buku panduan lapangan

29
BAB I DASAR-DASAR PERPETAAN Peta Topografi merupakan gambaran permukaan fisik bumi yang diproyeksikan pada bidang datar atau seperti terlihat dari atas dan diperkecil dengan perbandingan tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara visual maupun matematis. Berdasarkan tata cara penggambaran relief, ada 4 (empat) jenis peta topografi, antara lain : Peta Topografi Kontur, Peta Topografi Hachures, Peta Topografi Tinting, Peta Topografi Shading. Jenis peta topografi yang dipergunakan untuk penelitian dan pekerjaan bersifat teknis adalah Peta Topografi Kontur yaitu peta yang menggambarkan relief sebagai garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik- titik ketinggian sama pada peta topografi, memiliki sifat : a. Garis kontur mewakili suatu nilai ketinggian tertentu b. Setiap kelipatan 5 atau 10 daripada garis kontur digambarkan dengan garis yang lebih tebal yang disebut Kontur Indeks. Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 1

Upload: obed-duma

Post on 03-Jul-2015

512 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

by Obed

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Panduan Lapangan

BAB I

DASAR-DASAR PERPETAAN

Peta Topografi merupakan gambaran permukaan

fisik bumi yang diproyeksikan pada bidang datar atau

seperti terlihat dari atas dan diperkecil dengan

perbandingan tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya baik secara visual maupun matematis.

Berdasarkan tata cara penggambaran relief, ada 4 (empat)

jenis peta topografi, antara lain : Peta Topografi Kontur, Peta

Topografi Hachures, Peta Topografi Tinting, Peta Topografi

Shading. Jenis peta topografi yang dipergunakan untuk

penelitian dan pekerjaan bersifat teknis adalah Peta

Topografi Kontur yaitu peta yang menggambarkan relief

sebagai garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis yang

menghubungkan titik-titik ketinggian sama pada peta

topografi, memiliki sifat :

a. Garis kontur mewakili suatu nilai ketinggian tertentu

b. Setiap kelipatan 5 atau 10 daripada garis kontur

digambarkan dengan garis yang lebih tebal yang

disebut Kontur Indeks.

c. Garis kontur yang sangat renggang atau tanpa garis

kontur, menunjukkan dataran, garis kontur yang rapat –

sangat rapat menunjukkan lereng terjal – sangat terjal.

d. Garis kontur tidak akan saling berpotongan, dalam

keadaan ekstrim pada relief berlereng sangat curam,

tegak dan lereng menggantung boleh garis kontur

digambarkan berimpit.

e. Garis kontur tidak berpotongan, tidak bercabang,

jika membulat menutup kedalam, menunjukkan bukit

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 1

Page 2: Buku Panduan Lapangan

atau cekungan (apabila pada garis kontur paling dalam

dilengkapi dengan arsiran / sisir)

f. Garis kontur yang berpotongan dengan sungai, akan

meruncing membentuk huruf V, dimana arah

runcingannya searah dengan atau menunjukkan arah

hulu sungai.

g. Garis kontur selalu berakhir pada tepi peta. Jarak

antara 2 garis kontur yang berdekatan disebut Interval

Kontur.

Sebelum membaca peta perlu kiranya untuk

memahami informasi yang berada pada tepi peta/sekeliling

peta. Informasi peta terdiri atas:

A. Informasi Umum

1. Judul peta, menandakan daerah yang tergambar dalam

peta

2. Nomor seri peta

3. Nomor lembar

4. Keterangan edisi

Untuk peta Topografi Indonesia, nomor seri peta dan

lembar peta merupakan satu bagian dengan judul peta.

Nomor lembar peta merupakan identitas untuk daerah, dan

skala peta merupakan identitas kemutakhiran dari informasi

yang disajikan dalam peta. Contoh:

Nomor edisi : Edisi 1-1991

Nomor lembar : Lembar 2012-34

Enrekang

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 2

Page 3: Buku Panduan Lapangan

5. Skala atau kadar peta, adalah perbandingan jarak antara

dua titik di peta dengan jarak datar sebenarnya di lapangan.

Skala peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas

peta atau di tengah bawah peta dan biasanya di atas skala

garis. Contoh :

Selang kontur: 25 m

Skala 1 : 50.000

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

cm

1 2 3

0 1 2 3 4 5 km

Artinya: Jarak 1 centimeter di peta sama dengan jarak

50.000 centimeter atau setengah kilometer di lapangan.

