bupati enrekang kabupaten enrekang tahun 2014provinsi sulawesi selatan peraturan daerah kabupaten...
TRANSCRIPT
1
BUPATI ENREKANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG
NOMOR 7 TAHUN 2014
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 – 2018
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI ENREKANG,
Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi Bupati dan Wakil
Bupati Enrekang, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun
waktu 5 (lima) tahun mendatang;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
membentuk Peraturan Daerah Kaupaten Enrekang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah–Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
2
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4493);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
3
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4693);
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
4
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4698);
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
23. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;
26. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Sistim Perencanaan Partisipatif Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang;
5
27. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2028;
28.
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang Tahun 2011-
2031;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 – 2018.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Enrekang;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
3. Bupati adalah Bupati Enrekang;
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Enrekang;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Enrekang;
6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran;
7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap
pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia;
8. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam
suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu;
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2028;
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;
11. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode
lima (5) tahun;
6
12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang yang disusun setiap tahun;
13. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
Renja SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun;
14. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan;
15. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
16. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi;
17. Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh
Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan;
18. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang
dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
BAB II RPJMD
Pasal 2
RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai
landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2014 sampai dengan tahun
2018, dan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.
Pasal 3
Sistematika RPJMD disusun sebagai berikut: a. BAB I : Pendahuluan;
b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah; c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Serta Kerangka Pendanaan
d. BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis; e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan;
g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
i. Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah; j. Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.
7
Pasal 4
Muatan RPJMD sesuai yang dimaksud pasal 3, tercantum pada Lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 5
RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di
daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2014-2018.
Pasal 6
RPJMD dilaksanakan oleh Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka penyelenggaraan pembangunan sesuai urusan pemerintahan Daerah.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pengendalian
Pasal 7
(1) Bupati melakukan pengendalian pelaksanaan RPJMD;
(2) Pengendalian oleh Bupati dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala
SKPD untuk program dan/atau kegiatan masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;
(3) Pengendalian oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran agar program dan kegiatan sesuai
dengan kebijakan pembangunan daerah;
(4) Pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan oleh SKPD
sebagaimama dimaksud pada ayat (2), meliputi realisasi pencapaian target kinerja, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi;
(5) Hasil pemantauan pelaksanaan pogram dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun dalam bentuk laporan triwulan untuk disampaikan kepada Bappeda;
(6) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana pembangunan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, disertai dengan
rekomendasi dan langkah-langkah yang diperlukan.
8
Bagian Kedua Evaluasi
Pasal 8
(1) Bupati melakukan evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJMD;
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;
b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan c. hasil rencana pembangunan daerah.
Pasal 9
(1) Evaluasi oleh Bupati dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk
keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD periode
sebelumnya;
(2) Evaluasi oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana pembangunan daerah, dan pelaksanaan program serta kegiatan pembangunan daerah;
b. menghimpun, manganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode
berikutnya.
Pasal 10
Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pada pasal 7 hinggka pasal 9, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 11
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor 01
Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.
9
Pasal 13
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang.
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 NOMOR 7
NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
(NOMOR URUT 7)/(2014)
Ditetapkan di Enrekang
pada tanggal
BUPATI ENREKANG,
MUSLIMIN BANDO
Diundangkan di Enrekang pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG,
CHAIRUL LATANRO
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 1
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN ENREKANG NOMOR : 7 Tahun 2014
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014-2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan dapat dimaknai sebagai upaya sadar untuk
memanfaatkan potensi yang layak, memecahkan permasalahan yang
dihadapi serta memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat menuju
keadaan atau kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Potensi,
permasalahan serta kebutuhan masyarakat tidak dapat dimanfaatkan,
dipecahkan serta dipenuhi dalam jangka pendek. Demikian pula sumber
daya yang tersedia untuk pembangunan selalu terbatas bila
dibandingkan dengan kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan suatu
perencanaan pembangunan jangka menengah sebagai pedoman bagi
pelaksanaan pembangunan tahunan yang saling berkaitan dan
berkesinambungan. Perencanaan pembangunan daerah itu sendiri pada
prinsipnya merupakan kegiatan mensinergikan berbagai kepentingan dari
stakeholders atau pelaku pembangunan daerah yang dapat digolongkan
menjadi 3 (tiga) domain yaitu state atau lembaga pemerintahan yang
terdiri dari eksekutif dan legislatif daerah, private atau swasta yaitu
pelaku-pelaku dunia usaha, dan society atau masyarakat.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah
mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus
pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan
daerah tetap harus memperhatikan keterkaitan antara perencanaan
pemerintahan pusat, propinsi dan antar pemerintah daerah, sehingga
pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional.
Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan
terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
maupun dengan pelayanan umum serta keuangan. Pemberian otonomi
itu dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 2
pemerintah daerah selain mampu meningkatkan daya saing, melalui
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan juga
mampu meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber
daya daerah.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban
menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan
sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan
daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (Lima) tahun dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1
(Satu) tahun.
Terkait dengan amanat tersebut Pemerintah Kabupaten Enrekang
telah menyusun RPJPD tahun 2008-2028, yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2008. Selanjutnya RPJPD tersebut
akan menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD. RPJMD merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. Bersifat indikatif yang dimaksudkan
adalah bahwa informasi, baik sumberdaya yang diperlukan maupun
keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen RPJMD hanya
merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku.
Ketentuan ini termuat dalam pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 25
Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional jo
pasal 150 ayat (3) huruf c Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Sesuai dengan ketentuan pasal 150 ayat (3) huruf b undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahahn Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5
(lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 3
daerah”. Selanjutnya dalam pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
dinyatakan bahwa “Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling
lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik”.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dan dengan telah
ditetapkannya hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
Kabupaten Enrekang pada tanggal 29 Agustus 2013, serta telah
dilantiknya pasangan Bupati dan Wakil Bupati Enrekang periode 2013-
2018, Bapak Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd dan Bapak H. M.
Amiruddin, SH, pada tanggal 9 Oktober 2013 berdasarkan Keputusan
Menteri Dalam Negeri RI Nomor 131.73.6901 Tahun 2013 tentang
Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Bupati
Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dan Keputusan Menteri
Dalam Negeri RI Nomor 132.73.6902 Tahun 2013 tentang Pengesahan
Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Kabupaten
Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, maka disusunlah RPJMD Kabupaten
Enrekang 2013-2018. Dokumen RPJMD ini akan menjadi pedoman bagi
SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan sebagai acuan
bagi seluruh stakeholder di Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2013–2018. RPJMD
Kabupaten Enrekang 2013-2018 ini menjabarkan visi, misi, dan program
Kepala Daerah terpilih. Dokumen perencanaan pembangunan jangka
menengah Kabupaten Enrekang ini juga menjadi refleksi suatu kompromi
dan sinergisitas antara kepentingan Bupati dan Wakil Bupati terpilih
dengan para pemangku kepentingan. Kepentingan Bupati dan Wakil
Bupati terpilih adalah merealisasikan rumusan visi dan misi yang telah
dijanjikan kepada konstituennya pada saat kampanye selama masa
baktinya sebagai Kepala Daerah, sedangkan kepentingan pemangku
kepentingan adalah kebutuhan riil akan sarana prasarana baik fisik
maupun non fisik yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan
mereka dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Kedua kepentingan
tersebut dipertemukan sehingga menjadi rumusan komitmen yang
disepakati sebagai amanah dan tanggungjawab bersama dalam
membangun daerah Kabupaten Enrekang.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 4
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah–Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1822);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 5
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3373);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4817);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 6
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang
Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan
Perundang-Undangan;
21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2010–2014;
22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
23. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan
Yang Berkeadilan;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
25. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 tahun 2010, Nomor:
0199/M PPN/04/2010, Nomor: PMK 95/PMK 07/2010 tentang
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2008-2028
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 243);
28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2013-2018
(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 10);
29. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Sistim Perencanaan
Partisipatif Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Enrekang Tahun 2008-2028.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 7
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD Kabupaten
Enrekang merupakan satu sub sistem dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional yang disusun dalam rangka menjaga
kesinambungan pembangunan Kabupaten Enrekang. Oleh karena itu,
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 memiliki keterkaitan yang erat
dengan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Kabupaten
Enrekang 2014-2018 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Enrekang 2008-2028 dan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Enrekang 2011-2031, dan
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi
Sulawesi Selatan tahun 2008-2013, serta dokumen perencanaan lainnya.
Dalam kaitannya dengan hubungan fungsional dengan dokumen
perencanaan lain, penyusunan dokumen ini senantiasa memperhaikan
dokumen RPJMD Kabupaten Sidenreng Rappang dan RPJMD Kabupaten
Pinrang serta RPJMD Kabupaten Tana Toraja. Keterkaitan hubungan
fungsional ini terutama pada program-program pembangunan sitem
jaringan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi dan
sosial masyarakat. Dengan sinergitas perencanaan untuk pencapaian
prioritas pembangunan kewilayahan maka diharapkan pembangunan
terutama pada kawasan perbatasan dan sekitarnya akan dapat
diintegrasikan.
Selain dokumen perencanaan daerah tetangga, dokumen
perencanaan teknis lainnya yang menjadi bahan perhatian dan
pembanding dalam penyusunan RPJMD ini adalah Masterplan beberapa
Kementrian Teknis, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI), dokumen pencapaian Millenium
Development Goal’s (MDG’S).
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu (PWT), Penyusunan RPJMD Kabupaten
Enrekang telah terintegrasi dengan Permendagri tersebut di atas, dengan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 8
tujuan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan dan pembangunan kewilayahan telah menjadi dasar
dalam penyusunan RPJMD.
RPJMD Kabupaten Enrekang merupakan dokumen induk yang
memuat arah kebijakan pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun dan
menjadi acuan dalam penyusunanRencana Strategis (RENSTRA) bagi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang disusun berdasarkan
tahapan yang melibatkan berbagai stakeholders. RPJMD Sulawesi
Selatan ini nantinya akan dijabarkan di dalam rencana pembangunan
tahunan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) menjadi
dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Rencana Kerja
(RENJA) serta prioritas dan plafon anggaran (PPA) setiap tahunnya.
Dengan demikian diharapkan sasaran dan tujuan pembangunan di
dalam RPJMD ini setiap tahun dapat dicapai secara bertahap, sehingga
proses pembangunan dapat terwujud dalam suatu sistem yang terencana
dan berkelanjutan.
Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar I.1 Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
(Undang-Undang No. 25 Tahun 2004)
PUSAT
DAERAH acuan
RPJP
Nasional
RPJM
NasionalRKP
RENSTRA
KLRENJA
KL
RPJP
Daerah
RPJM
Daerah
RKP
Daerah
RENSTRA
SKPDRENJA
SKPD
acuan diperhatikan
pedoman dijabarkan
pedoman
pedoman dijabarkan
pedoman
pedoman
pedoman
acuan
RAPBD
RAPBNpedoman
pedoman
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 9
1.4. Sistematika Penulisan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2013-2015 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan;
Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum
penyusunan rancangan awal RPJMD agar substansi pada
bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.
Bab II. Gambaran umum kondisi daerah;
Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-
dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintah daerah.
Bab III. Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan;
Bagian ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan
analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Bab IV. Analisis isu-isu strategis;
Bagian ini menjelaskan analisis isu-isu strategis yang
menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka
menengah, yang akan menentukan kinerja pembangunan
dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis
meliputi permasalahan pembangunan daerah, dinamika
lingkungan strategis, analisa factor internal dan eksternal,
dan isu strategis.
Bab V. Visi, misi, tujuan dan sasaran;
Dalam bagian ini diuraikan; (1) Visi Kepala Daerah terpilih
2013-2018, dan Artikulasi atau penjelasan kata-kata kunci
dari pernyataan Visi; (2) Pernyataan Misi merupakan
penjabaran dari Visi; (3) pernyataan tujuan-tujuan dan
pernyataan sasaran-sasaran pembangunan daerah.
Bab VI. Strategi dan arah kebijakan;
Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam
mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari
setiap strategi terpilih.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 10
Bab VII. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah;
Dalam bagian ini diuraikan kebijakan umum yang berisi
arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang
dipilih dengan target capaian indikator kinerja, serta program
pembangunan daerah.
Bab VIII. Indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan
pendanaan;
Dalam bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah
dengan SKPD terkait beserta program prioritas yang menjadi
tanggung jawab SKPD dalam suatu tahapan pembangunan
per tahun selama lima tahun sesuai dengan tema per
tahunnya. Pada bagian ini juga diuraikan pencapaian target
indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang
dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada
awal periode perencanaan.
Bab IX. Penetapan indikator kinerja daerah.
Bagian ini memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah pada akhir periode masa jabatan, yang ditunjukan
dari akumulasi pencapaian indikator outcome program
pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian
yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja
yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.
Bab X Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Bagian ini memuat materi tentang pedoman transisi, kaidah
pelaksanaan, dan penutup.
1.5. Maksud dan Tujuan
RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode
5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2018,
ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi
acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah
daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan pembangunan daerah yang integral dengan tujuan nasional sesuai
dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati
bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap
komponen pelaku pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien,
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
I- 11
terpadu, berkesinambungan, dan saling melengkapi satu dengan lainnya,
dalam satu pola sikap dan pola tindak.
Adapun tujuannya antara lain :
a. Pedoman penyusunan RKPD setiap tahun.
b. Pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra SKPD) yang
akan digunakan sebagai pijakan dalam penyusunan Rencana Kerja
(Renja SKPD) pada setiap tahunnya.
c. Tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibawah kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati;
d. Tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan
pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan
program kepala daerah;
e. Pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pembangunan di wilayah Kabupaten Enrekang; dan
f. Instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam
mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan
menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran
program pembangunan yang ditetapkan dalam Perda tentang RPJMD.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Aspek Geografi
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Enrekang secara georafis adalah Kabupaten yang
terletak di sebelah utara Propinsi Sulawesi Selatan dengan jarak ± 240
Km yang berupa wilayah pegunungan dataran tinggi, dengan luas
wilayah 1.786,01 Km2 (lebih kurang 2,86 % dari luas Propinsi Sulawesi
Selatan). Batas wilayah Kabuapten Enrekang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja
b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang
2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Enrekang terletak pada posisi
antara 3014’36” - 3050’0” Lintang Selatan dan 119040’53” - 12006’33”
Bujur Timur. Posisi ini terletak tepat di Jantung Provinsi Sulawesi
Selatan. Secara administratif Kabupaten Enrekang juga terletak di
poros tengah Trans Sulawesi melalui jalan Strategis Nasional untuk
Pariwisata di Tana Toraja.
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu wilayah strategis
di Sulawesi Selatan dengan penetapan menurut Rencana Tata Ruang
Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Kawasan Strategis untuk
pengembangan Tanaman Hortikultura dan Kopi.
Secara administratif, Kabupaten Enrekang terdiri dari 12
Kecamatan, 112 Desa dan 17 Kelurahan.
Adapun luas wilayah masing-masing kecamatan diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-2
Tabel 2.1.
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Luas
Daerah (Km2) %
1 Maiwa 392,87 22,00
2 Bungin 236,83 13,26
3 Enrekang 291,19 16,30
4 Cendana 91,01 5,1
5 Baraka 159,15 8,91
6 Buntu Batu 126,65 7,09
7 Anggeraja 125,34 7,02
8 Malua 40,36 2,26
9 Alla 75,74 4,24
10 Curio 178,51 9,99
11 Masalle 40,36 2,26
12 Baroko 28,04 1,57
Jumlah 1.786,06 100
Sumber: Buku Kabupaten Enrekang Dalam Angka Tahun 2012.
Gambar 2.1 Gambar Diagram Persentase Luas Kecamatan Kabupaten
Enrekang
2.1.1.3 Topografi
Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang ini pada umumnya
mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan,
pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari
permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum
keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi oleh bukit-
bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah
Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%.
Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama
dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi
Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-3
terjadi pada bulan November - Juli sedangkan musim kemarau terjadi
pada bulan Agustus - Oktober.
Kabupaten Enrekang memiliki topografi wilayah bergunung dan
berbukit serta memiliki beberapa puncak gunung seperti Gunung
Bambapuang, Gunung Latimojong dan lain-lain
Penggunaan lahannya didominasi oleh kawasan hutan dan
sisanya berupa tanah bangunan, sawah, tegal/kebun, ladang/huma,
padang rumput, rawa-rawa, kolam, perkebunan dan areal peruntukan
lainnya. Pada umumnya jenis tanahnya bervariasi, terdiri dari tanah
podsolik coklat dan merah kuning dengan tekstur liat berpasir,
struktur remuk, konsistensi gembur permeabilitas sedang. Keadaan
tersebut menjadikan Enrekang sebagai daerah yang subur dan
menjadi pusat produksi hasil pertanian dataran tinggi di Provinsi
Sulawesi Selatan dan Kawasan Indonesia Timur.
Topografi wilayah kabupaten Enrekang sebagian besar berada
pada ketingggin > 1500 m dpl. Pada ketinggian tersebut relatif banyak
kendala untuk berbagai kegiatan pembangunan. Khususnya pada
ketinggian >2000 m dpl tidak dapat dikembangkan untuk budidaya
yang bersifat ekonomi, hal ini dikarenakan daerah dengan ketinggian
tersebut ditetapkan sebagai kawasan lindung. Sebaran wilayah pada
ketinggian tersebut berada pada bagian timur wilayah kabupaten
Enrekang seperti Kecamatan Bungin dan Buntu Batu.
Sifat fisik tanah cukup menjadi kendala bagi pengembangan
wilayah adalah kemiringan lahan pada wilayah Kabupaten Enrekang
didominasi oleh kemiringan lahan 25->40%. Namun demikian areal
lahan terbuka yang belum dimanfaatkan secara optimal masih banyak
dan merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan khususnya
untuk tanaman lahan kering baik tanaman perkebunan, buah-buahan
atau tanaman keras lainnya.
2.1.1.4 Geologi
Struktur geologi Kabupaten Enrekang memiliki karakteristik
yang kompleks dicirikan oleh morfologi wilayah yang bervariasi.
Berdasarkan morfologinya, maka wilayah Kabupaten Enrekang dapat
dibagi menjadi 9 (Sembilan) yaitu: Brown Farest Soil yang banyak
terdapat di Kecamatan Cendana, Mediterian Coklat kekelabu-labuan
banyak terdapat di wilayah Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja,
Kecamatan Baraka dan Kecamatan Enrekang, Mediteran Coklat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-4
banyak terdapat di Kecamatan Anggeraka dan Kecamatan Alla,
Podsolik Coklat banyak terdapat di Kecamatan Enrekang, Kecamatan
Maiwa, Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Baraka, Podsolik
Kekuningan banyak terdapat di Kecamatan Maiwa, Kecamatan Baraka
dan Kecamatan Alla, Podsolik Violet terdapat di Kecamatan Baraka
dan Kecamatan Alla.
2.1.1.5 Hidrologi
Secara umum Kondisi Hidrologi yang ada di Kabupaten
Enrekang adalah dengan air permukaan, meskipun ada beberapa
daerah mempunyai potensi dengan memakai mata air bawah tanah
dengan memanfaatkan aliran sungai. Khusus untuk daerah
Kecamatan Curio dan Kecamatan Maiwa sebagian besar masih
menggunakan sistem pemboran dengan memakai mesin bor jenis
rotari.
Daerah Aliran Sungai yang ada di Kabupaten Enrekang adalah
DAS Saddang dan DAS Bila di tambah dengan sungai sungai yang
mengalir dari daerah perbukitan/pegunungan yang tersusun dari
berbagai formasi geologi antara lain batuan sedimen, batuan beku,
batuan volkan dan batuan malihan. Sungai-sungai di Kabupaten
Enrekang mengalir dengan perbedaan gradient yang rendah sehingga
terbentuk sungai-sungai yang berkelok-kelok.
Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Enrekang
No Sungai Nama Das Kecamatan Yang Dilalui Panjang
(Km) Luas (Km2)
1 Sungai Saddang Saddang Kecamatan Masalle,
Kecamatan Enrekang
dan Kec. Cendana
39.107 6.887
2 Sungai Bila, Sungai Bungin
dan Sungai Bulu Cenrana
Bila Kecamatan Bungin dan
Kecamatan Maiwa
68.609
3 Sungai Malua Kecamatan Curio,
Kecamatan Malua dan
Kecamatan Baraka
39.366
4 Sungai Mata Allo Kecamatan Alla,
Kecamatan Anggeraja
dan Kecamatan Enekang
35.211
2.1.1.6 Klimatologi
Meskipun kondisi iklim dan curah hujan bisa berubah setiap
saat tetapi secara umum curah hujan yang ada di Kabupaten
Enrekang di bagi tiga kategori. Curah hujan hujan yang paling tinggi
terjadi di Kecamatan Maiwa, sementara daerah di Kecamatan Baroko,
Kecamatan Masalle, Kecamatan Alla, sebagian Kecamatan Anggeraja
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-5
dan Kecamatan Baraka mempunyai curah hujan yang rendah. Khusus
Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Buntu Batu,
Kecamatan Bungin, Kecamatan Enrekang, Kecamatan Cendana,
sebagaian Kecamatan Maiwa, Kecamatan Anggeraja mempunyai curah
hujan kategori sedang.
Tabel 2.3.
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kab. Enrekang
(Tahun 2007 - 2010)
Bulan
Hari Hujan Curah Hujan
2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 201
0
Januari 14 9 14 16 219 111 143 82 Februari 15 12 9 10 95 106 56 117
Maret 15 15 11 10 74 353 143 179 April 13 16 8 12 465 203 148 175
Mei 26 14 9 23 712 85 369 345 Juni - 18 7 22 - 261 37 388
Juli 19 18 11 20 384 235 218 496 Agustus 22 24 5 19 140 211 5 456 Septemb
er 7 15 12 26 98 263 157 452
Oktober 17 21 8 26 91 406 211 480
November
9 13 8 20 172 308 132 216
Desember
26 16 12 14 299 123 357 70
Jumlah/Total
183 191 114 218 2.749 2.665 1.976 3.45
6
2.1.1.7 Penggunaan Lahan
Luas lahan secara keseluruhan di Kabupaten Enrekang adalah
sekitar 64.451,92 Ha atau 36% dari luas wilayah Kabupaten
Enrekang, yang terdiri dari lahan untuk penggunaan tanaman
perkebunan sekitar 45.221,85 Ha (25,31%), lahan untuk
penggunaan tanaman Hortikultura sekitar 3.022,45 Ha (1,69%) dan
lahan untuk penggunaan tanaman pangan sekitar 16.162,62 Ha
(9,05%) yang mencakup lahan basah 5.123,70 Ha, lahan kering
11.038,92 Ha. Penggunaan tanah di Kabupaten Enrekang untuk
kawasan permukiman relatif kecil yaitu sekitar 3.005,34 Ha atau
sekitar 1,68% dari luas wilayah. Gambaran penggunaan lahan di
Kabupaten Enrekang hingga tahun 20011, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-6
Tabel 2.4. Luas Lahan Perkebunan menurut kecamatan di Kabupaten
Enrekang
NO. KECAMATAN LUAS (HA) (%)
01 Kecamatan Alla 1.160,05 2.57
02 Kecamatan Anggeraja 568,32 1.26
03 Kecamatan Baraka 5.384,65 11.91
04 Kecamatan Baroko 798,86 1.77
05 Kecamatan Bungin 2.667,07 5.90
06 Kecamatan Buntu Batu 1.479,67 3.27
07 Kecamatan Cendana 4.194,11 9.27
08 Kecamatan Curio 10.027,11 22.17
09 Kecamatan Enrekang 6.808,85 15.06
10 Kecamatan Maiwa 7.150.56 15.81
11 Kecamatan Malua 4.490,47 9.93
12 Kecamatan Masalle 492,14 1.09
Jumlah 45.221,85 100.00
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang
Berdasarkan luasan yang ada, maka potensi pengembangan
tanaman perkebunan berada di Kecamatan Curio, Kecamatan Maiwa,
Kecamatan Enrekang dan kecamatan Baraka. Namun untuk
pengembangan Komoditi Kopi sebagai komoditi Unggulan daerah
potensinya berada di Kecamatan Baraka, Kecamatan Buntu Batu dan
Kecamatan Bungin.
Tabel 2.5. Luas Lahan Hortikultura menurut kecamatan di Kabupaten Enrekang
NO KECAMATAN LUAS (HA) (%)
01 Kecamatan Alla 329.92 10.92
02 Kecamatan Anggeraja 283.26 9.37
03 Kecamatan Baroko 582.36 19.27
04 Kecamatan Curio 536.22 17.74
05 Kecamatan Malua 999.69 33.08
06 Kecamatan Masalle 291.01 9.63
Jumlah 3.022.45 100.00
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-7
Kabupaten Enrekang telah dikenal sebagai daerah penghasil
Hortikultura yang telah mensuplay keberbagai daerah baik skala
regional maupun nasional seperti komditi Bawang Merah, Kentang,
Kol/Kubis dll, bahkan salah satu komoditi seperti wortel telah
diekspor ke luar negeri. Keenam kecamatan yang ditampilkan pada
tabel 2.5. diatas merupakan wilayah penghasil Hortikultura. Potensi
luasan berada di Kecamatan Malua, Baroko dan Curio, namun untuk
Kecamatan Alla, Anggeraja dan Masalle diperlukan peningkatan
produktivitas melalui aplikasi teknologi. Selain Enam kecamatan
sebagaimana pada tabel 2.5 diatas, potensi pengembangan
Hortikultura juga diarahkan pada wilayah kecamatan Baraka dan
Kecamatan Buntu Batu yang selama ini sebagian wilayahnya telah
dikembangkan tanaman Hortikultura
Tantangan yang dihadapi untuk komoditi Hortikulutura adalah
daya saing kualitas produk yang terindikasi mengandung residu zat
kimia dan telah menjadi isu tingkat konsumen atau .pasar. Oleh
karena itu penggunaan aplikasi teknologi serta penerapan sistem
pertanian ramah lingkungan perlu lebih digalakkan secara nyata dan
berkesinambungan untuk mengembalikan image pasar yang baik
terhadap produk Hortikultura di Kabupaten Enrekang.
Tabel 2.6. Luas Lahan Tanaman Pangan menurut kecamatan di Kab.
Enrekang
NO. KECAMATAN
LAHAN
BASAH (Ha)
(%)
LAHAN
KERING (Ha)
(%)
01 Kecamatan Alla 214.89 4.19 - -
02 Kecamatan Anggeraja 85.62 1.67 - -
03 Kecamatan Baraka 1.247.62 24.35 - -
04 Kecamatan Baroko 135.12 2.64 - -
05 Kecamatan Bungin 103.38 2.02 - -
06 Kecamatan Buntu Batu 505.02 9.86 - -
07 Kecamatan Cendana 1.088.83 21.25 531.51 4.81
08 Kecamatan Curio 591.87 11.55 - -
09 Kecamatan Enrekang 505.88 9.87 1.231.10 11.15
10 Kecamatan Maiwa 287.79 5.62 9.276.31 84.03
11 Kecamatan Malua 324.61 6.34 - -
12 Kecamatan Masalle 33.07 0.65 - -
Jumlah 5.123.70 100.00 11.038.92 100.00
Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-8
Berdasarkan tabel 2.6 diatas, luasan lahan basah atau Sawah
sekitar 5.123,70 Ha sebagain besar di Kecamatan Baraka dan
Cendana, namun potensi untuk pengembangan penecatan sawah
baru maupun pengembangan tanaman pangan lainnya seperti
Jagung dan Kedelai berada di Kecamatan Maiwa dan Enrekang.
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi Pengembangan wilayah di Kabupaten Enrekang, akan
ditujukan untuk menuju pencapaian visi daerah sebagai daerah
Agropolitan Mandiri. Kabupaten Enrekang juga telah ditetapkan
dalam skala kawasan yang lebih luas yang masuk dalam kategori
sebagai pusat pengembangan Bawang Merah di Indonesia Bagian
Timur. Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Enrekang
mencakup berbagai sektor, selain sektor pertanian, juga potensi
disektor pertambangan, Energi dan Pariwisata cukup potensil.
Dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan
Kawasan Agropolitan Belajen sebagai salah satu Kawasan Strategis
Provinsi, bahkan juga Kabupaten Enrekang termasuk daerah yang
tergabung dalam Kawasan Strategis Nasional Kapet Parepare yang
diarahkan sebagai basis pengembangan Tanaman Hortikultura,
Kopi dan Peternakan.
Berdasarkan Arahan Dokumen RTRW Kabupaten Enrekang,
maka ada beberapa kawasan Strategis Daerah yang akan
dikembangka kedepan, antara lain sebagai berikut :
1. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi
a. Kawasan perkebunan dan holtikultura (kopi, Vanila, kakao dan
Palawija);
b. PKL Kabupaten Enrekang;
c. Kawasan Cepat Tumbuh PKLp Kota Baraka;
d. Kawasan Industri Maiwa (KIWA);
e. Kawasan Perkotaan Penyangga PKLp Maiwa; dan
f. Kota Penyangga PKLp Cakke;
2. Kawasan Strategis Sosial Budaya
a. Desa Wisata “NO SMOKING VILLAGE (kawasan bebas merokok)” di
Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka;
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-9
b. Kawasan pekuburan batu (mandu) di Tontonan Kecamatan
Anggeraja;
c. Kawasan Goa Bubau di Pasui Kecamatan Buntu Batu;
d. Desa Wisata Limbuang di Kecamatan Maiwa;
e. Goa Nippon di Lura Kecamatan Anggeraja;
f. Kuburan Tua Nenek Lintik di Baroko (perbatasan Enrekang-Toraja),
makam Tandi Jalling Mandante;
g. Lo’ko Malillin di Pana Kecamatan Alla; dan
h. Kawasan pendidikan di Maiwa.
3. Kawasan Strategis Kepentingan Sumberdaya Alam dan Teknologi
Tinggi, terdiri atas:
a. Kawasan potensi tambang batu bara di Kecamatan Enrekang;
b. Kawasan PLTA di Desa Lebani Kecamatan Bungin dan di Desa
Buttu Batu Kecamatan Enrekang; dan
c. Kawasan penambangan minyak Blok Enrekang di seluruh wilayah
Kabupaten Enrekang;
4. Kawasan Strategis Kabupaten kepentingan daya dukung lingkungan
hidup, terdiri atas:
a. Kawasan DAS Saddang, DAS Bila, DAS Mata Alio dan DAS Malua;
b. Kawasan, mata air Bongso di Pasui Kecamatan Buntu Batu,
kawasan mata air Mata Allo di Kalosi Kecamatan Alla, dan kawasan
mata air Malauwe di Kecamatan Enrekang;
c. Kawasan Wisata Pemandian Lewaja di Kecamatan Enrekang;
d. Kawasan wisata pemandian alam Kaluppang di Kecamatan Maiwa;
e. Kawasan wisata alam terpadu Gunung Bambapuang dan Gunung
Nona di Kecamatan Anggeraja;
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Bentuk-bentuk bencana yang sering terjadi di Kabupaten
Enrekang adalah bencana tanah longsor, namun sesekali terjadi
Banjir dan Angin Puting. Beberapa kawasan rawan bencana di
Kabupaten Enrekang sebagai berikut :
1. Kawasan rawan bencana alam zona patahan di Kecamatan
Bungin, Kecamatan Maiwa, Kecamatan Enrekang, Kecamatan
Anggeraja, Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko, Kecamatan
Alla dan Kecamatan Malua
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-10
2. Kawasan rawan longsor di Kecamatan Masalle, Kecamatan
Baroko, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Enrekang; dan
3. Kawasan rawan banjir di Kecamatan Cendana dan Kecamatan
Enrekang.
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor merupakan bagian
dari identifikasi dan interpretasi faktor-faktor geologi yang bekerja
pada suatu daerah. Pada dasarnya ada dua faktor penyebab
terjadinya tanah longsor antara lain: faktor pengontrol (internal) dan
faktor pemicu (eksternal). Faktor pengontrol meliputi jenis litologi,
hidrologi, soil/tanah, struktur geologi dan bentukan morfologi,
sedangkan faktor pemicunya terdiri dari kondisi tata guna lahan,
curah hujan dan aktivitas manusia.
Kriteria kawasan rawan bencana longsor adalah kawasan yang
diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana
longsoran Bencana tanah longsor merupakan melimpahnya volume
air yang berlebih umumnya dari air hujan yang tidak bisa diserap
oleh lapisan tanah dan vegetasi di kawasan resapan air daerah
(hulu) sehingga semakin lama air dapat mengikis tanah dan
akhirnya terjadi longsor. Daerah-daerah yang termasuk kawasan
rawan bencana longsor di Kabupaten Enrekang meliputi daerah-
daerah yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang,
DAS Mata Allo, dan sekitar ruas-ruas Jalan Negara, Jalan Provinsi
dan Jalan Kabupaten, serta beberapa titik lainnya.
Banjir besar terjadi apabila air hujan cukup tinggi dan jatuh
tersebar merata di seluruh daerah tangkapan air, kemudian
berubah menjadi limpasan permukaan yang terkumpul secara cepat
pada suatu titik keluaran (outlet). Faktor alami daerah tangkapan
air merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan limpasan
permukaan dari seluruh daerah tangkapapan air untuk bisa
terkumpul secara bersama-sama di titik keluaran.
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada
musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan
awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari
tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut
terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan
yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang
tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-11
berjalan secara acak.
2.1.4 Aspek Demografi
Penduduk Kabupaten Enrekang pada tahun 2012 tercatat
sebanyak 192.163 jiwa yang terdiri dari laki-laki 96.925 jiwa dan
perempuan 95.538 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh
desa/kelurahan dalam wilayah Kabupaten Enrekang dengan
kepadatan 107,6 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan
Alla yaitu sekitar 597,2 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya
adalah Kecamatan Bungin sekitar 18,4 jiwa/km²
Tabel 2.7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk 5 tahun Terakhir Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Luas (Km2)
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
1 Maiwa 392,87 23.415 58,8
2 Bungin 236,84 4.365 18,3
3 Enrekang 291,19 30.822 105,0
4 Cendana 91,01 8.720 133,3
5 Baraka 159,15 21.414 133,3
6 Buntu Batu 126,65 12.907 100,6
7 Anggeraja 125,34 24.120 190,6
8 Malua 40,36 7.742 191,0
9 Alla 43,66 20.902 590,2
10 Curio 178,51 15.045 82,9
11 Masalle 68,35 12.387 180,9
12 Baroko 41,08 10.324 250,7
J U M L A H
2012 1.786,01 192.163 107,6
2011 1.786,01 190.248 106,5
2010 1.786,01 190.576 106,7
2009 1.786,01 188.070 105,3
2008 1.786,01 185.727 104,0
Sumber : Enrekang Dalam Angka Tahun 2013
Gambar 2.11. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Enrekang Periode Tahun 2008 – 2012
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-12
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun
2012 terdapat di Kecamatan Enrekang ± 30.588 jiwa, sedangkan
kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah terdapat di
Kecamatan Buungin, yang memiliki jumlah penduduk ± 4.365 jiwa.
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara umum dibagi
ke dalam nilai atas dasar harga berlaku dan nilai atas dasar harga
konstan (harga konstan tahun 2000). Gambaran selengkapnya akan
diuraikan pada bagian berikut:
1. PDRB Harga Berlaku
Di antara ke Sembilan sektor utama penopang PDRB di
Kabupaten Enrekang adalah Sektor Pertanian yang memberi
kontribusi sebesar 46 % terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Enrekang. Namun ada kecenderungan penurunan kontribusi
Sektor Pertanian, terlihat pada tahun 2008 kontribusinnya sebesar
51% mengalami penurunan menjadi 46% pada Tahun 2012.
Namun secara nominal sektor pertanian mengalami perkembangan
dari Rp.691.940.610.000 tahun 2008, meningkat menjadi
Rp.1.224.912.850.000, atau naik sebesar Rp.532.972.240 (77,03%)
selama kurun waktu 4 Tahun.
Sektor penopang PDRB Kabupaten Enrekang terbesar kedua
setelah Sektor Pertanian adalah Sektor Jasa . Sektor Jasa
merupakan sektor yang mengalami kenaikan/perkembangan
terbesar. Berdasarkan Harga berlaku, sektor jasa pada tahun
2008 sebesar Rp. 331.458.550.000, telah mengalami peningkatan
menjadi sebesar Rp. 774.304.180.000 pada tahun 2012, atau
mengalami kenaikan sebesar Rp. 442.845.630.000, atau naik
133,61% selama kurun waktu 4 Tahun. Nilai tambah sektor jasa
ini sebagian besar berasal dari sub jasa pemerintahan umum
khususnya sub administrasi pemerintahan. Sedangkan yang
berasal dari jasa swasta masih relatif kecil. Untuk itu andil sub
sektor swasta memungkinkan dapat ditingkatkan melalui peranan
jasa sosial/kemasyarakatan disektor pendidikan, kesehatan,
hiburan dan rekreasi.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-13
Adapun 6 Sektor lainnya cenderung memperlihatkan
perkembangan yang statis selama kurun waktu 4 tahun.
Gambaran perkembangan nilai PDRB Harga Berlaku di Kabupaten
Enrekang, selengkapanya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.8
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Enrekang Tahun 2008–2012 (dalam Juta Rupiah)
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
2. PDRB Harga Konstan Tahun 2000
Berdasarkan PDRB Harga Konstan, kontribusi sektor
pembentukan PDRB Kabupaten Enrekang masih didominasi oleh
sektor Pertanian (48,59%) dan Sektor Jasa (18,66%). Namun
Kontribusi pada kedua sektor tersebut mempelihatkan
kecenderungan menurun, terlihat pada tabel 2.9. bahwa
kontribusi sektor pertanian dari 51,45% tahun 2008 menurun
menjadi 48,59% tahun 2012. Demikian pula Sektor Jasa dari
20,57% tahun 2008 menurun menjadi 18,66% tahun 2012.
Sebaliknya, 6 sektor lainnya memperlihatkan
kecenderungan meningkat. Sektor Konstruksi/Bangunan
memberikan peningkatan kontribusi yang terbesar yakni sekitar
2,14%, menyusul Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
meningkat 1,24%, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
meningkat 0,83%, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
meningkat 0.3%, Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,19%,
Sektor Industri Pengolahan naik 0,04% dan Sektor Listrik, Gas
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-14
dan Air Bersih naik 0,02%. Gambaran selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.9. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
di Kabupaten Enrekang Tahun 2008 – 2012 (dalam juta rupiah)
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 345.499,82 51,45% 355.290,51 49,62% 366.813,11 48,79% 391.197,29 48,68% 418.556,87 48,59%
2Pertambangan &
Penggalian 3.647,92 0,54% 5.095,86 0,71% 5.618,07 0,75% 6.016,91 0,75% 6.258,02 0,73%
3 Industri Pengolahan 29.747,88 4,43% 30.840,50 4,31% 32.039,60 4,26% 36.257,45 4,51% 38.543,29 4,47%
4 Listrik,Gas & Air bersih 3.947,53 0,59% 4.058,00 0,57% 4.367,77 0,58% 4.851,06 0,60% 5.217,63 0,61%
5 Konstruksi 35.165,38 5,24% 49.608,03 6,93% 57.053,50 7,59% 60.653,38 7,55% 63.592,57 7,38%
6Perdagangan, Hotel &
Restoran 67.826,90 10,10% 71.084,73 9,93% 75.163,09 10,00% 82.118,16 10,22% 94.105,01 10,93%
7Pengangkutan &
Komunikasi 17.965,13 2,68% 18.908,90 2,64% 21.347,67 2,84% 23.557,88 2,93% 25.685,63 2,98%
8Keuangan, sewa, & Js.
Perusahaan 29.596,40 4,41% 32.997,54 4,61% 38.032,17 5,06% 41.713,75 5,19% 48.645,58 5,65%
9 Jasa-jasa 138.137,25 20,57% 148.139,08 20,69% 151.371,73 20,13% 157.325,57 19,58% 160.735,00 18,66%
PDRB 671.534,21 100% 716.023,15 100% 751.806,71 100% 803.691,45 100% 861.339,60 100%
NO Sektor2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
Besaran daya tumbuh yang diturunkan dari perubahan nilai
PDRB Harga Konstan Tahun 2000 pada 2 (dua) titik waktu akan
menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan,
karena indikator ini dapat memberikan implikasi pada kinerja
perekonomian makro.
Pertumbuhan ekonomi juga bisa merefleksikan
perkembangan kegiatan perekonomian di suatu daerah. Semakin
tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukkan
semakin berkembangnya kegiatan perekonomian di daerah
tersebut, baik itu kegiatan produksi, konsumsi, kegiatan
investasi maupun perdagangan di daerah tersebut yang akhirnya
akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
Selama periode tahun 2007– 2012, perekonomian
Kabupaten Enrekang relatif sama bila kita bandingkan dengan
perekonomian Sulawesi Selatan hanya tiaga tahun terakhir
menunjukkan bahwa pertumbuhan Sulawesi Selatan selalu lebih
tinggi dari pertumbuhan Kabupaten Enrekang. Pada tahun 2007,
ekonomi Kabupaten Enrekang tumbuh sekitar 6,34 persen,
sedangkan pada level Propinsi hanya tumbuh sekitar 5,11
persen, dan pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi yang
berhasil dicapai Kabupaten Enrekang adalah sekitar 6,49 persen,
sedangkan untuk level Propinsi Sulawesi Selatan tumbuh sekitar
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-15
7,78 persen, dan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Enrekang adalah sekitar 6,62 persen dan
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan 6,20 persen, pada tahun
2010 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Enrekang yang hanya tumbuh sekitar 5,00 persen sedangkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan adalah sekitar
8,18 persen, kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Enrekang meningkat menjadi sekitar 6,90 persen
sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan
sekitar 7,65 persen.Dan pada tahun 2012, pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Enrekang kembali meningkat menjadi
sekitar 7,18 persen, demikian halnya dengan Propinsi Sulawesi
Selatan yang pertumbuhan ekonominya mencapai 8,37 persen.
Selama periode tahun 2005 – 2011 terlihat bahwa
pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi berfluktuasi, dengan rata
– rata pertumbuhan tertinggi pada Sektor Bangunan yaitu
sekitar 16,73 persen pertahun selama periode tersebut, dan rata
– rata pertumbuhan terendah pada Sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih, dengan pertumbuhan rata – rata sekitar 4,00 persen
selama periode tersebut. Berikut akan diuraikan pertumbuhan
riil masing – masing sektor ekonomi. Pada Tabel berikut
menyajikan pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi di
Kabupaten Enrekang selama periode tahun 2007 – 2012
Tabel 2.10
Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2007–2012 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (dalam satuan persen)
Lapangan Usaha
Pertumbuhan PDRB Rata
-Rata
2007
2008
2009
2010
2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pertanian 3,9
0 6,47 2,83 3,24 6,65
6,99 5,01
Pertambangan dan
Penggalian
15,
73 6,52
39,6
9
10,2
5 7,10
4,01 13,8
8
Industri Pengolahan 0,79
2,05 3,67 3,89 13,1
6 6,30 4,98
Listrik, Gas & Air Bersih
1,50
2,99 2,80 7,63 11,0
7 7,56 5,59
Konstruksi & Bangunan
17,44
4,03 41,0
7 15,0
1 6,31
4,85 14,79
Perdagangan, Hotel 3,4 6,21 4,80 5,74 9,25 14,6 7,34
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-16
Lapangan Usaha
Pertumbuhan PDRB Rata-
Rata 200
7
200
8
200
9
201
0 2011
2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
& Restoran 2 0
Angkutan & Komunikasi
10,43
6,80 5,25 12,9
0 10,3
5 9,03 9,13
Bank dan Lembaga Keuangan
5,40
15,44
11,49
15,12
9,68 16,6
9 12,3
0
Jasa-jasa 6,3
0 6,63 7,24 2,18 3,93
2,17 4,74
Pertumbuhan
Ekonomi
5,1
1 6,49
6,6
2
5,0
0 6,90
7,18 6,23
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
Gambar 2.2
Grafik Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Enrekang Tahun 2007
– 2012 (dalam satuan persen)
14,2916,34
13,99
17,7618,97
19,82 19,03 19,2716,98
5,34 5,903,78
5,116,49 6,62
5,006,90 7,18
3,906,47
2,83 3,24
6,65 6,99
0
5
10
15
20
25
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Laju Perkembangan Ekonomi Harga Berlaku (%)
Laju Pertumbuhan Ekonomi Harga Konstan (%)
Pertumbuhan Sektor Pertanian
Tabel 2.11
Struktur Perekonomian Pembentuk PDRB Berdasar Kelompok Sektor Ekonomi di Kabupaten Enrekang atas dasar Harga Berlaku
Tahun 2008 – 2012 (Rp juta dan persen)
Sektor Ekonomi
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Primer
691.940,
61
(51%)
741.380,
20
(46%)
909.612,
49
(47%)
1.085.45
1,92
(47%)
1.224.91
2,85
(46%)
Pertanian 691.940,6
1
741.380,
20
909.612,4
9
1.085.451
,92
1.224.912
,85
Sekunder 112.302, 152.794, 175.436, 205.876, 239.661,
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-17
Sektor Ekonomi
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
07 45 28 43 84
Pertambangan dan
Penggalian
6.918,18 10.991,8
2 12.555,4 14.260,58 15.740,66
Industri
Pengolahan
38.151,4 41.088,0
5 42.903,87 59.817,60 74.480,36
Listrik, Gas dan Air Bersih
6.943,02 7.400,55 8.563,59 10.186,26 12.465,6
Konstruksi dan
Bangunan
60.289,47 93.314,0
3
111.413,4
2
121.611,9
9
136.975,2
2
Tersier 542.968,
85
720.040,
56
836.360,
08
1.000.36
2,19
1.196.23
4,32
Perdagangan, Ho-tel
dan Restoran
127.410,4
9
138.937,
91
170.839,3
8
201.709,3
2
247.537,8
4
Angkutan dan
Komunikasi
32.484,47 35.181,0
5 43.609,34 52.554,99 62.937,7
Keuangan, Persewa-an
dan js. Pershn
51.615,34 63.438,6
2 77.765,9 89.261,97 111.454,6
Jasa-jasa 331.458,5
5 482.482,
98 544.145,4
6 656.835,9
1 774.304,1
8
Total 1.347.21
1,53 1.614.21
5,21 1.921.40
8,85 2.291.69
0,54 2.660.80
9,01
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
PDRB kelompok sektor sekunder yang diusung oleh sektor-
sektor Industri Pengolahan, Listrik dan Air, serta Bangunan
berdasarkan harga berlaku pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp.
112.302,07 juta, dan terus bertambah hingga menjadi Rp.
239.661,84 juta pada tahun 2012.
2.2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi
yang sering dipergunakan dalam mengukur atau menilai tingkat
kemakmuran/kesejah-teraan masyarakat dalam suatu daerah. Nilai
ini diperoleh dengan membagi jumlah total PDRB dalam satu waktu
tertentu dengan jumlah penduduk tahun yang bersangkutan. Meski
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-18
nilai yang diperoleh belum tentu mencerminkan nilai yang benar-
benar diperoleh masyarakat, setidaknya bisa dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan tingkat
kemakmuran masyarakat. Sementara yang dimaksud pendapatan,
adalah Nilai Tambah Bruto/ NTB (upah, gaji, laba, sewa tanah,
bunga uang, penyusutan dan pajak tak langsung neto), bukan nilai
produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuannya).
Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.12
PDRB Perkapita Kabupaten Enrekang Tahun 2005 – 2009
Tahu
n
Jumlah
Penduduk
Pertumbuhn
Penduduk
(%)
PDRB per Kapita Atas
dasar Harga
Berlaku (Rp)
Pertumbuhn PDRB
per kapita
ADHB (%)
PDRB per Kapita Atas
dasar Harga
Konstan (Rp)
Pertumbuhn PDRB
per kapita
ADHK (%)
2008 188.07
0 7.160.000 3.570.000
2009 190.57
5 1,33 8.470.000 18,30 3.760.000 5,32
2010 191.17
5 0,32 10.050.000 18,65 3.930.000 4,52
2011 192.16
3 0,52 11.930.000 18,71 4.180.000 6,36
2012 193.68
3 0,79 13.740.000 15,17 4.450.000 6,46
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
Perkembangan peningkatan pendapatan per kapita setidaknya
mencerminkan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat
Kabupaten Enrekang yang semakin membaik selama kurun waktu
lima tahun terakhir. Apabila kita melihat PDRB perkapita menurut
harga konstan meningkat sebesar Rp. 190.000 (5,32%) dari Rp.
3.570.000 pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 4.450.000 pada
tahun 2012. Pertumbuhan rata - rata dari PDRB perkapita
Kabupaten Enrekang ini sebesar 5,67% per tahun.
Perolehan pertumbuhan pendapatan perkapita (berdasarkan
harga konstan) tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar
6,46%. dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0.79%.
Tingkat Pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 ini lebih rendah
apabila dibandingkan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun
2009 yaitu sebesar 1,33%. Tingkat rata-rata kesejahteraan penduduk
Kabupaten Enrekang cukup tinggi, dengan PDRB perkapita sekitar
1,15 Juta Rupiah perbulan pada tahun 2012, atau tumbuh sebesar
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-19
15,17% dari tahun 2011 yang sudah mencapai 994 Ribu Rupiah per
bulan namun secara riil (berdasarkan harga konstan), perolehan
pendapatan perkapita Kabupaten Enrekang pada tahun 2012
tersebut sebesar Rp. 4.450.000 dengan jumlah penduduk 193.683
jiwa menurut harga konstan yang berarti mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 270.000 (tumbuh sebesar
6,46%).
Tingkat pertumbuhan per kapita rata - ratanya sebesar 5,67%
per tahun menurut harga konstan. Pendapatan tersebut merupakan
nilai tambah bruto yang berupa upah/gaji, laba, sewa tanah, bunga
uang, penyusutan, dan pajak tak langsung netto. Perkiraan PDRB
perkapita Tahun 2013 atas dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp
4.702.000.
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan
terhadap beberapa indikator sosial, yang mencakup: (i) Indeks
Pembangunan Manusia (IPM); (ii) Indeks Pembangunan Gender (IPG)
dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG); (iii) Kemiskinan; dan (iv)
Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus
kesejahteraan sosial di Kabupaten Enrekang secara umum adalah
sebagai berikut:
2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Berbagai program pembangunan khususnya dalam
pembangunan manusia yang dilaksanakan Pemerintah
Kabupaten Enrekang selama ini telah menunjukkan hasil yang
cukup baik, salah satunya diukur dari indikator Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Selama periode 5 (lima) tahun
terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Enrekang relatif terus
membaik. Pencapaian terakhir di tahun 2009 meningkat hingga
0,28 poin dibanding angka tahun 2008. Seluruh komponen IPM
mengalami kenaikan, kecuali pada rata-rata lama sekolah yang
masih stagnan di level 8,3 Tahun. Secara lebih lengkap
pencapaian IPM Kabupaten Enrekang periode 2005-2009 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-20
Tabel 2.13
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Enrekang Tahun 2007-2011
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks
Pembangunan Manusia [%]
73,32 73,76 74,20 74,55 74,84 75,30
Angka Harapan
Hidup (e0) [Tahun]
74,30 74,33 74,70 74,99 75,19 75,39
Angka Melek
Huruf [%] 89,80 89,80 90,40 90,44 90,49 91,26
Rata-rata lama sekolah [Tahun]
8,10 8,10 8,30 8,30 8,32 8,34
Pengeluaran
Perkapita Riil Disesuaikan
[Rp. 000]
619,40 624,50 624,70 626,63 628.530 630.590
Sumber: BPS Kabupaten Enrekang
Ini semua mencerminkan derajat kualitas
hidup/kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Enrekang kian
membaik. Dengan demikian tujuan utama dari pembangunan
daerah yakni menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi
penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat dan
menjalankan kehidupan yang produktif di Kabupaten Enrekang
semakin kondusif dan telah berjalan dalam jalur yang benar (on
the right track). Meski demikian, tetap harus diupayakan adanya
akselerasi peningkatan angka IPM secara signifikan yang
memerlukan optimalisasi, penajaman, dan sinergitas sasaran
pembangunan manusia. Dalam konteks ini, premis penting yang
dikembangkan adalah mengutamakan manusia sebagai pusat
perhatian (bukan sebagai alat atau instrument) dan memperbesar
pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak hanya
terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi
semata).
Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi
Sulawesi Selatan, peringkat IPM Kabupaten Enrekang berhasil
menduduki peringkat 4 (Empat) se-Sulawesi Selatan pada tahun
2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 ini. Apabila dibandingkan
dengan wilayah Kabupaten (Non Kota), sampai dengan tahun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-21
2010, angka IPM di Kabupaten Enrekang berada pada peringkat
teratas.
Peringkat IPM Kabupaten Enrekang dalam skala nasional
pada tahun 2011 berada pada peringkat ke 19 dari 398 Kabupaten
di Indonesia. Untuk meningkatkan peringkat menuju lebih baik,
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyempurnakan
pelaksanaan program kesehatan, pendidikan dan perekonomian
yang sudah berjalan secara baik selama ini. Disamping itu
diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kerjasama yang
baik dari pemerintah, stakeholder dan seluruh komponen
masyarakat untuk mensukseskan program-program
pembangunan.
2.2.2.2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam
MDGs. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Enrekang selama
kurun waktu 2006-2011 mengalami penurunan sebanyak 54,97%
dari 50.961 jiwa tahun 2006 menjadi 22.947 jiwa tahun 2011
(data TNP2K), atau dari tingkat kemiskinan 27,7 % tahun 2006
menjadi 14,44 % atau 28.200 jiwa tahun 2012.
Gambar 2.3. Grafik Angka Kemiskinan Daerah Kab. Enrekang
Perkembangan capaian target tingkat kemiskinan daerah
Kabupaten Enrekang memperlihatkan trend menurun rata-rata
diatas 3 % pertahun sejak tahun 2006 sampai 2011 sebagaimana
pada gambar 2.5. Grafik penurunan mengikuti kecenderungan
penurunan tingkat kemiskinan di provinsi Sulawesi Selatan, dan
nasional. Artinya bahwa kebijakan penanggulangan kemiskinan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-22
daerah kabupaten Enrekang telah memberi kontribusi dan relevan
dengan penurunan tingkat kemiskinan provinsi dan nasional.
Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Tingkat Kemiskinan Enrekang, Sul-
Sel dan Nasional
2.2.2.3. Ketenagakerjaan
Data statistik tenaga kerja tahun 2011 menunjukkan bahwa
jumlah angkatan kerja Kabupaten Enrekang sebanyak 82.075
orang dan yang bekerja 76.608 orang, sementara masih terdapat
penganggur murni yang mencari pekerjaan sebanyak 5.467 orang
atau sebesar 6,66%, yang mengalami peningkatan sebesar 2,54%
jika dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 4,12%. Walaupun
demikian, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Enrekang
masih relatif lebih kecil dibanding Provinsi Sulawesi Selatan yang
berada pada angka 10,49%.
Gambar. Grafik Prosentase Penduduk Bekerja di Pertanian dan
Tingkat Pengangguran Terbuka
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-23
Grafik diatas memperlihatkan adanya kecenderungan
penurunan prosentase penduduk yang bekerja disektor pertanian,
dari 83,73% tahun 2003 menurun manjadi 69,42 % tahun 2011.
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka fluktuatif dan
cenderung meningkat.
Pada sisi lain, Angka Beban Ketergantungan Angkatan Kerja
di Kabupaten Enrekang relatif masih cukup tinggi yakni pada
tahun 2011 berada pada angka 66,57 %,
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib
pemerintahan daerah (ada 26 urusan wajib), yaitu bidang urusan: (i)
pendidikan, (ii) kesehatan, (iii) pekerjaan umum, (iv) perumahan, (v)
penataan ruang, (vi) perencanaan pembangunan, (vii) perhubungan,
(viii) lingkungan hidup, (ix) pertanahan, (x) kependudukan dan catatan
sipil, (xi) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (xii)
keluarga berencana dan keluarga sejahtera, (xiii) sosial, (xiv)
ketenagakerjaan, (xv) koperasi dan usaha kecil menengah, (xvi)
penanaman modal, (xvii) kebudayaan, (xviii) kepemudaan dan olah
raga, (xix) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, (xx) otonomi
daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, (xxi) ketahanan
pangan, (xxii) pemberdayaan masyarakat dan desa, (xxiii) statistik,
(xxiv) kearsipan, (xxv) komunikasi dan informatika, dan (xxvi)
perpustakaan. Gambaran masing-masing penjelasan urusan pelayanan
wajib tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan
Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah,
menanggulangi masalah pengangguran serta pemanfaatan
sumberdaya alam secara bijaksana dan peningkatan produktifitas
kerja, secara berkesinambungan Pemerintah Kabupaten Enrekang
telah, sedang dan akan terus-menerus menyediakan sarana
prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang
diperlukan. Sebagai “Kabupaten Pendidikan” tidaklah berlebihan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-24
apabila di Kabupaten Enrekang banyak dibangun berbagai fasilitas
pendidikan baik yang formal maupun non formal sejak dari jenjang
pendidikan TK, tingkat dasar (SD), tingkat pertama (SLTP), tingkat
atas (SMU dan SMK), SLB, hingga Perguruan Tinggi (Politani) yang
saat ini beralih ke Akademi Komunitas. Ketersediaan sarana
prasarana pendidikan di Kabupaten Enrekang selengkapnya dapat
dilihat pada paparan tabel berikut:
Tabel 2.14 Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, dan Rombongan Belajar (Rombel)
Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013
JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Taman Kanak-
kanak
Jumlah Sekolah
- 123 123 164 165
Jumlah Ruang Kelas
- 210 226 266 816
o · Rusak
Berat
- 30 34 31 60
o ·
Rusak Ringan
- 22 25 17 22
o · Baik - 144 143 171 164
Jumlah
Rombel
- 210 253 320 311
Sekolah
Dasar
Jumlah
Sekolah
- 213 213 214 214
Jumlah Ruang
Kelas
- 1444 1482 1647 1498
o ·
Rusak Berat
- 129 148 154 136
o · Rusak Ringa
n
- 273 372 360 381
o · Baik - 1042 962 1133 981
Jumlah Rombel
- 1444 1479 1472 1438
Madrasah Ibtidaiyah
Jumlah Sekolah
- 21 21 21 21
Jumlah
Ruang Kelas
- 118 132 137 123
o · Rusak
Berat
- 21 18 21 24
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-25
JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
o · Rusak
Ringan
- 25 23 27 29
o · Baik - 72 91 89 70
Jumlah
Rombel
- 118 145 135 139
Sekolah Menengah
Pertama
Jumlah Sekolah
- 34 34 36 43
Jumlah Ruang
Kelas
- 359 372 416 445
o ·
Rusak Berat
- 45 25 41 37
o ·
Rusak Ringa
n
- 70 87 72 63
o · Baik - 244 239 277 310
Jumlah Rombel
- 352 376 360 382
Madrasah
Tsanawiyah
Jumlah
Sekolah
- 20 20 20 23
Jumlah
Ruang Kelas
- 77 80 143 160
o · Rusak Berat
- 7 9 18 17
o · Rusak
Ringan
- 17 10 26 34
o · Baik - 53 61 99 103
Jumlah Rombel
- 108 106 129 140
Sekolah Menengah
Atas
Jumlah Sekolah
15 15 15 15 16
Jumlah Ruang
Kelas
- 169 169 169 207
o · Rusak
Berat
- 9 13 19 23
o ·
Rusak Ringa
n
- 24 15 26 48
o · Baik - 147 141 171 142
Jumlah
Rombel
- 173 176 198 217
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-26
JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
Sekolah Menengah
Kejuruan
Jumlah Sekolah
7 7 7 7 7
Jumlah Ruang
Kelas
- 80 80 94 98
o ·
Rusak Berat
- - 3 3 -
o ·
Rusak Ringa
n
- 3 3 55 10
o · Baik - 77 74 86 88
Jumlah Rombel
- 80 66 101 116
Madrasah
Aliyah
Jumlah
Sekolah
10 10 10 10 10
Jumlah
Ruang Kelas
- 52 52 52 54
o · Rusak Berat
- - 1 2 -
o · Rusak
Ringan
- 9 9 9 9
o · Baik - 34 42 37 43
Jumlah Rombel
- 51 49 58 59
Sumber: Dinas Pendidikan dan kebudayaan Ka. Enrekang
Di samping sarana prasarana fisik, ketersediaan dan
kapasitas guru turut menentukan derajat kualitas pelayanan
pendidikan yang diberikan. Berdasarkan Undang-undang Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
kualifikasi guru dipersyaratkan minimal S1/D4. Selanjutnya pada
pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa pendidik harus
memiliki kualitas akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Komposisi guru di Kabupaten Enrekang secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-27
Tabel 2.15
Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kabupaten Enrekang Tahun 2010-2012
NO. URAIAN 2010 2011 2012
(1) (2) (5) (6) (7)
01. Guru TK 304 314 395
Lulusan S1/S2
36 37 68
Jumlah 340 351 463
02. Guru SD 2214 2264 2282
Lulusan S1/S2
762 879 1251
03. Guru MI 231 264 276
Lulusan S1/S2
127 148 218
Jumlah 3334 3555 4027
04. Guru SMP 777 813 838
Lulusan S1/S2
662 732 778
05. Guru MTs 359 395 427
Lulusan S1/S2
344 376 408
Jumlah 2142 2316 2451
06. Guru SMA 482 493 508
Lulusan S1/S2
475 485 502
07. Guru MA 205 200 198
Lulusan S1/S2
194 192 190
08. Guru SMK 198 238 263
Lulusan S1/S2
192 233 257
Jumlah 1746 1841 1918
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang
Dari ketersediaan sarana prasarana fisik beserta jumlah guru
yang ada tersebut, selanjutnya dapat diketahui rasio-rasio
pendidikan di Kabupaten Enrekang sebagaimana terlihat pada
tabel di bawah ini:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-28
Tabel 2.16
Rasio-rasio Pendidikan Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013
NO
.
URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rasio Siswa per Sekolah
SD - 141.01
132.27
131.58
128.32
MI - 11.95 97.86 101.1 102
SMP - 280.03
274.44
262.67
230.67
MTS - 102.45
123.15
134.55
131.65
SMA - 413.47
388.4 400.5
3 378.7
5
MA - 115.5 110.9 117.8 118.7
SMK - 353
366.14
411.29
442.14
2. Rasio Siswa per Guru
SD - 13.57 12.44 12.34 12.19
MI - 1.09 7.78 7.69 7.65
SMP - 12.25 11.48 11.28 11.88
MTS - 5.71 6.24 6.30 6.96
SMA 15,7
1 11,49 11,82 11,83 11,84
MA 3,27 5,84 5,55 5,95 6,09
SMK 14,11
10,81 10,77 10,95 10,78
3. Rasio Siswa Per
Kelas
SD - 20.80 1905 19.13 19.09
MI - 2.13 14.18 15.73 15.41
SMP - 27.05 28.82 26.27 25.97
MTS - 18.97 23.24 20.86 21.63
SMA - 35.85 33.1 30.34 27.93
MA - 14.44 16.8 11.66 20.12
SMK - 48.45 52.31 49.64 26.68
4. Rasio Kelas per Ruang
Kelas
SD - 1 0.99 0.89 0.98
MI - 1 1.1 0.99 1.13
SMP - 0.98 1.01 0.87 0.86
MTS - 1.4 1.33 0.9 0.88
SMA - 1.02 1.04 1.17 1.05
MA - 1 0.83 1.08 1.18
SMK - 0.98 0.94 1.12 1.09
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-29
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan
tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan tertentu. Angka Partisipasi Murni (APM)
adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.
