buletinharga-feb07

Upload: brio-xyk-flatlandology

Post on 11-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

harga

TRANSCRIPT

Buletin Agribisnis Bulan : Februari 2007

www.deptan.go.id www.deptan.go.id

Buletin Agribisnis Bulan : Februari 2007

Informasi harga pangan pokok yang disajikan pada buletin bulan Februari 2007 ini berasal dari hasil olahan data sekunder Departemen Perdagangan (Depperdag) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Harga komoditas beras, gula pasir (lokal), minyak goreng, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabe merah besar, bawang merah dan kacang tanah, merupakan data hasil survei setiap hari kerja di pasar tradisional masing-masing kota. Harga gabah merupakan hasil survei yang dilakukan oleh BPS.

Prediksi harga dilakukan dengan metode peramalan data deret waktu menggunakan paket program MINITAB versi 13.0. Model yang digunakan untuk seluruh komoditas adalah model ARIMA. Validasi peramalan dilakukan terhadap beberapa model yang terpilih. Model peramalan terbaik diperoleh apabila model mempunyai nilai MSE (Mean Square Error) dan MAPE (Mean Absolute Percentages Error) yang terkecil.

Sedikit berbeda dengan prediksi sebelumnya, mulai bulan Februari 2007 prediksi harga dilakukan dua bulan kedepan dengan rincian prediksi mingguan. Dengan membagi prediksi kedalam mingguan selama 2 bulan kedepan, diharapkan pembaca dapat lebih mencermati gejala yang terjadi secara lebih terinci, berdasarkan prediksi yang ada.

Semoga isi buletin ini dapat dimanfaatkan sebagai sistem peringatan dini (early warning system) untuk pemantauan harga bahan pokok di beberapa kota besar di Indonesia (Jawa dan Bali). Early warning system sangat diperlukan pada situasi tertentu, seperti pada saat menghadapi hari besar keagamaan nasional ataupun ketika terjadi bencana alam seperti banjir. Pada situasi demikian memungkinkan terjadinya lonjakan harga yang sangat ekstrim yang disebabkan oleh meningkat-nya permintaan, sementara jalur distribusi mengalami hambatan.1. BERASSelama bulan Januari 2007, perkembangan harga rata-rata mingguan beras, di semua kota di Jawa dan Bali cenderung mengalami pengingkatan. Di Surabaya dan Denpasar harga beras pada minggu I Januari terlihat mengalami penurunan dari bulan Desember 2006 untuk kemudian terus meningkat pada minggu-minggu berikutnya di bulan Januari.

Selama bulan Januari 2007, harga beras tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu II yaitu Rp. 5.907,-/kg untuk varietas IR64. Sementara harga terendah terjadi di Denpasar pada minggu I yaitu Rp. 4.300,-/kg (Grafik 1).

Apabila dibandingkan dengan bulan Desember 2006, harga beras di hampir semua kota mengalami kenaikan yang berkisar antara 2,72 persen (Semarang) sampai 7,46 persen (Jakarta). Sebaliknya di Surabaya secara rataan justru mengalami penurunan sebesar 5,86 persen dibandingkan bulan Desember 2006. Bila dibandingkan dengan harga rata-rata pada Januari 2006, harga beras mengalami kenaikan yang cukup tinggi berkisar antara 13,71 persen (Semarang) dan 26,41 persen (Jakarta) seperti terlihat pada Tabel 1.

Harga rata-rata beras bulan Februari dan Maret 2007 diperkirakan akan mengalami peningkatan dengan kisaran harga Rp. 4.833,-/kg sampai Rp.5.817,-/kg. Pada bulan Februari perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.840,-/kg sampai Rp. 5.736,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.463,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.263,-/kg. Sementara pada bulan Maret perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 4.843,-/kg sampai Rp. 5.795,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 4.297,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 6.586,-/kg. Harga beras tertinggi terjadi di Jakarta pada bulan Februari Maret yang diperkirakan akan berkisar antara Rp. 5.714,-/kg sampai Rp. 5.817,-/kg. Sementara terendah terjadi di Denpasar dengan kisaran Rp. 4.833,-/kg sampai Rp. 4.843,-/kg (Tabel 1).Kenaikan harga beras di bulan Januari terjadi karena bergesernya musim tanam sehingga terjadi keterlambatan panen yang berakibat pada berkurangnya stok beras di masyarakat. Faktor iklim yang ekstrim pada akhir tahun lalu sangat mempengaruhi pola pertanaman padi sehingga berdampak juga pada produksi beras.Tabel 1. Perbandingan Harga Rata-rata Beras Bulan Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

