bupati enrekang kabupaten enrekang tahun 2014provinsi sulawesi selatan peraturan daerah kabupaten...

388

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN
Page 2: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

1

BUPATI ENREKANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

NOMOR 7 TAHUN 2014

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 – 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ENREKANG,

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan arah dan tujuan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi Bupati dan Wakil

Bupati Enrekang, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kurun

waktu 5 (lima) tahun mendatang;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

membentuk Peraturan Daerah Kaupaten Enrekang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang

Pembentukan Daerah–Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

Page 3: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

2

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4493);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33

Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Page 4: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

3

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada

Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4693);

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan

Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,

Page 5: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

4

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4815);

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4698);

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014;

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15

Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

23. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pelaksanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018;

26. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang

Sistim Perencanaan Partisipatif Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang;

Page 6: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

5

27. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2028;

28.

Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang Tahun 2011-

2031;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA

PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 – 2018.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Enrekang;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah;

3. Bupati adalah Bupati Enrekang;

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Enrekang;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Enrekang;

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran;

7. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap

pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia;

8. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan

tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam

suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu;

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat

RPJPD adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2028;

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya

disingkat RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018;

11. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode

lima (5) tahun;

Page 7: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

6

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang yang disusun setiap tahun;

13. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat

Renja SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah

untuk periode 1 (satu) tahun;

14. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan;

15. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

16. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi;

17. Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil oleh

Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan;

18. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih

kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang

dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.

BAB II RPJMD

Pasal 2

RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai

landasan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2014 sampai dengan tahun

2018, dan pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan dalam RKPD.

Pasal 3

Sistematika RPJMD disusun sebagai berikut: a. BAB I : Pendahuluan;

b. BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah; c. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Serta Kerangka Pendanaan

d. BAB IV : Analisis Isu-isu Strategis; e. BAB V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; f. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan;

g. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;

h. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan

i. Bab IX : Penetapan Indikator Kinerja Daerah; j. Bab X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

Page 8: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

7

Pasal 4

Muatan RPJMD sesuai yang dimaksud pasal 3, tercantum pada Lampiran dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 5

RPJMD menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di

daerah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2014-2018.

Pasal 6

RPJMD dilaksanakan oleh Bupati melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka penyelenggaraan pembangunan sesuai urusan pemerintahan Daerah.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Bagian Kesatu

Pengendalian

Pasal 7

(1) Bupati melakukan pengendalian pelaksanaan RPJMD;

(2) Pengendalian oleh Bupati dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala

SKPD untuk program dan/atau kegiatan masing-masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya;

(3) Pengendalian oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut atas penyimpangan yang terjadi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran agar program dan kegiatan sesuai

dengan kebijakan pembangunan daerah;

(4) Pemantauan pelaksanaan program dan/atau kegiatan oleh SKPD

sebagaimama dimaksud pada ayat (2), meliputi realisasi pencapaian target kinerja, penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi;

(5) Hasil pemantauan pelaksanaan pogram dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disusun dalam bentuk laporan triwulan untuk disampaikan kepada Bappeda;

(6) Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan supervisi rencana pembangunan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, disertai dengan

rekomendasi dan langkah-langkah yang diperlukan.

Page 9: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

8

Bagian Kedua Evaluasi

Pasal 8

(1) Bupati melakukan evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJMD;

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kebijakan perencanaan pembangunan daerah;

b. pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan c. hasil rencana pembangunan daerah.

Pasal 9

(1) Evaluasi oleh Bupati dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk

keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala SKPD untuk capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan SKPD periode

sebelumnya;

(2) Evaluasi oleh Bappeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana pembangunan daerah, dan pelaksanaan program serta kegiatan pembangunan daerah;

b. menghimpun, manganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode

berikutnya.

Pasal 10

Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD sebagaimana dimaksud pada pasal 7 hinggka pasal 9, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

BAB IV KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Nomor 01

Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku

lagi.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 10: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

9

Pasal 13

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014 NOMOR 7

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

(NOMOR URUT 7)/(2014)

Ditetapkan di Enrekang

pada tanggal

BUPATI ENREKANG,

MUSLIMIN BANDO

Diundangkan di Enrekang pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ENREKANG,

CHAIRUL LATANRO

Page 11: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 1

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN ENREKANG NOMOR : 7 Tahun 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014-2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan dapat dimaknai sebagai upaya sadar untuk

memanfaatkan potensi yang layak, memecahkan permasalahan yang

dihadapi serta memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat menuju

keadaan atau kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Potensi,

permasalahan serta kebutuhan masyarakat tidak dapat dimanfaatkan,

dipecahkan serta dipenuhi dalam jangka pendek. Demikian pula sumber

daya yang tersedia untuk pembangunan selalu terbatas bila

dibandingkan dengan kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan suatu

perencanaan pembangunan jangka menengah sebagai pedoman bagi

pelaksanaan pembangunan tahunan yang saling berkaitan dan

berkesinambungan. Perencanaan pembangunan daerah itu sendiri pada

prinsipnya merupakan kegiatan mensinergikan berbagai kepentingan dari

stakeholders atau pelaku pembangunan daerah yang dapat digolongkan

menjadi 3 (tiga) domain yaitu state atau lembaga pemerintahan yang

terdiri dari eksekutif dan legislatif daerah, private atau swasta yaitu

pelaku-pelaku dunia usaha, dan society atau masyarakat.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah

mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus

pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan

daerah tetap harus memperhatikan keterkaitan antara perencanaan

pemerintahan pusat, propinsi dan antar pemerintah daerah, sehingga

pencapaian tujuan daerah mendukung pencapaian tujuan nasional.

Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan

terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya

maupun dengan pelayanan umum serta keuangan. Pemberian otonomi

itu dimaksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran

serta masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan

Page 12: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 2

pemerintah daerah selain mampu meningkatkan daya saing, melalui

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan juga

mampu meningkatkan daya guna potensi dan keanekaragaman sumber

daya daerah.

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan, bahwa dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Daerah berkewajiban

menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan

sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan

daerah tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (Lima) tahun dan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk jangka waktu 1

(Satu) tahun.

Terkait dengan amanat tersebut Pemerintah Kabupaten Enrekang

telah menyusun RPJPD tahun 2008-2028, yang telah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 2008. Selanjutnya RPJPD tersebut

akan menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD. RPJMD merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang

penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan memperhatikan RPJM

Nasional, memuat arah dan kebijakan keuangan daerah, strategi

pembangunan daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai

dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka

pendanaan yang bersifat indikatif. Bersifat indikatif yang dimaksudkan

adalah bahwa informasi, baik sumberdaya yang diperlukan maupun

keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen RPJMD hanya

merupakan indikasi yang hendak dicapai dan bersifat tidak kaku.

Ketentuan ini termuat dalam pasal 5 ayat (2) Undang-Undang No. 25

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional jo

pasal 150 ayat (3) huruf c Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Sesuai dengan ketentuan pasal 150 ayat (3) huruf b undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahahn Daerah, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5

(lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kepala

Page 13: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 3

daerah”. Selanjutnya dalam pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan dan Tatacara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

dinyatakan bahwa “Peraturan Daerah tentang RPJMD ditetapkan paling

lama 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah dilantik”.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dan dengan telah

ditetapkannya hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)

Kabupaten Enrekang pada tanggal 29 Agustus 2013, serta telah

dilantiknya pasangan Bupati dan Wakil Bupati Enrekang periode 2013-

2018, Bapak Drs. H. Muslimin Bando, M.Pd dan Bapak H. M.

Amiruddin, SH, pada tanggal 9 Oktober 2013 berdasarkan Keputusan

Menteri Dalam Negeri RI Nomor 131.73.6901 Tahun 2013 tentang

Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Bupati

Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dan Keputusan Menteri

Dalam Negeri RI Nomor 132.73.6902 Tahun 2013 tentang Pengesahan

Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Kabupaten

Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, maka disusunlah RPJMD Kabupaten

Enrekang 2013-2018. Dokumen RPJMD ini akan menjadi pedoman bagi

SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan sebagai acuan

bagi seluruh stakeholder di Kabupaten Enrekang dalam melaksanakan

kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2013–2018. RPJMD

Kabupaten Enrekang 2013-2018 ini menjabarkan visi, misi, dan program

Kepala Daerah terpilih. Dokumen perencanaan pembangunan jangka

menengah Kabupaten Enrekang ini juga menjadi refleksi suatu kompromi

dan sinergisitas antara kepentingan Bupati dan Wakil Bupati terpilih

dengan para pemangku kepentingan. Kepentingan Bupati dan Wakil

Bupati terpilih adalah merealisasikan rumusan visi dan misi yang telah

dijanjikan kepada konstituennya pada saat kampanye selama masa

baktinya sebagai Kepala Daerah, sedangkan kepentingan pemangku

kepentingan adalah kebutuhan riil akan sarana prasarana baik fisik

maupun non fisik yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan

mereka dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Kedua kepentingan

tersebut dipertemukan sehingga menjadi rumusan komitmen yang

disepakati sebagai amanah dan tanggungjawab bersama dalam

membangun daerah Kabupaten Enrekang.

Page 14: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 4

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

1. Undang - Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan

Daerah–Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor

1822);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Page 15: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 5

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi

Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3373);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Standar Pelayanan Minimal.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4817);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Page 16: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 6

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang

Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan

Perundang-Undangan;

21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2010–2014;

22. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010

tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

23. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan

Yang Berkeadilan;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Jo Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah;

25. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Menteri Keuangan Nomor: 28 tahun 2010, Nomor:

0199/M PPN/04/2010, Nomor: PMK 95/PMK 07/2010 tentang

Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2008-2028

(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 10,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 243);

28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2013-2018

(Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 10);

29. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Sistim Perencanaan

Partisipatif Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang;

30. Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Enrekang Tahun 2008-2028.

Page 17: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 7

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD Kabupaten

Enrekang merupakan satu sub sistem dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional yang disusun dalam rangka menjaga

kesinambungan pembangunan Kabupaten Enrekang. Oleh karena itu,

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 memiliki keterkaitan yang erat

dengan dokumen perencanaan lainnya. Penyusunan RPJMD Kabupaten

Enrekang 2014-2018 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Enrekang 2008-2028 dan Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Enrekang 2011-2031, dan

memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2010-2014, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2008-2013, serta dokumen perencanaan lainnya.

Dalam kaitannya dengan hubungan fungsional dengan dokumen

perencanaan lain, penyusunan dokumen ini senantiasa memperhaikan

dokumen RPJMD Kabupaten Sidenreng Rappang dan RPJMD Kabupaten

Pinrang serta RPJMD Kabupaten Tana Toraja. Keterkaitan hubungan

fungsional ini terutama pada program-program pembangunan sitem

jaringan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi dan

sosial masyarakat. Dengan sinergitas perencanaan untuk pencapaian

prioritas pembangunan kewilayahan maka diharapkan pembangunan

terutama pada kawasan perbatasan dan sekitarnya akan dapat

diintegrasikan.

Selain dokumen perencanaan daerah tetangga, dokumen

perencanaan teknis lainnya yang menjadi bahan perhatian dan

pembanding dalam penyusunan RPJMD ini adalah Masterplan beberapa

Kementrian Teknis, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI), dokumen pencapaian Millenium

Development Goal’s (MDG’S).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun

2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman

Pembangunan Wilayah Terpadu (PWT), Penyusunan RPJMD Kabupaten

Enrekang telah terintegrasi dengan Permendagri tersebut di atas, dengan

Page 18: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 8

tujuan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan

berkelanjutan dan pembangunan kewilayahan telah menjadi dasar

dalam penyusunan RPJMD.

RPJMD Kabupaten Enrekang merupakan dokumen induk yang

memuat arah kebijakan pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun dan

menjadi acuan dalam penyusunanRencana Strategis (RENSTRA) bagi

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang disusun berdasarkan

tahapan yang melibatkan berbagai stakeholders. RPJMD Sulawesi

Selatan ini nantinya akan dijabarkan di dalam rencana pembangunan

tahunan dalam bentuk dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD). Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) menjadi

dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), Rencana Kerja

(RENJA) serta prioritas dan plafon anggaran (PPA) setiap tahunnya.

Dengan demikian diharapkan sasaran dan tujuan pembangunan di

dalam RPJMD ini setiap tahun dapat dicapai secara bertahap, sehingga

proses pembangunan dapat terwujud dalam suatu sistem yang terencana

dan berkelanjutan.

Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I.1 Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

(Undang-Undang No. 25 Tahun 2004)

PUSAT

DAERAH acuan

RPJP

Nasional

RPJM

NasionalRKP

RENSTRA

KLRENJA

KL

RPJP

Daerah

RPJM

Daerah

RKP

Daerah

RENSTRA

SKPDRENJA

SKPD

acuan diperhatikan

pedoman dijabarkan

pedoman

pedoman dijabarkan

pedoman

pedoman

pedoman

acuan

RAPBD

RAPBNpedoman

pedoman

Page 19: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 9

1.4. Sistematika Penulisan

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2013-2015 disusun dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan;

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum

penyusunan rancangan awal RPJMD agar substansi pada

bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik.

Bab II. Gambaran umum kondisi daerah;

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-

dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang

meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja

penyelenggaraan pemerintah daerah.

Bab III. Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka

pendanaan;

Bagian ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan

analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah.

Bab IV. Analisis isu-isu strategis;

Bagian ini menjelaskan analisis isu-isu strategis yang

menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan jangka

menengah, yang akan menentukan kinerja pembangunan

dalam 5 (lima) tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis

meliputi permasalahan pembangunan daerah, dinamika

lingkungan strategis, analisa factor internal dan eksternal,

dan isu strategis.

Bab V. Visi, misi, tujuan dan sasaran;

Dalam bagian ini diuraikan; (1) Visi Kepala Daerah terpilih

2013-2018, dan Artikulasi atau penjelasan kata-kata kunci

dari pernyataan Visi; (2) Pernyataan Misi merupakan

penjabaran dari Visi; (3) pernyataan tujuan-tujuan dan

pernyataan sasaran-sasaran pembangunan daerah.

Bab VI. Strategi dan arah kebijakan;

Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam

mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari

setiap strategi terpilih.

Page 20: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 10

Bab VII. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah;

Dalam bagian ini diuraikan kebijakan umum yang berisi

arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang

dipilih dengan target capaian indikator kinerja, serta program

pembangunan daerah.

Bab VIII. Indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan

pendanaan;

Dalam bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah

dengan SKPD terkait beserta program prioritas yang menjadi

tanggung jawab SKPD dalam suatu tahapan pembangunan

per tahun selama lima tahun sesuai dengan tema per

tahunnya. Pada bagian ini juga diuraikan pencapaian target

indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang

dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada

awal periode perencanaan.

Bab IX. Penetapan indikator kinerja daerah.

Bagian ini memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan

pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah pada akhir periode masa jabatan, yang ditunjukan

dari akumulasi pencapaian indikator outcome program

pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian

yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja

yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Bab X Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan

Bagian ini memuat materi tentang pedoman transisi, kaidah

pelaksanaan, dan penutup.

1.5. Maksud dan Tujuan

RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode

5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2013 sampai tahun 2018,

ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi

acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah

daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan

tujuan pembangunan daerah yang integral dengan tujuan nasional sesuai

dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati

bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap

komponen pelaku pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien,

Page 21: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

I- 11

terpadu, berkesinambungan, dan saling melengkapi satu dengan lainnya,

dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Adapun tujuannya antara lain :

a. Pedoman penyusunan RKPD setiap tahun.

b. Pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis (Renstra SKPD) yang

akan digunakan sebagai pijakan dalam penyusunan Rencana Kerja

(Renja SKPD) pada setiap tahunnya.

c. Tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibawah kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati;

d. Tolok ukur penilaian keberhasilan kepala SKPD dalam melaksanakan

pembangunan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan

program kepala daerah;

e. Pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan

pembangunan di wilayah Kabupaten Enrekang; dan

f. Instrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam

mengendalikan penyelenggaraan pembangunan daerah dan

menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran

program pembangunan yang ditetapkan dalam Perda tentang RPJMD.

Page 22: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Aspek Geografi

2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kabupaten Enrekang secara georafis adalah Kabupaten yang

terletak di sebelah utara Propinsi Sulawesi Selatan dengan jarak ± 240

Km yang berupa wilayah pegunungan dataran tinggi, dengan luas

wilayah 1.786,01 Km2 (lebih kurang 2,86 % dari luas Propinsi Sulawesi

Selatan). Batas wilayah Kabuapten Enrekang adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja

b. Sebelah Timur : Kabupaten Luwu

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidrap

d. Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Enrekang terletak pada posisi

antara 3014’36” - 3050’0” Lintang Selatan dan 119040’53” - 12006’33”

Bujur Timur. Posisi ini terletak tepat di Jantung Provinsi Sulawesi

Selatan. Secara administratif Kabupaten Enrekang juga terletak di

poros tengah Trans Sulawesi melalui jalan Strategis Nasional untuk

Pariwisata di Tana Toraja.

Kabupaten Enrekang merupakan salah satu wilayah strategis

di Sulawesi Selatan dengan penetapan menurut Rencana Tata Ruang

Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Kawasan Strategis untuk

pengembangan Tanaman Hortikultura dan Kopi.

Secara administratif, Kabupaten Enrekang terdiri dari 12

Kecamatan, 112 Desa dan 17 Kelurahan.

Adapun luas wilayah masing-masing kecamatan diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut.

Page 23: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-2

Tabel 2.1.

Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang

No Kecamatan Luas

Daerah (Km2) %

1 Maiwa 392,87 22,00

2 Bungin 236,83 13,26

3 Enrekang 291,19 16,30

4 Cendana 91,01 5,1

5 Baraka 159,15 8,91

6 Buntu Batu 126,65 7,09

7 Anggeraja 125,34 7,02

8 Malua 40,36 2,26

9 Alla 75,74 4,24

10 Curio 178,51 9,99

11 Masalle 40,36 2,26

12 Baroko 28,04 1,57

Jumlah 1.786,06 100

Sumber: Buku Kabupaten Enrekang Dalam Angka Tahun 2012.

Gambar 2.1 Gambar Diagram Persentase Luas Kecamatan Kabupaten

Enrekang

2.1.1.3 Topografi

Topografi Wilayah Kabupaten Enrekang ini pada umumnya

mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan,

pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari

permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum

keadaan Topografi Wilayah wilayah didominasi oleh bukit-

bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96% dari luas wilayah

Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%.

Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama

dengan musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi

Selatan yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan

Page 24: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-3

terjadi pada bulan November - Juli sedangkan musim kemarau terjadi

pada bulan Agustus - Oktober.

Kabupaten Enrekang memiliki topografi wilayah bergunung dan

berbukit serta memiliki beberapa puncak gunung seperti Gunung

Bambapuang, Gunung Latimojong dan lain-lain

Penggunaan lahannya didominasi oleh kawasan hutan dan

sisanya berupa tanah bangunan, sawah, tegal/kebun, ladang/huma,

padang rumput, rawa-rawa, kolam, perkebunan dan areal peruntukan

lainnya. Pada umumnya jenis tanahnya bervariasi, terdiri dari tanah

podsolik coklat dan merah kuning dengan tekstur liat berpasir,

struktur remuk, konsistensi gembur permeabilitas sedang. Keadaan

tersebut menjadikan Enrekang sebagai daerah yang subur dan

menjadi pusat produksi hasil pertanian dataran tinggi di Provinsi

Sulawesi Selatan dan Kawasan Indonesia Timur.

Topografi wilayah kabupaten Enrekang sebagian besar berada

pada ketingggin > 1500 m dpl. Pada ketinggian tersebut relatif banyak

kendala untuk berbagai kegiatan pembangunan. Khususnya pada

ketinggian >2000 m dpl tidak dapat dikembangkan untuk budidaya

yang bersifat ekonomi, hal ini dikarenakan daerah dengan ketinggian

tersebut ditetapkan sebagai kawasan lindung. Sebaran wilayah pada

ketinggian tersebut berada pada bagian timur wilayah kabupaten

Enrekang seperti Kecamatan Bungin dan Buntu Batu.

Sifat fisik tanah cukup menjadi kendala bagi pengembangan

wilayah adalah kemiringan lahan pada wilayah Kabupaten Enrekang

didominasi oleh kemiringan lahan 25->40%. Namun demikian areal

lahan terbuka yang belum dimanfaatkan secara optimal masih banyak

dan merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan khususnya

untuk tanaman lahan kering baik tanaman perkebunan, buah-buahan

atau tanaman keras lainnya.

2.1.1.4 Geologi

Struktur geologi Kabupaten Enrekang memiliki karakteristik

yang kompleks dicirikan oleh morfologi wilayah yang bervariasi.

Berdasarkan morfologinya, maka wilayah Kabupaten Enrekang dapat

dibagi menjadi 9 (Sembilan) yaitu: Brown Farest Soil yang banyak

terdapat di Kecamatan Cendana, Mediterian Coklat kekelabu-labuan

banyak terdapat di wilayah Kecamatan Alla, Kecamatan Anggeraja,

Kecamatan Baraka dan Kecamatan Enrekang, Mediteran Coklat

Page 25: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-4

banyak terdapat di Kecamatan Anggeraka dan Kecamatan Alla,

Podsolik Coklat banyak terdapat di Kecamatan Enrekang, Kecamatan

Maiwa, Kecamatan Anggeraja dan Kecamatan Baraka, Podsolik

Kekuningan banyak terdapat di Kecamatan Maiwa, Kecamatan Baraka

dan Kecamatan Alla, Podsolik Violet terdapat di Kecamatan Baraka

dan Kecamatan Alla.

2.1.1.5 Hidrologi

Secara umum Kondisi Hidrologi yang ada di Kabupaten

Enrekang adalah dengan air permukaan, meskipun ada beberapa

daerah mempunyai potensi dengan memakai mata air bawah tanah

dengan memanfaatkan aliran sungai. Khusus untuk daerah

Kecamatan Curio dan Kecamatan Maiwa sebagian besar masih

menggunakan sistem pemboran dengan memakai mesin bor jenis

rotari.

Daerah Aliran Sungai yang ada di Kabupaten Enrekang adalah

DAS Saddang dan DAS Bila di tambah dengan sungai sungai yang

mengalir dari daerah perbukitan/pegunungan yang tersusun dari

berbagai formasi geologi antara lain batuan sedimen, batuan beku,

batuan volkan dan batuan malihan. Sungai-sungai di Kabupaten

Enrekang mengalir dengan perbedaan gradient yang rendah sehingga

terbentuk sungai-sungai yang berkelok-kelok.

Tabel 2.2. Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Enrekang

No Sungai Nama Das Kecamatan Yang Dilalui Panjang

(Km) Luas (Km2)

1 Sungai Saddang Saddang Kecamatan Masalle,

Kecamatan Enrekang

dan Kec. Cendana

39.107 6.887

2 Sungai Bila, Sungai Bungin

dan Sungai Bulu Cenrana

Bila Kecamatan Bungin dan

Kecamatan Maiwa

68.609

3 Sungai Malua Kecamatan Curio,

Kecamatan Malua dan

Kecamatan Baraka

39.366

4 Sungai Mata Allo Kecamatan Alla,

Kecamatan Anggeraja

dan Kecamatan Enekang

35.211

2.1.1.6 Klimatologi

Meskipun kondisi iklim dan curah hujan bisa berubah setiap

saat tetapi secara umum curah hujan yang ada di Kabupaten

Enrekang di bagi tiga kategori. Curah hujan hujan yang paling tinggi

terjadi di Kecamatan Maiwa, sementara daerah di Kecamatan Baroko,

Kecamatan Masalle, Kecamatan Alla, sebagian Kecamatan Anggeraja

Page 26: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-5

dan Kecamatan Baraka mempunyai curah hujan yang rendah. Khusus

Kecamatan Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Buntu Batu,

Kecamatan Bungin, Kecamatan Enrekang, Kecamatan Cendana,

sebagaian Kecamatan Maiwa, Kecamatan Anggeraja mempunyai curah

hujan kategori sedang.

Tabel 2.3.

Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan di Kab. Enrekang

(Tahun 2007 - 2010)

Bulan

Hari Hujan Curah Hujan

2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 201

0

Januari 14 9 14 16 219 111 143 82 Februari 15 12 9 10 95 106 56 117

Maret 15 15 11 10 74 353 143 179 April 13 16 8 12 465 203 148 175

Mei 26 14 9 23 712 85 369 345 Juni - 18 7 22 - 261 37 388

Juli 19 18 11 20 384 235 218 496 Agustus 22 24 5 19 140 211 5 456 Septemb

er 7 15 12 26 98 263 157 452

Oktober 17 21 8 26 91 406 211 480

November

9 13 8 20 172 308 132 216

Desember

26 16 12 14 299 123 357 70

Jumlah/Total

183 191 114 218 2.749 2.665 1.976 3.45

6

2.1.1.7 Penggunaan Lahan

Luas lahan secara keseluruhan di Kabupaten Enrekang adalah

sekitar 64.451,92 Ha atau 36% dari luas wilayah Kabupaten

Enrekang, yang terdiri dari lahan untuk penggunaan tanaman

perkebunan sekitar 45.221,85 Ha (25,31%), lahan untuk

penggunaan tanaman Hortikultura sekitar 3.022,45 Ha (1,69%) dan

lahan untuk penggunaan tanaman pangan sekitar 16.162,62 Ha

(9,05%) yang mencakup lahan basah 5.123,70 Ha, lahan kering

11.038,92 Ha. Penggunaan tanah di Kabupaten Enrekang untuk

kawasan permukiman relatif kecil yaitu sekitar 3.005,34 Ha atau

sekitar 1,68% dari luas wilayah. Gambaran penggunaan lahan di

Kabupaten Enrekang hingga tahun 20011, selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 27: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-6

Tabel 2.4. Luas Lahan Perkebunan menurut kecamatan di Kabupaten

Enrekang

NO. KECAMATAN LUAS (HA) (%)

01 Kecamatan Alla 1.160,05 2.57

02 Kecamatan Anggeraja 568,32 1.26

03 Kecamatan Baraka 5.384,65 11.91

04 Kecamatan Baroko 798,86 1.77

05 Kecamatan Bungin 2.667,07 5.90

06 Kecamatan Buntu Batu 1.479,67 3.27

07 Kecamatan Cendana 4.194,11 9.27

08 Kecamatan Curio 10.027,11 22.17

09 Kecamatan Enrekang 6.808,85 15.06

10 Kecamatan Maiwa 7.150.56 15.81

11 Kecamatan Malua 4.490,47 9.93

12 Kecamatan Masalle 492,14 1.09

Jumlah 45.221,85 100.00

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang

Berdasarkan luasan yang ada, maka potensi pengembangan

tanaman perkebunan berada di Kecamatan Curio, Kecamatan Maiwa,

Kecamatan Enrekang dan kecamatan Baraka. Namun untuk

pengembangan Komoditi Kopi sebagai komoditi Unggulan daerah

potensinya berada di Kecamatan Baraka, Kecamatan Buntu Batu dan

Kecamatan Bungin.

Tabel 2.5. Luas Lahan Hortikultura menurut kecamatan di Kabupaten Enrekang

NO KECAMATAN LUAS (HA) (%)

01 Kecamatan Alla 329.92 10.92

02 Kecamatan Anggeraja 283.26 9.37

03 Kecamatan Baroko 582.36 19.27

04 Kecamatan Curio 536.22 17.74

05 Kecamatan Malua 999.69 33.08

06 Kecamatan Masalle 291.01 9.63

Jumlah 3.022.45 100.00

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang

Page 28: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-7

Kabupaten Enrekang telah dikenal sebagai daerah penghasil

Hortikultura yang telah mensuplay keberbagai daerah baik skala

regional maupun nasional seperti komditi Bawang Merah, Kentang,

Kol/Kubis dll, bahkan salah satu komoditi seperti wortel telah

diekspor ke luar negeri. Keenam kecamatan yang ditampilkan pada

tabel 2.5. diatas merupakan wilayah penghasil Hortikultura. Potensi

luasan berada di Kecamatan Malua, Baroko dan Curio, namun untuk

Kecamatan Alla, Anggeraja dan Masalle diperlukan peningkatan

produktivitas melalui aplikasi teknologi. Selain Enam kecamatan

sebagaimana pada tabel 2.5 diatas, potensi pengembangan

Hortikultura juga diarahkan pada wilayah kecamatan Baraka dan

Kecamatan Buntu Batu yang selama ini sebagian wilayahnya telah

dikembangkan tanaman Hortikultura

Tantangan yang dihadapi untuk komoditi Hortikulutura adalah

daya saing kualitas produk yang terindikasi mengandung residu zat

kimia dan telah menjadi isu tingkat konsumen atau .pasar. Oleh

karena itu penggunaan aplikasi teknologi serta penerapan sistem

pertanian ramah lingkungan perlu lebih digalakkan secara nyata dan

berkesinambungan untuk mengembalikan image pasar yang baik

terhadap produk Hortikultura di Kabupaten Enrekang.

Tabel 2.6. Luas Lahan Tanaman Pangan menurut kecamatan di Kab.

Enrekang

NO. KECAMATAN

LAHAN

BASAH (Ha)

(%)

LAHAN

KERING (Ha)

(%)

01 Kecamatan Alla 214.89 4.19 - -

02 Kecamatan Anggeraja 85.62 1.67 - -

03 Kecamatan Baraka 1.247.62 24.35 - -

04 Kecamatan Baroko 135.12 2.64 - -

05 Kecamatan Bungin 103.38 2.02 - -

06 Kecamatan Buntu Batu 505.02 9.86 - -

07 Kecamatan Cendana 1.088.83 21.25 531.51 4.81

08 Kecamatan Curio 591.87 11.55 - -

09 Kecamatan Enrekang 505.88 9.87 1.231.10 11.15

10 Kecamatan Maiwa 287.79 5.62 9.276.31 84.03

11 Kecamatan Malua 324.61 6.34 - -

12 Kecamatan Masalle 33.07 0.65 - -

Jumlah 5.123.70 100.00 11.038.92 100.00

Sumber: Dokumen RTRW Kab. Enrekang

Page 29: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-8

Berdasarkan tabel 2.6 diatas, luasan lahan basah atau Sawah

sekitar 5.123,70 Ha sebagain besar di Kecamatan Baraka dan

Cendana, namun potensi untuk pengembangan penecatan sawah

baru maupun pengembangan tanaman pangan lainnya seperti

Jagung dan Kedelai berada di Kecamatan Maiwa dan Enrekang.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi Pengembangan wilayah di Kabupaten Enrekang, akan

ditujukan untuk menuju pencapaian visi daerah sebagai daerah

Agropolitan Mandiri. Kabupaten Enrekang juga telah ditetapkan

dalam skala kawasan yang lebih luas yang masuk dalam kategori

sebagai pusat pengembangan Bawang Merah di Indonesia Bagian

Timur. Potensi pengembangan wilayah Kabupaten Enrekang

mencakup berbagai sektor, selain sektor pertanian, juga potensi

disektor pertambangan, Energi dan Pariwisata cukup potensil.

Dokumen RTRW Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan

Kawasan Agropolitan Belajen sebagai salah satu Kawasan Strategis

Provinsi, bahkan juga Kabupaten Enrekang termasuk daerah yang

tergabung dalam Kawasan Strategis Nasional Kapet Parepare yang

diarahkan sebagai basis pengembangan Tanaman Hortikultura,

Kopi dan Peternakan.

Berdasarkan Arahan Dokumen RTRW Kabupaten Enrekang,

maka ada beberapa kawasan Strategis Daerah yang akan

dikembangka kedepan, antara lain sebagai berikut :

1. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi

a. Kawasan perkebunan dan holtikultura (kopi, Vanila, kakao dan

Palawija);

b. PKL Kabupaten Enrekang;

c. Kawasan Cepat Tumbuh PKLp Kota Baraka;

d. Kawasan Industri Maiwa (KIWA);

e. Kawasan Perkotaan Penyangga PKLp Maiwa; dan

f. Kota Penyangga PKLp Cakke;

2. Kawasan Strategis Sosial Budaya

a. Desa Wisata “NO SMOKING VILLAGE (kawasan bebas merokok)” di

Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka;

Page 30: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-9

b. Kawasan pekuburan batu (mandu) di Tontonan Kecamatan

Anggeraja;

c. Kawasan Goa Bubau di Pasui Kecamatan Buntu Batu;

d. Desa Wisata Limbuang di Kecamatan Maiwa;

e. Goa Nippon di Lura Kecamatan Anggeraja;

f. Kuburan Tua Nenek Lintik di Baroko (perbatasan Enrekang-Toraja),

makam Tandi Jalling Mandante;

g. Lo’ko Malillin di Pana Kecamatan Alla; dan

h. Kawasan pendidikan di Maiwa.

3. Kawasan Strategis Kepentingan Sumberdaya Alam dan Teknologi

Tinggi, terdiri atas:

a. Kawasan potensi tambang batu bara di Kecamatan Enrekang;

b. Kawasan PLTA di Desa Lebani Kecamatan Bungin dan di Desa

Buttu Batu Kecamatan Enrekang; dan

c. Kawasan penambangan minyak Blok Enrekang di seluruh wilayah

Kabupaten Enrekang;

4. Kawasan Strategis Kabupaten kepentingan daya dukung lingkungan

hidup, terdiri atas:

a. Kawasan DAS Saddang, DAS Bila, DAS Mata Alio dan DAS Malua;

b. Kawasan, mata air Bongso di Pasui Kecamatan Buntu Batu,

kawasan mata air Mata Allo di Kalosi Kecamatan Alla, dan kawasan

mata air Malauwe di Kecamatan Enrekang;

c. Kawasan Wisata Pemandian Lewaja di Kecamatan Enrekang;

d. Kawasan wisata pemandian alam Kaluppang di Kecamatan Maiwa;

e. Kawasan wisata alam terpadu Gunung Bambapuang dan Gunung

Nona di Kecamatan Anggeraja;

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana

Bentuk-bentuk bencana yang sering terjadi di Kabupaten

Enrekang adalah bencana tanah longsor, namun sesekali terjadi

Banjir dan Angin Puting. Beberapa kawasan rawan bencana di

Kabupaten Enrekang sebagai berikut :

1. Kawasan rawan bencana alam zona patahan di Kecamatan

Bungin, Kecamatan Maiwa, Kecamatan Enrekang, Kecamatan

Anggeraja, Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko, Kecamatan

Alla dan Kecamatan Malua

Page 31: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-10

2. Kawasan rawan longsor di Kecamatan Masalle, Kecamatan

Baroko, Kecamatan Bungin dan Kecamatan Enrekang; dan

3. Kawasan rawan banjir di Kecamatan Cendana dan Kecamatan

Enrekang.

Faktor penyebab terjadinya tanah longsor merupakan bagian

dari identifikasi dan interpretasi faktor-faktor geologi yang bekerja

pada suatu daerah. Pada dasarnya ada dua faktor penyebab

terjadinya tanah longsor antara lain: faktor pengontrol (internal) dan

faktor pemicu (eksternal). Faktor pengontrol meliputi jenis litologi,

hidrologi, soil/tanah, struktur geologi dan bentukan morfologi,

sedangkan faktor pemicunya terdiri dari kondisi tata guna lahan,

curah hujan dan aktivitas manusia.

Kriteria kawasan rawan bencana longsor adalah kawasan yang

diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana

longsoran Bencana tanah longsor merupakan melimpahnya volume

air yang berlebih umumnya dari air hujan yang tidak bisa diserap

oleh lapisan tanah dan vegetasi di kawasan resapan air daerah

(hulu) sehingga semakin lama air dapat mengikis tanah dan

akhirnya terjadi longsor. Daerah-daerah yang termasuk kawasan

rawan bencana longsor di Kabupaten Enrekang meliputi daerah-

daerah yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Saddang,

DAS Mata Allo, dan sekitar ruas-ruas Jalan Negara, Jalan Provinsi

dan Jalan Kabupaten, serta beberapa titik lainnya.

Banjir besar terjadi apabila air hujan cukup tinggi dan jatuh

tersebar merata di seluruh daerah tangkapan air, kemudian

berubah menjadi limpasan permukaan yang terkumpul secara cepat

pada suatu titik keluaran (outlet). Faktor alami daerah tangkapan

air merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan limpasan

permukaan dari seluruh daerah tangkapapan air untuk bisa

terkumpul secara bersama-sama di titik keluaran.

Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada

musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan

awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari

tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut

terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan

yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang

tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan

Page 32: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-11

berjalan secara acak.

2.1.4 Aspek Demografi

Penduduk Kabupaten Enrekang pada tahun 2012 tercatat

sebanyak 192.163 jiwa yang terdiri dari laki-laki 96.925 jiwa dan

perempuan 95.538 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh

desa/kelurahan dalam wilayah Kabupaten Enrekang dengan

kepadatan 107,6 jiwa/km2. Kecamatan terpadat adalah Kecamatan

Alla yaitu sekitar 597,2 jiwa/km2 dan yang terjarang penduduknya

adalah Kecamatan Bungin sekitar 18,4 jiwa/km²

Tabel 2.7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk 5 tahun Terakhir Kabupaten Enrekang

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

1 Maiwa 392,87 23.415 58,8

2 Bungin 236,84 4.365 18,3

3 Enrekang 291,19 30.822 105,0

4 Cendana 91,01 8.720 133,3

5 Baraka 159,15 21.414 133,3

6 Buntu Batu 126,65 12.907 100,6

7 Anggeraja 125,34 24.120 190,6

8 Malua 40,36 7.742 191,0

9 Alla 43,66 20.902 590,2

10 Curio 178,51 15.045 82,9

11 Masalle 68,35 12.387 180,9

12 Baroko 41,08 10.324 250,7

J U M L A H

2012 1.786,01 192.163 107,6

2011 1.786,01 190.248 106,5

2010 1.786,01 190.576 106,7

2009 1.786,01 188.070 105,3

2008 1.786,01 185.727 104,0

Sumber : Enrekang Dalam Angka Tahun 2013

Gambar 2.11. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Enrekang Periode Tahun 2008 – 2012

Page 33: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-12

Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun

2012 terdapat di Kecamatan Enrekang ± 30.588 jiwa, sedangkan

kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah terdapat di

Kecamatan Buungin, yang memiliki jumlah penduduk ± 4.365 jiwa.

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara umum dibagi

ke dalam nilai atas dasar harga berlaku dan nilai atas dasar harga

konstan (harga konstan tahun 2000). Gambaran selengkapnya akan

diuraikan pada bagian berikut:

1. PDRB Harga Berlaku

Di antara ke Sembilan sektor utama penopang PDRB di

Kabupaten Enrekang adalah Sektor Pertanian yang memberi

kontribusi sebesar 46 % terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

Enrekang. Namun ada kecenderungan penurunan kontribusi

Sektor Pertanian, terlihat pada tahun 2008 kontribusinnya sebesar

51% mengalami penurunan menjadi 46% pada Tahun 2012.

Namun secara nominal sektor pertanian mengalami perkembangan

dari Rp.691.940.610.000 tahun 2008, meningkat menjadi

Rp.1.224.912.850.000, atau naik sebesar Rp.532.972.240 (77,03%)

selama kurun waktu 4 Tahun.

Sektor penopang PDRB Kabupaten Enrekang terbesar kedua

setelah Sektor Pertanian adalah Sektor Jasa . Sektor Jasa

merupakan sektor yang mengalami kenaikan/perkembangan

terbesar. Berdasarkan Harga berlaku, sektor jasa pada tahun

2008 sebesar Rp. 331.458.550.000, telah mengalami peningkatan

menjadi sebesar Rp. 774.304.180.000 pada tahun 2012, atau

mengalami kenaikan sebesar Rp. 442.845.630.000, atau naik

133,61% selama kurun waktu 4 Tahun. Nilai tambah sektor jasa

ini sebagian besar berasal dari sub jasa pemerintahan umum

khususnya sub administrasi pemerintahan. Sedangkan yang

berasal dari jasa swasta masih relatif kecil. Untuk itu andil sub

sektor swasta memungkinkan dapat ditingkatkan melalui peranan

jasa sosial/kemasyarakatan disektor pendidikan, kesehatan,

hiburan dan rekreasi.

Page 34: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-13

Adapun 6 Sektor lainnya cenderung memperlihatkan

perkembangan yang statis selama kurun waktu 4 tahun.

Gambaran perkembangan nilai PDRB Harga Berlaku di Kabupaten

Enrekang, selengkapanya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.8

PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Enrekang Tahun 2008–2012 (dalam Juta Rupiah)

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

2. PDRB Harga Konstan Tahun 2000

Berdasarkan PDRB Harga Konstan, kontribusi sektor

pembentukan PDRB Kabupaten Enrekang masih didominasi oleh

sektor Pertanian (48,59%) dan Sektor Jasa (18,66%). Namun

Kontribusi pada kedua sektor tersebut mempelihatkan

kecenderungan menurun, terlihat pada tabel 2.9. bahwa

kontribusi sektor pertanian dari 51,45% tahun 2008 menurun

menjadi 48,59% tahun 2012. Demikian pula Sektor Jasa dari

20,57% tahun 2008 menurun menjadi 18,66% tahun 2012.

Sebaliknya, 6 sektor lainnya memperlihatkan

kecenderungan meningkat. Sektor Konstruksi/Bangunan

memberikan peningkatan kontribusi yang terbesar yakni sekitar

2,14%, menyusul Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

meningkat 1,24%, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

meningkat 0,83%, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

meningkat 0.3%, Sektor Pertambangan dan Penggalian 0,19%,

Sektor Industri Pengolahan naik 0,04% dan Sektor Listrik, Gas

Page 35: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-14

dan Air Bersih naik 0,02%. Gambaran selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.9. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

di Kabupaten Enrekang Tahun 2008 – 2012 (dalam juta rupiah)

(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %

1 Pertanian 345.499,82 51,45% 355.290,51 49,62% 366.813,11 48,79% 391.197,29 48,68% 418.556,87 48,59%

2Pertambangan &

Penggalian 3.647,92 0,54% 5.095,86 0,71% 5.618,07 0,75% 6.016,91 0,75% 6.258,02 0,73%

3 Industri Pengolahan 29.747,88 4,43% 30.840,50 4,31% 32.039,60 4,26% 36.257,45 4,51% 38.543,29 4,47%

4 Listrik,Gas & Air bersih 3.947,53 0,59% 4.058,00 0,57% 4.367,77 0,58% 4.851,06 0,60% 5.217,63 0,61%

5 Konstruksi 35.165,38 5,24% 49.608,03 6,93% 57.053,50 7,59% 60.653,38 7,55% 63.592,57 7,38%

6Perdagangan, Hotel &

Restoran 67.826,90 10,10% 71.084,73 9,93% 75.163,09 10,00% 82.118,16 10,22% 94.105,01 10,93%

7Pengangkutan &

Komunikasi 17.965,13 2,68% 18.908,90 2,64% 21.347,67 2,84% 23.557,88 2,93% 25.685,63 2,98%

8Keuangan, sewa, & Js.

Perusahaan 29.596,40 4,41% 32.997,54 4,61% 38.032,17 5,06% 41.713,75 5,19% 48.645,58 5,65%

9 Jasa-jasa 138.137,25 20,57% 148.139,08 20,69% 151.371,73 20,13% 157.325,57 19,58% 160.735,00 18,66%

PDRB 671.534,21 100% 716.023,15 100% 751.806,71 100% 803.691,45 100% 861.339,60 100%

NO Sektor2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

Besaran daya tumbuh yang diturunkan dari perubahan nilai

PDRB Harga Konstan Tahun 2000 pada 2 (dua) titik waktu akan

menghasilkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang

merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan,

karena indikator ini dapat memberikan implikasi pada kinerja

perekonomian makro.

Pertumbuhan ekonomi juga bisa merefleksikan

perkembangan kegiatan perekonomian di suatu daerah. Semakin

tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah menunjukkan

semakin berkembangnya kegiatan perekonomian di daerah

tersebut, baik itu kegiatan produksi, konsumsi, kegiatan

investasi maupun perdagangan di daerah tersebut yang akhirnya

akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

Selama periode tahun 2007– 2012, perekonomian

Kabupaten Enrekang relatif sama bila kita bandingkan dengan

perekonomian Sulawesi Selatan hanya tiaga tahun terakhir

menunjukkan bahwa pertumbuhan Sulawesi Selatan selalu lebih

tinggi dari pertumbuhan Kabupaten Enrekang. Pada tahun 2007,

ekonomi Kabupaten Enrekang tumbuh sekitar 6,34 persen,

sedangkan pada level Propinsi hanya tumbuh sekitar 5,11

persen, dan pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi yang

berhasil dicapai Kabupaten Enrekang adalah sekitar 6,49 persen,

sedangkan untuk level Propinsi Sulawesi Selatan tumbuh sekitar

Page 36: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-15

7,78 persen, dan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Enrekang adalah sekitar 6,62 persen dan

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan 6,20 persen, pada tahun

2010 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Enrekang yang hanya tumbuh sekitar 5,00 persen sedangkan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan adalah sekitar

8,18 persen, kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Enrekang meningkat menjadi sekitar 6,90 persen

sedangkan Provinsi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan

sekitar 7,65 persen.Dan pada tahun 2012, pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Enrekang kembali meningkat menjadi

sekitar 7,18 persen, demikian halnya dengan Propinsi Sulawesi

Selatan yang pertumbuhan ekonominya mencapai 8,37 persen.

Selama periode tahun 2005 – 2011 terlihat bahwa

pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi berfluktuasi, dengan rata

– rata pertumbuhan tertinggi pada Sektor Bangunan yaitu

sekitar 16,73 persen pertahun selama periode tersebut, dan rata

– rata pertumbuhan terendah pada Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih, dengan pertumbuhan rata – rata sekitar 4,00 persen

selama periode tersebut. Berikut akan diuraikan pertumbuhan

riil masing – masing sektor ekonomi. Pada Tabel berikut

menyajikan pertumbuhan riil setiap sektor ekonomi di

Kabupaten Enrekang selama periode tahun 2007 – 2012

Tabel 2.10

Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2007–2012 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 (dalam satuan persen)

Lapangan Usaha

Pertumbuhan PDRB Rata

-Rata

2007

2008

2009

2010

2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Pertanian 3,9

0 6,47 2,83 3,24 6,65

6,99 5,01

Pertambangan dan

Penggalian

15,

73 6,52

39,6

9

10,2

5 7,10

4,01 13,8

8

Industri Pengolahan 0,79

2,05 3,67 3,89 13,1

6 6,30 4,98

Listrik, Gas & Air Bersih

1,50

2,99 2,80 7,63 11,0

7 7,56 5,59

Konstruksi & Bangunan

17,44

4,03 41,0

7 15,0

1 6,31

4,85 14,79

Perdagangan, Hotel 3,4 6,21 4,80 5,74 9,25 14,6 7,34

Page 37: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-16

Lapangan Usaha

Pertumbuhan PDRB Rata-

Rata 200

7

200

8

200

9

201

0 2011

2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

& Restoran 2 0

Angkutan & Komunikasi

10,43

6,80 5,25 12,9

0 10,3

5 9,03 9,13

Bank dan Lembaga Keuangan

5,40

15,44

11,49

15,12

9,68 16,6

9 12,3

0

Jasa-jasa 6,3

0 6,63 7,24 2,18 3,93

2,17 4,74

Pertumbuhan

Ekonomi

5,1

1 6,49

6,6

2

5,0

0 6,90

7,18 6,23

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

Gambar 2.2

Grafik Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Enrekang Tahun 2007

– 2012 (dalam satuan persen)

14,2916,34

13,99

17,7618,97

19,82 19,03 19,2716,98

5,34 5,903,78

5,116,49 6,62

5,006,90 7,18

3,906,47

2,83 3,24

6,65 6,99

0

5

10

15

20

25

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Laju Perkembangan Ekonomi Harga Berlaku (%)

Laju Pertumbuhan Ekonomi Harga Konstan (%)

Pertumbuhan Sektor Pertanian

Tabel 2.11

Struktur Perekonomian Pembentuk PDRB Berdasar Kelompok Sektor Ekonomi di Kabupaten Enrekang atas dasar Harga Berlaku

Tahun 2008 – 2012 (Rp juta dan persen)

Sektor Ekonomi

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Primer

691.940,

61

(51%)

741.380,

20

(46%)

909.612,

49

(47%)

1.085.45

1,92

(47%)

1.224.91

2,85

(46%)

Pertanian 691.940,6

1

741.380,

20

909.612,4

9

1.085.451

,92

1.224.912

,85

Sekunder 112.302, 152.794, 175.436, 205.876, 239.661,

Page 38: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-17

Sektor Ekonomi

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

07 45 28 43 84

Pertambangan dan

Penggalian

6.918,18 10.991,8

2 12.555,4 14.260,58 15.740,66

Industri

Pengolahan

38.151,4 41.088,0

5 42.903,87 59.817,60 74.480,36

Listrik, Gas dan Air Bersih

6.943,02 7.400,55 8.563,59 10.186,26 12.465,6

Konstruksi dan

Bangunan

60.289,47 93.314,0

3

111.413,4

2

121.611,9

9

136.975,2

2

Tersier 542.968,

85

720.040,

56

836.360,

08

1.000.36

2,19

1.196.23

4,32

Perdagangan, Ho-tel

dan Restoran

127.410,4

9

138.937,

91

170.839,3

8

201.709,3

2

247.537,8

4

Angkutan dan

Komunikasi

32.484,47 35.181,0

5 43.609,34 52.554,99 62.937,7

Keuangan, Persewa-an

dan js. Pershn

51.615,34 63.438,6

2 77.765,9 89.261,97 111.454,6

Jasa-jasa 331.458,5

5 482.482,

98 544.145,4

6 656.835,9

1 774.304,1

8

Total 1.347.21

1,53 1.614.21

5,21 1.921.40

8,85 2.291.69

0,54 2.660.80

9,01

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

PDRB kelompok sektor sekunder yang diusung oleh sektor-

sektor Industri Pengolahan, Listrik dan Air, serta Bangunan

berdasarkan harga berlaku pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp.

112.302,07 juta, dan terus bertambah hingga menjadi Rp.

239.661,84 juta pada tahun 2012.

2.2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita

PDRB per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi

yang sering dipergunakan dalam mengukur atau menilai tingkat

kemakmuran/kesejah-teraan masyarakat dalam suatu daerah. Nilai

ini diperoleh dengan membagi jumlah total PDRB dalam satu waktu

tertentu dengan jumlah penduduk tahun yang bersangkutan. Meski

Page 39: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-18

nilai yang diperoleh belum tentu mencerminkan nilai yang benar-

benar diperoleh masyarakat, setidaknya bisa dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan terkait dengan tingkat

kemakmuran masyarakat. Sementara yang dimaksud pendapatan,

adalah Nilai Tambah Bruto/ NTB (upah, gaji, laba, sewa tanah,

bunga uang, penyusutan dan pajak tak langsung neto), bukan nilai

produksi (perkalian dari jumlah produksi dengan harga satuannya).

Nilai tambah bruto merupakan bagian dari nilai produksi.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.12

PDRB Perkapita Kabupaten Enrekang Tahun 2005 – 2009

Tahu

n

Jumlah

Penduduk

Pertumbuhn

Penduduk

(%)

PDRB per Kapita Atas

dasar Harga

Berlaku (Rp)

Pertumbuhn PDRB

per kapita

ADHB (%)

PDRB per Kapita Atas

dasar Harga

Konstan (Rp)

Pertumbuhn PDRB

per kapita

ADHK (%)

2008 188.07

0 7.160.000 3.570.000

2009 190.57

5 1,33 8.470.000 18,30 3.760.000 5,32

2010 191.17

5 0,32 10.050.000 18,65 3.930.000 4,52

2011 192.16

3 0,52 11.930.000 18,71 4.180.000 6,36

2012 193.68

3 0,79 13.740.000 15,17 4.450.000 6,46

Sumber : Buku PDRB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

Perkembangan peningkatan pendapatan per kapita setidaknya

mencerminkan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat

Kabupaten Enrekang yang semakin membaik selama kurun waktu

lima tahun terakhir. Apabila kita melihat PDRB perkapita menurut

harga konstan meningkat sebesar Rp. 190.000 (5,32%) dari Rp.

3.570.000 pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 4.450.000 pada

tahun 2012. Pertumbuhan rata - rata dari PDRB perkapita

Kabupaten Enrekang ini sebesar 5,67% per tahun.

Perolehan pertumbuhan pendapatan perkapita (berdasarkan

harga konstan) tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar

6,46%. dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0.79%.

Tingkat Pertumbuhan penduduk pada tahun 2012 ini lebih rendah

apabila dibandingkan tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun

2009 yaitu sebesar 1,33%. Tingkat rata-rata kesejahteraan penduduk

Kabupaten Enrekang cukup tinggi, dengan PDRB perkapita sekitar

1,15 Juta Rupiah perbulan pada tahun 2012, atau tumbuh sebesar

Page 40: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-19

15,17% dari tahun 2011 yang sudah mencapai 994 Ribu Rupiah per

bulan namun secara riil (berdasarkan harga konstan), perolehan

pendapatan perkapita Kabupaten Enrekang pada tahun 2012

tersebut sebesar Rp. 4.450.000 dengan jumlah penduduk 193.683

jiwa menurut harga konstan yang berarti mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp. 270.000 (tumbuh sebesar

6,46%).

Tingkat pertumbuhan per kapita rata - ratanya sebesar 5,67%

per tahun menurut harga konstan. Pendapatan tersebut merupakan

nilai tambah bruto yang berupa upah/gaji, laba, sewa tanah, bunga

uang, penyusutan, dan pajak tak langsung netto. Perkiraan PDRB

perkapita Tahun 2013 atas dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp

4.702.000.

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan

terhadap beberapa indikator sosial, yang mencakup: (i) Indeks

Pembangunan Manusia (IPM); (ii) Indeks Pembangunan Gender (IPG)

dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG); (iii) Kemiskinan; dan (iv)

Rasio Penduduk yang Bekerja. Gambaran rincian terhadap fokus

kesejahteraan sosial di Kabupaten Enrekang secara umum adalah

sebagai berikut:

2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Berbagai program pembangunan khususnya dalam

pembangunan manusia yang dilaksanakan Pemerintah

Kabupaten Enrekang selama ini telah menunjukkan hasil yang

cukup baik, salah satunya diukur dari indikator Indek

Pembangunan Manusia (IPM). Selama periode 5 (lima) tahun

terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Enrekang relatif terus

membaik. Pencapaian terakhir di tahun 2009 meningkat hingga

0,28 poin dibanding angka tahun 2008. Seluruh komponen IPM

mengalami kenaikan, kecuali pada rata-rata lama sekolah yang

masih stagnan di level 8,3 Tahun. Secara lebih lengkap

pencapaian IPM Kabupaten Enrekang periode 2005-2009 dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 41: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-20

Tabel 2.13

Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kabupaten Enrekang Tahun 2007-2011

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks

Pembangunan Manusia [%]

73,32 73,76 74,20 74,55 74,84 75,30

Angka Harapan

Hidup (e0) [Tahun]

74,30 74,33 74,70 74,99 75,19 75,39

Angka Melek

Huruf [%] 89,80 89,80 90,40 90,44 90,49 91,26

Rata-rata lama sekolah [Tahun]

8,10 8,10 8,30 8,30 8,32 8,34

Pengeluaran

Perkapita Riil Disesuaikan

[Rp. 000]

619,40 624,50 624,70 626,63 628.530 630.590

Sumber: BPS Kabupaten Enrekang

Ini semua mencerminkan derajat kualitas

hidup/kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Enrekang kian

membaik. Dengan demikian tujuan utama dari pembangunan

daerah yakni menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi

penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat dan

menjalankan kehidupan yang produktif di Kabupaten Enrekang

semakin kondusif dan telah berjalan dalam jalur yang benar (on

the right track). Meski demikian, tetap harus diupayakan adanya

akselerasi peningkatan angka IPM secara signifikan yang

memerlukan optimalisasi, penajaman, dan sinergitas sasaran

pembangunan manusia. Dalam konteks ini, premis penting yang

dikembangkan adalah mengutamakan manusia sebagai pusat

perhatian (bukan sebagai alat atau instrument) dan memperbesar

pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak hanya

terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi

semata).

Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Provinsi

Sulawesi Selatan, peringkat IPM Kabupaten Enrekang berhasil

menduduki peringkat 4 (Empat) se-Sulawesi Selatan pada tahun

2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011 ini. Apabila dibandingkan

dengan wilayah Kabupaten (Non Kota), sampai dengan tahun

Page 42: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-21

2010, angka IPM di Kabupaten Enrekang berada pada peringkat

teratas.

Peringkat IPM Kabupaten Enrekang dalam skala nasional

pada tahun 2011 berada pada peringkat ke 19 dari 398 Kabupaten

di Indonesia. Untuk meningkatkan peringkat menuju lebih baik,

salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyempurnakan

pelaksanaan program kesehatan, pendidikan dan perekonomian

yang sudah berjalan secara baik selama ini. Disamping itu

diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kerjasama yang

baik dari pemerintah, stakeholder dan seluruh komponen

masyarakat untuk mensukseskan program-program

pembangunan.

2.2.2.2. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam

MDGs. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Enrekang selama

kurun waktu 2006-2011 mengalami penurunan sebanyak 54,97%

dari 50.961 jiwa tahun 2006 menjadi 22.947 jiwa tahun 2011

(data TNP2K), atau dari tingkat kemiskinan 27,7 % tahun 2006

menjadi 14,44 % atau 28.200 jiwa tahun 2012.

Gambar 2.3. Grafik Angka Kemiskinan Daerah Kab. Enrekang

Perkembangan capaian target tingkat kemiskinan daerah

Kabupaten Enrekang memperlihatkan trend menurun rata-rata

diatas 3 % pertahun sejak tahun 2006 sampai 2011 sebagaimana

pada gambar 2.5. Grafik penurunan mengikuti kecenderungan

penurunan tingkat kemiskinan di provinsi Sulawesi Selatan, dan

nasional. Artinya bahwa kebijakan penanggulangan kemiskinan

Page 43: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-22

daerah kabupaten Enrekang telah memberi kontribusi dan relevan

dengan penurunan tingkat kemiskinan provinsi dan nasional.

Gambar 2.4. Grafik Perbandingan Tingkat Kemiskinan Enrekang, Sul-

Sel dan Nasional

2.2.2.3. Ketenagakerjaan

Data statistik tenaga kerja tahun 2011 menunjukkan bahwa

jumlah angkatan kerja Kabupaten Enrekang sebanyak 82.075

orang dan yang bekerja 76.608 orang, sementara masih terdapat

penganggur murni yang mencari pekerjaan sebanyak 5.467 orang

atau sebesar 6,66%, yang mengalami peningkatan sebesar 2,54%

jika dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 4,12%. Walaupun

demikian, tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Enrekang

masih relatif lebih kecil dibanding Provinsi Sulawesi Selatan yang

berada pada angka 10,49%.

Gambar. Grafik Prosentase Penduduk Bekerja di Pertanian dan

Tingkat Pengangguran Terbuka

Page 44: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-23

Grafik diatas memperlihatkan adanya kecenderungan

penurunan prosentase penduduk yang bekerja disektor pertanian,

dari 83,73% tahun 2003 menurun manjadi 69,42 % tahun 2011.

Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka fluktuatif dan

cenderung meningkat.

Pada sisi lain, Angka Beban Ketergantungan Angkatan Kerja

di Kabupaten Enrekang relatif masih cukup tinggi yakni pada

tahun 2011 berada pada angka 66,57 %,

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap

indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib

pemerintahan daerah (ada 26 urusan wajib), yaitu bidang urusan: (i)

pendidikan, (ii) kesehatan, (iii) pekerjaan umum, (iv) perumahan, (v)

penataan ruang, (vi) perencanaan pembangunan, (vii) perhubungan,

(viii) lingkungan hidup, (ix) pertanahan, (x) kependudukan dan catatan

sipil, (xi) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (xii)

keluarga berencana dan keluarga sejahtera, (xiii) sosial, (xiv)

ketenagakerjaan, (xv) koperasi dan usaha kecil menengah, (xvi)

penanaman modal, (xvii) kebudayaan, (xviii) kepemudaan dan olah

raga, (xix) kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, (xx) otonomi

daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, (xxi) ketahanan

pangan, (xxii) pemberdayaan masyarakat dan desa, (xxiii) statistik,

(xxiv) kearsipan, (xxv) komunikasi dan informatika, dan (xxvi)

perpustakaan. Gambaran masing-masing penjelasan urusan pelayanan

wajib tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah,

menanggulangi masalah pengangguran serta pemanfaatan

sumberdaya alam secara bijaksana dan peningkatan produktifitas

kerja, secara berkesinambungan Pemerintah Kabupaten Enrekang

telah, sedang dan akan terus-menerus menyediakan sarana

prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang

diperlukan. Sebagai “Kabupaten Pendidikan” tidaklah berlebihan

Page 45: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-24

apabila di Kabupaten Enrekang banyak dibangun berbagai fasilitas

pendidikan baik yang formal maupun non formal sejak dari jenjang

pendidikan TK, tingkat dasar (SD), tingkat pertama (SLTP), tingkat

atas (SMU dan SMK), SLB, hingga Perguruan Tinggi (Politani) yang

saat ini beralih ke Akademi Komunitas. Ketersediaan sarana

prasarana pendidikan di Kabupaten Enrekang selengkapnya dapat

dilihat pada paparan tabel berikut:

Tabel 2.14 Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, dan Rombongan Belajar (Rombel)

Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013

JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Taman Kanak-

kanak

Jumlah Sekolah

- 123 123 164 165

Jumlah Ruang Kelas

- 210 226 266 816

o · Rusak

Berat

- 30 34 31 60

o ·

Rusak Ringan

- 22 25 17 22

o · Baik - 144 143 171 164

Jumlah

Rombel

- 210 253 320 311

Sekolah

Dasar

Jumlah

Sekolah

- 213 213 214 214

Jumlah Ruang

Kelas

- 1444 1482 1647 1498

o ·

Rusak Berat

- 129 148 154 136

o · Rusak Ringa

n

- 273 372 360 381

o · Baik - 1042 962 1133 981

Jumlah Rombel

- 1444 1479 1472 1438

Madrasah Ibtidaiyah

Jumlah Sekolah

- 21 21 21 21

Jumlah

Ruang Kelas

- 118 132 137 123

o · Rusak

Berat

- 21 18 21 24

Page 46: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-25

JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

o · Rusak

Ringan

- 25 23 27 29

o · Baik - 72 91 89 70

Jumlah

Rombel

- 118 145 135 139

Sekolah Menengah

Pertama

Jumlah Sekolah

- 34 34 36 43

Jumlah Ruang

Kelas

- 359 372 416 445

o ·

Rusak Berat

- 45 25 41 37

o ·

Rusak Ringa

n

- 70 87 72 63

o · Baik - 244 239 277 310

Jumlah Rombel

- 352 376 360 382

Madrasah

Tsanawiyah

Jumlah

Sekolah

- 20 20 20 23

Jumlah

Ruang Kelas

- 77 80 143 160

o · Rusak Berat

- 7 9 18 17

o · Rusak

Ringan

- 17 10 26 34

o · Baik - 53 61 99 103

Jumlah Rombel

- 108 106 129 140

Sekolah Menengah

Atas

Jumlah Sekolah

15 15 15 15 16

Jumlah Ruang

Kelas

- 169 169 169 207

o · Rusak

Berat

- 9 13 19 23

o ·

Rusak Ringa

n

- 24 15 26 48

o · Baik - 147 141 171 142

Jumlah

Rombel

- 173 176 198 217

Page 47: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-26

JENJANG URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

Sekolah Menengah

Kejuruan

Jumlah Sekolah

7 7 7 7 7

Jumlah Ruang

Kelas

- 80 80 94 98

o ·

Rusak Berat

- - 3 3 -

o ·

Rusak Ringa

n

- 3 3 55 10

o · Baik - 77 74 86 88

Jumlah Rombel

- 80 66 101 116

Madrasah

Aliyah

Jumlah

Sekolah

10 10 10 10 10

Jumlah

Ruang Kelas

- 52 52 52 54

o · Rusak Berat

- - 1 2 -

o · Rusak

Ringan

- 9 9 9 9

o · Baik - 34 42 37 43

Jumlah Rombel

- 51 49 58 59

Sumber: Dinas Pendidikan dan kebudayaan Ka. Enrekang

Di samping sarana prasarana fisik, ketersediaan dan

kapasitas guru turut menentukan derajat kualitas pelayanan

pendidikan yang diberikan. Berdasarkan Undang-undang Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa

kualifikasi guru dipersyaratkan minimal S1/D4. Selanjutnya pada

pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa pendidik harus

memiliki kualitas akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Komposisi guru di Kabupaten Enrekang secara lengkap dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 48: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-27

Tabel 2.15

Jumlah Guru dan Pendidikan Guru Kabupaten Enrekang Tahun 2010-2012

NO. URAIAN 2010 2011 2012

(1) (2) (5) (6) (7)

01. Guru TK 304 314 395

Lulusan S1/S2

36 37 68

Jumlah 340 351 463

02. Guru SD 2214 2264 2282

Lulusan S1/S2

762 879 1251

03. Guru MI 231 264 276

Lulusan S1/S2

127 148 218

Jumlah 3334 3555 4027

04. Guru SMP 777 813 838

Lulusan S1/S2

662 732 778

05. Guru MTs 359 395 427

Lulusan S1/S2

344 376 408

Jumlah 2142 2316 2451

06. Guru SMA 482 493 508

Lulusan S1/S2

475 485 502

07. Guru MA 205 200 198

Lulusan S1/S2

194 192 190

08. Guru SMK 198 238 263

Lulusan S1/S2

192 233 257

Jumlah 1746 1841 1918

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang

Dari ketersediaan sarana prasarana fisik beserta jumlah guru

yang ada tersebut, selanjutnya dapat diketahui rasio-rasio

pendidikan di Kabupaten Enrekang sebagaimana terlihat pada

tabel di bawah ini:

Page 49: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-28

Tabel 2.16

Rasio-rasio Pendidikan Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013

NO

.

URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Rasio Siswa per Sekolah

SD - 141.01

132.27

131.58

128.32

MI - 11.95 97.86 101.1 102

SMP - 280.03

274.44

262.67

230.67

MTS - 102.45

123.15

134.55

131.65

SMA - 413.47

388.4 400.5

3 378.7

5

MA - 115.5 110.9 117.8 118.7

SMK - 353

366.14

411.29

442.14

2. Rasio Siswa per Guru

SD - 13.57 12.44 12.34 12.19

MI - 1.09 7.78 7.69 7.65

SMP - 12.25 11.48 11.28 11.88

MTS - 5.71 6.24 6.30 6.96

SMA 15,7

1 11,49 11,82 11,83 11,84

MA 3,27 5,84 5,55 5,95 6,09

SMK 14,11

10,81 10,77 10,95 10,78

3. Rasio Siswa Per

Kelas

SD - 20.80 1905 19.13 19.09

MI - 2.13 14.18 15.73 15.41

SMP - 27.05 28.82 26.27 25.97

MTS - 18.97 23.24 20.86 21.63

SMA - 35.85 33.1 30.34 27.93

MA - 14.44 16.8 11.66 20.12

SMK - 48.45 52.31 49.64 26.68

4. Rasio Kelas per Ruang

Kelas

SD - 1 0.99 0.89 0.98

MI - 1 1.1 0.99 1.13

SMP - 0.98 1.01 0.87 0.86

MTS - 1.4 1.33 0.9 0.88

SMA - 1.02 1.04 1.17 1.05

MA - 1 0.83 1.08 1.18

SMK - 0.98 0.94 1.12 1.09

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang

Page 50: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-29

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,

berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan

tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang pendidikan tertentu. Angka Partisipasi Murni (APM)

adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan

jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.

