buku panduan praktikum endokrin
DESCRIPTION
y7yjhoiTRANSCRIPT
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA KEDOKTERAN
BLOK ENDOKRIN METABOLISME
Disusun oleh :
ASSCALBIASS
LABORATORIUM BIOKIMIA KEDOKTERANJURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2010
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia – Nya, buku “Panduan Praktikum Biokimia Kedokteran Blok
Endokrin Metabolisme” dapat terselesaikan dengan baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada :
1. dr. Retno Widiastuti, MS., selaku Dekan Fakulatas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2. dr. Joko Setyono, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Kedokteran FKIK UNSOED.
3. dr. Dwi Arini selaku dosen biokimia, pembimbing, sekaligus konsultan.
4. Dra. Hernayanti selaku dosen biokimia, pembimbing, dan konsultan.
5. Bapak Saryono, Sp.p, M.Kes., sebagai dosen biokimia, pembimbing, dan konsultan.
6. Orang tua selaku supporter utama dalam hidup kami.
7. Association Medical Biochemistry Assistant (ASSCALBIASS) tahun angkatan 2002-2005
yang telah memberikan arahan dan dukungan serta rasa kekeluargaan.
8. Teman-teman angkatan 2006 dan 2007 yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan buku ini.
9. Semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan
buku ini.
Penyusun menyadari bahwa buku panduan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penyusunan buku
petunjuk praktikum biokimia selanjutnya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dalam ilmu kedokteran,
khususnya mengenai biokimia kedokteran.
Hormat kami,
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................................1
Kata pengantar..............................................................................................................2
Daftar isi.......................................................................................................................3
Petunjuk umum keselamatan kerja di laboratorium.....................................................4
Pertolongan pertama pada kecelakaan..........................................................................5
Sampling darah vena.....................................................................................................7
PRAKTIKUM BIOKIMIA
Pemeriksaan Kolesterol Darah ..................................................................................10
Pemeriksaan Trigliserida Darah ……………………………………………………. 13
Pemeriksaan Glukosa Darah ………………………………………………………... 15
3
PETUNJUK UMUM KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
1. Dilarang makan dan minum dalam ruang laboratorium, karena beberapa bahan
kimia/bahan biologis yang digunakan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan.
2. Mahasiswa wajib menggunakan jas laboratorium dan alas kaki/sepatu yang tertutup.
3. Rambut harus ringkas dan tidak boleh tergerai.
4. Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat (seperti HCl, H2SO4,
HNO3, Asam asetat glasial, NH4OH, NaOH). Gunakan buret ! Atau pipet dengan bola
penghisap ! Untuk memindahkan asam/basa kuat atau bahan-bahan beracun ke dalam
tabung yang anda gunakan dan lakukan di dalam lemari asam.
5. Bila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif atau beracun, segera bilas
dengan air sebanyak-banyaknya dan segera laporkan kepada instruktur.
6. Segera tutup kembali bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup, untuk mencegah
inhalasi bahan-bahan tersebut.
7. Jangan sampai menumpahkan bahan-bahan kimia di meja kerja atau pada lantai. Hal ini
terutama berlaku untuk asam dan basa pekat. Segera laporkan kepada instruktor.
8. Gunakanlah alat/instrumen yang disediakan sesuai dengan cara kerjanya. Bila saudara
tidak memahami cara kerjanya mintalah bantuan instruktor.
9. Berhati-hatilah bila bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan-bahan biologis
seperti darah, saliva atau urin karena kemungkinan dapat terinfeksi kuman atau virus
berbahaya seperti HIV atau hepatitis.
a. Sebaiknya gunakan sarung tangan karet sekali pakai, terutama bila ada luka.
b. Hindari kemungkinan tertusuk jarum.
c. Cuci tangan atau anggota badan yang kontak atau terpercik darah. Cuci dengan
cermat menggunakan sabun.
d. Buang bahan yang mengandung darah dalam wadah plastik tertutup.
e. Cuci alat-alat laboratorium dengan sabun dan sterilisasi dengan merendamnya dalam
larutan natrium hipoklorit 0,5 % selama 30 menit.
f. Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan natrium hipoklorit 0,5
%.
