buku ii: laporan studi strategis dalam negeri tentang pembangunan nasional di provinsi bengkulu

105
LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG LAPORAN KELOMPOK PESERTA PPRA XLIX LEMHANNAS RI STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TANGGAL 21 S.D 26 JULI 2013 PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU BUKU 2 BERDASARKAN SURAT PERINTAH GUBERNUR LEMHANNAS RI NOMOR : SPRIN / 595 / IV / 2013 TANGGAL : 2 April 2013

Upload: dadang-solihin

Post on 12-Jun-2015

878 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

LAPORAN KELOMPOK PESERTA PPRA XLIX LEMHANNAS RI STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TANGGAL 21 S.D 26 JULI 2013

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG

LAPORAN KELOMPOK PESERTA

PPRA XLIX LEMHANNAS RI

STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI

TANGGAL 21 S.D 26 JULI 2013

PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BUKU 2

BERDASARKAN SURAT PERINTAH GUBERNUR LEMHANNAS RINOMOR : SPRIN / 595 / IV / 2013TANGGAL : 2 April 2013

Page 2: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU
Page 3: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

iiiPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami bisa menyelesaikan Buku I ini

sebagai Laporan Pelaksanaan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan

Reguler Angkatan (PPRA) XLIX di Provinsi Bengkulu yang telah dilaksanakan pada

tanggal 21 s/d 26 Juli 2013. Pelaksanaan SSDN di Provinsi Bengkulu tersebut berdasarkan

Surat Perintah Gubernur Lemhannas RI Nomor Sprin/595/IV/2013 tanggal 2 April 2013,

yang berisi tentang Kondisi “Pembangunan Nasional di Provinsi Bengkulu”.

Pada kesempatan ini kami segenap anggota Kelompok SSDN di Provinsi Bengkulu,

mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Lemhannas RI yang telah memberikan

kesempatan kepada kami untuk melaksanakan SSDN ke Provinsi Bengkulu. Kami

juga mengucapkan terimakasih kepada Mayjen TNI Edy Susanto sebagai Pimpinan

Rombongan, Drs. Edijan Tandjung, M.Si sebagai Tenaga Ahli I, H.Ario W, SH, MSc,

sebagai Tenaga Ahli II dan Laksma TNI Petrus Padmardjo sebagai Liaison Officer, Drs.

Iswidiyatmo, MM, MA sebagai Sekretaris Rombongan.

Kami telah berupaya menyusun laporan Buku II Studi Strategis Dalam Negeri

(SSDN) ke Provinsi Bengkulu ini sebaik mungkin, dengan memanfaatkan waktu yang

sangat terbatas dan menggunakan sumber data yang ada, namun demikian kami

sepenuhnya menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh

karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca guna kesempurnaan laporan ini, sehingga laporan ini dapat bermanfaat

bagi upaya kita mewujudkan pembangunan Nasional, demi kesejahteraan bangsa

Indonesia pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2013

Kombes Pol Drs. Lutfi Lubihanto, MM

KETUA KELOMPOK SSDN PROVINSI BENGKULU

Page 4: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU
Page 5: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

vPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

PENDAHULUAN

1. Umum 2

2. Maksud dan Tujuan. 5

3. Ruang Lingkup dan Sistematika. 5

4. Metode dan Pendekatan. 6

KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

5. Umum 10

6. Kondisi Ketahanan Nasional 10

ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

7. Umum 44

8. Gatra Geografi 44

9. Gatra Demografi 48

10. Gatra Sumber Kekayaan Alam (SKA) 50

11. Gatra Ideologi 54

12. Gatra Politik 62

13. Gatra Ekonomi 68

14. Gatra Sosial Budaya 73

15. Gatra Pertahanan dan Keamanan 77

PENUTUP 85

16. Kesimpulan 86

17. Saran 86

DAFTAR ISI

Page 6: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 - PENDAHULUAN

vi LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 7: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN1LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI

TENTANGPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 8: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 - PENDAHULUAN

2 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

1. UMUM

Ketahanan Nasional di daerah sangat penting untuk menunjang ketahanan nasional.

Oleh karena itu, ketahanan nasional di daerah, salah satunya Provinsi Bengkulu, perlu

dijaga agar proses pencapaian tujuan nasional dapat berjalan dengan sukses.

Provinsi Bengkulu terbentuk berdasarkan UU No. 9 tahun 1967 yang direalisasikan

dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1968. Berdasarkan undang-undang tersebut,

wilayah Provinsi Bengkulu meliputi wilayah bekas Keresidenan Bengkulu dengan luas

wilayahnya 19.813 km2, terdiri dari empat Daerah Tingkat II, yaitu Kotamadya Bengkulu

yang terdiri dari dua kecamatan, Kabupaten Bengkulu Utara (ibukota Argamakmur)

yang terdiri dari 13 kecamatan, Kabupaten Bengkulu Selatan (ibukota Manna) yang

terdiri dari 11 kecamatan, dan Kabupaten Rejang Lebong (ibukota Cu rup) yang terdiri

Page 9: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

3PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

dari 10 kecamatan. Wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat dibagi lagi

ke dalam marga dipimpin oleh seorang pasirah dan pasar yang dipimpin oleh datuk.

Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, Provinsi Bengkulu mengalami pemekaran

kabupaten. Sampai tahun 2011 Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 (sembilan) kabupaten

dan 1 (satu) kota dengan total luas wilayah mencapai kurang lebih 1.978.870 hektar atau

19.788,7 kilometer persegi.

Ditinjau dari letak geografisnya, Provinsi Bengkulu terletak di antara 1010

01’– 1030 41’ BT dan 20 16’ – 30 31’ LS disebelah barat pegunungan Bukit Barisan serta

memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi

Lampung sepanjang lebih kurang 567 kilometer. Provinsi Bengkulu di sebelah utara

berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat, di sebelah selatan berbatasan

Page 10: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 - PENDAHULUAN

4 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung, di sebelah barat berbatasan dengan

Samudera Indonesia dan di sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi

Sumatera Selatan.

Penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 berjumlah 1.742.080. Rasio jenis

kelamin Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 sebesar 105 yang berarti bahwa dari setiap

100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Keadaan sosial penduduk

Provinsi Bengkulu digambarkan dalam beberapa variabel, antara lain : pendidikan,

kesehatan dan keluarga berencana, keamanan, agama dan fasilitas layanan sosial.

Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena

merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2011, sektor pertanian memberikan

kontribusi sebesar 39,84 % (Rp 8,4 triliun) terhadap PDRB Provinsi Bengkulu. Sektor

pertanian tersebut mencakup: pertanian tanaman bahan makanan, hortikultura,

perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

Peranan sektor industri pengolahan dalam perekonomian Provinsi Bengkulu

relatif rendah. Selama kurun waktu 2000-2011 peranan sektor industri pengolahan dalam

PDRB kurang dari 5 % per tahun. Di Provinsi Bengkulu terdapat 33 buah industri besar/

sedang yang mencakup industri makanan, minuman, dan tembakau, industri pengolahan

kayu, bambu, rotan, rumput dan sejenis, industri bahan kimia dan barang dari bahan

kimia, industri produk dari batubara dan pengilangan minyak bumi, industri karet,

barang dari karet dan plastik, industri barang logam, bukan mesin dan perlengkapannya.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor yang cukup penting

dalam perekonomian Provinsi Bengkulu mengingat perannya dalam menjembatani para

produsen dan konsumen. Peranan sektor ini cukup dominan mengingat banyak wilayah

di Provinsi Bengkulu yang menghasilkan komoditi berupa hasil pertanian, antara lain

sayur-sayuran dan buah-buahan, beras serta hasil perkebunan seperti kelapa sawit,

karet, kopi dan aneka komoditi lainnya, termasuk barang hasil galian/tambang dan

barang-barang industri. Selama kurun waktu 2000 – 2011, peranan sektor perdagangan,

hotel dan restoran dalam PDRB Provinsi Bengkulu cukup dominan, yaitu berkisar antara

19-21 % per tahun ditambah dengan relatif tingginya pertumbuhan sektor ini dimana

Page 11: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

5PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

pertumbuhan yang berada dalam kisaran 4-6 %.

Provinsi Bengkulu mempunyai potensi yang cukup besar dalam perdagangan luar

negeri melalui ekspor berbagai komoditas khususnya komoditas yang berbasis sumber

daya alam. Komoditas ekspor Provinsi Bengkulu antara lain terdiri dari : batubara, karet,

dan cangkang sawit. Pada tahun 2011 total volume ekspor Provinsi Bengkulu mencapai

2.746,81 ribu ton, dengan nilai 265,56 milyar US dolar.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator untuk mengukur

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pada tahun 2011 PDRB Provinsi Bengkulu atas

dasar harga berlaku telah mencapai 21,15 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar

harga konstan 2000 sebesar 8,87 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010,

PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2011 atas harga berlaku telah mengalami perkembangan

sebesar 13,41 %, sedangkan PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2011 atas dasar harga konstan

mengalami pertumbuhan sebesar 6,40 %.

Berdasarkan kondisi di atas, jelaslah bahwa Provinsi Bengkulu memiliki arti

penting bagi ketahanan nasional Indonesia sehingga perlu ketahanan nasional di Provinsi

Bengkulu perlu dikembangkan dalam upaya mencapai tujuan nasional.

2. MAKSUD DAN TUJUAN.

a. Maksud. Maksud penulisan laporan SSDN ini adalah untuk memberikan gambaran

tentang tingkat ketahanan nasional di Provinsi Bengkulu, selanjutnya menyajikan

hasil observasi lapangan tentang aspek-aspek pendukung serta hasil validasi

pengukuran Ketahanan Nasional di Provinsi Bengkulu.

b. Tujuan. Tujuannya adalah untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah

tentang kondisi ketahanan nasional di Provinsi Bengkulu serta sebagai bahan dan

feedback bagi Labkurtanas guna melakukan survey pembangunan Daerah dan

Nasional.

3. RUANG LINGKUP DAN SISTEMATIKA.

Ruang lingkup penyusunan laporan ini meliputi potensi yang dimiliki daerah

beserta permasalahannya dan pembahasan ketahanan nasional di Provinsi Bengkulu

Page 12: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 1 - PENDAHULUAN

6 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

pada aspek Astagatra serta implikasinya pada ketahanan nasional. Adapun sistematika

penulisan laporan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini memuat uraian umum tentang latar belakang, maksud dan

tujuan, ruang lingkup dan sistematika, serta metode dan pendekatan.

Bab II Kondisi Ketahanan Nasional di Provinsi Bengkulu. Bab ini memuat secara

umum kondisi Ketahanan Nasional Provinsi Bengkulu dari aspek Astagatra.

Bab III Analisa Kondisi Ketahanan Nasional di Provinsi Bengkulu Tahun 2013. Bab

ini berisi analisa tiap gatra diprioritaskan pada penentuan isu-isu strategis daerah serta

implikasinya pada ketahanan nasional di daerah dan ketahanan nasional.

Bab IV Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran guna mendukung

Ketahanan Nasional di Provinsi Bengkulu.

4. METODE DAN PENDEKATAN.

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskriptif analisis

yang dilakukan secara komprehensif, integral dan holistik bedasakan Astagatra.

Sumber data primer dalam penulisan laporan ini didapat dari peninjauan langsung di

lapangan dalam bentuk kegiatan pertemuan dan wawancara dengan Pemda, instansi

daerah, lembaga legislative, TNI/Polri, dan Perguruan tinggi. Selain itu, penulisan ini

juga dilengkapi dengan sumber data sekunder yang berasal dari studi pustaka, internet,

media dan sumber-sumber lainnya.

Page 13: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU
Page 14: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

8 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 15: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

2LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI

TENTANGPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 16: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

10 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

5. UMUM

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia

yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,

dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,

baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas,

kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap

aspek kehidupan bangsa dan negara. Aspek kehidupan tersebut telah dielaborasi dalam

wujud Asta Gatra yang meliputi Tri Gatra (aspek alamiah) dan Panca Gatra (aspek sosial).

Oleh karena itu, untuk menganalisa kondisi ketahanan nasional di Provinsi Bengkulu,

perlu diketahui aspek Astragatra Provinsi Bengkulu yang meliputi gatra geografi,

gatra demografi, gatra sumber kekayaan alam (SKA), gatra ideologi, gatra politik, gatra

ekonomi, gatra sosial budaya, dan gatra pertahanan dan keamanan (hankam).

6. KONDISI KETAHANAN NASIONAL

a. Gatra Geografi

1.) Letak Geografis dan Luas Wilayah

Provinsi Bengkulu secara geografis terletak antara 1010 01’– 1030 41’ BT dan 20 16’

– 30 31’ LS. Provinsi Bengkulu dibatasi:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat

• Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung .

• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Propinsi Bengkulu yang berada di sebelah barat pegunungan Bukit Barisan

dengan luas wilayah sebesar ± 1.978.870 Ha atau 19.788,7 Km2. Wilayah administrasi

Propinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat

sampai dengan perbatasan Propinsi Lampung yang jaraknya lebih kurang 567

Page 17: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

11PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

kilometer. Propinsi Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada

garis pantai sepanjang lebih kurang 433 kilometer. Bagian Timurnya berbukit-bukit

dengan dataran tinggi yang subur, sedang bagian barat merupakan dataran rendah

yang relatif sempit, memanjang dari utara ke selatan serta diseling oleh daerah yang

bergelombang.

Secara administrasi Pemerintahan Provinsi Bengkulu terbagi menjadi 9 kabupaten

dan 1 kota, yang terdiri dari 124 kecamatan. Luas wilayah masing-masing kabupaten/

kota di Provinsi Bengkulu digambarkan pada table di bawah.

Tabel:

Luas Wilayah Kabupaten/Kota dalam Provinsi Bengkulu

No Kabupaten Luas Wilayah (Km2)

1 Kabupaten Bengkulu Selatan 1.185,702 Kabupaten Rejang Lebong 1.515,763 Kabupaten Bengkulu Utara 4.424,604 Kabupaten Kaur 2.363,005 Kabupaten Seluma 2.400,446 Kabupaten Muko – Muko 4.036,707 Kabupaten Lebong 1.929,248 Kabupaten Kepahiang 664,809 Kabupaten Bengkulu Tengah 1.123,9410 Kota Bengkulu 144,52Jumlah 19.788,70Sumber : Kantor Wilayah BPN Provinsi Bengkulu, 2013

2.) Topografi

Berdasarkan keadaan alam dan letaknya, maka wilayah Propinsi Bengkulu

mempunyai ketinggian dari permukaan laut yang berbeda-beda. Keadaan ketinggian

wilayah Propinsi ini sangat bervariasi mulai dari 0 – 100 m, 100 – 500 m, 500 – 1000

m dan lebih besar 1000 m. Bagian timur Provinsi Bengkulu berbukit-bukit dengan

dataran tinggi yang subur, sedang bagian barat merupakan dataran rendah yang

relatif sempit, memanjang dari utara ke selatan serta diselingi oleh daerah yang

Page 18: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

12 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

bergelombang. Pembagian kelas ketinggian tersebut digambarkan sebagai berikut:

a. Daerah yang terletak pada ketinggian 0 – 100 meter di atas permukaan laut

(daerah low land) mencapai 708,435 hektar atau 35,80 % dari luas wilayah Provinsi

Bengkulu.

b. Daerah yang terletak pada ketinggian 100 - 1000 meter di atas permukaan laut

yang merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan (Bukit Range) yaitu dengan

ketinggian antara 100 – 500 meter mencapai 625.323 hektar atau 31,60 % dan pada

ketinggian 500 – 1000 meter lencapai 405.688 hektar atau 20,50 % dari luas wilayah

Provinsi Bengkulu.

c. Daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan

laut, posisinya sampai puncak pegunungan Bukit Barisan yang umumnya daerah

kegiatan vulkanis dan tektonis yang mencapai 239,924 hektar atau 12,10 %.

Berdasarkan kondisi Geologisnya Propinsi Bengkulu terdiri dari 5 formasi,

yaitu: Formasi Batuan Andesit, Formasi Telisa Atas, Formasi Telisa Bawah, Formasi

Kristalin, Formasi Neogen, Formasi Alluvial.

3.) Morfologi

Secara geomorfologi atau bentuk permukaan bumi di Propinsi Bengkulu dapat

dibedakan menjadi 4 (empat) bagian bentuk daerah, yaitu:

a. Dataran Pantai. Dataran ini terdapat disepanjang pantai, yang membentang

dari muko-muko sampai padang Guci umumnya daerah ini sempit dan terdapat

cejungan dan rawa-rawa.

b. Dataran Alluvial. Dataran ini berada memanjang di belakang dataran pantai yang

mempunyai lebar berkisar antara 5 – 10 Km, umumnya daerah ini mempunyai

kesuburan tanah cukup tinggi.

c. Dataran Lipatan. Daerah ini hampir memanjang sejajar dengan dataran alluvial

dengan ketinggian antara 100 – 400 meter diatas permukaan laut. Daerah ini antara

lain meliputi Lumbuk Pinang, Beringin Tambun dan Hulu Sungai Ipuh.

d. Daerah Vulkanik. Daerah ini menempati sebagian besar pegunungan Bukit

Page 19: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

13PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Barisan yang merupakan jalur pegunungan patahan dan kompleks vulkanik

dengan pusat erupsi di luar Propinsi Bengkulu.

4.) Klimatologi

Iklim di Provinsi Bengkulu ditandai dengan jumlah curah hujan yang cukup

tinggi, yaitu rata-rata 100 mm/tahun, dengan rata-rata hari hujan antara 100 – 250

hari/tahun. Hari Hujan rata-rata 20 hari/bulan, dengan hari hujan terendah 18 hari

terjadi pada bulan Mei dan September, sedangkan hari hujan tertinggi selama 23 hari

terjadi pada bulan November dan Desember.

5.) Hidrologi

Pada saat ini telah diidentifikasi lebih kurang 22.647 Ha lahan di wilayah Propinsi

Bengkulu mengalami erosi yang tersebar pada tiap Kabupaten, Erosi yang cukup

besar terjadi di Kabupaten Rejang Lebong. Hilangnya lapisan atas tanah (degradasi)

ini disebabkan antara lain oleh longsoran Air Hujan, Sungai, laut dan angin. Lereng

adalah salah satu faktor yang sangat menentukan intensitas erosi disamping

Page 20: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

14 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

kepekaan tanah dengan kandungan pasir, liat debu dan bahan-bahan organic. Selain

itu factor manusia sangat pula mempengaruhi, dengan adanya perubahan hutan,

pengunndulan lereng-lereng perbukitan dan aktifitas budidaya lainnya.

6.) Jenis Tanah

Berdasarkan kondisi geologisnya, Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 jenis tanah

yaitu : jenis tanah organosol 3.600 ha (0,18%), jenis tanah alluvial sebanyak 70.015 ha

(3,54%), jenis tanah regosol sebanyak 43.360 ha (2,19%), jenis tanah asosiasi, podsolik

merah kuning, latosol-litosol sebanyak 283.200 ha (14,31%), jenis tanah latosol

sebanyak 426.800 (21,57%), jenis tanah andosol sebanyak 142.200 ha (7,19%), jenis

tanah asosisi andosol regosol sebanyak 81.200 ha (4,10%), jenis tanah asosiasi podsolik

coklat, podsol, litosol sebanyak 150.800 ha (7,26 % dan jenis lainnya sebanyak 777.695

ha (39,30%).

7.) Infrastruktur Transportasi

Page 21: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

15PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Infrastruktur wilayah merupakan aspek yang penting dalam pembangunan

daerah baik dalam rangka penunjang pertumbuhan ekonomi maupun sosial terutama

infrastruktur transportasi (darat, laut, dan udara).

a. Transportasi darat

Jaringan jalan sampai saat ini masih merupakan prasarana transportasi yang

dominan di Provinsi Bengkulu dengan penggunaan moda angkutan jalan sebagai

alat transportasi utama. Di lain pihak sistem jaringan jalan yang ada saat ini belum

dapat melayani dan mendukung hubungan antar kota di Provinsi Bengkulu

dan antar wilayah. Hal ini disebabkan oleh fungsi jaringan jalan yang belum

maksimal, seperti belum tersedianya lintas-lintas alternatif yang memadai, belum

lengkapnya/sempurnanya sistem jaringan jalan yang ada antara lain ditandai

dengan tidak jelasnya peran dan fungsi jalan, belum lengkapnya hirarki jalan

serta berbaurnya lalu lintas cepat dan lambat dan lalu lintas jarak jauh dengan

lalu lintas lokal.

Tabel:

Kondisi dan Status Jalan di Provinsi Bengkulu

No StatusPanjang

(Km)

Kondisi (Km)

Baik SedangRusak Ringan

Rusak Berat

1 Nasional 783,86 427,57 228,96 68,23 59,10

2 Provinsi 1.562,82 331,31 579,28 482,26 144,13

3 Kabupaten 4.449,77 2.124,57 466,46 541,99 464,99

Jumlah 6.796,45 2.883,45 1.275,23 1.038,48 668,22

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

b. Transportasi udara

Transportasi udara di Provinsi Bengkulu dilayani oleh 1 (satu) bandar udara,

yaitu Bandara Fatmawati Soekarno. Pemanfaatan bandara tersebut masih

Page 22: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

16 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

sangat terbatas untuk pelayanan penumpang dan bagasi serta hanya melayani

penerbangan domestik yang dioperasikan oleh 6 (enam) maskapai penerbangan

yaitu Sriwijaya Air, Batavia Air dan Lion Air, Merpati Nusantara Airline, Susi Air

dan NBA (Nusa Buana Air). Kontribusi sub-sektor angkutan udara dalam PDRB

Provinsi Bengkulu pada kurun waktu 2000-2009 masih relatif kecil dan lebih

rendah. Namun masih perlu ditingkatkan lagi, baik sarana maupun prasarana

bandara, seperti peningkatan landasan pacu dari 2.250 m menjadi 3.000 m.

Page 23: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

17PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Grafik:

Perkembangan Jumlah Penumpang Pesawat Udara Tahun 2009-2010

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Gambar:

Volume Bongkar-Muat Barang Dan Bagasi Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu

Tahun 2010 (kg)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu,BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Page 24: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

18 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

c. Transportasi Laut

Angkutan laut merupakan salah satu moda transportasi yang sangat menjanjikan

dan dapat diandalkan khususnya untuk pengangkutan barang, mengingat bahwa

dengan angkutan laut barang dapat diangkut dalam volume yang besar dengan biaya

yang relatif murah. Kontribusi subsektor angkutan laut di Provinsi Bengkulu masih

lebih rendah jika dibandingkan dengan subsektor angkutan darat namun masih lebih

tinggi dari subsektor angkutan udara. Pada tahun 2010 kontribusi subsektor angkutan

laut dalam PDRB Provinsi Bengkulu 1,38 persen.

Sebagai pelabuhan terbesar dan merupakan pintu utama transportasi laut di Provinsi

Bengkulu, Pelabuhan Pulau Baai menjadi pelabuhan terpenting di Provinsi Bengkulu. Aktivitas

bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.

Pada tahun 2010 volume barang yang dimuat sebanyak 544,38 ribu ton atau mengalami

peningkatan sebesar 7,8 persen jika dibandingkan tahun 2009 sebesar 425,96 ribu ton, tetapi

volume barang yang dibongkar sebesar 484,12 ribu ton atau menurun 10,6 persen dari volume

tahun 2009 sebesar 517,27 ribu ton.

Grafik:

Volume Bongkar-Muat Barang Pelayaran Domestik Di Pelabuhan Laut Pulau Baai

2009- 2010 (Ton)

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Page 25: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

19PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Selain untuk aktivitas bongkar muat barang, Pelabuhan Pulau Baai juga melayani

pemberangkatan dan kedatangan penumpang meski hanya untuk pelayaran antar

pulau di Provinsi Bengkulu seperti dari Pulau Baai menuju Pulau Enggano. Selama

tahun 2010 jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Pulau Baai sebanyak 6.325

orang dan yang turun sebanyak 5.251 orang.

Infrastruktur transportasi di wilayah di Provinsi Bengkulu masih belum memadai dan

masih kecilnya dukungan pemerintah pusat untuk menjadikan transportasi di Provinsi

Bengkulu, sebagai berikut:

a. Transportasi darat, antara lain: (a) rendahnya tingkat kemantapan dan kondisi

jalan,(b) rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur jaringan jalan,

(c) kurangnya ketersediaan dan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas;

b. Transportasi udara, antara lain (a) Perlunya perpanjangan landasan Run Way

Bandara Fatmawati Soekarno untuk menjadi embarkasi antara angkutan haji dan

(b) Perpanjangan dan peningkatan Fasilitasi bandara Mukomuko;

c. Transportasi laut, antara lain (a) Revitalisasi Pulau Baai melalui Pengembangan

fasilitasi pelabuhan laut Pulau Baai sebagai pelabuhan utama di wilayah barat

Page 26: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

20 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Sumatera dengan status Pelabuhan Nasional dan pemeliharaan alur dan runing

Sand Trap Pelabuhan Pulau Baai dengan kedalaman -10 lws; (b) Peningkatan

status Pelabuhan Linau sebagai pelabuhan skala regional Pualu Sumatera, (c)

Pelabuhan Enggano sebagai Pelabuhan Internasional Special Economic Zone

Mega Tanker,(d) Pelabuhan Mukomuko sebagai Pelabuhan Peti Kemas sekaligus

Pelabuhan Pengumpan Sekunder dan (e) Pembangunan Pelabuhan Khusus

Batubara di Bengkulu Utara.

a. Gatra Demografi

1.) Laju pertumbuhan penduduk

Permasalahan atau isu utama kependudukan Provinsi Bengkulu adalah

penyebarannya belum merata. Penduduk beraglomerasi hanya sekitar daerah-daerah

bagian tengah dan di daerah pantai barat sepanjang jalan provinsi, sementara bagian

pedalaman merupakan kelompok-kelompok kecil dan terpencar.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2011, diketahui bahwa penduduk Provinsi

Bengkulu berjumlah 1.742.080 jiwa atau meningkat sekitar 1,55 % dibandingkan tahun

2010 yang mencapai 1.715.518 jiwa. Rasio jenis kelamin Provinsi Bengkulu pada tahun

2011 sebesar 105. Hal ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat

105 penduduk laki-laki. Dari 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu,

hanya Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Kaur, Kota Bengkulu dan Kabupaten

Rejang lebong dan yang memiliki rasio jenis kelamin di bawah 105, masing-masing

adalah: 103, 103, 104 dan 104. Sementara Kabupaten Lebong memiliki rasio jenis

kelamin paling tinggi yakni sebesar 111.