Kegunaan APM adalah untuk menunjukkan partisipasi sekolah

penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Data APK

dan APM Kabupaten Enrekang selengkapnya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 2.17

Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

Uraian 200

8

200

9

201

0 2011 2012

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SD/MI

1. APK 103,

58

111,

72

111,

73

111,

49

103,

25

103,2

5

2. APM - 92,7

3

96,9

4

96,3

9

97,1

3

89,37

SMP/MTs

1. APK 100,

15 100,

32 100,

55 120,

24 99,2

5 99,25

2. APM - 73,1

2 77,0

2 79,1

1 87,8

3 71,61

SMA, MA, SMK

1. APK 78 83.3

4 84.7

4 88.5

7 110.

08 88.02

2. APM - 54,1

9 55,0

4 71,0

5 77,8

8 57,17

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda & Olahraga Kab. Enrekang

Secara umum, baik APK maupun APM pada setiap jenjang

pendidikan di Kabupaten Enrekang mengalami trend yang

fluktuatif namun cenderung menurun. Ini berarti partisipasi dan

daya jangkau pelayanan pendidikan telah meluas namun

cenderung menurun. Pada level pendidikan wajib belajar 9 tahun

(SD dan SMP) dapat dikatakan belum tuntas, dengan melihat

Angka Partisipasi Murni yang masih rendah yaitu berada panga

angka 71,61% tahun 2013. Penurunan APM yang cukup signifikan

Page 51: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-30

pada jenjang SLTA dari 77,88% tahun 2012 menjadi 57,17 % tahun

2013.

Page 52: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-31

Tabel 2.18

Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Kecamatan di Kabupaten Enrekang Tahun 2012

NO Kecamatan

SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK

jumlah siswa usia

7-12 th bersekolah

di SD/MI

jumlah

penduduk usia 7-12

th

APK

jumlah siswa usia

13-15 th bersekolah

di

SMP/MTs

Jumlah

penduduk usia 13-

15 th

APK

jumlah siswa usia 16-18 th

bersekolah di

SMA/MA/ SMK

jumlah

penduduk usia 16-

18th

APK

1 Kecamatan Maiwa

3.480 3.495 99,57 1.808 1.558 116,05 956 1.639 58,33

2 Kecamatan

Bungin 755 654 115,44 282 290 97,24 163 305 53,44

3 Kecamatan Cendana

1.234 1.302 94,78 486 579 83,94 238 610 39,02

4 Kecamatan

Enrekang 4.340 4.601 94,33 2.422 2.050 118,15 2.527 2.156 117,21

5 Kecamatan

Anggeraja 3.654 3.602 101,44 1.263 1.606 78,64 1.562 1.500 104,13

6 Kecamatan Malua

1.359 1.155 117,66 383 515 74,37 278 906 30,68

7 Kecamatan

Baraka 3.358 3.198 105,00 1.759 1.425 123,44 1.553 1.689 91,95

8 Kecamatan Buntu Batu

2.243 1.929 116,28 570 860 66,28 191 542 35,24

9 Kecamatan

Alla 2.989 3.123 95,71 1.811 1.392 130,10 3.382 1.464 231,01

Page 53: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-32

10 Kecamatan Curio

2.400 2.250 106,67 735 1.002 73,35 281 1.054 26,66

11 Kecamatan Masalle

2.173 1.851 117,40 510 824 61,89 77 868 8,87

12 Kecamatan

Baroko 1.652 1.544 106,99 663 687 96,51 Belum terdapat SMA/MA/SMK

Jumlah 29.637 28.704 103,25 12.692 12.788 99,25 11.208 12.733 88,02

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang

Page 54: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-33

Data pada tabel diatas memperlihatkan adanya perbedaan

yang cukup besar APK antar kecamatan utamanya pada jenjang

pendidikan Menengah. Keadaan ini terjadi akibat adanya

kecenderungan siswa melanjutkan pendidikan ke sekolah-sekolah

menengah di kecamatan lain yang fasilitas pendidikannya lebih

lengkap maupun pindah ke Kabupaten tetangga. APK SLTP dan

APK SLTA cukup tinggi pada kecamatan Enrekang 117,21,

Kecamatan Anggeraja 104,13 dan Tertinggi di kecamatan Alla

231,01%, dan yang terendah pada Kecamatan Masalle

Tabel 2.19 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Kecamatan di Kabupaten

Enrekang Tahun 2013

No Kabupaten/Kota/Kecamatan

*)

SD/MI SMP/MTs

jumlah

murid usia 7-12

thn

jumlah

pendu

duk usia

7-12 th

APS

jumlah

murid usia

13-15

thn

jumlah

pendu

duk usia

13-15 th

APS

1 Kecamatan

Maiwa

2.979,

00

3.495,

00

85,2

4

1.233,

00

1.558,

00

79,14

2 Kecamatan Enrekang

3.704,

00

4.601,

00

80,5

0

1.633,

00

2.050,

00

79,66

3 Kecamatan Baraka

2.950,

00

3.198,

00

92,2

4

1.188,

00

1.425,

00

83,37

4 Kecamatan Anggeraja

3.188,00

3.602,00

88,51

1.101,00

1.606,00

68,55

5 Kecamatan

Alla

2.538,00

3.123,00

81,27

1.326,00

1.392,00

95,26

6 Kecamatan

Bungin

643,0

0

654,0

0

98,3

2

199,0

0

290,0

0

68,62

7 Kecamatan Cendana

1.053,

00

1.302,

00

80,8

7

286,0

0

579,0

0

49,39

8 Kecamatan Curio

2.146,

00

2.250,

00

95,3

8

537,0

0

1.002,

00

53,59

9 Kecamatan Malua

1.182,00

1.155,00

102,34

304,00

515,00

59,03

Page 55: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-34

S

S

umb

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang

Tabel 2.20

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2009 s.d 2013 Kab. Enrekang

NO Uraian (n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)**)

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang bisa membaca dan

menulis

143,272 107,235 114,251 129,140 145,388

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas

144,561 107,906 118,336 130,353 145,388

3 Angka melek huruf 99.11 99.38 96.55 99.07 100,

Sumber: Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kab. Enrekang

Tabel 2.21

Angka Melek Huruf Tahun 2013 menurut Kecamatan Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan

Jumlah penduduk

usia diatas 15 tahun yang bisa membaca

dan menulis

Jumlah

penduduk usia 15 tahun

keatas

Angka

melek huruf

1 Kecamatan Maiwa 17,844 17,844 100

2 Kecamatan Bungin 19,379 19,379 100

3 Kecamatan Cendana 16,317 16,317 100

4 Kecamatan Enrekang 19,379 19,379 100

5 Kecamatan

Anggeraja 17,329 17,329 100

6 Kecamatan Malua 3,325 3,325 100

7 Kecamatan Baraka 6,645 6,645 100

8 Kecamatan Buntu

Batu 11,265 11,265 100

9 Kecamatan Alla 5,900 5,900 100

10 Kecamatan Curio 9,835 9,835 100

11 Kecamatan Baroko 9,538 9,538 100

12 Kecamatan Masalle 8,632 8,632 100

10 Kecamatan

Buntu Batu

1.903,

00

1.929,

00

98,6

5

412,0

0

860,0

0

47,91

11 Kecamatan Masalle

1.971,

00

1.851,

00

106,

48

416,0

0

824,0

0

50,48

12 Kecamatan Baroko

1.397,

00

1.544,

00

90,4

8

523,0

0

687,0

0

76,13

Jumlah

25.652,00

28.704,00

89,37

9.158,00

12.788,00

71,61

Page 56: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-35

Jumlah 145,388 145,388 -

Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Enrekang

2. Kesehatan

Gambaran kondisi pembangunan kesehatan yang dilakukan

di sektor kesehatan di Kabupaten Enrekang pada 3 (tiga) tahun

terakhir adalah sebagai berikut.

Tabel 2.23 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Enrekang (2008-20012)

Jenis Sumber Daya Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Sarana Pelayanan Kesehatan :

Rumah Sakit Jiwa - - - - -

Rumah Sakit Umum 1 1 1 1 1

Rumah Sakit Ibu Anak

- - - - -

Rumah Sakit

Bersalin

1 1 1 1 1

Rumah Bersalin - - - - -

Balai Pengobatan - - - - -

Puskesmas/Rasio

Penduduk

13/6 13/6 13/6 13/6 13/6

Puskesmas Pembantu/Rasio

Penduduk

71/37 79/41 68/35 70/36 67/34

Poliklinik/Rasio Penduduk

18/9 26/13 43/22 42/21 53/27

Apotik 3 3 4 4 7

Toko Obat 10 12 13 15 15

Gudang Farmasi 1 1 1 1 1

Sumber Daya Manusia :

Tenaga

Dokter/Rasio Penduduk

41/4.587 37/5.151 38/5.007 46/4.177 44/4.402

Tenaga Medis/Rasio Penduduk

272/691 278/686 349/545 401/479 367/528

Tenaga Farmasi - 24 32 35 34

Tenaga Gizi - 22 25 26 27

Tenaga Teknis Medis - 68 21 15 42

Tenaga Sanitasi - 20 15 18 13

Tenaga Kesehatan Masyarakat

- 29 33 67 66

Sarana Peran

Serta Masyarakat :

Page 57: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-36

Jenis Sumber Daya Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Posyandu Balita / Rasio Balita

263/80 266/68 274/79 274/71 292/68

Posyandu Lansia - - - 175 187

Pangkalan Pramuka

SBH

- - - - -

Pos Kesehatan

Pesantren

- - - - -

Kader Kesehatan - - - - -

Pengobat Tradisional - - - - 821

Pos Usaha Kesehatan Kerja

- - - - -

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,

Tabel 2.24

Sasaran dan Hasil Pelayanan Kesehatan (2008-2012)

Jenis Sumber Daya

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pelayanan Kesehatan Bayi :

Jumlah Lahir

Hidup - - - 3830 3541

Jumlah Bayi - 4098 4095 4512 2629

Jumlah Bayi Mati - 52 55 53 48

Jumlah kunjungan bayi

- 3306 3568 2074 3921

Bayi BBLR - 128 120 155 173

Bayi yang diimunisasi BCG

- 4166 4202 4216 3836

Bayi yang

diimunisasi DPT1+ HB1

- 4165 4245 4210 3908

Bayi yang

diimunisasi DPT3 + HB3

- 3834 4024 4015 4019

Bayi yang diimunisasi Polio

4

- 3808 4044 3986 3932

Bayi yang diimunisasi

Campak

- 4148 4237 3978 3921

Bayi yang

diimunisasi Hepatitis B

- 1 - 0 -

Jumlah Bayi

mendapat vit A - - - 4376 2108

Jumlah bayi mendapat Asi Ekskusif

- 1970 1850 1318 1862

Jumlah bayi

masyarakat - - - - -

Page 58: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-37

Jenis Sumber

Daya

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

miskin mendapat MP Asi

Pelayanan Kesehatan Balita :

Jumlah Balita (

pendataan ) - 18153 21554 19578 19715

Jumlah Balita

Mati - 15 62 134

Jumlah balita ditimbang

- 11779 12051 11930 12785

Jumlah balita

naik berat badannya

- 7234 5900 7758 7871

Jumlah balita BGM

- 492 1206 388 492

Jumlah balita gizi

buruk - 106 10 6 271

Jumlah balita mendapat vit A

- 14904 141229 15088 14636

Pelayanan Kesehatan Ibu :

Jumlah Ibu Hamil - 5021 4505 4109 4381

Jumlah Ibu Hamil Mati

- 0 1 0 0

Jumlah Ibu Nifas

Mati - 3 2 1 5

Jumlah Ibu Bersalin Mati

- 1 1 1 1

Kunjungan Neonatus

- 3681 2631 3213

K1 - 4431 4343 4534 3811

K4 - 3736 3780 3632 3709

Ibu bersalin

ditolong tenaga kesehatan

- 3695 3522 3768 3557

Jumlah Ibu nifas mendapat

pelayanan nifas

- 3552 3629 3208 3581

Jumlah Ibu hamil mendapat tablet

Fe

- 4380 4343 4534 3811

Jumlah Ibu hamil mendapat tablet Fe 3

- 3694 3780 3632 3709

Jumlah Ibu Hamil

resiko tinggi komplikasi

ditangani

- 752 1071 642 419

Jumlah Ibu Hamil resiko tinggi dirujuk

- - - - -

Jumlah Ibu Nifas

mendapat vit A - - - 1696 1355

Kasus Penyakit Menular :

Page 59: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-38

Jenis Sumber

Daya

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pneumonia (Balita)

- 2128 250 1902 1902

TB Paru BTA (+) 109 120 110 93 140

HIV- AIDS - 0 0 2 3

Infeksi Menular Seksual (IMS)

- 0 0 0 0

Malaria - 207 234 75 90

DBD 8 19 94 10 5

Diare 10324 11341 10937 10056 8128

Diare pada balita - - - - -

Kasus Penyakit Tidak Menular :

Keganasan / kanker

- - 183 141 17

Diabetes Millitus - - 153 217 271

Gangguan mental

perilaku - - - - -

Angina Pektoris - - - - -

AMI - - - - -

Decompcordis - - - - -

Hipertensi

Essensial - - 1287 3277 3771

Stroke Haemoragik

- - 9 19 43

Stroke Non

Haemoragik - - - - -

PPOK - - 7 33 28

Astma Bronkiale - - 210 438 210

Glukoma - - - - -

Katarak - - - - -

Gangguan fungsi

hati - - - - -

Gangguan fungsi ginjal

- - - - -

Gangguan Prostat - - - - -

Psikosis - - - - -

Pelayanan Kesehatan :

Jumlah pasien yang

mendapatkan pelayanan dasar gigi dan mulut

- - - 2530 2605

Jumlah murid SD

diperiksa - 7753 4084 2981 5082

Jumlah murid SD mendapat

perawatan gigi dan mulut

- 3787 2981 2592

Jumlah pekerja formal yang

mendapat pelayanan

kesehatan

- 5060 1487 19501 16925

Page 60: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-39

Jenis Sumber

Daya

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah pra usila yang mendapat

pelayanan kesehatan

- 11144 12302 2936 2952

Jumlah usila yang mendapat

pelayanan kesehatan

- 8331 8736 3152 5282

Jumlah

kunjungan rawat inap di

puskesmas

- 6103 8879 8065 8123

Jumlah

kunjungan rawat inap di RS

- 6103 6655 5339 4990

Jumlah

kunjungan rawat jalan di

puskesmas

- 170436 195943 225351 234737

Jumlah

kunjungan rawat jalan di Rumah

Sakit

- 47049 16311 13644 16874

Jumlah kunjungan

gangguan jiwa

- 474 435 649 1005

Jumlah WUS

mendapat imunisasi TT1

- 2757 3230 - -

Jumlah WUS

mendapat imunisasi TT2

- 2161 2331 - -

Jumlah anak pra sekolah dideteksi

tumbuh kembangnya

- - - - -

Jumlah siswa SD

diperiksa - 7753 4084 2981 15002

Jumlah siswa SPM/SMU diperiksa

- 2995

Jumlah PUS - 46639 29072 31206 31200

Peserta KB baru - 8427 11295 14306 14157

Peserta KB aktif - 16147 20444 21837 22449

Jumlah perserta

KB MKJP - 3198 11791 4837 5619

Jumlah perserta KB non MKJP

- 7694 11319 17000 16830

Jumlah keluarga sadar gizi

- - - - -

Penyuluhan Kesehatan :

Jumlah - 2540 2340 2058 2615

Page 61: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-40

Jenis Sumber

Daya

Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

penyuluhan kelompok

Jumlah

penyuluhan massa

- 262 - - -

Penyuluhan P3 Napza

- - - - -

Pelayanan Kesehatan Lingkungan :

Jumlah keluarga

yang memiliki air bersih

- 18920 31834 23171 42578

Jumlah keluarga yang memiliki

jamban sehat

- 16582 10778 6684 24437

Jumlah keluarga yang memiliki

tempat sampah sehat

- 13993 8132 2203 9426

Jumlah keluarga yang memiliki

SPAL sehat

- 15872 8942 6515 18143

Hotel sehat - 7 9 20 9

Restorant sehat - 52 35 84 53

Pasar sehat - 4 7 11 19

Rumah sehat - 11847 - 7639 21936

Pelayanan Farmasi :

Jumlah resep obat

generik di Rumah Sakit

- 109.9383 175.201 128.723 147.104

Jumlah item obat

essensial - - - - -

Jumlah item obat generik

150 150 150 150

Jumlah obat narkotika dan

psikotropika

- - 10.108 10.520 18.816

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit :

Jml sample darah yang diperiksa

HIV- AIDS

- - 565 - 735

Jumplah sample

darah yang positif HIV – AIDS

- 0 0 0 0

Jumlah

Rumah/bangunan bebas jentik

- - - - 314

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,

Pembangunan dibidang kesehatan selain dapat dilihat dari

capaian kinerja juga dapat dilihat dari Derajat Kesehatan di suatu

Page 62: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-41

daerah, adapun Derajat Kesehatan di Kabupaten Enrekang pada

Lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Tabel 2.25

Indikator Derajat Kesehatan (2008-2012)

Indikator Derajat Kesehatan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Angka Kematian: 5 4 4 2 6

Angka Kematian Ibu Maternal

(MMR), 3 15 4 9 10

Angka Kematian Balita/ AKABA (CMR)

13.5 14.8 13.4 13.8 13.6

Angka Kematian Bayi/ AKB (IMR). - - - - -

2 Angka Kesakitan Penyakit Menular: - - - - -

- Malaria - - 12 35 67

- DBD - 33 116 - -

- Diare 497 572 497 362 343

3 Usia Harapan Hidup (UHH) - - - 74.8 75.19

4 Status Gizi Masyarakat : - - - - -

Balita naik berat badannya (N/D) - 61.4 48.96 65 61.6

Balita BGM - 4.2 8.51 3.3 3.8

Balita Gizi buruk - 0.9 0.05 0.03 1.37

Bayi dengan Asi Eksklusif - 48.07 45 29.2 46.7

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

- 3.2 2.93 4 4.9

5 Jumlah Kasus Penyakit terbanyak: - 19 94 10 5

- DBD - 36 93 11 19

- Diabetus Militus (DM) - - 153 217 271

- Hipertensi Essensial - - 1287 3277 3771

- Stroke - - 9 19 43

- Keganasan/ Kanker - - 183 141 17

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang,

3. Pekerjaan Umum

Prasarana transportasi Kabupaten Enrekang yang berupa

jaringan jalan sepanjang 1.128,85 Km terdiri dari 1.095,73 Km jalan

Kabupaten dan 33,12 Km merupakan jalan propinsi. Konstruksi

jalan di Kabupaten Enrekang (Tahun 2012) sekitar 287,95 Km

Hotmix, 330,56 Km Lapen/Beton, 325,26 Km Pengerasan serta

185,08 Km Tanah.

Kondisi panjang jalan di Kabupaten Enrekang (Tahun 2013)

sekitar 390,83 Km atau 34,65 % dalam kondisi yang baik, sekitar

317,37 Km atau 28,14 % dalam kondisi Rusak Sedang, sekitar

270,86 Km atau 24,01 % dalam kondisi Rusak, sekitar 149,79 Km

atau 13,28 % dalam kondisi Rusak Berat serta masih terdapat

sekitar 185,08 Km atau 16,40 % kondisi jalan tanah.

Page 63: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-42

Tabel 2.24 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)

2009 2010 2011 2012 2013

1. Kondisi Baik

344,653

374,653

392,788

391,077

390,827

2. Kondisi Rusak Sedang

323,5

80

323,8

50

321,4

64

315,6

24

317,3

74

3. Kondisi Rusak

274,605

274,605

267,061

269,861

270,861

4. Kondisi Rusak Berat

186,1

03

156,0

13

147,5

39

152,2

90

149,7

90

5. Jalan secara keseluruhan

(nasional, provinsi, dan kabupaten/kota)

1.128,852

1.128,852

1.128,852

1.128,852

1.128,852

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.25 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi

Menurut Kecamatan tahun 2013

Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan Kondisi

Baik

Kondisi Sedang

Rusak

Kondisi Rusak

Kondisi Rusak

Berat

Jalan secara

keseluruhan

1 Kecamatan Enrekang

66,921 57,109 38,570 17,120 179,720

2 Kecamatan Cendana

2,780 19,332 7,029 19,419 48,560

3 Kecamatan

Maiwa 83,905 68,953 68,410 32,774 254,042

4 Kecamatan Anggeraja

67,057 33,255 36,370 10,538 147,220

5 Kecamatan Alla

47,519 12,118 14,836 3,897 78,370

6 Kecamatan

Baraka 39,467 39,414 22,422 10,567 111,870

7 Kecamatan Buntu Batu

15,591 17,644 16,443 18,032 67,710

8 Kecamatan

Bungin 5,900 5,950 2,550 7,000 21,400

9 Kecamatan

Malua 8,800 5,500 8,350 7,180 29,830

10 Kecamatan Curio

15,871 23,555 20,506 7,488 67,420

11 Kecamatan

Masalle 16,666 19,414 11,405 8,075 55,560

12 Kecamatan Baroko

20,350 15,130 23,970 7,700 67,150

Jumlah 390,827 317,374 270,861 149,790 1.128,852

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Page 64: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-43

Tabel 2.26

Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO

Jaringan Irigasi

Panjang Jaringan

2009 2010 2011 2012 2013

1. Jaringan

primer

287.088,7

7

287.576,8

2

288.583,3

4

288.958,5

0

290.934,5

0

2. Jaringan Sekunder

20.410,62

20.441,24

20.475,99

20.510,80

20.510,80

3. Jaringan

Tersier 81.626,72

81.830,36

82.002,20

82,043,20

82.043,20

4. Luas lahan

budidaya

8.840,72

8.840,72

8.840,72 8.854,86

8.854,86

5. Rasio 44,02 44,10 44,23 44,21 44,44

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.27 Rasio Jaringan Irigasi

menurut Kecamatan tahun 2013Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan

Panjang Jaringan Irigasi Total

Panjang Jaringan

Irigasi

Luas lahan

budidaya Rasio

Primer Sekunder Tersier

(1) (2) (3) (4) (5) (6=3+4+5) (7) (8=6/7)

1 Kecamatan Enrekang

22.552,6 1.610,90 6.443,60 30.607,10 1.255,00 24,39

2 Kecamatan Cendana

6.246,1 446,15 1.784,60 8.476,85 287,00 29,54

3 Kec. Maiwa 28.623,5 1.807,30 7.229,20 37.660,00 1.527,00 24,66

4 Kec.

Anggeraja 5.403,3 385,95 1.543,80 7.333,05 260,00 28,20

5 Kec. Malua 31.154,2 2.225,30 8.901,20 42.280,70 607,50 69,60

6 Kec.

Baraka 80.355,1 5.714,15 22.856,60 108.925,85 1.984,01 55,92

7 Kec. Buntu Batu

27.615,7 1.965,05 7.860,20 37.440,95 583,14 64,21

8 Kec.

Bungin 17.148,6 1.224,90 4.899,60 23.273,10 687,00 33,88

9 Kec. Alla 5.414,5 386,75 1.547,00 7.348,25 170,00 43,23

10 Kec.

Masalle 1.481,9 105,85 423,40 2.011,15 57,00 35,28

11 Kec. Baroko

2.521,4 180,10 720,40 3.421,90 65,54 52,21

12 Kec. Curio 62.417,6 4.458,40 17.833,60 84.709,60 1.407,68 60,18

Jumlah 290.934,50 20.510,80 82.043,20 393,488,50 8.854,86 44,44

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Page 65: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-44

Tabel 2.28

Jumlah Laporan Kejadian Bencana di Kabupaten Enrekang Tahun

2009-2013

Tahun Jumlah Laporan

Kejadian

Bencana

Kerugian Material (Rp)

Biaya Rehabilitasi/

Tanggap

Darurat (Rp)

2009 27 - -

2010 128 37.030.858.365 -

2011 50 3.341.000.000 1.104.037.698

2012 85 7.305.110.000 1.201.839.545

2013 78 6.122.700.000 991.199243

Sumber: Badan Penanggulangan Bencanan Daerah

4. Perumahan

Tabel 2.29

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum

5.227 kk 5.408

kk 6.234

kk 6.982

kk 6.911

kk

2. Jumlah penduduk 185.527 208.300 208.300 210.591 210.799

3. Persentase penduduk berakses air minum

22,24 20,68 25,89 28,42 32,22

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.30

Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013

Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah Penduduk yang mendapatkan akses air

minum Persentase

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1. Kec.

Enrekang 44.282 15.935 35,99

2. Kec. Cendana

11.650 - -

3. Kec. Anggeraja

30.014 3.540 11,79

4. Kec. Malua 9.663 - -

5. Kec.

Baraka 26.169 6.315 24,13

6. Kec. Buntu Batu

16.227 - -

7. Kec. Bungin

5.560 - -

8. Kec. Alla 26.307 5.070 19,27

Page 66: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-45

9. Kec. Curio 17.900 - -

10. Kec. Masalle

15.655 - -

11. Kec.

Baroko 12.775 - -

12. Ke. Maiwa 30.742 3.695 12,02

Jumlah 246.944 34.555 13,99

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.31

Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah rumah tinggal berakses

sanitasi

20.342 12.098 8.570 36.847 47.731

2. Jumlah rumah tinggal

44.763 40.180 45.909 63.681 61.736

3. Persentase 45,44 30,11 18,67 57.86 77,31

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.32

Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Menurut Kecamatan Tahun 2012

Kabupaten Enrekang

No Kecamatan Jumlah rumah

tinggal

Jumlah rumah

tinggal berakses sanitasi

Persentase

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1. Ke. Enrekang 6.901 6.229 90,26

2. Kec. Cendana 12.129 1.906 15,71

3. Kec. Maiwa 7.726 3.841 49,72

4. Kec. Anggeraja 7.567 4.258 56,27

5. Kec. Malua 1.442 1.356 94,04

6. Kec. Baraka 3.941 5.922 150,26

7. Kec. Buntu Batu 3.843 1.830 47,62

8. Kec. Bungin 3.177 858 27,01

9. Kec. Alla 6.853 4.043 58,99

10. Kecc. Curio 2.463 2.871 116,57

11. Kec. Masalle 4.510 1.910 42,35

12. Kec. Baroko 3.130 1.823 58,24

Jumlah 63.681 36.847 57,86

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Page 67: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-46

5. Penataan Ruang

Tabel 2.33

Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Bangunan ber-IMB

27 169 238 289 265

2. Jumlah Bangunan - - 89.256 89.962 89.962

3. Rasio bangunan ber-IMB (1:2)

- - 0,0026 0,0032 0,0030

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

Tabel 2.34 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan

Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

No Kecamatan Jumlah

Bangunan

Jumlah Bangunan

ber-IMB

Rasio bangunan

ber-IMB

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1. Kec. Enrekang 2.098 109 0,015

2. Kec. Cendana 626 7 0,0015

3. Kec. Maiwa 1.611 24 0,0062

4. Kec. Anggeraja 1.684 52 0,063

5. Kec. Malua 576 6 0,039

6. Kec. Baraka 1.509 22 0,0019

7. Kec. Buntu Batu 954 3 0,026

8. Kec. Bungin 315 4 0,0063

9. Kec. Alla 1.438 26 0,019

10. Kec. Curio 1.062 2 0,0018

11. Kec. Masalle 890 4 0,0022

12. Kec. Baroko 740 6 0,013

Jumlah 13.492 265 0,1832

Sumber: Dinas PU Kab. Enrekang

6. Perhubungan

Tabel 2.35. Jumlah Penumpang Angkutan Umum Menurut Kecamatan Tahun 2013

Kabupaten Enrekang

No Kecamatan

Jumlah penumpang Total Jumlah

Penumpang Bis

Kereta Api

Kapal Laut

Pesawat Udara

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

(7=3+4+5+6

)

1 Kecamatan Maiwa 21249 - - - 21249

2 Kecamatan Bungin 10957 - - - 10957

3 Kecamatan Cendana

11332 - - - 11332

Page 68: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-47

4 Kecamatan Enrekang

29239 - - - 29239

5 Kecamatan

Anggeraja 32857 - - - 32857

6 Kecamatan Malua 11537 - - - 11537

7 Kecamatan Baraka 25554 - - - 25554

8 Kecamatan Buntu Batu

11253 - - - 11253

9 Kecamatan Alla 37183 - - - 37183

10 Kecamatan Curio 12594 - - - 12594

11 Kecamatan Baroko 12493 - - - 12493

12 Kecamatan Masalle 10759 - - - 10759

Jumlah 22763

7 - - - 227637

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika

Tabel 2.36. Rasio Ijin Trayek Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Izin Trayek perkotaan

- - - - -

2. Izin Trayek

perdesaan 143 222 244 213 253

3. Jumlah

Izin Trayek 143 222 244 213 261

4. Jumlah penduduk

190493 191071 192163 193683 194513

5. Rasio Izin

Trayek 0,00075068 0,001161872 0,001269755 0,001099735 0,00134181

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika

Tabel 2.37. Rasio Ijin Trayek

Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk

Jumlah Izin Trayek

Total Jumla

h Izin Traye

k

Rasio Izin Trayek Perkota

an

Perdesa

an

(1) (2) (3) (4) (5) (6=4+

5) (7=6/3)

1 Kecamatan Maiwa

23668 -

14 14 0,00059151

6

2 Kecamatan

Bungin 4467 - 7 7

0,00156704

7

3 Kecamatan Cendana

8858 - 19 19 0,00061016

7

4 Kecamatan Enrekang

31139 - 9 9 0,00101603

1

5 Kecamatan

Anggeraja 24380 - 30 30

0,00138561

7

Page 69: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-48

6 Kecamatan Malua

7871 - 21 21 0,00160538

2

7 Kecamatan

Baraka 21651 - 47 47 0,00192781

8 Kecamatan Buntu Batu

13081 - 16 16 0,00203277

9

9 Kecamatan Alla 21137 - 40 40 0,00189224

16

10 Kecamatan Curio 15231 - 18 18 0,0011818

11 Kecamatan Baroko

10475 - 18 18 0,00143369

2

12 Kecamatan Masalle

12555 - 22 22 0,00210023

9

Jumlah 194513 -

261 261

0,00134181

3

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika

Page 70: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-49

Tabel 2.38. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

No Angkutan

Umum

2009 2010 2011 2012 2013

Jmlh Jmlh

KIR % Jmlh

Jmlh

KIR % Jmlh

Jmlh

KIR % Jmlh

Jmlh

KIR % Jmlh

Jmlh

KIR %

1. Mobil penumpang

umum

162 162 100% 182 182 100% 216 204 100% 254 254 100% 257 241 100%

2. Mobil bus 14 14 100% 19 19 100% 25 135 100% 20 20 100% 20 117 100%

3. Mobil barang 367 367 100% 377 377 100% 437 485 100% 498 498 100% 502 704 100%

4. Kereta

gandengan - - - - - - - - - - - - - - -

5. Kereta tempelan

- - - - - - - - - - - - - - -

Jumlah 543 543 - 578 578 - 678 824 - 772 772 - 779 1062 -

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika

Page 71: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-50

7. Lingkungan Hidup

Tabel 2.39. Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah sampah yang

ditangani (m3) 16.389 17.485 19.083 19.840 22.995

2. Jumlah volume produksi sampah (m3)

31.195 32.608 33.550 34.178 38.618

3. Persentase 52,54 53,62 56,89 58,05 59,54

Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang

Tabel 2.40. Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah

Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan

Jumlah sampah

yang ditangani

Jumlah volume

produksi sampah

Persentase

(1) (2) (3) (4) (5=4/3)

1 Kecamatan Maiwa 5.512 2.555 46,35

2 Kecamatan Bungin - - -

3 Kecamatan Cendana - - -

4 Kecamatan Enrekang

13.177 13.140 9,72

5 Kecamatan Anggeraja

6.278 2.555 24,77

6 Kecamatan Malua - - -

7 Kecamatan Baraka 3.869 2.555 66,03

8 Kecamatan Buntu

Batu - - -

9 Kecamatan Alla 9.782 2.190 22,39

10 Kecamatan Curio - - -

11 Kecamatan Baroko - - -

12 Kecamatan Masalle - - -

Jumlah 38.610 22.995 59,56

Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang

Tabel 2.41. Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah TPS 360 366 362 391 434

2. Jumlah Daya Tampung TPS 360 366 362 391 440,5

3. Jumlah Penduduk 44.250 44.520 44.700 44.900 45.160

Page 72: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-51

4. Rasio Daya Tampung TPS thd Jumlah penduduk

0.81 0.8 0.8 0.87 0.98

Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang

Tabel 2.42. Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk

Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

No Kecamatan Jumlah

Penduduk (jiwa)

TPS

Rasio Jumlah

(unit)

Jumlah Daya

Tampung (Ton)

(1) (2) (3) (4) (5) (6=5/3)

1 Kecamatan Maiwa 7.121 8 8 0,11

2 Kecamatan Bungin - - - -

3 Kecamatan Cendana - - - -

4 Kecamatan

Enrekang 14,443 395 395 2,73

5 Kecamatan Anggeraja

8.618 10 10 0,12

6 Kecamatan Malua - - - -

7 Kecamatan Baraka 4.265 8 8 0,19

8 Kecamatan Buntu

Batu - - - -

9 Kecamatan Alla 10.713 13 19.5 0.18

10 Kecamatan Curio - - - -

11 Kecamatan Baroko - - - -

12 Kecamatan Masalle - - - -

Jumlah 45.160 434 440.5 0.98

Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang

Tabel 2.43. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Luas Ruang Terbuka Hijau

13 ha 13 ha 13 ha 16 ha 16 ha

2. Luas wilayah ber HPL/HGB

269,47 ha

269,47 ha

269,47 ha

269,47 ha

269,47 ha

3. Rasio Ruang Terbuka

Hijau (1:2) 4,82% 4,82% 4,82% 5,93% 5,93%

Sumber: KLH-KP Kab. Enrekang

Page 73: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-52

8. Kependudukan dan Catatan Sipil

Tabel 2.44. Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi/Kabupaten Enrekang Tahun 2013

No Fertilitas/mortalitas Jumlah

1 Angka kelahiran kasar (CBR) 3,58/1000

2 Angka kematian kasar (CDR) 3,3/000

3 Angka kematian bayi (IMR) 13,6/1000

Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Enrekang

Tabel 2.45. Proyeksi Penduduk Laki-Laki Berdasarkan Umur

Kabupaten/Kota Enrekang Tahun 2009 s.d 2013

Kelompok Umur

2009 2010 2011 2012 2013

0-4 2.268 3.951 9.544 9.433 8.723

5-9 11.340 12.624 14.860 14.184 13.701

10-14 12.251 12.996 14.978 14.335 14.816

15-19 10.123 10.697 12.882 12.140 12.726

20-24 7.186 7.693 9.824 10.779 11.115

25-29 8.024 8.467 10.953 10.886 11.041

30-34 8.364 9.353 10.987 10.967 11.290

35-39 7.514 7.494 9.958 9.462 9.633

40-44 6.980 7.499 9.956 8.562 8.694

45-49 4.985 5.292 6.772 6.631 6.314

50-54 4.079 4.303 5.779 5.555 4.969

55-59 3.122 3.256 5.667 4.416 3.723

60-64 2.617 2.712 3.915 3.823 3.089

65-69 2.150 2.280 3.911 3.151 2.465

70-74 1.841 2.104 3.543 3.095 2.153

75+ 1.912 1.741 3.128 3.040 2.701

Jumlah 94.756 102.462 136.657 130.459 127.153

Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang

Tabel 2.46. Proyeksi Penduduk Perempuan Berdasarkan Umur

Kabupaten/Kota Enrekang Tahun 2009 s.d 2013

Kelompok Umur

2009 2010 2011 2012 2013

0-4 2.208 3.763 9.708 9.783 8.005

5-9 10.323 11.363 14.870 13.843 12.722

10-14 11.556 12.268 14.860 13.918 13.745

15-19 9.279 9.762 13.788 11.326 12.119

20-24 6.200 6.653 9.988 10.386 10.662

25-29 7.520 8.720 9.913 10.121 10.334

30-34 7.832 8.183 9.754 9.584 9.741

35-39 6.797 7.244 7.865 8.493 8.381

40-44 6.213 6.572 7.820 7.646 7.584

45-49 4.570 4.886 7.774 6.421 5.828

50-54 4.101 4.299 6.647 5.664 4.822

55-59 3.132 3.220 4.401 4.280 3.921

60-64 2.876 3.019 3.624 3.490 3.320

65-69 2.926 2.664 3.041 3.195 3.023

70-74 1.931 2.130 2.976 2.863 2.538

Page 74: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-53

Kelompok Umur

2009 2010 2011 2012 2013

75+ 1.847 2.242 3.574 3.270 3.046

Jumlah 89.311 96.988 130.603 124.283 119.791

Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang

Tabel 2.47. Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis kelamin

1. Maiwa 15.761 14.981 30.742 1.052

2. Cendana 5.859 5.791 11.650 0.001

Enrekang 22.635 21.647 44.282 1.045

Anggeraja 15.324 14.690 30.014 1.043

Alla 13.728 12.579 26.307 1.09

Malua 4.919 4.744 9.663 1.036

Baroko 6.645 6.130 12.775 1.084

Masalle 8.079 7.576 15.655 1.066

Curio 9.291 8.609 17.900 1.079

Baraka 13.526 12.643 26.169 1.069

Buntu Batu 8.430 7.797 16.227 1.081

Bungin 2.916 2.644 5.560 1.103

Jumlah Total 127.113 119.831 246.944 1.061

Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang

Tabel 2.48. Realisasi Pencetakan Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil (2009-2013)

Tahun KTP KK Akta Lahir

Akta Mati

Akta Kawin

Akta Cerai

2013 110.606 22.688 9.764 404 1.710 373

2012 87.142 20.177 12.464 206 1.954 168

2011 70.555 18.163 8.717 50 1.734 37

2010 54.237 17.212 10.938 30 1.500 33

2009 45.131 14.173 11.037 25 1.123 17

Sumber: Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kab. Enrekang

9. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tabel 2.49. Jumlah Penduduk Peserta KB Kabupaten Enrekang Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Peserta KB

PUS Peserta KB Tidak KB

1 Maiwa 3887 2590 1297

2 Cendana 1547 1497 50

3 Enrekang 5244 3580 1664

4 Anggeraja 3940 3050 890

5 Alla 3265 3059 206

6 Masalle 1720 1182 538

7 Curio 2866 1917 949

8 Baraka 3547 2879 668

Page 75: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-54

9 Malua 1146 1159 13

10 Buntu Batu 2.086 1470 616

11 Baroko 1495 997 498

12 Bungin 685 636 49

Jumlah se-Kabupaten 31.428 24.016 7.438

Sumber: BKB-PP Kab. Enrekang

10. Ketenagakerjaan

Tabel 2.50. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja

dan Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin Tahun 2012

Kabupaten Enrekang

No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah

1 ANGKATAN KERJA - - -

a. Bekerja 3.869 36.851 40.72

b. Pengangguran 751 2.106 753.106

Jumlah penduduk angkatan kerja (i)

54.62 38.957 93.577

2 BUKAN ANGKATAN KERJA - - -

a. Sekolah 282 340 622

b. Mengurus RT 424 20.151 444.151

c. Lainnya 6.894 3.934 10.828

Jumlah penduduk bukan

angkatan kerja (ii)

7.6 24.425 32.025

Jumlah penduduk usia kerja

(i) + (ii)

- - -

3 TPAK (tingkat partisipasi angkatan kerja)

98.63 94.59 193.22

4 TPT (tingkat pengangguran

terbuka)

1.37 5.41 6.78

Sumber: Dinas Sosial & Ketenagakerjaan Kab. Enrekang

Tabel 2.51. Penduduk Angkatan Kerja kabupaten/kota Tahun 2013 Kabupaten Enrekang

Golongan Umur Angkatan Kerja

Jumlah Bekerja Mencari Pekerjaan

(1) (2) (3) (4=2+3)

15-19 10.296 11 10.307

20-24 6.921 408 7.329

25-29 10.598 1.484 12.082

30-34 13.202 160 13.362

35-39 11.5119 8 19.5119

40-44 11.56 - 11.56

45-49 7.806 - 7.806

50-54 - - -

Page 76: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-55

55-59 4.038 - 4.038

60-64 10.269 - 10.269

65+ - - -

Total 93.577 2.068 93.577

Sumber: Dinas Sosial & Ketenagakerjaan Kab. Enrekang

10. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Tabel 2.52. Persentase Koperasi Aktif Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah koperasi aktif 88 88 106 47 47

2 Jumlah koperasi 185 185 186 182 182

3 Persentase koperasi aktif 48% 48% 57% 26% 26%

Sumber: Koperindag Kab. Enrekang

Tabel 2.53. Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah seluruh UKM 2964 3008 2929 4529 4529

2 Jumlah BPR/LKM 10 10 118 1 1

3 Jumlah UKM non BPR/LKM 2954 2998 2811 4528 4528

Sumber: Koperindag Kab. Enrekang

Tabel 2.54. Perkembangan Jumlah Koperasi dan Anggotaanya Tahun 2009-2013

Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Total Koperasi 185 185 186 182 182

Jml Koperasi

wanita

6 6 6 8 8

Jenis Kelamin L P L P L P L P L P

Jml Anggota 12271 5108 12279 5108 12267 5108 8492 1041 8492 1041

Jml Pengurus 415 76 415 76 411 85 411 65 411 65

Sumber: Koperindag Kab. Enrekang

Page 77: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-56

Tabel 2.55. Perkembangan Jumlah UMKM di Kabupaten Enrekang Tahun

2009-2013

Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Jml Kelompok

UMKM

Jml Kelompok

UMKM Wanita

2 2 2 2 2

Jumlah Anggota

L P L P L P L P L P

44 44 50 50 70

Total Anggota 44 44 50 50 70

Sumber: Koperindag Kab. Enrekang

11. Penanaman Modal

Tabel 2.56. Jumlah Investor PMDN/PMA Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

Tahun Uraian PMDN PMA Total

(1) (2) (3) (4) (5=3+4)

n-5 Jumlah Investor - - -

n-4 Jumlah Investor - - -

n-3 Jumlah Investor - - -

n-2 Jumlah Investor - - -

n-1 Jumlah Investor 502 - 502

Sumber: KPTSP Kab. Enrekang

Tabel 2.57. Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

Tahun Persetujuan Realisasi

JumlahProyek Nilai Investasi JumlahProyek Nilai Investasi

n-5 - - - -

n-4 - - - -

n-3 - - - -

n-2 - - - -

n-1 502 15,134,650.00 502 15,134,650.00

Sumber: KPTSP Kab. Enrekang

12. Kepemudaan dan Olahraga

Tabel 2.58. Jumlah Organisasi Pemuda

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Enrekang 97 99 100 100 100

Jumlah 97 99 100 100 100

Sumber: Dinas Pemuda Olah raga & Pariwisata Kab. Enrekang

Page 78: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-57

Tabel 2.59. Jumlah Organisasi Olahraga

Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Enrekang 217 217 217 224 230

2. Cendana 83 83 83 83 83

3. Maiwa 212 212 222 222 224

4. Anggeraja 130 130 130 133 133

5. Alla 89 89 89 89 89

6. Baraka 144 144 147 147 149

7. Buntu Batu 128 128 128 128 129

8. Curio 133 133 133 133 134

9. Malua 54 54 54 54 54

10. Bungin 39 39 39 39 39

11. Masalle 80 80 80 80 82

12 Baroko 82 82 82 82 82

Jumlah 1391 1391 1404 1414 1428

Sumber: Dinas Pemuda Olah raga & Pariwisata Kab. Enrekang

13. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Tabel 2.60. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah polisi pamong praja

31 30 27 28 29

2. Jumlah penduduk 185527 190248 192163 193683 243691

3. Rasio jumlah polisi pamong praja per

10.000 penduduk

1.67 1.58 1.41 1.45 1.19

Sumber: Linmas & Pol-PP Kab. Enrekang

Tabel 2.61. Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Linnmas 1040 1019 987 975 960

2. Jumlah penduduk 253.020 251.355 249.621 247.965 245.462

3. Rasio jumlah Linnmas per 10.000 penduduk

41.13 40.53 39.54 39.32 39.11

Sumber: Linmas & Pol-PP Kab. Enrekang

Tabel 2.62. Komposisi Anggota DPRD Kabupaten Enrekang Periode 2009 – 2014

Nama Partai Jumlah Kursi

Hanura 3

PKS 1

Page 79: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-58

Nama Partai Jumlah Kursi

PAN 5

PPD 3

PPI 1

PPDI 2

GOLKAR 8

PPP 2

PBB 2

PATRIOT 1

DEMOKRAT 2

11 (SEBELAS) PARTAI 30 KURSI

Sumber: KPUD Kab. Enrekang

14. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Tabel 2.63. Jumlah Pemilih dan Jumlah Pemilih yang Menggunakan

Hak Suaranya di Kabupaten Enrekang pada Pemilu Tahun 2008-2010

Pemilihan Umum Jumlah

Pemilih

Jumlah Pemilih yang

Menggunakan Hak

Suaranya

%

Pemilihan Gubernur

2013 134.186 102.922 76,70%

Pemilihan Legislatif

2009 134.186 102.922 76,70

Pemilihan Presiden

2009 135.730 96.243 70,90

Pemilihan Kepala

Daerah 2013 147.460 112.058 76%

Sumber: KPUD Kab. Enrekang

Page 80: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-59

15. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Tabel 2.64. Kelompok Binaan LPM Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Kecamatan

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata

Jumlah

LPM

Jumlah LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata

Jumlah

LPM

Jumlah

LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

LPM

Jumlah

LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

LPM

Jumlah

LPM

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

LPM

(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6

) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16)

(17=16/15)

1. Maiwa 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29 71 21 0.29

2. Cendana 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2 34 7 0.2

3. Enrekang 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13 90 12 0.13

4 Anggeraja 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33 36 12 0.33

5 Alla 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18 27 5 0.18

6 Baroko 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31 16 5 0.31

7 Masalle 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58 12 7 0.58

8 Curio 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5 22 11 0.5

9 Malua 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41 17 7 0.41

10 Baraka 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48 25 12 0.48

11 Buntu

Batu

22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31 22 7 0.31

12 Bungin 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4 15 6 0.4

Jumlah se-

Kab/Kota

387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12 387 112 4.12

Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang

Page 81: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-60

Tabel 2.65. Kelompok Binaan PKK Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

N

O

Kecamat

an

2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah

PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata

Jumlah PKK

Jumlah

PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata

Jumlah PKK

Jumlah

PKK

J Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah

PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

Jumlah

PKK

Jumlah Kelompok

Binaan

Rata-rata Jumlah

PKK

(1) (2) (3) (4) (5=4/3) (6) (7) (8=7/6) (9) (10) (11=10/9) (12) (13) (14=13/12) (15) (16) (17=16/1

5)

1. Maiwa 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91 22 394 17.91

2. Cendana 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17 6 85 14.17

3. Enrekan

g

18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28 18 347 19.28

4 Anggeraja

15 330 22 15 330 22 15 330 22 15 330 22 15 330 22

5 Alla 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63 8 253 31.63

6 Baroko 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4 5 127 25.4

7 Masalle 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5 6 189 31.5

8 Curio 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91 11 417 37.91

9 Malua 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38 8 115 14.38

10 Baraka 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07 15 376 25.07

11 Buntu Batu

8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75 8 158 19.75

12 Bungin 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29 7 128 18.29

Jumlah se-

Kab/Kota

129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3 129 2289 277.3

Sumber: Bapemdes & Dinas Pendidikan Kab. Enrekang

Page 82: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-61

Tabel 2.66. Jumlah LSM aktif Tahun 2009 s.d 2013 Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah LSM terdaftar 30 30 30 30 30

2. Jumlah LSM tidak aktif - - - - -

3. Jumlah LSM aktif (1-2) 30 30 30 30 30

Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang

Tabel 2.67. Jumlah Desa Swadaya

Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Desa/Kelurahan Swadaya 129 129 129 129 129

2. Jumlah Desa/Kelurahan 129 129 129 129 129

Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang

Page 83: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-62

Tabel 2.68. Kegiatan Program PNPM Mandiri PerKabupatenan Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013

THN SUMBER DANA (juta)

TOTAL (juta) LOKASI

(desa/kelurahan KEGIATAN

PENERIMA MANFAAT

KK KK MISKIN

APBN APBD Jumlah %

2009 Rp.7.680.000.000 Rp.1.920.000.000 Rp.9.600.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang,

Anggeraja,Malua, Baraka, Bungin,

Baroko

1 Jalan 14180 6932 48.8858

2 Jembatan 850 305 35.8824

3 Irigasi 860 171 19.8837

4 Sekolah 2641 1253 47.4441

5 Gedung Kesehatan

1082 429 39.6488

6 Air Bersih 3820 1981 51.8586

7 MCK 60 40 66.6667

8 Prasarana Umum

Lainnya

1985 1183 59.597

9 Penyuluhan & Pelatihan

Pendidikan

218 161 73.8532

10 Simpan Pinjam Perempuan

864 681 78.8194

2010 Rp.7.500.000.000 Rp.1.875.000.000 Rp.9.375.000.000 Kec. Maiwa,

Enrekang, Anggeraja,

Malua, Baraka, Bungin, Baroko,

1 Jalan 16781 7843 46.7374

2 Jembatan 1085 252 23.2258

3 Irigasi 2165 694 32.0554

4 Sekolah 1849 762 41.2115

5 Gedung 1290 478 37.0543

Page 84: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-63

Cendana Kesehatan

6 Air Bersih 1226 632 51.5498

7 Bangunan Pelengkap

348 278 79.8851

8 Prasarana

Umum Lainnya

709 242 34.1326

9 Penyuluh & Pelatihan

Pendidikan

65 36 55.3846

10 Simpan Pinjam

Perempuan

1049 720 68.6368

2011 Rp.5.340.000.000 Rp.1.340.000.000 Rp.6.700.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang, Anggeraja,

Malua, Baraka, Bungin, Baroko,

Cendana

1 Jalan 14544 4111 28.266

2 Sekolah 3601 700 19.439

3 Gedung

Kesehatan 1225 576 47.0204

4 Air Bersih 592 282 47.6351

5 MCK 307 141 45.9283

6 Bangunan Pelengkap

2080 693 33.3173

7 Penyuluhan & Pelatihan

Pend.

30 29 96.6667

8 Simpan Pinjam

Perempuan

376 294 78.1915

2012 Rp.7.077.500.000 Rp.372.000.000 Rp.7.450.000.000 Kec. Maiwa, Enrekang, Anggeraja,

Malua, Baraka,

1 Jalan 9090 3790 41.6942

2 Jembatan 260 70 26.9231

3 Irigasi 1058 487 46.0302

4 Sekolah 742 188 25.3369

Page 85: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-64

Bungin, Baroko, Cendana

5 Gedung Kesehatan

800 350 43.75

6 Air Bersih 874 381 43.5927

7 Bangunan

Pelengkap 656 417 63.5671

8 Prasarana Umum

Lainnya

135 13 9.62963

9 Simpan

Pinjam Perempuan

485 432 89.0722

2013 Rp.7.565.000.000 Rp.785.000.000 Rp.8.350.000.000 Kec. Maiwa,

Enrekang, Anggeraja,

Malua, Baraka, Bungin, Baroko, Cendana

1 Jalan 11391 3865 33.9303

2 Jembatan 2022 699 34.5697

3 Irigasi 110 34 30.9091

4 Sekolah 2644 308 11.649

5 Gedung Kesehatan

727 290 39.89

6 Air Bersih 475 445 93.6842

7 Bangunan

Pelengkap 120 71 59.1667

8 Prasarana Umum Lainnya

172 86 50

9 Simpan

Pinjam Perempuan

202 202 100

Sumber: Bapemdes Kab. Enrekang

Page 86: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-65

17. Komunikasi dan informatika

Tabel 2.69. Jaringan Komunikasi Tahun 2009 / 2013

Provinsi/Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2013

1 Jumlah jaringan telepon genggam 52 57

2 Jumlah jaringan telepon stasioner 6 9

3 Total jaringan Komunikasi (1+2) 58 66

Sumber: Dinas Pehubungan & Informatika Kab. Enrekang

18. Perpustakaan

Tabel 2.70. Jumlah Perpustakaan Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1.

Jumlah Perpustakaan

milik Pemerintah Daerah (pemda)

447 447 447 447 447

2. Jumlah Perpustakaan

milik non pemda - - - - -

3. Total Perpustakaan (1+2)

447 447 447 447 447

Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang

Tabel. 2.71. Jumlah Pengunjung Perpustakaan Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1.

Jumlah pengunjung perpustakaan milik Pemerintah Daerah

(pemda)

11135 13276 20365 11237 21385

2. Jumlah pengunjung perpustakaan milik non

pemda

- - - - -

3. Total pengunjung Perpustakaan (1+2)

11135 13276 20365 11237 21385

Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang

Tabel 2.72. Jumlah koleksi bahan pustaka pada Perpustakaan Umum

No Jenis Koleksi Jumlah Koleksi

Judul Eks

1 2 3 4

1

000 Karya

Umum 397 1,025

2 100 Filsafat 366 785

3 200 Agama 1,966 4,052

4 300 Ilmu Sosial 1,098 2,193

5 400 Bahasa 269 544

6 500 Ilmu Murni 706 2,158

7

600 Ilmu

Terapan 1,767 4,353

Page 87: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-66

8

700 Seni/Olah

Raga 494 1,085

9 800 Kesusasteraan 266 984

10

900

Sejarah/Geografi 430 1,819

11 Fiksi/Novel 1,856 3,212

12 Ensiklopedia 486 1,125

13 Bonus - -

14 Sumbangan 1,750 3,500

15

Lain-

lain/Temuan - -

Jumlah 11,851 26,835

Sumber: Dinas PDE & Arsip kab. Enrekang

2.1.2.Fokus Urusan Pelayanan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap

indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan

pemerintahan daerah (ada 8 urusan pilihan), yaitu bidang urusan: (i)

Pertanian, (ii) Kehutanan, (iii) Enegri dan Sumber Daya Mineral, (iv)

Pariwisata, (v) Perikanan, (vi) Perdagangan, dan (vii) Perindustrian.

Gambaran dari masing-masing penjelasan urusan pilihan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Pertanian

Tabel 2.73. Persentase luas Wilayah Produktif Tahun 2010 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

NO Uraian 2010 2011 2012 2013

1. Luas Wilayah

produktif 96,116 96,518 96,445 96,379

2. Luas Seluruh Wil. Budidaya

95,121 95,965 95,965 96,316

3. Rasio (1./2.) 1 1 1 1

Sumber: Dinas Pertanian & Perkebunan Kab. Enrekang

Page 88: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-67

Tabel 2.74. Jumlah Produksi dan produktivitas Tanaman Pangan, Hortikultura,

Perkebunan dan Buah-Buahan

No. Jenis

Komoditas

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

2009 2010 2011 2012 2013

A Tanaman

Pangan

Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha

1 Padi 70,413 12,310 70,711 13,136 67,714 11,836 70,021 12,415 63,438 14,782

2 Jagung 67,753 12,210 69,059 12,625 49,460 8,220 53,705 9,319 41,586 8,971

3 Kedelai 1,233 1,038 642 371 809 294 645 370 301 226

4 Kacang Tnh 237 245 434 338 259 182 384 276 345 286

5 Kacang Hijau

56 58 45 46 52 43 67 57 67 50

6 Ubi kayu 2,992 317 4,494 320 9,069 591 15,904 976 4,565 233

7 Ubi Jalar 3,704 615 4,561 533 3,451 287 6,034 489 8,106 520

B Hortikultura Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha

1 Bawang Merah

10943 1454 17114.9 2039 34469.9 3342 28024.8 2734 39.295 3.744

2 Cabe Besar 1970 628 1,666 470 3976.8 812 2365.2 496 5.089 917

3 Cabe Rawit 168 83 179.3 76 344.6 110 113 41 272 198

4 Kentang 821 87 810.7 100 1,312.5 131 647.7 68 817.0 77

5 Wortel 2,805 169 4,525.5 291 4,417 254 2,064 127 3.704 214

6 Kol/Kubis 24,599 693 38,795.2 1,100 40,139 1,085 27,745 740 49.893 1.282

7 Tomat 8599 868 10,226 924 12244.5 1097 7805.8 759 16.117 1.348

Page 89: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-68

No. Jenis

Komoditas

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

2009 2010 2011 2012 2013

8 Bawang

Daun

3550 575 5,923.1 719 5731.4 638 3473 384 6.107 597

C Perkebunan Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha Ton Ha

1 Kopi Arabika 5.174,55 11.741 8.913,46 11.911 7.932,74 11.949 7.932,7 12.014 7.918,7 11.975

2 Kakao 917.17 8.140 4.013,34 8140 6.750,82 9.865 6.750,8 9.903 6.828,7 9.900,5

3 Lada 850,65 2.399,2 860 2.399 755,48 2.385,52 755,5 2.377,5 872,7 2.517

4 Vanili 19,90 330 19,90 330 20,51 330 20,6 330 21 328

5 Cengkeh 509,2 2.553 514 2.553 504.9 2.533,2 519,9 2.563,7 532,6 2.549,8

6 Kelapa 203,5 807 203 807 181,80 807 181,8 807 181,8 807

7 Jambu Mete 7,7 597 7 597 5,75 544 5,1 381 5 331

8 Kemiri 403,5 2.373 403 2,373 401,24 2.368 401,2 2.368 401,2 2.368

9 Pala 2,9 114,6 2,95 114,60 2,63 115,60 2,6 115,6 2,6 115,6

10 Aren 594 891 594,05 891 583,48 891 583,5 891 583,5 981

11 Kapok 15,25 133 14,63 133 15 114 14,6 110 11 105

12 Kayu Manis 2 13 2 13 - 13 2 13 2 13

13 Nilam 176 64,5 176 64,50 178,60 64,50 178,6 64,5 256.2 74,5

14 Tembakau - - 25 250 - 3 - 3,0 - 10,5

Sumber: Dinas Pertanian & Perkebunan Kab. Enrekang

Page 90: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-69

Tabel 2.75. Capaian Energi dan Protein Per kapita (%) Tahun 2009 s.d

2013

No

Indikator Kinerja

Sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD

Target

Realisasi Capaian Tahun Ke-

SPM 2009 2010 2011 2012 2013

Ketersediaan

Energi dan

Protein Per Kapita

(%)

1 Ketersedia

n Energi Perkapita

(kka/kap/hr)

2200 2000 2001 2010 2016 2025

2 Ketersedia

an Protein Perkapita (gram/kap

/hr)

57 1452,3 1575,7 1652,9 1740,6/1616,77 3059/2847,8

3 Penguatan Cadangan

Pangan (%)

100 0 0

4 Ketersediaan Informasi

Pasokan, Harga dan

Akses Pangan di

Daerah (%)

90 40 80 85 60 70

5 Stabilitas

Harga dan pasokan

pangan (%)

90 70 70 70 70 80

6 Skor Pola Pangan

Harapan (SPPH)

90 75,7 79,9 83,5 85,8 87,2

7 Pengawasan dan

Pembinaan Keamanan

pangan (%)

80 - -

8 Penangan Daerah

60 35 48 50 55

Page 91: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-70

Rawan Pangan (%)

9 Regulasi

Ketahanan Pangan

1

10 Ketersedia

an Pangan Utama (%)

75 55 57 60 62 63

11 KOnsumsi Energi

Perkapita (kkaal/kap

/hr)

2000 1.611,2 1.669,2 1.708,9 1.745,5 1.797,5

12 Konsumsi Protein Perkapita

(gram/kap/hr)

52 45 46,3 47,1 48,2 49,2

Sumber: Kantor Ketahanan Pangan Kab. Enrekang

Tabel 2.76. Populasi Ternak 2009 s.d 2013

Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Enrekang

No. Jenis

Ternak

Populasi ternak per tahun (ekor)

2009 2010 2011 2012 2013

A Ternak

1 Sapi Perah 1,508 1,494 1,362 1,455 1,083

2 Sapi

potong

30,168 36,273 42,107 45,073 45,250

3 Kerbau 2,641 3,144 3,489 3,240 3,271

4 Kambing 34,866 39,514 36,324 35,330 34,224

5 Kuda 981 699 553 642 601

B Unggas

1 Ayam ras

petelur

290,429 397,747 654,109 685,747 821,200

2 Ayam ras broiler

11,250 57,255 22,000 59,100 18,600

3 Ayam buras

121,178 165,621 165,446 154,585 155,214

4 Itik/Manila 3,433 671 565 814 788

Page 92: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-71

Tabel 2.77. Jumlah Produksi (Kg) Tahun 2009 s.d 2013 Kab.

Enrekang

Komoditas Produksi (Kg)

2009 2010 211 2012 2013

N

o

Uraian 1 2 3 4 5

1 Daging Sapi

a Sapi

Pedagin

g

118.280 185.120 210.600 109.920 335.160

B Sapi

Perah

115 95 170 550 1.350

2 Daging Ayam

A Ayam

Kampun

g

121.178 219.078 112.464 99.223 118.743

B Ayam

Ras

127.135 843.765 583.211 431.261 922.680

3 Telur

A Ayam

Kampun

g

2.680 8.362 8.781 6.889 4.751

B Ayam

Ras

5.210.68

0

5.409.31

9

8.755.51

4

9.225.17

0

12.867.81

4

C Itik 1.500 917 793 526 328

3 Susu

a Kerbau 3.380 1.165 655 3.468 4.088

b Sapi

Perah

1.215.36

0

1.314.72

0

1.290.27

5

1.548.69

5

1.235.160

Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan Kab. Enrekang

Page 93: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-72

2. Kehutanan

Tabel 2.78. Luas Kawasan Hutan Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

Funsi Kawasan Tahun (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013

Hutan Lindung 71.787 71.787 71.787 71.787 67.966

Hutan Produksi

Terbatas 9.858 9.858 9.858 9.858 7.915

Total 81.645 81.645 81.645 81.645 75.881

Sumber: Dinas Kehutanan Kab. Enrekang

Tabel 2.79. Luas Lahan Kritis Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

Uraia

n

Tahun (Ha)

2009 2010 2011 2012 2013

Lahan

Kritis

44,644.6

0

42,676.6

0

40,715.5

0

38,737.5

0

37,543.1

2

Sumber: Dinas Kehutanan Kab. Enrekang

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Tabel 2.80. Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga Listrik Kabupaten Enrekang

NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

1. Kebutuhan GWH 42,00 45,36 48,99 52,91 57,14

- rumah tangga GWH 39,28 42,42 45,81 49,48 53,44

- Komersial GWH 1,30 1,40 1,51 1,64 1,77

- Public GWH 1,41 1,52 1,64 1,78 1,92

- Industri GWH 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02

2. Susut & Losses (T&D)

% 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5

3. Total Susut & Losses % 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5

4. Faktor Beban % 66,20 71,50 77,22 83,39 90,06

5. Produksi GWH 45,00 48,60 52,49 56,69 61,22

6. Beban Puncak MW 8,30 8,96 9,68 10,46 11,29

7. Kapasitas Terpasang

(Existing) MW 21 21 21 21 21

8. TOTAL KAPASITAS MW 8,00 8,60 9,30 9,90 10,56

Page 94: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-73

NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

SISTEM

9. DAYA YANG DIBUTUHKAN*

MW 10,00 10,00 15,00 15,00 15,00

Sumber: Dinas Pertambangan & Energi Kab. Enrekang

Tabel 2.81. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik

Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. RT dengan daya 450 watt

38,65 28,99 21,47 16,30 12,23

2. RT dengan daya 900 watt

47,76 47,81 47,86 47,91 47,95

3. RT dengan daya

1.300 watt 12,31 13,29 14,36 15,50 16,74

4. RT dengan daya 2.200 watt

1,09 1,18 1,27 1,37 1,48

5. RT dengan daya >

2.200 watt 0,19 0,21 0,23 0,24 0,26

6.

Total Jumlah Rumah

Tangga menggunakan listrik

39.739 42.918 43.261 43.608 43.956

7. Jumlah Rumah

Tangga 44.981 45.332 45.332 46.042 46.401

8.

Persentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik

(6)/(7)

0,88 0,95 0,95 0,95 0,95

Sumber: Dinas Pertambangan & Energi Kab. Enrekang

4. Pariwisata

Tabel 2.82. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara di Obyek Wisata Kabupaten Enrekang Tahun 2009–2013

Tahun Jumlah kunjungan

2009 645 (mancanegara), 4.426

(Lokal)

2010 1.747 (Mancanegara), 8.742

(Lokal)

2011 1.499 (Mancanegara), 13.686 (Lokal)

2012 556 (Mancanegara), 9.692

(Lokal)

2013 531 (Mancanegara), 6102 (Lokal)

Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Parawisata Kab. Enrekang

Page 95: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-74

Tabel 2.83. Jumlah Obyek Wisata di Kabupaten Enrekang

No. ODTW Pengelola Tenaga

Kerja

Tahun Oprsi

nal

1. Permandian Lewaja Pemda 11 org

2. Villa Bambapuang Pemda 19 org 2004

3. Taman Budaya Tontonan

Kerjasama KPA Lembayung

2009

4. Kawasan Benteng Alla Kerjasama

Fokas -

2010

5. Pondok Wisata

Massemba

CV Sabar

Akram

5 org -

Sumber: Dinas Pemuda Olahraga & Parawisata Kab. Enrekang

5. Perikanan

Tabel 2.84. Produksi Subsektor Perikanan Menurut Tahun di Kabupaten Enrekang

Tahun 2009-2013

No. Tahun Sawah Kolam Perairan

Umum

Jumlah

1 2013 402,22 295,36 11,70 709,28

2 2012 269,73 168,01 11,70 449,44

3 2011 257,57 138,38 21,58 822,92

4 2010 239,49 138,38 86,75 464,62

5 2009 134,37 114,38 76,75 325,50

Sumber: Dinas Peternakan & Perikanan kab. Enrekang

6. Perdagangan

Tabel 2.85. Banyaknya Peneribtan SIUP di Kabupaten Enrekang (2009-2013)

No. Tahun Klasifikasi Pedagang

Jumlah Kecil Menengah Besar

1 2009 187 7 - 194

2 2010 190 9 2 201

3 2011 346 66 7 419

4 2012 360 112 19 501

5 2013 374 215 56 645

Sumber: KPTSP kab. Enrekang

Page 96: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-75

7. Perindustrian

Tabel 2.86. Perkembangan Jumlah IKM

di Kabupaten Enrekang (2009-2013)

No Tahun Jumlah Perusahaan

IKM Jumlah Tenaga

Kerja

1 2009 2789 6687

2 2010 2812 6784

3 2011 2454 4518

4 2012 2942 6499

5 2013 3008 4552

Sumber: Dinas Koperindag Kab. Enrekang

2.1.3. Aspek Iklim Berinvestasi

Tabel 2.87. Lama Proses Perijinan Kabupaten Enrekang

NO Uraian

Lama

mengurus (hari)

Jumlah

persyaratan (dokumen)

Biaya resmi

(rata-rata maks Rph)

1. SIUP 1 hari 7 Gratis

2. TDP 1 hari 7 Gratis

3. IUI 1 hari 7 Gratis

4. TDI 1 hari 7 Gratis

5. IMB 2-3 hari 13 Luas bangunan X tariff harga

dasar bangunan X prosentase

6. HO 1 hari 7 Luas tempat usaha X

golongan usaha

Sumber: KPTSP Kab. Enrekang

2.1.4. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Tabel 2.88. Rasio Ketergantungan Tahun 2009 s.d 2013

Kabupaten Enrekang

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

1. Jumlah Penduduk Usia < 15 tahun

49.946 56.965 78.820 75.496 71.712

2. Jumlah Penduduk usia > 64 tahun

12.607 13.161 20.173 18.614 15.926

3. Jumlah Penduduk Usia

Tidak Produktif (1) &(2) 62.553 70.126 98.993 94.110 87.638

4. Jumlah Penduduk Usia 15-64 tahun

121.514 129.324 168.267 160.632 159.306

5. Rasio ketergantungan (3) / (4)

0,51 0,54 0,59 0,59 0,55

Sumber: Dinas Catatan Sipil Kab. Enrekang

Page 97: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

II-76

Tabel 2.89. Rasio Lulusan SD S/D S1 Kabupaten Enrekang Tahun

2009-2013

NO JENIS

PENDIDIKAN 2009

2010 2011 20012 20013

1 SD 4,229 5,891 4,084 4,433 4,657

2 SMP 3,718 2,768 2,659 3,543 3,291

3 SMA 1,874 2,450 2,114 2,649 2,894

4 JUMLAH LULUSAN

9,821 11,109 8,857 10,625 10,842

5

JUMLAH

PENDUDUK

190,576

190,579 192,163 193,683 193,783

6 RASIO LULUSAN (5/6)

5.15 5,83 4.61 5.49 5.59

Sumber: Dinas Pendidikan kab. Enrekang

Page 98: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan bagian yang tidak terpisah

dan terintegrasi dengan pengelolaan Keuangan Negara, sehingga prinsip-

prinsip yang terkandung di dalamnya tidak bisa dilepaskan dengan

keberadaan undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu: Undang –

Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang –

Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara. Ketiga Undang – Undang ini menjadi

dasar dari munculnya Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang kemudian dirubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Khusus terkait dengan

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, juga harus memperhatikan Undang –

Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Sejalan dengan alokasi dana transfer Pemerintah yang sebagian besar

telah diberikan diskresi sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Seluruh

penerimaan dan pengeluaran daerah yang menjadi hak dan kewajiban harus

diadministrasikan dalam APBD. Pengelolaan keuangan daerah selain

dilakukan secara efektif dan efisien yang diharapkan dapat mendukung tata

kelola pemerintah daerah yang baik bersandarkan pada prinsip-prinsip

transparansi, responsivitas, efisien, efektif, akuntabilitas, partisipatif,

terukur, berkeadilan, responsif gender dan berwawasan lingkungan.

