buletin ginsi · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam masyarakat ekonomi asean ......

15
KHUSUS UNTUK ANGGOTA BULETIN JATENG GINSI Februari 2016 NOMOR : 874 TAHUN KE - XXXVIII DAFTAR ISI Ingin Menang dalam MEA, Kuncinya adalah Standarisasi ………………………………………………….… 2 Pengusaha Pakan Pertanyakan Kebijakan Jagung Kementan ………………………………………………. 3 Krisis Keuangan 2008 Bisa Terulang Karena Kredit Macet Bank China ……………………………….. 5 Program ‘KARPET MERAH’ Bea Cukai Bikin Pelaku Usaha Sumringah ………………………………... 6 Industri Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi ………………………………………………………………………... 7 Sampaikan Pesan Presiden, Mendag : Pemasaran Digital, Strategi di Era Global Palm Desert ………. 8 Menyoal Tingginya Biaya Logistik di Indonesia …………………………………………………………………... 9 11 Sektor yang Diminati Pengusaha AS agar Terbuka Untuk Asing ……………………………………... 10 Ini Alasan BI Turunkan BI Rate dan GMW Primer …….………………………………………………………… 12 Masuk E-commerce, MAP Gandeng Standard Chartered ……………………………………………………… 13 BI : Pertumbuhan Ekonomi Mengarah ke 5,4% …………………………………………………………………… 14 Mendag : Indonesia Makin Kompetitif Bagi Investasi Dunia ………………………………………………… 15 *** dihimpun dari berbagai sumber

Upload: duongque

Post on 29-Jun-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

KHUSUS UNTUK ANGGOTA

BULETIN

JATENG GINSI Februari 2016 NOMOR : 874 TAHUN KE - XXXVIII

DAFTAR ISI

Ingin Menang dalam MEA, Kuncinya adalah Standarisasi ………………………………………………….… 2 Pengusaha Pakan Pertanyakan Kebijakan Jagung Kementan ………………………………………………. 3 Krisis Keuangan 2008 Bisa Terulang Karena Kredit Macet Bank China ……………………………….. 5 Program ‘KARPET MERAH’ Bea Cukai Bikin Pelaku Usaha Sumringah ………………………………... 6 Industri Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi ………………………………………………………………………... 7 Sampaikan Pesan Presiden, Mendag : Pemasaran Digital, Strategi di Era Global Palm Desert ………. 8 Menyoal Tingginya Biaya Logistik di Indonesia …………………………………………………………………... 9 11 Sektor yang Diminati Pengusaha AS agar Terbuka Untuk Asing ……………………………………... 10 Ini Alasan BI Turunkan BI Rate dan GMW Primer …….………………………………………………………… 12 Masuk E-commerce, MAP Gandeng Standard Chartered ……………………………………………………… 13 BI : Pertumbuhan Ekonomi Mengarah ke 5,4% …………………………………………………………………… 14 Mendag : Indonesia Makin Kompetitif Bagi Investasi Dunia ………………………………………………… 15

*** dihimpun dari berbagai sumber

Page 2: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 2

Edisi Februari 2016

INGIN MENANG DALAM MEA, KUNCINYA ADALAH STANDARISASI

Bangsa-bangsa di dunia pada saat ini

sedang giat-giatnya mengampanyekan arti penting standar dalam kehidupan. Dimana standar merupakan alat yang cukup ampuh dalam menata kehidupan yang lebih aman dan lebih pasti. Standar juga telah diyakini sebagai acuan untuk menghasilkan produk-produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau bahkan melebihi persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk dapat menembus pasar global.

Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya, di Jakarta berpendapat, standarisasi merupakan senjata untuk memenangkan persaingan di pasar global, terutama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA) yang berlaku di tahun ini. Dia mengatakan standarisasi merupakan wahana perubahan untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Selain itu, kata Bambang, standar juga sebagai piranti andal dalam perubahan sosial, ekonomi, budaya, serta mendukung regulasi seperti SNI tabung gas konversi minyak tanah ke gas.

Kendati demikian, menurutnya standarisasi harus dilakukan secara komperehensif, integral dan visioner. Pasalnya standarisasi tidak dapat berdri sendiri. Dia menyebutkan ada tiga pilar infrastruktur mutu nasional dalam standarisasi yakni metrology, standarisasi, dan penilaian kesesuaian. Ditegaskan untuk hal-hal tersebut Komite Akreditasi Nasional (KAN) bertugas dan bertanggung jawab di bidang akreditasi lembaga penilaian kesesuaian.

Menurut Bambang, peningkatan daya saing di era globalisasi dan regionalisasi perdagangan tidak dapat dihindari lagi. Pada dasarnya hanya bangsa yang berdaya sainglah yang akan mampu memperoleh manfaat yang besar untuk

meningkatkan kesejahteraannya. Yaitu untuk bangsa yang memiliki kemampuan untuk dapat diterima sebagai pemain dalam rantai produksi dan transaksi global dan regional. Sementara sebaliknya, bangsa yang tidak mampu meningkatkan daya saingnya akan menjadi korban dan hanya menjadi penonton tanpa memperoleh keuntungan ekonomi dari segala potensi perdagangan global tersebut.

Bambang mengibaratkan MEA sebagai satu pertandingan yang sudah memasuki babak semifinal. Babak finalnya, yakni pada tahun ini, bertepatan dengan mulai berlakunya era perdagangan bebas kawasan ASEAN. Menurut Bambang, standarisasi membuat peningkatan daya saing Indonesia di MEA menjadi lebih baik dan harus lebih cepat. Terlebih standarisasi juga terkait dengan standar budaya orang, dan tentu saja kualitas. “Perubahan perilaku penumpang itu tidak memakan waktu bertahun-tahun. Hanya hitungan beberapa bulan saja,” mambang mencotohkan.