4
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
1. KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran, yang harus dilakukan pertama kali adalah :
a. Semua kran pipa gas harus ditutup.
b. Padamkan api dengan bahan pemadam api yang tersedia.
c. Putuskan aliran listrik.
d. Jika ada yang terbakar, selimutilah dia dengan kain yang cukup basah. Pakaian yang
melekat dilepas dengan cara memotong-motong dengan gunting dan segeralah dibawa
ke rumah sakit.
2. TERKENA BAHAN KIMIA
Bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan pada badan :
a. H2SO4, HNO3, HCl, HF, dan CH3COOH
b. KOH, NaOH dan NH4OH
c. Pengoksidasi H2O2 pekat, amonia cair, senyawa-senyawa klor, kromat, persulfat,
kaporit, asam oksalat dan ammonium sulfida.
Anggota badan yang terkena bahan kimia tersebut di atas harus :
a. Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.
b. Setelah itu jika terkena asam kuat cucilah dengan larutan natrium bikarbonat.
c. Jika yang mengenai anggota badan adalah basa kuat maka setelah dicuci dengan air
kemudian dicuci dengan air bor (H3BO3) atau asam asetat encer (0,24 N).
d. Jika terkena air Brom maka anggota badan yang terkena dicuci dengan air kemudian
dengan campuran amoniak, minyak terpentin, alkohol (1:1:10).
e. Jika terkena oksidator kuat maka setelah dicuci dengan air dicuci lagi dengan larutan
ammonium sulfat encer.
f. Jika bahan kimia tersedot ke mulut dan tenggorokan berkumurlah dengan air
sebanyak-banyaknya. Minumlah air bersih 1 atau 2 gelas dan segera pergi berobat ke
dokter.
3. GAS-GAS BERACUN
5
Gas-gas beracun pada umumnya CO, H2S, Uap Hg, HCN, NO2, Cl2 dan Br2.
a. untuk mencegah terjadinya keracunan oleh gas-gas tersebut maka percobaan yang
menggunakan atau menimbulkan bahan-bahan beracun tadi harus dilakukan dalam
ruangan asam.
b. Jika mencium gas-gas tadi segeralah keluar dan bernafas dalam-dalam di udara
terbuka.
c. Jika keadaannya parah pergilah segera ke dokter.
6
SAMPLING DARAH VENA
Sample darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan darah vena
dapat diperoleh bermacam-macam sample, yaitu :
a. Whole Blood/darah penuh
b. Plasma
c. Serum
d. Defibrinated Blood
e. Clot Blood
Cara pengambilan :
1. Bendung di sebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas, penderita
diminta mengepal-ngepal tangannya.
2. Lakukan disinfeksi pada daerah tersebut dengan kapas alcohol 70%
3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bias dihisap dengan mudah.
4. Setelah alkohol kering (tidak ditiup-tiup), kulit ditegangkan, tusuk dengan jarum dengan
sudut 45 derajat, arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum menghadap keatas.
5. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap ke bawah. Tusukan dilanjutkan
menghadap vena. Darah mengalir dengan sendirinya bila tusukan tepat. Kepalan tangan
dibuka, darah dihisap pelan-pelan. Ambil darah sesuai kebutuhan.
6. Lepaskan tourniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alcohol. Penderita diminta untuk
tetap menekan dengan kapas alcohol.
7. Lepaskan jarum dari spuit, tuangkan darah kedalam botol penampung, dengan cara
mengalirkan darah lewat dinding botol penampung.
8. Jangan lupa memberi identitas penderita.
Catatan :
a. Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan hemokonsentrasi.
b. Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali/tidak diulang-ulang.
7
c. Alat penampung harus bersih dan kering.
d. Bila ada penundaan pemeriksaan harus diberi anti koagulan.
e. Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh disemprot
(harus dialirkan lewat dinding tabung) dan tidak boleh dikocok terlalu keras.
8
PRAKTIKUM BIOKIMIA
9
PEMERIKSAAN KOLESTEROL DARAH
(Metode CHOD-PAP)
A. Tujuan Instrusional Khusus
1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kolesterol dengan metode CHOD-PAP.
2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol darah
pada saat praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.