3.1. Kinerja Keuangan Masal Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan

tindak lanjut dan sekaligus merupakan wujud dari pengelolaan keuangan

daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah, terdiri dari

Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. APBD disusun dengan berpedoman

Page 99: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.2

pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan

tercapainya tujuan Pemerintah. Dalam penyusunan rencana anggaran

belanja tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan anggaran

berbasis kinerja (performance budgeting atau activity base) yaitu berdasar

pada prestasi kerja yang akan di capai. Dalam penyusunan APBD yang

berdasarkan pendekatan kinerja, maka penyusunan rancangan APBD harus

berpedoman pada RKPD.

APBD merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah

daerah yang disetujui oleh DPRD dengan Peraturan Daerah. Dalam

hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD merupakan komitmen politik

penyelenggara pemerintahan daerah untuk mendanai Prioritas

pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5

(lima) tahun ke depan.

Sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah, maka

pada hakekatnya APBD mencerminkan semua hak dan kewajiban daerah

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai

dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun

waktu satu tahun. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah

penyelarasan kebijakan (policy), perencanaan (planning), dengan

penganggaran (budgeting).

A. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui

sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah merupakan

komponen yang sangat penting dan strategis dalam struktur APBD,

mengingat peranannya dalam membiayai anggaran belanja daerah,

pemberian pelayanan kepada publik, mengendalikan defisit anggaran dan

meningkatkan kapasitas fiskal daerah. Pendapatan Daerah meliputi

semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah (KUD),

yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam

satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah.

Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Enrekang diperoleh dari

berbagai sumber, di antaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi

Page 100: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.3

Hasil Bukan Pajak (SDA), dari Dana Alokasi Umum (DAU), dari Dana

Alokasi Khusus (DAK) dan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah.

Sepanjang Tahun Anggaran 2008-2013, pendapatan daerah

Kabupaten Enrekang menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan,

yaitu dari Rp. 436,522 Milyar lebih pada Tahun 2008, menjadi Rp 639,914

Milyar lebih pada Tahun 2013. Hal ini berarti dalam lima tahun terakhir,

pendapatan daerah Kabupaten Enrekang meningkat sebesar Rp.203,391

Milyar lebih, atau 46,59%.

Di antara ketiga kelompok pendapatan, terlihat bahwa Dana

Perimbangan mengalami peningkatan yang paling tinggi yakni 56,76%,

kemudian Lain-lain Penerimaan Daerah yang Sah 17,39%, sedangkan

Pendapatan Asli Daerah mengalami pertumbuhan 8,17%.

Tabel 3.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang

Tahun 2008-2013

TAHUN PAD DANA

PERIMBANGAN

LAIN-PAIN PENERIMAAN

DAERAH

PENDAPATAN

APBD

2008 21.454.853.997 328.799.936.316 86.267.471.928 436.522.262.241

2009 23.787.965.220 339.738.707.233 60.630.586.424 424.157.258.877

2010 14.650.195.063 330.935.581.406 110.569.953.098 456.155.729.567

2011 13.465.906.863 376.761.500.748 149.005.978.560 539.233.386.170

2012 17.920.619.304 459.138.098.394 78.649.105.867 555.707.823.566

2013 23.206.692.870 515.435.214.298 101.272.244.630 639.914.151.798

Pertumbu-han

8,17 56,76 17,39 46,59

Gambaran pengelolaan Pendapatan Daerah, yang terdiri atas: (i)

Pendapatan Asli Daerah (PAD); (ii) Dana Perimbangan; dan (iii) Lain-lain

pendapatan daerah yang sah; selengkapnya akan dibahas secara rinci dalam

bagian berikut.

1. Pendapatan Asli Daerah

Dalam UU Nomor 33 Tahun 2004, Pasal 1, angka 18 telah

dinyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan

Page 101: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.4

yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah

(Perda) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Khusus terkait

dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah harus

memperhatikan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, beserta peraturan pendukung lainnya dalam

menentukan Perda yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Sumber-sumber PAD menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun

2004, Pasal 6, ayat (1) dan juga Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005, Pasal 22, ayat (1) berasal dari: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi

Daerah; (iii) Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan

(iv) Lain-lain PAD yang sah. Walaupun sumbangan PAD setiap tahunnya

mengalami peningkatan, namun kenaikannya masih relatif kecil

dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan yang dibutuhkan dalam

APBD secara keseluruhan.

Dalam Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009, khususnya Pasal

2, ayat (2) telah dijelaskan bahwa jenis Pajak Daerah kabupaten/kota

terdiri atas: (i) Pajak Hotel; (ii) Pajak Restoran; (iii) Pajak Hiburan; (iv)

Pajak Reklame; (v) Pajak Penerangan Jalan; (vi) Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan; (vii) Pajak Parkir; (viii) Pajak Air Tanah; (ix) Pajak

Sarang Burung Walet; (x) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan; dan (xi) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Hal ini

memberikan pemahaman kepada daerah, bahwa Daerah diberi

kewenangan dan hak untuk merancang dan mempersiapkan peraturan

daerah yang terkait dengan peraturan perundangan tersebut, termasuk

juga di Kabupaten Enrekang.

Dalam pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus

diperhatikan upaya untuk peningkatan pendapatan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Untuk

itu, dalam rangka pemantapan kekuatan fiskal daerah, optimalisasi

sumber-sumber pendapatan daerah mempunyai peranan yang sangat

strategis, dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan umum. Langkah-langkah optimalisasi

pendapatan daerah perlu lebih dimaksimalkan.

Dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Pemerintah Kabupaten Enrekang senantiasa berusaha untuk tidak

menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat.

Page 102: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.5

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diupayakan melalui

penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pemungutan pajak

dan retribusi daerah, law enforcement dalam upaya membangun

ketaatan Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD)

serta peningkatan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan

pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang

dibarengi dengan peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan

kecepatan pelayanan dengan biaya yang terjangkau.

Untuk mengetahui perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

selama tahun 2008-2013 di Kabupaten Enrekang, dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2 Perkembangan Realisasi PAD dan Proporsinya terhadap Realisasi

Pendapatan APBD Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

No. Tahun PAD (Rp) Pendapatan APBD

(Rp)

Proporsi PAD

thd Pendapatan

APBD (%)

1 2 3 4 5=3/4

01. 2008 21.454.853.997 436.522.262.241 4,91

02. 2009 23.787.965.220 424.157.258.877 5,61

03. 2010 14.650.195.063 456.155.729.567 3,21

04. 2011 13.465.906.863 539.233.386.170 2,50

05. 2012 17.920.619.304 555.707.823.566 3,22

06. 2013 23.206.692.870 639.914.151.798 3,63

Ditinjau dari komponen Pendapatan Daerah, proporsi atau

konstribusi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan

daerah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 memperlihatkan

kecenderungan menurun. Proporsi tertinggi pada tahun 2009 senilai

5,61% dan menurun hingga mencapai angka terendah 2,50% TAHUN

2011, kemudian meningkat kembali menjadi 3.63% tahun 2013. Hal ini

menggambarkan bahwa kinerja pencapaian target PAD belum maksimal

karena disebabkan ketidaktepatan dalam menetapkan target penerimaan

PAD. Pemerintah Kabupaten Enrekang perlu berupaya maksimal untuk

mengembangkan dan menggali potensi pendapatan yang ada.

Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD setiap tahunnya

cenderung meningkat dari 8,69% tahun 2008 menjadi 14,71% Tahun

Page 103: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.6

2013. Peningkatan realisasi pajak daerah meningkat signifikan pada

tahun 2012 karena pengelolaan Pajak/PBB oleh Pemerintah Pusat

diserahkan ke Daerah berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selama tahun 2008-2013 tingkat

kontribusinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Kontribusi Pajak Terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

No. Tahun Pajak ( Rp ) PAD ( Rp ) Kenaikan

PAD ( % )

Kontribusi

Pajak thd PAD

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = ((3)/(4))

01. 2008 1.865.269.718 21.454.853.997 -- 8,69

02. 2009 1.870.593.930 23.787.965.220 0,11 7,86

03. 2010 1.483.152.466 14.650.195.063 -0,38 10,12

04. 2011 1.910.401.016 13.465.906.863 -0,08 14,19

05. 2012 2.999.321.102 17.920.619.304 0,33 16,74

06. 2013 3.413.931.005 23.206.692.870 0,29 14,71

2. Dana Perimbangan

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah

dinyatakan bahwa Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan

Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan

untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga

bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan

pemerintahan antara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi

kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Ketiga komponen

Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari Pemerintah

serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

Dalam prakteknya, Dana Perimbangan dalam APBD secara umum

berasal dari: Dana Bagi Hasil (Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak),

Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana

Perimbangan dari Pemerintah Provinsi. Bagi Hasil Pajak meliputi: Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Page 104: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.7

Bangunan (BPHTB), Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 21, Bagi Hasil

Pajak Penghasilan Pasal 25/29. Sedang Bagi Hasil Bukan Pajak terdiri

dari: Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi,

Pungutan Pengusahaan Perikanan dan Minyak Bumi. Khusus Bagi Hasil

Pajak yang mencakup PBB dan BPHTB, berdasarkan UU Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PBB murni

menjadi Pajak Daerah.

Proporsi dana perimbangan terhadap APBD relatif besar pada

kisaran rata-rata diatas 70%, hal ini menunjukan bahwa Kabupaten

Enrekang dalam pendanaan daerah masih sangat tergantung pemerintah

pusat. Proporsi dana perimbangan terhadap pendapatan APBD sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Dana Perimbangan dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD

Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

No. Tahun Dana Perimbangan

(Rupiah)

Pendapatan APBD

(Rupiah)

Proporsi Dana

Perimbangan thd Pendapatan APBD (%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

01. 2008 328.799.936.316 436.522.262.241 75,32

02. 2009 339.738.707.233 424.157.258.877 80,10

03. 2010 330.935.581.406 456.155.729.567 72,55

04. 2011 376.761.500.748 539.233.386.170 69,87

05. 2012 459.138.098.394 555.707.823.566 82,62

06. 2013 515.435.214.298 639.914.151.798 80,55

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di

Kabupaten Enrekang bersumber dari: (i) Pendapatan Hibah (Pendapatan

Hibah dari Pemerintah), (ii) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi (Bagian

dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bagian dari Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bagian dari Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor (PBBKB), Bagian dari Pajak Air Bawah Tanah (ABT),

Bagian dari Pajak Air Permukaan (AP), (iii) Dana Penyesuaian; dan (iv)

Bantuan Keuangan dari Provinsi.

Proporsi lain-lain pendapatan daerah yang sah yang diterima

Pemerintah Kabupaten Enrekang walaupun fluktuatif namun relatif

cukup besar rata-rata 19,32%. Proporsi lain-lain pendapatan daerah

Page 105: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.8

yang sah terhadap pendapatan APBD di Kabupaten Enrekang,

selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.5

Jumlah Lain –lain pendapatan yang sah dan Proporsinya terhadap Pendapatan APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

No. Tahun Lain-lain

Pendapatan yang

Sah (Rupiah)

Pendapatan APBD

(Rupiah)

Proporsi Lain-lain

Pendapatan yg Sah

thd Pendapatan APBD (%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

01. 2008 86.267.471.928 436.522.262.241 19,76

02. 2009 60.630.586.424 424.157.258.877 14,29

03. 2010 110.569.953.098 456.155.729.567 24,24

04. 2011 149.005.978.560 539.233.386.170 27,63

05. 2012 78.649.105.867 555.707.823.566 14,15

06. 2013 101.272.244.630 639.914.151.798 15,83

B. Belanja Daerah

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008-2012, disusun dengan

pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil

dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan kinerja satuan

kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan integrasi

perencanan terhadap penganggaran daerah, serta menjamin efektivitas

dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan

sesuiai agenda strategis yang akan tertuang dalam RPJMD 2014-2018.

Analisis Belanja Daerah adalah instrumen penting untuk

mengetahui kecenderungan belanja daerah pada periode tahun 2008-

2013 dan kearah mana yang diinginkan selama lima tahun ke depan

(2014-2018) sesuai pencapaian visi, misi pemerintah daerah. Realisasi

Belanja Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013 yang menunjukkan

klasifikasi Belanja Daerah nampak mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dari Rp.460,054 Milyar lebih pada tahun 2008 menjadi

sebesar Rp.589,394 Milyar lebih pada Tahun 2013. Tingkat

pertumbuhan Belanja Daerah yang dicapai rata-rata 5,54% persen per

tahun, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan

Page 106: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.9

pendapatan daerah 9,32% per tahun. Hal ini menggambarkan bahwa

anggaran daerah sebagian terserap pada pengeluaran pembiayaan.

Tabel 3.6

Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2008-2013

TAHUN BELANJA TIDAK

LANGSUNG

BELANJA

LANGSUNG TOTAL BELANJA

2008 196.788.127.108 263.266.757.649 460.054.884.757

2009 212.100.625.924 290.702.451.895 502.803.077.819

2010 250.754.541.633 194.775.319.379 445.529.861.012

2011 281.281.458.625 235.592.873.880 516.874.332.505

2012 316.682.652.298 210.417.972.947 527.100.625.245

2013 357.342.280.454 232.052.364.850 589.394.645.304

Pertum. 81,59 -11,86 28,11

Proporsi belanja pegawai cukup besar terhadap total belanja dan

memperlihatkan trend meningkat dari 33,65% tahun 2008 menjadi

54,74% tahun 2013 atau rata-rata meningkat 16,02% per tahun. Hal ini

disebabkan karena kemampuan pendanaan yang terbatas tidak dapat

mengimbangi kebijakan kenaikan belanja pegawai baik oleh pemerintah

pusat. Proporsi belanja pegawai terhadap total belanja dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.7 Proporsi Belanja Pegawai Pemerintah Kabupaten Enrekang Tahun

2008-2013

No. Tahun Belanja Pegawai

(Rupiah)

Total Belanja

(Rupiah)

Persentase Belanja

Pegawai thd Total

Belanja (%)

(1) (2) (3) (4) (5) = ((3) / (4))

01. 2008 154.801.419.816 460.054.884.757 33,65

02. 2009 176.781.519.976 502.803.077.819 35,16

03. 2010 228.944.096.796 445.529.861.012 51,39

04. 2011 259.992.970.849 516.874.332.505 50,30

05. 2012 295.563.938.937 527.100.625.245 56,07

06. 2013 322.644.280.417 589.394.645.304 54,74

Selama periode Tahun 2008-2012, pelaksanaan APBD khususnya

aspek Belanja Daerah tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang

terjadi antara lain :

Page 107: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.10

(i) Proses perencanaan dan penganggaran APBD yang belum sesuai

jadwal yang di tetapkan, meskipun penetapan APBD masih bisa

tepat waktu.

(ii) Realisasi belanja yang belum sesuai dengan target anggaran kas.

(iii) Kecenderungan peningkat belanja tidak langsung khususnya pada

komponen Belanja Gaji PNS lebih besar sehingga menyerap proporsi

anggaran Belanja Langsung.

(iv) Realisasi DAK yang masih terkendala dalam pelaksanaannya.

(v) Proses pengadaan barang yang masih perlu pembenahan pada

SKPD.

Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi suatu pelajaran

bagi Pemerintah Kabupaten Enrekang untuk menjadi catatan perbaikan

di masa mendatang dalam rangkan penyelenggaraan pemerintah yang

baik.

3.1.2. Neraca Daerah

Analisa neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan

keuangan daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio

aktivitas serta kemampuan asset daerah untuk penyediaan dana

pembangunan daerah.

Dalam Lampiran II, PP Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan bahwa

Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan

mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Oleh

karenanya, Neraca Daerah secara umum akan memuat posisi Aset Daerah,

Hutang/Kewajiban Daerah, serta posisi Ekuitas Dana atau kekayaan bersih

Pemerintah Daerah pada akhir tahun anggaran. Neraca Daerah secara

keseluruhan merupakan akumulasi dari neraca di masing-masing Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Penggambaran Necara Daerah di suatu Pemerintahan Daerah

mempunyai manfaat, antara lain yaitu: (i) untuk mengetahui posisi aset,

hutang, dan kekayaan bersih Pemerintah Daerah; (ii) untuk mengetahui

likuiditas atau ketersediaan sumber daya guna memenuhi kebutuhan

jangka pendek atau kebutuhan operasional pemerintahan; dan (iii) untuk

menilai kemampuan keuangan jangka panjang atau kebutuhan investasi

yang dilakukan.

Page 108: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.11

Neraca Daerah merupakan bagian dari bentuk pelaporan pertanggung-

jawaban, baik bagi setiap satuan unit kerja (Satuan Kerja Perangkat Daerah

atau SKPD) maupun akumulasi dari keseluruhan SKPD, yang akan

dilaporkan oleh Pemerintah Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD). Oleh karenanya terdapat 2 (dua) macam pelaporan

pertanggungjawaban, yaitu: (i) Pelaporan dan Pertanggungjawaban oleh

SKPD, yang mencakup: (a) Laporan Realisasi Anggaran – SKPD (LRA-SKPD);

(b) Neraca – SKPD; dan (c) Catatan Atas Laporan Keuangan – SKPD (CALK-

SKPD); dan (ii) pelaporan dan Pertanggungjawaban oleh Pemerintah Daerah,

yang mencakup: (a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (b) Neraca Daerah; (c)

Laporan Arus Kas (LAK); dan (d) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

1. Aset Daerah

Aset Daerah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari

mana manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset daerah

adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik

langsung maupun tidak langsung bagi kegiatan operasional pemerintah,

berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.

Pos Aset dalam Neraca Daerah mencakup aset lancar dan aset non

lancar. Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar jika

diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai

atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Masuk dalam klasifikasi ini adalah kas atau setara dengan kas, investasi

jangka pendek, piutang dan persediaan.

Sementara aset non lancar adalah semua aset yang tidak bisa

dimasukkan ke dalam aset lancar, yang mencakup aset yang bersifat

jangka panjang dan aset yang tak berwujud yang digunakan baik

langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang

digunakan oleh masyarakat umum. Aset non lancar diklasifikasilan lagi

menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan, dan aset

lainnya.

Page 109: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.12

Aset Daerah di Kabupaten Enrekang secara keseluruhan, pada

posisi 31 Desember 2013 menunjukkan angka sebesar

Rp.1,415.243.049.126,46. Aset Daerah dalam pos Neraca Daerah

Kabupaten Enrekang, terdiri dari: (i) Aset Lancar; (ii) Aset Tetap; dan (iii)

Aset Lain-lain. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 110: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.13

Tabel 3.8 Aset Pemeritah Daerah Kabupaten Enrekang dalam Neraca 2009-2013

Kode Pos Aset Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 ASET

1.1 ASET LANCAR 11.366.863.884,30 23.228.186.528 14.219.784.692,62 7.744.964.265,50 30.195.603.738,47

1.1.1 Kas

Kas di Kas Daerah 2.332.314.397,90 14.891.644.091,50 5.635.872.759,94 157.783.488,12 23.229.631.261,27

Kas di Bendahara

Penerimaan 4.088.060 25.433.000 223.309.919 398.188.261 630.000

Kas di Bendahara

Pengeluaran 2.549.398.323,47 1.626.954.962 1.890.183.030 2.078.411.646 2.731.529.687

1.1.2 Investasi Jangka Pendek

1.1.3 Piutang

Piutang Pajak 268.118.128 111.735.466 152.682.610 139.771.150 129.809.569

Piutang Retribusi 141.325.000 70.606.500 260.935.034 289.070.000 133.945.000

Piutang lain-lain

Pendapatan Asli Daerah

yang Sah

1.1.4 Piutang Lain-lain 4.644.940.362 5.032.051.580 4.513.309.332 3.792.909.779 3.524.073.600

1.1.5 Persediaan 1.426.679.612,93 1.409.760.929 1.543.491.944,68 1.722.086.663,53 1.527.429.481

1.1.6 Belanja dibayar Dimuka

Uang Muka

Pemeliharaan

1.2 INVESTASI JANGKA

PANJANG 16.085.318.673 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001 8.510.000.001

1.2.1 Investasi Nonpermanen

Investasi Nonpermanen

Lainnya 3.880.057.693

1.2.2 Investasi Permanen

Penyertaan Modal

Pemerintah Daerah 12.205.260.980 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001 8.510.000.001

1.3 ASET TETAP 1.117.423.728.107,27 1.240.199.234.100,22 1.170.737.235.108,24 1.264.638.601.050,99 1.375.438.459.892,99

1.3.1 Tanah 202.552.071.100 202.957.905.900 249.763.886.000 250.034.050.500 250.122.378.500

1.3.2 Peralatan dan Mesin 111.686.405.765,19 131.153.021.116,19 128.568.158.797 134.998.420.842 154.187.058.972

Page 111: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.14

Kode Pos Aset Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1.3.3 Gedung dan Bangunan 316.757.470.987,62 333.005.949.475,62 483.615.250.049,84 520.447.528.682 550.104.800.791,59

1.3.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 475.244.323.389,01 551.248.269.265,12 266.754.443.459 330.798.518.202,40 390.927.440.451,40

1.3.5 Aset Tetap Lainnya 6.279.714.850 7.528.873.397 20.616.780.189 22.154.655.489 22.799.482.489

1.3.6 Konstruksi dalam

Pengerjaan 4.903.742.015,45 14.305.214.946,24 21.418.715.813 6.205.427,335 7.297.298.689

1.3.7 Akumulasi Penyusutan

1.4 DANA CADANGAN

1.4.1 Dana Cadangan

1.5 ASET LAINNYA 8.998.014.908,38 1.118.985.440

1.5.1 Tagihan Penjualan

Angsuran

1.5.2 Tagihan Tuntutan Ganti

Kerugian Daerah 7.864.609.930,83 253.501.982 54

1.5.3 Kemitraan dengan Pihak

Ketiga

1.5.4 Aset Tak Berwujud 239.100.000 239.100.000 239.100.000 239.100.000 239.100.000

1.5.5 Aset Lain-lain 894.304.978 879.885.440 879.885.440 1.004.542.659 859.885.440

Total Aset 1.153.873.925.572,95 1.273.890.271.944,75 1.194.586.005.178,86 1.282.390.709.958,49 1.415.243.049.126,46

Page 112: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.15

2. Kewajiban Daerah

Kwajiban Daerah adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran ke luar atas sumber daya

ekonomi pemerintah daerah. Kewajiban umumnya timbul karena

konsekuensi atas pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk

bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul

antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari

masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga

internasional. Kwajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan

pegawai yang bekerja pada pemeritah atau pada pemberi jasa lainnya.

Kewajiban Daerah, secara umum diklasifikasikan menjadi

kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Suatu

kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal pelaporan, semisal utang transfer pemerintah atau utang kepada

pegawai. Utang jangka pendek akan menyerap aset lancar dalam tahun

pelaporan berikutnya.

Pos Kewajiban dalam Neraca Daerah di Kabupaten Enrekang,

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 113: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.16

Tabel 3.9 Kewajiban Pemeritah Daerah dalam Neraca Tahun 2008-2013

Kode Pos Kewajiban Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

2 KEWAJIBAN

2.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

22.934.161.339,52 34.552.979.514,36 43.073.160.067,92 31.678.761.752,79 34.263.121.373,59

2.1.1 Utang Perhitungan Pihak

Ketiga 80.732.667 4.600.305 4.600.305 40.565.067 21.947.589

2.1.2 Utang Bunga

2.1.3 Utang Pajak

2.1.4 Bagian Lancar Utang Jangka

Panjang Lainnya

2.1.5 Pendapatan Diterima Dimuka

2.1.6 Utang Jangka Pendek

Lainnya 22.853.428.672,52 34.548.379.209,36 43.068.559.762,92 31.638.196.685,79 34.241.173.784,59

2.2 KEWAJIBAN JANGKA

PANJANG

2.2.1 Utang Dalam Negeri -

Pemerintah Pusat

2.2.2 Utang dalam Negeri-

Obligasi

Jumlah KEWAJIBAN

Pemerintah 22.934.161.339,52 34.552.979.514,36 43.073.160.067,92 31.678.761.752,79 34.263.121.373,59

Page 114: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.17

3. Ekuitas Dana Daerah

Ekuitas Dana Daerah adalah kekayaan bersih pemerintah yang

merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas

Dana dalam Neraca Daerah secara umum terdiri dari: (i) Ekuitas Dana

Lancar, (ii) Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan.

Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan

kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar antara lain berupa sisa

lebih pembiayaan anggaran, cadangan piutang, cadangan persediaan,

dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka

pendek. Sedang Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan

pemerintah yang tertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan,

yang mencakup investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya,

dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Sementara Ekuitas Dana

Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 115: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.18

Tabel 3.10 Ekuitas Dana Pemeritah Daerah dalam Neraca 2009-2013

Kode Pos Ekuitas Dana Daerah 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumb

(%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

3 EKUITAS DANA

3.1 Ekuitas Dana Lancar

3.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SiLPA) 4.800.980.054,37 16.513.998.748,50 7.521.455.484 2.195.630.067,12

3.1.2 Pendapatan yang Ditangguhkan 4.008.060 25.433.000 223.309.919 398.188.261

3.1.3 Cadangan Piutang 5.054.383.490 5.214.393.546 4.926.926.976 3.388.494.206,85 3.1.4 Cadangan Persediaan 1.426.679.612,93 1.469.760.929 1.543.491.944,68 1.722.086.663,53

3.1.5 Cadangan Belanja Dibayar

Dimuka

3.1.6 Dana Lancar

3.1.7 Dana yg Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka

Pendek

(22.853.428.672,52) (34.548.379.209,36) (43.068.559.762,92) (31.638.196.685,79)

3.2 Ekuitas Dana Investasi 1.250.622.085.416,25 1.180.366.220.549,24 1.274.645.745.692,99

3.2.1 Diinvestasikan dalam Investasi

Jangka Panjang 16.085.318.673 9.343.865.876,03 8.510.000.001 8.510.000.001

3.2.2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.117.423.728.107,27 1.240.199.234.100,22 1.170.737.235.188,24 1.264.638.601.050,99

3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset

Lainnya 8.998.014.988,38 1.118.985.440 1.118.985.440 1.497.144.641

3.2.4

Dana yg Harus Disediakan untuk

Pembayaran Utang Jangka

Panjang

3.3 Ekuitas Dana Cadangan

3.3.1 Diinvestasikan dalam Dana

Cadangan

Total EKUITAS DANA Pemerintah 1.130.939.764.233,43 1.239.337.292.430,39 1.151.512.845.110,94 1.250.711.948.205,78

Page 116: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.19

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kemampuan fiskal daerah (fiscal capacity) merupakan faktor yang

sangat krusial dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan

kesejahteraan umum dan pembangunan daerah secara umum. Karena itu,

upaya optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah, perlu terus

ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu dan sinergi antar-

SKPD/unit kerja pengelola pendapatan daerah.

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

a. Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan Pendapatan Daerah sepanjang tahun 2008-2013

diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan daerah dengan

memaksimalkan penggalian potensi pendapatan daerah melalui program

intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah,

dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, aspek kewenangan, aspek potensi, aspek

keadilan dan kemampuan masyarakat.

Beberapa kegiatan strategis yang berkaitan dengan upaya

peningkatan pendapatan daerah antara lain :

Melakukan Ekstensifikasi dan Intensifikasi terhadap sumber – sumber

pendapatan.

Melakukan revisi terhadap peraturan – peraturan Daerah di bidang

pendapatan yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan ekonomi.

peningkatan SDM pengelola PAD.

Meningkatkan intensitas penyuluhan perpajakan, agar masyarakat

sadar akan kewajibannya membayar pajak.

Mengadakan perbaikan terhadap sistim pengelolaan administrasi

pendapatan, agar mulai dari perencanaan, pemantapan, pemungutan,

penyetoran dan pertanggung jawaban pendapatan dapat lebih efektif.

Penyediaan sarana dan prasarana Pendapatan Daerah

Page 117: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.20

b. Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah merupakan perwujudan dari kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Melihat

perkembangan realisasi Belanja Daerah pada periode tahun 2009-2013,

menunjukkan bahwa Proporsi anggaran Belanja Tidak Langsung

cenderung meningkat, dari 45,11% tahun 2009 meningkat menjadi

59,45% tahun 2013.

Peningkatan Belanja tidak Langsung tidak hanya berdasarkan

pertimbangan kebutuhan aparatur atau belanja gaji yang signifikan

kenaikannya dari Rp.164,44 Milyar lebih tahun 2009 menjadi Rp.338,08

Milyar lebih tahun 2013, namun juga adanya belanja Bantuan keuangan

kepada pemerintah desa terus meningkat yang menjadi bagian dari

komponen Belanja Tidak Langsung.

Proporsi Belanja Modal pada kelompok Belanja Langsung

memperlihatkan trend fluktuatif dan cenderung menurun. Jika

diperbandingkan alokasi belanja modal ditahun 2009 porsinya 35,41%

dari total belanja daerah, mengalami penurunan pada tahun 2013

menjadi 20,40% dari total belanja daerah. Hal ini menggambarkan bahwa

terjadi penurunan kemampuan keuangan daerah dalam penyediaan

infrastruktur pelayanan publik. Selengkapnya dapat disajikan pada tabel

berikut.

Page 118: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.21

Tabel 3.11 Porporsi Alokasi Belanja Daerah Tahun 2008-2013

NO. URAIAN 2009 % 2010 % 2011 % 2012 % 2013 %

2,1

BELANJA

TIDAK

LANGSUNG

216.140.311.338 45,11 253.570.259.766 51,26 280.024.184.792 49,84 324.207.250.850 57,65 375.329.195.517 59,45

2.1.1 Belanja

Pegawai 164.440.327.828 34,32 230.000.259.767 46,50 258.351.184.792 45,98 301.123.950.850 53,54 338.081.295.517 53,55

2.1.2 Belanja Bunga 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2.1.3 Belanja Subsidi

20.389.517.000 4,26 2.820.000.000 0,57 750.000.000 0,13 0 0,00 0 0,00

2.1.4 Belanja Hibah 5.290.000.000 1,10 1.250.000.000 0,25 1.050.000.000 0,19 5.015.000.000 0,89 17.000.000.000 2,69

2.1.5 Belanja

Bantuan Sosial 6.515.425.714 1,36 6.500.000.000 1,31 6.150.000.000 1,09 2.696.000.000 0,48 3.000.000.000 0,48

2.1.6

Belanja Bagi

Hasil kepada

Prop/Kab/Kota

0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

2.1.7

Belanja

Bantuan

Keuangan

18.000.750.796 3,76 12.000.000.000 2,43 12.573.000.000 2,24 14.122.300.000 2,51 15.997.900.000 2,53

2.1.8 Belanja Tidak

Terduga 1.504.290.000 0,31 1.000.000.000 0,20 1.150.000.000 0,20 1.250.000.000 0,22 1.250.000.000 0,20

2,2 BELANJA

LANGSUNG 263.009.954.421 54,89 241.075.660.496 48,74 281.828.129.926 50,16 238.212.150.479 42,35 256.017.424.285 40,55

2.2.1 Belanja

Pegawai 27.655.643.426 5,77 35.411.113.340 7,16 44.042.831.556 7,84 17.089.479.036 3,04 28.881.298.300 4,57

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

65.701.782.071 13,71 64.596.800.195 13,06 99.263.700.973 17,67 108.212.017.621 19,24 98.323.932.145 15,57

2.2.3 Belanja Modal 169.652.528.924 35,41 141.067.746.961 28,52 138.521.597.397 24,65 112.910.653.822 20,08 128.812.193.840 20,40

JUMLAH

BELANJA 479.150.265.759 494.645.920.263 561.852.314.718 562.419.401.329 631.346.619.802

Page 119: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.22

c. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan daerah yang

dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan

Belanja Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih kecil dari Belanja Daerah,

maka terjadi transaksi keuangan yang defisit dan harus ditutupi dengan

Penerimaan Daerah. Jika Pendapatan Daerah lebih besar dari Belanja

Daerah, maka terjadi transaksi keuangan yang surplus dan digunakan

untuk Pengeluaran Daerah. Oleh sebab itu, Pembiayaan Daerah terdiri

Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Kelompok penerimaan pembiayaan terbesar pada pos Sisa Lebih

Perhitungan Tahun Lalu, yakni pada tahun 2008 mencapau sebesar

Rp.91,976 Milyar lebih dan mengalami penurunan menjadi Rp.7,835

Milyar lebih pada tahun 2013. Penurunan ini sebagai wujud peningkatan

daya serap anggaran belanja daerah tahun sebelumnya. Keberadaan

anggaran SILPA tahun lalu merupakan bagian dari adanya efesiensi

anggaran belanja daerah tahun lalu.

Pada sisi kelompok Pengeluaran Pembiayaan, porsi anggaran

terbesar pada pos Pembayaran Kewajiban Kepada Pihak Ketiga sebesar

Rp.26,464 Milyar lebih tahun 2013. Keberadaan anggaran yang cukup

besar tersebut lebih disebabkan oleh pihak rekanan pelaksanaan kegiatan

fisik umumnya tidak mampu menyelesaikan kelengkapan administrasi

pencairan dana pada akhir tahun anggaran, sehingga pembayarannya

dibebankan pada tahun berikutnya.

3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik

yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang

perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau

memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat

berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari

pinjaman, dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan

antara lain dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

Page 120: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.23

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh

pemerintah.

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit

atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada

selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang

perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali,

baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun

anggaran berikutnya.

Gambaran prediksi Pembiayaan Daerah di Kabupaten Enrekang

selama kurun wakttu 2014-2018 selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 121: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.24

Tabel 3.12 Prediksi Pembiayaan Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2014- 2018

NO. URAIAN PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN 2014

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN 2015

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN 2016

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN 2017

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

SURPLUS / (DEFISIT) 6.602.061.778,00 7.239.844.135,88 7.653.927.921,69 7.729.499.204,28 6.808.802.517,64

3,1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN 24.100.658.905,00 19.738.800.741,60 15.991.040.593,28 12.992.832.474,62 10.594.265.979,70

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

23.423.500.927,00 18.738.800.741,60 14.991.040.593,28 11.992.832.474,62 9.594.265.979,70

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah

3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman 677.157.978,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah

3.1.7 Penerimaan Dana Luncuran

Tahun Lalu

3,2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 30.702.720.683,00 26.978.644.877,48 23.644.968.514,97 20.722.331.678,90 17.403.068.497,33

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi)

3.2.3 Pembayaraan Pokok Utang

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

3.2.5 Penyaluran Dana Luncuran

Tahun Lalu

3.2.6 Pembayaran Kewajiban Kepada

Pihak Ketiga 30.702.720.683,00 26.978.644.877,48 23.644.968.514,97 20.722.331.678,90 17.403.068.497,33

PEMBIAYAAN NETTO (6.602.061.778,00) (7.239.844.135,88) (7.653.927.921,69) (7.729.499.204,28) (6.808.802.517,64)

5 SISA LEBIH ANGGARAN

TAHUN BERKENAN 0,00 0,00 (0,00) (0,00) 0,00

Page 122: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.25

Kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah Kabupaten Enrekang

untuk tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah

Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Enrekang yaitu

berusaha untuk meningkatkan realisasi SiLPA dari tahun ke tahun yang

diakibatkan karena terjadinya efisiensi, efektivitas dalam pengelolaan

belanja daerah. Secara khusus arah kebijakan Pembiayaan Daerah di

Kabupaten Enrekang untuk kurun waktu 2014-2018 yang masuk dalam

kategori penerimaan pembiayaan adalah sebagai berikut:

a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA)

diasumsikan tetap setiap tahun, dan akan digunakan untuk

menutup defisit anggaran yang terjadi.

b. Pinjaman daerah merupakan salah satu alternatif sumber

pembiayaan daerah, namun pelaksanaannya selektif dan

merupakan pilihan terakhir bila sumber-sumber pembiayaan

daerah lainnya sudah tidak mampu untuk menutup defisit

anggaran.

2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Enrekang

selama tahun 2014-2018 diarahkan untuk:

a. Pemberian pinjaman daerah diberikan dalam bentuk kredit bergulir

kepada Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

b. Pembayaran kepada Pihak Ketiga diuapayan semakin menurun

melalui peningkatan daya serap anggaran untuk kegiatan-kegiatan

yang dipihak ketigakan.

Merumuskan kebijakan/kerangka regulasi yang dapat

mendorong partisipasi masyarakat/swasta dalam mendanai program

dan kegiatan pemerintah daerah melalui kerjasama yang saling

menguntungkan (publik private partnership)

Page 123: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.26

3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2014-2018

Dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dinyatakan bahwa,

kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk

mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari

Anggaran Pemerintah Daerah, sebagai bagian integral dari upaya

pembangunan daerah secara utuh. Analisis kerangka pendanaan bertujuan

untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan

untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama

5 (lima) tahun kedepan yakni 2014-2018. Suatu kapasitas riil keuangan

daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan

berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan

mengikat serta prioritas utama. Untuk mengetahui kapasitas fiscal riil

keuangan daerah, maka yang pertama dianalisis adalah seluruh

pengeluaran periodik wajib dan prioritas utama pada masa sebelumnya.

Selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis proyeksi pendapatan

daerah dan belanja daerah.

3.3.1.Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama

Belanja yang sifatnya wajib adalah belanja yang harus dianggarkan

setiap tahun anggaran. Pada belanja tidak langsung, yang wajib dan

mengikat adalah komponen belanja gaji dan tunjangan, tunjangan profesi

guru, belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD, belanja operasional

kepala daerah, serta belanja bantuan Parpol. Total belanja tidak langsung

yang sifatnya wajib dan mengikat tersebut dialokasikan tahun 2013 sebesar

Rp.338,603 Milyar lebih, yang terdiri dari Belanja Gaji dan Tunjangan PNS

sebesar Rp.282,624 Milyar lebih, Belanja Tunjangan Profesi Guru sebesar

Rp.53,408 Milyar lebih, Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD

sebesar Rp.2,048 Milyar lebih, Belanja Bantuan Parpol sebesar Rp.522 Juta

lebih.

Pada Belanja Langsung, dalam struktur belanja daerah Kabupaten

Enrekang, terdapat 2 komponen yang sifatnya wajib dan mengikat yakni;

Belanja beasiswa pendidikan PNS, serta belanja jasa kantor (khusus tagihan

Page 124: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.27

bulanan kantor seperti telepon, listrik, air dan sejenisnya). Total alokasi

anggaran pada Dua komponen tersebut pada tahun 2013 sebesar Rp.3,822

Milyar lebih. Untuk tahun 2014-2018, pemerintah daerah mengeluarkan

kebijakan pemberian uang makan harian pegawai, yang juga termasuk

kategori belanja yang difatnya wajib dan mengikat.

Pada kelompok pembiayaan pengeluaran, yang sifatnya wajib dan

mengikat adalah pos pembayaran hutang pemerintah daerah, yang pada

tahun 2013 sebesar Rp.29,176 Milyar lebih.

Tabel 3.13

Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Enrekang tahun 2013

URAIAN TAHUN 2013 (Rp)

Belanja Tidak Langsung

338.603.595.517

Belanja Gaji dan Tunjangan

282.624.236.662

Belanaj Tunjangan Profesi Guru

53.408.298.855

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH

2.048.760.000

Belanja Bantuan Parpol

522.300.000

Belanja Langsung 3.822.311.000

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS

315.000.000

Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor seperti

listrik, air, telepon dan sejenisnya)

3.507.311.000

Belanja Uang Makan Harian Pegawai

-

Pembiayaan Pengeluaraan 29.176.407.818

Pembayaran Hutang Pemerintah Daerah

29.176.407.818

TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

371.602.314.335

Page 125: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.28

3.3.2. Proyeksi Data

A. Pendapatan daerah

Dari berbagai pertimbangan di atas, prediksi Pendapatan Daerah di

Kabupaten Enrekang selama kurun waktu 2014-2018, selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 126: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.29

Tabel 3.14 Prediksi Pendapatan Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2011- 2015

NO URAIAN

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN

2014

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN

2015

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN

2016

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN

2017

PREDIKSI TAHUN

ANGGARAN

2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1,1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 27.314.922.551 28.605.175.000 29.790.433.750 30.972.855.437 32.204.756.209

1.1.1 Hasil Pajak Daerah 4.966.000.000 5.214.300.000 5.475.015.000 5.748.765.750 6.036.204.037

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 12.467.500.000 13.090.875.000 13.745.418.750 14.432.689.687 15.154.324.171

1.1.3 Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

2.770.422.551 3.500.000.000 3.570.000.000 3.641.400.000 3.714.228.000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang

Sah 7.111.000.000 6.800.000.000 7.000.000.000 7.150.000.000 7.300.000.000

1,2 DANA PERIMBANGAN 555.038.985.000 604.433.017.000 658.697.347.170 718.374.900.641 783.815.891.248

1.2.1 Bagi Hasil Pajak / bagi Hasil Bukan

Pajak 20.000.000.000 20.400.000.000 20.808.000.000 21.224.160.000 21.648.643.200

1.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 484.907.285.000 533.400.000.000 586.750.000.000 645.500.000.000 710.000.000.000

1.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) 50.131.700.000 50.633.017.000 51.139.347.170 51.650.740.641 52.167.248.048

1,3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

YANG SAH 123.445.812.110 128.100.000.000 141.000.000.000 154.350.000.000 169.835.000.000

1.3.1 Pendapatan Hibah 385.448.000 500.000.000 500.000.000 0,00 0,00

1.3.2 Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 20.746.736.110 15.000.000.000 16.500.000.000 18.150.000.000 19.965.000.000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus 90.341.336.000 99.400.000.000 109.500.000.000 120.250.000.000 132.270.000.000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi 11.972.292.000 13.200.000.000 14.500.000.000 15.950.000.000 17.600.000.000

PENDAPATAN DAERAH 705.799.719.661 761.138.192.000 829.487.780.920 903.697.756.079 985.855.647.457

Page 127: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.30

Untuk menyikapi kondisi pendapatan daerah Kabupaten

Enrekang, maka selama kurun waktu 2014-2018 kebijakan-kebijakan

dalam pengelolaan Pendapatan Daerah sebagai berikut:

1. Menetapkan target pendapatan daerah Kabupaten Enrekang

sampai dengan tahun 2018 dapat mendekati sekitar Rp. 985,85

Milyar lebih atau mendekati Rp.1 Trilliun, berdasar atas

perhitungan dan perencanaan anggaran yang rasional.

2. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kenaikan rata-

rata per tahunnya sebesar 5 %. Hal ini mengandung makna bahwa

secara bertahap kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah

(TPD) secara proporsi akan terus ditingkatkan.

3. Mengoptimalkan PAD sesuai ketentuan UU Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Upaya ini antara lain

akan ditempuh dengan cara: (i) mulai tahun 2014, Bea Perolehan

atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sudah masuk menjadi

Pajak Daerah dalam PAD, (ii) sejak tahun 2013, Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) sudah masuk menjadi Pajak Daerah dalam PAD,

setelah secara bertahap dilakukan alih ketrampilan dan teknologi

dalam pengelolaan PBB.

4. Pengoptimalan sumber-sumber/potensi Pendapatan Asli Daerah

(PAD), yang disesuaikan dengan peraturan perundangan terbaru,

khususnya dengan terbitnya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dengan jalan melakukan

program intensifikasi dan ekstensifikasi pendukung peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,

khususnya untuk meningkatkan sumber pendapatan yang

berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Mengadakan pendataan ulang terhadap berbagai obyek dan

jenis-jenis pendapatan yang baru, khususnya dengan

ditetapkannya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

Page 128: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.31

c. Penyesuaian besaran tarif dengan melakukan revisi terhadap

berbagai Peraturan Daerah (Perda) yang sudah tidak sesuai, baik

terkait dengan kondisi saat ini maupun kebutuhan

penyesuaiannya dengan peraturan perundangan yang berlaku.

d. Membina hubungan yang baik dan kesadaran Wajib Pajak.

e. Meningkatkan peran aktif SKPD yang terkait, dalam rangka

penegakan hukum dan peningkatan pendapatan daerah.

5. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dipungut tidak akan

memberatkan masyarakat dan akan diusahakan bisa mendorong

perkembangan investasi daerah di Kabupaten Enrekang .

6. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat, yang dtempuh dengan

cara:

a. Perbaikan sistem dan manajemen dalam pengelolaan

pendapatan guna memberikan kemudahan akses Wajib Pajak

(WP) dan Wajib Retribusi (WR).

b. Penegakan Perda terhadap WP dan WR yang tidak taat

melakukan pembayaran kewajibannya.

7. Peningkatan kualitas pengelolaan manajemen pendapatan daerah.

8. Mengupayakan peningkatan pendapatan dari Dana Perimbangan

dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, yaitu dengan cara

meningkatkan aktivitas perekonomian Kabupaten Enrekang, melalui

penciptaan iklim usaha yang kondusif, penegakan hukum dan

peraturan perundangan, serta meningkatkan keamanan dan

ketertiban daerah.

B. Belanja Daerah

Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui

sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah diarahkan

pada peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik,

disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan

efisiensi, efektifitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang

Page 129: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.32

diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis

daerah.

Struktur belanja dalam APBD yakni kelompok belanja tidak

langsung dan belanja langsung pada struktur anggaran 2008-2013

(Beradasar Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan juga Permendagri

Nomor 59 Tahun 2007) dengan uraian, sebagai berikut:

1. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan

tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja:

a. Belanja Pegawai berupa penyediaan gaji dan tunjangan serta

tambahan penghasilan lainnya yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

- Gaji dan Tunjangan. Pos belanja ini untuk mengantisipasi

adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan

penambahan PNSD perhitungkan gaji untuk tiap tahunnya

(2011-2015) ditambah acress yang besarnya maksimum 2,5%

dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan);

- Besarnya penganggaran gaji pokok dan tunjangan PNSD

disesuaikan dengan rekonsiliasi jumlah pegawai dan memperhi-

tungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD yang

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Untuk tiap tahunnya

dipredik-sikan terjadi peningkatan/kenaikan gaji sebesar 10%.

b. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran atas pinjaman

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Dalam

Pemenuhan Pendanaan sejalan dengan penyelenggaraan

pemerintah daerah, khusunya pengalokasian anggaran

dalam APBD, Kabupaten Enrekang belum pernah

melakukan pinjaman, sehingga tidak ada Pembayaran Bunga

Pinjaman.

c. Belanja Hibah dugunakan untuk mendukung fungsi

penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka pemerintah

daerah dapat melakukan pemberian hibah kepada instansi

vertikal (seperti untuk kegiatan TMMD dan penyelenggaraan

pemilu yang dilaksanakan KPUD), dan instansi semi

Page 130: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.33

pemerintah (seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK),

pemberian hibah kepada perusahaan daerah, serta

masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya, sepanjang

dianggarkan dalam APBD. Pemberian hibah harus dilakukan

secara selektif sesuai dengan urgensi dan kepentingan

daerah serta kemampuan keuangan daerah, sehingga tidak

mengganggu penyelenggaraan urusan wajib dan tugas-tugas

pemerintahan daerah lainnya dalam meningkatkan

kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.

d. Belanja Bantuan Sosial digunakan dalam rangka

meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat, bantuan sosial diberikan kepada

kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara

selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi.

e. Belanja Bantuan Keuangan digunakan untuk

menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau

khusus dari pemerintah daerah kepada pemerintah

pemerintah desa. Bantuan keuangan yang bersifat umum

diberikan dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan

bagi penerima bantuan. Bantuan keuangan yang bersifat

khusus dapat dianggarkan dalam rangka untuk membantu

capaian program prioritas pemerintah daerah yang

dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan

pemerintah daerah seperti pembangunan sarana pendidikan

dan kesehatan. Bantuan keuangan yang bersifat khusus dari

pemerintah daerah kepada pemerintah pemerintah desa

diarahkan untuk percepatan atau akselerasi pembangunan

di desa. Pemberian bantuan keuangan kepada partai politik

tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang

terkait.

f. Belanja Tidak Terduga ditetapkan secara rasional dengan

mempertimbangkan realisasi tahun anggaran sebelumnya

Page 131: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.34

dan perkiraan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat

diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah,

serta sifatnya tidak biasa/tanggap darurat, yang tidak

diharapkan berulang dan belum tertampung dalam bentuk

program/kegiatan.

2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,

yang terdiri dari jenis belanja:

a. Belanja pegawai; merupakan pengeluaran untuk

honorarium/upah dalam melaksanakan program dan

kegiatan pemerintahan daerah.

b. Belanja barang dan jasa; merupakan pengeluaran untuk

pembelian/ pengadaan barang yang dinilai manfaatnya

kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa

dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan

daerah.

c. Belanja modal; merupakan pengeluaran untuk pengadaan

asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih

dari 12 (dua belas) bulan untuik digunakan dalam kegiatan

pemerintahan.

Gambaran prediksi Belanja daerah Kabupaten Enrekang selama

kurun waktu 2014-2018 selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 132: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

III.35

Tabel 3.15 Prediksi Belanja Daerah Dalam APBD Kabupaten Enrekang Tahun 2014- 2018

NO. URAIAN 2014 % 2015 % 2016 % 2017 2018

2

BELANJA TIDAK

LANGSUNG

393.739.694.251

56,31

438.495.081.561

58,16

489.524.491.348

59,56

545.447.430.310

60,88

618.377.121.948

63,16

2.1.1

Belanja Pegawai 368.522.394.251

52,71

411.745.081.561

54,62

462.274.491.348

56,25

517.747.430.310

57,79

578.877.121.948

59,13

2.1.2 Belanja Bunga

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2.1.3 Belanja Subsidi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2.1.4 Belanja Hibah

4.000.000.000

0,57

4.000.000.000

0,53

4.000.000.000

0,49

4.000.000.000

0,45

16.000.000.000

1,63

2.1.5

Belanja Bantuan

Sosial

3.000.000.000

0,43

3.000.000.000

0,40

3.000.000.000

0,37

3.000.000.000

0,33

3.000.000.000

0,31

2.1.6

Belanja Bagi

Hasil kepada

Prop/Kab/Kota

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2.1.7

Belanja Bantuan

Keuangan

16.717.300.000

2,39

18.000.000.000

2,39

18.500.000.000

2,25

18.700.000.000

2,09

19.000.000.000

1,94

2.1.8

Belanja Tidak

Terduga

1.500.000.000

0,21

1.750.000.000

0,23

1.750.000.000

0,21

2.000.000.000

0,22

1.500.000.000

0,15

2

BELANJA LANGSUNG

305.457.963.632

43,69

315.403.266.303

41,84

332.309.361.650

40,44

350.520.826.565

39,12

360.669.722.992

36,84

2.2.1 Belanja Pegawai

27.398.245.400

3,92

26.425.643.645

3,51

26.452.069.289

3,22

26.478.521.358

2,96

26.504.999.880

2,71

2.2.2

Belanja Barang

dan Jasa

137.489.822.662

19,66

135.902.292.130

18,03

136.309.999.006

16,59

136.718.929.003

15,26

136.629.085.790

13,96

2.2.3 Belanja Modal

140.569.895.570

20,10

153.075.330.528

20,30

169.547.293.354

20,63

187.323.376.203

20,91

197.535.637.322

20,18

JUMLAH

BELANJA

699.197.657.883

753.898.347.864

821.833.852.998

895.968.256.875

979.046.844.940

Page 133: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Rancangan RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.36

Tabel 3.16 Prediksi Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

URAIAN PROYEKSI

2014 2015 2016 2017 2018

Belanja Tidak Langsung

369.044.694.251

412.267.381.561

462.796.791.348

518.269.730.310

579.399.421.948

Belanja Gaji dan Tunjangan

300.143.704.251

335.285.099.961

376.856.487.156

422.302.440.815

472.207.908.913

Belanaj Tunjangan Profesi Guru

66.279.930.000

74.233.521.600

83.141.544.192

93.118.529.495

104.292.753.034

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH

2.098.760.000

2.148.760.000

2.198.760.000

2.248.760.000

2.298.760.000

Belanja Bantuan Parpol

522.300.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

Belanja Langsung

15.085.672.500

15.311.090.830

15.538.854.575

15.718.999.015

15.901.560.017

Belanja Beasiswa Pendidikan

PNS

500.000.000

550.000.000

600.000.000

600.000.000

600.000.000

Belanja Jasa Kantor ( khusus

tagihan bulanan kantor seperti

listrik, air, telepon dan

sejenisnya)

2.956.160.500

3.015.283.710

3.075.589.384

3.137.101.172

3.199.843.195

Belanja Uang Makan Harian

Pegawai

11.629.512.000

11.745.807.120

11.863.265.191

11.981.897.843

12.101.716.822

Pembiayaan Pengeluaraan

30.702.720.000

28.553.529.600

26.554.782.528

24.695.947.751

22.967.231.408

Pembayaran Hutang Pemerintah

Daerah

30.702.720.000

28.553.529.600

26.554.782.528

24.695.947.751

22.967.231.408

TOTAL BELANJA WAJIB DAN

PENGELUARAN YANG WAJIB

MENGIKAT SERTA PRIORITAS

UTAMA

414.833.086.751

456.132.001.991

504.890.428.452

558.684.677.076

618.268.213.373

Page 134: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.37

Pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Enrekang diarahkan pada

pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari

masukan (input) yang direncanakan. Hal tersebut bertujuan untuk

meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Penyusunan belanja daerah

diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan

bidang kewenangan/urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung

jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh

setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terukur yang diikuti

dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Arah pengelolaan Belanja Daerah di Kabupaten Enrekang selama

kurun waktu 2014-2018 akan diarahkan kepada hak-hal sebagai berikut:

1. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran. Dana yang tersedia harus

dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan

pelayanan pada masyarakat yang harapan selanjutnya adalah

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas

pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur daerah, terutama

yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat.

2. Prioritas. Penggunaan anggaran tahun 2014-2018 diprioritaskan untuk

mendanai Program dan kegiatan-kegiatan prioritas pembangunan

daerah sebagai penjabaran visi, misi dan kebijakan Kepala Daerah.

3. Tolok Ukur dan Target Kinerja. Belanja daerah pada setiap kegiatan

disertai tolok ukur dan target pada setiap indikator kinerja yang

meliputi masukan, keluaran dan hasil sesuai dengan Tugas Pokok dan

Fungsi (TUPOKSI) SKPD.

4. Optimalisasi Belanja Langsung. Belanja langsung diupayakan untuk

mendukung tercapainya tujuan pembangunan secara efisien dan

efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata

masyarakat, sesuai strategi pembangunan untuk meningkatkan

pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Optimalisasi

Page 135: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.38

belanja langsung untuk pembangunan infrastruktur publik yang

memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga.

5. Transparan dan Akuntabel. Setiap pengeluaran belanja dipublikasikan

dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan

hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban

belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi

menyangkut pula proses, keluaran dan hasilnya

Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Enrekang dimaknai ;

1. Arah belanja APBD Kabupaten Enrekang akan digunakan sepenuhnya

untuk mendukung kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah,

yaitu selama periode 5 (lima) tahun ke depan dari tahun 2014-2018.

2. Untuk menjamin ketersediaan dana, kebijakan pendapatan diarahkan

untuk mendapatkan dan meningkatkan berbagai sumber pendapatan

yang dapat berlangsung secara berkesinambungan/berkelanjutan

(sustainable) serta dalam jumlah yang memadai/mencukupi.

3. Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBD berbeda, maka

kebijakan Keuangan Daerah akan dirinci berdasar pada masing-masing

komponen tersebut, yang meliputi kebijakan Pendapatan, kebijakan

Belanja, kebijakan Pembiayaan, serta kebijakan umum anggaran daerah.

Dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan prinsip-prinsip

penganggaran sebagai berikut:

1. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam

proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan

partisipasi masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan

kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.

2. Transparansi dan akuntabilitas Anggaran

APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka

dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber

pendanaan pada setiap jenis/obyek belanja serta korelasi antara besaran

anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu

Page 136: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.39

kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran

harus bertanggungjawab terhadap penggunaan sumber daya yang

dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

3. Disiplin Anggaran

Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang harus diperhatikan

antara lain: (i) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan

yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber

pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas

tertinggi pengeluaran belanja; (ii) penganggaran pengeluaran harus

didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam

jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang

belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD;

(iii) semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran

yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan

melalui rekening kas umum daerah.

4. Keadilan Anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang

dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan

untuk membayar, disamping itu dalam mengalokasikan belanja daerah

harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat

dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian

pelayanan.

5. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk

dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteran yang

maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat

mengendalikan tingkat efisensi dan efektivitas anggaran, maka dalam

perencanaan anggaran harus memperhatikan (1) penetapan secara jelas

tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat serta indikator kinerja yang ingin

dicapai; (2) penetapan prioritas kegiatan dan penetapan harga satuan

yang rasional.

Page 137: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.40

3.3.3. Perhitungan Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil

keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program

pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.

Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran

pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, maka dapat

diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk

membiayai program/kegiatan selama 5 tahun kedepan (2014-2018) dalam

Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Enrekang.

Page 138: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.41

Tabel 3.17 Proyeksi Kapasitas Rill Kemampaun Keuangan Daerah

NO URAIAN PROYEKSI

2014 2015 2016 2017 2018

1 Pendapatan 705.799.719.661

761.138.192.000

829.487.780.920

903.697.756.079

985.855.647.457

2 Pencairan Dana Cadangan

(sesuai Perda)

3 Sisa Lebih Riil Perhitungan

Anggaran

23.423.500.927

18.738.800.742

14.991.040.593

11.992.832.475

9.594.265.980

4. Penerimaan bagi hasil

kemitraan

5 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman

677.157.978

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

1.000.000.000

Total penerimaan

729.900.378.566

780.876.992.742

845.478.821.513

916.690.588.554

996.449.913.437

Dikurangi:

6 Belanja dan Pengeluaran

Pembiayaan yang Wajib dan

Mengikat serta Prioritas Utama

414.833.086.751

456.132.001.991

504.890.428.452

558.684.677.076

618.268.213.373

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan

315.067.291.815

324.744.990.750

340.588.393.061

358.005.911.478

378.181.700.064

Page 139: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.42

Tabel 3.18 Proyeksi Rencana Alokasi Pengeluaran Kelompok Prioritas I dan II

NO URAIAN PROYEKSI

2014 2015 2016 2017 2018

I. Kapasitas riil kemampuan keuangan 315.067.291.815

324.744.990.750

340.588.393.061

358.005.911.478

378.181.700.064

Rencana alokasi pengeluaran

prioritas I

II.a Belanja Langsung 305.457.963.632 315.403.266.303 332.309.361.650 350.520.826.565 360.669.722.992

Dikurangi:

II.c Belanja langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama

15.085.672.500

15.311.090.830

15.538.854.575

15.718.999.015

15.901.560.017

II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama

30.702.720.000

28.553.529.600

26.554.782.528

24.695.947.751

22.967.231.408

II Total rencana pengeluaran prioritas I (II.a-II.c-II.d)

259.669.571.132

271.538.645.873

290.215.724.546

310.105.879.799

321.800.931.567

Sisa kapasitas riil kemampuan

keuangan daerah setelah

menghitung alokasi pengeluaran

prioritas I (I-II)

55.397.720.683

53.206.344.877

50.372.668.515

47.900.031.679

56.380.768.497

Rencana alokasi pengeluaran prioritas II

III.a Belanja Tidak Langsung

393.739.694.251

438.495.081.561

489.524.491.348

545.447.430.310

618.377.121.948

Dikurangi:

III.b

Belanja tidak langsung yang wajib dan

mengikat serta prioritas utama

369.044.694.251

412.267.381.561

462.796.791.348

518.269.730.310

579.399.421.948

III

Total rencana pengeluaran prioritas

II (III.a-III.b)

24.695.000.000

26.227.700.000

26.727.700.000

27.177.700.000

38.977.700.000

Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)*

30.702.720.683

26.978.644.877

23.644.968.515

20.722.331.679

17.403.068.497

Page 140: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 III.43

Tabel 3.19 Proyeksi Rencana Alokasi Pengeluaran Proporsional Kelompok Prioritas I, II dan III

No. Jenis Dana

Alokasi

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1.

Prioritas

I 77

242.601.814.698 77

250.053.642.878 77

262.253.062.657 77

275.664.551.838 76

287.418.092.049

2. Prioritas II 15

47.260.093.772 15

48.711.748.613 15

51.088.258.959 15

53.700.886.722 14

52.945.438.009

3.

Prioritas

III 8

25.205.383.345 8

25.979.599.260 8

27.247.071.445 8

28.640.472.918 10

37.818.170.006

Total 100

315.067.291.815 100

324.744.990.750 100

340.588.393.061 100

358.005.911.478 100

378.181.700.064

Keterangan :

Prioritas I adalah Alokasi Belanja Langsung untuk Program-Program Strategik dalam rangka

mewujudkan pencapaian Visi Misi jangka menengah daerah.

Prioritas II adalah Alokasi Belanja Langsung untuk Program-Program Operasional dalam rangka Pelaksanaan Urusan-urusan Pemerintah Daerah dan operasional kantor SKPD (Non Beasiswa TB PNS

+ Non Uang Makan Harian PNS)

Prioritas III adalah Alokasi Belanja Tidak Langsung (Non Gaji + Non Bantuan Parpol)

Page 141: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 1

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Enrekang dilaksanakan

dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan Provinsi, Regional

maupun Nasional. Oleh karena itu tahap awal dari perencanaan

pembangunan daerah dimulai dengan melakukan analisis terhadap hasil

pembangunan dan permasalahannya. Tujuannya adalah agar perencanaan

pembangunan daerah dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam

pemecahan permasalahan pembangunan baik di daerah, regional maupun

tingkat nasional.

Perspektif selama 5 tahun ke depan yang tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Enrekang

tahun 2014-2018 didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu

dan diprediksi kedepan. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

pembangunan yang bersifat makro baik ekonomi, sosial maupun

infrastruktur. Perspektif Kabupaten Enrekang untuk lima tahun kedepan

dijabarkan kedalam permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis, yang

akan diuraikan dalam uraian berikut

4.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD Kabupaten

Enrekang Tahun 2008-2028 dijabarkan dalam program pembangunan

daerah sesuai dengan arah kebijakan pembangunan daerah periode 5 (lima)

tahun berkenaan. Suatu program pembangunan daerah harus menjabarkan

dengan baik sasaran-sasaran pokok sebagaimana diamanatkan dalam

RPJPD dan tujuan dan sasaran dari visi dan misi rencana pembangunan 5

(lima) tahun. Untuk itu, diperlukan identifikasi berbagai permasalahan

pembangunan daerah untuk menjabarkan pencapaian sasaran pokok

sebagaimana diamanatkan dalam RPJPD dan mencapai tujuan dan sasaran

RPJMD.

Beberapa permasalahan pembangunan daerah yang berkaitan dengan

upaya mewujudkan sasaran-sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) pada periode pelaksanaan Lima Tahun Kedua

RPJPD 2008-2029 untuk RPJMD 2014-2018, diuraikan sebagai berikut :

Page 142: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 2

Tabel 4.1

Permasalahan untuk Penentuan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang

No Sasaran Pokok

RPJPD

Indikator dan Target

RPJPD

Permasalahan

Pembangunan Daerah

Faktor-faktor

Penentu

Keberhasilan

1. Terwujudnya

Konsep

Pengembangan Daerah

Agropolitan

• Ditetapkannya

Masterplan Agropolitan

sebagai kesepakatan seluruh stakeholders

Kabupaten Enrekang

• Terpublikasi dan dapat

diaksesnya Konsep yang

selalu dapat

diperbaharui , oleh masyarakat (wilayah dan pusat pengembangan, cara pencapaian, pengetahuan, teknologi komoditi, potens, produk, pasar), yang

dapat di akses melalui

media elektronika /

komonikasi dan media

lainnya sepanjang waktu = 100 %

• Tersedianya sarana dan

prasarana kelengkapan

usaha pertanian

komoditas unggulan

(pergudangan, etalase produk, pasar), meliputi

akses terhadap

perbankan berbunga

lunak, Diklat dan

penyuluhan pertanian ,

kemudahan pemasaran , terpenuhinya Saprotan

(Sarana Produksi Pertanian berupa pupuk , pestisida , alat-alat produksi dan distribusi pertanian, dll) , infrastruktur menuju

sentra produksi dan

pengolahan hasil ,

sistem irigasi

Infrastruktur

pendukung Usaha

Pertanian belum cukup memadai pada

sentra-sentra

produksi (Jalan,

Jembatan, Irigasi/

Penyediaan Air

Pertanian)

Integrasi program

antar sektor dalam

pengembangan

sistem Agribisnis

Pertanian belum bersinergi

Implementasi konsep

agropolitan masih

dominan pada sektor

Hulu sedangkan

sektor hilir belum berkembang.

