)

    Gramd

    alam

    konsentrat

    Gram/

    m3

    Tebal

    Luas

    (ha)

    L

    uas

    (m2)

    Luas

    (90%)

    Sumberdaya

    (gram)

    Sumber

    daya(kg)

    1

    Desa

    Bajuh

    PJN01

    130,421

    0,0366

    4,78

    955,46

    1,5

    25,87

    25

    8700

    0,1

    171347637,4

    1,713

    PJN02

    23,933

    0,0693

    1,66

    331,52

    PJN03

    11,588

    0,0403

    0,47

    93,40

    460,13

    2

    Sungai

    Sebanta

    PJN13

    61,82

    5,78

    3,57

    714,64

    2,5

    497,3

    4973000

    0,9

    5733292816

    5,733,29

    ton

    PJN14

    70,27

    8,25

    5,80

    1159,46

    PJN16

    16,38

    1,37

    0,22

    44,88

    PJN17

    14,74

    0,0443

    0,65

    130,60

    512,39

    3

    Sungai

    Pilao

    PJN30

    25,75

    0,2181

    5,62

    1123,11

    PJN31

    19,26

    0,0605

    1,17

    233,20

    PJN32

    46,99

    0,5820

    27,35

    5469,73

    2,5

    547,5

    5475000

    0,9

    42372129692

    4237

    PJN33

    72,42

    0,7010

    50,77

    10153,57

    PJN34

    6,856

    0,1594

    1,09

    218,61

    3439,65

    4

    Sungai

    benua

    PJN35

    12,28

    0,0356

    0,44

    93,40

    2,5

    279,8

    2798000

    0,9

    729.699.695

    730

    PJN36

    10,73

    0,0645

    0,69

    138,42

    115,91

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    11/18

    No

    Lokasi

    No

    conto

    Gram

    konsentrat

    Kadar

    berat

    (%)

    Gramd

    alam

    konsentrat

    Gram/

    m3

    Tebal

    Luas

    (ha)

    L

    uas

    (m2)

    Luas

    (90%)

    Sumberdaya

    (gram)

    Sumber

    daya(kg)

    5

    Desa

    Kota

    Baru

    PJN40

    1,08

    0,0999

    0,11

    21,58

    PJN41

    40,27

    0,0610

    2,46

    491,29

    2,5

    62,17

    62

    1700

    0,9

    358.709.367

    358

    256,44

    6

    Sungai

    Tayen

    PJN43

    25,444

    0,1324

    3,37

    673,55

    2,5

    78,86

    78

    8600

    0,9

    1.593.088.426

    1593

    PJN44

    279,268

    0,0440

    12,29

    2458,68

    PJN45

    20,292

    0,0400

    0,81

    162,17

    PJN46

    17,083

    0,0869

    1,48

    296,97

    897,84

    7

    Sungai

    Pekai

    PJN47

    70,769

    0,0389

    2,76

    551,01

    2,5

    285

    2850000

    0,9

    23.638.454.291

    23638

    PJN48

    126,601

    0,3997

    50,60

    10119,22

    PJN49

    31,955

    0,0608

    1,94

    388,70

    3686,31

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    12/18

    N

    o

    Lokasi

    No

    conto

    Gram

    konsen

    trat

    Kadar

    berat

    (%)

    Gramd

    alam

    konsentra

    t

    Gram/

    m3

    Tebal

    Luas

    (ha)

    Luas

    (m2)

    Luas

    (90%)

    Sumberda

    ya

    (gram)

    Sumber

    daya(kg)

    8

    Sungai

    Mehen

    PJN08

    99,5

    7

    0,0

    850

    8,4

    6

    1692,6

    9

    2,5

    258,7

    2587000

    0,9

    107792670

    64

    1078

    PJN09

    115,77

    0,0

    969

    11,2

    2

    2243,6

    2

    PJN10

    67,0

    2

    0,1

    170

    7,8

    4

    1568,2

    7

    PJN12

    106,07

    0,0

    897

    9,5

    1

    1902,9

    0

    1851,8

    7

    9

    Sungai

    Mentuang

    PJN13

    61,8

    2

    5,7

    8%

    3,5

    7

    714,6

    4

    2,5

    497,3

    4973000

    0,9

    573329281

    6

    5733

    PJN14

    70,2

    7

    8,2

    5%

    5,8

    0

    1159,4

    6

    PJN16

    16,3

    8

    1,3

    7%

    0,2

    2

    44,8

    8

    PJN17

    14,7

    4

    0,0

    443

    0,6

    5

    130,6

    0

    512,3

    9

    10

    Sungai

    Merapit

    Besar

    PJN19

    29,3

    1

    0,0

    398

    1,1

    7

    233,3

    1

    2,5

    394,6

    3946000

    0,9

    217353128

    1

    2,1

    73

    PJN22

    16,1

    5

    0,0

    331

    0,5

    3

    106,9

    1

    PJN23

    0,0

    627

    2,1

    6

    431,8

    8

    PJN25

    11,4

    0,0

    479

    0,5

    5

    109,2

    1

    34,4

    4

    220,3

    3

    11

    Sungai

    Merapit

    Kecil

    PJN26

    15,5

    7

    0,0

    356

    0,5

    5

    110,8

    6

    2,5

    331

    3310000

    0,9

    197714045

    4

    1,9

    77

    PJN27

    31,8

    2

    0,0

    318

    1,0

    1

    202,3

    8

    PJN28

    33,3

    7

    0,0

    724

    2,4

    2

    483,2

    0

    265,4

    8

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    13/18

    N

    o

    Lokasi

    Noconto

    Gram

    konsentrat

    Kadar

    berat

    (%)