2. KACANG TANAHPerkembangan harga rata-rata kacang tanah di beberapa kota besar selama bulan Januari 2007 terlihat berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Hampir di semua kota harga kacang tanah pada minggu II mengalami kenaikan dari minggu sebelumnya. Di Jakarta, Semarang dan Surabaya, harga kacang tanah kembali sedikit menurun pada minggu III dan IV setelah mengalami kenaikan pada minggu II. Kenaikan yang cukup tinggi terjadi di Denpasar, dimana harga pada minggu II meningkat menjadi Rp. 11.000,-/kg dari Rp. 9.000,-/kg pada minggu sebelumnya.

Harga rata-rata mingguan kacang tanah tertinggi terjadi di Denpasar pada minggu II, III dan IV yaitu Rp. 11.000,-/kg sementara terendah terjadi di DI. Yogyakarta pada minggu I yaitu Rp. 8.800,-/kg (Grafik 2).

Dibandingkan dengan harga bulan Desember 2006, harga kacang tanah mengalami kenaikan kecuali di Bandung yang turun sebesar 3,66 persen (Tabel 2). Kenaikan harga ini berkisar antara 4,73 persen (Jakarta) dan 17,78 persen (Denpasar). Kenaikan yang relatif besar juga terjadi di DI. Yogyakarta (15,88 persen) dan Surabaya (13,74 persen). Jika dibandingkan dengan harga pada bulan yang sama tahun lalu, harga kacang tanah mengalami kenaikan di semua kota besar yang berkisar antara 1,70 persen (Bandung) dan 24,71 persen (Denpasar).

Harga rata-rata mingguan kacang tanah pada bulan Februari Maret 2007 diperkirakan akan relatif stabil. Pada bulan Februari perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 9.125,-/kg sampai Rp. 11.105,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 8.389,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 12.128,-/kg. Sementara pada bulan Maret perkiraan harga ini berkisar antara Rp. 9.125,-/kg sampai Rp. 11.275,-/kg dengan batas bawah terendah Rp. 8.036,-/kg dan batas atas tertinggi Rp. 12.783,-/kg. Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Denpasar pada minggu IV bulan Maret 2007 yaitu sebesar Rp. 11.330,-/kg, sementara harga terendah diperkirakan terjadi di Bandung yaitu Rp. 9.125,-/kg. Perkiraan harga kacang tanah di Bandung adalah stabil pada kisaran harga Rp. 9.125,-/kg (Tabel 2).Tabel 2. Perbandingan Harga Rata-rata Kacang Tanah Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

3. DAGING SAPISelama bulan Januari 2007 harga rata-rata daging sapi di enam kota besar Jawa dan Bali (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar) bervariasi, harga termurah terjadi di Denpasar rata-rata sebesar Rp 34.920,-/kg dan termahal di Jakarta rata-rata sebesar Rp 50.541,-/kg. Harga rata-rata mingguan daging sapi tertinggi umumnya terjadi pada minggu III dan termurah umumnya di minggu pertama. Seperti di Jakarta termahal pada minggu III yaitu sebesar Rp 51.467,-/kg, terendah pada minggu I sebesar Rp 49.240,-/kg. Bandung tertinggi pada minggu III, yaitu sebesar Rp 48.583,-/kg, termurah pada minggu I sebesar Rp 47.200,-/kg (Grafik 3).

Dibandingkan dengan harga rata-rata pada bulan Desember 2006 harga daging sapi pada bulan Januari 2007 di Jakarta dan Denpasar mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4,46 persen dan 2,71 persen. Sedangkan di Bandung, Semarang dan Yogyakarta mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,73 persen, 0,01 persen dan 1,60 persen. Di Surabaya tetap pada harga Rp 45.000,-/kg (Tabel 3). Dan bila dibandingkan dengan harga rata-rata pada bulan Januari 2006, harga rata-rata daging sapi bulan Januari 2007 mengalami kenaikan antara 1,16 persen (Bandung) sampai 6,99 persen (Surabaya).