Kegunaan APM adalah untuk menunjukkan partisipasi sekolah
penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Data APK
dan APM Kabupaten Enrekang selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 2.17
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
Uraian 200
8
200
9
201
0 2011 2012
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SD/MI
1. APK 103,
58
111,
72
111,
73
111,
49
103,
25
103,2
5
2. APM - 92,7
3
96,9
4
96,3
9
97,1
3
89,37
SMP/MTs
1. APK 100,
15 100,
32 100,
55 120,
24 99,2
5 99,25
2. APM - 73,1
2 77,0
2 79,1
1 87,8
3 71,61
SMA, MA, SMK
1. APK 78 83.3
4 84.7
4 88.5
7 110.
08 88.02
2. APM - 54,1
9 55,0
4 71,0
5 77,8
8 57,17
Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang
Secara umum, baik APK maupun APM pada setiap jenjang
pendidikan di Kabupaten Enrekang mengalami trend yang
fluktuatif namun cenderung menurun. Ini berarti partisipasi dan
daya jangkau pelayanan pendidikan telah meluas namun
cenderung menurun. Pada level pendidikan wajib belajar 9 tahun
(SD dan SMP) dapat dikatakan belum tuntas, dengan melihat
Angka Partisipasi Murni yang masih rendah yaitu berada panga
angka 71,61% tahun 2013. Penurunan APM yang cukup signifikan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-30
pada jenjang SLTA dari 77,88% tahun 2012 menjadi 57,17 % tahun
2013.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-31
Tabel 2.18
Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2012
NO Kecamatan
SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK
jumlah siswa usia
7-12 th bersekolah
di SD/MI
jumlah
penduduk usia 7-12
th
APK
jumlah siswa usia
13-15 th bersekolah
di
SMP/MTs
Jumlah
penduduk usia 13-
15 th
APK
jumlah siswa usia 16-18 th
bersekolah di
SMA/MA/ SMK
jumlah
penduduk usia 16-
18th
APK
1 Kecamatan Maiwa
3.480 3.495 99,57 1.808 1.558 116,05 956 1.639 58,33
2 Kecamatan
Bungin 755 654 115,44 282 290 97,24 163 305 53,44
3 Kecamatan Cendana
1.234 1.302 94,78 486 579 83,94 238 610 39,02
4 Kecamatan
Enrekang 4.340 4.601 94,33 2.422 2.050 118,15 2.527 2.156 117,21
5 Kecamatan
Anggeraja 3.654 3.602 101,44 1.263 1.606 78,64 1.562 1.500 104,13
6 Kecamatan Malua
1.359 1.155 117,66 383 515 74,37 278 906 30,68
7 Kecamatan
Baraka 3.358 3.198 105,00 1.759 1.425 123,44 1.553 1.689 91,95
8 Kecamatan Buntu Batu
2.243 1.929 116,28 570 860 66,28 191 542 35,24
9 Kecamatan
Alla 2.989 3.123 95,71 1.811 1.392 130,10 3.382 1.464 231,01
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-32
10 Kecamatan Curio
2.400 2.250 106,67 735 1.002 73,35 281 1.054 26,66
11 Kecamatan Masalle
2.173 1.851 117,40 510 824 61,89 77 868 8,87
12 Kecamatan
Baroko 1.652 1.544 106,99 663 687 96,51 Belum terdapat SMA/MA/SMK
Jumlah 29.637 28.704 103,25 12.692 12.788 99,25 11.208 12.733 88,02
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-33
Data pada tabel diatas memperlihatkan adanya perbedaan
yang cukup besar APK antar kecamatan utamanya pada jenjang
pendidikan Menengah. Keadaan ini terjadi akibat adanya
kecenderungan siswa melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah
menengah di kecamatan lain yang fasilitas pendidikannya lebih
lengkap maupun pindah ke Kabupaten tetangga. APK SLTP dan
APK SLTA cukup tinggi pada kecamatan Enrekang 117,21,
Kecamatan Anggeraja 104,13 dan Tertinggi di kecamatan Alla
231,01%, dan yang terendah pada Kecamatan Masalle
Tabel 2.19 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kecamatan di Kabupaten
Enrekang Tahun 2013
No Kabupaten/Kota/Kecamatan
*)
SD/MI SMP/MTs
jumlah
murid usia 7-12
thn
jumlah
pendu
duk usia
7-12 th
APS
jumlah
murid usia
13-15
thn
jumlah
pendu
duk usia
13-15 th
APS
1 Kecamatan
Maiwa
2.979,
00
3.495,
00
85,2
4
1.233,
00
1.558,
00
79,14
2 Kecamatan Enrekang
3.704,
00
4.601,
00
80,5
0
1.633,
00
2.050,
00
79,66
3 Kecamatan Baraka
2.950,
00
3.198,
00
92,2
4
1.188,
00
1.425,
00
83,37
4 Kecamatan Anggeraja
3.188,00
3.602,00
88,51
1.101,00
1.606,00
68,55
5 Kecamatan
Alla
2.538,00
3.123,00
81,27
1.326,00
1.392,00
95,26
6 Kecamatan
Bungin
643,0
0
654,0
0
98,3
2
199,0
0
290,0
0
68,62
7 Kecamatan Cendana
1.053,
00
1.302,
00
80,8
7
286,0
0
579,0
0
49,39
8 Kecamatan Curio
2.146,
00
2.250,
00
95,3
8
537,0
0
1.002,
00
53,59
9 Kecamatan Malua
1.182,00
1.155,00
102,34
304,00
515,00
59,03
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-34
S
S
umb
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang
Tabel 2.20
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2009 s.d 2013 Kab. Enrekang
NO Uraian (n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)**)
1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan
menulis
143,272 107,235 114,251 129,140 145,388
2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas
144,561 107,906 118,336 130,353 145,388
3 Angka melek huruf 99.11 99.38 96.55 99.07 100,
Sumber: Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kab. Enrekang
Tabel 2.21
Angka Melek Huruf Tahun 2013 menurut Kecamatan Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan
Jumlah penduduk
usia diatas 15 tahun yang bisa membaca
dan menulis
Jumlah
penduduk usia 15 tahun
keatas
Angka
melek huruf
1 Kecamatan Maiwa 17,844 17,844 100
2 Kecamatan Bungin 19,379 19,379 100
3 Kecamatan Cendana 16,317 16,317 100
4 Kecamatan Enrekang 19,379 19,379 100
5 Kecamatan
Anggeraja 17,329 17,329 100
6 Kecamatan Malua 3,325 3,325 100
7 Kecamatan Baraka 6,645 6,645 100
8 Kecamatan Buntu
Batu 11,265 11,265 100
9 Kecamatan Alla 5,900 5,900 100
10 Kecamatan Curio 9,835 9,835 100
11 Kecamatan Baroko 9,538 9,538 100
12 Kecamatan Masalle 8,632 8,632 100
10 Kecamatan
Buntu Batu
1.903,
00
1.929,
00
98,6
5
412,0
0
860,0
0
47,91
11 Kecamatan Masalle
1.971,
00
1.851,
00
106,
48
416,0
0
824,0
0
50,48
12 Kecamatan Baroko
1.397,
00
1.544,
00
90,4
8
523,0
0
687,0
0
76,13
Jumlah
25.652,00
28.704,00
89,37
9.158,00
12.788,00
71,61
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-35
Jumlah 145,388 145,388 -
Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang
2. Kesehatan
Gambaran kondisi pembangunan kesehatan yang dilakukan
di sektor kesehatan di Kabupaten Enrekang pada 3 (tiga) tahun
terakhir adalah sebagai berikut.
Tabel 2.23 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Enrekang (2008-20012)
Jenis Sumber Daya Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sarana Pelayanan Kesehatan :
Rumah Sakit Jiwa - - - - -
Rumah Sakit Umum 1 1 1 1 1
Rumah Sakit Ibu Anak
- - - - -
Rumah Sakit
Bersalin
1 1 1 1 1
Rumah Bersalin - - - - -
Balai Pengobatan - - - - -
Puskesmas/Rasio
Penduduk
13/6 13/6 13/6 13/6 13/6
Puskesmas Pembantu/Rasio
Penduduk
71/37 79/41 68/35 70/36 67/34
Poliklinik/Rasio Penduduk
18/9 26/13 43/22 42/21 53/27
Apotik 3 3 4 4 7
Toko Obat 10 12 13 15 15
Gudang Farmasi 1 1 1 1 1
Sumber Daya Manusia :
Tenaga
Dokter/Rasio Penduduk
41/4.587 37/5.151 38/5.007 46/4.177 44/4.402
Tenaga Medis/Rasio Penduduk
272/691 278/686 349/545 401/479 367/528
Tenaga Farmasi - 24 32 35 34
Tenaga Gizi - 22 25 26 27
Tenaga Teknis Medis - 68 21 15 42
Tenaga Sanitasi - 20 15 18 13
Tenaga Kesehatan Masyarakat
- 29 33 67 66
Sarana Peran
Serta Masyarakat :
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-36
Jenis Sumber Daya Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Posyandu Balita / Rasio Balita
263/80 266/68 274/79 274/71 292/68
Posyandu Lansia - - - 175 187
Pangkalan Pramuka
SBH
- - - - -
Pos Kesehatan
Pesantren
- - - - -
Kader Kesehatan - - - - -
Pengobat Tradisional - - - - 821
Pos Usaha Kesehatan Kerja
- - - - -
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,
Tabel 2.24
Sasaran dan Hasil Pelayanan Kesehatan (2008-2012)
Jenis Sumber Daya
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pelayanan Kesehatan Bayi :
Jumlah Lahir
Hidup - - - 3830 3541
Jumlah Bayi - 4098 4095 4512 2629
Jumlah Bayi Mati - 52 55 53 48
Jumlah kunjungan bayi
- 3306 3568 2074 3921
Bayi BBLR - 128 120 155 173
Bayi yang diimunisasi BCG
- 4166 4202 4216 3836
Bayi yang
diimunisasi DPT1+ HB1
- 4165 4245 4210 3908
Bayi yang
diimunisasi DPT3 + HB3
- 3834 4024 4015 4019
Bayi yang diimunisasi Polio
4
- 3808 4044 3986 3932
Bayi yang diimunisasi
Campak
- 4148 4237 3978 3921
Bayi yang
diimunisasi Hepatitis B
- 1 - 0 -
Jumlah Bayi
mendapat vit A - - - 4376 2108
Jumlah bayi mendapat Asi Ekskusif
- 1970 1850 1318 1862
Jumlah bayi
masyarakat - - - - -
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-37
Jenis Sumber
Daya
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
miskin mendapat MP Asi
Pelayanan Kesehatan Balita :
Jumlah Balita (
pendataan ) - 18153 21554 19578 19715
Jumlah Balita
Mati - 15 62 134
Jumlah balita ditimbang
- 11779 12051 11930 12785
Jumlah balita
naik berat badannya
- 7234 5900 7758 7871
Jumlah balita BGM
- 492 1206 388 492
Jumlah balita gizi
buruk - 106 10 6 271
Jumlah balita mendapat vit A
- 14904 141229 15088 14636
Pelayanan Kesehatan Ibu :
Jumlah Ibu Hamil - 5021 4505 4109 4381
Jumlah Ibu Hamil Mati
- 0 1 0 0
Jumlah Ibu Nifas
Mati - 3 2 1 5
Jumlah Ibu Bersalin Mati
- 1 1 1 1
Kunjungan Neonatus
- 3681 2631 3213
K1 - 4431 4343 4534 3811
K4 - 3736 3780 3632 3709
Ibu bersalin
ditolong tenaga kesehatan
- 3695 3522 3768 3557
Jumlah Ibu nifas mendapat
pelayanan nifas
- 3552 3629 3208 3581
Jumlah Ibu hamil mendapat tablet
Fe
- 4380 4343 4534 3811
Jumlah Ibu hamil mendapat tablet Fe 3
- 3694 3780 3632 3709
Jumlah Ibu Hamil
resiko tinggi komplikasi
ditangani
- 752 1071 642 419
Jumlah Ibu Hamil resiko tinggi dirujuk
- - - - -
Jumlah Ibu Nifas
mendapat vit A - - - 1696 1355
Kasus Penyakit Menular :
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-38
Jenis Sumber
Daya
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pneumonia (Balita)
- 2128 250 1902 1902
TB Paru BTA (+) 109 120 110 93 140
HIV- AIDS - 0 0 2 3
Infeksi Menular Seksual (IMS)
- 0 0 0 0
Malaria - 207 234 75 90
DBD 8 19 94 10 5
Diare 10324 11341 10937 10056 8128
Diare pada balita - - - - -
Kasus Penyakit Tidak Menular :
Keganasan / kanker
- - 183 141 17
Diabetes Millitus - - 153 217 271
Gangguan mental
perilaku - - - - -
Angina Pektoris - - - - -
AMI - - - - -
Decompcordis - - - - -
Hipertensi
Essensial - - 1287 3277 3771
Stroke Haemoragik
- - 9 19 43
Stroke Non
Haemoragik - - - - -
PPOK - - 7 33 28
Astma Bronkiale - - 210 438 210
Glukoma - - - - -
Katarak - - - - -
Gangguan fungsi
hati - - - - -
Gangguan fungsi ginjal
- - - - -
Gangguan Prostat - - - - -
Psikosis - - - - -
Pelayanan Kesehatan :
Jumlah pasien yang
mendapatkan pelayanan dasar gigi dan mulut
- - - 2530 2605
Jumlah murid SD
diperiksa - 7753 4084 2981 5082
Jumlah murid SD mendapat
perawatan gigi dan mulut
- 3787 2981 2592
Jumlah pekerja formal yang
mendapat pelayanan
kesehatan
- 5060 1487 19501 16925
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-39
Jenis Sumber
Daya
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jumlah pra usila yang mendapat
pelayanan kesehatan
- 11144 12302 2936 2952
Jumlah usila yang mendapat
pelayanan kesehatan
- 8331 8736 3152 5282
Jumlah
kunjungan rawat inap di
puskesmas
- 6103 8879 8065 8123
Jumlah
kunjungan rawat inap di RS
- 6103 6655 5339 4990
Jumlah
kunjungan rawat jalan di
puskesmas
- 170436 195943 225351 234737
Jumlah
kunjungan rawat jalan di Rumah
Sakit
- 47049 16311 13644 16874
Jumlah kunjungan
gangguan jiwa
- 474 435 649 1005
Jumlah WUS
mendapat imunisasi TT1
- 2757 3230 - -
Jumlah WUS
mendapat imunisasi TT2
- 2161 2331 - -
Jumlah anak pra sekolah dideteksi
tumbuh kembangnya
- - - - -
Jumlah siswa SD
diperiksa - 7753 4084 2981 15002
Jumlah siswa SPM/SMU diperiksa
- 2995
Jumlah PUS - 46639 29072 31206 31200
Peserta KB baru - 8427 11295 14306 14157
Peserta KB aktif - 16147 20444 21837 22449
Jumlah perserta
KB MKJP - 3198 11791 4837 5619
Jumlah perserta KB non MKJP
- 7694 11319 17000 16830
Jumlah keluarga sadar gizi
- - - - -
Penyuluhan Kesehatan :
Jumlah - 2540 2340 2058 2615
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-40
Jenis Sumber
Daya
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
penyuluhan kelompok
Jumlah
penyuluhan massa
- 262 - - -
Penyuluhan P3 Napza
- - - - -
Pelayanan Kesehatan Lingkungan :
Jumlah keluarga
yang memiliki air bersih
- 18920 31834 23171 42578
Jumlah keluarga yang memiliki
jamban sehat
- 16582 10778 6684 24437
Jumlah keluarga yang memiliki
tempat sampah sehat
- 13993 8132 2203 9426
Jumlah keluarga yang memiliki
SPAL sehat
- 15872 8942 6515 18143
Hotel sehat - 7 9 20 9
Restorant sehat - 52 35 84 53
Pasar sehat - 4 7 11 19
Rumah sehat - 11847 - 7639 21936
Pelayanan Farmasi :
Jumlah resep obat
generik di Rumah Sakit
- 109.9383 175.201 128.723 147.104
Jumlah item obat
essensial - - - - -
Jumlah item obat generik
150 150 150 150
Jumlah obat narkotika dan
psikotropika
- - 10.108 10.520 18.816
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit :
Jml sample darah yang diperiksa
HIV- AIDS
- - 565 - 735
Jumplah sample
darah yang positif HIV – AIDS
- 0 0 0 0
Jumlah
Rumah/bangunan bebas jentik
- - - - 314
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,
Pembangunan dibidang kesehatan selain dapat dilihat dari
capaian kinerja juga dapat dilihat dari Derajat Kesehatan di suatu
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-41
daerah, adapun Derajat Kesehatan di Kabupaten Enrekang pada
Lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 2.25
Indikator Derajat Kesehatan (2008-2012)
Indikator Derajat Kesehatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Angka Kematian: 5 4 4 2 6
Angka Kematian Ibu Maternal
(MMR), 3 15 4 9 10
Angka Kematian Balita/ AKABA (CMR)
13.5 14.8 13.4 13.8 13.6
Angka Kematian Bayi/ AKB (IMR). - - - - -
2 Angka Kesakitan Penyakit Menular: - - - - -
- Malaria - - 12 35 67
- DBD - 33 116 - -
- Diare 497 572 497 362 343
3 Usia Harapan Hidup (UHH) - - - 74.8 75.19
4 Status Gizi Masyarakat : - - - - -
Balita naik berat badannya (N/D) - 61.4 48.96 65 61.6
Balita BGM - 4.2 8.51 3.3 3.8
Balita Gizi buruk - 0.9 0.05 0.03 1.37
Bayi dengan Asi Eksklusif - 48.07 45 29.2 46.7
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
- 3.2 2.93 4 4.9
5 Jumlah Kasus Penyakit terbanyak: - 19 94 10 5
- DBD - 36 93 11 19
- Diabetus Militus (DM) - - 153 217 271
- Hipertensi Essensial - - 1287 3277 3771
- Stroke - - 9 19 43
- Keganasan/ Kanker - - 183 141 17
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,
3. Pekerjaan Umum
Prasarana transportasi Kabupaten Enrekang yang berupa
jaringan jalan sepanjang 1.128,85 Km terdiri dari 1.095,73 Km jalan
Kabupaten dan 33,12 Km merupakan jalan propinsi. Konstruksi
jalan di Kabupaten Enrekang (Tahun 2012) sekitar 287,95 Km
Hotmix, 330,56 Km Lapen/Beton, 325,26 Km Pengerasan serta
185,08 Km Tanah.
Kondisi panjang jalan di Kabupaten Enrekang (Tahun 2013)
sekitar 390,83 Km atau 34,65 % dalam kondisi yang baik, sekitar
317,37 Km atau 28,14 % dalam kondisi Rusak Sedang, sekitar
270,86 Km atau 24,01 % dalam kondisi Rusak, sekitar 149,79 Km
atau 13,28 % dalam kondisi Rusak Berat serta masih terdapat
sekitar 185,08 Km atau 16,40 % kondisi jalan tanah.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-42
Tabel 2.24 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)
2009 2010 2011 2012 2013
1. Kondisi Baik
344,653
374,653
392,788
391,077
390,827
2. Kondisi Rusak Sedang
323,5
80
323,8
50
321,4
64
315,6
24
317,3
74
3. Kondisi Rusak
274,605
274,605
267,061
269,861
270,861
4. Kondisi Rusak Berat
186,1
03
156,0
13
147,5
39
152,2
90
149,7
90
5. Jalan secara keseluruhan
(nasional, provinsi, dan kabupaten/kota)
1.128,852
1.128,852
1.128,852
1.128,852
1.128,852
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.25 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi
Menurut Kecamatan tahun 2013
Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan Kondisi
Baik
Kondisi Sedang
Rusak
Kondisi Rusak
Kondisi Rusak
Berat
Jalan secara
keseluruhan
1 Kecamatan Enrekang
66,921 57,109 38,570 17,120 179,720
2 Kecamatan Cendana
2,780 19,332 7,029 19,419 48,560
3 Kecamatan
Maiwa 83,905 68,953 68,410 32,774 254,042
4 Kecamatan Anggeraja
67,057 33,255 36,370 10,538 147,220
5 Kecamatan Alla
47,519 12,118 14,836 3,897 78,370
6 Kecamatan
Baraka 39,467 39,414 22,422 10,567 111,870
7 Kecamatan Buntu Batu
15,591 17,644 16,443 18,032 67,710
8 Kecamatan
Bungin 5,900 5,950 2,550 7,000 21,400
9 Kecamatan
Malua 8,800 5,500 8,350 7,180 29,830
10 Kecamatan Curio
15,871 23,555 20,506 7,488 67,420
11 Kecamatan
Masalle 16,666 19,414 11,405 8,075 55,560
12 Kecamatan Baroko
20,350 15,130 23,970 7,700 67,150
Jumlah 390,827 317,374 270,861 149,790 1.128,852
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-43
Tabel 2.26
Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO
Jaringan Irigasi
Panjang Jaringan
2009 2010 2011 2012 2013
1. Jaringan
primer
287.088,7
7
287.576,8
2
288.583,3
4
288.958,5
0
290.934,5
0
2. Jaringan Sekunder
20.410,62
20.441,24
20.475,99
20.510,80
20.510,80
3. Jaringan
Tersier 81.626,72
81.830,36
82.002,20
82,043,20
82.043,20
4. Luas lahan
budidaya
8.840,72
8.840,72
8.840,72 8.854,86
8.854,86
5. Rasio 44,02 44,10 44,23 44,21 44,44
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.27 Rasio Jaringan Irigasi
menurut Kecamatan tahun 2013Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan
Panjang Jaringan Irigasi Total
Panjang Jaringan
Irigasi
Luas lahan
budidaya Rasio
Primer Sekunder Tersier
(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)
1 Kecamatan Enrekang
22.552,6 1.610,90 6.443,60 30.607,10 1.255,00 24,39
2 Kecamatan Cendana
6.246,1 446,15 1.784,60 8.476,85 287,00 29,54
3 Kec. Maiwa 28.623,5 1.807,30 7.229,20 37.660,00 1.527,00 24,66
4 Kec.
Anggeraja 5.403,3 385,95 1.543,80 7.333,05 260,00 28,20
5 Kec. Malua 31.154,2 2.225,30 8.901,20 42.280,70 607,50 69,60
6 Kec.
Baraka 80.355,1 5.714,15 22.856,60 108.925,85 1.984,01 55,92
7 Kec. Buntu Batu
27.615,7 1.965,05 7.860,20 37.440,95 583,14 64,21
8 Kec.
Bungin 17.148,6 1.224,90 4.899,60 23.273,10 687,00 33,88
9 Kec. Alla 5.414,5 386,75 1.547,00 7.348,25 170,00 43,23
10 Kec.
Masalle 1.481,9 105,85 423,40 2.011,15 57,00 35,28
11 Kec. Baroko
2.521,4 180,10 720,40 3.421,90 65,54 52,21
12 Kec. Curio 62.417,6 4.458,40 17.833,60 84.709,60 1.407,68 60,18
Jumlah 290.934,50 20.510,80 82.043,20 393,488,50 8.854,86 44,44
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-44
Tabel 2.28
Jumlah Laporan Kejadian Bencana di Kabupaten Enrekang Tahun
2009-2013
Tahun Jumlah Laporan
Kejadian
Bencana
Kerugian Material (Rp)
Biaya Rehabilitasi/
Tanggap
Darurat (Rp)
2009 27 - -
2010 128 37.030.858.365 -
2011 50 3.341.000.000 1.104.037.698
2012 85 7.305.110.000 1.201.839.545
2013 78 6.122.700.000 991.199243
Sumber: Badan Penanggulangan Bencanan Daerah
4. Perumahan
Tabel 2.29
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum
5.227 kk 5.408
kk 6.234
kk 6.982
kk 6.911
kk
2. Jumlah penduduk 185.527 208.300 208.300 210.591 210.799
3. Persentase penduduk berakses air minum
22,24 20,68 25,89 28,42 32,22
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.30
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013
Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk yang mendapatkan akses air
minum Persentase
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1. Kec.
Enrekang 44.282 15.935 35,99
2. Kec. Cendana
11.650 - -
3. Kec. Anggeraja
30.014 3.540 11,79
4. Kec. Malua 9.663 - -
5. Kec.
Baraka 26.169 6.315 24,13
6. Kec. Buntu Batu
16.227 - -
7. Kec. Bungin
5.560 - -
8. Kec. Alla 26.307 5.070 19,27
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-45
9. Kec. Curio 17.900 - -
10. Kec. Masalle
15.655 - -
11. Kec.
Baroko 12.775 - -
12. Ke. Maiwa 30.742 3.695 12,02
Jumlah 246.944 34.555 13,99
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.31
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah rumah tinggal berakses
sanitasi
20.342 12.098 8.570 36.847 47.731
2. Jumlah rumah tinggal
44.763 40.180 45.909 63.681 61.736
3. Persentase 45,44 30,11 18,67 57.86 77,31
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.32
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Menurut Kecamatan Tahun 2012
Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Jumlah rumah
tinggal
Jumlah rumah
tinggal berakses sanitasi
Persentase
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1. Ke. Enrekang 6.901 6.229 90,26
2. Kec. Cendana 12.129 1.906 15,71
3. Kec. Maiwa 7.726 3.841 49,72
4. Kec. Anggeraja 7.567 4.258 56,27
5. Kec. Malua 1.442 1.356 94,04
6. Kec. Baraka 3.941 5.922 150,26
7. Kec. Buntu Batu 3.843 1.830 47,62
8. Kec. Bungin 3.177 858 27,01
9. Kec. Alla 6.853 4.043 58,99
10. Kecc. Curio 2.463 2.871 116,57
11. Kec. Masalle 4.510 1.910 42,35
12. Kec. Baroko 3.130 1.823 58,24
Jumlah 63.681 36.847 57,86
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-46
5. Penataan Ruang
Tabel 2.33
Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Bangunan ber-IMB
27 169 238 289 265
2. Jumlah Bangunan - - 89.256 89.962 89.962
3. Rasio bangunan ber-IMB (1:2)
- - 0,0026 0,0032 0,0030
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
Tabel 2.34 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Jumlah
Bangunan
Jumlah Bangunan
ber-IMB
Rasio bangunan
ber-IMB
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1. Kec. Enrekang 2.098 109 0,015
2. Kec. Cendana 626 7 0,0015
3. Kec. Maiwa 1.611 24 0,0062
4. Kec. Anggeraja 1.684 52 0,063
5. Kec. Malua 576 6 0,039
6. Kec. Baraka 1.509 22 0,0019
7. Kec. Buntu Batu 954 3 0,026
8. Kec. Bungin 315 4 0,0063
9. Kec. Alla 1.438 26 0,019
10. Kec. Curio 1.062 2 0,0018
11. Kec. Masalle 890 4 0,0022
12. Kec. Baroko 740 6 0,013
Jumlah 13.492 265 0,1832
Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang
6. Perhubungan
Tabel 2.35. Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan Tahun 2013
Kabupaten Enrekang
No Kecamatan
Jumlah penumpang Total Jumlah
Penumpang Bis
Kereta Api
Kapal Laut
Pesawat Udara
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7=3+4+5+6
)
1 Kecamatan Maiwa 21249 - - - 21249
2 Kecamatan Bungin 10957 - - - 10957
3 Kecamatan Cendana
11332 - - - 11332
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-47
4 Kecamatan Enrekang
29239 - - - 29239
5 Kecamatan
Anggeraja 32857 - - - 32857
6 Kecamatan Malua 11537 - - - 11537
7 Kecamatan Baraka 25554 - - - 25554
8 Kecamatan Buntu Batu
11253 - - - 11253
9 Kecamatan Alla 37183 - - - 37183
10 Kecamatan Curio 12594 - - - 12594
11 Kecamatan Baroko 12493 - - - 12493
12 Kecamatan Masalle 10759 - - - 10759
Jumlah 22763
7 - - - 227637
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika
Tabel 2.36. Rasio Ijin Trayek Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Izin Trayek perkotaan
- - - - -
2. Izin Trayek
perdesaan 143 222 244 213 253
3. Jumlah
Izin Trayek 143 222 244 213 261
4. Jumlah penduduk
190493 191071 192163 193683 194513
5. Rasio Izin
Trayek 0,00075068 0,001161872 0,001269755 0,001099735 0,00134181
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika
Tabel 2.37. Rasio Ijin Trayek
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
Jumlah Izin Trayek
Total Jumla
h Izin Traye
k
Rasio Izin Trayek Perkota
an
Perdesa
an
(1) (2) (3) (4) (5) (6=4+
5) (7=6/3)
1 Kecamatan Maiwa
23668 -
14 14 0,00059151
6
2 Kecamatan
Bungin 4467 - 7 7
0,00156704
7
3 Kecamatan Cendana
8858 - 19 19 0,00061016
7
4 Kecamatan Enrekang
31139 - 9 9 0,00101603
1
5 Kecamatan
Anggeraja 24380 - 30 30
0,00138561
7
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-48
6 Kecamatan Malua
7871 - 21 21 0,00160538
2
7 Kecamatan
Baraka 21651 - 47 47 0,00192781
8 Kecamatan Buntu Batu
13081 - 16 16 0,00203277
9
9 Kecamatan Alla 21137 - 40 40 0,00189224
16
10 Kecamatan Curio 15231 - 18 18 0,0011818
11 Kecamatan Baroko
10475 - 18 18 0,00143369
2
12 Kecamatan Masalle
12555 - 22 22 0,00210023
9
Jumlah 194513 -
261 261
0,00134181
3
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-49
Tabel 2.38. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
No Angkutan
Umum
2009 2010 2011 2012 2013
Jmlh Jmlh
KIR % Jmlh
Jmlh
KIR % Jmlh
Jmlh
KIR % Jmlh
Jmlh
KIR % Jmlh
Jmlh
KIR %
1. Mobil penumpang
umum
162 162 100% 182 182 100% 216 204 100% 254 254 100% 257 241 100%
2. Mobil bus 14 14 100% 19 19 100% 25 135 100% 20 20 100% 20 117 100%
3. Mobil barang 367 367 100% 377 377 100% 437 485 100% 498 498 100% 502 704 100%
4. Kereta
gandengan - - - - - - - - - - - - - - -
5. Kereta tempelan
- - - - - - - - - - - - - - -
Jumlah 543 543 - 578 578 - 678 824 - 772 772 - 779 1062 -
Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-50
7. Lingkungan Hidup
Tabel 2.39. Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah sampah yang
ditangani (m3) 16.389 17.485 19.083 19.840 22.995
2. Jumlah volume produksi sampah (m3)
31.195 32.608 33.550 34.178 38.618
3. Persentase 52,54 53,62 56,89 58,05 59,54
Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang
Tabel 2.40. Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan
Jumlah sampah
yang ditangani
Jumlah volume
produksi sampah
Persentase
(1) (2) (3) (4) (5=4/3)
1 Kecamatan Maiwa 5.512 2.555 46,35
2 Kecamatan Bungin - - -
3 Kecamatan Cendana - - -
4 Kecamatan Enrekang
13.177 13.140 9,72
5 Kecamatan Anggeraja
6.278 2.555 24,77
6 Kecamatan Malua - - -
7 Kecamatan Baraka 3.869 2.555 66,03
8 Kecamatan Buntu
Batu - - -
9 Kecamatan Alla 9.782 2.190 22,39
10 Kecamatan Curio - - -
11 Kecamatan Baroko - - -
12 Kecamatan Masalle - - -
Jumlah 38.610 22.995 59,56
Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang
Tabel 2.41. Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah TPS 360 366 362 391 434
2. Jumlah Daya Tampung TPS 360 366 362 391 440,5
3. Jumlah Penduduk 44.250 44.520 44.700 44.900 45.160
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-51
4. Rasio Daya Tampung TPS thd Jumlah penduduk
0.81 0.8 0.8 0.87 0.98
Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang
Tabel 2.42. Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
No Kecamatan Jumlah
Penduduk (jiwa)
TPS
Rasio Jumlah
(unit)
Jumlah Daya
Tampung (Ton)
(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)
1 Kecamatan Maiwa 7.121 8 8 0,11
2 Kecamatan Bungin - - - -
3 Kecamatan Cendana - - - -
4 Kecamatan
Enrekang 14,443 395 395 2,73
5 Kecamatan Anggeraja
8.618 10 10 0,12
6 Kecamatan Malua - - - -
7 Kecamatan Baraka 4.265 8 8 0,19
8 Kecamatan Buntu
Batu - - - -
9 Kecamatan Alla 10.713 13 19.5 0.18
10 Kecamatan Curio - - - -
11 Kecamatan Baroko - - - -
12 Kecamatan Masalle - - - -
Jumlah 45.160 434 440.5 0.98
Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang
Tabel 2.43. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Luas Ruang Terbuka Hijau
13 ha 13 ha 13 ha 16 ha 16 ha
2. Luas wilayah ber HPL/HGB
269,47 ha
269,47 ha
269,47 ha
269,47 ha
269,47 ha
3. Rasio Ruang Terbuka
Hijau (1:2) 4,82% 4,82% 4,82% 5,93% 5,93%
Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-52
8. Kependudukan dan Catatan Sipil
Tabel 2.44. Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi/Kabupaten Enrekang Tahun 2013
No Fertilitas/mortalitas Jumlah
1 Angka kelahiran kasar (CBR) 3,58/1000
2 Angka kematian kasar (CDR) 3,3/000
3 Angka kematian bayi (IMR) 13,6/1000
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Enrekang
Tabel 2.45. Proyeksi Penduduk Laki-Laki Berdasarkan Umur
Kabupaten/Kota Enrekang Tahun 2009 s.d 2013
Kelompok Umur
2009 2010 2011 2012 2013
0-4 2.268 3.951 9.544 9.433 8.723
5-9 11.340 12.624 14.860 14.184 13.701
10-14 12.251 12.996 14.978 14.335 14.816
15-19 10.123 10.697 12.882 12.140 12.726
20-24 7.186 7.693 9.824 10.779 11.115
25-29 8.024 8.467 10.953 10.886 11.041
30-34 8.364 9.353 10.987 10.967 11.290
35-39 7.514 7.494 9.958 9.462 9.633
40-44 6.980 7.499 9.956 8.562 8.694
45-49 4.985 5.292 6.772 6.631 6.314
50-54 4.079 4.303 5.779 5.555 4.969
55-59 3.122 3.256 5.667 4.416 3.723
60-64 2.617 2.712 3.915 3.823 3.089
65-69 2.150 2.280 3.911 3.151 2.465
70-74 1.841 2.104 3.543 3.095 2.153
75+ 1.912 1.741 3.128 3.040 2.701
Jumlah 94.756 102.462 136.657 130.459 127.153
Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang
Tabel 2.46. Proyeksi Penduduk Perempuan Berdasarkan Umur
Kabupaten/Kota Enrekang Tahun 2009 s.d 2013
Kelompok Umur
2009 2010 2011 2012 2013
0-4 2.208 3.763 9.708 9.783 8.005
5-9 10.323 11.363 14.870 13.843 12.722
10-14 11.556 12.268 14.860 13.918 13.745
15-19 9.279 9.762 13.788 11.326 12.119
20-24 6.200 6.653 9.988 10.386 10.662
25-29 7.520 8.720 9.913 10.121 10.334
30-34 7.832 8.183 9.754 9.584 9.741
35-39 6.797 7.244 7.865 8.493 8.381
40-44 6.213 6.572 7.820 7.646 7.584
45-49 4.570 4.886 7.774 6.421 5.828
50-54 4.101 4.299 6.647 5.664 4.822
55-59 3.132 3.220 4.401 4.280 3.921
60-64 2.876 3.019 3.624 3.490 3.320
65-69 2.926 2.664 3.041 3.195 3.023
70-74 1.931 2.130 2.976 2.863 2.538
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-53
Kelompok Umur
2009 2010 2011 2012 2013
75+ 1.847 2.242 3.574 3.270 3.046
Jumlah 89.311 96.988 130.603 124.283 119.791
Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang
Tabel 2.47. Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis kelamin
1. Maiwa 15.761 14.981 30.742 1.052
2. Cendana 5.859 5.791 11.650 0.001
Enrekang 22.635 21.647 44.282 1.045
Anggeraja 15.324 14.690 30.014 1.043
Alla 13.728 12.579 26.307 1.09
Malua 4.919 4.744 9.663 1.036
Baroko 6.645 6.130 12.775 1.084
Masalle 8.079 7.576 15.655 1.066
Curio 9.291 8.609 17.900 1.079
Baraka 13.526 12.643 26.169 1.069
Buntu Batu 8.430 7.797 16.227 1.081
Bungin 2.916 2.644 5.560 1.103
Jumlah Total 127.113 119.831 246.944 1.061
Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang
Tabel 2.48. Realisasi Pencetakan Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil (2009-2013)
Tahun KTP KK Akta Lahir
Akta Mati
Akta Kawin
Akta Cerai
2013 110.606 22.688 9.764 404 1.710 373
2012 87.142 20.177 12.464 206 1.954 168
2011 70.555 18.163 8.717 50 1.734 37
2010 54.237 17.212 10.938 30 1.500 33
2009 45.131 14.173 11.037 25 1.123 17
Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang
9. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Tabel 2.49. Jumlah Penduduk Peserta KB Kabupaten Enrekang Tahun 2013
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Peserta KB
PUS Peserta KB Tidak KB
1 Maiwa 3887 2590 1297
2 Cendana 1547 1497 50
3 Enrekang 5244 3580 1664
4 Anggeraja 3940 3050 890
5 Alla 3265 3059 206
6 Masalle 1720 1182 538
7 Curio 2866 1917 949
8 Baraka 3547 2879 668
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-54
9 Malua 1146 1159 13
10 Buntu Batu 2.086 1470 616
11 Baroko 1495 997 498
12 Bungin 685 636 49
Jumlah se-Kabupaten 31.428 24.016 7.438
Sumber: BKB-PP Kab. Enrekang
10. Ketenagakerjaan
Tabel 2.50. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja
dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Tahun 2012
Kabupaten Enrekang
No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 ANGKATAN KERJA - - -
a. Bekerja 3.869 36.851 40.72
b. Pengangguran 751 2.106 753.106
Jumlah penduduk angkatan kerja (i)
54.62 38.957 93.577
2 BUKAN ANGKATAN KERJA - - -
a. Sekolah 282 340 622
b. Mengurus RT 424 20.151 444.151
c. Lainnya 6.894 3.934 10.828
Jumlah penduduk bukan
angkatan kerja (ii)
7.6 24.425 32.025
Jumlah penduduk usia kerja
(i) + (ii)
- - -
3 TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja)
98.63 94.59 193.22
4 TPT (tingkat pengangguran
terbuka)
1.37 5.41 6.78
Sumber: Dinas Sosial & Ketenagakerjaan Kab. Enrekang
Tabel 2.51. Penduduk Angkatan Kerja kabupaten/kota Tahun 2013 Kabupaten Enrekang
Golongan Umur Angkatan Kerja
Jumlah Bekerja Mencari Pekerjaan
(1) (2) (3) (4=2+3)
15-19 10.296 11 10.307
20-24 6.921 408 7.329
25-29 10.598 1.484 12.082
30-34 13.202 160 13.362
35-39 11.5119 8 19.5119
40-44 11.56 - 11.56
45-49 7.806 - 7.806
50-54 - - -
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-55
55-59 4.038 - 4.038
60-64 10.269 - 10.269
65+ - - -
Total 93.577 2.068 93.577
Sumber: Dinas Sosial & Ketenagakerjaan Kab. Enrekang
10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Tabel 2.52. Persentase Koperasi Aktif Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah koperasi aktif 88 88 106 47 47
2 Jumlah koperasi 185 185 186 182 182
3 Persentase koperasi aktif 48% 48% 57% 26% 26%
Sumber: Koperindag Kab. Enrekang
Tabel 2.53. Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah seluruh UKM 2964 3008 2929 4529 4529
2 Jumlah BPR/LKM 10 10 118 1 1
3 Jumlah UKM non BPR/LKM 2954 2998 2811 4528 4528
Sumber: Koperindag Kab. Enrekang
Tabel 2.54. Perkembangan Jumlah Koperasi dan Anggotaanya Tahun 2009-2013
Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Total Koperasi 185 185 186 182 182
Jml Koperasi
wanita
6 6 6 8 8
Jenis Kelamin L P L P L P L P L P
Jml Anggota 12271 5108 12279 5108 12267 5108 8492 1041 8492 1041
Jml Pengurus 415 76 415 76 411 85 411 65 411 65
Sumber: Koperindag Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-56
Tabel 2.55. Perkembangan Jumlah UMKM di Kabupaten Enrekang Tahun
2009-2013
Uraian Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Jml Kelompok
UMKM
Jml Kelompok
UMKM Wanita
2 2 2 2 2
Jumlah Anggota
L P L P L P L P L P
44 44 50 50 70
Total Anggota 44 44 50 50 70
Sumber: Koperindag Kab. Enrekang
11. Penanaman Modal
Tabel 2.56. Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
Tahun Uraian PMDN PMA Total
(1) (2) (3) (4) (5=3+4)
n-5 Jumlah Investor - - -
n-4 Jumlah Investor - - -
n-3 Jumlah Investor - - -
n-2 Jumlah Investor - - -
n-1 Jumlah Investor 502 - 502
Sumber: KPTSP Kab. Enrekang
Tabel 2.57. Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
Tahun Persetujuan Realisasi
JumlahProyek Nilai Investasi JumlahProyek Nilai Investasi
n-5 - - - -
n-4 - - - -
n-3 - - - -
n-2 - - - -
n-1 502 15,134,650.00 502 15,134,650.00
Sumber: KPTSP Kab. Enrekang
12. Kepemudaan dan Olahraga
Tabel 2.58. Jumlah Organisasi Pemuda
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Enrekang 97 99 100 100 100
Jumlah 97 99 100 100 100
Sumber: Dinas Pemuda Olah raga & Pariwisata Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-57
Tabel 2.59. Jumlah Organisasi Olahraga
Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Enrekang 217 217 217 224 230
2. Cendana 83 83 83 83 83
3. Maiwa 212 212 222 222 224
4. Anggeraja 130 130 130 133 133
5. Alla 89 89 89 89 89
6. Baraka 144 144 147 147 149
7. Buntu Batu 128 128 128 128 129
8. Curio 133 133 133 133 134
9. Malua 54 54 54 54 54
10. Bungin 39 39 39 39 39
11. Masalle 80 80 80 80 82
12 Baroko 82 82 82 82 82
Jumlah 1391 1391 1404 1414 1428
Sumber: Dinas Pemuda Olah raga & Pariwisata Kab. Enrekang
13. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Tabel 2.60. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah polisi pamong praja
31 30 27 28 29
2. Jumlah penduduk 185527 190248 192163 193683 243691
3. Rasio jumlah polisi pamong praja per
10.000 penduduk
1.67 1.58 1.41 1.45 1.19
Sumber: Linmas & Pol-PP Kab. Enrekang
Tabel 2.61. Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Linnmas 1040 1019 987 975 960
2. Jumlah penduduk 253.020 251.355 249.621 247.965 245.462
3. Rasio jumlah Linnmas per 10.000 penduduk
41.13 40.53 39.54 39.32 39.11
Sumber: Linmas & Pol-PP Kab. Enrekang
Tabel 2.62. Komposisi Anggota DPRD Kabupaten Enrekang Periode 2009 – 2014
Nama Partai Jumlah Kursi
Hanura 3
PKS 1
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-58
Nama Partai Jumlah Kursi
PAN 5
PPD 3
PPI 1
PPDI 2
GOLKAR 8
PPP 2
PBB 2
PATRIOT 1
DEMOKRAT 2
11 (SEBELAS) PARTAI 30 KURSI
Sumber: KPUD Kab. Enrekang
14. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Tabel 2.63. Jumlah Pemilih dan Jumlah Pemilih yang Menggunakan
Hak Suaranya di Kabupaten Enrekang pada Pemilu Tahun 2008-2010
Pemilihan Umum Jumlah
Pemilih
Jumlah Pemilih yang
Menggunakan Hak
Suaranya
%
Pemilihan Gubernur
2013 134.186 102.922 76,70%
Pemilihan Legislatif
2009 134.186 102.922 76,70
Pemilihan Presiden
2009 135.730 96.243 70,90
Pemilihan Kepala
Daerah 2013 147.460 112.058 76%
Sumber: KPUD Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-59
15. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Tabel 2.64. Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Kecamatan
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata
Jumlah
LPM
Jumlah LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata
Jumlah
LPM
Jumlah
LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
LPM
Jumlah
LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
LPM
Jumlah
LPM
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
LPM
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6
) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16)
(17=16/15)
1. Maiwa 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29
2. Cendana 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2
3. Enrekang 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13
4 Anggeraja 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33
5 Alla 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18
6 Baroko 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31
7 Masalle 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58
8 Curio 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5
9 Malua 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41
10 Baraka 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48
11 Buntu
Batu
22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31
12 Bungin 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4
Jumlah se-
Kab/Kota
387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12
Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-60
Tabel 2.65. Kelompok Binaan PKK Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
N
O
Kecamat
an
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah
PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata
Jumlah PKK
Jumlah
PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata
Jumlah PKK
Jumlah
PKK
J Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah
PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
Jumlah
PKK
Jumlah Kelompok
Binaan
Rata-rata Jumlah
PKK
(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16) (17=16/1
5)
1. Maiwa 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91
2. Cendana 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17
3. Enrekan
g
18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28
4 Anggeraja
15 330 22 15 330 22 15 330 22 15 330 22 15 330 22
5 Alla 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63
6 Baroko 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4
7 Masalle 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5
8 Curio 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91
9 Malua 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38
10 Baraka 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07
11 Buntu Batu
8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75
12 Bungin 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29
Jumlah se-
Kab/Kota
129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3
Sumber: Bapemdes & Dinas Pendidikan Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-61
Tabel 2.66. Jumlah LSM aktif Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah LSM terdaftar 30 30 30 30 30
2. Jumlah LSM tidak aktif - - - - -
3. Jumlah LSM aktif (1-2) 30 30 30 30 30
Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang
Tabel 2.67. Jumlah Desa Swadaya
Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya 129 129 129 129 129
2. Jumlah Desa/Kelurahan 129 129 129 129 129
Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-62
Tabel 2.68. Kegiatan Program PNPM Mandiri PerKabupatenan Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013
THN SUMBER DANA (juta)
TOTAL (juta) LOKASI
(desa/kelurahan KEGIATAN
PENERIMA MANFAAT
KK KK MISKIN
APBN APBD Jumlah %
2009 Rp.7.680.000.000 Rp.1.920.000.000 Rp.9.600.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang,
Anggeraja,Malua, Baraka, Bungin,
Baroko
1 Jalan 14180 6932 48.8858
2 Jembatan 850 305 35.8824
3 Irigasi 860 171 19.8837
4 Sekolah 2641 1253 47.4441
5 Gedung Kesehatan
1082 429 39.6488
6 Air Bersih 3820 1981 51.8586
7 MCK 60 40 66.6667
8 Prasarana Umum
Lainnya
1985 1183 59.597
9 Penyuluhan & Pelatihan
Pendidikan
218 161 73.8532
10 Simpan Pinjam Perempuan
864 681 78.8194
2010 Rp.7.500.000.000 Rp.1.875.000.000 Rp.9.375.000.000 Kec. Maiwa,
Enrekang, Anggeraja,
Malua, Baraka, Bungin, Baroko,
1 Jalan 16781 7843 46.7374
2 Jembatan 1085 252 23.2258
3 Irigasi 2165 694 32.0554
4 Sekolah 1849 762 41.2115
5 Gedung 1290 478 37.0543
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-63
Cendana Kesehatan
6 Air Bersih 1226 632 51.5498
7 Bangunan Pelengkap
348 278 79.8851
8 Prasarana
Umum Lainnya
709 242 34.1326
9 Penyuluh & Pelatihan
Pendidikan
65 36 55.3846
10 Simpan Pinjam
Perempuan
1049 720 68.6368
2011 Rp.5.340.000.000 Rp.1.340.000.000 Rp.6.700.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang, Anggeraja,
Malua, Baraka, Bungin, Baroko,
Cendana
1 Jalan 14544 4111 28.266
2 Sekolah 3601 700 19.439
3 Gedung
Kesehatan 1225 576 47.0204
4 Air Bersih 592 282 47.6351
5 MCK 307 141 45.9283
6 Bangunan Pelengkap
2080 693 33.3173
7 Penyuluhan & Pelatihan
Pend.
30 29 96.6667
8 Simpan Pinjam
Perempuan
376 294 78.1915
2012 Rp.7.077.500.000 Rp.372.000.000 Rp.7.450.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang, Anggeraja,
Malua, Baraka,
1 Jalan 9090 3790 41.6942
2 Jembatan 260 70 26.9231
3 Irigasi 1058 487 46.0302
4 Sekolah 742 188 25.3369
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-64
Bungin, Baroko, Cendana
5 Gedung Kesehatan
800 350 43.75
6 Air Bersih 874 381 43.5927
7 Bangunan
Pelengkap 656 417 63.5671
8 Prasarana Umum
Lainnya
135 13 9.62963
9 Simpan
Pinjam Perempuan
485 432 89.0722
2013 Rp.7.565.000.000 Rp.785.000.000 Rp.8.350.000.000 Kec. Maiwa,
Enrekang, Anggeraja,
Malua, Baraka, Bungin, Baroko, Cendana
1 Jalan 11391 3865 33.9303
2 Jembatan 2022 699 34.5697
3 Irigasi 110 34 30.9091
4 Sekolah 2644 308 11.649
5 Gedung Kesehatan
727 290 39.89
6 Air Bersih 475 445 93.6842
7 Bangunan
Pelengkap 120 71 59.1667
8 Prasarana Umum Lainnya
172 86 50
9 Simpan
Pinjam Perempuan
202 202 100
Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-65
17. Komunikasi dan informatika
Tabel 2.69. Jaringan Komunikasi Tahun 2009 / 2013
Provinsi/Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2013
1 Jumlah jaringan telepon genggam 52 57
2 Jumlah jaringan telepon stasioner 6 9
3 Total jaringan Komunikasi (1+2) 58 66
Sumber: Dinas Pehubungan & Informatika Kab. Enrekang
18. Perpustakaan
Tabel 2.70. Jumlah Perpustakaan Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1.
Jumlah Perpustakaan
milik Pemerintah Daerah (pemda)
447 447 447 447 447
2. Jumlah Perpustakaan
milik non pemda - - - - -
3. Total Perpustakaan (1+2)
447 447 447 447 447
Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang
Tabel. 2.71. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1.
Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah
(pemda)
11135 13276 20365 11237 21385
2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik non
pemda
- - - - -
3. Total pengunjung Perpustakaan (1+2)
11135 13276 20365 11237 21385
Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang
Tabel 2.72. Jumlah koleksi bahan pustaka pada Perpustakaan Umum
No Jenis Koleksi Jumlah Koleksi
Judul Eks
1 2 3 4
1
000 Karya
Umum 397 1,025
2 100 Filsafat 366 785
3 200 Agama 1,966 4,052
4 300 Ilmu Sosial 1,098 2,193
5 400 Bahasa 269 544
6 500 Ilmu Murni 706 2,158
7
600 Ilmu
Terapan 1,767 4,353
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-66
8
700 Seni/Olah
Raga 494 1,085
9 800 Kesusasteraan 266 984
10
900
Sejarah/Geografi 430 1,819
11 Fiksi/Novel 1,856 3,212
12 Ensiklopedia 486 1,125
13 Bonus - -
14 Sumbangan 1,750 3,500
15
Lain-
lain/Temuan - -
Jumlah 11,851 26,835
Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang
2.1.2.Fokus Urusan Pelayanan Pilihan
Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap
indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan
pemerintahan daerah (ada 8 urusan pilihan), yaitu bidang urusan: (i)
Pertanian, (ii) Kehutanan, (iii) Enegri dan Sumber Daya Mineral, (iv)
Pariwisata, (v) Perikanan, (vi) Perdagangan, dan (vii) Perindustrian.
Gambaran dari masing-masing penjelasan urusan pilihan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Pertanian
Tabel 2.73. Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2010 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
NO Uraian 2010 2011 2012 2013
1. Luas Wilayah
produktif 96,116 96,518 96,445 96,379
2. Luas Seluruh Wil. Budidaya
95,121 95,965 95,965 96,316
3. Rasio (1./2.) 1 1 1 1
Sumber: Dinas Pertanian & Perkebunan Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-67
Tabel 2.74. Jumlah Produksi dan produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura,
Perkebunan dan Buah-Buahan
No. Jenis
Komoditas
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
2009 2010 2011 2012 2013
A Tanaman
Pangan
Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha
1 Padi 70,413 12,310 70,711 13,136 67,714 11,836 70,021 12,415 63,438 14,782
2 Jagung 67,753 12,210 69,059 12,625 49,460 8,220 53,705 9,319 41,586 8,971
3 Kedelai 1,233 1,038 642 371 809 294 645 370 301 226
4 Kacang Tnh 237 245 434 338 259 182 384 276 345 286
5 Kacang Hijau
56 58 45 46 52 43 67 57 67 50
6 Ubi kayu 2,992 317 4,494 320 9,069 591 15,904 976 4,565 233
7 Ubi Jalar 3,704 615 4,561 533 3,451 287 6,034 489 8,106 520
B Hortikultura Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha
1 Bawang Merah
10943 1454 17114.9 2039 34469.9 3342 28024.8 2734 39.295 3.744
2 Cabe Besar 1970 628 1,666 470 3976.8 812 2365.2 496 5.089 917
3 Cabe Rawit 168 83 179.3 76 344.6 110 113 41 272 198
4 Kentang 821 87 810.7 100 1,312.5 131 647.7 68 817.0 77
5 Wortel 2,805 169 4,525.5 291 4,417 254 2,064 127 3.704 214
6 Kol/Kubis 24,599 693 38,795.2 1,100 40,139 1,085 27,745 740 49.893 1.282
7 Tomat 8599 868 10,226 924 12244.5 1097 7805.8 759 16.117 1.348
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-68
No. Jenis
Komoditas
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
2009 2010 2011 2012 2013
8 Bawang
Daun
3550 575 5,923.1 719 5731.4 638 3473 384 6.107 597
C Perkebunan Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha
1 Kopi Arabika 5.174,55 11.741 8.913,46 11.911 7.932,74 11.949 7.932,7 12.014 7.918,7 11.975
2 Kakao 917.17 8.140 4.013,34 8140 6.750,82 9.865 6.750,8 9.903 6.828,7 9.900,5
3 Lada 850,65 2.399,2 860 2.399 755,48 2.385,52 755,5 2.377,5 872,7 2.517
4 Vanili 19,90 330 19,90 330 20,51 330 20,6 330 21 328
5 Cengkeh 509,2 2.553 514 2.553 504.9 2.533,2 519,9 2.563,7 532,6 2.549,8
6 Kelapa 203,5 807 203 807 181,80 807 181,8 807 181,8 807
7 Jambu Mete 7,7 597 7 597 5,75 544 5,1 381 5 331
8 Kemiri 403,5 2.373 403 2,373 401,24 2.368 401,2 2.368 401,2 2.368
9 Pala 2,9 114,6 2,95 114,60 2,63 115,60 2,6 115,6 2,6 115,6
10 Aren 594 891 594,05 891 583,48 891 583,5 891 583,5 981
11 Kapok 15,25 133 14,63 133 15 114 14,6 110 11 105
12 Kayu Manis 2 13 2 13 - 13 2 13 2 13
13 Nilam 176 64,5 176 64,50 178,60 64,50 178,6 64,5 256.2 74,5
14 Tembakau - - 25 250 - 3 - 3,0 - 10,5
Sumber: Dinas Pertanian & Perkebunan Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-69
Tabel 2.75. Capaian Energi dan Protein Per kapita (%) Tahun 2009 s.d
2013
No
Indikator Kinerja
Sesuai Tugas dan
Fungsi SKPD
Target
Realisasi Capaian Tahun Ke-
SPM 2009 2010 2011 2012 2013
Ketersediaan
Energi dan
Protein Per Kapita
(%)
1 Ketersedia
n Energi Perkapita
(kka/kap/hr)
2200 2000 2001 2010 2016 2025
2 Ketersedia
an Protein Perkapita (gram/kap
/hr)
57 1452,3 1575,7 1652,9 1740,6/1616,77 3059/2847,8
3 Penguatan Cadangan
Pangan (%)
100 0 0
4 Ketersediaan Informasi
Pasokan, Harga dan
Akses Pangan di
Daerah (%)
90 40 80 85 60 70
5 Stabilitas
Harga dan pasokan
pangan (%)
90 70 70 70 70 80
6 Skor Pola Pangan
Harapan (SPPH)
90 75,7 79,9 83,5 85,8 87,2
7 Pengawasan dan
Pembinaan Keamanan
pangan (%)
80 - -
8 Penangan Daerah
60 35 48 50 55
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-70
Rawan Pangan (%)
9 Regulasi
Ketahanan Pangan
1
10 Ketersedia
an Pangan Utama (%)
75 55 57 60 62 63
11 KOnsumsi Energi
Perkapita (kkaal/kap
/hr)
2000 1.611,2 1.669,2 1.708,9 1.745,5 1.797,5
12 Konsumsi Protein Perkapita
(gram/kap/hr)
52 45 46,3 47,1 48,2 49,2
Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kab. Enrekang
Tabel 2.76. Populasi Ternak 2009 s.d 2013
Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Enrekang
No. Jenis
Ternak
Populasi ternak per tahun (ekor)
2009 2010 2011 2012 2013
A Ternak
1 Sapi Perah 1,508 1,494 1,362 1,455 1,083
2 Sapi
potong
30,168 36,273 42,107 45,073 45,250
3 Kerbau 2,641 3,144 3,489 3,240 3,271
4 Kambing 34,866 39,514 36,324 35,330 34,224
5 Kuda 981 699 553 642 601
B Unggas
1 Ayam ras
petelur
290,429 397,747 654,109 685,747 821,200
2 Ayam ras broiler
11,250 57,255 22,000 59,100 18,600
3 Ayam buras
121,178 165,621 165,446 154,585 155,214
4 Itik/Manila 3,433 671 565 814 788
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-71
Tabel 2.77. Jumlah Produksi (Kg) Tahun 2009 s.d 2013 Kab.
Enrekang
Komoditas Produksi (Kg)
2009 2010 211 2012 2013
N
o
Uraian 1 2 3 4 5
1 Daging Sapi
a Sapi
Pedagin
g
118.280 185.120 210.600 109.920 335.160
B Sapi
Perah
115 95 170 550 1.350
2 Daging Ayam
A Ayam
Kampun
g
121.178 219.078 112.464 99.223 118.743
B Ayam
Ras
127.135 843.765 583.211 431.261 922.680
3 Telur
A Ayam
Kampun
g
2.680 8.362 8.781 6.889 4.751
B Ayam
Ras
5.210.68
0
5.409.31
9
8.755.51
4
9.225.17
0
12.867.81
4
C Itik 1.500 917 793 526 328
3 Susu
a Kerbau 3.380 1.165 655 3.468 4.088
b Sapi
Perah
1.215.36
0
1.314.72
0
1.290.27
5
1.548.69
5
1.235.160
Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-72
2. Kehutanan
Tabel 2.78. Luas Kawasan Hutan Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
Funsi Kawasan Tahun (Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
Hutan Lindung 71.787 71.787 71.787 71.787 67.966
Hutan Produksi
Terbatas 9.858 9.858 9.858 9.858 7.915
Total 81.645 81.645 81.645 81.645 75.881
Sumber: Dinas Kehutanan Kab. Enrekang
Tabel 2.79. Luas Lahan Kritis Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
Uraia
n
Tahun (Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
Lahan
Kritis
44,644.6
0
42,676.6
0
40,715.5
0
38,737.5
0
37,543.1
2
Sumber: Dinas Kehutanan Kab. Enrekang
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
Tabel 2.80. Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kabupaten Enrekang
NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kebutuhan GWH 42,00 45,36 48,99 52,91 57,14
- rumah tangga GWH 39,28 42,42 45,81 49,48 53,44
- Komersial GWH 1,30 1,40 1,51 1,64 1,77
- Public GWH 1,41 1,52 1,64 1,78 1,92
- Industri GWH 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02
2. Susut & Losses (T&D)
% 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
3. Total Susut & Losses % 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5
4. Faktor Beban % 66,20 71,50 77,22 83,39 90,06
5. Produksi GWH 45,00 48,60 52,49 56,69 61,22
6. Beban Puncak MW 8,30 8,96 9,68 10,46 11,29
7. Kapasitas Terpasang
(Existing) MW 21 21 21 21 21
8. TOTAL KAPASITAS MW 8,00 8,60 9,30 9,90 10,56
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-73
NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013
SISTEM
9. DAYA YANG DIBUTUHKAN*
MW 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00
Sumber: Dinas Pertambangan & Energi Kab. Enrekang
Tabel 2.81. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. RT dengan daya 450 watt
38,65 28,99 21,47 16,30 12,23
2. RT dengan daya 900 watt
47,76 47,81 47,86 47,91 47,95
3. RT dengan daya
1.300 watt 12,31 13,29 14,36 15,50 16,74
4. RT dengan daya 2.200 watt
1,09 1,18 1,27 1,37 1,48
5. RT dengan daya >
2.200 watt 0,19 0,21 0,23 0,24 0,26
6.
Total Jumlah Rumah
Tangga menggunakan listrik
39.739 42.918 43.261 43.608 43.956
7. Jumlah Rumah
Tangga 44.981 45.332 45.332 46.042 46.401
8.
Persentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik
(6)/(7)
0,88 0,95 0,95 0,95 0,95
Sumber: Dinas Pertambangan & Energi Kab. Enrekang
4. Pariwisata
Tabel 2.82. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara di Obyek Wisata Kabupaten Enrekang Tahun 2009–2013
Tahun Jumlah kunjungan
2009 645 (mancanegara), 4.426
(Lokal)
2010 1.747 (Mancanegara), 8.742
(Lokal)
2011 1.499 (Mancanegara), 13.686 (Lokal)
2012 556 (Mancanegara), 9.692
(Lokal)
2013 531 (Mancanegara), 6102 (Lokal)
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Parawisata Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-74
Tabel 2.83. Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Enrekang
No. ODTW Pengelola Tenaga
Kerja
Tahun Oprsi
nal
1. Permandian Lewaja Pemda 11 org
2. Villa Bambapuang Pemda 19 org 2004
3. Taman Budaya Tontonan
Kerjasama KPA Lembayung
2009
4. Kawasan Benteng Alla Kerjasama
Fokas -
2010
5. Pondok Wisata
Massemba
CV Sabar
Akram
5 org -
Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Parawisata Kab. Enrekang
5. Perikanan
Tabel 2.84. Produksi Subsektor Perikanan Menurut Tahun di Kabupaten Enrekang
Tahun 2009-2013
No. Tahun Sawah Kolam Perairan
Umum
Jumlah
1 2013 402,22 295,36 11,70 709,28
2 2012 269,73 168,01 11,70 449,44
3 2011 257,57 138,38 21,58 822,92
4 2010 239,49 138,38 86,75 464,62
5 2009 134,37 114,38 76,75 325,50
Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan kab. Enrekang
6. Perdagangan
Tabel 2.85. Banyaknya Peneribtan SIUP di Kabupaten Enrekang (2009-2013)
No. Tahun Klasifikasi Pedagang
Jumlah Kecil Menengah Besar
1 2009 187 7 - 194
2 2010 190 9 2 201
3 2011 346 66 7 419
4 2012 360 112 19 501
5 2013 374 215 56 645
Sumber: KPTSP kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-75
7. Perindustrian
Tabel 2.86. Perkembangan Jumlah IKM
di Kabupaten Enrekang (2009-2013)
No Tahun Jumlah Perusahaan
IKM Jumlah Tenaga
Kerja
1 2009 2789 6687
2 2010 2812 6784
3 2011 2454 4518
4 2012 2942 6499
5 2013 3008 4552
Sumber: Dinas Koperindag Kab. Enrekang
2.1.3. Aspek Iklim Berinvestasi
Tabel 2.87. Lama Proses Perijinan Kabupaten Enrekang
NO Uraian
Lama
mengurus (hari)
Jumlah
persyaratan (dokumen)
Biaya resmi
(rata-rata maks Rph)
1. SIUP 1 hari 7 Gratis
2. TDP 1 hari 7 Gratis
3. IUI 1 hari 7 Gratis
4. TDI 1 hari 7 Gratis
5. IMB 2-3 hari 13 Luas bangunan X tariff harga
dasar bangunan X prosentase
6. HO 1 hari 7 Luas tempat usaha X
golongan usaha
Sumber: KPTSP Kab. Enrekang
2.1.4. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Tabel 2.88. Rasio Ketergantungan Tahun 2009 s.d 2013
Kabupaten Enrekang
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun
49.946 56.965 78.820 75.496 71.712
2. Jumlah Penduduk usia > 64 tahun
12.607 13.161 20.173 18.614 15.926
3. Jumlah Penduduk Usia
Tidak Produktif (1) &(2) 62.553 70.126 98.993 94.110 87.638
4. Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun
121.514 129.324 168.267 160.632 159.306
5. Rasio ketergantungan (3) / (4)
0,51 0,54 0,59 0,59 0,55
Sumber: Dinas Catatan Sipil Kab. Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
II-76
Tabel 2.89. Rasio Lulusan SD S/D S1 Kabupaten Enrekang Tahun
2009-2013
NO JENIS
PENDIDIKAN 2009
2010 2011 20012 20013
1 SD 4,229 5,891 4,084 4,433 4,657
2 SMP 3,718 2,768 2,659 3,543 3,291
3 SMA 1,874 2,450 2,114 2,649 2,894
4 JUMLAH LULUSAN
9,821 11,109 8,857 10,625 10,842
5
JUMLAH
PENDUDUK
190,576
190,579 192,163 193,683 193,783
6 RASIO LULUSAN (5/6)
5.15 5,83 4.61 5.49 5.59
Sumber: Dinas Pendidikan kab. Enrekang
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak terpisah
dan terintegrasi dengan pengelolaan Keuangan Negara, sehingga prinsip-
prinsip yang terkandung di dalamnya tidak bisa dilepaskan dengan
keberadaan undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu: Undang –
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang –
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga Undang – Undang ini menjadi
dasar dari munculnya Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang kemudian dirubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Khusus terkait dengan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, juga harus memperhatikan Undang –
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Sejalan dengan alokasi dana transfer Pemerintah yang sebagian besar
telah diberikan diskresi sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Seluruh
penerimaan dan pengeluaran daerah yang menjadi hak dan kewajiban harus
diadministrasikan dalam APBD. Pengelolaan keuangan daerah selain
dilakukan secara efektif dan efisien yang diharapkan dapat mendukung tata
kelola pemerintah daerah yang baik bersandarkan pada prinsip-prinsip
transparansi, responsivitas, efisien, efektif, akuntabilitas, partisipatif,
terukur, berkeadilan, responsif gender dan berwawasan lingkungan.
3.1. Kinerja Keuangan Masal Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan
tindak lanjut dan sekaligus merupakan wujud dari pengelolaan keuangan
daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah, terdiri dari
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. APBD disusun dengan berpedoman
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.2
pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan Pemerintah. Dalam penyusunan rencana anggaran
belanja tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan anggaran
berbasis kinerja (performance budgeting atau activity base) yaitu berdasar
pada prestasi kerja yang akan di capai. Dalam penyusunan APBD yang
berdasarkan pendekatan kinerja, maka penyusunan rancangan APBD harus
berpedoman pada RKPD.
APBD merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah
daerah yang disetujui oleh DPRD dengan Peraturan Daerah. Dalam
hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD merupakan komitmen politik
penyelenggara pemerintahan daerah untuk mendanai Prioritas
pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan.
Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah, maka
pada hakekatnya APBD mencerminkan semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun
waktu satu tahun. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah
penyelarasan kebijakan (policy), perencanaan (planning), dengan
penganggaran (budgeting).
A. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah merupakan
komponen yang sangat penting dan strategis dalam struktur APBD,
mengingat peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah,
pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan
meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi
semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD),
yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam
satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.
Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Enrekang diperoleh dari
berbagai sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.3
Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Sepanjang Tahun Anggaran 2008-2013, pendapatan daerah
Kabupaten Enrekang menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan,
yaitu dari Rp. 436,522 Milyar lebih pada Tahun 2008, menjadi Rp 639,914
Milyar lebih pada Tahun 2013. Hal ini berarti dalam lima tahun terakhir,
pendapatan daerah Kabupaten Enrekang meningkat sebesar Rp.203,391
Milyar lebih, atau 46,59%.
Di antara ketiga kelompok pendapatan, terlihat bahwa Dana
Perimbangan mengalami peningkatan yang paling tinggi yakni 56,76%,
kemudian Lain-lain Penerimaan Daerah yang Sah 17,39%, sedangkan
Pendapatan Asli Daerah mengalami pertumbuhan 8,17%.
Tabel 3.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang
Tahun 2008-2013
TAHUN PAD DANA
PERIMBANGAN
LAIN-PAIN PENERIMAAN
DAERAH
PENDAPATAN
APBD
2008 21.454.853.997 328.799.936.316 86.267.471.928 436.522.262.241
2009 23.787.965.220 339.738.707.233 60.630.586.424 424.157.258.877
2010 14.650.195.063 330.935.581.406 110.569.953.098 456.155.729.567
2011 13.465.906.863 376.761.500.748 149.005.978.560 539.233.386.170
2012 17.920.619.304 459.138.098.394 78.649.105.867 555.707.823.566
2013 23.206.692.870 515.435.214.298 101.272.244.630 639.914.151.798
Pertumbu-han
8,17 56,76 17,39 46,59
Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah, yang terdiri atas: (i)
Pendapatan Asli Daerah (PAD); (ii) Dana Perimbangan; dan (iii) Lain-lain
pendapatan daerah yang sah; selengkapnya akan dibahas secara rinci dalam
bagian berikut.
1. Pendapatan Asli Daerah
Dalam UU Nomor 33 Tahun 2004, Pasal 1, angka 18 telah
dinyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.4
yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah
(Perda) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus terkait
dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus
memperhatikan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, beserta peraturan pendukung lainnya dalam
menentukan Perda yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
Sumber-sumber PAD menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi
Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan
(iv) Lain-lain PAD yang sah. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya
mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil
dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan dalam
APBD secara keseluruhan.
Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal
2, ayat (2) telah dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota
terdiri atas: (i) Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak Hiburan; (iv)
Pajak Reklame; (v) Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan; (vii) Pajak Parkir; (viii) Pajak Air Tanah; (ix) Pajak
Sarang Burung Walet; (x) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan; dan (xi) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini
memberikan pemahaman kepada daerah, bahwa Daerah diberi
kewenangan dan hak untuk merancang dan mempersiapkan peraturan
daerah yang terkait dengan peraturan perundangan tersebut, termasuk
juga di Kabupaten Enrekang.
Dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus
diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Untuk
itu, dalam rangka pemantapan kekuatan fiskal daerah, optimalisasi
sumber-sumber pendapatan daerah mempunyai peranan yang sangat
strategis, dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan umum. Langkah-langkah optimalisasi
pendapatan daerah perlu lebih dimaksimalkan.
Dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Pemerintah Kabupaten Enrekang senantiasa berusaha untuk tidak
menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.5
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diupayakan melalui
penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak
dan retribusi daerah, law enforcement dalam upaya membangun
ketaatan Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD)
serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan
pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang
dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan
kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau.
Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
selama tahun 2008-2013 di Kabupaten Enrekang, dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.
Tabel 3.2 Perkembangan Realisasi PAD dan Proporsinya terhadap Realisasi
Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD
(Rp)
Proporsi PAD
thd Pendapatan
APBD (%)
1 2 3 4 5=3/4
01. 2008 21.454.853.997 436.522.262.241 4,91
02. 2009 23.787.965.220 424.157.258.877 5,61
03. 2010 14.650.195.063 456.155.729.567 3,21
04. 2011 13.465.906.863 539.233.386.170 2,50
05. 2012 17.920.619.304 555.707.823.566 3,22
06. 2013 23.206.692.870 639.914.151.798 3,63
Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, proporsi atau
konstribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan
daerah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 memperlihatkan
kecenderungan menurun. Proporsi tertinggi pada tahun 2009 senilai
5,61% dan menurun hingga mencapai angka terendah 2,50% TAHUN
2011, kemudian meningkat kembali menjadi 3.63% tahun 2013. Hal ini
menggambarkan bahwa kinerja pencapaian target PAD belum maksimal
karena disebabkan ketidaktepatan dalam menetapkan target penerimaan
PAD. Pemerintah Kabupaten Enrekang perlu berupaya maksimal untuk
mengembangkan dan menggali potensi pendapatan yang ada.
Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD setiap tahunnya
cenderung meningkat dari 8,69% tahun 2008 menjadi 14,71% Tahun
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.6
2013. Peningkatan realisasi pajak daerah meningkat signifikan pada
tahun 2012 karena pengelolaan Pajak/PBB oleh Pemerintah Pusat
diserahkan ke Daerah berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selama tahun 2008-2013 tingkat
kontribusinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan
PAD ( % )
Kontribusi
Pajak thd PAD
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = ((3)/(4))
01. 2008 1.865.269.718 21.454.853.997 -- 8,69
02. 2009 1.870.593.930 23.787.965.220 0,11 7,86
03. 2010 1.483.152.466 14.650.195.063 -0,38 10,12
04. 2011 1.910.401.016 13.465.906.863 -0,08 14,19
05. 2012 2.999.321.102 17.920.619.304 0,33 16,74
06. 2013 3.413.931.005 23.206.692.870 0,29 14,71
2. Dana Perimbangan
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah
dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan
untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga
bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi
kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Ketiga komponen
Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah
serta merupakan satu kesatuan yang utuh.
Dalam prakteknya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum
berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak),
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.7
Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil
Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri
dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi,
Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil
Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, berdasarkan UU Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PBB murni
menjadi Pajak Daerah.
Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar pada
kisaran rata-rata diatas 70%, hal ini menunjukan bahwa Kabupaten
Enrekang dalam pendanaan daerah masih sangat tergantung pemerintah
pusat. Proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan APBD sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD
Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
No. Tahun Dana Perimbangan
(Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Dana
Perimbangan thd Pendapatan APBD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
01. 2008 328.799.936.316 436.522.262.241 75,32
02. 2009 339.738.707.233 424.157.258.877 80,10
03. 2010 330.935.581.406 456.155.729.567 72,55
04. 2011 376.761.500.748 539.233.386.170 69,87
05. 2012 459.138.098.394 555.707.823.566 82,62
06. 2013 515.435.214.298 639.914.151.798 80,55
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di
Kabupaten Enrekang bersumber dari: (i) Pendapatan Hibah (Pendapatan
Hibah dari Pemerintah), (ii) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian
dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bagian dari Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah Tanah (ABT),
Bagian dari Pajak Air Permukaan (AP), (iii) Dana Penyesuaian; dan (iv)
Bantuan Keuangan dari Provinsi.
Proporsi lain-lain pendapatan daerah yang sah yang diterima
Pemerintah Kabupaten Enrekang walaupun fluktuatif namun relatif
cukup besar rata-rata 19,32%. Proporsi lain-lain pendapatan daerah
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.8
yang sah terhadap pendapatan APBD di Kabupaten Enrekang,
selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.5
Jumlah Lain –lain pendapatan yang sah dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
No. Tahun Lain-lain
Pendapatan yang
Sah (Rupiah)
Pendapatan APBD
(Rupiah)
Proporsi Lain-lain
Pendapatan yg Sah
thd Pendapatan APBD (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
01. 2008 86.267.471.928 436.522.262.241 19,76
02. 2009 60.630.586.424 424.157.258.877 14,29
03. 2010 110.569.953.098 456.155.729.567 24,24
04. 2011 149.005.978.560 539.233.386.170 27,63
05. 2012 78.649.105.867 555.707.823.566 14,15
06. 2013 101.272.244.630 639.914.151.798 15,83
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008-2012, disusun dengan
pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil
dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan kinerja satuan
kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan integrasi
perencanan terhadap penganggaran daerah, serta menjamin efektivitas
dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan
sesuiai agenda strategis yang akan tertuang dalam RPJMD 2014-2018.
Analisis Belanja Daerah adalah instrumen penting untuk
mengetahui kecenderungan belanja daerah pada periode tahun 2008-
2013 dan kearah mana yang diinginkan selama lima tahun ke depan
(2014-2018) sesuai pencapaian visi, misi pemerintah daerah. Realisasi
Belanja Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013 yang menunjukkan
klasifikasi Belanja Daerah nampak mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari Rp.460,054 Milyar lebih pada tahun 2008 menjadi
sebesar Rp.589,394 Milyar lebih pada Tahun 2013. Tingkat
pertumbuhan Belanja Daerah yang dicapai rata-rata 5,54% persen per
tahun, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.9
pendapatan daerah 9,32% per tahun. Hal ini menggambarkan bahwa
anggaran daerah sebagian terserap pada pengeluaran pembiayaan.
Tabel 3.6
Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013
TAHUN BELANJA TIDAK
LANGSUNG
BELANJA
LANGSUNG TOTAL BELANJA
2008 196.788.127.108 263.266.757.649 460.054.884.757
2009 212.100.625.924 290.702.451.895 502.803.077.819
2010 250.754.541.633 194.775.319.379 445.529.861.012
2011 281.281.458.625 235.592.873.880 516.874.332.505
2012 316.682.652.298 210.417.972.947 527.100.625.245
2013 357.342.280.454 232.052.364.850 589.394.645.304
Pertum. 81,59 -11,86 28,11
Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total belanja dan
memperlihatkan trend meningkat dari 33,65% tahun 2008 menjadi
54,74% tahun 2013 atau rata-rata meningkat 16,02% per tahun. Hal ini
disebabkan karena kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat
mengimbangi kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah
pusat. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.7 Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun
2008-2013
No. Tahun Belanja Pegawai
(Rupiah)
Total Belanja
(Rupiah)
Persentase Belanja
Pegawai thd Total
Belanja (%)
(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))
01. 2008 154.801.419.816 460.054.884.757 33,65
02. 2009 176.781.519.976 502.803.077.819 35,16
03. 2010 228.944.096.796 445.529.861.012 51,39
04. 2011 259.992.970.849 516.874.332.505 50,30
05. 2012 295.563.938.937 527.100.625.245 56,07
06. 2013 322.644.280.417 589.394.645.304 54,74
Selama periode Tahun 2008-2012, pelaksanaan APBD khususnya
aspek Belanja Daerah tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang
terjadi antara lain :
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.10
(i) Proses perencanaan dan penganggaran APBD yang belum sesuai
jadwal yang di tetapkan, meskipun penetapan APBD masih bisa
tepat waktu.
(ii) Realisasi belanja yang belum sesuai dengan target anggaran kas.
(iii) Kecenderungan peningkat belanja tidak langsung khususnya pada
komponen Belanja Gaji PNS lebih besar sehingga menyerap proporsi
anggaran Belanja Langsung.
(iv) Realisasi DAK yang masih terkendala dalam pelaksanaannya.
(v) Proses pengadaan barang yang masih perlu pembenahan pada
SKPD.
Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi suatu pelajaran
bagi Pemerintah Kabupaten Enrekang untuk menjadi catatan perbaikan
di masa mendatang dalam rangkan penyelenggaraan pemerintah yang
baik.
3.1.2. Neraca Daerah
Analisa neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan
keuangan daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio
aktivitas serta kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana
pembangunan daerah.
Dalam Lampiran II, PP Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan bahwa
Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Oleh
karenanya, Neraca Daerah secara umum akan memuat posisi Aset Daerah,
Hutang/Kewajiban Daerah, serta posisi Ekuitas Dana atau kekayaan bersih
Pemerintah Daerah pada akhir tahun anggaran. Neraca Daerah secara
keseluruhan merupakan akumulasi dari neraca di masing-masing Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Penggambaran Necara Daerah di suatu Pemerintahan Daerah
mempunyai manfaat, antara lain yaitu: (i) untuk mengetahui posisi aset,
hutang, dan kekayaan bersih Pemerintah Daerah; (ii) untuk mengetahui
likuiditas atau ketersediaan sumber daya guna memenuhi kebutuhan
jangka pendek atau kebutuhan operasional pemerintahan; dan (iii) untuk
menilai kemampuan keuangan jangka panjang atau kebutuhan investasi
yang dilakukan.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.11
Neraca Daerah merupakan bagian dari bentuk pelaporan pertanggung-
jawaban, baik bagi setiap satuan unit kerja (Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau SKPD) maupun akumulasi dari keseluruhan SKPD, yang akan
dilaporkan oleh Pemerintah Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Oleh karenanya terdapat 2 (dua) macam pelaporan
pertanggungjawaban, yaitu: (i) Pelaporan dan Pertanggungjawaban oleh
SKPD, yang mencakup: (a) Laporan Realisasi Anggaran – SKPD (LRA-SKPD);
(b) Neraca – SKPD; dan (c) Catatan Atas Laporan Keuangan – SKPD (CALK-
SKPD); dan (ii) pelaporan dan Pertanggungjawaban oleh Pemerintah Daerah,
yang mencakup: (a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (b) Neraca Daerah; (c)
Laporan Arus Kas (LAK); dan (d) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).
1. Aset Daerah
Aset Daerah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset daerah
adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik
langsung maupun tidak langsung bagi kegiatan operasional pemerintah,
berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
Pos Aset dalam Neraca Daerah mencakup aset lancar dan aset non
lancar. Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar jika
diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai
atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Masuk dalam klasifikasi ini adalah kas atau setara dengan kas, investasi
jangka pendek, piutang dan persediaan.
Sementara aset non lancar adalah semua aset yang tidak bisa
dimasukkan ke dalam aset lancar, yang mencakup aset yang bersifat
jangka panjang dan aset yang tak berwujud yang digunakan baik
langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang
digunakan oleh masyarakat umum. Aset non lancar diklasifikasilan lagi
menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset
lainnya.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.12
Aset Daerah di Kabupaten Enrekang secara keseluruhan, pada
posisi 31 Desember 2013 menunjukkan angka sebesar
Rp.1,415.243.049.126,46. Aset Daerah dalam pos Neraca Daerah
Kabupaten Enrekang, terdiri dari: (i) Aset Lancar; (ii) Aset Tetap; dan (iii)
Aset Lain-lain. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.13
Tabel 3.8 Aset Pemeritah Daerah Kabupaten Enrekang dalam Neraca 2009-2013
Kode Pos Aset Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 ASET
1.1 ASET LANCAR 11.366.863.884,30 23.228.186.528 14.219.784.692,62 7.744.964.265,50 30.195.603.738,47
1.1.1 Kas
Kas di Kas Daerah 2.332.314.397,90 14.891.644.091,50 5.635.872.759,94 157.783.488,12 23.229.631.261,27
Kas di Bendahara
Penerimaan 4.088.060 25.433.000 223.309.919 398.188.261 630.000
Kas di Bendahara
Pengeluaran 2.549.398.323,47 1.626.954.962 1.890.183.030 2.078.411.646 2.731.529.687
1.1.2 Investasi Jangka Pendek
1.1.3 Piutang
Piutang Pajak 268.118.128 111.735.466 152.682.610 139.771.150 129.809.569
Piutang Retribusi 141.325.000 70.606.500 260.935.034 289.070.000 133.945.000
Piutang lain-lain
Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
1.1.4 Piutang Lain-lain 4.644.940.362 5.032.051.580 4.513.309.332 3.792.909.779 3.524.073.600
1.1.5 Persediaan 1.426.679.612,93 1.409.760.929 1.543.491.944,68 1.722.086.663,53 1.527.429.481
1.1.6 Belanja dibayar Dimuka
Uang Muka
Pemeliharaan
1.2 INVESTASI JANGKA
PANJANG 16.085.318.673 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001 8.510.000.001
1.2.1 Investasi Nonpermanen
Investasi Nonpermanen
Lainnya 3.880.057.693
1.2.2 Investasi Permanen
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah 12.205.260.980 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001 8.510.000.001
1.3 ASET TETAP 1.117.423.728.107,27 1.240.199.234.100,22 1.170.737.235.108,24 1.264.638.601.050,99 1.375.438.459.892,99
1.3.1 Tanah 202.552.071.100 202.957.905.900 249.763.886.000 250.034.050.500 250.122.378.500
1.3.2 Peralatan dan Mesin 111.686.405.765,19 131.153.021.116,19 128.568.158.797 134.998.420.842 154.187.058.972
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.14
Kode Pos Aset Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.3.3 Gedung dan Bangunan 316.757.470.987,62 333.005.949.475,62 483.615.250.049,84 520.447.528.682 550.104.800.791,59
1.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 475.244.323.389,01 551.248.269.265,12 266.754.443.459 330.798.518.202,40 390.927.440.451,40
1.3.5 Aset Tetap Lainnya 6.279.714.850 7.528.873.397 20.616.780.189 22.154.655.489 22.799.482.489
1.3.6 Konstruksi dalam
Pengerjaan 4.903.742.015,45 14.305.214.946,24 21.418.715.813 6.205.427,335 7.297.298.689
1.3.7 Akumulasi Penyusutan
1.4 DANA CADANGAN
1.4.1 Dana Cadangan
1.5 ASET LAINNYA 8.998.014.908,38 1.118.985.440
1.5.1 Tagihan Penjualan
Angsuran
1.5.2 Tagihan Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah 7.864.609.930,83 253.501.982 54
1.5.3 Kemitraan dengan Pihak
Ketiga
1.5.4 Aset Tak Berwujud 239.100.000 239.100.000 239.100.000 239.100.000 239.100.000
1.5.5 Aset Lain-lain 894.304.978 879.885.440 879.885.440 1.004.542.659 859.885.440
Total Aset 1.153.873.925.572,95 1.273.890.271.944,75 1.194.586.005.178,86 1.282.390.709.958,49 1.415.243.049.126,46
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.15
2. Kewajiban Daerah
Kwajiban Daerah adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran ke luar atas sumber daya
ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena
konsekuensi atas pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk
bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul
antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari
masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga
internasional. Kwajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan
pegawai yang bekerja pada pemeritah atau pada pemberi jasa lainnya.
Kewajiban Daerah, secara umum diklasifikasikan menjadi
kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Suatu
kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika
diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
tanggal pelaporan, semisal utang transfer pemerintah atau utang kepada
pegawai. Utang jangka pendek akan menyerap aset lancar dalam tahun
pelaporan berikutnya.
Pos Kewajiban dalam Neraca Daerah di Kabupaten Enrekang,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.16
Tabel 3.9 Kewajiban Pemeritah Daerah dalam Neraca Tahun 2008-2013
Kode Pos Kewajiban Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2 KEWAJIBAN
2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
22.934.161.339,52 34.552.979.514,36 43.073.160.067,92 31.678.761.752,79 34.263.121.373,59
2.1.1 Utang Perhitungan Pihak
Ketiga 80.732.667 4.600.305 4.600.305 40.565.067 21.947.589
2.1.2 Utang Bunga
2.1.3 Utang Pajak
2.1.4 Bagian Lancar Utang Jangka
Panjang Lainnya
2.1.5 Pendapatan Diterima Dimuka
2.1.6 Utang Jangka Pendek
Lainnya 22.853.428.672,52 34.548.379.209,36 43.068.559.762,92 31.638.196.685,79 34.241.173.784,59
2.2 KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG
2.2.1 Utang Dalam Negeri -
Pemerintah Pusat
2.2.2 Utang dalam Negeri-
Obligasi
Jumlah KEWAJIBAN
Pemerintah 22.934.161.339,52 34.552.979.514,36 43.073.160.067,92 31.678.761.752,79 34.263.121.373,59
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.17
3. Ekuitas Dana Daerah
Ekuitas Dana Daerah adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas
Dana dalam Neraca Daerah secara umum terdiri dari: (i) Ekuitas Dana
Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar antara lain berupa sisa
lebih pembiayaan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan,
dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka
pendek. Sedang Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan
pemerintah yang tertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan,
yang mencakup investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya,
dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Sementara Ekuitas Dana
Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.18
Tabel 3.10 Ekuitas Dana Pemeritah Daerah dalam Neraca 2009-2013
Kode Pos Ekuitas Dana Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3 EKUITAS DANA
3.1 Ekuitas Dana Lancar
3.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA) 4.800.980.054,37 16.513.998.748,50 7.521.455.484 2.195.630.067,12
3.1.2 Pendapatan yang Ditangguhkan 4.008.060 25.433.000 223.309.919 398.188.261
3.1.3 Cadangan Piutang 5.054.383.490 5.214.393.546 4.926.926.976 3.388.494.206,85 3.1.4 Cadangan Persediaan 1.426.679.612,93 1.469.760.929 1.543.491.944,68 1.722.086.663,53
3.1.5 Cadangan Belanja Dibayar
Dimuka
3.1.6 Dana Lancar
3.1.7 Dana yg Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
Pendek
(22.853.428.672,52) (34.548.379.209,36) (43.068.559.762,92) (31.638.196.685,79)
3.2 Ekuitas Dana Investasi 1.250.622.085.416,25 1.180.366.220.549,24 1.274.645.745.692,99
3.2.1 Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Panjang 16.085.318.673 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001
3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.117.423.728.107,27 1.240.199.234.100,22 1.170.737.235.188,24 1.264.638.601.050,99
3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya 8.998.014.988,38 1.118.985.440 1.118.985.440 1.497.144.641
3.2.4
Dana yg Harus Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka
Panjang
3.3 Ekuitas Dana Cadangan
3.3.1 Diinvestasikan dalam Dana
Cadangan
Total EKUITAS DANA Pemerintah 1.130.939.764.233,43 1.239.337.292.430,39 1.151.512.845.110,94 1.250.711.948.205,78
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.19
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
Kemampuan fiskal daerah (fiscal capacity) merupakan faktor yang
sangat krusial dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan
kesejahteraan umum dan pembangunan daerah secara umum. Karena itu,
upaya optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, perlu terus
ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu dan sinergi antar-
SKPD/unit kerja pengelola pendapatan daerah.
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
a. Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan Pendapatan Daerah sepanjang tahun 2008-2013
diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah dengan
memaksimalkan penggalian potensi pendapatan daerah melalui program
intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, aspek kewenangan, aspek potensi, aspek
keadilan dan kemampuan masyarakat.
Beberapa kegiatan strategis yang berkaitan dengan upaya
peningkatan pendapatan daerah antara lain :
Melakukan Ekstensifikasi dan Intensifikasi terhadap sumber – sumber
pendapatan.
Melakukan revisi terhadap peraturan – peraturan Daerah di bidang
pendapatan yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan ekonomi.
peningkatan SDM pengelola PAD.
Meningkatkan intensitas penyuluhan perpajakan, agar masyarakat
sadar akan kewajibannya membayar pajak.
Mengadakan perbaikan terhadap sistim pengelolaan administrasi
pendapatan, agar mulai dari perencanaan, pemantapan, pemungutan,
penyetoran dan pertanggung jawaban pendapatan dapat lebih efektif.
Penyediaan sarana dan prasarana Pendapatan Daerah
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.20
b. Kebijakan Belanja Daerah
Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Melihat
perkembangan realisasi Belanja Daerah pada periode tahun 2009-2013,
menunjukkan bahwa Proporsi anggaran Belanja Tidak Langsung
cenderung meningkat, dari 45,11% tahun 2009 meningkat menjadi
59,45% tahun 2013.
Peningkatan Belanja tidak Langsung tidak hanya berdasarkan
pertimbangan kebutuhan aparatur atau belanja gaji yang signifikan
kenaikannya dari Rp.164,44 Milyar lebih tahun 2009 menjadi Rp.338,08
Milyar lebih tahun 2013, namun juga adanya belanja Bantuan keuangan
kepada pemerintah desa terus meningkat yang menjadi bagian dari
komponen Belanja Tidak Langsung.
Proporsi Belanja Modal pada kelompok Belanja Langsung
memperlihatkan trend fluktuatif dan cenderung menurun. Jika
diperbandingkan alokasi belanja modal ditahun 2009 porsinya 35,41%
dari total belanja daerah, mengalami penurunan pada tahun 2013
menjadi 20,40% dari total belanja daerah. Hal ini menggambarkan bahwa
terjadi penurunan kemampuan keuangan daerah dalam penyediaan
infrastruktur pelayanan publik. Selengkapnya dapat disajikan pada tabel
berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.21
Tabel 3.11 Porporsi Alokasi Belanja Daerah Tahun 2008-2013
NO. URAIAN 2009 % 2010 % 2011 % 2012 % 2013 %
2,1
BELANJA
TIDAK
LANGSUNG
216.140.311.338 45,11 253.570.259.766 51,26 280.024.184.792 49,84 324.207.250.850 57,65 375.329.195.517 59,45
2.1.1 Belanja
Pegawai 164.440.327.828 34,32 230.000.259.767 46,50 258.351.184.792 45,98 301.123.950.850 53,54 338.081.295.517 53,55
2.1.2 Belanja Bunga 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2.1.3 Belanja Subsidi
20.389.517.000 4,26 2.820.000.000 0,57 750.000.000 0,13 0 0,00 0 0,00
2.1.4 Belanja Hibah 5.290.000.000 1,10 1.250.000.000 0,25 1.050.000.000 0,19 5.015.000.000 0,89 17.000.000.000 2,69
2.1.5 Belanja
Bantuan Sosial 6.515.425.714 1,36 6.500.000.000 1,31 6.150.000.000 1,09 2.696.000.000 0,48 3.000.000.000 0,48
2.1.6
Belanja Bagi
Hasil kepada
Prop/Kab/Kota
0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2.1.7
Belanja
Bantuan
Keuangan
18.000.750.796 3,76 12.000.000.000 2,43 12.573.000.000 2,24 14.122.300.000 2,51 15.997.900.000 2,53
2.1.8 Belanja Tidak
Terduga 1.504.290.000 0,31 1.000.000.000 0,20 1.150.000.000 0,20 1.250.000.000 0,22 1.250.000.000 0,20
2,2 BELANJA
LANGSUNG 263.009.954.421 54,89 241.075.660.496 48,74 281.828.129.926 50,16 238.212.150.479 42,35 256.017.424.285 40,55
2.2.1 Belanja
Pegawai 27.655.643.426 5,77 35.411.113.340 7,16 44.042.831.556 7,84 17.089.479.036 3,04 28.881.298.300 4,57
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
65.701.782.071 13,71 64.596.800.195 13,06 99.263.700.973 17,67 108.212.017.621 19,24 98.323.932.145 15,57
2.2.3 Belanja Modal 169.652.528.924 35,41 141.067.746.961 28,52 138.521.597.397 24,65 112.910.653.822 20,08 128.812.193.840 20,40
JUMLAH
BELANJA 479.150.265.759 494.645.920.263 561.852.314.718 562.419.401.329 631.346.619.802
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.22
c. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang
dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan
Belanja Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih kecil dari Belanja Daerah,
maka terjadi transaksi keuangan yang defisit dan harus ditutupi dengan
Penerimaan Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih besar dari Belanja
Daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang surplus dan digunakan
untuk Pengeluaran Daerah. Oleh sebab itu, Pembiayaan Daerah terdiri
Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Kelompok penerimaan pembiayaan terbesar pada pos Sisa Lebih
Perhitungan Tahun Lalu, yakni pada tahun 2008 mencapau sebesar
Rp.91,976 Milyar lebih dan mengalami penurunan menjadi Rp.7,835
Milyar lebih pada tahun 2013. Penurunan ini sebagai wujud peningkatan
daya serap anggaran belanja daerah tahun sebelumnya. Keberadaan
anggaran SILPA tahun lalu merupakan bagian dari adanya efesiensi
anggaran belanja daerah tahun lalu.
Pada sisi kelompok Pengeluaran Pembiayaan, porsi anggaran
terbesar pada pos Pembayaran Kewajiban Kepada Pihak Ketiga sebesar
Rp.26,464 Milyar lebih tahun 2013. Keberadaan anggaran yang cukup
besar tersebut lebih disebabkan oleh pihak rekanan pelaksanaan kegiatan
fisik umumnya tidak mampu menyelesaikan kelengkapan administrasi
pencairan dana pada akhir tahun anggaran, sehingga pembayarannya
dibebankan pada tahun berikutnya.
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang
perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari
pinjaman, dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan
antara lain dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.23
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh
pemerintah.
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit
atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada
selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.
Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya.
Gambaran prediksi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Enrekang
selama kurun wakttu 2014-2018 selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.24
Tabel 3.12 Prediksi Pembiayaan Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2014- 2018
NO. URAIAN PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2015
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2016
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2017
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
SURPLUS / (DEFISIT) 6.602.061.778,00 7.239.844.135,88 7.653.927.921,69 7.729.499.204,28 6.808.802.517,64
3,1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 24.100.658.905,00 19.738.800.741,60 15.991.040.593,28 12.992.832.474,62 10.594.265.979,70
3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
23.423.500.927,00 18.738.800.741,60 14.991.040.593,28 11.992.832.474,62 9.594.265.979,70
3.1.2 Pencairan Dana Cadangan
3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan
3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah
3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman 677.157.978,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah
3.1.7 Penerimaan Dana Luncuran
Tahun Lalu
3,2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 30.702.720.683,00 26.978.644.877,48 23.644.968.514,97 20.722.331.678,90 17.403.068.497,33
3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan
3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)
3.2.3 Pembayaraan Pokok Utang
3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah
3.2.5 Penyaluran Dana Luncuran
Tahun Lalu
3.2.6 Pembayaran Kewajiban Kepada
Pihak Ketiga 30.702.720.683,00 26.978.644.877,48 23.644.968.514,97 20.722.331.678,90 17.403.068.497,33
PEMBIAYAAN NETTO (6.602.061.778,00) (7.239.844.135,88) (7.653.927.921,69) (7.729.499.204,28) (6.808.802.517,64)
5 SISA LEBIH ANGGARAN
TAHUN BERKENAN 0,00 0,00 (0,00) (0,00) 0,00
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.25
Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah Kabupaten Enrekang
untuk tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Enrekang yaitu
berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun yang
diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan
belanja daerah. Secara khusus arah kebijakan Pembiayaan Daerah di
Kabupaten Enrekang untuk kurun waktu 2014-2018 yang masuk dalam
kategori penerimaan pembiayaan adalah sebagai berikut:
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA)
diasumsikan tetap setiap tahun, dan akan digunakan untuk
menutup defisit anggaran yang terjadi.
b. Pinjaman daerah merupakan salah satu alternatif sumber
pembiayaan daerah, namun pelaksanaannya selektif dan
merupakan pilihan terakhir bila sumber-sumber pembiayaan
daerah lainnya sudah tidak mampu untuk menutup defisit
anggaran.
2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Enrekang
selama tahun 2014-2018 diarahkan untuk:
a. Pemberian pinjaman daerah diberikan dalam bentuk kredit bergulir
kepada Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
b. Pembayaran kepada Pihak Ketiga diuapayan semakin menurun
melalui peningkatan daya serap anggaran untuk kegiatan-kegiatan
yang dipihak ketigakan.
Merumuskan kebijakan/kerangka regulasi yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat/swasta dalam mendanai program
dan kegiatan pemerintah daerah melalui kerjasama yang saling
menguntungkan (publik private partnership)
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.26
3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2014-2018
Dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dinyatakan bahwa,
kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk
mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari
Anggaran Pemerintah Daerah, sebagai bagian integral dari upaya
pembangunan daerah secara utuh. Analisis kerangka pendanaan bertujuan
untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan
untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama
5 (lima) tahun kedepan yakni 2014-2018. Suatu kapasitas riil keuangan
daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan
berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama. Untuk mengetahui kapasitas fiscal riil
keuangan daerah, maka yang pertama dianalisis adalah seluruh
pengeluaran periodik wajib dan prioritas utama pada masa sebelumnya.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis proyeksi pendapatan
daerah dan belanja daerah.
3.3.1.Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Belanja yang sifatnya wajib adalah belanja yang harus dianggarkan
setiap tahun anggaran. Pada belanja tidak langsung, yang wajib dan
mengikat adalah komponen belanja gaji dan tunjangan, tunjangan profesi
guru, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD, belanja operasional
kepala daerah, serta belanja bantuan Parpol. Total belanja tidak langsung
yang sifatnya wajib dan mengikat tersebut dialokasikan tahun 2013 sebesar
Rp.338,603 Milyar lebih, yang terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
sebesar Rp.282,624 Milyar lebih, Belanja Tunjangan Profesi Guru sebesar
Rp.53,408 Milyar lebih, Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD
sebesar Rp.2,048 Milyar lebih, Belanja Bantuan Parpol sebesar Rp.522 Juta
lebih.
Pada Belanja Langsung, dalam struktur belanja daerah Kabupaten
Enrekang, terdapat 2 komponen yang sifatnya wajib dan mengikat yakni;
Belanja beasiswa pendidikan PNS, serta belanja jasa kantor (khusus tagihan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.27
bulanan kantor seperti telepon, listrik, air dan sejenisnya). Total alokasi
anggaran pada Dua komponen tersebut pada tahun 2013 sebesar Rp.3,822
Milyar lebih. Untuk tahun 2014-2018, pemerintah daerah mengeluarkan
kebijakan pemberian uang makan harian pegawai, yang juga termasuk
kategori belanja yang difatnya wajib dan mengikat.
Pada kelompok pembiayaan pengeluaran, yang sifatnya wajib dan
mengikat adalah pos pembayaran hutang pemerintah daerah, yang pada
tahun 2013 sebesar Rp.29,176 Milyar lebih.
Tabel 3.13
Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Enrekang tahun 2013
URAIAN TAHUN 2013 (Rp)
Belanja Tidak Langsung
338.603.595.517
Belanja Gaji dan Tunjangan
282.624.236.662
Belanaj Tunjangan Profesi Guru
53.408.298.855
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
2.048.760.000
Belanja Bantuan Parpol
522.300.000
Belanja Langsung 3.822.311.000
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
315.000.000
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti
listrik, air, telepon dan sejenisnya)
3.507.311.000
Belanja Uang Makan Harian Pegawai
-
Pembiayaan Pengeluaraan 29.176.407.818
Pembayaran Hutang Pemerintah Daerah
29.176.407.818
TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
371.602.314.335
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.28
3.3.2. Proyeksi Data
A. Pendapatan daerah
Dari berbagai pertimbangan di atas, prediksi Pendapatan Daerah di
Kabupaten Enrekang selama kurun waktu 2014-2018, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.29
Tabel 3.14 Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2011- 2015
NO URAIAN
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN
2014
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN
2015
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN
2016
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN
2017
PREDIKSI TAHUN
ANGGARAN
2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 27.314.922.551 28.605.175.000 29.790.433.750 30.972.855.437 32.204.756.209
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 4.966.000.000 5.214.300.000 5.475.015.000 5.748.765.750 6.036.204.037
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 12.467.500.000 13.090.875.000 13.745.418.750 14.432.689.687 15.154.324.171
1.1.3 Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
2.770.422.551 3.500.000.000 3.570.000.000 3.641.400.000 3.714.228.000
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah 7.111.000.000 6.800.000.000 7.000.000.000 7.150.000.000 7.300.000.000
1,2 DANA PERIMBANGAN 555.038.985.000 604.433.017.000 658.697.347.170 718.374.900.641 783.815.891.248
1.2.1 Bagi Hasil Pajak / bagi Hasil Bukan
Pajak 20.000.000.000 20.400.000.000 20.808.000.000 21.224.160.000 21.648.643.200
1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 484.907.285.000 533.400.000.000 586.750.000.000 645.500.000.000 710.000.000.000
1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 50.131.700.000 50.633.017.000 51.139.347.170 51.650.740.641 52.167.248.048
1,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH 123.445.812.110 128.100.000.000 141.000.000.000 154.350.000.000 169.835.000.000
1.3.1 Pendapatan Hibah 385.448.000 500.000.000 500.000.000 0,00 0,00
1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 20.746.736.110 15.000.000.000 16.500.000.000 18.150.000.000 19.965.000.000
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus 90.341.336.000 99.400.000.000 109.500.000.000 120.250.000.000 132.270.000.000
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi 11.972.292.000 13.200.000.000 14.500.000.000 15.950.000.000 17.600.000.000
PENDAPATAN DAERAH 705.799.719.661 761.138.192.000 829.487.780.920 903.697.756.079 985.855.647.457
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.30
Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah Kabupaten
Enrekang, maka selama kurun waktu 2014-2018 kebijakan-kebijakan
dalam pengelolaan Pendapatan Daerah sebagai berikut:
1. Menetapkan target pendapatan daerah Kabupaten Enrekang
sampai dengan tahun 2018 dapat mendekati sekitar Rp. 985,85
Milyar lebih atau mendekati Rp.1 Trilliun, berdasar atas
perhitungan dan perencanaan anggaran yang rasional.
2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kenaikan rata-
rata per tahunnya sebesar 5 %. Hal ini mengandung makna bahwa
secara bertahap kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah
(TPD) secara proporsi akan terus ditingkatkan.
3. Mengoptimalkan PAD sesuai ketentuan UU Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Upaya ini antara lain
akan ditempuh dengan cara: (i) mulai tahun 2014, Bea Perolehan
atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sudah masuk menjadi
Pajak Daerah dalam PAD, (ii) sejak tahun 2013, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) sudah masuk menjadi Pajak Daerah dalam PAD,
setelah secara bertahap dilakukan alih ketrampilan dan teknologi
dalam pengelolaan PBB.
4. Pengoptimalan sumber-sumber/potensi Pendapatan Asli Daerah
(PAD), yang disesuaikan dengan peraturan perundangan terbaru,
khususnya dengan terbitnya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dengan jalan melakukan
program intensifikasi dan ekstensifikasi pendukung peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,
khususnya untuk meningkatkan sumber pendapatan yang
berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
b. Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan
jenis-jenis pendapatan yang baru, khususnya dengan
ditetapkannya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.31
c. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap
berbagai Peraturan Daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai, baik
terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan
penyesuaiannya dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Membina hubungan yang baik dan kesadaran Wajib Pajak.
e. Meningkatkan peran aktif SKPD yang terkait, dalam rangka
penegakan hukum dan peningkatan pendapatan daerah.
5. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dipungut tidak akan
memberatkan masyarakat dan akan diusahakan bisa mendorong
perkembangan investasi daerah di Kabupaten Enrekang .
6. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, yang dtempuh dengan
cara:
a. Perbaikan sistem dan manajemen dalam pengelolaan
pendapatan guna memberikan kemudahan akses Wajib Pajak
(WP) dan Wajib Retribusi (WR).
b. Penegakan Perda terhadap WP dan WR yang tidak taat
melakukan pembayaran kewajibannya.
7. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.
8. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari Dana Perimbangan
dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, yaitu dengan cara
meningkatkan aktivitas perekonomian Kabupaten Enrekang, melalui
penciptaan iklim usaha yang kondusif, penegakan hukum dan
peraturan perundangan, serta meningkatkan keamanan dan
ketertiban daerah.
B. Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah diarahkan
pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik,
disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan
efisiensi, efektifitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.32
diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis
daerah.
Struktur belanja dalam APBD yakni kelompok belanja tidak
langsung dan belanja langsung pada struktur anggaran 2008-2013
(Beradasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007) dengan uraian, sebagai berikut:
1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja:
a. Belanja Pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta
tambahan penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
- Gaji dan Tunjangan. Pos belanja ini untuk mengantisipasi
adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan
penambahan PNSD perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya
(2011-2015) ditambah acress yang besarnya maksimum 2,5%
dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan);
- Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD
disesuaikan dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan memperhi-
tungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tiap tahunnya
dipredik-sikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar 10%.
b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam
Pemenuhan Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan
pemerintah daerah, khusunya pengalokasian anggaran
dalam APBD, Kabupaten Enrekang belum pernah
melakukan pinjaman, sehingga tidak ada Pembayaran Bunga
Pinjaman.
c. Belanja Hibah dugunakan untuk mendukung fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka pemerintah
daerah dapat melakukan pemberian hibah kepada instansi
vertikal (seperti untuk kegiatan TMMD dan penyelenggaraan
pemilu yang dilaksanakan KPUD), dan instansi semi
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.33
pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK),
pemberian hibah kepada perusahaan daerah, serta
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, sepanjang
dianggarkan dalam APBD. Pemberian hibah harus dilakukan
secara selektif sesuai dengan urgensi dan kepentingan
daerah serta kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak
mengganggu penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas
pemerintahan daerah lainnya dalam meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.
d. Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi
masyarakat, bantuan sosial diberikan kepada
kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara
selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.
e. Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk
menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau
khusus dari pemerintah daerah kepada pemerintah
pemerintah desa. Bantuan keuangan yang bersifat umum
diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan
bagi penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat
khusus dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu
capaian program prioritas pemerintah daerah yang
dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah seperti pembangunan sarana pendidikan
dan kesehatan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari
pemerintah daerah kepada pemerintah pemerintah desa
diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan
di desa. Pemberian bantuan keuangan kepada partai politik
tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
terkait.
f. Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.34
dan perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat
diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah,
serta sifatnya tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak
diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk
program/kegiatan.
2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
yang terdiri dari jenis belanja:
a. Belanja pegawai; merupakan pengeluaran untuk
honorarium/upah dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintahan daerah.
b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk
pembelian/ pengadaan barang yang dinilai manfaatnya
kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa
dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan
daerah.
c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan
asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuik digunakan dalam kegiatan
pemerintahan.
Gambaran prediksi Belanja daerah Kabupaten Enrekang selama
kurun waktu 2014-2018 selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
III.35
Tabel 3.15 Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2014- 2018
NO. URAIAN 2014 % 2015 % 2016 % 2017 2018
2
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
393.739.694.251
56,31
438.495.081.561
58,16
489.524.491.348
59,56
545.447.430.310
60,88
618.377.121.948
63,16
2.1.1
Belanja Pegawai 368.522.394.251
52,71
411.745.081.561
54,62
462.274.491.348
56,25
517.747.430.310
57,79
578.877.121.948
59,13
2.1.2 Belanja Bunga
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.1.3 Belanja Subsidi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.1.4 Belanja Hibah
4.000.000.000
0,57
4.000.000.000
0,53
4.000.000.000
0,49
4.000.000.000
0,45
16.000.000.000
1,63
2.1.5
Belanja Bantuan
Sosial
3.000.000.000
0,43
3.000.000.000
0,40
3.000.000.000
0,37
3.000.000.000
0,33
3.000.000.000
0,31
2.1.6
Belanja Bagi
Hasil kepada
Prop/Kab/Kota
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.1.7
Belanja Bantuan
Keuangan
16.717.300.000
2,39
18.000.000.000
2,39
18.500.000.000
2,25
18.700.000.000
2,09
19.000.000.000
1,94
2.1.8
Belanja Tidak
Terduga
1.500.000.000
0,21
1.750.000.000
0,23
1.750.000.000
0,21
2.000.000.000
0,22
1.500.000.000
0,15
2
BELANJA LANGSUNG
305.457.963.632
43,69
315.403.266.303
41,84
332.309.361.650
40,44
350.520.826.565
39,12
360.669.722.992
36,84
2.2.1 Belanja Pegawai
27.398.245.400
3,92
26.425.643.645
3,51
26.452.069.289
3,22
26.478.521.358
2,96
26.504.999.880
2,71
2.2.2
Belanja Barang
dan Jasa
137.489.822.662
19,66
135.902.292.130
18,03
136.309.999.006
16,59
136.718.929.003
15,26
136.629.085.790
13,96
2.2.3 Belanja Modal
140.569.895.570
20,10
153.075.330.528
20,30
169.547.293.354
20,63
187.323.376.203
20,91
197.535.637.322
20,18
JUMLAH
BELANJA
699.197.657.883
753.898.347.864
821.833.852.998
895.968.256.875
979.046.844.940
Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.36
Tabel 3.16 Prediksi Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
URAIAN PROYEKSI
2014 2015 2016 2017 2018
Belanja Tidak Langsung
369.044.694.251
412.267.381.561
462.796.791.348
518.269.730.310
579.399.421.948
Belanja Gaji dan Tunjangan
300.143.704.251
335.285.099.961
376.856.487.156
422.302.440.815
472.207.908.913
Belanaj Tunjangan Profesi Guru
66.279.930.000
74.233.521.600
83.141.544.192
93.118.529.495
104.292.753.034
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH
2.098.760.000
2.148.760.000
2.198.760.000
2.248.760.000
2.298.760.000
Belanja Bantuan Parpol
522.300.000
600.000.000
600.000.000
600.000.000
600.000.000
Belanja Langsung
15.085.672.500
15.311.090.830
15.538.854.575
15.718.999.015
15.901.560.017
Belanja Beasiswa Pendidikan
PNS
500.000.000
550.000.000
600.000.000
600.000.000
600.000.000
Belanja Jasa Kantor ( khusus
tagihan bulanan kantor seperti
listrik, air, telepon dan
sejenisnya)
2.956.160.500
3.015.283.710
3.075.589.384
3.137.101.172
3.199.843.195
Belanja Uang Makan Harian
Pegawai
11.629.512.000
11.745.807.120
11.863.265.191
11.981.897.843
12.101.716.822
Pembiayaan Pengeluaraan
30.702.720.000
28.553.529.600
26.554.782.528
24.695.947.751
22.967.231.408
Pembayaran Hutang Pemerintah
Daerah
30.702.720.000
28.553.529.600
26.554.782.528
24.695.947.751
22.967.231.408
TOTAL BELANJA WAJIB DAN
PENGELUARAN YANG WAJIB
MENGIKAT SERTA PRIORITAS
UTAMA
414.833.086.751
456.132.001.991
504.890.428.452
558.684.677.076
618.268.213.373
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.37
Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Enrekang diarahkan pada
pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari
masukan (input) yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah
diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan
bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terukur yang diikuti
dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Enrekang selama
kurun waktu 2014-2018 akan diarahkan kepada hak-hal sebagai berikut:
1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan
pelayanan pada masyarakat yang harapan selanjutnya adalah
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama
yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.
2. Prioritas. Penggunaan anggaran tahun 2014-2018 diprioritaskan untuk
mendanai Program dan kegiatan-kegiatan prioritas pembangunan
daerah sebagai penjabaran visi, misi dan kebijakan Kepala Daerah.
3. Tolok Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap kegiatan
disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang
meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsi (TUPOKSI) SKPD.
4. Optimalisasi Belanja Langsung. Belanja langsung diupayakan untuk
mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan
efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata
masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Optimalisasi
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.38
belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang
memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
5. Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan
dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan
hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban
belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi
menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Enrekang dimaknai ;
1. Arah belanja APBD Kabupaten Enrekang akan digunakan sepenuhnya
untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah,
yaitu selama periode 5 (lima) tahun ke depan dari tahun 2014-2018.
2. Untuk menjamin ketersediaan dana, kebijakan pendapatan diarahkan
untuk mendapatkan dan meningkatkan berbagai sumber pendapatan
yang dapat berlangsung secara berkesinambungan/berkelanjutan
(sustainable) serta dalam jumlah yang memadai/mencukupi.
3. Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBD berbeda, maka
kebijakan Keuangan Daerah akan dirinci berdasar pada masing-masing
komponen tersebut, yang meliputi kebijakan Pendapatan, kebijakan
Belanja, kebijakan Pembiayaan, serta kebijakan umum anggaran daerah.
Dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan prinsip-prinsip
penganggaran sebagai berikut:
1. Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam
proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan
partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan
kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.
2. Transparansi dan akuntabilitas Anggaran
APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka
dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber
pendanaan pada setiap jenis/obyek belanja serta korelasi antara besaran
anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.39
kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran
harus bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya yang
dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.
3. Disiplin Anggaran
Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang harus diperhatikan
antara lain: (i) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas
tertinggi pengeluaran belanja; (ii) penganggaran pengeluaran harus
didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam
jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD;
(iii) semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran
yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan
melalui rekening kas umum daerah.
4. Keadilan Anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang
dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan
untuk membayar, disamping itu dalam mengalokasikan belanja daerah
harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian
pelayanan.
5. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk
dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteran yang
maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat
mengendalikan tingkat efisensi dan efektivitas anggaran, maka dalam
perencanaan anggaran harus memperhatikan (1) penetapan secara jelas
tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat serta indikator kinerja yang ingin
dicapai; (2) penetapan prioritas kegiatan dan penetapan harga satuan
yang rasional.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.40
3.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.
Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran
pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, maka dapat
diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk
membiayai program/kegiatan selama 5 tahun kedepan (2014-2018) dalam
Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Enrekang.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.41
Tabel 3.17 Proyeksi Kapasitas Rill Kemampaun Keuangan Daerah
NO URAIAN PROYEKSI
2014 2015 2016 2017 2018
1 Pendapatan 705.799.719.661
761.138.192.000
829.487.780.920
903.697.756.079
985.855.647.457
2 Pencairan Dana Cadangan
(sesuai Perda)
3 Sisa Lebih Riil Perhitungan
Anggaran
23.423.500.927
18.738.800.742
14.991.040.593
11.992.832.475
9.594.265.980
4. Penerimaan bagi hasil
kemitraan
5 Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
677.157.978
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
Total penerimaan
729.900.378.566
780.876.992.742
845.478.821.513
916.690.588.554
996.449.913.437
Dikurangi:
6 Belanja dan Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan
Mengikat serta Prioritas Utama
414.833.086.751
456.132.001.991
504.890.428.452
558.684.677.076
618.268.213.373
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
315.067.291.815
324.744.990.750
340.588.393.061
358.005.911.478
378.181.700.064
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.42
Tabel 3.18 Proyeksi Rencana Alokasi Pengeluaran Kelompok Prioritas I dan II
NO URAIAN PROYEKSI
2014 2015 2016 2017 2018
I. Kapasitas riil kemampuan keuangan 315.067.291.815
324.744.990.750
340.588.393.061
358.005.911.478
378.181.700.064
Rencana alokasi pengeluaran
prioritas I
II.a Belanja Langsung 305.457.963.632 315.403.266.303 332.309.361.650 350.520.826.565 360.669.722.992
Dikurangi:
II.c Belanja langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama
15.085.672.500
15.311.090.830
15.538.854.575
15.718.999.015
15.901.560.017
II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama
30.702.720.000
28.553.529.600
26.554.782.528
24.695.947.751
22.967.231.408
II Total rencana pengeluaran prioritas I (II.a-II.c-II.d)
259.669.571.132
271.538.645.873
290.215.724.546
310.105.879.799
321.800.931.567
Sisa kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah setelah
menghitung alokasi pengeluaran
prioritas I (I-II)
55.397.720.683
53.206.344.877
50.372.668.515
47.900.031.679
56.380.768.497
Rencana alokasi pengeluaran prioritas II
III.a Belanja Tidak Langsung
393.739.694.251
438.495.081.561
489.524.491.348
545.447.430.310
618.377.121.948
Dikurangi:
III.b
Belanja tidak langsung yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama
369.044.694.251
412.267.381.561
462.796.791.348
518.269.730.310
579.399.421.948
III
Total rencana pengeluaran prioritas
II (III.a-III.b)
24.695.000.000
26.227.700.000
26.727.700.000
27.177.700.000
38.977.700.000
Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)*
30.702.720.683
26.978.644.877
23.644.968.515
20.722.331.679
17.403.068.497
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.43
Tabel 3.19 Proyeksi Rencana Alokasi Pengeluaran Proporsional Kelompok Prioritas I, II dan III
No. Jenis Dana
Alokasi
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
1.
Prioritas
I 77
242.601.814.698 77
250.053.642.878 77
262.253.062.657 77
275.664.551.838 76
287.418.092.049
2. Prioritas II 15
47.260.093.772 15
48.711.748.613 15
51.088.258.959 15
53.700.886.722 14
52.945.438.009
3.
Prioritas
III 8
25.205.383.345 8
25.979.599.260 8
27.247.071.445 8
28.640.472.918 10
37.818.170.006
Total 100
315.067.291.815 100
324.744.990.750 100
340.588.393.061 100
358.005.911.478 100
378.181.700.064
Keterangan :
Prioritas I adalah Alokasi Belanja Langsung untuk Program-Program Strategik dalam rangka
mewujudkan pencapaian Visi Misi jangka menengah daerah.
Prioritas II adalah Alokasi Belanja Langsung untuk Program-Program Operasional dalam rangka Pelaksanaan Urusan-urusan Pemerintah Daerah dan operasional kantor SKPD (Non Beasiswa TB PNS
+ Non Uang Makan Harian PNS)
Prioritas III adalah Alokasi Belanja Tidak Langsung (Non Gaji + Non Bantuan Parpol)
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 1
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Enrekang dilaksanakan
dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan Provinsi, Regional
maupun Nasional. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan
pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil
pembangunan dan permasalahannya. Tujuannya adalah agar perencanaan
pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam
pemecahan permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun
tingkat nasional.
Perspektif selama 5 tahun ke depan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Enrekang
tahun 2014-2018 didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu
dan diprediksi kedepan. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
pembangunan yang bersifat makro baik ekonomi, sosial maupun
infrastruktur. Perspektif Kabupaten Enrekang untuk lima tahun kedepan
dijabarkan kedalam permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis, yang
akan diuraikan dalam uraian berikut
4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Kabupaten
Enrekang Tahun 2008-2028 dijabarkan dalam program pembangunan
daerah sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah periode 5 (lima)
tahun berkenaan. Suatu program pembangunan daerah harus menjabarkan
dengan baik sasaran-sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam
RPJPD dan tujuan dan sasaran dari visi dan misi rencana pembangunan 5
(lima) tahun. Untuk itu, diperlukan identifikasi berbagai permasalahan
pembangunan daerah untuk menjabarkan pencapaian sasaran pokok
sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan mencapai tujuan dan sasaran
RPJMD.
Beberapa permasalahan pembangunan daerah yang berkaitan dengan
upaya mewujudkan sasaran-sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) pada periode pelaksanaan Lima Tahun Kedua
RPJPD 2008-2029 untuk RPJMD 2014-2018, diuraikan sebagai berikut :
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 2
Tabel 4.1
Permasalahan untuk Penentuan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang
No Sasaran Pokok
RPJPD
Indikator dan Target
RPJPD
Permasalahan
Pembangunan Daerah
Faktor-faktor
Penentu
Keberhasilan
1. Terwujudnya
Konsep
Pengembangan Daerah
Agropolitan
• Ditetapkannya
Masterplan Agropolitan
sebagai kesepakatan seluruh stakeholders
Kabupaten Enrekang
• Terpublikasi dan dapat
diaksesnya Konsep yang
selalu dapat
diperbaharui , oleh masyarakat (wilayah dan pusat pengembangan, cara pencapaian, pengetahuan, teknologi komoditi, potens, produk, pasar), yang
dapat di akses melalui
media elektronika /
komonikasi dan media
lainnya sepanjang waktu = 100 %
• Tersedianya sarana dan
prasarana kelengkapan
usaha pertanian
komoditas unggulan
(pergudangan, etalase produk, pasar), meliputi
akses terhadap
perbankan berbunga
lunak, Diklat dan
penyuluhan pertanian ,
kemudahan pemasaran , terpenuhinya Saprotan
(Sarana Produksi Pertanian berupa pupuk , pestisida , alat-alat produksi dan distribusi pertanian, dll) , infrastruktur menuju
sentra produksi dan
pengolahan hasil ,
sistem irigasi
Infrastruktur
pendukung Usaha
Pertanian belum cukup memadai pada
sentra-sentra
produksi (Jalan,
Jembatan, Irigasi/
Penyediaan Air
Pertanian)
Integrasi program
antar sektor dalam
pengembangan
sistem Agribisnis
Pertanian belum bersinergi
Implementasi konsep
agropolitan masih
dominan pada sektor
Hulu sedangkan
sektor hilir belum berkembang.
Ketersediaan
dokumen Rencana
Induk Kawasan Strategis berbasis
Pertanian
Keberlangsungan
sistem Agribisnis
pertanian Hulu-
Hilir
Ketersediaan
sumber daya air
lahan pertanian
komoditi Unggulan
Ketersediaan sarana prasarana
pengelolaan
produksi komoditi
pertanian
2. Terwujudnya
Kemandirian
Daerah
• Terdapatnya sejumlah
sarana dan prasarana
pendidikan , kesehatan ,
perumahan , ekonomi ,
yang dapat memenuhi kebutuhan mendasar
masyarakat .
• Peningkatan etos kerja
aparatur ( ≥ 40 jam /
minggu , rasio pendidikan S1 & S2
sesuai dengan
penempatannya)
• Meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia
(IPM) ≥ 80 , menaiknya peringkat IPM
Kabupaten dalam
konteks Nasional
diharapkan < 125 ,
Meningkatnya Indeks
Pembangunan Gender
• Sarana dan
prasarana
permukiman (Air
Bersih dan Sanitasi)
belum cukup memadai memenuhi
kebutuhan
masyarakat baik
kualitas maupun
cakupannya.
• Tingkat Daya Beli
Masyarakat sebagai
salah satu basis IPM,
masih rendah dan
berada dibawah rata-
rata Provinsi Sul-Sel
• Tingkat
Pengangguran
cenderung meningkat
(dari 5,99% menjadi
6,66% tahun 2011)
• Ketersediaan
sarana prasarana
pelayanan Air
Bersih dan
Sanitasi bagi masyarakat
• Kemandirian dan
kompetensi SDA
pelaku usaha tani
dan UKM berbasis potensi lokal
• Investasi sektor
pariwisata daerah
dan pemanfaatan
lahan tidur untuk
membuka peluang kerja
• Intervensi
program/
kebijakan bagi
masyarakat miskin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 3
No Sasaran Pokok
RPJPD
Indikator dan Target
RPJPD
Permasalahan
Pembangunan Daerah
Faktor-faktor
Penentu Keberhasilan
(IPG) > 30 %
• Tingkat Pengangguran < 4 %
• Penduduk Miskin < 5
%
• Pertumbuhan ekonomi
> 8 % / tahun • Pertumbuhan sektor
riel pertanian > 7 % /
tahun
• IPM Pendidikan : AMH
= 100 , APM = 100 ,
Rasio Rata – rata lama sekolah = 1,00
• IPM Kesehatan : AHH
≥ 80 thn., Angka
Kematian Bayi (AKB) per
1000 kelahiran : 0 ≤
AKB ≤ 10 ; Angka Kematian Ibu Hamil
(AKIB) per 1000
kelahiran : 0 ≤ AKIB ≤
10
• IPM Daya Beli, masuk kedalam
pendapatan menengah –
atas dengan porsi 50 :
50, dengan
pertumbuhan
pendapatan / Kapita > 16 % / thn
• Kemandirian Pangan :
100 %
• Terpenuhinya utilitas
desa – kota (listrik, Air minum, komonikasi) = 100 %
• Terpenuhinya
kebutuhan kuantitas
maupun kualitas
kebutuhan papan /
permukiman dengan segala kelengkapannya
dengan rasio : rasio ≥ 1
Rmh & lingkungan /
Klrg
• Lembaga – lembaga yang ada dimasyarakat
pro aktif dalam
pembangunan
• Ada nota kesepakatan
dan tindak lanjut dalam
kerangka kerja sama antar daerah, dimana
Enrekang memperoleh
out let pemasaran
bahan olahan komoditas
pertanian
dan Tingkat
kemiskinan walaupun cenderung
menurun namun
masih relatif tinggi
(sekitar 14,44%)
• Kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi
Apartur Pemda
belum terukur
dengan baik dengan
jam kerja masih
dibawah 40 Jam per-Minggu (baru 35 Jam
per-Minggu).