Skala berfungsi untuk mengukur jarak datar baik di peta

maupun di lapangan.

Contoh :

Jarak pada peta=15 cm, skala peta yang kita gunakan

adalah 1 : 50.000. maka jarak medan adalah 15 cm x 50.000

cm = 750.000 cm = 7,5 km

Kadang pada kasus-kasus tertentu dalam peta tidak

menyatakan skala. Kita dapat mengatasinya dengan cara :

- ukur jarak antara dua titik di peta (JP)

- ukur jarak horisontal dua titik tersebut di medan (JM)

- maka skala peta = JP / JM

6. Interval Kontur

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 3

Jarak petaSkala = -------------------- Jarak medan

Page 4: Buku Panduan Lapangan

Merupakan pernyataan selang kontur dinyatakan

dalam meter. Interval kontur dapat diketahui dengan

dengan menggunakan rumus:

pada kasus tertentu interval kontur dapat membantu untuk

menentukan harga suatu kontur / garis ketinggian.

7. Petunjuk pembacaan grid peta

Informasi ini berada dalam dua panel di letakan di

bawah peta dan diberi warna sama dengan warna grid dan

gratikul pada peta (untuk peta berwarna).

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 4

Interval Kontur = 1/2000 x skala peta. (menurut Jawatan Topografi)

Interval Kontur = (n tan x skala peta) /1000 (menurut PPFK TB)n adalah jarak minimum antar garis kontur di peta, adalah sudut kemiringan lereng yang paling curam

Page 5: Buku Panduan Lapangan

8. Informasi tentang arah utara (deklinasi magnetis)

Biasa dicantumkan di tepi kiri bawah

TN GN

MN TN = True North (utara sebenarnya)

GN = Grid North (Utara Peta)

MN = Magnetic North (Utara

Magnetik)

9. Indeks Lembar Peta

Merupakan diagram yang menunjukan posisi lembar

peta terhadap lembar peta-peta yang bersebelahan.

Fungsinya untuk memudahkan dalam menentukan nomor

peta yang akan digunakan.

10. Glosari

Disajikan dari istilah-istilah nama geografi dan

singkatannya yang digunakan dalam peta tersebut.

Contoh:So = salo = sungai

B. = bulu = bukit

11. Tanda/Simbol Peta

Tanda/simbol konvensional yang digunakan

dalam peta disertai dengan warna dan artinya masing-

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 5

Page 6: Buku Panduan Lapangan

masing. Gunanya untuk memudahkan dalam

membayangkan keadaan medan yang akan dilalui.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 6

Page 7: Buku Panduan Lapangan

BAB II

GEOMORFOLOGI

Geomorfologi adalah bagian yang tidak terpisahkan

dari geologi,dimana ilmu ini mempelajari bentang alam

(landscape); bagaimana bentang alam itu terbentuk secara

konstruksional (yang diakibatkan oleh gaya endogen :

aktivitas tektonik/struktur geologi), dan bagaimana bentang

alam tersebut dipengaruhi oleh pengaruh luar berupa gaya

eksogen seperti iklim, sungai dan lainnya yang bersifat

destruksional, dan menghasilkan bentuk-bentuk alam darat

tertentu (landform). Pembagian satuan bentang alam pada

daerah penelitian di klasifikasi berdasarkan morfologi

(morfografi dan morfometri) dan morfogenesis.

Pendekatan morfometri didasarkan pada beberapa

parameter geomorfologi yang dapat diukur (kuantitatif).

Unsur tersebut terdiri atas ketinggian, luas, relief, sudut

lereng, kerapatan sungai dan tingkat erosi, pendekatan

morfografi menggunakan kenampakan foto-foto dan data

citra satelit yang didapatkan pada daerah penelitian

sedangkan pendekatan morfogenesa didasarkan pada

bentukan awal, perkembangan bentang alam serta proses-

proses yang bekerja pada bentang alam tersebut (Van

Zuidam, 1985). Dalam interpretasi batuan dari peta

topografi, hal terpenting yang perlu diamati adalah pola

kontur dan aliran sungai.

a. Pola kontur rapat menunjukkan batuan keras, dan

pola kontur jarang menunjukkan batuan lunak atau

lepas.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 7

Page 8: Buku Panduan Lapangan

b. Pola kontur yang menutup (melingkar) di antara pola

kontur lainnya menunjukkan lebih keras dari batuan di

sekitarnya.

c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat

diakibatkan oleh adanya batuan keras

d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukkan bahwa

sungai-sungai itu berada pada batuan yang lebih

mudah tererosi (lunak).

e. Kerapatan sungai adalah perbandingan antara total

panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan

pengaliran terhadap luas cekungan pengaliran sungai-

sungai itu sendiri).