Page 27: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

21PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Tabel:

Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota di Bengkulu, 2009-2011

Kabupaten/KotaJumlah Penduduk

2008 2009 2010 2011

Bengkulu Selatan 140.083 142.964 142.940 145.153Rejang Lebong 253.661 257.563 246.787 250.608Bengkulu Utara 343.568 253.052 257.675 261.665Kaur 115.168 117.821 107.899 109.569Seluma 163.859 165.564 173.507 176.193Mukomuko 142.047 145.530 155.753 158.164Lebong 91.142 92.579 99.215 100.751Kepahiang 117.916 118.910 124.865 126.798Bengkulu Tengah - 94.106 98.333 99.855Kota Bengkulu 274.477 278.831 308.544 313.324

Provinsi Bengkulu

1.641.921 1.666.920 1.715.518 1.742.080

Sumber : Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2011; *) Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010

2.) Ketenagakerjaan

Menurut data resmi BPS Bengkulu, tenaga kerja di Provinsi Bengkulu pada bulan

Februari 2013 mencapai 920,2 ribu orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada bulan

Februari 2013 mencapai 900,6 ribu penduduk. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

di Provinsi Bengkulu pada bulan Februari 2013 sebesar 2,12 persen. Berdasarkan

status pekerjaan pada bulan Februari 2013, sebanyak 236,7 ribu orang (26,28 persen)

merupakan pekerja keluarga, buruh/karyawan sebanyak 228,3 ribu orang (25,35

persen) dan berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebanyak 223,2

ribu orang (4,78 persen).

Page 28: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

22 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama

Sumber: Berita Resmi BPS Provinsi Bengkulu No. 26 /05/ 17/Th VII Mei 2013

Lapangan pekerjaan utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi

Bengkulu adalah sektor pertanian mencapai 52,6 persen. Sektor-sektor lainnya di

luar sektor pertanian yang relatif banyak dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor

sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi sebesar 17,19 persen dan sektor

jasa kemasyarakatan dan perorangan sebesar 15,8 persen.

Page 29: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

23PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Tabel:

Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama

2012-2013 (ribu orang)

Sumber: Berita Resmi BPS Provinsi Bengkulu No. 26 /05/ 17/Th VII Mei 2013

b. Gatra SKA

1.) Pertanian

Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Provinsi Bengkulu karena

merupakan sektor utama yang memberikan peranan terbesar dalam pembentukan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2011 peranan sektor pertanian

terhadap PDRB Provinsi Bengkulu adalah 39,84 % dengan nilai nominal 8,4 triliun

rupiah (atas dasar harga berlaku).

a. Pertanian Tanaman pangan dan holtikultura

Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, di Provinsi Bengkulu

mempunyai luas areal untuk lahan sawah, secara keseluruhan adalah 106.822

ha, dari luas tersedia, yang belum dimanfaatkan seluas 11.807 ha. Lahan seperti

tersebut diatas terdapat di areal irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi

sederhana, irigasi desa, tadah hujan, pasang surut, lebak dan lainnya.

Page 30: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

24 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Pada tahun 2011, rata-rata produksi per hektar padi sawah mencapai 4,11

ton per hektar, sedangkan padi ladang sebesar 2,16 ton per hektar. Sedangkan

total produksi, padi ladang sebesar 26.608 ton sementara padi sawah sebesar

475.944 ton. Demikian, produksi komoditi palawija (jagung, ubi kayu, kacang

tanah, kacang kedelai dan kacang hijau) sebagian besar mengalami kenaikan

produksi dibanding tahun 2010 kecuali komoditas ubi jalar dan kedelai.

Selain tanaman padi dan palawija, Provinsi Bengkulu juga memiliki

keragaman produksi tanaman hortikultura seperti sayuran dan buah-buahan.

Pada tahun 2011, terdapat 12 jenis komoditi sayuran yang tercatat ditanam di

berbagai daerah kabupaten/kota, yaitu bawang merah, cabe, kentang, kubis,

wortel, petsay, bawang daun, tomat, terung, ketimun, kangkung dan bayam.

Total luas panen tanaman sayuran pada tahun ini mencapai 24.897 hektar dengan

produksi sebesar 3.436,186 ton.

Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu terus berupaya mengembangkan

upaya-upaya untuk meningkatkan produksi di sektor pertanian, khususnya

beras. Namun masih terdapat beberapa kendala utama yang dihadapai petani

saat ini, seperti : kurangnya pemakaian benih unggul bersertifikat serta langkanya

pengadaan pupuk. Terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen merupakan

salah satu faktor penyebab banyaknya kehilangan hasil, disamping masalah

klasik berkenaan dengan pemasaran hasil.

Provinsi Bengkulu memiliki lahan persawahan yang mendapat pengairan

irigasi baik mencapai 69.549 ha dari luas total lahan persawahan yang ada

106.822 ha. Di beberapa daerah kabupaten, lahan tersebut berpotensi cukup

besar untuk dikembangkan menjadi pusat produksi padi. Pentingnya komoditas

padi bagi masyarakat Bengkulu dapat dilihat dari hasil studi Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu yang bekerjasama dengan beberapa Pemerintah Daerah

Kabupaten yang ada di Provinsi Bengkulu, menyimpulkan bahwa komoditas

padi merupakan salah satu komoditas andalan masyarakat Bengkulu yang dapat

dilihat dari sumbangan terhadap pendapatan rumah tangga dan serapan tenaga

kerja.

Page 31: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

25PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

b. Perkebunan

Dukungan luas wilayah dan kondisi lahan di Provinsi Bengkulu

terhadap komoditas tanaman perkebunan menjadikan wilayah ini banyak

yang dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan. Selain dikelola oleh perusahaan

pemerintah (Perkebunan Nusantara), terdapat juga perkebunan yang dimiliki

dan dikelola rakyat. Komoditi yang dihasilkan antara lain kelapa sawit, karet,

kopi, dan lain-lain. Pada tahun 2011, kelapa sawit, karet, dan kopi merupakan

komoditas unggulan dengan produksi masing-masing sebesar 642.451,9 ton,

101.792 ton, dan 58.642,8 ton. Jenis komoditi perkebunan yang berpotensi

dikembangkan di Propinsi Bengkulu antara lain: Kopi, Karet, Kelapa, Kelapa

Sawit, Cengkeh, Coklat, Aren, Lada, Kayu Manis, Pinang, Vanili, Jahe, Nilam,

Teh, Tembakau.

Page 32: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

26 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

2.) Peternakan

Hewan ternak dibagi dalam dua kelompok, yaitu: ternak besar dan ternak kecil dan

unggas. Ternak yang masuk kategori ternak besar adalah sapi perah, sapi, kerbau dan

kuda. Sedangkan kambing, domba, babi, ayam, dan itik merupakan ternak kecil dan

unggas. Secara umum, populasi sapi perah tahun 2011 mencapai 247 ekor, sementara

populasi sapi, kerbau, dan kuda masingmasing sebanyak 98.948 ekor, 19.971 ekor dan

22 ekor. Sedangkan populasi unggas sebanyak 9.571.153 ekor.

Peran masyarakat disektor perternakan umumnya dilaksanakan secara swadaya

murni masyarakat, sedangkan usaha ternak yang dikelola secara profesional, terbatas

pada usaha perternakan ayam potong. Peluang bagi investor untuk berpartisivasi

secara langsung dalam memberdayakan peternakan di Provinsi Bengkulu adalah

pengembangan penggemukkan sapi dan usaha ternak ayam potong dan ayam

petelur secara profesional, hal ini masih dimungkinkan sekali mengingat permintaan

akan daging dan telur semakin meningkat sesuai dengan perkembangan jumlah

penduduk.

Disamping usaha seperti tersebut di atas, investor dapat membuka usaha

pembuatan pakan ayam. Peluang ini perlu dimanfaatkan mengingat bahan baku

pendukung pembuatan pakan cukup tersedia. Dilain pihak harga pakan ayam yang

didatangkan dari luar Provinsi Bengkulu cukup mahal, dengan didirikannya pabrik

pembuatan pakan ayam, harga pakan ayam dapat lebih ekonomis/menguntungkan.

3.) Perikanan

Wilayah Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia

menunjukkan besarnya potensi perikanan yang besar. Disamping berasal dari laut,

produksi ikan juga diperoleh dari pengembangan budidaya perikanan. Produksi

perikanan pada tahun 2011 mencapai 806.542,9 ton.

a. Perikanan Air Laut

Produksi ikan dan udang laut di Propinsi Bengkulu, pada saat ini baru

Page 33: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

27PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

untuk pemenuhan kebutuhan sendiri. Hal ini mengingat upaya penangkap ikan

laut baru dilaksanakan di wilayah pesisir pantai. Ketidak mampuan penagkapan

ikan sampai ke ZEE disebabkan kurangnya sarana dan prasarana pendukung

yang memadai berupa kapal ikan yang modern.

Potensi sumber daya perikanan laut di Propinsi Bengkulu, berokasi

dipantai barat pulau Sumatera menghadap laut Hindia. Yang mempunyai

pantai sepanjang 525 Km. Untuk menggali potensi laut di Provinsi Bengkulu,

masyarakat kelautan perlu diberdayakan secara profesional. Untuk itu, investor

perlu menyediakan sarana dan prasarana pendukung proses penangkapan ikan

laut di ZEE, khususnya untuk mencegah agar ikan laut tidak cepat membusuk.

Untuk kedepannya diperlukan juga pabrik batu es dan pabrik pengolahan ikan

segar baik yang berskala besar maupun sedang.

b. Perikanan Air Tawar

Usaha budi daya pengembangan perikanan air tawar di Provinsi

Bengkulu, pada umumnya dilaksanakan melalui tambak, keramba, sawah dan

perairan umum. Luas areal sumber daya perikanan air tawar yang masih dapat

dimanfaatkan adalah 50.867,5 ha.: dengan rincian di kab.Bengkulu Utara dan

Muko-muko adalah seluas 14.106,25 ha; di Kab. Seluma, Bengkulu Selatan dan

kaur seluas 19.545 ha; dan di kab. Kepahyang, Rejang Lebong dan Lebong seluas

10.000 ha.

Lahan yang tersedia sangat produktif untuk diberdayakan secara maksimal

dan profesional. Sebagai pendukung untuk melaksanakan usaha budi daya ikan

air tawar, di Provinsi Bengkulu tersedia bahan baku untuk pembuatan pakan

ikan. Untuk itu investor dapat membuka lapangan kerja untuk usaha pembuatan

pakan ikan.

4.) Pertambangan dan Energi

Provinsi Bengkulu banyak mengadung Sumber Daya mineral berupa galian:

Golongan A (bahan galian strategis); golongan B (bahan galian vital); golongan C

Page 34: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

28 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

(bahan galian industri dan bahan bangunan). Pada saat ini sebagian besar dari potensi

bahan galian yang terdapat di Provinsi Bengkulu telah diketahui baik jenis maupun

indikasi pembayarannya. Namun, pertambangan masih merupakan sektor yang kecil

peranannya dalam perekonomian Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari rendahnya

peranan subsektor pertambangan dalam PDRB Provinsi Bengkulu, yaitu rata-rata

kurang dari 5 % per tahun. Kondisi ini disebabkan oleh belum optimalnya eksploitasi

bahan-bahan tambang yang terkandung di Provinsi Bengkulu.

Kegiatan pengusahaan pertambangan di Bengkulu saat ini didominasi oleh

pengusahaan bahan galian strategis seperti batu bara, dikarenakan potensinya di

Provinsi Bengkulu mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, hal ini dilihat

dari jumlah cadangan cadangan batu bara di Provinsi Bengkulu yang diperkirakan

mencapai 539,86 juta ton yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara(220,1 juta ton),

Kabupaten Bengkulu Tengah(118,3 juta ton), Kabupaten Seluma (195,3 juta ton) dan

Kabupaten Mukomuko (6,1 juta ton).

Page 35: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

29PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Pemasaran batubara saat ini selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,

juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke negara-negara Asia seperti Jepang, India,

dan Malaysia. Seiring dengan terus meningkatnya produksi batubara, total volume

ekspor batubara Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 mencapai 2,23 juta ton (73,62 %

dari total penjualan batubara).