BSN, kata Bambang berusaha mendorong kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi MEA 2015. Pasalnya, produk berstandar yang diakui dunia internasional sangat penting bagi persaingan dalam perdagangan bebas. Standarisasi yang jelas kata dia, harus dilakukan agar Indonesia tidak susah bersaing. Dia berharap penerapan SNI di berbagai produk di Indonesia bisa mendorong daya saing produk nasional. Sehingga, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari diberlakukannya MEA 2015, sebab produk Indonesia dilirik karena punya standar yang baik.

Saat ini, ujar Bambang, standarisasi wajib dilakukan sebab masyarakat lebih percaya dengan produk yang memilki sertifikat. Indonesia akan menjadi sasaran pasar bagi negara-negara anggota ASEAN lainnya, makanya harus melindungi produk dalam negeri dengan SNI, BSN sudah melakukan kebijakan penting dalam penerapan SNI. Antara lain, melakukan perumusan SNI sesuai permintaan pasar termasuk memasukkan inovasi-inovasi.

--- (sumber : Berita GINSI Jatim Edisi Januari 2016 No. 1414/XLVII) ---

Page 3: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 3

Edisi Februari 2016

PENGUSAHA PAKAN, PERTANYAKAN KEBIJAKAN JAGUNG KEMENTAN

Kebijakan Menteri Pertanian yang

menyetop impor jagung dengan alasan swasembada jagung sudah tercapai dan penetapan harga dasar jagung dipertanyakan oleh pengusaha pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT). “Kebijakan ini disatu sisi memang mengangkat kesejahteraan petani jagung karena harganya tinggi, tetapi disisi lain akan merugikan peternak unggas karena harga pakan jadi mahal. Padahal meningkatkan kesejahteraan peternak juga merupakan tugas Kementan,” kata Budianto penasehat GPMT.

Mentan menyatakan saat ini ada jagung siap panen 10 ribu hektar sehingga pengusaha pakan tidak perlu impor. Padahal setelah menghubungi pedagang jagung yang biasa memasok ke pabrik mereka juga tidak tahu dimana jagung siap panen tersebut.

Budianto juga menyangkal bahwa saat ini saking banyaknya panen jagung maka truk-truk jagung ngantri di pabrik pakan. “Pabrik pakan biasa menyimpan stok sepanjang tahun. Jadi sekarang pasokan ke pabrik masih normal, tidak ada lonjakan sehinbgga truk-truk pengangkut jagung mengantri,” katanya.

Dalam berbagai acara panen raya jagung, Menteri Pertanian selalu mengklaim produktivitas jagung Indonesia mencapai 7 ton/ha. “Perlu dipertanyakan apakah angka itu panen spot itu saja yang sengaja dipilih karena akan dipanen oleh menteri, atau secara merata terjadi di setiap sentra jagung. Produkstivitas 7 ton/ha termasuk yang tertinggi di kawasan Asia,” katanya.

Saat ini pemerintah menetapkan harga dasar jagung ditingkat petani Rp 3.800/kg, padahal tingkat kadar air jagung petani mencapai 25%. Dengan kadar air sebesar itu belum bisa masuk pabrik karena masih teralu tinggi. “Bukan pakan yang dihasilkan tetapi semacam tape jagung kalau kadar air sebesar itu,” imbuhnya.

Kadar air yang bisa diolah jadi pakan adalah 15%. Pabrik pakan tidak akan mebeli jagung dengan kadar air lebih dari 15% karena tidak ada failitas pengeringan (dryer) di pabrik. Biasanya pedagang pengumpul yang menyediakan dryer sehingga kadar airnya sesuai.

“Seharusnya dalam bagi-bagi alat mesin pertanian dilakukan Kementerian Pertanian maka

dryer juga termasuk. Dengan cara ini maka petani mampu menghasilkan jagung dengan kadar air 15% sehingga akan memudahkan pemasaran dan meningkatkan harga,” katanya.

Dengan kadar air 25% setelah dikeringkan dengan kadar air 15% maka harga mencapai Rp 4.450/kg, dan merupakan harga jagung termahal di dunia. Di Indoensia sendiri sepanjang sejarah baru sekarang ini harga jagung mencapai rekor tertinggi.

Sekitar 75% komponen pakan ternak

adalah jagung. Otomatis dengan kenaikan harga jagung akan memicu kenaikan harga pakan ternak. “Masalahnya adalah peternak. Bagi pengusaha gampang saja harga tinggal dinaikkan. Tinggal apakah peternak mampu bertahan dengan harga seperti ini. Dengan harga ayam dan telur seperti sekang ini jelas mereka akan rugi sehingga akan banyak petrenak yang menutup usahanya,” katanya.

Dasar penentuan harga juga dipertanyakan. Apakah pemerintah sudah menghitung dengan tepat biaya produksi jagung sehingga petani masih bisa mendapatkan harga yang layak tanpa mengorbankan peternak rakyat.

Pemerintah selalu menekan harga untuk menekan inflasi, contohnya ketika harga daging ayam naik semua pengusaha yang terkait dengan unggas dikumpulkan. Peternak disidak sampai membawa-bawa polisi segala. Tetapi kenapa kalau harga pakan naik pemerintah diam saja.

Saat ini yang bertanggung jawab terhadap peningkatan produksi jagung seolah-olah direkur pakan Ditjen Peternakan. Dia yang selalu sibuk

Page 4: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 4

Edisi Februari 2016

keliling ke sentra-sentra produksi jagung dan selalu mengeluarkan pernyataan jagung cukup. Padahal tugas utama ada pada direktur serelia, ditjen tanaman pangan sampai sekarang tidak ada pernyataan.

