buletin umum gbi poris indah edisi juni 2016

44

Upload: multimediagbipi

Post on 01-Aug-2016

235 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016
Page 2: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016
Page 3: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Di tengah hutan, tinggallah seorang pria dalam sebuah gubuk tuanya. Pria ini selalu berdoa sebelum memulai suatu pekerjaan. Ia selalu mengucapkan beberapa doa yang telah dihafalnya sejak kecil. Suatu saat, pria ini mencoba menghitung jumlah doa yang telah dipanjatkannya. Ia kemudian memasukkan sebiji kenari ke dalam stoples setiap kali selesai berdoa. Semakin banyak jumlahnya, semakin bertambah bangga pula ia. Kemudian ia bermimpi, Tuhan Yesus berdiri di hadapannya dan bertanya, “Apa arti semua stoples berisi kenari ini?” Pria tersebut menjawab dengan bangga, “Setiap biji kenari berarti sebuah doa.”

DOA YANG BERARTI “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena ban-yaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” Matius 6:7,

Page 4: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

“Ambillah palu dan belahlah biji-biji itu,” kata Tuhan Yesus. Pria itu segera melakukan dan mendapati bahwa isi dari setiap kenari itu telah kosong. Kemudian Tuhan Yesus berkata, “Doa-doamu juga kosong seper-ti itu. Kau hanya mengucapkan kata-kata yang kau hafal, tetapi hatimu tidak berdoa.” Tuhan merindukan anak-anak-Nya dapat berkomunikasi dengan-Nya sepenuh hati. Doa yang berulang-ulang atau doa yang dilakukan hanya karena sebuah kebiasaan merupakan doa yang kosong tanpa arti. Doa baru memiliki arti bila keluar dari hati, bukan sekadar terucap dari bibir. Doa akan membawa hubungan Anda dengan Tuhan semakin kuat dan memampukan Anda untuk menghadapi tahun-tahun yang penuh tantangan.

Sumber: http://nafirikasih.blogspot.co.id/

Tuhan merindukan kamunikasi sepenuh hati dengan anak-anak-Nya. Doa yang berulang-ulang dan tanpa penghayatan hanyalah merupakan doa yang kosong

tanpa arti.

Page 5: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

PERUMPAMAAN ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Rabu, 01 Juni 2016

embenaran adalah istilah hukum, lawan kata dari penghukuman. Para ahli hukum dalam PL diperintahkan untuk membenarkan yang tidak bersalah dan menghukum yang bersalah. Jadi kita bisa membayangkan betapa marahnya

orang Farisi ketika Yesus membenarkan pemungut cukai yang penuh dosa itu dan mengatakan orang Farisi yang benar sebagai terhukum. Apakah Yesus berani menga-takan bahwa Allah melakukan tindakan yang Dia sendiri melarang hakim-hakim manu-sia melakukannya?

Kedua pelaku dalam perumpamaan ini sama-sama pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Hanya ini persamaannya, yang lainnya berbeda semua. Pertama, mereka pu-nya pendapat yang sama sekali berbeda tentang diri masing-masing. Lima kali orang Farisi memakai kata ganti orang pertama, tapi pemungut cukai hanya satu kali, “Ya, Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (13). Inilah bahasa orang yang sungguh bertobat. Pendapat berbeda tentang diri sendiri juga tercermin dalam sikap tubuh mereka. Keduanya berdiri (sikap lazim orang Yahudi), tapi si Farisi berdiri tegak, dengan sikap angkuh dan mencolok. Perhatiannya pada diri sendiri, sedangkan si pemungut cukai “berdiri jauh-jauh” (13), dengan mata memandang ke bawah dan memukul-mukul dadanya sendiri. Dasar keyakinan mereka akan penerimaan Tuhan juga berbeda. Si Farisi menganggap dirìnya orang benar, sedangkan si pemungut cukai percaya kepada pengasihan Allah semata.

Uskup Agung Thomas Cranmer dalam suatu Tata lbadah Perjamuan Kudus tahun 1552 menempatkan kita di samping pemungut cukai. “Tidak mempertim-bangkan kebaikan kami melainkan mengampuni kesalahan kami melalui Yesus Kristus,” dan mengatakan bahwa kita tidak berani datang ke meja perjamuan Tuhan dengan mengandalkan kebenaran diri sendiri, melainkan “pengasihan-Nya yang banyak dan besar”. “Yang disebut datang berdoa dengan rendah hati” ini merupakan bahasa orang yang sungguh bertobat.

P

Note : Bacaan Alkitab setahun: Ayub 25-27

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak—Luk 18:14.

Page 6: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Kamis, 02 Juni 2016 PERUMPAMAAN ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI

erumpamaan ini dikagumi secara universal dan ditafsirkan beragam. Banyak komentator zaman dahulu maupun modern, yang paling terke-nal Agustinus, menganggapnya sebagai alegori penebusan kita. Orang Sa-maria yang murah hati adalah Yesus Kristus penebus kita, yang menemukan kita dalam keadaan sekarat, lalu membalut luka-luka kita, menyerahkan kita kepada gereja (tempat penginapan), memberikan dua keping uang perak (sakramen) kepada pemilik penginapan, dan berjanji akan kembali. Tafsiran ini memang cerdas, dan kita setidaknya bisa melihat orang Samaria yang murah hati sebagai gambaran kasih yang menebus. Tapi kita tidak berhak untuk mengategorikan setiap detil dari cerita itu. Perumpamaan ini menyoroti apa artinya “kasihilah sesamamu”. Pertama, perumpamaan ini gambaran kasih. Musa memberi contoh menga-sihi sesama: Kita tidak mengabaikan orang miskin, tidak merampas hak orang lain, atau tidak merugikan orang buta atau tuli, tidak memutar balik keadilan, jujur berdagang, tidak dendam, karena semua itu tidak cocok dengan “kasihilah sesamamu manusia” (1m 19:18). Kita harus mengusahakan kese-jahteraan bagi sesama kita. Kedua, perumpamaan ini memberikan kita definisi “sesamamu manusia”. Dan semua orang yang rasanya tidak mungkin menolong, orang Samarialah yang datang menolong si korban perampokan. Orang Samaria dibenci orang Ya-hudi karena dianggap orang campuran secara ras dan agama; namun disini seorang Samaria melakukan bagi seorang Yahudi apa yang orang Yahudi pas-ti tidak mau lakukan bagi orang Samaria. Perumpamaan Yesus menantang kita untuk mengatasi semua prasangka kesukuan, sosial, seksual, dan agama seperti itu. Tidak membiarkan hal-hal itu menghambat kasih kita yang aktif bagi sesama kita. Inilah yang dimaksudkan dengan “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (37).

P

Bacaan Alkitab setahun: Ayub 28-30

Note :

Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri—Luk 10:27.

Page 7: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ita perlu mulai dengan tiga hal negatif. Pertama, Yesus tidak menganjurkan agar kita pilih-piih, misalnya memanggil agar beberapa orang lemah lembut dan yang lainnya murah hati. Tidak. Semua dari kedelapan ucapan bahagia, harus menjadi ciri pengikut Kristus. Kedua, Yesus tidak sedang memberi suatu resep untuk kesehatan jiwa. Benar, makarios (“berbahagia”) bisa berarti “gembira,” tapi Yesus tidak membuat penilaian subyektif (menurut apa yang kita rasakan) melainkan penilaian obyektif (menurut apa yang Allah pikirkan). Ketiga, Yesus sedang mengajarkan bagaimana perilaku orang yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh. Orang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang mengakui bahwa mereka bangkrut secara rohani. Mereka yang berdukacita, bukan kare-na kehilangan orang yang dikasihi, melainkan kehilangan integritas dan harga diri. Yang lemah lembut (demikian diisyaratkan konteks) rela orang lain ber-pikir tentang mereka sebagaimana mereka berkata tentang diri mereka sendiri. Lapar dan haus akan kehendak Allah adalah ciri umat Allah. Keempat ucapan bahagia pertama dari Khotbah di Bukit menyangkut hubungan kita dengan Allah. Empat berikutnya menyangkut hubungan kita dengan orang lain. Mereka yang murah hati akan beroleh kemurahan. Mereka yang suci hatinya, yaitu yang sungguh-sungguh dan tulus. Orang Kristen juga harus menjadi juru damai karena mereka disebut anak-anak Allah. Ucapan bahagia kedelapan memberikan berkat kepa-da mereka yang dianiaya karena melakukan kehendak Allah. Jadi, budaya tandingan dan Yesus Kristus bertentangan dengan budaya-budaya dunia. Karena Yesus memberikan damai kepada mere-ka yang paling dikasihani dunia dan menyebut berbahagia mereka yang ditolak dunia.

Bacaan Alkitab setahun: Ayub 31-33

Note :

K

. Jumat , 03 Juni 2016 UCAPAN BAHAGIA Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang punya Kerajaan Surga—Mat 5:3.

Page 8: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

nilah gambaran yang Yesus pilih untuk menunjukkan kehendak-Nya agar pengikut-Nya menjadi seperti garam dan terang di dunia. Apa yang Dia maksudkan? Kesimpulan apa yang sah kita tarik dari kiasan ini ? Saya mencatat Dia mengajarkan empat kebena-ran. Pertama, orang Kristen secara radikal berbeda dari orang bukan Kristen. Kita harus menjadi terang bagi dunia yang gelap, dan menjadi garam yang mencegah perusakan masyarakat. Dua kelompok ini ber-beda seperti terang dan gelap dan garam dan pembusukan. Kedua, orang Kristen harus menembus masyarakat bukan Kristen. Mes-ki secara moral dan spiritual berbeda, kita tidak boleh terpisah dari masyarakat. Terang harus bersinar dalam gelap; garam harus meresap ke dalam daging. Kedua contoh itu menggambarkan proses penem-busan. Ketiga, orang Kristen bisa mempengaruhi dan mengubah masyarakat bukan-Kristen. Garam dan terang adalah komoditas efektif. Mereka mengubah lingkungannya. Ketika garam ditaruh pada daging, sesuatu terjadi; pembusukan oleh bakteri terhindar. Juga, ketika terang dinya-lakan, gelap sirna. Tidak hanya individu yang bisa diubah; masyarakat juga bisa diubah. Dalam sejarah ada banyak contoh perbaikan masyarakat karena pengaruh Kristen. Keempat, orang Kristen harus mempertahankan perbedaannya yang berciri Kristen. Garam harus mempertahankan keasinannya; kalau tidak, dia akan tidak berguna. Terang harus mempertahankan cahayanya; ka-lau tidak, dia tidak akan bisa mengusir kegelapan. Apa yang menjadi ciri pembeda kita sebagai orang Kristen?