Untuk sektor energi, pada zone cekungan Bengkulu diperkirakan memiliki

cadangan minyak sebesar 500 sampai 1.000 MMSTB (Million Stock Tank Barrel) dan

gas bumi sebesar 1.000 smpai 10.000 BSF (Billion Standart Cubic Feet) serta panas

bumi 1.150 MWE dan masih diperlukan eksplorasi detail. Untuk bahan galian

golongan B (bahan galian vital) seperti : emas, besi tembaga dan belerang, yang sudah

dieksploitasi baru berupa bahan galian emas yang dilakukan oleh penambangan

rakyat.

Untuk material emas dan mineral pengikutnya (DMP) pernah dieksploitasi

dengan sistem Kontrak Karya Pertambangan Umum oleh PT. Lusang Mining sejak

tahun 1985 sampai dengan 1995. Adapun besar cadangan emas di Lebong Tandai

(berdasarkan data PT. Lusang Mining tahun 1995) adalah:

• Cadangan terukur (prove) : 16.674 ton

• Cadangan terunjuk (provable) : 53.590 Ton

• Cadangan tereka (possible) : 1.476.000 ton

Adapun potensi bahan galian yang terdapat di Provinsi Bengkulu dan mempunyai

prospek yang baik untuk dikmbangkan adalah sebagai berikut :

• Golongan A (strategis): Batu Bara, Bitumen Cair, Minyak dan Gas Bumi, Panas

Bumi.

• Golongan B (Vital): Emas dan perak, Pasir Besi, Tembaga, Timbal, Belerang,

Kristal Kuarsa.

• Golongan C (industri dan bangunan): Andesit, Obsidian, Granit, Perlit, Batu

gamping, Batu Apung, Bnetoit, Zeolit, Kaolin, Trass, Piropilit, Phospat, Lempung.

5.) Flora dan Fauna

Hutan tropis Propinsi bengkulu memiliki sumber kekayaan flora dan fauna yang

Page 36: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

30 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Kekayaan flora hutan tropis Propinsi

Bengkulu yang sudah terkenal dan telah menjadi objek wisata hutan adalah bunga

Raflesia Arnoldi yang terdapat di hutan Propinsi Bengkulu. Kekayaan flora lain

yang juga cukup menarik dan berpotensi untuk dijadikan objek wisata hutan karena

kelangkaannya, yaitu bunga anggrek Vanda, bunga Bangkai, dan kayu Merbabu.

Sementara itu, kekayaan fauna yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi

objek wisata adalah harimau Sumatera, Siamang, Tapir, Kerbau Liar, Rusa, serta

penangkaran gajah Sumatera.

c. Gatra Ideologi

Suatu bangsa, termasuk Indonesia, pada dasarnya mempunyai dan memerlukan

filsafat hidup sebagai pedoman dan pegangan dalam melaksanakan perjuangan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Sebagai pegangan

hidup, ideologi Pancasila sangat menentukan dalam upaya pengembangan ketahanan

nasional Indonesia sehingga perlu dikembangkan agar tidak luntur oleh berbagai

hempasan ideologi asing.

Pengembangan ideology Pancasila, termasuk di Provinsi Bengkulu saat ini

Page 37: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

31PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

menghadapi tantangan yang sangat besar, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan

terebut berupa pudarnya nilai-nilai kegotongroyongan, nilai-nilai agama dan adat

istiadat di tengah generasi muda. Seiring dengan itu, semakin berkembangnya sikap

individualisme sebagai akibat dari arus globalisasi turut mengikis ideologi Pancasila di

tengah masyarakat Provinsi Bengkulu.

d. Gatra Politik

Perubahan penyelenggaraan pemerintahan dari sistem sentralistis menjadi

desentralistis melalui otonomi daerah memberikan dampak positif bagi daerah.

Pemerintah daerah diberi peluang atau kesempatan untuk menyelenggarakan

pemerintahan secara lebih mandiri.

Salah satu dampak positif dari pelaksanaan otonomi daerah adalah terjadinya

pemekaran daerah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Seiring dengan

itu di Provinsi Bengkulu juga mengalami pemekaran kabupaten. Tujuannya adalah

agar pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien, sehingga

diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan pembangunan. Sampai tahun 2011 Provinsi

Bengkulu terdiri dari 9 (sembilan) kabupaten dan 1 (satu) kota.

Pada pemilihan umum tahun 2009, anggota legislatif yang terpilih berjumlah

45 orang yang berasal dari 15 partai politik. Partai Golkar merupakan partai terbesar

dengan 9 anggota yang menduduki kursi legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Provinsi Bengkulu disusul kemudian Partai Demokrat dengan 8 kursi. Komposisi

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu hasil Pemilu

2009, didominasi laki–laki sebanyak 37 orang dan perempuan hanya 8 orang. Bila dilihat

tingkat pendidikannya, anggota DPRD Provinsi Bengkulu mayoritas berpendidikan

sarjana, yaitu berpendidikan S1 sebanyak 64,4 %, berpendidikan S2 sebanyak 28,9 %,

dan sisanya sebanyak 6,7 % berpendidikan SLTA/D3.

Secara umum, kehidupan politik di Provinsi Bengkulu cukup kondusif. Walaupun

terdapat beberapa permasalahan terkait Pilkada, namun tidak sampai menjadi konflik

terbuka dan masih berada pada koridor hukum.

Page 38: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

32 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

e. Gatra Ekonomi

1.) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan indikator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah. Pada tahun 2011 PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku telah

mencapai 21,15 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

sebesar 8,87 triliun rupiah. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, PDRB Provinsi

Bengkulu tahun 2011 atas harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar

13,41 %, sedangkan PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2011 atas dasar harga konstan

mengalami pertumbuhan sebesar 6,40 %.

Peranan sektor pertanian dalam perekonomian Provinsi Bengkulu hingga tahun

2011 masih sangat dominan. Kedudukan sektor pertanian sebagai leading sector dalam

perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit digeser oleh sektor-sektor lainnya.

Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya peranan sektor pertanian dalam PDRB

Provinsi Bengkulu atas dasar harga berlaku dibandingkan sektor-sektor lainnya. Nilai

nominal PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar

8,43 triliun rupiah dan peranannya dalam PDRB Provinsi Bengkulu sebesar 39,90 %.

Kemudian diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan nilai nominal atas

dasar harga berlaku pada tahun 2011 sebesar 3,96 triliun rupiah dengan peran sebesar

18,74 %.

Page 39: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

33PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Pada tahun 2011 nilai nominal pendapatan perkapita pertahun penduduk

Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar 12,14 juta rupiah, sementara itu nilai nyata

pendapatan perkapita pertahun penduduk Provinsi Bengkulu diperkirakan sebesar

5,1 juta rupiah. Bila dilihat dari sisi penggunaan, pada tahun 2011 PDRB Provinsi

Bengkulu sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi yakni sebesar 77,38 %,

dimana 78,1 % diantaranya merupakan konsumsi rumah tangga, 20,68 % konsumsi

pemerintah dan 1,22 % merupakan konsumsi lembaga nirlaba. Hal ini menandakan

masyarakat Provinsi Bengkulu masih mengutamakan konsumsi daripada investasi

maupun tabungan terbukti pada pembentukan modal tetap bruto peranannya dalam

PDRB hanya sebesar 10,84 %. Sedangkan ekspor memiliki peran 33,92 %, impor

memiliki peran 13,8 % dan perubahan stok memiliki peran sebesar –9,84 % dari total

PDRB.

2.) Ekspor-Impor

Provinsi Bengkulu mempunyai potensi yang cukup besar dalam perdagangan

luar negeri melalui ekspor berbagai komoditas khususnya komoditas yang berbasis

sumber daya alam. Komoditas ekspor Provinsi Bengkulu terdiri dari : batubara,

karet, dan cangkang sawit. Pada tahun 2011, total volume ekspor Provinsi Bengkulu

mencapai 2.746,81 ribu ton, dengan nilai USD 265,56 milyar. Jika ditinjau dari

volumenya, batubara merupakan komoditas utama ekspor Provinsi Bengkulu yaitu

sebanyak 2.598,85 juta ton atau 94,6 % dari total ekspor, kemudian diikuti oleh

komoditas cangkang sawit 3,25 %, pasir besi 1,61 % dan karet 0,54 %. Demikian

pula halnya dari nilai ekspor, komoditas batubara menempati peringkat pertama

pada tahun 2011 yaitu sebesar USD 194,3 juta atau sebesar 73,18 % kemudian diikuti

komoditas karet sebesar USD 64,35 milyar atau 24,23 %. Berbagai komoditas ekspor

dari Provinsi Bengkulu dikirimkan ke sejumlah negara antara lain Amerika Serikat,

China, Turki, India, Jepang, Pilipina, dan Thailand.

Page 40: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

34 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

3.) Inflasi

Inflasi dihitung berdasarkan harga konsumen berbagai komoditas yang

dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu: bahan makanan, makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan transportasi.

Page 41: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

35PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Sesuai data resmi BPS Provinsi Bengkulu, selama kurun wantu 2011, inflasi yang

terjadi di Kota Bengkulu adalah 3,96 %, lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang

hanya sebesar 3,79 %. Diantara berbagai kelompok komoditas, kelompok sandang

merupakan kelompok yang mengalami inflasi paling tinggi (12,39 %), diikuti

kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (8,94 %), perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar (7,39 %), makanan jadi (6,32 %), kesehatan (5,61 %), serta kelompok

transportasi dan komunikasi (2,06 %). Sementara kelompok bahan makanan justru

menunjukkan deflasi sebesar -1,68 %.

f. Gatra Sosial Budaya

Keadaan sosial penduduk Provinsi Bengkulu digambarkan dalam beberapa

variabel, antara lain: pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana, keamanan, agama

dan fasilitas layanan sosial.

1.) Pendidikan

Pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan pemenuhan atas hak

ini menjadi kewajiban pemerintah. Dalam kaitan ini, Pemerintah Daerah memiliki

tanggungjawab besar agar seluruh penduduk muda yang mendominasi struktur

umur di Provinsi Bengkulu memperoleh pendidikan yang layak. Walaupun jumlah

penduduk Provinsi Bengkulu belum begitu besar tetapi kendala dan tantangan yang

dihadapi dalam pengembangan pendidikan bukan berarti ringan. Kendala dan

tantangan tersebut antara lain:

a. Ketersediaan pendidikan yang bermutu dan terjangkau masyarakat;

b. Ketersediaan guru yang berkualitas;

c. Sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai.

Pembangunan bidang pendidikan yang telah dilakukan sampai saat ini

telah mampu meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah, baik Pendidikan Dasar

maupun Pendidikan Menengah, seperti yang kita lihat dibawah ini.

Page 42: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

36 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni

Provinsi Bengkulu Tahun 2009-2010

NoJenjang Pendidikan

APS APK (%) APM (%)

2009 2010 2009 2010 2009 2010

1 Pendidikan Dasar 820,00 826,81 204,99 208,09 164,99 166,74

2Pendidikan Menengah

305,69 312,20 66,08 68,32 51.69 53,46

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu,BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Tabel:

Rasio Guru terhadap Murid dan Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap Penduduk

Usia Sekolah menurut Jenjang Pendidikan di Provinsi Bengkulu Tahun 2009-2010

No Tahun

Rasio Guru-Murid (%)Rasio Sekolah-Penduduk Usia

Sekolah (%)

Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

1 2009 57,31 83,80 44,55 10,68

2 2010 58,07 86,04 44,88 11,22

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu,BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Kondisi ini menunjukan bahwa pelayanan pendidikan berupa penyediaan

sekolah dan guru masih belum memadai sehingga perlu ditingkatkan. Selain itu,

meskipun telah terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti, pembangunan

pendidikan belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata, berkualitas

dan terjangkau. Sebagian masyarakat berpendapat bahwa biaya pendidikan

Page 43: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

37PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

masih relatif mahal dan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberikan

nilai tambah bagi masyarakat sehingga belum dinilai sebagai bentuk investasi.

Pelayanan terhadap minat baca masyarakat difasilitasi dengan tersedianya

10 buah perpustakaan pemerintah. Namun demikian, minat baca masyarakat di

Provinsi Bengkulu pada umumnya masih rendah. Pembinaan dan pemberdayaan

perpustakaan masih perlu dilakukan melalui penyaluran bantuan buku ke

perpustakaan desa/kelurahan di Provinsi Bengkulu.

2.) Kesehatan

Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantaranya adalah

layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan, antara

lain: (1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai

pengobatan; (2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat,

Page 44: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

38 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

bidan dan apoteker; dan (3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani.

Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan

untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat Semakin banyak jumlah

penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan.