Dalam kunjungan ke sentra-sentra produksi jagung, pemerintah menetapkan secara sepihak saja bahwa jagung cukup . GPMT yang punya kepentingan karena akan membeli jagung tersebut sama sekali tidak dilibatkan.

Secara terpisah Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyatakan tahun 2015 produksi jagung mencapai 20.667.000 ton atau paling tinggi yang belum terjadi selama ini. Tahun 2014 produksi

jagung mencapai 19.008.000 ton. Tahun 2015 produksi naik 1,66 juta ton atau 8,72%.

Penyebabnya adalah kenaikan produktivitas yang mencapai 5,17 ton/ha atau naik 2,16 kuintal/ha (4,36%). Peningkatan produksi 1,66 juta ton memberi nilai tambah ekonomi Rp 5,33 triliun dan merupakan produksi tertinggi selama lima tahun.

Neraca jagung menujukkan surplus 817.000 ton setelah dikurangi untuk memenuhi kebutuhan pabrik pakan ternak 8,25 juta ton, industri pangan 3,92 juta ton, rumah tangga 390 kuintal, benih dan lainnya.

--- (sumber : Berita GINSI Jatim Edisi Januari 2016 No. 1414/XLVII) ---

Page 5: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 5

Edisi Februari 2016

Krisis Keuangan 2008 Bisa Terulang Karena Kredit Macet Bank China?

Perbankan China saat ini disebut sedang

menghadapi krisis kredit yang diprediksi akan mengakibatkan kerugian besar. Kerugian bank China diprediksi lebih besar 400 persen dibanding saat bank di Amerika Serikat mengalami krisis kredit perumahan atau subprime mortage crisis pada 2008 silam.

"Ini mirip dengan perbankan AS dengan pendekatan krisis keuangan global. Sistem perbankan China sangat ekspresif dan mengambil risiko yang tidak bertanggung jawab," ucap pendiri Dallas Hayman Capital, Bass seperti dikutip dari CNBC, Jumat (12/2).

"Kerugian perbankan China bisa 400 persen lebih besar dibanding kerugian bank AS saat krisis kredit perumahan."

Sistem perbankan China telah berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir, di mana aset tumbuh menjadi USD 34,5 triliun dari sebelumnya hanya USD 3 triliun.

Pertumbuhan aset perbankan China didorong ekspansi kredit yang sangat cepat namun sering tidak efisien.

"Sistem perbankan China lebih berbahaya ketika kita sadar bahwa ternyata bank besar memberi pinjaman tidak berdasarkan kemampuan untuk membayar. Sebaliknya, keputusan ini adalah keputusan politik yang dibuat oleh negara," katanya.

Krisis kredit di AS pada 2008 silam terbukti jadi pemicu krisis global yang menghantam banyak negara. Perbankan China saat ini menuju ke posisi yang sama. "Ini adalah bom waktu yang terus berjalan dalam sistem perbankan China," sambungnya lagi.

"Bank di China akan kehilangan sekitar USD 3,5 triliun dari ekuitas jika mereka kehilangan 10 persen aset. Secara historis, nyatanya China telah kehilangan lebih dari 10 persen aset selama siklus kredit macet.

Dia mencatat, saat krisis kredit perumahan di AS pada 2008 silam, bank di AS kehilangan sekitar USD 650 juta selama krisis keuangan global.

--- (sumber : www.merdeka.com) ---

Page 6: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 6

Edisi Februari 2016

Program ‘KARPET MERAH’ Bea Cukai Bikin Pelaku Usaha Sumringah

ntuk menghindari regulasi berkelit di pintu masuk gerbang Indonesia. Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP) mengaku

mendukung penuh langkah pemerintah dalam memberikan 'karpet merah' kepada perusahaan besar dalam penerapan layanan berbasis manajemen resiko pada arus barang ekspor dan impor.

Ketua Umum APJP Made Dana tangkas mengklaim kebijakan 'karpet merah' ini memungkinkan dalam menghadapi resiko yang timbul sebelum sebuah kebijakan diterapkan. Apalagi, pengawasan barang impor di beberapa kementerian mampu memberikan prioritas atau tanpa birokrasi rumit.

"Jadi lebih memberikan kepastian sekaligus keuntungan bagi pelaku bisnis untuk mampu bersaing dengan adanya tantangan gejolak ekonomi global," ujar Made dalam acara workshop di Kantor pusat Bea cukai, Jakarta, Kamis (4/2).

Dia menegaskan kesulitan pelaku usaha sebagai importir kerap terjadi wilayah Pelabuhan. Dengan adanya program 'karpet merah' ini bisa menghindari adanya kelemahan di salah satu kementerian atau lembaga.

Ditambah, lanjut Made, pelaku-pelaku usaha kelas kakap ini meyakini adanya pelayanan

serta keikutsertaan dalam program sebelumnya yaitu Authorized Economic Operator (AEO).

"Karena perusahaan jalur prioritas memiliki perlakuan berbeda dengan ditambahnya pelayanan ini, tanpa harus melewati cek fisik seperti jalur lainnya," kata dia.

Made mengakui kalau program-program pemerintah ini mampu meningkatkan daya saing dalam rantai pasok proses produksi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi mengatakan program ini mampu memangkas efisiensi bagi para pelaku usaha. Menurut dia, masalah-masalah yang timbul seperti di pintu masuk impor melalui jalur laut masih menjadi tantangan.