Bacaan Alkitab setahun: Ayub 34-36

I

. Sabtu, 04 Juni 2016 GARAM DAN TERANG

Kamu adalah garam dunia... Kamu adalah terang dunia... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang—Mat 5:13-14, 16.

Note :

Page 9: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

pakah hubungan kewenangan Yesus dengan kewenangan hukum Musa? Untuk pertanyaan ini, diucapkan atau tidak, Yesus memberi jawaban tegas. Dia datang tidak untuk meniadakan PL melainkan menggenapinya, menyempurnakannya, untuk menaatinya, dan menyampaikan maknanya yang benar. Karena, PL mempunyai keandalan yang abadi. Akibatnya, kebesaran dalam Kerajaan Allah akan diukur menurut ketaatan pada hukum Taurat. Yesus melanjutkan, “Jika kamu tidak melakukan kehendak Allah melebihi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (20). Setelah mendengar ini, para murid tentu ter-tegun. Ahli Taurat dan orang Farisi adalah orang paling benar di muka bumi. 248 perintah dan 35 izin dalam PL, dan mereka mengatakan menjalankan kesemuanya. Bagaimana murid-murid Yesus bisa melakukan kehendak Allah Iebih dari orang yang paling benar di muka bumi ini ? Teka teki ini tidak sulit dipecahkan. Kebenaran Kristen melebihi kebenaran ciri orang Farisi sebab kebenaran Kristen lebih da-lam: kebenaran dari hati. Bagian selanjutnya dari Mat 5 terdiri atas enam paragraf paralel, mas-ing-masing berisi satu antitesis yang diawali: “Kamu telah mendengar yang difirmankan ... tetapi Aku berkata ...“ Banyak penafsir mengatakan bahwa Yesus membandingkan diri-Nya dengan Musa. Tapi ini pasti tidak benar karena, Pertama, ungkapan yang Yesus pakai ketika mengutip Kitab Suci adalah “Ada tertulis”, tapi jika Yesus mengutip tradisi lisan, bukan yang tertulis di Kitab Suci, Dia memakai ungkapan. “Ada difirmankan.” Kedua, Yesus memastikan, tanpa keraguan, kewenangan abadi Kitab Suci (17-18); jadi tidak mungkin Dia langsung membantah Kitab Suci dan dengan begitu membantah diri-Nya sendiri.

Bacaan Alkitab setahun: Ayub 37-39

A . Minggu, 05 Juni 2016 KRISTUS DAN HUKUM TAURAT Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya —Mat 5:17.

Note :

Page 10: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

emarin kita melihat apa yang Yesus bantah dalam keenam antitesis dari Mat 5 adalah tradisi bukan Kitab Suci. Keenam antitesis meru-pakan variasi dari tema yang sama, sebab ahli Taurat dan Farisi merasa hukum Taurat terlalu memberatkan. Mereka mengurangi tan-tangannya dengan memperlunak tuntutannya, dan yang diizinkan dilong-garkan lagi. Berikut antitesis lima dan enam sebagai contoh. Kelima: “Kamu telah mendengar yang difirmankan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”(38). ini menyatakan lex talionis, asas memberi hukuman yang seimbang sebagai hukuman maksimal. Tapi ahli Taurat dan Farisi meluaskan petunjuk ini dari sidang pengadilan (tempatnya yang tepat) sampai ranah hubungan pribadi (yang bukan tem-patnya). Mereka memakai petunjuk ini untuk membenarkan balas den-dam, yang justru dilarang hukum Taurat. Keenam: “Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu” (43-44). Yang dikutip para ahli Taurat adalah pemutarbalikan yang memalukan atas Kitab Suci, karena perintah mengasihi sesama manusia ditambahi perintah yang setara untuk membenci musuh kita yang tidak ada dalam teks PL. Bagi ahli Taurat, sesama manusia adalah sanaak saudara mereka sesuku dan seagama. Jadi, mengasihi sesama manusia artinya hampir sama dengan mengizinkan mereka membenci musuh mereka. Tapi Yesus tegas mengutuk argumen sesat tersebut. Sesa-ma kita dalam kosakata Allah mencakup musuh kita. Seseorang pernah mengatakan, membalas kebaikan dengan kejahatan adalah ciri iblis. Mem-balas kebaikan dengan kebaikan adalah manusiawi. Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah Ilahi.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 1-4

Note :

K . Senin, 06 Juni 2016

ENAM ANTITESIS Kamu telah mendengar yang difirmankan: Kasihilah sesamamu manusia dan ben-cilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu—Mat 5:43-44.

Page 11: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

esus jelas berasumsi murid-murid-Nya mempraktikkan ketiga kewajiban agama, yaitu terhadap Allah (berdoa), kepada sesama (memberi), dan kepada diri sendiri (berpuasa). Ketiga paragraf pada awal Mat 6 mengikuti pola yang sama. Dengan jelas dan jenaka Yesus menggambarkan kaum munafik yang menunjukkan kesalehannya di hada-pan orang banyak agar dipuji. Contoh pertama adalah tentang memberi. Dia menggambarkan seorang Farisi yang sok, dalam perjalanan memberi sedekah. Di depannya berbaris orang meniup trompet dengan ramai, berusaha menarik perhatian khalay-ak. Yesus mengajarkan, kalau kita memberi, jangan sampai tangan kiri ta-hu apa yang dilakukan tangan kanan. Contoh kedua menyangkut berdoa. Kita pantang memamerkan kebiasaan berdoa kita. Kita harus masuk ke dalam kamar, tutup pintu, dan berdoa kepada Bapa kita tanpa diketahui orang. Tidak ada yang memperkaya doa kita selain menyadari bahwa Allah sedang memandang kita. Bapa kita akan membalasnya dengan apa yang paling kita inginkan, yaitu akses ke hadirat-Nya. Contoh ketiga menyangkut berpuasa. Alkitab mengisyaratkan berpuasa kadang dikaitkan dengan pertobatan, disiplin diri, keprihatinan terhadap mereka yang lapar, dan kadang dengan doa khusus untuk kebutuhan ter-tentu. Saat berpuasa kita harus nampak wajar seperti biasanya, sehingga tidak ada orang yang mengira kita sedang berpuasa. Perbedaannya san-gat mencolok. Kesalehan orang Farisi mencolok, di dorong oleh kesom-bongan, dan mendapat upahnya dari manusia; kesalehan Kristen tersembunyi, didorong oleh kerendahan hati, dan mendapat upah nya dari Allah.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 5-9

Note :

Y PRAKTIK KEAGAMAAN

Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka—Mat 6:1.

Selasa, 07 Juni 2016

Page 12: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

esus membandingkan apa yang dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan apa yang seharusnya lebih dahulu dicari orang Kristen. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah perhatiannya tertambat pada kesejateraan materi(makanan, minuman, dan pakaian), sedangkan perhatian orang Kristen seharusnya tertambat terutarna pada kerajaan dan kehendak Allah dan dengan pewartaan di seluruh dunia. Yesus mulai dengan yang negatif. Tiga kali Dia mengulangi larangan-Nya agar kita tidak khawatir tentang hal-hal materi. Dia tidak melarang kita memikirkan atau merencanakan sesuatu, yang Dia larang adalah memikir-kan dengan cemas karena kecemasan tidak cocok dengan iman Kristen. Kalau Allah sudah memelihara hidup dan tubuh kita, apakah kita tidak percaya bahwa Dia akan mengurusi makanan dan pakaian kita? Kalau Al-lah memberi makan burung-burung dan memberi pakaian kepada bunga bakung, apakah kita tidak percaya bahwa Dia juga akan mengurusi san-dang pangan kita? Namun, kita tidak boleh salah mengartikan ajaran Ye-sus. Pertama, percaya kepada Allah tidak membebaskan kita dari kewajiban untuk bekerja mencari nafkah. Burung juga mencari makan sendiri. Namun Allah memberi sarananya. Kedua, percaya kepada Allah tidak membebaskan kita dari malapetaka. Betul, tidak seekor burung pipit jatuh ke tanah tanpa izin Bapa. Tapi, burung jatuh dan mati. Begitu juga manusia. Sebaliknya pengikut Yesus harus mencari lebih dulu Kerajaan Allah dan kehendak Allah. Mencari Kerajaan Allah berarti memproklamasikan Kristus sebagai Raja, sehingga orang tunduk kepada pemerintahan-Nya. Mencari kehendak Allah berarti ingat bahwa Allah mecintai kebenaran dan mem-benci kejahatan. Dalam ambisi rangkap ini tanggung jawab penginjilan dan tanggung jawab sosial kita tergabung, dan kemuliaan Allah menjadi puncak kepedulian kita.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 10-17

Y Rabu, 08 Juni 2016

AMBISI YANG BENAR DAN AMBISI YANG SALAH Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu—Mat 6:33.

Note :

Page 13: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

alam kesimpulan Khotbah di Bukit, Yesus menaruh di depan kita pilihan yang radikal antara ketaatan dan ketidaktaatan. Tentu saja tidak berarti bahwa kita bisa diselamatkan oleh ketaatan kita tapi, jika kita telah diselamatkan, kita akan menunjukkannya dengan ketaatan. Pertama, Yesus mengingatkan kita akan bahaya pengakuan semata (21-23). Tentu saja, pengakuan mutlak perlu. “Yesus adalah Tuhan” merupakan pengakuan iman Kristen paling dini, paling pendek, dan paling sederhana dari semua pengakuan iman Kristen. Tapi kalau tidak disertai dengan penyerahan diri pribadi kepada ketuhanan Yesus, percuma. Pada hari akhir kita mungkin malah mendengar kata-kata yang mengerikan dari Yesus: “Aku tidak pernah mengenal kamu Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (23). Kedua, Yesus mengingatkan kita akan bahaya pengetahuan intelektual semata Kalau kontras dalam ayat 21-23 adalah antara berkata dan berbuat, kon-tras sekarang adalah antara mendengar dan berbuat (24-27). Yesus meng-gambarkannya dengan perumpamaan-Nya yang terkenal tentang dua pembangun. Seorang yang bijak yang membangun rumahnya di atas batu dan seorang bodoh membangun rumahnya di atas pasir. Ketika mereka sedang membangun, orang yang melihat sepintas tidak akan bisa melihat perbedaannya, karena perbedaannya terletak di dasarnya yang tidak kelihatan. Ketika dua rumah itu dilanda badai dengan hebat, perbedaann-ya yang fatal terlihat. Orang yang mengaku Kristen (yang sungguhan dan yang palsu) semua kelihatannya sama. Tapi dasar hidupnya yang dalam tidak sama. Hanya badai kemalangan dalam hidup ini dan badai pengha-kiman pada hari akhir akan mengungkap siapa mereka. Jalan mana yang kita tempuh? Di atas dasar apa kita membangun?