    Gra

    m

    dalam

    konse

    ntrat

    Gram/

    m3

    Tebal

    Lua

    s

    (ha

    )

    Luas

    (m2)

    Luas

    (90%)

    Sumberdaya

    (gram)

    Sumber

    daya(ton)

    1

    SungaiMehen

    PJN42

    24,35

    0,2534

    6,1

    7

    1234,06

    1,5

    25,8

    7

    258700

    0,1

    171347637,4

    1,713

    PJN11

    99,91

    0,3802

    37,

    99

    7597,16

    4415,61

    2

    Sungai

    Mentuang

    PJN15

    42,27

    0,2357

    9,9

    6

    229,29

    1,5

    49,7

    3

    497300

    01

    17103901,23

    1,710

    3

    Sungaibenua

    PJN37

    161,77

    0,6960

    112

    ,59

    22518,38

    PJN38

    36,4

    0,6196

    22,

    55

    4510,69

    13514,54

    1,5

    279,8

    2798000

    0,1

    5.672.050.759

    5,672

    Tabel2.SumberDay

    aTerekaZirkon(EndapanAluvial)

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    14/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2: BIDANG MINERAL

    Tabel 3. Komposisi kimia pasir kuarsa untuk persyaratan

    pembuatan gelas kelas A, B dan C

    KlsKadar SiO

    2min

    (%)Kadar Fe

    2O

    3

    Maks (%)Kadar TiO

    2

    Maks (%)Kadar CrCO

    3

    Maks (%)Kadar Al

    2O

    3

    A 99,5 0,008 0,30 0,0002

    Catatan(1)

    B 99,5 0,013 0,0002 0,0002

    C 98,5 0,030 0,0006

    Catatan (1) Batas maksimum Al2O

    3bila diperlukan harus ditetapkan berdasarkan

    penjual dan pembeli

    Catatan (2) Sepanjang TiO2 tidak menimbulkan warna dalam gelas yang dapat

    diperbandingkan dengan warna yang dihasilkan oksida besi danchromium maka tidak ada batas maksimum yang ditentukan untukkelas B dan C. Penentuan TiO

    2 dalam pasirkuarsa, bagaimanapun

    tentunya dapat menunjukkan adanya mineral berat.

    Catatan (3) Untuk pasirkuarsa kelas C yang mempunyai kadar CrO3kurang dari

    0,0002%, kadar Fe2O

    3 boleh > 0,030%, tetapi tidak boleh > 0,035%

    oksida pewarna lain, selain dari Fe2O

    3 dan CrO

    3 tidak boleh ada

    dalam pasirkuarsa sampai batas tertentu, sehingga dalam percobaanpeleburan tidak memberikan perbedaan warna terhadap gelas yang

    dilebur dari pasirkuarsa yang lebih baik.

    Tabel 4. Hasil Analisa Kimia pasir kuarsa

    Kode contoSiO

    2Al

    2O

    3FeO

    3CaO MgO

    %

    PJN 03 Rm 93.24 1.48 1,97 0,12 0,05

    PJN 21 Rm 93.38 0,97 1,59 0,23 0,06

    PJN 22 Rm 94.34 0,21 1,22 0,05 0,00

    PJN 25 Rm 95.52 4,86 0,81 0,08 0,01

    PJN 28Rm 90.59 3,58 0,85 0,23 0,03

    PJN 39 Rm 82,65 13,58 8,50 0,20 0,02

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    15/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

    BUKU 2 : BIDANG MINERAL

    Tabel 5. Hasi Analisis Logam Tanah Jarang

    No Kode ContoCe La Nd Y

    ppm

    1 PJN 35 490 288 174 30

    2 PJN 41 0 2 0 9

    3 PJN 42 0 0 0 0

    4 PJN 43 0 0 0 0

    5 PJN 48 763 445 286 45

    Tabel 6. Klasifikasi Unsur Tanah Jarang

    Jenis Hasil Analisis Mineral Jarang

    Ignous rocks(av)Umaf : RE, 32; Y,5; La4; Ce, 9; Umaf : RE182;Y,25; La,

    17; Ce, 66 Gran : RE 226; Y,41; La, 55; Ce, 57 (2.

    Sedimentary rocks

    (av)

    Ls : RE, 24; Y,4; La4; Ce, 8; ss : RE 52; Y,10; La, 7; Ce,

    15 Sh : RE 228; Y,35; La, 39; Ce, 76 (2).(RE includes y, La,

    Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb,and Lu.

    Soil (med) Y,27 La,33 (3)

    Plannt ash (med) Y,

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    16/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I.7

    BUKU 2: BIDANG MINERAL

    Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    17/18

    Gambar2.Petageo

    logidaerahpenelitian

  • 7/25/2019 07. Prosiding Pujon-Kapuas

    18/18

    PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011I 7

    BUKU 2: BIDANG MINERAL

    Gambar 3. Sebaran bekas tambang