"Kita bisa hindari seperti kasus dwelling time yang terjadi. Dengan program ini pelayanan dan fasilitas khusus dari kementerian. Stakeholder resiko tinggi akan mendapatkan pelayanan dan fasilitas lebih ketat," kata Heru.

Heru menambahkan program ini merupakan kelanjutan integrasi informasi melalui Indonesia National Single Window (INSW). Selain itu, pemerintah berencana menerapkan manajemen risiko tunggal pada tahun depan.

"Dengan perintah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, fasenya dilanjutkan tidak hanya sistemnya terintegrasi tapi management risiko atau dasar pengeluaran perizinan dan penilaian serta eksekusi izin 15 Kementerian Lembaga (K/L) harus diintegrasikan tujuannya supaya risiko yang melekat pada kegiatan ekspor impor tidak lagi diproses dikelola masing-masing kementerian akan dikelola bersama," pungkas dia.

--- (sumber : www.merdeka.com) ---

U

Page 7: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 7

Edisi Februari 2016

Industri Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA. Sektor industri di Indonesia

berperan penting bagi perekonomian nasional. Sektor ini bahkan dinilai menjadi motor dan pilar pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menegaskan hal itu saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perindustrian bertema "Hilirisasi Pembangunan Industri Berbasis Sumber Daya Alam". Raker digelar di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

"Dibutuhkannya pertumbuhan sektor perindustrian karena sektor ini melahirkan devisa dari aktivitas ekspor dan kemampuannya menyerap angkatan kerja," katanya.

Menurutnya, peran perindustrian bahkan tidak dapat tergantikan sebagai pilar ekonomi. Darmin merinci, ada tiga karakteristik penting industri.

Pertama, menyerap tenaga kerja dari jenis industri padat karya, padat modal hingga industri yang membutuhkan pengetahuan dan berbasis teknologi tinggi.

Kedua, industri memiliki produktivitas relatif tinggi dan ketiga, mampu melahirkan keterkaitan dan memasok kebutuhan bagi sektor lainnya.

Menko juga menyebutkan, pada dasarnya paket-paket kebijakan pemerintah berorientasi menggerakkan serta memulihkan perindustrian nasional. "Bahkan kita mendesain pembangunan-pembangunan kawasan industri dengan fasilitas yang ramah bagi investor, termasuk kawasan logistik berikat dan kawasan ekonomi khusus," ujarnya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan sasaran pembangunan industri, diantaranya meningkatkan pertumbuhan industri pengolahan non migas sebesar 8,4 persen pada tahun 2019; meningkatkan kontribusi industri pengolahan non migas terhadap PDB sebesar 19,4 persen pada 2019; dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri sebesar 17,8 juta orang pada 2019.

Kebijakan pengembangan industri nasional pada peningkatan nilai tambah sumber daya alam pada industri hulu berbasis agro, mineral, serta migas dan batubara. "Ini harus dilakukan demi penguatan struktur industri melalui pembangunan industri hulu yang diintegrasikan dengan industri antara dan industri hilirnya," kata Menteri Saleh.

Sumber daya industri juga didorong demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri rata-rata 600 ribu orang per tahun, penumbuhan 20 ribu wirausaha baru industri kecil dan 4500 usaha baru industri skala menengah dan sertifikasi tenaga kerja dan calon tenaga kerja.

Kebutuhan modal yang besar untuk mengembangkan industri hulu dan hilir juga menjadi konsentrasi Kemenperin.

Untuk itu diperlukan penyediaan sumber pembiayaan industri melalui penanaman modal pemerintah dalam pembangunan industri hulu dan industri strategis serta pmberian subsidi bunga pinjaman bagi industri prioritas.

Kemenperin telah menetapkan 10 industri prioritas meliputi industri pangan; farmasi, kosmetik, alat kesehatan; tekstil, kulit, alas kaki dan aneka; alat transportasi; elektronika dan telematika; pembangkit energi; barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri; industri hulu agro logam dasar dan bahan galian bukan logam; serta kimia dasar berbasis migas dan batubara.

"Khusus penggunaan komponen lokal, kita terus mengawal realisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang sasarannya termasuk dalam pengadaan pembangkit listrik 35 ribu MW, pembangunan dan perluasan pabrik atau peralatan oleh BUMN dan BUMD," papar Menperin. --- (sumber : www.kemenperin.go.id) ----

Page 8: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 8

Edisi Februari 2016

Sampaikan Pesan Presiden,

Mendag : Pemasaran Digital, Strategi di Era Global Palm Desert

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS)

untuk menghadiri ASEAN-US Summit, Presiden Joko Widodo menyempatkan berkunjung ke Paviliun Promosi Produk Makanan dan Minuman (Mamin) Indonesia di Miramonte Hotel & Resort, Sunnylands, California, AS, Senin (15/2).

Presiden berpesan mulai saat ini perlu dirancang strategi promosi dan pemasaran ekspor produk-produk Indonesia melalui internet dan teknologi telekomunikasi seperti cyber system, media digital, dan media sosial.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih

Lembong, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Konsulat Jenderal RI di Los Angeles Umar Hadi turut mendampingi kunjungan ini.

Berdasarkan data dari US Department of Commerce ekspor Indonesia ke AS pada tahun 2015 mencapai USD 19,5 miliar. Jumlah ini meningkat sebesar 1,1% dari tahun sebelumnya.

"Strategi promosi dan pemasaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi seperti pemasaran digital dan media sosial. Inilah strategi promosi dan pemasaran era global yang diminta Presiden Jokowi," tegas Mendag Thomas Lembong.