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 18-22

D PILIHAN YANG RADIKAL Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk Ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga—Mat 7:21.

Note :

Kamis, 09 Juni 2016

Page 14: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ata kerja dalam bahasa Yunani battalogeo diterjemahkan sebagai “menggunakan pengulangan tanpa makna”, “menumpuk ungkapan hampa”, dan “bertele-tele”. Kata ini tidak ditemukan di tempat lain dan tidak ada orang yang tahu artinya dengan pasti. Ada pakar berpikir kata itu berasal dari Raja Battus yang bicaranya gagap, atau dari Battus lain yang menulis sajak-sajak yang berat karena menggunakan banyak kata. Namun, kebanyakan pakar menganggap kata itu onomatope, yaitu kata yang bun-yinya menentukan maknanya. Seperti halnya battarizo yang berarti “gagap” dan barbaros berarti “orang barbar” yang bahasanya tidak bisa dipahami orang Yunani, demikian pula battalageo mungkin berarti “bertele-tele”. Lalu, apa yang dilarang Yesus dalam berdoa? Tidak semua pengulan-gan dilarang, karena Dia sendiri di Getsemani terus berdoa menggunakan kata kata yang sama. Yang dilarang adalah semua doa yang kata-katanya tanpa makna. Ini pasti mencakup roda doa dan bendera doa. Juga pengulan-gan mantra dalam meditasi transendental. Maharishi Mahesh Yogi sendiri me-nyesal bahwa dia menyesatkan dengan memilih kata meditasi karena meditasi yang benar selalu melibatkan pemakaian pikiran yang sadar. Larangan Kristus juga dapat meliputi pemakaian rosario, kecuali kalau pemakaian manik-maniknya untuk menghitung doa sungguh-sungguh membantu orang ber-pikir dan bukan malah meniadakan pikiran. Sebagai rangkuman, yang dilarang Yesus untuk umat-Nya adalah doa yang hanya diucapkan dengan mulut sedangkan pikiran kita tidak terlibat. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pura-pura berdoa sebab mereka pikir semakin banyak yang mereka katakan, semakin besar kemungkinan doa mereka akan didengar. Gagasan aneh! Allah macam apakah ini yang terkesan dengan mekanik dan statistik doa? “Janganlah kamu seperti mereka,” kata Yesus (8).

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 23-31

K . Jumat, 10 Juni 2016

DOA BANGSA- BANGSA YANG TIDAK MENGENAL ALLAH Lagi pula dalam doamu itu jangan kamu bertele-tele.... Mereka menyangka bahwa dengan banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan—Mat 6:7

Note :

Page 15: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

lasan kenapa orang Kristen tidak boleh berdoa seperti bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, “Bapamu mengetahui apa yang kamu per-lukan sebelum kamu minta kepada-Nya.” Dia bukan tidak tahu kebu-tuhan kita atau ragu-ragu memenuhinya. Lalu, kenapa kita harus berdoa? Apa gunanya doa? Calvin mengatakan: Maksud orang percaya berdoa bukan un-tuk memberi tahu Allah tentang hal-hal yang Dia tidak tahu, atau mendorong Dia supaya melakukan tugas-Nya, atau mendesak Dia seakan Dia enggan. Sebaliknya, mereka berdoa supaya mereka bisa menggugah diiri sendiri untuk mencari Dia. Supaya mereka bisa mempraktikkan iman mereka dengan me-renungkan janji-janji-Nya. Supaya mereka bisa melepaskan diri dari kecema-san mereka dengan mencurahkan semua kecemasan itu di pangkuan-Nya; supaya mereka bisa menyatakan bahwa kepada Dia saja mereka berharap dan mengharapkan semua hal baik, bagi mereka sendiri dan juga orang lain. Kalau doa orang Farisi munafik dan doa bangsa yang tidak mengenal Allah seperti mesin saja, maka doa orang Kristen harus sungguh-sungguh—tulus tidak munafik; penuh perhatian dan tidak seperti mesin saja. Doa Bapa Kami diberikan Yesus sebagai model doa Kristen yang sejati. Menurut Matius, pola untuk dicontoh (“Berdoalah demikian” (9); dan menurut Lukas, sebagai bentuk jadi untuk dipergunakan (“Apabila kamu berdoa, katakanlah: ...“ [Luk 11:2]). Memang, kita bisa memakai doa itu sebagai pola atau siap-pakai. Yesus mengajar kita untuk menyapa Allah sebagai “Bapa kami yang di

surga” (9). Ini menyiratkan bahwa Dia seorang pribadi, pengasih, dan sangat kuat. Apa saja yang diarahkan oleh kasih-Nya, mampu Ia laksanakan. Adalah bijaksana kalau sebelum berdoa, kita renungkan sejenak Siapa yang sedang kita datangi.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 32-37

A . Sabtu, 11 Juni 2016 DOA ORANG KRISTEN

Jadi, janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya-—-Mat 6:8.

Note :

Page 16: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

oa Bapa Kami berisi enam permintaan. Tiga pertama berhubungan dengan kemuliaan Allah (nama-Nya, kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya), sedangkan tiga kedua berhubungan dengan kita dan kebutuhan kita (makanan sehari-hari, pengampunan, dan pelepasan). Tulisan ini memusatkan perhatian pada kemuliaan Allah berkaitan flamaN-ya, pemerintahan-Nya, dan kehendak-Nya. Nama mewakii penyandang nama itu, berkaitan dengan hakikatnya, wataknya, dan kegiatannya. Jadi, “nama” Allah adalah Allah sendiri, sebagaimana Dia menyatakan diri-Nya. Nama-Nya kudus karena ditinggikan di atas nama lain. Namun kita berdoa agar Nama itu dkuduskan, yaitu agar dalam hidup kita, di gereja, dan di bumi, Nama-Nya diberi kehormatan yang memang patut disandang-Nya. Kerajaan Allah adalah pemerintahan-Nya yang diraja, tidak terutama kare-na kedaulatannya yang mutlak atas alam semesta dan sejarah, tapi dengan waktu kerajaan itu mendobrak masuk ke dunia melalui Yesus. Berdoa untuk kedatangannya sama juga berdoa untuk pertumbuhannya karena melalui kesaksian gereja orang akan tunduk kepada Yesus, dan ini akan digenapi ketika Yesus datang kembali dalam kemuliaan.

Karena kehendak Allah adalah kehendak, dalam pengetahuan, kasih, dan kekuasaan, bodohlah jika kita menolaknya. Dan bijaksanalah jika kita memahami, mendambakan, dan melakukannya.

Mudah mengulangi kata-kata Doa Bapa Kami seperti beo, namun jika diucapkan dengan tulus dahsyat implikasinya. Apakah kita sanggup ber-Doa Bapa Kami ini dengan ketulusan? Ini ujian serius terhadap kebenaran dan kedalaman pengakuan iman Kristen kita.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 38-44

D

. MInggu, 12 Juni 2016 MEMPEDULIKAN KEMULIAAN ALLAH

Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga—Mat 6:9-10.

Note :

Page 17: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

alam paruh kedua Doa Bapa Kami, kata sifat kepemilikan berubah dari Mu menjadi kami. Kini kita menyatakan dengan rendah hati ketergan-tungan pada kasìh-karunia-Nya. Meski kebutuhan pribadi kita digeser ketempat kedua, hal itu tidak dihilangkan. Kalau kita tidak mau menyam-paikan kebutuhan kita dalam doa dengan alasan tidak mau merepotkan Allah, kesalahan itu sama besarnya dengan doa yang dipenuhi urusan kita saja. Ada beberapa penafsir awal yang tidak percaya bahwa Yesus menghendaki agar permintaan pertama kita adalah untuk makanan. Bagi mereka ini rasanya tidak pantas. Jadi mereka menafsirkan permintaan ini sebagai kiasan. Bapa gereja awal seperti Tertulianus, Cyprianus, dan Agustinus, menganggap bah-wa yang dimaksud dengan makanan adalah Firman Allah yang tidak kelihatan atau roti sakramen Perjamuan Kudus. Kita patut berterima kasih kepada para Reformis yang pemahamannya lebih lugas. Calvin menyebut apa yang dilakukan Bapa-bapa Gereja adalah hal yang “sangat tidak masuk akal”. Luther menulis, makanan adalah lambang dari “segala sesuatu yang diperlukan untuk memelihara hidup ini, seperti ma-kanan, tubuh yang sehat, cuaca yang baik, rumah tinggal, istri, anak-anak, pemerintah yang baik dan perdamaian”. Doa ini menyatakan, pada akhirnya kita bergantung kepada Allah. Apa lagi, nampaknya Yesus ingin para pengikut-Nya menyadari ketergantungan mereka dri hari ke hari. Kata sifat dalam ba-hasa Yunani epiousios dalam “makanan kami yang secukupnya” sama sekali tidak dikenal orang zaman kuno sehingga Origenes mengira kata itu dicip-takan para penulis Injil. Apakah kata itu berarti “untuk hari ini” atau “untuk hari esok,” doa ini adalah untuk masa depan yang segera. Kita harus hidup dan hari ke hari. Berdoa sebelum makan berarti kita mengakui hal ini. Inilah kebiasaan Kristen yang berharga.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 45-51

D

Senin, 13 Juni 2016 BERIKANLAH KAMI MAKANAN SECUKUPNYA Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku—Ams 30:8.

Note :

Page 18: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

arghanita Laski, novelis dan kritikus terkenal abad ke-20 berkebang-saan Inggris, tidak merahasiakan bahwa dia ateis. Tapi suatu hari dia

membuat kejutan dengan blak-blakan mengatakan di televisi, “Yang membu-at saya paling iri hati terhadap orang Kristen adalah pengampunan mereka; saya tidak punya siapa-siapa untuk mengampuni saya.” Dia benar. Pengam-punan adalah jantung Injil. Dia harus ada untuk kehidupan dan kesehatan ji-wa, sama seperti makanan harus ada untuk kehidupan dan kesehatan tubuh.

Jadi permohonan berikut dalam Doa Bapa Kami adalah “Ampunilah kami dari kesalahan kami”. Dosa diibaratkan kesalahan sebab kesalahan patut di hukum. Sebab ketika Allah mengampuni kita, Dia membatalkan hukumann-ya, juga tuntutannya terhadap kita.