• Peran/partisipasi
masyarakat secara
kelembagaan dalam
perencanaan dan pembangunan
daerah pada
umumnya belum
mandiri.
• Belum adanya Kerjasama Pemda
dengan daerah lain,
dalam pengelolaan
potensi sumber daya
alam maupun
pemasaran produk untuk peningkatan
perekonomian
daerah
secara terpadu
berdasarkan factor penyebab
kemiskinannya.
• Kebijakan
penerapan 5 (Lima)
hari kerja lingkup Pemda Kab.
Enrekang.
• Pemberdayaan
kelembagaan
masyarakat
didukung ketersediaan
regulasi.
• Identifikasi potensi
peluang kerjasama
dengan daerah
lain.
3. Terwujudnya
dan
Berkembangnya Berbagai Produk
Pertanian
Unggulan
Berbasis
Ekonomi
Masyarakat Dan Berorientasi
• Teridentifkasinya
besaran dan strategi
pemanfaatan potensi serta kelayakan komoditi
yang dapat dipasarkan
, nilai tambah yang
diperoleh , kelayakan
lokasi industri dan pasar
• Hidup dan berkembangnya
pemasaran hasil produk
• Produktivitas
komoditi unggulan
belum maksimal, dan cenderung masih
berorientasi
produksi, kurang
memperhatikan
aspek kualitas.
• Daya saing komoditi unggulan (selain
Penerapan dan
pengembangan
aplikasi teknologi pertanian/produks
i
Penanganan Pasca
Panen dan
pengiolahan
produk pertanian menjadi barang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 4
No Sasaran Pokok
RPJPD
Indikator dan Target
RPJPD
Permasalahan
Pembangunan Daerah
Faktor-faktor
Penentu Keberhasilan
Pasar pertanian unggulan : ≥
75 % untuk dpasarkan ke luar dan ≤ 25 %
untuk dipasarkan dan
dikonsumsi masyarakat
setempat.
• Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat atas
kemampuan daerah
sendiri , berupa
kebutuhan beras ,
sayuran , palawija, gizi
hewani : 100 % • Dibeberapa sentra
poduksi pertanian
unggulan dibangun
pusat – pusat olahah,
seperti di Enrekang ,
dan di beberapa Pusat pemukiman ke dua
• Kelembagaan semakin
baik dalam pelayanan
masyarakat tani (katagori
pelayanan prima)
kopi) masih rendah,
akibat kualitas yang rendah dan biaya
produksi yang masih
relatif tinggi,
• Hasil produk-produk
pertanian belum sepenuhya mampu
meningkatkan taraf
hidup petani secara
umum.
• Pemasaran produk-
produk komoditi pertanian masih
sebagian besar
dikendalikan
pedagang-pedagang
besar, namun
keuntungan yang diperoleh pada
tingkat petani masih
belum maksimal
karena keterbatasan
akses modal petani serta sistem
pemasaran yang
kurang berpihak ke
petani
jadi.
Kemitraan petani dan pengusaha
dalam pengelolaan
produksi dan
pemasaran.
Perlindungan dan pemberdayaan
kelompok usaha
pertanian
masyarakat
4 Terwujudnya
Pemerataan
Pembangunan
Berwawasan
Lingkungan
• Ada dokumen
perencanaan legal yang
mempertegas arah dan
peruntukan pemanfaatan
lahan • Ada kejelasan
pemanfaatan lahan
sesuai dengan fungsi
budidaya dan fungsi
lindung • Eksplorasi dan eksplotasi
Sumber Daya Mineral
dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan
(dibawah batas ambang polusi yang dbenarkan)
• Peningkatan kontribusi
dan pertumbuhan nilai
tambah pada APBD
Daerah dari hasil olahan
sektor SDMineral dan
diversiviakasi SDAlam • Pembangunan desa –
kota yang berimbang,
terutama prioritas pada
desa terpencil, desa
rentan sosial – ekonomi
dan desa tertinggal • Berjalannya manajemen
pelembagaan
pemerintahan dalam
layanan publik dengan
katagori layanan prima sesuai capaian SPM
• Tumbuh dan pro
aktifnya kelembagaan
yang ada di masyarakat
dalam pengentasan
kemiskinan dan ikutan
• Lahan tidur dan
lahan kritis masih
cukup luas
• Pola pikir
masyarakat dalam pemanfaatan lahan
pada umumnya
belum
memperhatikan
pengelolaan yang ramah lingkungan.
• Masih adanya
ketimpangan
pembangunan antar
wilayah dan
ketimpangan akonomi antara
warga masyarakat.
• Sistem Birokrasi dan
pelayanan publik
dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
belum sepenuhnya
menerapkan prinsip-
prinsip Good Governance.
• Pengendalian
Penggunaan
Pestisida
• Penerapan sistem
pertanian organik secara meluas
• Pengalokasian
anggaran
pembangunan
secara adil dan merata disemua
wilayah.
• Membuka peluang
investasi disektor
pertambangan
• Pelaksanaan SPM dan atau SOP
setiap SKPD.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 5
No Sasaran Pokok
RPJPD
Indikator dan Target
RPJPD
Permasalahan
Pembangunan Daerah
Faktor-faktor
Penentu Keberhasilan
lainnya
• Hidup dan tumbuh berkembangnya para
pelaku usaha di semua
tingkatan yang saling
menguntungkan
.
Permasalahan lainnya yang muncul adalah dari aspek pelayanan
umum yang dimanifestasikan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah. Berbagai permasalahan urusan pemerintahan yang harus dihadapi
daerah Kabupaten Enrekang dapat diuraian sebagai berikut;
1. Urusan Pendidikan, menghadapi permasalahan :
a. Angka partisipasi sekolah (APK, APM) cenderung menurun dan
saat ini berada dibawah SPM
b. Masih tingginya jumlah guru yeng belum memenuhi standar
kompetensi (458 guru yang belum S1/D4 dan 1251 yang belum
bersertifikasi
c. Kompetensi kelulusan siswa belum memenuhi kualifikasi yang
sesuai dengan kebutuhan pasar dan dunia usaha.
d. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang
berkualitas
e. Manajemen dan tatakelola pendidikan belum optimal.
f. Adanya kecenderungan kekuarang tenaga pengajar disemua
jenjang pendidikan (Rata2 79 org pensiun pertahun)
g. Aplikasi IT untuk semua jenjang pendidikan belum memadai
h. Ketersediaan sarana prasarana Dinas/KCD serta pendidikan dasar
belum memadai khusunya kebutuhan Mobiler 1570 pasang, Pagar
28.000 m, perpustakaan 52 unit dari 213 SD dan MI 21 dan SLB 1
unit.
i. Ketersediaan sarana prasarana pendidikan menengah belum
memadai khusunya kebutuhan Mobiler 3800 pasang, Pagar 8500
m, perpustakaan 12 unit dari 36 SMP, 20 MTs SMA 15 SMK 7
MA 10 jumlah siswa SMA 6075 SMP 9909 SMK 3095 Mts 3013
Ma 1196 ada 10 SATAP yang kekurangan 40 ruang kelas.
Kekurangan RKB SMP/SMA 60 unit.
j. Masih rendahnya capaian APK PAUD (0-6 tahun), dan
enyelenggaraan PAUD belum terintegrasi dengan baik dengan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 6
SKPD terkai, serta Insentif dan Operasional Tenaga PAUD sangat
rendah.
2. Urusan Kesehatan, menghadapi permasalahan :
a. Kualitas lingkungan, cakupan sanitasi dasar seperti cakupan air
bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan
air limbah rendah, serta proporsi rumah tangga sehat masih
rendah.
b. Pelaksanaan Pembiayaan Jaminan Pelayanan Kesehatan belum
optimal
c. Ketersediaan tenaga kesehatan (Dokter, Keperawatan, Non
Keperawatan) masih kurang
d. Standar 2 Dokter Umum dan 1 Doter Gigi pada Puskesmas belum
memenuhi (Baru PKM Maiwa dan PKM Kota),saat ini umumnya
satu dokter disetiap Puskesmas
e. Standar 1 Bidan, 1 Perawat dan 1 Tenaga Kesehatan di Pustu
belum terpenuhi.
f. Terbatasnya alat-alat kesehatan pada Puskesmas, Pustu dan
Poskesdes.
g. Cakupan pelayanan sarana kesehatan belum sepenuhnya mampu
melayani seluruh wilayah.
h. Ketersediaan/stok obat dan perbekalan kesehatan di Tempat
pelayanan kesehatan belum memenuhi kebutuhan pelayanan.
i. Masih rendahnya akses pelayanan perawatan masyarakat yang
beresiko pada wilayah terpencil
j. Adanya kecenderungan kenaikan angka kesakitan penyakit dan
kasus gizi buruk/ gizi kurang, AKI (Kasus), AKB (Per1000 KH),
AKBA (per 1000 KH), Gangguan Jiwa, Deman Berdarah, HIV-AIDS
(20 org), Diare (Wilayah Pegunungan), TB, Kusta, Malaria (Maiwa,
Kabere), Kecacingan, ISPA, Thypoid, Scabies.dll.
k. Masih Rendahnya kesadaran masyarakat PHBS, Pemberian ASI
Eksklusif, tidak Merokok dalam rumah.
l. Sebagian besar alat-alat kesehatan belum dikalibrasi, sehingga
mempengaruhi keakuratan hasil diagnose.
m. Pelaksanaan UKS belum maksimal. (150 sekolah dari 655
sekolah).
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 7
n. Pemanfaatan, Pengelolaan, dan ketersediaan Sarana Prasarana
RSU Belum Maksimal
o. Ketersediaan Dokter Alhi ( 4 Dasar : Interna, Bedah, Kebidanan &
Kandungan dan Anak 3 Penunjang : Anastesi, Phatology Klinik dan
Radiologi dan Min 9 Dokter Umum ) belum terpenuhi sebagai
prasyarat RSU tipe C
p. Pengelolaan dan Pelayan RSU belum maksimal disertai dengan
keterbatasan ketersediaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan
lainnya
q. Sistem pengelolaan Jamkesda belum maksimal karena belum
terbentuknya Tim Verifikasi Klaim Jamkesda Kabupaten
r. Terbatasnya tenaga kesehatan pada RSU dan Status RSU
Masenrempulu Belum terakreditasi.
3. Urusan Pekerjaan Umum, menghadapi permasalahan :
a. Masih tingginya tingkat kerusakan jalan 23,77 Rusak, 13,81 %
Rusak Berat, Prasarana jalan dan jembatan senantiasa
membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan
b. Masih kurangnya alokasi anggaran pemeriharaan rutin jalan.
c. Kurang memadainya peralatan pendukung pemeliharaan jalan.
d. Masih tinggi jalan pengerasan dan jalan tanah 45,21%.
e. Masih lemahnya koordinasi dengan SKPD terkait (perhubungan,
dll) dalam perencanaan dan pembangunan jalan dan jembatan
f. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan
irigasi dan jaringan pengairan lainnya dalam mendukung
pembangunan pertanian dan penyediaan air baku
g. Menurunnya fungsi jaringan irigasi akibat bencana alam.
h. Masih rendahnya partisipasi petani dan operasional pemeliharan
jaringan irigasi.
i. Meningkatnya sedimentasi / Daya Tampung DAS yang tidak
didukung upaya normalisasi sungai secara maksimal.
j. Rendahnya ketersediaan dan up dating data base bidang KePU-an
k. Ketersediaan dan Kondisi peralatan / alat berat belum memadai
untuk fungsi operasional pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur
l. Keterbatasan kemampuan dan ketersediaan SDM Teknis Maknik,
Operator alat berat, Enginer dan Laboran.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 8
m. Sistem pengelolaan perencanaan, pengawasan dan pemeriksaan
teknis pekerjaan Fisik bidang ke-PU-an belum Optimal
n. Sistem drainase permukiman perkotaan (Kota Kabupaten, Kota
Kecamatan) belum tertata secara maksimal.
o. Kondisi sarana prasaran lingkungan permukiman belum memadai,
(Jalan Lingkungan, Drainase dan Jaringan Air Limbah Rumah
Tangga)
p. Belum optimalnya fungsi prasarana dan sarana drainase
pengendalian banjir pada musim penghujan
q. Cakupan pelayanan air bersih masih rendah (Pelayanan PDAM 24
%), termasuk SAB Perdesaan belum terkelola secara baik.
r. Ketersedian saran prasarana air bersih (Reservoar, IPA dll ) dan
pengelolaannya belum optimal.
s. Masih tingginya kejadian bencana alam (longsor, Angin Puting,
Banjir dan Kebakaran)
t. Banyaknya infrastruktur dan sarana prasarana/ fasilitas umum
yang rusak akibat bencana.
u. Sarana Prasarana penanganan tanggap darurat/ pasca bencana
belum cukup memadai (Alat berat, perahu karet dan peralatan
evakuasi bencana)
4. Urusan Perumahan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan kualitas lingkungan permukimannya
b. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung
permukiman
c. Belum optimalnya upaya pemeliharaan terhadap sarana
permukiman yang ada guna memperpanjang usia pakai sarana
tersebut
d. Masih adanya pemukiman kurang sehat dan rumah tidak layak
huni di Kabupaten Enrekang.
e. Lemahnya konsolidasi dan koordinasi komunitas perumahan
dalam pengelolaan, pemeliharaan serta sharing pembangunan
termasuk pembiayaan perumahan dan infrastrukturnya.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 9
5. Urusan Penataan Ruang, menghadapi permasalahan :
a. Dokumen perencanaan ruang belum tersedia secara optimal
sebagai suatu dokumen peraturan daerah (RDTR, RTBL &
Peraturan Zonasi)
b. Pengendalian dan pemanfaatan ruang belum maksiman,
c. Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatn ruang
masih rendah.
d. Penegakan dan konsistensi pelaksanaan arahan pemanfaatan
ruang masih rendah.
e. Kurangnya pengembangan sarana informasi kepada masyarakat
dibidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
6. Urusan Perencanaan Pembangunan, menghadapi permasalahan:
a. Belum optimalnya sinergi, konsistensi dalam proses perencanaan
pembangunan daerah.
b. Dokumen perencanaan yang disusun belum menekankan pada
perencanaan yang terfokus dan langsung dapat dilaksanakan,
Program dan kegiatan yang direncanakan masih belum disusun
berdasarkan pada ketersediaan anggaran. Hal ini mengakibatkan
perencanaan yang disusun tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan
c. Masih adanya ego atau kepentingan antarsektor yang seringkali
dinyatakan sebagai kesulitan untuk melakukan koordinasi.
Persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali ditangani secara
parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh
atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya
d. Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder
dan primer, baik dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil
kajian/telaahan, dianggap masih belum memadai sehingga
kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah
pembangunan berikutnya masih lemah.
e. Belum optimalnya sistem pengendalian dan evaluasi
pembangunan Daerah
f. Sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja belum
sepenuhnya dapat dilaksanakan. Keterkaitan proses perencanaan
dengan penganggaran, yang mengarah kepada pengalokasian
sumber daya yang lebih rasional dan strategis belum terwujud dan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 10
tidak sepenuhnya dirumuskan dengan indikator kinerja yang jelas
dan terukur.
7. Urusan Perhubungan, menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya/kurangnya kualitas pelayanan/sarana prasarana yang
diberikan bagi pengguna kendaraan umum.
b. Kurangnya disiplin pengguna jalan terhadap rambu-rambu dan
aturan-aturan yang berlaku
c. Kurangnya keterpaduan sistem jaringan jalan.
d. Belum adanya regulasi tentang Tatanan Transportasi lokal di
Kabupaten Enrekang
e. Pengendalian terhadap pemanfaatan dan pengamanan jalan belum
maksimal.
f. Belum adanya terminal angkutan darat yang representatif.
g. Belum berfungsi Forum Komunikasi Lalulintas dan Angkutan
Jalan.
h. Masih tinggi tingkat pelanggaran atas kelayakan kendaraan
angkutan umum dan barang.
i. Penanganan dan pengelolaan perparkiran belum maksimal.
8. Urusan Lingkungan Hidup, menghadapi permasalahan :
a. Pengelolaan persampahan belum berjalan optimal
b. Cakupan Pelayanan dan penanganan persampahan masih kurang
c. Sarana prasarana pengelolaan persampahan belum cukup
memadai
d. Masih rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan persampahan
e. Kompetensi SDM tentang Lingkungan Hidup (setifikasi Amdal,
UKL- UPL, DPPL) belum ada.
f. Banyaknya kegiatan industri atau kegiatan usaha yang belum
memilki dokumen lingkungan AMDAL, UKL-UPL , DPPL
g. Sarana prasaran di TPA belum maksimal untuk menerapkan
sistem Sanitary Land Fill
h. Penataan perkotaan/taman-taman, RTH pada wilayah perkotaan
belum maksimal
i. Belum adanya regulasi daerah tentang pengelolaan lingkungan
hidup.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 11
j. Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup masih rendah.
k. Cakupan Perlindungan dan konservasi pada beberapa sumber-
sumber mata air masih rendah.
9. Urusan Pertanahan, menghadapi permasalahan :
a. Sulitnya pengendalian penggunaan lahan. Antara lain disebabkan
karena persepsi bahwa dengan kepemilikan lahan yang dimiliki
oleh masyarakat sendiri masyarakat berhak mengelola/
menggunakannya sesuai dengan keinginan sendiri.
b. Belum teridentifikasi tanah negara/ tanah Pemerintah maupun
tanah yang bersertifikat secara akurat (data base).
c. Belum terintegrasinya penggunaan tanah dengan RTRWK yang
berpotensi meningkatkan ketidakpastian dalam penggunaan dan
pemanfaatan tanah
10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, menghadapi permasalahan
:
a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya
dokumen resmi kependudukan
b. Sarana prasarana perkantoran untuk pelayanan belum cukup
memadai (Mobiler, Peralatan Kantor dan Bangunan Kantor
c. Keterbatasan SDM kualifikasi teknis dalam pelayanan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
d. Belum adanya regulasi yang cukup untuk pengelolaan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil, utamanya koord dengan
Kemen. Agama
e. Realisasi E-KTP masih belum maksimal, baru 119.375 Jiwa dari
172.370 Wajib KTP (Data 2010).
f. Pencatatan mutasi penduduk (Keluar daerah) belum maksimal, dan
kesadaran masyarakat untuk melaporkan masih rendah.
g. Validasi dan keakuratan data kependudukan dan Pencatatan Sipil
belum optimal.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 12
11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya kualitas hidup dan pemberdayaan perempuan.
b. Rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak/ kebutuhan
tumbuh kembang anak.
c. Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan
anak. PPRG belum memenuhi standar, walaupun Vokal point per
SKPD sudah ada namun belum berperan maksimal
d. Data terpilah masing-masing SKPD belum maksimal dan Up date.
e. Sistem kesejahteraan dan perlindungan anak belum memadai.
12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, menghadapi
permasalahan :
a. Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk (1,07%) (dibawah
target nasional 1,0%)
b. Masih tingginya angka kelahiran (2,8% per Wanita) target nasional
2,0 perwanita)
c. Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur, masih 8% yg belum
berKB
d. Masih tingginya perkawinan usia muda rata2 18,6 Thn, (standar KP
kawin pada usia 20 Thn keatas, usi kematangan perempuan).
e. Masih lemahnya ketahanan keluarga alasan ekonomi (24% berada
dibawah garis kehidupan layak/Pra KS, KS I)
f. Masih kurangnya personil PNS tenaga penyuluh (25 org), standar
Nasional 1 : 2 wilayah Desa/Kel.
g. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan KB-KS.
h. Belum optimalnya penyelenggaraan BKB-Posyandu-PAUD
13. Urusan Sosial, menghadapi permasalahan :
a. Masih tingginya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS)
b. Penganan penyandang masalah kesejateraan sosial belum
maksimal.
c. Belum optimalnya peran kelembagaan - kelembagaan sosial di
masyarakat ( Karantaruna, TKSK, PSM )
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 13
14. Urusan Ketenagakerjaan, menghadapi permasalahan :
a. Kurangnya sosialisasi masalah ketenaga kerjaan (Hak dan
kewajiban tenaga kerja)
b. Masih rendahnya SDM dan kurangnya personil pengelola /
pengawasan ketenagakerjaan
c. Belum tersedianya data based ketenagakerjaan (data terpilah)
d. Belum optimalnya pengelolaan Loka Bina Karya (LBK) di Kab.
Enrekang.
e. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang
disebabkan oleh: a) Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja; b)
Rendahnya ketrampilan tenaga kerja; c) Ketidaksesuaian antara
persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja dengan
kompetensi pendidikan yang dimiliki; d) Ketersediaan lembaga
pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja juga belum
memada.
15. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, menghadapi
permasalahan :
a. Rendanya SDM pengelolaan koperasi dan UMKM
b. Pelaku usaha koperasi dan UKM sangat terbatas dalam mengakses
pasar
c. Rendanya pengetahuan dalam menyusun pelaporan keuangan
khusunya dalam pelaksanaan RAT.
d. Pelaku usaha koperasi dan UKM belum optimal dalam
mendapatkan modal usaha.
e. Kemandirian Lembaga keuangan Mikro masih lemah dan belum
mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
f. Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan
usaha koperasi dan UMK.
g. Wawasan kewirausahaan masih kurang.
h. Skim kredit khusus untuk UMK yang murah dan mudah tidak
tersedia
16. Urusan Penanaman Modal, menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya realisasi investasi oleh pelaku penanam modal.
b. Belum adanya dokumen informasi/ profil investasi daerah.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 14
c. Belum adanya kelembagaan yang secara spesifik mengelola
penanaman modal daerah.
d. Dukungan infrastruktur dan regulasi penanaman modal daerah
belum cukup memadai.
17. Urusan Kebudayaan, menghadapi permasalahan :
a. Belum adanya wadah untuk pembinaan kelompok-kelompok seni
dan Budaya
b. Terbatasnya tenaga SDM yang mengelola seni/ kebudayaan.
c. Pelestarian dan perlindungan situs dan benda-benda purbakala
belum maksimal.
18. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga, menghadapi permasalahan:
a. Masih rendahnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah
b. Ketersediaan data base khusus Pemuda Olah Raga masih kurang
c. Pembinaan kepemudaan dan kegiatan-kegiatan kepemudaan belum
terkoordinir secara maksimal
d. Sarana-parasaran olahraga belum cukup memadai kualitas dan
kuantitas untuk pengembangan dan pembinaan prestasi Atlit, serta
pemasyarakatan olah raga
19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, menghadapi
permasalahan:
a. Rendahnya pemahaman Lembaga Ormas dalam memaknai aturan
yang berlaku.
b. Masih tingginya tingkat permasalahan yang terjadi diintenal Parpol
yang ditangani langsung oleh Kesbang.
c. Belum maksimalnya pendataan (data base) Parpol di Daerah.
d. Rendahnya koordinasi pemanfaatan ruang dan bangunan pada
zona rawan bencana.
e. Belum optimalnya mitigasi bencana.
20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan persandian,
menghadapi permasalahan:
a. Terbatasnya Jumlah Personil POL.PP (Organik 29 Org dan Non
Oganik 138 org) dan PPNS
b. Lemahnya Koordinasi dengan Instansi Terkait dalam Penegakan
Perda dan Koordinasi lainya
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 15
c. Kurangnya Sosialisasi dan Pendekatan Persuasif dalam hal
Penegakan Perda
d. Rendahnya Motivasi dan Partisipasi Masyarakat untuk berperan
dalam Linmas
e. Rendahnya Pemahaman dan Keterampilan Personil Linmas yang
telah terbentuk
f. Peran Pol.PP dalam Upaya Pengamanan Trantib Belum Maksimal
g. Lemahnya pemahaman tupoksi dari masing-masing seksi dalam
lingkup SKPD Kesbang,Linmas dan Pol.PP
h. Rendahnya Koordinasi dan peran Aktif SKPD terkait dengan
Perumusan / Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah
i. Rendahnya fungsi Fasilitasi terkait dengan Penyusunan Regulasi /
Kebijakan Daerah
j. Masih Banyaknya aspek penyelenggaran pemerintah yang belum
tersedia Regulasinya serta yang tidak relevan dengan Kondisi
terkini
k. Banyaknya temuaan-temuan/Rekomendasi hasil pemeriksaan yang
belum ditindaklanjuti
l. Pelayanan Bantuan Hukum Belum Maksimal
m. Lemahnya Dokumentasi dan Informasi Produk Hukum
n. Belum adanya Pedoman dalam Penetapan Kelembagaan Pemerintah
Daerah
o. Ketatalaksanaan dan Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Belum Maksimal
p. Penataan Struktur Organisasi Pemintah Daerah belum Maksimal (
Struktur, Tupoksi, Uraian dan Rincian Uraian Tugas )
q. Masih lemahnya SDM penyedia jasa dalam mengakses sistim
pelelangan elektronik
r. Sistim pengedalian pembangunan belum maksimal
s. Pengendalian, perlindungan konsumen dan pembinaan pada
pelaku-pelaku usaha belum berjalan maksimal
t. Lemahnya inventarisasi masalah keagamaan
u. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) belum
dilaksanakan
v. Masih lemahnya kompentensi SDM aparatur dalam implementasi
Sistim Akuntabilitas Keuangan dan pengolaan asset daerah
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 16
w. Masih banyak objek-objek penerimaan daerah yang belum tergalih
dan belum dikelolah secara maksimal.
x. Masih rendahnya kesadaran masyarakat mendukung penerimaan
daerah ( bagi hasil pajak kendaraan )
y. Masih banyaknya asset – asset daerah yang belum memiliki
kekuatan hukum tetap
z. Belum Maksimalnya Sistim Pelayanan dan Pengelolaan
Administrasi Kepegawaian Daerah
aa. Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karier Aparatur Daerah
Belum Optimal dan belum didukung oleh Regulasi
bb. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur belum
Optimal.
cc. Beberapa pelayanan perizinan belum sepenuhnya dilaksanakan
secara terpadu dalam satu kantor (PTSP)
dd. Kelembagaan PTSP belum mencakup aspek Penanaman Modal
sebagaimana yang dipersayaratkan Peraturan (UU 25 tahun 2007
ttg Penanaman Modal).
ee. Sarana prasarana pendukung kelancaran tugas belum maksimal
ff. Sinergitas pelaksanaan peran dan fungsi lembaga Eksekutif dan
Legislatif belum maksimal
gg. Kompensi SDM Aparatur dan Peningkatan Kapasitas Anggota
DPRD belum optimal
hh. Belum maksimalnya upaya pendampingan pelaksanaan Tupoksi,
program/kegiatan terhadap SKPD (Administrasi dan Keuangan)
ii. Adanya ketidaksamaan persepsi dan lemahnya koordinasi dalam
penanganan tindak lanjut antara SKPD, Lembaga Pengawasan dan
Pemeriksa.
jj. Sarana prasarana, serta peralatan penunjang pelaksanaan
pemeriksaan belum cukup memadai
21. Urusan Ketahanan Pangan, menghadapi permasalahan :
a. Ketersediaan pangan alternatif belum cukup tersedia baik
kuantitas, kualitas maupun ragamnya.
b. Pengawasan keamanan pangan segar dan pangan olahan belum
maksimal.
c. Belum ada pemetaan sentra produksi pangan.
d. Penerapan pola pangan beragam, berigizi, seimbang dan aman
(B2SA) belum maksimal
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 17
e. Integrasi program dalam ketahanan pangan belum terbangun
dengan baik.
f. Pengendalian dan pengawasan keamanan pangan belum maksimal
22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menghadapi
permasalahan :
a. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat untuk
mengrangi angka kemiskinan daerah yang masih relative tinggi
(14,4%)
b. Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Desa dan ketersediaan Profil
Desa belum optimal
c. Belum maksimalnya Pembinaan kepada Pemerintahan Desa
d. Belum akuratnya batas wilayah antar Desa ( Peta Administrasi
Desa/Kelurahan )
e. Kompetensi dan Jumlah SDM aparat desa dan keurahan masih
terbatas
f. Pembinaan TTG Masih Kurang
g. Cakupan aplikasi TTG dan Rekayasa Teknologi belum maksimal
h. Kualitas SDM Pelaku usaha/pengrajin belum mampu menerima
secara maksimal teknologi yang ada
i. Koordinasi SKPD tehnis belum berjalan dengan baik (konservasi)
j. Lemahnya Inovasi TTG ditingkat Lokal pada umumnya masih
berasal dari luar
k. Belum tersedianya Data base Kelembagaan Masyarakat khusunya
di Desa/Kelurahan
l. Masih kurannya Regulasi tentang Pemerintahan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat
m. Penerapan fungsi dan Peran Aparat Pemerintah Desa masih lemah
n. Budaya Gotong Royong Masyarakat semakin menurun.
o. Menurunya semangat/ budaya Musyawarah dan Mufakat di tingkat
Desa/Kelurahan.
23. Urusan Statistik, menghadapi permasalahan :
a. Belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
b. Masih Rendahnya kesadaran aparatur akan pentingnya data.
c. Belum tersedianya sistem informasi data yang baik;
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 18
d. Kurangnya tenaga profesional yang khusus menangani masalah
pendataan di tiap unit kerja.
24. Urusan Kearsipan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya sistem kearsipan yang disebabkan oleh
kurangnya SDM dan sarana dan prasarana kearsipan serta
rendahnya perhatian dan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem
kearsipan;
b. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip
daerah yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara banyaknya
arsip dengan jumlah SDM yang menangani;
c. Kurangnya khasanah arsip yang disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya arsip;
d. Belum optimalnya pelayanan informasi kearsipan daerah yang
disebabkan oleh belum tersedianya sistem informasi kearsipan yang
memadai.
25. Urusan Komunikasi dan Informatika, menghadapi permasalahan :
a. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sistem informatika yang
memadai untuk mendukung efisiensi pelayanan publik dan
transparansi
b. Sarana dan prasaran komunikasi dan informatikan belum memadai
untuk melayani diseluruh wilayah.
c. Ketersediaan sarana/media untuk akses informasi masih belum
cukup memadai.
d. Belum maksimalnya pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat
e. Lemahnya SDM Aparatur Informatika.
26. Urusan Perpustakaan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya pengelolaan perpustakaan umum maupun
perpustakaan sekolah.
b. Masih terbatasnya tempat / Ruang baca
c. Terbatasnya personil / SDM pengelola perpustakaan
d. Rendahnya minat baca dan budaya membaca masyarakat.
e. Koordinasi antar SKPD terkait dalam meningkatkan minat baca
masyarakat Belum Maksimal.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 19
27. Urusan Pertanian, menghadapi permasalahan :
a. Daya Saing Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Masih
Rendah Karena Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) dan
Good Handling Practice (GHP) dan Hazard Analisis Crotocol Control
Point (HACCP) Belum Optimal
b. Kapasitas Kelembagaan Petani Masih Relatif Rendah
c. Lemahnya Dukungan Lembaga Pembiayaan bagi Petani
d. Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana Sektor
Pertanian
e. Penguasaan dan Aplikasi Tehnologi oleh pelaku utama dan pelaku
usaha belum optimal
f. Aplikasi sistim Petanian Organik belum berkembang secara
menyeluruh
g. Ketersediaan Saprodi Pertanian belum memenuhi criteria 6 tepat
(Jumlah, Tempat, Jenis, Harga, Mutu dan Waktu)
h. Serangan Hama dan Penyakit Terhadap Komoditi Pertanian Masih
Tinggi
i. Pengetahuan Tehnis Aparatur Pertanian Relatif Masih Rendah
j. Pelaku Usaha Pertanian belum sepenuhnya berorientasi Agribisnis
k. Penerapan Sistim Pertanian berbasis Konservasi belum Optimal
l. Produksi beberapa komoditi unggulan daerah belum kontinyu.
m. Peran penyuluh Pertanian belum optimal.
n. Sarana prasarana dan media/metode penyuluhan masih sangat
terbatas.
o. Belum adanya regulasi yang mengatur pembentukan kelompok tani
p. Belum adanya penentuan Kawasan Pengembangan komoditi
unggulan daerah yang relevan dengan kebijakan nasional, Provinsi
(Kakao, Kopi, Hortikultura, Sapi/Kerbau/Kambing—Daging &
Susu).
q. Lahan-lahan tidur masih cukup luas, dan Ekstensifikasi Pertanian
belum maksimal.
r. Daya dukung sumberdaya air untuk lahan pertanian belum
terkelola secara maksimal.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 20
28. Urusan Kehutanan, menghadapi permasalahan :
a. Belum optimalnya pengembangan Hasil Hutan Non Kayu
b. SOP Perizian Pemanfaatan hasil hutan Belum sepenuhnya
dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
c. Rendahnya minat masyarakat dalam mengembangkan kayu rakyat
d. Belum tertibnya penatausahan hasil hutan
e. Masih luasnya lahan kritis yang belum ditangani secara tehnis
f. Adanya Pemukiman yang berada dalam Kawasan Hutan ( 35
Kampung )
g. Peran penyuluh Kehutanan belum optimal.
h. Pengawasan dan pengendlian hutan belum optimal ( 13 Polhut
81.645 ha )
i. Pengembangan dan Pengelolaan Kebun Raya belum maksimal.
j. Tata Batas Kawasan Hutan belum rampung ( Temu Gelang ).
29. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral, menghadapi permasalahan :
a. Masih terdapat beberapa titik permukiman pendudukan yang
belum terjangkau pelayanan listrik .
b. Daya dukung infrastruktur sektor pertambangan belum memadai.
c. Realisasi investasi sektor ESDM masih rendah.
d. Data base sektor ESDM belum tersedia secara baik.
e. Masih sering terjadi penambangan liar
f. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam
menerapkan regulasi disektor pertambangan
g. Aktifitas pertambangan cenderung kurang memenuhi kaidah-kaidal
lingkungan hidup.
h. Kurangnya penegakan aturan disektor pertambangan.
i. Terbatasnya jumlah dan Kompetensi teknis aparatur pertambangan
dan Energi.
30. Urusan Pariwisata, menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan (aspek daya tarik, sarana
prasarana, infrastruktur, keamanan, kenyamanan, dll)
b. Rendahnya tingkat partisipasi pelaku industri pariwisata terhadap
peningkatan kepariwisataan.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 21
31. Urusan Kalautan dan Perikanan, menghadapi permasalahan :
a. Aplikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) belum maksimal.
b. Ketersediaan Sarana produksi perikanan (Saprokan) belum cukup
memadai.
c. Tingkat kerusakan perikanan perairan umum cukup tinggi.
d. Rendahnya pengawasan aktivitas perikanan perairan umum.
e. Masih Rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat.
f. Pemanfaatan sumberdaya/ potensi perikanan belum optimal
g. Peran penyuluh Perikanan belum optimal
32. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan :
a. Masih kurangnya barang beredar dan barang strategis
b. Rendahnya volume pengawasan perlindungan konsumen termasuk
UTTP, barang kadaluarsa dan barang ber-SNI
c. Dalam mengakses Modal usaha perdagangan dan jasa sangat sulit
d. Pelaku Usaha Perdagangan dan Jasa belum mampu berdaya saing
e. Legalitas usaha belum sepenuhnya menjadi prioritas
a. Sarana dan prasarana distribusi perdagangan masih relatif kurang.
33. Urusan Perindustrian, menghadapi permasalahan :
a. Rendahnya penguasaan tehnologi proses produksi
b. Rendahnya kualitas dan kuantitas poduksi
c. Daya saing produksi belum memadai
d. Rendahnya Orientasi bisnis sehingga usaha kurang berkembang
e. Rendanya mutu bahan baku dan tidak kontiyutas
f. Proses pemasaran belum berjalan secara baik
g. Tingginya fluktuasi harga yang menyebabkan sulitnya menentukan
harga pokok produksi
h. Belum optimalnya peran pelaku usaha / IKM dalam mengakses TTG
i. Lemahnya kapasitas kelembagaan dalam mengelola organisasi dan
manajemen.
j. Keterkaitan antar lembaga bisnis belum terjalin.
34. Urusan Ketransmigrasian, menghadapi permasalahan :
a. Masih kurangnya personil dan rendahnya kualitas SDM pengelola
ketransmigrasian
b. Kurangnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi, dan tidak ada
lagi program transmigasi dari pemerintah pusat.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 22
4.2. Issu Strategis
4.2.1. Dinamika Lingkungan Strategis
Kajian isu strategis mendasarkan pada situasi dan kondisi lingkungan
strategis. Lingkungan strategis adalah lingkungan yang dapat
mempengaruhi tingkat pencapaian tujuan pembangunan daerah. Dinamika
yang terjadi di dunia internasional, nasional, regional maupun lokal penting
dipahami dan disikapi untuk tindakan kebijakan preventif maupun kuratif.
Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia
internasional, terhadap kondisi nasional, regional maupun lokal. Hubungan
antar manusia dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau
kejadian-kejadiannya, melahirkan isu-isu dan permasalahan strategis baik
positif maupun negatif.
1. Lingkungan Internasional
a. Gobalisasi Perdagangan dan Jasa
Perdagangan bebas seperti memperketat persaingan sektor usaha
antar negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang
mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang
unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat pada
penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan tenaga kerja
atau pengurangan pengangguran.
b. Fluktuasi harga dan kurs mata uang
Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi
mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya
konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang
internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan
internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.
Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan
mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi
besaran dana perimbangan atau dana transfer ke daerah (DAU, DAK
dan lainnya).
c. Degradasi Lingkungan
Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan es/salju yang
menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat lainnya adalah
terjadinya anomali musim, bencana alam dan kerusakan alam yang
menurunkan produktivitas pertanian. Krisis pangan dunia mesti
disikapi dengan peningkatan swasembada pangan guna terpenuhinya
kebutuhan pangan nasional.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 23
d. Komitmen Internasional
Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani
(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh
masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut
diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang
paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang pengurangan
emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of All Form of
Discrimination Against Women (CEDAW) tentang pembangunan dan
pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework tentang peredaman
bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan sebagainya.
Deklarasi MDGs 2015 yang ditandatangani pada tanggal 8 September
2000 menyetujui agar semua negara melaksanakan:
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia
yang berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami
kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak, baik laki-laki
dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap
pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan
perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi
gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk
tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian
anak-anak usia di bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu
dalam proses melahirkan
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan
penyebaran AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 24
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta
mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah
dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang
sehat
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai
pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk
sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan
sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan
tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap
pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan
tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara
kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara
terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk
pembebasan-tarif dan kuota untuk ekspor mereka;
meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang
berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan
menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang
berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang
dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan
internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung
dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk
kaum muda
Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan
akses obat penting yang terjangkau di negara berkembang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 25
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya
penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.
2. Lingkungan Nasional
a. Kemiskinan dan Pengangguran. Jumlah penduduk miskin di
Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu yang berpenghasilan kurang
dari 1$ US lebih kurang 11,47% dengan tingkat pengangguran 6,25%.
Target RPJP Nasional untuk periode 5 Tahun ketiga (2015-2019)
menurunkan tingkat kemiskinan nasional menjadi 6-8%
b. Ketahanan Energi. Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian
besar bersumber dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Keterbatasan energi fosil memicu terjadinya krisis energi
yang lebih lanjut akan berpengaruh pada produktivitas masyarakat
utamanya dunia usaha. Penggunaan energi alternatif perlu
diupayakan guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
c. Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional. Kenyataan
yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini adalah
banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di semua
tingkatan pemeritahan dan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai
kurang profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan
masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi
dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan, manajemen,
pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan lain-lain
dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin berkualitas.
d. Bencana Alam, Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah
strategis internasional juga dirasakan secara nasional. Indonesia
sebagai negara kepulauan memiliki potensi lebih besar akan intensitas
terjadinya bencana alam berupa tsunami, gempa, letusan gunung
berapi, banjir dan tanah longsor. Selain itu kebakaran hutan juga
sering terjadi sebagai negara yang cukup kaya akan hutan dan
perkebunan. Tanggap darurat dan rehabilitasi, rekonstruksi maupun
pengelolaan resiko bencana merupakan hal penting yang harus
dilakukan oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.
e. Kemampuan Keuangan Negara, Pembangunan menyeluruh
membutuhkan dana pembiayaan yang besar, sementara kemampuan
keuangan negara sangat terbatas sehingga negara masih terbelit
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 26
hutang luar negeri yang cukup besar pula. Setiap daerah harus
berupaya meningkatkan kemandirian keuangan daerah (tidak hanya
bergantung pada bantuan dari Pemerintah Pusat) dengan cara
meningkatkan penggalian pendapatan asli daerah dan investasi.
Pertumbuhan ekonomi nasional selama ini rata-rata berkisar 6%,
padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan pertumbuhan
ekonomi diatas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat
terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia usaha
yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja daerah
didominasi oleh belanja pegawai, harus diimbangi dengan efisiensi dan
efektivitas tinggi agar dana yang ada dapat didayagunakan dengan
maksimal untuk kepentingan masyarakat
f. Stabilitas Keaamanan dan Ketentraman, Salah satu dampak buruk
kemajuan Iptek adalah makin canggihnya kejahatan, diawali dari
tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan, persaingan dan
kecemburuan sosial sehingga mendorong orang untuk berperilaku
melawan, merugikan dan meresahkan.
g. Hambatan Perdagangan Dalam Negeri, Hambatan perdagangan
dalam negeri yakni perdagangan antar daerah biasanya berkaitan
dengan perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana
prasarana pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha
khususnya usaha kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke
pasar di luar daerah maupun ekspor.
h. Keadilan dan Kesetaraan Gender. Indikator pembangunan gender
secara resmi adalah Gender-related Development Index (GDI) dan
Gender Empowerment Measurement (GEM). Dua indikator tersebut
menghendaki adanya peningkatan peran dan kesempatan bagi
perempuan sebagaimana peran dan kesempatan yang dimiliki laki-
laki. Kesempatan tersebut adalah kesempatan dalam berusaha,
pendidikan dan lain-lain serta dalam menduduki jabatan/posisi
strategis tertentu.
i. Perlindungan dan Kesejahteraan Anak. Tujuan dari isu ini adalah
untuk menjamin dan melindungi anak akan haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat
dan martabat kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk
kekerasan, perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi
buruk, partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak,
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 27
pekerja anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang
menunjukkan belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan
anak.
j. Daya Saing Teknologi dan Industri. Dominasi ekspor Indonesia
adalah ekspor bahan mentah yang bersumber dari kekayaan alam
yang belum diolah, sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah.
Penyebabnya adalah kurangnya kemampuan iptek dalam
mengolahnya menjadi barang setengah jadi maupun produk akhir
serta kurangnya kemampuan iptek dalam menciptakan dan membuat
produk yang berkualitas. Budaya iptek yang kreatif dan inovatif harus
difasilitasi.
Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang tertanam
dalam diri warga negara Indonesia, image yang berkembang adalah
bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek daripada produk luar
negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional (batik, dll) merupakan
satu bentuk local genius yang baik untuk dikembangkan termasuk
produk-produk asli dalam negeri lainnya, khususnya untuk konsumen
di dalam negeri dan sebaiknya dipromosikan/dipasarkan ke luar
negeri.
3. Lingkungan Regional Sulawesi Selatan
Kondisi nasional sebagian adalah cermin dari kondisi regional yang
memiliki kesamaan kasus dan masalah. Isu strategis dalam
pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana tertuang dalam
RPJMD Sulawesi Selatan periode 2013-2018 yang diuraikan per-urusan
pemerintahan daerah, dapat dikonkritkan menjadi issu strategis Regional
Sulawesi Selatan yang secara ringkas sebagai berikut :
a. Transformasi struktural perekonomian Daerah
b. Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan antar kawasan
c. Kemiskinan, pengangguran, pendapatan perkapita dan daya beli
d. Kerjasama kabupaten/kota dan kawasan andalan
e. Integrasi ekonomi antar wilayah Sulawesi
f. Akses dan kualitas pendidikan
g. Akses dan kualitas kesehatan
h. Infrastruktur dan fasilitas wilayah
i. Kesetaraan gender
j. Ketahanan desa dan keberdayaan masyarakat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 28
k. Keberlanjutan reformasi birokrasi dan kepemerintahaan yang baik
l. Pengamalan agama dan kerukunan umat beragama
m. Keberlanjutan pertanian, nilai tukar petani, dan ketahanan pangan
n. Kebudayaan, inovasi dan teknologi
o. Kebutuhan Energi dan Air
p. Perubahan iklim, kelestarian lingkungan dan pengelolaan ruang
q. Keamanan, ketertiban, harmoni sosial dan kesatuan bangsa.
Seraca ringkas, uraian isu strategis lingkungan internasional, Nasional
dan Regional, sebagaimana tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Isu-isu Strategis Internasional, Nasional dan Regional
Sulawesi Selatan
No
Isu Strategis
Dinamika
Internasional Dinamika Nasional
Dinamika Regional
Sulawesi Selatan
1 Globalisasi
perdagangan dan jasa
Kemiskinan dan
pengangguran
Transformasi struktural
perekonomian
2 Fluktuasi harga Minyak Dunia dan kurs mata
uang
Krisis energi Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan antar
kawasan
3
Degradasi
lingkungan/Pemanasan Global
Tuntutan pemerintahan yang bersih dan
profesional
Kemiskinan, pengangguran,
pendapatan perkapita dan daya beli
4 Komitmen Internasional/Kesepaka
tan Bangsa-bangsa
Bencana alam Kerjasama kabupaten/kota dan
kawasan andalan
Kemampuan keuangan negara
Integrasi ekonomi antar wilayah Sulawesi
Stabilitas keamanan
dan ketentraman
Akses dan kualitas
pendidikan
Keadilan dan kesetaraan gender
Akses dan kualitas kesehatan
Perlindungan dan kesejahteraan anak
Infrastruktur dan fasilitas wilayah
Daya saing teknologi
dan industri
Kesetaraan gender
Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non
Pertanian
Ketahanan desa dan keberdayaan masyarakat
Keberlanjutan reformasi
birokrasi dan kepemerintahaan yang
baik
Pengamalan agama dan kerukunan umat
beragama
Keberlanjutan pertanian, nilai tukar petani, dan
ketahanan pangan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 29
Kebudayaan, inovasi dan
teknologi
Kebutuhan Energi dan Air
Perubahan iklim, kelestarian lingkungan
dan pengelolaan ruang
Keamanan, ketertiban,
harmoni sosial dan kesatuan bangsa
Sekaitan dengan berbagai isu strategis lingkungan eksternal Daerah
Kabupaten Enrekang, dalam konteks perencanaan pembangunan
Nasional, dan Provinsi Sulawesi Selatan, beberapa kebijakan
pembangunan yang termuat dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi
Sulawesi Selatan sebagaimana tabel 4.2.
Tabel 4.2 Matriks Kebijakan dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi Sul-Sel
No.
Kebijakan - Kebijakan
RPJMN RPJMD Provinsi Lain-lain
(Kebijakan Provinsi Sul-Sel)
(1) (2) (3) (4)
1. Reformasi Birokrasi dan
Tata Kelola
Pendidikan • Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS
2. Pendidikan Kesehatan • Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan,
Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan
3. Kesehatan Pertanian/Ketahanan Pangan
• Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil
4. Penanggulangan
Kemiskinan
Industri /
Agroindusti
• Gratis paket modal pengembangan
100 wirausaha pedesaan pada setiap desa
5 Ketahanan
Pangan
Pariwisata • Membangun industry baru 24 unit
(satu kabupaten satu industri) di seluruh Kab/Kota
6 Infrastruktur Infrastruktur • Membuka 500 ribu lapangan kerja baru
7 Iklim Investasi
dan Iklim Usaha
Energi • Gratis Paket peningkatan kualitas
Rumah Rakyat Miskin
8 Energi • Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA
9 Lingkungan
Hidup dan
Pengelolaan Bencana
• Melanjutkan kesehatan gratis
10 Daerah
Tertinggal, Terdepan,
Terluar, dan Pasca-Konflik
• Gratis biaya pendidikan bagi
mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah
penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan
dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3
11 Kebudayaan, • Gratis peningkatan kualitas
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 30
Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi
pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD, SMP, SMA,
Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim Ulama
4.3. Analisa Faktor Internal dan Eksternal
1. Kekuatan (Strength)
a. Letak Kabupaten Enrekang yang strategis tepat di jantung
wilayah provinsi Sulawesi Selatan dan sebagai jalur Strategis
Pariwisata Nasional ke Tana Toraja
b. Sebagai Daerah yang dikenal religius, sehingga kondisi
keamanan, kenyamanan dan toleransi ummat menjadikan
Kabupaten Enrekang menjadi daerah yang cukup kondusif.
c. Sebagai daerah pegunungan yang memilikim potensi
Sumberdaya Alam disektor pertanian, Perkebunan, Perikanan
Tawar, Sumberdaya Air, Pertambangan dan Pariwisata.
d. Sebagai Daerah Pertanian yang memiliki kontribusi yang cukup
besar terhadap sistem Agribisnis di Sulawesi Selatan.
e. Hubungan kemasyarakatan yang harmonis antar berbagai
golongan.
f. Ketersediaan berbagai kebijakan Pemerintah Daerah dalam
mengoptimalkan dimensi-dimensi otonomi daerah.
g. Sistem pengelolaan kebutuhan dasar (pendidikan, kesehatan,
permukiman dan lain-lain) yang berjalan dengan baik.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Keterbatasan sumber daya manusia pelaku usaha tani dan
aparatur.
b. Kesenjangan Pembangunan antar Wilayah.
c. Lemahnya kemampuan keuangan daerah (Pendapatan Asli
Daerah yang sangat kecil).
d. Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, dibawah rata-rata
Provinsi Sulawesi Selatan.
e. Rendahnya realisasi investasi daerah dibanding dengan
kebutuhan investasi.
f. Kurangnya kerjasama ekonomi dengan daerah lain.
g. Kurangnya jaringan usaha dan kemitraan usaha.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 31
h. Angka kemiskinan masih tingggi diatas rata-rata Provinsi dan
Nasional serta tingkat pengangguran yang berfluktiatif.
i. Lemahnya koordinasi antar institusi pemerintah maupun non
pemerintah.
j. Lemahnya manajemen data, statistik dan analisa untuk
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
3. Peluang (Opportunity)
a. Penyerahan berbagai urusan pemerintahan dari Pusat kepada
Daerah, harus diikuti dengan peningkatan kinerja pemerintah
daerah.
b. Pencitraan terhadap kualitas pelayanan publik.
c. Masih terbukanya potensi usaha dan sumberdaya alam yang
belum digarap.
d. Masih terbukanya potensi pendapatan daerah dari
pengembangan pelayanan jasa dan pemanfaatan sumber daya
alam sarana dan prasarana seperti retribusi parkir, pengambilan
air permukaan dan lain-lain.
e. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana dan
prasarana publik secara nasional.
f. Adanya kebijakan pusat dan provinsi menetapkan Kabupaten
Enrekang sebagai sentra pengembangan dan produksi beberapa
komoditi unggulan.
g. Berkembangnya partisipasi swasta/masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan jasa.
h. Adanya potensi pengembangan kemitraan usaha antara koperasi
dan UMKM dengan pengusaha besar/BUMN/BUMD.
i. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi semakin
berkembang dan terbuka luas.
4. Ancaman (Threat)
a. Globalisasi dan pasar bebas serta masuknya berbagai komotiditi
pertanian dari luar negeri yang memiliki kualtas dan daya saing
tinggi.
b. Degradasi kualitas lingkungan hidup dan bencana alam.
c. Besarnya pengaruh negatif dari luar yang mengganggu tatanan
norma, nilai dan budaya serta perilaku hidup masyarakat.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 32
d. Ketidakpuasan masyarakat melahirkan protes, demonstrasi dan
apatisme.
e. Dinamika politik yang lebih mengutamakan kelompok tertentu.
f. Konflik SARA, kriminalitas serta pelecehan terhadap perempuan
dan anak.
g. Munculnya peraturan-peraturan yang tidak sinkron satu sama
lain, sehingga mengakibatkan ketidakpastian hukum didaerah
dan kebingungan dalam implementasi.
4.3. Isu Strategis
Berdasarkan kajian dan uraian modal dasar, permasalahan,
dinamika lingkungan strategis, dan analisa eksternal internal tersebut
di atas dapat diidentifikasi isu-isu strategis pembangunan Kabupaten
Enrekang. Perlu diutarakan bahwa pemilihan isu strategis
mempertimbangkan beberapa hal, yakni:
a. Merupakan urusan, tugas dan tanggung jawab Pemerintah
Kabupaten Enrekang;
b. Besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;
c. Tingkat kemungkinan/kemudahan penanganan;
d. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan;
e. Memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan
daerah;
f. Kebijakan/Janji politik Kepala Daerah yang harus diwujudkan.
Isu Strategis yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten
Enrekang untuk ditangani dalam kurun waktu 2014-2018 adalah
sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata
Kelola Pemerintahan Daerah yang bersih dan professional.
Upaya untuk memperbaiki tata kepemerintahan dilakukan
dalam seluruh aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan
ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur, pelaporan dan
pertanggungjawaban).
- Dalam sistem perencanaan, kebijakan harus sinergis sejalan
dengan kebutuhan dan kemampuan, terukur, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 33
- Dalam hal kelembagaan, organisasi pemerintah daerah dibentuk
secara ramping namun mampu mencakup keseluruhan
urusan/kepentingan yang menjadi tanggung jawab pemerintah,
jelas, tidak tumpang tindih dan memungkinkan kemudahan
akses pelayanan terhadap publik.
- Penanganan berbagai permasalahan pemerintahan dan
pembangunan yang sangat kompleks membutuhkan penempatan
aparatur yang sesuai baik secara kualitas kompetensi maupun
kuantitasnya. Pembinaan terhadap aparatur mesti terus
dilakukan agar mampu menyikapi dinamika yang terjadi,
responsif dengan dedikasi dan integritas yang tinggi untuk
semata-mata kepentingan umum. Selain itu, pembangunan juga
membutuhkan aparatur dengan daya inisiasi dan inovasi yang
baik untuk dapat mengejar ketertinggalan pembangunan daerah
dan mengatasi kemiskinan.
- Kelemahan SKPD dalam pelaporan dan pertanggungjawaban
biasanya terletak dalam kemampuan penyediaan data, analisa
dan model laporan yang tidak simpel. Kesadaran akan pentingnya
data yang lengkap dan akurat hingga kearsipan sebagai dokumen
pembuktian harus ditingkatkan. Sistem manual harus segera
dirubah dengan sistem komputer, sehingga lebih efisien, cepat
dan mudah dalam operasionalnya.
2. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan Publik yang
terjangkau
Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan
adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga pemerintah dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja
terbaik yakni kemajuan pembangunan dan pelayanan yang dapat
memuaskan publik. Berbagai kebijakan baru pemerintah telah
dikeluarkan dan harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam
rangka menyikapi tuntutan tersebut.
Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik
yang menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM,
keterbukaan informasi dan lain-lain. Kemudahan perizinan,
transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 34
yang kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam
berinvestasi.
3. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Sebagian dari amanat Otonomi Daerah adalah bahwa
Pemerintah Daerah harus berupaya meningkatkan pendapatan asli
daerah dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat.
Namun kenyataannya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
otonomi daerah, Kabupaten Enrekang masih memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap alokasi dana
perimbangan dari Pemerintah Pusat. Peningkatan pendapatan asli
daerah diupayakan melalui intensifikasi pemungutan
pajak/retribusi, penggalian potensi pendapatan dan perwujudan
realisasi investasi, namun tidak memberatkan dunia usaha dan
masyarakat.
4. Kemiskinan, Rendahnya Daya Beli Masyarakat dan
Pengangguran
Kemiskinan terjadi karena rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Enrekang
memang memperlihatkan kecenderungan meningkat namun masih
berada dibawah rata-rata provinsi Sulawesi Selatan. Demikian pula
Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Enrekang berdasarkan
struktur komposisi pembentuk IPM, jga masih berada dibawah rata-
rata Provinsi Sulawesi selatan. Langkah prefentif dalam bentuk
pemberdayaan dan langkah kuratif dalam bentuk jaminan sosial
atas kebutuhan dasar perlu dilakukan.
Tingkat pengangguran terbuka memperlihatkan trend
fluktiatif (naik turun tiap tahun). Selama 10 tahun terakhir, tingkat
pengangguran di Kabupaten Enrekang tertinggi pada angka 6,66 %
pada tahun 2011. Pengangguran terbuka masyarakat selain
disebabkan oleh dampak krisis ekonomi global dan bencana alam,
juga disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja yang tidak
mampu bersaing dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja
mandiri. Peluang usaha pada prinsipnya masih lebar, dibutuhkan
kemampuan dan fasilitasi untuk dapat merealisasikannya.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 35
5. Rendahnya kemampuan, Inovasi, pengusaan teknologi dan
kapasitas kelembagaan Usaha Tani dan KUKM
Lapangan Usaha baik dibidang Usaha Tani maupun KUKM
yang akan terus bertahan adalah yang memiliki pangsa pasar yang
besar dan memiliki daya saing produk, maka penerapan Iptek dalam
produksi dan bisnis serta peningkatan hubungan antara produsen
lokal dengan pasar yang luas harus menjadi perhatian.
Kelembagaan Usaha Tani dalam bentuk Kelompok Tani maupun
kelompok KUMKM, boleh dikatakan cukup banyak dibentuk yang
umumnya difasilitasi pembentukannya oleh Pemerintah Daerah.
Namun dari sisi kualitas kelembagaan yang mandiri atau aktif
secara kelembagaan masih sedikit. Pembentukan kelembagaan
sebagian masih berorientasi untuk pemenuhan persyaratan dalam
implementasi program sektoral baik dari Pemerintah, yang tidak
sebanding dengan kemampuan pemerintah daerah melakukan
pembinaan, pendampingan dan pemberdayaan kelompok.
6. Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang berkualitas dan
Kesetaraan Gender
Tuntutan akan pelayanan pendidikan tidak terlepas dari
penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, serta
tenaga kependidikan yang berkualitas. Kesempatan yang sama
untuk mendapatkan akses pelayanan pendidikan baik laki-laki-
perempuan, tua-muda, kaya maupun miskin, yang artinya bisa
dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Program Wajib belajar 12
tahun di Kabupaten Enrekang, Bantuan Operasional Sekolah,
pembangunan gedung dan prasarana lainnya, merupakan contoh
riil perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Agar pendidikan
bisa bermanfaat, kurikulum pendidikan juga harus
mempertimbangkan kebutuhan dunia usaha dan spesifikasi potensi
setiap anak didik.
Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi,
jaminan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi semua warga
masyarakat. Subsidi silang pun harus disadari oleh semua
pengguna layanan kesehatan bahwa tanggung jawab pembangunan
tidak hanya pada pemerintah, tetapi seluruh komponen
masyarakat/swasta sesuai dengan kemampuannya.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 36
Peran serta perempuan dalam pembangunan masih rendah,
namun secara umum bentuk-bentuk diskriminasi gender di
Kabupaten Enrekang jarang ditemukan, namun terlihat adanya
kesenjangan partisipasi politik kaum perempuan. Meskipun
Undang-Undang nomor 12 Tahun 2003 tentang pemilu
mengamanatkan keterwakilan perempuan 30 % perempuan
dilembaga legislatif, namun hasilnya menunjukkan rendahnya
keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Hal ini juga terjadi
pada posisi-posisi puncak dieksekutif, peran perempuan juga belum
maksimal..
7. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik dan Ketimpangan Pembangunan Wilayah
Penyediaan infrastruktur fisik wilayah tetap menjadi kebutuhan
utama dalam perkembangan pembangunan ke depan untuk
meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, yang saat ini
nampaknya belum terbangun secara merata, sehingga terjadi
ketimpangan pembangunan antar wilayah, utamanya antara
Kawasan Timur Enrekang (KTE) yang relatif tertinggal dengan
Kawasan Barat Enrekang (KBE) yang relatif lebih maju, baik aspek
infrastruktur, Ekonomi maupun Sosal.
8. Ancaman Degradasi Lingkungan Hidup, dan Bencana Alam.
Menurunnya daya dukung lingkungan hidup, kelestarian
fungsi dan manfaat sumber daya alam adalah akibat dari kurang
terkendalinya para pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat
maupun swasta) dalam pemanfaatan, penataan serta pengendalian
terhadap dampak yang ditimbulkan. Permasalahan dalam tata guna
lahan, bangunan, rumah tidak layak huni, lingkungan pemukiman
kumuh utamanya pada kawasan perkotaan, penghijauan dan
Daerah Aliran Sungai perlu makin diperhatikan.
Dampak dari masalah tersebut adalah meningkatnya potensi
kerusakan lingkungan dan bencana alam seperti kebakaran banjir,
genangan luapan air selokan/air hujan, longsor/ erosi dan
sebagainya.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 37
9. Lemahnya Daya Saing dan Sistem Agribisnis Komoditi Hasil
Pertanian.
Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Enrekang
memiliki ketergantungan yang besar terhadap input yang umumnya
dari luar daerah, mulai dari bibit, pupuk dan pestisida serta
beberapa sarana produksi lainnya. Pada sisi lain daya saing
berbagai komoditi pertanian masih rendah baik daya saing kualitas
maupun daya saing harga. Pada umumnya komoditi unggulan dan
andalan daerah memiliki biaya produksi tinggi, sehingga seringkali
hasil-hasil produksi pertanian tidak memberi keuntungan dan nilai
tambah bagi petani.
Demikian pula sistem agribisnis pertanian belum berjalan
begaimana idealnya. Selama ini sistem Agribisnis masih didominasi
pada Sub Sistem Agribisnis Hulu, yaitu kegiatan ekonomi yg
menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian
(seperti pupuk, obat-obatan, benih/bibit, mesin pertanian dll), dan
Sub Sistem Usaha Tani yang keduanya juga belum berlangsung
secara maksimal. Sub Sistem Jasa Layanan pendukung, seperti
lembaga keuangan, pembiayaan, transportasi, penyuluhan, layanan
informasi, penelitian, pengembangan, kebijakan juga belum
maksimal
Sedangkan Sub Sistem Agribisnis Hilir yaitu kegiatan ekonomi
yang mengelola hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan,
beserta kegiatan perdagangannya masih sangat rendah dan kurang
berkembang. Kenyataan yang terjadi mata rantai ekonomi komoditi
pertanian Kabupaten Enrekang sangat pendek yang ditandai dengan
pola “Petik-Jual” sehingga nilai tambah ekonomi juga rendah.