Presiden Jokowi sangat mendukung usaha mempromosikan produk mamin, terutama produk UKM Indonesia, di pameran-pameran besar di AS.

"Perwakilan Indonesia di AS, termasuk Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, diminta untuk terus memfasilitasi produk Indonesia melalui berbagai pameran-pameran terbesar di AS," ujar Mendag.

Menurut Mendag Thomas Tembong, AS telah menjadi pasar utama ekspor Indonesia. Negeri Paman Sam itu telah melakukan percepatan dalam memperbaiki krisis ekonominya dibandingkan Negara-negara Eropa.

"Kita harus terus konsisten melakukan promosi untuk meningkatkan ekspor Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Konjen RI di Los Angeles Umar Hadi berjanji akan memperkuat promosi termasuk memperluas tempat pameran seperti di hotel-hotel di Los Angeles.

“Promosi produk Indonesia di tempat-tempat nontradisional atau yang mempunyai akses langsung ke konsumen seperti hotel akan terus dilakukan untuk membuat viral branding Indonesia,” jelas Umar Hadi.

Diminati Pengunjung Promosi Produk Mamin Indonesia ini berlangsung pada 14-15 Februari 2016 dan merupakan hasil kerja sama antara Konjen RI di Los Angeles dan ITPC LA. Pameran yang menampilkan aneka produk organik ini juga mendapat respons positif dari pengunjung asal Los Angeles, Santa Barbara, Toronto, Pittsburg, Oregon, dan sekitarnya.

"Hal ini terbukti dengan keseriusan beberapa pengunjung untuk menjadi importir dan distributor untuk produk kopi dan chips," ungkap Kepala ITPC Los Angeles, California, Amerika Serikat Arief Wibisono.

Produk mamin yang ditampilkan pada promosi kali ini merupakan produk-produk organik, alami, dan sehat. Produk mamin seperti kopi Sumatera, teh organik dari Jawa Barat, dan aneka makanan ringan dan minuman, yang berasal dari berbagai UKM di Indonesia juga telah dikemas sesuai dengan selera pasar Amerika. Beberapa produk seperti Arum Tea bahkan telah mendapatkan sertifikasi organik dari U.S Dept. of Agriculture.

Sementara produk Jans Mixed Roots, merek produk UKM Indonesia, telah bebas GMO (Genetic Modified Organism) dan gluten serta merupakan produk natural. Produk kopi merek Blue Flame Coffee, yang sudah masuk ke toko retail TJ Maxx, juga mendapatkan respon yang baik.

Khusus untuk produk kopi, promosi ini juga merupakan bagian dari promosi dalam rangka pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) 2016. SCAA yang merupakan pameran kopi terbesar di Amerika Serikat dan tahun ini Indonesia akan menjadi Official Portrait Country.

Selain promosi mamin, ITPC LA juga mempromosikan pameran-pameran di Indonesia seperti Trade Expo Indonesia, Indonesia International Furniture Expo (IFEX), dan International Furniture & Craft Fair Indonesia (IFFINA). Terdapat beberapa pengunjung yang tertarik untuk menghadiri pameran-pameran tersebut.

--- (sumber : www.kemendag.go.id) ----

Page 9: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 9

Edisi Februari 2016

MENYOAL TINGGINYA BIAYA LOGISTIK DI INDONESIA

Konon, biaya logistik di pelabuhan

Indonesia merupakan yang termahal di dunia. Biang kerok tingginya biaya logistik tersebut adalah karena banyaknya perizinan yang dibutuhkan untuk mengurus bongkar muat kapal (dweeling time) barang ekspor impor. Dilaporkan, biaya logistik pelabuhan Indonesia suddah mencapai 27%. Sementara di Negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia maupun India atau Negara lain prosentase biaya logistik berada di angka 15% atau di bawah itu.

Penyebabnya, karena banyaknya kepentingan instansi untuk mengeluarkan kebijakan masing-masing. Perizinan menjadi biang keladi dari tingginya biaya logistik di pelabuhan sehingga Indonesia sulit bersaing dengan Negara tetangga. Bank Dunia merilis nilai waktu yang dihabiskan barang untuk mencapai destinasi mendorong tingginya biaya logistik di Indonesia. Hasil penelitian yang dikeluarkan pada bulan lalu itu memperlihatkan biaya transportasi pengangkutan barang ke timur Indonesia hanya mempengauhi 1,5-6% dari harga barang. Sementara, nilai waktu berkonstribusi sebesar 18% dari nilai barang.

Siswanto Rusdi, Direktur Eksekutif National Maritime Institute (Namarin), di Jakarta, menjelaskan volue of time disebabkan kelebihan waktu yang dihabiskan untuk transit dan adanya mata rantai logistic yang terputus. Selain itu, waktu bongkar muat ditambah dengan waktu tunda lainnya seperti truk yang kehilangan momen kedatangan kapal atau karena kapal yang terlambat bersandar.

Menurut dia, mata rantai logistik yang terputus itu disebabkan tidak berjalannya system multimoda transportasi. Perpindahan moda untuk pengangkutan barang tidak menjadi satu paket dalam logistik sehingga pengurangan biaya pelabuhan dan insentif bagi industri trucking tidak bakal berdampak pada total biaya logistik.

Sementara itu, studi Bank Dunia kepada pabrikan di Jakarta, Surabaya, Semarang, Palembang, Lampung, Medan, dan Makasar ini juga menunjukkan bahwa biaya transportasi dan handling kontainer berkontribusi 40% dari total biaya logistik. Biaya inventarisasi mempengaruhi

biaya logistik sebsar 26%, biaya pergudangan sebesar 17%, dan biaya adminsitrasi mencapai 17%.

