buletin fix.doc

5
BULETIN PIO UHO Edisi 4, Bulan Desember 2015 SALAM REDAKSI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kepada Allah SWT buletin PIO UHO edisi 3 kembali terbit, tak lupa pula salawat dan salam terhaturkan kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Apakabar para pembaca setia Buletin PIO UHO, semoga anda semua tetap sehat. Pernahkah anda mendengar atau menderita penyakit diabetes? Diabetes atau yang lebih terkenal dengan sebutan penyakit kencing manis merupakan penyebab kematian ke- 8 di dunia dan faktor usia merupakan salah satu faktor resiko diabetes. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan, terutama lansia. Diabetes pada lansia secara metabolik berbeda pada pasien yang lebih muda. Oleh karena itu, terapi pada pasien lansia harus diperhatikan dengan baik dengan tujuan agar dapat mencegah kematian maupun kesakitan melalui perubahan gaya hidup dan menggunakan obat antidiabetes. Edisi PIO UHO Obat Antidiabetes yang Efektif pada Lansia Penyakit diabetes atau yang biasa disebut dengan diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang dimana penderitanya tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah dan baru dirasakan setelah terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuh. Faktor penting yang berpengaruh terhadap prevalensi diabetes adalah usia. Prevalensi DM akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, DM yang paling banyak terjadi adalah pada lansia. Prevalensi DM geriatri yang cenderung lebih banyak sekitar 90 - 95% dari seluruh penderita DM adalah DM tipe 2, dimana hampir 50% penderita DM tipe 2 berusia 60

Upload: iin-armadasidas-klein-fraulent

Post on 14-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BULETIN PIO UHO

Edisi 4, Bulan Desember 2015

SALAM REDAKSI Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kepada Allah SWT buletin PIO UHO edisi 3 kembali terbit, tak lupa pula salawat dan salam terhaturkan kepada suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Apakabar para pembaca setia Buletin PIO UHO, semoga anda semua tetap sehat. Pernahkah anda mendengar atau menderita penyakit diabetes? Diabetes atau yang lebih terkenal dengan sebutan penyakit kencing manis merupakan penyebab kematian ke-8 di dunia dan faktor usia merupakan salah satu faktor resiko diabetes. Diabetes sering muncul setelah seseorang memasuki usia rawan, terutama lansia. Diabetes pada lansia secara metabolik berbeda pada pasien yang lebih muda. Oleh karena itu, terapi pada pasien lansia harus diperhatikan dengan baik dengan tujuan agar dapat mencegah kematian maupun kesakitan melalui perubahan gaya hidup dan menggunakan obat antidiabetes. Edisi PIO UHO kali ini akan membahas penggunaan obat diabetes secara umum dan pada lansia serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan obat oral diabetes. Selain itu, edisi ini pula memuat informasi gejala dan pengobatan pasien DBD. Semoga informasi PIO UHO dapat menambah

Obat Antidiabetes yang Efektif pada Lansia

Penyakit diabetes atau yang biasa disebut dengan diabetes melitus (DM) merupakan penyakit yang dimana penderitanya tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah dan baru dirasakan setelah terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuh.

Faktor penting yang berpengaruh terhadap prevalensi diabetes adalah usia. Prevalensi DM akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, DM yang paling banyak terjadi adalah pada lansia. Prevalensi DM geriatri yang cenderung lebih banyak sekitar 90 - 95% dari seluruh penderita DM adalah DM tipe 2, dimana hampir 50% penderita DM tipe 2 berusia 60 tahun keatas.

DM pada lansia secara metabolik berbeda pada pasien yang lebih muda. Oleh karena itu, terapi pada pasien lansia harus diperhatikan dengan baik dengan tujuan agar dapat mencegah kematian maupun kesakitan melalui perubahan

Bagaimana Penggunaan Obat Antidiabetes?

Bila pasien DM sudah mengatur makan dan melakukan cukup olahraga tetapi kadar gula dalam darah masih belum terkendali, maka diperlukan bantuan obat untuk menambah pengeluaran insulin atau menurunkan resistensi insulin. Ada berbagai macam obat antidiabetes baik oral (yang diminum) maupun suntikan insulin. Pada obat oral dimulai dengan dosis relatif kecil kemudian dinaikkan secara bertahap jika perlu. Penggunaan obat-obat antidiabetes secara suntikan (injeksi) biasanya digunakan pada penderita DM tipe 1, sedangkan penggunaan obat antidiabetes secara oral umumnya digunakan pada pederita DM tipe 2.

Enam golongan obat antidiabetes oral yang disetujui untuk pengobatan DM tipe 2 yaitu : · sulfonilurea,· Biguanid (metformin) · meglitinid, · Tiazolidinedion (pioglitazon) · inhibitor dipeptidyl-peptidase (DPP-

IV)

Penyebab Diabetes Melitus pada Lansia

Penyebab DM pada lansia disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : Fungsi sel pankreas dan sekresi

insulin yang berkurang Perubahan karena lanjut usia

sendiri yang berkaitan dan dengan resistensi insulin, akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskular.

Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan

kegemukan. Keberadaan penyakit lain, sering

menderita stress Sering menggunakan bermacam-

macam obat-obatan (polifarmasi).

Memilih Obat Antidiabetes Oral yang Aman dan Efektif Bagi Lansia

Pemberian Obat antidiabetes oral harus dipertimbangkan bila penderita diabetes tidak dapat mencapai kadar glukosa darah yang normal atau mendekati normal dengan pengaturan pola makan dan olahraga teratur. Pertanyaannya adalah, obat manakah yang sesuai untuk penyandang diabetes lansia ? Dokter akan menjawab pertanyaan tersebut dengan berbagai pertimbangan, termasuk diantaranya, kadar glukosa darah awal dan kadar glukosa darah yang diinginkan, berat badan penderita diabetes, penyakit penyerta, kemungkinan kontradiksi terhadap pengobatan. Penelitian yang dilakukan terkait penggunaan obat antidiabetes yang aman dan efektif bagi lansia hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan obat kombinasi lebih banyak digunakan daripada obat tunggal. Penggunaan obat antidiabetes tunggal yang paling banyak digunakan adalah obat dari golongan thiazolidinedion yaitu pioglitazon sebanyak 24,2%. Sedangkan penggunaan kombinasi obat antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah kombinasi metformin dengan pioglitazon sebanyak 36,3% dan metformin

Page 2

dengan glimepirid sebanyak 21,2%. Berdasarkan hasil penelitian baik pada penggunaan obat antidiabetes oral tunggal maupun kombinasi sama-sama efektif dalam hal penurunan kadar gula darah.

Page 3

Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Obat Antidiabetes ?

1. Dosis selalu harus dimulai dengan dosis rendah yang kemudian dinaiikan secara bertahap.

2. Harus diketahui betul bagaimana cara kerja, lama kerja, dan efek samping obat. tersebut.

3. Bila memberikannya bersama obat lain, pikirkan kemungkinan adanya interaksi obat.

4. Pada kegagalan sekunder terhadap obat hipoglikemik oral, usahakanlah menggunakan obat oral golongan lain, bila gagal, baru beralih kepada insulin. Dan Usahakan agar harga obat terjangkau oleh

Mengenali Gejala dan Terapi DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

DBD harus dicurigai pada saat kita terkena demam secara mendadak. Demam tinggi sekitar 103-105 ºF atau 39-40 ºC yang disertai sakit kepala hebat (umumnya di dahi), sakit di belakang mata, badan ngilu dan sakit, bintik merah di kulit serta mual atau muntah. Demam akan terjadi selama 5-7 hari. Pada beberapa pasien, panas akan turun di hari ke-3 atau ke-4 tetapi hari berikutnya naik lagi. Penanganan DBDNon Farmakologi:1. Perbanyak minum air putih2. Istirahat yang cukup3. Pemberian Oksigen4. Penggantian volume plasma· Kristaloid : Ringer laktat, ringer asetat (asering), larutan NaCl 0,9%, dekstrosa 

Terapi Farmakologi:Penyakit DBD sebenarnya tidak mempunyai terapi utama dalam pengobatannya. Setiap terapi yang dilakukan merupakan pengobatan gejala yang terjadi/timbul. 1. Analgetik Antipiretik

· Parasetamol = demam atau nyeri 2. Antibiotik

· Ampicilin· Gol. Sefalosporin

pemberian antibiotik pada keadaan syok yaitu mengingat kemungkinan adanya kejadian infeksi sekunder dengan translokasi bakteri dari saluran cerna (DBD grade III & IV)3. Antikonvulsan

· Diazepam· Fenobarbital

Diberikan apabila terdapat indikasi kejang 

Page 4

4. Kortikosteroid · Dexamethason = untuk mengurangi

udem otak karena syok yang berlangsung lama, tetapi apabila terdapat perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan

5. Antidiuretik· Furosemid = diberikan terutama jika

pada pasien syok terdapat overload antara lain edema atau pernafasan meningkat

 

6. Neomisin dan laktulosadiberikan pada pasien yang mengalami ensefalopati karena berguna untuk mengurangi produksi amoniak7. Vasopresor

· Dopamin· Dobutamin

diberikan jika pasien mengalami syok yang belum teratasi dengan pemberian ringer laktat 

DIVISI PIO UHO Pelindung : Rektor Universitas Halu Oleo; Prof. H. Usman Rianse, M.S.Penasehat : Dekan Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo; Prof. Sahidin, M.Si.Penanggung Jawab : Sunandar Ihsan, S.Farm., M.Sc., Apt.Konsultan Ahli : Dosen Farmasis Farmasi UHORedaksi : Nurramadhani A. Sida, S.Farm.Sekertaris Redaksi : Asti FiandariInfo & Data : Mahasiswa Farmasi 2011Produksi : Marketing : Distribusi :Penerbit : PIO Fakultas Farmasi Universitas Haluoleo