Oleh karena itu, sangat diperlukan intervensi teknologi baik
teknologi tinggi maupun teknologi tepat guna dalam aktivitas
produksi dan pengolahan hasil produk-produk usaha pertanian
atau produk UMKM yang berbasis pertanian.
10. Stabilitas Keamanan, Ketahanan Desa dan Keberdayaan Masyarakat.
Terpeliharanya stabilitas keamanan daerah dalam suasana
yang kondusif menjadi prasyarat bagi kelancaran penyelenggaran
pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pelayanan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 38
publik di daerah. Di Kabupaten Enrekang potensi gangguan
keamanan dan ketertiban dari luar daerah seperti pencurian
kendaraan, pencurian ternak, masih biasa terjadi. Muncul konflik
antar warga biasa juga terjadi akibat perebutan sumber air
pertanian, tata batas wilayah dan sebagainya.
Kondisi Kabupaten Enrekang yang relatif aman tersebut juga
sebagai dari dampak kebijakan Pemerintah Daerah yang
menerbitkan Peraturan Daerah tentang larangan Miras, dan Perda
tentang berbusana muslim.
Adanya pengaruh luar dan interaksi serta dinamika kehidupan
yang semakin keras manjadi ancaman tersendiri terhadap kondisi
stabilitas daerah. Kerawanan dan masalah sosial akan berdampak
negatif dan berpotensi melahirkan berbagai penyakit masyarakat
seperti, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, minuman keras,
perjudian, pelacuran, dan premanisme setiap saat akan bisa terjadi.
Selain itu, tidak boleh dilupakan juga terhadap ancaman
bahaya terorisme, konflik yang bersifat SARA, dan gerakan
radikalisme yang acapkali bersifat laten serta memiliki spektrum
jaringan dan daya destruktif yang lebih luas.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, memudar
dan lunturnya nilai-nilai wawasan kebangsaan serta rendahnya
kesadaran politik warga pada gilirannya dapat memunculkan sikap
dan tindakan yang hanya bersemangatkan solidaritas sempit, ikatan
primordial, dan sektarian dari satu kelompok masyarakat tertentu
yang bisa mengakibatkan retaknya keharmonisan, keserasian, dan
integrasi antar warga dalam jalinan interaksi sosial. Di sisi lain,
maraknya perilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang
menggerogoti kekayaan Negara/daerah mencerminkan pula
terjadinya pengikisan rasa cinta air dari para pelakunya. Degradasi
dan krisis terhadap nilai-nilai nasionalisme dan spirit kebangsaan
harus dieliminasi atau setidaknya direduksi melalui perkuatan
persatuan dan kesatuan bangsa serta penanaman nilai-nilai luhur
bangsa yang bersendikan ideologi Pancasila dan UUD 1945.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 1
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
5.1. Visi Pembangunan Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan
kepala daerah (Pemilukada) yang menggambarkan arah pembangunan atau
kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa
jabatan selama 5 (lima) tahun.
Penyusunan visi pembangunan daerah Kabupaten Enrekang Tahun
2014-2018 dilakukan dengan memperhatikan visi pembangunan daerah
Kabupaten Enrekang untuk jangka panjang yang termuat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Enrekang Tahun
2008-2028 (Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 Tahun 2008),
yaitu: “Kabupaten Enrekang sebagai Daerah Agropolitan yang mandiri,
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada tahun 2028”, dengan
misi-misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan Konsep Pengembangan Daerah Agropolitan
2. Mewujudkan Kemandirian Daerah
3. Mengembangkan Berbagai Produk Pertanian Komoditas Unggulan
Berbasis Ekonomi Masyarakat Dan Berorientasi Pasar
4. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada dokumen
perencanaan pembangunan nasional, penyusunan visi pembangunan
daerah Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018 juga memperhatikan Visi
Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 yang termuat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014
(Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010) yaitu:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 2
“Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”
dengan kandungan misi-misi sebagai berikut:
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Selain itu, dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada
dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan,
penyusunan visi pembangunan daerah Kabupaten Enrekang tahun 2014-
2018 juga memperhatikan visi pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2003–2018
(Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 20013) yaitu:
” Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan
Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”,
Adapun misi-misi pembangunanan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi:
1. Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan
kerukunan intra dan antar ummat beragama.
2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial
dan kelestarian lingkungan.
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan
dan infrastruktur
4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan
global
5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum
6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa
7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih
Berpijak pada paparan visi dan misi di atas, dan mempertimbangkan
situasi, kondisi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, dan
memperhitungan kontinuitas dan sinergitas pelaksanaan pembangunan,
maka dirumuskan dan ditetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Enrekang
Tahun 2014-2018, adalah:
“ Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS), menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”
Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan
berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan
perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 3
Enrekang, dimaknai sebagai suatu kesatuan wilayah Kabupaten
Enrekang yang dihuni oleh seluruh warga masyarakat, yang menjadi fokus
gerakan permbangunan bagi semua unsur untuk mewujudkan kualitas
hidup masyarakat yang lebih baik.
Maju, Kondisi dimana terjadi peningkatan kualitas SDM (Pendidikan
dan Kesehatan), ketersediaan Infrastruktur yang memadai serta aplikasi
teknologi.
Aman, mengandung makna keadaan yang lebih kondusif untuk
berlangsungnya aktivitas pemerintahan, sosial budaya, aktivitas ekonomi
dan investasi, yang ditandai dengan adanya rasa aman untuk berusaha/
berinvestasi, bekerja, beribadah serta aman dari bencana. Keadaan yang
menggambarkan perwujudan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat
kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih
bermutu dan maju.
Sejahtera, dimaknai keadaan dimana terjadi peningkatan kualitas
hidup masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya IPM, peningkatan
perekonomian dan pendapatan masyarakat, serta terpenuhi dan
tercukupinya kebutuhan hidup masyarakat baik material maupun spiritual
secara layak.
Menuju Daerah Agropolitan, dalam pengertian bahwa periode
pembangunan Lima (5) tahun kedepan (2014-2018) sebagai tahapan dari
proses mewujudkan daerah Agropolitan 2028 sesuai Visi Jangka Panjang
Daerah, yang ditandai dengan kondisi berkembangnya pusat-pusat ekonomi
berbasis pertanian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu kawasan
pengembangan komoditi unggulan pertanian, yang didukung oleh tumbuh
dan berkembangnya berbagai aktivitas ekonomi pendungkung utama sistem
agribisnis pertanian di Sulawesi Selatan.
Berwawasan Lingkungan, diartikan sebagai komitmen memanfaatkan
dan mengelola sumberdaya alam secara bijaksana dalam pembangunan
yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu/kualitas
hidup masyarakat masa kini dan masa mendatang.
5.2. Misi Pembangunan Daerah
Misi pembangunan daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-
upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi serta memberikan
kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai
dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi daerah.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 4
Dari itu untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten
Enrekang tersebut di atas selanjutnya dirumuskan misi pembangunan
daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018 sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan
Publik, yaitu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan
aksesibilitas pelayanan umum (Jalan, Jembatan, Sanitasi, Air Bersih,
Irigasi/Sumber Air Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi) yang memiliki
daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial
yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum
untuk menunjang produktifitas dan mobilitas publik;
2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi
teknologi, yaitu peningkatan SDM masyarakat melalui penyediaan
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, berkualitas
didukung oleh penguasaan Iptek dalam meningkatkan produktivitas dan
kompetensi masyarakat;
3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai
dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan
masyarakat tanpa Diskriminasi Laki-Laki Perempuan, yaitu
menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik secara
konsisten dan berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat
korupsi, dan meningkatnya kinerja pelyanan publik serta terbentuknya
birokrasi pemerintahan yang profesional, berkinerja tinggi, menjamin
kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta memberikan
kesetaraan dan keadilan Gender, agar memperoleh manfaat dari
pembangunan yang adil dan merata;
4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat
berbasis Agribisnis dan Agroindustri, yaitu mengembangkan
perekonomian masyarakat yang berlandaskan ekonomi kerakyatan
dengan memberdayakan masyarakat yang bertumpu pada
pengembangan potensi dan komoditi unggulan daerah, sehingga
mendorong penciptaan lapangan kerja dan ketersediaan kebutuhan
hidup masyarakat;
5. Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara Optimal dan
Berwawasan Lingkungan, yaitu mengembangkan pembangunan daerah
yang memanfaatkan potensi Sumberdaya Alam disektor pertanian,
pertambangan, SDA dan Pariwisata dengan tetap menjaga keseimbangan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 5
antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan hidup
dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan.
Setiap misi ini mempunyai keterkaitan dengan pokok-pokok visi.
Gambaran keterkaitan pokok-pokok visi dengan pokok-pokok misi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel. 5.1.
Keterkaitan Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD
No. Pokok-pokok
Visi Misi Penjelasan Misi
“ Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS), menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”
Maju Meningkatkan
Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur
Pelayanan Umum (M1)
yaitu meningkatkan dan
mengembangkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum (Jalan,
Jembatan, Sanitasi, Air Bersih, Irigasi/Sumber Air
Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi) yang
memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan
sosial yang berkeadilan dan
mengutamakan kepentingan masyarakat
umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas
publik.
Meningkatkan
Kualitas SDM yang berdaya saing dan
aplikasi teknologi (M2)
Yaitu peningkatan SDM
masyarakat melalui penyediaan pelayanan
pendidikan dan kesehatan yang lebih baik,
berkualitas didukung oleh penguasaan Iptek dalam meningkatkan
produktivitas dan kompetensi masyarakat.
Aman Mewujudkan Tata
Kelola Pemerintahan yang
baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam
berbagai aktivitas kehidupan
masyarakat tanpa Diskriminasi Laki-
Laki Perempuan
Yaitu menerapkan prinsip-
prinsip tata kepemerintahan yang baik
secara konsisten dan berkelanjutan yang tercermin dari
berkurangnya tingkat korupsi, dan meningkatnya
kinerja pelyanan publik serta terbentuknya
birokrasi pemerintahan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 6
(M3) yang profesional, berkinerja tinggi, menjamin
kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta
memberikan kesetaraan dan keadilan Gender, agar
memperoleh manfaat dari pembangunan yang
adil dan merata.
Sejahtera Meningkatkan Perekonomian Daerah dan
Pendapatan Masyarakat
berbasis Agribisnis dan Agroindustri
(M4)
Yaitu mengembangkan perekonomian masyarakat yang berlandaskan
ekonomi kerakyatan dengan
memberdayakan masyarakat yang
bertumpu pada pengembangan potensi dan komoditi unggulan daerah,
sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja
dan ketersediaan kebutuhan hidup
masyarakat
Menuju
Daerah Agropolitan
Berwawasan Lingkungan
Meningkatkan
Pengelolaan Sumberdaya Alam
secara Optimal dan Berwawasan
Lingkungan (M5)
yaitu mengembangkan
pembangunan daerah yang memanfaatkan potensi
Sumberdaya Alam disektor pertanian, pertambangan,
SDA dan Pariwisata dengan tetap menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan
lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi dan
daya dukung lingkungan
5.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu
strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Adapun sasaran
adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara
terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5tahun kedepan.
Untuk melaksanakan misi-misi tersebut di atas maka ditetapkan
tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Enrekang selama 5
(lima) tahun (2014-2018) dengan uraian sebagai berikut.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 7
1. Tujuan dan Sasaran pada Misi 1 (Meningkatkan Kualitas dan
Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Publik) adalah:
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan aksesibiltas antar wilayah, sentra-sentra
produksi pertanian dan wilayah-wilayah
tertinggal/ terisolir
1. Terselenggaranya percepatan pembangunan infrastruktur Wilayah dan Kawasan Strategis
Kabupaten
2. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur Pertanian
3. Meningkatkan cakupan
dan kualitas pelayanan Air Bersih dan Sanitasi kawasan permukiman
serta Energi, listrik di perkotaan dan Pedesaan
1. Terpenuhinya kebutuhan Air Bersih
Perkotaan dan Perdesaan
2. Tersedianya Sarana prasarana
sanitasi lingkungan permukiman
3. Terpenuhinya pembangunan infrastruktur energi dan Listrik
2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 2 (Meningkatkan Kualitas SDM yang
berdaya saing dan Aplikasi Teknologi) adalah:
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara berkelanjutan
1. Terwujudnya pemerataan akses dan
kualitas layanan kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan cakupan
dan kualitas pelayanan pendidikan serta mutu anak didik
2. Terwujudnya pemerataan akses
terhadap pendidikan pada seluruh lapisan masyarakat
3. Terciptanya Pelayanan pendidikan
berkualitas pada semua jenjang pendidikan
3 Meningkatkan Minat
Baca dan Budaya Baca Masyarakat
4. Meningkatnya Minat dan Budaya
Baca Masyarakat
4. Meningkatkan akses dan aplikasi teknologi
terapan
5. Meningkatnya akses dan aplikasi teknologi terapan
2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 3 (Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman
dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa Diskriminasi
Laki-Laki Perempuan) adalah:
Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan Kualitas Kinerja Birokrasi Pemerintah secara
Profesional dalam Memenuhi Kepentingan
1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan birokrasi, kesejahteraan dan kompetensi
sumber daya aparatur dalam pelayanan publik
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 8
Publik 2. Terciptanya sinergi penyelenggaraan pemerintahaan
ditingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan
2. Memperkuat sistem perencanaan dan
penganggaran pembangunan daerah
3. Terciptanya kesadaran partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan
4. Terwujudnya peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
5. Terwujudnya pengelolaan
keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
3. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di
masyarakat
6. Terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan di
berbagai aspek kehidupan masyarakat
4. Mewujudkan
pengarusutamaa Gender dalam pembangunan daerah
7. Terwujudnya kesetaraan dan
keadilan gender diberbagai aspek
4. Tujuan dan Sasaran pada Misi 4 (Meningkatkan Perekonomian
Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan
Agroindustri) adalah:
Tujuan Sasaran
1. Mewujudkan struktur ekonomi daerah yang
kuat berbasis sektor pertanian
1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
2. Mengembangkan sistem
Agribisnis pertanian disektor Hulu dan Hilir berbasis Iptek
2. Terwujudnya sistem pemasaran dan
daya saing produk dan komoditi unggulan daerah melalui penerapan Iptek
3. Terwujudnya kemandirian
kelembagaan pelaku usaha tani
4. Terwujudnya pemberdayaan Koperasi, usaha mikro, kecil,
menengah (KUMKM)
3. Mengembangkan Kawasan Strategis Daerah dan Kawasan
Cepat Tumbuh yang berbasis komoditi
5. Terwujudnya Peningkatan Produktifitas Kawasan Pengembangan Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan
6. Meningkatnya nilai tambah ekonomi berbagai komoditi unggulan daerah
4. Mewujudkan Ketahanan
dan kemandirian Pangan Daerah
7. Tersedianya pangan yang cukup,
bermutu, aman, merata dan terjangkau
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 9
5. Tujuan dan Sasaran pada Misi 5 (Meningkatkan Pengelolaan
Sumberdaya Alam secara Optimal yang Berwawasan Lingkungan)
adalah:
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan kontribusi
ekonomi disektor Pertambangan, energy dan pariwisata
1. Terwujudnya realisasi investasi dan
penyerapan tenaga kerja disektor pertambangan, energy dan pariwisata daerah
2. Menciptakan Pengelolaan
sumberdaya alam secara terpadu dengan memperhatikan aspek
lingkungan
2. Terciptanya keselarasan dalam
upaya pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara
berkelanjutan
3. Berkembangnya sistem pertanian
organik dan Ramah Lingkungan
4. Terwujudnya pemanfaatan lahan-
lahan tidur
5. Terwujudnya pengendalian lahan kritis
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 1
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan merupakan langkah-langkah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagai
dasar perumusan program yang menjadi kewenangan daerah.
6.1. Strategi Pembangunan Daerah
Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan
bagaimana sasaran akan dicapai. Ia merupakan langkah-langkah yang
berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
Strategi tersebut selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.
Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran-
sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran
tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab satu sasaran
pembangunan ataupun lebih dari satu sasaran pembangunan, dengan
mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi pencapaian target
sasaran.
Dalam kaitan ini, arsitektur perencanaan pembangunan daerah
dipisahkan menjadi dua: (1) perencanaan strategik yaitu perencanaan
pembangunan daerah yang menekankan pada pencapaian visi-misi
pembangunan daerah; (2) perencanaan operasional yaitu perencanaan yang
menekankan pada pencapaian kinerja layanan setiap urusan. Segala
sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran RPJMD maka dianggap strategis, ini dijalankan melalui program
pembangunan daerah dan program prioritas berdasarkan penyelenggaraan
urusan pemerintahan. Perencanaan strategik ini didukung oleh keberhasilan
kinerja dari implementasi perencanaan operasional dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan melalui program prioritas masing-masing urusan.
Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang
digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan pilihan program
pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2)
perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif
keuangan.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 2
Berdasarkan pemahaman demikian, strategi pembangunan RPJMD
Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1
Strategi dari Tujuan, dan Sasaran berdasar Misi
Tujuan Sasaran Strategi
VISI : Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS) menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan
MISI I : Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur
Pelayanan Publik
1. Meningkatkan aksesibiltas antar
wilayah, sentra-sentra produksi pertanian dan
wilayah-wilayah tertinggal/ terisolir
1. Terselenggaranya percepatan
pembangunan infrastruktur Wilayah dan
Kawasan Strategis Kabupaten
Mendorong percepatan pembangunan Infrastruktur,
jalan dan jembatan yang mampu memperpendek jarak atau mempercapat akses
antar kecamatan, Kawasan dan akses antar desa
2. Meningkatnya ketersediaan
infrastruktur Pertanian
Pengembangan dan penataan fasilitas infrastrukur
Pertanian
2. Meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan Air Bersih dan Sanitasi kawasan
permukiman serta energy, listrik di
perkotaan dan Pedesaan
3. Terpenuhinya kebutuhan Air
Bersih Perkotaan dan Perdesaan
Mengembangkan pembangunan jaringan air
bersih, Kota, IKK dan SAB Perdesaan
4. Tersedianya Sarana prasarana
sanitasi lingkungan
permukiman
Mengembangkan pembangunan sarana
prasarana permukiman
5. Terpenuhinya pembangunan infrastruktur
energi Listrik dan energi alternatif
Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi
terbarukan
Tujuan Sasaran Strategi
MISI II : Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan Aplkasi teknologi
1. Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara berkelanjutan
1. Terwujudnya pemerataan akses
dan kualitas layanan kesehatan
masyarakat
Mengoptimalkan kualitas pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan pada tempat pelayanan kesehatan melalui
penyediaan sarana dan peralatan kesehatan yang
memadai serta distribusi tenaga medis secara merata/ proporsional
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 3
2. Meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan pendidikan serta mutu anak didik
2. Terwujudnya pemerataan akses
terhadap Pelayanan pendidikan pada
seluruh lapisan masyarakat
Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana pendidikan
serta kompetensi dan distribusi tenaga pendidik yang memadai
3. Terciptanya
Pelayanan pendidikan
berkualitas pada semua jenjang pendidikan
Penataan sistem pendidikan
dalam menunjang peningkatan mutu
pendidikan yang didasari oleh indikator pendidikan yang lebih baik
3. Meningkatkan
Minat dan Budaya Baca Masyarakat.
4.Meningkatnya
minat dan budaya baca masyarakat
Mengembangkan semangat
dan budaya membaca bagi semua elemen melalui
penyediaan sarana prasaran yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat
4. Meningkatkan
akses dan aplikasi teknologi terapan
5. Meningkatnya
akses dan aplikasi teknologi terapan
Mengintegrasikan Iptek dalam
metodolgi pendidikan dan pemberdayaan pelaku Usaha
Tani, KUKM/ IKM serta pelayanan publik.
MISI III : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan
disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi laki-laki perempuan
1. Mewujudkan
Kualitas Kinerja Birokrasi
Pemerintah yang bersih, Profesional, responsive, dan
akuntabel dalam Memenuhi
Kepentingan Publik
1. Meningkatnya
kapasitas kelembagaan
birokrasi dan kompetensi sumber daya
aparatur dalam pelayanan publik
Menata kembali kelembagaan,
tata kerja dan kinerja pelayanan pemerintahan
berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.
Tujuan Sasaran Strategi
2. Terciptanya sinergi
penyelenggaraan pemerintahaan ditingkat
Kabupaten, Kecamatan, Desa
dan Kelurahan
Mengoptimalkan peran pemerintah desa/kelurahan
dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah
2. Memperkuat sistem perencanaan dan penganggaran
pembangunan daerah
3. Terwujudnya kesadaran partisipasi
masyarakat dalam
perencanaan pembangunan
Mengoptimalkan peran serta masyarakat secara aktif sebagai mitra kerja
pemerintahan dalam perencanaan pembangunan
daerah
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 4
4. Terwujudnya peningkatan
kualitas perencanaan pembangunan
daerah
Membangun konsistensi, sinkronisasi dan proses/
mekanisme perencanaan pembangunan daerah
5. Terwujudnya pengelolaan
keuangan daerah yang transparan
dan akuntabel
Mengoptimalkan tertib administrasi keuangan dan
pertanggungjawabannya
3. Mewujudkan rasa
aman dan ketentraman di
masyarakat
6. Terwujudnya
peningkatan ketertiban dan
keamanan di berbagai aspek
kehidupan masyarakat
Menggalang kolaborasi atau
kerjasama Pemerintah Daerah, Aparat Keamanan
dan Masyarakat dalam menciptakan rasa aman
dalam masyarakat
4. Mewujudkan Pengarusutamaan
Gender dalam pembangunan
7. Terwujudnya kesetaraan dan
keadilan gender diberbagai aspek
Memperkuat koordinasi dan jaringan pengarusutamaan
gender dalam perencanaan, penganggaran, yang reponsif
gender
Tujuan Sasaran Strategi
MISI IV : Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri
1. Mewujudkan
struktur ekonomi daerah yang kuat
berbasis sektor pertanian
1. Terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas
Menciptakan kondusifitas
iklim investasi dan iklim usaha yang lebih baik dalam
rangka pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan
penanggulangan kemiskinan
2. Mengembangkan sistem Agribisnis
pertanian disektor Hulu dan Hilir berbasis Iptek
2. Terwujudnya sistem
pemasaran dan daya saing produk dan
komoditi unggulan daerah
Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk
pertanian melalui peningkatan kualitas dan kontinuitas berbasis
sumber daya lokal
3. Terwujudnya
kemandirian kelembagaan
pelaku usaha tani
Optimalisasi peran dan fungsi
Penyuluh yang profesional sebagai ujung tombak
pembinaan kemampuan petani
4. Terwujudnya pemberdayaan
Koperasi, usaha mikro, kecil,
menengah (KUMKM)
Mengembangkan KUKM dengan pendekatan klaster
pada sektor agribisnis dan agroindustri yang
didukung adanya pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 5
3. Mengembangkan Kawasan Strategis
Daerah dan Kawasan Cepat Tumbuh yang
berbasis komoditi
5. Terwujudnya Peningkatan
Produktifitas Kawasan Pengembangan
Pertanian, perkebunan dan
peternakan
Mengembangkan kualitas produksi dan ketersediaan
infrastruktur dan sarana prasarana kawasan strategis Pertanian, perkebunan,
peternakan
6. Meningkatnya nilai tambah
ekonomi berbagai komoditi unggulan daerah
Memperpanjang mata rantai ekonomi produk-produk
pertanian, perternakan dan perkebunan
4. Mewujudkan
Ketahanan dan kemandirian
Pangan Daerah
7.Tersedianya
pangan yang cukup, bermutu,
aman, merata dan terjangkau
i. Pengembangan dan
percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis pangan lokal
Tujuan Sasaran Strategi
ii. MISI V : Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara
Optimal yang Berwawasan Lingkungan
1. Meningkatkan kontribusi ekonomi disektor
Pertambangan, energy dan
pariwisata
1. Terwujudnya realisasi investasi dan
penyerapan tenaga kerja
disektor pertambangan,
energy dan pariwisata daerah
iii. Meningkatkan efektivitas kelembagaan dan penyediaan infrastruktur akses ke
kawasan potensi pertambangan, energi dan
pariwisata
2. Menciptakan Pengelolaan
sumberdaya alam secara terpadu
dengan memperhatikan aspek lingkungan
2. Terciptanya keselarasan
dalam upaya pelestarian,
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup secara
berkelanjutan
Meningkatan pengendalian ekslpotasi sumber daya alam
sesuai arahan pemanfaatan ruang daerah .
3. Berkembangnya sistem pertanian
organik dan Ramah Lingkungan
Membangun kesadaran dan pemahaman petani tentang
pentingnya pertanian ramah lingkungan
4. Terwujudnya
pemanfaatan lahan-lahan tidur
Mengupayakan pemanfaatan
lahan-lahan tidur baik milik pemerintah maupun
masyarakat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 6
5. Terwujudnya pengendalian
lahan kritis
Mengembangkan konservasi lahan dan partisipasi
masyarakat dalam pengendalian kerusakan lingkungan hidup
6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Arah Kebijakan Tahun 2014, sebagai Tahap Orientasi dan Konsolidasi
Tahun 2014 merupakan tahapan untuk menyambung, melanjutkan
dan menajamkan capaian Rencana Pembangunan periode 2009-2013.
Pada tahap ini diupayakan pemanfaatan secara optimal potensi yang
telah dibangun pada periode sebelumnya, dan upaya meletakkan
landasan yang lebih kuat untuk berkembangnya ekonomi rakyat
berbasis pertanian yang bersinergi dengan sektor lain, serta
terciptanya kondisi sosial budaya, politik dan keamanan yang lebih
kondusif.
Pada tahap ini pula, diarahkan pada pembenahan pada tataran
birokrasi pemerintahan daerah yang mencakup ; i) kelembagaan, ii)
distribusi personil, iii) kedisiplinan dan kesejahteraan Pegawai, iv)
Keseimbangan dan struktur anggaran, v) mekanisme perencanaan, vi)
regulasi atau aturan-aturan pendukung kebijakan pemerintah daerah,
serta vii) pelayanan publik yang lebih baik, viii) peningkatan cakupan
dan kualitas infrastruktur pelayanan publik
Mengingat tahap ini bersamaan dengan pesta demokrasi pemilihan
anggota legislatif daerah, maka perlu adanya konsolidasi politik
pemerintah daerah dengan DPRD, guna membangun harmonisasi
dalam mengawal dan melaksanakan berbagai kebijakan Pemerintah
Daerah.
Pencanangan berbagai urusan, terutama yang berkaitan dengan
program-program prioritas dan program terobosan harus telah mulai
mengambil peran pada tahap orientasi dan konsolidasi ini. Demikian
pula halnya dengan peningkatkan kualitas aparatur dengan
melakukan penataan penempatan SDM aparatur berbasis kompetensi.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 7
Arah Kebijakan Tahun 2015-2016, sebagai tahap percepatan
peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pada tahap ini, diupayakan akselerasi penanganan pembangunan
serta pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan,
termasuk pengawalan terhadap berbagai program prioritas dan inovasi
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten
Enrekang, yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, dan
ekonomi, serta didukung oleh penyediaan infrastruktur yang
memadai.
Kebijakan Tahun 2015 diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan (Jalan,
Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi serta listrik perdesaan.
2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi
pertanian
3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan
pelaku KUMKM
4. Optimalisasi pengelolaan pendidikan dan kesehatan gratis/JKN
5. Pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan pola hidup bersih
dan sehat bagi masyarakat
6. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes
7. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan
KUMKM
8. Pendyagunaan Teknologi Informasi dalam penyelenggraan
pemerintahan dan pelayanan publik
9. Pengembangan kompetensi/ SDM Aparatur serta penataan
kelembagaan Pemerintah daerah.
10. Pengembangan kemampuan dan kapasitas Pemerintah Desa dan
kelurahan.
11. Pengembangan sistem perencanaan partisipatif serta penerapan
perencanaan dan penganggaran responsive gender.
12. Optimalisasi sistem perizinan PTSP mendukung investasi daerah
13. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah
14. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan
Kebijakan Tahun 2016 diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan (Jalan,
Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 8
2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi
pertanian
3. Pengembangan sistem irigasi partisipatif (PPSIP)
4. Optimalisasi pengelolaan pendidikan dan kesehatan gratis/JKN
5. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/
manajemen pendidikan berbasis teknologi.
6. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes
7. Pengembangan minat dan budaya baca anak didik dan
masyarakat.
8. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan
KUMKM
9. Pengembangan dan optimalisasi potensi-potensi pendapatan asli
daerah
10. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah
11. Pengembangan ketahanan pangan daerah.
12. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian
13. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan
Arah Kebijakan Tahun 2017-2018, sebagai tahap Perwujudan
Enrekang EMAS.
Tahap ini adalah tahap terakhir yang merupakan perwujudan Visi
EMAS (Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera), yang ditandai dengan
tercapainya indikator-indikator agregatif pembangunan daerah yakni
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia. Selain itu ditandai
pula pencapaian berbagai target indikator kinerja seperti, menurunya
tingkat kemiskinan, meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat
pengangguran tetap berada dibawah rata-rata provinsi, dan
sebagainya.
Kebijakan Tahun 2017 diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan
(Jalan, Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi
2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi
pertanian
3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan
pelaku KUMKM serta pengelolaan sistem irigasi partisipatif
(PPSIP)
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 9
4. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/
manajemen pendidikan berbasis teknologi.
5. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes
6. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan
KUMKM
7. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah
8. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian
9. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan
Kebijakan Tahun 2018 diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan
(Jalan, Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi
2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi
pertanian
3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan
pelaku KUMKM serta pengelolaan sistem irigasi partisipatif
(PPSIP)
4. Pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan pola hidup
bersih dan sehat bagi masyarakat
5. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/
manajemen pendidikan berbasis teknologi.
6. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan
KUMKM
7. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah
8. Pengembangan ketahanan pangan daerah.
9. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian
10. Pengembangan sistem pertanian organic dan ramah lingkungan
Meskipun masing-masing tahapan mendukung tercapainya
tujuan tertentu, namun bukan berarti tujuan tersebut diupayakan
dan dituntaskan pada tahap yang bersangkutan, namun hal ini hanya
merupakan pemusatan perhatian atau arah. Masing-masing upaya
pada setiap tahapan merupakan satu kesatuan untuk mendukung
tercapainya Enrekang EMAS dalam kurun waktu 2014-2018.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 1
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang
ditempuh untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-
program prioritas pembangunan. Kebijakan umum pembangunan
memberikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang
disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah dan menjadi
pedoman bagi SKPD dalam menyusun program dan kegiatan pada Rencana
Strategis (Renstra) SKPD.
Program-program strategis yang ditampilkan pada bagian ini
merupakan program-program yang secara langsung mendukung pencapaian
visi, misi pembangunan daerah.
Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka
kebijakan umum pembangunan jangka menengah 2014-2018 Kabupaten
Enrekang ditampilkan pada Tabel 7.1
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 2
Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
No Sasaran Strategi
Kebijakan Umum
Indikator Kinerja (outcome)
Capaian Kinerja Program
Pembangunan
Daerah
Bidang Urusan
SKPD
Penanggung
Jawab Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
MISI I : Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan
Publik
1. Terselenggarany
a percepatan pembangunan
infrastruktur
Wilayah
Mendorong
percepatan pembangunan
Infrastruktur, jalan
dan jembatan yang mampu
memperpendek
jarak atau mempercapat akses
antar kecamatan,
Kawasan dan akses antar desa
Peningkatan
Kualitas Infrastruktur jalan
dan jembatan
penghubung antar kota kecamatan
dan antar Desa
Proporsi panjang
jalan Kabupaten (Hotmix, Lapen,
Beton) yang kondisi
Baik / Nyaman di lalui
72,95 %
dari 620,51 Km
82,03 %
dari 749,82
Km
Program
Rehabilitasi/ Pemeliharaan dan
Peningkatan Jalan
dan Jembatan
Pekerjaan
Umum
DPU
Proporsi panjang jalan Kabupaten
(Pengerasan, Tanah)
yang kondisi Baik / Nyaman di lalui
50,27 % dari 508,34
Km
94,64 % dari
425,70
Km
Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Pekerjaan Umum
DPU
Proporsi panjang jalan Kabupaten
yang ditingkatkan
dari Pengerasan menjadi
Hotmix/Lapen/Beto
n
0 % dari 323.26 Km
40 % (129,29
Km)
Program Rehabilitasi/
Pemeliharaan dan
Peningkatan Jalan dan Jembatan
Pekerjaan Umum
DPU
Proporsi panjang
jalan Kabupaten
0 % dari
185.08 Km
100 % Program
Pembangunan Jalan
Pekerjaan
Umum
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 3
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
yang ditingkatkan dari Jalan Tanah
menjadi Pengerasan
dan Jembatan
Jumlah wilayah
Desa Kategori
Tertinggal
6 Desa 0 Desa Program
Pembangunan
Infrastruktur Perdesaan
Pekerjaan
Umum
DPU
Tingkat Mobilitas
Penduduk terhadap
ketersediaan jalan Penghubung antar
Kota Kecamatan /
PK (SPM)
232,9/245.
416x
10.000 = 9,49 Km/
10.000 Jiwa
Minimal
11 Km/
10.000 Jiwa
(Peningkat
an Ruas
Tambahan sekitar
37 Km)
Program
Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Pekerjaan
Umum
DPU
2 Meningkatnya
ketersediaan
infrastruktur Pertanian
Pengembangan dan
penataan fasilitas
infrastrukur Pertanian
Optimalisasai
fungsi jaringan
jalan usaha tani lahan-lahan
produktif
Panjang JUT yang
ditingkatkan
menjadi JUT Produksi
5.000 m 15.000 m Program
Pengembangan
Sentra Produksi Pertanian dan
Perkebunan
Pertanian Distanbun
Penguatan
kelembagaan petani pemakai air
(P3A, GP3A)
Penyelenggaraan
Operasi dan pemeliharaan
jaringan irigasi
berbasis partisipasi
masyarakat
Jumlah P3A/GP3A
Aktif dalam pengelolaan sistem
irigasi partisipatif
5 P3A/
GP3A
25 P3A/
GP3A
Program
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif
Pertanian Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 4
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
(PPSIP)
Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan
irigasi, dan jaringan
pengairan lainnya
Pekerjaan Umum
Dinas PU
Pendayagunaan potensi
sumberdaya air
untuk pemenuhan kebutuhan air
irigasi dan
Embung
Prosentase DI yang sistem jaringan
irigasinya berfungsi
baik
57% 86,98% Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan
irigasi, dan jaringan pengairan lainnya
Pekerjaan Umum
Dinas PU
Distanbun
Meningkatkan
upaya pengendalian
kecenderungan
alih fungsi lahan,
dengan mengoptimalkan
sistem jaringan
irigasi yang telah ada dan yang akan
dibangun
Tingkat alih fungsi
lahan persawahan (dari sawah ke non
sawah)
0% 0% Program
peningkatan produksi pertanian/
perkebunan
Pekerjaan
Umum Distanbun
3 Terpenuhinya
kebutuhan Air
Bersih Perkotaan dan
Perdesaan
Mengembangkan
pembangunan
jaringan air bersih, Kota, IKK dan SAB
Perdesaan
Penataan zona
pengembangan
penyediaan Air Minum/ Air Bersih
berdasarkan
potensi sumber daya air yang ada,
melalui sistem
Tingkat akses air
minum masyarakat
yang aman dengan sistem JP dan BJP
Terlindungi (SPM)
(34.500
KK) 76,50%
57.466 KK Program
pengembangan
kinerja pengelolaan air minum dan air
limbah
Pekerjaan
Umum DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 5
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Jaringan Perpipaan dan
Bukan Jaringan
Perpipaan Terlindungi
Jumlah Pelayanan SPAM IKK
6.911 SR (31,65%)
24.506 SR
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
air minum dan air limbah
Pekerjaan Umum
DPU
4 Tersedianya
Sarana
prasarana
sanitasi lingkungan
permukiman
Mengembangkan
pembangunan
sarana prasarana
permukiman
Penataan sistem
pengelolaan
persampahan,
limbah domestik dan drainase pada
lingkungan
permukiman secara terpadu
Proporsi Timbulan
Sampah yang
Terangkut (rata-rata
harian) (SPM)
59,5 %
(Timbulan
97,7 M³
:Terangkut 58,2 M³)
75 % Program
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Lingkungan
Hidup KLH-KP
Cakupan Layanan Persampahan
23.280 Jiwa atau 5.820
RT
33.000 Jiwa atau
8.250 RT
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Lingkungan Hidup
KLH-KP
Tingkat Kepemilkan Jamban Rumah
Tangga
75 % 80 % Program pengembangan
kinerja pengelolaan
air minum dan air
limbah
Pekerjaan Umum
DPU
Adanya layanan Sistem Jaringan dan
Pengelolaan Air
Limbah (SPM)
Tidak Ada Ada (IPAL atau IPLT)
Program pengembangan
kinerja pengelolaan
air minum dan air
Pekerjaan Umum
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 6
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
limbah
Panjang saluran drainase yang
terbangun di
lingkungan
permukiman
38,79 Km 43,2 Km Program Pembangunan
saluran
drainase/gorong-
gorong
Pekerjaan Umum
DPU
5 Terpenuhinya pembangunan
infrastruktur
energi Listrik dan energi
alternatif
Meningkatkan cakupan pelayanan
dan kualitas
infrastruktur energi terbarukan
Optimalisasi jaringan layanan
listrik pada
wilayah terpencil dan Rumah
Tangga Miskin
Rasio Elektrifikasi
96,96 % 98,82% Program pembinaan, pengawasan dan
pengembangan
ketenagalistrikan
Energi dan Sumber Daya
Mineral
Distamben
Pengembangan
Energi alternatif
dari Potensi setempat dan
mengoptimalkan
penggunaan energi
terbarukan
Jumlah satuan
energy baru
terbarukan yang berfungsi Baik
- 13 Unit
PLTMH
- 0 Unit PLTS
- O Unit
Biogas
- 14 Unit
PLTMH
- 294 Unit PLTS
- 150 Unit
Biogas
Program Pembinaan,
Pengembangan dan
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
Energi dan
Sumber Daya
Mineral
Distamben
MISI II : Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi
teknologi
1 Terwujudnya
pemerataan akses dan
kualitas layanan
kesehatan masyarakat
Mengoptimalkan
kualitas pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan pada
tempat pelayanan kesehatan melalui
penyediaan sarana
dan peralatan kesehatan yang
memadai serta
Optimalisasi
pengelolaan kebijakan
Kesehatan Gratis
yang berkualitas dan jaminan
kesehatan
terhadap masyarakat miskin
dan tidak mampu
Prosentase
kecukupan anggaran pelayanan
kesehatan gratis dan
JKN yang dibayarkan sesuai
jumlah klaim
51 % 100 % Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan RSUD
Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 7
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
distribusi tenaga medis secara
merata/
proporsional
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
Miskin (SPM)
100% 100% Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan Diskes
Cakupan pelayanan
kesehatan masyarakat
pengguna JKN
52% 90% Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan RSUD Maspl
Peningkatan
kesadaran
masyarakat terhadap
kesehatan
lingkungan dan
pola hidup sehat pada masyarakat
Persentase Desa
Siaga Purnama dan
Mandiri
15,5% 23% Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Kesehatan Diskes
Capaian predikat
Kabupaten Sehat
Padapa (2
Tatanan)
Wiwerda
(4
tatanan)
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Kesehatan Diskes
Prosentase Balitas
Gizi Buruk/ Gizi Kurang
0,47% 0,2% Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
Kesehatan Diskes
Prosentase Balitas Gizi Buruk/ Gizi
Buruk
0,05% 0,04% Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Kesehatan Diskes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 8
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
menular
88 % 95% Program Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Kesehatan Diskes
Cakupan penemuan
dan penanganan penderita penyakit
tidak menular
7,7% 50% Program
Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
Kesehatan Diskes
Mendekatkan
fasilitas dan pelayanan KIA
terutama di
perdesaan, serta
mendorong peran Posyandu
Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani (SPM)
80% 100 % Program
peningkatan keselamatan ibu
melahirkan dan
anak
Kesehatan Diskes
Angka Kematian
Bayi
16 / 1000
KH
13 / 1000
KH
Program
peningkatan
keselamatan ibu
melahirkan dan anak
Kesehatan Diskes
Angka Kematian
Balita
12 / 1000
KH
8 / 1000
KH
Program
peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan
anak
Kesehatan Diskes
Angka Kematian Ibu 6 Kasus Masimal 3
Kasus/
thn
Program
peningkatan
keselamatan ibu melahirkan dan
anak
Kesehatan Diskes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 9
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 (SPM)
81,67 % 95% Program peningkatan
keselamatan ibu
melahirkan dan anak
Kesehatan Diskes
Cakupan Universal Child Immunization
(UCI) (SPM)
95% 100 % Program Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit
Kesehatan Diskes
Prosentase Posyandu Aktif
100% 100 % Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Kesehatan Diskes
Penyelenggaraan
pembangunan sarana prasarana,
alat dan
perlengkapan
kesehatan, obat dan perbekalan
kesehatan disertai
tenaga medis secara merata
Rasio dokter
persatuan penduduk
0,24 / 1000
pddk
0,5 /
1000 pddk
Program Upaya
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Diskes
Rasio tenaga
paramedis
persatuan
penduduk
1,96 / 1000
pddk
2,25 /
1000
pddk
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Diskes
Rasio puskesmas, per satuan wilayah
Kec.
108,33 % 117% Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Diskes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 10
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Ketersediaan alat kesehatan di
Puskesmas, Pustu,
Poskesdes/Polindes sesuai standar
Kurang Cukup Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Diskes
Tingkat kecukupan obat pada tempat
pelayanan
kesehatan
72,9% 100% Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Kesehatan Diskes
Pendayagunaan akses pelayanan
kesehatan melalui
penyediaan Rumah
Tunggu dan sarana mobilisasi
tenaga kesehatan
yang memadai pada wilayah-
wilayah terpencil
dan sulit terjangkau
Jumlah Rumah Tunggu pada
wilayah terpencil
2 Buah 30 Buah Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Kesehatan Diskes
Prosentase ketersediaan sarana
mobilitas pelayanan
pada tenaga medis di wilayah terpencil
40% 100% Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur
Kesehatan Diskes
Optimalisas fungsi RSU
Massenrempulu
melalui melalui peingkatan
Tingkat Akreditasi pelayanan RSU
Massenrempulu
Type C telah terpenuhi
30 % 100 % Program Standarisasi
Pelayanan
Keseahatan
Kesehatan RSUD Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 11
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
kualitas managemen,
sarana, prasarana,
alat dan perbekalan
kesehatan serta
pemenuhan standarisasi
sebuah RS Tipe C
Prosentase sarana
dan prasarana
kesehatan RSU yang beroperasi
sesuai standar
65 % 85% Program
Pemeliharaan
sarana dan prasarana Rumah
Sakit
Kesehatan RSUD
Maspul
Prosentase
pemenuhan kebutuhan obat dan
perbekalan
kesehatan di RSU
71% 90% Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan
Kesehatan RSUD
Maspul
2. Terwujudnya
pemerataan akses terhadap
pendidikan pada
seluruh lapisan masyarakat
Pemenuhan
terhadap sarana dan prasarana
pendidikan serta
kompetensi dan distribusi tenaga
pendidik yang
memada
Meningkatkan
perluasan dan pemerataan
pendidikan
menengah baik umum maupun
kejuruan untuk
mengantisipasi meningkatnya
lulusan sekolah
menengah pertama
sebagai dampak
APK PAUD 38,20 % 50 % Program Pendidikan
Anak Usia Dini
Pendidikan Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 12
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
keberhasilan Program WAJAR
Pendidikan Dasar
9 Tahun
Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI/
89,37 % 95 % Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Angka Partisipasi
Murni (APM) SMP/MTs
71,61% 90 % Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Angka Partisipasi
Kasar (APK) SD/MI
103,25 % 111,49 % Program Wajib
Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan Tahun
Pendidikan Disdikbud
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs
99,25 % 100,24 % Program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Angka rata-rata
lama sekolah
9,6 Thn 9,8 Thn Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Angka Melanjutkan
(AM) dari SD/MI ke
SMP/MTs
102 % 108 % Program Penilaian
Mutu / Kemampuan
Anak Didik
Pendidikan Disdikbud
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/MA
88,02 % 110,8 % Program Pendidikan Menengah
Pendidikan Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 13
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA
57,17 % 75 % Program Pendidikan Menengah
Pendidikan Disdikbud
Penduduk yang
berusia>15 Tahun
melek huruf (tidak buta aksara)
99,07 % 100 % Program Pendidikan
Non Formal
Pendidikan Disdikbud
Angka Melanjutkan
(AM) dari SMP/MTs
ke SMK/SMA/MA
104 % 109 % Program Penilaian
Mutu / Kemampuan
Anak Didik
Pendidikan Disdikbud
Meningkatkan
penyediaan dan pemerataan sarana
pendidikan dan
tenaga pendidik
Proporsi Jumlah
Sekolah SD/MI yang rasio Siswa per
Guru diatas 32
Siswa
100 % (dari
234 Sekolah)
90 %
(dari 235 Sekolah)
Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Proporsi Jumlah
Sekolah SMP/MTs yang rasio Siswa per
Ruang Kelas diatas
36 Siswa
100 % (dari
56 Sekolah)
94 %
(dari 66 Sekolah)
Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Pendidikan Disdikbud
Proporsi Guru yang
memenuhi standar kualifikasi S1/D-IV
Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Pendidikan Disdikbud
3 Terciptanya
Pelayanan pendidikan
berkualitas pada
semua jenjang
Penataan sistem
pendidikan dalam menunjang
peningkatan mutu
pendidikan yang didasari oleh
Menyempurnakan
manajemen pendidikan dan
meningkatkan
partisipasi
Cakupan sekolah
yang menerapkan Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO
0 % 20 % Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Pendidikan Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 14
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
pendidikan indikator pendidikan yang lebih baik
masyarakat dalam proses perbaikan
mutu pendidikan
Proporsi Jumlah
Sekolah yang menerapkan
prinsip-prinsip
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
100 % 100 % Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Pendidikan Disdikbud
Memberikan akses
pendidikan yang
lebih baik kepada
kelompok masyarakat
miskin, wilayah
terpencil, penyandang
cacat/anak
berkebutuhan khusus
Prosentase siswa
miskin yang
mendapatkan Dana
Bantuan Siswa Miskin
84 % 100 % Program Pendidikan
DasarSembilan
Tahun
Program Pendidikan Menengah
Pendidikan Disdikbud
Cakupan Sekolah Penyelenggaran
Pendidikan Inklusi
16 Sekolah 20 Sekolah
Program Pendidikan Non Formal
Pendidikan Disdikbud
Menata sistem
pembiayaan
pendidikan untuk melanjutkan
usaha-usaha
pemerataan dan penyediaan
Adanya peningkatan
proporsi anggaran
pendidikan untuk penyelenggaraan
PAUD
5,26 % 7 % Program Pendidikan
DasarSembilan
Tahun
Program Pendidikan
Menengah
Pendidikan Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 15
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
layanan pendidikan yang
berkualitas
Proporsi gedung
sekolah yang kondisi
baik
87,7 % 92 % Program Pendidikan
DasarSembilan
Tahun
Program Pendidikan
Menengah
Pendidikan Disdikbud
Proporsi kecukupan
Mobiler Ruang Kelas jenjang pendidikan
dasar dan
menengah
65 % 100 % Program Pendidikan
DasarSembilan Tahun
Program Pendidikan
Menengah
Pendidikan Disdikbud
4 Meningkatnyaminat dan Budaya
baca
masyarakat
Mengembangkan semangat dan
budaya membaca
bagi semua elemen
melalui penyediaan sarana prasaran
yang memadai
sesuai kebutuhan masyarakat
Mengoptimalkan fungsi
perpustakaan
umum,
perpustakaan sekolah dan
perpustakaan
keliling
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Umum meningkat
setiap tahun
21.385 org 34.216 org (naik
10%
pertahun)
Program Peningkatan dan
Pengembangan
Pelayanan
Perpustakaan
Pendidikan KPA-PDE
Jumlah sekolah
yang trlayani
perpustakaan
keliling
225 sekolah
(dari 317
Sekolah)
279
sekolah
Program
pengembangan
Buday dan Gemar
Membaca
Pendidikan KPA-PDE
Proporsi sekolah yang memiliki
perpustakaan
80% 95% Program Peningkatan dan
Pengembangan
Pendidikan Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 16
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
sekolah Pelayanan Perpustakaan
4 Meningkatnya
akses dan
aplikasi
teknologi terapan
Mengintegrasikan
Iptek dalam
metodolgi
pendidikan dan pemberdayaan
pelaku Usaha Tani,
KUKM/ IKM serta pelayanan publik
Pendayagunaan
perangkat IT
dalam
pembelajaran terutama pada
sekolah lanjutan
Jmlah sekolah
lanjutan yang
menggunakan
perangkat IT dalam pembelajaran
...
Sek
....
Sek
Program Manajemen
Pelayanan
Pendidikan
Pendidikan Disdikbud
Persentase
penggunaan
Teknologi dalam
pengelolaan Perpustakaan
Umum
50% 100% Program
Pengelolaan
Perpustakaan
berbasis IT
Pendidikan KPA-PDE
Pendayagunaan
TTG dalam
Pemberdayaan pelaku usaha Tani,
KUKM/ IKM
Jumlah Pelaku
Usaha / Kelompok
Tani yang memanfaatkan
Teknologi Tepat
Guna (TTG)
10 Klp 228 Klp Program
Pengembangan dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
(SDA) dan Teknologi
Tepat Guna (TTG)
Pemberdayaa
n
Masyarakat dan Desa
BPMPD
Persentase Pelaku IKM yang
mengaplikasikan
teknologi
16% 50% Program Peningkatan
Kemampuan
Teknologi Industri
Perindustrian
Diskuperindag
Pendayagunaan IT
dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan
pelayanan publik
Prosentase SKPD
Teknis yang menggunakan
sistem informasi
data base
19,23 %
5 / 26 SKPD
(Dinkes,
Disdukcapil
77 %
(20 SKPD)
Program
Pengembangan data dan Informasi
Perencanaan
Pembangunan
Semua SKPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 17
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
, Disdikbud, DPKAD,
RSUD)
Jumlah jenis
layanan publik yang
menggunakan aplikasi sistem
informasi
5 jenis
(Dukcapil
Perizinan LPSE, RSU,
Perpust.
Minimal
10 Jenis
Program
optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum,
SKPD Terkait
Pelayanan
MISI III : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat
tanpa Diskriminasi Laki-Laki Perempuan
1 Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan birokrasi dan
kompetensi
sumber daya
aparatur dalam pelayanan
publik
Menata kembali
kelembagaan, tata
kerja dan kinerja pelayanan
pemerintahan
berdasarkan prinsip
tata kelola pemerintahan yang
baik.
Penyelenggaraan
pendidikan dan
pelatihan bagi aparatur
Pemerintah Daerah
Rasio Pejabat Eselon
IV yang telah
mengikuti Diklatpim IV
65 % 100% Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
BKD
Rasio Pejabat Eselon
III yang telah mengikuti Diklatpim
III
55 % 100 % Program
Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Otonomi
Daerah, Pemerintaha
n Umum
BKD
Rasio Pejabat Eselon
II yang telah
mengikuti Diklatpim II
60% 100% Program
Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
BKD
Penempatan PNS Rasio PNSD yang 52% 65% Program Otonomi BKD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 18
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Pemberian Tugas Belajar dan Izin
Belajar bagi PNS
sesuai kebutuhan daerah dan bidang
tugas PNS
telah memiliki kualifikasi
pendidikan minimal
S1
peningkatan kapasitas
sumberdaya
aparatur
Daerah, Pemerintaha
n Umum
Persentase
keterisian jabatan
struktural
90% 100% Program Pembinaan
dan Pengembangan
Aparatur
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
BKD
Pembentukan
birokrasi yang
profesional dengan
membangun aparatur yang
memahami etika
birokrasi, bermoral dan budaya kerja,
memahami
prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik
Tingkat capaian
kinerja pemerintah
Kabupaten
Enrekang (LAKIP)
Baik Sangat
Baik
Program
peningkatan
pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Otonomi
Daerah,
Pemerintaha
n Umum
Setda
Adanya Unit
Layanan Pengaduan
atau analisis Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
pada setiap unit layanan
Tidak ada Ada Program
Mengintensifkan
penanganan pengaduan
masyarakat
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
Setda/
Bappeda
Tingkat kedisiplinan PNS
35 Jam Kerja
/Minggu
Diatas 40 Jam
Kerja/Mn
Program Peningkatan
Pengelolaan
Otonomi Daerah,
Pemerintaha
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 19
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
gg Administrasi dan Kelembagaan
Pemerintah Daerah
n Umum
Peningkatan
intensitas dan
efektivitas pengawasan
aparatur melalui
pengawasan internal,
fungsional, DPRD,
dan pengawasan masyarakat, serta
kerjasama Pemda
dengan Aparat Keamanan
/penegak hokum
Tingkat
Penyelesaian
/tindak lanjut temuan
80 % 100 % Program Penataan
dan Penyempurnaan
kebijakan sistem dan prosedur
pengawasa
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
Setda
Tingkat
Penyelesaian
Permasalahan Hukum
100% 100% Program Penataan
Peraturan
Perundang-undangan
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
Setda
Realisasi Penetapan Perda sesuai
Prolegda
90 % 100 % Program Penataan Peraturan
Perundang-
undangan
Otonomi Daerah,
Pemerintaha
n Umum
Setda
Peningkatan
kualitas pelayanan publik melalui
penyedaiaan SOP,
Sarana prasarana, SDM .