Tabel:

Fasilitas Kesehatan Menurut Jenisnya di Provinsi Bengkulu Tahun 2009-2010

NO FASILITAS KESEHATAN 2009 2010

1 Rumah Sakit Umum Daerah 10 10

2 Rumah Sakit TNI/POLRI 3 33 Rumah Sakit Swasta 2 34 Rumah Sakit Jiwa 1 15 PUSKESMAS 167 1726 PUSKESMAS Pembantu 587 4307 PUSKESMAS Keliling 152 188

8 Klinik/KIA 126 1279 POSYANDU 1.798 1.83310 Rumah Bersalin 17 1711 Rumah Sakit Jiwa 1 1

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

Tabel:

Tenaga Kesehatan di Provinsi Bengkulu Tahun 2009-2010

NO FASILITAS KESEHATAN 2009 2010

1 Dokter Umum 395 458

2 Dokter Gigi 80 99

3 Dokter Ahli 45 44

4 Apoteker 68 84

5 Sarjana Kesehatan 486 944

Page 45: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

39PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

6 Paramedik Perawatan 2.574 3.185

7 Bidan 2.055 2.480

8 Paramediak Non-Perawatan 782 1.270

9 Tenaga Kesehatan Lainnya 476 92

10Tenaga Kesehatan di Luar Departemen Kesehatan

1.119 1.368

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, BDA Provinsi Bengkulu Tahun 2011

3.) Agama

Jumlah agama yang dianut penduduk Provinsi Bengkulu ada enam, yaitu Islam,

Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Diantara agama-agama tersebut,

Islam merupakan agama dengan jumlah pemeluk terbesar. Pada tahun 2011, jumlah

pemeluk agama Islam sebesar 97,96 %, Kristen sebesar 0,96 %, Katholik sebesar 0,65

%, Hindu sebesar 0,27 %, dan Budha sebesar 0,16 %. Sementara pemeluk Konghucu

kurang dari 0,01 %.

Sampai saat ini, kehidupan beragama di Provinsi Bengkulu masih cukup kondusif.

Hal ini terlihat dari minimnya konflik yang terjadi berlatar belakang keagamaan.

g. Gatra Pertahanan dan Keamanan

Bidang keamanan meliputi penganiayaan, pencurian/perampokan, pembunuhan,

penipuan, kesusilaan dan pelanggaran lainnya. Secara umum, jumlah tindak kejahatan

di Provinsi Bengkulu cukup tinggi. Hal ini tergambar dari data resmi pihak Polda

Bengkulu pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa tindak kejahatan yang terjadi di

Provinsi Bengkulu pada tahun 2011 sebanyak 3735 kasus. Demikian juga halnya dengan

jumlah kecelakaan lalu lintas yang mengalami peningkatan dari 563 kasus tahun 2010

menjadi 615 kasus pada tahun 2011.

Page 46: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 2 - KONDISI KETAHANAN NASIONAL PROVINSI BENGKULU

40 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Jumlah Peristiwa Kejahatan yang dilaporkan dan Diselesaikan menurut Jenisnya di

Bengkulu, 2010-2011.

Jenis Kejahatan2010 2011

Dilaporkan Diselesaikan Dilaporkan DiselesaikanPencurian dengan Pemberatan

739 383 681 265

Pencurian Dengan Kekerasan

112 46 110 45

Penganiayaan Berat 198 104 63 26

Pencurian Kendaraan Bermotor

510 111 271 66

Kebakaran/Pembakaran

18 14 24 11

Pembunuhan 18 17 25 21

Perkosaan 41 20 39 23

Pemerasan 27 23 14 8

Penculikan 2 1 2 0

Senjata Api 5 7 3 6

Narkotika 148 159 104 109

Penyelundupan - - - -

Perjudian 34 34 37 47

Lain-Lain 1864 1212 2362 1351

Jumlah total 3716 2131 3735 1978

Sumber : Polda Bengkulu (2013)

Page 47: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

41PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 48: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

42 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 49: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

3LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI

TENTANGPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 50: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

44 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

7. UMUM

Secara umum pengukuran ketahanan nasional meliputi 3 dimensi, yaitu dimensi

gatra, dimensi wilayah/spasial, dan dimensi waktu. Dimensi wilayah yang akan di

ukur dan dianalisis disini adalah Provinsi Bengkulu. Sedangkan dimensi gatra meliputi

astagatra baik gatra alamiah (gatra statis) maupun gatra sosial (gatra dinamis). Adapun

dimensi waktu dengan menggunakan waktu saat dilaksanakannya SSDN yaitu tanggal

21 s/d 26 Juli 2013.

Pengukuran dan analisis difokuskan terhadap permasalahan isu-isu strategis,

yaitu data-data yang menyumbang kondisi rawan dan kurang tangguh pada kondisi

ketahanan nasional di Provinsi Bengkulu. Analisis ketahanan nasional dilakukan dengan

melihat secara menyeluruh variabel dan indikator pada setiap gatra, kemudian pada

setiap indikator diberi nilai kuantitatif untuk selanjutnya dilakukan pembobotan sesuai

penilaian kelompok. Indeks Ketahanan Nasional (IKN) di Provinsi Bengkulu diukur

dalam 37 (tiga puluh aspek) aspek, 108 (seratus delapan) variabel, dan 421 (empat ratus

dua puluh satu) indikator.

8. GATRA GEOGRAFI

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) geografi Provinsi Bengkulu diukur dalam 7

(tujuh) aspek, 9 (delapan) variabel, dan diuraikan dalam 52 (lima puluh dua) indikator.

Aspek-aspek tersebut antara lain: batas wilayah, kemiringan wilayah, bentuk wilayah,

penggunaan lahan, kepadatan penduduk, iklim, risiko bencana, sarana dan prasarana,

dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Indeks Ketahanan Gatra Geografi di Provinsi

Bengkulu adalah 2,93 = CUKUP TANGGUH.

Dari 9 (sembilan) variabel yang diukur, variabel Sarana dan Prasarana pada

kondisi Rawan, variabel Batas Wilayah, Penggunaan Lahan, dan Alur Laut Kepulauan

Indonesia (ALKI) berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara lengkap, skor dan posisi

variabel dalam Gatra Geografi dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 51: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

45PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi

NO VARIABEL BOBOT SKOR BOBOT X SKOR

1 Batas Wilayah 20 2,44 48,89

2 Kemiringan Wilayah 3 4,00 12,00

3 Bentuk Wilayah 7 4,25 29,75

4 Penggunaan Lahan 4 2,06 8,26

5 Kepadatan Penduduk 16 4,33 69,33

6 Iklim 9 4,78 43,00

7 Resiko Bencana 18 2,75 49,50

8 Sarana dan Prasarana 13 1,47 19,12

9Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

10 2,50 25,00

TOTAL 100 292,85

Pie Chart 1:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi

Page 52: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

46 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Radar Chart 1:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi

Dalam Gatra Geografi Provinsi Bengkulu terdapat 17 (sembilan belas) indikator

Rawan dan 2 (dua) indikator Kurang Tangguh, sehingga upaya peningkatan posisi Gatra

Geografi Provinsi Bengkulu harus difokuskan pada rekomendasi indikator-indikator

tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 53: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

47PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

1Kebijakan daerah tentang batas wilayah

Pemda membuat perda tentang batas wilayah antara daeraah terutama daerah pengembangan baru.Mensosialisasikan batas wilayah antara daerah pemekaran kestake holder pemerintah kabupaten.Menghindari potensi konflik akibat batas wilayah dengan cara menjalin komunikasi antara daerah .Solusi terakhir melalui pengadilan.

5Kebijakan daerah tentang bentuk wilayah

Pemda membuat grand design RTRW pemerintah provindi Bengkulu.Pemda membuat kajian tentang kebutuhan daerah pemekaran berdasarkan dengan anggaran pembangunan yang ada.

3Kebijakan daerah tentang transportasi darat

Pemda membuat peraturan tentang transportasi darat terutama pengangkutan hasil tambang yang melintasi jalan perkotaan.Pemda berkoordinasi dengan pemerintah pusat tentang pembanguna ring road didaerah cagar alam.Pemda merencanakan pembangunan sarana jalan yang melintasi daerah trerpencil untuk mempercepat pembangunan daerah.

Page 54: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

48 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

4Kebijakan daerah tentang transportasi laut

Pemerintah daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memaksimalkan pelabuhan laut Pulau Baai.Pemerintah daerah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan klasifikasi jalan yang menuju pelabuhan laut Pulau Baai.

5Kebijakan daerah tentang transportasi udara

Pemda merencanakan pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan Bandara Fatmawati agar dapat didarati oleh pesawat berbadan besar.Pemda membuat grand design pengembangan bandara udara Fatamawati dengan membebaskan tanah yang lebih luas.

8Rasio jumlah pesawat penumpang terhadap 100.000 penduduk

Pemda berkoordinasi dengan pihak perusahaan penerbangan swasta dan BUMN untuk penambahan frekwensi penerbangan ke Bengkulu.

9. GATRA DEMOGRAFI

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) demografi Provinsi Bengkulu diukur dalam 3 (tiga)

aspek, 7 (tujuh) variabel, dan diuraikan dalam 47 (empat puluh tujuh) indikator. Aspek-

aspek tersebut antara lain: kuantitas, kualitas, dan mobilitas. Indeks Ketahanan Gatra

Demografi di Provinsi Bengkulu adalah 3,64 = TANGGUH.

Dari 7 (tujuh) variabel yang diukur, tidak ada variabel yan rawan maupun kurang

rawan. Secara lengkap, skor dan posisi variabel dalam Gatra Demografi dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel:

Page 55: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

49PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Demografi

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Fertilitas 11,00 2,73 30,072 Mortalitas 4,00 3,38 13,503 Komposisi Penduduk 25,00 4,41 110,294 Morbiditas 7,00 3,81 26,655 Partisipasi Ekonomi 21,00 4,50 94,506 Mobilitas Spasial 14,00 2,81 39,417 Mobilitas Sosial 18,00 2,73 49,20

Total 100 363,62

Pie Chart 2:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi

Radar Chart 2:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Geografi

Page 56: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

50 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

10. GATRA SUMBER KEKAYAAN ALAM (SKA)

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) SKA Provinsi Bengkulu diukur dalam 3 (tiga) aspek,

8 (delapan) variabel, dan diuraikan dalam 147 (seratus empat puluh tujuh) indikator.

Aspek-aspek tersebut antara lain: pemenuhan barang konsumsi, komoditas pemenuhan

kebutuhan dan penghasil devisa, dan lingkungan biofisik. Indeks Ketahanan Gatra SKA

di Provinsi Bengkulu adalah 2,,50 = KURANG TANGGUH.

Dari 8 (delapan) variabel yang diukur, variabel Kondisi Lingkungan Hidupl

berada dalam posisi Rawan dan variabel Ketersediaan Pangan, Energi Sumber Daya

Air, dan Mineral berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara lengkap, skor dan posisi

variabel dalam Gatra SKA dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra SKA

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Ketersediaan Pangan 22 2,37 52,132 Energi (Gatra SKA) 14 2,22 31,073 Sumber Daya Air 19 2,25 42,754 Mineral 17 2,82 47,915 Sumber Daya Laut Hayati 8 2,97 23,766 Hutan dan Hasil Hutan 11 3,09 34,007 Komoditi Perkebunan 3 2,71 8,148 Kondisi Lingkungan Hidup 6 1,67 10,00

TOTAL 100 249,76

Page 57: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

51PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Pie Chart 3:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra SKA

Radar Chart 3:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra SKA

Dalam Gatra SKA Provinsi Bengkulu terdapat 73 (tujuh puluh tiga) indikator

Rawan, dan 4 (empat) indikator Kurang Tangguh, sehingga upaya peningkatan posisi

Gatra SKA di Provinsi Bengkulu harus difokuskan pada rekomendasi indikator-indikator

tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 58: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

52 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra SKA Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

Kebijakan daerah tentang ketersediaan pangan

Pemda perlu meningkatan ketahanan pangan terutama dalam tingkat keluarga.Peningkatan pangan akan dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Persentase produksi lokal beras terhadap potensi produksi beras di daerah

Perlunya pemda untuk membuat perencanaan tentang peluasan persawahan dan perbaikan irigasi untuk meningkatkan produksi beras .

Persentase produksi lokal jagung terhadap potensi produksi jagung di daerah

Perlunya Pemda memberikan bimbingan dan bibit jagung unggulan agar lebih banyak hasilnya.

Persentase produksi lokal kacang-kacangan terhadap potensi produksi di daerah

Perlunya Pemda memberikan bimbingan pertanian dan bibit kacang-kacangan unggulan agar lebih maksimal hasilnya.

Persentase capaian rencana produksi batu bara

Perlunya Pemda berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatur produksi batu bara agar tidak merusak lingkungan.Pemda harus mengawasi tambang agara tidak diproduksi dengan berlebihan.Pemda selalu mengawasi transportasi hasil batubara menuju pelabuhan untuk pengangkutan agar tidak merugikan pelayan masyarakat yang mengunakan jalan umum.

Persentase pengusahaan panas bumi oleh perusahaan nasional

Pemda bekerjasama dengan pemerintah Pusat untuk mengembangkan panas bumi di provinsi Bengkulu sebagai tenaga listrik masa depan.

Page 59: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

53PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

Persentase cadangan energi air (hydropower) yang sudah dimanfaatkan terhadap potensi yang ada di daerah

Pemda melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Sumatra Sselatan untuk mengembangkan energi air.