Di sisi lain, Siswanto menilai, Menko Kemaritiman memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang berkaitan dengan program tol laut. Dia menyatakan, sektor kemaritiman memerlukan terobosan seperti percepatan pendirian badan tunggal penjaga laut dan pantai (sea and coast guard) sesuai amanat Undang-undang No.17/2008 tentang Pelayaran.

Menurut dia, Menko harus mendorong Kementerian Perhubungan untuk mempercepat pendirian coast guard karena itu sudah lama sekali belum bisa direalisasikan, sementara industri sangat membutuhkan. Dikatakan, selama ini penegakan hukum di laut menjadi salah satu penyebab kegiatan pengiriman barang belum efisien. Tumpang tindih kewenangan di laut telah memicu biaya tambahan tidak resmi hingga mencapai lebih dari Rp 5 triliun per tahun.

Sementara itu, Zaldy Ilham Mashita, ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), menilai paket ekonomi jilid I belum menyentuh persoalan sesungguhnya yang ada di lapangan dan gagal memberikan rincian yang spesifik. Sehingga respons positif yang signifikan serta meningkatkan prospek pertumbuhan sepertinya belum akan terlihat. Salah satunya di industri logistik, supply chain dan kepelabuhan yang belum menyentuh masalah riil yang menyebabkan biaya tinggi ekonomi. Dalam hal ini ada beberapa penantikan pajak yang berada wilayah pelabuhan.

Zaldy menilai, idealnya setiap paket kebijakan yang dikeluarkan harus mampu menampung aspirasi dunia usaha. Namun Zaldy menilai paket kebijakan itu belum menampung aspirasi dunia usaha. Paket lainnya, berupa deregulasi aturan-aturan yang membatasi masuknya swasta nasional dan sing masuk ke infrastruktur logistik yang selama ini dimonopoli oleh BUMN. Kemudian memberikan insentif pajak bagi perusahaan logistik nasional yang melakukan investasi asset di bidang logistik dan pengembangan SDM. --- (sumber : Berita GINSI Jatim Edisi Januari 2016 No. 1414/XLVII) ---

Page 10: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 10

Edisi Februari 2016

11 SEKTOR USAHA YANG DIMINATI PENGUSAHA AS AGAR TERBUKA UNTUK ASING

Pemerintah Amerika Serikat turut

memantau langkah pemerintah Indonesia yang sedang melakukan revisi panduan investasi. Kunjungan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membawa usulan agar 11 sektor usaha yang diminati oleh investor AS bisa lebih terbuka. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengakui bahwa kunjungan yang dilakukan Dubes AS Robert O Blake untuk membahas masukan yang disampaikan secara tertulis sebelumnya oleh Kedutaan Besar AS untuk Indonesia.

Siaran Pers BKPM yang diterima menyatakan, sektor yang diusulkan untuk lebih terbuka diantaranya sektor e-commerce, asuransi, energi, energi terbarukan, pembuatan film dan bioskop, telekomunikasi, manufaktur farmasi, distributorship, coldstorage, dan ritel untuk elektronik dan alas kaki. Masukan yang disampaikan dilakukan berdasarkan beberapa landasan argumentasi potensi masing-masing sektor tersebut, maupun minta beberapa perusahaan AS terhadap sektor tersebut, namun terhenti akibat peraturan regulasi saat ini.

Dalam Perpres Nomor 39 Tahun 2014 mengenai panduan investasi, sektor-sektor yang diusulkan terbuka oleh AS tersebut sebagian besar memang tertutup untuk asing seperti e-commerce, pembuatan film dan bisokop serta ritel untuk elektronik dan alas kaki. Sedangkan sektor lainnya seperti distributorship, coldstorage dibatasi kepemilikan asingnya maskimal 33%.

Selain mengusulkan 11 sektor bidang usaha agar lebih terbuka untuk investor asing, kunjungan

Duta Besar Amerika Serikat Indonesia Ricard O Blake juga dimanfaatkan untuk menyampaikan usulan mengenai pembentukan desk yang khusus bertugas membantu dan memfasilitasi investor Amerika Serikat. Penempatan desk ini diharapkan dapat berperan dalam meingkatkan investasi Amerika Serikat di Indonesia yang belum mencapai level yang optimal.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengakui merespon positif usulan yang disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat tersebut. Dalam pertemuan tersebut Dubes Amerika Serikat sempat bertanya apakah sudah ada desk AS di BKPM? Mereka akan mengusulkan pembentukan desk Amerika Serikat di BKPM.

Menurut Franky, desk Amerika serikat tersebut dapat berkontribusi positif bagi BKPM dalam meningkatkan arus investasi yang masuk ke Indonesia. Dia menambahkan bahwa nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia sata ini belum mencapai level yang optimal. Tim marketing officer yang dimiliki

BKPM menangani Amerika Serikat dan Eropa. Oleh karena itu, keberadaan desk Amerika Serikat tentu akan lebih spesifik membantu menjangkau

Page 11: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 11

Edisi Februari 2016

investor-investor Amerika Serikat yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.

Data FDI Market periode 2010-September 2015, investasi Amerika Serikat ke seluruh dunia mencapai USD 694 miliar. Indonesia berada di peringkat 25 tujuan investasi AS dengan menyerap nilai investasi seniali USD 7,1 miliar atau hanya setara dengan 1,03% saja.