Tingkat pencapaian
SPM pada 15 Bidang
70 % 85 % Program
Peningkatan Pengelolaan
Administrasi dan
Kelembagaan Pemerintah Daerah
Otonomi
Daerah, Pemerintaha
n Umum
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 20
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Prosentase SKPD yang memiliki SOP
60% 80% Program Peningkatan
Pengelolaan
Administrasi dan Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Otonomi Daerah,
Pemerintaha
n Umum
Setda
Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
Baik Mamuas-
kan
Program
Mengintensifkan
penanganan pengaduan
masyarakat
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
Setda
Penerapan e-
Procurement (LPSE)
75 % 100 % Program
Peningkatan
Pengelolaan Administrasi dan
Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
Setda
Rasio bayi berakte
kelahiran
10 % 31 % Program Penataan
Administrasi Kependudukan
Kependuduk
an dan Catatan Sipil
Disduk Capil
Cakupan
Kepemilikan KTP
Nasional berbasis NIK
67 % 72 % Program Penataan
Administrasi
Kependudukan
Kependuduk
an dan
Catatan Sipil
Disduk Capil
Memfasilitasi kelancaran
komunikasi dan
informasi publik antara pemerintah
dan publik yang
aksesibel bagi
Membangun sistem pengaduan
publik yang
aksesibel oleh publik
Tersedia perangkat sistem pelayanan
pengaduan
masyarakat terhadap pelayanan
publik dan
pelaksanaan
Tidak Ada Ada Program Mengintensifkan
penanganan
pengaduan masyarakat
Otonomi Daerah,
Pemerintaha
n Umum
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 21
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
semua kelompok untuk memudahkan
pemantauan dan
pengendalian penggunaan sumber
daya public
pembangunan
2 Terciptanya
sinergi
penyelenggaraan pemerintahaan
ditingkat
Kabupaten, Kecamatan,
Desa dan
Kelurahan
Mengoptimalkan
peran pemerintah
desa/kelurahan dalam mendukung
penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan
daerah
Pembinaan
pemerintahan desa
dan SDM aparat pemerintah
Desa/Kelurahan
Prosentase Desa/Kel
yang memiliki data
base sesui ketentuan yang ada
30% 100% Program Pembinaan
Administrasi serta
penataan pemerintahan dan
wilayah administrasi
Desa/Kelurahan
Pemberdayaa
n
Masyarakat dan Desa
BPMPD
Prosentase Desa
yang memiliki dokumen
perencanaan Desa
(RPJMDesa, RKPDesa)
80% 100% Program Pembinaan
Administrasi serta Penataan
Pemerintahan dan
Wilayah Administratif Desa/
Kelurahan
Pemberdayaa
n Masyarakat
dan Desa
BPMPD
Pemerataan
pembangunan
desa / Kel. melalui peningkatan ADD
dan peningkatan
Partisipasi Masyarakat dalam
perencanaan dan
pembangunan
(Program
Persentase
Desa/Kelurahan
yang menyelenggarankan
Musrenbang sesuai
tata cara yang ditentukan
80% 100% Program
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Perencanaan
Pembanguna
n
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 22
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Desa/Kel. Mandiri)
Proporsi Alokasi
Dana Desa
Minimal 10
%
Minimal
13 %
Program
peningkatan dan
Pengembangan
pengelolaan keuangan daerah
Otonomi
Daerah,
Pemerintaha
n Umum, Administrasi
Keuangan
Daerah, Perangkat
Daerah,
Kepegawaian, dan
Persandian
DPKAD
Prosentase
LKSMD/K yang aktif
70% 100% Program
pengembangan
kelembagaan masyarakat di
perdesaan dan
kelurahan
Pemberdayaa
n
Masyarakat dan Desa
BPMPD
3 Terwujudnya
kesadaran partisipasi
masyarakat
dalam perencanaan
pembangunan
Mengoptimalkan
peran serta masyarakat secara
aktif sebagai mitra
kerja pemerintahan dalam perencanaan
pembangunan
daerah
Penyediaan
dokumen perencanaan yang
dipersyaratkan
dalam peraturan perundang-
undangan
Rasio ketepatan
waktu penyelesaian Dokumen
Perencanaan dan
penganggaran pembangunan
daerah (RKPD, KUA-
PPAS, RKA, APBD dan DPA-SKPD)
40 % 100 % Program
perencanaan pembangunan
daerah
Perencanaan
Pembangunan
Bappeda
Tingkat konsistensi penjabaran Program
RPJMD kedalam
80% 95 % Program perencanaan
pembangunan
Perencanaan Pembanguna
n
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 23
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
RKPD daerah
Tingkat ketidaksinkronan
Program Kegiatan
dalam APBD
dengan RKPD
5 % ≤ 1 % Program perencanaan
pembangunan
daerah
Perencanaan Pembanguna
n
Bappeda
Adanya regulasi yang mengatur
Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (Perda,
Perbup) yang relevan
dengan Peraturan
Perundang-undangan yang
berlaku
Ada tapi tidak
Relevan
Ada dan Relevan
Program peningkatan
kapasitas
kelembagaan perencanaan
pembangunan
daerah
Perencanaan Pembanguna
n
Bappeda
Jumlah
ketersediaan
dokumen Rencana Tata Ruang Daerah
(RTRW, RDTR,
RTBL) yang telah mendapat
penetapan
1 Dok
(RTRW)
10 Dok
(RDTR/
RTBL)
Program
Perencanaan Tata
Ruang
Penataan
Ruang
Dinas PU
4 Terwujudnya
peningkatan
kualitas perencanaan
pembangunan
daerah
Membangun
konsistensi,
sinkronisasi dan proses/ mekanisme
perencanaan
pembangunan daerah
Menyediakan
aplikasi Sistem
Informasi Perencanaan
Pembangunan
Daerah yang terintegrasi ke
semua SKPD
Adanya aplikasi
sistem informasi
perencanaan pembangunan
daerah
Tidak ada Ada Program
peningkatan
kapasitas kelembagaan
perencanaan
pembangunan daerah
Perencanaan
Pembanguna
n
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 24
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Mengalokasikan Anggaran
Partisipatif
Perencanaan untuk
kemandirian
desa/Kel
Prosentase rata-rata usulan prioritas
hasil Musrenbang
desa/Kel yang terakomodir dalam
APBD
25 % 50 % Program peningkatan
kapasitas
kelembagaan perencanaan
pembangunan
daerah
Perencanaan Pembanguna
n
Bappeda
Pembentukan
Tenaga Fasilitator / Kader Penggerak
Pembangunan
ditingkat Desa/Kel dan
Kecamatan
Prosentase
Desa/Kelurahahan yang memiliki
Tenaga Fasilitator/
Kader Penggerak Pembangunan
Desa/Kel. yang aktif
30 % 90 % Program
peningkatan kapasitas
kelembagaan
perencanaan pembangunan
daerah
Perencanaan
Pembangunan
Bappeda
5 Terwujudnya
pengelolaan
keuangan daerah yang
transparan dan
akuntabel
Mengotpmalkan
tertib administrasi
keuangan dan pertanggungjawaban
nya
Mendorong
peningkatan
Pendapatan Asli Daerah
Prosentase
Peningkatan PAD
selama 5 Tahun (data realisasi)
14,93 % 62,07% Program
peningkatan dan
Pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
DPKAD
Optimalisasi
pengelolaan keuangan dan
asset daerah
Hasil opini BPK
untuk Laporan Keuangan
WDP Pernah
WTP
Program
peningkatan dan Pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
Otonomi
Daerah, Pemerintaha
n Umum
DPKAD
Ketepatan Waktu
Penetapan APBD
Tepat Tepat Program
peningkatan dan Pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
Otonomi
Daerah, Pemerintaha
n Umum
DPKAD
6 Terwujudnya Menggalang Meningkatkan Angka Kriminalitas 9,05 / 7,67 / Program Kesatuan Kesbang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 25
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
peningkatan ketertiban dan
keamanan di
berbagai aspek kehidupan
masyarakat
kolaborasi atau kerjasama
Pemerintah Daerah,
Aparat Keamanan dan Masyarakat
dalam menciptakan
rasa aman dalam masyarakat
keamanan dan stabilitas politik
masyarakat dalam
menjamin adanya rasa aman dari
bencana, rasa
aman dalam lingkungan, aman
berusaha,
berinvestas dan menjalankan
ibadah
daerah rendah / menurun
10.000 Pddk
10.000 Pddk
pemeliharaan kantrantibmas dan
pencegahan tindak
kriminal
Bangsa dan Politik Dalam
Negeri
Linpol-PP
Tingkat penanganan
Mitigasi
pengurangan resiko/dampak
bencana
15 % 80 % Program
pencegahan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana
Kesatuan
Bangsa dan
Politik Dalam Negeri
BPBD
Tingkat penanganan
darurat bencana
25 % 80 % Program Tanggap
Darurat dan Logistik
Bencana
Kesatuan
Bangsa dan
Politik Dalam Negeri
BPBD
7 Terwujudnya kesetaraan dan
keadilan gender
diberbagai aspek
Memperkuat koordinasi dan
jaringan
pengarusutamaan gender dalam
perencanaan,
penganggaran, yang reponsif gender
Memperkuat kelembagaan dan
jaringan
pengarusutamaan gender dan anak,
dan peningkatan
partisipasi Perempuan
Indeks Pembangunan
Gender (IPG)
25% 35%
Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender dan Anak
Pemberdayaan Perempuan
dan
Perlindungan Anak
BKB-PP
Tingkat partisipasi perempuan dan
proses perencanaan
25% 40% Program Peningkatan peran
serta dan
Pemberdayaan Perempuan
dan
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 26
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
pembangunan daerah
kesetaraan jender dalam
pembangunan
Perlindungan Anak
Persentase SKPD
Teknis yang
menerapkan PPRG dalam penyusunan
dokumen Rencana
Kerja dan Anggaran SKPD
Belum Ada 70% Program Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak
Pemberdayaa
n Perempuan
dan Perlindungan
Anak
BKB-PP/
Bappeda
MISI IV : Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat
berbasis Agribisnis dan Agroindustri
1 Terwujudnya
pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas
Menciptakan
kondusifitas iklim
investasi dan iklim usaha yang lebih
baik dalam rangka
pertumbuhan
ekonomi, pembukaan
lapangan kerja dan
penanggulangan kemiskinan
Mengembangkan
kerjasama
penanaman modal / investasi daerah
Realisasi Investasi
Daerah
Rp. 15
Milyar
Rp. 19,8
Milyar
Program
Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi
Penanaman
Modal
KPM-PTSP
Adanya sistem
pelayanan infromasi
perizinan investasi
secara elektronik (SPIPISE)
Belum Ada Ada Program
Peningkatan
Promosi dan
Kerjasama Investasi
Penanaman
Modal
KPM-PTSP
Mengintegrasikan
seluruh pelayanan
perizinan secara
Prosentase perizinan
& Non Perizinan
daerah yang dikelola
13 Jenis Seluruh
Jenis
Perizinan
Program Pelayanan
Perizina Terpadi
Penanaman
Modal
KPM-PTSP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 27
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
terpadu dalam satu kelembagaan
PTSP
secara terpadu satu pintu (PTSP)
& Non Perizian
Menciptakan
inovasi baru dalam
rangka memperkuat
struktur
perekonomian daerah dengan
berbasis pada agro
industri dan agribisnis dengan
mengedepankan
Iptek
Rata-rata
Perumbuhan
Ekonomi Daerah
6,43 %
(2009-2012)
7,00 %
(2014-
2017)
Program
perencanaan
pembangunan ekonomi
Perencanaan
Pembanguna
n
Bappeda,
SKPD
Lingkup Bidang
Ekonomi
Optimalisasi upaya
Penanggulangan kemiskinan daerah
Tingkat Kemiskinan
Daerah
14,44 % 10 % Program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
Sosial Disosnakertr
ans/ SKPD Terkait
Jumlah Rumah RT
Miskin yang tidak layah huni
47% 80% Program
Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
Sosial Disosnakertr
ans/ SKPD Terkait
Tingkat kedalaman Diatas Dibawah Program Perencanan Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 28
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
kemiskinan (P1) angka provinsi
angka provinsi
Pengembangan data/informasi
Pembangunan
Tingkat daya beli
masyarakat
Dibawah
rata-rata
provinsi
Diatas
Rata-rata
Ptovinsi
Program
Pengembangan
data/informasi
Perencanan
Pembanguna
n
Bappeda
2 Terwujudnya
sistem pemasaran dan
daya saing
produk dan komoditi
unggulan
daerah melalui
penerapan Iptek
Meningkatkan
promosi dan pemasaran produk-
produk pertanian
melalui peningkatan kualitas dan
kontinuitas berbasis
sumber daya lokal
Penataan dan
penguatan manajemen
pengelolaan STA
Sumillan dan sarana layanan
perdagangan
pasar-pasar serta
mendorong peran pedagang dan
proteksi
perdagangan
Voluem transaksi
komoditi di STA
972 Ton 1.240 Ton Program
peningkatan pemasaran hasil
produksi
pertanian/perkebunan
Pertanian Distanbun
Tingkat
keberfungsian fasilitas/ sarana
prasarana fisik STA
35% 100 % Program
Peningkatan Kinerja Pengelolaan STA
Pertanian Distanbun /
Dinas PU
Kondisi akses
Infrastruktur Jalan, Jembatan, Air
Bersih dan Sanitasi
kawasan STA
Kurang
Memadai
Memadai Program
Pengembangan Kawasan
Agropolitan Belajen
Perencanaan
Pembangunan
Bappeda /
SKPD Terkait
Prosentase
Ketersediaan Pasar Desa Strategis
33% 70% Program
Pengembangan Sarana dan
Prasarana
Perdagangan
Perdagangan Diskuperinda
g
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 29
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
3 Terwujudnya kemandirian
kelembagaan
pelaku usaha tani
Optimalisasi peran dan fungsi Penyuluh
yang profesional
sebagai ujung tombak pembinaan
kemampuan petani
Peningkatan kompetensi SDM
dan Kesejahteraan
serta operasional tenaga penyuluh
yang diikuti oleh
kinerja yang maksimal
Jumlah kelompok tani kategori
Mandiri
11 Klp 16 Klp Program Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
Program
pemberdayaan
penyuluh pertanian/perkebun
an lapangan
Pertanian BP4K
Restrukturisasi
kelembagaan
penyuluh
Struktur
Kelembagaan
Penyuluh daerah
Kantor
(Eselon III)
Badan
(Eselon II)
Setda
4 Terwujudnya
pemberdayaan Koperasi, usaha
mikro, kecil,
menengah (KUMKM)
Mengembangkan
KUKM dengan pendekatan klaster
pada sektor
agribisnis dan agroindustri yang
didukung adanya
pemberian kemudahan dalam
pengelolaan usaha
Pembinaan dan
fasilitasi untuk peningkatan
manajemen dan
permodalan Usaha Mikro Kecil
Menengah dan
koperasi (UMKM)/ IKM
Jumlah UMKM
yang difasilitasi mendapatkan
pembiayaan
1.718
KUMKM
2.718
KUMKM
Program
Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah
Diskuperinda
g
Persentase UMKM
yang produktif
30% 75% Program penciptaan
iklim Usaha Kecil
Menengah yang kondusif
Koperasi dan
Usaha Kecil
Menengah
Diskuperinda
g
Prosentase Koperasi tidak Aktif menjadi
aktif
45,2% 67,4%
Program Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Diskuperindag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 30
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Menumbuhkembangkan IKM/ Home
Industri yang
mengelola produk hasil-hasil
pertanian,
peternakan dan perkebunan
Jumlah bidang usaha Sektor riil
yang berkembang
3.008 Unit Usaha
3.108 Unit
Usaha
Program Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Diskuperindag
Persentase pelaku IKM yang
mandiri/aktif
48% 70% Program Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Diskuperindag
5 Terwujudnya
Peningkatan Produktifitas
Kawasan
Pengembangan Hortikultura ,
perkebunan dan
peternakan
Mengembangkan
kualitas produksi dan ketersediaan
infrastruktur dan
sarana prasarana kawasan strategis
Hortikultura ,
perkebunan dan peternakan
Mengupayakan
ketersediaan bibit unggul komoditi
hotikultura dan
perkebunan secara kontinyu
Volume
Ketersediaan Bibit di IKB:
- Bawang Merah
- Kentang
- 12 Ton
- 100.000
Umbi
- 12 Ton
- 100.000
Ton G4
Program
peningkatan produksi pertanian/
perkebunan
Pertanian Distanbun
Pengembangan infrastruktur dan
sarana parasana
kawasan strategis peternakan
Luas lahan HMT 2014 Ha 454 Ha Program peningkatan
produksi hasil
peternakan
Pertanian Disnakin
Penurunan Kasus Penyakit Brucella
pada Sapi
1.200 ST 300 ST Program pencegahan dan
penanggulangan
penyakit ternak
Pertanian Disnakin
Jumlah Ternak yang 3.918 Ekor 10.600 Program Pertanian Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 31
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
di Inseminasi Buatan
(2009-2013) Ekor (2014-
2018)
peningkatan penerapan teknologi
petemakan
Rasio ternak yang
mendapat pelayanan
kesehatan ternak
75 % ,
25.000 ST
85% ,
105.000
ST
Program
pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
Pertanian Disnakin
Pengembangan
populasi dan
produksi hasil peternakan melalui
pemberdayaan dan
penyaluran bibit
ternak sistem revolving
Jumlah Populasi
Ternak :
1. Sapi Potong 2. Sapi Perah
3. Kerbau
4. Kambing
5. Ayam Kampung
45.250 Ek 1.083 Ek
3.271 Ek
34.224 Ek
157.500 Ek
88.549 Ek 2.594 Ek
4.489 Ek
51.975 Ek
173.850 Ek
Program
peningkatan
produksi hasil peternakan
Pertanian Disnakin
Jumlah KT yang
mampu menerapkan
teknologi
peternakan tepat guna
2 Klp 40 Klp Program
peningkatan
penerapan teknologi
petemakan
Pertanian Disnakin
6 Meningkatnya
nilai tambah
ekonomi berbagai
komoditi
unggulan
daerah
Memperpanjang
mata rantai ekonomi
produk-produk pertanian,
perternakan dan
perkebunan
Mengupayakan
transformasi Iptek
dalam pengembangan
budidaya dan
processing
tanaman Hortikultura,
perkebunan dan
peternakan
Jumlah Pelaku
Usaha Tani yang
sudah memanfaatkan
teknologi/TTG
1 Klp 60 Klp Program
peningkatan
penerapan teknologi pertanian/perkebun
an
Program
peningkatan penerapan teknologi
petemakan
12 BPMPD/
Distanbun /
BP4K / Disnakin
7 Tersedianya Pengembangan dan Meningkatkan Tingkat Konsumsi 1,197 Energi Program Ketahanan KKP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 32
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
pangan yang cukup,
bermutu, aman,
merata dan terjangkau
percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan
berbasis pangan lokal
penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis
bahan baku angan lokal
Energi Masyarakat kkal/kapita/ hr
2000 kkal/kapi
ta/ hr
pengembangan penganekaragaman
konsumsi pangan
dan keamanan pangan
Pangan
Tingkat Konsumsi Protein Masyarakat
49,2 gram/kap/
hr
minimal 52
gram/kap
/hr
Program pengembangan
penganekaragaman
konsumsi pangan dan keamanan
pangan
Ketahanan Pangan
KKP
Program
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Kelautan dan
Perikanan
Dusnakin
Tingkat Pola Pangan Harapan (PPH)
87,2% 93% Program pengembangan
penganekaragaman
konsumsi pangan
dan keamanan pangan
Ketahanan Pangan
KKP
Mengembangkan
ketersediaan
pangan dan penanganan rawan
pangan
Jumlah Desa yang
memiliki cadangan
pangan / Desa Mandiri Pangan
Tidak Ada
Desa
10 Desa Program
pengembangan
ketersediaan pangan dan penanganan
rawan pangan
Ketahanan
Pangan
KKP
Volume Cadangan
Pangan Daerah
30 Ton 100 Ton Program
pengembangan
ketersediaan pangan dan penanganan
rawan pangan
Ketahanan
Pangan
KKP
Persentase 50% 70% Program Ketahanan KKP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 33
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
penanganan daerah rawan pangan
pengembangan ketersediaan pangan
dan penanganan
rawan pangan
Pangan
MISI V : Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara Optimal yang
Berwawasan Lingkungan
1 Terwujudnya realisasi
investasi dan
penyerapan tenaga kerja
disektor
pertambangan,
energy dan pariwisata
daerah
Meningkatkan efektivitas
kelembagaan dan
pelayanan sektor pertambangan,
energi dan
pariwisata.
Membangun komitmen dan
Kerjasama dengan
para pelaku usaha Pertambangan dan
Energi
Pertumbuhan sektor pertambangan,
Energi
7,12 % (rata-rata
2010-2012)
13 % Program Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi
Penanaman Modal
Distamben / KPM-PTSP
Membangun
komitmen dan
Kerjasama dengan para pelaku usaha
pariwisata
Persentase
peningkatan
kunjungan wisata daerah
10% (dari
2012 s/d
2013)
90% (dari
2013 s/d
2018)
Program
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
Pariwisata Dispopar
Jumlah obyek
wisata yang menjadi daya tarik
kunjungan
wisatawan
2 Objek 6 Objek Program
Pengembangan Kemitraan
Pariwisata
Pariwisata Dispopar
Membuka peluang
usaha / kemudahan
Investasi disektor
pertanian,
Terselenggaranya
promosi peluang investasi daerah
(SPM)
10 Kali/
Thn
12 Kali/
Thn
Program
Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
Penanaman
Modal
KPM-PTSP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 34
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
Kehutanan, Pertambangan,
Energi dan
Pariwisata, dengan didukung
oleh aspek
pelestarian lingkungan dan
sosial
Adanya Sistem
Pelayanan Informasi
dan Perizinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE)
Belum Ada Ada Program
optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi
Otonomi
Daerah,
Pemerintahan Umum
KPM-PTSP
Jumlah Kunjungan
wisata daerah
6.633 Org Lebih
10.000
org
Program
Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Dispopar Dispopar
2 Terciptanya keselarasan
dalam upaya
pelestarian, pemanfaatan
dan pengelolaan
sumberdaya alam dan
lingkungan
hidup secara berkelanjutan
Meningkatan pengendalian
ekslpotasi sumber
daya alam sesuai arahan pemanfaatan
ruang daerah
Optimalisasi kajian dan analisis
mengenai dampak
lingkungan pada setiap aktivitas
usaha dan
eksploitasi sumber daya alam yang
menghasilkan
limbah
Rasio perusahaan yang memiliki kajian
mengenai dampak
lingkungan (AMDAL,UKL, UPL)
40% 60% Program Pengendalian
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
KLH-KP
Prosentase jumlah usaha dan atau
kegiatan yang
20% 90% Program Pengendalian
Pencemaran dan
Lingkungan Hidup
KLH-KP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 35
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
mentaati persyaratan
administrative dan
teknis pencegahan pencemaran air
(SPM)
Perusakan Lingkungan Hidup
Prosentase jumlah
pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan
pencemaran dan
atau perusakan lingkungan hidup
yang ditindaklanjuti
(SPM)
60% 100% Program
Peningkatan
Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Lingkungan
Hidup
KLH-KP
3 Berkembangnya
sistem pertanian organik dan
Ramah
Lingkungan
Membangun
kesadaran dan pemahaman petani
tentang pentingnya
pertanian ramah lingkungan
Mengembangkan
SDM Petani, penerapan Iptek
dalam
pemanfaatan sumberdaya lahan
pertanian yang
ramah lingkungan
Jumlah pelaku
usaha tani yang menerapkan sistem
pertanian Organik
5 Klp 45 Klp Program Sistem
Pertanian Organik
Pertanian Distanbun /
BP4K
3 Terwujudnya
pemanfaatan lahan-lahan
tidur
Mengupayakan
pemanfaatan lahan-lahan tidur baik
milik pemerintah
maupun masyarakat
Stimulasi
penyediaan sarana produksi bagi
masyarakat
memanfaatkan lahan tidur
Luasan lahan tidur
yang dikelola menjadi lahan
produkstif
0 Ha 200 Ha Program
peningkatan produksi pertanian/
perkebunan
Program peningkatan
pemasaran hasil
produksi
peternakan
Pertanian Distanbun /
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 36
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
4 Terwujudnya pengendalian
lahan kritis
Mengembangkan konservasi lahan
dan partisipasi
masyarakat dalam pengendalian
kerusakan
lingkungan hidup
Membangun kesadaran
masyarakat agar
peduli pada isu lingkungan hidup
dan berperan aktif
sebagai kontrol sosial dalam
memantau
kualitas lingkungan hidup
Luasan lahan kritis 42.072 Ha 32.188 Ha Program rehabilitasi hutan dan lahan
Kehutanan Dishut
Optimalisasi perlindungan
kawasan hutan,
dan pengendalian penebangan hutan
produksi/hutan
rakyat yang
didukung dengan regulasi daerah
Luasan Konservasi lahan kritis di
kawasan hutan
7.890 Ha 9.884 Ha Perlindungan dan konservasi sumber
daya hutan
Kehutanan Dishut
Kubikasi Illegal
Logging
35 M³ 27,08 M³ Program pembinaan
dan penertiban
industri hasil hutan
Kehutanan Dishut
Pengendalian
penggunaan pestisida dan
pupuk Anorganik
dialihkan ke pengunaan pupuk
organik
Rasio Luasan lahan
pertanian yang dikelola
menggunakan
pupuk organik
Program Sistem
Pertanian Organik
Pertanian Distanbun
Pengembangan Jumlah koleksi 484 Spesies 706 Program Lingkungan Dishut
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 37
No Sasaran Strategi
Kebijakan
Umum
Indikator Kinerja
(outcome)
Capaian Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Bidang
Urusan
SKPD Penanggung
Jawab Kondisi
Awal Kondisi Akhir
dan optimalisasi fungsi Kebun
Raya Enrekang
sebagai tempat konservasi
tumbuhan,
pendidikan dan penelitian, jasa
ilmiah dan
wisata/rekreasi, sekaligus sebagai
sumber PAD
spesies dan specimen tanaman
yang tersedia di
Kebun Raya Enrekang
/ 10.253 Spesimen
Spesies Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam
Hidup
Jumlah kunjungan
ke Kebun Raya
Meningkat
.....
org
.....
org
Program
Optimalisasi Furngsi
Kebun Raya
Kehutanan Dishut
Adanya kontribusi
Kebun Raya terhadap
Pendapatan Daerah
Belum Ada Ada Program
Optimalisasi Furngsi Kebun Raya
Kehutanan Dishut
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 1
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN
Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2014-2018 sebagaimana
yang telah dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, serta disesuaikan
dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Selanjutnya setiap program prioritas mempunyai target indikator kinerja
pertahun yang disertai kebutuhan pendanaannya dan dalam
pelaksanaannya harus memperhatikan dan memitigasi dampak negatif
terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan ditimbulkan.
Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII yang
mendukung langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan daerah, pada bab
ini juga ditampilkan program-program operasional pada semua SKPD yang
melaksanakan program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban
penyelenggaraan semua urusan pemerintahan daerah. Demikian pula
dengan program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan dan
pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan
pemerintah Kabupaten Enrekang.
8.1. Landasan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Enrekang
Landasan dalam menyusun kerangka prioritas pembangunan
Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018 adalah :
A. Prioritas Pembangunan Nasional
Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan
nasional bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan,
berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesuai
tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945
disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah: mencerdaskan
kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi
seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan
ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 2
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025, visi
Pembangunan Nasional adalah: ”Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil
Dan Makmur” yang akan dicapai dalam empat tahapan skala prioritas
utama dan strategi RPJMN di mana masing-masing tahapan merupakan
kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada
periode-periode sebelumnya. Secara ringkas keempat tahapan itu adalah
sebagai berikut:
1. RPJM ke-1 (2005–2009) diarahkan untuk menata kembali dan
membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan
demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
2. RPJM ke-2 (2010–2014) ditujukan untuk lebih memantapkan
penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan
pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing
perekonomian.
3. RPJM ke-3 (2015–2019) ditujukan untuk lebih memantapkan
pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.
4. RPJM ke-4 (2020–2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas
dan berdaya saing.
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan
RPJM ke-1, RPJM ke-2 (2010—2014) yang telah dituangkan ke dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014
memuat kerangka Visi Indonesia 2014, yaitu: “Terwujudnya Indonesia
Yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan” dengan kandungan
misi-misi sebagai berikut:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 3
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-
2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun
2010-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : PembangunanYang Inklusif dan Berkeadilan
Untuk melaksanakan agenda dan sasaran pembangunan tersebut di
atas telah ditetapkan sebelas prioritas pembangunan nasional 2010-2014
yang meliputi:
Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui
terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat
kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas
pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di
pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan
data kependudukan yang baik.
Prioritas 2: Pendidikan
Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,
dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat.
Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan
tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau
kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
Prioritas 3: Kesehatan
Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan
preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan
masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan
air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan
dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 4
menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan
Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009
menjadi 8-10% pada 2014 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan
pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat
dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan
rendah.
Prioritas 5: Ketahanan Pangan
Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian
untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk
pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan
dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian
sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115-120
pada 2014.
Prioritas 6: Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung
dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di
seluruh bagian negara kepulauan Republik Indonesia dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
Prioritas 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum,
penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Prioritas 8: Energi
Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan
pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan
optimalisasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya.
Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai
penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi
perubahan iklim.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 5
Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik
Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik
ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah
tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di
wilayah pascakonflik.
Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi
Prioritas Lainnya.
Di samping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk
mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Nasional juga melalui
pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan
keamanan, di bidang perekonomian, dan di bidang kesejahteraan rakyat.
Di bidang politik, hukum, dan keamanan mencakup: (a) pelaksanaan
koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme; (b)
pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme; (c)
peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian
dunia; (d) peningkatan pelayanan dan perlindungan tenaga kerja
indonesia (TKI) di luar negeri; (e) penguatan dan pemantapan hubungan
kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi; (f) pelaksanaan
perlindungan saksi dan pelapor; (g) pengembalian aset (asset recovery);
(h) peningkatan kepastian hukum; (i) penguatan perlindungan HAM; dan
(i) pemberdayaan industri strategis pertahanan.
Di bidang perekonomian mencakup: (a) pelaksanaan pengembangan
industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional; (b) peningkatan peran dan kemampuan Republik
Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional; (c) peningkatan
pelayanan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) selama proses
penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan; serta (d) peningkatan
upaya pelayanan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI) di luar
negeri.
Di bidang kesejahteraan rakyat mencakup: (a) pelaksanaan ibadah
haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010; (b) peningkatan
kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan
efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB); (c) peningkatan
jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20%
secara bertahap dalam 5 tahun; (d) promosi 10 tujuan pariwisata
Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan
efektif; (e) perbaikan dan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 6
peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung
pariwisata; (f) peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku
kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan
dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia; (g)
perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan
(mainstreaming) Gender dan Anak (PUG & A) oleh Kementerian dan
Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya; (h) pencapaian posisi
papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011,
peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade
tahun 2012; (i) peningkatan character building melalui gerakan,
revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan; serta (j) revitalisasi
gerakan pramuka.
Dalam rangka mengakselerasikan pencapaian prioritas-prioritas
pembangunan nasional tersebut di atas, telah dikeluarkan Instruksi
Presiden No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional Tahun 2010. Disamping itu juga telah
dikeluarkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan, yang bertujuan untuk lebih
memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan, dan untuk
kesinambungan serta penajaman prioritas pembangunan nasional tahun
2010 yang meliputi:
1) Program Pro Rakyat
2) Program Keadilan Untuk Semua (Justice For All)
3) Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Developmend
Goals / MDGs)
Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada: (a) Program
penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga; (b) Program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; dan (c)
Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro dan kecil.
Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada: (a)
Program keadilan bagi anak; (b) Program keadilan bagi perempuan; (c)
Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; (d) Program keadilan di
bidang bantuan hukum; (e) Program keadilan di bidang reformasi hukum
dan peradilan; dan (f) Program keadilan bagi kelompok miskin dan
terpinggirkan;
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 7
Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,
memfokuskan pada: (a) Program pemberantasan kemiskinan dan
kelaparan; (b) Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua; (c)
Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
(d) Program penurunan angka kematian anak; (e) Program kesehatan ibu;
(f) Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya; (g) Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup; dan (h)
Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium
B. Prioritas Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan
Visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013-2018 adalah
sebagai berikut.
“ Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional
dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 “
Dalam rumusan visi ini ada tiga pokok visi yakni pilar utama
pembangunan nasional, simpul jejaring dan akselerasi kesejahteraan.
Penjelasan masing-masing pokok visi adalah sebagai berikut.
Pilar Utama Pembangunan Nasional adalah gambaran tentang kondisi
Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi acuan dan
berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa
Indonesia. Persoalan mendasar tersebut khususnya
dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas
strategis. Ini ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin
menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi luar pulau Jawa. Ini juga terkait dengan perwujudan pola ideal
kehidupan beragama dan kerukunan antar ummat beragama, ketertiban
dan keamanan serta akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi.
Simpul Jejaring adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan
pada tahun 2018 yang menjadi simpul distribusi barang dan jasa, simpul
layanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul perhubungan darat, laut
dan udara di Luar Jawa dan Kawasan Timur Indonesia khususnya.
Akselerasi Kesejahteraan adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi
Selatan pada tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landas
dan memasuki awal kematangan ekonomi. Pada saat itu, indeks
pembangunan manusia berada pada kategori menengah-tinggi,
pertumbuhan ekonomi berada di atas rata-rata nasional,
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 8
pendapatan perkapita sekitar Rp.30 juta/tahun, angka kemiskinan dan
pengangguran di bawah ratarata nasional, agroindustri berkembang
pesat serta industri dan jasa berkontribusi signifikan dalam
perekonomian. Ini juga ditandai oleh kondisi di mana Sulawesi Selatan
semakin kuat mensinergikan kemajuan kabupaten dan kota serta
semakin bersinergi dengan perkembangan regional, nasional dan
internasional.
Misi dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018
sebagai berikut:
(1) Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan
kerukunan intra dan antar ummat beragama.
(2) Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial
dan kelestarian lingkungan.
(3) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan,
kesehatandan infrastruktur.
(4) Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional
dan global.
(5) Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum.
(6) Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa.
(7) Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih.
Tabel 8.1 Matriks Kebijakan dalam RPJMN dan RPJM Provinsi Sul-Sel
No.
Kebijakan-Kebijakan
RPJMN RPJMD Provinsi Lain-lain (Kebijakan
Provinsi Sul-Sel)
(1) (2) (3) (4)
1. Reformasi Birokrasi dan
Tata Kelola
Pendidikan • Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS
2. Pendidikan Kesehatan • Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan
100 juta Bibit Tanaman Hutan
3. Kesehatan Pertanian/Ketahanan
Pangan
• Gratis Modal Pengembangan
Usaha Mikro Kecil
4. Penanggulangan Kemiskinan
Industri / Agroindusti
• Gratis paket modal pengembangan 100
wirausaha pedesaan pada setiap desa
5 Ketahanan Pangan
Pariwisata • Membangun industry baru 24 unit (satu kabupaten
satu industri) di seluruh Kab/Kota
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 9
6 Infrastruktur Infrastruktur • Membuka 500 ribu lapangan kerja baru
7 Iklim Investasi
dan Iklim Usaha
Energi • Gratis Paket peningkatan
kualitas Rumah Rakyat Miskin
8 Energi • Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA
9 Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Bencana
• Melanjutkan kesehatan gratis
10 Daerah
Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan
Pasca-Konflik
• Gratis biaya pendidikan
bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah
penerbangan, pramugari, SMK pertanian,
perkebunan, perikanan dan melanjutkan beasiswa bagi
mahasiswa S2 dan S3
11 Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi
• Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD,
SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim
Ulama
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 10
Tabel. 8.2
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Enrekang
Kode
Bidang Urusan
Pemerintahan dan Program
Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(outcome)
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
targ
et Rp.000
targ
et Rp.000
Tar
get Rp.000
targe
t Rp.000
targ
et Rp.000
targ
et Rp.000
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1 URUSAN WAJIB -
1 1 Urusan Pendidikan -
1 1 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi Kasar (APK) Paud
38,2% dari 11.400 org
40% 2.880.475
43% 5.618.000
45% 4.718.000
47% 4.718.000
50% 4.718.000
50% 22.652.475
Disdikbud
1 1 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
89,73% dari 28.704
org
90% 38.483.533
92% 7.858.589
93% 10.088.589
94% 10.088.589
95% 10.480.000
95% 76.999.300
Disdikbud
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
71,61% dari 12.788
org
75% 80% 83% 86% 90% 90% Disdikbud
1 1 17 Program Pendidikan
Menengah
Angka Partisipasi
Murni (APM) SMA/SMK/MA Paket C
57,17%
darti 12.733 org
60%
10.814.701
63%
12.001.241
65%
13.500.000
70%
14.500.000
75%
15.000.000
75%
65.815.942
Disdikbud
1 1 18 Program Pendidikan Non Formal
Angka melek huruf usia 15 tahun keatas
99,07% dari
187.512 org
100%
48.800
100%
335.600
100%
335.600
100% 335.600
100%
335.600
100%
1.391.200
Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 11
1 1 19 Program Pendidikan Luar Biasa
Persentase anak berkebutuhan
khusus yang terlayani pendidikan inklusif
90% (356 org)
100%
50.000
100%
350.000
100%
350.000
100% 350.000
100%
350.000
100%
1.450.000
Disdikbud
1 1 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah tambahan tenaga pendidik yang berkualifikasi S1/S2
80 org 100 org
2.183.438
100 org
26.191.078
100 org
25.901.578
100 org
25.901.578
100 org
26.611.952
500 org
106.789.624
Disdikbud
Jumlah Assessor pendidikan yang
berkualitas
- - -
300 org
300 org
Disdikbud
Jumlah guru terlatih pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
- - -
120 org
120 org
120 org
120 org
480 org
Disdikbud
1 2 Urusan Kesehatan -
1 2 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Persentase ketersedian obat sesuai kebutuhan
72.9% 90% 1.962.380
100%
2.080.000
100%
2.590.000
100% 2.840.000
100%
3.090.000
100%
12.562.380
Diskes
Persentase pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan
kesehatan di RSUD
71% 80% 450.000
85% 450.000
90% 525.000
90% 810.000
90% 952.200
90% 3.187.200
RSUD Maspul
1 2 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Persentase peningkatan kunjungan rawat jalan puskesmas dan jaringannya
65% 65% 1.365.050
70% 1.850.000
75% 1.925.000
80% 2.326.000
85% 2.525.000
85% 9.991.050
Diskes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 12
Persentase pemanfaatan TT di
Puskesmas Rawat Inap (BOR)
20% 30% 32% 35% 40% 45% 45% Diskes
Rasio tenaga paramedis persatuan penduduk
1,97 / 1000
penduduk
1,97 /
1000
penduduk
2,02 /
1000
penduduk
2,07 /
1000
penduduk
2,12 /
1000 penduduk
2,17 /
1000
penduduk
2,17 /
1000
penduduk
Diskes
Jumlah sekolah
yang mendapat pembinaan Sekolah Sehat
6 Sek 6
Sek
80.807
60%
60.807
60%
60.807
60%
60.807
60%
60.807
60%
324.035
Setda
Jumlah masyarakat yang mendapat advokasi bahaya narkoba terhadap kesehatan
- 60% 60% 60% 60% 60% 60% Setda
1 2 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan
Persentase apotek dan toko obat yang
diawasi
100% 100%
73.500
100%
35.000
100%
50.000
100% 50.000
100%
50.000
50% 258.500
Diskes
1 2 18 Program Pengembangan
Obat Asli Indonesia
Persentase pemanfaatan taman
obat keluarga
- 35% 82.000
37% 85.000
40% 85.000
45% 80.000
50% 80.000
50% 412.000
Diskes
1 2 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Persentase desa siaga purnama & mandiri
15.50% 17% 4.305.082
18.6%
973.000
20% 1.100.000
22% 1.160.000
23% 1.230.000
23% 8.768.082
Diskes
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
50% 55% 57% 59% 61% 63% 63% Diskes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 13
1 2 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Persentase Balita Gizi Buruk
0,05% 0,05%
198.000
0,05%
205.000
0,05%
385.000
0,04% 395.000
0,04%
410.000
0,04%
1.593.000
Diskes
Persentase Balita Gizi Kurang
0,47% 0,40%
0,35%
0,30%
0,25% 0,20%
0,20%
Diskes
1 2 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Capaian kriteria kabupaten sehat
padapa (2 tatanan)
padapa (2
tatanan
)
173.500
padapa (2
tatanan
)
350.000
wiwerda (3
tatanan
)
445.000
wiwerda (4 tatanan)
470.000
wiwerda (4
tatanan
)
495.000
wiwerda (4
tatanan
)
1.933.500
Diskes
Persentase Rumah Sehat
70% 71% 72% 72,50%
71,70%
73% 73% Diskes
Persentase TTU, TPM dan DAMIU yang memenuhi standar
50% 50% 52% 55% 60% 65% 65% Diskes
1 2 22 Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Persentase Desa yang mencapai UCI
95,35% 96,12%
464.408
96,90%
487.000
97,67%
710.000
98,45%
737.000
99,22%
770.000
99,22%
3.168.408
Diskes
Cakupan penemuan dan pengobatan penyakit menular
88% 88% 90% 92% 94% 95% 95% Diskes
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
tidak menular
7,7% 10% 21% 31% 40% 50% 50% Diskes
1 2 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tingkat Akreditasi pelayanan RSUD Massenrempulu telah terpenuhi
30% 50% 160.000
80% 417.000
100%
322.000
100% 225.000
100%
125.000
100%
1.249.000
RSUD Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 14
1 2 25 Program pengadaan,
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskes
mas pembantu dan jaringannya
Rasio puskesmas, Pustu, Poliklinik per
satuan Penduduk
0,41 / 1000
penduduk
0,42 /
1000
pendud
uk
2.282.110
0,43 /
1000
pendud
uk
3.917.203
0,44 /
1000
pendud
uk
3.361.092
0,45 /
1000 penduduk
3.475.082
0,47 /
1000
pendud
uk
3.807.982
0,47 /
1000
pendud
uk
16.843.469
Diskes
jumlah sarana dan prasarana yang dibangun/diperbaiki
10 Unit
16 Unit
17 Unit
15 Unit
13 Unit
71 Unit
Diskes
1 2 26 Program pengadaan, peningkatan sarana
dan prasarana rumah sakit/tempat pelayanan kesehatan
Persentase Ketersediaan Sarana dan
Parasarana RS sesuai standar yang dipersyaratkan
62,67% 65,53%
2.378.774
73,40%
1.646.000
77,20%
2.597.495
78,13%
2.575.548
80,00%
3.979.560
80,00%
13.177.377
RSUD Maspul
1 2 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru-paru/rumah sakit mata
Porsentase sarana dan prasarana RSU beroperasi sesuai standar
60% 63% 224.190
66% 312.500
70% 373.125
75% 445.906
80% 533.358
80% 1.889.079
RSUD Maspul
1 2 28 Program Kemitraan
peningkatan pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat kurang mampu
- 100
%
6.000.000
100
%
7.000.000
100
%
7.000.000
100%
7.000.000
100
%
7.000.000
100
%
34.000.000
Diskes
Prosentase
kecukupan anggaran pelayanan kesehatan gratis dan JKN yang dibayarkan sesuai jumlah klaim
51% 80%
8.415.248
85%
7.250.000
90%
7.095.000
100%
7.304.500
100
%
5.563.950
100
%
35.628.698
RSUD
Maspul
Persentase Cakupan Pelayanan Pasien JKN dan Jamkesda di RS
52% 65% -
100%
-
100%
-
100% -
100%
-
100%
-
RSUD Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 15
1 2 30 Program peningkatan
pelayanan kesehatan lansia
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila
dan Usila
50% 50% 135.000
55% 135.000
60% 185.000
65% 185.000
75% 155.000
75% 795.000
Diskes
1 2 32 Program
peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani
80% 85%
212.700
90%
262.000
95%
420.000
100%
430.000
100
%
440.000
100
%
1.764.700
Diskes
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
81,67% 85% 87% 90% 92% 95% 95% Diskes
Angka Kematian Ibu 6 Kasus 3
kasus
3
kasus
3
kasus
3
kasus
3
kasus
3
kasus
Diskes
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH
16 16 15,8 15,6 15,4 15,2 15,2 Diskes
Angka Kematian
Anak Balita (AKABA) per 1000 KH
12 12 11 10 9 8 8 Diskes
2 33 Program pengembangan data dan informasi kesehatan
Persentase puskesmas yang menerapkan SIKDA
171.250
15.3%
298.000
15.3%
355.000
15.3% 435.000
15.3%
415.000
61% 1.674.250
Diskes
1 3 Urusan Pekerjaan Umum
-
1 3 15 Program
Pembangunan Jalan dan Jembatan
Proporsi panjang
jalan Kabupaten (Pengerasan, Tanah) yang kondisi Baik
50,27 %
dari 508,34 Km
59,1
4%
13.131.067
68,0
1%
8.504.000
76,8
8%
8.883.000
85,75
%
9.300.000
94,6
4%
9.300.000
94,6
4 % dari 425,
70 Km
49.118.067
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 16
Proporsi panjang jalan Kabupaten
yang ditingkatkan dari Jalan Tanah menjadi Pengerasan
0 % dari 185.08 Km
25,00%
40% 60% 80% 100%
100%
DPU
1 3 16 Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
Panjang saluran drainase yang terbangun di lingkungan permukiman
38,79 Km 7,6 Km
3.054.838
6,0 Km
2.132.577
6,5 Km
2.370.000
8,5 Km
2.700.000
8,5 Km
2.700.000
37,10
Km
12.957.415
DPU
1 3 17 Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong
Panjang Talud/ Bronjong untuk pengamanan saran prasarana publik dan pemerintah
10,5 Km 5,8 Km
2.000.000
5,8 Km
2.000.000
5,8 Km
2.000.000
5,8 Km
2.000.000
23,2 Km
8.000.000
DPU
1 3 18 Program
rehabilitasi/ pemeliharaan dan peningkatan Jalan dan Jembatan
Proporsi panjang
jalan Kabupaten (Hotmix, Lapen, Beton) yang kondisi Baik / Nyaman di lalui
72,95 %
dari 620,51 Km
74,7
7%
27.158.439
76,5
9%
31.996.000
78,3
9%
33.500.000
80,19
%
36.500.078
82,0
3%
36.500.000
82,0
3 % dari 749,82 Km
165.654.517
DPU
Proporsi panjang jalan Kabupaten
yang ditingkatkan dari Pengerasan menjadi
Hotmix/Lapen/Beton
0 % dari 323.26 Km
40 %
(129,29 Km)
DPU
1 3 22 Program Pembangunan sistem informasi/data base Pekerjaan Umum
Persentase ketersediaan dokumen Data Base Pekerjaan Umum
17% 33% 245.500
50% 350.000
67% 500.000
83% 500.000
100%
-
100%
1.595.500
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 17
1 3 23 Program peningkatan sarana
dan prasarana kebinamargaan
Persentase pemenuhan
pelayanan alat berat/alat angkut
100% 100%
2.496.991
100%
1.330.622
100%
1.359.512
100% 1.664.504
100%
623.000
100%
7.474.629
DPU
1 3 24 Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya
Prosentase DI yang sistem jaringan irigasinya berfungsi baik
57% 62,19%
5.746.749
68,21%
4.009.000
74,53%
4.412.000
81,13%
5.850.000
86,98%
7.450.000
86,98%
27.467.749
DPU
1 3 26 Program pengembangan,
pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya
Persentase pengaman daerah
bantaran sungai dan tanggula sungai yang tertangani
18,40% 20,44%
1.633.408
27,57%
2.900.000
34,81%
3.700.000
42,15%
3.200.000
49,60%
3.200.000
49,60%
14.633.408
DPU
1 3 27 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Tingkat akses air minum masyarakat yang aman dengan sistem JP dan BJP Terlindungi
34.500 KK (76,5%)
4.785
KK
8.909.838
2.000
KK
10.500.000
2.000
KK
10.500.000
3.000 KK
10.200.000
3.000
KK
10.800.000
49.285 KK
50.909.838
DPU
Jumlah Pelayanan SPAM IKK
6.911 SR (31,65%)
3.519
SR
2500
SR
2500
SR
1.500 SR
1.500
SR
18.506 SR
DPU
Persentase
masyarakat yang menggunakan
jamban
32.340 KK
(75,55%)
336
KK
300
KK
300
KK
320
KK
350
KK
33.9
46 KK
DPU
1 3 31 Program Peningkatan dan pengembangan Fasilitas Umum dan Bangunan Gedung
Persentase bangunan gedung yang baik dan aman
87,29% 88,95%
1.199.175
91,71%
2.800.000
94,48%
3.729.965
97,24%
4.200.000
100%
5.500.000
100%
17.429.140
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 18
1 3 32 Program Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pasca Bencana
Tingkat penanganan pasca bencana
kerusakan infrastruktur, sarana prasarana, fsilitas umum dan
sosial
28% 34% 473.420
48% 735.000
53% 771.750
58% 808.022
62% 811.653
75% 3.599.845
BPBD
1 3 33 Program Pelayanan Jasa Pengujian
Kualitas Konstruksi
Jumlah titik uji kualitas bangunan
85 TU
-
87 TU
445.000
87 TU
445.000
87 TU 500.000
87 TU
500.000
433 TU
1.890.000
DPU
1 3 34 Program peningkatan Sarana dan Prasarana
Laboratorium Pengujian
Persentase pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana Laboratorum Pengujian Kualitas Konstruksi
Bangunan
70% 70% -
75% 150.000
85% -
100% 200.000
100%
300.000
100%
650.000
DPU
1 3 35 Program Pembinaan Jasa Konstruksi
Persentase Peningkatan Kinerja
Jasa Konstruksi
-
80% 325.000
85% 350.000
90% 200.000
100%
250.000
100%
1.125.000
DPU
1 3 36 Program Pembinaan dan Pengawasan Perencanaan Teknis Pekerjaan Umum
Persentase paket pekerjaan yang mendapat pembinaan/pengawasan perencanaan
teknis
80% 80% -
100%
100.000
100%
100.000
100% 150.000
100%
150.000
100%
500.000
DPU
1 4 Urusan Perumahan -
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 19
1 4 15 Program Pengembangan
Perumahan
Panjang jalan lingkungan
permukiman terbangun
157 Km 14 Km
9.428.801
10,24
Km
7.000.000
10,8 Km
7.200.000
11,2 Km
7.500.000
12 Km
8.500.000
215 Km
39.628.801
DPU
1 5 Urusan Penataan
Ruang
-
1 5 15 Program Perencanaan Tata Ruang
Persentase ketersediaan dokumen Tata Ruang yang dipersyaratkan
20% 40% 976.736
50% 1.700.000
60% 2.200.000
70% 2.850.000
80% 3.050.000
100%
10.776.736
DPU
1 5 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Persentase pengendalian dan pemanfaatan ruang
100% 100%
233.302
100%
500.000
100%
500.000
100% 615.000
100%
615.000
100%
2.463.302
DPU
1 6 Urusan Perencanaan Pembangunan
-
1 6 15 Program
Pengembangan data/informasi
Persentase
ketersediaan data dan informasi pada 8 kelompok data daerah yang up date
50% 70%
218.151
100
%
218.151
100
%
764.651
100%
738.881
100
%
755.000
100
%
2.676.834
Bappeda
Tingkat ketersediaan data/informasi pendidikan
90% 92% 100.000
94% 120.000
96% 150.000
98% 150.000
100%
150.000
100%
670.000
Disdikbud
Persentase ketersediaan data base monografi
wilayah kerja PPL
85% 85% 23.644
90% 47.000
95% 47.000
100% 51.000
100%
55.000
100%
223.644
BP4K
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 20
Adanya publikasi data dan infromas
Standar Harga, potensi daerah dan harga kebutuhan pokok masyarakat
Tidak ada Ada 46.216
83% 66.210
83% 41.210
83% 66.210
90% 41.210
90% 261.056
Setda
Persentase ketersediaan data dan informasi bidang pertanian
100% 100%
275.488
100%
330.000
100%
370.000
100% 390.000
100%
390.062
100%
1.755.550
Distanbun
Persentase ketersediaan data
dan informasi bidang kehutanan
50% 60% -
70% 50.000
100%
91.000
100% 92.000
100%
93.000
100%
326.000
Dishut
Persentase ketersediaan data /
informasi sektor
pertambangan dan energi
50% 75% 70.000
5 Lay
er
50.000
5 Lay
er
50.000
Up dating
Peta
Tematik
50.000
Up dati
ng
Peta Tematik
50.000
100%
270.000
Distamben
Tingkat Ketersediaan Data Base Peternakan dan Perikanan
50% 50% 25.000
100%
40.000
100%
50.000
100% 50.000
100%
60.000
225.000
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 21
1 6 18 Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
Persentase kawasan strategis daerah
yang telah memiliki dokumen rencana induk/ rencana rinci Pengembangan
Kawasan (KSK Agro Belajen, Kw. Hortukultura, Kw.Perkebunan, KIWA, Kw.Peternakan,, KCT/PKLp Baraka. PKL Enrekang, PKLp Cakke, PKLp
Maroangin)
22 % (2 Kw dari 9 Kw)
22 % (2
Kw dari
9 Kw)
-
67% (6
Kw dari
9 Kw)
110.000
78% (7
Kw dari
9 Kw)
110.000
89% (8 Kw
dari 9 Kw)
110.000
89% (8
Kw dari
9 Kw)
110.000
100% (9
Kw dari
9 Kw)
440.000
Bappeda
1 6 20 Program peningkatan kapasitas
kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
Adanya sistem informasi perencanaan
pembangunan daerah
Belum ada Belum ada
-
Ada 300.000
Ada -
Ada -
Ada -
Ada 300.000
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 22
1 6 21 Program perencanaan
pembangunan daerah
Persentase ketersediaan
dokumen perencanaan pembangunan daerah dan SKPD
(RPJPD, RPJMD, RKPD,Renstra SKPD, Renja SKPD)
97% (83 Dok dari
85 dok)
100%
645.950
100%
290.000
100%
290.000
100% 290.000
100%
405.000
100%
1.920.950
Bappeda
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
30.000
Disdikbud
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
1
Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
Diskes
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
17.000
17.000
RSU Maspul
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
2 Dok
(Renstr
a SKPD, RPIJM)
154.480
100%
200.000
100%
200.000
100% 200.000
100%
200.000
100%
954.480
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 23
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
30.721
30.721
BPBD
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
30.000
Dishub Kominfo
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
30.000
KLH KP
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKPD)
25.100
25.100
Disduk Capil
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
32.000
32.000
BKB PP
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
37.500
37.500
Dissos Naker Trans
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
25.074
25.074
Diskuperind
ag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 24
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
23.000
23.000
Kesbang Linmas Pol
PP
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
53.322
53.322
Setda
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
30.000
30.000
Setwan
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
100%
165.912
100%
136.500
100%
143.325
100% 150.491
100%
158.015
100%
754.243
DPKAD
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
22.347
22.347
KPM PTSP
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
25.424
25.424
Inspektorat
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
2.316
2.316
Setkop
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 25
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
24.000
24.000
BKD
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
19.000
19.000
KKP
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
35.700
35.700
BPMPD
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKPD)
19.800
19.800
KPA PDE
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
44.366
44.366
Distanbun
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
32.000
32.000
Disnakin
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
15.293
15.293
BP4K
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 26
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
38.000
38.000
Dishut
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
45.500
45.500
Distamben
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
-
-
Dispopar
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKPD)
17.800
17.800
Kec. Anggeraja
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Enrekang
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
17.800
17.800
Kec. Bungin
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Maiwa
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 27
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Alla
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKPD)
17.800
17.800
Kec. Malua
Jumlah Dokumen
Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1
Dok (Renstr
a SKPD)
17.800
17.800
Kec. Baraka
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKPD)
17.800
17.800
Kec. Curio
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Cendana
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Re
nstra
SKPD)
17.800
17.800
Kec. Buntu Batu
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan
1 Dok (Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 28
Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD
yang diterbitkan
1 Dok
(Renstr
a SKP
D)
17.800
17.800
Kec. Baroko
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
10.000
100%
11.000
100%
11.500
100% 12.500
100%
13.500
100%
58.500
Kec. Anggeraja
Persentase Desa/Kel.
menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
17.000
100%
17.000
100%
17.500
100% 18.500
100%
18.500
100%
88.500
Kec. Enrekang
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
7.345
100%
9.345
100%
9.345
100% 11.257
100%
11.257
100%
48.548
Kec. Bungin
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
18.772
100%
18.772
100%
18.772
100% 20.000
100%
21.000
100%
97.316
Kec. Maiwa
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 29
Persentase Desa/Kel.
menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
20.000
100%
20.000
100%
20.000
100% 25.000
100%
27.000
100%
112.000
Kec. Alla
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai
prosedur/ Tahapan
100% 100%
15.090
100%
15.000
100%
15.000
100% 15.500
100%
21.000
100%
81.590
Kec. Malua
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang
Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
21.286
100%
21.286
100%
21.030
100% 24.704
100%
30.000
100%
118.307
Kec. Baraka
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan
Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
10.000
100%
15.000
100%
17.000
100% 20.000
100%
20.000
100%
82.000
Kec. Curio
Persentase
Desa/Kel.
menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100
%
15.000
100
%
15.000
100
%
18.000
100%
20.000
100
%
20.000
100
%
88.000
Kec.
Cendana
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 30
Persentase Desa/Kel.
menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
15.000
100%
15.000
100%
15.000
100% 16.000
100%
17.000
100%
78.000
Kec. Buntu Batu
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai
prosedur/ Tahapan
100% 100%
15.000
100%
10.000
100%
10.000
100% 11.000
100%
11.500
100%
57.500
Kec. Masalle
Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang
Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan
100% 100%
9.145
100%
10.000
100%
15.000
100% 16.000
100%
17.000
100%
67.145
Kec. Baroko
Adanya dokumen Penetapan Kinerja Pemda
Ada Ada Ada 24.204
Ada 24.204
Ada 24.204
Ada 24.204
Ada 96.816
Setda
1 6 22 Program perencanaan pembangunan
ekonomi
Persentase kesesuaian usulan program kegiatan
bidang Ekonomi proses Buttom Up - Top Down
* Kab. = 85 %
* Prov. = 70
% * Pusat =
60 %
* Kab. =
90 % *
Prov
. = 60 % *
Pusat = 70 %
80.000
* Kab. =
95 % *
Prov
. = 80 % *
Pusat = 60 %
170.000
* Kab. =
95 % *
Prov
. = 90 % *
Pusat = 80 %
175.000
* Kab. = 95 %
* Prov. = 90 %
* Pusat = 90 %
175.000
* Kab. =
95 % *
Prov
. = 95 % *
Pusat = 95 %
175.000
* Kab. =
95 % *
Prov
. = 95 % *
Pusat = 95 %
775.000
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 31
1 6 23 Program perencanaan sosial
budaya
Persentase kesesuaian usulan
program kegiatan bidang Sosial Budaya proses Buttom Up - Top
Down
* Kab. = 85 %
* Prov. = 70 %
* Pusat = 60 %
* Kab
. = 90 % *
Prov. = 60 % *
Pusat = 70 %
180.725
* Kab
. = 95 % *
Prov. = 80 % *
Pusat = 60 %
257.332
* Kab
. = 95 % *
Prov. = 90 % *
Pusat = 80 %
335.725
* Kab. = 95
% *
Prov. = 90
% *
Pusat = 90 %
335.725
* Kab
. = 95 % *
Prov. = 95 % *
Pusat = 95 %
280.322
* Kab
. = 95 % *
Prov. = 95 % *
Pusat = 95 %
1.389.829
Bappeda
1 6 24 Program perencanaan
prasarana wilayah dan sumber daya Alam
Persentase kesesuaian usulan
program kegiatan bidang Praswil dan SDA proses Buttom Up - Top Down
* Kab. = 85 %
* Prov. = 70 %
* Pusat = 60 %
* Kab
. = 90 % *
Prov. =
60 % *
Pusat = 70 %
364.845
* Kab
. = 95 % *
Prov. =
80 % *
Pusat = 60 %
429.845
* Kab
. = 95 % *
Prov. =
90 % *
Pusat = 80 %
429.845
* Kab. = 95
% *
Prov. = 90 % *
Pusat = 90 %
440.095
* Kab
. = 95 % *
Prov. =
95 % *
Pusat = 95 %
444.845
* Kab
. = 95 % *
Prov. =
95 % *
Pusat = 95 %
2.109.475
Bappeda
1 6 26 Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman
Persentase pemenuhan
dokumen perencanaan yang dipersyaratkan PPSP
33% 100%
75.000
100%
33.932
100%
33.932
100% 34.611
100%
35.303
100%
212.778
Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 32
1 6 27 Program Perencanaan
Pengembangan Infrastruktur Perkotaan dan Kawasan
Permukiman
Persentase pemenuhan
dokumen perencanaan pengembangan kawasan perkotaan
dan permukiman
0 0 -
50% 50.000
100%
50.000
100% 51.500
100%
53.075
100%
204.575
Bappeda
1 6 28 Program Pengembangan Sistem Pelaporan, Monitoring/
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah
Tingkat pemenuhan pelaporan pengendalian/ Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah
100% 100%
326.140
100%
560.000
100%
260.000
100% 260.000
100%
561.111
100%
1.667.251
Bappeda
Persentase pemenuhan pelaporan pemda yang dipersyaratkan (LPPD, LKPJ, IPPD, LAKIP)
100% 100%
100.000
100%
130.338
100%
130.338
100% 130.338
100%
130.338
100%
621.352
Setda
Cakupan pengendalian administrasi atas program kegiatan
pembangunan
100% 100%
100%
100%
100% 100%
100%
Setda
1 7 Urusan Perhubungan
-
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 33
1 7 15 Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
Persentase realisasi pembangunan
terminal induk tipe B Kota Enrekang
10% 10% -
20% 325.000
-
-
-
35% 325.000
Dishub Kominfo
Adanya dokumen Perda tentang Jaringan Induk Pengembangan dan Peningkatan Jalan (Tatralok)
Belum ada Ada Ada Dishub Kominfo
1 7 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Persentase terminal tipe C yang berfungsi baik
75% 75% 30.000
25% 200.000
50% 50.000
25% 100.000
25% 25.000
95% 405.000
Dishub Kominfo
1 7 17 Program
peningkatan pelayanan angkutan
Tingkat ketertiban
mobilitas kendaraan barang dan orang
100% 100
%
254.941
25%
85.000
25%
110.000
25%
110.000
25%
110.000
100
%
669.941
Dishub
Kominfo
1 7 18 Program Pembangunan sarana & Prasarana
Perhubungan
Persentase realisasi pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan
40% 10% -
10% 50.000
10% 650.000
10% 440.000
10% 1.435.000
35% 2.575.000
Dishub Kominfo
1 7 19 Program
peningkatan dan pengamanan lalu
lintas
Tingkat angka
kecelakaan lalu lintas
10% 8%
511.764
2%
50.000
2%
100.000
2%
100.000
-
10%
761.764
Dishub
Kominfo
1 7 20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor
Persentase kendaraan barang/orang yang memiliki izin laik jalan
85% 85% -
85% 300.000
-
85% 50.000
85% 25.000
85% 375.000
Dishub Kominfo
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 34
1 7 21 Program Pengembangan data
dan informasi bidang perhubungan
Persentase ketersediaan data
valid bidang perhubungan
80% 80% -
-
80% 259.000
-
80% 259.000
Dishub Kominfo
1 8 Urusan
Lingkungan Hidup
-
1 8 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Proporsi timbulan sampah yang terangkut (rata-rata harian)
59,50% 59,50%
2.399.849
62% 1.624.320
65% 1.579.130
70% 1.450.000
75% 1.212.585
75% 8.265.884
KLH-KP
Cakupan pelayanan persampahan
23.280 Jw (5.820 RT)
23.280 Jw (5.820 RT)
26.080 Jw (6.520 RT)
28.880 Jw (7.220 RT)
31.680 Jw (8.020 RT)
34.480 Jw (8.620 RT)
34.480 Jw (8.620 RT)
-
KLH-KP
1 8 16 Program
Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Rasio perusahaan
yang memiliki
kajian mengenai dampak lingkungan (Amdal, UKL, UPL)
40% 40%
127.895
45%
400.000
50%
650.000
55%
725.000
60%
850.000
60%
2.752.895
KLH-KP
Prosentase jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administrative dan teknis pencegahan pencemaran air
20% 20% 30% 50% 60% 90% 90% KLH-KP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 35
Prosentase jumlah pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan atau perusakan
lingkungan hidup yang ditindaklanjut
60% 100%
100%
100%
100% 100%
100%
KLH-KP
Jumlah Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
0 1 Dok KLH
S RPJMD
225.000
-
1 Dok KLH
S RPJMD
225.000
Bappeda
Frekwensi koordinasi dan
pengawasan aktivitas pertambangan
- 60% 60% 37.500
70% 37.500
80% 37.500
90% 37.500
136 Kali
150.000
Setda
1 8 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Tingkat pengendalian kerusakan hutan dan lahan
50% 50% -
60% 240.000
70% 350.000
80% 405.000
90% 430.000
90% 1.425.000
KLH-KP
Adanya regulasi dan pemahaman regulasi tentang pengelolaan sumber daya alam
- Ada 75.000
Ada 98.500
Ada tambahan
regulasi
111.500
Ada 108.500
Ada tambahan
regulasi
121.500
Ada tambahan
regulasi
515.000
Setda
Frekwensi koordinasi pengendalian Sumber Daya Alam dan LH
- 10 Kali
10 Kali
10 Kali
10 Kali
10 Kali
50 Kali
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 36
1 8 19 Program Peningkatan
Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Tingkat ketersediaan
informasi SDA dan LH yang dapat diakses masyarakat
40% 50% 125.000
55% 600.000
60% 780.000
65% 860.000
75% 800.000
75% 3.165.000
KLH-KP
-
1 8 24 Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Persentase luasan pengembangan dan pemeliharaan RTH perkotaan
40% 50% 652.374
60% 475.000
65% 525.000
70% 575.000
75% 725.000
75% 2.952.374
KLH-KP
1 8 25 Program Pengelolaan dan Penataan Keindahan Kota
Persentase taman-taman kota yang tertata, indah teduh dan bersih
50% 60% 246.811
70% 900.000
80% 469.999
90% 525.290
100%
595.000
100%
2.737.100
KLH-KP
1 8 26 Program Pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup
Jumlah sekolah peduli dan berwawasan lingkungan
- 22 Sekl
h
67.105
18 Sekl
h
50.000
20 Sekl
h
50.000
22 Seklh
75.000
25 Sekl
h
100.000
100 Sekl
h
342.105
KLH-KP
1 9 Urusan Pertanahan -
1 9 17 Program Penyelesaian
konflik-konflik pertanahan
Persentase konflik pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
-
-
Persentase konflik
pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85%
4.000
85%
4.000
90%
5.000
90%
6.000
90%
19.000
Kec.