Harga rata-rata daging sapi bulan Februari 2007 tertinggi diperkirakan terjadi di Jakarta sebesar Rp50.074,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp45.010,-/kg dan batas atas tertinggi Rp56.120,-/kg. Sedangkan harga rata-rata terendah diperkirakan terjadi di Denpasar yaitu sebesar Rp 34.998,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp32.439,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp 37.756,-/kg. Perkiraan harga rata-rata daging sapi di enam kota tersebut di atas pada bulan Maret 2007 masih menunjukkan pola yang sama, yaitu harga tertinggi di Jakarta dan terendah di Denpasar (Tabel 3).Tabel 3. Perbandingan Harga Rata-rata Daging Sapi Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

4. DAGING AYAM BROILERPerkembangan harga rata-rata daging ayam broiler selama bulan Januari 2007 bervariasi di enam kota di Indonesia, seperti terlihat pada Grafik 4. Harga tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu II sebesar Rp 19.167,-/kg dan terendah di Surabaya pada minggu III dan IV yaitu sebesar Rp 11.667,-/kg.

Dibandingkan dengan harga bulan Desember 2006, terjadi penurunan di semua kota berkisar antara 5,45 persen (Yogyakarta) sampai 17,09 persen (Bandung). Hal ini disebabkan karena mewabahnya kembali penyakit flu burung, sehingga sebagian masyarakat tidak mau lagi mengkonsumsi daging ayam broiler. Bila dibandingkan dengan harga pada bulan Januari 2007, harga rata-rata daging ayam broiler di enam kota berfluktuasi, di Jakarta naik tajam yaitu sebesar 23,28 persen. Di Bandung turun sebesar 6,06 persen, di Semarang dan Denpasar naik masing-masing sebesar 4,21 persen dan 8,73 persen, sedang di Yogyakarta dan Surabaya turun masing-masing sebesar 2,44 persen dan 3,23 persen (Tabel 4).Harga rata-rata daging ayam broiler bulan Februari 2007 diperkirakan mengalami penurunan. Harga tertinggi di Jakarta sebesar Rp 14.071,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp12.796,-/kg dan batas atas tertinggi Rp16.241,-/kg. Sedangkan harga terendah diperkirakan terjadi di Semarang yaitu sebesar Rp 12.221,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp9.959,-/kg dan batas atas tertinggi Rp 15.007,-/kg. Sementara harga rata-rata tertinggi daging ayam broiler pada bulan Maret 2007 terjadi di Jakarta sebesar Rp 14.741,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp 12.923,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp 17.146,-/kg, sedang harga terendah diperkirakan terjadi di Semarang sebesar Rp 12.233,-/kg dengan batas bawah terendah Rp 9.033,-/kg dan batas atas tertinggi Rp 16.579,-/kg (Tabel 4).Tabel 4. Perbandingan Harga Daging Ayam Broiler Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

5. TELUR AYAM RAS

Perkembangan harga telur ayam ras selama bulan Januari 2007 berbeda di beberapa kota di Indonesia. Di Denpasar harga stabil pada tingkat harga Rp. 8.800,-/kg. Sementara di Yogyakarta dan Surabaya terus meningkat hingga minggu III dan turun pada minggu IV, seperti terlihat pada Grafik 5.

Dibandingkan dengan bulan Desember 2006 harga rata-rata telur ayam ras di enam kota tersebut mengalami kenaikan antara 1,05 persen (Jakarta) sampai 5,69 persen (Yogyakarta), kecuali di Denpasar yang sangat stabil. Apabila dibandingkan dengan harga pada bulan Januari 2006, harga rata-rata telur ayam ras di enam kota berfluktuasi, di Jakarta naik sebesar 5,70 persen, di Bandung turun sebesar 2,88 persen, di Semarang turun sebesar 2,54 persen, di Yogyakarta naik 1,71 persen, di Surabaya turun 0,53 persen dan di Denpasar tetap.