Ketersediaan

dokumen Rencana

Induk Kawasan Strategis berbasis

Pertanian

Keberlangsungan

sistem Agribisnis

pertanian Hulu-

Hilir

Ketersediaan

sumber daya air

lahan pertanian

komoditi Unggulan

Ketersediaan sarana prasarana

pengelolaan

produksi komoditi

pertanian

2. Terwujudnya

Kemandirian

Daerah

• Terdapatnya sejumlah

sarana dan prasarana

pendidikan , kesehatan ,

perumahan , ekonomi ,

yang dapat memenuhi kebutuhan mendasar

masyarakat .

• Peningkatan etos kerja

aparatur ( ≥ 40 jam /

minggu , rasio pendidikan S1 & S2

sesuai dengan

penempatannya)

• Meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia

(IPM) ≥ 80 , menaiknya peringkat IPM

Kabupaten dalam

konteks Nasional

diharapkan < 125 ,

Meningkatnya Indeks

Pembangunan Gender

• Sarana dan

prasarana

permukiman (Air

Bersih dan Sanitasi)

belum cukup memadai memenuhi

kebutuhan

masyarakat baik

kualitas maupun

cakupannya.

• Tingkat Daya Beli

Masyarakat sebagai

salah satu basis IPM,

masih rendah dan

berada dibawah rata-

rata Provinsi Sul-Sel

• Tingkat

Pengangguran

cenderung meningkat

(dari 5,99% menjadi

6,66% tahun 2011)

• Ketersediaan

sarana prasarana

pelayanan Air

Bersih dan

Sanitasi bagi masyarakat

• Kemandirian dan

kompetensi SDA

pelaku usaha tani

dan UKM berbasis potensi lokal

• Investasi sektor

pariwisata daerah

dan pemanfaatan

lahan tidur untuk

membuka peluang kerja

• Intervensi

program/

kebijakan bagi

masyarakat miskin

Page 143: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 3

No Sasaran Pokok

RPJPD

Indikator dan Target

RPJPD

Permasalahan

Pembangunan Daerah

Faktor-faktor

Penentu Keberhasilan

(IPG) > 30 %

• Tingkat Pengangguran < 4 %

• Penduduk Miskin < 5

%

• Pertumbuhan ekonomi

> 8 % / tahun • Pertumbuhan sektor

riel pertanian > 7 % /

tahun

• IPM Pendidikan : AMH

= 100 , APM = 100 ,

Rasio Rata – rata lama sekolah = 1,00

• IPM Kesehatan : AHH

≥ 80 thn., Angka

Kematian Bayi (AKB) per

1000 kelahiran : 0 ≤

AKB ≤ 10 ; Angka Kematian Ibu Hamil

(AKIB) per 1000

kelahiran : 0 ≤ AKIB ≤

10

• IPM Daya Beli, masuk kedalam

pendapatan menengah –

atas dengan porsi 50 :

50, dengan

pertumbuhan

pendapatan / Kapita > 16 % / thn

• Kemandirian Pangan :

100 %

• Terpenuhinya utilitas

desa – kota (listrik, Air minum, komonikasi) = 100 %

• Terpenuhinya

kebutuhan kuantitas

maupun kualitas

kebutuhan papan /

permukiman dengan segala kelengkapannya

dengan rasio : rasio ≥ 1

Rmh & lingkungan /

Klrg

• Lembaga – lembaga yang ada dimasyarakat

pro aktif dalam

pembangunan

• Ada nota kesepakatan

dan tindak lanjut dalam

kerangka kerja sama antar daerah, dimana

Enrekang memperoleh

out let pemasaran

bahan olahan komoditas

pertanian

dan Tingkat

kemiskinan walaupun cenderung

menurun namun

masih relatif tinggi

(sekitar 14,44%)

• Kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi

Apartur Pemda

belum terukur

dengan baik dengan

jam kerja masih

dibawah 40 Jam per-Minggu (baru 35 Jam

per-Minggu).

• Peran/partisipasi

masyarakat secara

kelembagaan dalam

perencanaan dan pembangunan

daerah pada

umumnya belum

mandiri.

• Belum adanya Kerjasama Pemda

dengan daerah lain,

dalam pengelolaan

potensi sumber daya

alam maupun

pemasaran produk untuk peningkatan

perekonomian

daerah

secara terpadu

berdasarkan factor penyebab

kemiskinannya.

• Kebijakan

penerapan 5 (Lima)

hari kerja lingkup Pemda Kab.

Enrekang.

• Pemberdayaan

kelembagaan

masyarakat

didukung ketersediaan

regulasi.

• Identifikasi potensi

peluang kerjasama

dengan daerah

lain.

3. Terwujudnya

dan

Berkembangnya Berbagai Produk

Pertanian

Unggulan

Berbasis

Ekonomi

Masyarakat Dan Berorientasi

• Teridentifkasinya

besaran dan strategi

pemanfaatan potensi serta kelayakan komoditi

yang dapat dipasarkan

, nilai tambah yang

diperoleh , kelayakan

lokasi industri dan pasar

• Hidup dan berkembangnya

pemasaran hasil produk

• Produktivitas

komoditi unggulan

belum maksimal, dan cenderung masih

berorientasi

produksi, kurang

memperhatikan

aspek kualitas.

• Daya saing komoditi unggulan (selain

Penerapan dan

pengembangan

aplikasi teknologi pertanian/produks

i

Penanganan Pasca

Panen dan

pengiolahan

produk pertanian menjadi barang

Page 144: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 4

No Sasaran Pokok

RPJPD

Indikator dan Target

RPJPD

Permasalahan

Pembangunan Daerah

Faktor-faktor

Penentu Keberhasilan

Pasar pertanian unggulan : ≥

75 % untuk dpasarkan ke luar dan ≤ 25 %

untuk dipasarkan dan

dikonsumsi masyarakat

setempat.

• Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat atas

kemampuan daerah

sendiri , berupa

kebutuhan beras ,

sayuran , palawija, gizi

hewani : 100 % • Dibeberapa sentra

poduksi pertanian

unggulan dibangun

pusat – pusat olahah,

seperti di Enrekang ,

dan di beberapa Pusat pemukiman ke dua

• Kelembagaan semakin

baik dalam pelayanan

masyarakat tani (katagori

pelayanan prima)

kopi) masih rendah,

akibat kualitas yang rendah dan biaya

produksi yang masih

relatif tinggi,

• Hasil produk-produk

pertanian belum sepenuhya mampu

meningkatkan taraf

hidup petani secara

umum.

• Pemasaran produk-

produk komoditi pertanian masih

sebagian besar

dikendalikan

pedagang-pedagang

besar, namun

keuntungan yang diperoleh pada

tingkat petani masih

belum maksimal

karena keterbatasan

akses modal petani serta sistem

pemasaran yang

kurang berpihak ke

petani

jadi.

Kemitraan petani dan pengusaha

dalam pengelolaan

produksi dan

pemasaran.

Perlindungan dan pemberdayaan

kelompok usaha

pertanian

masyarakat

4 Terwujudnya

Pemerataan

Pembangunan

Berwawasan

Lingkungan

• Ada dokumen

perencanaan legal yang

mempertegas arah dan

peruntukan pemanfaatan

lahan • Ada kejelasan

pemanfaatan lahan

sesuai dengan fungsi

budidaya dan fungsi

lindung • Eksplorasi dan eksplotasi

Sumber Daya Mineral

dengan memperhatikan

kelestarian lingkungan

(dibawah batas ambang polusi yang dbenarkan)

• Peningkatan kontribusi

dan pertumbuhan nilai

tambah pada APBD

Daerah dari hasil olahan

sektor SDMineral dan

diversiviakasi SDAlam • Pembangunan desa –

kota yang berimbang,

terutama prioritas pada

desa terpencil, desa

rentan sosial – ekonomi

dan desa tertinggal • Berjalannya manajemen

pelembagaan

pemerintahan dalam

layanan publik dengan

katagori layanan prima sesuai capaian SPM

• Tumbuh dan pro

aktifnya kelembagaan

yang ada di masyarakat

dalam pengentasan

kemiskinan dan ikutan

• Lahan tidur dan

lahan kritis masih

cukup luas

• Pola pikir

masyarakat dalam pemanfaatan lahan

pada umumnya

belum

memperhatikan

pengelolaan yang ramah lingkungan.

• Masih adanya

ketimpangan

pembangunan antar

wilayah dan

ketimpangan akonomi antara

warga masyarakat.

• Sistem Birokrasi dan

pelayanan publik

dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah

belum sepenuhnya

menerapkan prinsip-

prinsip Good Governance.

• Pengendalian

Penggunaan

Pestisida

• Penerapan sistem

pertanian organik secara meluas

• Pengalokasian

anggaran

pembangunan

secara adil dan merata disemua

wilayah.

• Membuka peluang

investasi disektor

pertambangan

• Pelaksanaan SPM dan atau SOP

setiap SKPD.

Page 145: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 5

No Sasaran Pokok

RPJPD

Indikator dan Target

RPJPD

Permasalahan

Pembangunan Daerah

Faktor-faktor

Penentu Keberhasilan

lainnya

• Hidup dan tumbuh berkembangnya para

pelaku usaha di semua

tingkatan yang saling

menguntungkan

.

Permasalahan lainnya yang muncul adalah dari aspek pelayanan

umum yang dimanifestasikan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan

daerah. Berbagai permasalahan urusan pemerintahan yang harus dihadapi

daerah Kabupaten Enrekang dapat diuraian sebagai berikut;

1. Urusan Pendidikan, menghadapi permasalahan :

a. Angka partisipasi sekolah (APK, APM) cenderung menurun dan

saat ini berada dibawah SPM

b. Masih tingginya jumlah guru yeng belum memenuhi standar

kompetensi (458 guru yang belum S1/D4 dan 1251 yang belum

bersertifikasi

c. Kompetensi kelulusan siswa belum memenuhi kualifikasi yang

sesuai dengan kebutuhan pasar dan dunia usaha.

d. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang

berkualitas

e. Manajemen dan tatakelola pendidikan belum optimal.

f. Adanya kecenderungan kekuarang tenaga pengajar disemua

jenjang pendidikan (Rata2 79 org pensiun pertahun)

g. Aplikasi IT untuk semua jenjang pendidikan belum memadai

h. Ketersediaan sarana prasarana Dinas/KCD serta pendidikan dasar

belum memadai khusunya kebutuhan Mobiler 1570 pasang, Pagar

28.000 m, perpustakaan 52 unit dari 213 SD dan MI 21 dan SLB 1

unit.

i. Ketersediaan sarana prasarana pendidikan menengah belum

memadai khusunya kebutuhan Mobiler 3800 pasang, Pagar 8500

m, perpustakaan 12 unit dari 36 SMP, 20 MTs SMA 15 SMK 7

MA 10 jumlah siswa SMA 6075 SMP 9909 SMK 3095 Mts 3013

Ma 1196 ada 10 SATAP yang kekurangan 40 ruang kelas.

Kekurangan RKB SMP/SMA 60 unit.

j. Masih rendahnya capaian APK PAUD (0-6 tahun), dan

enyelenggaraan PAUD belum terintegrasi dengan baik dengan

Page 146: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 6

SKPD terkai, serta Insentif dan Operasional Tenaga PAUD sangat

rendah.

2. Urusan Kesehatan, menghadapi permasalahan :

a. Kualitas lingkungan, cakupan sanitasi dasar seperti cakupan air

bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan

air limbah rendah, serta proporsi rumah tangga sehat masih

rendah.

b. Pelaksanaan Pembiayaan Jaminan Pelayanan Kesehatan belum

optimal

c. Ketersediaan tenaga kesehatan (Dokter, Keperawatan, Non

Keperawatan) masih kurang

d. Standar 2 Dokter Umum dan 1 Doter Gigi pada Puskesmas belum

memenuhi (Baru PKM Maiwa dan PKM Kota),saat ini umumnya

satu dokter disetiap Puskesmas

e. Standar 1 Bidan, 1 Perawat dan 1 Tenaga Kesehatan di Pustu

belum terpenuhi.

f. Terbatasnya alat-alat kesehatan pada Puskesmas, Pustu dan

Poskesdes.

g. Cakupan pelayanan sarana kesehatan belum sepenuhnya mampu

melayani seluruh wilayah.

h. Ketersediaan/stok obat dan perbekalan kesehatan di Tempat

pelayanan kesehatan belum memenuhi kebutuhan pelayanan.

i. Masih rendahnya akses pelayanan perawatan masyarakat yang

beresiko pada wilayah terpencil

j. Adanya kecenderungan kenaikan angka kesakitan penyakit dan

kasus gizi buruk/ gizi kurang, AKI (Kasus), AKB (Per1000 KH),

AKBA (per 1000 KH), Gangguan Jiwa, Deman Berdarah, HIV-AIDS

(20 org), Diare (Wilayah Pegunungan), TB, Kusta, Malaria (Maiwa,

Kabere), Kecacingan, ISPA, Thypoid, Scabies.dll.

k. Masih Rendahnya kesadaran masyarakat PHBS, Pemberian ASI

Eksklusif, tidak Merokok dalam rumah.

l. Sebagian besar alat-alat kesehatan belum dikalibrasi, sehingga

mempengaruhi keakuratan hasil diagnose.

m. Pelaksanaan UKS belum maksimal. (150 sekolah dari 655

sekolah).

Page 147: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 7

n. Pemanfaatan, Pengelolaan, dan ketersediaan Sarana Prasarana

RSU Belum Maksimal

o. Ketersediaan Dokter Alhi ( 4 Dasar : Interna, Bedah, Kebidanan &

Kandungan dan Anak 3 Penunjang : Anastesi, Phatology Klinik dan

Radiologi dan Min 9 Dokter Umum ) belum terpenuhi sebagai

prasyarat RSU tipe C

p. Pengelolaan dan Pelayan RSU belum maksimal disertai dengan

keterbatasan ketersediaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan

lainnya

q. Sistem pengelolaan Jamkesda belum maksimal karena belum

terbentuknya Tim Verifikasi Klaim Jamkesda Kabupaten

r. Terbatasnya tenaga kesehatan pada RSU dan Status RSU

Masenrempulu Belum terakreditasi.

3. Urusan Pekerjaan Umum, menghadapi permasalahan :

a. Masih tingginya tingkat kerusakan jalan 23,77 Rusak, 13,81 %

Rusak Berat, Prasarana jalan dan jembatan senantiasa

membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan

b. Masih kurangnya alokasi anggaran pemeriharaan rutin jalan.

c. Kurang memadainya peralatan pendukung pemeliharaan jalan.

d. Masih tinggi jalan pengerasan dan jalan tanah 45,21%.

e. Masih lemahnya koordinasi dengan SKPD terkait (perhubungan,

dll) dalam perencanaan dan pembangunan jalan dan jembatan

f. Belum terpenuhinya semua kebutuhan pengelolaan jaringan

irigasi dan jaringan pengairan lainnya dalam mendukung

pembangunan pertanian dan penyediaan air baku

g. Menurunnya fungsi jaringan irigasi akibat bencana alam.

h. Masih rendahnya partisipasi petani dan operasional pemeliharan

jaringan irigasi.

i. Meningkatnya sedimentasi / Daya Tampung DAS yang tidak

didukung upaya normalisasi sungai secara maksimal.

j. Rendahnya ketersediaan dan up dating data base bidang KePU-an

k. Ketersediaan dan Kondisi peralatan / alat berat belum memadai

untuk fungsi operasional pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur

l. Keterbatasan kemampuan dan ketersediaan SDM Teknis Maknik,

Operator alat berat, Enginer dan Laboran.

Page 148: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 8

m. Sistem pengelolaan perencanaan, pengawasan dan pemeriksaan

teknis pekerjaan Fisik bidang ke-PU-an belum Optimal

n. Sistem drainase permukiman perkotaan (Kota Kabupaten, Kota

Kecamatan) belum tertata secara maksimal.

o. Kondisi sarana prasaran lingkungan permukiman belum memadai,

(Jalan Lingkungan, Drainase dan Jaringan Air Limbah Rumah

Tangga)

p. Belum optimalnya fungsi prasarana dan sarana drainase

pengendalian banjir pada musim penghujan

q. Cakupan pelayanan air bersih masih rendah (Pelayanan PDAM 24

%), termasuk SAB Perdesaan belum terkelola secara baik.

r. Ketersedian saran prasarana air bersih (Reservoar, IPA dll ) dan

pengelolaannya belum optimal.

s. Masih tingginya kejadian bencana alam (longsor, Angin Puting,

Banjir dan Kebakaran)

t. Banyaknya infrastruktur dan sarana prasarana/ fasilitas umum

yang rusak akibat bencana.

u. Sarana Prasarana penanganan tanggap darurat/ pasca bencana

belum cukup memadai (Alat berat, perahu karet dan peralatan

evakuasi bencana)

4. Urusan Perumahan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam

meningkatkan kualitas lingkungan permukimannya

b. Belum memadainya sarana dan prasarana pendukung

permukiman

c. Belum optimalnya upaya pemeliharaan terhadap sarana

permukiman yang ada guna memperpanjang usia pakai sarana

tersebut

d. Masih adanya pemukiman kurang sehat dan rumah tidak layak

huni di Kabupaten Enrekang.

e. Lemahnya konsolidasi dan koordinasi komunitas perumahan

dalam pengelolaan, pemeliharaan serta sharing pembangunan

termasuk pembiayaan perumahan dan infrastrukturnya.

Page 149: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 9

5. Urusan Penataan Ruang, menghadapi permasalahan :

a. Dokumen perencanaan ruang belum tersedia secara optimal

sebagai suatu dokumen peraturan daerah (RDTR, RTBL &

Peraturan Zonasi)

b. Pengendalian dan pemanfaatan ruang belum maksiman,

c. Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatn ruang

masih rendah.

d. Penegakan dan konsistensi pelaksanaan arahan pemanfaatan

ruang masih rendah.

e. Kurangnya pengembangan sarana informasi kepada masyarakat

dibidang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

6. Urusan Perencanaan Pembangunan, menghadapi permasalahan:

a. Belum optimalnya sinergi, konsistensi dalam proses perencanaan

pembangunan daerah.

b. Dokumen perencanaan yang disusun belum menekankan pada

perencanaan yang terfokus dan langsung dapat dilaksanakan,

Program dan kegiatan yang direncanakan masih belum disusun

berdasarkan pada ketersediaan anggaran. Hal ini mengakibatkan

perencanaan yang disusun tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan

c. Masih adanya ego atau kepentingan antarsektor yang seringkali

dinyatakan sebagai kesulitan untuk melakukan koordinasi.

Persoalan yang bersifat lintas sektor seringkali ditangani secara

parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh

atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya

d. Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder

dan primer, baik dari hasil monitoring dan evaluasi maupun hasil

kajian/telaahan, dianggap masih belum memadai sehingga

kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah

pembangunan berikutnya masih lemah.

e. Belum optimalnya sistem pengendalian dan evaluasi

pembangunan Daerah

f. Sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan. Keterkaitan proses perencanaan

dengan penganggaran, yang mengarah kepada pengalokasian

sumber daya yang lebih rasional dan strategis belum terwujud dan

Page 150: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 10

tidak sepenuhnya dirumuskan dengan indikator kinerja yang jelas

dan terukur.

7. Urusan Perhubungan, menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya/kurangnya kualitas pelayanan/sarana prasarana yang

diberikan bagi pengguna kendaraan umum.

b. Kurangnya disiplin pengguna jalan terhadap rambu-rambu dan

aturan-aturan yang berlaku

c. Kurangnya keterpaduan sistem jaringan jalan.

d. Belum adanya regulasi tentang Tatanan Transportasi lokal di

Kabupaten Enrekang

e. Pengendalian terhadap pemanfaatan dan pengamanan jalan belum

maksimal.

f. Belum adanya terminal angkutan darat yang representatif.

g. Belum berfungsi Forum Komunikasi Lalulintas dan Angkutan

Jalan.

h. Masih tinggi tingkat pelanggaran atas kelayakan kendaraan

angkutan umum dan barang.

i. Penanganan dan pengelolaan perparkiran belum maksimal.

8. Urusan Lingkungan Hidup, menghadapi permasalahan :

a. Pengelolaan persampahan belum berjalan optimal

b. Cakupan Pelayanan dan penanganan persampahan masih kurang

c. Sarana prasarana pengelolaan persampahan belum cukup

memadai

d. Masih rendahnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam

pengelolaan persampahan

e. Kompetensi SDM tentang Lingkungan Hidup (setifikasi Amdal,

UKL- UPL, DPPL) belum ada.

f. Banyaknya kegiatan industri atau kegiatan usaha yang belum

memilki dokumen lingkungan AMDAL, UKL-UPL , DPPL

g. Sarana prasaran di TPA belum maksimal untuk menerapkan

sistem Sanitary Land Fill

h. Penataan perkotaan/taman-taman, RTH pada wilayah perkotaan

belum maksimal

i. Belum adanya regulasi daerah tentang pengelolaan lingkungan

hidup.

Page 151: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 11

j. Pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup masih rendah.

k. Cakupan Perlindungan dan konservasi pada beberapa sumber-

sumber mata air masih rendah.

9. Urusan Pertanahan, menghadapi permasalahan :

a. Sulitnya pengendalian penggunaan lahan. Antara lain disebabkan

karena persepsi bahwa dengan kepemilikan lahan yang dimiliki

oleh masyarakat sendiri masyarakat berhak mengelola/

menggunakannya sesuai dengan keinginan sendiri.

b. Belum teridentifikasi tanah negara/ tanah Pemerintah maupun

tanah yang bersertifikat secara akurat (data base).

c. Belum terintegrasinya penggunaan tanah dengan RTRWK yang

berpotensi meningkatkan ketidakpastian dalam penggunaan dan

pemanfaatan tanah

10. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil, menghadapi permasalahan

:

a. Masih kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya

dokumen resmi kependudukan

b. Sarana prasarana perkantoran untuk pelayanan belum cukup

memadai (Mobiler, Peralatan Kantor dan Bangunan Kantor

c. Keterbatasan SDM kualifikasi teknis dalam pelayanan Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

d. Belum adanya regulasi yang cukup untuk pengelolaan Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil, utamanya koord dengan

Kemen. Agama

e. Realisasi E-KTP masih belum maksimal, baru 119.375 Jiwa dari

172.370 Wajib KTP (Data 2010).

f. Pencatatan mutasi penduduk (Keluar daerah) belum maksimal, dan

kesadaran masyarakat untuk melaporkan masih rendah.

g. Validasi dan keakuratan data kependudukan dan Pencatatan Sipil

belum optimal.

Page 152: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 12

11. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya kualitas hidup dan pemberdayaan perempuan.

b. Rendahnya kesejahteraan dan perlindungan anak/ kebutuhan

tumbuh kembang anak.

c. Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan

anak. PPRG belum memenuhi standar, walaupun Vokal point per

SKPD sudah ada namun belum berperan maksimal

d. Data terpilah masing-masing SKPD belum maksimal dan Up date.

e. Sistem kesejahteraan dan perlindungan anak belum memadai.

12. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, menghadapi

permasalahan :

a. Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk (1,07%) (dibawah

target nasional 1,0%)

b. Masih tingginya angka kelahiran (2,8% per Wanita) target nasional

2,0 perwanita)

c. Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur, masih 8% yg belum

berKB

d. Masih tingginya perkawinan usia muda rata2 18,6 Thn, (standar KP

kawin pada usia 20 Thn keatas, usi kematangan perempuan).

e. Masih lemahnya ketahanan keluarga alasan ekonomi (24% berada

dibawah garis kehidupan layak/Pra KS, KS I)

f. Masih kurangnya personil PNS tenaga penyuluh (25 org), standar

Nasional 1 : 2 wilayah Desa/Kel.

g. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan KB-KS.

h. Belum optimalnya penyelenggaraan BKB-Posyandu-PAUD

13. Urusan Sosial, menghadapi permasalahan :

a. Masih tingginya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS)

b. Penganan penyandang masalah kesejateraan sosial belum

maksimal.

c. Belum optimalnya peran kelembagaan - kelembagaan sosial di

masyarakat ( Karantaruna, TKSK, PSM )

Page 153: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 13

14. Urusan Ketenagakerjaan, menghadapi permasalahan :

a. Kurangnya sosialisasi masalah ketenaga kerjaan (Hak dan

kewajiban tenaga kerja)

b. Masih rendahnya SDM dan kurangnya personil pengelola /

pengawasan ketenagakerjaan

c. Belum tersedianya data based ketenagakerjaan (data terpilah)

d. Belum optimalnya pengelolaan Loka Bina Karya (LBK) di Kab.

Enrekang.

e. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang

disebabkan oleh: a) Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja; b)

Rendahnya ketrampilan tenaga kerja; c) Ketidaksesuaian antara

persyaratan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar kerja dengan

kompetensi pendidikan yang dimiliki; d) Ketersediaan lembaga

pelatihan untuk meningkatkan kualitas pekerja juga belum

memada.

15. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, menghadapi

permasalahan :

a. Rendanya SDM pengelolaan koperasi dan UMKM

b. Pelaku usaha koperasi dan UKM sangat terbatas dalam mengakses

pasar

c. Rendanya pengetahuan dalam menyusun pelaporan keuangan

khusunya dalam pelaksanaan RAT.

d. Pelaku usaha koperasi dan UKM belum optimal dalam

mendapatkan modal usaha.

e. Kemandirian Lembaga keuangan Mikro masih lemah dan belum

mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.

f. Kurangnya regulasi sektor ekonomi untuk mendorong kegiatan

usaha koperasi dan UMK.

g. Wawasan kewirausahaan masih kurang.

h. Skim kredit khusus untuk UMK yang murah dan mudah tidak

tersedia

16. Urusan Penanaman Modal, menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya realisasi investasi oleh pelaku penanam modal.

b. Belum adanya dokumen informasi/ profil investasi daerah.

Page 154: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 14

c. Belum adanya kelembagaan yang secara spesifik mengelola

penanaman modal daerah.

d. Dukungan infrastruktur dan regulasi penanaman modal daerah

belum cukup memadai.

17. Urusan Kebudayaan, menghadapi permasalahan :

a. Belum adanya wadah untuk pembinaan kelompok-kelompok seni

dan Budaya

b. Terbatasnya tenaga SDM yang mengelola seni/ kebudayaan.

c. Pelestarian dan perlindungan situs dan benda-benda purbakala

belum maksimal.

18. Urusan Kepemudaan dan Olah Raga, menghadapi permasalahan:

a. Masih rendahnya partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah

b. Ketersediaan data base khusus Pemuda Olah Raga masih kurang

c. Pembinaan kepemudaan dan kegiatan-kegiatan kepemudaan belum

terkoordinir secara maksimal

d. Sarana-parasaran olahraga belum cukup memadai kualitas dan

kuantitas untuk pengembangan dan pembinaan prestasi Atlit, serta

pemasyarakatan olah raga

19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, menghadapi

permasalahan:

a. Rendahnya pemahaman Lembaga Ormas dalam memaknai aturan

yang berlaku.

b. Masih tingginya tingkat permasalahan yang terjadi diintenal Parpol

yang ditangani langsung oleh Kesbang.

c. Belum maksimalnya pendataan (data base) Parpol di Daerah.

d. Rendahnya koordinasi pemanfaatan ruang dan bangunan pada

zona rawan bencana.

e. Belum optimalnya mitigasi bencana.

20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umun, Administrasi

Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan persandian,

menghadapi permasalahan:

a. Terbatasnya Jumlah Personil POL.PP (Organik 29 Org dan Non

Oganik 138 org) dan PPNS

b. Lemahnya Koordinasi dengan Instansi Terkait dalam Penegakan

Perda dan Koordinasi lainya

Page 155: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 15

c. Kurangnya Sosialisasi dan Pendekatan Persuasif dalam hal

Penegakan Perda

d. Rendahnya Motivasi dan Partisipasi Masyarakat untuk berperan

dalam Linmas

e. Rendahnya Pemahaman dan Keterampilan Personil Linmas yang

telah terbentuk

f. Peran Pol.PP dalam Upaya Pengamanan Trantib Belum Maksimal

g. Lemahnya pemahaman tupoksi dari masing-masing seksi dalam

lingkup SKPD Kesbang,Linmas dan Pol.PP

h. Rendahnya Koordinasi dan peran Aktif SKPD terkait dengan

Perumusan / Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah

i. Rendahnya fungsi Fasilitasi terkait dengan Penyusunan Regulasi /

Kebijakan Daerah

j. Masih Banyaknya aspek penyelenggaran pemerintah yang belum

tersedia Regulasinya serta yang tidak relevan dengan Kondisi

terkini

k. Banyaknya temuaan-temuan/Rekomendasi hasil pemeriksaan yang

belum ditindaklanjuti

l. Pelayanan Bantuan Hukum Belum Maksimal

m. Lemahnya Dokumentasi dan Informasi Produk Hukum

n. Belum adanya Pedoman dalam Penetapan Kelembagaan Pemerintah

Daerah

o. Ketatalaksanaan dan Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Belum Maksimal

p. Penataan Struktur Organisasi Pemintah Daerah belum Maksimal (

Struktur, Tupoksi, Uraian dan Rincian Uraian Tugas )

q. Masih lemahnya SDM penyedia jasa dalam mengakses sistim

pelelangan elektronik

r. Sistim pengedalian pembangunan belum maksimal

s. Pengendalian, perlindungan konsumen dan pembinaan pada

pelaku-pelaku usaha belum berjalan maksimal

t. Lemahnya inventarisasi masalah keagamaan

u. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) belum

dilaksanakan

v. Masih lemahnya kompentensi SDM aparatur dalam implementasi

Sistim Akuntabilitas Keuangan dan pengolaan asset daerah

Page 156: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 16

w. Masih banyak objek-objek penerimaan daerah yang belum tergalih

dan belum dikelolah secara maksimal.

x. Masih rendahnya kesadaran masyarakat mendukung penerimaan

daerah ( bagi hasil pajak kendaraan )

y. Masih banyaknya asset – asset daerah yang belum memiliki

kekuatan hukum tetap

z. Belum Maksimalnya Sistim Pelayanan dan Pengelolaan

Administrasi Kepegawaian Daerah

aa. Sistem Pembinaan dan Pengembangan Karier Aparatur Daerah

Belum Optimal dan belum didukung oleh Regulasi

bb. Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur belum

Optimal.

cc. Beberapa pelayanan perizinan belum sepenuhnya dilaksanakan

secara terpadu dalam satu kantor (PTSP)

dd. Kelembagaan PTSP belum mencakup aspek Penanaman Modal

sebagaimana yang dipersayaratkan Peraturan (UU 25 tahun 2007

ttg Penanaman Modal).

ee. Sarana prasarana pendukung kelancaran tugas belum maksimal

ff. Sinergitas pelaksanaan peran dan fungsi lembaga Eksekutif dan

Legislatif belum maksimal

gg. Kompensi SDM Aparatur dan Peningkatan Kapasitas Anggota

DPRD belum optimal

hh. Belum maksimalnya upaya pendampingan pelaksanaan Tupoksi,

program/kegiatan terhadap SKPD (Administrasi dan Keuangan)

ii. Adanya ketidaksamaan persepsi dan lemahnya koordinasi dalam

penanganan tindak lanjut antara SKPD, Lembaga Pengawasan dan

Pemeriksa.

jj. Sarana prasarana, serta peralatan penunjang pelaksanaan

pemeriksaan belum cukup memadai

21. Urusan Ketahanan Pangan, menghadapi permasalahan :

a. Ketersediaan pangan alternatif belum cukup tersedia baik

kuantitas, kualitas maupun ragamnya.

b. Pengawasan keamanan pangan segar dan pangan olahan belum

maksimal.

c. Belum ada pemetaan sentra produksi pangan.

d. Penerapan pola pangan beragam, berigizi, seimbang dan aman

(B2SA) belum maksimal

Page 157: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 17

e. Integrasi program dalam ketahanan pangan belum terbangun

dengan baik.

f. Pengendalian dan pengawasan keamanan pangan belum maksimal

22. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, menghadapi

permasalahan :

a. Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat untuk

mengrangi angka kemiskinan daerah yang masih relative tinggi

(14,4%)

b. Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Desa dan ketersediaan Profil

Desa belum optimal

c. Belum maksimalnya Pembinaan kepada Pemerintahan Desa

d. Belum akuratnya batas wilayah antar Desa ( Peta Administrasi

Desa/Kelurahan )

e. Kompetensi dan Jumlah SDM aparat desa dan keurahan masih

terbatas

f. Pembinaan TTG Masih Kurang

g. Cakupan aplikasi TTG dan Rekayasa Teknologi belum maksimal

h. Kualitas SDM Pelaku usaha/pengrajin belum mampu menerima

secara maksimal teknologi yang ada

i. Koordinasi SKPD tehnis belum berjalan dengan baik (konservasi)

j. Lemahnya Inovasi TTG ditingkat Lokal pada umumnya masih

berasal dari luar

k. Belum tersedianya Data base Kelembagaan Masyarakat khusunya

di Desa/Kelurahan

l. Masih kurannya Regulasi tentang Pemerintahan Desa dan

Pemberdayaan Masyarakat

m. Penerapan fungsi dan Peran Aparat Pemerintah Desa masih lemah

n. Budaya Gotong Royong Masyarakat semakin menurun.

o. Menurunya semangat/ budaya Musyawarah dan Mufakat di tingkat

Desa/Kelurahan.

23. Urusan Statistik, menghadapi permasalahan :

a. Belum tersedianya data statistik yang valid dan akurat sesuai

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

b. Masih Rendahnya kesadaran aparatur akan pentingnya data.

c. Belum tersedianya sistem informasi data yang baik;

Page 158: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 18

d. Kurangnya tenaga profesional yang khusus menangani masalah

pendataan di tiap unit kerja.

24. Urusan Kearsipan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya sistem kearsipan yang disebabkan oleh

kurangnya SDM dan sarana dan prasarana kearsipan serta

rendahnya perhatian dan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem

kearsipan;

b. Belum optimalnya penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip

daerah yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara banyaknya

arsip dengan jumlah SDM yang menangani;

c. Kurangnya khasanah arsip yang disebabkan oleh kurangnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya arsip;

d. Belum optimalnya pelayanan informasi kearsipan daerah yang

disebabkan oleh belum tersedianya sistem informasi kearsipan yang

memadai.

25. Urusan Komunikasi dan Informatika, menghadapi permasalahan :

a. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sistem informatika yang

memadai untuk mendukung efisiensi pelayanan publik dan

transparansi

b. Sarana dan prasaran komunikasi dan informatikan belum memadai

untuk melayani diseluruh wilayah.

c. Ketersediaan sarana/media untuk akses informasi masih belum

cukup memadai.

d. Belum maksimalnya pemberdayaan Kelompok Informasi Masyarakat

e. Lemahnya SDM Aparatur Informatika.

26. Urusan Perpustakaan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya pengelolaan perpustakaan umum maupun

perpustakaan sekolah.

b. Masih terbatasnya tempat / Ruang baca

c. Terbatasnya personil / SDM pengelola perpustakaan

d. Rendahnya minat baca dan budaya membaca masyarakat.

e. Koordinasi antar SKPD terkait dalam meningkatkan minat baca

masyarakat Belum Maksimal.

Page 159: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 19

27. Urusan Pertanian, menghadapi permasalahan :

a. Daya Saing Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Masih

Rendah Karena Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) dan

Good Handling Practice (GHP) dan Hazard Analisis Crotocol Control

Point (HACCP) Belum Optimal

b. Kapasitas Kelembagaan Petani Masih Relatif Rendah

c. Lemahnya Dukungan Lembaga Pembiayaan bagi Petani

d. Belum optimalnya dukungan sarana dan prasarana Sektor

Pertanian

e. Penguasaan dan Aplikasi Tehnologi oleh pelaku utama dan pelaku

usaha belum optimal

f. Aplikasi sistim Petanian Organik belum berkembang secara

menyeluruh

g. Ketersediaan Saprodi Pertanian belum memenuhi criteria 6 tepat

(Jumlah, Tempat, Jenis, Harga, Mutu dan Waktu)

h. Serangan Hama dan Penyakit Terhadap Komoditi Pertanian Masih

Tinggi

i. Pengetahuan Tehnis Aparatur Pertanian Relatif Masih Rendah

j. Pelaku Usaha Pertanian belum sepenuhnya berorientasi Agribisnis

k. Penerapan Sistim Pertanian berbasis Konservasi belum Optimal

l. Produksi beberapa komoditi unggulan daerah belum kontinyu.

m. Peran penyuluh Pertanian belum optimal.

n. Sarana prasarana dan media/metode penyuluhan masih sangat

terbatas.

o. Belum adanya regulasi yang mengatur pembentukan kelompok tani

p. Belum adanya penentuan Kawasan Pengembangan komoditi

unggulan daerah yang relevan dengan kebijakan nasional, Provinsi

(Kakao, Kopi, Hortikultura, Sapi/Kerbau/Kambing—Daging &

Susu).

q. Lahan-lahan tidur masih cukup luas, dan Ekstensifikasi Pertanian

belum maksimal.

r. Daya dukung sumberdaya air untuk lahan pertanian belum

terkelola secara maksimal.

Page 160: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 20

28. Urusan Kehutanan, menghadapi permasalahan :

a. Belum optimalnya pengembangan Hasil Hutan Non Kayu

b. SOP Perizian Pemanfaatan hasil hutan Belum sepenuhnya

dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan

c. Rendahnya minat masyarakat dalam mengembangkan kayu rakyat

d. Belum tertibnya penatausahan hasil hutan

e. Masih luasnya lahan kritis yang belum ditangani secara tehnis

f. Adanya Pemukiman yang berada dalam Kawasan Hutan ( 35

Kampung )

g. Peran penyuluh Kehutanan belum optimal.

h. Pengawasan dan pengendlian hutan belum optimal ( 13 Polhut

81.645 ha )

i. Pengembangan dan Pengelolaan Kebun Raya belum maksimal.

j. Tata Batas Kawasan Hutan belum rampung ( Temu Gelang ).

29. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral, menghadapi permasalahan :

a. Masih terdapat beberapa titik permukiman pendudukan yang

belum terjangkau pelayanan listrik .

b. Daya dukung infrastruktur sektor pertambangan belum memadai.

c. Realisasi investasi sektor ESDM masih rendah.

d. Data base sektor ESDM belum tersedia secara baik.

e. Masih sering terjadi penambangan liar

f. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam

menerapkan regulasi disektor pertambangan

g. Aktifitas pertambangan cenderung kurang memenuhi kaidah-kaidal

lingkungan hidup.

h. Kurangnya penegakan aturan disektor pertambangan.

i. Terbatasnya jumlah dan Kompetensi teknis aparatur pertambangan

dan Energi.

30. Urusan Pariwisata, menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan (aspek daya tarik, sarana

prasarana, infrastruktur, keamanan, kenyamanan, dll)

b. Rendahnya tingkat partisipasi pelaku industri pariwisata terhadap

peningkatan kepariwisataan.

Page 161: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 21

31. Urusan Kalautan dan Perikanan, menghadapi permasalahan :

a. Aplikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) belum maksimal.

b. Ketersediaan Sarana produksi perikanan (Saprokan) belum cukup

memadai.

c. Tingkat kerusakan perikanan perairan umum cukup tinggi.

d. Rendahnya pengawasan aktivitas perikanan perairan umum.

e. Masih Rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat.

f. Pemanfaatan sumberdaya/ potensi perikanan belum optimal

g. Peran penyuluh Perikanan belum optimal

32. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan :

a. Masih kurangnya barang beredar dan barang strategis

b. Rendahnya volume pengawasan perlindungan konsumen termasuk

UTTP, barang kadaluarsa dan barang ber-SNI

c. Dalam mengakses Modal usaha perdagangan dan jasa sangat sulit

d. Pelaku Usaha Perdagangan dan Jasa belum mampu berdaya saing

e. Legalitas usaha belum sepenuhnya menjadi prioritas

a. Sarana dan prasarana distribusi perdagangan masih relatif kurang.

33. Urusan Perindustrian, menghadapi permasalahan :

a. Rendahnya penguasaan tehnologi proses produksi

b. Rendahnya kualitas dan kuantitas poduksi

c. Daya saing produksi belum memadai

d. Rendahnya Orientasi bisnis sehingga usaha kurang berkembang

e. Rendanya mutu bahan baku dan tidak kontiyutas

f. Proses pemasaran belum berjalan secara baik

g. Tingginya fluktuasi harga yang menyebabkan sulitnya menentukan

harga pokok produksi

h. Belum optimalnya peran pelaku usaha / IKM dalam mengakses TTG

i. Lemahnya kapasitas kelembagaan dalam mengelola organisasi dan

manajemen.

j. Keterkaitan antar lembaga bisnis belum terjalin.

34. Urusan Ketransmigrasian, menghadapi permasalahan :

a. Masih kurangnya personil dan rendahnya kualitas SDM pengelola

ketransmigrasian

b. Kurangnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi, dan tidak ada

lagi program transmigasi dari pemerintah pusat.

Page 162: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 22

4.2. Issu Strategis

4.2.1. Dinamika Lingkungan Strategis

Kajian isu strategis mendasarkan pada situasi dan kondisi lingkungan

strategis. Lingkungan strategis adalah lingkungan yang dapat

mempengaruhi tingkat pencapaian tujuan pembangunan daerah. Dinamika

yang terjadi di dunia internasional, nasional, regional maupun lokal penting

dipahami dan disikapi untuk tindakan kebijakan preventif maupun kuratif.

Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia

internasional, terhadap kondisi nasional, regional maupun lokal. Hubungan

antar manusia dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau

kejadian-kejadiannya, melahirkan isu-isu dan permasalahan strategis baik

positif maupun negatif.

1. Lingkungan Internasional

a. Gobalisasi Perdagangan dan Jasa

Perdagangan bebas seperti memperketat persaingan sektor usaha

antar negara, sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang

mampu menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang

unggul dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat pada

penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan tenaga kerja

atau pengurangan pengangguran.

b. Fluktuasi harga dan kurs mata uang

Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi

mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya

konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang

internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan

internasional akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran.

Fluktuasi negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan

mengakibatkan instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi

besaran dana perimbangan atau dana transfer ke daerah (DAU, DAK

dan lainnya).

c. Degradasi Lingkungan

Pemanasan global berdampak pada terjadinya pencairan es/salju yang

menambah kenaikan permukaan air laut (rob). Akibat lainnya adalah

terjadinya anomali musim, bencana alam dan kerusakan alam yang

menurunkan produktivitas pertanian. Krisis pangan dunia mesti

disikapi dengan peningkatan swasembada pangan guna terpenuhinya

kebutuhan pangan nasional.

Page 163: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 23

d. Komitmen Internasional

Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani

(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh

masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut

diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang

paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang pengurangan

emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of All Form of

Discrimination Against Women (CEDAW) tentang pembangunan dan

pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework tentang peredaman

bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan sebagainya.

Deklarasi MDGs 2015 yang ditandatangani pada tanggal 8 September

2000 menyetujui agar semua negara melaksanakan:

1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim

Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia

yang berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami

kelaparan.

2. Pemerataan pendidikan dasar

Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak, baik laki-laki

dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan tahap

pendidikan dasar.

3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan

perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi

gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk

tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4. Mengurangi tingkat kematian anak

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian

anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu

dalam proses melahirkan

6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya

Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan

penyebaran AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup

Target:

Page 164: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 24

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang

berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta

mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah

dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang

sehat

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai

pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk

sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Target:

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan

sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan

tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap

pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan

tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara

kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara

terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk

pembebasan-tarif dan kuota untuk ekspor mereka;

meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang

berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan

menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang

berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai

masalah utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang

dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan

internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung

dalam jangka panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk

kaum muda

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan

akses obat penting yang terjangkau di negara berkembang

Page 165: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 25

Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya

penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama

teknologi informasi dan komunikasi.

2. Lingkungan Nasional

a. Kemiskinan dan Pengangguran. Jumlah penduduk miskin di

Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu yang berpenghasilan kurang

dari 1$ US lebih kurang 11,47% dengan tingkat pengangguran 6,25%.

Target RPJP Nasional untuk periode 5 Tahun ketiga (2015-2019)

menurunkan tingkat kemiskinan nasional menjadi 6-8%

b. Ketahanan Energi. Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian

besar bersumber dari sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui. Keterbatasan energi fosil memicu terjadinya krisis energi

yang lebih lanjut akan berpengaruh pada produktivitas masyarakat

utamanya dunia usaha. Penggunaan energi alternatif perlu

diupayakan guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat.

c. Tuntutan Pemerintahan yang Bersih dan Profesional. Kenyataan

yang melekat beberapa periode terdahulu hingga saat ini adalah

banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang merambah di semua

tingkatan pemeritahan dan aparatur. Selain itu birokrasi yang dinilai

kurang profesional tidak sejalan dengan kebutuhan dan pengetahuan

masyarakat yang terus berkembang. Kebijakan Reformasi Birokrasi

dilakukan secara menyeluruh dari tatanan kelembagaan, manajemen,

pengembangan SDM, penegakan hukum demokrasi dan lain-lain

dalam rangka peningkatan pelayanan publik yang makin berkualitas.

d. Bencana Alam, Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah

strategis internasional juga dirasakan secara nasional. Indonesia

sebagai negara kepulauan memiliki potensi lebih besar akan intensitas

terjadinya bencana alam berupa tsunami, gempa, letusan gunung

berapi, banjir dan tanah longsor. Selain itu kebakaran hutan juga

sering terjadi sebagai negara yang cukup kaya akan hutan dan

perkebunan. Tanggap darurat dan rehabilitasi, rekonstruksi maupun

pengelolaan resiko bencana merupakan hal penting yang harus

dilakukan oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.

e. Kemampuan Keuangan Negara, Pembangunan menyeluruh

membutuhkan dana pembiayaan yang besar, sementara kemampuan

keuangan negara sangat terbatas sehingga negara masih terbelit

Page 166: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 26

hutang luar negeri yang cukup besar pula. Setiap daerah harus

berupaya meningkatkan kemandirian keuangan daerah (tidak hanya

bergantung pada bantuan dari Pemerintah Pusat) dengan cara

meningkatkan penggalian pendapatan asli daerah dan investasi.

Pertumbuhan ekonomi nasional selama ini rata-rata berkisar 6%,

padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan pertumbuhan

ekonomi diatas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat

terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia usaha

yang signifikan terhadap ekspor. Di sisi lain proporsi belanja daerah

didominasi oleh belanja pegawai, harus diimbangi dengan efisiensi dan

efektivitas tinggi agar dana yang ada dapat didayagunakan dengan

maksimal untuk kepentingan masyarakat

f. Stabilitas Keaamanan dan Ketentraman, Salah satu dampak buruk

kemajuan Iptek adalah makin canggihnya kejahatan, diawali dari

tumbuhnya keinginan dan ketidakpuasan, persaingan dan

kecemburuan sosial sehingga mendorong orang untuk berperilaku

melawan, merugikan dan meresahkan.

g. Hambatan Perdagangan Dalam Negeri, Hambatan perdagangan

dalam negeri yakni perdagangan antar daerah biasanya berkaitan

dengan perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana

prasarana pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha

khususnya usaha kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke

pasar di luar daerah maupun ekspor.

h. Keadilan dan Kesetaraan Gender. Indikator pembangunan gender

secara resmi adalah Gender-related Development Index (GDI) dan

Gender Empowerment Measurement (GEM). Dua indikator tersebut

menghendaki adanya peningkatan peran dan kesempatan bagi

perempuan sebagaimana peran dan kesempatan yang dimiliki laki-

laki. Kesempatan tersebut adalah kesempatan dalam berusaha,

pendidikan dan lain-lain serta dalam menduduki jabatan/posisi

strategis tertentu.

i. Perlindungan dan Kesejahteraan Anak. Tujuan dari isu ini adalah

untuk menjamin dan melindungi anak akan haknya agar dapat hidup,

tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat

dan martabat kemanusiaan, serta terlindungi dari segala bentuk

kekerasan, perlakuan salah, penelantaran dan eksploitasi. Kasus gizi

buruk, partisipasi sekolah, putus sekolah, kekerasan terhadap anak,

Page 167: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 27

pekerja anak, anak jalanan dan lain-lain adalah fakta yang

menunjukkan belum terpenuhinya perlindungan dan kesejahteraan

anak.

j. Daya Saing Teknologi dan Industri. Dominasi ekspor Indonesia

adalah ekspor bahan mentah yang bersumber dari kekayaan alam

yang belum diolah, sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah.

Penyebabnya adalah kurangnya kemampuan iptek dalam

mengolahnya menjadi barang setengah jadi maupun produk akhir

serta kurangnya kemampuan iptek dalam menciptakan dan membuat

produk yang berkualitas. Budaya iptek yang kreatif dan inovatif harus

difasilitasi.

Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang tertanam

dalam diri warga negara Indonesia, image yang berkembang adalah

bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek daripada produk luar

negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional (batik, dll) merupakan

satu bentuk local genius yang baik untuk dikembangkan termasuk

produk-produk asli dalam negeri lainnya, khususnya untuk konsumen

di dalam negeri dan sebaiknya dipromosikan/dipasarkan ke luar

negeri.

3. Lingkungan Regional Sulawesi Selatan

Kondisi nasional sebagian adalah cermin dari kondisi regional yang

memiliki kesamaan kasus dan masalah. Isu strategis dalam

pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana tertuang dalam

RPJMD Sulawesi Selatan periode 2013-2018 yang diuraikan per-urusan

pemerintahan daerah, dapat dikonkritkan menjadi issu strategis Regional

Sulawesi Selatan yang secara ringkas sebagai berikut :

a. Transformasi struktural perekonomian Daerah

b. Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan antar kawasan

c. Kemiskinan, pengangguran, pendapatan perkapita dan daya beli

d. Kerjasama kabupaten/kota dan kawasan andalan

e. Integrasi ekonomi antar wilayah Sulawesi

f. Akses dan kualitas pendidikan

g. Akses dan kualitas kesehatan

h. Infrastruktur dan fasilitas wilayah

i. Kesetaraan gender

j. Ketahanan desa dan keberdayaan masyarakat

Page 168: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 28

k. Keberlanjutan reformasi birokrasi dan kepemerintahaan yang baik

l. Pengamalan agama dan kerukunan umat beragama

m. Keberlanjutan pertanian, nilai tukar petani, dan ketahanan pangan

n. Kebudayaan, inovasi dan teknologi

o. Kebutuhan Energi dan Air

p. Perubahan iklim, kelestarian lingkungan dan pengelolaan ruang

q. Keamanan, ketertiban, harmoni sosial dan kesatuan bangsa.

Seraca ringkas, uraian isu strategis lingkungan internasional, Nasional

dan Regional, sebagaimana tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Isu-isu Strategis Internasional, Nasional dan Regional

Sulawesi Selatan

No

Isu Strategis

Dinamika

Internasional Dinamika Nasional

Dinamika Regional

Sulawesi Selatan

1 Globalisasi

perdagangan dan jasa

Kemiskinan dan

pengangguran

Transformasi struktural

perekonomian

2 Fluktuasi harga Minyak Dunia dan kurs mata

uang

Krisis energi Pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan antar

kawasan

3

Degradasi

lingkungan/Pemanasan Global

Tuntutan pemerintahan yang bersih dan

profesional

Kemiskinan, pengangguran,

pendapatan perkapita dan daya beli

4 Komitmen Internasional/Kesepaka

tan Bangsa-bangsa

Bencana alam Kerjasama kabupaten/kota dan

kawasan andalan

Kemampuan keuangan negara

Integrasi ekonomi antar wilayah Sulawesi

Stabilitas keamanan

dan ketentraman

Akses dan kualitas

pendidikan

Keadilan dan kesetaraan gender

Akses dan kualitas kesehatan

Perlindungan dan kesejahteraan anak

Infrastruktur dan fasilitas wilayah

Daya saing teknologi

dan industri

Kesetaraan gender

Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non

Pertanian

Ketahanan desa dan keberdayaan masyarakat

Keberlanjutan reformasi

birokrasi dan kepemerintahaan yang

baik

Pengamalan agama dan kerukunan umat

beragama

Keberlanjutan pertanian, nilai tukar petani, dan

ketahanan pangan

Page 169: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 29

Kebudayaan, inovasi dan

teknologi

Kebutuhan Energi dan Air

Perubahan iklim, kelestarian lingkungan

dan pengelolaan ruang

Keamanan, ketertiban,

harmoni sosial dan kesatuan bangsa

Sekaitan dengan berbagai isu strategis lingkungan eksternal Daerah

Kabupaten Enrekang, dalam konteks perencanaan pembangunan

Nasional, dan Provinsi Sulawesi Selatan, beberapa kebijakan

pembangunan yang termuat dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi

Sulawesi Selatan sebagaimana tabel 4.2.

Tabel 4.2 Matriks Kebijakan dalam RPJMN dan RPJMD Provinsi Sul-Sel

No.

Kebijakan - Kebijakan

RPJMN RPJMD Provinsi Lain-lain

(Kebijakan Provinsi Sul-Sel)

(1) (2) (3) (4)

1. Reformasi Birokrasi dan

Tata Kelola

Pendidikan • Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS

2. Pendidikan Kesehatan • Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan,

Perkebunan, Perikanan dan 100 juta Bibit Tanaman Hutan

3. Kesehatan Pertanian/Ketahanan Pangan

• Gratis Modal Pengembangan Usaha Mikro Kecil

4. Penanggulangan

Kemiskinan

Industri /

Agroindusti

• Gratis paket modal pengembangan

100 wirausaha pedesaan pada setiap desa

5 Ketahanan

Pangan

Pariwisata • Membangun industry baru 24 unit

(satu kabupaten satu industri) di seluruh Kab/Kota

6 Infrastruktur Infrastruktur • Membuka 500 ribu lapangan kerja baru

7 Iklim Investasi

dan Iklim Usaha

Energi • Gratis Paket peningkatan kualitas

Rumah Rakyat Miskin

8 Energi • Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA

9 Lingkungan

Hidup dan

Pengelolaan Bencana

• Melanjutkan kesehatan gratis

10 Daerah

Tertinggal, Terdepan,

Terluar, dan Pasca-Konflik

• Gratis biaya pendidikan bagi

mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah

penerbangan, pramugari, SMK pertanian, perkebunan, perikanan

dan melanjutkan beasiswa bagi mahasiswa S2 dan S3

11 Kebudayaan, • Gratis peningkatan kualitas

Page 170: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 30

Kreativitas, dan Inovasi

Teknologi

pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD, SMP, SMA,

Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim Ulama

4.3. Analisa Faktor Internal dan Eksternal

1. Kekuatan (Strength)

a. Letak Kabupaten Enrekang yang strategis tepat di jantung

wilayah provinsi Sulawesi Selatan dan sebagai jalur Strategis

Pariwisata Nasional ke Tana Toraja

b. Sebagai Daerah yang dikenal religius, sehingga kondisi

keamanan, kenyamanan dan toleransi ummat menjadikan

Kabupaten Enrekang menjadi daerah yang cukup kondusif.

c. Sebagai daerah pegunungan yang memilikim potensi

Sumberdaya Alam disektor pertanian, Perkebunan, Perikanan

Tawar, Sumberdaya Air, Pertambangan dan Pariwisata.

d. Sebagai Daerah Pertanian yang memiliki kontribusi yang cukup

besar terhadap sistem Agribisnis di Sulawesi Selatan.

e. Hubungan kemasyarakatan yang harmonis antar berbagai

golongan.

f. Ketersediaan berbagai kebijakan Pemerintah Daerah dalam

mengoptimalkan dimensi-dimensi otonomi daerah.

g. Sistem pengelolaan kebutuhan dasar (pendidikan, kesehatan,

permukiman dan lain-lain) yang berjalan dengan baik.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Keterbatasan sumber daya manusia pelaku usaha tani dan

aparatur.

b. Kesenjangan Pembangunan antar Wilayah.

c. Lemahnya kemampuan keuangan daerah (Pendapatan Asli

Daerah yang sangat kecil).

d. Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, dibawah rata-rata

Provinsi Sulawesi Selatan.

e. Rendahnya realisasi investasi daerah dibanding dengan

kebutuhan investasi.

f. Kurangnya kerjasama ekonomi dengan daerah lain.

g. Kurangnya jaringan usaha dan kemitraan usaha.

Page 171: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 31

h. Angka kemiskinan masih tingggi diatas rata-rata Provinsi dan

Nasional serta tingkat pengangguran yang berfluktiatif.

i. Lemahnya koordinasi antar institusi pemerintah maupun non

pemerintah.

j. Lemahnya manajemen data, statistik dan analisa untuk

kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

3. Peluang (Opportunity)

a. Penyerahan berbagai urusan pemerintahan dari Pusat kepada

Daerah, harus diikuti dengan peningkatan kinerja pemerintah

daerah.

b. Pencitraan terhadap kualitas pelayanan publik.

c. Masih terbukanya potensi usaha dan sumberdaya alam yang

belum digarap.

d. Masih terbukanya potensi pendapatan daerah dari

pengembangan pelayanan jasa dan pemanfaatan sumber daya

alam sarana dan prasarana seperti retribusi parkir, pengambilan

air permukaan dan lain-lain.

e. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana dan

prasarana publik secara nasional.

f. Adanya kebijakan pusat dan provinsi menetapkan Kabupaten

Enrekang sebagai sentra pengembangan dan produksi beberapa

komoditi unggulan.

g. Berkembangnya partisipasi swasta/masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan jasa.

h. Adanya potensi pengembangan kemitraan usaha antara koperasi

dan UMKM dengan pengusaha besar/BUMN/BUMD.

i. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi semakin

berkembang dan terbuka luas.

4. Ancaman (Threat)

a. Globalisasi dan pasar bebas serta masuknya berbagai komotiditi

pertanian dari luar negeri yang memiliki kualtas dan daya saing

tinggi.

b. Degradasi kualitas lingkungan hidup dan bencana alam.

c. Besarnya pengaruh negatif dari luar yang mengganggu tatanan

norma, nilai dan budaya serta perilaku hidup masyarakat.

Page 172: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 32

d. Ketidakpuasan masyarakat melahirkan protes, demonstrasi dan

apatisme.

e. Dinamika politik yang lebih mengutamakan kelompok tertentu.

f. Konflik SARA, kriminalitas serta pelecehan terhadap perempuan

dan anak.

g. Munculnya peraturan-peraturan yang tidak sinkron satu sama

lain, sehingga mengakibatkan ketidakpastian hukum didaerah

dan kebingungan dalam implementasi.

4.3. Isu Strategis

Berdasarkan kajian dan uraian modal dasar, permasalahan,

dinamika lingkungan strategis, dan analisa eksternal internal tersebut

di atas dapat diidentifikasi isu-isu strategis pembangunan Kabupaten

Enrekang. Perlu diutarakan bahwa pemilihan isu strategis

mempertimbangkan beberapa hal, yakni:

a. Merupakan urusan, tugas dan tanggung jawab Pemerintah

Kabupaten Enrekang;

b. Besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik;

c. Tingkat kemungkinan/kemudahan penanganan;

d. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian

sasaran pembangunan;

e. Memiliki daya ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan

daerah;

f. Kebijakan/Janji politik Kepala Daerah yang harus diwujudkan.

Isu Strategis yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten

Enrekang untuk ditangani dalam kurun waktu 2014-2018 adalah

sebagai berikut :

1. Belum optimalnya pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata

Kelola Pemerintahan Daerah yang bersih dan professional.

Upaya untuk memperbaiki tata kepemerintahan dilakukan

dalam seluruh aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan

ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur, pelaporan dan

pertanggungjawaban).

- Dalam sistem perencanaan, kebijakan harus sinergis sejalan

dengan kebutuhan dan kemampuan, terukur, efektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 173: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 33

- Dalam hal kelembagaan, organisasi pemerintah daerah dibentuk

secara ramping namun mampu mencakup keseluruhan

urusan/kepentingan yang menjadi tanggung jawab pemerintah,

jelas, tidak tumpang tindih dan memungkinkan kemudahan

akses pelayanan terhadap publik.

- Penanganan berbagai permasalahan pemerintahan dan

pembangunan yang sangat kompleks membutuhkan penempatan

aparatur yang sesuai baik secara kualitas kompetensi maupun

kuantitasnya. Pembinaan terhadap aparatur mesti terus

dilakukan agar mampu menyikapi dinamika yang terjadi,

responsif dengan dedikasi dan integritas yang tinggi untuk

semata-mata kepentingan umum. Selain itu, pembangunan juga

membutuhkan aparatur dengan daya inisiasi dan inovasi yang

baik untuk dapat mengejar ketertinggalan pembangunan daerah

dan mengatasi kemiskinan.

- Kelemahan SKPD dalam pelaporan dan pertanggungjawaban

biasanya terletak dalam kemampuan penyediaan data, analisa

dan model laporan yang tidak simpel. Kesadaran akan pentingnya

data yang lengkap dan akurat hingga kearsipan sebagai dokumen

pembuktian harus ditingkatkan. Sistem manual harus segera

dirubah dengan sistem komputer, sehingga lebih efisien, cepat

dan mudah dalam operasionalnya.

2. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan Publik yang

terjangkau

Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan

adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

sehingga pemerintah dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja

terbaik yakni kemajuan pembangunan dan pelayanan yang dapat

memuaskan publik. Berbagai kebijakan baru pemerintah telah

dikeluarkan dan harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam

rangka menyikapi tuntutan tersebut.

Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik

yang menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM,

keterbukaan informasi dan lain-lain. Kemudahan perizinan,

transparansi/kejelasan SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim

Page 174: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 34

yang kondusif, akan sangat menunjang kegairahan dalam

berinvestasi.

3. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Sebagian dari amanat Otonomi Daerah adalah bahwa

Pemerintah Daerah harus berupaya meningkatkan pendapatan asli

daerah dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat.

Namun kenyataannya dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

otonomi daerah, Kabupaten Enrekang masih memiliki

ketergantungan yang sangat besar terhadap alokasi dana

perimbangan dari Pemerintah Pusat. Peningkatan pendapatan asli

daerah diupayakan melalui intensifikasi pemungutan

pajak/retribusi, penggalian potensi pendapatan dan perwujudan

realisasi investasi, namun tidak memberatkan dunia usaha dan

masyarakat.

4. Kemiskinan, Rendahnya Daya Beli Masyarakat dan

Pengangguran

Kemiskinan terjadi karena rendahnya kemampuan ekonomi

masyarakat. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Enrekang

memang memperlihatkan kecenderungan meningkat namun masih

berada dibawah rata-rata provinsi Sulawesi Selatan. Demikian pula

Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Enrekang berdasarkan

struktur komposisi pembentuk IPM, jga masih berada dibawah rata-

rata Provinsi Sulawesi selatan. Langkah prefentif dalam bentuk

pemberdayaan dan langkah kuratif dalam bentuk jaminan sosial

atas kebutuhan dasar perlu dilakukan.

Tingkat pengangguran terbuka memperlihatkan trend

fluktiatif (naik turun tiap tahun). Selama 10 tahun terakhir, tingkat

pengangguran di Kabupaten Enrekang tertinggi pada angka 6,66 %

pada tahun 2011. Pengangguran terbuka masyarakat selain

disebabkan oleh dampak krisis ekonomi global dan bencana alam,

juga disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja yang tidak

mampu bersaing dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja

mandiri. Peluang usaha pada prinsipnya masih lebar, dibutuhkan

kemampuan dan fasilitasi untuk dapat merealisasikannya.

Page 175: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 35

5. Rendahnya kemampuan, Inovasi, pengusaan teknologi dan

kapasitas kelembagaan Usaha Tani dan KUKM

Lapangan Usaha baik dibidang Usaha Tani maupun KUKM

yang akan terus bertahan adalah yang memiliki pangsa pasar yang

besar dan memiliki daya saing produk, maka penerapan Iptek dalam

produksi dan bisnis serta peningkatan hubungan antara produsen

lokal dengan pasar yang luas harus menjadi perhatian.

Kelembagaan Usaha Tani dalam bentuk Kelompok Tani maupun

kelompok KUMKM, boleh dikatakan cukup banyak dibentuk yang

umumnya difasilitasi pembentukannya oleh Pemerintah Daerah.

Namun dari sisi kualitas kelembagaan yang mandiri atau aktif

secara kelembagaan masih sedikit. Pembentukan kelembagaan

sebagian masih berorientasi untuk pemenuhan persyaratan dalam

implementasi program sektoral baik dari Pemerintah, yang tidak

sebanding dengan kemampuan pemerintah daerah melakukan

pembinaan, pendampingan dan pemberdayaan kelompok.

6. Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang berkualitas dan

Kesetaraan Gender

Tuntutan akan pelayanan pendidikan tidak terlepas dari

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, serta

tenaga kependidikan yang berkualitas. Kesempatan yang sama

untuk mendapatkan akses pelayanan pendidikan baik laki-laki-

perempuan, tua-muda, kaya maupun miskin, yang artinya bisa

dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Program Wajib belajar 12

tahun di Kabupaten Enrekang, Bantuan Operasional Sekolah,

pembangunan gedung dan prasarana lainnya, merupakan contoh

riil perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Agar pendidikan

bisa bermanfaat, kurikulum pendidikan juga harus

mempertimbangkan kebutuhan dunia usaha dan spesifikasi potensi

setiap anak didik.

Kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi,

jaminan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi semua warga

masyarakat. Subsidi silang pun harus disadari oleh semua

pengguna layanan kesehatan bahwa tanggung jawab pembangunan

tidak hanya pada pemerintah, tetapi seluruh komponen

masyarakat/swasta sesuai dengan kemampuannya.

Page 176: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 36

Peran serta perempuan dalam pembangunan masih rendah,

namun secara umum bentuk-bentuk diskriminasi gender di

Kabupaten Enrekang jarang ditemukan, namun terlihat adanya

kesenjangan partisipasi politik kaum perempuan. Meskipun

Undang-Undang nomor 12 Tahun 2003 tentang pemilu

mengamanatkan keterwakilan perempuan 30 % perempuan

dilembaga legislatif, namun hasilnya menunjukkan rendahnya

keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Hal ini juga terjadi

pada posisi-posisi puncak dieksekutif, peran perempuan juga belum

maksimal..

7. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur fisik dan Ketimpangan Pembangunan Wilayah

Penyediaan infrastruktur fisik wilayah tetap menjadi kebutuhan

utama dalam perkembangan pembangunan ke depan untuk

meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat, yang saat ini

nampaknya belum terbangun secara merata, sehingga terjadi

ketimpangan pembangunan antar wilayah, utamanya antara

Kawasan Timur Enrekang (KTE) yang relatif tertinggal dengan

Kawasan Barat Enrekang (KBE) yang relatif lebih maju, baik aspek

infrastruktur, Ekonomi maupun Sosal.

8. Ancaman Degradasi Lingkungan Hidup, dan Bencana Alam.

Menurunnya daya dukung lingkungan hidup, kelestarian

fungsi dan manfaat sumber daya alam adalah akibat dari kurang

terkendalinya para pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat

maupun swasta) dalam pemanfaatan, penataan serta pengendalian

terhadap dampak yang ditimbulkan. Permasalahan dalam tata guna

lahan, bangunan, rumah tidak layak huni, lingkungan pemukiman

kumuh utamanya pada kawasan perkotaan, penghijauan dan

Daerah Aliran Sungai perlu makin diperhatikan.