Dalam interpretasi struktur geologi dari peta

topografi, hal terpenting adalah pengamatan terhadap pola

kontur yang menunjukkan adanya kelurusan atau

pembelokan secara tiba-tiba, baik pada pola bukit maupun

arah aliran sungai, bentuk-bentuk topografi yang khas, serta

pola aliran sungai.

a. Sesar, umumnya ditunjukkan oleh adanya pola kontur

rapat yang menerus lurus, kelurusan sungai dan

perbukitan, ataupun pergeseran, dan pembelokan

perbukitan atau sungai, dan pola aliran sungai paralel

atau rektangular.

b. Perlipatan, umumnya ditunjukkan oleh pola aliran

sungai trellis atau paralel, dan adanya bentuk-bentuk

dip-slope yaitu suatu kontur yang rapat di bagian depan

dan merenggang makin ke arah belakang.

c. Jika setiap bentuk dip-slope ini diinterpretasikan untuk

seluruh peta, maka sumbu-sumbu lipatan akan dapat

diinterpretasikan kemudian. Pola dip-slope seperti ini

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 8

Page 9: Buku Panduan Lapangan

mempunyai beberapa istilah yang mengacu pada

kemiringan perlapisannya.

d. Kekar, umumnya dicirikan oleh pola aliran sungai

rektangular, dan kelurusan-kelurusan sungai dan bukit.

e. Intrusi umumnya dicirikan oleh pola kontur melingkar

dan rapat, sungai-sungai mengalir dari arah puncak

dalam pola radial atau angular.

f. Lapisan mendatar, dicirikan oleh adanya areal dengan

pola kontur yang jarang dan dibatasi oleh pola kontur

yang rapat.

g. Ketidakselarasan bersudut, dicirikan oleh pola kontur

rapat dan mempunyai kelurusan-kelurusan seperti pada

pola perlipatan yang dibatasi secara tiba-tiba oleh pola

kontur jarang yang mempunyai elevasi sama atau lebih

tinggi.

h. Daerah melange, umumnya dicirikan oleh pola-pola

kontur yang melingkar berupa bukit-bukit dalam

penyebaran yang relatif luas, terdapat beberapa

pergeseran bentuk-bentuk topografi kemungkinan juga

terdapat beberapa kelurusan dengan pola aliran sungai

rektangular atau concorted.

i. Daerah slump, umumnya dicirikan oleh banyaknya pola

dip-slope dan penyebarannya yang tidak menunjukkan

pola pelurusan tetapi lebih berkesan “acak-acakan”.

Pola kontur rapat juga tidak menunjukkan kelurusan

yang menerus, tetapi berkesan terpatah-patah.

j. Gunungapi, dicirikan umumnya oleh bentuk kerucut

atau pola aliran radial, serta kawah pada puncaknya

untuk gunungapi muda; sementara untuk gunungapi

tua dan sudah tidak aktif dicirikan oleh pola aliran

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 9

Page 10: Buku Panduan Lapangan

angular serta pola kontur melingkar rapat atau

memanjang yang menunjukkan adanya jenjang

volkanik atau korok-korok.

k. Karst, dicirikan oleh pola kontur melingkar yang khas

dalam penyebaran yang luas, beberapa aliran sungai

seakan-akan terputus, terdapat pola-pola kontur yang

menyerupai bintang segi banyak, serta pola aliran

sungai multibasinal. Walaupun dengan pola kontur yang

melingkar dengan penyebaran cukup luas.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 10

Page 11: Buku Panduan Lapangan

Aspek GeomorfologiSatuan Bentang Alam

Pegunungan Tersayat Tajam /Terjal Denudasional

Pegunungan Bergelombang/Miring Denudasional

Luas Wilayah (km²) (….%) 23,1 (56%) 18(44%)

Morfologi

Sudut Lereng (…°) 5 - 71 4 - 28Persentase Sudut (%) 21 - 55 8 - 13Beda Tinggi (meter) 900 800