Perkiraan harga rata-rata telur ayam ras bulan Februari 2007 akan mengalami penurunan. Harga tertinggi diperkirakan akan terjadi di Denpasar sebesar Rp 8.789,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp7.254,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp10.631,-/kg. Sedangkan harga terendah diperkirakan akan terjadi di Yogyakarta yaitu sebesar Rp 7.470,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp 6.345,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp 8.829,-/kg. Sementara perkiraan harga rata-rata tertinggi daging ayam broiler bulan Maret 2007 akan terjadi di Denpasar sebesar Rp 8.769,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp 6.648,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp 11.546,-/kg, sedang harga terendah diperkirakan terjadi di Yogyakarta sebesar Rp 7.495,-/kg dengan batas bawah terendah sebesar Rp 6.283,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp 8.948,-/kg.Tabel 5. Perbandingan Harga Rata-rata Telur Ayam Ras Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

6. GULA PASIR

Perkembangan harga gula pasir di beberapa kota di Indonesia selama bulan Januari 2007 umumnya sedikit mengalami peningkatan di akhir bulan (minggu IV) dibandingkan pada awal bulan (minggu I). Namun peningkatan yang terjadi tidaklah berarti. Harga gula pasir tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu IV sebesar Rp. 7000,-/kg (Grafik 6).

Dibandingkan harga rata-rata gula pasir bulan Desember 2006, harga pada bulan Januari 2007 umumnya mengalami peningkatan antara 0,82 persen (Semarang) sampai 7,00 persen (Denpasar). Sedangkan bila dibandingkan dengan harga gula pasir pada bulan yang sama tahun 2006, terjadi peningkatan yang cukup berarti disemua kota yaitu antara 6,90 persen (Bandung) sampai 15,68 persen (Yogyakarta), seperti terlihat pada Tabel 6.

Harga rata-rata gula pasir pada bulan Februari 2007 diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dibeberapa kota. Harga rata-rata tertinggi diperkirakan terjadi di Jakarta sebesar Rp. 7.046,-/kg dengan batas atas tertinggi sebesar Rp. 7.676,-/kg dan batas bawah terendah sebesar Rp. 6.528,-/kg. Begitu juga untuk perkiraan harga bulan Maret 2007, seperti terlihat pada Tabel 3. Perkembangan harga gula pasir bulan Februari dan Maret 2007 setiap minggu dapat dilihat pada Grafik 6.

Tabel 6. Perbandingan Harga Rata-rata Gula Pasir Bulan Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

7. MINYAK GORENG

Kecenderungan per-kembangan harga minyak goreng bulan Januari 2007 umumnya mengalami sedikit penurunan diakhir bulan kecuali Jakarta dan Denpasar yang mengalami sedikit peningkatan diakhir bulan. Harga rata-rata minyak goreng tertinggi terjadi di Jakarta pada minggu IV sebesar Rp. 6.720,-/kg, dan terendah juga terjadi di Jakarta sebesar Rp. 6.288,-/kg (Grafik 7).

Dibandingkan dengan harga rata-rata minyak goreng bulan Desember 2006, terjadi peningkatan harga disemua kota antara 4,09 persen (Denpasar) sampai 9,04 persen (Bandung). Bila dibandingkan dengan bulan Januari 2006, terjadi peningkatan harga yang sangat berarti disemua kota antara 10,18 persen (Denpasar) sampai 39,18 persen (Surabaya), seperti terlihat pada Tabel 7. Peningkatan harga yang terjadi pada bulan Januari 2007 dibandingkan bulan Januari 2006 yang cukup tinggi diakibatkan terjadinya peningkan harga bahan bakar minyak dipenghujung tahun 2006.