Penambahan kata-kata “seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami” ditekankan lebih lanjut pada ayat 14 dan 15, yang mengikuti doa ini dan menyatakan bahwa Bapa kita akan mengampuni kita jika kita mengampuni orang lain. Tapi, Dia tidak akan mengampuni kita jika kita tidak mengampuni orang lain. Ini pasti tidak berarti bahwa kalau kita mengampuni orang lain maka kita berhak diampuni. Maksudnya, Allah hanya mengampuni orang yang menyesali dosa-dosanya. Bukti utama penyesalan yang sungguh adalah jiwa yang mau mengampuni. Begitu mata kita dibuka untuk melihat betapa dahsyatnya kesalahan kita terhadap Allah, maka kesala-han yang dilakukan orang lain terhadap kita akan nampak remeh sekali. Se-baliknya, kalau kita membesar-besarkan kesalahan orang terhadap kita, ini membuktikan bahwa kita mengecilkan kesalahan kita sendiri. Perbedaan anta-ra besarnya utang-utang itulah yang menjadi pokok utama perumpamaan hamba yang tidak berbelas kasihan. Kesimpulannya, “Seluruh hutangmu telah kuhapuskan .... Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (18:32-33).

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 52-59

M Selasa, 14 Juni 2016

AMPUNILAH KAMI DARI KESALAHAN KAMI Dan ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami—Mat 6:12.

Note :

Page 19: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ua permohonan terakhir dalam Doa Bapa Kami barangkali harus di anggap sebagai aspek positif dan negatif dari doa yang sama. Namun, ada dua masalah yang kita hadapi. Pertama, Alkitab mengatakan Allah tidak mencobai kita (Yak 1:13). Jadi apa gunanya kita berdoa agar Dia tidak melakukan apa yang Dia janjikan tidak akan pernah Dia lakukan? Ada yang menjawab, “pencobaan” sebagai “ujian”. Tapi jawaban yang lebih baik adalah menggabungkan dua anak kalimat dalam doa itu: maksudnya, memahami “janganlah membawa kami ke dalam pencobaan” dalam kaitannya dengan anak kalimat “lepaskanlah kami dari yang jahat” dengan mengartikan “yang jahat” sebagai Iblis, yang mencobai umat Allah agar berbuat dosa. Dan dari iblis inilah kita perlu diselamatkan. Kedua, Alkitab mengatakan, pencobaan dan ujian balk untuk kita (Yak 1:2). Karena itu, kenapa kita harus berdoa agar tidak dibawa ke dalam ujian dan pencobaan? Jawaban yang mungkin ialah agar kita mengatasi pen-cobaan bukan menghindarinya. Kalau begitu kita bisa mengembangkan doa itu begini: “Jangan biarkanlah kami dibawa ke dalam pencobaan sedemikian sehingga kami jatuh ke dalamnya, melainkan lepaskanlah kami dari si jahat”. Ketiga permohonan dalam Doa Bapa Kami itu indah dan komprehen-sif. Mencakup semua kebutuhan kita akan materi (makanan yang cukup), spir-itual (pengampunan dosa), dan moral (pelepasan kita dari yang jahat). Dalam doa ini terlihat acuan terselubung kepada tiga persona Tritunggal. Dengan penciptaan dan pemeliharaan Bapa, kita menerima makanan; melaluí ke-matian pendamaian Sang Putra kita menerima pengampunan dosa; dan me-lalui kuasa Roh Kudus, kita dapat diselamatkan dari si jahat. Tidak heran kalau beberapa naskah kuno mengakhiri doa ini dengan doksologi, yang menya-takan bahwa kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan adalah milik Allah Tritunggal.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 60-67

D

Rabu, 15 Juni 2016 LEPASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT

Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat—Mat 6:13.

Note :

Page 20: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

alam Doa Bapa Kami, Yesus memberi kita satu model doa yang sejati, doa Kristen, yang berbeda dan doa orang Farisi dan mereka yang tidak mengenal Allah. Betul, kita bisa mengucapkan Doa Bapa Kami secara munafik atau seperti mesin atau keduanya. Tapi jika kita sungguh-sungguh berdoa, Doa Bapa Kami menjadi piihan Ilahi ketimbang dua bentuk doa palsu. Kesalahan orang munafik adalah egois. Dalam doa pun dia terobsesi dengan citra-dirinya dan bagaimana dia di mata orang lain. Dalam Doa Bapa Kami, orang Kristen terobsesi dengan Allah—dengan nama-Nya, kerajaan Nya, dan kehendak-Nya. Kesalahan orang yang tidak mengenal Allah ialah tidak berpikir. Dia bertele-tele, menyuarakan doanya yang tanpa arti. Menga-tasi dan melawan kebodohan ini, Yesus mengajak kita berdoa kepada Bapa dengan rendah hati. Ini menunjukkan bahwa setiap hari kita bergantung kepada Dia. Perbedaan mendasar antara berbagai jenis doa adalah perbedaan

gambaran tentang Allah yang ada di balik doa-doa itu. Allah macam apa yang bisa tertarik akan doa yang egois? Apakah Allah dianggap komoditas untuk menaikkan status kita atau sebuah komputer yang bisa kita jejali dengan kata kata? Dan semua pikiran yang tidak layak ini dengan lega kita kembali kepada ajaran Yesus bahwa Allah adalah Bapa kita di surga. Kita perlu ingat bahwa Dia mengasihi anak-anak-Nya dengan kasih yang sangat luar biasa, bahwa Dia melihat anak-anak-Nya bahkan di tempat yang paling tersembunyi. Dia tahu apa yang dibutuhkan anak-anak-Nya sebelum mereka memintanya. Dia bertindak atas nama mereka dengan kekuasaan surgawi dan rajawi. Kalau kita membiarkan Kitab Suci membentuk citra kita tentang Allah yang demikian ini, kita tidak akan pernah berdoa secara munaflk melainkan dengan jujur, akrab, tapi penuh hormat dan tahu diri seperti yang layak kita lakukan sebagai anak-anak Allah.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 68-71

Note :

D Kamis, 16 Juni 2016

GAMBARAN KITA TENTANG ALLAH Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang balk kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberi kanyang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya—Mat 7:11.

Page 21: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

esus membawa para murid jauh ke utara, dekat mata air Sungai Yordan. Di sini, tanpa kehadiran orang luar, dan dalam lingkungan sunyi, Dia mengajukan dua pertanyaan. Untuk pertanyaan pertama, mereka menjawab bahwa banyak orang mengira Dia adalah Yohanes Pem-baptis, Nabi Elia, Yeremia, atau nabi lain. Untuk pertanyaan kedua tentang siapa Dia menurut pendapat mereka, Simon Petrus—pemimpin dan juru bicara kelompok kedua belas murid ini langsung menyatakan: “Engkau adalah Kristus.” Menurut Matius, Petrus menambahkan, “Anak Allah yang hidup,” meskipun barangkali gelar itu digunakan dalam arti mesianisnya yang terbatas. Setelah itu, Yesus bersaksi tentang Petrus. Pertama, Petrus mencapai keyakinannya tidak melalui penalaran manu-sia, melainkan penyataan Allah Bapa. Kedua, Petrus merupakan batu karang yang menjadi landasan bagi komunitas abadi yang akan dibangun Mesias. Ini, tentu saja, merupakan ayat kontroversial. Tapi dalam memutuskan hal ini, kita akan bertindak bijak jika mengingat bahwa di seluruh PB, Kristus sendiri merupakan batu karang yang menjadi landasan bagi gereja yang akan dibangun. Dan mayoritas bapak ger-eja awal mengajarkan bahwa batu karang itu adalah iman yang diakui Petrus, bukan Petrus yang mengakui iman.

Ketiga, Petrus diberi kunci kerajaan, yang kelak dia gunakan menurut sejarah—untuk mengizinkan, pertama-tama orang Yahudi, kemudian orang Samaria, dan kemudian orang bukan Yahudi, masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Satu hal lagi: begitu Petrus membuat pengakuan imannya, “Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia” (Mrk 8:30). Besok kita akan mengetahui bahwa inilah kali terakhir Yesus menyuruh mereka agar tidak memberi tahu siapa pun dan alasannya.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 72-77

Note :

Y

jumat, 17 Juni 2016 PENGAKUAN PETRUS “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini ?” Jawab Simon Petrus: “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!”—Mat 16:15-16.

Page 22: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ada permulaan abad pertama, sejumlah gerakan apokaliptik bangkit, dan para pemimpinnya membuat janji-janji tak terpenuhi. Yahwe segera campur tangan lewat Sang Mesias, kata mereka; musuh-musuh Israel dihancurkan dalam suatu bentrokan dahsyat dan berdarah, dan zaman mesias berciri kedamaian dan kebebasan akan datang. Galilea daerah yang bergolak dengan harapan seperti itu dan sebagi-an orang memusatkan harapannya pada Yesus dari Nazaret. Yohanes men-catat, “Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak memba-wa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir lagi ke gunung, seorang diri” (Yoh 6:15). Tapi Yesus tidak datang untuk menjadi semacam Mesias militer. Itu sebabnya Dia menyuruh para murid-Nya berdiam diri. Kini, sesudah Petrus mengakui Yesus Mesias, para murid seharusnya sanggup belajar memahami penderitaan Mesias. Jadi “mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa Anak Manusia harus menanggung ban-yak penderitaan ... lalu dibunuh” (Mrk 8:31). Dia mengatakan ini semua gam-blang dan terbuka. Petrus mendengarkan dengan terperanjat dan kemudian meledak, “Hal itu sekali-kali tidak akan menimpa Engkau” serunya (Mat 16:22). Petrus pasti sudah tahu tentang tokoh Anak Manusia dalam Kitab Dan 7, yang diberi “kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja” (Dan 7:14) sehing-ga semua bangsa akan menyembah Dia. Jadi, bagaimana Anak Manusia bisa menderita? Ini sangat bertentangan. Jadi Petrus cukup berani untuk menegur Yesus, dan Yesus lalu balik menegur Petrus. “Enyahlah Iblis” kata-Nya (Mat 16:23). Petrus, yang menerima penyataan Ilahi, sekarang menjadi obyek tipu-an Iblis. Sekarang pun suara Petrus kadang masih menghilangkan suara Kristus. Seperti Petrus, banyak orang menyangkal perlunya salib. Salib masih merupakan batu sandungan bagi keangkuhan manusia.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 78-81

Note :

P Sabtu, 18 Juni 2016

PERLUNYA SALIB Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus me-nanggung banyak penderitaan ... lalu dibunuh ....Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang—Mrk 8:31-32.