Persentase pemanfaatan energi surya terhadap potensi yang ada

Pemerintah daerah perlu mengembangkan pemanfatan energi surya terutam didaaerah terpencil dan pulau Enggano.Pemberian intensif kepada peneliti yang dapat mengembangkan energi surya didaerah terpencil.

Kebijakan daerah tentang sumber daya air

Pemda melanjutkan kerjasama dengan pemerintah Sumatra Sselatan untuk mengembangkan energi air.Pemda perlu mengawasi kelestarian lingkungan hutan agar sungai tetap mengalirkan air sesuai debit yang besar.

Kebijakan daerah tentang mineral

Perlunya Pemda berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengatur produksi mineral agar tidak merusak lingkungan.Pemda harus mengawasi tambang agar tidak diproduksi dengan berlebihan.Pemda selalu mengawasi transportasi hasil mineral menuju pelabuhan untuk pengangkutan agar tidak merugikan pelayan masyarakat yang mengunakan jalan umum.

Page 60: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

54 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

11. GATRA IDEOLOGI

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) Ideologi Provinsi Bengkulu diukur dalam 5 (lima)

aspek, 14 (empat belas) variabel, dan diuraikan dalam 99 (sembilan puluh sembilan)

indikator. Aspek-aspek tersebut antara lain: Sila I Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila II

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Sila III Persatuan Indonesia, Sila IV Kerakyatan

Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Keadilan, Sila

V Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Indeks Ketahanan Gatra Ideologi di

Provinsi Bengkulu adalah 1,79 = RAWAN.

Dari 8 (delapan) variabel yang diukur, variabel Kesamaan Hak Dalam Konteks

Kehidupan Sosial dan Variabel Kesetaraan berada dalam posisi Rawan. Sedangkan

variabel Kewajiban Sosial, Solidaritas Sosial, Kesatuan Wilayah, dan Kekeluargaan

berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara lengkap, skor dan posisi variabel dalam

Gatra Ideologi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ideologi

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Religiusitas dan Ketakwaan 12,00 3,40 40,802 Toleransi 8,00 2,95 23,60

3Kesederajatan dalam konteks hukum

3,00 4,50 13,50

4Kesamaan hak dalam konteks kehidupan sosial

9,00 1,50 13,50

5 Kewajiban Sosial 7,00 2,75 19,256 Solidaritas Sosial 10,00 2,38 23,857 Kesatuan Wilayah 4,00 1,90 7,60

8Persatuan Bangsa (Nasionalisme)

6,00 3,62 21,69

9 Kebebasan yang taat hukum 15,00 2,00 30,0010 Konsensus 1,00 2,00 2,0011 Kesetaraan (Gatra Ideologi) 5,00 1,80 9,0012 Kekeluargaan 7,00 1,83 12,8313 Kesetaraan Akses 2,00 3,22 6,44

Page 61: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

55PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor

14Penghormatan terhadap hak dan tanggung jawab

11,00 3,00 33,00

TOTAL 100 178,57

Pie Chart 4:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ideologi

Radar Chart 4:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ideologi

Dalam Gatra Ideologi di Provinsi Bengkulu terdapat 56 (lima puluh enam) indikator

Rawan, sehingga upaya peningkatan posisi Gatra Ideologi di Provinsi Bengkulu harus

difokuskan pada rekomendasi indikator-indikator tersebut yang dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 62: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

56 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Ideologi Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

1Kebijakan daerah tentang religiusitas dan ketakwaan

Pemda bekerja sama dengan DPRD membuat peraturan terkait religiusitas dan ketaqwaan.

2

Persentase penduduk beragama Islam yang menyetorkan zakat, infaq dan sadaqahnya kepada Badan Amil Zakat Dearah (BAZDA) dalam tahun terakhir

BAZDA mengaktifkan dan mensosialisasikan tentang kewajiban zakat bagi umat islam bengkulu.

3Jumlah klenteng per 1.000 penduduk beragama Khonghucu

Pemda perlu memonitor kebutuhan klenteng bagi umat khonghucu.

4

Persentase rata-rata ummat Katolik yang menghadiri kebaktian minggu pada Gereja utama terhadap jumlah anggota yang terdaftar

Dinas terkait perlu bekerjasama dengan pihak gereja untuk memonitor dan pembinaan umat katolik.

5

Persentase rata-rata ummat Protestan yang menghadiri kebaktian minggu pada Gereja utama terhadap jumlah anggota yang terdaftar

Dinas terkait perlu bekerjasama dengan pihak gereja untuk memonitor dan pembinaan umat protestan.

Page 63: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

57PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

6

Persentase rata-rata ummat Hindu yang menghadiri kebaktian wajib pada Pura utama terhadap jumlah anggota yang terdaftar

Dinas terkait perlu bekerjasama dengan pihak pengelola Pura untuk memonitor dan pembinaan umat hindu

7

Persentase rata-rata ummat Budha yang menghadiri kebaktian wajib pada Vihara utama terhadap jumlah anggota yang terdaftar

Dinas terkait perlu bekerjasama dengan pihak pengelola Vihara untuk memonitor dan pembinaan umat Budha

8

Persentase rata-rata ummat Konghucu yang menghadiri kebaktian wajib pada Klenteng utama terhadap jumlah anggota yang terdaftar

Dinas terkait perlu bekerjasama dengan pihak pengelola Klenteng untuk memonitor dan pembinaan umat Khonghucu

9 Kebijakan daerah tentang toleransi

Pemda Bengkulu perlu membuat Perda tentang toleransi antar umat beragama.Bakorinda selalu memonitor tentang perkembangan ancaman terhadap toleransi SARA.

10Frekuensi dialog intra ummat beragama tahun terakhir

Pemda beserta Polri, TNI, FKUB, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama meningkatkan dialog intra umat beragama.

12Kebijakan daerah tentang kesederajatan dalam konteks hukum

Pemda, Polri, Kejaksaan tinggi dan pengadilan tinggi selalu bekerja sama untuk memanto perkembangan setiap sidang hukum.

Page 64: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

58 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

13

Persentase penanganan kasus hukum perdata pengusaha yang dianggap tidak adil oleh masyarakat dalam tahun terakhir

Pemda, Polri, Kejaksaan tinggi dan pengadilan tinggi selalu bekerja sama untuk memanto perkembangan setiap sidang hukum terutama kasus hukum yang menyangkut pengusaha melawan masyarakat.

14

Persentase penanganan kasus hukum pidana penguasa (pejabat eksekutif, legislatif dan yudikatif) yang dianggap tidak adil oleh masyarakat

Pemda, Polri, Kejaksaan tinggi dan pengadilan tinggi selalu bekerja sama untuk memantau perkembangan setiap sidang hukum terutama menyangkut kasus hukum pidana penguasa.

15Kebijakan daerah tentang kesamaan hak dalam konteks kehidupan sosial

Pemda bekerja sama dengan komponen bangsa lainnya di provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kesamaan hak.Pemda bekerja sama dengan komponen bangsa lainnya di provinsi Bengkulu untuk meningkatkan sosialisasi tentang kesamaan hak dalam kehidupan sosial baik mayoritas maupun minoritas melalui media cetak, elektronik.

16

Persentase jumlah pejabat publik eselon II ke atas pada daerah otonom yang berasal dari daerah setempat/provinsi

Memberikan sosialisasi tentang kesamaan hak sesema warga negara untuk mengabdi di daerah otonom.

17Kebijakan daerah tentang kewajiban sosial

Pemerintah daerah bersama DPRD membuat peraturan tentang perlindungan sosial.

Page 65: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

59PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

18Kebijakan daerah tentang solidaritas sosial

Menggalakan tentang pentingnya solidaritas sosial bagi setiap anggota masyarakat.

19Rasio pendonor darah terhadap jumlah penduduk berusia > 15 tahun

Pemda bekerjasama dengan PMI di daerah agar meningkatkan kegiatan donor darah dengan melibatkan lebih banyak masyarakat.

20Persentase rumah singgah terhadap jumlah anak Terlantar

Meningkatkan pembangunan rumah singgah dan memberikan pendidikan life skill bagi anak terlantar terutama di kota madya Bengkulu.

21Kebijakan daerah tentang kesatuan wilayah

Pemda perlu membuat kebijakan tentang kesatuan wilayah di Provinsi Bengkulu.Pemda melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang satuan wilayah provinsi Bengkulu dalam pambangunan dan kesejahteran.

22Kebijakan daerah tentang persatuan bangsa (nasionalisme)

Perlu sosialisasi tetang nasionalisme dan tentang negara kesatuan republik Indonesia.Perlu melaksanakan sosialalisasi tentang perlunya persatuan bangsa dan wawasan kebangsaan Indonesia.

23Persentase pejabat struktural eselon II pemerintah provinsi yang berasal dari suku bangsa setempat

Perlu sosialisasi arti kesatuan dalam keberagaman.

24Kebijakan pusat tentang kebebasan yang taat hukum*

Perlu sosialisasi kebijakan pusat terkait taat hukum.

25Kebijakan daerah tentang kebebasan yang taat hukum

Sinergitas peraturan dengan pusat.

Page 66: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

60 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

26Persentase unjuk rasa yang tidak memberitahukan terhadap keseluruhan jumlah unjuk rasa

Perlu ketegasan dan kejelasan peraturan tentang unjuk rasa.

27

Persentase pemberitaan dan tayangan negatif (mistik, pornografi dan kekerasan) media televisi Nasional terhadap seluruh tayangan dalam satu bulan *

Perlu perundangan dan PP yang mengatur tayangan televisi di waktu jam belajar anak-anak.

28

Persentase pemberitaan dan tayangan negatif (mistik, pornografi dan kekerasan) media cetak Nasional terhadap seluruh tayangan dalam satu bulan *

Perlu penegakkan aturan secara konsisten

29

Persentase rata-rata pemberitaan dan tayangan negatif (mistik, pornografi dan kekerasan) dalam media cetak dan televisi daerah terhadap keseluruhan tayangan dalam sebulan

KPI dan masyarakat memonitor siaran TV.

30

Persentase unjuk rasa dengan kekerasan terhadap seluruh kegiatan unjuk rasa dalam satu tahun terakhir

Polri dan Pemda bersikat tegas menegakkan aturan.

Page 67: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

61PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

31Kebijakan pusat tentang konsensus *

Pemerintah Pusat memberikan jumlah SKS yang lebih banyak untuk mata pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan.Pemerintah daerah mengajukan penambahan pengajar terutama tentang Pancasila dan kewarganegaraan .Pemerintah pusat melaksanakan revisi dan penambahan jumlah buku tentang Pancasila dan kewaraganegaraan untuk siswa dasar,menengah dan tinggi.

32Kebijakan daerah tentang konsensus

Pemda melaksanakan sosialisai tentang Pancasila dimasyarakat daerah terutama didaerah terpencil bekerjasama dengan tokoh agama ,tokoh agama dan tokoh adat .Pemda melaksanakan sosialaisasi tentang Pancasiala kepada para pemuda bekerja sama dengan TNI,Polri melalui kegiatan kepemudaan.

34

Persentase pengambilan keputusan berdasarkan voting terhadap seluruh keputusan sidang pleno DPRD

Pengambilan keputusan di DPRD berdasarkan voting tetapi di utamakan mufakat dalam setiap keputusan.

Page 68: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

62 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

12. GATRA POLITIK

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) Politik Provinsi Bengkulu diukur dalam 6 (enam)

aspek, 18 (delapan belas) variabel, dan diuraikan dalam 108 (seratus delapan) indikator.

Aspek-aspek tersebut antara lain: eksekutif, legislatif, yudikatif, partai politik, organisasi

masyarakat, dan masyarakat madani. Indeks Ketahanan Gatra Politik di Provinsi

Bengkulu adalah 2,22 = KURANG TANGGUH.

Dari 8 (delapan) variabel yang diukur, variabel Hubungan Pusat-Daerah dan

Antar Daerah berada dalam posisi Rawan. Sedangkan variabel Kapasitas Pemerintah;

Kapasitas Kepartaian; Asosiasi Pekerja; Ormas Pemuda; dan Tokoh Masyarakat

Agama, Adat, Akademisi berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara lengkap, skor

dan posisi variabel dalam Gatra Politik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Politik

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Kapasitas Pemerintah 11,00 2,20 24,20

2Hubungan Pusat-Daerah dan antar daerah

6,00 1,44 8,63

3 Politik Luar Negeri 2,00 4,10 8,204 Keterwakilan 3,00 4,33 13,005 Fungsi Budgeting 7,00 3,00 21,006 Fungsi Legislasi 6,00 #DIV/0! #DIV/0!7 Fungsi Pengawasan 9,00 3,33 30,008 Kepastian Hukum 10,00 2,80 28,009 Penegakan Hukum 9,00 #DIV/0! #DIV/0!10 Sistem Kepartaian 8,00 4,33 34,6711 Kapasitas Kepartaian 3,00 1,91 5,7312 Media Massa 8,00 3,00 24,0013 Kelompok Bisnis/Usaha 2,00 4,14 8,2914 Asosiasi Pekerja 2,00 2,00 4,0015 Ormas Pemuda 4,00 2,55 10,18

16Lembaga Swadaya Masyarakat

4,00 #DIV/0! #DIV/0!