Perkiraan harga rata-rata minyak goreng bulan Februari Maret 2007 akan relatif stabil. Pada bulan Februari 2007 akan berkisar antara Rp. 6.158,-/kg (Yogyakarta) sampai Rp. 7.517,-/kg (Denpasar) dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 5.506,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 8.758,-/kg (Tabel 8). Sementara bulan Maret 2007 diperkirakan akan berkisar antara Rp. 6.107,-/kg (Yogyakarta) sampai Rp. 7.549,-/kg (Denpasar) dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 5.217,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 9.417,-/kg. Perkembangan perkiraan harga minyak goreng dan gula pasir dapat dilihat pada Grafik 7.Tabel 7. Perbandingan Harga Rata-rata Minyak Goreng Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

8. BAWANG MERAH

Perkembangan harga rata-rata mingguan bawang merah selama bulan Januari 2007 di semua kota Jawa dan Bali umumnya mengalami penurunan hingga minggu IV, kecuali di Denpasar naik sebesar Rp. 1.400,-/kg dari minggu sebelumnya. Prediksi harga bawang merah bulan Pebruari hingga Maret 2007 di beberapa kota cenderung stabil, sedangkan di Surabaya sedikit naik, sementara di Yogyakarta berfluktuasi. Harga rata-rata mingguan bawang merah tertinggi selama Januari 2007 terjadi di Denpasar pada minggu II sebesar Rp.10.000,-/kg dan harga terendah terjadi di Semarang pada minggu IV sebesar Rp. 6.200,-/kg (Grafik 8).

Dibandingkan dengan bulan Desember 2006, harga bawang merah di semua kota mengalami kenaikan berkisar antara 1,13 persen (Bandung) sampai 26,48 persen (Denpasar). Bila dibanding-kan dengan harga rata-rata pada bulan Januari 2006, terjadi penurunan harga yang cukup besar di semua kota berkisar antara 13,11 persen (Semarang) sampai 31,11 persen (Yogyakarta), seperti terlihat pada Tabel 8.

Diperkirakan harga rata-rata bawang merah pada bulan Pebruari 2007 berkisar antara Rp. 10.762,-/kg sampai Rp. 16.120,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 4.350,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 41.417,-/kg. Berdasarkan hasil penyusunan model, harga bawang merah bulan Pebruari 2007 ternyata dipengaruhi oleh harga 2 minggu sebelumnya. Sedang-kan pada bulan Maret 2007 harga bawang merah diperkirakan berkisar antara Rp.5.040,-/kg sampai Rp.8.260,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 2.873,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar sebesar Rp. 15.251,-/kg (Tabel 8).Tabel 8. Perbandingan Harga Rata-rata Bawang Merah Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

9. CABE MERAH BESARPerkembangan harga rata-rata mingguan cabe merah besar selama bulan Januari 2007 di Jawa dan Bali bervariasi, kecuali di Jakarta pada minggu II mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 2.447,-/kg dari minggu I, untuk kemudian turun pada minggu berikutnya dimana pada minggu IV mengalami penurunan yang cukup tajam sebesar Rp.4.080,-/kg. Sedangkan prediksi harga cabe merah besar pada bulan Pebruari sampai Maret 2007 cenderung naik. Harga rata-rata mingguan cabe merah besar tertinggi selama Januari 2007 terjadi di Jakarta pada minggu II yaitu sebesar Rp. 19.167,-/kg dan harga terendah terjadi di Surabaya pada minggu III dan IV yaitu sebesar Rp. 11.667,-/kg (Grafik 9).

Dibandingkan dengan harga pada bulan Desember 2006, harga cabe merah besar di beberapa kota mengalami penurunan berkisar antara 3,03 persen (Surabaya) sampai 13,20 persen (Bandung), sebaliknya di Yogyakarta dan Denpasar mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,23 persen dan 20,89 persen. Bila dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Januari 2006, terjadi peningkatan yang cukup tinggi di semua kota hingga mencapai 73,68 persen di Denpasar, sementara di kota lainnya berkisar antara 8,68 persen (Jakarta) sampai 32,33 persen (Semarang), seperti terlihat pada Tabel 9.

Diperkirakan harga rata-rata cabe merah besar pada bulan Pebruari 2007 berkisar antara Rp. 10.762,-/kg sampai Rp. 16.120,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 4.299,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar Rp. 41.417,-/kg.Berdasarkan hasil penyusun-an model, ternyata harga cabe merah besar bulan Pebruari 2007 dipengaruhi oleh harga 1 minggu sebelumnya. Sedangkan pada bulan Maret 2007 harga cabe merah besar diperkirakan berkisar antara Rp.8.662,-/kg sampai Rp.19.706,-/kg, dengan batas bawah terendah sebesar Rp. 2.778,-/kg dan batas atas tertinggi sebesar sebesar Rp. 61,652,-/kg (Tabel 9).