Anggeraja
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 37
Persentase konflik pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 2.000
85% 3.000
90% 3.500
90% 4.000
90% 12.500
Kec. Enrekang
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat
Kecamatan
85% 85% 85% 3.000
85% 3.000
90% 5.000
90% 5.000
90% 16.000
Kec. Bungin
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya
ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 85% 10.000
90% 15.000
90% 15.000
90% 40.000
Kec. Maiwa
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi
penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 5.000
85% 5.000
90% 5.000
90% 6.000
90% 21.000
Kec. Alla
Persentase konflik
pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85%
-
85%
3.500
85%
3.500
85%
5.000
85%
5.000
100
%
17.000
Kec. Malua
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 38
Persentase konflik pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% -
Kec. Baraka
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat
Kecamatan
85% 85% 85% 4.000
85% 5.000
90% 6.000
90% 7.000
90% 22.000
Kec. Curio
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya
ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% -
Kec. Cendana
Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi
penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 4.000
90% 5.000
90% 5.000
90% 5.000
90% 19.000
Kec. Buntu Batu
Persentase konflik
pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85%
4.000
85%
4.000
90%
5.000
90%
5.000
90%
18.000
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 39
Persentase konflik pertanahan yang
difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan
85% 85% 85% 5.000
85% 5.000
90% 5.000
90% 5.000
90% 20.000
Kec. Baroko
1 10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
-
1 10 15 Program Penataan
Administrasi Kependudukan
Persentase
penataan administrasi kependudukan
40% 45%
285.201
50%
285.000
60%
303.000
70%
350.000
80%
360.000
80%
1.583.201
Disduk
Capil
1 10 16 Peogram
peningkatan kualitas pelayanan pencatatan sipil
Persentase cakupan
pelayanan pencatatan sipil
50% 50%
75.000
55%
100.000
65%
115.000
75%
200.000
85%
210.000
85%
700.000
Disduk
Capil
1 10 17 Program peningkatan dan pengembangan data dan informasi Kependudukan
Persentase pengembangan data dan informasi kependudukan
60% 60% 130.031
70% 159.200
75% 165.400
80% 200.200
95% 170.693
95% 825.524
Disduk Capil
1 11 Urusan
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
-
1 11 15 Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan
Perempuan
Persentase perlindungan perempuan dan anak dari KDRT
75% 75% 60.213
75% 27.000
80% 35.000
85% 35.000
90% 40.000
90% 197.213
BKB-PP
1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
Persentase SKPD teknis yang menerapkan PPRG
- 5% 22.000
30% 100.000
40% 65.000
65% 70.000
65% 90.000
70% 347.000
BKB-PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 40
Jumlah Organisasi Wanita yang
mendapat pembinaan
- 20 OG
W
35.000
20 OG
W
25.000
20 OG
W
25.000
20 OGW
25.000
20 OG
W
25.000
20 OG
W
135.000
Setda
1 11 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Kasus Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)
8 Kasus 8 Kasus
65.000
7 Kasus
130.000
6 Kasus
120.000
5 Kasus
135.000
4 Kasus
155.000
3 Kasus
605.000
BKB-PP
1 11 18 Program Peningkatan peran
serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
Tingkat partisipasi perempuan dalam
proses perencanaan pembangunan daerah
25% 25% 102.787
30% 140.000
30% 162.000
35% 170.500
40% 165.000
40% 740.287
BKB-PP
Jumlah perempuan
yang mendapat pembinaan
160 org -
-
40
org
40
org
40
org
40
org
160
org
-
BKB-PP
Jumlah Posyandu yang terbina
10 Posyandu
12 Posyandu
564.000
45 Posyandu
628.000
51 Posyandu
685.000
60 Posyandu
700.000
75 Posyandu
700.000
75 Posyandu
3.277.000
BPMPD
1 12 Urusan Keluarga
Berencana dan
Keluarga Sejahtera
-
1 12 15 Program Keluarga Berencana
Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk
1,07% 1,07%
1.230.692
1,05%
280.000
1,04%
370.000
1,03 360.000
1,0%
365.000
1,0%
2.605.692
BKB-PP
1 12 16 Program Kesehatan
Reproduksi Remaja
Persentase remaja
yang mengetahui kesehatan reproduksi secara dini
50% 50%
55.000
60%
107.000
65%
115.000
70%
125.000
75%
125.000
75%
527.000
BKB-PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 41
1 12 17 Program pelayanan kontrasepsi
Persentase layanan calon peserta KB
menjadi peserta KB Aktif
- - 55.000
50% 40.000
60% 50.000
65% 50.000
75% 60.000
75% 255.000
BKB-PP
1 12 18 Program pembinaan peranserta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri
Persentase masyarakat yang mengetahui pentingnya KB
65% 65% 145.000
70% 923.000
75% 936.360
80% 946.360
85% 951.360
85% 3.902.080
BKB-PP
Rata-rata usia perkawinan
Perempuan
18,6 Thn 18,6 Thn
19,5 Thn
19,5 Thn
19,5 Thn
20 Thn
20 Thn
BKB-PP
1 12 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
Cakupan pelayanan PIK dan KRR bagi Remaja
35% 35% 35.000
45% 40.000
60% 50.000
70% 45.000
75% 50.000
75% 220.000
BKB-PP
1 12 21 Program
peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS
Tingkat
pengetahuan masyarakat akan bahaya Narkoba dan HIV/AIDS
- -
-
25%
55.000
30%
70.000
35%
90.000
35%
90.000
35%
305.000
BKB-PP
1 12 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina
keluarga
Persentase tenaga pendamping KBK yang aktif
45% 45% 86.000
50% 96.000
60% 102.000
65% 112.000
75% 125.000
75% 521.000
BKB-PP
1 12 25 Program Pengembangan Data dan Informasi KB
Persentase ketersediaan data
KB/KS yang akurat
75% 75% 200.000
75% 250.000
75% 290.000
75% 320.000
75% 355.000
75% 1.415.000
BKB-PP
1 13 Urusan Sosial -
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 42
1 13 15 Program Pemberdayaan
Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
Persentase fakir miskin dan
kumintas adat terpencil yang diberdayakan
23% 20% 200.500
40% 120.000
60% 344.309
70% 345.000
80% 331.749
80% 1.341.557
Dissosnakert
rans
1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Persentase PMKS yang mendapat pelayanan / rehabilitasi
Kesejahteraan sosial
23% 15% 172.000
30% 55.000
45% 70.000
65% 95.000
80% 110.000
80% 502.000
Dissosnakert
rans
Tingkat ketepatan waktu / sasaran penyaluran Raskin
100% 100%
280.000
100%
285.000
100%
295.000
100% 310.000
100%
345.000
100%
1.515.000
BKB-PP
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/
bantuan dan pembinaan
85% 95% -
Persentase warga miskin kecamatan
yang mendapat
alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
11.000
100%
11.000
100% 12.000
100%
13.000
100%
47.000
Kec. Anggeraja
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 43
Persentase warga miskin kecamatan
yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
3.000
100%
3.500
100% 4.000
100%
4.500
100%
15.000
Kec. Enrekang
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/ bantuan dan
pembinaan
85% 95% 100%
3.000
100%
3.000
100% 5.000
100%
5.000
100%
16.000
Kec. Bungin
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/
bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
100%
10.000
100% 100%
15.000
100%
25.000
Kec. Maiwa
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat
alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
5.000
100%
5.000
100% 5.000
100%
6.000
100%
21.000
Kec. Alla
Persentase warga
miskin kecamatan
yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100
%
5.000
100
%
5.000
100%
5.000
100
%
5.000
100
%
20.000
Kec. Malua
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 44
Persentase warga miskin kecamatan
yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
8.000
30% 8.016
45% 11.031
65% 11.031
80% 38.078
Kec. Baraka
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/ bantuan dan
pembinaan
85% 95% 100%
10.000
100%
12.000
100% 13.000
100%
14.000
100%
49.000
Kec. Curio
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/
bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
100%
100% 100%
100%
-
Kec. Cendana
Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat
alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
5.000
100%
6.000
100% 6.000
100%
6.000
100%
23.000
Kec. Buntu Batu
Persentase warga
miskin kecamatan
yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100
%
4.000
100
%
4.000
100%
5.000
100
%
6.000
100
%
19.000
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 45
Persentase warga miskin kecamatan
yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan
85% 95% 100%
7.000
100%
7.000
100% 7.000
100%
7.000
100%
28.000
Kec. Baroko
1 13 17 Program pembinaan anak terlantar
Persentase anak terlantar yang mendapat pembinaan
23% 5% 15.000
15% 65.000
25% 75.000
35% 77.000
40% 50.000
60% 282.000
Dissosnakert
rans
1 13 18 Program pembinaan para penyandang
cacat dan trauma
Persentase penyandang cacat
yng mendapat program sosial
23% 4% 25.000
15% 39.250
30% 55.000
40% 60.000
60% 57.000
60% 236.250
Dissosnakert
rans
1 13 19 Program pembinaan
panti asuhan/ panti jompo
Jumlah panti
asuhan / panti jompo yang terbina
6 Panti 6
Panti
35.000
6
Panti
60.000
6
Panti
40.000
8
Panti
70.000
8
Panti
40.000
8
Panti
245.000
Dissosnakertrans
1 13 20 Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,
narkoba dan penyakit sosial
lainnya)
Persentase eks penyandang masalah sosial yang mendapat
pembinaan kessos
23% - -
15% 30.000
25% 30.000
40% 30.000
-
60% 90.000
Dissosnakert
rans
1 13 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
Persentase kelembagaan sosial yang diberdayakan
23% 20% 45.000
40% 110.000
50% 111.000
70% 112.000
80% 118.000
80% 496.000
Dissosnakert
rans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 46
Persentase realisasi penyaluran
bantuan sosial kepada lembaga sosial maupun perorangan
100% 100%
2.121.958
100%
1.000.000
100%
1.300.000
100% 1.500.000
100%
1.000.000
100%
6.921.958
Setda
1 13 22 Program bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial
Pesentase Bantuan dan Jaminan Sosial
23% 10% -
30% 311.000
50% 236.000
70% 245.000
80% 257.000
80% 1.049.000
Dissosnakert
rans
1 13 23 Program Pembinaan
Sumbangan dan Pengawasan Kegiatan Sosial
Persentase
pembinaan sumbangan dan bantuan sosial
23% 10%
40.000
20%
45.000
20%
48.000
20%
50.000
10%
53.000
80%
236.000
Dissosnakertrans
1 13 24 Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Frekwensi kegiatan fasilitasi dan pembinaan keagamaan
- 42 Kali
1.034.389
42 Kali
480.464
42 Kali
942.464
42 Kali
490.464
42 Kali
1.026.964
210 Kali
3.974.745
Setda
1 14 Urusan Ketenagakerjaan
-
1 14 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Persentase tenaga kerja yang mendapat pembinaan
20% 20% 37.000
40% 105.000
60% 80.000
80% 80.000
90% 120.000
90% 422.000
Dissosnakert
rans
1 14 16 Program
Peningkatan Kesempatan Kerja
Persentase
peningkatan kesempatan kerja
bagi masyarakat pencari kerja
20% 20%
77.000
40%
52.000
60%
58.000
80%
39.000
90%
39.000
90%
265.000
Dissosnakertrans
1 14 17 Program Perlindungan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Persentase perlindungan
lembaga ketenagakerjaan
20% 20% 37.000
40% 37.000
60% 38.000
80% 76.500
90% 69.000
90% 257.500
Dissosnakert
rans
1 15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
-
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 47
1 15 15 Program penciptaan iklim Usaha Kecil
Menengah yang kondusif
Persentase UMKM yang aktif/mandiri
30% 30% 10.500
38% 30.000
47% 30.000
56% 30.000
60% 30.000
60% 130.500
Diskuperind
ag,
1 15 16 Program
Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Persentase
peningkatan kapasitas SDM pelaku K-UMKM
4% 4%
-
7%
77.000
10%
110.000
13%
112.000
15%
112.000
15%
411.000
Diskuperindag,
1 15 17 Program Pengembangan
Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
Persentase KUMKM yang produktif
30% 40% 144.585
50% 317.875
60% 302.685
70% 322.073
75% 330.630
75% 1.417.848
Diskuperind
ag,
Jumlah KUMKM yang telah difaslitasi mendapatkan pembiayaan
1.718 Unit 1.718
Unit
1.784
Unit
1.850
Unit
1.916 Unit
1.976
Unit
1.976
Unit
Diskuperind
ag,
1 15 18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Persentase koperasi tidak aktif (135 unit) menjadi koperasi aktif
45,2% 48,1%
236.955
58,5%
424.875
63,0%
442.685,17
7
64,4% 464.073,08
8
67,4%
472.630,01
1
67,4%
2.041.217,
784
Diskuperind
ag,
1 16 Urusan Penanaman Modal
-
1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Adanya SPIPISE Tdk Ada Tdk Ada
490.000
Ada 261.000
Ada 275.000
Ada 290.400
Ada 301.000
Ada 1.617.400
KPM-PTSP
Frekwensi Pameran
Promosi
12
Kali
12
Kali
12
Kali
12
Kali
12
Kali
60
Kali
KPM-PTSP
Frekwensi Pameran Promosi
2 Kali 2 Kali
125.000
4 Kali
160.000
6 Kali
160.000
7 Kali 160.000
9 Kali
160.000
28 Kali
765.000
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 48
Jumlah investor/ perusahaan yeng
berminat berinvestasi disektor Tamben
24 Prshn 10 Prs
hn
70.000
15 Prs
hn
50.000
15 Prs
hn
50.000
15 Prshn
50.000
20 Prs
hn
50.000
75 Prs
hn
270.000
Distamben
1 16 16 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Realisasi Investasi Daerah
Rp.15 M
65.000
Rp.17,25M
15.000
Rp.19,83M
18.500
Rp.22,81 M
22.350
Rp.26,23 M
25.000
Rp.101,12 M
145.850
KPM-PTSP
1 17 Urusan Kebudayaan
-
1 17 15 Program Pengembangan Nilai Budaya
Persentase budaya yang dikembangkan atau dilestarikan
80% 80% 324.970
90% 730.000
95% 1.781.001
100% 1.974.427
100%
1.974.427
100%
6.784.825
Disdikbud
1 18 Urusan
Kepemudaan dan
Olah Raga
-
1 18 15 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda
Persentase keserasian kebijakan Nasional dan daerah untuk kepemudaan
- - -
0% -
0% -
25% 40.000
0% -
100%
40.000
Dispopar
1 18 16 Program peningkatan peranserta kepemudaan
Persentase peningkatan peranserta kepemudaan
- 5% 50.000
20% 400.000
25% 658.996
25% 580.000
25% 510.000
25% 2.198.996
Dispopar
Jumlah generasi muda/ pemuda berprestasi yang dibina
- 10 org
15.000
10 org
14.000
10 org
14.000
10 org
14.000
10 org
14.000
50 org
71.000
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 49
Frekwensi pembinaan
kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Anggeraja
- 1 Kali
22.500
1 Kali
11.000
1 Kali
11.000
1 Kali 12.000
1 Kali
13.000
5 Kali
69.500
Kec. Anggeraja
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat
kec. Enrekang
1 Kali
27.000
1 Kali
9.420
1 Kali
10.500
1 Kali 12.500
1 Kali
15.000
5 Kali
74.420
Kec. Enrekang
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi
olah raga tingkat kec. Bungin
1 Kali
24.000
1 Kali
16.000
1 Kali
16.000
1 Kali 20.000
1 Kali
20.000
5 Kali
96.000
Kec. Bungin
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda
melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Maiwa
1 Kali
33.000
1 Kali
-
1 Kali
15.000
1 Kali 15.000
1 Kali
15.000
5 Kali
78.000
Kec. Maiwa
Frekwensi
pembinaan
kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Alla
1
Kali
-
1
Kali
-
0%
-
0%
-
0%
-
0%
-
Kec. Alla
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 50
Frekwensi pembinaan
kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Malua
1 Kali
-
1 Kali 5.000
1 Kali
5.000
5 Kali
10.000
Kec. Malua
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat
kec. Baraka
1 Kali
22.500
1 Kali
7.802
1 Kali
7.817
1 Kali 12.832
1 Kali
12.832
5 Kali
63.783
Kec. Baraka
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi
olah raga tingkat kec. Curio
1 Kali
16.500
1 Kali
15.000
1 Kali
16.000
1 Kali 17.000
1 Kali
18.000
5 Kali
82.500
Kec. Curio
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda
melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Cendana
1 Kali
10.500
1 Kali
5.000
1 Kali
7.000
1 Kali 10.000
1 Kali
10.000
5 Kali
42.500
Kec. Cendana
Frekwensi
pembinaan
kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Buntu Batu
1
Kali
12.000
1
Kali
5.000
1
Kali
6.000
1 Kali
6.000
1
Kali
8.000
5
Kali
37.000
Kec. Buntu
Batu
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 51
Frekwensi pembinaan
kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Masalle
1 Kali
9.000
1 Kali
14.000
1 Kali
15.000
1 Kali 16.000
1 Kali
18.000
5 Kali
72.000
Kec. Masalle
Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat
kec. Baroko
1 Kali
7.500
1 Kali
6.000
1 Kali
6.000
1 Kali 6.000
1 Kali
8.000
5 Kali
33.500
Kec. Baroko
1 18 17 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda
Persentase pemuda yang memiliki kecakapan kewirausahaan
- - -
15% 40.000
15% 45.000
20% 95.000
20% 60.000
70% 240.000
Dispopar
1 18 18 Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
Persentase penurunan penyalahgunaan narkoba bagi pemuda
- - -
50% 50.000
-
-
-
50% 50.000
Dispopar
1 18 20 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
Jumlah event cabang olahraga yang mengangkat prestasi daerah
- 3 Event
247.074
3 Event
140.000
5 Event
240.000
7 Event
260.000
9 Event
290.000
27 Event
1.177.074
Dispopar
1 18 21 Peogram Peningkatan Sarana dan Prasarana Oleh
Raga
Jumlah fasilitas olah raga yang terbangun dan
refresentatif
- 10 Unit
558.372
1 Unit
230.939
4 Unit
306.000
4 Unit 225.010
4 Unit
270.000
26 Unit
1.590.321
Dispopar
Jumlah peralatan olah raga yang disediakan
- - 10 Jeni
s
10 Jeni
s
10 Jenis
10 Jeni
s
40 Jeni
s
Dispopar
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 52
Jumlah fasilitas olah raga yang
dikelola dan ditangani secara operasional dan pemeliharaan
3 Unit 3 Unit
80.000
3 Unit
65.000
3 Unit
65.000
3 Unit 65.000
3 Unit
65.000
3 Unit
340.000
Setda/Dispo
par
1 19 Urusan Kesatuan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri
-
1 19 15 Program peningkatan keamanan dan
kenyamanan
lingkungan
Angka kriminalitas per 10.000 penduduk
9,05 8,75 322.753
8,30 1.096.257
8,02 1.127.000
7,79 1.170.000
7,67 1.255.000
7,67 4.971.010
Kesbang Linmas Pol-
PP
1 19 16 Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak
kriminal
Rasio Pol-PP per 10.000 penduduk
7,89 8,02 373.000
8,29 225.000
8,71 245.000
8,91 290.000
10,87
290.000
10,87
1.423.000
Kesbang Linmas Pol-
PP
Persentase penanganan masalah Kantrantibmas di Kec. Anngeraja
85% 85% 6.000
85% 6.000
90% 6.000
90% 6.000
90% 7.000
100%
31.000
Kec. Anggeraja
Persentase
penanganan
masalah Kantrantibmas dikecamatan Enrekang
85% 85%
4.000
85%
4.000
85%
5.000
85%
5.500
85%
6.000
85%
24.500
Kec.
Enrekang
Persentase
penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Bungin
85% 85%
2.467
85%
2.467
85%
3.000
85%
4.500
85%
4.500
85%
16.934
Kec. Bungin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 53
Persentase penanganan
masalah Kantrantibmas dikecamatan Maiwa
85% 85% 2.000
85% 85% 85% 85% 85% 2.000
Kec. Maiwa
Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Alla
85% 85% 5.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 25.000
Kec. Alla
Persentase penanganan
masalah Kantrantibmas dikecamatan Malua
85% 85% 12.100
85% 6.000
85% 7.000
85% 8.500
85% 8.500
85% 42.100
Kec. Malua
Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Baraka
85% 85% 2.000
85% 2.000
85% 2.000
85% 2.000
85% 2.000
85% 10.000
Kec. Baraka
Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Curio
85% 85% 4.000
85% 5.000
85% 6.000
85% 7.000
85% 8.000
85% 30.000
Kec. Curio
Persentase
penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Cendana
85% 85%
5.000
85%
8.500
85%
10.000
85%
12.000
85%
15.000
85%
50.500
Kec.
Cendana
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 54
Persentase penanganan
masalah Kantrantibmas dikecamatan Buntu Batu
85% 85% 4.000
85% 4.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 23.000
Kec. Buntu Batu
Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Masalle
85% 85% 10.000
85% 5.000
85% 5.000
85% 6.000
85% 6.000
85% 32.000
Kec. Masalle
Persentase penanganan masalah
Kantrantibmas dikecamatan Baroko
85% 85% 13.836
85% 6.000
90% 14.000
90% 14.000
90% 14.000
100%
61.836
Kec. Baroko
1 19 17 Program pengembangan wawasan kebangsaan
Jenis Objek / media pengembangan wawasan kebangsaan
TMP / TMB & Pejuang Keperintisa
n
TMP /
TMB & Pejuang Kep
erintisan
157.000
TMP /
TMB & Pejuang Kep
erintisan
165.750
TMP /
TMB & Pejuang Kep
erintisan
95.000
TMP / TMB
& Pejua
ng Keperintisa
n
100.000
TMP /
TMB & Pejuang Kep
erintisan
105.000
TMP /
TMB & Pejuang Kep
erintisan
622.750
Dissosnakert
rans
Jumlah warga masyarakat yang mendapat pembinaan wawasan kebangsaan
- 153.352
12 KLP
113.352
12 KLP
113.352
12 KLP
113.352
12 KLP
113.352
48 Klp
606.760
Setda
1 19 19 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan
Rasio Linmas per 10.000 Penduduk
38,31 39,11
34.571
39,32
35.000
39,54
37.000
40,54 45.000
41,13
30.000
41,13
181.571
Kesbang Linmas Pol-
PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 55
Rasio Pos Siskamling per
Jumlah Desa
4,52 4,58 4,63 4,69 4,75 4,81 4,81 Kesbang Linmas Pol-
PP
Jumlah pelaku LSM/ Ormas yang
dibina dan diberdayakan untuk Trantib
- 60 org
58.353
60 org
125.000
60 org
125.000
60 org
125.000
60 org
125.000
300 org
558.353
Setda
1 19 21 Program pendidikan politik masyarakat
Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah
4 Ke8 8 Keg
22.000
3 Keg
78.000
4 Keg
91.000
5 Keg 95.000
5 Keg
110.000
25 Keg
396.000
Kesbang Linmas Pol-
PP
Jumlah kegiatan
pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
3 Keg 3
Keg
3
Keg
4
Keg
4 Keg 4
Keg
18
Keg
Kesbang
Linmas Pol-PP
1 19 23 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan
terhadap bencana
Tingkat penanganan mitigasi pengurangan
resiko/ dampak bencana
15% 15% 82.574
45% 550.000
50% 577.500
70% 604.643
80% 628.829
80% 2.443.546
BPBD
1 19 24 Program Tanggap Darurat dan Logistik Daerah
Tingkat Penanganan Darurat Bencana Daerah
25% 35% 422.731
45% 461.373
55% 484.442
65% 507.211
80% 527.500
80% 2.403.257
BPBD
1 19 25 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Pemangku
Kepentingan dalam Penanggulangan Bencana
Tingkat Partisipasi Masyarakat / Stakeholder dalam Penanggulangan Bencana
25% 35% 82.574
45% 225.000
55% 236.250
65% 247.354
80% 257.249
80% 1.048.427
BPBD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 56
1 20 Urusan Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian
-
1 20 15 Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat
daerah
Tingkat realisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan anggota DPRD
100% 100%
3.116.723
100%
3.227.281
100%
3.388.450
100% 3.557.873
100%
3.735.765
100%
17.026.092
Setwan
1 20 16 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah
Tingkat realisasi rencana aktivitas kedinasan Bupati/Wakil Bupati
100% 100%
3.244.118
100%
2.589.118
100%
2.789.118
100% 2.941.118
100%
2.981.966
100%
14.545.438
Setda
1 20 17 Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah
Tingkat pelaksanaan SOP dalam sistem pengelolaan keuangan daerah
100% 100%
4.677.691
95% 3.040.647
95% 3.192.680
95% 3.352.314
95% 3.519.930
95% 17.783.262
DPKAD
Prosentase Peningkatan PAD
14,9% 11,5%
11,5%
11,5%
11,5% 11,5%
57,5%
DPKAD
Persentase
Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 10.000
100%
11.000
100%
11.000
100% 13.000
100%
14.000
100%
59.000
Kec. Anggeraja
Persentase
Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90%
13.000
100
%
13.000
100
%
14.500
100%
15.000
100
%
15.500
100
%
71.000
Kec.
Enrekang
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 7.735
100%
4.825
100%
4.825
100% 5.378
100%
5.378
100%
28.141
Kec. Bungin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 57
Persentase
Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB
tepat waktu
80% 90% 6.501
100%
5.246
100%
5.246
100% 5.246
100%
5.246
100%
27.486
Kec. Maiwa
Persentase
Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90%
17.000
100
%
17.000
100
%
17.000
100%
17.000
100
%
18.000
100
%
86.000
Kec. Alla
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 10.000
100%
10.000
100%
10.000
100% 10.500
100%
10.500
100%
51.000
Kec. Malua
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 8.000
100%
8.000
100%
8.000
100% 8.000
100%
8.000
100%
40.000
Kec. Baraka
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB
tepat waktu
80% 90% 10.000
100%
15.000
100%
15.000
100% 16.000
100%
17.000
100%
73.000
Kec. Curio
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 5.000
100%
10.000
100%
10.000
100% 10.000
100%
10.000
100%
45.000
Kec. Cendana
Persentase Desa/Kel. Yang
menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 15.000
100%
14.500
100%
15.000
100% 15.000
100%
16.000
100%
75.500
Kec. Buntu Batu
Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB
tepat waktu
80% 90% 15.000
100%
15.000
100%
15.000
100% 15.000
100%
15.000
100%
75.000
Kec. Masalle
Persentase
Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu
80% 90% 9.535
100%
11.000
100%
14.000
100% 15.000
100%
16.000
100%
65.535
Kec. Baroko
Tingkat keseuaian paket regulasi pengeloalaan keuangan daerah dengan regulasi
Pemerintah Pusat
90% 95% 758.276
100%
153.000
100%
159.121
100% 159.121
100%
153.000
100%
1.382.518
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 58
1 20 18 Program pembinaan dan fasilitasi
pengelolaan keuangan Kabupaten
Persentase laporan pertanggungjawaba
n keuangan yang memenuhi standar akuntansi yang dipersyaratkan
100% 100%
473.204
95% 410.550
95% 431.077
95% 452.630
95% 475.261
95% 2.242.722
DPKAD
1 20 19 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-
jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 18.000
100%
20.000
100%
21.000
100% 23.000
100%
24.000
100%
106.000
Kec. Anggeraja
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan
pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 22.500
100%
22.500
100%
24.000
100% 26.000
100%
27.500
100%
122.500
Kec. Enrekang
Persentase desa yang tertib dalam
pengelolaan dan
pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 15.357
100%
9.845
100%
9.845
100% 11.359
100%
11.359
100%
57.765
Kec. Bungin
Persentase desa
yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95%
13.332
100
%
13.272
100
%
13.272
100%
14.000
100
%
13.272
100
%
67.148
Kec. Maiwa
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 59
Persentase desa yang tertib dalam
pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan
Desa
90% 95% 20.000
100%
21.000
100%
21.000
100% 21.000
100%
21.000
100%
104.000
Kec. Alla
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban
ADD/Keuangan
Desa
90% 95% 12.405
100%
13.000
100%
13.000
100% 13.000
100%
13.000
100%
64.405
Kec. Malua
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-
jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 40.000
100%
40.000
100%
40.000
100% 40.000
100%
40.000
100%
200.000
Kec. Baraka
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan
pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 20.000
100%
20.000
100%
20.000
100% 24.000
100%
24.000
100%
108.000
Kec. Curio
Persentase desa
yang tertib dalam
pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95%
10.000
100
%
10.000
100
%
10.000
100%
11.500
100
%
11.500
100
%
53.000
Kec.
Cendana
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 60
Persentase desa yang tertib dalam
pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan
Desa
90% 95% 16.000
100%
20.000
100%
25.000
100% 30.000
100%
36.000
100%
127.000
Kec. Buntu Batu
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban
ADD/Keuangan
Desa
90% 95% 20.000
100%
20.000
100%
20.000
100% 20.000
100%
20.000
100%
100.000
Kec. Masalle
Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-
jawaban ADD/Keuangan Desa
90% 95% 21.846
100%
23.000
100%
26.000
100% 30.000
100%
33.000
100%
133.846
Kec. Baroko
1 20 20 Program peningkatan sistem pengawasan
internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Persentase cakupan pemeriksaan Reguler
100% 100%
1.546.153
100%
1.730.629
100%
1.829.962
100% 1.955.063
100%
2.009.128
100%
9.070.935
Inspektorat
Cakupan pemeriksaan audit
kinerja dan
pengujian SPIP
- - -
14 SKP
D
16 SKP
D
18 SKPD
20 SKP
D
20 SKP
D
Inspektorat
Tingkatan Kapasitas APIP
Level 1 Level 1
Level 1
Level 1+
Level 2
Level 2
Level 2
Inspektorat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 61
Tingkat penyelesaian kasus
pengaduan masyarakat
90% 100%
100%
100%
100% 100%
100%
Inspektorat
Tingkat penyelesaian tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan
80% 80% 710.773
90% 575.518
95% 595.518
98% 625.518
100%
625.518
100%
3.132.845
Setda
Jumlah aspek
/Bidang penelaahan dan analisis kebijakan KDH
2 Bidang 5
Bidang
5
Bidang
5
Bidang
5
Bidang
5
Bidang
5
Bidang
Setda
1 20 21 Program Peningkatan
Profesionalism
tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan
Tingkatan Kompetensi Aparat
Pengawasan
Level 1 Level 1
350.000
Level 1
350.000
Level 2
355.000
Level 2
370.000
Level 3
400.000
Level 3
1.825.000
Inspektorat
1 20 22 Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur
pengawasan
Jumlah SKPD yang ditetapkan sebagai Zona Integritas
- 6 SKPD
5 SKPD
67.000
5 SKPD
73.700
5 SKPD
81.070
5 SKPD
89.177
26 SKPD
310.947
Setda
1 20 25 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
Jumlah dokumen perjanjian kerjasama Pemda dengan daerah/lembaga lain
9 MoU 8 MoU
147.110
10 MoU
127.110
10 MoU
127.110
10 MoU
127.110
10 MoU
127.110
40 MoU
655.550
Setda
1 20 26 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Persentase realisasi Prolegda yang ditetapkan menjadi Perda
80% 80% 435.483
80% 150.000
80% 150.000
80% 155.000
80% 160.000
80% 1.050.483
Setda
Persentase Penetapan Ranperda menjadi Perda
100% 100%
408.623
100%
944.273
100%
944.273
100% 991.467
100%
1.002.727
100%
4.291.363
Setwan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 62
Prosentase Ketersedeiaan
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tang dipersyaratkan
dalam Penanggulangan Bencana
30% 30% 58.110
75% 250.000
85% 262.500
95% 274.838
100%
285.832
100%
1.131.280
BPBD
1 20 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Jumlah Kecamatan dan Desa yang dimekarkan
0 0 73.211
1 Kec.
5 Desa
135.211
1 Kec.
5 Desa
135.211
1 Kec. 5
Desa
135.211
1 Kec.
5 Desa
135.211
4 Kec. 20 Desa
614.055
Setda
1 20 28 Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi dan Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Tingkat pelaksanaan sistem pengendalian adminitrasi pemerintahan,
Kepegawaian, pembangunan dan
administrasi umum
Pemda
100% 100%
939.679
75% 973.718
80% 880.218
85% 1.007.818
90% 946.398
95% 4.747.831
Setda
Persentase pelaksanaan PATEN di tingkat Kecamatan sesuai yang dipersyaratkan
- 80% 80% 90% 100% 100%
100%
Setda
Adanya dokumen Grand Desain dan Roadmap Reformasi
Birokrasi Daerah
Tidak ada Tidak
ada
-
Ada Ada -
Ada -
Ada -
Ada Setda
1 20 30 Program peningkatan
kapasitas sumberdaya aparatur
Rasio Pejabat Eselon II yang telah
mengikuti Diklatpim II
50% 60%
1.094.000
70%
1.094.000
80%
1.080.000
90%
1.180.000
100%
1.280.000
100%
5.728.000
BKD
Rasio Pejabat Eselon III yang telah mengikuti Diklatpim III
55% 65% 75% 85% 95% 100%
100%
BKD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 63
Rasio Pejabat Eselon IV yang telah
mengikuti Diklatpim IV
65% 70% 80% 85% 90% 100%
100%
BKD
1 20 31 Program
Peningkatan Pelayanan Terpadu
Tingkat Kepuasan
Masyarakat dalam Pelayanan Perizinan/ Non Perizinan
83,77% 85%
444.386
85%
236.491
85%
243.491
85%
251.191
85%
256.491
85%
1.432.049
KPM-PTSP
Jumlah jenis
perizinan dan Non Perizinan yang dikelola secara terpadu
15 Jenis 67
Jenis
67
Jenis
67
Jenis
67
Jenis
67
Jenis
67
Jenis
KPM-PTSP
Jumlah perizinan / non perizinan yang
diterbitkan
1.834 buah 2.000
bua
h
2.000
bua
h
2.000
bua
h
2.000 buah
2.000
bua
h
10.000
bua
h
KPM-PTSP
Jumlah layanan perizinan / non perizinan yang diterbitkan melalui Mobil On Line
200 buah
250 buah
300 buah
350 buah
400 buah
1.500
buah
KPM-PTSP
1 20 32 Program peningkatan Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelayanan perizinan
Jumlah medai sosialisasi dan himbauan perizinan
26 buah
25.000
26 buah
200.000
26 buah
214.000
26 buah
229.400
26 buah
240.000
129 buah
908.400
KPM-PTSP
1 20 33 Program Percepatan
Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pengawasan
Persentase
penyelesaian tindak lanjut
37,23% 50%
100.000
55%
102.772
60%
105.609
65%
116.170
70%
119.603
70%
544.154
Inspektorat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 64
1 20 34 Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur
Pesentase keterisian jabatan struktural
90% 92%
991.000
94%
991.000
96%
1.130.000
98%
1.130.000
100%
1.130.000
100%
5.372.000
BKD
Rasio jumlah
pegawai berdasarkan ABK
63% 64% 65% 66% 67% 68% 68% BKD
Rasio pegawai yang berkualifikasi S1
52% 55% 57% 60% 63% 65% 65% BKD
1 20 35 Program Pembinaan
Pra Purna Tugas
Persentase
penerbitan SK Pensiun tepat waktu
80%
225.000
90%
225.000
95%
257.000
100%
257.000
100
%
257.000
100
%
1.221.000
BKD
1 20 36 Program Peningkatan Pelayanan Pengadaan dan
pembinaan penyedia Barang dan Jasa
Cakupan impelemtasi sistem pengadaan barang dan jasa secara
elektronik
70% 75% 740.658
80% 560.673
80% 561.650
80% 606.821
80% 607.549
80% 3.077.351
Setda
Jumlah penyedia jasa konstruksi yang dibina
- 100 Prsh
110 Prsh
121 Prsh
133 Prsh
146 Prsh
610 Prsh
Setda
1 20 37 Program Pengelolaan dan Pengembangan Asset Pemerintah Daerah
Persentase aset pemda yang telah berkekuatan hukum
95% 100%
230.048
95% 375.900
95% 394.695
95% 414.429
95% 435.150
100%
1.850.222
DPKAD
Persentase aset pemda yang
terinventarisir memenuhi standar administrasi
50% 80% 90% 100%
100% 100%
100%
DPKAD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 65
Persentase aset pemda yang
terinventarisir memenuhi standar administrasi
50% 80% 80% 290.252
90% 290.252
90% 290.252
100%
290.252
100%
1.161.008
Setda
1 20 38 Program Pengembangan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah
Tingkat penerapan regulasi dan pedoman tatalaksana penyelenggaraan pemerrintahan daerah
75% 80% 463.281
85% 556.600
85% 450.560
85% 495.616
85% 545.178
85% 2.511.235
Setda
1 20 39 Program Penanganan Hukum dan Pembinaan
Kesadaran Hukum/HAM
Persentase penganganan permasalahan hukum Pemda
dengan pihak lain
100% 100%
100%
318.482
100%
318.482
100% 318.482
100%
318.482
100%
1.273.928
Setda
Jumlah kelompok masyarakat sadar hukum
3 Klp 3 Klp
3 Klp
4 Klp
4 Klp 5 Klp
5 Klp
Setda
Persentase PNS yang menghadapi masalah hukum
lalu mendapat bantuan/ perlindungan hukum
- 90% 75.567
95% 38.500
95% 39.500
95% 42.500
95% 44.000
95% 240.067
Setkop
1 20 40 Program Pengembangan Kesejahteraan
Angota Korpri
Persentase Anggota Korpri yang madapat
pelayanan/ difasilitasi ketika meninggal dan Purnabakti
- 65% 30.000
100%
41.500
100%
46.500
100% 53.300
100%
56.500
100%
227.800
Setkop
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 66
1 20 41 Program
Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Korpri
Persentase
pemenuhan pembentukan
organisasi Dewan Pengurus Korpri Kabupaten dan
Instansi yang aktif
- -
-
85%
23.000
90%
17.000
100%
10.000
100
%
19.800
100
%
69.800
Setkop
1 20 42 Program Peningkatan Kualitas Mental Spiritual PNS
Jumlah PNS / Anggota Korpri yang mendapat pembinaan Karakter/ Mental Spiritual
- - -
90% 52.000
90% 56.000
90% 64.000
90% 67.500
239.500
Setkop
1 21 Urusan Ketahanan
Pangan
-
1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
Total produksi komoditi tanaman
pangan
* Padi = 52.116 Ton * Jagung = 48.611 Ton *Kedelai = 583 Ton
* Padi
= 54.362 Ton
*
Jagung
= 49.361 Ton *Kedela
i =
593 Ton
555.632
* Padi
= 56.608 Ton
*
Jagung
= 50.111 Ton *Kedela
i =
602 Ton
570.000
* Padi
= 58.854 Ton
*
Jagung
= 50.860 Ton *Kedela
i =
612 Ton
590.000
* Padi =
61.100 Ton
* Jagun
g =
51.610 Ton *Kedelai = 621 Ton
620.000
* Padi
= 63.346 Ton
*
Jagung
= 52.360 Ton *Kedela
i =
631 Ton
675.000
* Padi
= 63.346 Ton
*
Jagung
= 52.360 Ton *Kedela
i =
631 Ton
3.010.632
Distanbun
1 21 17 Program pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan
Tingkat Konsumsi Energi Masyarakat
1,197 kkal/kapita/hr
minimal 2000 kkal/ka
pita/hr
825.000
minimal 2000 kkal/ka
pita/hr
720.000
minimal 2000 kkal/ka
pita/hr
720.000
minimal 2000 kkal/kapita/hr
750.000
Energi 2000 kkal/ka
pita/hr
790.000
Energi 2000 kkal
/kapita/hr
3.805.000
KKP
Tingkat Konsumsi Protein Masyarakat
49,2 gram/kap/hr
minimal 52 gra
m/k
minimal 52 gram/k
ap/
minimal 52 gram/k
ap/
minimal 52 gram/kap/
hr
minimal 52 gram/k
ap/
minimal 52 gram/k
ap/
KKP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 67
ap/
hr
hr hr hr hr
Tingkat Pola Pangan Harapan (PPH)
87,20% 88,50%
89,50%
91,50%
92,50%
93%
93% KKP
1 21 18 Program pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan rawan pangan
Volume Cadangan Pangan Daerah
- -
230.000
20 Ton
320.000
40 Ton
330.000
60 Ton
330.000
60 Ton
1.210.000
KKP
Jumlah Desa yang memiliki cadangan pangan / Desa
Mandiri Pangan
- -
3 Desa
3 Desa
3 Desa
1 Desa
10 Desa
KKP
Persentase penanganan daerah rawan pangan
50% 54%
60%
65%
70%
70%
70% KKP
1 21 19 Program
pengembangan distribusi dan harga pangan
Persentase
ketersediaan informasi harga pangan
40% 60%
-
75%
75.000
90%
75.000
90%
80.000
90%
85.000
90%
315.000
KKP
1 22 Urusan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
-
1 22 15 Program
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan /
Kelurahan
Jumlah kader
pemberdayaan masyarakat (KPM) yang ditingkatkan kapasitasnya
70 org -
1.571.110
32
org
540.000
64
org
565.000
97
org
665.000
129
org
685.000
129
org
4.026.110
BPMPD
Persentase realisasi pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat (PNPM-MP)
100% 100%
100%
100%
100% 100%
100%
BPMPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 68
Persentase realisasi pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
19.000
100%
21.000
100%
21.500
100% 24.000
100%
26.000
100%
111.500
Kec. Anggeraja
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
23.000
100%
53.000
100%
57.500
100% 60.000
100%
62.500
100%
256.000
Kec. Enrekang
Persentase realisasi pelaksanaan program
pemberdayaan
masyarakat (PNPM)
100% 100%
12.513
100%
9.876
100%
10.033
100% 10.930
100%
11.099
100%
54.451
Kec. Bungin
Persentase realisasi
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100
%
20.066
100
%
46.640
100
%
18.181
100%
17.890
100
%
16.317
100
%
119.094
Kec. Maiwa
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
10.000
100%
50.000
100%
50.000
100% 60.000
100%
60.000
100%
230.000
Kec. Alla
Persentase realisasi pelaksanaan
program
pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
9.670
100%
15.500
100%
17.500
100% 19.000
100%
19.000
100%
80.670
Kec. Malua
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat (PNPM)
100% 100%
15.000
100%
15.000
100%
15.000
100% 15.000
100%
15.000
100%
75.000
Kec. Baraka
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
10.000
100%
30.000
100%
30.000
100% 36.000
100%
39.000
100%
145.000
Kec. Curio
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 69
Persentase realisasi pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
5.000
100%
30.000
100%
30.000
100% 30.000
100%
30.000
100%
125.000
Kec. Cendana
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
8.000
100%
26.000
100%
26.000
100% 31.000
100%
31.000
100%
122.000
Kec. Buntu Batu
Persentase realisasi pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
13.000
100%
36.400
100%
36.400
100% 38.400
100%
40.000
100%
164.200
Kec. Masalle
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)
100% 100%
26.774
100%
28.516
100%
30.060
100% 32.500
100%
35.500
100%
153.350
Kec. Baroko
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-PISEW)
100% 100%
280.000
100%
200.000
100%
200.000
100% 200.000
100%
200.000
100%
1.080.000
Bappeda
Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-PISEW)
100% 100%
645.039
100%
400.000
100%
550.000
100% 650.000
100%
761.000
100%
3.006.039
DPU
1 22 16 Program
pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Jumlah BUMDes
yang dibentuk/difasilitasi
1 Unit 12
Unit
75.000
32
Unit
202.000
62
Unit
338.000
92
Unit
350.000
112
Unit
350.000
112
Unit
1.315.000
BPMPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 70
1 22 17 Program peningkatan
partisipasi masyarakat dalam membangun desa
Tingkat partisipasi masyarakat dalam
mendukung BBGRM
50% 60% 80.000
70% 160.000
80% 225.000
90% 200.000
100%
211.400
100%
876.400
BPMPD
1 22 18 Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
Jumlah aparatur pemerintahan desa yang ditingkatkan kapasitasnya
- 62 org
260.000
146 org
280.000
230 org
500.000
314 org
550.000
398 org
650.000
398 org
2.240.000
BPMPD
1 22 20 Program Pembinaan Administrasi serta
Penataan Pemerintahan dan Wilayah Administratif Desa/ Kelurahan
Persentase desa/ kelurahan yang
memiliki data base (Profil Desa sesuai ketentuan
30% 60% 100.000
70% 791.375
80% 450.000
90% 637.568
100%
700.000
100%
2.678.943
BPMPD
1 22 21 Program pengembangan kelembagaan masyarakat di Perdesaan/Kelurahan
Jumlah pengurus BPD dan LKSMD/K yang ditingkatkan kompetensinya
25 org 25 org
140.000
100 org
230.000
100 org
300.000
100 org
400.000
100 org
400.000
425 org
1.470.000
BPMPD
1 22 22 Program pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Jumlah pelaku usaha/ usaha tani yang memanfaatkan TTG
10 Klp 26 Klp
100.000
68 Klp
437.759
120 Klp
484.820
172 Klp
500.000
228 Klp
600.000
228 Klp
2.122.579
BPMPD
1 23 Urusan Statistik -
1 23 15 Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Persentase ketersediaan data dan informasi Statistik Daerah
50% 60% 125.000
80% 100.000
80% 100.000
90% 100.000
90% 100.000
90% 525.000
Bappeda
1 24 Urusan Kearsipan -
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 71
1 24 19 Program Pengembangan dan
peningkatan pengelolaan arsip daerah
Persentase arsip penting daerah yang
disimpan di Depo Arsip
25% 25% 145.820
30% 282.250
35% 95.000
40% 135.000
50% 202.000
50% 860.070
KPA-PDE
1 25 Urusan Komunikasi dan Informatika
-
1 25 15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Persentase data potensi dan program pemda yang dipublikasikan ke masyarakat
90% 90% 713.509
90% 565.000
90% 555.000
90% 558.000
90% 430.000
95% 2.821.509
Dishub Kominfo
Persentase data dan infromasi kegiatan pemda yang dipublikasikan ke masyarakat
100% 100%
316.951
80% 605.514
80% 606.910
80% 654.165
80% 656.646
100%
2.840.186
Setda
Frekwensi publikasi / jumpa pers hasil keputusan DPRD
4 Kali/ Thn 4 Kali
/ Thn
26.000
4 Kali
/ Thn
26.000
4 Kali
/ Thn
27.299
4 Kali/ Thn
28.660
4 Kali
/ Thn
30.098
20 Kali
138.057
Setwan
1 25 17 Program fasilitasi
Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
Persentase
peningkatan SDM anggota KIM terhadap ICT
75% 75%
34.000
75%
50.000
75%
50.000
75%
50.000
75%
50.000
75%
234.000
Dishub
Kominfo
1 25 19 Program
Pengembangan
Telematikan E-Government
Persentase
penggunaan sistem
elektronik dalam pengelolaan pemerintahan
60% 60%
275.000
65%
250.000
70%
250.000
75%
250.000
80%
250.000
80%
1.275.000
KPA-PDE
1 26 Urusan Perpustakaan
-
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 72
1 26 21 Program Pengembangan
budaya baca dan Pembinaan Perpustakaan
Julmah kunjungan perpustakaan
Umum
21.385 org 23.524
org
540.231
25.662
org
292.800
27.801
org
410.300
29.939 org
397.500
32.078
org
397.766
32.078
org
2.038.597
KPA-PDE
1 26 22 Program
Pengelolaan Perpustakaan Berbasis IT
Jumlah
perpustaaakn sekolah yang menggunakan sistem otomasi perpustakaan
0 9
275.000
11
15.000
13
60.000
16
87.539
18
89.000
67
526.539
KPA-PDE
Persentase
penggunaan teknologi dalam pengelolaan perpustakaan umum
50% 60% 70% 80% 90% 100
%
100
%
KPA-PDE
1 26 23 Program
Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan
Jumlah
perpustakaan sekolah, Desa/ Kelurahan yang terkelola baik
50 55
56.286
60
211.000
65
200.000
60
200.000
80
200.000
80
867.286
KPA-PDE
] 26 24 Program Pembelajaran Masyarakat
Berbasis IT
Jumlah kelompok masyarakat yang mampu
memanfaatkan / mengaplikasikan IT
0 0 -
100 Org
48.000
-
100 Org
40.000
-
200 Org
88.000
KPA-PDE
2 Urusan Pilihan -
2 1 Urusan Pertanian -
2 1 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Cakupan binaan kelompok tani yang mendapat bantuan
5% (70 KT dari 1.404
KT)
5% 30.000
10% 376.789
15% 390.000
20% 450.000
25% 475.000
25% 1.721.789
Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 73
Jumlah P3A/GP3A aktif dalam
pengelolaan sisten irigasi partisipatif
5 P3A 5 P3A
5 P3A
5 P3A
5 P3A 5 P3A
25 P3A
Distanbun
Jumlah pelaku usaha peternakan yang mendapat pembinaan melalui pelatihan dan Sekolah Lapang
10 Klp -
3 Klp
30.000
3 Klp
40.000
3 Klp 40.000
3 Klp
40.000
12 Klp
150.000
Disnakin
Jumlah Kelompok Tani Mandiri
11 Klp 12 Klp
465.753
13 Klp
316.000
14 Klp
346.000
15 Klp
380.000
16 Klp
416.500
17 Klp
1.924.253
BP4K
2 1 17 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian /perkebunan
Volume transaksi pemasaran komoditi pertanian di STA
972 Ton 1.020
Ton
357.429
1.071
Ton
570.000
1.125
Ton
726.863
1.181 Ton
857.058
1.240
Ton
880.000
1.240
Ton
3.391.350
Distanbun
Jumlah sarana prasarana fisik STA
yang berfungsi sesuai
peruntukannya
2 Unit 2 Unit
3 Unit
4 Unit
5 Unit 6 Unit
6 Unit
Distanbun
2 1 18 Program
peningkatan penerapan teknologi
pertanian/perkebunan
Volumen
ketersediaan bibit Bawang Merah di
IKB Saruran
12 Ton 12
Ton
200.000
12
Ton
500.000
12
Ton
550.000
12
Ton
600.000
12
Ton
625.000
12
Ton
2.475.000
Distanbun
Volumen ketersediaan bibit Kentang di IKB Masalle
100 rb umbi
100 rb umbi
100 rb umbi
100 rb umbi
100 rb
umbi
100 rb umbi
100 rb umbi
Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 74
Jumlah ketersediaan alat
dan mesin pertanian
11 Unit 15 unit
20 unit
25 Unit
30 Unit
35 Unit
125 Unit
Distanbun
2 1 19 Program
peningkatan produksi pertanian/perkebunan
Panjang JUT yang
ditingkatkan menjadi JUT Produksi
5.000 m 1.00
0 m
12.254.447
1.00
0 m
11.000.000
1.00
0 m
11.400.000
1.000
m
11.850.000
1.00
0 m
12.190.000
5.00
0 m
58.694.447
Distanbun
Tingkat alih fungsi lahan persawahan
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Distanbun
Luasan Lahan Tidur yang diolah menjadi lahan produktif
0 Ha dari 1.146 Ha
- -
15 Ha
20 Ha
25 Ha 30 Ha
90 Ha
Distanbun
Tingkat serangan
OPT Tanaman Palawija
5%
(1.079 Ha dari 21.599
Ha)
5% 5% 5% 5% 5% 5% Distanbun
Tingkat serangan OPT Tanaman Hortikultura
10% (184 Ha
dari 1.844
Ha)
10% 10% 10% 10% 10% 10% Distanbun
Jumlah pelaku Ushata Tani yang menerapkan Sistem Pertanian Organik
5 Klp 5 Klp
5 Klp
10 Klp
10 Klp
15 Klp
45 Klp
Distanbun
Total produksi komoditi Bawang Merah (Ton)
39.295 41.468
43.323
45.489
47.76
3
50.151
50.151
Distanbun
Total produksi komoditi Kentang (Ton)
817 930
1.04
2
1.15
5
1.267
1.38
0
1.38
0
Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 75
Total produksi komoditi Cabe (Ton)
251 377
565
734
881
969
969
Distanbun
Total produksi komoditi Kopi (Ton)
7.918 8.01
5
8.21
0
8.40
9
8.611
8.81
6
8.81
6
Distanbun
Total produksi komoditi Kakao (Ton)
7.018 7.12
8
7.30
0
7.47
5
7.653
7.83
5
7.83
5
Distanbun
Total produksi komoditi tembakau
25 Ton 39 Ton
96.302
45 Ton
105.000
45 Ton
115.000
45 Ton
120.000
45 Ton
125.000
45 Ton
561.302
Setda
2 1 20 Program pemberdayaan penyuluh
pertanian/perkebunan lapangan
Persentase PPL yang kualifikasi ahli
- 18% 1.094.606
19% 1.300.000
20% 1.431.500
21% 1.509.000
22% 1.555.000
22% 6.890.106
BP4K
2 1 21 Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
Jumlah vaksinasi ternak/ Hewan
Peliharaan
25.000 ST 25.000
ST
605.750
20.000
ST
485.000
21.000
ST
460.000
22.000 ST
550.000
22.000
ST
670.000
110.000
ST
2.770.750
Disnakin
2 1 22 Program peningkatan produksi hasil peternakan
Luasan HMT yang disediakan
204 Ha 221 Ha
2.345.118
10 Ha
3.115.000
5 Ha
3.601.021
10 Ha 3.703.927
10 Ha
3.773.961
256 Ha
16.539.027
Disnakin
Populasi Sapi
Potong
45.250 Ek
56.451 Ek
63.1
76 Ek
70.7
02 Ek
79.12
4 Ek
88.5
49 Ek
88.5
49 Ek
Disnakin
Populasi Sapi Perah 1.083 Ek 1.642
Ek
1.801
Ek
1.976
Ek
2.369 Ek
2.594
Ek
2.594
Ek
Disnakin
Populasi Kerbau 3.271 Ek 3.862
Ek
3.966
Ek
4.072
Ek
4.275 Ek
4.489
Ek
4.489
Ek
Disnakin
Populasi Kambing 34.224 Ek 35.500 Ek
42.079 Ek
44.603 Ek
47.280 Ek
50.116 Ek
50.116 Ek
Disnakin
Populasi Ayam Kampung/Buras
155.214 Ek 157.500 Ek
134.113 Ek
195.160 Ek
206.870 Ek
219.282 Ek
219.282 Ek
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 76
Jumlah kelahiran ternak dengan
teknologi IB
802 Ek 1.000
Ek
1.000
Ek
1.250
Ek
1.500 Ek
1.750
Ek
1.750
Ek
Disnakin
2 1 23 Program peningkatan pemasaran hasil
produksi peternakan
Jumlah sarana pemasaran penjulan ternak
- - 130.987
1 Unit
442.650
1 Unit
495.000
1 Unit 495.000
1 Unit
495.000
4 Unit
2.058.637
Disnakin
2 1 24 Program peningkatan penerapan teknologi petemakan
Jumlah KT yang mampu menerapkan teknologi peternakan tepat guna
2 Klp 3 Klp
100.000
1 Klp
245.000
1 Klp
330.000
1 Klp 350.000
1 Klp
380.000
7 Klp
1.405.000
Disnakin
2 1 25 Program Pembangunan Kawasan Peternakan
Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan peternakan
15% 15% 25% 1.300.000
35% 1.340.000
45% 1.440.000
45% 1.440.000
45% 5.520.000
Disnakin, DPU, KLH-
KP, Diskuperind
ag, Distamben
2 1 26 Program Pembangunan Kawasan
Perkebunan
Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana
Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan Perkebunan
20% 20% 25% 750.000
35% 750.000
45% 750.000
60% 750.000
60% 3.000.000
Distanbun, DPU, KLH-
KP,
Diskuperindag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 77
2 1 27 Program Pembangunan
Kawasan Hortikultura
Persentase pemenuhan
kebutuhan Sarana Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan
Hortikultura
35% 35% 45% 750.000
55% 750.000
65% 750.000
75% 750.000
75% 3.000.000
Distanbun, DPU,
Distamben, KLH-KP,
Diskuperindag
2 2 Urusan Kehutanan -
2 2 15 Program
Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
Jumlah produksi
hasil hutan kayu dan bukan kayu : * Kayu * Rotan * Getah Pinus
* Kokon * Madu/Lebah madu
480 m³ 200 Ton 42,3 Ton
5.724Kg 254 Kg
1.200 m³
270Ton 511
Ton 6.010Kg 267 Kg
238.000
1.200 m³
300Ton 600
Ton 6.310Kg 281 Kg
265.000
1.200 m³
350Ton 650
Ton 6.625Kg 295 Kg
277.000
1.200 m³ 400To
n 700 Ton
6.956Kg 310 Kg
283.000
1.200 m³
450Ton 750
Ton 7.304Kg 326 Kg
293.000
1.200 m³
450Ton 750
Ton 7.304Kg 326 Kg
1.356.000
Dishut
2 2 16 Program rehabilitasi
hutan dan lahan
Luasan lahan kritis
yang direhabilitasi
37.543 Ha 371
Ha
2.575.884
862
Ha
1.289.000
917
Ha
1.353.000
982
Ha
1.363.000
1.05
2
Ha
1.419.000
4.18
4
Ha
7.999.884
Dishut
2 2 17 Perlindungan dan
konservasi sumber daya hutan
Kubikasi Illegal
Logging
35 m³ 33,2
5 m³
335.000
31,5
8 m³
578.000
30,0
0 m³
607.000
28,50
m³
620.000
27,0
8 m³
644.000
27,0
8 m³
2.784.000
Dishut
Luasan Kasus Kebakaran Hutan
85 Ha 80,75
Ha
76,71
Ha
72,87
Ha
69,23 Ha
65,77
Ha
65,77
Ha
2 2 21 Program Pemantapan Kawasan Hutan
Luas kawasan hutan yang dikendalikan
75.882 Ha 72.658 Ha
160.000
71.616 Ha
150.000
71.616 Ha
157.000
71.616 Ha
160.000
71.616 Ha
166.000
71.616 Ha
793.000
Dishut
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 78
2 2 22 Program Pemberdayaan
Masyarakat sekitar Hutan
Luasan hutan yang dikelola berbasis
kerakyatan
90 Ha 4.993
Ha
-
2.195
Ha
110.000
1.820
Ha
116.000
1.765 Ha
119.000
1.737
Ha
123.000
12.510
Ha
468.000
Dishut
2 2 23 Program
Pengembangan Kawasan Konservasi
Jumlah species
tanaman koleksi di Kebun Raya Maspul Enrekang
484
Species
534
Species
-
577
Species
960.000
620
Species
1.009.000
665
Species
1.028.000
706
Species
1.064.000
706
Species
4.061.000
Dishut,
DPU, KLH-KP, Disnakin
Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Produksi
dan Infrastruktur Kawasan Konservasi Kebun Raya Maspul Enrekang
35% 35% 45% 55% 65% 75% 75% Dishut, DPU, KLH-
KP, Disnakin
2 3 Urusan Energi dan Sumberdaya
Mineral
-
2 3 15 Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan
Jumlah Satuan Pemegang IUP
19 IUP 22 IUP
95.000
25 IUP
150.000
28 IUP
150.000
31 IUP
150.000
34 IUP
150.000
34 IUP
695.000
Distamben
2 3 16 Program pengawasan dan penertiban kegiatan
rakyat yang berpotensi merusak lingkungan
Luasan Area PETI berkurang
8 Ha 6.5 Ha
269.850
5 Ha
250.000
3,5 Ha
250.000
2 Ha 250.000
0,5 Ha
250.000
0,5 Ha
1.269.850
Distamben
2 3 17 Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
Rasio elektrifikasi 96.96 % 97.29%
2.625.036
97.65%
2.750.000
98.01%
2.825.000
98.45%
2.875.000
98.87%
2.925.000
98.87%
14.000.036
Distamben
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 79
2 3 18 Program Pengembangan dan
penerapan energi alternatif
Jumlah satuan energi baru
terbarukan
13 unit PLTMH
14 unit
PLTMH
3.340.548
14 unit
PLTMH
3.350.000
14 unit
PLTMH
3.350.000
14 unit
PLTMH
3.350.000
14 unit
PLTMH
3.350.000
14 unit
PLTMH
16.740.548
Distamben
0 unit
PLTS
94
unit PLTS
50
unit PLTS
50
unit PLTS
50
unit PLTS
50
unit PLTS
294
unit PLTS
Distamben
0 Unit Biogas
30 Unit Biogas
30 Unit Biogas
30 Unit Biogas
30 Unit Bioga
s
30 Unit Biogas
150 Unit Biogas
Distamben
19 Program pembinaan
dan pengembangan Bidang Migas Dan Panas Bumi
Pencapaian Kinerja
pengelolaan bahan bakar Minyak dan gas
2 SPBU, 2
Agen LPG
- 2
SPBU, 2 Agen
LPG
50.000
2
SPBU, 2 Agen
LPG
70.000
2
SPBU, 2
Agen LPG
70.000
2
SPBU, 2 Agen
LPG
70.000
2
SPBU, 2 Agen
LPG
260.000
Distamben
20 Pogram Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian
Pengelolaan Air Tanah
Jumlah Satuan unit pemakai dan pengguna AP dan
ABT
1 PLTMH - 2 PLTMH
50.000
1 PLTMH
70.000
1 PLTM
H
70.000
1 PLTMH
70.000
5 PLTMH
260.000
Distamben
21 Program Pemetaan dan Penyelidikan Geologi, Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi serta
Eksplorasi dan Penyediaan Air tanah
Adanya Data Eksplorasi Marmer, informasi dan Peta Geologi tata lingkungan
3 Dok - 1 Dok
100.000
1 Dok
100.000
- 100.000
- 100.000
- 400.000
Distamben
2 4 Urusan Pariwisata -
2 4 15 Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata
Persentase peningkatan
kunjungan wisata daerah
- 10% 115.000
20% 115.000
20% 100.000
20% 100.000
20% 145.000
90% 575.000
Dispopar
2 4 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Jumlah obyek wisata yang menjadi daya tarik kunjungan wisatawan
- 2 Objek
498.550
2 Objek
410.000
1 Objek
150.001
1 Objek
255.309
1 Objek 6 Dewi 1 Pkt Wst
355.238
7 Objek 6 Dewi 1 Pkt Wst
1.669.098
Dispopar
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 80
2 4 17 Program Pengembangan
Kemitraan Pariwisata
Persentase pengembangan
kemitraan dan SDM kepariwisataan daerah
- - -
-
1 Per
da
25.000
6 Pok darwi
s
30.000
-
100% 1
Perda 6 Pok dar
wis
55.000
Dispopar
2 5 Urusan Kelautan
dan Perikanan
-
2 5 20 Program pengembangan budidaya perikanan
Jumlah Produksi Perikanan
697 Ton 698 Ton
2.759.007
777 Ton
2.643.000
856 Ton
2.753.000
1.033 Ton
2.929.000
1.253
Ton
3.105.000
1.253
Ton
14.189.007
Disnakin
2 5 23 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Jumlah Sarana Prasarana Pemasaran produksi perikanan
5 Unit 4 Unit
600.808
4 Unit
1.180.000
4 Unit
1.105.000
4 Unit 1.210.000
3 Unit
1.085.000
19 Unit
5.180.808
Disnakin
2 5 24 Program
pengembangan kawasan budidaya Perikanan air tawar
Jumlah stok bibt
ikan air tawar
100.000 Ek -
-
100.
000 Ek
30.000
115.
000 Ek
30.000
135.0
00 Ek
35.000
150.
000 Ek
50.000
600.
000 Ek
145.000
Disnakin
2 5 25 Program Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan
Jumlah kelompok pembudidaya ikan yang aktif memenuhi standar kelembagaan
47 Poldakan
425.000
57 Poldakan
425.000
57 Poldakan
435.000
57 Poldakan
435.000
218 Poldakan
1.720.000
Disnakin
2 5 26 Program
Pembangunan Kawasan Perikanan
Darat
Persentase
pemenuhan kebutuhan Sarana
Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan Perikanan Darat
35% 35% 45%
250.000
55%
250.000
65%
250.000
75%
250.000
75%
1.000.000
Disnakin,
DPU, Diskuperind
ag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 81
2 6 Urusan Perdagangan
-
2 6 15 Program
Perlindungan Konsumen dan pengamanan
perdagangan
Persentase
penurunan jenis barang kadaluarsa yang beredar
12,7
1%
96.500
25,4
2%
189.000
38,1
4%
175.000
50,85
%
184.000
66,1
0%
186.000
66,1
0%
830.500
Diskuperindag
Persentase penurunan jenis barang beredar yang mengandung bahan berbahaya
13,33%
26,67%
40,00%
53,33%
66,67%
66,67%
Diskuperind
ag
Persentase penggunaan alat UTTP legal
62% 64% 72% 78% 84% 90% 90% Diskuperind
ag
2 6 17 Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor
Persentase volume barang ekspor yang
memenuhi standar kualitas
48,50% 50% 55% -
60% 60.000
65% 65.000
70% 67.000
70% 192.000
Diskuperind
ag
2 6 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
Negri
Persentase pelaku usaha yang memiliki legalitas usaha
62% 65% 788.123
68% 917.474
72% 872.970
76% 864.673
80% 861.730
80% 4.304.970
Diskuperind
ag
Tingkat penataan pedagang dalam pasar Kabupaten
17% 26% 30% 35% 40% 45% 45% Diskuperind
ag
Tingkat
pemanfaatan informasi harga dan
Distribusi bahan pokok
5% 10% 15% 20% 25% 30% 30%
Diskuperindag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 82
2 6 19 Program Pembinaan pedagang kaki lima
dan asongan
Persentase peningkatan PKL
yang diberi fasilitas dan dibina
1,5% 1,5%
2% 80.000
3% 85.000
4% 90.000
5% 92.000
5% 347.000
Diskuperind
ag
2 6 20 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perdagangan
Persentase pasar desa strategis yang
tersedia
33% 47% 301.645
50% 149.875
55% 179.000
60% 211.073
70% 225.130
70% 1.066.723
Diskuperind
ag
2 7 Urusan Industri -
2 7 16 Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Persentase pelaku
IKM yang mandiri / aktif
48% 50%
165.500
55%
176.875
60%
182.685
65%
191.000
70%
198.000
70%
914.060
Diskuperindag
2 7 17 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
Persentase pelaku IKM yang memanfaatkan Teknologi
16% 25% 181.000
30% 203.000
35% 206.000
45% 214.073
50% 215.073
50% 1.019.146
Diskuperind
ag
2 7 18 Program Penataan Struktur Industri
Persentase produk IKM yang memiliki merek
17% 17% 11.458
20% 45.000
25% 54.000
30% 59.000
40% 59.557
40% 229.015
Diskuperind
ag
Persentase produk IKM yang memiliki sertifikat Halal
43% 43% 55% 60% 65% 75% 75% Diskuperind
ag
2 8 Urusan Ketransmigrasian
-
2 8 16 Program
Transmigrasi Lokal
Persentase
penanganan transmigrasi lokal
0% 10%
22.000
20%
30.000
30%
30.000
40%
50.000
50%
30.000
50%
162.000
Dissosnakertrans
PROGRAM DAN KEGIATAN PADA
SETIAP SKPD
-
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 83
01 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 779.132
90% 779.100
95% 848.089
100% 859.244
100%
901.943
100%
4.167.508
Bappeda
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 1.585.900
90% 2.485.900
95% 1.735.900
100% 1.735.900
100%
1.735.900
100%
9.279.500
Disdikbud
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 6.141.685
90% 5.209.000
95% 5.522.500
100% 5.572.500
100%
5.742.500
100%
28.188.185
Diskes
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 4.709.820
90% 5.194.987
95% 5.547.936
100% 5.994.258
100%
6.477.193
100%
27.924.194
RSU Maspul
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
1.638.324
100
%
1.789.000
100
%
1.832.000
100%
1.830.000
100
%
1.830.000
100
%
8.919.324
DPU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 84
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 679.182
90% 59.000
95% 61.950
100% 64.862
100%
67.457
100%
932.451
BPBD
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 1.370.700
90% 1.309.590
90% 1.259.938
90% 1.311.416
90% 1.226.213
100%
6.477.857
Dishub Kominfo
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 1.519.218
90% 1.685.000
90% 1.828.000
90% 1.953.000
90% 2.033.000
100%
9.018.218
KLH KP
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 1.161.492
70% 1.074.349,
161
75% 1.103.631,
664
80% 1.096.773,
093
95% 1.154.355,
042
100%
5.590.601
Disduk Capil
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
578.500
90%
636.727
95%
652.696
100%
674.852
100
%
635.009
100
%
3.177.785
BKB PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 85
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 692.862
90% 736.743
95% 736.743
100% 736.743
100%
799.000
100%
3.702.090
Dissos Naker Trans
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 838.439
80% 873.402
85% 928.902
90% 997.000
95% 1.034.000
95% 4.671.743
Diskuperind
ag
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 1.236.857
90% 418.150
95% 433.458
100% 462.967
100%
451.046
100%
3.002.479
Kesbang Linmas Pol
PP
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 3.643.010
90% 2.511.590
90% 2.486.814
90% 2.739.259
90% 2.591.950
90% 13.972.623
Setda
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
4.229.705
90%
4.392.691
95%
4.479.878
100%
4.696.448
100
%
4.923.200
100
%
22.721.922
Setwan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 86
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 1.478.993
95% 1.039.549
95% 1.143.962
95% 1.218.452
95% 1.263.474
95% 6.144.430
DPKAD
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 643.959
90% 664.256
95% 661.822
100% 661.822
100%
661.822
100%
3.293.679
KPM PTSP
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 795.519
90% 797.742
95% 832.022
100% 873.247
100%
894.961
100%
4.193.491
Inspektorat
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 39.050
100%
117.300
100%
128.500
100% 139.300
100%
142.500
100%
566.650
Setkop
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
475.000
90%
475.000
95%
438.000
100%
458.000
100
%
466.000
100
%
2.312.000
BKD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 87
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 440.160
90% 458.000
95% 463.000
100% 463.000
100%
463.000
100%
2.287.160
KKP
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 575.580
90% 557.770
95% 567.005
100% 600.000
100%
600.000
100%
2.900.355
BPMPD
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 404.780
90% 511.083
95% 516.866
100% 500.000
100%
523.499
100%
2.456.228
KPA PDE
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 1.451.346
90% 1.600.000
95% 1.700.000
100% 1.800.000
100%
1.900.000
100%
8.451.346
Distanbun
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
812.424
90%
1.033.000
95%
1.063.400
100%
1.090.000
100
%
1.190.000
100
%
5.188.824
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 88
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 517.348
90% 730.000
95% 730.000
100% 750.000
100%
761.000
100%
3.488.348
BP4K
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 820.500
90% 859.000
95% 863.000
100% 871.000
100%
890.000
100%
4.303.500
Dishut
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 623.474
90% 422.359
95% 529.660
100% 687.966
100%
681.395
100%
2.944.854
Distamben
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
-
20% 833.000
20% 863.000
20% 873.000
20% 898.000
100%
3.467.000
Dispopar
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
461.500
100
%
464.039
100
%
465.400
100%
484.087
100
%
488.640
100
%
2.363.666
Kec.