Relief pegunungan pegununganBentuk PuncakBentuk Lembah "V" "V - U"Bentuk Lereng

Morfogenesa

Jenis Pelapukan kimia dan fisika Kimia dan fisikaTingkat Pelapukan tinggi tinggi

SoilJenis residual soil residual soilTebal 0,3 – 2 meter 0,3-3 meterWarna kecoklatan kecoklatan

Tingkat Erosi sangat tinggi tinggiJenis Erosi riil erotion, gulley erotion riil erotion dan gulley erotion

Gerakan Tanah - debris fallPengendapan Sedimen butiran - bongkah -

Sungai

Tipe Genetik Subsekuen dan konsekuen Konsekuen dan subsekuenJenis periodik periodik

Penampang "V" simetris "V" simetris

Pola Saluransempit, asimetris dan berkelok

sebagian lurussempit, lurus, asimetris dan

relatif lurusStadia muda menjelang dewasa muda

Litologi PenyusunTufa halus, basal, trakit dan breksi

vulkaniktufa halus, tufa kasar dan breksi vulkanik

Tata Guna Lahan Pertanian, perkebunan dan pemukimanHutan Produksi, perkebunan, pertanian

dan pemukiman

Struktur Geologi Lipatan, kekar dan sesar geser Lipatan, kekar dan sesar geser

Stadia Daerah muda muda

Tabel 2.1 Contoh Pembagian Satuan Bentang Alam Pada Suatu daerah Penelitian

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 9

Page 12: Buku Panduan Lapangan

Kelas Lereng

Sifat-sifat peoses dan kondisi alamiah

Warna

00 - 20

( 0 – 2 % )Datar hingga hampir datar, tidak ada proses denudasi yang berarti Hijau

20 - 40

( 2 – 7 % )

Agak miring, gerakan tanah kecepatan rendah, erosi lembar dan erosi alur (sheet and rill erosion). Rawan erosi.

Hijau Muda

40 - 80

( 7 – 15 % )Miring, sama dengan diatas, tetapi dengan besaran yang lebih tinggi Kuning

80 - 160

( 15 – 30 % )

Agak curam, banyak terjadi gerakan tanah dan erosi, terutama longsoran yang bersifat mendatar

Jingga

160 - 350

( 30 – 70 % )Curam, proses denudasional intensif, erosi dan gerakan tanah sering terjadi

Merah Muda

350 - 550

(70 – 140% )

Sangat curam, batuan umumnya mulai tersingkap, proses denudasional sangat intensif, sudah mulai menghasilkan bahan rombakan

Merah

> 550

( > 140 % )

Curam sekali, batuan tersingkap, proses denudasional sangat kuat dan rawan jatuhan batu, tanaman jarang tumbuh (terbatas)

Ungu

Tabel 2.2 Kelas lereng dengan sifat-sifat proses dan kondisi alamiah yang kemungkinan terjadi dan usulan warna untuk peta relief secara umum (disadur dan disederhanakan dari Van Zuidam, 1985)

Tabel 2.3 Klasifikasi ITC, 1986

Satuan Warna/ Simbol

Struktural UnguVulkanik Merah

Denudasional Coklat

Marine Hijau

Fluvial Biru tua

Glasial Biru mudaKras OranyeEolian Kuning

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 10

Page 13: Buku Panduan Lapangan

Lereng adalah kenampakan permukaan alam pada suatu

beda tinggi.

Tabel 2.4 Klasifikasi Panjang Lereng (Van Zuidam, 1983)

Pembuatan peta kelerengan dapat dilakukan dengan dua(2)

cara yaitu metode Wentworth dan metode Lingkaran

Bentuk lereng secara umum yaitu cekung, cembung,

dan lurus. Lereng tak teratur yaitu halus dan kasar (tak

teratur). Bentuk alur dan lembah yaitu dangkal, bentuk “U”,

dan bentuk “V”

Pelapukan (weathering) adalah segala perubahan

atau tiap-tiap perubahan pada batuan oleh pengaruh cuaca.

Perubahan ini berwujud penghancuran (fisika) dan

penguraian (kimiawi) batuan.

Proses pelapukan dipengaruhi oleh beberapa faktor

(input) yaitu iklim/ cuaca, topografi, batuan, dan vegetasi.