Dampak dari masalah tersebut adalah meningkatnya potensi

kerusakan lingkungan dan bencana alam seperti kebakaran banjir,

genangan luapan air selokan/air hujan, longsor/ erosi dan

sebagainya.

Page 177: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 37

9. Lemahnya Daya Saing dan Sistem Agribisnis Komoditi Hasil

Pertanian.

Sebagian besar lahan pertanian di Kabupaten Enrekang

memiliki ketergantungan yang besar terhadap input yang umumnya

dari luar daerah, mulai dari bibit, pupuk dan pestisida serta

beberapa sarana produksi lainnya. Pada sisi lain daya saing

berbagai komoditi pertanian masih rendah baik daya saing kualitas

maupun daya saing harga. Pada umumnya komoditi unggulan dan

andalan daerah memiliki biaya produksi tinggi, sehingga seringkali

hasil-hasil produksi pertanian tidak memberi keuntungan dan nilai

tambah bagi petani.

Demikian pula sistem agribisnis pertanian belum berjalan

begaimana idealnya. Selama ini sistem Agribisnis masih didominasi

pada Sub Sistem Agribisnis Hulu, yaitu kegiatan ekonomi yg

menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian

(seperti pupuk, obat-obatan, benih/bibit, mesin pertanian dll), dan

Sub Sistem Usaha Tani yang keduanya juga belum berlangsung

secara maksimal. Sub Sistem Jasa Layanan pendukung, seperti

lembaga keuangan, pembiayaan, transportasi, penyuluhan, layanan

informasi, penelitian, pengembangan, kebijakan juga belum

maksimal

Sedangkan Sub Sistem Agribisnis Hilir yaitu kegiatan ekonomi

yang mengelola hasil-hasil pertanian menjadi produk olahan,

beserta kegiatan perdagangannya masih sangat rendah dan kurang

berkembang. Kenyataan yang terjadi mata rantai ekonomi komoditi

pertanian Kabupaten Enrekang sangat pendek yang ditandai dengan

pola “Petik-Jual” sehingga nilai tambah ekonomi juga rendah.

Oleh karena itu, sangat diperlukan intervensi teknologi baik

teknologi tinggi maupun teknologi tepat guna dalam aktivitas

produksi dan pengolahan hasil produk-produk usaha pertanian

atau produk UMKM yang berbasis pertanian.

10. Stabilitas Keamanan, Ketahanan Desa dan Keberdayaan Masyarakat.

Terpeliharanya stabilitas keamanan daerah dalam suasana

yang kondusif menjadi prasyarat bagi kelancaran penyelenggaran

pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan pelayanan

Page 178: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IV- 38

publik di daerah. Di Kabupaten Enrekang potensi gangguan

keamanan dan ketertiban dari luar daerah seperti pencurian

kendaraan, pencurian ternak, masih biasa terjadi. Muncul konflik

antar warga biasa juga terjadi akibat perebutan sumber air

pertanian, tata batas wilayah dan sebagainya.

Kondisi Kabupaten Enrekang yang relatif aman tersebut juga

sebagai dari dampak kebijakan Pemerintah Daerah yang

menerbitkan Peraturan Daerah tentang larangan Miras, dan Perda

tentang berbusana muslim.

Adanya pengaruh luar dan interaksi serta dinamika kehidupan

yang semakin keras manjadi ancaman tersendiri terhadap kondisi

stabilitas daerah. Kerawanan dan masalah sosial akan berdampak

negatif dan berpotensi melahirkan berbagai penyakit masyarakat

seperti, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, minuman keras,

perjudian, pelacuran, dan premanisme setiap saat akan bisa terjadi.

Selain itu, tidak boleh dilupakan juga terhadap ancaman

bahaya terorisme, konflik yang bersifat SARA, dan gerakan

radikalisme yang acapkali bersifat laten serta memiliki spektrum

jaringan dan daya destruktif yang lebih luas.

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, memudar

dan lunturnya nilai-nilai wawasan kebangsaan serta rendahnya

kesadaran politik warga pada gilirannya dapat memunculkan sikap

dan tindakan yang hanya bersemangatkan solidaritas sempit, ikatan

primordial, dan sektarian dari satu kelompok masyarakat tertentu

yang bisa mengakibatkan retaknya keharmonisan, keserasian, dan

integrasi antar warga dalam jalinan interaksi sosial. Di sisi lain,

maraknya perilaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang

menggerogoti kekayaan Negara/daerah mencerminkan pula

terjadinya pengikisan rasa cinta air dari para pelakunya. Degradasi

dan krisis terhadap nilai-nilai nasionalisme dan spirit kebangsaan

harus dieliminasi atau setidaknya direduksi melalui perkuatan

persatuan dan kesatuan bangsa serta penanaman nilai-nilai luhur

bangsa yang bersendikan ideologi Pancasila dan UUD 1945.

Page 179: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 1

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1. Visi Pembangunan Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan

Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan

kepala daerah (Pemilukada) yang menggambarkan arah pembangunan atau

kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa

jabatan selama 5 (lima) tahun.

Penyusunan visi pembangunan daerah Kabupaten Enrekang Tahun

2014-2018 dilakukan dengan memperhatikan visi pembangunan daerah

Kabupaten Enrekang untuk jangka panjang yang termuat dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Enrekang Tahun

2008-2028 (Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 Tahun 2008),

yaitu: “Kabupaten Enrekang sebagai Daerah Agropolitan yang mandiri,

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pada tahun 2028”, dengan

misi-misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan Konsep Pengembangan Daerah Agropolitan

2. Mewujudkan Kemandirian Daerah

3. Mengembangkan Berbagai Produk Pertanian Komoditas Unggulan

Berbasis Ekonomi Masyarakat Dan Berorientasi Pasar

4. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada dokumen

perencanaan pembangunan nasional, penyusunan visi pembangunan

daerah Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018 juga memperhatikan Visi

Pembangunan Nasional Tahun 2010-2014 yang termuat dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014

(Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010) yaitu:

Page 180: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 2

“Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan”

dengan kandungan misi-misi sebagai berikut:

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Selain itu, dalam rangka untuk menjaga sinergitas dengan visi pada

dokumen perencanaan pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan,

penyusunan visi pembangunan daerah Kabupaten Enrekang tahun 2014-

2018 juga memperhatikan visi pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2003–2018

(Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 20013) yaitu:

” Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan

Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”,

Adapun misi-misi pembangunanan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi:

1. Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan

kerukunan intra dan antar ummat beragama.

2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial

dan kelestarian lingkungan.

3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan

dan infrastruktur

4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan

global

5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum

6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa

7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih

Berpijak pada paparan visi dan misi di atas, dan mempertimbangkan

situasi, kondisi, kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan, dan

memperhitungan kontinuitas dan sinergitas pelaksanaan pembangunan,

maka dirumuskan dan ditetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Enrekang

Tahun 2014-2018, adalah:

“ Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS), menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”

Pernyataan visi di atas memiliki makna filosofis yang akan dijabarkan

berikut ini untuk membangun kesamaan persepsi, sikap (komitmen), dan

perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan (stakeholders) dalam

setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.

Page 181: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 3

Enrekang, dimaknai sebagai suatu kesatuan wilayah Kabupaten

Enrekang yang dihuni oleh seluruh warga masyarakat, yang menjadi fokus

gerakan permbangunan bagi semua unsur untuk mewujudkan kualitas

hidup masyarakat yang lebih baik.

Maju, Kondisi dimana terjadi peningkatan kualitas SDM (Pendidikan

dan Kesehatan), ketersediaan Infrastruktur yang memadai serta aplikasi

teknologi.

Aman, mengandung makna keadaan yang lebih kondusif untuk

berlangsungnya aktivitas pemerintahan, sosial budaya, aktivitas ekonomi

dan investasi, yang ditandai dengan adanya rasa aman untuk berusaha/

berinvestasi, bekerja, beribadah serta aman dari bencana. Keadaan yang

menggambarkan perwujudan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat

kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih

bermutu dan maju.

Sejahtera, dimaknai keadaan dimana terjadi peningkatan kualitas

hidup masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya IPM, peningkatan

perekonomian dan pendapatan masyarakat, serta terpenuhi dan

tercukupinya kebutuhan hidup masyarakat baik material maupun spiritual

secara layak.

Menuju Daerah Agropolitan, dalam pengertian bahwa periode

pembangunan Lima (5) tahun kedepan (2014-2018) sebagai tahapan dari

proses mewujudkan daerah Agropolitan 2028 sesuai Visi Jangka Panjang

Daerah, yang ditandai dengan kondisi berkembangnya pusat-pusat ekonomi

berbasis pertanian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu kawasan

pengembangan komoditi unggulan pertanian, yang didukung oleh tumbuh

dan berkembangnya berbagai aktivitas ekonomi pendungkung utama sistem

agribisnis pertanian di Sulawesi Selatan.

Berwawasan Lingkungan, diartikan sebagai komitmen memanfaatkan

dan mengelola sumberdaya alam secara bijaksana dalam pembangunan

yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu/kualitas

hidup masyarakat masa kini dan masa mendatang.

5.2. Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan daerah adalah rumusan umum mengenai upaya-

upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi serta memberikan

kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai

dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi daerah.

Page 182: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 4

Dari itu untuk mewujudkan visi pembangunan daerah Kabupaten

Enrekang tersebut di atas selanjutnya dirumuskan misi pembangunan

daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2014 – 2018 sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan

Publik, yaitu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan

aksesibilitas pelayanan umum (Jalan, Jembatan, Sanitasi, Air Bersih,

Irigasi/Sumber Air Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi) yang memiliki

daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial

yang berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum

untuk menunjang produktifitas dan mobilitas publik;

2. Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi

teknologi, yaitu peningkatan SDM masyarakat melalui penyediaan

pelayanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, berkualitas

didukung oleh penguasaan Iptek dalam meningkatkan produktivitas dan

kompetensi masyarakat;

3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai

dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan

masyarakat tanpa Diskriminasi Laki-Laki Perempuan, yaitu

menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik secara

konsisten dan berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat

korupsi, dan meningkatnya kinerja pelyanan publik serta terbentuknya

birokrasi pemerintahan yang profesional, berkinerja tinggi, menjamin

kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta memberikan

kesetaraan dan keadilan Gender, agar memperoleh manfaat dari

pembangunan yang adil dan merata;

4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat

berbasis Agribisnis dan Agroindustri, yaitu mengembangkan

perekonomian masyarakat yang berlandaskan ekonomi kerakyatan

dengan memberdayakan masyarakat yang bertumpu pada

pengembangan potensi dan komoditi unggulan daerah, sehingga

mendorong penciptaan lapangan kerja dan ketersediaan kebutuhan

hidup masyarakat;

5. Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara Optimal dan

Berwawasan Lingkungan, yaitu mengembangkan pembangunan daerah

yang memanfaatkan potensi Sumberdaya Alam disektor pertanian,

pertambangan, SDA dan Pariwisata dengan tetap menjaga keseimbangan

Page 183: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 5

antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan hidup

dengan tetap menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan.

Setiap misi ini mempunyai keterkaitan dengan pokok-pokok visi.

Gambaran keterkaitan pokok-pokok visi dengan pokok-pokok misi tersebut

dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel. 5.1.

Keterkaitan Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD

No. Pokok-pokok

Visi Misi Penjelasan Misi

“ Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS), menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan”

Maju Meningkatkan

Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur

Pelayanan Umum (M1)

yaitu meningkatkan dan

mengembangkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum (Jalan,

Jembatan, Sanitasi, Air Bersih, Irigasi/Sumber Air

Pertanian, Listrik dan Telekomunikasi) yang

memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan

sosial yang berkeadilan dan

mengutamakan kepentingan masyarakat

umum untuk menunjang produktifitas dan mobilitas

publik.

Meningkatkan

Kualitas SDM yang berdaya saing dan

aplikasi teknologi (M2)

Yaitu peningkatan SDM

masyarakat melalui penyediaan pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang lebih baik,

berkualitas didukung oleh penguasaan Iptek dalam meningkatkan

produktivitas dan kompetensi masyarakat.

Aman Mewujudkan Tata

Kelola Pemerintahan yang

baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam

berbagai aktivitas kehidupan

masyarakat tanpa Diskriminasi Laki-

Laki Perempuan

Yaitu menerapkan prinsip-

prinsip tata kepemerintahan yang baik

secara konsisten dan berkelanjutan yang tercermin dari

berkurangnya tingkat korupsi, dan meningkatnya

kinerja pelyanan publik serta terbentuknya

birokrasi pemerintahan

Page 184: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 6

(M3) yang profesional, berkinerja tinggi, menjamin

kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta

memberikan kesetaraan dan keadilan Gender, agar

memperoleh manfaat dari pembangunan yang

adil dan merata.

Sejahtera Meningkatkan Perekonomian Daerah dan

Pendapatan Masyarakat

berbasis Agribisnis dan Agroindustri

(M4)

Yaitu mengembangkan perekonomian masyarakat yang berlandaskan

ekonomi kerakyatan dengan

memberdayakan masyarakat yang

bertumpu pada pengembangan potensi dan komoditi unggulan daerah,

sehingga mendorong penciptaan lapangan kerja

dan ketersediaan kebutuhan hidup

masyarakat

Menuju

Daerah Agropolitan

Berwawasan Lingkungan

Meningkatkan

Pengelolaan Sumberdaya Alam

secara Optimal dan Berwawasan

Lingkungan (M5)

yaitu mengembangkan

pembangunan daerah yang memanfaatkan potensi

Sumberdaya Alam disektor pertanian, pertambangan,

SDA dan Pariwisata dengan tetap menjaga

keseimbangan antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan

lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi dan

daya dukung lingkungan

5.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu

dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu

strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Adapun sasaran

adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara

terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam

jangka waktu 5tahun kedepan.

Untuk melaksanakan misi-misi tersebut di atas maka ditetapkan

tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Enrekang selama 5

(lima) tahun (2014-2018) dengan uraian sebagai berikut.

Page 185: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 7

1. Tujuan dan Sasaran pada Misi 1 (Meningkatkan Kualitas dan

Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan Publik) adalah:

Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan aksesibiltas antar wilayah, sentra-sentra

produksi pertanian dan wilayah-wilayah

tertinggal/ terisolir

1. Terselenggaranya percepatan pembangunan infrastruktur Wilayah dan Kawasan Strategis

Kabupaten

2. Meningkatnya ketersediaan infrastruktur Pertanian

3. Meningkatkan cakupan

dan kualitas pelayanan Air Bersih dan Sanitasi kawasan permukiman

serta Energi, listrik di perkotaan dan Pedesaan

1. Terpenuhinya kebutuhan Air Bersih

Perkotaan dan Perdesaan

2. Tersedianya Sarana prasarana

sanitasi lingkungan permukiman

3. Terpenuhinya pembangunan infrastruktur energi dan Listrik

2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 2 (Meningkatkan Kualitas SDM yang

berdaya saing dan Aplikasi Teknologi) adalah:

Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat secara berkelanjutan

1. Terwujudnya pemerataan akses dan

kualitas layanan kesehatan masyarakat

2. Meningkatkan cakupan

dan kualitas pelayanan pendidikan serta mutu anak didik

2. Terwujudnya pemerataan akses

terhadap pendidikan pada seluruh lapisan masyarakat

3. Terciptanya Pelayanan pendidikan

berkualitas pada semua jenjang pendidikan

3 Meningkatkan Minat

Baca dan Budaya Baca Masyarakat

4. Meningkatnya Minat dan Budaya

Baca Masyarakat

4. Meningkatkan akses dan aplikasi teknologi

terapan

5. Meningkatnya akses dan aplikasi teknologi terapan

2. Tujuan dan Sasaran pada Misi 3 (Mewujudkan Tata Kelola

Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman

dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa Diskriminasi

Laki-Laki Perempuan) adalah:

Tujuan Sasaran

1. Mewujudkan Kualitas Kinerja Birokrasi Pemerintah secara

Profesional dalam Memenuhi Kepentingan

1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan birokrasi, kesejahteraan dan kompetensi

sumber daya aparatur dalam pelayanan publik

Page 186: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 8

Publik 2. Terciptanya sinergi penyelenggaraan pemerintahaan

ditingkat Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan

2. Memperkuat sistem perencanaan dan

penganggaran pembangunan daerah

3. Terciptanya kesadaran partisipasi masyarakat dalam perencanaan

pembangunan

4. Terwujudnya peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah

5. Terwujudnya pengelolaan

keuangan daerah yang transparan dan akuntabel

3. Mewujudkan rasa aman dan ketentraman di

masyarakat

6. Terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan di

berbagai aspek kehidupan masyarakat

4. Mewujudkan

pengarusutamaa Gender dalam pembangunan daerah

7. Terwujudnya kesetaraan dan

keadilan gender diberbagai aspek

4. Tujuan dan Sasaran pada Misi 4 (Meningkatkan Perekonomian

Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan

Agroindustri) adalah:

Tujuan Sasaran

1. Mewujudkan struktur ekonomi daerah yang

kuat berbasis sektor pertanian

1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

2. Mengembangkan sistem

Agribisnis pertanian disektor Hulu dan Hilir berbasis Iptek

2. Terwujudnya sistem pemasaran dan

daya saing produk dan komoditi unggulan daerah melalui penerapan Iptek

3. Terwujudnya kemandirian

kelembagaan pelaku usaha tani

4. Terwujudnya pemberdayaan Koperasi, usaha mikro, kecil,

menengah (KUMKM)

3. Mengembangkan Kawasan Strategis Daerah dan Kawasan

Cepat Tumbuh yang berbasis komoditi

5. Terwujudnya Peningkatan Produktifitas Kawasan Pengembangan Pertanian,

Perkebunan dan Peternakan

6. Meningkatnya nilai tambah ekonomi berbagai komoditi unggulan daerah

4. Mewujudkan Ketahanan

dan kemandirian Pangan Daerah

7. Tersedianya pangan yang cukup,

bermutu, aman, merata dan terjangkau

Page 187: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 V- 9

5. Tujuan dan Sasaran pada Misi 5 (Meningkatkan Pengelolaan

Sumberdaya Alam secara Optimal yang Berwawasan Lingkungan)

adalah:

Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan kontribusi

ekonomi disektor Pertambangan, energy dan pariwisata

1. Terwujudnya realisasi investasi dan

penyerapan tenaga kerja disektor pertambangan, energy dan pariwisata daerah

2. Menciptakan Pengelolaan

sumberdaya alam secara terpadu dengan memperhatikan aspek

lingkungan

2. Terciptanya keselarasan dalam

upaya pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara

berkelanjutan

3. Berkembangnya sistem pertanian

organik dan Ramah Lingkungan

4. Terwujudnya pemanfaatan lahan-

lahan tidur

5. Terwujudnya pengendalian lahan kritis

Page 188: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan merupakan langkah-langkah untuk

mencapai tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah sebagai

dasar perumusan program yang menjadi kewenangan daerah.

6.1. Strategi Pembangunan Daerah

Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan

bagaimana sasaran akan dicapai. Ia merupakan langkah-langkah yang

berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

Strategi tersebut selanjutnya diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.

Penetapan strategi dilakukan untuk menjawab cara pencapaian sasaran-

sasaran pembangunan dan jangka waktu pencapaian sasaran-sasaran

tersebut. Sebuah strategi dapat dilakukan untuk menjawab satu sasaran

pembangunan ataupun lebih dari satu sasaran pembangunan, dengan

mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi pencapaian target

sasaran.

Dalam kaitan ini, arsitektur perencanaan pembangunan daerah

dipisahkan menjadi dua: (1) perencanaan strategik yaitu perencanaan

pembangunan daerah yang menekankan pada pencapaian visi-misi

pembangunan daerah; (2) perencanaan operasional yaitu perencanaan yang

menekankan pada pencapaian kinerja layanan setiap urusan. Segala

sesuatu yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan

sasaran RPJMD maka dianggap strategis, ini dijalankan melalui program

pembangunan daerah dan program prioritas berdasarkan penyelenggaraan

urusan pemerintahan. Perencanaan strategik ini didukung oleh keberhasilan

kinerja dari implementasi perencanaan operasional dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan melalui program prioritas masing-masing urusan.

Dalam perumusan strategi pembangunan daerah ada empat perspektif yang

digunakan dalam mengarahkan keselarasan dengan pilihan program

pembangunan daerah yakni (1) perspektif masyarakat/layanan; (2)

perspektif proses internal; (3) perspektif kelembagaan; (4) perspektif

keuangan.

Page 189: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 2

Berdasarkan pemahaman demikian, strategi pembangunan RPJMD

Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1

Strategi dari Tujuan, dan Sasaran berdasar Misi

Tujuan Sasaran Strategi

VISI : Terwujudnya Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (EMAS) menuju Daerah Agropolitan Berwawasan Lingkungan

MISI I : Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur

Pelayanan Publik

1. Meningkatkan aksesibiltas antar

wilayah, sentra-sentra produksi pertanian dan

wilayah-wilayah tertinggal/ terisolir

1. Terselenggaranya percepatan

pembangunan infrastruktur Wilayah dan

Kawasan Strategis Kabupaten

Mendorong percepatan pembangunan Infrastruktur,

jalan dan jembatan yang mampu memperpendek jarak atau mempercapat akses

antar kecamatan, Kawasan dan akses antar desa

2. Meningkatnya ketersediaan

infrastruktur Pertanian

Pengembangan dan penataan fasilitas infrastrukur

Pertanian

2. Meningkatkan cakupan dan

kualitas pelayanan Air Bersih dan Sanitasi kawasan

permukiman serta energy, listrik di

perkotaan dan Pedesaan

3. Terpenuhinya kebutuhan Air

Bersih Perkotaan dan Perdesaan

Mengembangkan pembangunan jaringan air

bersih, Kota, IKK dan SAB Perdesaan

4. Tersedianya Sarana prasarana

sanitasi lingkungan

permukiman

Mengembangkan pembangunan sarana

prasarana permukiman

5. Terpenuhinya pembangunan infrastruktur

energi Listrik dan energi alternatif

Meningkatkan cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energi

terbarukan

Tujuan Sasaran Strategi

MISI II : Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan Aplkasi teknologi

1. Meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat secara berkelanjutan

1. Terwujudnya pemerataan akses

dan kualitas layanan kesehatan

masyarakat

Mengoptimalkan kualitas pelayanan kesehatan dasar

dan rujukan pada tempat pelayanan kesehatan melalui

penyediaan sarana dan peralatan kesehatan yang

memadai serta distribusi tenaga medis secara merata/ proporsional

Page 190: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 3

2. Meningkatkan cakupan dan

kualitas pelayanan pendidikan serta mutu anak didik

2. Terwujudnya pemerataan akses

terhadap Pelayanan pendidikan pada

seluruh lapisan masyarakat

Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana pendidikan

serta kompetensi dan distribusi tenaga pendidik yang memadai

3. Terciptanya

Pelayanan pendidikan

berkualitas pada semua jenjang pendidikan

Penataan sistem pendidikan

dalam menunjang peningkatan mutu

pendidikan yang didasari oleh indikator pendidikan yang lebih baik

3. Meningkatkan

Minat dan Budaya Baca Masyarakat.

4.Meningkatnya

minat dan budaya baca masyarakat

Mengembangkan semangat

dan budaya membaca bagi semua elemen melalui

penyediaan sarana prasaran yang memadai sesuai kebutuhan masyarakat

4. Meningkatkan

akses dan aplikasi teknologi terapan

5. Meningkatnya

akses dan aplikasi teknologi terapan

Mengintegrasikan Iptek dalam

metodolgi pendidikan dan pemberdayaan pelaku Usaha

Tani, KUKM/ IKM serta pelayanan publik.

MISI III : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan

disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi laki-laki perempuan

1. Mewujudkan

Kualitas Kinerja Birokrasi

Pemerintah yang bersih, Profesional, responsive, dan

akuntabel dalam Memenuhi

Kepentingan Publik

1. Meningkatnya

kapasitas kelembagaan

birokrasi dan kompetensi sumber daya

aparatur dalam pelayanan publik

Menata kembali kelembagaan,

tata kerja dan kinerja pelayanan pemerintahan

berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Tujuan Sasaran Strategi

2. Terciptanya sinergi

penyelenggaraan pemerintahaan ditingkat

Kabupaten, Kecamatan, Desa

dan Kelurahan

Mengoptimalkan peran pemerintah desa/kelurahan

dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan daerah

2. Memperkuat sistem perencanaan dan penganggaran

pembangunan daerah

3. Terwujudnya kesadaran partisipasi

masyarakat dalam

perencanaan pembangunan

Mengoptimalkan peran serta masyarakat secara aktif sebagai mitra kerja

pemerintahan dalam perencanaan pembangunan

daerah

Page 191: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 4

4. Terwujudnya peningkatan

kualitas perencanaan pembangunan

daerah

Membangun konsistensi, sinkronisasi dan proses/

mekanisme perencanaan pembangunan daerah

5. Terwujudnya pengelolaan

keuangan daerah yang transparan

dan akuntabel

Mengoptimalkan tertib administrasi keuangan dan

pertanggungjawabannya

3. Mewujudkan rasa

aman dan ketentraman di

masyarakat

6. Terwujudnya

peningkatan ketertiban dan

keamanan di berbagai aspek

kehidupan masyarakat

Menggalang kolaborasi atau

kerjasama Pemerintah Daerah, Aparat Keamanan

dan Masyarakat dalam menciptakan rasa aman

dalam masyarakat

4. Mewujudkan Pengarusutamaan

Gender dalam pembangunan

7. Terwujudnya kesetaraan dan

keadilan gender diberbagai aspek

Memperkuat koordinasi dan jaringan pengarusutamaan

gender dalam perencanaan, penganggaran, yang reponsif

gender

Tujuan Sasaran Strategi

MISI IV : Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat berbasis Agribisnis dan Agroindustri

1. Mewujudkan

struktur ekonomi daerah yang kuat

berbasis sektor pertanian

1. Terwujudnya

pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas

Menciptakan kondusifitas

iklim investasi dan iklim usaha yang lebih baik dalam

rangka pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan

penanggulangan kemiskinan

2. Mengembangkan sistem Agribisnis

pertanian disektor Hulu dan Hilir berbasis Iptek

2. Terwujudnya sistem

pemasaran dan daya saing produk dan

komoditi unggulan daerah

Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk

pertanian melalui peningkatan kualitas dan kontinuitas berbasis

sumber daya lokal

3. Terwujudnya

kemandirian kelembagaan

pelaku usaha tani

Optimalisasi peran dan fungsi

Penyuluh yang profesional sebagai ujung tombak

pembinaan kemampuan petani

4. Terwujudnya pemberdayaan

Koperasi, usaha mikro, kecil,

menengah (KUMKM)

Mengembangkan KUKM dengan pendekatan klaster

pada sektor agribisnis dan agroindustri yang

didukung adanya pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha

Page 192: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 5

3. Mengembangkan Kawasan Strategis

Daerah dan Kawasan Cepat Tumbuh yang

berbasis komoditi

5. Terwujudnya Peningkatan

Produktifitas Kawasan Pengembangan

Pertanian, perkebunan dan

peternakan

Mengembangkan kualitas produksi dan ketersediaan

infrastruktur dan sarana prasarana kawasan strategis Pertanian, perkebunan,

peternakan

6. Meningkatnya nilai tambah

ekonomi berbagai komoditi unggulan daerah

Memperpanjang mata rantai ekonomi produk-produk

pertanian, perternakan dan perkebunan

4. Mewujudkan

Ketahanan dan kemandirian

Pangan Daerah

7.Tersedianya

pangan yang cukup, bermutu,

aman, merata dan terjangkau

i. Pengembangan dan

percepatan penganekaragaman konsumsi

pangan berbasis pangan lokal

Tujuan Sasaran Strategi

ii. MISI V : Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara

Optimal yang Berwawasan Lingkungan

1. Meningkatkan kontribusi ekonomi disektor

Pertambangan, energy dan

pariwisata

1. Terwujudnya realisasi investasi dan

penyerapan tenaga kerja

disektor pertambangan,

energy dan pariwisata daerah

iii. Meningkatkan efektivitas kelembagaan dan penyediaan infrastruktur akses ke

kawasan potensi pertambangan, energi dan

pariwisata

2. Menciptakan Pengelolaan

sumberdaya alam secara terpadu

dengan memperhatikan aspek lingkungan

2. Terciptanya keselarasan

dalam upaya pelestarian,

pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam

dan lingkungan hidup secara

berkelanjutan

Meningkatan pengendalian ekslpotasi sumber daya alam

sesuai arahan pemanfaatan ruang daerah .

3. Berkembangnya sistem pertanian

organik dan Ramah Lingkungan

Membangun kesadaran dan pemahaman petani tentang

pentingnya pertanian ramah lingkungan

4. Terwujudnya

pemanfaatan lahan-lahan tidur

Mengupayakan pemanfaatan

lahan-lahan tidur baik milik pemerintah maupun

masyarakat

Page 193: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 6

5. Terwujudnya pengendalian

lahan kritis

Mengembangkan konservasi lahan dan partisipasi

masyarakat dalam pengendalian kerusakan lingkungan hidup

6.2. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Arah Kebijakan Tahun 2014, sebagai Tahap Orientasi dan Konsolidasi

Tahun 2014 merupakan tahapan untuk menyambung, melanjutkan

dan menajamkan capaian Rencana Pembangunan periode 2009-2013.

Pada tahap ini diupayakan pemanfaatan secara optimal potensi yang

telah dibangun pada periode sebelumnya, dan upaya meletakkan

landasan yang lebih kuat untuk berkembangnya ekonomi rakyat

berbasis pertanian yang bersinergi dengan sektor lain, serta

terciptanya kondisi sosial budaya, politik dan keamanan yang lebih

kondusif.

Pada tahap ini pula, diarahkan pada pembenahan pada tataran

birokrasi pemerintahan daerah yang mencakup ; i) kelembagaan, ii)

distribusi personil, iii) kedisiplinan dan kesejahteraan Pegawai, iv)

Keseimbangan dan struktur anggaran, v) mekanisme perencanaan, vi)

regulasi atau aturan-aturan pendukung kebijakan pemerintah daerah,

serta vii) pelayanan publik yang lebih baik, viii) peningkatan cakupan

dan kualitas infrastruktur pelayanan publik

Mengingat tahap ini bersamaan dengan pesta demokrasi pemilihan

anggota legislatif daerah, maka perlu adanya konsolidasi politik

pemerintah daerah dengan DPRD, guna membangun harmonisasi

dalam mengawal dan melaksanakan berbagai kebijakan Pemerintah

Daerah.

Pencanangan berbagai urusan, terutama yang berkaitan dengan

program-program prioritas dan program terobosan harus telah mulai

mengambil peran pada tahap orientasi dan konsolidasi ini. Demikian

pula halnya dengan peningkatkan kualitas aparatur dengan

melakukan penataan penempatan SDM aparatur berbasis kompetensi.

Page 194: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 7

Arah Kebijakan Tahun 2015-2016, sebagai tahap percepatan

peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Pada tahap ini, diupayakan akselerasi penanganan pembangunan

serta pencapaian target indikator kinerja yang telah ditetapkan,

termasuk pengawalan terhadap berbagai program prioritas dan inovasi

dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten

Enrekang, yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, dan

ekonomi, serta didukung oleh penyediaan infrastruktur yang

memadai.

Kebijakan Tahun 2015 diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan (Jalan,

Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi serta listrik perdesaan.

2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi

pertanian

3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan

pelaku KUMKM

4. Optimalisasi pengelolaan pendidikan dan kesehatan gratis/JKN

5. Pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan pola hidup bersih

dan sehat bagi masyarakat

6. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes

7. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan

KUMKM

8. Pendyagunaan Teknologi Informasi dalam penyelenggraan

pemerintahan dan pelayanan publik

9. Pengembangan kompetensi/ SDM Aparatur serta penataan

kelembagaan Pemerintah daerah.

10. Pengembangan kemampuan dan kapasitas Pemerintah Desa dan

kelurahan.

11. Pengembangan sistem perencanaan partisipatif serta penerapan

perencanaan dan penganggaran responsive gender.

12. Optimalisasi sistem perizinan PTSP mendukung investasi daerah

13. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah

14. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan

Kebijakan Tahun 2016 diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan (Jalan,

Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi.

Page 195: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 8

2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi

pertanian

3. Pengembangan sistem irigasi partisipatif (PPSIP)

4. Optimalisasi pengelolaan pendidikan dan kesehatan gratis/JKN

5. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/

manajemen pendidikan berbasis teknologi.

6. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes

7. Pengembangan minat dan budaya baca anak didik dan

masyarakat.

8. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan

KUMKM

9. Pengembangan dan optimalisasi potensi-potensi pendapatan asli

daerah

10. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah

11. Pengembangan ketahanan pangan daerah.

12. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian

13. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan

Arah Kebijakan Tahun 2017-2018, sebagai tahap Perwujudan

Enrekang EMAS.

Tahap ini adalah tahap terakhir yang merupakan perwujudan Visi

EMAS (Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera), yang ditandai dengan

tercapainya indikator-indikator agregatif pembangunan daerah yakni

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia. Selain itu ditandai

pula pencapaian berbagai target indikator kinerja seperti, menurunya

tingkat kemiskinan, meningkatnya daya beli masyarakat, tingkat

pengangguran tetap berada dibawah rata-rata provinsi, dan

sebagainya.

Kebijakan Tahun 2017 diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan

(Jalan, Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi

2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi

pertanian

3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan

pelaku KUMKM serta pengelolaan sistem irigasi partisipatif

(PPSIP)

Page 196: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VI- 9

4. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/

manajemen pendidikan berbasis teknologi.

5. Pemantapan pelayanan RSU Maspul dan Puskesmas/ Poskesdes

6. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan

KUMKM

7. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah

8. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian

9. Pengembangan sistem pertanian organik dan ramah lingkungan

Kebijakan Tahun 2018 diarahkan pada :

1. Peningkatan kualitas infrastruktur fisik wilayah / kawasan

(Jalan, Jembatan, Air Bersih dan Sanitasi

2. Optimalisasi fungsi infrastruktur Pertanian dan sarana produksi

pertanian

3. Penataan sistem dan pemberdayaan kelembagaan petani dan

pelaku KUMKM serta pengelolaan sistem irigasi partisipatif

(PPSIP)

4. Pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan pola hidup

bersih dan sehat bagi masyarakat

5. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta pengelolaan/

manajemen pendidikan berbasis teknologi.

6. Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna bagi pelalu usaha tani dan

KUMKM

7. Optimalisasi upaya penanggulangan kemiskinan daerah

8. Pengembangan ketahanan pangan daerah.

9. Pengembangan sistem Agribisnis pertanian

10. Pengembangan sistem pertanian organic dan ramah lingkungan

Meskipun masing-masing tahapan mendukung tercapainya

tujuan tertentu, namun bukan berarti tujuan tersebut diupayakan

dan dituntaskan pada tahap yang bersangkutan, namun hal ini hanya

merupakan pemusatan perhatian atau arah. Masing-masing upaya

pada setiap tahapan merupakan satu kesatuan untuk mendukung

tercapainya Enrekang EMAS dalam kurun waktu 2014-2018.

Page 197: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 1

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Perumusan kebijakan umum bertujuan menjelaskan cara yang

ditempuh untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-

program prioritas pembangunan. Kebijakan umum pembangunan

memberikan arah perumusan rencana program prioritas pembangunan yang

disertai kerangka pengeluaran jangka menengah daerah dan menjadi

pedoman bagi SKPD dalam menyusun program dan kegiatan pada Rencana

Strategis (Renstra) SKPD.

Program-program strategis yang ditampilkan pada bagian ini

merupakan program-program yang secara langsung mendukung pencapaian

visi, misi pembangunan daerah.

Berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka

kebijakan umum pembangunan jangka menengah 2014-2018 Kabupaten

Enrekang ditampilkan pada Tabel 7.1

Page 198: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 2

Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018

No Sasaran Strategi

Kebijakan Umum

Indikator Kinerja (outcome)

Capaian Kinerja Program

Pembangunan

Daerah

Bidang Urusan

SKPD

Penanggung

Jawab Kondisi

Awal

Kondisi

Akhir

MISI I : Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Infrastruktur Pelayanan

Publik

1. Terselenggarany

a percepatan pembangunan

infrastruktur

Wilayah

Mendorong

percepatan pembangunan

Infrastruktur, jalan

dan jembatan yang mampu

memperpendek

jarak atau mempercapat akses

antar kecamatan,

Kawasan dan akses antar desa

Peningkatan

Kualitas Infrastruktur jalan

dan jembatan

penghubung antar kota kecamatan

dan antar Desa

Proporsi panjang

jalan Kabupaten (Hotmix, Lapen,

Beton) yang kondisi

Baik / Nyaman di lalui

72,95 %

dari 620,51 Km

82,03 %

dari 749,82

Km

Program

Rehabilitasi/ Pemeliharaan dan

Peningkatan Jalan

dan Jembatan

Pekerjaan

Umum

DPU

Proporsi panjang jalan Kabupaten

(Pengerasan, Tanah)

yang kondisi Baik / Nyaman di lalui

50,27 % dari 508,34

Km

94,64 % dari

425,70

Km

Program Pembangunan Jalan

dan Jembatan

Pekerjaan Umum

DPU

Proporsi panjang jalan Kabupaten

yang ditingkatkan

dari Pengerasan menjadi

Hotmix/Lapen/Beto

n

0 % dari 323.26 Km

40 % (129,29

Km)

Program Rehabilitasi/

Pemeliharaan dan

Peningkatan Jalan dan Jembatan

Pekerjaan Umum

DPU

Proporsi panjang

jalan Kabupaten

0 % dari

185.08 Km

100 % Program

Pembangunan Jalan

Pekerjaan

Umum

DPU

Page 199: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 3

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

yang ditingkatkan dari Jalan Tanah

menjadi Pengerasan

dan Jembatan

Jumlah wilayah

Desa Kategori

Tertinggal

6 Desa 0 Desa Program

Pembangunan

Infrastruktur Perdesaan

Pekerjaan

Umum

DPU

Tingkat Mobilitas

Penduduk terhadap

ketersediaan jalan Penghubung antar

Kota Kecamatan /

PK (SPM)

232,9/245.

416x

10.000 = 9,49 Km/

10.000 Jiwa

Minimal

11 Km/

10.000 Jiwa

(Peningkat

an Ruas

Tambahan sekitar

37 Km)

Program

Pembangunan Jalan

dan Jembatan

Pekerjaan

Umum

DPU

2 Meningkatnya

ketersediaan

infrastruktur Pertanian

Pengembangan dan

penataan fasilitas

infrastrukur Pertanian

Optimalisasai

fungsi jaringan

jalan usaha tani lahan-lahan

produktif

Panjang JUT yang

ditingkatkan

menjadi JUT Produksi

5.000 m 15.000 m Program

Pengembangan

Sentra Produksi Pertanian dan

Perkebunan

Pertanian Distanbun

Penguatan

kelembagaan petani pemakai air

(P3A, GP3A)

Penyelenggaraan

Operasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi

berbasis partisipasi

masyarakat

Jumlah P3A/GP3A

Aktif dalam pengelolaan sistem

irigasi partisipatif

5 P3A/

GP3A

25 P3A/

GP3A

Program

Pengembangan dan Pengelolaan Sistem

Irigasi Partisipatif

Pertanian Distanbun

Page 200: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 4

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

(PPSIP)

Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan

irigasi, dan jaringan

pengairan lainnya

Pekerjaan Umum

Dinas PU

Pendayagunaan potensi

sumberdaya air

untuk pemenuhan kebutuhan air

irigasi dan

Embung

Prosentase DI yang sistem jaringan

irigasinya berfungsi

baik

57% 86,98% Program pengembangan dan

pengelolaan jaringan

irigasi, dan jaringan pengairan lainnya

Pekerjaan Umum

Dinas PU

Distanbun

Meningkatkan

upaya pengendalian

kecenderungan

alih fungsi lahan,

dengan mengoptimalkan

sistem jaringan

irigasi yang telah ada dan yang akan

dibangun

Tingkat alih fungsi

lahan persawahan (dari sawah ke non

sawah)

0% 0% Program

peningkatan produksi pertanian/

perkebunan

Pekerjaan

Umum Distanbun

3 Terpenuhinya

kebutuhan Air

Bersih Perkotaan dan

Perdesaan

Mengembangkan

pembangunan

jaringan air bersih, Kota, IKK dan SAB

Perdesaan

Penataan zona

pengembangan

penyediaan Air Minum/ Air Bersih

berdasarkan

potensi sumber daya air yang ada,

melalui sistem

Tingkat akses air

minum masyarakat

yang aman dengan sistem JP dan BJP

Terlindungi (SPM)

(34.500

KK) 76,50%

57.466 KK Program

pengembangan

kinerja pengelolaan air minum dan air

limbah

Pekerjaan

Umum DPU

Page 201: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 5

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Jaringan Perpipaan dan

Bukan Jaringan

Perpipaan Terlindungi

Jumlah Pelayanan SPAM IKK

6.911 SR (31,65%)

24.506 SR

Program pengembangan

kinerja pengelolaan

air minum dan air limbah

Pekerjaan Umum

DPU

4 Tersedianya

Sarana

prasarana

sanitasi lingkungan

permukiman

Mengembangkan

pembangunan

sarana prasarana

permukiman

Penataan sistem

pengelolaan

persampahan,

limbah domestik dan drainase pada

lingkungan

permukiman secara terpadu

Proporsi Timbulan

Sampah yang

Terangkut (rata-rata

harian) (SPM)

59,5 %

(Timbulan

97,7 M³

:Terangkut 58,2 M³)

75 % Program

Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Lingkungan

Hidup KLH-KP

Cakupan Layanan Persampahan

23.280 Jiwa atau 5.820

RT

33.000 Jiwa atau

8.250 RT

Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

Lingkungan Hidup

KLH-KP

Tingkat Kepemilkan Jamban Rumah

Tangga

75 % 80 % Program pengembangan

kinerja pengelolaan

air minum dan air

limbah

Pekerjaan Umum

DPU

Adanya layanan Sistem Jaringan dan

Pengelolaan Air

Limbah (SPM)

Tidak Ada Ada (IPAL atau IPLT)

Program pengembangan

kinerja pengelolaan

air minum dan air

Pekerjaan Umum

DPU

Page 202: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 6

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

limbah

Panjang saluran drainase yang

terbangun di

lingkungan

permukiman

38,79 Km 43,2 Km Program Pembangunan

saluran

drainase/gorong-

gorong

Pekerjaan Umum

DPU

5 Terpenuhinya pembangunan

infrastruktur

energi Listrik dan energi

alternatif

Meningkatkan cakupan pelayanan

dan kualitas

infrastruktur energi terbarukan

Optimalisasi jaringan layanan

listrik pada

wilayah terpencil dan Rumah

Tangga Miskin

Rasio Elektrifikasi

96,96 % 98,82% Program pembinaan, pengawasan dan

pengembangan

ketenagalistrikan

Energi dan Sumber Daya

Mineral

Distamben

Pengembangan

Energi alternatif

dari Potensi setempat dan

mengoptimalkan

penggunaan energi

terbarukan

Jumlah satuan

energy baru

terbarukan yang berfungsi Baik

- 13 Unit

PLTMH

- 0 Unit PLTS

- O Unit

Biogas

- 14 Unit

PLTMH

- 294 Unit PLTS

- 150 Unit

Biogas

Program Pembinaan,

Pengembangan dan

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

Energi dan

Sumber Daya

Mineral

Distamben

MISI II : Meningkatkan Kualitas SDM yang berdaya saing dan aplikasi

teknologi

1 Terwujudnya

pemerataan akses dan

kualitas layanan

kesehatan masyarakat

Mengoptimalkan

kualitas pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan pada

tempat pelayanan kesehatan melalui

penyediaan sarana

dan peralatan kesehatan yang

memadai serta

Optimalisasi

pengelolaan kebijakan

Kesehatan Gratis

yang berkualitas dan jaminan

kesehatan

terhadap masyarakat miskin

dan tidak mampu

Prosentase

kecukupan anggaran pelayanan

kesehatan gratis dan

JKN yang dibayarkan sesuai

jumlah klaim

51 % 100 % Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

Kesehatan RSUD

Maspul

Page 203: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 7

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

distribusi tenaga medis secara

merata/

proporsional

Cakupan Pelayanan

Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat

Miskin (SPM)

100% 100% Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

Kesehatan Diskes

Cakupan pelayanan

kesehatan masyarakat

pengguna JKN

52% 90% Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan

Kesehatan

Kesehatan RSUD Maspl

Peningkatan

kesadaran

masyarakat terhadap

kesehatan

lingkungan dan

pola hidup sehat pada masyarakat

Persentase Desa

Siaga Purnama dan

Mandiri

15,5% 23% Program Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Kesehatan Diskes

Capaian predikat

Kabupaten Sehat

Padapa (2

Tatanan)

Wiwerda

(4

tatanan)

Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

Kesehatan Diskes

Prosentase Balitas

Gizi Buruk/ Gizi Kurang

0,47% 0,2% Program Perbaikan

Gizi Masyarakat

Kesehatan Diskes

Prosentase Balitas Gizi Buruk/ Gizi

Buruk

0,05% 0,04% Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Kesehatan Diskes

Page 204: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 8

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit

menular

88 % 95% Program Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit Menular

Kesehatan Diskes

Cakupan penemuan

dan penanganan penderita penyakit

tidak menular

7,7% 50% Program

Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Menular

Kesehatan Diskes

Mendekatkan

fasilitas dan pelayanan KIA

terutama di

perdesaan, serta

mendorong peran Posyandu

Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani (SPM)

80% 100 % Program

peningkatan keselamatan ibu

melahirkan dan

anak

Kesehatan Diskes

Angka Kematian

Bayi

16 / 1000

KH

13 / 1000

KH

Program

peningkatan

keselamatan ibu

melahirkan dan anak

Kesehatan Diskes

Angka Kematian

Balita

12 / 1000

KH

8 / 1000

KH

Program

peningkatan

keselamatan ibu melahirkan dan

anak

Kesehatan Diskes

Angka Kematian Ibu 6 Kasus Masimal 3

Kasus/

thn

Program

peningkatan

keselamatan ibu melahirkan dan

anak

Kesehatan Diskes

Page 205: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 9

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 (SPM)

81,67 % 95% Program peningkatan

keselamatan ibu

melahirkan dan anak

Kesehatan Diskes

Cakupan Universal Child Immunization

(UCI) (SPM)

95% 100 % Program Pencegahan dan

Penanggulangan

Penyakit

Kesehatan Diskes

Prosentase Posyandu Aktif

100% 100 % Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Kesehatan Diskes

Penyelenggaraan

pembangunan sarana prasarana,

alat dan

perlengkapan

kesehatan, obat dan perbekalan

kesehatan disertai

tenaga medis secara merata

Rasio dokter

persatuan penduduk

0,24 / 1000

pddk

0,5 /

1000 pddk

Program Upaya

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Diskes

Rasio tenaga

paramedis

persatuan

penduduk

1,96 / 1000

pddk

2,25 /

1000

pddk

Program Upaya

Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Diskes

Rasio puskesmas, per satuan wilayah

Kec.

108,33 % 117% Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Diskes

Page 206: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 10

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Ketersediaan alat kesehatan di

Puskesmas, Pustu,

Poskesdes/Polindes sesuai standar

Kurang Cukup Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Diskes

Tingkat kecukupan obat pada tempat

pelayanan

kesehatan

72,9% 100% Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

Kesehatan Diskes

Pendayagunaan akses pelayanan

kesehatan melalui

penyediaan Rumah

Tunggu dan sarana mobilisasi

tenaga kesehatan

yang memadai pada wilayah-

wilayah terpencil

dan sulit terjangkau

Jumlah Rumah Tunggu pada

wilayah terpencil

2 Buah 30 Buah Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Kesehatan Diskes

Prosentase ketersediaan sarana

mobilitas pelayanan

pada tenaga medis di wilayah terpencil

40% 100% Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Aparatur

Kesehatan Diskes

Optimalisas fungsi RSU

Massenrempulu

melalui melalui peingkatan

Tingkat Akreditasi pelayanan RSU

Massenrempulu

Type C telah terpenuhi

30 % 100 % Program Standarisasi

Pelayanan

Keseahatan

Kesehatan RSUD Maspul

Page 207: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 11

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

kualitas managemen,

sarana, prasarana,

alat dan perbekalan

kesehatan serta

pemenuhan standarisasi

sebuah RS Tipe C

Prosentase sarana

dan prasarana

kesehatan RSU yang beroperasi

sesuai standar

65 % 85% Program

Pemeliharaan

sarana dan prasarana Rumah

Sakit

Kesehatan RSUD

Maspul

Prosentase

pemenuhan kebutuhan obat dan

perbekalan

kesehatan di RSU

71% 90% Program Obat dan

Perbekalan Kesehatan

Kesehatan RSUD

Maspul

2. Terwujudnya

pemerataan akses terhadap

pendidikan pada

seluruh lapisan masyarakat

Pemenuhan

terhadap sarana dan prasarana

pendidikan serta

kompetensi dan distribusi tenaga

pendidik yang

memada

Meningkatkan

perluasan dan pemerataan

pendidikan

menengah baik umum maupun

kejuruan untuk

mengantisipasi meningkatnya

lulusan sekolah

menengah pertama

sebagai dampak

APK PAUD 38,20 % 50 % Program Pendidikan

Anak Usia Dini

Pendidikan Disdikbud

Page 208: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 12

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

keberhasilan Program WAJAR

Pendidikan Dasar

9 Tahun

Angka Partisipasi

Murni (APM) SD/MI/

89,37 % 95 % Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Angka Partisipasi

Murni (APM) SMP/MTs

71,61% 90 % Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Angka Partisipasi

Kasar (APK) SD/MI

103,25 % 111,49 % Program Wajib

Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun

Pendidikan Disdikbud

Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMP/MTs

99,25 % 100,24 % Program Wajib Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Angka rata-rata

lama sekolah

9,6 Thn 9,8 Thn Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Angka Melanjutkan

(AM) dari SD/MI ke

SMP/MTs

102 % 108 % Program Penilaian

Mutu / Kemampuan

Anak Didik

Pendidikan Disdikbud

Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMA/SMK/MA

88,02 % 110,8 % Program Pendidikan Menengah

Pendidikan Disdikbud

Page 209: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 13

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/SMK/MA

57,17 % 75 % Program Pendidikan Menengah

Pendidikan Disdikbud

Penduduk yang

berusia>15 Tahun

melek huruf (tidak buta aksara)

99,07 % 100 % Program Pendidikan

Non Formal

Pendidikan Disdikbud

Angka Melanjutkan

(AM) dari SMP/MTs

ke SMK/SMA/MA

104 % 109 % Program Penilaian

Mutu / Kemampuan

Anak Didik

Pendidikan Disdikbud

Meningkatkan

penyediaan dan pemerataan sarana

pendidikan dan

tenaga pendidik

Proporsi Jumlah

Sekolah SD/MI yang rasio Siswa per

Guru diatas 32

Siswa

100 % (dari

234 Sekolah)

90 %

(dari 235 Sekolah)

Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Proporsi Jumlah

Sekolah SMP/MTs yang rasio Siswa per

Ruang Kelas diatas

36 Siswa

100 % (dari

56 Sekolah)

94 %

(dari 66 Sekolah)

Program Wajib

Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

Pendidikan Disdikbud

Proporsi Guru yang

memenuhi standar kualifikasi S1/D-IV

Program

Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan Disdikbud

3 Terciptanya

Pelayanan pendidikan

berkualitas pada

semua jenjang

Penataan sistem

pendidikan dalam menunjang

peningkatan mutu

pendidikan yang didasari oleh

Menyempurnakan

manajemen pendidikan dan

meningkatkan

partisipasi

Cakupan sekolah

yang menerapkan Sistem Manajemen

Mutu (SMM) ISO

0 % 20 % Program

Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan Disdikbud

Page 210: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 14

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

pendidikan indikator pendidikan yang lebih baik

masyarakat dalam proses perbaikan

mutu pendidikan

Proporsi Jumlah

Sekolah yang menerapkan

prinsip-prinsip

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

100 % 100 % Program

Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Pendidikan Disdikbud

Memberikan akses

pendidikan yang

lebih baik kepada

kelompok masyarakat

miskin, wilayah

terpencil, penyandang

cacat/anak

berkebutuhan khusus

Prosentase siswa

miskin yang

mendapatkan Dana

Bantuan Siswa Miskin

84 % 100 % Program Pendidikan

DasarSembilan

Tahun

Program Pendidikan Menengah

Pendidikan Disdikbud

Cakupan Sekolah Penyelenggaran

Pendidikan Inklusi

16 Sekolah 20 Sekolah

Program Pendidikan Non Formal

Pendidikan Disdikbud

Menata sistem

pembiayaan

pendidikan untuk melanjutkan

usaha-usaha

pemerataan dan penyediaan

Adanya peningkatan

proporsi anggaran

pendidikan untuk penyelenggaraan

PAUD

5,26 % 7 % Program Pendidikan

DasarSembilan

Tahun

Program Pendidikan

Menengah

Pendidikan Disdikbud

Page 211: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 15

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

layanan pendidikan yang

berkualitas

Proporsi gedung

sekolah yang kondisi

baik

87,7 % 92 % Program Pendidikan

DasarSembilan

Tahun

Program Pendidikan

Menengah

Pendidikan Disdikbud

Proporsi kecukupan

Mobiler Ruang Kelas jenjang pendidikan

dasar dan

menengah

65 % 100 % Program Pendidikan

DasarSembilan Tahun

Program Pendidikan

Menengah

Pendidikan Disdikbud

4 Meningkatnyaminat dan Budaya

baca

masyarakat

Mengembangkan semangat dan

budaya membaca

bagi semua elemen

melalui penyediaan sarana prasaran

yang memadai

sesuai kebutuhan masyarakat

Mengoptimalkan fungsi

perpustakaan

umum,

perpustakaan sekolah dan

perpustakaan

keliling

Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Umum meningkat

setiap tahun

21.385 org 34.216 org (naik

10%

pertahun)

Program Peningkatan dan

Pengembangan

Pelayanan

Perpustakaan

Pendidikan KPA-PDE

Jumlah sekolah

yang trlayani

perpustakaan

keliling

225 sekolah

(dari 317

Sekolah)

279

sekolah

Program

pengembangan

Buday dan Gemar

Membaca

Pendidikan KPA-PDE

Proporsi sekolah yang memiliki

perpustakaan

80% 95% Program Peningkatan dan

Pengembangan

Pendidikan Disdikbud

Page 212: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 16

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

sekolah Pelayanan Perpustakaan

4 Meningkatnya

akses dan

aplikasi

teknologi terapan

Mengintegrasikan

Iptek dalam

metodolgi

pendidikan dan pemberdayaan

pelaku Usaha Tani,

KUKM/ IKM serta pelayanan publik

Pendayagunaan

perangkat IT

dalam

pembelajaran terutama pada

sekolah lanjutan

Jmlah sekolah

lanjutan yang

menggunakan

perangkat IT dalam pembelajaran

...

Sek

....

Sek

Program Manajemen

Pelayanan

Pendidikan

Pendidikan Disdikbud

Persentase

penggunaan

Teknologi dalam

pengelolaan Perpustakaan

Umum

50% 100% Program

Pengelolaan

Perpustakaan

berbasis IT

Pendidikan KPA-PDE

Pendayagunaan

TTG dalam

Pemberdayaan pelaku usaha Tani,

KUKM/ IKM

Jumlah Pelaku

Usaha / Kelompok

Tani yang memanfaatkan

Teknologi Tepat

Guna (TTG)

10 Klp 228 Klp Program

Pengembangan dan

Pemanfaatan Sumber Daya Alam

(SDA) dan Teknologi

Tepat Guna (TTG)

Pemberdayaa

n

Masyarakat dan Desa

BPMPD

Persentase Pelaku IKM yang

mengaplikasikan

teknologi

16% 50% Program Peningkatan

Kemampuan

Teknologi Industri

Perindustrian

Diskuperindag

Pendayagunaan IT

dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan

pelayanan publik

Prosentase SKPD

Teknis yang menggunakan

sistem informasi

data base

19,23 %

5 / 26 SKPD

(Dinkes,

Disdukcapil

77 %

(20 SKPD)

Program

Pengembangan data dan Informasi

Perencanaan

Pembangunan

Semua SKPD

Page 213: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 17

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

, Disdikbud, DPKAD,

RSUD)

Jumlah jenis

layanan publik yang

menggunakan aplikasi sistem

informasi

5 jenis

(Dukcapil

Perizinan LPSE, RSU,

Perpust.

Minimal

10 Jenis

Program

optimalisasi

pemanfaatan teknologi informasi

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum,

SKPD Terkait

Pelayanan

MISI III : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat

tanpa Diskriminasi Laki-Laki Perempuan

1 Meningkatnya

kapasitas

kelembagaan birokrasi dan

kompetensi

sumber daya

aparatur dalam pelayanan

publik

Menata kembali

kelembagaan, tata

kerja dan kinerja pelayanan

pemerintahan

berdasarkan prinsip

tata kelola pemerintahan yang

baik.

Penyelenggaraan

pendidikan dan

pelatihan bagi aparatur

Pemerintah Daerah

Rasio Pejabat Eselon

IV yang telah

mengikuti Diklatpim IV

65 % 100% Program

Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

BKD

Rasio Pejabat Eselon

III yang telah mengikuti Diklatpim

III

55 % 100 % Program

Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Otonomi

Daerah, Pemerintaha

n Umum

BKD

Rasio Pejabat Eselon

II yang telah

mengikuti Diklatpim II

60% 100% Program

Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

BKD

Penempatan PNS Rasio PNSD yang 52% 65% Program Otonomi BKD

Page 214: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 18

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Pemberian Tugas Belajar dan Izin

Belajar bagi PNS

sesuai kebutuhan daerah dan bidang

tugas PNS

telah memiliki kualifikasi

pendidikan minimal

S1

peningkatan kapasitas

sumberdaya

aparatur

Daerah, Pemerintaha

n Umum

Persentase

keterisian jabatan

struktural

90% 100% Program Pembinaan

dan Pengembangan

Aparatur

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

BKD

Pembentukan

birokrasi yang

profesional dengan

membangun aparatur yang

memahami etika

birokrasi, bermoral dan budaya kerja,

memahami

prinsip-prinsip pemerintahan yang

baik

Tingkat capaian

kinerja pemerintah

Kabupaten

Enrekang (LAKIP)

Baik Sangat

Baik

Program

peningkatan

pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

Otonomi

Daerah,

Pemerintaha

n Umum

Setda

Adanya Unit

Layanan Pengaduan

atau analisis Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

pada setiap unit layanan

Tidak ada Ada Program

Mengintensifkan

penanganan pengaduan

masyarakat

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

Setda/

Bappeda

Tingkat kedisiplinan PNS

35 Jam Kerja

/Minggu

Diatas 40 Jam

Kerja/Mn

Program Peningkatan

Pengelolaan

Otonomi Daerah,

Pemerintaha

Setda

Page 215: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 19

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

gg Administrasi dan Kelembagaan

Pemerintah Daerah

n Umum

Peningkatan

intensitas dan

efektivitas pengawasan

aparatur melalui

pengawasan internal,

fungsional, DPRD,

dan pengawasan masyarakat, serta

kerjasama Pemda

dengan Aparat Keamanan

/penegak hokum

Tingkat

Penyelesaian

/tindak lanjut temuan

80 % 100 % Program Penataan

dan Penyempurnaan

kebijakan sistem dan prosedur

pengawasa

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

Setda

Tingkat

Penyelesaian

Permasalahan Hukum

100% 100% Program Penataan

Peraturan

Perundang-undangan

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

Setda

Realisasi Penetapan Perda sesuai

Prolegda

90 % 100 % Program Penataan Peraturan

Perundang-

undangan

Otonomi Daerah,

Pemerintaha

n Umum

Setda

Peningkatan

kualitas pelayanan publik melalui

penyedaiaan SOP,

Sarana prasarana, SDM .