Anggeraja
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 89
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 501.180
90% 495.479
95% 535.100
100% 541.421
100%
548.337
100%
2.621.517
Kec. Enrekang
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 288.284
90% 313.667
95% 320.667
100% 363.182
100%
363.182
100%
1.648.984
Kec. Bungin
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 440.932
90% 443.205
95% 453.206
100% 460.520
100%
479.200
100%
2.277.063
Kec. Maiwa
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 460.860
90% 467.298
95% 475.860
100% 487.910
100%
500.564
100%
2.392.492
Kec. Alla
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
274.453
90%
284.150
95%
298.300
100%
305.000
100
%
308.000
100
%
1.469.903
Kec. Malua
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 90
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 445.210
90% 445.210
95% 445.210
90% 445.210
95% 445.210
100%
2.226.050
Kec. Baraka
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 327.240
90% 283.099
95% 309.802
100% 314.342
100%
318.500
100%
1.552.984
Kec. Curio
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan
prosedur yang ada
80% 85% 324.170
90% 322.767
95% 338.116
100% 349.627
100%
362.884
100%
1.697.564
Kec. Cendana
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai
standar dan prosedur yang ada
80% 85% 310.540
100%
284.934
100%
299.319
100% 307.823
100%
310.730
100%
1.513.346
Kec. Buntu Batu
Tingkat Pelayanan
Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85%
270.870
90%
279.770
95%
281.270
100%
284.700
100
%
297.514
100
%
1.414.124
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 91
Tingkat Pelayanan Adminsitrasi
perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada
80% 85% 328.447
100%
301.446
100%
313.001
100% 322.333
100%
325.115
100%
1.590.341
Kec. Baroko
02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 187.525
90% 165.400
90% 199.244
90% 205.845
90% 205.845
90% 963.859
Bappeda
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 250.000
90% 1.210.000
90% 650.000
90% 650.000
90% 650.000
90% 3.410.000
Disdikbud
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 1.465.679
90% 1.943.000
90% 1.975.000
90% 2.100.000
90% 2.100.000
90% 9.583.679
Diskes
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
60% 65%
906.200
71%
1.847.251
76%
1.387.500
80%
1.275.625
80%
1.469.219
80%
6.885.795
RSU Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 92
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 276.269
100%
334.000
100%
409.000
100% 289.000
100%
459.906
90% 1.768.175
DPU
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 199.109
90% 169.519
90% 177.995
90% 186.361
90% 193.816
90% 926.800
BPBD
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 143.500
90% 145.000
90% 265.000
90% 200.000
90% 165.000
90% 918.500
Dishub Kominfo
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 466.203
80% 645.000
85% 705.000
90% 715.000
100%
750.000
100%
3.281.203
KLH KP
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
245.000
65%
290.000
70%
245.000
75%
277.000
85%
295.000
90%
1.352.000
Disduk
Capil
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 93
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 65.500
90% 135.000
90% 150.500
90% 163.200
90% 168.500
90% 682.700
BKB PP
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 257.238
90% 306.000
90% 311.000
90% 306.000
90% 337.000
90% 1.517.238
Dissos Naker Trans
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 228.088
60% 258.098
65% 216.000
70% 228.500
75% 258.000
75% 1.188.686
Diskuperind
ag
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 158.269
90% 179.000
90% 184.000
90% 188.000
90% 188.000
90% 897.269
Kesbang Linmas Pol
PP
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
2.317.811
90%
1.846.759
90%
1.887.062
90%
2.001.678
90%
1.972.421
90%
10.025.731
Setda
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 94
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 546.300
90% 485.100
90% 682.180
90% 716.291
90% 619.805
90% 3.049.676
Setwan
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 3.844.813
90% 2.000.146
90% 2.050.304
90% 2.104.758
90% 2.102.995
90% 12.103.016
DPKAD
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 205.860
90% 143.500
90% 161.000
90% 177.151
90% 188.411
90% 875.922
KPM PTSP
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 441.210
90% 304.373
90% 297.210
90% 264.631
90% 267.074
90% 1.574.498
Inspektorat
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
10.000
95%
46.200
90%
56.500
90%
57.700
90%
44.300
90%
214.700
Setkop
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 95
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 127.000
100%
147.000
100%
127.000
100% 157.000
100%
157.000
100%
715.000
BKD
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 170.840
90% 250.000
90% 240.000
90% 250.000
90% 275.000
90% 1.185.840
KKP
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 207.500
90% 557.500
90% 650.500
90% 350.000
90% 250.000
90% 2.015.500
BPMPD
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 96.240
90% 130.000
90% 109.190
90% 115.000
90% 120.000
90% 570.430
KPA PDE
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
253.289
90%
253.289
90%
260.000
90%
260.000
90%
275.000
90%
1.301.578
Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 96
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 167.070
90% 535.000
90% 548.557
90% 545.000
90% 565.000
90% 2.360.627
Disnakin
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 810.140
90% 720.000
90% 720.000
90% 740.000
90% 750.450
90% 3.740.590
BP4K
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 206.000
90% 140.000
90% 143.000
90% 143.000
90% 143.000
90% 775.000
Dishut
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 172.000
90% 100.000
90% 100.000
90% 100.000
90% 100.000
90% 572.000
Distamben
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
-
1
Pak
et 2
Unit Kend
229.000
1
Pak
et 1
Unit Kend
179.000
1
Paket
2 Unit Kend
229.000
1
Pak
et 2
Unit Kend
229.000
5
Pak
et 7
Unit kend
866.000
Dispopar
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 97
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 55.000
100%
37.000
100%
52.500
100% 50.500
100%
54.500
100%
249.500
Kec. Anggeraja
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 59.000
90% 75.180
90% 56.396
90% 67.500
90% 75.500
90% 333.576
Kec. Enrekang
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 82.820
90% 63.240
90% 77.240
90% 34.900
90% 35.000
90% 293.200
Kec. Bungin
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 53.913
90% 59.402
90% 59.402
90% 94.189
90% 74.000
90% 340.905
Kec. Maiwa
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
47.240
90%
47.240
90%
57.320
90%
65.000
90%
67.000
90%
283.800
Kec. Alla
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 98
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 80.905
100%
64.284
100%
67.519
100% 71.323
100%
74.730
100%
358.761
Kec. Malua
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 24.000
90% 26.957
90% 29.000
90% 74.840
90% 72.310
90% 227.107
Kec. Baraka
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan
Perlengkapan)
75% 85% 58.000
90% 71.000
90% 65.000
90% 65.000
90% 65.000
90% 324.000
Kec. Curio
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran
(Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 39.000
90% 51.000
90% 52.000
90% 57.000
90% 58.000
90% 257.000
Kec. Cendana
Tingkat pemenuhan
kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85%
25.500
90%
64.000
90%
56.000
90%
62.000
90%
66.000
90%
273.500
Kec. Buntu
Batu
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 99
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras
dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 32.000
90% 42.491
90% 57.580
90% 63.330
90% 63.000
90% 258.401
Kec. Masalle
Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)
75% 85% 33.129
100%
69.000
100%
56.000
100% 65.000
100%
68.000
100%
291.129
Kec. Baroko
03 Program peningkatan disiplin aparatur
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 30.000
100%
900.000
100%
100% 100%
100%
930.000
Disdikbud
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 20.000
100%
150.000
100%
-
100% 150.000
100%
-
100%
320.000
Diskes
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% 43.970
60% 52.000
70% 55.000
80% 60.000
90% 60.000
100%
270.970
KLH KP
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 2.500
100%
45.000
100%
100% 25.000
100%
25.000
100%
97.500
BKB PP
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 12.458
100%
45.000
100%
49.000
100% 24.000
100%
52.000
100%
182.458
Diskuperind
ag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 100
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% 53.100
100%
100.000
100%
105.000
100% 115.000
100%
115.000
100%
488.100
Kesbang Linmas Pol
PP
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85%
10.600
100
%
25.000
100%
-
100
%
35.600
KPA PDE
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 10.600
85% 439.807
85% 318.788
85% 350.667
90% 824.963
90% 1.944.825
Setda
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 95% 55.650
95% 58.432
95% 61.353
95% 64.420
95% 239.855
DPKAD
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
80%
-
100
%
15.000
100
%
50.000
100%
175.000
100
%
240.000
Dishub
Kominfo
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 342.500
100%
213.500
100%
224.175
100% 235.384
100%
247.153
100%
1.262.712
Setwan
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 30.600
100%
20.000
100%
23.500
100% 27.350
100%
30.000
100%
131.450
KPM PTSP
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% 33.613
100%
35.563
100%
39.119
100% 43.031
100%
46.727
100%
198.053
Inspektorat
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 25.056
100%
20.000
100%
20.000
100% 20.000
100%
20.000
100%
105.056
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 101
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% 100%
20.000
100%
16.400
100% 39.900
100%
17.200
100%
93.500
Dissos Naker Trans
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
Dispopar
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
52.500
100%
100%
52.500
BP4K
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% 6.500
100%
8.000
100%
8.000
100% 8.000
100%
8.000
100%
38.500
Dishut
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85%
-
100
%
138.750
100
%
159.563
100%
183.496
100
%
211.020
100
%
692.829
RSU Maspul
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
35% 41.000
55% 95.000
65% 9.000
70% 9.300
100%
154.300
Disdukcapil
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
20.000
100%
20.000
100% 25.000
100%
30.000
100%
95.000
Distanbun
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% -
100%
100%
3.500
100% 100%
100%
3.500
Kec. Buntu Batu
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
100%
3.500
100% 100%
100%
3.500
Kec. Baroko
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 102
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% -
100%
100%
6.600
100% 100%
100%
6.600
Kec. Maiwa
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85%
-
100
%
85%
26.000
100%
-
100
%
23.000
100
%
49.000
Kec. Baraka
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
85% 10.000
100% 11.000
100%
12.000
100%
33.000
Kec. Anggeraja
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
Kec. Enrekang
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
Kec. Alla
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
Kec. Curio
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
Kec. Cendana
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% -
100%
14.500
100%
14.500
100% 16.000
100%
16.000
100%
61.000
Kec. Malua
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
100%
100% 100%
11.000
100%
11.000
Kec. Bungin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 103
Tingkat keseragaman
pakaian dinas Apratur
80% 85% -
100% 7.000
100%
7.000
100%
14.000
Kec. Masalle
Tingkat
keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85%
-
100
%
11.500
100
%
100% 100
%
2.000
100
%
13.500
Setkop
Tingkat keseragaman pakaian dinas
Apratur
80% 85% -
100%
20.000
100%
20.000
100% 50.751
100%
30.751
100%
121.502
Bappeda
05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 144.250
85% 144.250
85% 144.250
85% 144.250
85% 165.000
85% 742.000
Bappeda
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 70.000
85% 85% 85% 85% 85% 70.000
Disdikbud
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 60.000
85% 110.000
85% 165.000
85% 165.000
85% 155.000
85% 655.000
Diskes
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 183.000
85% 250.000
85% 325.000
85% 422.500
85% 549.250
85% 1.729.750
RSU Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 104
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% 300.000
100%
400.000
100%
400.000
100% 450.000
100%
450.000
85% 2.000.000
DPU
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 50.000
85% 55.000
85% 57.750
85% 60.465
85% 62.884
85% 286.099
BPBD
Tingkat kompetensi
aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80%
105.000
85%
50.000
85%
200.000
85%
100.000
85%
100.000
85%
555.000
Dishub
Kominfo
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 65.000
55% 100.000
60% 100.000
65% 100.000
70% 100.000
75% 465.000
KLH KP
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 30.000
60% 30.000
70% 45.000
80% 40.000
90% 45.000
85% 190.000
Disduk Capil
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 20.000
85% 50.000
85% 35.000
85% 40.000
85% 46.000
85% 191.000
BKB PP
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 53.000
85% 55.000
85% 70.000
85% 54.681
85% 80.000
85% 312.681
Dissos Naker Trans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 105
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% 81.473
45% 200.000
55% 276.098
65% 314.500
70% 320.000
70% 1.192.071
Diskuperind
ag
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 44.000
85% 105.000
85% 115.000
85% 100.000
85% 85.000
85% 449.000
Kesbang Linmas Pol
PP
Tingkat kompetensi
aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80%
366.907
85%
868.500
85%
898.830
85%
1.052.218
85%
1.187.482
85%
4.373.937
Setda
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 732.570
85% 447.575
85% 447.575
85% 469.954
85% 483.450
85% 2.581.124
Setwan
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 300.000
90% 500.000
90% 500.000
90% 550.000
90% 550.000
90% 2.400.000
DPKAD
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 100.000
85% 100.000
85% 103.500
85% 107.350
85% 110.000
85% 520.850
KPM PTSP
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 330.000
85% 350.000
85% 380.000
85% 400.000
85% 410.000
85% 1.870.000
Inspektorat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 106
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% -
85% 20.000
85% 20.800
85% 13.000
85% 14.000
85% 67.800
Setkop
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 70.000
85% 70.000
70% 100.000
75% 106.725
80% 106.607
80% 453.332
BKD
Tingkat kompetensi
aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80%
30.000
85%
35.000
85%
35.000
85%
35.000
85%
35.000
85%
170.000
KKP
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 50.000
85% 214.000
85% 50.000
85% 100.000
85% 70.000
85% 484.000
BPMPD
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 35.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 155.000
KPA PDE
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 59.421
85% 60.000
85% 60.000
85% 70.000
85% 80.000
85% 329.421
Distanbun
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 95.120
85% 250.000
85% 290.000
85% 290.000
85% 310.000
85% 1.235.120
Disnakin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 107
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% 25.000
85% 110.000
85% 155.591
85% 170.438
85% 180.000
85% 641.029
BP4K
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 100.000
85% 120.000
85% 120.000
85% 120.000
85% 120.000
85% 580.000
Dishut
Tingkat kompetensi
aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80%
150.000
85%
150.000
85%
150.000
85%
150.000
85%
150.000
85%
750.000
Distamben
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
-
16% 50.000
16% 50.000
16% 60.000
16% 80.000
80% 240.000
Dispopar
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 29.000
85% 30.000
85% 31.000
85% 32.000
85% 33.000
85% 155.000
Kec. Anggeraja
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 34.000
85% 24.000
85% 25.000
85% 35.000
85% 37.000
85% 155.000
Kec. Enrekang
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 19.000
85% 19.000
85% 19.000
85% 25.000
85% 30.000
85% 112.000
Kec. Bungin
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 108
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% 31.751
85% 49.346
85% 56.645
85% 57.800
85% 60.800
85% 256.343
Kec. Maiwa
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 19.000
85% 21.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 35.000
85% 135.000
Kec. Alla
Tingkat kompetensi
aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80%
31.000
85%
31.000
85%
33.000
85%
35.000
85%
40.000
85%
170.000
Kec. Malua
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan
fungsi
75% 80% 29.160
85% 29.160
85% 29.160
85% 29.160
85% 29.160
85% 145.800
Kec. Baraka
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 29.000
85% 40.000
85% 35.000
85% 35.000
85% 40.000
85% 179.000
Kec. Curio
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 25.500
85% 30.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 30.000
85% 145.500
Kec. Cendana
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 29.000
85% 25.000
85% 28.000
85% 29.000
85% 29.000
85% 140.000
Kec. Buntu Batu
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 109
Tingkat kompetensi aparatur sesuai
tugas pokok dan fungsi
75% 80% 34.000
85% 30.000
85% 32.000
85% 33.000
85% 33.000
85% 162.000
Kec. Masalle
Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi
75% 80% 29.000
85% 25.055
90% 26.000
90% 27.000
90% 29.000
85% 136.055
Kec. Baroko
06 Program
peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tingkat
ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90%
3.877
90%
3.877
95%
3.877
100%
3.877
100
%
3.877
100
%
19.383
Bappeda
Tingkat
ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90%
6.001
90%
15.000
95%
15.000
100%
15.000
100
%
15.000
100
%
66.001
Disdikbud
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang
dipersyaratkan
85% 90% 21.500
90% 22.000
95% 22.500
100% 22.500
100%
22.500
100%
111.000
Diskes
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 8.000
90% 8.000
95% 8.000
100% 8.000
100%
8.000
100%
40.000
RSU Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 110
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 15.600
100%
38.500
100%
38.500
100% 36.000
100%
36.000
100%
164.600
DPU
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 2.333
90% 3.566
95% 3.744
100% 3.920
100%
4.077
100%
17.640
BPBD
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 14.850
90% 16.000
95% 16.000
100% 16.000
100%
16.000
100%
78.850
Dishub Kominfo
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 4.700
80% 25.000
85% 25.000
90% 25.000
100%
25.000
100%
104.700
KLH KP
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 7.000
60% 10.000
70% 10.000
80% 10.000
90% 10.000
100%
47.000
Disduk Capil
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 6.000
90% 15.000
95% 15.000
100% 15.000
100%
15.000
100%
66.000
BKB PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 111
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 37.500
90% 35.000
95% 45.000
100% 46.000
100%
47.000
100%
210.500
Dissos Naker Trans
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 6.000
60% 11.500
65% 15.000
70% 18.000
85% 18.000
100%
68.500
Diskuperind
ag
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 6.430
90% 23.519
95% 28.000
100% 22.000
100%
44.500
100%
124.449
Kesbang Linmas Pol
PP
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 136.290
95% 18.622
95% 19.297
95% 21.092
95% 22.998
95% 218.299
Setda
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 6.500
90% 7.080
95% 8.142
100% 8.549
100%
8.970
100%
39.241
Setwan
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 14.520
90% 216.662
95% 227.578
100% 238.781
95% 250.443
100%
947.984
DPKAD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 112
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 4.439
90% 8.000
95% 22.000
100% 37.000
100%
48.000
100%
119.439
KPM PTSP
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 11.990
90% 18.861
95% 20.097
100% 21.550
100%
23.185
100%
95.683
Inspektorat
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% -
90% 8.300
95% 9.300
100% 11.664
100%
13.113
100%
42.377
Setkop
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 16.000
100%
20.000
100%
31.370
100% 31.000
100%
31.000
100%
129.370
BKD
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 10.000
90% 18.000
95% 18.000
100% 18.000
100%
18.000
100%
82.000
KKP
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 1.300
90% 1.400
95% 1.400
100% 1.600
100%
1.600
100%
7.300
BPMPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 113
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 6.003
90% 8.735
95% 8.300
100% 7.400
100%
7.500
100%
37.937
KPA PDE
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 8.000
90% 8.500
95% 8.500
100% 15.000
100%
15.000
100%
55.000
Distanbun
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 4.000
90% 10.000
95% 10.000
100% 10.000
100%
10.000
100%
44.000
Disnakin
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 2.313
90% 11.000
95% 11.000
100% 11.000
100%
11.000
100%
46.313
BP4K
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 7.000
90% 13.000
95% 13.000
100% 13.000
100%
13.000
100%
59.000
Dishut
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 11.000
90% 35.000
95% 35.000
100% 35.000
100%
35.000
100%
151.000
Distamben
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 114
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
-
11 Lap
20.000
11 Lap
16.000
11 Lap
16.000
11 Lap
16.000
44 Lap
68.000
Dispopar
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 3.000
90% 3.000
95% 3.000
100% 4.000
100%
5.000
100%
18.000
Kec. Anggeraja
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 1.000
90% 400
95% 600
100% 650
100%
700
100%
3.350
Kec. Enrekang
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 3.883
90% 4.083
95% 4.083
100% 5.587
100%
5.587
100%
23.223
Kec. Bungin
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 5.423
90% 3.462
95% 3.462
100% 3.462
100%
6.582
100%
22.389
Kec. Maiwa
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 12.000
90% 16.000
95% 19.000
100% 20.000
100%
20.000
100%
87.000
Kec. Alla
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 115
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 2.545
100%
4.000
100%
4.000
100% 4.000
100%
4.000
100%
18.545
Kec. Malua
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 3.000
85% 3.000
85% 4.000
90% 4.000
90% 4.000
100%
18.000
Kec. Baraka
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 7.320
90% 5.000
95% 6.000
100% 7.500
100%
9.000
100%
34.820
Kec. Curio
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 9.000
90% 1.500
95% 1.500
100% 1.500
100%
1.500
100%
15.000
Kec. Cendana
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja
dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 4.500
90% 3.000
95% 3.000
100% 3.500
100%
3.500
100%
17.500
Kec. Buntu Batu
Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 4.000
90% 5.000
95% 6.500
100% 6.500
100%
5.600
100%
27.600
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 116
Tingkat ketersediaan
pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan
85% 90% 3.537
90% 3.000
95% 3.000
100% 3.500
100%
3.500
100%
16.537
Kec. Baroko
07 Program sinkronisasi perencanaan dan penganggaran SKPD
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
9.661
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.227
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
10.227
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.610
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
49.225
Bappeda
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
7.530
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
67.530
Disdikbud
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA,
DPPA)
4 Dok (Re
nja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
25.500
4 Dok (Re
nja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
27.500
4 Dok (Re
nja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
27.500
4 Dok (Renja, RKA,
DPA,
DPPA)
27.500
4 Dok (Re
nja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
27.500
20 Dok (Re
nja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
135.500
Diskes
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
60.000
RSU Maspul
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 117
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
26.600
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
39.000
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
39.000
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
92.000
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
42.000
20
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
238.600
DPU
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
2.639
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
5.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
5.775
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
6.047
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.289
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
26.250
BPBD
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA,
DPPA)
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.500
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
8.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA,
DPA, DPPA)
12.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.000
20 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
56.500
Dishub Kominfo
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD
yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
5.200
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
10.000
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
10.000
4 Dok (Renja
, RKA, DPA,
DPPA)
10.000
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
40.000
20 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
75.200
KLH KP
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
7.940
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
17.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
19.480
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
19.464
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
78.884
Disduk Capil
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 118
A) A) A) A) A)
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
4.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
16.500
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
66.000
BKB PP
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
15.500
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
14.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
14.500
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
14.500
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
14.500
20 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
73.000
Dissos Naker Trans
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
6.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
12.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
15.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
18.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
18.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
69.000
Diskuperind
ag
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.020
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
17.680
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
19.500
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
14.500
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
20
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
72.700
Kesbang
Linmas Pol PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 119
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
31.842
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
35.027
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
38.329
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
41.763
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
85.341
20
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
232.302
Setda
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.580
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
11.250
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
11.812
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
12.480
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
56.122
Setwan
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA,
DPPA)
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
261.345
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
16.317
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
17.133
4 Dok (Renja, RKA,
DPA, DPPA)
17.990
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
18.890
20 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
331.675
DPKAD
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD
yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
6.066
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
8.000
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
11.500
4 Dok (Renja
, RKA, DPA,
DPPA)
15.350
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
18.000
20 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
58.916
KPM PTSP
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
9.180
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
10.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
10.600
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
11.660
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
12.826
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
54.266
Inspektorat
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 120
A) A) A) A) A)
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
2.696
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
8.273
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
9.751
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
11.300
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
12.100
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
44.120
Setkop
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
8.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
8.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
10.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
10.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
10.000
20 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
46.000
BKD
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
5.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
9.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
9.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
9.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
9.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
41.000
KKP
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
1.700
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
2.400
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
2.400
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
2.400
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
2.400
20
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
11.300
BPMPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 121
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
5.896
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
6.486
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
6.600
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
6.900
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
6.900
20
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
32.782
KPA PDE
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
5.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
20.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
20.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
70.000
Distanbun
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA,
DPPA)
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
5.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA,
DPA, DPPA)
15.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
15.000
20 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
65.000
Disnakin
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD
yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
2.573
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
14.535
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
15.535
4 Dok (Renja
, RKA, DPA,
DPPA)
15.500
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
15.500
20 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
63.644
BP4K
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
9.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
16.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
16.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
16.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
16.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
73.000
Dishut
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 122
A) A) A) A) A)
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
11.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
11.000
Distamben
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
-
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
8.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
12.000
20 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
44.000
Dispopar
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
3.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
4.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
4.500
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
7.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
9.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
28.000
Kec. Anggeraja
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
1.700
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
600
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
900
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
1.050
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
1.200
20
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
5.450
Kec.
Enrekang
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 123
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.836
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.836
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.836
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
3.524
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
3.637
20
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
12.668
Kec. Bungin
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.486
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.486
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
6.486
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
6.486
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
11.166
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPPA)
37.109
Kec. Maiwa
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA,
DPPA)
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
8.400
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
8.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.000
4 Dok (Renja, RKA,
DPA, DPPA)
10.000
4 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
10.000
20 Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
46.400
Kec. Alla
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD
yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
7.713
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
9.000
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
9.000
4 Dok (Renja
, RKA, DPA,
DPPA)
9.000
4 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
9.000
20 Dok
(Renja,
RKA,
DPA,
DPP
A)
43.713
Kec. Malua
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
5.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
5.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
5.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
5.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
6.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
26.000
Kec. Baraka
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 124
A) A) A) A) A)
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
10.020
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
11.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
12.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
15.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
15.000
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
,
DPPA)
63.020
Kec. Curio
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
9.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.000
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
1.000
4 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
1.000
20 Dok (Renja, RKA
,
DPA,
DPPA)
13.000
Kec. Cendana
Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok (Renja,
RKA, DPA, DPPA)
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
6.000
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
4.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
4.500
4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)
5.500
4 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
5.500
20 Dok (Renja, RKA
, DPA
, DPP
A)
26.000
Kec. Buntu Batu
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
4.000
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
3.000
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
4.000
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
4.000
4
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
4.000
20
Dok (Re
nja, RKA
, DPA
, DPPA)
19.000
Kec. Masalle
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 125
Jumlah Dokumen
Penganggaran SKPD yang diterbitkan
4 Dok
(Renja, RKA, DPA,
DPPA)
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
4.258
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
4.500
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
4.500
4 Dok
(Renja, RKA,
DPA, DPPA)
5.500
4
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
5.500
20
Dok (Re
nja, RKA
,
DPA,
DPPA)
24.258
Kec. Baroko
305.448.
963
314.076.
483
328.880.
177
345.084.
439
356.230.
208
1.649.72
0.270
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Tabel 9.1
Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Enrekang
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada
akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pertumbuhan PDRB
6,2 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % Min
7,0 % Bappeda
1.2. PDRB per kapita (Rp.000)
14.661 16.209 17.757 19.305 20.852 22.400 22.400 Bappeda
1.3. Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
(100 – angka kemiskinan) 13,4 % 13% 12,5% 12 % 11% 10% Max.
10% Bappeda
1.4. Angka kriminalitas yang
tertangani 9,028 10,054 10,956 11,079 11,448 12,967 12,967
Kerbang
Linpol PP
Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1. Pendidikan
1.1. Angka melek huruf
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 2
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
1.2. Angka rata-rata lama sekolah
Kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki. dan pendidikan yang ditamatkan.
8,9 thn 9,0 thn 9,2 thn 9,4 thn 9,6 thn 9,8 thn 9,8 thn
Disdikbud
1.3. Angka partisipasi kasar
96,84% 98% 100% 102% 104% 106% 106%
Disdikbud
1.4.
Angka pendidikan yang ditamatkan
Dimana:
h = jenjang pendidikan
t = tahun
= jumlah penduduk yang mencapai jenjang
pendidikan h pada tahun t
= total jumlah penduduk pada tahun t
20% 23% 25% 27% 30% 33% 33%
Disdikbud
1.5. Angka Partisipasi Murni
Disdikbud
1.5.1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
89,37% 90% 92% 93% 94% 95% 95% Disdikbud
1.5.2. Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/Paket B 71,61% 75% 80% 83% 86% 90% 90% Disdikbud
1.5.3.
Angka Partisipasi Murni (APM))
SMA/SMK/MA/Paket C
57,17% 60% 63% 65% 70% 75% 75% Disdikbud
2. Kesehatan
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 3
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
2.1. Angka kelangsungan hidup bayi
Dimana:
1 = per 1000 kelahiran
AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
= Jumlah Kematian Bayi (berumur
kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu.
∑LahirHidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu.
AKB = 16
16.00
1
15.80
15.60
15.40
15.20
15.20
Diskes
2.2. Angka usia harapan hidup Angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur
75.19 75.20 75.25 75.30 75.30 75.35 75.35 Dinkes
2.3. Persentase balita gizi
buruk 0.05 0.05 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04 Diskes
3. Ketenagakerjaan
4.1. Rasio penduduk yang bekerja
93,34% 94% 95% 95% 95% 95,5% 95,5%
Bappeda
Fokus Seni Budaya dan Olahraga
1. Kebudayaan
1.1. Jumlah grup kesenian Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 315 320 325 340 350 360 360 Disdikbud
1.2. Jumlah gedung Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. 1 2 3 4 5 6 6 Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 4
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
2. Pemuda dan Olahraga
2.1. a. Jumlah klub olahraga Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 367 370 375 377 400 405 405 Disdikbud
2.2. b. Jumlah gedung
olahraga Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. 1 2 3 4 5 6 6
Disdikbud
ASPEK PELAYANAN UMUM
Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1.1. Pendidikan dasar:
1.1.1. Angka partisipasi sekolah
72,71% 75% 77% 83% 86% 90%
90% Disdikbud
1.1.2.
Rasio ketersediaan
sekolah/penduduk usia sekolah
72,54% 74% 76% 78% 80% 82%
82% Disdikbud
1.1.3. Rasio guru/murid
9,01% 9% 8,7% 8,5% 8,3% 8,0% 8,0% Disdikbud
1.1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata
0,13% 0,15% 0,20% 0,23% 0,25% 0,30% 0,30%
Disdikbud
1.2. Pendidikan menengah:
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 5
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
1.2.1. Angka partisipasi sekolah
57,1% 60% 64% 67% 71% 75% 75% Disdikbud
1.2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah
25,91% 26,70% 27,48% 28,27% 29,06% 29,84%
29,84% Disdikbud
1.2.3. Rasio guru terhadap
murid 8,4% 8,2% 8,0% 7,8% 7,5% 7,0% 7,0% Disdikbud
1.2.4. Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata
19,8% 23,1% 24% 25% 27% 30% 30% Disdikbud
1.2.5. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% Disdikbud
1.3. Fasilitas Pendidikan:
1.3.1. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik
90,6% 92% 95% 97% 100% 100%
100% Disdikbud
1.3.2.
Sekolah pendidikan
SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik
84,8% 86% 88% 89% 100% 100%
100% Disdikbud
1.4. Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD):
1.4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
38,2% 40% 43% 45% 47% 50% 50% Disdikbud
1.5. Angka Putus Sekolah:
1.5.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0,16% 0,1% 0% 0% 0% 0%
0% Disdikbud
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 6
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
1.5.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
0,38% 0,3% 0,2% 0,1% 0% 0%
0% Disdikbud
1.5.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
0,43% 0,30% 0,20% 0,10% 0% 0%
0% Disdikbud
1.6. AngkaKelulusan:
1.6.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI
100% 100% 100% 100% 100% 100% 1
00% Disdikbud
1.6.2. Angka Kelulusan (AL)
SMP/MTs
99,44% 99,7% 100% 100% 100% 100% 100%
Disdikbud
1.6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
99,48% 99,6% 100% 100% 100% 100% 100%
Disdikbud
1.6.4. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
102% 104% 105% 106% 107% 108% 108%
Disdikbud
1.6.5. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA 104% 105% 106% 107% 108% 109%
109% Disdikbud
1.6.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
79,68% 87% 95% 100% 100% 100% 100%
Disdikbud
2. Kesehatan
2.1. Rasio posyandu per satuan balita
14.81 14.91 15.12 15.22 15.42 15.52 15.52 Dinkes
2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.47 0.47 Dinkes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 7
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Dinkes
2.4. Rasio dokter per satuan penduduk
0.24 0.24 0.25 0.28 0.29 0.33 0.33 Dinkes
2.5. Rasio tenaga medis per satuan penduduk
0.24 0.24 0.25 0.28 0.29 0.33 0.33 Dinkes
2.6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100 Dinkes
2.7.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
99.16 99.47 99.50 9975 99.94 100 100 Dinkes
2.8. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
95.35 96.12 96.90 97.67 98.45 99.22 99.22 Dinkes
2.9.
Cakupan Balita Gizi
Buruk mendapat perawatan
100 100 100 100 100 100 100 Dinkes
2.10. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA
54.75 60.50 67.00 73.50 80.00 85.00 85.00 Dinkes
2.11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
100 100 100 100 100 100 100 Dinkes
2.12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
76.65 76.65 76.73 76.75 76.77 76.79 76.79 Dinkes
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 8
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
2.13. Cakupan kunjungan bayi
90.80 90.80 90.93 90.99 91.10 91.18 91.18 Dinkes
2.14. Cakupan puskesmas
108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 Dinkes
2.15. Cakupan pembantu puskesmas
93.02 93.02 93.80 94.57 95.35 96.12 96.12 Dinkes
2.16. Posyandu Aktif %100xPosyanduTotal
AktifPosyanduJumlah 100 100 100 100 100 100 100 Dinkes
3. PekerjaanUmum
3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
54.79 57.19 60.02 62.41 65.51 68.35 68.35 Dinas PU
3.2. Rasio Jaringan Irigasi
49.25 50.95 52.65 54.34 56.04 57.73 57.73 Dinas PU
3.3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk
Dinas PU
3.4. Persentase rumah tinggal bersanitasi
61.94 61.96 61.98 62.00 62.03 62.05 62.05 Dinas PU
3.5.
Rasio tempat pembuangan
sampah (TPS) per satuan penduduk
KLH-KP
3.6. Rasio rumah layak huni
14.13 14.13 14.14 14.14 14.14 14.14 14.14 Dinas PU
3.7. Rasio permukiman layak huni
0.8 0.82 0.83 0.84 0.85 0.85 0.85 Dinas PU
3.8. Panjang jalan dilalui Roda 4
517.82 530.21 544.89 557.27 573.33 588.01 588.01 Dinas PU
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 9
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
3.9.
Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)
20.00 20.90 21.96 22.86 24.03 25.09 25.09 Dinas PU
3.10. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40
KM/Jam ) 62,736.45 62,737.777 62,752.77 62,767.77 62,782.77 62,792.77 62,792.77 Dinas PU
3.11.
Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)
34,621.66 34,622.11 34,627.11 34,632.11 34,637.11 34,642.11 34,642.11 Dinas PU
3.12. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
9.00 8.99 8.97 8.96 8.95 8.94 8.94 Dinas PU
3.13. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
49.25 50.95 52.65 54.34 56.04 57.73 57.73 Dinas PU
4. Perumahan
4.1. Rumah tangga pengguna air bersih
77.88 77.93 77.97 78.02 78.06 78.11 78.11 Dinas PU
4.2. Rumah tangga pengguna listrik
95 % 95,5% 96% 96,5% 97% 98% 98%
Distamben
4.3. Rumah tangga ber-
Sanitasi 61.94 61.96 61.98 62.00 62.03 62.05 62.05 Dinas PU
4.4. Lingkungan pemukiman kumuh
3,77 Ha 3,77 Ha 3,0 Ha 2,5 Ha 1,0 Ha 0, 5 Ha 0,5 Ha
Dinas PU
4.5. Rumah layak huni
11% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Disso
Nakertrans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 10
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
5. Penataan Ruang
5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 Dinas PU
5.2. Rasio bangunan ber- IMB
per satuan bangunan 71.16 72.15 73.15 74.14 75.14 76.13 76.13 Dinas PU
6. Perencanaan Pembangunan
6.1.
Tersedianya dokumen
perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn
PERDA
Ada/ tidak Ada Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada Bappeda
6.2.
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada/ tidak Ada Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada Bappeda
6.3.
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg
telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada/ tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada Bappeda
6.4. Penjabaran Program
RPJMD kedalam RKPD
85% 95% 100% 100% 100% 100%
100% Bappeda
7. Perhubungan
7.1. Jumlah arus penumpang angkutan umum
Jumlah arus penumpang angkutan umum (bis/kereta api/kapal laut/pesawat udara) yang masuk/keluar daerah selama 1 (satu) tahun.
Jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah
0,52 0,57 0,63 0,66 0,70 0,75
Dishub-Kominfo
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 11
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
7.2. Jumlah uji kir angkutan umum
Jumlah Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan
0,75 0,79 0,82 0,85 0,87 0,90
Dishub-Kominfo
7.3. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 6 6 6 6 6 6 Dishub-
Kominfo
7.4. Angkutan darat
0,16 0,21 0,23 0,27 0,32 0,35 Dishub-
Kominfo
7.5. Kepemilikan KIR angkutan umum
0,10 0,09 0,08 0,06 0,05 Dishub-
Kominfo
7.6.
Lama pengujian
kelayakan angkutan umum (KIR)
Jangka waktu proses pengujian angkutan umum 45 mnt 45 mnt 30 mnt 30 mnt 15 mnt
Dishub-Kominfo
7.7. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 45 jt 50 jt 55 jt 60 jt 65 jt
Dishub-Kominfo
7.8. Pemasangan Rambu-
rambu 30% 35% 40% 45% 50%
Dishub-
Kominfo
8. Lingkungan Hidup
8.1. Persentase penanganan sampah
59,50 59,50 62 65 70 75 75 KLH KP
8.2. Persentase Penduduk
berakses airminum 69.02 69.03 69.04 69.05 69.06 69.07 69.07 Dinas PU
8.3.
Presentasi usaha/ kegiatan yang mentaati persyaratan tehnis dan administrasi pencegahan pencemaran air
airpencemaranpencegahaniadmnistrasdan
tehnispersyaramentaatiygkegiausahaJml
airpemcemaranpencegahanstrasiaddan
tehnispersyaramentaatiygkegiausahaJml
tantan/
min
tantan/
20 20 30 50 60 90 90 KLH KP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 12
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
8.4. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air
50 60 60 70 80 90 90 Dishut
8.5. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.
40 40 45 50 55 60 60 KLH KP
8.6. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
0,96 1,50 1,75 2,50 2,75 3,00 3,00 KLH KP
8.7. Penegakan hukum lingkungan
60 80 100 100 100 100 100 KLH KP
9. Kependudukan dan Catatan Sipil
10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk
67% 68% 69% 70% 71% 72% 72% Disduk-Capil
10.2. Rasio bayi berakte kelahiran
0,22% 0,25% 0,28% 0,31% 0,33% 0,36% 0,36% Disduk-
Capil
10.3. Rasio pasangan berakte
nikah 0,27% 0,38% 0,49% 0,60% 0,71% 0,82% 0,82%
Disduk-
Capil
10.4. Kepemilikan KTP
67% 68% 69% 70% 71% 72% 72% Disduk- Capil
10.5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
0,10% 0,14% 0,19% 0,23% 0,27% 0,31% 0,31% Disduk- Capil
10.6. Ketersediaan database kependudukan skala Kabupaten
Ada/tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Disduk- Capil
10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK
Sudah/belum Sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah Disduk- Capil
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 13
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
37,42 37,42 35 32 30 25
25 BKB PP
11.2. Partisipasi perempuan di
lembaga swasta 62,58 62,58 65 68 70 75 75 BKB PP
11.3. Rasio KDRT
9 0,0002 0 0 0 0 0 BKB PP
11.4. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos
Nakertrans
11.5. Partisipasi angkatan kerja
perempuan 0,5% 10% 20% 35% 50% 75% 75%
Dissos
Nakertrans
11.6.
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
9 0,002 0 0 0 0 0 BKB PP
11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
12.1. Rata-rata jumlah anak
per keluarga 3,12 3,12 3,02 2,92 2,82 2,60 2,60 BKB PP
12.2. Rasio akseptor KB
92 92 94 95 96 97
BKB PP
12.3. Cakupan peserta KB aktif
90,32 90 93 94 95 96
BKB PP
12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
24,79 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00
BKB PP
12. Sosial
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 14
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
13.1. PMKS yg memperoleh bantuan sosial
21% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos
Naker trans
13.2.
Persentase PMKS Skala Kab/kota yang menrima program social melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok
social ekonomi lainnya
%1001
1
x
sejenisnyaekonomisosialkelompokatauKUBEpeserta
menjadiseharusnyaygthndlmPMKSJumlah
kelompokatauKUBEmelaluimasyarakatanpemberdaya
programpesertamenjadiyangtahundalamPMKSJumlah
11% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos
Naker trans
13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
1% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.4.
Yang menerima program social melalui (UEP) atau kelompok social ekonomi sejenis lainnya
%100
1
tanarg
1
tanarg
x
produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun
dalamekonomisosialrenakeluJumlah
produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun
dalamekonomisosialrenakeluJumlah
0% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.5.
PMKS (anak terlantar atau remaja putus sekolah) yang menerima program social melaui
(UEP) atau kelompok social ekonomi sejenisnya lainnya
%100
1
1x
produktifekonomi
usahabantuanmemperolehseharusnyayangtahun
sekolahputusremajaatauterlantaranakJumlah
produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun
sekolahputusremajaatauterlantaranakJumlah
1% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 15
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
13.6.
Persentase PMKS( Komunitas Adat Terpencil (KAT) ) skala kab/kota yang menerima program sosial melalui Bantuan rumah yang tadinya sekelompok orang atau masya rakat yg hidup dlm
kesatuan2 sosial kecil yang bersifat local dan terpencil sehingga memerlukan pemberdayaan dlm menhadapai perubahan
lingkungan
%1001arg
1arg
x
dasarnyakebutuhandibantu
seharusnyayangtahundalamKATawJumlah
dasarnyakebutuhan
dibantuyangtahundalamKATawJumlah
15% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.7.
Persentase PMKS( eks
narapidana, narkoba dll ) skala kab/kota yang menerima program sosial melalui ( UEP ) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.
%1001
1
x
produktifekonomiusahabantuanmemperoleh
seharusnyayangtahundalamnarapidanaeksJumlah
produktifekonomiusahabantuan
memperolehyangtahundalamnarapidanaeksJumlah
33% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.8.
Persentase PMKS skala
kab/kota yang menerima program Keluarga Harapan ( PKH )
%1001
1
x
bantuanmemperoleh
seharusnyayangtahundalamPKHJumlah
bantuan
memperolehyangtahundalamPKHJumlah
15% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.9.
Penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala
Kabupaten/kota
%1001/
1/
x
sosialaankesejahterpelayanan
prasaranasarananmenyediakaseharusnyayang
tahundalamkotaskalasosialpantiJumlah
sosialaankesejahter
pelayananprasaranadansarananmenyediakayang
tahundalamkotakabskalasosialpantiJumlah
100% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker
trans
13.10.
Persantase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang menyediakan sarana prasarana pelayayanan kesejahteraan social
%1001
1
x
sosialaankesejahterpelayanan
aankesejahterpelayananprasaranasarananmenyediaka
seharusnyayangtahundalamWKBSMJumlah
sosialaankesejahterpelayananprasaranasarana
nmenyediakayangtahundalamWKBSMJumlah
0% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker
trans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 16
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
13.11.
Persentase korban bencana skala Kab/Kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat
%100
tan
1
tan
1
x
daruratggapmasaselamasosialbantuanmenerima
seharusnyayangtahundalambencanakorbanJumlah
daruratggapmasaselamasosialbantuan
menerimayangtahundalambencanakorbanJumlah
100% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.12.
Persentase korban bencana skala Kab/Kota
yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap
%100
1
tan
/
1
tan
/
x
tahunlengkapdarurat
ggapprasaranasarananmenggunakadengandievakuasi
seharusnyayangkotakabskalabencanakorbanJumlah
tahunlengkap
daruratggapprasaranasarananmenggunakadengan
dievakuasiyangkotakabskalabencanakorbanJumlah
100% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker
trans
13.13.
Persentase Penyandang cacat fisik dan mental, skala kab yang telah
menerima jaminan social
%100
11min
11minx
tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanjamenerima
seharusnyayangmentaldanfisikcacatpenyandangJumlah
tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja
menerimayangmentaldanfisikcacatpenyandangJumlah
7% 5% 10% 20% 30% 40% 40% Dissos Naker
trans
13.14.
Persentase Lanjut usia tidak potensial skala kab/kota yang menerima jaminan social
%100
11min
11minx
tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja
menerimaseharusnyayangpotensialtidakusialanjutJumlah
tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja
menerimayangpotensialtidakusialanjutJumlah
16% 5% 10% 20% 30% 40% 40% Dissos Naker
trans
13. Ketenagakerjaan
14.1. Angka partisipasi angkatan kerja
0,7% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker
trans
14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per
tahun
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos Naker
trans
14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja
13,42% 10% 20% 35% 50% 75% 75% Dissos Naker
trans
14.4. Pencari kerja yang ditempatkan
0,5% 10% 30% 45% 60% 85% 85% Dissos Naker
trans
14.5. Tingkat pengangguran terbuka 6,66% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5%
Dissos Naker
trans
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 17
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
14.6. Keselamatan dan perlindungan
0,6% 10% 25% 40% 50% 65% 65% Dissos Naker
trans
14.7.
Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos
Naker trans
14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
15.1. Persentase koperasi aktif
45,23% 48,1% 58,5% 63% 64,4% 67,4% 67,4% Diskuperin
dag
15.2. Jumlah UKM non
BPR/LKM UKM
Persentase UKM aktif non BPR/LKM UKM
30% 30% 38,% 47% 56% 60%
60% Diskuperin
dag
15. Kepemudaan dan Olahraga
18.1. Jumlah organisasi pemuda
Jumlah organisasi pemuda 95 97 99 102 105 108 108 Disdikpora
18.2. Jumlah organisasi olahraga
Jumlah organisasi olahraga 1428 1430 1432 1435 1438 1441 1441 Disdikpora
18.3. Jumlah kegiatan kepemudaan
Jumlah kegiatan kepemudaan 3 3 5 6 7 8 8 Disdikpora
18.4. Jumlah kegiatan olahraga Jumlah kegiatan olahraga 3 3 5 6 7 8 8 Disdikpora
18.5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)
- 1 2 3 4 5 5 Disdikpora
18.6. Lapangan olahraga
773 X 1000 775 x1000 777 x 1000 780 x 1000 783 x 1000 786 x 1000 Disdikpora
16. Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 18
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
Menunjukkan Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP
3 3 3 4 4 4 18 Kesbang Linpol PP
19.2. Kegiatan pembinaan politik daerah
Menunjukan Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah
4 8 3 4 5 5 25 Kesbang Linpol PP
17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
20.1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
7,894 7,378 7,779 8,714 8,919 10,871 10,871
Kesbang Linpol PP
20.2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk
48,07 45,29 44,69 43,23 41,89 40,67 40,67 Kesbang Linpol PP
20.3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan
4,51 4,58 4,63 4,69 4,75 4,81 4,81 Kesbang Linpol PP
20.4. Pertumbuhan ekonomi
6,4% Minimal 7%
Minimal 7%
Minimal 7%
Minimal 7%
Minimal 7%
Minimal 7% Bappeda
20.5. Kemiskinan (100 – angka kemiskinan) 13,32% 13% 12,5% 12% 11% 10% 10% Bappeda
20.6.
Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah
Ada /tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada KPM-PTSP
20.7. Penegakan PERDA
7,011 7,058 7,513 8,728 9,709 9,717 9,717 Kesbang
Linpol PP
20.8. Cakupan patroli petugas Satpol PP
Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam
35/24 Jam 32/24 Jam 35/24 Jam 37/24 Jam 41/24 Jam 45/24 Jam 45/24 Jam Kesbang Linpol PP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 19
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
20.9.
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten
5,439 5,512 5,552 5,972 5,705 6,243 6,243
Kesbang Linpol PP
20.10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
0,0048 0,0046 0,0044 0,0043 0,0041 0,004 0,004
Kesbang Linpol PP
20.11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
2 2 3 6 7 8 8 BPBD
20.12.
Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK)
60 60 40 20 17,15 15 15 BPBD
20.13.
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
45% 46% 60% 73% 86% 100% 100% BPMPD
20.14. Indeks Kepuasan
Layanan Masyarakat Ada atau tidaknya survey IKM di Pemda Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda/
Stda
18. Ketahanan Pangan
21.1. Regulasi ketahanan pangan
Ada/tidak peraturan tentang kebijakan ketahanan pangan dalam bentuk perda,perkada, dsb.
1 1 1 1 1 1
5 KKP
21.2. Ketersediaan pangan utama
80 82 85 88 91 95
95 KKP
21.3. Penguatan cadangan pangan
Tersedianya stock cadangan pangan pemerintah daerah (Ton)
0 20 30 40 50 60 60
KKP
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 20
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
21.4. Ketersediaan protein per kapita
2.500 gr/hari
2.750 3.000 3.500 3.750 4.000
4.000 KKP
21.5. Ketersediaan informasi pasokan, harga akses
pangan di daerah
Tersedianya Informasi harga kebutuhan pangan
yang dilakukan di 4 pasar induk di enrekang
Telah dilakukan pendataan
informasi harga sejak
2010
4 4 4 4 4
4 KKP
21.6. Skor pola pangan harapan (PPH)
Hasil survey poa konsumsi rumah tangga 80,2 81 83 85 90 93 93
KKP
21.7.
Pengawasan dan
pembinaan keamanan pangan
Jmlah bahan uji kandungan residu bebahaya pada
pangan segar asal tumbuhan (sampel) 0 5 5 5 5 5
25 KKP
21.8. Penanganan daerah rawan pangan
Persentase keluarga miskin yang diintervensi dalam rangka menanggulangi desa rawanpangan (%)
0 10 10 10 10 10
10 KKP
21.9. Pemenuhan konsumsi kebutuhan energy ideal
Memenuhi kebutuhan konsumsi energy ideal per kapita hari (2.000 kkal/kapita/hari)
1.825 1.850 1.875 1.950 2.000 2.000
2.000 KKP
21.10. Pemenuhan konsumsi protein ideal
Memenuhi kebutuhan konsumsi protein ideal per kapita hari (52 gram/kapita/hari)
45 47 50 51 52 52
52 KKP
19. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
22.1.
Rata-rata jumlah
kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)
0,4 0,46 0,50 0,50 0,50 0,60 0,60 BPMPD
22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
18 18 18 18 18 18 18 BPMPD
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 21
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
22.3. Jumlah LSM Jumlah LSM yang aktif 30 30 32 35 38 40 40 Kesbang Linpol PP
22.4. PKK aktif
95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPMPD
22.5. Posyandu aktif
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinkes
22.6.
Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat
0,86% 0,86% 0,90% 1 % 1,1% 1,2%
1,2% BPMPD
22.7. Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan
masyarakat
75% 75% 76% 77% 78% 79%
79% BPMPD
20. Statistik
23.1. Buku ”kabupaten dalam angka”
Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda
23.2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda
21. Kearsipan
24.1. Pengelolaan arsip secara baku
Belum tertata
dengan baik 8 SKPD 8 SKPD 7 SKPD 6 SKPD 6 SKPD 35 SKPD KPA & PDE
24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan
Menunjukkan jumlah Kegiatan peningkatan SDM
pengelola kearsipan - 9 SKPD 9 SKPD 8 SKPD 7 SKPD 7 SKPD 40 SKPD KPA & PDE
22. Komunikasi dan Informatika
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 22
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
25.1. Jumlah jaringan komunikasi
5,78 5,89 6 6,11 6,22 6,33 6,44 Dishub
Inbupar
25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk
0,127 0,129 0,124 0,121 0,119 0,117 0,127 Dishub
Inbupar
25.3. Jumlah surat kabar nasional/lokal
Jenis surat kabar nasional/lokal yang masuk ke daerah
6 7 9 10 11 12 13 Dishub
Inbupar
25.4. Web site milik pemerintah daerah
Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Dishub Inbupar
25.5. Pameran/expo Menunjukkan jumlah pameran/expo yang dilaksanakan per Tahun
2 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali Setda/
Dishub Inbupar
23. Perpustakaan
26.1. Jumlah perpustakaan Jumlah perpustakaan
446 unit namun
pengelolaan belum
sesuai dgn standar
25 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 129
Desa/kel KPA & PDE
26.2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
21.385 org 23.524 org 25.662 org 27.801 org 29.939 org 32.078 org 32.078 org
KPA & PDE
26.3.
Koleksi buku yang
tersedia di perpustakaan daerah
3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks Eks KPA & PDE
Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
56.51 54.12 54.4 55.07 55.15 56.07 56.07 Distanbun
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 23
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
1.2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
1,224,912.85
1,249,533.60
1,262,028.93
1,274,649.22
1,287,395.72
1,300,269.67
1,300,269.67 Bappeda/ Distanbun
1.3.
Kontribusi sector Pertanian (Tanaman Bahan Makanan) terhadap PDRB
%100tan
xPDRBJml
ianPersektorPDRBkontribusiJml 862,163.74 996,992.91
1,006,962.84
1,017,032.47
1,027,202.79
1,037,474.82
1,037,475 Distanbun
1.4. Kontribusi sektor pertanian perkebunan terhadap PDRB
%100xPDRBJml
perkebunansektorPDRBkontribusiJml 158,770.63 189,715.35 191,612.51 193,528.63 195,463.92 197,418.56 197,418.56 Distanbun
1.5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Distanbun
1.6. Cakupan bina kelompok petani
5% 10% 15% 20% 25% 75% Distanbun
2. Kahutanan
2.1. Rehabilitasi hutan dan
lahan kritis 42.000 Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha
34.500 ha Dishut
2.2. Kerusakan Kawasan Hutan
9.547 Ha Berkurang 5
% Berkurang 5
% Berkurang 5
% Berkurang 5
% Berkurang 5
% 7.160,25 Ha
Dishut
2.3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB
1.500 M³ dan HHBK 200 Ton
10% 10% 10% 10% 10% 2.250 M³ dan
HHBK 300 Ton
Dishut
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
3.1. Pertambangan tanpa ijin
8 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 0,5 ha 6,25% Distamben
3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB
0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% Distamben
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 24
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
4. Pariwisata
4.1. Kunjungan wisata
10% 10% 20% 20% 20% 20% 20% Dispopar
5. Kelautan dan Perikanan
5.1. Produksi perikanan
389 Ton 500.85 525.89 552.18 579.79 608.78 608.78 Disnakin
5.2. Konsumsi ikan
8.6 kg/org/thn
8.7 8.8 8.9 9.2 9.6 9.6 Disnakin
5.3. Cakupan bina kelompok Tani Perikanan
Pokdakan :
74
Penangkap : 300 RTP
84 94 104 114 124 124 Disnakin
5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan
8.6 Ton 13 14 15 16 17 17 Disnakin
6. Perdagangan
6.1.
Kontribusi sektor
Perdagangan terhadap PDRB
84,3 85 86 87 88 90 90
Diskuperin dag
6.2. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal
17 19 21 23 25 27 27 Diskuperin
dag
7. Perindustrian
7.1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
38 45 50 55 60 65 65 Diskuperin
dag
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 25
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
7.2. Pertumbuhan Industri.
4,55 7 12 15 20 25 25 Diskuperin
dag
7.3. Cakupan bina kelompok pengrajin
2,5 5 7,5 10 12,5 15 15
Diskuperin dag
8. Ketransmigrasian
8.1. Transmigran swakarsa
0% 5% 10% 20% 30% 45% 45% Dissos
Nakertrans
8.2. Kontibusi transmigrasi terhadap PDRB
0% 10% 20% 35% 45% 75% 75% Dissos
Nakertrans
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Penataan Ruang
2.1. Ketaatan terhadap RTRW
62.70 64.20 65.70 67.20 68.70 70.20 70.20 Dinas PU
2.2. Luas wilayah produktif
43.32 44.99 46.67 48.35 50.03 51.70 51.70 Dinas PU
2.3. Luas wilayah industri
0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 Dinas PU
2.4. Luas wilayah kebanjiran
74,28% 74,28% 63,14% 53,67% 45,62% 38,78% 38,78%
BPBD
2.5. Luas wilayah kekeringan
40 Ha 5% 5% 5% 5% 5% 25% Distanbun
2. Komunikas dan Informatika
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 26
NO BIDANG
URUSAN/INDIKATOR RUMUS
Kondisi pada Awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja pada akhir periode
RPJMD
SKPD Terkait Penyedia
Data 2014 2015 2016 2017 2018
5.1. Rasio ketersediaan daya listrik
107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% Distamben
5.2. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
96,94% 0,33% 0,36% 0,38% 0,42% 0,44% 98,87% Distamben
Fokus Iklim Berinvestasi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1.1. Angka kriminalitas
13,542 14,157 14,649 14,937 15,142 15,47 15,47 Kesbang Linpol PP
1.2. Jumlah demo Jumlah demo dalam 1 tahun 7 32 16 9 12 0 0 Kesbang Linpol PP
1.3. Lama proses perijinan Rata-rata lama proses perijinan (dalam hari) 30/40mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt KPM-PTSP
1.4. Presentase Desa Berstatus Swadaya Terhadap Total Desa
%100xKelurahanAtauDesaJumlah
SwadayaKelAtauDesaJumlah
105 Desa dan
Kelurahan
29 Desa/Kel
25 Desa/Kel
25 Desa/Kel
25 Desa/Kel
25 Desa/Kel
105 Desa/Kel
BPMPD
Fokus Sumber Daya Manusia
1. Ketenagakerjaan
1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3
0% 10% 20% 35% 50% 75% 75% Dissos
Naker-trans
1.2. Rasio ketergantungan
71% 70% 68% 66% 64% 60%
60% Bappeda
RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.1
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi
1. RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014 – 2018 disusun dengan
maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif
lima tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD) tahun 2014 -2018 dan perencanaan tahunan yaitu
Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD).
2. Pada masa transisi, sebelum dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Enrekang Tahun
2014–2018 ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda),
penyusunan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Tahun 2014 mengacu pada muatan kebijakan program dalam
dokumen RPJMD tahun 2009-2013 sebelumnya, yang selanjutnya
diintegrasikan kedalam Dokumen RPJMD tahun 2014-2018.
3. Pada masa transisi dokumen perencanaa yakni pergantian periode
kepemimpinan daerah, maka untuk penyusunan Dokumen RKPD
Tahun 2019 berpedoman kepada Dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang daerah (RPJPD) dan dokumen RPJMD tahun 2014-
2018 yang dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan
Pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD
berakhir.
4. Program transisi tahun 2019 disusun berdasarkan beberapa
pertimbangan, sebagai berikut : (1) Memiliki dampak yang besar
terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, sehingga
langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, (2) Penting
dan mendesak untuk segera dilaksanakan, dan (3) Merupakan
tugas pemerintah dan realistis untuk dilaksanakan, dan (4) Untuk
menjaga sinkronisasi dan konsistensi perencanaan dari satu
periode keperiode selanjutnya.
RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.2
5. Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan
masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani
sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah
pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
kepemimpinan Kepala Daerah yang baru.
10.2. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangun Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 merupakan padoman bagi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana
Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Tahunan, dan Perencanaan penganggaran.
RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 selanjutnya menjadi
acuan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Enrekang Tahun 2014, RKPD tahun 2015, RKPD
tahun 2016, RKPD tahun 2017, dan RKPD tahun 2018.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka ditetapkan
kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Bappeda wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD
kepada Masyarakat, termasuk DPRD;
2. Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil evaluasi RPJMD;
3. Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018
diarahkan dan dikendalikan langsung oleh Bupati Enrekang;
4. RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 merupakan
landasan dan referensi dalam penyusunan dan penetapan Renstra-
SKPD Tahun 2014-2018;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pemerintah
Kabupaten Enrekang berkewajiban untuk menyusun Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang
nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Kabupaten Enrekang
dengan tetap memperhatikan dokumen perencanaan yang telah
berketetapan hukum;
6. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan menjadi pedoman didalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan sebagai landasan penyusunan
RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.3
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas Plafond Anggaran
Sementara (PPAS) mulai tahun 2014-2018;
7. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang agar melaksanakan
program-program dalam RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-
2018 dengan sebaik-baiknya;
8. Evaluasi Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-
2018 dilakukan setiap tahun untuk memastikan bahwa program
yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini telah dijabarkan di
dalam RKPD dan pada akhir masa jabatan Bupati untuk menilai
pencapaian indikator kinerja pemerintahan daerah. Sedangkan
evaluasi tahunan dilakukan untuk menilai pencapaian hasil
kegiatan terhadap sasaran program;
9. RPJMD ini akan menjadi dasar Bupati dan Wakil Bupati dalam
menyusun Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa
Jabatan (LKPJ-AMJ) serta menjadi dasar bagi DPRD dan anggota
masyarakat untuk melakukan evaluasi;
10. Agar pencapaian kinerja pembangunan berjalan sesuai
harapan,maka setiap kinerja kegiatan harus dipublikasikan dan
mendengarkan aspirasi masyarakat secara luas.
10.3. Penutup
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 adalah kerangka kebijakan
daerah untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan selama
lima tahun kedepan. Menurut Skalanya, RPJMD merupakan
perencanaan tingkat (menengah) daerah yang perlu dipahami sebagai
dokumen bersama (seluruh stakeholder) dalam rangka melaksanakan
pembangunan.
Selanjutnya, dokumen RPJMD secara teknis menjadi pedoman
dan dijabarkan dalam rangka perencanaan tahunan yang tertuang
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Seluruh komponen
masyarakat, pemerintah, dan swasta ikut bertanggungjawab untuk
menjaga konsistensi antara rencana jangka menengah dengan
implementasi tahunannya sehingga rencana pembangunan yang telah
ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.4
Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga agar hasil
pembangunan dapat dinikmati secara merata dan berkeadilan oleh
seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Enrekang sebagai bagian dari
proses pencapaian visi daerah yakni “Terwujudnya Enrekang Maju,
Aman, Sejahtera (EMAS) menuju Daerah Agropolitan Berwawasan
Lingkungan”.
BUPATI ENREKANG,
MUSLIMIN BANDO