Pada dasarnya dikenal adanya 2 tipe pelapukan, yaitu:

a) Pelapukan mekanis (fisis) yaitu pecahnya batu-

batuan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil

(desintegrasi) sebagai akibat dari :

- kelebihan beban,

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 11

Panjang Lereng (m) Keterangan

< 15 Sangat Pendek

15 - 50 Pendek

50 - 250 Sedang

250 - 500 Panjang

> 500 Sangat Panjang

Page 14: Buku Panduan Lapangan

- perbedaan dan perubahan (amplitudo =

ayunan, pergantian) suhu, karena insolasi

(penyinaran matahari).

- pembentukan kristal air atau garam, dan

- tekanan dari desakan perakaran tumbuhan.

b) Pelapukan kimiawi, yaitu perubahan susunan

kimiawi batuan (dekomposisi) sebagai akibat dari reaksi

kimia yang dilakukan oleh air (H2O), Oksigen (O2) dan zat

asam arang (CO2) dari atmosfer dan vegetasi:

- Oksidasi; dengan bantuan unsur O2

- Hidrolisa; penguraian dengan unsur H2O dari

ion H+ dan ion OH.

- Hidratisasi; persenyawaan dengan H2O.

- Karbonisasi; dengan unsur CO2,

- Solution (pelarutan), dan

- “coloid plucking”.

Bentukan-bentukan yang dihasilkan oleh proses-proses

pelapukan:

a. Differential weathering, proses pelapukan yang telah

mengikis, merusak dan membuat bentukan-bentukan

pada bagian-bagian yang lemah dari suatu massa

batuan

b. Talus, Puing-puing yang dijatuhkan dari lapukan

pada lereng yang curam dan menumpuk di kaki lereng

membentuk talus cone (kerucut puing) dan kipas puing.

c. Residual boulders, Onggokan-onggokan batu besar

bersusun-susun; terjadi pada massa batuan yang

bercelah (jointing), terutama pada jenis granit.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 12

Page 15: Buku Panduan Lapangan

Di alam ada empat macam proses pelapukan mekanik yang

terjadi, yaitu frost wedging, unloading, thermal expansion

dan aktivitas organik, sedangkan pelapukan kimia

contohnya spherowaidal whetring (Kulit bawang). Tingkat

pelapukan dilihat dari kenampakan produk pelapukan yaitu

tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 2.4 Derajat Kelapukan Batuan (menurut Bieniwaski, 1976)

KELAS K R I T E R I A ISTILAH

1

2

3

4

5

Tidak tampak tanda-tanda pelapukan. Batuan sesegar kristal. Beberapa diskontinuitas kadang-kadang bernoda.

Pelapukan hanya terjadi pada diskontinuitas terbuka yang menimbulkan perubahan warna. Dapat mencapai 1 cm dari permukaan kontinuitas.

Sebagian besar batuan berubah warna. Belum repui (kecuali batu sedimen yang tersemen kurang baik). Diskontinuitas bernoda dan / atau terisi bahan lapukan.

Pelapukan meluas ke seluruh massa batu. Sebagian massa batu repui. Batu tidak berkilap. Seluruh bahan batuan berubah warna, kecuali kwarsa. Batuan mudah digali dengan palu geologi.

Struktur batuan berubah warna membusuk dan repui hanya sebagian tekstur dan struktur masih tampak. Kenampakan luar seperti tanah.

Segar(tak lapuk)

Lapuk Ringan

Lapuk Sedang

Lapuk Kuat

Lapuk Sempurna

Soil adalah hasil akhir dari proses pelapukan

batuan. Batuan induk merupakan batuan yang terletak

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 13

Page 16: Buku Panduan Lapangan

dibawah lapisan tanah atau endapan yang belum

terkompaksi. Tanah yang terbentuk di atas batuan induk

dan belum mengalami transportasi atau perpindahan

tempat disebut dengan tanah residu (residual soil).

Sedangkan tanah yang sudah berpindah tempat dari tempat

terbentuknya disebut dengan tanah terpindahkan

(transported soil).

Erosi dalam arti yang luas adalah proses terlepas

dan terangkutnya material bumi oleh tenaga geomorfologis.