Page 23: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

esus berkata bahwa kalau ada orang yang mau mengikut Dia, orang itu harus memikul salibnya. Apa yang maksud-Nya? Menurut H.B.Swete, memikiil salib (patibulum) berarti “menempatkan diri pada kedudukan orang terhukum mati dalam perjalanan menuju eksekusinya”. Bangsa Romawi memaksa orang yang dihukum mati untuk memikul sendiri salibnya ke tempat penyaliban. Inilah gambaran yang Yesus ingin sampaikan untuk menggambarkan makna menyangkal diri. Kita perlu menyelamatkan kata ini dari kemerosotan artinya. Kita tidak boleh mengira bahwa menyangkal diri berarti tidak menik-mati kemewahan selama masa menjelang Paskah atau bahwa “salibku” berarti pencobaan atau penderiaan pribadi. Kita selalu menghadapi bahaya mereme-hkan kemuridan Kristen seolah ini tidak lebih dari menambah sekedar lapisan tipis kesalehan untuk menutupi hidup sekular kita. Kalau lapisan tipis itu dibu-ka sedikit maka nampak diri yang tidak percaya kepada Allah masih ada di bawahnya. Menjadi Kristen dan hidup sebagai Kristen memerlukan perubahan yang begitu radikal sehingga tidak bisa digambarkan dengan baik kecuali se-bagai kematian dan kebangkitan—matì terhadap hidup lama yang berpusat kepada diri sendiri dan bangkit kepada hidup baru yang penuh dengan kesu-cian dan kecintaan. Paulus mengembangkan kosakata Yesus ketika menulis, “Aku telah disalibkan dengan Kristus” (Gal 2:19) dan “Siapa saja yang menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya” (Gal 5:24). Satu pertimbangan lagi: Lukas menambahkan keterangan waktu se-tiap hari kepada ungkapan Yesus: “Setiap orang yang mau mengikut Aku ha-rus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk 9:23).

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 82-89

Note :

Y

. Minggu, 19 Juni 2016 MEMIKUL SALIB .Jika seseorang mau mengikutAku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku—Mrk 8:34.

Page 24: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

arena ayat ini berbicara tentang menyelamatkan dan kehilangan nyawa kita, saya dulu berpikir ini khusus mengacu kepada mati martir. kini saya melihat bahwa Yesus memikirkan penerapan yang lebih luas. kata yang diterjemahkan sebagai “hidup” adalah psuché, yang berarti “jiwa” atau “diri sendiri”. Memang, Lukas menyampaikan pernyataan Yesus dengan kata re-fleksif saja: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tapi ia mem-binasakan atau merugikan dirinya sendiri?” (Luk 9:25). Kita barangkali bisa menjabarkan epigram kesayangan Yesus, yang nampaknya Dia pakai dalam beberapa konteks berbeda, dengan cara demikian: “Kalau engkau bersikeras memegang teguh diri sendiri, dan me-nolak melepaskan diri, melainkan bertekad untuk hidup bagi diri sendiri, engkau akan kehilangan dirimu sendiri. Itu adalah jalan kematian, bukan jalan kehidupan. Tapi, jika engkau bersedia kehilangan dirimu sendiri, menyerahkan dirimu dalam kasih, dalam pelayanan Injil, maka pada saat tersingkir se-luruhnya, ketika engkau mengira sudah kehilangan semuanya, mukjizat ten-jadi dan engkau mendapatkan jati dirimu.” Menurut Yesus, satu-satunya jalan menemukan diri sendiri adalah menyangkal diri. Dan satu-satunya jalan untuk hidup adalah mematikan keterpusatan kita pada diri sendiri. Dalam dua epigram yang mirip, Yesus memakai bahasa perdagangan, bahasa untung-rugi, dan pertukaran. Pertama, apa untungnya mendapatkan seluruh dunia (dengan kekayaan, kekuasaan, dan kemasyhuran yang bias diberikannya) tapi kehilangan diri sendiri? Kedua, apa yang bisa orang berikan untuk ditukar dengan diri sendiri? Kedua pertanyaan ini menekankan nilai diri sendiri tak terhingga dibandingkan dengan nilai dunia. Mustahil mendapatkan seluruh dunia. Lagi, seandainya bisa, itu tidak akan langgeng, dan kalau pun langgeng, tidak akan bisa memuaskan.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 90-97

Note :

K

Senin, 20 Juni 2016 MENEMUKAN JATI DIRI

Karena siapa saja yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi siapa saja yang kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya—Mrk 8:35.

Page 25: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ara penulis Injil nampaknya memahami janji Yesus ini mengacu pada pemuliaan-Nya. Bagaimana seharusnya kita menafsirkannya ? Pertama, ini suatu peyakinan kembali. Yesus mengejutkan kedua belas murid dengan memberitahukan penderitaan-Nya. Tapi sekarang Dia menunjukkan kepada mereka sekilas kemuliaan-Nya dengan maksud meya-kinkan mereka bahwa melalui penderitaan Sang Mesias akan masuk ke dalam kemuiiaan-Nya. Kedua, ini suatu penggenapan. Tentu saja, sangat signifikan bahwa Musa dan Elia muncul di hadapan mereka dan, menurut Lukas, berbicara dengan Yesus tentang “kepergian-Nya, “atau kematian-Nya. Mereka mewakili hukum Taurat dan nabi-nabi.’ Namun mereka segera menghilang lagi. Selain itu, ada suara dari surga menyapa Yesus dalam kalimat yang memakai tiga frase PL yang ragam “Anak-Ku engkau!” (Mzm 2:7), “yang kepadanya Aku berkenan” (Yes 42:1), “dialah yang harus kamu dengarkan” (Ul 18:15). Yesus disambut dalam tiga jabatan-Nya: Nabi, Imam, dan Raja-Raja yang me-merintah segala bangsa,

Imam-hamba yang akan memberikan dirinya sebagai kurban bagi dosa, dan Nabi yang menggenapi penyataan Allah. Ketiga, ini suatu antisipasi. Menurut Mrk 9:9, Yesus memerintahkan Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk tidak mengatakan kepada siapa pun ten-tang apa yang mereka lihat, sebelum kebangkitan-Nya. Ini suatu pengakuan bahwa tidak ada orang yang bisa memahami pemuliaan Yesus sebelum Dia bangkit lagi. Ini karena tubuh-Nya saat dimuliakan merupakan antisipasi keadaan tubuh-Nya setelah dibangkitkan. Keempat, ini suatu pencobaan. Ini memang sedikit spekulatif. Dia melawan godaan untuk menghindari salib. Dia dengan sadar kembali ke ke-hidupan ini agar bisa mati untuk dosa-dosa kita.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 98-104

Note :

P

Selasa, 21 Juni 2016 YESUS DIMULIAKAN Di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa—Mrk 9:1.

Page 26: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

arkus mencatat tiga kesempatan berbeda di mana Yesus memberita hukan penderitaan dan kematian-Nya. Penting karena ini interpretasi dari Tuhan kita sendiri tentang salibnya. Untuk memulainya, Yesus menekankan bahwa kematian-Nya akan terjadi atas kehendak Dia sendiri. Sebelumnya Dia menyampaikannya dalam bentuk pasif, yaitu bahwa Dia akan dikhianati, ditolak, dan dibunuh. Namun, sekarang, Dia berkata bahwa Anak Manusia datang tidak untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk menyerahkan Diri-Nya. Dengan kata lain, Dia datang untuk memberikan hidupnya sebagai puncak pengabdian-Nya seumur hidup.

Khususnya, kata Yesus melanjutkan, Dia datang “untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”, yang kemudian ditafsirkan Paulus sebagai “bagi semua manusia” (1 Tim 2:6). Lalu, apa yang dapat kita simpulkan dari kiasan tebusan ini? Pertama, ini menunjukkan betapa buruknya keadaan kita. Kita diibaratkan budak atau tawanan dosa, yang tidak bisa membebaskan diri sendiri. Kedua, ini menunjukkan besarnya harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kebebasan kita. Seperti Petrus tulis, kita telah ditebus tidak dengan emas atau perak “melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Ptr 1:19). Jelas, yang dipikirkan Petrus adalah Paskah. Se-bagaimana anak sulung bangsa Israel diselamatkan dengan penyembelihan anak domba pengganti, demikian pula Kristus mati sebagai tebusan yang menggantikan kita. Ketiga, sesudah dibeli oleh Kristus, kita sekarang menjadi milik-Nya. Seperti ditulis Paulus kepada Titus, Yesus Kristus “telah menye-rahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri” (Tit 2:14). Kita adalah milik-Nya sekarang dan untuk selama-lamanya.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 105-110

Note :

M Rabu, 22 Juni 2016

UNGKAPAN TENTANG PENEBUSAN Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani. Melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang—Mrk 10:45.

Page 27: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ita pada masa kini menghadapi pilihan. Pertama, untuk mementingkan-diri dan mengorbankan diri. Yakobus dan Yohanes berkata kepada Yesus, “Kami harap Engkau melakukan apa pun yang kami minta dari Engkau!” (35). Permintaan mereka ìni pasti memenuhi syarat masuk dalam Guinness Book of Records sebagai doa terburuk yang pernah didoakan. Ter-ang terangan doa egois ini tidak ada tandingannya. Doa mereka adalah usaha membengkokkan kehendak Allah ke kehendak mereka. Sedangkan doa yang benar adalah menyerahkan kehendak kita kepada kehendak Allah. `Kedua, ada pilihan antara kekuasaan dan pelayanan. Mereka meminta kepada Yesus apakah mereka boleh duduk di kedua sisi-Nya di dalam kera-jaan. Mereka berharap duduk di atas’ apa? Lantai? Bantal atau bangku? Tidak, pasti di atas singgasana. Mereka berasal dari keluarga kelas menengah, yang punya pelayan untuk melakukan semuanya bagi mereka. Mungkin mereka merasa kehilangan pelayan itu dan ingin berkuasa lagi supaya bisa me-merintah. Di dunia, komentar Yesus, “pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu” (42- 43). Komunitas baru Yesus diatur dengan asas yang berbeda—pelayanan, bukan kekuatan; kerendahan hati, bukan kekuasaan.

Ketiga, ada pilihan antara penderitaan dan keamanan. Ketika mening-galkan rumah dan mengikut Yesus, Yakobus dan Yohanes menjadi ge-landangan. Mereka mengatakan bisa ikut minum dari cawan-Nya dan ikut pembaptisan nya karena mengira Dia mengacu kepada kemewahan per-jamuan mesianis, padahal yang Dia maksud adalah penderitaan dan jalan salib. Yakobus dan Yohanes mengincar kehormatan, kekuasaan, dan kea-manan, sedangkan Yesus menawarkan pengorbanan, pelayanan, dan pender-itaan. Dengan kata lain, “tidaklah demikian di antara kamu.”

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 111-118

Note :

K Kamis, 23 Juni 2016

YANG BESAR DI DALAM KERAJAAN ALLAH Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pe-layanmu, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya—Mrk 10:43-44.