Tabel 9. Perbandingan Harga Rata-rata Cabe Merah Besar Bulan Januari 2007 terhadap Desember 2006 dan Januari 2006 serta Prediksi Harga Rata-rata Februari dan Maret 2007

10. GABAH

Pengamatan yang dilakukan di 14 (empat belas) propinsi pada bulan Januari 2007 diperoleh keragaan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan sebagai berikut:

a. Menurut pengamatan harga di tingkat penggilingan secara rataan, transaksi harga gabah yang berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah sebanyak 100,00 persen, sementara transaksi yang dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tidak ada (Tabel 10).

b. Harga gabah yang berada di bawah HPP dan yang sama dengan HPP tidak ada. Pada bulan Januari 2007 persentase observasi transaksi harga gabah yang seluruhnya (100 persen) berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan yang sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tidak ada.

c. Pengamatan pada bulan Januari 2007, harga gabah yang berada diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terdapat di 14 (empat belas) propinsi, dan ada 14 (empat belas) propinsi yang persentase observasi transaksi harga gabah seluruhnya diatas HPP (100 persen), yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

d. Dalam bulan Januari 2007 observasi transaksi harga gabah yang diluar kelompok kualitas (kadar air di atas 25 persen dan atau kadar hampa dan kotoran lebih besar 15 persen) terdapat di 5 (lima propinsi). Sementara jumlah gabah diluar kelompok kualitas tersebut rataannya sebesar 12,48 persen untuk tingkat penggilingan (Tabel 10).

Tabel 10. Persentase Observasi Transaksi Harga Gabah ditingkat Penggilingan, Bulan Januari 2007NoPropinsiSama dengan HPP

(%)Di Atas

HPP

(%)Di Bawah HPP

(%)Di Luar Kelompok Kualitas (%)

(1)(2)(3)(4)(5)(6)

01Sumatera Utara-100,00-18,18

02Sumatera Barat-100,00--

03Lampung-100,00--

04Jawa Barat-100,00-9.22

05Jawa Tengah-100,00-21,95

06D.I. Yogyakarta-100,00--

07Jawa Timur-100,00-22,86

08Banten-100,00--

09Bali-100,00-100,00

10Kalimantan Tengah-100,00--

11Kalimantan Selatan-100,00--

12Kalimantan Timur-100,00--

13Sulawesi Utara-100,00--

14Sulawesi Selatan-100,00--

Tingkat Penggilingan0,00100,00,0012,48

Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Januari 2007Tabel 11. Persentase Observasi Transaksi Harga Gabah Tingkat Penggilingan

Gabah Kualitas Rendah, Desember 2006 dan Januari 2007

No.PropinsiDesember 2006Januari 2007

(1)(2)(3)(4)

1 Sumatera Utara6,6718,18

2 Jawa Barat9,309,22

3 Jawa Tengah18,3721,95

4 Jawa Timur7,8322,86

5 Bali28,57100,00

6 Sulawesi Selatan6,06-

Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Januari 2007

e. Gabah Kualitas Rendah pada bulan Desember 2006 dan Januari 2007 terdapat di 6 (enam) propinsi yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Bila dibandingkan dengan bulan Desember 2006 persentase harga gabah di tingkat penggilingan untuk gabah kualitas rendah mengalami peningkatan yang cukup besar di propinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, kecuali di propinsi Jawa Barat yang jusru mengalami sedikit penurunan. Peningkatan tertinggi terjadi di Bali, dimana pada bulan Januari 2007 mencapai 100 persen (Tabel 11).f. Persentase harga gabah di tingkat penggilingan untuk observasi di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada bulan Januari sampai Maret 2006 terlihat berfluktuasi dimana pada bulan Maret mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga mencapai 31,73 persen. Namun kemudian pada bulan April sampai Januari 2007 terus menurun hingga batas terendah (0.00 persen). Sedangkan harga gabah kualitas rendah pada bulan Januari sampai Maret 2006 mengalami kenaikan, namun pada bulan April hingga Agustus mengalami penurunan, namun di bulan September kembali mengalami kenaikan, untuk kemudian turun di bulan Oktober dan naik kembali hingga bulan Januari 2007 (Tabel 12).