3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang
disebabkan oleh peningkatan kadar kolesterol dengan bantuan hasil praktikum
yang dilakukan.
B. Dasar Teori
Kolesterol adalah komponen membran sel dan prekursor untuk hormon steroid
dan asam empedu yang disintesa oleh sel tubuh dan diserap dengan makanan.
Kolesterol diangkut di dalam plasma melalui lipoprotein, yang disebut kompleks
antara lipid dan apolipoprotein. Empat kelas lipoprotein yaitu high density lipoprotein
(HDL), low density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein (VLDL), dan
khilomikron. LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol ke sel di perifer, HDL
bertanggungjawab terhadap pengambilan kembali kolesterol dari sel. Empat
perbedaan kelas lipoprotein menunjukkan hubungan yang nyata terhadap
atherosklerosis koroner. LDL-Cholesterol (LDL-C) menyumbang pembentukan plak
atherosklerotik di dalam intima arteri dan terkait erat dengan penyakit jantung koroner
(PJK) serta berhubungan dengan mortalitas. Pada saat kolesterol total dalam rentang
nilai normal, peningkatan konsentrasi LDL-C menunjukkan resiko tinggi. HDL-C
mempunyai efek perlindungan dengan menghambat pembentukan plak dan
menunjukkan hubungan terbalik dengan angka kejadian PJK. Kenyataannya, nilai
HDL-C yang rendah merupakan faktor resiko independen. Penetapan kadar kolesterol
total individu digunakan untuk skrining kepentingan itu, sambil pengkajian resiko
yang lebih baik, maka perlu mengukur HDL-C dan LDL-C sebagai tambahan.
Beberapa uji coba klinis terkendali menggunakan diet, perubahan gaya hidup
dan atau obat-obat yang berbeda (khususnya HMG CoA reductase inhibitors [statins])
10
telah menunjukkan bahwa rendahnya kadar kolesterol total dan LDL-C mengurangi
resiko PJK secara drastis.
C. Metode Pemeriksaan
“CHOD-PAP” : enzymatic photometric test
D. Prinsip
Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator kolorimetrik
yaitu quinoneimine terbentuk dari 4-aminoantipyrine dan phenol oleh hydrogen
peroksida dengan katalis peroksidase (reaksi trinders).
CHEKolesterol ester + H2O Kolesterol as.lemak
(CHE = Cholesterol Esterase)
CHOKolesterol + O2 Kolesterol as.lemak
(CHO = Cholesterol Oksidase)
POD2H2O2 + PAP + Phenol Quinoneimine + 4H2O
(POD = Peroksidase)
E. Alat dan Bahan
Alat
1. Spuit 3 cc
2. Torniquet
3. Plakon
4. Eppendorf
5. Sentrifugator
6. Tabung reaksi 3 ml
7. Rak tabung reaksi
8. Mikropipet (10 μl-100 μl)
9. Mikropipet (100 μl-1000 μl)
10. Yellow tip
11. Blue tip
12. Kuvet
13. Spektrofotometer
Bahan
1. Sampel (serum)
2. Working reagen
11
F. Cara Kerja
1. Persiapan sample:
a. Diambil darah probandus sebanyak 3 cc dengan menggunakan spuit.
b. Darah dimasukkan ke dalam tabung eppendorf dan disentrifugasi dengan
kecepatan 4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya untuk
sampel.
2. Sampel (serum) sebanyak 10 μl kemudian dicampur dengan working reagen
sebanyak 1000 µl.
3. Campuran diinkubasi selama 20 menit dalam suhu ruangan (20-25º C), kemudian
diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm dan nilai faktor
200.
G. Nilai Normal
Dicurigai : diatas 220 mg/dl atau 5.7 mmol/l
Meningkat : diatas 260 mg/dl atau 6.7mmol/l
Asosiasi Atherosclerosis Eropa merekomendasikan untuk menurunkan kadar
kolesterol sampai dengan 180 mg/dl untuk orang berusia sampai dengan 30 th dan
200 mg/dl diatas 30 th.
12
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA DARAH
(Metode GPO)
Dasar Teori
Trigliserida merupakan ester dari gliserol dengan 3 asam lemak dan secara alami
jumlahnya melimpah dalam lipid. Trigliserida ditransport ke dalam plasma melalui
apolipoprotein membentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan kilomikron.