Page 28: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

arkus menceritakan kisah mengharukan tentang seorang lumpuh yang disembuhkan dan diampuni. Orang lumpuh itu digotong oleh empat kawannya, tapi berjubelnya manusia di sekitar Yesus membuat mereka tidak bisa mendekati Yesus. Kemudian kawan-kawannya membuat lubang diatap rumah itu, lalu menurunkannya dengan tikar. Orang banyak heran ka-rena bukannya mengatakan orang itu sembuh, Yesus malah menyatakan dia sudah diampuni, karena penyembuhan dan pengampunan adalah dua berkat kembar dari Kerajaan Mesias. Para ahli Taurat yang duduk di situ langsung berang. Mereka berkata, “Mengapa orang ini berkata begitu ? la menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” (7). Sebagai jawaban Yesus menarik kesejajaran di antara kedua berkat itu. Tapi Dia menambahkan bahwa Dia ingin khalayak tahu bahwa Dia berkuasa mengampuni dosa. Lalu Dia me-nyembuhkan orang lumpuh itu, yang langsung berdiri dan berjalan di depan mereka semua yang terheran-heran. Lalu Lukas mencatat kejadian yang mirip. Yesus membiarkan seorang pelacur mengurapi-Nya dengan minyak wangi, membasuh kaki-Nya dengan air matanya, dan kemudian menciumi kaki-Nya. Ketika Yesus mengatakan dosa perempuan ini sudah diampuni, tamu di ruang makan saling bertanya, “Siapakah Ia ini, sehingga la dapat mengampuni dosa-dosa ?” (Luk 7:49). Pada dua kesempatan berbeda Yesus mengampuni dosa orang dengan berkata, “Dosa-dosamu sudah diampuni.” Mereka yang melihat kejadian itu mengenali kata-kata Yesus lebib dari sekadar pernyataan; mereka mengenali nya sebagai pengampunan. Dan mereka tersinggung karena mereka tahu, tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Allah sendiri.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 119

Note :

M

. Jumat, 24 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG PENGAMPUNAN

Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi ini—Mrk 2:10.

Page 29: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ngkapan “pemungut cukai dan orang berdosa” muncul tiga kali. Sep-erti sudah kita lihat, pemungut cukai secara universal tidak disukai, bahkan dibenci, setidaknya oleh penduduk Yahudi lokal di Galilea. Pertama, karena pajak yang ditarik masuk ke dalam pundi-pundi Herodes Antipas; Kedua, karena pekerjaan mereka membuat mereka berhubungan dengan orang bukan Yahudi; dan ketiga, karena mereka biasa menagih pajak sebanyak mungkin. “Orang berdosa” dalam konteks ini tidak hanya mereka yang tidak taat kepada hukum moral Allah tapi juga mereka yang, baik karena tidak tahu atau memang berniat, tidak hidup menurut tradisi para ahli Taurat. Kedua ke-lompok ini dijauhi oleh penduduk yang terhormat, yang tidak mau memberi atau menerima keramahan dari mereka, karena khawatir akan menjadi najis. Tapi Yesus sengaja dan bebas bergaul dengan mereka karena tidak punya rasa takut seperti itu. Dia memanggil Lewi-Matius (pemungut cukai) untuk ikut Dia dan kemudian menerima undangannya untuk makan di rumah nya, bersama banyak pemungut cukai dan “orang berdosa” lainnya. Ketika para ahli Taurat berkeberatan, Yesus menanggapinya dengan mengutip pepatah yang menyamakan diri-Nya seorang tabib yang melayani orang-orang sakit, sehingga mau tidak mau harus berada di antara mereka yang membutuhkannya. Ketika mengatakan bahwa Dia datang untuk me-nyerukan pertobatan tidak kepada orang yang benar melainkan kepada orang berdosa, Dia tidak bermaksud mengatakan bahwa ada orang yang begitu benar sehingga tidak perlu diselamatkan lagi, melainkan bahwa ada orang yang merasa begitu. “Benar” di sini maksudnya “benar-diri”, merasa diri benar. Sama seperti kita tidak pergi ke dokter kecuali jika kita sakit dan mengakui bahwa kita sakit, begitu juga kita tidak akan datang kepada Kristus kecuali jika kita adalah orang berdosa dan kita mengakui itu. Cara efektif untuk tidak ma-

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 120-127

Note :

U . Sabtu, 25 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG PERGAULAN Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku dating bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa—Mrk 2 : 17.

Page 30: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

arkus memulai ceritanya dengan mengarahkan perhatian kita pada perbedaan di antara tiga kelompok murid. Menurut dia, murid-murid Yohanes Pembaptis dan murid-murid kaum Farisi senang berpuasa, tapi murid-murid Yesus tidak. Lukas mencatat, “murid-murid-Mu makan dan minum” (Luk 5:33). Sebab itu, beberapa orang menghadap Yesus dan bertan-ya kenapa dua kelompok lain berpuasa, tapi murid-murid-Nya tidak. Yesus balik bertanya, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa” (Mrk 2:19). Beberapa penafsir menganggap ini peribahasa untuk perbuatan yang tidak pantas. Misalnya, tidak pantas berpuasa selama perayaan perkawinan berlangsung. Tapi saya pikir Yesus ingin menyampaikan sebuah alegori kecil. Yesus, sang mempelai, ada bersama rnereka. Jadi inilah waktu untuk bersuka ria. Sangat tidak pantas jika mereka berpuasa pada waktu ini. “Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka” (20). “Diambil” bisa merupa-kan acuan kepada kematian-Nya dengan kekerasan. Betul, Dia memang be-lum secara gamblang memberitahukan penderitaan-Nya, namun nampaknya Dia sudah mempunyai firasat tentang itu. Kelak, ketika Dia diambil dari mere-ka, mereka akan berdukacita dan berpuasa. Seperti kita lihat dalam Khotbah di Bukit, Yesus nampaknya sudah berasumsi bahwa memberi, berdoa, dan berpuasa akan menjadi bagian dari hidup kekristenan yang dianut para murid-Nya.

Tentu saja berpuasa tidak selalu berkaitan dengan dukacita. Karena dari satu segi, mempelai laki-laki sudah diambil dari kita, namun dari segi lain, Dia su-dah kembali kepada kita dalam Roh Kudus, dan dukacita kita telah diubah menjadi sukacita (Yoh 16:20-22).

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 128-136

M Minggu, 26 Juni 2016

PERDEBATAN TENTANG PUASA Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka?—Mrk 2:19.

Note :

Page 31: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

erdebatan keempat antara Yesus dan para pemimpin agama adalah tentang hari Sabat dan tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Markus mencatat dua peristiwa yang ter-jadi pada hari itu. Pertama terjadi di ladang gandum. Yesus mengizinkan para murid-Nya memetik dan makan biji gandum sambil berjalan. Hukum Taurat secara khusus melarang memanen pada hari Sabat (Kel 34:21); tradisi lisan menyatakan memetik gandum sama dengan memanen, jadi di mata ahli Taurat para murid salah besar karena melanggar hukum Taurat. Tapi Yesus mengacu kepada Kitab Suci. Dia mengingatkan bahwa ketika Daud dan kawan-kawannya lapar, mereka makan roti sajian di Kemah Suci yang sesungguhnya hanya boleh dimakan para imam. Tapi Kitab Suci tidak menyatakan mereka bersalah. Itu menunjukkan Kitab Suci tidak sekaku orang Farisi dalam penerapan Hukum Taurat. Yesus menutup perdebatan dengan pernyataan agung bahwa “hari Sabat diadakan untuk manusia bukan manusia untuk hari Sabat, dan Dia sendiri adalah “Tuhan, bahkan atas hari Sabat”. Kedua terjadi di sinagoge. Yesus menyembuhkan seorang yang tangan nya mati sebelah. Dia menyuruh orang itu berdiri di depan umum. Lalu Dia bertanya kepada khalayak, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” (3:4). Tak seorang pun menjawab. Dia sedang memaparkan kemunafikan mereka. Sebab, sementara Yesus berencana untuk berbuat baik dan menyembuhkan orang, pikiran mereka penuh dengan hal-hal jahat dan, menurut Markus, “membuat rencana bersama ... untuk membunuh Dia” (6).

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 137-142

P

Senin, 27 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG HARI SABAT Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Karena itu Anak Manusia adalah Tuhan, bahkan atas hari Sabat—Mrk 2:27-28.

Note :

Page 32: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

eberapa orang Farisi dan ahli Taurat tiba dari Yerusalem. Mereka terkejut melihat murid-murid Yesus makan dengan tangan. ini bukan soal kesehatan melainkan ketahiran menurut adat-istiadat orang tua. “Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang,” Markus men-jelaskan kepada pembacanya yang bukan Yahudi, “umpamanya hal mencuci cawan, kendi, dan perkakas-perkakas tembaga” (4). Jadi kaum Farisi hidup di bawah kuasa adat-istiadat yang diwaris-kan dari generasi ke generasi. Mereka mengikutinya dengan membabi buta, meskipun bertentangan dengan Kitab Suci. Inilah yang dikecam Ye-sus. Tiga kali Dia mengulangi kecaman yang sama, dengan kata-kata yang hampir sama misalnya, “Perintah Allah kamu’abaikan dan adat-istiadat manusia kamu pegang” (8). Yesus jelas menganggap tradisi/adat-istiadat sebagai perkataan manusia dan Kitab Suci sebagai Firman Allah. Kaum Farisi membiarkan adat-istiadat mereka mencekik Firman Allah, alih-alih membiarkan Firman Allah mereformasi adat-istiadat mereka. Inilah masalah utama selama Reformasi. Gereja abad pertengahan membungkam Firman Allah dengan segudang tradisi yang tidak alkitabi-ah. Jadi, para reformis pun menyapu bersih tradisi gereja abad pertenga-han tersebut, supaya Firman Allah tetap unggul. Para reformis mengajar-kan bahwa Kitab Suci unggul di atas tradisi. Gereja Reformasi sampai sekarang masih mengajarkan itu. Kitab Suci mempunyai kewenangan tertinggi. Pengikut Yesus terpanggil untuk bersikap nonkonformis secara radikal terhadap tradisi dan adat-istiadat untuk menghormati keunggulan Kitab Suci dan ketuhanan Yesus Kristus.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 143-150

Note :

B

Selasa, 28 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG TRADISI

Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadat sendiri—Mrk 7:9.