Tabel 12. Persentase Transaksi Harga di Bawah HPP dan Gabah Kualitas

Rendah (Januari 2006 s/d Januari 2007)

Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Januari 2007g. Harga rata-rata gabah periode bulan Januari 2006 sampai Januari 2007 baik ditingkat penggilingan maupun petani untuk semua kualitas (GKG, GKP dan Kualitas Rendah) terlihat meningkat (grafik 1). Demikian pula bila dibandingkan dengan harga bulan Desember 2006, harga gabah bulan Januari 2007 untuk kualitas GKG, GKP dan di luar kualitas mengalami peningkatan dan berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Seperti terlihata pada Tabel 13.Tabel 13.Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Desember 2006 s/d Januari 2007KualitasHPP Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)% PerubahanTingkat Petani (Rp/Kg)% Perubahan

2006 Des. 2006Jan. 2007Jan-07 thd Des-06 Des. 2006Jan. 2007Jan-07 thd Des-06

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)

a. GKG2.2502.634,952.895,709,902.605,852.849,749,36

b. GKP1.7302.429,312.671,099,952.377,732.613,279,91

c. Diluar Kualitas-1.986,372.246,7413,111.930,882.180,7412,94

Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Januari 2007

h. Menurut laporan hasil monitoring BPS, selisih harga rata-rata gabah (Rp/kg) di tingkat penggilingan terhadap harga pembelian pemerintah untuk masing-masing kelom-pok kualitas seperti disajikan pada Tabel 14, adalah sebagai berikut :

Selisih harga untuk GKG sebesar Rp. 645,70 (28,70 % di atas HPP).

Selisih harga untuk GKP sebesar Rp. 941,09 (54,40 % di atas HPP).Tabel 14. Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Bulan Desember 2006Kelompok KualitasHarga gabah ditingkat petani (Rp/kg)Rata-rata harga tingkat peng-gilingan (Rp/kg)Harga Pembelian Pemerintah

(HPP)* (Rp/kg)Selisih kolom (5) terhadap kolom(6)

TerendahTertinggiRata-rata(Rp/kg)(%)

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)

GKG2.460,003.250,002.849,742.895,702.250645,7028,70

GKP1.755,004.000,002.613,272.671,091.730941,0954,40

Gabah Kualitas Rendah1.900,003.100,002.180,742.246,74---

Keterangan : *HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 13 TAHUN 2005 tgl. 10 Oktober 2005 diberlakukan mulai Januari 2006

Sumber : BPS, Laporan Monitoring s/d Januari 2007i. Selanjutnya dari observasi yang telah dilakukan BPS selama bulan Januari 2007 (Tabel 14) diperoleh informasi mengenai keadaan gabah yang dijual petani sebagai berikut :

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKG pada bulan Januari 2007 sebesar Rp 2.250,00/kg. Harga gabah terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKG adalah Rp.2.460,00/kg yaitu di Pemalang, Jateng, sedangkan harga tertinggi Rp. 3.250,00/kg terjadi di Bandung, Jabar. Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.895,70/kg.

Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kelompok kualitas GKP pada bulan Januari 2007 sebesar Rp 1.730,00/kg. Harga gabah terendah di tingkat petani pada kelompok kualitas GKP adalah Rp.1.755,00/kg yaitu di Ponorogo, Jatim, sedangkan harga tertinggi Rp. 4.000,00/kg terjadi di Penajam Pasir Utara, Kaltim. Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.671,09/kg.

Untuk harga gabah diluar kelompok kualitas, harga terendah di tingkat petani Rp. 1.900,00/kg terjadi di Sukabumi, Jabar, sedangkan harga tertinggi Rp 3.100,00/kg terjadi di Cirebon, Jabar dengan rata-rata Rp.2.180,74/kg. Sementara rata-rata harga di tingkat penggilingan adalah Rp. 2.246,74/kg.

KATA PENGANTAR

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

Sumber : Dep. Perdagangan diolah oleh Pusdatin, Deptan

2Pusat Data dan Informasi Pertanian1Pusat Data dan Informasi Pertanian