Trigliserida penyusun VLDL sebanyak 55%-65% sedangkan pada kilomikron sebanyak 80%-
95%. Kilomikron sering disebut juga sebagai trigliserida eksogen yang terdapat dalam
makanan. Pengukuran trigliserida digunakan untuk skrining status atau profil lemak darah
untuk mendeteksi risiko atherosklerosis. Selain itu dapat digunakan untuk monitoring
penurunan lemak darah. Peningkatan kadar trigliserida disertai dengan peningkatan kadar
Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan penanda risiko tinggi terhadap penyakit jantung
koroner. Kadar trigliserida tinggi juga dapat terjadi pada penyakit hati, ginjal dan pankreas.
Metode Pemeriksaan
Gliserol-3 Phosphat-Oksidase (GPO)
Prinsip Reaksi
Determinasi trigliserida sesudah pemecahan enzimatik dengan lipoprotein lipase.
Indikatornya adalah quenomin yang berasal dari 4-aminotriptin dan 4-klorofenol yang
bereaksi dengan hidrogen peroksida dan dikatalisir oleh enzim peroksidase.
LPL
Trigliserida Gliserol + asam lemak
GK
Gliserol + ATP Gliserol 3-fosfat + ADP
GPO
Gliserol-3-fosfat + O2 dihidroksiaseton fosfat + H2O2
2 H2O2 + aminotriptin + 4 klorofenol quinonemin + HCl + 4 H2O
13
Catatan:
LPL : lipoprotein lipase; GK : gliserokinase; GPO : gliserol-3-fosfat-oksidase
POD : peroksidase
Sampel yang digunakan :
Serum, heparin plasma atau EDTA plasma
Cara Kerja
Blanko Standard Sampel
Sampel - - 10 µl
Standard - 10 µl -
Reagen GPO 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Inkubasi 10 menit pada suhu 250C. Baca pada spektrofotometer λ 546 nm
Nilai normal : <200 mg/dl
14
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
(Metode GOD-PAP)
A. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP.
2. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat
praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal.
3. Mahasiswa akan dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang berkaitan
kadar glukosa darah abnormal (patologis) dengan bantuan hasil praktikum yang
dilakukan.
B. Dasar Teori
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit.
Glukosa juga dibutuhkan didalam jaringan adiposa sebagai sumber gliserida-gliserol, dan
mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam
sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.
Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari
berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk
dari glikogen hati melalui glikogenolisis.
Setelah makan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah akan meningkat dari kadar
puasa sekitar 80-100 mg/dl ke kadar sekitar 120-140 mg/dl, dalam periode 30 menit
sampai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian mulai menurun kembali ke
rentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah puasa.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah
satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu
mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Diantara hormon
yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah hormon
anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan
penyimpanan glukosa. Glukagon adalah suatu hormon katabolik, membatasi sintesis
makromolekuler dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan
konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan
pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.
C. Metode Pemeriksaan
Metode GOD-PAP
15
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Spuit 3cc
2. Torniquet
3. Plakon
4. Eppendorf
5. Sentrifugator
6. Tabung reaksi 3 ml
7. Rak tabung reaksi
8. Mikropipet (10 μl-100 μl)
9. Mikropipet (100 μl-1000 μl)
10. Yellow tip
11. Blue tip
12. Kuvet
13. Spektrofotometer
Bahan
1. Sampel (serum)
2. Reagen GOD
E. Cara Kerja
1. Persiapan sampel:
a. Diambil darah probandus sebanyak 3 cc dengan menggunakan spuit.
b. Darah dimasukkan ke dalam tabung eppendorf dan disentrifugasi dengan kecepatan
4000 rpm selama 10 menit, kemudian diambil serumnya untuk sampel.
2. Sampel (serum) sebanyak 10 μl kemudian dicampur dengan reagen GOD sebanyak
1000 µl.
3. Campuran diinkubasi selama 15 menit dalam suhu ruangan (20-25º C), kemudian
diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm dan nilai faktor
100.
F. Nilai Normal
Kadar glukosa serum atau plasma : 75-115 mg/dl.
16