Page 33: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

ekali lagi beberapa orang Farisi datang kepada Yesus untuk mencobai Dia. Menurut Matius, pertanyaan mereka begini: “Apakah diperboleh

kan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?” (3). Ini pertanyaan untuk menguji pendapat Yesus tentang alasan bercerai. Perceraian bukan hal asing bagi kita yang hidup di zaman modern ini. Tapi, itu juga pertanyaan la-ma. Pada abad pertama SM partai Farisi yang bersaing, yang masing-masing dipimpin oleh Rabi Shammai dan Rabi Hillel, memperdebatkan pertanyaan ini. Rabi Shammai dengan tegas mengatakan perceraian hanya boleh dilakukan jika terjadi pelanggaran seksual yang serius. Sebaliknya, Rabi Hillel menga-takan bahwa orang boleh menceraikan istrinya dengan alasan apapun. Yesus berdiri di pihak siapa?

Yesus tidak memberi jawaban langsung atas pertanyaan tersebut, Dia malah berbicara tentang perkawinan, mengacu ke Kej 1 dan 2, dan menunjuk-kan dua kenyataan bahwa seksualitas manusia adalah ciptaan Ilahi dan perkawinan manusia adalah pranata Ilahi. Karena Pencipta yang menjadikan laki-laki dan perempuan (Mat 19:4) juga mengatakan, “Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging” (5). “Karena itu,” Yesus menambahkan, “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (6). Aja-ran ini jelas. Ikatan perkawinan lebih dari sebuah kontrak buatan manusia. Inilah ikatan atau kuk ilahi. Meski Musa mengizinkan perceraian jika terjadi pelanggaran serius, Yesus menyebutnya sebagai sikap mengalah terhadap kekerasan hati manusia: “sejak semula tidaklah demikian”(8). Karena itu jika mau bercerai lebih baik bicara lebih dulu tentang perkawinan dan rekonsiliasi.

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 1-3

Note :

S

. Selasa, 29 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG PERCERAIAN

Lagi pula Ia berfirman: Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging—Mat 19:5.

Page 34: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

aruskah orang Yahudi membayar pajak kepada kaisar merupakan ma-salah politik yang emosional dan mengundang banyak perdebatan. Pada satu sisi ekstrem terdapat orang fanatik seperti Yudas orang Gal-ilea, yang pada tahun 6 SM memímpin pemberontakan melawan pemerinta-han Romawi dan slogan perangnya, “Tolaklah upeti buat pemerintahan Romawi” Yang jauh lebih moderat, kaum Farisi, tidak menyukai tapi mem-benarkan pembayaran pajak, sementara pendukung Herodias mendukung kebijakan pembayaran pajak. Satu kelompok campuran (mereka terpecah da-lam hal membayar pjak tapi bersatu dalam melawan Yesus) suatu hari datang kepada Yesus dengan pertanyaan jebakan: “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tdak?” (14). Pertanyaan ini menghadapkan Yesus kepada dilema, bagai telur di ujung tanduk. Kalau Dia jawab tidak, Dia menghadapi bahaya ditangkap atau yang lebih parah lagi. Kalau Dia berkata ya, Dia akan kehilangan dukungan orang banyak. Yesus lalu menunjukkan uang denarius perak lalu bertanya gambar dan tulisan siapa yang tertera di atas uang perak itu. “Gambar dan tulisan kaisar,” jawab mereka. Gambar Tiberius, kaisar pada masa itu dengan tulisan Latin, “Kaisar Tiberius, putera Agustus yang ilahi, imam besar”. Dengan mengucapkan epigram-Nya yang terkenal (Mrk 12:17), Yesus tidak bermaksud mengatakan ada dua lingkup kekuasaan yang berbeda dan terpisah (lingkup kaisar dan lingkup Allah), karena segala milik kaisar adalah miik Allah juga. Yang Dia maksud, umat Allah harus memberi kepada kaisar pengakuan yang patut diterima kaisar. Karena mereka telah menikmati berkat pemerintahan Romawi (kedamaian, keadilan, pendidikan, dan jalan-jalan raya). Namun, hak kaisar ada batasnya. Orang Kristen adalah warga Negara setia, yang memberikan kepada kaisar apa yang memang wajib diberikan, tapi mereka menyembah hanya kepada Allah.

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 4-6

Note :

H

. Kamis, 30 Juni 2016 PERDEBATAN TENTANG MEMBAYAR PAJAK

Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajíb kamu berikan kepada Allah—Mrk 12:17

Page 35: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

SEKOLAH YANG DISEBUT PERNIKAHAN Pernikahan adalah satu-satunya sekolah di mana anda mendapatkan sertifikat sebelum anda mulai. Ini juga sebuah sekolah di mana anda tidak akan pernah lulus. Ini adalah sekolah tanpa jam istirahat. Ini sebuah sekolah di mana tidak ada yang diperbolehkan untuk keluar. Ini adalah sekolah yang harus anda hadiri setiap hari dalam hidup anda. Ini adalah sekolah di mana tidak ada cuti ataupun ijin liburan. Ini adalah sekolah yang didirikan oleh Allah: 1. Didasarkan oleh cinta kasih 2. Dindingnya terbuat dari rasa percaya 3. Pintunya terbuat dari sikap saling menerima 4. Jendelanya terbuat dari sikap saling memahami 5. Furniturnya terbuat dari berkat 6. Atap yang terbuat dari iman

Page 36: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Perlu diingat bahwa anda hanya seorang siswa, bukan kepala sekolahnya. Allah-lah kepala sekolahnya. Bahkan di saat badai, janganlah kabur keluar, karena perlu di-ingat bahwa sekolah ini adalah tempat yang paling aman. Jangan pergi tidur sebelum anda menyelesaikan tugas untuk hari tersebut. Jangan pernah lupa untuk berkomunikasi. Berkomunikasilah dengan teman sekelas anda dan dengan sang Kepala Sekolah. Jika anda mendapati sesuatu di teman sekelas (pasangan) anda yang tidak dapat anda terima, Ingatlah bahwa teman sekelas anda juga hanya seorang siswa, bukan alumni. Allah juga belum selesai dengan dirinya. Jadi anggaplah sebagai tantangan dan bekerjalah bersama-sama dengannya. Jangan lupa untuk mempelajari Kitab Suci, buku pelajaran uta-ma di sekolah ini. Terkadang anda akan merasa seperti tidak ingin menghadiri ke-las, namun anda harus tetap melaksanakannya. Ketika tergoda untuk berhenti, kumpulkanlah keberanian dan lanjutkan.

Page 37: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Beberapa tes dan ujian mungkin sulit tapi ingatlah, Sang Kepala Sekolah tahu berapa banyak anda dapat me-nanggungnya Akan tetapi ini adalah sekolah yang lebih baik daripada sekolah yang lain. Ini salah satu sekolah terbaik di muka bumi; Sukacita, kedamaian, dan kebahagiaan mengiringi setiap pelaja-ran. Mata pelajaran yang berbeda ditawarkan di sekolah ini, namun cinta kasih tetaplah menjadi subjek utamanya. Setelah bertahun-tahun berteori tentang hal itu, sekarang anda memiliki kesempatan untuk mempraktekkannya. Dikasihi adalah hal yang baik, tetapi untuk dapat mengasihi adalah hak yang istimewa. Pernikahan adalah tempat cinta kasih, jadi kasihilah pasangan anda.

http://www.scrapbook.com/poems/doc/48085.html

Page 38: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

JADW

AL PE

LAYA

NAN I

BADA

H RAY

A GBI

PORIS

INDA

H BLO

K E 21

7 JU

NI 201

6

*NB:

Untuk

pelay

an Ush

er dan

Kolek

tan, jik

a tidak

ada b

aju ya

ng ses

uai de

ngan

warna

yang

sudah

diteta

pkan, b

isa me

makai

baju

warna

putih

. Ser

agam S

eluruh

Tim P

elayan

an Mi

nggu I

: Sem

ua pel

ayan b

erpaka

ian pu

tih - h

itam (p

ria me

makai

dasi)

Mingg

u II :

Batik

Mi

nggu I

II : H

itam(Pr

ofetik

, Kole

ktan, U

sher)

Mingg

u IV :

Hijau/

Abu-a

bu (Pr

ofetik

, Kole

ktan, U

sher)

Mingg

u V : B

ebas ra

pi (kas

ual)/k

emeja

lengan

pende

k TA

NGGA

L 05

Juni 20

16 12

Juni 20

16 19

Juni 2

016

26 Jun

i 2016

PU

KUL

06.00

10.00

06.00

10.00

06.00

10.00

06.00

10.00

WL

Ibu Met

a J.

Sdr.Ch

ristiand

y Sdr

i. Steph

anie M.

Ibu Rik

a R

Singer

s Ibu

Sisca,

sdri A

manda

Ibu

Liana

,sdr Y

oksand

i Sdr

Santo

, Sdri

Tirza

Ibu Sr

I M , Ib

u Lenn

y C

MUSIC

Sdr

Richa

rd, Sdr

. Luis,

Sdr.

Leo,Sd

r.Ivan

Bpk. M

elky, S

dr. Leo

,Bp.Ste

ven,Sd

r.Laur

ent

Sdr Ri

chard,

Sdr.Le

o, Sdr

Luis ,S

dr. Da

vid

Bpk. M

elky, B

p Stev

en, Sd

r. Lui

s,Sdr.B

randon

TA

MBOR

INE

Monic

a Lil

i Viv

i Lul

u Feb

ri Sha

nia

Sally

Keke

PEND

OA

SYAF

AAT

Ibu Er

inawa

ti Ibu

Cathe

rina

Ibu Ti

nneke

Ibu.An

go Ibu

.Afong

Ibu

.Nermi

Ibu

Lidya

H Ibu

Ester

Ch

Ibu M

aryant

i Ibu

.Juju

Ibu.M

aryati

Ibu

. Pin-p

in Ibu

Yayan

g Ibu

Merry

Ibu

Ango

Bp Jim

my

Bp Ru

dy Kh

o Bp

Aland

ri T

Bp Fre

ddy

Bp Te

rry H

Bp Da

vid P

Bp T D

arwin

Bp Ge

Yusuf

Bp

Akwe

t PE

NDAM

PING

PENG

KOTB

AH

Bp Al

andri T

. Bp

. Terry

H.

Ibu Sis

ca Ibu

Cathe

rina L

USHE

R LUA

R Ke

l. Bp E

dy Dj

Kel B

p Rudy

Kh

o Ke

l. Bpk.

Sun

andar

Kel. B

pk. M

ul-yad

i Ke

l. Bpk.

Tjun

Todjo

Kel. B

pk.

Akwe

t Ke

l. Bpk.

Ted

dy Ke

l. Bpk.