Tingkat pencapaian

SPM pada 15 Bidang

70 % 85 % Program

Peningkatan Pengelolaan

Administrasi dan

Kelembagaan Pemerintah Daerah

Otonomi

Daerah, Pemerintaha

n Umum

Setda

Page 216: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 20

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Prosentase SKPD yang memiliki SOP

60% 80% Program Peningkatan

Pengelolaan

Administrasi dan Kelembagaan

Pemerintah Daerah

Otonomi Daerah,

Pemerintaha

n Umum

Setda

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

Baik Mamuas-

kan

Program

Mengintensifkan

penanganan pengaduan

masyarakat

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

Setda

Penerapan e-

Procurement (LPSE)

75 % 100 % Program

Peningkatan

Pengelolaan Administrasi dan

Kelembagaan

Pemerintah Daerah

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

Setda

Rasio bayi berakte

kelahiran

10 % 31 % Program Penataan

Administrasi Kependudukan

Kependuduk

an dan Catatan Sipil

Disduk Capil

Cakupan

Kepemilikan KTP

Nasional berbasis NIK

67 % 72 % Program Penataan

Administrasi

Kependudukan

Kependuduk

an dan

Catatan Sipil

Disduk Capil

Memfasilitasi kelancaran

komunikasi dan

informasi publik antara pemerintah

dan publik yang

aksesibel bagi

Membangun sistem pengaduan

publik yang

aksesibel oleh publik

Tersedia perangkat sistem pelayanan

pengaduan

masyarakat terhadap pelayanan

publik dan

pelaksanaan

Tidak Ada Ada Program Mengintensifkan

penanganan

pengaduan masyarakat

Otonomi Daerah,

Pemerintaha

n Umum

Setda

Page 217: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 21

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

semua kelompok untuk memudahkan

pemantauan dan

pengendalian penggunaan sumber

daya public

pembangunan

2 Terciptanya

sinergi

penyelenggaraan pemerintahaan

ditingkat

Kabupaten, Kecamatan,

Desa dan

Kelurahan

Mengoptimalkan

peran pemerintah

desa/kelurahan dalam mendukung

penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan

daerah

Pembinaan

pemerintahan desa

dan SDM aparat pemerintah

Desa/Kelurahan

Prosentase Desa/Kel

yang memiliki data

base sesui ketentuan yang ada

30% 100% Program Pembinaan

Administrasi serta

penataan pemerintahan dan

wilayah administrasi

Desa/Kelurahan

Pemberdayaa

n

Masyarakat dan Desa

BPMPD

Prosentase Desa

yang memiliki dokumen

perencanaan Desa

(RPJMDesa, RKPDesa)

80% 100% Program Pembinaan

Administrasi serta Penataan

Pemerintahan dan

Wilayah Administratif Desa/

Kelurahan

Pemberdayaa

n Masyarakat

dan Desa

BPMPD

Pemerataan

pembangunan

desa / Kel. melalui peningkatan ADD

dan peningkatan

Partisipasi Masyarakat dalam

perencanaan dan

pembangunan

(Program

Persentase

Desa/Kelurahan

yang menyelenggarankan

Musrenbang sesuai

tata cara yang ditentukan

80% 100% Program

Perencanaan

Pembangunan Daerah

Perencanaan

Pembanguna

n

Bappeda

Page 218: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 22

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Desa/Kel. Mandiri)

Proporsi Alokasi

Dana Desa

Minimal 10

%

Minimal

13 %

Program

peningkatan dan

Pengembangan

pengelolaan keuangan daerah

Otonomi

Daerah,

Pemerintaha

n Umum, Administrasi

Keuangan

Daerah, Perangkat

Daerah,

Kepegawaian, dan

Persandian

DPKAD

Prosentase

LKSMD/K yang aktif

70% 100% Program

pengembangan

kelembagaan masyarakat di

perdesaan dan

kelurahan

Pemberdayaa

n

Masyarakat dan Desa

BPMPD

3 Terwujudnya

kesadaran partisipasi

masyarakat

dalam perencanaan

pembangunan

Mengoptimalkan

peran serta masyarakat secara

aktif sebagai mitra

kerja pemerintahan dalam perencanaan

pembangunan

daerah

Penyediaan

dokumen perencanaan yang

dipersyaratkan

dalam peraturan perundang-

undangan

Rasio ketepatan

waktu penyelesaian Dokumen

Perencanaan dan

penganggaran pembangunan

daerah (RKPD, KUA-

PPAS, RKA, APBD dan DPA-SKPD)

40 % 100 % Program

perencanaan pembangunan

daerah

Perencanaan

Pembangunan

Bappeda

Tingkat konsistensi penjabaran Program

RPJMD kedalam

80% 95 % Program perencanaan

pembangunan

Perencanaan Pembanguna

n

Bappeda

Page 219: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 23

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

RKPD daerah

Tingkat ketidaksinkronan

Program Kegiatan

dalam APBD

dengan RKPD

5 % ≤ 1 % Program perencanaan

pembangunan

daerah

Perencanaan Pembanguna

n

Bappeda

Adanya regulasi yang mengatur

Sistem Perencanaan

Pembangunan Daerah (Perda,

Perbup) yang relevan

dengan Peraturan

Perundang-undangan yang

berlaku

Ada tapi tidak

Relevan

Ada dan Relevan

Program peningkatan

kapasitas

kelembagaan perencanaan

pembangunan

daerah

Perencanaan Pembanguna

n

Bappeda

Jumlah

ketersediaan

dokumen Rencana Tata Ruang Daerah

(RTRW, RDTR,

RTBL) yang telah mendapat

penetapan

1 Dok

(RTRW)

10 Dok

(RDTR/

RTBL)

Program

Perencanaan Tata

Ruang

Penataan

Ruang

Dinas PU

4 Terwujudnya

peningkatan

kualitas perencanaan

pembangunan

daerah

Membangun

konsistensi,

sinkronisasi dan proses/ mekanisme

perencanaan

pembangunan daerah

Menyediakan

aplikasi Sistem

Informasi Perencanaan

Pembangunan

Daerah yang terintegrasi ke

semua SKPD

Adanya aplikasi

sistem informasi

perencanaan pembangunan

daerah

Tidak ada Ada Program

peningkatan

kapasitas kelembagaan

perencanaan

pembangunan daerah

Perencanaan

Pembanguna

n

Bappeda

Page 220: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 24

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Mengalokasikan Anggaran

Partisipatif

Perencanaan untuk

kemandirian

desa/Kel

Prosentase rata-rata usulan prioritas

hasil Musrenbang

desa/Kel yang terakomodir dalam

APBD

25 % 50 % Program peningkatan

kapasitas

kelembagaan perencanaan

pembangunan

daerah

Perencanaan Pembanguna

n

Bappeda

Pembentukan

Tenaga Fasilitator / Kader Penggerak

Pembangunan

ditingkat Desa/Kel dan

Kecamatan

Prosentase

Desa/Kelurahahan yang memiliki

Tenaga Fasilitator/

Kader Penggerak Pembangunan

Desa/Kel. yang aktif

30 % 90 % Program

peningkatan kapasitas

kelembagaan

perencanaan pembangunan

daerah

Perencanaan

Pembangunan

Bappeda

5 Terwujudnya

pengelolaan

keuangan daerah yang

transparan dan

akuntabel

Mengotpmalkan

tertib administrasi

keuangan dan pertanggungjawaban

nya

Mendorong

peningkatan

Pendapatan Asli Daerah

Prosentase

Peningkatan PAD

selama 5 Tahun (data realisasi)

14,93 % 62,07% Program

peningkatan dan

Pengembangan pengelolaan

keuangan daerah

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

DPKAD

Optimalisasi

pengelolaan keuangan dan

asset daerah

Hasil opini BPK

untuk Laporan Keuangan

WDP Pernah

WTP

Program

peningkatan dan Pengembangan

pengelolaan

keuangan daerah

Otonomi

Daerah, Pemerintaha

n Umum

DPKAD

Ketepatan Waktu

Penetapan APBD

Tepat Tepat Program

peningkatan dan Pengembangan

pengelolaan

keuangan daerah

Otonomi

Daerah, Pemerintaha

n Umum

DPKAD

6 Terwujudnya Menggalang Meningkatkan Angka Kriminalitas 9,05 / 7,67 / Program Kesatuan Kesbang

Page 221: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 25

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

peningkatan ketertiban dan

keamanan di

berbagai aspek kehidupan

masyarakat

kolaborasi atau kerjasama

Pemerintah Daerah,

Aparat Keamanan dan Masyarakat

dalam menciptakan

rasa aman dalam masyarakat

keamanan dan stabilitas politik

masyarakat dalam

menjamin adanya rasa aman dari

bencana, rasa

aman dalam lingkungan, aman

berusaha,

berinvestas dan menjalankan

ibadah

daerah rendah / menurun

10.000 Pddk

10.000 Pddk

pemeliharaan kantrantibmas dan

pencegahan tindak

kriminal

Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

Linpol-PP

Tingkat penanganan

Mitigasi

pengurangan resiko/dampak

bencana

15 % 80 % Program

pencegahan dan

kesiapsiagaan terhadap bencana

Kesatuan

Bangsa dan

Politik Dalam Negeri

BPBD

Tingkat penanganan

darurat bencana

25 % 80 % Program Tanggap

Darurat dan Logistik

Bencana

Kesatuan

Bangsa dan

Politik Dalam Negeri

BPBD

7 Terwujudnya kesetaraan dan

keadilan gender

diberbagai aspek

Memperkuat koordinasi dan

jaringan

pengarusutamaan gender dalam

perencanaan,

penganggaran, yang reponsif gender

Memperkuat kelembagaan dan

jaringan

pengarusutamaan gender dan anak,

dan peningkatan

partisipasi Perempuan

Indeks Pembangunan

Gender (IPG)

25% 35%

Program Penguatan Kelembagaan

Pengarusutamaan

Gender dan Anak

Pemberdayaan Perempuan

dan

Perlindungan Anak

BKB-PP

Tingkat partisipasi perempuan dan

proses perencanaan

25% 40% Program Peningkatan peran

serta dan

Pemberdayaan Perempuan

dan

Bappeda

Page 222: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 26

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

pembangunan daerah

kesetaraan jender dalam

pembangunan

Perlindungan Anak

Persentase SKPD

Teknis yang

menerapkan PPRG dalam penyusunan

dokumen Rencana

Kerja dan Anggaran SKPD

Belum Ada 70% Program Penguatan

Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender dan Anak

Pemberdayaa

n Perempuan

dan Perlindungan

Anak

BKB-PP/

Bappeda

MISI IV : Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pendapatan Masyarakat

berbasis Agribisnis dan Agroindustri

1 Terwujudnya

pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas

Menciptakan

kondusifitas iklim

investasi dan iklim usaha yang lebih

baik dalam rangka

pertumbuhan

ekonomi, pembukaan

lapangan kerja dan

penanggulangan kemiskinan

Mengembangkan

kerjasama

penanaman modal / investasi daerah

Realisasi Investasi

Daerah

Rp. 15

Milyar

Rp. 19,8

Milyar

Program

Peningkatan Iklim

Investasi dan Realisasi Investasi

Penanaman

Modal

KPM-PTSP

Adanya sistem

pelayanan infromasi

perizinan investasi

secara elektronik (SPIPISE)

Belum Ada Ada Program

Peningkatan

Promosi dan

Kerjasama Investasi

Penanaman

Modal

KPM-PTSP

Mengintegrasikan

seluruh pelayanan

perizinan secara

Prosentase perizinan

& Non Perizinan

daerah yang dikelola

13 Jenis Seluruh

Jenis

Perizinan

Program Pelayanan

Perizina Terpadi

Penanaman

Modal

KPM-PTSP

Page 223: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 27

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

terpadu dalam satu kelembagaan

PTSP

secara terpadu satu pintu (PTSP)

& Non Perizian

Menciptakan

inovasi baru dalam

rangka memperkuat

struktur

perekonomian daerah dengan

berbasis pada agro

industri dan agribisnis dengan

mengedepankan

Iptek

Rata-rata

Perumbuhan

Ekonomi Daerah

6,43 %

(2009-2012)

7,00 %

(2014-

2017)

Program

perencanaan

pembangunan ekonomi

Perencanaan

Pembanguna

n

Bappeda,

SKPD

Lingkup Bidang

Ekonomi

Optimalisasi upaya

Penanggulangan kemiskinan daerah

Tingkat Kemiskinan

Daerah

14,44 % 10 % Program

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas

Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Lainnya

Sosial Disosnakertr

ans/ SKPD Terkait

Jumlah Rumah RT

Miskin yang tidak layah huni

47% 80% Program

Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas

Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Lainnya

Sosial Disosnakertr

ans/ SKPD Terkait

Tingkat kedalaman Diatas Dibawah Program Perencanan Bappeda

Page 224: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 28

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

kemiskinan (P1) angka provinsi

angka provinsi

Pengembangan data/informasi

Pembangunan

Tingkat daya beli

masyarakat

Dibawah

rata-rata

provinsi

Diatas

Rata-rata

Ptovinsi

Program

Pengembangan

data/informasi

Perencanan

Pembanguna

n

Bappeda

2 Terwujudnya

sistem pemasaran dan

daya saing

produk dan komoditi

unggulan

daerah melalui

penerapan Iptek

Meningkatkan

promosi dan pemasaran produk-

produk pertanian

melalui peningkatan kualitas dan

kontinuitas berbasis

sumber daya lokal

Penataan dan

penguatan manajemen

pengelolaan STA

Sumillan dan sarana layanan

perdagangan

pasar-pasar serta

mendorong peran pedagang dan

proteksi

perdagangan

Voluem transaksi

komoditi di STA

972 Ton 1.240 Ton Program

peningkatan pemasaran hasil

produksi

pertanian/perkebunan

Pertanian Distanbun

Tingkat

keberfungsian fasilitas/ sarana

prasarana fisik STA

35% 100 % Program

Peningkatan Kinerja Pengelolaan STA

Pertanian Distanbun /

Dinas PU

Kondisi akses

Infrastruktur Jalan, Jembatan, Air

Bersih dan Sanitasi

kawasan STA

Kurang

Memadai

Memadai Program

Pengembangan Kawasan

Agropolitan Belajen

Perencanaan

Pembangunan

Bappeda /

SKPD Terkait

Prosentase

Ketersediaan Pasar Desa Strategis

33% 70% Program

Pengembangan Sarana dan

Prasarana

Perdagangan

Perdagangan Diskuperinda

g

Page 225: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 29

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

3 Terwujudnya kemandirian

kelembagaan

pelaku usaha tani

Optimalisasi peran dan fungsi Penyuluh

yang profesional

sebagai ujung tombak pembinaan

kemampuan petani

Peningkatan kompetensi SDM

dan Kesejahteraan

serta operasional tenaga penyuluh

yang diikuti oleh

kinerja yang maksimal

Jumlah kelompok tani kategori

Mandiri

11 Klp 16 Klp Program Peningkatan

Kesejahteraan

Petani

Program

pemberdayaan

penyuluh pertanian/perkebun

an lapangan

Pertanian BP4K

Restrukturisasi

kelembagaan

penyuluh

Struktur

Kelembagaan

Penyuluh daerah

Kantor

(Eselon III)

Badan

(Eselon II)

Setda

4 Terwujudnya

pemberdayaan Koperasi, usaha

mikro, kecil,

menengah (KUMKM)

Mengembangkan

KUKM dengan pendekatan klaster

pada sektor

agribisnis dan agroindustri yang

didukung adanya

pemberian kemudahan dalam

pengelolaan usaha

Pembinaan dan

fasilitasi untuk peningkatan

manajemen dan

permodalan Usaha Mikro Kecil

Menengah dan

koperasi (UMKM)/ IKM

Jumlah UMKM

yang difasilitasi mendapatkan

pembiayaan

1.718

KUMKM

2.718

KUMKM

Program

Pengembangan Sistem Pendukung

Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil Menengah

Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah

Diskuperinda

g

Persentase UMKM

yang produktif

30% 75% Program penciptaan

iklim Usaha Kecil

Menengah yang kondusif

Koperasi dan

Usaha Kecil

Menengah

Diskuperinda

g

Prosentase Koperasi tidak Aktif menjadi

aktif

45,2% 67,4%

Program Peningkatan

Kualitas

Kelembagaan Koperasi

Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah

Diskuperindag

Page 226: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 30

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Menumbuhkembangkan IKM/ Home

Industri yang

mengelola produk hasil-hasil

pertanian,

peternakan dan perkebunan

Jumlah bidang usaha Sektor riil

yang berkembang

3.008 Unit Usaha

3.108 Unit

Usaha

Program Pengembangan

Industri Kecil dan

Menengah

Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah

Diskuperindag

Persentase pelaku IKM yang

mandiri/aktif

48% 70% Program Pengembangan

Industri Kecil dan

Menengah

Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah

Diskuperindag

5 Terwujudnya

Peningkatan Produktifitas

Kawasan

Pengembangan Hortikultura ,

perkebunan dan

peternakan

Mengembangkan

kualitas produksi dan ketersediaan

infrastruktur dan

sarana prasarana kawasan strategis

Hortikultura ,

perkebunan dan peternakan

Mengupayakan

ketersediaan bibit unggul komoditi

hotikultura dan

perkebunan secara kontinyu

Volume

Ketersediaan Bibit di IKB:

- Bawang Merah

- Kentang

- 12 Ton

- 100.000

Umbi

- 12 Ton

- 100.000

Ton G4

Program

peningkatan produksi pertanian/

perkebunan

Pertanian Distanbun

Pengembangan infrastruktur dan

sarana parasana

kawasan strategis peternakan

Luas lahan HMT 2014 Ha 454 Ha Program peningkatan

produksi hasil

peternakan

Pertanian Disnakin

Penurunan Kasus Penyakit Brucella

pada Sapi

1.200 ST 300 ST Program pencegahan dan

penanggulangan

penyakit ternak

Pertanian Disnakin

Jumlah Ternak yang 3.918 Ekor 10.600 Program Pertanian Disnakin

Page 227: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 31

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

di Inseminasi Buatan

(2009-2013) Ekor (2014-

2018)

peningkatan penerapan teknologi

petemakan

Rasio ternak yang

mendapat pelayanan

kesehatan ternak

75 % ,

25.000 ST

85% ,

105.000

ST

Program

pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak

Pertanian Disnakin

Pengembangan

populasi dan

produksi hasil peternakan melalui

pemberdayaan dan

penyaluran bibit

ternak sistem revolving

Jumlah Populasi

Ternak :

1. Sapi Potong 2. Sapi Perah

3. Kerbau

4. Kambing

5. Ayam Kampung

45.250 Ek 1.083 Ek

3.271 Ek

34.224 Ek

157.500 Ek

88.549 Ek 2.594 Ek

4.489 Ek

51.975 Ek

173.850 Ek

Program

peningkatan

produksi hasil peternakan

Pertanian Disnakin

Jumlah KT yang

mampu menerapkan

teknologi

peternakan tepat guna

2 Klp 40 Klp Program

peningkatan

penerapan teknologi

petemakan

Pertanian Disnakin

6 Meningkatnya

nilai tambah

ekonomi berbagai

komoditi

unggulan

daerah

Memperpanjang

mata rantai ekonomi

produk-produk pertanian,

perternakan dan

perkebunan

Mengupayakan

transformasi Iptek

dalam pengembangan

budidaya dan

processing

tanaman Hortikultura,

perkebunan dan

peternakan

Jumlah Pelaku

Usaha Tani yang

sudah memanfaatkan

teknologi/TTG

1 Klp 60 Klp Program

peningkatan

penerapan teknologi pertanian/perkebun

an

Program

peningkatan penerapan teknologi

petemakan

12 BPMPD/

Distanbun /

BP4K / Disnakin

7 Tersedianya Pengembangan dan Meningkatkan Tingkat Konsumsi 1,197 Energi Program Ketahanan KKP

Page 228: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 32

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

pangan yang cukup,

bermutu, aman,

merata dan terjangkau

percepatan penganekaragaman

konsumsi pangan

berbasis pangan lokal

penganekaragaman konsumsi

pangan berbasis

bahan baku angan lokal

Energi Masyarakat kkal/kapita/ hr

2000 kkal/kapi

ta/ hr

pengembangan penganekaragaman

konsumsi pangan

dan keamanan pangan

Pangan

Tingkat Konsumsi Protein Masyarakat

49,2 gram/kap/

hr

minimal 52

gram/kap

/hr

Program pengembangan

penganekaragaman

konsumsi pangan dan keamanan

pangan

Ketahanan Pangan

KKP

Program

Pengembangan

Budidaya Perikanan

Kelautan dan

Perikanan

Dusnakin

Tingkat Pola Pangan Harapan (PPH)

87,2% 93% Program pengembangan

penganekaragaman

konsumsi pangan

dan keamanan pangan

Ketahanan Pangan

KKP

Mengembangkan

ketersediaan

pangan dan penanganan rawan

pangan

Jumlah Desa yang

memiliki cadangan

pangan / Desa Mandiri Pangan

Tidak Ada

Desa

10 Desa Program

pengembangan

ketersediaan pangan dan penanganan

rawan pangan

Ketahanan

Pangan

KKP

Volume Cadangan

Pangan Daerah

30 Ton 100 Ton Program

pengembangan

ketersediaan pangan dan penanganan

rawan pangan

Ketahanan

Pangan

KKP

Persentase 50% 70% Program Ketahanan KKP

Page 229: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 33

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

penanganan daerah rawan pangan

pengembangan ketersediaan pangan

dan penanganan

rawan pangan

Pangan

MISI V : Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam secara Optimal yang

Berwawasan Lingkungan

1 Terwujudnya realisasi

investasi dan

penyerapan tenaga kerja

disektor

pertambangan,

energy dan pariwisata

daerah

Meningkatkan efektivitas

kelembagaan dan

pelayanan sektor pertambangan,

energi dan

pariwisata.

Membangun komitmen dan

Kerjasama dengan

para pelaku usaha Pertambangan dan

Energi

Pertumbuhan sektor pertambangan,

Energi

7,12 % (rata-rata

2010-2012)

13 % Program Peningkatan Iklim

Investasi dan

Realisasi Investasi

Penanaman Modal

Distamben / KPM-PTSP

Membangun

komitmen dan

Kerjasama dengan para pelaku usaha

pariwisata

Persentase

peningkatan

kunjungan wisata daerah

10% (dari

2012 s/d

2013)

90% (dari

2013 s/d

2018)

Program

Pengembangan

Destinasi Pariwisata

Pariwisata Dispopar

Jumlah obyek

wisata yang menjadi daya tarik

kunjungan

wisatawan

2 Objek 6 Objek Program

Pengembangan Kemitraan

Pariwisata

Pariwisata Dispopar

Membuka peluang

usaha / kemudahan

Investasi disektor

pertanian,

Terselenggaranya

promosi peluang investasi daerah

(SPM)

10 Kali/

Thn

12 Kali/

Thn

Program

Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi

Penanaman

Modal

KPM-PTSP

Page 230: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 34

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

Kehutanan, Pertambangan,

Energi dan

Pariwisata, dengan didukung

oleh aspek

pelestarian lingkungan dan

sosial

Adanya Sistem

Pelayanan Informasi

dan Perizinan Investasi Secara

Elektronik (SPIPISE)

Belum Ada Ada Program

optimalisasi

pemanfaatan teknologi informasi

Otonomi

Daerah,

Pemerintahan Umum

KPM-PTSP

Jumlah Kunjungan

wisata daerah

6.633 Org Lebih

10.000

org

Program

Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Dispopar Dispopar

2 Terciptanya keselarasan

dalam upaya

pelestarian, pemanfaatan

dan pengelolaan

sumberdaya alam dan

lingkungan

hidup secara berkelanjutan

Meningkatan pengendalian

ekslpotasi sumber

daya alam sesuai arahan pemanfaatan

ruang daerah

Optimalisasi kajian dan analisis

mengenai dampak

lingkungan pada setiap aktivitas

usaha dan

eksploitasi sumber daya alam yang

menghasilkan

limbah

Rasio perusahaan yang memiliki kajian

mengenai dampak

lingkungan (AMDAL,UKL, UPL)

40% 60% Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup

KLH-KP

Prosentase jumlah usaha dan atau

kegiatan yang

20% 90% Program Pengendalian

Pencemaran dan

Lingkungan Hidup

KLH-KP

Page 231: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 35

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

mentaati persyaratan

administrative dan

teknis pencegahan pencemaran air

(SPM)

Perusakan Lingkungan Hidup

Prosentase jumlah

pengaduan

masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan

atau perusakan lingkungan hidup

yang ditindaklanjuti

(SPM)

60% 100% Program

Peningkatan

Kualitas dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

Lingkungan

Hidup

KLH-KP

3 Berkembangnya

sistem pertanian organik dan

Ramah

Lingkungan

Membangun

kesadaran dan pemahaman petani

tentang pentingnya

pertanian ramah lingkungan

Mengembangkan

SDM Petani, penerapan Iptek

dalam

pemanfaatan sumberdaya lahan

pertanian yang

ramah lingkungan

Jumlah pelaku

usaha tani yang menerapkan sistem

pertanian Organik

5 Klp 45 Klp Program Sistem

Pertanian Organik

Pertanian Distanbun /

BP4K

3 Terwujudnya

pemanfaatan lahan-lahan

tidur

Mengupayakan

pemanfaatan lahan-lahan tidur baik

milik pemerintah

maupun masyarakat

Stimulasi

penyediaan sarana produksi bagi

masyarakat

memanfaatkan lahan tidur

Luasan lahan tidur

yang dikelola menjadi lahan

produkstif

0 Ha 200 Ha Program

peningkatan produksi pertanian/

perkebunan

Program peningkatan

pemasaran hasil

produksi

peternakan

Pertanian Distanbun /

Disnakin

Page 232: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 36

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

4 Terwujudnya pengendalian

lahan kritis

Mengembangkan konservasi lahan

dan partisipasi

masyarakat dalam pengendalian

kerusakan

lingkungan hidup

Membangun kesadaran

masyarakat agar

peduli pada isu lingkungan hidup

dan berperan aktif

sebagai kontrol sosial dalam

memantau

kualitas lingkungan hidup

Luasan lahan kritis 42.072 Ha 32.188 Ha Program rehabilitasi hutan dan lahan

Kehutanan Dishut

Optimalisasi perlindungan

kawasan hutan,

dan pengendalian penebangan hutan

produksi/hutan

rakyat yang

didukung dengan regulasi daerah

Luasan Konservasi lahan kritis di

kawasan hutan

7.890 Ha 9.884 Ha Perlindungan dan konservasi sumber

daya hutan

Kehutanan Dishut

Kubikasi Illegal

Logging

35 M³ 27,08 M³ Program pembinaan

dan penertiban

industri hasil hutan

Kehutanan Dishut

Pengendalian

penggunaan pestisida dan

pupuk Anorganik

dialihkan ke pengunaan pupuk

organik

Rasio Luasan lahan

pertanian yang dikelola

menggunakan

pupuk organik

Program Sistem

Pertanian Organik

Pertanian Distanbun

Pengembangan Jumlah koleksi 484 Spesies 706 Program Lingkungan Dishut

Page 233: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VII- 37

No Sasaran Strategi

Kebijakan

Umum

Indikator Kinerja

(outcome)

Capaian Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Bidang

Urusan

SKPD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal Kondisi Akhir

dan optimalisasi fungsi Kebun

Raya Enrekang

sebagai tempat konservasi

tumbuhan,

pendidikan dan penelitian, jasa

ilmiah dan

wisata/rekreasi, sekaligus sebagai

sumber PAD

spesies dan specimen tanaman

yang tersedia di

Kebun Raya Enrekang

/ 10.253 Spesimen

Spesies Perlindungan dan Konservasi Sumber

Daya Alam

Hidup

Jumlah kunjungan

ke Kebun Raya

Meningkat

.....

org

.....

org

Program

Optimalisasi Furngsi

Kebun Raya

Kehutanan Dishut

Adanya kontribusi

Kebun Raya terhadap

Pendapatan Daerah

Belum Ada Ada Program

Optimalisasi Furngsi Kebun Raya

Kehutanan Dishut

Page 234: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 1

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

Indikasi rencana Program Prioritas Tahun 2014-2018 sebagaimana

yang telah dirumuskan pada Bab VII terdiri dari program prioritas sesuai

dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, serta disesuaikan

dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Selanjutnya setiap program prioritas mempunyai target indikator kinerja

pertahun yang disertai kebutuhan pendanaannya dan dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan dan memitigasi dampak negatif

terhadap pembangunan berkelanjutan yang akan ditimbulkan.

Selain program prioritas seperti penyajian pada tabel bab VII yang

mendukung langsung pencapaian Visi, Misi pembangunan daerah, pada bab

ini juga ditampilkan program-program operasional pada semua SKPD yang

melaksanakan program pembangunan daerah untuk memenuhi kewajiban

penyelenggaraan semua urusan pemerintahan daerah. Demikian pula

dengan program-program pembangunan yang terkait dengan penerapan dan

pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menjadi urusan

pemerintah Kabupaten Enrekang.

8.1. Landasan Prioritas Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten

Enrekang

Landasan dalam menyusun kerangka prioritas pembangunan

Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018 adalah :

A. Prioritas Pembangunan Nasional

Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan

nasional bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan,

berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesuai

tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945

disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah: mencerdaskan

kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi

seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan

ketertiban dunia dan perdamaian abadi.

Page 235: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 2

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun

2005-2025, visi

Pembangunan Nasional adalah: ”Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil

Dan Makmur” yang akan dicapai dalam empat tahapan skala prioritas

utama dan strategi RPJMN di mana masing-masing tahapan merupakan

kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada

periode-periode sebelumnya. Secara ringkas keempat tahapan itu adalah

sebagai berikut:

1. RPJM ke-1 (2005–2009) diarahkan untuk menata kembali dan

membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk

menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan

demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.

2. RPJM ke-2 (2010–2014) ditujukan untuk lebih memantapkan

penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan

pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk

pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing

perekonomian.

3. RPJM ke-3 (2015–2019) ditujukan untuk lebih memantapkan

pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan

menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya

manusia berkualitas serta kemampuan iptek yang terus meningkat.

4. RPJM ke-4 (2020–2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat

Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan

pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya

struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan

kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas

dan berdaya saing.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan

RPJM ke-1, RPJM ke-2 (2010—2014) yang telah dituangkan ke dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010–2014

memuat kerangka Visi Indonesia 2014, yaitu: “Terwujudnya Indonesia

Yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan” dengan kandungan

misi-misi sebagai berikut:

Page 236: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 3

Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-

2014, ditetapkan lima agenda utama pembangunan nasional tahun

2010-2014, yaitu:

Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan

Rakyat

Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi

Agenda IV : Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

Agenda V : PembangunanYang Inklusif dan Berkeadilan

Untuk melaksanakan agenda dan sasaran pembangunan tersebut di

atas telah ditetapkan sebelas prioritas pembangunan nasional 2010-2014

yang meliputi:

Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui

terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat

kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas

pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintah di

pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintah yang memadai, dan

data kependudukan yang baik.

Prioritas 2: Pendidikan

Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan,

dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,

kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat.

Pembangunan bidang pendidikan diarahkan demi tercapainya

pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara ketersediaan

tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja atau

kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.

Prioritas 3: Kesehatan

Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan

preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan

masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan

air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan

dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009

Page 237: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 4

menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran

Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan

Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009

menjadi 8-10% pada 2014 dan perbaikan distribusi pendapatan dengan

pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat

dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan

rendah.

Prioritas 5: Ketahanan Pangan

Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian

untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk

pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan

dan sumber daya alam. Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian

sebesar 3,7% per tahun dan Indeks Nilai Tukar Petani sebesar 115-120

pada 2014.

Prioritas 6: Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung

dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang

berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di

seluruh bagian negara kepulauan Republik Indonesia dengan mendorong

partisipasi masyarakat.

Prioritas 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum,

penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan

pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Prioritas 8: Energi

Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan

pertumbuhan nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan

optimalisasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya.

Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai

penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi

perubahan iklim.

Page 238: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 5

Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik

Program aksi untuk daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik

ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah

tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di

wilayah pascakonflik.

Prioritas 11: Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

Prioritas Lainnya.

Di samping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk

mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Nasional juga melalui

pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang politik, hukum, dan

keamanan, di bidang perekonomian, dan di bidang kesejahteraan rakyat.

Di bidang politik, hukum, dan keamanan mencakup: (a) pelaksanaan

koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme; (b)

pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme; (c)

peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian

dunia; (d) peningkatan pelayanan dan perlindungan tenaga kerja

indonesia (TKI) di luar negeri; (e) penguatan dan pemantapan hubungan

kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi; (f) pelaksanaan

perlindungan saksi dan pelapor; (g) pengembalian aset (asset recovery);

(h) peningkatan kepastian hukum; (i) penguatan perlindungan HAM; dan

(i) pemberdayaan industri strategis pertahanan.

Di bidang perekonomian mencakup: (a) pelaksanaan pengembangan

industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan

Industri Nasional; (b) peningkatan peran dan kemampuan Republik

Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional; (c) peningkatan

pelayanan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) selama proses

penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan; serta (d) peningkatan

upaya pelayanan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI) di luar

negeri.

Di bidang kesejahteraan rakyat mencakup: (a) pelaksanaan ibadah

haji yang tertib dan lancar paling lambat pada 2010; (b) peningkatan

kerukunan umat beragama melalui pembentukan dan peningkatan

efektivitas Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB); (c) peningkatan

jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20%

secara bertahap dalam 5 tahun; (d) promosi 10 tujuan pariwisata

Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan

efektif; (e) perbaikan dan

Page 239: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 6

peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung

pariwisata; (f) peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku

kepentingan pariwisata lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan

dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia; (g)

perumusan kebijakan dan pedoman bagi penerapan pengarusutamaan

(mainstreaming) Gender dan Anak (PUG & A) oleh Kementerian dan

Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya; (h) pencapaian posisi

papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011,

peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade

tahun 2012; (i) peningkatan character building melalui gerakan,

revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan; serta (j) revitalisasi

gerakan pramuka.

Dalam rangka mengakselerasikan pencapaian prioritas-prioritas

pembangunan nasional tersebut di atas, telah dikeluarkan Instruksi

Presiden No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan Nasional Tahun 2010. Disamping itu juga telah

dikeluarkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 tentang Program

Pembangunan Yang Berkeadilan, yang bertujuan untuk lebih

memfokuskan pelaksanaan pembangunan yang berkeadilan, dan untuk

kesinambungan serta penajaman prioritas pembangunan nasional tahun

2010 yang meliputi:

1) Program Pro Rakyat

2) Program Keadilan Untuk Semua (Justice For All)

3) Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Developmend

Goals / MDGs)

Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada: (a) Program

penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga; (b) Program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat; dan (c)

Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha

mikro dan kecil.

Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada: (a)

Program keadilan bagi anak; (b) Program keadilan bagi perempuan; (c)

Program keadilan di bidang ketenagakerjaan; (d) Program keadilan di

bidang bantuan hukum; (e) Program keadilan di bidang reformasi hukum

dan peradilan; dan (f) Program keadilan bagi kelompok miskin dan

terpinggirkan;

Page 240: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 7

Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium,

memfokuskan pada: (a) Program pemberantasan kemiskinan dan

kelaparan; (b) Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua; (c)

Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;

(d) Program penurunan angka kematian anak; (e) Program kesehatan ibu;

(f) Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular

lainnya; (g) Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup; dan (h)

Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan

Milenium

B. Prioritas Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan

Visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013-2018 adalah

sebagai berikut.

“ Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional

dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 “

Dalam rumusan visi ini ada tiga pokok visi yakni pilar utama

pembangunan nasional, simpul jejaring dan akselerasi kesejahteraan.

Penjelasan masing-masing pokok visi adalah sebagai berikut.

Pilar Utama Pembangunan Nasional adalah gambaran tentang kondisi

Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi acuan dan

berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa

Indonesia. Persoalan mendasar tersebut khususnya

dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas

strategis. Ini ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin

menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi luar pulau Jawa. Ini juga terkait dengan perwujudan pola ideal

kehidupan beragama dan kerukunan antar ummat beragama, ketertiban

dan keamanan serta akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi.

Simpul Jejaring adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan

pada tahun 2018 yang menjadi simpul distribusi barang dan jasa, simpul

layanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul perhubungan darat, laut

dan udara di Luar Jawa dan Kawasan Timur Indonesia khususnya.

Akselerasi Kesejahteraan adalah gambaran tentang kondisi Sulawesi

Selatan pada tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landas

dan memasuki awal kematangan ekonomi. Pada saat itu, indeks

pembangunan manusia berada pada kategori menengah-tinggi,

pertumbuhan ekonomi berada di atas rata-rata nasional,

Page 241: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 8

pendapatan perkapita sekitar Rp.30 juta/tahun, angka kemiskinan dan

pengangguran di bawah ratarata nasional, agroindustri berkembang

pesat serta industri dan jasa berkontribusi signifikan dalam

perekonomian. Ini juga ditandai oleh kondisi di mana Sulawesi Selatan

semakin kuat mensinergikan kemajuan kabupaten dan kota serta

semakin bersinergi dengan perkembangan regional, nasional dan

internasional.

Misi dalam RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018

sebagai berikut:

(1) Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan

kerukunan intra dan antar ummat beragama.

(2) Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial

dan kelestarian lingkungan.

(3) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan,

kesehatandan infrastruktur.

(4) Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional

dan global.

(5) Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum.

(6) Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa.

(7) Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih.

Tabel 8.1 Matriks Kebijakan dalam RPJMN dan RPJM Provinsi Sul-Sel

No.

Kebijakan-Kebijakan

RPJMN RPJMD Provinsi Lain-lain (Kebijakan

Provinsi Sul-Sel)

(1) (2) (3) (4)

1. Reformasi Birokrasi dan

Tata Kelola

Pendidikan • Gratis SPP bagi mahasiswa baru, baik PTN maupun PTS

2. Pendidikan Kesehatan • Bantuan Lima Juta Paket Bibit Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan

100 juta Bibit Tanaman Hutan

3. Kesehatan Pertanian/Ketahanan

Pangan

• Gratis Modal Pengembangan

Usaha Mikro Kecil

4. Penanggulangan Kemiskinan

Industri / Agroindusti

• Gratis paket modal pengembangan 100

wirausaha pedesaan pada setiap desa

5 Ketahanan Pangan

Pariwisata • Membangun industry baru 24 unit (satu kabupaten

satu industri) di seluruh Kab/Kota

Page 242: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 9

6 Infrastruktur Infrastruktur • Membuka 500 ribu lapangan kerja baru

7 Iklim Investasi

dan Iklim Usaha

Energi • Gratis Paket peningkatan

kualitas Rumah Rakyat Miskin

8 Energi • Melanjutkan Pendidikan Gratis sampai tingkat SMA

9 Lingkungan Hidup dan

Pengelolaan Bencana

• Melanjutkan kesehatan gratis

10 Daerah

Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan

Pasca-Konflik

• Gratis biaya pendidikan

bagi mahasiswa terpilih untuk sekolah Kejuruan Khusus seperti sekolah

penerbangan, pramugari, SMK pertanian,

perkebunan, perikanan dan melanjutkan beasiswa bagi

mahasiswa S2 dan S3

11 Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi

Teknologi

• Gratis peningkatan kualitas pengajar melalui Boarding School untuk ; Guru SD,

SMP, SMA, Guru Mengaji, Mubalig, Khatib dan Alim

Ulama

Page 243: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 10

Tabel. 8.2

Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Enrekang

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja Program

(outcome)

Kondisi Kinerja Awal

RPJMD

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

SKPD Penanggung

Jawab

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

targ

et Rp.000

targ

et Rp.000

Tar

get Rp.000

targe

t Rp.000

targ

et Rp.000

targ

et Rp.000

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 URUSAN WAJIB -

1 1 Urusan Pendidikan -

1 1 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini

Angka Partisipasi Kasar (APK) Paud

38,2% dari 11.400 org

40% 2.880.475

43% 5.618.000

45% 4.718.000

47% 4.718.000

50% 4.718.000

50% 22.652.475

Disdikbud

1 1 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

89,73% dari 28.704

org

90% 38.483.533

92% 7.858.589

93% 10.088.589

94% 10.088.589

95% 10.480.000

95% 76.999.300

Disdikbud

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

71,61% dari 12.788

org

75% 80% 83% 86% 90% 90% Disdikbud

1 1 17 Program Pendidikan

Menengah

Angka Partisipasi

Murni (APM) SMA/SMK/MA Paket C

57,17%

darti 12.733 org

60%

10.814.701

63%

12.001.241

65%

13.500.000

70%

14.500.000

75%

15.000.000

75%

65.815.942

Disdikbud

1 1 18 Program Pendidikan Non Formal

Angka melek huruf usia 15 tahun keatas

99,07% dari

187.512 org

100%

48.800

100%

335.600

100%

335.600

100% 335.600

100%

335.600

100%

1.391.200

Disdikbud

Page 244: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 11

1 1 19 Program Pendidikan Luar Biasa

Persentase anak berkebutuhan

khusus yang terlayani pendidikan inklusif

90% (356 org)

100%

50.000

100%

350.000

100%

350.000

100% 350.000

100%

350.000

100%

1.450.000

Disdikbud

1 1 20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Jumlah tambahan tenaga pendidik yang berkualifikasi S1/S2

80 org 100 org

2.183.438

100 org

26.191.078

100 org

25.901.578

100 org

25.901.578

100 org

26.611.952

500 org

106.789.624

Disdikbud

Jumlah Assessor pendidikan yang

berkualitas

- - -

300 org

300 org

Disdikbud

Jumlah guru terlatih pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

- - -

120 org

120 org

120 org

120 org

480 org

Disdikbud

1 2 Urusan Kesehatan -

1 2 15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Persentase ketersedian obat sesuai kebutuhan

72.9% 90% 1.962.380

100%

2.080.000

100%

2.590.000

100% 2.840.000

100%

3.090.000

100%

12.562.380

Diskes

Persentase pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan

kesehatan di RSUD

71% 80% 450.000

85% 450.000

90% 525.000

90% 810.000

90% 952.200

90% 3.187.200

RSUD Maspul

1 2 16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Persentase peningkatan kunjungan rawat jalan puskesmas dan jaringannya

65% 65% 1.365.050

70% 1.850.000

75% 1.925.000

80% 2.326.000

85% 2.525.000

85% 9.991.050

Diskes

Page 245: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 12

Persentase pemanfaatan TT di

Puskesmas Rawat Inap (BOR)

20% 30% 32% 35% 40% 45% 45% Diskes

Rasio tenaga paramedis persatuan penduduk

1,97 / 1000

penduduk

1,97 /

1000

penduduk

2,02 /

1000

penduduk

2,07 /

1000

penduduk

2,12 /

1000 penduduk

2,17 /

1000

penduduk

2,17 /

1000

penduduk

Diskes

Jumlah sekolah

yang mendapat pembinaan Sekolah Sehat

6 Sek 6

Sek

80.807

60%

60.807

60%

60.807

60%

60.807

60%

60.807

60%

324.035

Setda

Jumlah masyarakat yang mendapat advokasi bahaya narkoba terhadap kesehatan

- 60% 60% 60% 60% 60% 60% Setda

1 2 17 Program Pengawasan Obat dan Makanan

Persentase apotek dan toko obat yang

diawasi

100% 100%

73.500

100%

35.000

100%

50.000

100% 50.000

100%

50.000

50% 258.500

Diskes

1 2 18 Program Pengembangan

Obat Asli Indonesia

Persentase pemanfaatan taman

obat keluarga

- 35% 82.000

37% 85.000

40% 85.000

45% 80.000

50% 80.000

50% 412.000

Diskes

1 2 19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

Persentase desa siaga purnama & mandiri

15.50% 17% 4.305.082

18.6%

973.000

20% 1.100.000

22% 1.160.000

23% 1.230.000

23% 8.768.082

Diskes

Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

50% 55% 57% 59% 61% 63% 63% Diskes

Page 246: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 13

1 2 20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Persentase Balita Gizi Buruk

0,05% 0,05%

198.000

0,05%

205.000

0,05%

385.000

0,04% 395.000

0,04%

410.000

0,04%

1.593.000

Diskes

Persentase Balita Gizi Kurang

0,47% 0,40%

0,35%

0,30%

0,25% 0,20%

0,20%

Diskes

1 2 21 Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Capaian kriteria kabupaten sehat

padapa (2 tatanan)

padapa (2

tatanan

)

173.500

padapa (2

tatanan

)

350.000

wiwerda (3

tatanan

)

445.000

wiwerda (4 tatanan)

470.000

wiwerda (4

tatanan

)

495.000

wiwerda (4

tatanan

)

1.933.500

Diskes

Persentase Rumah Sehat

70% 71% 72% 72,50%

71,70%

73% 73% Diskes

Persentase TTU, TPM dan DAMIU yang memenuhi standar

50% 50% 52% 55% 60% 65% 65% Diskes

1 2 22 Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Menular

Persentase Desa yang mencapai UCI

95,35% 96,12%

464.408

96,90%

487.000

97,67%

710.000

98,45%

737.000

99,22%

770.000

99,22%

3.168.408

Diskes

Cakupan penemuan dan pengobatan penyakit menular

88% 88% 90% 92% 94% 95% 95% Diskes

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

tidak menular

7,7% 10% 21% 31% 40% 50% 50% Diskes

1 2 23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Tingkat Akreditasi pelayanan RSUD Massenrempulu telah terpenuhi

30% 50% 160.000

80% 417.000

100%

322.000

100% 225.000

100%

125.000

100%

1.249.000

RSUD Maspul

Page 247: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 14

1 2 25 Program pengadaan,

peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskes

mas pembantu dan jaringannya

Rasio puskesmas, Pustu, Poliklinik per

satuan Penduduk

0,41 / 1000

penduduk

0,42 /

1000

pendud

uk

2.282.110

0,43 /

1000

pendud

uk

3.917.203

0,44 /

1000

pendud

uk

3.361.092

0,45 /

1000 penduduk

3.475.082

0,47 /

1000

pendud

uk

3.807.982

0,47 /

1000

pendud

uk

16.843.469

Diskes

jumlah sarana dan prasarana yang dibangun/diperbaiki

10 Unit

16 Unit

17 Unit

15 Unit

13 Unit

71 Unit

Diskes

1 2 26 Program pengadaan, peningkatan sarana

dan prasarana rumah sakit/tempat pelayanan kesehatan

Persentase Ketersediaan Sarana dan

Parasarana RS sesuai standar yang dipersyaratkan

62,67% 65,53%

2.378.774

73,40%

1.646.000

77,20%

2.597.495

78,13%

2.575.548

80,00%

3.979.560

80,00%

13.177.377

RSUD Maspul

1 2 27 Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit

paru-paru/rumah sakit mata

Porsentase sarana dan prasarana RSU beroperasi sesuai standar

60% 63% 224.190

66% 312.500

70% 373.125

75% 445.906

80% 533.358

80% 1.889.079

RSUD Maspul

1 2 28 Program Kemitraan

peningkatan pelayanan kesehatan

Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat kurang mampu

- 100

%

6.000.000

100

%

7.000.000

100

%

7.000.000

100%

7.000.000

100

%

7.000.000

100

%

34.000.000

Diskes

Prosentase

kecukupan anggaran pelayanan kesehatan gratis dan JKN yang dibayarkan sesuai jumlah klaim

51% 80%

8.415.248

85%

7.250.000

90%

7.095.000

100%

7.304.500

100

%

5.563.950

100

%

35.628.698

RSUD

Maspul

Persentase Cakupan Pelayanan Pasien JKN dan Jamkesda di RS

52% 65% -

100%

-

100%

-

100% -

100%

-

100%

-

RSUD Maspul

Page 248: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 15

1 2 30 Program peningkatan

pelayanan kesehatan lansia

Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila

dan Usila

50% 50% 135.000

55% 135.000

60% 185.000

65% 185.000

75% 155.000

75% 795.000

Diskes

1 2 32 Program

peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani

80% 85%

212.700

90%

262.000

95%

420.000

100%

430.000

100

%

440.000

100

%

1.764.700

Diskes

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4

81,67% 85% 87% 90% 92% 95% 95% Diskes

Angka Kematian Ibu 6 Kasus 3

kasus

3

kasus

3

kasus

3

kasus

3

kasus

3

kasus

Diskes

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH

16 16 15,8 15,6 15,4 15,2 15,2 Diskes

Angka Kematian

Anak Balita (AKABA) per 1000 KH

12 12 11 10 9 8 8 Diskes

2 33 Program pengembangan data dan informasi kesehatan

Persentase puskesmas yang menerapkan SIKDA

171.250

15.3%

298.000

15.3%

355.000

15.3% 435.000

15.3%

415.000

61% 1.674.250

Diskes

1 3 Urusan Pekerjaan Umum

-

1 3 15 Program

Pembangunan Jalan dan Jembatan

Proporsi panjang

jalan Kabupaten (Pengerasan, Tanah) yang kondisi Baik

50,27 %

dari 508,34 Km

59,1

4%

13.131.067

68,0

1%

8.504.000

76,8

8%

8.883.000

85,75

%

9.300.000

94,6

4%

9.300.000

94,6

4 % dari 425,

70 Km

49.118.067

DPU

Page 249: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 16

Proporsi panjang jalan Kabupaten

yang ditingkatkan dari Jalan Tanah menjadi Pengerasan

0 % dari 185.08 Km

25,00%

40% 60% 80% 100%

100%

DPU

1 3 16 Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong

Panjang saluran drainase yang terbangun di lingkungan permukiman

38,79 Km 7,6 Km

3.054.838

6,0 Km

2.132.577

6,5 Km

2.370.000

8,5 Km

2.700.000

8,5 Km

2.700.000

37,10

Km

12.957.415

DPU

1 3 17 Program Pembangunan Turap/ Talud/ Bronjong

Panjang Talud/ Bronjong untuk pengamanan saran prasarana publik dan pemerintah

10,5 Km 5,8 Km

2.000.000

5,8 Km

2.000.000

5,8 Km

2.000.000

5,8 Km

2.000.000

23,2 Km

8.000.000

DPU

1 3 18 Program

rehabilitasi/ pemeliharaan dan peningkatan Jalan dan Jembatan

Proporsi panjang

jalan Kabupaten (Hotmix, Lapen, Beton) yang kondisi Baik / Nyaman di lalui

72,95 %

dari 620,51 Km

74,7

7%

27.158.439

76,5

9%

31.996.000

78,3

9%

33.500.000

80,19

%

36.500.078

82,0

3%

36.500.000

82,0

3 % dari 749,82 Km

165.654.517

DPU

Proporsi panjang jalan Kabupaten

yang ditingkatkan dari Pengerasan menjadi

Hotmix/Lapen/Beton

0 % dari 323.26 Km

40 %

(129,29 Km)

DPU

1 3 22 Program Pembangunan sistem informasi/data base Pekerjaan Umum

Persentase ketersediaan dokumen Data Base Pekerjaan Umum

17% 33% 245.500

50% 350.000

67% 500.000

83% 500.000

100%

-

100%

1.595.500

DPU

Page 250: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 17

1 3 23 Program peningkatan sarana

dan prasarana kebinamargaan

Persentase pemenuhan

pelayanan alat berat/alat angkut

100% 100%

2.496.991

100%

1.330.622

100%

1.359.512

100% 1.664.504

100%

623.000

100%

7.474.629

DPU

1 3 24 Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya

Prosentase DI yang sistem jaringan irigasinya berfungsi baik

57% 62,19%

5.746.749

68,21%

4.009.000

74,53%

4.412.000

81,13%

5.850.000

86,98%

7.450.000

86,98%

27.467.749

DPU

1 3 26 Program pengembangan,

pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya

Persentase pengaman daerah

bantaran sungai dan tanggula sungai yang tertangani

18,40% 20,44%

1.633.408

27,57%

2.900.000

34,81%

3.700.000

42,15%

3.200.000

49,60%

3.200.000

49,60%

14.633.408

DPU

1 3 27 Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

Tingkat akses air minum masyarakat yang aman dengan sistem JP dan BJP Terlindungi

34.500 KK (76,5%)

4.785

KK

8.909.838

2.000

KK

10.500.000

2.000

KK

10.500.000

3.000 KK

10.200.000

3.000

KK

10.800.000

49.285 KK

50.909.838

DPU

Jumlah Pelayanan SPAM IKK

6.911 SR (31,65%)

3.519

SR

2500

SR

2500

SR

1.500 SR

1.500

SR

18.506 SR

DPU

Persentase

masyarakat yang menggunakan

jamban

32.340 KK

(75,55%)

336

KK

300

KK

300

KK

320

KK

350

KK

33.9

46 KK

DPU

1 3 31 Program Peningkatan dan pengembangan Fasilitas Umum dan Bangunan Gedung

Persentase bangunan gedung yang baik dan aman

87,29% 88,95%

1.199.175

91,71%

2.800.000

94,48%

3.729.965

97,24%

4.200.000

100%

5.500.000

100%

17.429.140

DPU

Page 251: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 18

1 3 32 Program Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Pasca Bencana

Tingkat penanganan pasca bencana

kerusakan infrastruktur, sarana prasarana, fsilitas umum dan

sosial

28% 34% 473.420

48% 735.000

53% 771.750

58% 808.022

62% 811.653

75% 3.599.845

BPBD

1 3 33 Program Pelayanan Jasa Pengujian

Kualitas Konstruksi

Jumlah titik uji kualitas bangunan

85 TU

-

87 TU

445.000

87 TU

445.000

87 TU 500.000

87 TU

500.000

433 TU

1.890.000

DPU

1 3 34 Program peningkatan Sarana dan Prasarana

Laboratorium Pengujian

Persentase pemenuhan kebutuhan sarana

prasarana Laboratorum Pengujian Kualitas Konstruksi

Bangunan

70% 70% -

75% 150.000

85% -

100% 200.000

100%

300.000

100%

650.000

DPU

1 3 35 Program Pembinaan Jasa Konstruksi

Persentase Peningkatan Kinerja

Jasa Konstruksi

-

80% 325.000

85% 350.000

90% 200.000

100%

250.000

100%

1.125.000

DPU

1 3 36 Program Pembinaan dan Pengawasan Perencanaan Teknis Pekerjaan Umum

Persentase paket pekerjaan yang mendapat pembinaan/pengawasan perencanaan

teknis

80% 80% -

100%

100.000

100%

100.000

100% 150.000

100%

150.000

100%

500.000

DPU

1 4 Urusan Perumahan -

Page 252: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 19

1 4 15 Program Pengembangan

Perumahan

Panjang jalan lingkungan

permukiman terbangun

157 Km 14 Km

9.428.801

10,24

Km

7.000.000

10,8 Km

7.200.000

11,2 Km

7.500.000

12 Km

8.500.000

215 Km

39.628.801

DPU

1 5 Urusan Penataan

Ruang

-

1 5 15 Program Perencanaan Tata Ruang

Persentase ketersediaan dokumen Tata Ruang yang dipersyaratkan

20% 40% 976.736

50% 1.700.000

60% 2.200.000

70% 2.850.000

80% 3.050.000

100%

10.776.736

DPU

1 5 17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Persentase pengendalian dan pemanfaatan ruang

100% 100%

233.302

100%

500.000

100%

500.000

100% 615.000

100%

615.000

100%

2.463.302

DPU

1 6 Urusan Perencanaan Pembangunan

-

1 6 15 Program

Pengembangan data/informasi

Persentase

ketersediaan data dan informasi pada 8 kelompok data daerah yang up date

50% 70%

218.151

100

%

218.151

100

%

764.651

100%

738.881

100

%

755.000

100

%

2.676.834

Bappeda

Tingkat ketersediaan data/informasi pendidikan

90% 92% 100.000

94% 120.000

96% 150.000

98% 150.000

100%

150.000

100%

670.000

Disdikbud

Persentase ketersediaan data base monografi

wilayah kerja PPL

85% 85% 23.644

90% 47.000

95% 47.000

100% 51.000

100%

55.000

100%

223.644

BP4K

Page 253: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 20

Adanya publikasi data dan infromas

Standar Harga, potensi daerah dan harga kebutuhan pokok masyarakat

Tidak ada Ada 46.216

83% 66.210

83% 41.210

83% 66.210

90% 41.210

90% 261.056

Setda

Persentase ketersediaan data dan informasi bidang pertanian

100% 100%

275.488

100%

330.000

100%

370.000

100% 390.000

100%

390.062

100%

1.755.550

Distanbun

Persentase ketersediaan data

dan informasi bidang kehutanan

50% 60% -

70% 50.000

100%

91.000

100% 92.000

100%

93.000

100%

326.000

Dishut

Persentase ketersediaan data /

informasi sektor

pertambangan dan energi

50% 75% 70.000

5 Lay

er

50.000

5 Lay

er

50.000

Up dating

Peta

Tematik

50.000

Up dati

ng

Peta Tematik

50.000

100%

270.000

Distamben

Tingkat Ketersediaan Data Base Peternakan dan Perikanan

50% 50% 25.000

100%

40.000

100%

50.000

100% 50.000

100%

60.000

225.000

Disnakin

Page 254: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 21

1 6 18 Program Perencanaan

Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh

Persentase kawasan strategis daerah

yang telah memiliki dokumen rencana induk/ rencana rinci Pengembangan

Kawasan (KSK Agro Belajen, Kw. Hortukultura, Kw.Perkebunan, KIWA, Kw.Peternakan,, KCT/PKLp Baraka. PKL Enrekang, PKLp Cakke, PKLp

Maroangin)

22 % (2 Kw dari 9 Kw)

22 % (2

Kw dari

9 Kw)

-

67% (6

Kw dari

9 Kw)

110.000

78% (7

Kw dari

9 Kw)

110.000

89% (8 Kw

dari 9 Kw)

110.000

89% (8

Kw dari

9 Kw)

110.000

100% (9

Kw dari

9 Kw)

440.000

Bappeda

1 6 20 Program peningkatan kapasitas

kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

Adanya sistem informasi perencanaan

pembangunan daerah

Belum ada Belum ada

-

Ada 300.000

Ada -

Ada -

Ada -

Ada 300.000

Bappeda

Page 255: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 22

1 6 21 Program perencanaan

pembangunan daerah

Persentase ketersediaan

dokumen perencanaan pembangunan daerah dan SKPD

(RPJPD, RPJMD, RKPD,Renstra SKPD, Renja SKPD)

97% (83 Dok dari

85 dok)

100%

645.950

100%

290.000

100%

290.000

100% 290.000

100%

405.000

100%

1.920.950

Bappeda

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

30.000

Disdikbud

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

1

Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

Diskes

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

17.000

17.000

RSU Maspul

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

2 Dok

(Renstr

a SKPD, RPIJM)

154.480

100%

200.000

100%

200.000

100% 200.000

100%

200.000

100%

954.480

DPU

Page 256: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 23

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

30.721

30.721

BPBD

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

30.000

Dishub Kominfo

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

30.000

KLH KP

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKPD)

25.100

25.100

Disduk Capil

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

32.000

32.000

BKB PP

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

37.500

37.500

Dissos Naker Trans

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

25.074

25.074

Diskuperind

ag

Page 257: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 24

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

23.000

23.000

Kesbang Linmas Pol

PP

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

53.322

53.322

Setda

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

30.000

30.000

Setwan

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

100%

165.912

100%

136.500

100%

143.325

100% 150.491

100%

158.015

100%

754.243

DPKAD

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

22.347

22.347

KPM PTSP

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

25.424

25.424

Inspektorat

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

2.316

2.316

Setkop

Page 258: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 25

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

24.000

24.000

BKD

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

19.000

19.000

KKP

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

35.700

35.700

BPMPD

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKPD)

19.800

19.800

KPA PDE

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

44.366

44.366

Distanbun

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

32.000

32.000

Disnakin

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

15.293

15.293

BP4K

Page 259: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 26

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

38.000

38.000

Dishut

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

45.500

45.500

Distamben

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

-

-

Dispopar

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKPD)

17.800

17.800

Kec. Anggeraja

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Enrekang

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

17.800

17.800

Kec. Bungin

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Maiwa

Page 260: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 27

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Alla

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKPD)

17.800

17.800

Kec. Malua

Jumlah Dokumen

Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1

Dok (Renstr

a SKPD)

17.800

17.800

Kec. Baraka

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKPD)

17.800

17.800

Kec. Curio

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Cendana

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Re

nstra

SKPD)

17.800

17.800

Kec. Buntu Batu

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD yang diterbitkan

1 Dok (Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Masalle

Page 261: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 28

Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD

yang diterbitkan

1 Dok

(Renstr

a SKP

D)

17.800

17.800

Kec. Baroko

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

10.000

100%

11.000

100%

11.500

100% 12.500

100%

13.500

100%

58.500

Kec. Anggeraja

Persentase Desa/Kel.

menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

17.000

100%

17.000

100%

17.500

100% 18.500

100%

18.500

100%

88.500

Kec. Enrekang

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

7.345

100%

9.345

100%

9.345

100% 11.257

100%

11.257

100%

48.548

Kec. Bungin

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

18.772

100%

18.772

100%

18.772

100% 20.000

100%

21.000

100%

97.316

Kec. Maiwa

Page 262: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 29

Persentase Desa/Kel.

menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

20.000

100%

20.000

100%

20.000

100% 25.000

100%

27.000

100%

112.000

Kec. Alla

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai

prosedur/ Tahapan

100% 100%

15.090

100%

15.000

100%

15.000

100% 15.500

100%

21.000

100%

81.590

Kec. Malua

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang

Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

21.286

100%

21.286

100%

21.030

100% 24.704

100%

30.000

100%

118.307

Kec. Baraka

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan

Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

10.000

100%

15.000

100%

17.000

100% 20.000

100%

20.000

100%

82.000

Kec. Curio

Persentase

Desa/Kel.

menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100

%

15.000

100

%

15.000

100

%

18.000

100%

20.000

100

%

20.000

100

%

88.000

Kec.

Cendana

Page 263: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 30

Persentase Desa/Kel.

menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

15.000

100%

15.000

100%

15.000

100% 16.000

100%

17.000

100%

78.000

Kec. Buntu Batu

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang Tahunan sesuai

prosedur/ Tahapan

100% 100%

15.000

100%

10.000

100%

10.000

100% 11.000

100%

11.500

100%

57.500

Kec. Masalle

Persentase Desa/Kel. menyelenggarakan Musrenbang

Tahunan sesuai prosedur/ Tahapan

100% 100%

9.145

100%

10.000

100%

15.000

100% 16.000

100%

17.000

100%

67.145

Kec. Baroko

Adanya dokumen Penetapan Kinerja Pemda

Ada Ada Ada 24.204

Ada 24.204

Ada 24.204

Ada 24.204

Ada 96.816

Setda

1 6 22 Program perencanaan pembangunan

ekonomi

Persentase kesesuaian usulan program kegiatan

bidang Ekonomi proses Buttom Up - Top Down

* Kab. = 85 %

* Prov. = 70

% * Pusat =

60 %

* Kab. =

90 % *

Prov

. = 60 % *

Pusat = 70 %

80.000

* Kab. =

95 % *

Prov

. = 80 % *

Pusat = 60 %

170.000

* Kab. =

95 % *

Prov

. = 90 % *

Pusat = 80 %

175.000

* Kab. = 95 %

* Prov. = 90 %

* Pusat = 90 %

175.000

* Kab. =

95 % *

Prov

. = 95 % *

Pusat = 95 %

175.000

* Kab. =

95 % *

Prov

. = 95 % *

Pusat = 95 %

775.000

Bappeda

Page 264: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 31

1 6 23 Program perencanaan sosial

budaya

Persentase kesesuaian usulan

program kegiatan bidang Sosial Budaya proses Buttom Up - Top

Down

* Kab. = 85 %

* Prov. = 70 %

* Pusat = 60 %

* Kab

. = 90 % *

Prov. = 60 % *

Pusat = 70 %

180.725

* Kab

. = 95 % *

Prov. = 80 % *

Pusat = 60 %

257.332

* Kab

. = 95 % *

Prov. = 90 % *

Pusat = 80 %

335.725

* Kab. = 95

% *

Prov. = 90

% *

Pusat = 90 %

335.725

* Kab

. = 95 % *

Prov. = 95 % *

Pusat = 95 %

280.322

* Kab

. = 95 % *

Prov. = 95 % *

Pusat = 95 %

1.389.829

Bappeda

1 6 24 Program perencanaan

prasarana wilayah dan sumber daya Alam

Persentase kesesuaian usulan

program kegiatan bidang Praswil dan SDA proses Buttom Up - Top Down

* Kab. = 85 %

* Prov. = 70 %

* Pusat = 60 %

* Kab

. = 90 % *

Prov. =

60 % *

Pusat = 70 %

364.845

* Kab

. = 95 % *

Prov. =

80 % *

Pusat = 60 %

429.845

* Kab

. = 95 % *

Prov. =

90 % *

Pusat = 80 %

429.845

* Kab. = 95

% *

Prov. = 90 % *

Pusat = 90 %

440.095

* Kab

. = 95 % *

Prov. =

95 % *

Pusat = 95 %

444.845

* Kab

. = 95 % *

Prov. =

95 % *

Pusat = 95 %

2.109.475

Bappeda

1 6 26 Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman

Persentase pemenuhan

dokumen perencanaan yang dipersyaratkan PPSP

33% 100%

75.000

100%

33.932

100%

33.932

100% 34.611

100%

35.303

100%

212.778

Bappeda

Page 265: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 32

1 6 27 Program Perencanaan

Pengembangan Infrastruktur Perkotaan dan Kawasan

Permukiman

Persentase pemenuhan

dokumen perencanaan pengembangan kawasan perkotaan

dan permukiman

0 0 -

50% 50.000

100%

50.000

100% 51.500

100%

53.075

100%

204.575

Bappeda

1 6 28 Program Pengembangan Sistem Pelaporan, Monitoring/

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah

Tingkat pemenuhan pelaporan pengendalian/ Monitoring dan

Evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah

100% 100%

326.140

100%

560.000

100%

260.000

100% 260.000

100%

561.111

100%

1.667.251

Bappeda

Persentase pemenuhan pelaporan pemda yang dipersyaratkan (LPPD, LKPJ, IPPD, LAKIP)

100% 100%

100.000

100%

130.338

100%

130.338

100% 130.338

100%

130.338

100%

621.352

Setda

Cakupan pengendalian administrasi atas program kegiatan

pembangunan

100% 100%

100%

100%

100% 100%

100%

Setda

1 7 Urusan Perhubungan

-

Page 266: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 33

1 7 15 Program Pembangunan

Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

Persentase realisasi pembangunan

terminal induk tipe B Kota Enrekang

10% 10% -

20% 325.000

-

-

-

35% 325.000

Dishub Kominfo

Adanya dokumen Perda tentang Jaringan Induk Pengembangan dan Peningkatan Jalan (Tatralok)

Belum ada Ada Ada Dishub Kominfo

1 7 16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan

Prasarana dan Fasilitas LLAJ

Persentase terminal tipe C yang berfungsi baik

75% 75% 30.000

25% 200.000

50% 50.000

25% 100.000

25% 25.000

95% 405.000

Dishub Kominfo

1 7 17 Program

peningkatan pelayanan angkutan

Tingkat ketertiban

mobilitas kendaraan barang dan orang

100% 100

%

254.941

25%

85.000

25%

110.000

25%

110.000

25%

110.000

100

%

669.941

Dishub

Kominfo

1 7 18 Program Pembangunan sarana & Prasarana

Perhubungan

Persentase realisasi pembangunan Sarana dan

Prasarana Perhubungan

40% 10% -

10% 50.000

10% 650.000

10% 440.000

10% 1.435.000

35% 2.575.000

Dishub Kominfo

1 7 19 Program

peningkatan dan pengamanan lalu

lintas

Tingkat angka

kecelakaan lalu lintas

10% 8%

511.764

2%

50.000

2%

100.000

2%

100.000

-

10%

761.764

Dishub

Kominfo

1 7 20 Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor

Persentase kendaraan barang/orang yang memiliki izin laik jalan

85% 85% -

85% 300.000

-

85% 50.000

85% 25.000

85% 375.000

Dishub Kominfo

Page 267: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 34

1 7 21 Program Pengembangan data

dan informasi bidang perhubungan

Persentase ketersediaan data

valid bidang perhubungan

80% 80% -

-

80% 259.000

-

80% 259.000

Dishub Kominfo

1 8 Urusan

Lingkungan Hidup

-

1 8 15 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Proporsi timbulan sampah yang terangkut (rata-rata harian)

59,50% 59,50%

2.399.849

62% 1.624.320

65% 1.579.130

70% 1.450.000

75% 1.212.585

75% 8.265.884

KLH-KP

Cakupan pelayanan persampahan

23.280 Jw (5.820 RT)

23.280 Jw (5.820 RT)

26.080 Jw (6.520 RT)

28.880 Jw (7.220 RT)

31.680 Jw (8.020 RT)

34.480 Jw (8.620 RT)

34.480 Jw (8.620 RT)

-

KLH-KP

1 8 16 Program

Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Rasio perusahaan

yang memiliki

kajian mengenai dampak lingkungan (Amdal, UKL, UPL)

40% 40%

127.895

45%

400.000

50%

650.000

55%

725.000

60%

850.000

60%

2.752.895

KLH-KP

Prosentase jumlah usaha dan atau kegiatan yang mentaati

persyaratan administrative dan teknis pencegahan pencemaran air

20% 20% 30% 50% 60% 90% 90% KLH-KP

Page 268: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 35

Prosentase jumlah pengaduan

masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan atau perusakan

lingkungan hidup yang ditindaklanjut

60% 100%

100%

100%

100% 100%

100%

KLH-KP

Jumlah Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis

0 1 Dok KLH

S RPJMD

225.000

-

1 Dok KLH

S RPJMD

225.000

Bappeda

Frekwensi koordinasi dan

pengawasan aktivitas pertambangan

- 60% 60% 37.500

70% 37.500

80% 37.500

90% 37.500

136 Kali

150.000

Setda

1 8 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Tingkat pengendalian kerusakan hutan dan lahan

50% 50% -

60% 240.000

70% 350.000

80% 405.000

90% 430.000

90% 1.425.000

KLH-KP

Adanya regulasi dan pemahaman regulasi tentang pengelolaan sumber daya alam

- Ada 75.000

Ada 98.500

Ada tambahan

regulasi

111.500

Ada 108.500

Ada tambahan

regulasi

121.500

Ada tambahan

regulasi

515.000

Setda

Frekwensi koordinasi pengendalian Sumber Daya Alam dan LH

- 10 Kali

10 Kali

10 Kali

10 Kali

10 Kali

50 Kali

Setda

Page 269: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 36

1 8 19 Program Peningkatan

Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Tingkat ketersediaan

informasi SDA dan LH yang dapat diakses masyarakat

40% 50% 125.000

55% 600.000

60% 780.000

65% 860.000

75% 800.000

75% 3.165.000

KLH-KP

-

1 8 24 Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)

Persentase luasan pengembangan dan pemeliharaan RTH perkotaan

40% 50% 652.374

60% 475.000

65% 525.000

70% 575.000

75% 725.000

75% 2.952.374

KLH-KP

1 8 25 Program Pengelolaan dan Penataan Keindahan Kota

Persentase taman-taman kota yang tertata, indah teduh dan bersih

50% 60% 246.811

70% 900.000

80% 469.999

90% 525.290

100%

595.000

100%

2.737.100

KLH-KP

1 8 26 Program Pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup

Jumlah sekolah peduli dan berwawasan lingkungan

- 22 Sekl

h

67.105

18 Sekl

h

50.000

20 Sekl

h

50.000

22 Seklh

75.000

25 Sekl

h

100.000

100 Sekl

h

342.105

KLH-KP

1 9 Urusan Pertanahan -

1 9 17 Program Penyelesaian

konflik-konflik pertanahan

Persentase konflik pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

-

-

Persentase konflik

pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85%

4.000

85%

4.000

90%

5.000

90%

6.000

90%

19.000

Kec.