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan mengalami

serangkaian proses yang akan berpengaruh pada bentuk

erosi; yaitu tetesan hujan yang langsung jatuh menumbuk

ke permukaan bumi akan mengakibatkan

terlepas/terbongkarnya material, dan ini yang disebut erosi

percik hujan ( spalsh erosion ) ; air hujan yang jatuh ke

permukaan bumi sebagian akan meresap ke dalam tanah

dan sebagian lagi akan mengalir sebagai limpasan ( overland

flow ) . Air limpasan yang tipis melebar dan mengalir akan

melepaskan material permukaan bumi di seluruh

permukaan terbuka disebut erosi lembar ( sheet erosion ) ; air

limpasan akan terkonsentrasi membentuk aliran linier

hingga dapat menghasilkan bentuk erosi alur ( riil erosion )

dan erosi parit ( gully erosion ) .

Gerakan tanah adalah merupakan suatu produk

dari proses gangguan kesetimbangan lereng yang

menyebabkan bergeraknya massa tanah dan batuan ke

tempat atau daerah yang lebih rendah (Sampurno, 1987).

Gerakan tanah diklasifikasikan berdasarkan kecepatan

bergeraknya (lambat, cepat, sangat cepat); tipe gerakannya

(meluncur, berguling, berlompatan, atau jatuh tanpa

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 14

Page 17: Buku Panduan Lapangan

menyentuh bidang lain hingga terhenti), besarnya butiran

(blok, batu-batu lepas, puing batuan/talus, tanah dsb), dan

kadar keairan batuan (basah, lembab, kering).

a. Terban (Subsedence, tipe jatuh, runtuh):

Perpindahan ke bawah tanpa ada gerakan horizontal.

Jatuh tegak lurus, merosot ke bawah. Misalnya,

runtuhnya atap gua di daerah karst, atap gua galian

pertambangan yang tidak dapat menahan beban

atapnya.

b. Gerakan sangat lambat (Slow flowage, tipe

rayapan)

- Soil creep (rayapan tanah),

- Talus creep (rayapan puing),

- Rock creep (rayapan batu-batu),

- Rock glacier creep,

- Solifluction (rayapan lumpur, tanah jenuh

air).

c. Gerakannya cepat (Rapid flowage, tipe

aliran):

- Earth flow; (gerakan material bumi/tanah

yang butirannya halus, jenuh air pada lereng

yang landai.

- mud flow, gerakannya lebih cepat dari earth flow,

mengikuti atau terikat pada lembah dengan

kadar air yang lebih banyak.

- Debris avalanches, melalui saluran-saluran

kecil pada lereng-lereng curam (bercabang-

cabang).

d. Gerakannya sangat cepat (Landslides,

longsor lahan, tipe longsoran):

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 15

Page 18: Buku Panduan Lapangan

- Slumping, yaitu peluncuran unit massa

puing dari hancuran batuan yang biasanya

disertai putaran ke belakang (berguling).

- Debris slides, peluncuran cepat, bahannya

gembur, tetapi tidak disertai gerakan berguling.

- Debris fall, puing-puing runtuh.

- Rock slides, peluncuran / pelongsoran massa

batuan pada bidang struktur lapisan atau pada

bidang retakan / patahan (eskarp).

- Rock fall, massa batuan yang belum lapuk jatuh

begitu saja. Peristiwa rock fall disebabkan oleh

kondisi lereng tergantung (over hanging), karena

penggangsiran di kaki lereng oleh gelombang

(pantai), pengerukan oleh pekerjaan arus sungai

pada tikungan luar, penggalian batu oleh

manusia (daerah pertambangan).

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 16

Gbr 2.1 Berbagai Tipe Gerak Massa Batuan. (A.K. Lobeck, 1939: 92)

Banyak Air

Page 19: Buku Panduan Lapangan

Sungai adalah air yang mengalir pada saluran

(palung, lembah) yang dibuatnya sendiri. Menurut konsep

ini, “air yang mengalir” dipandang sebagai tenaga geologi

yang dapat merubah bentuk, struktur dan posisi/lokasi

batuan; jadi, menyangkut perubahan lithologis, fungsi air

mengalir yaitu mengikis, mengangkut dan mengendapkan.

Sebagai contoh: makin cepat air mengalir makin kuat pula

air mengalir itu mengikis batuan; juga makin kuat

mengangkut atau memindahkan batuan. Makin lemah

(tenang) pengaliran air sungai makin cepat mengendapkan

batuan yang telah diangkutnya.

Contoh perubahan batuan karena pekerjaan sungai:

Batuan masif (padas, kompak) berubah menjadi batuan

klastis (pecahan, hancuran): bongkah, kerakal, kerikil, pasir,

debu, liat. Batuan beku dan batuan metamorf menjadi

batuan endapan: breksi, breksi-konglomerat, konglomerat.