Jimmy

US

HER D

ALAM

& K

OLEK

TAN

Bpk. A

lpinto

Bpk. H

endra K

. Ibu

Liliwa

ti Ibu

Rahel

Ibu

Elya

Ibu Su

ryanti

Bp Ge

Yusuf

Bp

Andy

S Sdr

I.Trive

na Sdr

i. Virgi

n Sdr

i. Rian

a Sdr

i Vivi

A Ibu

Suind

ah Ibu

Mimi

S Ibu

Lini

Ibu Ch

ing La

n OP

. LCD

Sdr

i. Yuni

Sdr

i Dina

Sdr

. An

dryant

o Sdr

. Ferry

Sdr

i. Yuni

Sdr

i. Dina

Sdr

. Andr

i-yan

to Sdr

. Ferry

SA

KRAM

EN

PERJ

AMUA

N KU

DUS

Bpk S

ulistion

o Bp

k Terry

H

Bpk P

ausian

Bp

k Alan

dri Bp

k T.Da

rwin

Bpk A

kwet

Bp

k Alan

dri

SOUN

D SYS

-TE

M Bp

k. Rona

ld.H

Bp.Sil

as.Tjh

Bpk. R

onald

H. Bp

k. Silas

Tjh

Bpk. R

onald

H. Bp

k. Silas

Tjh

Bp

k. Rona

ld H.

Bpk. S

ilas Tj

h

Page 39: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

JADW

AL PE

LAYA

NAN I

BADA

H RAY

A GBI

PORIS

INDA

H BLO

K E 21

7 Jul

i 2016

*NB:

Untuk

pelay

an Ush

er dan

Kolek

tan, jik

a tidak

ada b

aju ya

ng ses

uai de

ngan

warna

yang

sudah

diteta

pkan, b

isa me

makai

baju

warna

putih

. Ser

agam S

eluruh

Tim P

elayan

an Mi

nggu I

: Sem

ua pel

ayan b

erpaka

ian pu

tih - h

itam (p

ria me

makai

dasi)

Mingg

u II :

Batik

Mi

nggu I

II : H

itam(Pr

ofetik

, Kole

ktan, U

sher)

Mingg

u IV :

Hijau/

Abu-a

bu (Pr

ofetik

, Kole

ktan, U

sher)

Mingg

u V : B

ebas ra

pi (kas

ual)/k

emeja

lengan

pende

k TA

NGGA

L

03 Ju

li 2016

10

Juli 20

16 17

Juli 20

16 24

Juli 20

16 31

Juli 20

16 PU

KUL

06.00

10.00

07.0

0

06.00

10.00

06.00

10.00

08.00

WL

Met

a J.

Stepha

nie M

Meta J

Christia

ndy

Rika R

Sin

gers

Sdr. Tir

za & Sd

r Yoksa

ndi Ibu

Sisca &

Sdri K

ezia S.

Sdr. Sa

nto & S

dr. Am

anda

Ibu Wib

erty & I

bu Indr

i

Musik

Bp.

Melky

, Sdr. L

uis,

Sdr. Le

o , Sdr

. Ivan

Bp. Me

lky, Sd

r. Luis

Sdr. La

wrent

Sdr Ric

hard, B

p Steve

n Sdr

. Luis, S

dr. Dav

id S.

Sdr. Br

andon,

Sdr. Le

o Bp.

Steven

, Sdr. Iv

an Sdr

. Richa

rd, Sdr

. Leo

Sdr. Br

andon

Tamb

orine

Sdri Mo

nica & S

dri lulu

Sdri Lil

i & Sd

ri Sally

Sdr

i Keke &

Sdri S

ania

Pendoa

syafa

at Ibu

Yayang

Ibu

Ester

Ibu cath

erina

Ibu Ang

o Ibu

Nermi

Ibu Rah

el Ibu

Erinawa

ti Ibu

Merry

Ibu Mar

yati

Bp

T.Darw

in Bp

Feredy

Bp

Sunand

ar Ibu

Sri M.

Ibu Len

ny C.

Ibu Afo

ng Ibu

Lidya H

. Ibu

Tinneke

Ibu

Yayang

Ibu

Juju

Ibu Mar

yati

Ibu Pin

-pin

Pendam

ping

Pengkh

otbah

Bp. Ala

ndri T.

Bp. Te

rry H.

Bp. Me

lky Ibu

Sisca

Usher

Luar

Kel.

Bp. Su

nandar

Kel

. Bp.

Mulyad

i Kel

. Bpk

. Akwet

Kel.

Bp. Ed

y Dj

Kel.

Bp. Jim

my Kel

. Bp.

Teddy

Kel

. BP.

Rudy

Kho

Kel.

Bp. Tju

ntodjo

Ush

er

Dalam

& Ko

lektan

Ibu

Lidya H

. Ibu

Tinneke

Bp.

Ge Yu

suf Bp.

Andy S

.

Sdri Tr

ivena

Sdri. Fi

fi

Ibu Sui

ndah

Ibu Mim

i S.

Ibu Lini

Ibu

Eliya

Ibu Sur

yanti

Ibu Rie

tje Ibu

Liliwati

Ibu Chi

nglan

Bp. He

ndra

Bp. Alp

into

Op. L

CD

Sdri. Y

uni Sdr

i. Dina

Sdr. An

dryanto

Sdr

. Andri-

yanto

Sdr. Fe

rry Sdr

. Yuni

Sdr. Di

na Sdr

. Andry-

anto

Sak

ramen

Perjam

uan

Kudus

Bp.

Sulisti

ono

Bp. Ala

ndri T

Bp. Te

rry H.

Bp. Pa

usian

Bp.T. D

arwin

Bp. Ala

ndri T

Bp. Ak

wet

Sound

system

Bp.

Ronald

Bp.

Silas

Bp. Ro

nald

Bp.

Ronald

Bp.

Silas

Bp Ron

ald Bp.

Silas

Bp. Ro

nald

Sdri. Fe

bri & Sd

ri. Vivi

Page 40: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Bagaimana kita berdoa "BAPA KAMI YANG DI SURGA.." Jika kelakukan kita tidak seperti anakNya? Bagaimana kita berdoa "DIKUDUSKANLAH NAMAMU.." Jika perbuatan kita tidak mencerminkan kekudusanNya? Bagaimana kita berdoa "DATANGLAH KERAJAANMU" Jika kita menghindari panggilanNya? Bagaimana kita berdoa "JADILAH KEHENDAKMU DI BUMI & DI SURGA” Jika kita menuntutnya memberi sesuai dengan keinginan kita Bagaimana kita berdoa "BERILAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA" Jika kita memaksakan diri mengambil lebih daripada bagian kita Bagaimana kita berdoa "AMPUNILAH KESALAHAN KAMI.." Jika kita merasa kitalah yang paling benar mengampuninya?

Merenungkan DOA BAPA KAMI

Page 41: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

Bagaimana kita berdoa "SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI" Jika kita menyimpan kesalahan orang lain dan tidak mau Bagaimana kita berdoa "JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DA-LAM PENCOBAAN" Jika kita kompromi terhadap dosa? Bagaimana kita berdoa "TETAPI LEPASKANLAH KAMI DARIPADA YANG JAHAT.." Jika kita membuka celah sehingga roh jahat dapat masuk dalam hidup kita Bagaimana kita berdoa "KARENA ENGKAULAH YANG EMPUNYA KERAJAAN & KUASA & KEMULIAAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA" Jika kita menganggap semua yang kita punya sebagai hasi usaha kita sendiri? Bagaimana kita berdoa "AMIN" Jika kita tidak percaya bahwa apa yang terbaik pasti Tuhan beri-kan dan terjadi dalam hidup kita

SERAHKANLAH HIDUPMU KEPADA TUHAN DAN PERCAYALAH KEPADA-NYA, DAN IA AKAN BERTINDAK; MAZMUR 37:5

Page 42: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016

SELAMAT DATANG Di Keluarga Allah GBI Poris Indah Blok E/217 TUHAN YESUS MENGASIHI SAUDARA

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Al-

lah.” (Efesus 2:19) “SELAMAT BERGABUNG”

GBI PORIS INDAH 2016 VISI : HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH MISI : Setiap jemaat memiliki hubungan yang benar, intim dan hidup dengan Allah Target : 1. Jemaat membaca Alkitab (4M) setiap hari dan membaca keseluruhan Alkitab (K-W) 1x1 tahu 2. Jemaat berdoa kepada Allah setiap hari secara pribadi,bersama komunitas dan bersyaat 3. Jemaat menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran, setiap hari saat melakukan iba-dah 4. Jemaat siap dimuridkan dan memuridkan. 5. Jemaat hidup bertanggung jawab terhadap anggota keluarga, sesama jemaat dan masyarakat agar dapat menjadi saksi-Nya. 6. Jemaat melakukan PI di : keluarganya, profesi dan dimana saja untuk menjangkau jiwa bagi sorga. 7. Jemaat tumbuh dewasa, elit, militant dan radikal bagi gereja dan jemaat-Ny 8. Jemaat meningkatkan SDM, profesionalisme kreaaktivitas, dinamisme sesuai nilai kera-jaan sorga

NOMOR REKENING GBI PORIS INDAH E. 217 Rek. Umum / Operasional Gereja A/n Terry Halim No. Rek. 5940085545 KCP Poris Indah Rek. Pembangunan / Sarana-Prasarana A/n Liberus Koridama No. Rek. 5940077241

STRUKTUR ORGANISASI GBI PORIS INDAH GEMBALA / BAPAK IBU ROHANI Pdt. Liberus Koridama, S. PAK Pdm. Susy TIM PENGGEMBALAAN Pdm. Sulistiono Pdp. Timotius Darwin KOORDINATOR BIDANG: Didaskalia / Pengajaran: Melky Z./ Rika Rahayu Pastoral / Penggembalaan : Sulistiono Diakonia / Pelayanan : Catherina L Marturia / Penginjilan: Timotius Darwin Koinonia / Persekutuan : Sulistiono Liturgia / Ibadah Raya : Alandri / Meta J Penatalayanan: Melly Kwee Sarana Prasarana : Terry Halim & Obeth Multi Media : Fransisca

SELAMAT ULANG TAHUN Bpk Janni Sukarso 1/6 Ibu Lennie Kho 1/6 Bpk Benyamin 4/6 Sdr Luis Paul L. 8/6 Sdr Richard 17/6 Ibu Susy 22/6 Sdr Ivan 23/6 Ibu Linnie 26/6 Ibu Ana Christiana 27/6 Sdri Kezia M. 29/6

BULETIN @ ONLINE Edisi April 2016 issuu.com/multimediagbiporisindah/docs/buletin_umum_apr_2016 Edisi Mei 2016 issuu.com/multimediagbiporisindah/docs/buletin_umum_mei_2016

KONTAK REDAKSI Menerima artikel/ kritik/ saran / dll Email: [email protected]

Page 43: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016
Page 44: Buletin Umum GBI Poris Indah Edisi Juni 2016