Anggeraja

Page 270: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 37

Persentase konflik pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 2.000

85% 3.000

90% 3.500

90% 4.000

90% 12.500

Kec. Enrekang

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat

Kecamatan

85% 85% 85% 3.000

85% 3.000

90% 5.000

90% 5.000

90% 16.000

Kec. Bungin

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya

ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 85% 10.000

90% 15.000

90% 15.000

90% 40.000

Kec. Maiwa

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi

penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 5.000

85% 5.000

90% 5.000

90% 6.000

90% 21.000

Kec. Alla

Persentase konflik

pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85%

-

85%

3.500

85%

3.500

85%

5.000

85%

5.000

100

%

17.000

Kec. Malua

Page 271: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 38

Persentase konflik pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% -

Kec. Baraka

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya ditingkat

Kecamatan

85% 85% 85% 4.000

85% 5.000

90% 6.000

90% 7.000

90% 22.000

Kec. Curio

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi penyelesainnya

ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 85% 90% 90% 90% -

Kec. Cendana

Persentase konflik pertanahan yang difasilitasi

penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 4.000

90% 5.000

90% 5.000

90% 5.000

90% 19.000

Kec. Buntu Batu

Persentase konflik

pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85%

4.000

85%

4.000

90%

5.000

90%

5.000

90%

18.000

Kec. Masalle

Page 272: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 39

Persentase konflik pertanahan yang

difasilitasi penyelesainnya ditingkat Kecamatan

85% 85% 85% 5.000

85% 5.000

90% 5.000

90% 5.000

90% 20.000

Kec. Baroko

1 10 Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

-

1 10 15 Program Penataan

Administrasi Kependudukan

Persentase

penataan administrasi kependudukan

40% 45%

285.201

50%

285.000

60%

303.000

70%

350.000

80%

360.000

80%

1.583.201

Disduk

Capil

1 10 16 Peogram

peningkatan kualitas pelayanan pencatatan sipil

Persentase cakupan

pelayanan pencatatan sipil

50% 50%

75.000

55%

100.000

65%

115.000

75%

200.000

85%

210.000

85%

700.000

Disduk

Capil

1 10 17 Program peningkatan dan pengembangan data dan informasi Kependudukan

Persentase pengembangan data dan informasi kependudukan

60% 60% 130.031

70% 159.200

75% 165.400

80% 200.200

95% 170.693

95% 825.524

Disduk Capil

1 11 Urusan

Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak

-

1 11 15 Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan

Perempuan

Persentase perlindungan perempuan dan anak dari KDRT

75% 75% 60.213

75% 27.000

80% 35.000

85% 35.000

90% 40.000

90% 197.213

BKB-PP

1 11 16 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

Persentase SKPD teknis yang menerapkan PPRG

- 5% 22.000

30% 100.000

40% 65.000

65% 70.000

65% 90.000

70% 347.000

BKB-PP

Page 273: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 40

Jumlah Organisasi Wanita yang

mendapat pembinaan

- 20 OG

W

35.000

20 OG

W

25.000

20 OG

W

25.000

20 OGW

25.000

20 OG

W

25.000

20 OG

W

135.000

Setda

1 11 17 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Kasus Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

8 Kasus 8 Kasus

65.000

7 Kasus

130.000

6 Kasus

120.000

5 Kasus

135.000

4 Kasus

155.000

3 Kasus

605.000

BKB-PP

1 11 18 Program Peningkatan peran

serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan

Tingkat partisipasi perempuan dalam

proses perencanaan pembangunan daerah

25% 25% 102.787

30% 140.000

30% 162.000

35% 170.500

40% 165.000

40% 740.287

BKB-PP

Jumlah perempuan

yang mendapat pembinaan

160 org -

-

40

org

40

org

40

org

40

org

160

org

-

BKB-PP

Jumlah Posyandu yang terbina

10 Posyandu

12 Posyandu

564.000

45 Posyandu

628.000

51 Posyandu

685.000

60 Posyandu

700.000

75 Posyandu

700.000

75 Posyandu

3.277.000

BPMPD

1 12 Urusan Keluarga

Berencana dan

Keluarga Sejahtera

-

1 12 15 Program Keluarga Berencana

Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduk

1,07% 1,07%

1.230.692

1,05%

280.000

1,04%

370.000

1,03 360.000

1,0%

365.000

1,0%

2.605.692

BKB-PP

1 12 16 Program Kesehatan

Reproduksi Remaja

Persentase remaja

yang mengetahui kesehatan reproduksi secara dini

50% 50%

55.000

60%

107.000

65%

115.000

70%

125.000

75%

125.000

75%

527.000

BKB-PP

Page 274: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 41

1 12 17 Program pelayanan kontrasepsi

Persentase layanan calon peserta KB

menjadi peserta KB Aktif

- - 55.000

50% 40.000

60% 50.000

65% 50.000

75% 60.000

75% 255.000

BKB-PP

1 12 18 Program pembinaan peranserta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang madiri

Persentase masyarakat yang mengetahui pentingnya KB

65% 65% 145.000

70% 923.000

75% 936.360

80% 946.360

85% 951.360

85% 3.902.080

BKB-PP

Rata-rata usia perkawinan

Perempuan

18,6 Thn 18,6 Thn

19,5 Thn

19,5 Thn

19,5 Thn

20 Thn

20 Thn

BKB-PP

1 12 20 Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR

Cakupan pelayanan PIK dan KRR bagi Remaja

35% 35% 35.000

45% 40.000

60% 50.000

70% 45.000

75% 50.000

75% 220.000

BKB-PP

1 12 21 Program

peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS

Tingkat

pengetahuan masyarakat akan bahaya Narkoba dan HIV/AIDS

- -

-

25%

55.000

30%

70.000

35%

90.000

35%

90.000

35%

305.000

BKB-PP

1 12 23 Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina

keluarga

Persentase tenaga pendamping KBK yang aktif

45% 45% 86.000

50% 96.000

60% 102.000

65% 112.000

75% 125.000

75% 521.000

BKB-PP

1 12 25 Program Pengembangan Data dan Informasi KB

Persentase ketersediaan data

KB/KS yang akurat

75% 75% 200.000

75% 250.000

75% 290.000

75% 320.000

75% 355.000

75% 1.415.000

BKB-PP

1 13 Urusan Sosial -

Page 275: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 42

1 13 15 Program Pemberdayaan

Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

Persentase fakir miskin dan

kumintas adat terpencil yang diberdayakan

23% 20% 200.500

40% 120.000

60% 344.309

70% 345.000

80% 331.749

80% 1.341.557

Dissosnakert

rans

1 13 16 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

Persentase PMKS yang mendapat pelayanan / rehabilitasi

Kesejahteraan sosial

23% 15% 172.000

30% 55.000

45% 70.000

65% 95.000

80% 110.000

80% 502.000

Dissosnakert

rans

Tingkat ketepatan waktu / sasaran penyaluran Raskin

100% 100%

280.000

100%

285.000

100%

295.000

100% 310.000

100%

345.000

100%

1.515.000

BKB-PP

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/

bantuan dan pembinaan

85% 95% -

Persentase warga miskin kecamatan

yang mendapat

alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

11.000

100%

11.000

100% 12.000

100%

13.000

100%

47.000

Kec. Anggeraja

Page 276: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 43

Persentase warga miskin kecamatan

yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

3.000

100%

3.500

100% 4.000

100%

4.500

100%

15.000

Kec. Enrekang

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/ bantuan dan

pembinaan

85% 95% 100%

3.000

100%

3.000

100% 5.000

100%

5.000

100%

16.000

Kec. Bungin

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/

bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

100%

10.000

100% 100%

15.000

100%

25.000

Kec. Maiwa

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat

alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

5.000

100%

5.000

100% 5.000

100%

6.000

100%

21.000

Kec. Alla

Persentase warga

miskin kecamatan

yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100

%

5.000

100

%

5.000

100%

5.000

100

%

5.000

100

%

20.000

Kec. Malua

Page 277: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 44

Persentase warga miskin kecamatan

yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

8.000

30% 8.016

45% 11.031

65% 11.031

80% 38.078

Kec. Baraka

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/ bantuan dan

pembinaan

85% 95% 100%

10.000

100%

12.000

100% 13.000

100%

14.000

100%

49.000

Kec. Curio

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat alokasi program/

bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

100%

100% 100%

100%

-

Kec. Cendana

Persentase warga miskin kecamatan yang mendapat

alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

5.000

100%

6.000

100% 6.000

100%

6.000

100%

23.000

Kec. Buntu Batu

Persentase warga

miskin kecamatan

yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100

%

4.000

100

%

4.000

100%

5.000

100

%

6.000

100

%

19.000

Kec. Masalle

Page 278: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 45

Persentase warga miskin kecamatan

yang mendapat alokasi program/ bantuan dan pembinaan

85% 95% 100%

7.000

100%

7.000

100% 7.000

100%

7.000

100%

28.000

Kec. Baroko

1 13 17 Program pembinaan anak terlantar

Persentase anak terlantar yang mendapat pembinaan

23% 5% 15.000

15% 65.000

25% 75.000

35% 77.000

40% 50.000

60% 282.000

Dissosnakert

rans

1 13 18 Program pembinaan para penyandang

cacat dan trauma

Persentase penyandang cacat

yng mendapat program sosial

23% 4% 25.000

15% 39.250

30% 55.000

40% 60.000

60% 57.000

60% 236.250

Dissosnakert

rans

1 13 19 Program pembinaan

panti asuhan/ panti jompo

Jumlah panti

asuhan / panti jompo yang terbina

6 Panti 6

Panti

35.000

6

Panti

60.000

6

Panti

40.000

8

Panti

70.000

8

Panti

40.000

8

Panti

245.000

Dissosnakertrans

1 13 20 Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit sosial

lainnya)

Persentase eks penyandang masalah sosial yang mendapat

pembinaan kessos

23% - -

15% 30.000

25% 30.000

40% 30.000

-

60% 90.000

Dissosnakert

rans

1 13 21 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Persentase kelembagaan sosial yang diberdayakan

23% 20% 45.000

40% 110.000

50% 111.000

70% 112.000

80% 118.000

80% 496.000

Dissosnakert

rans

Page 279: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 46

Persentase realisasi penyaluran

bantuan sosial kepada lembaga sosial maupun perorangan

100% 100%

2.121.958

100%

1.000.000

100%

1.300.000

100% 1.500.000

100%

1.000.000

100%

6.921.958

Setda

1 13 22 Program bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial

Pesentase Bantuan dan Jaminan Sosial

23% 10% -

30% 311.000

50% 236.000

70% 245.000

80% 257.000

80% 1.049.000

Dissosnakert

rans

1 13 23 Program Pembinaan

Sumbangan dan Pengawasan Kegiatan Sosial

Persentase

pembinaan sumbangan dan bantuan sosial

23% 10%

40.000

20%

45.000

20%

48.000

20%

50.000

10%

53.000

80%

236.000

Dissosnakertrans

1 13 24 Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Frekwensi kegiatan fasilitasi dan pembinaan keagamaan

- 42 Kali

1.034.389

42 Kali

480.464

42 Kali

942.464

42 Kali

490.464

42 Kali

1.026.964

210 Kali

3.974.745

Setda

1 14 Urusan Ketenagakerjaan

-

1 14 15 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Persentase tenaga kerja yang mendapat pembinaan

20% 20% 37.000

40% 105.000

60% 80.000

80% 80.000

90% 120.000

90% 422.000

Dissosnakert

rans

1 14 16 Program

Peningkatan Kesempatan Kerja

Persentase

peningkatan kesempatan kerja

bagi masyarakat pencari kerja

20% 20%

77.000

40%

52.000

60%

58.000

80%

39.000

90%

39.000

90%

265.000

Dissosnakertrans

1 14 17 Program Perlindungan

Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

Persentase perlindungan

lembaga ketenagakerjaan

20% 20% 37.000

40% 37.000

60% 38.000

80% 76.500

90% 69.000

90% 257.500

Dissosnakert

rans

1 15 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah

-

Page 280: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 47

1 15 15 Program penciptaan iklim Usaha Kecil

Menengah yang kondusif

Persentase UMKM yang aktif/mandiri

30% 30% 10.500

38% 30.000

47% 30.000

56% 30.000

60% 30.000

60% 130.500

Diskuperind

ag,

1 15 16 Program

Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Persentase

peningkatan kapasitas SDM pelaku K-UMKM

4% 4%

-

7%

77.000

10%

110.000

13%

112.000

15%

112.000

15%

411.000

Diskuperindag,

1 15 17 Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Persentase KUMKM yang produktif

30% 40% 144.585

50% 317.875

60% 302.685

70% 322.073

75% 330.630

75% 1.417.848

Diskuperind

ag,

Jumlah KUMKM yang telah difaslitasi mendapatkan pembiayaan

1.718 Unit 1.718

Unit

1.784

Unit

1.850

Unit

1.916 Unit

1.976

Unit

1.976

Unit

Diskuperind

ag,

1 15 18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Persentase koperasi tidak aktif (135 unit) menjadi koperasi aktif

45,2% 48,1%

236.955

58,5%

424.875

63,0%

442.685,17

7

64,4% 464.073,08

8

67,4%

472.630,01

1

67,4%

2.041.217,

784

Diskuperind

ag,

1 16 Urusan Penanaman Modal

-

1 16 15 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Adanya SPIPISE Tdk Ada Tdk Ada

490.000

Ada 261.000

Ada 275.000

Ada 290.400

Ada 301.000

Ada 1.617.400

KPM-PTSP

Frekwensi Pameran

Promosi

12

Kali

12

Kali

12

Kali

12

Kali

12

Kali

60

Kali

KPM-PTSP

Frekwensi Pameran Promosi

2 Kali 2 Kali

125.000

4 Kali

160.000

6 Kali

160.000

7 Kali 160.000

9 Kali

160.000

28 Kali

765.000

Setda

Page 281: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 48

Jumlah investor/ perusahaan yeng

berminat berinvestasi disektor Tamben

24 Prshn 10 Prs

hn

70.000

15 Prs

hn

50.000

15 Prs

hn

50.000

15 Prshn

50.000

20 Prs

hn

50.000

75 Prs

hn

270.000

Distamben

1 16 16 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Realisasi Investasi Daerah

Rp.15 M

65.000

Rp.17,25M

15.000

Rp.19,83M

18.500

Rp.22,81 M

22.350

Rp.26,23 M

25.000

Rp.101,12 M

145.850

KPM-PTSP

1 17 Urusan Kebudayaan

-

1 17 15 Program Pengembangan Nilai Budaya

Persentase budaya yang dikembangkan atau dilestarikan

80% 80% 324.970

90% 730.000

95% 1.781.001

100% 1.974.427

100%

1.974.427

100%

6.784.825

Disdikbud

1 18 Urusan

Kepemudaan dan

Olah Raga

-

1 18 15 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

Persentase keserasian kebijakan Nasional dan daerah untuk kepemudaan

- - -

0% -

0% -

25% 40.000

0% -

100%

40.000

Dispopar

1 18 16 Program peningkatan peranserta kepemudaan

Persentase peningkatan peranserta kepemudaan

- 5% 50.000

20% 400.000

25% 658.996

25% 580.000

25% 510.000

25% 2.198.996

Dispopar

Jumlah generasi muda/ pemuda berprestasi yang dibina

- 10 org

15.000

10 org

14.000

10 org

14.000

10 org

14.000

10 org

14.000

50 org

71.000

Setda

Page 282: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 49

Frekwensi pembinaan

kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Anggeraja

- 1 Kali

22.500

1 Kali

11.000

1 Kali

11.000

1 Kali 12.000

1 Kali

13.000

5 Kali

69.500

Kec. Anggeraja

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat

kec. Enrekang

1 Kali

27.000

1 Kali

9.420

1 Kali

10.500

1 Kali 12.500

1 Kali

15.000

5 Kali

74.420

Kec. Enrekang

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi

olah raga tingkat kec. Bungin

1 Kali

24.000

1 Kali

16.000

1 Kali

16.000

1 Kali 20.000

1 Kali

20.000

5 Kali

96.000

Kec. Bungin

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda

melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Maiwa

1 Kali

33.000

1 Kali

-

1 Kali

15.000

1 Kali 15.000

1 Kali

15.000

5 Kali

78.000

Kec. Maiwa

Frekwensi

pembinaan

kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Alla

1

Kali

-

1

Kali

-

0%

-

0%

-

0%

-

0%

-

Kec. Alla

Page 283: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 50

Frekwensi pembinaan

kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Malua

1 Kali

-

1 Kali 5.000

1 Kali

5.000

5 Kali

10.000

Kec. Malua

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat

kec. Baraka

1 Kali

22.500

1 Kali

7.802

1 Kali

7.817

1 Kali 12.832

1 Kali

12.832

5 Kali

63.783

Kec. Baraka

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi

olah raga tingkat kec. Curio

1 Kali

16.500

1 Kali

15.000

1 Kali

16.000

1 Kali 17.000

1 Kali

18.000

5 Kali

82.500

Kec. Curio

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda

melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Cendana

1 Kali

10.500

1 Kali

5.000

1 Kali

7.000

1 Kali 10.000

1 Kali

10.000

5 Kali

42.500

Kec. Cendana

Frekwensi

pembinaan

kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Buntu Batu

1

Kali

12.000

1

Kali

5.000

1

Kali

6.000

1 Kali

6.000

1

Kali

8.000

5

Kali

37.000

Kec. Buntu

Batu

Page 284: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 51

Frekwensi pembinaan

kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat kec. Masalle

1 Kali

9.000

1 Kali

14.000

1 Kali

15.000

1 Kali 16.000

1 Kali

18.000

5 Kali

72.000

Kec. Masalle

Frekwensi pembinaan kelompok pemuda melaui kompetisi olah raga tingkat

kec. Baroko

1 Kali

7.500

1 Kali

6.000

1 Kali

6.000

1 Kali 6.000

1 Kali

8.000

5 Kali

33.500

Kec. Baroko

1 18 17 Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan

kecakapan hidup pemuda

Persentase pemuda yang memiliki kecakapan kewirausahaan

- - -

15% 40.000

15% 45.000

20% 95.000

20% 60.000

70% 240.000

Dispopar

1 18 18 Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

Persentase penurunan penyalahgunaan narkoba bagi pemuda

- - -

50% 50.000

-

-

-

50% 50.000

Dispopar

1 18 20 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

Jumlah event cabang olahraga yang mengangkat prestasi daerah

- 3 Event

247.074

3 Event

140.000

5 Event

240.000

7 Event

260.000

9 Event

290.000

27 Event

1.177.074

Dispopar

1 18 21 Peogram Peningkatan Sarana dan Prasarana Oleh

Raga

Jumlah fasilitas olah raga yang terbangun dan

refresentatif

- 10 Unit

558.372

1 Unit

230.939

4 Unit

306.000

4 Unit 225.010

4 Unit

270.000

26 Unit

1.590.321

Dispopar

Jumlah peralatan olah raga yang disediakan

- - 10 Jeni

s

10 Jeni

s

10 Jenis

10 Jeni

s

40 Jeni

s

Dispopar

Page 285: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 52

Jumlah fasilitas olah raga yang

dikelola dan ditangani secara operasional dan pemeliharaan

3 Unit 3 Unit

80.000

3 Unit

65.000

3 Unit

65.000

3 Unit 65.000

3 Unit

65.000

3 Unit

340.000

Setda/Dispo

par

1 19 Urusan Kesatuan

Bangsa dan Politik Dalam Negeri

-

1 19 15 Program peningkatan keamanan dan

kenyamanan

lingkungan

Angka kriminalitas per 10.000 penduduk

9,05 8,75 322.753

8,30 1.096.257

8,02 1.127.000

7,79 1.170.000

7,67 1.255.000

7,67 4.971.010

Kesbang Linmas Pol-

PP

1 19 16 Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak

kriminal

Rasio Pol-PP per 10.000 penduduk

7,89 8,02 373.000

8,29 225.000

8,71 245.000

8,91 290.000

10,87

290.000

10,87

1.423.000

Kesbang Linmas Pol-

PP

Persentase penanganan masalah Kantrantibmas di Kec. Anngeraja

85% 85% 6.000

85% 6.000

90% 6.000

90% 6.000

90% 7.000

100%

31.000

Kec. Anggeraja

Persentase

penanganan

masalah Kantrantibmas dikecamatan Enrekang

85% 85%

4.000

85%

4.000

85%

5.000

85%

5.500

85%

6.000

85%

24.500

Kec.

Enrekang

Persentase

penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Bungin

85% 85%

2.467

85%

2.467

85%

3.000

85%

4.500

85%

4.500

85%

16.934

Kec. Bungin

Page 286: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 53

Persentase penanganan

masalah Kantrantibmas dikecamatan Maiwa

85% 85% 2.000

85% 85% 85% 85% 85% 2.000

Kec. Maiwa

Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Alla

85% 85% 5.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 25.000

Kec. Alla

Persentase penanganan

masalah Kantrantibmas dikecamatan Malua

85% 85% 12.100

85% 6.000

85% 7.000

85% 8.500

85% 8.500

85% 42.100

Kec. Malua

Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Baraka

85% 85% 2.000

85% 2.000

85% 2.000

85% 2.000

85% 2.000

85% 10.000

Kec. Baraka

Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Curio

85% 85% 4.000

85% 5.000

85% 6.000

85% 7.000

85% 8.000

85% 30.000

Kec. Curio

Persentase

penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Cendana

85% 85%

5.000

85%

8.500

85%

10.000

85%

12.000

85%

15.000

85%

50.500

Kec.

Cendana

Page 287: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 54

Persentase penanganan

masalah Kantrantibmas dikecamatan Buntu Batu

85% 85% 4.000

85% 4.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 23.000

Kec. Buntu Batu

Persentase penanganan masalah Kantrantibmas dikecamatan Masalle

85% 85% 10.000

85% 5.000

85% 5.000

85% 6.000

85% 6.000

85% 32.000

Kec. Masalle

Persentase penanganan masalah

Kantrantibmas dikecamatan Baroko

85% 85% 13.836

85% 6.000

90% 14.000

90% 14.000

90% 14.000

100%

61.836

Kec. Baroko

1 19 17 Program pengembangan wawasan kebangsaan

Jenis Objek / media pengembangan wawasan kebangsaan

TMP / TMB & Pejuang Keperintisa

n

TMP /

TMB & Pejuang Kep

erintisan

157.000

TMP /

TMB & Pejuang Kep

erintisan

165.750

TMP /

TMB & Pejuang Kep

erintisan

95.000

TMP / TMB

& Pejua

ng Keperintisa

n

100.000

TMP /

TMB & Pejuang Kep

erintisan

105.000

TMP /

TMB & Pejuang Kep

erintisan

622.750

Dissosnakert

rans

Jumlah warga masyarakat yang mendapat pembinaan wawasan kebangsaan

- 153.352

12 KLP

113.352

12 KLP

113.352

12 KLP

113.352

12 KLP

113.352

48 Klp

606.760

Setda

1 19 19 Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan

Rasio Linmas per 10.000 Penduduk

38,31 39,11

34.571

39,32

35.000

39,54

37.000

40,54 45.000

41,13

30.000

41,13

181.571

Kesbang Linmas Pol-

PP

Page 288: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 55

Rasio Pos Siskamling per

Jumlah Desa

4,52 4,58 4,63 4,69 4,75 4,81 4,81 Kesbang Linmas Pol-

PP

Jumlah pelaku LSM/ Ormas yang

dibina dan diberdayakan untuk Trantib

- 60 org

58.353

60 org

125.000

60 org

125.000

60 org

125.000

60 org

125.000

300 org

558.353

Setda

1 19 21 Program pendidikan politik masyarakat

Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah

4 Ke8 8 Keg

22.000

3 Keg

78.000

4 Keg

91.000

5 Keg 95.000

5 Keg

110.000

25 Keg

396.000

Kesbang Linmas Pol-

PP

Jumlah kegiatan

pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

3 Keg 3

Keg

3

Keg

4

Keg

4 Keg 4

Keg

18

Keg

Kesbang

Linmas Pol-PP

1 19 23 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan

terhadap bencana

Tingkat penanganan mitigasi pengurangan

resiko/ dampak bencana

15% 15% 82.574

45% 550.000

50% 577.500

70% 604.643

80% 628.829

80% 2.443.546

BPBD

1 19 24 Program Tanggap Darurat dan Logistik Daerah

Tingkat Penanganan Darurat Bencana Daerah

25% 35% 422.731

45% 461.373

55% 484.442

65% 507.211

80% 527.500

80% 2.403.257

BPBD

1 19 25 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Pemangku

Kepentingan dalam Penanggulangan Bencana

Tingkat Partisipasi Masyarakat / Stakeholder dalam Penanggulangan Bencana

25% 35% 82.574

45% 225.000

55% 236.250

65% 247.354

80% 257.249

80% 1.048.427

BPBD

Page 289: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 56

1 20 Urusan Otonomi Daerah,

Pemerintahan Umum,

Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian

-

1 20 15 Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat

daerah

Tingkat realisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan anggota DPRD

100% 100%

3.116.723

100%

3.227.281

100%

3.388.450

100% 3.557.873

100%

3.735.765

100%

17.026.092

Setwan

1 20 16 Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah

Tingkat realisasi rencana aktivitas kedinasan Bupati/Wakil Bupati

100% 100%

3.244.118

100%

2.589.118

100%

2.789.118

100% 2.941.118

100%

2.981.966

100%

14.545.438

Setda

1 20 17 Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Tingkat pelaksanaan SOP dalam sistem pengelolaan keuangan daerah

100% 100%

4.677.691

95% 3.040.647

95% 3.192.680

95% 3.352.314

95% 3.519.930

95% 17.783.262

DPKAD

Prosentase Peningkatan PAD

14,9% 11,5%

11,5%

11,5%

11,5% 11,5%

57,5%

DPKAD

Persentase

Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 10.000

100%

11.000

100%

11.000

100% 13.000

100%

14.000

100%

59.000

Kec. Anggeraja

Persentase

Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90%

13.000

100

%

13.000

100

%

14.500

100%

15.000

100

%

15.500

100

%

71.000

Kec.

Enrekang

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 7.735

100%

4.825

100%

4.825

100% 5.378

100%

5.378

100%

28.141

Kec. Bungin

Page 290: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 57

Persentase

Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB

tepat waktu

80% 90% 6.501

100%

5.246

100%

5.246

100% 5.246

100%

5.246

100%

27.486

Kec. Maiwa

Persentase

Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90%

17.000

100

%

17.000

100

%

17.000

100%

17.000

100

%

18.000

100

%

86.000

Kec. Alla

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 10.000

100%

10.000

100%

10.000

100% 10.500

100%

10.500

100%

51.000

Kec. Malua

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 8.000

100%

8.000

100%

8.000

100% 8.000

100%

8.000

100%

40.000

Kec. Baraka

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB

tepat waktu

80% 90% 10.000

100%

15.000

100%

15.000

100% 16.000

100%

17.000

100%

73.000

Kec. Curio

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 5.000

100%

10.000

100%

10.000

100% 10.000

100%

10.000

100%

45.000

Kec. Cendana

Persentase Desa/Kel. Yang

menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 15.000

100%

14.500

100%

15.000

100% 15.000

100%

16.000

100%

75.500

Kec. Buntu Batu

Persentase Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB

tepat waktu

80% 90% 15.000

100%

15.000

100%

15.000

100% 15.000

100%

15.000

100%

75.000

Kec. Masalle

Persentase

Desa/Kel. Yang menyesaikan PBB tepat waktu

80% 90% 9.535

100%

11.000

100%

14.000

100% 15.000

100%

16.000

100%

65.535

Kec. Baroko

Tingkat keseuaian paket regulasi pengeloalaan keuangan daerah dengan regulasi

Pemerintah Pusat

90% 95% 758.276

100%

153.000

100%

159.121

100% 159.121

100%

153.000

100%

1.382.518

Setda

Page 291: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 58

1 20 18 Program pembinaan dan fasilitasi

pengelolaan keuangan Kabupaten

Persentase laporan pertanggungjawaba

n keuangan yang memenuhi standar akuntansi yang dipersyaratkan

100% 100%

473.204

95% 410.550

95% 431.077

95% 452.630

95% 475.261

95% 2.242.722

DPKAD

1 20 19 Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-

jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 18.000

100%

20.000

100%

21.000

100% 23.000

100%

24.000

100%

106.000

Kec. Anggeraja

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan

pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 22.500

100%

22.500

100%

24.000

100% 26.000

100%

27.500

100%

122.500

Kec. Enrekang

Persentase desa yang tertib dalam

pengelolaan dan

pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 15.357

100%

9.845

100%

9.845

100% 11.359

100%

11.359

100%

57.765

Kec. Bungin

Persentase desa

yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95%

13.332

100

%

13.272

100

%

13.272

100%

14.000

100

%

13.272

100

%

67.148

Kec. Maiwa

Page 292: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 59

Persentase desa yang tertib dalam

pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan

Desa

90% 95% 20.000

100%

21.000

100%

21.000

100% 21.000

100%

21.000

100%

104.000

Kec. Alla

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban

ADD/Keuangan

Desa

90% 95% 12.405

100%

13.000

100%

13.000

100% 13.000

100%

13.000

100%

64.405

Kec. Malua

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-

jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 40.000

100%

40.000

100%

40.000

100% 40.000

100%

40.000

100%

200.000

Kec. Baraka

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan

pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 20.000

100%

20.000

100%

20.000

100% 24.000

100%

24.000

100%

108.000

Kec. Curio

Persentase desa

yang tertib dalam

pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95%

10.000

100

%

10.000

100

%

10.000

100%

11.500

100

%

11.500

100

%

53.000

Kec.

Cendana

Page 293: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 60

Persentase desa yang tertib dalam

pengelolaan dan pertanggung-jawaban ADD/Keuangan

Desa

90% 95% 16.000

100%

20.000

100%

25.000

100% 30.000

100%

36.000

100%

127.000

Kec. Buntu Batu

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-jawaban

ADD/Keuangan

Desa

90% 95% 20.000

100%

20.000

100%

20.000

100% 20.000

100%

20.000

100%

100.000

Kec. Masalle

Persentase desa yang tertib dalam pengelolaan dan pertanggung-

jawaban ADD/Keuangan Desa

90% 95% 21.846

100%

23.000

100%

26.000

100% 30.000

100%

33.000

100%

133.846

Kec. Baroko

1 20 20 Program peningkatan sistem pengawasan

internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

Persentase cakupan pemeriksaan Reguler

100% 100%

1.546.153

100%

1.730.629

100%

1.829.962

100% 1.955.063

100%

2.009.128

100%

9.070.935

Inspektorat

Cakupan pemeriksaan audit

kinerja dan

pengujian SPIP

- - -

14 SKP

D

16 SKP

D

18 SKPD

20 SKP

D

20 SKP

D

Inspektorat

Tingkatan Kapasitas APIP

Level 1 Level 1

Level 1

Level 1+

Level 2

Level 2

Level 2

Inspektorat

Page 294: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 61

Tingkat penyelesaian kasus

pengaduan masyarakat

90% 100%

100%

100%

100% 100%

100%

Inspektorat

Tingkat penyelesaian tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan

80% 80% 710.773

90% 575.518

95% 595.518

98% 625.518

100%

625.518

100%

3.132.845

Setda

Jumlah aspek

/Bidang penelaahan dan analisis kebijakan KDH

2 Bidang 5

Bidang

5

Bidang

5

Bidang

5

Bidang

5

Bidang

5

Bidang

Setda

1 20 21 Program Peningkatan

Profesionalism

tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Tingkatan Kompetensi Aparat

Pengawasan

Level 1 Level 1

350.000

Level 1

350.000

Level 2

355.000

Level 2

370.000

Level 3

400.000

Level 3

1.825.000

Inspektorat

1 20 22 Program Penataan dan Penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur

pengawasan

Jumlah SKPD yang ditetapkan sebagai Zona Integritas

- 6 SKPD

5 SKPD

67.000

5 SKPD

73.700

5 SKPD

81.070

5 SKPD

89.177

26 SKPD

310.947

Setda

1 20 25 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

Jumlah dokumen perjanjian kerjasama Pemda dengan daerah/lembaga lain

9 MoU 8 MoU

147.110

10 MoU

127.110

10 MoU

127.110

10 MoU

127.110

10 MoU

127.110

40 MoU

655.550

Setda

1 20 26 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

Persentase realisasi Prolegda yang ditetapkan menjadi Perda

80% 80% 435.483

80% 150.000

80% 150.000

80% 155.000

80% 160.000

80% 1.050.483

Setda

Persentase Penetapan Ranperda menjadi Perda

100% 100%

408.623

100%

944.273

100%

944.273

100% 991.467

100%

1.002.727

100%

4.291.363

Setwan

Page 295: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 62

Prosentase Ketersedeiaan

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tang dipersyaratkan

dalam Penanggulangan Bencana

30% 30% 58.110

75% 250.000

85% 262.500

95% 274.838

100%

285.832

100%

1.131.280

BPBD

1 20 27 Program Penataan Daerah Otonomi Baru

Jumlah Kecamatan dan Desa yang dimekarkan

0 0 73.211

1 Kec.

5 Desa

135.211

1 Kec.

5 Desa

135.211

1 Kec. 5

Desa

135.211

1 Kec.

5 Desa

135.211

4 Kec. 20 Desa

614.055

Setda

1 20 28 Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi dan Kelembagaan

Pemerintah Daerah

Tingkat pelaksanaan sistem pengendalian adminitrasi pemerintahan,

Kepegawaian, pembangunan dan

administrasi umum

Pemda

100% 100%

939.679

75% 973.718

80% 880.218

85% 1.007.818

90% 946.398

95% 4.747.831

Setda

Persentase pelaksanaan PATEN di tingkat Kecamatan sesuai yang dipersyaratkan

- 80% 80% 90% 100% 100%

100%

Setda

Adanya dokumen Grand Desain dan Roadmap Reformasi

Birokrasi Daerah

Tidak ada Tidak

ada

-

Ada Ada -

Ada -

Ada -

Ada Setda

1 20 30 Program peningkatan

kapasitas sumberdaya aparatur

Rasio Pejabat Eselon II yang telah

mengikuti Diklatpim II

50% 60%

1.094.000

70%

1.094.000

80%

1.080.000

90%

1.180.000

100%

1.280.000

100%

5.728.000

BKD

Rasio Pejabat Eselon III yang telah mengikuti Diklatpim III

55% 65% 75% 85% 95% 100%

100%

BKD

Page 296: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 63

Rasio Pejabat Eselon IV yang telah

mengikuti Diklatpim IV

65% 70% 80% 85% 90% 100%

100%

BKD

1 20 31 Program

Peningkatan Pelayanan Terpadu

Tingkat Kepuasan

Masyarakat dalam Pelayanan Perizinan/ Non Perizinan

83,77% 85%

444.386

85%

236.491

85%

243.491

85%

251.191

85%

256.491

85%

1.432.049

KPM-PTSP

Jumlah jenis

perizinan dan Non Perizinan yang dikelola secara terpadu

15 Jenis 67

Jenis

67

Jenis

67

Jenis

67

Jenis

67

Jenis

67

Jenis

KPM-PTSP

Jumlah perizinan / non perizinan yang

diterbitkan

1.834 buah 2.000

bua

h

2.000

bua

h

2.000

bua

h

2.000 buah

2.000

bua

h

10.000

bua

h

KPM-PTSP

Jumlah layanan perizinan / non perizinan yang diterbitkan melalui Mobil On Line

200 buah

250 buah

300 buah

350 buah

400 buah

1.500

buah

KPM-PTSP

1 20 32 Program peningkatan Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelayanan perizinan

Jumlah medai sosialisasi dan himbauan perizinan

26 buah

25.000

26 buah

200.000

26 buah

214.000

26 buah

229.400

26 buah

240.000

129 buah

908.400

KPM-PTSP

1 20 33 Program Percepatan

Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pengawasan

Persentase

penyelesaian tindak lanjut

37,23% 50%

100.000

55%

102.772

60%

105.609

65%

116.170

70%

119.603

70%

544.154

Inspektorat

Page 297: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 64

1 20 34 Program Pembinaan dan Pengembangan

Aparatur

Pesentase keterisian jabatan struktural

90% 92%

991.000

94%

991.000

96%

1.130.000

98%

1.130.000

100%

1.130.000

100%

5.372.000

BKD

Rasio jumlah

pegawai berdasarkan ABK

63% 64% 65% 66% 67% 68% 68% BKD

Rasio pegawai yang berkualifikasi S1

52% 55% 57% 60% 63% 65% 65% BKD

1 20 35 Program Pembinaan

Pra Purna Tugas

Persentase

penerbitan SK Pensiun tepat waktu

80%

225.000

90%

225.000

95%

257.000

100%

257.000

100

%

257.000

100

%

1.221.000

BKD

1 20 36 Program Peningkatan Pelayanan Pengadaan dan

pembinaan penyedia Barang dan Jasa

Cakupan impelemtasi sistem pengadaan barang dan jasa secara

elektronik

70% 75% 740.658

80% 560.673

80% 561.650

80% 606.821

80% 607.549

80% 3.077.351

Setda

Jumlah penyedia jasa konstruksi yang dibina

- 100 Prsh

110 Prsh

121 Prsh

133 Prsh

146 Prsh

610 Prsh

Setda

1 20 37 Program Pengelolaan dan Pengembangan Asset Pemerintah Daerah

Persentase aset pemda yang telah berkekuatan hukum

95% 100%

230.048

95% 375.900

95% 394.695

95% 414.429

95% 435.150

100%

1.850.222

DPKAD

Persentase aset pemda yang

terinventarisir memenuhi standar administrasi

50% 80% 90% 100%

100% 100%

100%

DPKAD

Page 298: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 65

Persentase aset pemda yang

terinventarisir memenuhi standar administrasi

50% 80% 80% 290.252

90% 290.252

90% 290.252

100%

290.252

100%

1.161.008

Setda

1 20 38 Program Pengembangan Ketatalaksanaan Pemerintahan Daerah

Tingkat penerapan regulasi dan pedoman tatalaksana penyelenggaraan pemerrintahan daerah

75% 80% 463.281

85% 556.600

85% 450.560

85% 495.616

85% 545.178

85% 2.511.235

Setda

1 20 39 Program Penanganan Hukum dan Pembinaan

Kesadaran Hukum/HAM

Persentase penganganan permasalahan hukum Pemda

dengan pihak lain

100% 100%

100%

318.482

100%

318.482

100% 318.482

100%

318.482

100%

1.273.928

Setda

Jumlah kelompok masyarakat sadar hukum

3 Klp 3 Klp

3 Klp

4 Klp

4 Klp 5 Klp

5 Klp

Setda

Persentase PNS yang menghadapi masalah hukum

lalu mendapat bantuan/ perlindungan hukum

- 90% 75.567

95% 38.500

95% 39.500

95% 42.500

95% 44.000

95% 240.067

Setkop

1 20 40 Program Pengembangan Kesejahteraan

Angota Korpri

Persentase Anggota Korpri yang madapat

pelayanan/ difasilitasi ketika meninggal dan Purnabakti

- 65% 30.000

100%

41.500

100%

46.500

100% 53.300

100%

56.500

100%

227.800

Setkop

Page 299: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 66

1 20 41 Program

Pengembangan Kapasitas

Kelembagaan Korpri

Persentase

pemenuhan pembentukan

organisasi Dewan Pengurus Korpri Kabupaten dan

Instansi yang aktif

- -

-

85%

23.000

90%

17.000

100%

10.000

100

%

19.800

100

%

69.800

Setkop

1 20 42 Program Peningkatan Kualitas Mental Spiritual PNS

Jumlah PNS / Anggota Korpri yang mendapat pembinaan Karakter/ Mental Spiritual

- - -

90% 52.000

90% 56.000

90% 64.000

90% 67.500

239.500

Setkop

1 21 Urusan Ketahanan

Pangan

-

1 21 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

Total produksi komoditi tanaman

pangan

* Padi = 52.116 Ton * Jagung = 48.611 Ton *Kedelai = 583 Ton

* Padi

= 54.362 Ton

*

Jagung

= 49.361 Ton *Kedela

i =

593 Ton

555.632

* Padi

= 56.608 Ton

*

Jagung

= 50.111 Ton *Kedela

i =

602 Ton

570.000

* Padi

= 58.854 Ton

*

Jagung

= 50.860 Ton *Kedela

i =

612 Ton

590.000

* Padi =

61.100 Ton

* Jagun

g =

51.610 Ton *Kedelai = 621 Ton

620.000

* Padi

= 63.346 Ton

*

Jagung

= 52.360 Ton *Kedela

i =

631 Ton

675.000

* Padi

= 63.346 Ton

*

Jagung

= 52.360 Ton *Kedela

i =

631 Ton

3.010.632

Distanbun

1 21 17 Program pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan

Tingkat Konsumsi Energi Masyarakat

1,197 kkal/kapita/hr

minimal 2000 kkal/ka

pita/hr

825.000

minimal 2000 kkal/ka

pita/hr

720.000

minimal 2000 kkal/ka

pita/hr

720.000

minimal 2000 kkal/kapita/hr

750.000

Energi 2000 kkal/ka

pita/hr

790.000

Energi 2000 kkal

/kapita/hr

3.805.000

KKP

Tingkat Konsumsi Protein Masyarakat

49,2 gram/kap/hr

minimal 52 gra

m/k

minimal 52 gram/k

ap/

minimal 52 gram/k

ap/

minimal 52 gram/kap/

hr

minimal 52 gram/k

ap/

minimal 52 gram/k

ap/

KKP

Page 300: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 67

ap/

hr

hr hr hr hr

Tingkat Pola Pangan Harapan (PPH)

87,20% 88,50%

89,50%

91,50%

92,50%

93%

93% KKP

1 21 18 Program pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan rawan pangan

Volume Cadangan Pangan Daerah

- -

230.000

20 Ton

320.000

40 Ton

330.000

60 Ton

330.000

60 Ton

1.210.000

KKP

Jumlah Desa yang memiliki cadangan pangan / Desa

Mandiri Pangan

- -

3 Desa

3 Desa

3 Desa

1 Desa

10 Desa

KKP

Persentase penanganan daerah rawan pangan

50% 54%

60%

65%

70%

70%

70% KKP

1 21 19 Program

pengembangan distribusi dan harga pangan

Persentase

ketersediaan informasi harga pangan

40% 60%

-

75%

75.000

90%

75.000

90%

80.000

90%

85.000

90%

315.000

KKP

1 22 Urusan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

-

1 22 15 Program

Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan /

Kelurahan

Jumlah kader

pemberdayaan masyarakat (KPM) yang ditingkatkan kapasitasnya

70 org -

1.571.110

32

org

540.000

64

org

565.000

97

org

665.000

129

org

685.000

129

org

4.026.110

BPMPD

Persentase realisasi pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat (PNPM-MP)

100% 100%

100%

100%

100% 100%

100%

BPMPD

Page 301: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 68

Persentase realisasi pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

19.000

100%

21.000

100%

21.500

100% 24.000

100%

26.000

100%

111.500

Kec. Anggeraja

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

23.000

100%

53.000

100%

57.500

100% 60.000

100%

62.500

100%

256.000

Kec. Enrekang

Persentase realisasi pelaksanaan program

pemberdayaan

masyarakat (PNPM)

100% 100%

12.513

100%

9.876

100%

10.033

100% 10.930

100%

11.099

100%

54.451

Kec. Bungin

Persentase realisasi

pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100

%

20.066

100

%

46.640

100

%

18.181

100%

17.890

100

%

16.317

100

%

119.094

Kec. Maiwa

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

10.000

100%

50.000

100%

50.000

100% 60.000

100%

60.000

100%

230.000

Kec. Alla

Persentase realisasi pelaksanaan

program

pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

9.670

100%

15.500

100%

17.500

100% 19.000

100%

19.000

100%

80.670

Kec. Malua

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan

masyarakat (PNPM)

100% 100%

15.000

100%

15.000

100%

15.000

100% 15.000

100%

15.000

100%

75.000

Kec. Baraka

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

10.000

100%

30.000

100%

30.000

100% 36.000

100%

39.000

100%

145.000

Kec. Curio

Page 302: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 69

Persentase realisasi pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

5.000

100%

30.000

100%

30.000

100% 30.000

100%

30.000

100%

125.000

Kec. Cendana

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

8.000

100%

26.000

100%

26.000

100% 31.000

100%

31.000

100%

122.000

Kec. Buntu Batu

Persentase realisasi pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

13.000

100%

36.400

100%

36.400

100% 38.400

100%

40.000

100%

164.200

Kec. Masalle

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM)

100% 100%

26.774

100%

28.516

100%

30.060

100% 32.500

100%

35.500

100%

153.350

Kec. Baroko

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-PISEW)

100% 100%

280.000

100%

200.000

100%

200.000

100% 200.000

100%

200.000

100%

1.080.000

Bappeda

Persentase realisasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-PISEW)

100% 100%

645.039

100%

400.000

100%

550.000

100% 650.000

100%

761.000

100%

3.006.039

DPU

1 22 16 Program

pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Jumlah BUMDes

yang dibentuk/difasilitasi

1 Unit 12

Unit

75.000

32

Unit

202.000

62

Unit

338.000

92

Unit

350.000

112

Unit

350.000

112

Unit

1.315.000

BPMPD

Page 303: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 70

1 22 17 Program peningkatan

partisipasi masyarakat dalam membangun desa

Tingkat partisipasi masyarakat dalam

mendukung BBGRM

50% 60% 80.000

70% 160.000

80% 225.000

90% 200.000

100%

211.400

100%

876.400

BPMPD

1 22 18 Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Jumlah aparatur pemerintahan desa yang ditingkatkan kapasitasnya

- 62 org

260.000

146 org

280.000

230 org

500.000

314 org

550.000

398 org

650.000

398 org

2.240.000

BPMPD

1 22 20 Program Pembinaan Administrasi serta

Penataan Pemerintahan dan Wilayah Administratif Desa/ Kelurahan

Persentase desa/ kelurahan yang

memiliki data base (Profil Desa sesuai ketentuan

30% 60% 100.000

70% 791.375

80% 450.000

90% 637.568

100%

700.000

100%

2.678.943

BPMPD

1 22 21 Program pengembangan kelembagaan masyarakat di Perdesaan/Kelurahan

Jumlah pengurus BPD dan LKSMD/K yang ditingkatkan kompetensinya

25 org 25 org

140.000

100 org

230.000

100 org

300.000

100 org

400.000

100 org

400.000

425 org

1.470.000

BPMPD

1 22 22 Program pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG)

Jumlah pelaku usaha/ usaha tani yang memanfaatkan TTG

10 Klp 26 Klp

100.000

68 Klp

437.759

120 Klp

484.820

172 Klp

500.000

228 Klp

600.000

228 Klp

2.122.579

BPMPD

1 23 Urusan Statistik -

1 23 15 Program pengembangan data/informasi/statistik daerah

Persentase ketersediaan data dan informasi Statistik Daerah

50% 60% 125.000

80% 100.000

80% 100.000

90% 100.000

90% 100.000

90% 525.000

Bappeda

1 24 Urusan Kearsipan -

Page 304: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 71

1 24 19 Program Pengembangan dan

peningkatan pengelolaan arsip daerah

Persentase arsip penting daerah yang

disimpan di Depo Arsip

25% 25% 145.820

30% 282.250

35% 95.000

40% 135.000

50% 202.000

50% 860.070

KPA-PDE

1 25 Urusan Komunikasi dan Informatika

-

1 25 15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Persentase data potensi dan program pemda yang dipublikasikan ke masyarakat

90% 90% 713.509

90% 565.000

90% 555.000

90% 558.000

90% 430.000

95% 2.821.509

Dishub Kominfo

Persentase data dan infromasi kegiatan pemda yang dipublikasikan ke masyarakat

100% 100%

316.951

80% 605.514

80% 606.910

80% 654.165

80% 656.646

100%

2.840.186

Setda

Frekwensi publikasi / jumpa pers hasil keputusan DPRD

4 Kali/ Thn 4 Kali

/ Thn

26.000

4 Kali

/ Thn

26.000

4 Kali

/ Thn

27.299

4 Kali/ Thn

28.660

4 Kali

/ Thn

30.098

20 Kali

138.057

Setwan

1 25 17 Program fasilitasi

Peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

Persentase

peningkatan SDM anggota KIM terhadap ICT

75% 75%

34.000

75%

50.000

75%

50.000

75%

50.000

75%

50.000

75%

234.000

Dishub

Kominfo

1 25 19 Program

Pengembangan

Telematikan E-Government

Persentase

penggunaan sistem

elektronik dalam pengelolaan pemerintahan

60% 60%

275.000

65%

250.000

70%

250.000

75%

250.000

80%

250.000

80%

1.275.000

KPA-PDE

1 26 Urusan Perpustakaan

-

Page 305: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 72

1 26 21 Program Pengembangan

budaya baca dan Pembinaan Perpustakaan

Julmah kunjungan perpustakaan

Umum

21.385 org 23.524

org

540.231

25.662

org

292.800

27.801

org

410.300

29.939 org

397.500

32.078

org

397.766

32.078

org

2.038.597

KPA-PDE

1 26 22 Program

Pengelolaan Perpustakaan Berbasis IT

Jumlah

perpustaaakn sekolah yang menggunakan sistem otomasi perpustakaan

0 9

275.000

11

15.000

13

60.000

16

87.539

18

89.000

67

526.539

KPA-PDE

Persentase

penggunaan teknologi dalam pengelolaan perpustakaan umum

50% 60% 70% 80% 90% 100

%

100

%

KPA-PDE

1 26 23 Program

Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Desa dan Kelurahan

Jumlah

perpustakaan sekolah, Desa/ Kelurahan yang terkelola baik

50 55

56.286

60

211.000

65

200.000

60

200.000

80

200.000

80

867.286

KPA-PDE

] 26 24 Program Pembelajaran Masyarakat

Berbasis IT

Jumlah kelompok masyarakat yang mampu

memanfaatkan / mengaplikasikan IT

0 0 -

100 Org

48.000

-

100 Org

40.000

-

200 Org

88.000

KPA-PDE

2 Urusan Pilihan -

2 1 Urusan Pertanian -

2 1 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Cakupan binaan kelompok tani yang mendapat bantuan

5% (70 KT dari 1.404

KT)

5% 30.000

10% 376.789

15% 390.000

20% 450.000

25% 475.000

25% 1.721.789

Distanbun

Page 306: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 73

Jumlah P3A/GP3A aktif dalam

pengelolaan sisten irigasi partisipatif

5 P3A 5 P3A

5 P3A

5 P3A

5 P3A 5 P3A

25 P3A

Distanbun

Jumlah pelaku usaha peternakan yang mendapat pembinaan melalui pelatihan dan Sekolah Lapang

10 Klp -

3 Klp

30.000

3 Klp

40.000

3 Klp 40.000

3 Klp

40.000

12 Klp

150.000

Disnakin

Jumlah Kelompok Tani Mandiri

11 Klp 12 Klp

465.753

13 Klp

316.000

14 Klp

346.000

15 Klp

380.000

16 Klp

416.500

17 Klp

1.924.253

BP4K

2 1 17 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian /perkebunan

Volume transaksi pemasaran komoditi pertanian di STA

972 Ton 1.020

Ton

357.429

1.071

Ton

570.000

1.125

Ton

726.863

1.181 Ton

857.058

1.240

Ton

880.000

1.240

Ton

3.391.350

Distanbun

Jumlah sarana prasarana fisik STA

yang berfungsi sesuai

peruntukannya

2 Unit 2 Unit

3 Unit

4 Unit

5 Unit 6 Unit

6 Unit

Distanbun

2 1 18 Program

peningkatan penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

Volumen

ketersediaan bibit Bawang Merah di

IKB Saruran

12 Ton 12

Ton

200.000

12

Ton

500.000

12

Ton

550.000

12

Ton

600.000

12

Ton

625.000

12

Ton

2.475.000

Distanbun

Volumen ketersediaan bibit Kentang di IKB Masalle

100 rb umbi

100 rb umbi

100 rb umbi

100 rb umbi

100 rb

umbi

100 rb umbi

100 rb umbi

Distanbun

Page 307: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 74

Jumlah ketersediaan alat

dan mesin pertanian

11 Unit 15 unit

20 unit

25 Unit

30 Unit

35 Unit

125 Unit

Distanbun

2 1 19 Program

peningkatan produksi pertanian/perkebunan

Panjang JUT yang

ditingkatkan menjadi JUT Produksi

5.000 m 1.00

0 m

12.254.447

1.00

0 m

11.000.000

1.00

0 m

11.400.000

1.000

m

11.850.000

1.00

0 m

12.190.000

5.00

0 m

58.694.447

Distanbun

Tingkat alih fungsi lahan persawahan

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Distanbun

Luasan Lahan Tidur yang diolah menjadi lahan produktif

0 Ha dari 1.146 Ha

- -

15 Ha

20 Ha

25 Ha 30 Ha

90 Ha

Distanbun

Tingkat serangan

OPT Tanaman Palawija

5%

(1.079 Ha dari 21.599

Ha)

5% 5% 5% 5% 5% 5% Distanbun

Tingkat serangan OPT Tanaman Hortikultura

10% (184 Ha

dari 1.844

Ha)

10% 10% 10% 10% 10% 10% Distanbun

Jumlah pelaku Ushata Tani yang menerapkan Sistem Pertanian Organik

5 Klp 5 Klp

5 Klp

10 Klp

10 Klp

15 Klp

45 Klp

Distanbun

Total produksi komoditi Bawang Merah (Ton)

39.295 41.468

43.323

45.489

47.76

3

50.151

50.151

Distanbun

Total produksi komoditi Kentang (Ton)

817 930

1.04

2

1.15

5

1.267

1.38

0

1.38

0

Distanbun

Page 308: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 75

Total produksi komoditi Cabe (Ton)

251 377

565

734

881

969

969

Distanbun

Total produksi komoditi Kopi (Ton)

7.918 8.01

5

8.21

0

8.40

9

8.611

8.81

6

8.81

6

Distanbun

Total produksi komoditi Kakao (Ton)

7.018 7.12

8

7.30

0

7.47

5

7.653

7.83

5

7.83

5

Distanbun

Total produksi komoditi tembakau

25 Ton 39 Ton

96.302

45 Ton

105.000

45 Ton

115.000

45 Ton

120.000

45 Ton

125.000

45 Ton

561.302

Setda

2 1 20 Program pemberdayaan penyuluh

pertanian/perkebunan lapangan

Persentase PPL yang kualifikasi ahli

- 18% 1.094.606

19% 1.300.000

20% 1.431.500

21% 1.509.000

22% 1.555.000

22% 6.890.106

BP4K

2 1 21 Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit ternak

Jumlah vaksinasi ternak/ Hewan

Peliharaan

25.000 ST 25.000

ST

605.750

20.000

ST

485.000

21.000

ST

460.000

22.000 ST

550.000

22.000

ST

670.000

110.000

ST

2.770.750

Disnakin

2 1 22 Program peningkatan produksi hasil peternakan

Luasan HMT yang disediakan

204 Ha 221 Ha

2.345.118

10 Ha

3.115.000

5 Ha

3.601.021

10 Ha 3.703.927

10 Ha

3.773.961

256 Ha

16.539.027

Disnakin

Populasi Sapi

Potong

45.250 Ek

56.451 Ek

63.1

76 Ek

70.7

02 Ek

79.12

4 Ek

88.5

49 Ek

88.5

49 Ek

Disnakin

Populasi Sapi Perah 1.083 Ek 1.642

Ek

1.801

Ek

1.976

Ek

2.369 Ek

2.594

Ek

2.594

Ek

Disnakin

Populasi Kerbau 3.271 Ek 3.862

Ek

3.966

Ek

4.072

Ek

4.275 Ek

4.489

Ek

4.489

Ek

Disnakin

Populasi Kambing 34.224 Ek 35.500 Ek

42.079 Ek

44.603 Ek

47.280 Ek

50.116 Ek

50.116 Ek

Disnakin

Populasi Ayam Kampung/Buras

155.214 Ek 157.500 Ek

134.113 Ek

195.160 Ek

206.870 Ek

219.282 Ek

219.282 Ek

Disnakin

Page 309: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 76

Jumlah kelahiran ternak dengan

teknologi IB

802 Ek 1.000

Ek

1.000

Ek

1.250

Ek

1.500 Ek

1.750

Ek

1.750

Ek

Disnakin

2 1 23 Program peningkatan pemasaran hasil

produksi peternakan

Jumlah sarana pemasaran penjulan ternak

- - 130.987

1 Unit

442.650

1 Unit

495.000

1 Unit 495.000

1 Unit

495.000

4 Unit

2.058.637

Disnakin

2 1 24 Program peningkatan penerapan teknologi petemakan

Jumlah KT yang mampu menerapkan teknologi peternakan tepat guna

2 Klp 3 Klp

100.000

1 Klp

245.000

1 Klp

330.000

1 Klp 350.000

1 Klp

380.000

7 Klp

1.405.000

Disnakin

2 1 25 Program Pembangunan Kawasan Peternakan

Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan peternakan

15% 15% 25% 1.300.000

35% 1.340.000

45% 1.440.000

45% 1.440.000

45% 5.520.000

Disnakin, DPU, KLH-

KP, Diskuperind

ag, Distamben

2 1 26 Program Pembangunan Kawasan

Perkebunan

Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana

Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan Perkebunan

20% 20% 25% 750.000

35% 750.000

45% 750.000

60% 750.000

60% 3.000.000

Distanbun, DPU, KLH-

KP,

Diskuperindag

Page 310: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 77

2 1 27 Program Pembangunan

Kawasan Hortikultura

Persentase pemenuhan

kebutuhan Sarana Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan

Hortikultura

35% 35% 45% 750.000

55% 750.000

65% 750.000

75% 750.000

75% 3.000.000

Distanbun, DPU,

Distamben, KLH-KP,

Diskuperindag

2 2 Urusan Kehutanan -

2 2 15 Program

Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Jumlah produksi

hasil hutan kayu dan bukan kayu : * Kayu * Rotan * Getah Pinus

* Kokon * Madu/Lebah madu

480 m³ 200 Ton 42,3 Ton

5.724Kg 254 Kg

1.200 m³

270Ton 511

Ton 6.010Kg 267 Kg

238.000

1.200 m³

300Ton 600

Ton 6.310Kg 281 Kg

265.000

1.200 m³

350Ton 650

Ton 6.625Kg 295 Kg

277.000

1.200 m³ 400To

n 700 Ton

6.956Kg 310 Kg

283.000

1.200 m³

450Ton 750

Ton 7.304Kg 326 Kg

293.000

1.200 m³

450Ton 750

Ton 7.304Kg 326 Kg

1.356.000

Dishut

2 2 16 Program rehabilitasi

hutan dan lahan

Luasan lahan kritis

yang direhabilitasi

37.543 Ha 371

Ha

2.575.884

862

Ha

1.289.000

917

Ha

1.353.000

982

Ha

1.363.000

1.05

2

Ha

1.419.000

4.18

4

Ha

7.999.884

Dishut

2 2 17 Perlindungan dan

konservasi sumber daya hutan

Kubikasi Illegal

Logging

35 m³ 33,2

5 m³

335.000

31,5

8 m³

578.000

30,0

0 m³

607.000

28,50

620.000

27,0

8 m³

644.000

27,0

8 m³

2.784.000

Dishut

Luasan Kasus Kebakaran Hutan

85 Ha 80,75

Ha

76,71

Ha

72,87

Ha

69,23 Ha

65,77

Ha

65,77

Ha

2 2 21 Program Pemantapan Kawasan Hutan

Luas kawasan hutan yang dikendalikan

75.882 Ha 72.658 Ha

160.000

71.616 Ha

150.000

71.616 Ha

157.000

71.616 Ha

160.000

71.616 Ha

166.000

71.616 Ha

793.000

Dishut

Page 311: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 78

2 2 22 Program Pemberdayaan

Masyarakat sekitar Hutan

Luasan hutan yang dikelola berbasis

kerakyatan

90 Ha 4.993

Ha

-

2.195

Ha

110.000

1.820

Ha

116.000

1.765 Ha

119.000

1.737

Ha

123.000

12.510

Ha

468.000

Dishut

2 2 23 Program

Pengembangan Kawasan Konservasi

Jumlah species

tanaman koleksi di Kebun Raya Maspul Enrekang

484

Species

534

Species

-

577

Species

960.000

620

Species

1.009.000

665

Species

1.028.000

706

Species

1.064.000

706

Species

4.061.000

Dishut,

DPU, KLH-KP, Disnakin

Persentase pemenuhan kebutuhan Sarana Prasarana Produksi

dan Infrastruktur Kawasan Konservasi Kebun Raya Maspul Enrekang

35% 35% 45% 55% 65% 75% 75% Dishut, DPU, KLH-

KP, Disnakin

2 3 Urusan Energi dan Sumberdaya

Mineral

-

2 3 15 Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

Jumlah Satuan Pemegang IUP

19 IUP 22 IUP

95.000

25 IUP

150.000

28 IUP

150.000

31 IUP

150.000

34 IUP

150.000

34 IUP

695.000

Distamben

2 3 16 Program pengawasan dan penertiban kegiatan

rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

Luasan Area PETI berkurang

8 Ha 6.5 Ha

269.850

5 Ha

250.000

3,5 Ha

250.000

2 Ha 250.000

0,5 Ha

250.000

0,5 Ha

1.269.850

Distamben

2 3 17 Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan

Rasio elektrifikasi 96.96 % 97.29%

2.625.036

97.65%

2.750.000

98.01%

2.825.000

98.45%

2.875.000

98.87%

2.925.000

98.87%

14.000.036

Distamben

Page 312: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 79

2 3 18 Program Pengembangan dan

penerapan energi alternatif

Jumlah satuan energi baru

terbarukan

13 unit PLTMH

14 unit

PLTMH

3.340.548

14 unit

PLTMH

3.350.000

14 unit

PLTMH

3.350.000

14 unit

PLTMH

3.350.000

14 unit

PLTMH

3.350.000

14 unit

PLTMH

16.740.548

Distamben

0 unit

PLTS

94

unit PLTS

50

unit PLTS

50

unit PLTS

50

unit PLTS

50

unit PLTS

294

unit PLTS

Distamben

0 Unit Biogas

30 Unit Biogas

30 Unit Biogas

30 Unit Biogas

30 Unit Bioga

s

30 Unit Biogas

150 Unit Biogas

Distamben

19 Program pembinaan

dan pengembangan Bidang Migas Dan Panas Bumi

Pencapaian Kinerja

pengelolaan bahan bakar Minyak dan gas

2 SPBU, 2

Agen LPG

- 2

SPBU, 2 Agen

LPG

50.000

2

SPBU, 2 Agen

LPG

70.000

2

SPBU, 2

Agen LPG

70.000

2

SPBU, 2 Agen

LPG

70.000

2

SPBU, 2 Agen

LPG

260.000

Distamben

20 Pogram Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian

Pengelolaan Air Tanah

Jumlah Satuan unit pemakai dan pengguna AP dan

ABT

1 PLTMH - 2 PLTMH

50.000

1 PLTMH

70.000

1 PLTM

H

70.000

1 PLTMH

70.000

5 PLTMH

260.000

Distamben

21 Program Pemetaan dan Penyelidikan Geologi, Sumber Daya Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi serta

Eksplorasi dan Penyediaan Air tanah

Adanya Data Eksplorasi Marmer, informasi dan Peta Geologi tata lingkungan

3 Dok - 1 Dok

100.000

1 Dok

100.000

- 100.000

- 100.000

- 400.000

Distamben

2 4 Urusan Pariwisata -

2 4 15 Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

Persentase peningkatan

kunjungan wisata daerah

- 10% 115.000

20% 115.000

20% 100.000

20% 100.000

20% 145.000

90% 575.000

Dispopar

2 4 16 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

Jumlah obyek wisata yang menjadi daya tarik kunjungan wisatawan

- 2 Objek

498.550

2 Objek

410.000

1 Objek

150.001

1 Objek

255.309

1 Objek 6 Dewi 1 Pkt Wst

355.238

7 Objek 6 Dewi 1 Pkt Wst

1.669.098

Dispopar

Page 313: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 80

2 4 17 Program Pengembangan

Kemitraan Pariwisata

Persentase pengembangan

kemitraan dan SDM kepariwisataan daerah

- - -

-

1 Per

da

25.000

6 Pok darwi

s

30.000

-

100% 1

Perda 6 Pok dar

wis

55.000

Dispopar

2 5 Urusan Kelautan

dan Perikanan

-

2 5 20 Program pengembangan budidaya perikanan

Jumlah Produksi Perikanan

697 Ton 698 Ton

2.759.007

777 Ton

2.643.000

856 Ton

2.753.000

1.033 Ton

2.929.000

1.253

Ton

3.105.000

1.253

Ton

14.189.007

Disnakin

2 5 23 Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan

Jumlah Sarana Prasarana Pemasaran produksi perikanan

5 Unit 4 Unit

600.808

4 Unit

1.180.000

4 Unit

1.105.000

4 Unit 1.210.000

3 Unit

1.085.000

19 Unit

5.180.808

Disnakin

2 5 24 Program

pengembangan kawasan budidaya Perikanan air tawar

Jumlah stok bibt

ikan air tawar

100.000 Ek -

-

100.

000 Ek

30.000

115.

000 Ek

30.000

135.0

00 Ek

35.000

150.

000 Ek

50.000

600.

000 Ek

145.000

Disnakin

2 5 25 Program Peningkatan Kesejahteraan Pembudidaya Ikan

Jumlah kelompok pembudidaya ikan yang aktif memenuhi standar kelembagaan

47 Poldakan

425.000

57 Poldakan

425.000

57 Poldakan

435.000

57 Poldakan

435.000

218 Poldakan

1.720.000

Disnakin

2 5 26 Program

Pembangunan Kawasan Perikanan

Darat

Persentase

pemenuhan kebutuhan Sarana

Prasarana Produksi dan Infrastruktur Kawasan Perikanan Darat

35% 35% 45%

250.000

55%

250.000

65%

250.000

75%

250.000

75%

1.000.000

Disnakin,

DPU, Diskuperind

ag

Page 314: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 81

2 6 Urusan Perdagangan

-

2 6 15 Program

Perlindungan Konsumen dan pengamanan

perdagangan

Persentase

penurunan jenis barang kadaluarsa yang beredar

12,7

1%

96.500

25,4

2%

189.000

38,1

4%

175.000

50,85

%

184.000

66,1

0%

186.000

66,1

0%

830.500

Diskuperindag

Persentase penurunan jenis barang beredar yang mengandung bahan berbahaya

13,33%

26,67%

40,00%

53,33%

66,67%

66,67%

Diskuperind

ag

Persentase penggunaan alat UTTP legal

62% 64% 72% 78% 84% 90% 90% Diskuperind

ag

2 6 17 Program Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor

Persentase volume barang ekspor yang

memenuhi standar kualitas

48,50% 50% 55% -

60% 60.000

65% 65.000

70% 67.000

70% 192.000

Diskuperind

ag

2 6 18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam

Negri

Persentase pelaku usaha yang memiliki legalitas usaha

62% 65% 788.123

68% 917.474

72% 872.970

76% 864.673

80% 861.730

80% 4.304.970

Diskuperind

ag

Tingkat penataan pedagang dalam pasar Kabupaten

17% 26% 30% 35% 40% 45% 45% Diskuperind

ag

Tingkat

pemanfaatan informasi harga dan

Distribusi bahan pokok

5% 10% 15% 20% 25% 30% 30%

Diskuperindag

Page 315: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 82

2 6 19 Program Pembinaan pedagang kaki lima

dan asongan

Persentase peningkatan PKL

yang diberi fasilitas dan dibina

1,5% 1,5%

2% 80.000

3% 85.000

4% 90.000

5% 92.000

5% 347.000

Diskuperind

ag

2 6 20 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perdagangan

Persentase pasar desa strategis yang

tersedia

33% 47% 301.645

50% 149.875

55% 179.000

60% 211.073

70% 225.130

70% 1.066.723

Diskuperind

ag

2 7 Urusan Industri -

2 7 16 Program

Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Persentase pelaku

IKM yang mandiri / aktif

48% 50%

165.500

55%

176.875

60%

182.685

65%

191.000

70%

198.000

70%

914.060

Diskuperindag

2 7 17 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

Persentase pelaku IKM yang memanfaatkan Teknologi

16% 25% 181.000

30% 203.000

35% 206.000

45% 214.073

50% 215.073

50% 1.019.146

Diskuperind

ag

2 7 18 Program Penataan Struktur Industri

Persentase produk IKM yang memiliki merek

17% 17% 11.458

20% 45.000

25% 54.000

30% 59.000

40% 59.557

40% 229.015

Diskuperind

ag

Persentase produk IKM yang memiliki sertifikat Halal

43% 43% 55% 60% 65% 75% 75% Diskuperind

ag

2 8 Urusan Ketransmigrasian

-

2 8 16 Program

Transmigrasi Lokal

Persentase

penanganan transmigrasi lokal

0% 10%

22.000

20%

30.000

30%

30.000

40%

50.000

50%

30.000

50%

162.000

Dissosnakertrans

PROGRAM DAN KEGIATAN PADA

SETIAP SKPD

-

Page 316: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 83

01 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 779.132

90% 779.100

95% 848.089

100% 859.244

100%

901.943

100%

4.167.508

Bappeda

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 1.585.900

90% 2.485.900

95% 1.735.900

100% 1.735.900

100%

1.735.900

100%

9.279.500

Disdikbud

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 6.141.685

90% 5.209.000

95% 5.522.500

100% 5.572.500

100%

5.742.500

100%

28.188.185

Diskes

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 4.709.820

90% 5.194.987

95% 5.547.936

100% 5.994.258

100%

6.477.193

100%

27.924.194

RSU Maspul

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

1.638.324

100

%

1.789.000

100

%

1.832.000

100%

1.830.000

100

%

1.830.000

100

%

8.919.324

DPU

Page 317: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 84

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 679.182

90% 59.000

95% 61.950

100% 64.862

100%

67.457

100%

932.451

BPBD

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 1.370.700

90% 1.309.590

90% 1.259.938

90% 1.311.416

90% 1.226.213

100%

6.477.857

Dishub Kominfo

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 1.519.218

90% 1.685.000

90% 1.828.000

90% 1.953.000

90% 2.033.000

100%

9.018.218

KLH KP

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 1.161.492

70% 1.074.349,

161

75% 1.103.631,

664

80% 1.096.773,

093

95% 1.154.355,

042

100%

5.590.601

Disduk Capil

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

578.500

90%

636.727

95%

652.696

100%

674.852

100

%

635.009

100

%

3.177.785

BKB PP

Page 318: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 85

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 692.862

90% 736.743

95% 736.743

100% 736.743

100%

799.000

100%

3.702.090

Dissos Naker Trans

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 838.439

80% 873.402

85% 928.902

90% 997.000

95% 1.034.000

95% 4.671.743

Diskuperind

ag

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 1.236.857

90% 418.150

95% 433.458

100% 462.967

100%

451.046

100%

3.002.479

Kesbang Linmas Pol

PP

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 3.643.010

90% 2.511.590

90% 2.486.814

90% 2.739.259

90% 2.591.950

90% 13.972.623

Setda

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

4.229.705

90%

4.392.691

95%

4.479.878

100%

4.696.448

100

%

4.923.200

100

%

22.721.922

Setwan

Page 319: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 86

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 1.478.993

95% 1.039.549

95% 1.143.962

95% 1.218.452

95% 1.263.474

95% 6.144.430

DPKAD

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 643.959

90% 664.256

95% 661.822

100% 661.822

100%

661.822

100%

3.293.679

KPM PTSP

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 795.519

90% 797.742

95% 832.022

100% 873.247

100%

894.961

100%

4.193.491

Inspektorat

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 39.050

100%

117.300

100%

128.500

100% 139.300

100%

142.500

100%

566.650

Setkop

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

475.000

90%

475.000

95%

438.000

100%

458.000

100

%

466.000

100

%

2.312.000

BKD

Page 320: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 87

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 440.160

90% 458.000

95% 463.000

100% 463.000

100%

463.000

100%

2.287.160

KKP

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 575.580

90% 557.770

95% 567.005

100% 600.000

100%

600.000

100%

2.900.355

BPMPD

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 404.780

90% 511.083

95% 516.866

100% 500.000

100%

523.499

100%

2.456.228

KPA PDE

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 1.451.346

90% 1.600.000

95% 1.700.000

100% 1.800.000

100%

1.900.000

100%

8.451.346

Distanbun

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

812.424

90%

1.033.000

95%

1.063.400

100%

1.090.000

100

%

1.190.000

100

%

5.188.824

Disnakin

Page 321: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 88

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 517.348

90% 730.000

95% 730.000

100% 750.000

100%

761.000

100%

3.488.348

BP4K

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 820.500

90% 859.000

95% 863.000

100% 871.000

100%

890.000

100%

4.303.500

Dishut

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 623.474

90% 422.359

95% 529.660

100% 687.966

100%

681.395

100%

2.944.854

Distamben

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

-

20% 833.000

20% 863.000

20% 873.000

20% 898.000

100%

3.467.000

Dispopar

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

461.500

100

%

464.039

100

%

465.400

100%

484.087

100

%

488.640

100

%

2.363.666

Kec.