Batuan tidak berlapis-lapis menjadi batuan berlapis-lapis.

Perubahan posisi (lokasi): dari posisinya di pegunungan

menjadi batuan endapan di dasar laut.

Bentuk-bentuk endapan sebagai berikut :

a. Kipas aluvial (Alluvial Fan),

Kipas aluvial biasanya terbentuk di mulut celah (ngarai),

dari pengaliran cepat pada palung yang sempit tiba-tiba

keluar dan mengalir pada dataran yang lebar-meluas

sehingga pengaliran tiba-tiba melemah. Melemahnya

arus berarti kemampuan air mengangkut bahan menjadi

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 17

Page 20: Buku Panduan Lapangan

lemah, maka bahan-bahan muatan air diendapkan di

mulut celah dengan bentuk adari titik pusat menyebar ke

depan membentuk kipas.

b. Dataran banjir (flood plain),

Di bagian tengah dan bagian hilir sungai telah terjadi

pengendapan. Dataran banjir mulai terbentuk jika sungai

telah mencapai stadium muda menjelang dewasa (Gb.

2.4).

c. Tanggul alam (natural levee)

Masih termasuk dataran banjir, tanggul alam terbentuk di

tepi sungai memanjang dengan arah sejajar sungai, dan

rata-rata lebih tinggi dari tinggi rata-rata dataran banjir

(lihat Gbr. 2.4). Mengapa lebih tinggi dari dataran banjir

pada umumnya? Di saat pengaliran maksimum,

kecepatan arus juga maksimum, muatan bahan angkutan

juga maksimum. Ketika pengaliran meluap ke luar dari

palung sungai, menjauh dari benang arus dan arus

melemah, maka bagian tepi inilah yang paling awal

menerima bahan-bahan endapan; selanjutnya sisanya

dibawa menyebar.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 18

Gbr. 2.2 Kipas Aluvial (Alluvial Fan) Gbr.2.3 Crevasse-spalys

dataran banjir

dataran banjir

tanggul alam

Page 21: Buku Panduan Lapangan

d. Point Bar, Point bar

merupakan pematang-pematang alam yang sejajar alur

sungai, merupakan bagian dari dataran banjir. Bentuk

point bar mirip dengan tanggul alam; bedanya, tanggul

alam terletak di tepi alur sungai, sedangkan point bar

agak jauh dari alur sungai.

e. Teras sungai adalah dataran

banjir yang kembali tererosi secara bertahap dan

meninggalkan teras-teras yang bertingkat. Lihat Gbr. 2.5

f. Gosong, Endapan-endapan

baru di dasar sungai berupa onggokan pasir berbentuk

elips. Gosong pasir biasanya hanya muncul di permukaan

air di waktu kondisi pengaliran di bawah normal. Jadi,

gosong kadang-kadang muncul dan kadang-kadang

tenggelam.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 19

Gbr. 2.4 Profil melintang Sungai Dewasa: Dataran banjir (flood plain) dan tanggul alam (natural levee)

Gbr. 2.5 Berbagai Bentuklahan Fluvial. Gbr. 2.6Mender dan Teras Sungai

Page 22: Buku Panduan Lapangan

g. Beting, Beting hampir sama

dengan gosong. Bedanya, karena beting selamanya

tampak di permukaan air berupa pulau di tengah sungai.

Tanahnya masih lembek berupa rawa-rawa sehingga

tidak atau belum ada tumbuhan. Beting terbentuk di

bagian sungai yang daya angkut pengalirannya tiba-tiba

melemah.

h. Tanggul pantai, Bahan

endapannya berasal dari material angkutan air sungai,

tetapi pengendapannya dibantu oleh air laut. Arahnya

sejajar dengan arah pantai laut dan tegak lurus terhadap

arah tanggul alam (natural levee).

i. Delta, Pada bahagian muara

sungai, di laut atau di danau, terjadi sedimentasi yang

akhirnya mencapai permukaan air, disebut delta. Delta

adalah jenis endapan yang batuannya terdiri dari batuan

klastis (butiran) halus yang diendapkan secara teratur,

berlapis-lapis . Permukaannya datar sesuai dengan

permukaan air.

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 20

Page 23: Buku Panduan Lapangan

Panduan Pemetaan Geologi .... (Obed Duma) 21

Gambar 21Proses pembentukan meander dan

danau tapak kuda