Page 69: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

63PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor

17Tokoh masyarakat, agama, adat, akademisi

5,00 #DIV/0! #DIV/0!

18 Masyarakat awam 1,00 2,43 2,43

TOTAL 100 222,32

Pie Chart 5:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Politik

Radar Chart 5:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Politik

Dalam Gatra Politik di Provinsi Bengkulu terdapat 65 (enam puluh lima) indikator Rawan,

sehingga upaya peningkatan posisi Gatra Politik di Provinsi Bengkulu harus difokuskan pada

rekomendasi indikator-indikator tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 70: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

64 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Politik Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

1Kebijakan daerah tentang kapasitas pemerintah

Pemda meningkatkan kualitas PNS Pemda dengan memberikan pendidikan dan penataran tentang ilmu pemerintahan.Pemda bekerjasama dengan BPK dan KPK untuk melaksanakan pemerintahan yang acountabilitas.

3

Dukungan konstruktif dari legislatif, yudikatif dan masyarakat terhadap kebijakan publik

Perlunya kerjasama yang lebih kondusif antara eksekutif dan legisilatif didaerah.Perlunya kerjasama antara yudikatif dan legisilatif sehingga masyarakat lebih merasakan kebijakan publik yang lebih baik.

7Kuantitas dan kualitas Perda yang pro kepentingan publik

Perlunya penelitian terhadap Perda yang bersifat egosintris kedaerahan.Perlunya penelitian tentang Perda yang berlawanan dengan penggunaan anggaran yang acountabilitas dan tidak melanggar undang-undang yang lain.

10Kebijakan daerah tentang hubungan pusat-daerah dan antar daerah

Perlunya sinergitas terhadap hubungan antara pemerintah

11

Otonomi daerah dengan kejelasan hak dan kewajiban antara pemerintah pusat dan daerah

Sangat urgen dan mendesak untuk segera ditangani

Page 71: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

65PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

14

Wakil rakyat yang profesional dan kompeten di bidangnya di tingkat provinsi

Perlunya peningklatan pendidikan kepada wakil rakyat agar profesional untuk mendukung tugas sebagi legisilatif.Perlunya adanya penyelesaian permasalahan wakil rakyat yang partainya tidak masuk dalam peserta pemilu th 2014 sehingga pindah partai.

40Kebijakan daerah tentang media massa

Perlunya memberikan kesempatan yang luas bagi media massa pemerintah daerah untuk menyampaikan pembangunan Bengkulu.Perlunya perluasan media massa nasional kedaerah terpencil untuk memberikan akses informasi nasional kepada masyarakat.

41Media cetak yang independen

Memberikan lebih banyak lagi penerbitan media cetak Independen yang dapat memberikan informasi yang netral.

42Media elektronik yang independen

Bengkulu memiliki satu media TV dan beberapa stasiun radio lokal maupun RRI yang dirasakan masih sangat kurang dibandingkan dengan luas wilayah. Berita yang disampaikan cukup netral tetapi harus ada keperpihakan kepada berita yang lebih positif.

Page 72: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

68 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

43Media yang bertanggung jawab/objektif

Media massa masih perlu adanya pencerahan untuk memberitakan tentang berita yang positif,obyektif dan bertanggung jawab.Media perlu memperbanyak berita pembangunan dan prestasi daerah .

45Kebijakan daerah tentang kelompok bisnis usaha

Masih perlunya pengembangan kepada ekonomi daerah terutama kepada kelompok bisnis usaha agar lebih efesien karena kesulitan sarana dan prasarana transportasi.

46Iklim usaha dan kompetisi yang sehat

Perlunya peningkatan iklim usaha dan kompetisi yang lebih sehat dan transparan terutama pada proyek pemda sehingga anggaran lebih besar ditujukan kepada pembangunan sarana dan prasarana jalan.

47Keterlibatan kelompok bisnis dalam proses penyusunan kebijakan

Perlunya penelitian kepada kelompok usaha kepada proses penyusunan kebijakan anggaran terutama yang membantu kemenangan dalam pilkada.

13. GATRA EKONOMI

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) Ekonomi di Provinsi Bengkulu diukur dalam 5

(lima) aspek, 20 (dua puluh) variabel, dan diuraikan dalam 127 (seratus dua puluh tujuh)

indikator. Aspek-aspek tersebut antara lain: kemakmuran, keadilan, aman, kemandirian,

dan daya saing. Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi di Provinsi Bengkulu adalah 2,96 =

CUKUP TANGGUH.

Dari 20 (dua puluh) variabel yang diukur, variabel Kemiskinan dan Variabel

Page 73: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

69PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Viskal berada dalam posisi Rawan. Sedangkan variabel Perumahan, infrastruktur,

Investasi, Teknologi, dan HaK Kekayaan Intelektual berada dalam posisi Kurang

Tangguh. Secara lengkap, skor dan posisi variabel dalam Gatra Ekonomi dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Pangan (Gatra Ekonomi) 10,00 3,83 38,332 Sandang 6,00 2,62 15,693 Perumahan 2,00 2,50 5,004 Pertambahan Kekayaan 1,00 3,80 3,805 Kemiskinan 7,00 1,77 12,386 Kesempatan Kerja 6,00 2,94 17,637 Pemerataan 8,00 2,85 22,778 Harga Umum 7,00 3,63 25,389 Pasar Uang 9,00 3,40 30,6010 Pasar Modal 8,00 3,25 26,0011 Neraca Perdagangan 3,00 3,00 9,0012 Biaya Modal 6,00 3,00 18,0013 Energi (Gatra Ekonomi) 2,00 3,46 6,9214 Infrastruktur 3,00 2,00 6,0015 Investasi 5,00 2,00 10,0016 Fiskal 4,00 1,78 7,1117 Daya Saing Nasional 5,00 2,84 14,2218 Teknologi 2,00 2,00 4,0019 Efisiensi Pasar 5,00 4,20 21,0020 Hak Kekayaan Intelektual 1,00 2,00 2,00

TOTAL 100 295,83

Page 74: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

70 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Pie Chart 6:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi

Radar Chart 6:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi

Dalam Gatra Ekonomi di Provinsi Bengkulu terdapat 32 (tiga puluh dua) indikator

Rawan, sehingga upaya peningkatan posisi Gatra Ekonomi di Provinsi Bengkulu harus

difokuskan pada rekomendasi indikator-indikator tersebut yang dapat dilihat pada tabel

berikut:

Page 75: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

71PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Ekonomi Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

1Kebijakan daerah tentang pangan (gatra Ekonomi)

Perlunya peningkatan pertanian pangan dengan memperbaiki pengairan dan memperbanyak PLP didaerah terpencil.Perlunya peningkatan pertanian pangan ditingkat keluarga sehingga meningkatkan ekonomi keluarga.

3Kebijakan daerah tentang perumahan

Perlunya Pemda membuat peraturan tentang perumahan untuk masyarakat ekonomi kecil ,petani dan nelayan.Pengaturan perumahan diperkotaan yang sesuai dengan RTRW sehingga tidak merusak lingkungan dan keindahan perkotaan.

6Kebijakan daerah tentang kemiskinan dari aspek ekonomi

Pemda perlu membuat kebijakan tentang pengentasan kemiskinan dengan meningkatan kewirausahaan didaerah.Pemda memberikan kemudahan kredit tanpa anggunan kepada para pengusaha pemula ,UMKM dan perusahaan yang padat karya.Pemda bekerjasama dengan BUMN,BUMD dan perusahaan swasta untuk memberikan program CSR dalam meningkatan perwkonomian masyarakat.

8Kebijakan daerah tentang kesempatan kerja

Pemda mendorong penguatan UMKM kepada masyarakat kecil

9Kebijakan daerah tentang pemerataan

Pemda membuat sentra2 industri yang mengandung potensial daerah untuk kesejahteraan masyarakat.

Page 76: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

72 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

10

Ketimpangan pendapatan antar penduduk (Gini Ratio pendapatan)

Pemda memberikan sosialisasi kepada penduduk agar mendapat pemahaman guna meningkatkan nilai ekonomi

11

Ketimpangan pendapatan antar daerah (koefisien Williamson)

Pemerintah Pusat memberikan arahan kepada Kementerian Daerah Tertinggal utk memberikan soisalisasi

14Kebijakan daerah tentang biaya modal

Pemda membuat Perda mengenai permodalan.

15Rasio kredit UKM terhadap total kredit

Pemda melalui dinas koperasi memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah.

17Kebijakan daerah tentang Infrastruktur

Pemda menerbitkan Perda tentang infrastruktur.

19Kebijakan daerah tentang investasi

Pemda menerbitkan perda tentang penanaman modal baik asing maupun lokal.

22Kebijakan daerah tentang daya saing nasional

Pemda menerbitkan Perda tentang sumber alam sesuai dengan potensi daerah.

26Kebijakan daerah tentang teknologi

Pemda mendorong tumbuh kembangnya industri lokal berbasis teknologi.

30Persentase biaya transaksi tidak resmi

Membuat aturan yang tegas dan jelas untuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan.

32Jumlah PNBP dari HAKI (Karya kreatif Yang Dipatenkan) *

Pemda melindungi dengan Perda tentang HAKI yang memuat kearifan lokal.

Page 77: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

73PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

11

Ketimpangan pendapatan antar daerah (koefisien Williamson)

Pemda mendorong penguatan UMKM kepada masyarakat kecil

14Kebijakan daerah tentang biaya modal

Pemda membuat Perda mengenai permodalan.

15Rasio kredit UKM terhadap total kredit

Pemda melalui dinas koperasi memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah.

17Kebijakan daerah tentang Infrastruktur

Pemda menerbitkan Perda tentang infrastruktur.

19Kebijakan daerah tentang investasi

Pemda menerbitkan perda tentang penanaman modal baik asing maupun lokal.

22Kebijakan daerah tentang daya saing nasional

Pemda menerbitkan Perda tentang sumber alam sesuai dengan potensi daerah.

26Kebijakan daerah tentang teknologi

Pemda mendorong tumbuh kembangnya industri lokal berbasis teknologi.

30Persentase biaya transaksi tidak resmi

Membuat aturan yang tegas dan jelas untuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan.

32Jumlah PNBP dari HAKI (Karya kreatif Yang Dipatenkan) *

Pemda melindungi dengan Perda tentang HAKI yang memuat kearifan lokal.

14. GATRA SOSIAL BUDAYA

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) Sosial Budaya di Provinsi Bengkulu diukur dalam 4

(empat) aspek, 12 (dua belas) variabel, dan diuraikan dalam 132 (seratus tiga puluh dua)

Page 78: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

74 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

indikator. Aspek-aspek tersebut antara lain: kesejahteraan; harmoni; kesetaraan; sistem

nilai, perilaku dan artefak; . Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya di Provinsi Bengkulu

adalah 2,,47 = KURANG TANGGUH.

Dari 20 (dua puluh) variabel yang diukur, variabel Nilai Tradisional dan Universal

berada dalam posisi Rawan. Sedangkan variabel keluarga; pemberdayaan perempuan;

kreasi manusia dan pemanfaatn Iptek berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara

lengkap, skor dan posisi variabel dalam Gatra Sosial Budaya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya

No Variabel Bobot Skor Bobot X Skor1 Eksklusi Sosial 5,00 2,67 13,332 Pendidikan 13,00 2,66 34,553 Kesehatan 15,00 2,76 41,364 Keluarga 10,00 2,33 23,335 Kerukunan Sosial 14,00 1,80 25,206 Ketertiban Sosial 12,00 2,80 33,607 Penyakit Sosial 1,00 3,71 3,718 Hak-Hak Sipil 9,00 3,14 28,299 Pemberdayaan Perempuan 4,00 2,06 8,24

10Nilai Tradisional dan Universal

6,00 1,75 10,50

11 Perilaku Sosial 3,00 3,00 9,00

12Kreasi Manusia dan Manfaat Iptek

8,00 2,00 16,00

TOTAL 100 247,12

Page 79: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

75PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Pie Chart 7:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya

Radar Chart 7:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya

Dalam Gatra Sosial Budaya di Provinsi Bengkulu terdapat 50 (lima puluh)

indikator Rawan, sehingga upaya peningkatan posisi Gatra Sosial Budaya di Provinsi

Bengkulu harus difokuskan pada rekomendasi indikator-indikator tersebut yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Page 80: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

76 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Sosial Budaya Provinsi Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

Persentase anak nakal Dinas sosial memberdayakan anak –anak nakal dengan pelatihan ketrampilan berbasis life skill

Persentase jumlah anggaran yang dialokasikan dari APBD untuk perlindungan sosial

Pemda memberi porsi anggaran lebih terhadap perlindungan sosial.

Kebijakan daerah di bidang pendidikan

Pemda melalui dinas pendidikan dan kebudayaan mengembangkan kurikulum sekolah/pendidikan berbasis kearifan lokal.

Persentese keluarga miskin yang memiliki kartu Jaminan Pemeliharaan Keluarga Miskin

Pemda memberi akses lebih kepada warga masyarakat untuk memperoleh jaminan kesehatan.