Anggeraja

Page 322: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 89

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 501.180

90% 495.479

95% 535.100

100% 541.421

100%

548.337

100%

2.621.517

Kec. Enrekang

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 288.284

90% 313.667

95% 320.667

100% 363.182

100%

363.182

100%

1.648.984

Kec. Bungin

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 440.932

90% 443.205

95% 453.206

100% 460.520

100%

479.200

100%

2.277.063

Kec. Maiwa

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 460.860

90% 467.298

95% 475.860

100% 487.910

100%

500.564

100%

2.392.492

Kec. Alla

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

274.453

90%

284.150

95%

298.300

100%

305.000

100

%

308.000

100

%

1.469.903

Kec. Malua

Page 323: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 90

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 445.210

90% 445.210

95% 445.210

90% 445.210

95% 445.210

100%

2.226.050

Kec. Baraka

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 327.240

90% 283.099

95% 309.802

100% 314.342

100%

318.500

100%

1.552.984

Kec. Curio

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai standar dan

prosedur yang ada

80% 85% 324.170

90% 322.767

95% 338.116

100% 349.627

100%

362.884

100%

1.697.564

Kec. Cendana

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi perkantoran sesuai

standar dan prosedur yang ada

80% 85% 310.540

100%

284.934

100%

299.319

100% 307.823

100%

310.730

100%

1.513.346

Kec. Buntu Batu

Tingkat Pelayanan

Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85%

270.870

90%

279.770

95%

281.270

100%

284.700

100

%

297.514

100

%

1.414.124

Kec. Masalle

Page 324: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 91

Tingkat Pelayanan Adminsitrasi

perkantoran sesuai standar dan prosedur yang ada

80% 85% 328.447

100%

301.446

100%

313.001

100% 322.333

100%

325.115

100%

1.590.341

Kec. Baroko

02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 187.525

90% 165.400

90% 199.244

90% 205.845

90% 205.845

90% 963.859

Bappeda

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 250.000

90% 1.210.000

90% 650.000

90% 650.000

90% 650.000

90% 3.410.000

Disdikbud

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 1.465.679

90% 1.943.000

90% 1.975.000

90% 2.100.000

90% 2.100.000

90% 9.583.679

Diskes

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

60% 65%

906.200

71%

1.847.251

76%

1.387.500

80%

1.275.625

80%

1.469.219

80%

6.885.795

RSU Maspul

Page 325: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 92

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 276.269

100%

334.000

100%

409.000

100% 289.000

100%

459.906

90% 1.768.175

DPU

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 199.109

90% 169.519

90% 177.995

90% 186.361

90% 193.816

90% 926.800

BPBD

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 143.500

90% 145.000

90% 265.000

90% 200.000

90% 165.000

90% 918.500

Dishub Kominfo

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 466.203

80% 645.000

85% 705.000

90% 715.000

100%

750.000

100%

3.281.203

KLH KP

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

245.000

65%

290.000

70%

245.000

75%

277.000

85%

295.000

90%

1.352.000

Disduk

Capil

Page 326: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 93

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 65.500

90% 135.000

90% 150.500

90% 163.200

90% 168.500

90% 682.700

BKB PP

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 257.238

90% 306.000

90% 311.000

90% 306.000

90% 337.000

90% 1.517.238

Dissos Naker Trans

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 228.088

60% 258.098

65% 216.000

70% 228.500

75% 258.000

75% 1.188.686

Diskuperind

ag

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 158.269

90% 179.000

90% 184.000

90% 188.000

90% 188.000

90% 897.269

Kesbang Linmas Pol

PP

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

2.317.811

90%

1.846.759

90%

1.887.062

90%

2.001.678

90%

1.972.421

90%

10.025.731

Setda

Page 327: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 94

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 546.300

90% 485.100

90% 682.180

90% 716.291

90% 619.805

90% 3.049.676

Setwan

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 3.844.813

90% 2.000.146

90% 2.050.304

90% 2.104.758

90% 2.102.995

90% 12.103.016

DPKAD

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 205.860

90% 143.500

90% 161.000

90% 177.151

90% 188.411

90% 875.922

KPM PTSP

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 441.210

90% 304.373

90% 297.210

90% 264.631

90% 267.074

90% 1.574.498

Inspektorat

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

10.000

95%

46.200

90%

56.500

90%

57.700

90%

44.300

90%

214.700

Setkop

Page 328: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 95

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 127.000

100%

147.000

100%

127.000

100% 157.000

100%

157.000

100%

715.000

BKD

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 170.840

90% 250.000

90% 240.000

90% 250.000

90% 275.000

90% 1.185.840

KKP

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 207.500

90% 557.500

90% 650.500

90% 350.000

90% 250.000

90% 2.015.500

BPMPD

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 96.240

90% 130.000

90% 109.190

90% 115.000

90% 120.000

90% 570.430

KPA PDE

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

253.289

90%

253.289

90%

260.000

90%

260.000

90%

275.000

90%

1.301.578

Distanbun

Page 329: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 96

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 167.070

90% 535.000

90% 548.557

90% 545.000

90% 565.000

90% 2.360.627

Disnakin

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 810.140

90% 720.000

90% 720.000

90% 740.000

90% 750.450

90% 3.740.590

BP4K

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 206.000

90% 140.000

90% 143.000

90% 143.000

90% 143.000

90% 775.000

Dishut

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 172.000

90% 100.000

90% 100.000

90% 100.000

90% 100.000

90% 572.000

Distamben

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

-

1

Pak

et 2

Unit Kend

229.000

1

Pak

et 1

Unit Kend

179.000

1

Paket

2 Unit Kend

229.000

1

Pak

et 2

Unit Kend

229.000

5

Pak

et 7

Unit kend

866.000

Dispopar

Page 330: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 97

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 55.000

100%

37.000

100%

52.500

100% 50.500

100%

54.500

100%

249.500

Kec. Anggeraja

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 59.000

90% 75.180

90% 56.396

90% 67.500

90% 75.500

90% 333.576

Kec. Enrekang

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 82.820

90% 63.240

90% 77.240

90% 34.900

90% 35.000

90% 293.200

Kec. Bungin

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 53.913

90% 59.402

90% 59.402

90% 94.189

90% 74.000

90% 340.905

Kec. Maiwa

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

47.240

90%

47.240

90%

57.320

90%

65.000

90%

67.000

90%

283.800

Kec. Alla

Page 331: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 98

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 80.905

100%

64.284

100%

67.519

100% 71.323

100%

74.730

100%

358.761

Kec. Malua

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 24.000

90% 26.957

90% 29.000

90% 74.840

90% 72.310

90% 227.107

Kec. Baraka

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan

Perlengkapan)

75% 85% 58.000

90% 71.000

90% 65.000

90% 65.000

90% 65.000

90% 324.000

Kec. Curio

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran

(Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 39.000

90% 51.000

90% 52.000

90% 57.000

90% 58.000

90% 257.000

Kec. Cendana

Tingkat pemenuhan

kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85%

25.500

90%

64.000

90%

56.000

90%

62.000

90%

66.000

90%

273.500

Kec. Buntu

Batu

Page 332: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 99

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras

dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 32.000

90% 42.491

90% 57.580

90% 63.330

90% 63.000

90% 258.401

Kec. Masalle

Tingkat pemenuhan kebutuhan Sapras dasar Perkantoran (Peralatan dan Perlengkapan)

75% 85% 33.129

100%

69.000

100%

56.000

100% 65.000

100%

68.000

100%

291.129

Kec. Baroko

03 Program peningkatan disiplin aparatur

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 30.000

100%

900.000

100%

100% 100%

100%

930.000

Disdikbud

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 20.000

100%

150.000

100%

-

100% 150.000

100%

-

100%

320.000

Diskes

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% 43.970

60% 52.000

70% 55.000

80% 60.000

90% 60.000

100%

270.970

KLH KP

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 2.500

100%

45.000

100%

100% 25.000

100%

25.000

100%

97.500

BKB PP

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 12.458

100%

45.000

100%

49.000

100% 24.000

100%

52.000

100%

182.458

Diskuperind

ag

Page 333: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 100

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% 53.100

100%

100.000

100%

105.000

100% 115.000

100%

115.000

100%

488.100

Kesbang Linmas Pol

PP

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85%

10.600

100

%

25.000

100%

-

100

%

35.600

KPA PDE

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 10.600

85% 439.807

85% 318.788

85% 350.667

90% 824.963

90% 1.944.825

Setda

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 95% 55.650

95% 58.432

95% 61.353

95% 64.420

95% 239.855

DPKAD

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

80%

-

100

%

15.000

100

%

50.000

100%

175.000

100

%

240.000

Dishub

Kominfo

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 342.500

100%

213.500

100%

224.175

100% 235.384

100%

247.153

100%

1.262.712

Setwan

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 30.600

100%

20.000

100%

23.500

100% 27.350

100%

30.000

100%

131.450

KPM PTSP

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% 33.613

100%

35.563

100%

39.119

100% 43.031

100%

46.727

100%

198.053

Inspektorat

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 25.056

100%

20.000

100%

20.000

100% 20.000

100%

20.000

100%

105.056

Disnakin

Page 334: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 101

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% 100%

20.000

100%

16.400

100% 39.900

100%

17.200

100%

93.500

Dissos Naker Trans

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

Dispopar

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

52.500

100%

100%

52.500

BP4K

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% 6.500

100%

8.000

100%

8.000

100% 8.000

100%

8.000

100%

38.500

Dishut

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85%

-

100

%

138.750

100

%

159.563

100%

183.496

100

%

211.020

100

%

692.829

RSU Maspul

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

35% 41.000

55% 95.000

65% 9.000

70% 9.300

100%

154.300

Disdukcapil

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

20.000

100%

20.000

100% 25.000

100%

30.000

100%

95.000

Distanbun

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% -

100%

100%

3.500

100% 100%

100%

3.500

Kec. Buntu Batu

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

100%

3.500

100% 100%

100%

3.500

Kec. Baroko

Page 335: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 102

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% -

100%

100%

6.600

100% 100%

100%

6.600

Kec. Maiwa

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85%

-

100

%

85%

26.000

100%

-

100

%

23.000

100

%

49.000

Kec. Baraka

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

85% 10.000

100% 11.000

100%

12.000

100%

33.000

Kec. Anggeraja

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

Kec. Enrekang

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

Kec. Alla

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

Kec. Curio

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

Kec. Cendana

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% -

100%

14.500

100%

14.500

100% 16.000

100%

16.000

100%

61.000

Kec. Malua

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

100%

100% 100%

11.000

100%

11.000

Kec. Bungin

Page 336: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 103

Tingkat keseragaman

pakaian dinas Apratur

80% 85% -

100% 7.000

100%

7.000

100%

14.000

Kec. Masalle

Tingkat

keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85%

-

100

%

11.500

100

%

100% 100

%

2.000

100

%

13.500

Setkop

Tingkat keseragaman pakaian dinas

Apratur

80% 85% -

100%

20.000

100%

20.000

100% 50.751

100%

30.751

100%

121.502

Bappeda

05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 144.250

85% 144.250

85% 144.250

85% 144.250

85% 165.000

85% 742.000

Bappeda

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 70.000

85% 85% 85% 85% 85% 70.000

Disdikbud

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 60.000

85% 110.000

85% 165.000

85% 165.000

85% 155.000

85% 655.000

Diskes

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 183.000

85% 250.000

85% 325.000

85% 422.500

85% 549.250

85% 1.729.750

RSU Maspul

Page 337: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 104

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% 300.000

100%

400.000

100%

400.000

100% 450.000

100%

450.000

85% 2.000.000

DPU

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 50.000

85% 55.000

85% 57.750

85% 60.465

85% 62.884

85% 286.099

BPBD

Tingkat kompetensi

aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80%

105.000

85%

50.000

85%

200.000

85%

100.000

85%

100.000

85%

555.000

Dishub

Kominfo

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 65.000

55% 100.000

60% 100.000

65% 100.000

70% 100.000

75% 465.000

KLH KP

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 30.000

60% 30.000

70% 45.000

80% 40.000

90% 45.000

85% 190.000

Disduk Capil

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 20.000

85% 50.000

85% 35.000

85% 40.000

85% 46.000

85% 191.000

BKB PP

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 53.000

85% 55.000

85% 70.000

85% 54.681

85% 80.000

85% 312.681

Dissos Naker Trans

Page 338: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 105

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% 81.473

45% 200.000

55% 276.098

65% 314.500

70% 320.000

70% 1.192.071

Diskuperind

ag

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 44.000

85% 105.000

85% 115.000

85% 100.000

85% 85.000

85% 449.000

Kesbang Linmas Pol

PP

Tingkat kompetensi

aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80%

366.907

85%

868.500

85%

898.830

85%

1.052.218

85%

1.187.482

85%

4.373.937

Setda

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 732.570

85% 447.575

85% 447.575

85% 469.954

85% 483.450

85% 2.581.124

Setwan

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 300.000

90% 500.000

90% 500.000

90% 550.000

90% 550.000

90% 2.400.000

DPKAD

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 100.000

85% 100.000

85% 103.500

85% 107.350

85% 110.000

85% 520.850

KPM PTSP

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 330.000

85% 350.000

85% 380.000

85% 400.000

85% 410.000

85% 1.870.000

Inspektorat

Page 339: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 106

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% -

85% 20.000

85% 20.800

85% 13.000

85% 14.000

85% 67.800

Setkop

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 70.000

85% 70.000

70% 100.000

75% 106.725

80% 106.607

80% 453.332

BKD

Tingkat kompetensi

aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80%

30.000

85%

35.000

85%

35.000

85%

35.000

85%

35.000

85%

170.000

KKP

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 50.000

85% 214.000

85% 50.000

85% 100.000

85% 70.000

85% 484.000

BPMPD

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 35.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 155.000

KPA PDE

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 59.421

85% 60.000

85% 60.000

85% 70.000

85% 80.000

85% 329.421

Distanbun

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 95.120

85% 250.000

85% 290.000

85% 290.000

85% 310.000

85% 1.235.120

Disnakin

Page 340: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 107

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% 25.000

85% 110.000

85% 155.591

85% 170.438

85% 180.000

85% 641.029

BP4K

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 100.000

85% 120.000

85% 120.000

85% 120.000

85% 120.000

85% 580.000

Dishut

Tingkat kompetensi

aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80%

150.000

85%

150.000

85%

150.000

85%

150.000

85%

150.000

85%

750.000

Distamben

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

-

16% 50.000

16% 50.000

16% 60.000

16% 80.000

80% 240.000

Dispopar

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 29.000

85% 30.000

85% 31.000

85% 32.000

85% 33.000

85% 155.000

Kec. Anggeraja

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 34.000

85% 24.000

85% 25.000

85% 35.000

85% 37.000

85% 155.000

Kec. Enrekang

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 19.000

85% 19.000

85% 19.000

85% 25.000

85% 30.000

85% 112.000

Kec. Bungin

Page 341: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 108

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% 31.751

85% 49.346

85% 56.645

85% 57.800

85% 60.800

85% 256.343

Kec. Maiwa

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 19.000

85% 21.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 35.000

85% 135.000

Kec. Alla

Tingkat kompetensi

aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80%

31.000

85%

31.000

85%

33.000

85%

35.000

85%

40.000

85%

170.000

Kec. Malua

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan

fungsi

75% 80% 29.160

85% 29.160

85% 29.160

85% 29.160

85% 29.160

85% 145.800

Kec. Baraka

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 29.000

85% 40.000

85% 35.000

85% 35.000

85% 40.000

85% 179.000

Kec. Curio

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 25.500

85% 30.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 30.000

85% 145.500

Kec. Cendana

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 29.000

85% 25.000

85% 28.000

85% 29.000

85% 29.000

85% 140.000

Kec. Buntu Batu

Page 342: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 109

Tingkat kompetensi aparatur sesuai

tugas pokok dan fungsi

75% 80% 34.000

85% 30.000

85% 32.000

85% 33.000

85% 33.000

85% 162.000

Kec. Masalle

Tingkat kompetensi aparatur sesuai tugas pokok dan fungsi

75% 80% 29.000

85% 25.055

90% 26.000

90% 27.000

90% 29.000

85% 136.055

Kec. Baroko

06 Program

peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Tingkat

ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90%

3.877

90%

3.877

95%

3.877

100%

3.877

100

%

3.877

100

%

19.383

Bappeda

Tingkat

ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90%

6.001

90%

15.000

95%

15.000

100%

15.000

100

%

15.000

100

%

66.001

Disdikbud

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang

dipersyaratkan

85% 90% 21.500

90% 22.000

95% 22.500

100% 22.500

100%

22.500

100%

111.000

Diskes

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 8.000

90% 8.000

95% 8.000

100% 8.000

100%

8.000

100%

40.000

RSU Maspul

Page 343: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 110

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 15.600

100%

38.500

100%

38.500

100% 36.000

100%

36.000

100%

164.600

DPU

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 2.333

90% 3.566

95% 3.744

100% 3.920

100%

4.077

100%

17.640

BPBD

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 14.850

90% 16.000

95% 16.000

100% 16.000

100%

16.000

100%

78.850

Dishub Kominfo

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 4.700

80% 25.000

85% 25.000

90% 25.000

100%

25.000

100%

104.700

KLH KP

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 7.000

60% 10.000

70% 10.000

80% 10.000

90% 10.000

100%

47.000

Disduk Capil

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 6.000

90% 15.000

95% 15.000

100% 15.000

100%

15.000

100%

66.000

BKB PP

Page 344: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 111

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 37.500

90% 35.000

95% 45.000

100% 46.000

100%

47.000

100%

210.500

Dissos Naker Trans

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 6.000

60% 11.500

65% 15.000

70% 18.000

85% 18.000

100%

68.500

Diskuperind

ag

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 6.430

90% 23.519

95% 28.000

100% 22.000

100%

44.500

100%

124.449

Kesbang Linmas Pol

PP

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 136.290

95% 18.622

95% 19.297

95% 21.092

95% 22.998

95% 218.299

Setda

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 6.500

90% 7.080

95% 8.142

100% 8.549

100%

8.970

100%

39.241

Setwan

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 14.520

90% 216.662

95% 227.578

100% 238.781

95% 250.443

100%

947.984

DPKAD

Page 345: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 112

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 4.439

90% 8.000

95% 22.000

100% 37.000

100%

48.000

100%

119.439

KPM PTSP

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 11.990

90% 18.861

95% 20.097

100% 21.550

100%

23.185

100%

95.683

Inspektorat

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% -

90% 8.300

95% 9.300

100% 11.664

100%

13.113

100%

42.377

Setkop

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 16.000

100%

20.000

100%

31.370

100% 31.000

100%

31.000

100%

129.370

BKD

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 10.000

90% 18.000

95% 18.000

100% 18.000

100%

18.000

100%

82.000

KKP

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 1.300

90% 1.400

95% 1.400

100% 1.600

100%

1.600

100%

7.300

BPMPD

Page 346: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 113

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 6.003

90% 8.735

95% 8.300

100% 7.400

100%

7.500

100%

37.937

KPA PDE

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 8.000

90% 8.500

95% 8.500

100% 15.000

100%

15.000

100%

55.000

Distanbun

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 4.000

90% 10.000

95% 10.000

100% 10.000

100%

10.000

100%

44.000

Disnakin

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 2.313

90% 11.000

95% 11.000

100% 11.000

100%

11.000

100%

46.313

BP4K

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 7.000

90% 13.000

95% 13.000

100% 13.000

100%

13.000

100%

59.000

Dishut

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 11.000

90% 35.000

95% 35.000

100% 35.000

100%

35.000

100%

151.000

Distamben

Page 347: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 114

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

-

11 Lap

20.000

11 Lap

16.000

11 Lap

16.000

11 Lap

16.000

44 Lap

68.000

Dispopar

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 3.000

90% 3.000

95% 3.000

100% 4.000

100%

5.000

100%

18.000

Kec. Anggeraja

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 1.000

90% 400

95% 600

100% 650

100%

700

100%

3.350

Kec. Enrekang

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 3.883

90% 4.083

95% 4.083

100% 5.587

100%

5.587

100%

23.223

Kec. Bungin

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 5.423

90% 3.462

95% 3.462

100% 3.462

100%

6.582

100%

22.389

Kec. Maiwa

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 12.000

90% 16.000

95% 19.000

100% 20.000

100%

20.000

100%

87.000

Kec. Alla

Page 348: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 115

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 2.545

100%

4.000

100%

4.000

100% 4.000

100%

4.000

100%

18.545

Kec. Malua

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 3.000

85% 3.000

85% 4.000

90% 4.000

90% 4.000

100%

18.000

Kec. Baraka

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 7.320

90% 5.000

95% 6.000

100% 7.500

100%

9.000

100%

34.820

Kec. Curio

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 9.000

90% 1.500

95% 1.500

100% 1.500

100%

1.500

100%

15.000

Kec. Cendana

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja

dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 4.500

90% 3.000

95% 3.000

100% 3.500

100%

3.500

100%

17.500

Kec. Buntu Batu

Tingkat ketersediaan pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 4.000

90% 5.000

95% 6.500

100% 6.500

100%

5.600

100%

27.600

Kec. Masalle

Page 349: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 116

Tingkat ketersediaan

pelaporan kinerja dan keuangan yang dipersyaratkan

85% 90% 3.537

90% 3.000

95% 3.000

100% 3.500

100%

3.500

100%

16.537

Kec. Baroko

07 Program sinkronisasi perencanaan dan penganggaran SKPD

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

9.661

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.227

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

10.227

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.610

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

49.225

Bappeda

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

7.530

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

67.530

Disdikbud

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA,

DPPA)

4 Dok (Re

nja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

25.500

4 Dok (Re

nja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

27.500

4 Dok (Re

nja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

27.500

4 Dok (Renja, RKA,

DPA,

DPPA)

27.500

4 Dok (Re

nja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

27.500

20 Dok (Re

nja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

135.500

Diskes

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

60.000

RSU Maspul

Page 350: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 117

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

26.600

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

39.000

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

39.000

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

92.000

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

42.000

20

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

238.600

DPU

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

2.639

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

5.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

5.775

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

6.047

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.289

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

26.250

BPBD

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA,

DPPA)

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.500

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

8.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA,

DPA, DPPA)

12.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.000

20 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

56.500

Dishub Kominfo

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD

yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

5.200

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

10.000

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

10.000

4 Dok (Renja

, RKA, DPA,

DPPA)

10.000

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

40.000

20 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

75.200

KLH KP

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

7.940

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

17.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

19.480

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

19.464

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

78.884

Disduk Capil

Page 351: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 118

A) A) A) A) A)

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

4.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

16.500

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

66.000

BKB PP

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

15.500

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

14.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

14.500

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

14.500

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

14.500

20 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

73.000

Dissos Naker Trans

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

6.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

12.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

15.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

18.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

18.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

69.000

Diskuperind

ag

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.020

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

17.680

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

19.500

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

14.500

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

20

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

72.700

Kesbang

Linmas Pol PP

Page 352: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 119

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

31.842

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

35.027

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

38.329

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

41.763

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

85.341

20

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

232.302

Setda

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.580

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

11.250

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

11.812

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

12.480

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

56.122

Setwan

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA,

DPPA)

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

261.345

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

16.317

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

17.133

4 Dok (Renja, RKA,

DPA, DPPA)

17.990

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

18.890

20 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

331.675

DPKAD

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD

yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

6.066

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

8.000

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

11.500

4 Dok (Renja

, RKA, DPA,

DPPA)

15.350

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

18.000

20 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

58.916

KPM PTSP

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

9.180

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

10.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

10.600

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

11.660

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

12.826

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

54.266

Inspektorat

Page 353: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 120

A) A) A) A) A)

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

2.696

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

8.273

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

9.751

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

11.300

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

12.100

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

44.120

Setkop

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

8.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

8.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

10.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

10.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

10.000

20 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

46.000

BKD

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

5.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

9.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

9.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

9.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

9.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

41.000

KKP

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

1.700

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

2.400

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

2.400

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

2.400

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

2.400

20

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

11.300

BPMPD

Page 354: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 121

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

5.896

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

6.486

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

6.600

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

6.900

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

6.900

20

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

32.782

KPA PDE

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

5.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

20.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

20.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

70.000

Distanbun

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA,

DPPA)

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

5.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA,

DPA, DPPA)

15.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

15.000

20 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

65.000

Disnakin

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD

yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

2.573

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

14.535

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

15.535

4 Dok (Renja

, RKA, DPA,

DPPA)

15.500

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

15.500

20 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

63.644

BP4K

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

9.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

16.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

16.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

16.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

16.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

73.000

Dishut

Page 355: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 122

A) A) A) A) A)

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

11.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

11.000

Distamben

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

-

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

8.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

12.000

20 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

44.000

Dispopar

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

3.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

4.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

4.500

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

7.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

9.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

28.000

Kec. Anggeraja

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

1.700

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

600

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

900

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

1.050

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

1.200

20

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

5.450

Kec.

Enrekang

Page 356: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 123

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.836

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.836

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.836

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

3.524

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

3.637

20

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

12.668

Kec. Bungin

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.486

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.486

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

6.486

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

6.486

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

11.166

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPPA)

37.109

Kec. Maiwa

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA,

DPPA)

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

8.400

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

8.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.000

4 Dok (Renja, RKA,

DPA, DPPA)

10.000

4 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

10.000

20 Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

46.400

Kec. Alla

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD

yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

7.713

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

9.000

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

9.000

4 Dok (Renja

, RKA, DPA,

DPPA)

9.000

4 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

9.000

20 Dok

(Renja,

RKA,

DPA,

DPP

A)

43.713

Kec. Malua

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

5.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

5.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

5.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

5.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

6.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

26.000

Kec. Baraka

Page 357: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 124

A) A) A) A) A)

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

10.020

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

11.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

12.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

15.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

15.000

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

,

DPPA)

63.020

Kec. Curio

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

9.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.000

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

1.000

4 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

1.000

20 Dok (Renja, RKA

,

DPA,

DPPA)

13.000

Kec. Cendana

Jumlah Dokumen Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok (Renja,

RKA, DPA, DPPA)

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

6.000

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

4.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

4.500

4 Dok (Renja, RKA, DPA, DPPA)

5.500

4 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

5.500

20 Dok (Renja, RKA

, DPA

, DPP

A)

26.000

Kec. Buntu Batu

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

4.000

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

3.000

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

4.000

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

4.000

4

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

4.000

20

Dok (Re

nja, RKA

, DPA

, DPPA)

19.000

Kec. Masalle

Page 358: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 VIII- 125

Jumlah Dokumen

Penganggaran SKPD yang diterbitkan

4 Dok

(Renja, RKA, DPA,

DPPA)

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

4.258

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

4.500

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

4.500

4 Dok

(Renja, RKA,

DPA, DPPA)

5.500

4

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

5.500

20

Dok (Re

nja, RKA

,

DPA,

DPPA)

24.258

Kec. Baroko

305.448.

963

314.076.

483

328.880.

177

345.084.

439

356.230.

208

1.649.72

0.270

Page 359: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Tabel 9.1

Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Enrekang

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada

akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1. Pertumbuhan PDRB

6,2 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % 7,0 % Min

7,0 % Bappeda

1.2. PDRB per kapita (Rp.000)

14.661 16.209 17.757 19.305 20.852 22.400 22.400 Bappeda

1.3. Persentase penduduk diatas garis kemiskinan

(100 – angka kemiskinan) 13,4 % 13% 12,5% 12 % 11% 10% Max.

10% Bappeda

1.4. Angka kriminalitas yang

tertangani 9,028 10,054 10,956 11,079 11,448 12,967 12,967

Kerbang

Linpol PP

Fokus Kesejahteraan Masyarakat

1. Pendidikan

1.1. Angka melek huruf

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Disdikbud

Page 360: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 2

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

1.2. Angka rata-rata lama sekolah

Kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki. dan pendidikan yang ditamatkan.

8,9 thn 9,0 thn 9,2 thn 9,4 thn 9,6 thn 9,8 thn 9,8 thn

Disdikbud

1.3. Angka partisipasi kasar

96,84% 98% 100% 102% 104% 106% 106%

Disdikbud

1.4.

Angka pendidikan yang ditamatkan

Dimana:

h = jenjang pendidikan

t = tahun

= jumlah penduduk yang mencapai jenjang

pendidikan h pada tahun t

= total jumlah penduduk pada tahun t

20% 23% 25% 27% 30% 33% 33%

Disdikbud

1.5. Angka Partisipasi Murni

Disdikbud

1.5.1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

89,37% 90% 92% 93% 94% 95% 95% Disdikbud

1.5.2. Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP/MTs/Paket B 71,61% 75% 80% 83% 86% 90% 90% Disdikbud

1.5.3.

Angka Partisipasi Murni (APM))

SMA/SMK/MA/Paket C

57,17% 60% 63% 65% 70% 75% 75% Disdikbud

2. Kesehatan

Page 361: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 3

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

2.1. Angka kelangsungan hidup bayi

Dimana:

1 = per 1000 kelahiran

AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)

= Jumlah Kematian Bayi (berumur

kurang 1 tahun) pada satu tahun tertentu.

∑LahirHidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu.

AKB = 16

16.00

1

15.80

15.60

15.40

15.20

15.20

Diskes

2.2. Angka usia harapan hidup Angka perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur

75.19 75.20 75.25 75.30 75.30 75.35 75.35 Dinkes

2.3. Persentase balita gizi

buruk 0.05 0.05 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04 Diskes

3. Ketenagakerjaan

4.1. Rasio penduduk yang bekerja

93,34% 94% 95% 95% 95% 95,5% 95,5%

Bappeda

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

1. Kebudayaan

1.1. Jumlah grup kesenian Jumlah grup kesenian per 10.000 penduduk 315 320 325 340 350 360 360 Disdikbud

1.2. Jumlah gedung Jumlah gedung kesenian per 10.000 penduduk. 1 2 3 4 5 6 6 Disdikbud

Page 362: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 4

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

2. Pemuda dan Olahraga

2.1. a. Jumlah klub olahraga Jumlah klub olahraga per 10.000 penduduk. 367 370 375 377 400 405 405 Disdikbud

2.2. b. Jumlah gedung

olahraga Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk. 1 2 3 4 5 6 6

Disdikbud

ASPEK PELAYANAN UMUM

Fokus Layanan Urusan Wajib

1. Pendidikan

1.1. Pendidikan dasar:

1.1.1. Angka partisipasi sekolah

72,71% 75% 77% 83% 86% 90%

90% Disdikbud

1.1.2.

Rasio ketersediaan

sekolah/penduduk usia sekolah

72,54% 74% 76% 78% 80% 82%

82% Disdikbud

1.1.3. Rasio guru/murid

9,01% 9% 8,7% 8,5% 8,3% 8,0% 8,0% Disdikbud

1.1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata

0,13% 0,15% 0,20% 0,23% 0,25% 0,30% 0,30%

Disdikbud

1.2. Pendidikan menengah:

Page 363: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 5

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

1.2.1. Angka partisipasi sekolah

57,1% 60% 64% 67% 71% 75% 75% Disdikbud

1.2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

25,91% 26,70% 27,48% 28,27% 29,06% 29,84%

29,84% Disdikbud

1.2.3. Rasio guru terhadap

murid 8,4% 8,2% 8,0% 7,8% 7,5% 7,0% 7,0% Disdikbud

1.2.4. Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata

19,8% 23,1% 24% 25% 27% 30% 30% Disdikbud

1.2.5. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

100% 100% 100% 100% 100% 100%

100% Disdikbud

1.3. Fasilitas Pendidikan:

1.3.1. Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik

90,6% 92% 95% 97% 100% 100%

100% Disdikbud

1.3.2.

Sekolah pendidikan

SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik

84,8% 86% 88% 89% 100% 100%

100% Disdikbud

1.4. Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD):

1.4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

38,2% 40% 43% 45% 47% 50% 50% Disdikbud

1.5. Angka Putus Sekolah:

1.5.1. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI

0,16% 0,1% 0% 0% 0% 0%

0% Disdikbud

Page 364: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 6

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

1.5.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

0,38% 0,3% 0,2% 0,1% 0% 0%

0% Disdikbud

1.5.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

0,43% 0,30% 0,20% 0,10% 0% 0%

0% Disdikbud

1.6. AngkaKelulusan:

1.6.1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI

100% 100% 100% 100% 100% 100% 1

00% Disdikbud

1.6.2. Angka Kelulusan (AL)

SMP/MTs

99,44% 99,7% 100% 100% 100% 100% 100%

Disdikbud

1.6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA

99,48% 99,6% 100% 100% 100% 100% 100%

Disdikbud

1.6.4. Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs

102% 104% 105% 106% 107% 108% 108%

Disdikbud

1.6.5. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke

SMA/SMK/MA 104% 105% 106% 107% 108% 109%

109% Disdikbud

1.6.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

79,68% 87% 95% 100% 100% 100% 100%

Disdikbud

2. Kesehatan

2.1. Rasio posyandu per satuan balita

14.81 14.91 15.12 15.22 15.42 15.52 15.52 Dinkes

2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

0.41 0.42 0.43 0.44 0.45 0.47 0.47 Dinkes

Page 365: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 7

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 Dinkes

2.4. Rasio dokter per satuan penduduk

0.24 0.24 0.25 0.28 0.29 0.33 0.33 Dinkes

2.5. Rasio tenaga medis per satuan penduduk

0.24 0.24 0.25 0.28 0.29 0.33 0.33 Dinkes

2.6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

100 100 100 100 100 100 100 Dinkes

2.7.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

99.16 99.47 99.50 9975 99.94 100 100 Dinkes

2.8. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

95.35 96.12 96.90 97.67 98.45 99.22 99.22 Dinkes

2.9.

Cakupan Balita Gizi

Buruk mendapat perawatan

100 100 100 100 100 100 100 Dinkes

2.10. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

54.75 60.50 67.00 73.50 80.00 85.00 85.00 Dinkes

2.11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

100 100 100 100 100 100 100 Dinkes

2.12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

76.65 76.65 76.73 76.75 76.77 76.79 76.79 Dinkes

Page 366: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 8

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

2.13. Cakupan kunjungan bayi

90.80 90.80 90.93 90.99 91.10 91.18 91.18 Dinkes

2.14. Cakupan puskesmas

108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 108.33 Dinkes

2.15. Cakupan pembantu puskesmas

93.02 93.02 93.80 94.57 95.35 96.12 96.12 Dinkes

2.16. Posyandu Aktif %100xPosyanduTotal

AktifPosyanduJumlah 100 100 100 100 100 100 100 Dinkes

3. PekerjaanUmum

3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

54.79 57.19 60.02 62.41 65.51 68.35 68.35 Dinas PU

3.2. Rasio Jaringan Irigasi

49.25 50.95 52.65 54.34 56.04 57.73 57.73 Dinas PU

3.3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

Dinas PU

3.4. Persentase rumah tinggal bersanitasi

61.94 61.96 61.98 62.00 62.03 62.05 62.05 Dinas PU

3.5.

Rasio tempat pembuangan

sampah (TPS) per satuan penduduk

KLH-KP

3.6. Rasio rumah layak huni

14.13 14.13 14.14 14.14 14.14 14.14 14.14 Dinas PU

3.7. Rasio permukiman layak huni

0.8 0.82 0.83 0.84 0.85 0.85 0.85 Dinas PU

3.8. Panjang jalan dilalui Roda 4

517.82 530.21 544.89 557.27 573.33 588.01 588.01 Dinas PU

Page 367: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 9

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

3.9.

Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)

20.00 20.90 21.96 22.86 24.03 25.09 25.09 Dinas PU

3.10. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40

KM/Jam ) 62,736.45 62,737.777 62,752.77 62,767.77 62,782.77 62,792.77 62,792.77 Dinas PU

3.11.

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)

34,621.66 34,622.11 34,627.11 34,632.11 34,637.11 34,642.11 34,642.11 Dinas PU

3.12. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

9.00 8.99 8.97 8.96 8.95 8.94 8.94 Dinas PU

3.13. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

49.25 50.95 52.65 54.34 56.04 57.73 57.73 Dinas PU

4. Perumahan

4.1. Rumah tangga pengguna air bersih

77.88 77.93 77.97 78.02 78.06 78.11 78.11 Dinas PU

4.2. Rumah tangga pengguna listrik

95 % 95,5% 96% 96,5% 97% 98% 98%

Distamben

4.3. Rumah tangga ber-

Sanitasi 61.94 61.96 61.98 62.00 62.03 62.05 62.05 Dinas PU

4.4. Lingkungan pemukiman kumuh

3,77 Ha 3,77 Ha 3,0 Ha 2,5 Ha 1,0 Ha 0, 5 Ha 0,5 Ha

Dinas PU

4.5. Rumah layak huni

11% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Disso

Nakertrans

Page 368: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 10

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

5. Penataan Ruang

5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

0.02 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03 Dinas PU

5.2. Rasio bangunan ber- IMB

per satuan bangunan 71.16 72.15 73.15 74.14 75.14 76.13 76.13 Dinas PU

6. Perencanaan Pembangunan

6.1.

Tersedianya dokumen

perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn

PERDA

Ada/ tidak Ada Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada Bappeda

6.2.

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA

Ada/ tidak Ada Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada Bappeda

6.3.

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg

telah ditetapkan dgn PERKADA

Ada/ tidak Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada Bappeda

6.4. Penjabaran Program

RPJMD kedalam RKPD

85% 95% 100% 100% 100% 100%

100% Bappeda

7. Perhubungan

7.1. Jumlah arus penumpang angkutan umum

Jumlah arus penumpang angkutan umum (bis/kereta api/kapal laut/pesawat udara) yang masuk/keluar daerah selama 1 (satu) tahun.

Jumlah arus penumpang angkutan umum yang masuk/keluar daerah

0,52 0,57 0,63 0,66 0,70 0,75

Dishub-Kominfo

Page 369: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 11

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

7.2. Jumlah uji kir angkutan umum

Jumlah Uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor, baik yang dibuat dan/atau dirakit di dalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan

0,75 0,79 0,82 0,85 0,87 0,90

Dishub-Kominfo

7.3. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis

Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 6 6 6 6 6 6 Dishub-

Kominfo

7.4. Angkutan darat

0,16 0,21 0,23 0,27 0,32 0,35 Dishub-

Kominfo

7.5. Kepemilikan KIR angkutan umum

0,10 0,09 0,08 0,06 0,05 Dishub-

Kominfo

7.6.

Lama pengujian

kelayakan angkutan umum (KIR)

Jangka waktu proses pengujian angkutan umum 45 mnt 45 mnt 30 mnt 30 mnt 15 mnt

Dishub-Kominfo

7.7. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 45 jt 50 jt 55 jt 60 jt 65 jt

Dishub-Kominfo

7.8. Pemasangan Rambu-

rambu 30% 35% 40% 45% 50%

Dishub-

Kominfo

8. Lingkungan Hidup

8.1. Persentase penanganan sampah

59,50 59,50 62 65 70 75 75 KLH KP

8.2. Persentase Penduduk

berakses airminum 69.02 69.03 69.04 69.05 69.06 69.07 69.07 Dinas PU

8.3.

Presentasi usaha/ kegiatan yang mentaati persyaratan tehnis dan administrasi pencegahan pencemaran air

airpencemaranpencegahaniadmnistrasdan

tehnispersyaramentaatiygkegiausahaJml

airpemcemaranpencegahanstrasiaddan

tehnispersyaramentaatiygkegiausahaJml

tantan/

min

tantan/

20 20 30 50 60 90 90 KLH KP

Page 370: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 12

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

8.4. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air

50 60 60 70 80 90 90 Dishut

8.5. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.

40 40 45 50 55 60 60 KLH KP

8.6. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

0,96 1,50 1,75 2,50 2,75 3,00 3,00 KLH KP

8.7. Penegakan hukum lingkungan

60 80 100 100 100 100 100 KLH KP

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

10.1. Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

67% 68% 69% 70% 71% 72% 72% Disduk-Capil

10.2. Rasio bayi berakte kelahiran

0,22% 0,25% 0,28% 0,31% 0,33% 0,36% 0,36% Disduk-

Capil

10.3. Rasio pasangan berakte

nikah 0,27% 0,38% 0,49% 0,60% 0,71% 0,82% 0,82%

Disduk-

Capil

10.4. Kepemilikan KTP

67% 68% 69% 70% 71% 72% 72% Disduk- Capil

10.5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk

0,10% 0,14% 0,19% 0,23% 0,27% 0,31% 0,31% Disduk- Capil

10.6. Ketersediaan database kependudukan skala Kabupaten

Ada/tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Disduk- Capil

10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

Sudah/belum Sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah Disduk- Capil

Page 371: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 13

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

37,42 37,42 35 32 30 25

25 BKB PP

11.2. Partisipasi perempuan di

lembaga swasta 62,58 62,58 65 68 70 75 75 BKB PP

11.3. Rasio KDRT

9 0,0002 0 0 0 0 0 BKB PP

11.4. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos

Nakertrans

11.5. Partisipasi angkatan kerja

perempuan 0,5% 10% 20% 35% 50% 75% 75%

Dissos

Nakertrans

11.6.

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

9 0,002 0 0 0 0 0 BKB PP

11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

12.1. Rata-rata jumlah anak

per keluarga 3,12 3,12 3,02 2,92 2,82 2,60 2,60 BKB PP

12.2. Rasio akseptor KB

92 92 94 95 96 97

BKB PP

12.3. Cakupan peserta KB aktif

90,32 90 93 94 95 96

BKB PP

12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

24,79 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00

BKB PP

12. Sosial

Page 372: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 14

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

13.1. PMKS yg memperoleh bantuan sosial

21% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos

Naker trans

13.2.

Persentase PMKS Skala Kab/kota yang menrima program social melalui kelompok usaha bersama (KUBE) atau kelompok

social ekonomi lainnya

%1001

1

x

sejenisnyaekonomisosialkelompokatauKUBEpeserta

menjadiseharusnyaygthndlmPMKSJumlah

kelompokatauKUBEmelaluimasyarakatanpemberdaya

programpesertamenjadiyangtahundalamPMKSJumlah

11% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos

Naker trans

13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

1% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.4.

Yang menerima program social melalui (UEP) atau kelompok social ekonomi sejenis lainnya

%100

1

tanarg

1

tanarg

x

produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun

dalamekonomisosialrenakeluJumlah

produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun

dalamekonomisosialrenakeluJumlah

0% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.5.

PMKS (anak terlantar atau remaja putus sekolah) yang menerima program social melaui

(UEP) atau kelompok social ekonomi sejenisnya lainnya

%100

1

1x

produktifekonomi

usahabantuanmemperolehseharusnyayangtahun

sekolahputusremajaatauterlantaranakJumlah

produktifekonomiusahabantuanmemperolehyangtahun

sekolahputusremajaatauterlantaranakJumlah

1% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

Page 373: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 15

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

13.6.

Persentase PMKS( Komunitas Adat Terpencil (KAT) ) skala kab/kota yang menerima program sosial melalui Bantuan rumah yang tadinya sekelompok orang atau masya rakat yg hidup dlm

kesatuan2 sosial kecil yang bersifat local dan terpencil sehingga memerlukan pemberdayaan dlm menhadapai perubahan

lingkungan

%1001arg

1arg

x

dasarnyakebutuhandibantu

seharusnyayangtahundalamKATawJumlah

dasarnyakebutuhan

dibantuyangtahundalamKATawJumlah

15% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.7.

Persentase PMKS( eks

narapidana, narkoba dll ) skala kab/kota yang menerima program sosial melalui ( UEP ) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya.

%1001

1

x

produktifekonomiusahabantuanmemperoleh

seharusnyayangtahundalamnarapidanaeksJumlah

produktifekonomiusahabantuan

memperolehyangtahundalamnarapidanaeksJumlah

33% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.8.

Persentase PMKS skala

kab/kota yang menerima program Keluarga Harapan ( PKH )

%1001

1

x

bantuanmemperoleh

seharusnyayangtahundalamPKHJumlah

bantuan

memperolehyangtahundalamPKHJumlah

15% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.9.

Penyediaan sarana prasarana pelayanan luar panti skala

Kabupaten/kota

%1001/

1/

x

sosialaankesejahterpelayanan

prasaranasarananmenyediakaseharusnyayang

tahundalamkotaskalasosialpantiJumlah

sosialaankesejahter

pelayananprasaranadansarananmenyediakayang

tahundalamkotakabskalasosialpantiJumlah

100% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker

trans

13.10.

Persantase wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat yang menyediakan sarana prasarana pelayayanan kesejahteraan social

%1001

1

x

sosialaankesejahterpelayanan

aankesejahterpelayananprasaranasarananmenyediaka

seharusnyayangtahundalamWKBSMJumlah

sosialaankesejahterpelayananprasaranasarana

nmenyediakayangtahundalamWKBSMJumlah

0% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker

trans

Page 374: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 16

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

13.11.

Persentase korban bencana skala Kab/Kota yang menerima bantuan sosial selama masa tanggap darurat

%100

tan

1

tan

1

x

daruratggapmasaselamasosialbantuanmenerima

seharusnyayangtahundalambencanakorbanJumlah

daruratggapmasaselamasosialbantuan

menerimayangtahundalambencanakorbanJumlah

100% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.12.

Persentase korban bencana skala Kab/Kota

yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap

%100

1

tan

/

1

tan

/

x

tahunlengkapdarurat

ggapprasaranasarananmenggunakadengandievakuasi

seharusnyayangkotakabskalabencanakorbanJumlah

tahunlengkap

daruratggapprasaranasarananmenggunakadengan

dievakuasiyangkotakabskalabencanakorbanJumlah

100% 10% 35% 55% 70% 80% 80% Dissos Naker

trans

13.13.

Persentase Penyandang cacat fisik dan mental, skala kab yang telah

menerima jaminan social

%100

11min

11minx

tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanjamenerima

seharusnyayangmentaldanfisikcacatpenyandangJumlah

tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja

menerimayangmentaldanfisikcacatpenyandangJumlah

7% 5% 10% 20% 30% 40% 40% Dissos Naker

trans

13.14.

Persentase Lanjut usia tidak potensial skala kab/kota yang menerima jaminan social

%100

11min

11minx

tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja

menerimaseharusnyayangpotensialtidakusialanjutJumlah

tahundalamlengkapdarurattahundalamsosialanja

menerimayangpotensialtidakusialanjutJumlah

16% 5% 10% 20% 30% 40% 40% Dissos Naker

trans

13. Ketenagakerjaan

14.1. Angka partisipasi angkatan kerja

0,7% 10% 20% 30% 45% 60% 60% Dissos Naker

trans

14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per

tahun

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos Naker

trans

14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja

13,42% 10% 20% 35% 50% 75% 75% Dissos Naker

trans

14.4. Pencari kerja yang ditempatkan

0,5% 10% 30% 45% 60% 85% 85% Dissos Naker

trans

14.5. Tingkat pengangguran terbuka 6,66% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5% Max. 5%

Dissos Naker

trans

Page 375: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 17

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

14.6. Keselamatan dan perlindungan

0,6% 10% 25% 40% 50% 65% 65% Dissos Naker

trans

14.7.

Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Dissos

Naker trans

14. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

15.1. Persentase koperasi aktif

45,23% 48,1% 58,5% 63% 64,4% 67,4% 67,4% Diskuperin

dag

15.2. Jumlah UKM non

BPR/LKM UKM

Persentase UKM aktif non BPR/LKM UKM

30% 30% 38,% 47% 56% 60%

60% Diskuperin

dag

15. Kepemudaan dan Olahraga

18.1. Jumlah organisasi pemuda

Jumlah organisasi pemuda 95 97 99 102 105 108 108 Disdikpora

18.2. Jumlah organisasi olahraga

Jumlah organisasi olahraga 1428 1430 1432 1435 1438 1441 1441 Disdikpora

18.3. Jumlah kegiatan kepemudaan

Jumlah kegiatan kepemudaan 3 3 5 6 7 8 8 Disdikpora

18.4. Jumlah kegiatan olahraga Jumlah kegiatan olahraga 3 3 5 6 7 8 8 Disdikpora

18.5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)

- 1 2 3 4 5 5 Disdikpora

18.6. Lapangan olahraga

773 X 1000 775 x1000 777 x 1000 780 x 1000 783 x 1000 786 x 1000 Disdikpora

16. Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri

Page 376: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 18

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP

Menunjukkan Jumlah Kegiatan pembinaan terhadap LSM,

Ormas dan OKP

3 3 3 4 4 4 18 Kesbang Linpol PP

19.2. Kegiatan pembinaan politik daerah

Menunjukan Jumlah Kegiatan pembinaan politik daerah

4 8 3 4 5 5 25 Kesbang Linpol PP

17. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20.1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk

7,894 7,378 7,779 8,714 8,919 10,871 10,871

Kesbang Linpol PP

20.2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

48,07 45,29 44,69 43,23 41,89 40,67 40,67 Kesbang Linpol PP

20.3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan

4,51 4,58 4,63 4,69 4,75 4,81 4,81 Kesbang Linpol PP

20.4. Pertumbuhan ekonomi

6,4% Minimal 7%

Minimal 7%

Minimal 7%

Minimal 7%

Minimal 7%

Minimal 7% Bappeda

20.5. Kemiskinan (100 – angka kemiskinan) 13,32% 13% 12,5% 12% 11% 10% 10% Bappeda

20.6.

Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

Ada /tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada KPM-PTSP

20.7. Penegakan PERDA

7,011 7,058 7,513 8,728 9,709 9,717 9,717 Kesbang

Linpol PP

20.8. Cakupan patroli petugas Satpol PP

Jumlah patroli petugas Satpol PP pemantauan dan penyelesaian pelanggaran K3 dalam 24 Jam

35/24 Jam 32/24 Jam 35/24 Jam 37/24 Jam 41/24 Jam 45/24 Jam 45/24 Jam Kesbang Linpol PP

Page 377: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 19

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

20.9.

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten

5,439 5,512 5,552 5,972 5,705 6,243 6,243

Kesbang Linpol PP

20.10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten

0,0048 0,0046 0,0044 0,0043 0,0041 0,004 0,004

Kesbang Linpol PP

20.11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

2 2 3 6 7 8 8 BPBD

20.12.

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah

Manajemen Kebakaran (WMK)

60 60 40 20 17,15 15 15 BPBD

20.13.

Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

45% 46% 60% 73% 86% 100% 100% BPMPD

20.14. Indeks Kepuasan

Layanan Masyarakat Ada atau tidaknya survey IKM di Pemda Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda/

Stda

18. Ketahanan Pangan

21.1. Regulasi ketahanan pangan

Ada/tidak peraturan tentang kebijakan ketahanan pangan dalam bentuk perda,perkada, dsb.

1 1 1 1 1 1

5 KKP

21.2. Ketersediaan pangan utama

80 82 85 88 91 95

95 KKP

21.3. Penguatan cadangan pangan

Tersedianya stock cadangan pangan pemerintah daerah (Ton)

0 20 30 40 50 60 60

KKP

Page 378: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 20

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

21.4. Ketersediaan protein per kapita

2.500 gr/hari

2.750 3.000 3.500 3.750 4.000

4.000 KKP

21.5. Ketersediaan informasi pasokan, harga akses

pangan di daerah

Tersedianya Informasi harga kebutuhan pangan

yang dilakukan di 4 pasar induk di enrekang

Telah dilakukan pendataan

informasi harga sejak

2010

4 4 4 4 4

4 KKP

21.6. Skor pola pangan harapan (PPH)

Hasil survey poa konsumsi rumah tangga 80,2 81 83 85 90 93 93

KKP

21.7.

Pengawasan dan

pembinaan keamanan pangan

Jmlah bahan uji kandungan residu bebahaya pada

pangan segar asal tumbuhan (sampel) 0 5 5 5 5 5

25 KKP

21.8. Penanganan daerah rawan pangan

Persentase keluarga miskin yang diintervensi dalam rangka menanggulangi desa rawanpangan (%)

0 10 10 10 10 10

10 KKP

21.9. Pemenuhan konsumsi kebutuhan energy ideal

Memenuhi kebutuhan konsumsi energy ideal per kapita hari (2.000 kkal/kapita/hari)

1.825 1.850 1.875 1.950 2.000 2.000

2.000 KKP

21.10. Pemenuhan konsumsi protein ideal

Memenuhi kebutuhan konsumsi protein ideal per kapita hari (52 gram/kapita/hari)

45 47 50 51 52 52

52 KKP

19. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

22.1.

Rata-rata jumlah

kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)

0,4 0,46 0,50 0,50 0,50 0,60 0,60 BPMPD

22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK

18 18 18 18 18 18 18 BPMPD

Page 379: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 21

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

22.3. Jumlah LSM Jumlah LSM yang aktif 30 30 32 35 38 40 40 Kesbang Linpol PP

22.4. PKK aktif

95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPMPD

22.5. Posyandu aktif

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Dinkes

22.6.

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

0,86% 0,86% 0,90% 1 % 1,1% 1,2%

1,2% BPMPD

22.7. Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan

masyarakat

75% 75% 76% 77% 78% 79%

79% BPMPD

20. Statistik

23.1. Buku ”kabupaten dalam angka”

Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda

23.2. Buku ”PDRB kabupaten” Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Bappeda

21. Kearsipan

24.1. Pengelolaan arsip secara baku

Belum tertata

dengan baik 8 SKPD 8 SKPD 7 SKPD 6 SKPD 6 SKPD 35 SKPD KPA & PDE

24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan

Menunjukkan jumlah Kegiatan peningkatan SDM

pengelola kearsipan - 9 SKPD 9 SKPD 8 SKPD 7 SKPD 7 SKPD 40 SKPD KPA & PDE

22. Komunikasi dan Informatika

Page 380: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 22

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

25.1. Jumlah jaringan komunikasi

5,78 5,89 6 6,11 6,22 6,33 6,44 Dishub

Inbupar

25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk

0,127 0,129 0,124 0,121 0,119 0,117 0,127 Dishub

Inbupar

25.3. Jumlah surat kabar nasional/lokal

Jenis surat kabar nasional/lokal yang masuk ke daerah

6 7 9 10 11 12 13 Dishub

Inbupar

25.4. Web site milik pemerintah daerah

Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Dishub Inbupar

25.5. Pameran/expo Menunjukkan jumlah pameran/expo yang dilaksanakan per Tahun

2 kali 3 kali 3 kali 3 kali 3 kali Setda/

Dishub Inbupar

23. Perpustakaan

26.1. Jumlah perpustakaan Jumlah perpustakaan

446 unit namun

pengelolaan belum

sesuai dgn standar

25 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 26 Desa/kel 129

Desa/kel KPA & PDE

26.2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

21.385 org 23.524 org 25.662 org 27.801 org 29.939 org 32.078 org 32.078 org

KPA & PDE

26.3.

Koleksi buku yang

tersedia di perpustakaan daerah

3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks 3000 Eks Eks KPA & PDE

Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar

56.51 54.12 54.4 55.07 55.15 56.07 56.07 Distanbun

Page 381: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 23

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

1.2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

1,224,912.85

1,249,533.60

1,262,028.93

1,274,649.22

1,287,395.72

1,300,269.67

1,300,269.67 Bappeda/ Distanbun

1.3.

Kontribusi sector Pertanian (Tanaman Bahan Makanan) terhadap PDRB

%100tan

xPDRBJml

ianPersektorPDRBkontribusiJml 862,163.74 996,992.91

1,006,962.84

1,017,032.47

1,027,202.79

1,037,474.82

1,037,475 Distanbun

1.4. Kontribusi sektor pertanian perkebunan terhadap PDRB

%100xPDRBJml

perkebunansektorPDRBkontribusiJml 158,770.63 189,715.35 191,612.51 193,528.63 195,463.92 197,418.56 197,418.56 Distanbun

1.5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Distanbun

1.6. Cakupan bina kelompok petani

5% 10% 15% 20% 25% 75% Distanbun

2. Kahutanan

2.1. Rehabilitasi hutan dan

lahan kritis 42.000 Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha 1.500. Ha

34.500 ha Dishut

2.2. Kerusakan Kawasan Hutan

9.547 Ha Berkurang 5

% Berkurang 5

% Berkurang 5

% Berkurang 5

% Berkurang 5

% 7.160,25 Ha

Dishut

2.3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB

1.500 M³ dan HHBK 200 Ton

10% 10% 10% 10% 10% 2.250 M³ dan

HHBK 300 Ton

Dishut

3. Energi dan Sumber Daya Mineral

3.1. Pertambangan tanpa ijin

8 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 1,5 ha 0,5 ha 6,25% Distamben

3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB

0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% 0,59% Distamben

Page 382: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 24

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

4. Pariwisata

4.1. Kunjungan wisata

10% 10% 20% 20% 20% 20% 20% Dispopar

5. Kelautan dan Perikanan

5.1. Produksi perikanan

389 Ton 500.85 525.89 552.18 579.79 608.78 608.78 Disnakin

5.2. Konsumsi ikan

8.6 kg/org/thn

8.7 8.8 8.9 9.2 9.6 9.6 Disnakin

5.3. Cakupan bina kelompok Tani Perikanan

Pokdakan :

74

Penangkap : 300 RTP

84 94 104 114 124 124 Disnakin

5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan

8.6 Ton 13 14 15 16 17 17 Disnakin

6. Perdagangan

6.1.

Kontribusi sektor

Perdagangan terhadap PDRB

84,3 85 86 87 88 90 90

Diskuperin dag

6.2. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal

17 19 21 23 25 27 27 Diskuperin

dag

7. Perindustrian

7.1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB

38 45 50 55 60 65 65 Diskuperin

dag

Page 383: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 25

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

7.2. Pertumbuhan Industri.

4,55 7 12 15 20 25 25 Diskuperin

dag

7.3. Cakupan bina kelompok pengrajin

2,5 5 7,5 10 12,5 15 15

Diskuperin dag

8. Ketransmigrasian

8.1. Transmigran swakarsa

0% 5% 10% 20% 30% 45% 45% Dissos

Nakertrans

8.2. Kontibusi transmigrasi terhadap PDRB

0% 10% 20% 35% 45% 75% 75% Dissos

Nakertrans

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

1. Penataan Ruang

2.1. Ketaatan terhadap RTRW

62.70 64.20 65.70 67.20 68.70 70.20 70.20 Dinas PU

2.2. Luas wilayah produktif

43.32 44.99 46.67 48.35 50.03 51.70 51.70 Dinas PU

2.3. Luas wilayah industri

0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 Dinas PU

2.4. Luas wilayah kebanjiran

74,28% 74,28% 63,14% 53,67% 45,62% 38,78% 38,78%

BPBD

2.5. Luas wilayah kekeringan

40 Ha 5% 5% 5% 5% 5% 25% Distanbun

2. Komunikas dan Informatika

Page 384: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 IX- 26

NO BIDANG

URUSAN/INDIKATOR RUMUS

Kondisi pada Awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi

Kinerja pada akhir periode

RPJMD

SKPD Terkait Penyedia

Data 2014 2015 2016 2017 2018

5.1. Rasio ketersediaan daya listrik

107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% 107,14% Distamben

5.2. Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik

96,94% 0,33% 0,36% 0,38% 0,42% 0,44% 98,87% Distamben

Fokus Iklim Berinvestasi

1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1. Angka kriminalitas

13,542 14,157 14,649 14,937 15,142 15,47 15,47 Kesbang Linpol PP

1.2. Jumlah demo Jumlah demo dalam 1 tahun 7 32 16 9 12 0 0 Kesbang Linpol PP

1.3. Lama proses perijinan Rata-rata lama proses perijinan (dalam hari) 30/40mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt 20/25 mnt KPM-PTSP

1.4. Presentase Desa Berstatus Swadaya Terhadap Total Desa

%100xKelurahanAtauDesaJumlah

SwadayaKelAtauDesaJumlah

105 Desa dan

Kelurahan

29 Desa/Kel

25 Desa/Kel

25 Desa/Kel

25 Desa/Kel

25 Desa/Kel

105 Desa/Kel

BPMPD

Fokus Sumber Daya Manusia

1. Ketenagakerjaan

1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3

0% 10% 20% 35% 50% 75% 75% Dissos

Naker-trans

1.2. Rasio ketergantungan

71% 70% 68% 66% 64% 60%

60% Bappeda

Page 385: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.1

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. Pedoman Transisi

1. RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014 – 2018 disusun dengan

maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif

lima tahunan, yang akan digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD) tahun 2014 -2018 dan perencanaan tahunan yaitu

Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD).

2. Pada masa transisi, sebelum dokumen Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Enrekang Tahun

2014–2018 ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda),

penyusunan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Tahun 2014 mengacu pada muatan kebijakan program dalam

dokumen RPJMD tahun 2009-2013 sebelumnya, yang selanjutnya

diintegrasikan kedalam Dokumen RPJMD tahun 2014-2018.

3. Pada masa transisi dokumen perencanaa yakni pergantian periode

kepemimpinan daerah, maka untuk penyusunan Dokumen RKPD

Tahun 2019 berpedoman kepada Dokumen Rencana Pembangunan

Jangka Panjang daerah (RPJPD) dan dokumen RPJMD tahun 2014-

2018 yang dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan

Pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD

berakhir.

4. Program transisi tahun 2019 disusun berdasarkan beberapa

pertimbangan, sebagai berikut : (1) Memiliki dampak yang besar

terhadap pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, sehingga

langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, (2) Penting

dan mendesak untuk segera dilaksanakan, dan (3) Merupakan

tugas pemerintah dan realistis untuk dilaksanakan, dan (4) Untuk

menjaga sinkronisasi dan konsistensi perencanaan dari satu

periode keperiode selanjutnya.

Page 386: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.2

5. Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan

masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani

sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah

pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa

kepemimpinan Kepala Daerah yang baru.

10.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangun Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 merupakan padoman bagi

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana

Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD, Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) Tahunan, dan Perencanaan penganggaran.

RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 selanjutnya menjadi

acuan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Kabupaten Enrekang Tahun 2014, RKPD tahun 2015, RKPD

tahun 2016, RKPD tahun 2017, dan RKPD tahun 2018.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka ditetapkan

kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Bappeda wajib menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD

kepada Masyarakat, termasuk DPRD;

2. Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap

pelaksanaan dan hasil evaluasi RPJMD;

3. Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-2018

diarahkan dan dikendalikan langsung oleh Bupati Enrekang;

4. RPJMD Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 merupakan

landasan dan referensi dalam penyusunan dan penetapan Renstra-

SKPD Tahun 2014-2018;

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pemerintah

Kabupaten Enrekang berkewajiban untuk menyusun Rencana

Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang

nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Kabupaten Enrekang

dengan tetap memperhatikan dokumen perencanaan yang telah

berketetapan hukum;

6. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan

pendanaan menjadi pedoman didalam penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD) dan sebagai landasan penyusunan

Page 387: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.3

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas Plafond Anggaran

Sementara (PPAS) mulai tahun 2014-2018;

7. Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Enrekang agar melaksanakan

program-program dalam RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-

2018 dengan sebaik-baiknya;

8. Evaluasi Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Enrekang tahun 2014-

2018 dilakukan setiap tahun untuk memastikan bahwa program

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini telah dijabarkan di

dalam RKPD dan pada akhir masa jabatan Bupati untuk menilai

pencapaian indikator kinerja pemerintahan daerah. Sedangkan

evaluasi tahunan dilakukan untuk menilai pencapaian hasil

kegiatan terhadap sasaran program;

9. RPJMD ini akan menjadi dasar Bupati dan Wakil Bupati dalam

menyusun Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa

Jabatan (LKPJ-AMJ) serta menjadi dasar bagi DPRD dan anggota

masyarakat untuk melakukan evaluasi;

10. Agar pencapaian kinerja pembangunan berjalan sesuai

harapan,maka setiap kinerja kegiatan harus dipublikasikan dan

mendengarkan aspirasi masyarakat secara luas.

10.3. Penutup

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018 adalah kerangka kebijakan

daerah untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan selama

lima tahun kedepan. Menurut Skalanya, RPJMD merupakan

perencanaan tingkat (menengah) daerah yang perlu dipahami sebagai

dokumen bersama (seluruh stakeholder) dalam rangka melaksanakan

pembangunan.

Selanjutnya, dokumen RPJMD secara teknis menjadi pedoman

dan dijabarkan dalam rangka perencanaan tahunan yang tertuang

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Seluruh komponen

masyarakat, pemerintah, dan swasta ikut bertanggungjawab untuk

menjaga konsistensi antara rencana jangka menengah dengan

implementasi tahunannya sehingga rencana pembangunan yang telah

ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Page 388: BUPATI ENREKANG KABUPATEN ENREKANG TAHUN 2014PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

RPJMD Kabupaten Enrekang 2014-2018 X.4

Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga agar hasil

pembangunan dapat dinikmati secara merata dan berkeadilan oleh

seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Enrekang sebagai bagian dari

proses pencapaian visi daerah yakni “Terwujudnya Enrekang Maju,

Aman, Sejahtera (EMAS) menuju Daerah Agropolitan Berwawasan

Lingkungan”.

BUPATI ENREKANG,

MUSLIMIN BANDO