Franky menambahkan sebenarnya potensi

untuk menarik investasi dari Amreika Serikat masih cukup besar, mengingat sektor utama investasi Amerika belum banyak yang menanmkan modalnya di Indonesia. Mengutip data Finasial Times, lima sektor utama investasi Amerika Serikat ke seluruh dunia adalah komunikasi, software dan pelayanan IT, otomotif, energi dan sektor kimia. Bulan Oktober 2015 yang lalu, Presiden Jokowi bersama Kepala BKPM juga sempat melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dan berhasil membawa kesepakatan bisnis yang terkait dengan investasi senilai USD 2,4 miliar.

BKPM akan pelajari keberadaan desk Amerika Serikat karena dalam prosesnya dibutuhkan surat permintaan resmi dari Kedutaan Besar Amerika Serikat, setelah itu dilakukan pembahasan terutama terkait pembiayaan maupun hal-hal terkait teknis operasional desk tersebut di BKPM. Saat ini, BKPM telah memiliki bebrapa desk secara spesifik membantu memfasilitasi investor-nvestor dari Negara-negara investasi. Diantaranya adalah Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan yang terkahir adalah Uni Eropa. Negara-negara tersebut menempatkan 1-2 orang perwakilannya di BKPM dibantu dengan beberapa staf lokal.

BKPM juga memilki kantor perwakilan di Amerika Serikat yang berlokasi di New York. Kantor Indonesia Investment Promotion Center tersebut bertugas untuk memfasilitasi dan merealisasikan minat investasi pengusaha Amerika Serikat yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Data BKPM mencatat, Amerika Serikat masuk daftar 5 besar Negara paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2015 sebesar USD 854 juta. Semenatra itu, total investasi Amerika di Indonesia periode 2010-September 2015 sebsar USD 8,0 miliar dan menduduki peringkat ke-3 dibawah Singapura dan Jepang. Lima sektor terbesar adalah pertambangan USD 7,2 miliar, perdagangan/reparasi USD 258 juta, industri makanan USD 167 juta, industri alat angkut USD 142 juta, serta industri kimia dan farmasi USD 56 juta.

--- (sumber : Berita GINSI Jatim Edisi Januari 2016 No. 1414/XLVII) ---

Page 12: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 12

Edisi Februari 2016

Ini Alasan BI Turunkan BI Rate dan GWM Primer

Jakarta–Bank Indonesia (BI) dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar selama dua hari sejak 17-18 Februari akhirnya memutuskan untuk melonggarkan dua kebijakan sekaligus yaitu menurunkan suku bunga acuan dari 7,25% menjadi 7% dan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer 1% dari 7,5% ke 6,5%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral mengambil keputusan tersebut pertama untuk menjaga likuiditas di sistem perekonomian cukup untuk mendorong pertumbuhan kredit dan pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

“Kedua kombinasi penurunan suku bunga dan penurunan likuidtas itu transmisi ke perekonomian akan lebih cepat. Sebagaimana diketahui, penurunan suku bunga memerlukan waktu, dengan penambahan likuidtas dari GWM transmisi dari kebijakan moneter akan lebih cepat,” kata Perry di Jakarta, Kamis 18 Februari 2016.

Kemudian sebab ketiga diambilnya

keputusan tersebut karena bauran kebijakan yang secara bersama memang diarahkan mendorong pertumbuhan dengan tetap menjaga stabilitas.

--- (sumber : www.infobanknews.com) ---

Page 13: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 13

Edisi Februari 2016

Masuk e-Commerce, MAP GAndenG StAndArd ChArtered

Jakarta–PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)

menggandeng Standard Chartered Bank Indonesia dalam pengembangan bisnis ritel melalui metode belanja online atau e-commerce.

Hari ini perusahaan ritel yang menyasar gaya hidup masyarakat itu meluncurkan MAP EMALL, gerai online yang menawarkan merek-merek internasional terkemuka di dunia.

“Kami sangat tidak sabar untuk memulai perjalanan kami di basis omni-channel melalui peluncuran MAP EMALL dan kami yakin dapat menjadi salah satu situs utama dan terpercaya dengan menawarkan beragam kategori dari merek-merek lintas internasional,” tutur CEO MAP Group, VP Sharma di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Ia menjelaskan, bahwa pihaknya baru meluncurkan situs belanja online atau e-commerce karena menyiapkan dengan matang dari sisi konsep dan teknologi pun melihat respon pasar e-commercedi Indonesia terlebih dahulu.

“MAP memiliki roadmap yang jelas dan kuat untuk menyatukan seluruh aset dan kekuatan perusahaan guna menawarkan pengalaman belanja omni-channel yang menyeluruh dan bermanfaat untuk para pelanggan setia MAP,” kata Sharma.

Industri e-commerce di Indonesia diprediksi memiliki potensi senilai USD24 miliar pada 2016, dan USD130 miliar pada 2020, sesuai dengan perhitungan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Adapun posisi Standard Chartered Bank sendiri akan mendukung kelancaran transaksi di MAP EMALL, khususnya untuk transaksi dengan kartu kredit. “Kami sangat bangga untuk menjadi bagian dari kolaborasi terbaru ini, mengingat kerja sama ini akan membawa pelanggan kami ke berbagai pengalaman belanja yang mengesankan menggunakan produk perbankan,” sambung CEO Standard Chartered Bank Indonesia, Shee Tse Koon. --- (sumber : www.infobanknews.com) ---

Page 14: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 14

Edisi Februari 2016

BI : Pertumbuhan Ekonomi Mengarah ke 5,4%

Jakarta – Bank Indonesia (BI)

memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih baik dari prediksi sebelumnya. Meski belum mengubah kisaran proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2%-5,6%, namun proyeksi pertumbuhan ekonomi meningkat mengarah ke batas tengah 5,4%.

Peningkatan tersebut tidak terlepas dari pelonggaran kebijakan moneter BI dan kebijakan fiskal serta reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah.