Kebijakan daerah tentang Keluarga

Pemda perlu menerbitkan perda tentang perlindungan keluarga.

Kebijakan daerah tentang Kerukunan Sosial

Pemda membuat perda kerukunan dan ketertiban sosial

Kebijakan daerah tentang Penyakit Sosial

Sangat urgen dan mendesak untuk segera ditangani

Kebijakan daerah tentang pemberdayaan Perempuan

Pemda mengembangkan perberdayaan perempuan.

Kebijakan daerah tentang Nilai tradisional dan universal

Pemda membuat perda tentang nilai tradisiona dan universal.

Page 81: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

77PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

Adat istiadat Melindungi dan memelihara adat istiadat.

Kemampuan beradaptasi sosial (akulturasi dan asimilasi)

Pemda memfasilitasi untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai kebudayaan.

Gotong royong Mengembangkan nilai-nilai semangat kegotong royongan.

Lembaga Adat Pemda membina berdirinya lembaga adat.

Kebijakan daerah tentang Kreasi manusia dan Manfaat Iptek

Pemda menerbitkan Perda tentang Ekonomi kreatif.

Persentase organisasi kesenian daerah

Pemda membina organisasi kesenian daerah.

15. GATRA PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Indeks Ketahanan Gatra (IKG) Pertahanan dan Keamanan di Provinsi Bengkulu

diukur dalam 4 (empat) aspek, 20 (dua puluh) variabel, dan diuraikan dalam 110 (seratus

sepuluh) indikator. Aspek-aspek tersebut antara lain: politik pertahanan, ekonomi

pertahanan, militer, dan keamanan internal . Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan

Keamanan di Provinsi Bengkulu adalah 2,53 = KURANG TANGGUH.

Dari 20 (dua puluh) variabel yang diukur, variabel Diplomasi Preventif; Alokasi

Belanja Pertahanan di APBN; Kemampuan Industri Pertahanan; Sistem Pertahanan

Semesta; Kekuatan TNI; dan Kondisi Terselenggaranya Perlindungan, Pelayanan,

dan Pengayoman Masyarakat berada dalam posisi Rawan. Sedangkan variabel Proses

Transfer Teknologi Persenjataan; Bela Negara; Kemampuan TNI; dan Gelar TNI

berada dalam posisi Kurang Tangguh. Secara lengkap, skor dan posisi variabel dalam

Gatra Pertahanan dan Keamanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 82: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

78 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan Keamanan

No Variabel Bobot SkorBobot X Skor

1 Diplomasi Pertahanan 4,00 4,00 16,002 Confidence Building Meassures (CBM) 5,00 5,00 25,003 Diplomasi Preventif 1,00 1,00 1,004 Resolusi Konflik 1,00 #DIV/0! #DIV/0!5 Alokasi Belanja Pertahanan di APBN 9,00 1,80 16,206 Kemampuan Industri Pertahanan 8,00 1,00 8,007 Kemandirian Pengadaan Alutsista 9,00 3,00 27,008 Proses Transfer Teknologi Persenjataan 6,00 2,00 12,009 Kebijakan Pertahanan 8,00 3,00 24,0010 Sistem Pertahanan Semesta 8,00 1,75 14,0011 Bela Negara 7,00 2,00 14,0012 Kekuatan TNI 4,00 1,00 4,0013 Kemampuan TNI 3,00 2,33 7,00

14Kemampuan OMSP (Operasi Militer Selain Perang)

2,00 3,80 7,60

15 Gelar TNI 2,00 2,33 4,6716 Kepolisian Nasional 5,00 3,00 15,0017 Postur Kepolisian Nasional 6,00 3,70 22,20

18Kondisi terjaminnya keamanan dan ketertiban

7,00 4,25 29,75

19 Kondisi tertib dan tegaknya hukum 1,00 2,00 2,00

20Kondisi terselenggaranya perlindungan, pelayanan, dan pengayoman masyarakat

4,00 1,40 5,60

TOTAL 100 253,02

Page 83: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

79PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Pie Chart 8:

Komposisi Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan Keamanan

Radar Chart 8:

Skor Variabel dalam Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan Keamanan

Dalam Gatra Pertahanan dan Keamanan di Provinsi Bengkulu terdapat 46 (empat

puluh enam) indikator Rawan. Dari indikator-indikator tersebut yang akan dianalisis

lebih mendalam hanya indikator-indikator yang ditemui di daerah Bengkulu. Keempat

puluh enam indikator tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 84: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

80 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Tabel:

Indikator Rawan dalam Indeks Ketahanan Gatra Pertahanan dan Keamanan Provinsi

Bengkulu

No Indikator Rekomendasi

1Kebijakan pusat tentang Confidence Building Meassures (CBM) *

TNI dan Polri sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2004 & UU No. 2 Tahun 2002 merupakan institusi vertikal sehingga dalam gatra Hankam indikator yang ada berdasarkan kebijakan dari pusat, namun demikian Kodim sebagai Komando wilayah memiliki tugas pokok menyelenggarakan gelar kekuatan, pembinaan kemampuan dan gelar binteruntuk menyiapkan wilayahpertahanan di darat dan menjaga keamanan wilayah, demikian pula institusi Kepolisian menangani kamtibnas diharapkan mampu melakukan penegakkan hukum dan menjaga Kantibnas.

2Kebijakan pusat tentang Diplomasi Preventif *

Walaupun Kebijakan oleh Pusat namun di daerah harus mampu menjabarkan kebijakan dari Komando atas secara dinamis dilapangan sesuai kewenangannya.

20

Kebijakan pusat tentang Kemampuan OMSP (Operasi Militer Selain Perang) *

TNI mampu melaksanakannya dengan baik seperti kesiagaan terhadap bencana alam.

21 Koordinasi Sipil-Militer * Harus dioptimalkan adanya koordinasi Sipil-Militer untuk fungsi deteksi dini sehingga hal-hal risiko terkecil dapat dikendalikan.

24 Gelar Kekuatan AL * Perlu secara rutin dan teratur dilakukan agar mampu mencegah aksi kejahatan di wilayah laut.

26 Teknologi Alutsista AD * Perlu penambahan dan modernisasi alutsista

27 Teknologi Alutsista AL * Perlu penambahan dan modernisasi alutsista

Page 85: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

81PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

No Indikator Rekomendasi

29 Jenis Alutsista AD * Perlu penambahan dan modernisasi alutsista

30 Jenis Alutsista AL * Perlu penambahan dan modernisasi alutsista

32Kebijakan pusat tentang Postur Kepolisian Nasional *

Perlunya disusun kebijakan postur Kepolisian ya ng ideal.

33Kebijakan pusat tentang Kondisi terjaminnya keamanan dan ketertiban * Perlunya disusun Protap-protap dan MoU antar

instansi Polri-Sipil-Militer untuk menjamin tercapainya keamanan dan ketertiban.

34Kebijakan daerah tentang Kondisi terjaminnya dan ketertiban

37Kesiapan aparat TNI Angkatan Laut dalam penegakan hukum di laut

Perlunya kooordinasi lintas sektoral TNI AL, dinas kelautan, Polili Air untuk menjaga keamanan wilayah laut.

40Kebijakan pusat tentang Kondisi tertib dan tegaknya hukum *

Perlunya disusun Protap-protap dan MoU antar instansi Polri-Sipil-Militer untuk menjamin tercapainya keamanan dan ketertiban.

41Kebijakan daerah tentang Kondisi tertib dan tegaknya hukum

42Efektivitas Penegakan hukum oleh Aparat Kepolisian

43Efektivitas Pelayanan oleh Aparat Kepolisian

Page 86: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 3- ANALISA KONDISI KETAHANAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2013

82 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

No Indikator Rekomendasi

44

Kebijakan pusat tentang Kondisi terselenggaranya perlindungan, pelayanan, dan pengayoman masyarakat *

Perlunya peningkatan kualitas pelayanan Kepolisian kepada masyarakat, dan koordinasi dengan instansi terkait.

45

Kebijakan daerah tentang Kondisi terselenggaranya perlindungan, pelayanan, dan pengayoman masyarakat

46Rasio kegiatan kerja sama intelijen kepolisian

Perlu ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitas koordinasi dengan bebagai pihak dengan Korem, Lanal dan pemerintah daerah serta tokoh masyarakat, tokoh agama untuk deteksi dini terhadap berbagai potensi kejahatan dan konflik yang bisa menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat

Page 87: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

83PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 88: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 4 - PENUTUP

84 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 89: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PENUTUP4LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI

TENTANGPEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 90: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

BAB 4 - PENUTUP

86 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

16. KESIMPULAN

Indeks Ketahanan Nasional Provinsi Bengkulu adalah 2,62 atau CUKUP

TANGGUH, yang merupakan agregasi dari seluruh aspek ketahanan astagatra, yang

dapat dirangkum sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 35:

Indeks Ketahanan Nasional Provinsi Bengkulu

No Gatra Bobot Skor Bobot X Skor1 Geografi 6,00 2,93 17,572 Demografi 14,00 3,64 50,913 Sumber Kekayaan Alam 6,00 2,50 14,994 Ideologi 15,00 1,79 26,785 Politik 9,00 2,22 20,016 Ekonomi 16,00 2,96 47,337 Sosial Budaya 24,00 2,47 59,318 Pertahanan dan Keamanan 10,00 2,53 25,30

TOTAL 100 262,20

17. SARAN

Berdasarkan hasil Studi Strategis dalam Negeri di Provinsi Bengkulu, disarankan

bahwa untuk kondisi hasil validasi Indeks Ketahanan Nasional (IKN) Provinsi Bengkulu

Tahun 2013 yang mendapatkan penilaian “KURANG TANGGUH” adalah gatra Sumber

Kekayaan Alam (SKA) dan gatra Pertahanan dan Keamanan (Hankam), oleh karena

itu perlu ditingkatkan dan ditangani segera dengan sebaik-baiknya dan secepatnya

agar permasalahan yang akan muncul dapat dicegah. Pemerintah dan Pemerintah

provinsi Bengkulu harus bersinergi dan bekerja keras membenahi hambatan-hambatan

pembangunan yang ada mulai dari kebijakan sampai pada level teknis pelaksanaan

pemabngunan di daerah, sehingga pembangunan nasional di daerah Bengkulu meningkat

dan Ketahanan nasional Provinsi Bengkulu meningkat pula. Dengan demikian akan

tercapainya tujuan nasional sebagaimana dimanatkan UUD NRI 1945.

Page 91: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

87PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 92: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

88 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

STUDI STRATEGIS DALAM NEGERIPPRA XLIX LEMHANNAS RIPROVINSI BENGKULU

21- 26 JULI 2013

Page 93: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

89PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 94: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

90 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

BAB 4 - PENUTUP

90 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 95: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

91PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 96: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

92 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 97: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

93PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 98: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

94 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Page 99: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

95PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU 95PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Page 100: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

96 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

PESERTA

Page 101: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

97PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Drs. Lutfi Lubihanto, MMKombes Pol.

Ketua Pok. Peserta

Puwakpitiye U.S.VMayjen Srilangka

Ir. Fedhy E. WiyanaKol. Laut (E)

Wakil Ketua Pok. Peserta

Phineas M.Chief Super Intended

Zimbabwe

Dr. Dadang Solihin, SE,MAPembina Utama Muda (IV/d)

Sekretaris

Ratnawati H, SH, MHKombes Pol.

Page 102: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

98 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Sri Utami E., SPT, MMPembina Utama Muda (IV/c)

Partono, S.IPKol. Arh.

Ida Bagus PKol. Inf.

Joko WarsitoKol. Inf.

Moch. EffendiKol. Czi

Iwan BarleyKol. Inf.

Page 103: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Moch. EffendiKol. Czi

Iwan BarleyKol. Inf.

99PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Yuniar Ludfi-

Drs. Tabana Bangun, M.SiKombes Pol.

Taufiq Suhargo ArifKol. Tek.

Drs. Adi KuntoroKombes Pol.

Toto B., SH Kol. Nav.

Drs. Ade Rahmat SKombes Pol.

Page 104: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

DOKUMENTASI KEGIATAN

100 LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI PPRA XLIX LEMHANNAS RI

Drs. Pepen Supendi Y, M.SiPembina Utama Madya (IV/d)

Drs. Edward Marpaung, MMPembina Utama Madya (IV/d)

Boedhi SetiadjidPembina Utama Madya (IV/d)

Diaz Hendropriyono, MA, MPA-

Dr. Faizul Ishom, M.EngPembina Tk. I (IV/b)

Arya Rezavidi, MEE, Ph.D Pembina Utama Madya (IV/d)

Page 105: BUKU II: LAPORAN STUDI STRATEGIS DALAM NEGERI TENTANG PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Dr. Faizul Ishom, M.EngPembina Tk. I (IV/b)

Arya Rezavidi, MEE, Ph.D Pembina Utama Madya (IV/d)

101PEMBANGUNAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU

Ir. Fransiscus Go, SH-

Dr. Valentinus Saeng, CP-

DR. Yurnal, SH, S.Pd, M.HumKol. Nav.