“Kisaran poyeksi masih 5,2-5,6% tapi kecenderungannya yang tempo hari di batas bawah dengan repon kebijakan moneter fiskal, dan reformasi struktur bisa mengarah ke titik tengah 5,2-5,6%, Persisnya kalau dengan policy ini (penurunan BI Rate dan pemangkasan GWM Primer) bisa 5,4%,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2016.

Menurutnya, angka proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik ketimbang proyeksi sebelumnya yang mengarah ke 5,3% bahkan sempat mengarah ke 5,2%.

BI mencatat momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terjadi sejak triwulan ketiga 2015, dan berlanjut ke triwulan empat 2015 antara lain didorong oleh pengeluaran Pemerintah. Pertumbuhan ekonomi triwulan keempat 2015 tercatat 5,04% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 4,74% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun lalu antara lain didorong oleh peran Pemerintah, baik dalam

bentuk konsumsi Pemerintah maupun investasi infrastruktur serta penyelenggaraan Pilkada. Sementara tahun ini, diproyeksikan lebih baik dibanding tahun lalu.

“Tahun ini range masih di 5,2-5,6% tapi

kalau sebelumnya di batas bawah ini sudah mulai ke tengah. Kita terus melihat peran Pemerintah untuk konsumsi dan infrastruktur itu jadi mendorong. Kita juga perkirakan konsumsi rumah tangga membaik dan investasi Pemerintah dan swasta membaik, tapi untuk ekspor impor masih kontraksi. Jadi betul-betul harus jaga domestik ekonomi kita, karena kita sumber pertumbuhan ekonomi besar dari ekonomi domestik,” ujar Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dalam kesempatan yang sama. --- (sumber : www.infobanknews.com) ---

Page 15: BULETIN GINSI · dan berdaya saing yang dapat memenuhi atau ... dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN ... kesiapan daya saing Indonesia dalam menghadapi

Buletin GINSI Jateng 15

Edisi Februari 2016

MENDAG :

INDONESIA MAKIN KOMPETITIF BAGI INVESTASI DUNIA

WE Online, San Francisco – Pemerintah

telah melakukan reformasi kebijakan di bidang ekonomi. Reformasi ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kompetitif bagi investasi dunia. Para pengusaha Amerika Serikat (AS) diharapkan tak ragu-ragu menanamkan investasinya di Indonesia saat ini.

Demikian ditegaskan Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong pada dialog interaktif dengan sejumlah anggota US Chamber of Commerce di Hotel Fairmont, San Francisco, AS. Dialog ini digelar sebelum dimulainya rangkaian ASEAN Economic Ministers (AEM) Roadshow yang akan berlangsung pada 17-18 Februari 2016.

Mendag Thomas Lembong meyakini

reformasi kebijakan ini akan mendatangkan banyak investasi. “Pemerintah Indonesia telah mereformasi kebijakan perekonomian Indonesia agar semakin kompetitif. Kami optimistis lewat kesempatan ini akan menarik lebih banyak investor,” jelas Mendag Thomas dalam pers rilis yang diterima Redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Pertemuan itu juga dihadiri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani. Para pimpinan dan CEO perusahaan besar dunia yang juga anggota US Chamber of Commerce, juga hadir seperti Chevron, Caterpillar, Asia Business Council, Blackberry, Cargill, Microsoft, dan Phillip Morris. Kepemilikan Modal Asing

Mendag Thomas bersama Kepala BKPM menjelaskan beberapa sektor yang makin

terbuka bagi investasi asing, antara lain 17 bidang usaha yang mengizinkan kepemilikan modal asing hingga 100%. Mendag juga menunjukkan 12 bidang usaha dengan batas kepemilikan asing hingga 95% seperti bidang perkebunan dengan luas > 25 Ha. Sedangkan 7 bidang usaha dengan batas kepemilikan asing 85%, seperti sewa guna usaha. Sebanyak 48 bidang usaha dengan batas kepemilikan asing hingga 67%, dan sebanyak 7 bidang usaha dengan batas kepemilikan asing 51% seperti pariwisata alam.

Menurut Thomas Lembong, langkah pemerintah ini mendapat apresiasi dari US Chamber of Commerce. “US Chamber of Commerce sangat mengapresiasi kebijakan Indonesia tersebut dan berharap sektor penting seperti kesehatan dan logistik masuk dalam sektor yang dibuka bagi investasi asing,” lanjut Mendag Thomas.

Menurut Mendag Thomas, dunia usaha AS juga mengapresiasi kebijakan BKPM yang memberikan layanan izin investasi 3 jam dan terintegrasi dalam sistem perizinan satu pintu (one stop services) untuk investasi senilai minimal Rp 100 miliar dan/atau menyerap tenaga kerja minimal 1.000 orang.

Selanjutnya, Mendag Thomas dan Kepala BKPM mendorong para investor datang langsung ke BKPM atau mengirim salah satu investor dengan membawa surat kuasa untuk mendapatkan izin investasi yang diperlukan.

Mendag juga menginformasikan bahwa pada 2017 akan didirikan Badan Promosi Indonesia yang akan menggabungkan seluruh kegiatan promosi yang berada di 17 kementerian di Indonesia.

Sebelum memulai roadshow, AEM juga melakukan pertemuan internal untuk membahas dan mengonsolidasikan posisi ASEAN atas beberapa isu kerja sama ASEAN-AS yang masih belum mencapai kata sepakat dengan United States Trade Representative (USTR). ASEAN akan melakukan pertemuan dengan USTR pada 17 Februari 2016 waktu AS. --- (sumber : www.wartaekonomi.co.id) ---