bukti audit dan kertas kerja audit

18
BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT I. Bukti Audit Setiap Auditor independen dalam pekerjaan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan memerlukan informasi. Semua informasi yang digunakan auditor untuk membuat kesimpulan yang menjadi dasar opini audit disebut dengan Bukti Audit. Ukuran keabsahan bukti audit tergantung pada pertimbangan auditor independen sebab bukti tersebut sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang di buat oleh auditor independen dalam memberikan opininya. Sehingga, bukti audit berbeda dengan bukti hukum yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Dalam bukti audit terdapat catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait dengan catatan akuntansi dan pendukung alasan logis auditor tentang laporan keuangan yang layak. Untuk itu, bukti audit yang diperoleh harus memadai sebagai dasar dalam menyatakan pendapat. Jadi, bukti audit memiliki peran yang sangat penting bagi auditor untuk mendukung opini dan laporan auditor (ISA 200,para.A28) II. Keputusan Auditor Tentang Bukti Audit Keputusan penting yang dihadapi seorang auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan klien telah ditetapkan secara wajar. Adapun empat keputusab 1

Upload: aprilia-widiantini

Post on 09-Jul-2016

174 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT

I. Bukti Audit

Setiap Auditor independen dalam pekerjaan memberikan opini atas laporan

keuangan perusahaan memerlukan informasi. Semua informasi yang digunakan auditor

untuk membuat kesimpulan yang menjadi dasar opini audit disebut dengan Bukti Audit.

Ukuran keabsahan bukti audit tergantung pada pertimbangan auditor independen sebab

bukti tersebut sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang di buat oleh

auditor independen dalam memberikan opininya. Sehingga, bukti audit berbeda dengan

bukti hukum yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat.

Dalam bukti audit terdapat catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan

dan informasi lainnya yang terkait dengan catatan akuntansi dan pendukung alasan logis

auditor tentang laporan keuangan yang layak. Untuk itu, bukti audit yang diperoleh harus

memadai sebagai dasar dalam menyatakan pendapat. Jadi, bukti audit memiliki peran

yang sangat penting bagi auditor untuk mendukung opini dan laporan auditor (ISA

200,para.A28)

II. Keputusan Auditor Tentang Bukti Audit

Keputusan penting yang dihadapi seorang auditor adalah menentukan jenis dan

jumlah bukti yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan

keuangan klien telah ditetapkan secara wajar. Adapun empat keputusab tentang bukti apa

yang harus diperoleh dan berapa banyak bukti yang harus dikumpulkan :

1. Prosedur audit apa yang harus digunakan. Prosedur audit adalah instruksi deruk

yang menjelaskan bukti audit yang diperoleh selama audit berlangsung.

2. Berapa besar ukuran sampel yang harus dipilih untuk prosedur audit tersebut .

Setelah menetapkan prosedur audit, seorang auditor harus menentukan ukuran sampel

yang dipilih dari populasi. Keputusan tentang berapa banyak unsur yang akan dikaji

harus dibuat auditor untuk setiap prosedur audit yang akan digunakan. Ukuran sampel

yang dipilih bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainnya.

3. Unsur apa yang harus dipilih dari populasi. Setelah menentukan ukuran sampel

untuk prosedur audit , auditor harus memutuskan unsur-unsur mana dalam populasi

yang akan diuji.

1

Page 2: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

4. Kapan prosedur itu ditetapkan. Prosedur audit bisa dilakukan dalam rentang waktu

mulai dari awal periode sampai akhir periode akuntansi. Penentuan saat pelaksanaan

prosedur audit dipengaruhi oleh kapan klien membutuhkan laporan audit dan kapan

prosedur diperkirakan paling efektif. Program audit adalah daftar prosedur audit

untuk suatu bagian atau keseluruhan audit yang berisi daftar prosedur audit dan juga

biasaya mencakup ukuran sampel, unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaan

pengujian.

III. Karakteristik Bukti Audit

Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk mengumpulkan bukti yang cukup

dan tepat sebagai dasar untuk mendukung opini yang diberikan.

a. Ketepatan Bukti

Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya

dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan

yang bersangkutan. Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur yang dipilih.

Ketepatan bukti dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan

atau lebih bisa dipercaya.

1. Relevansi bukti. Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang

harus di uji lebih dahulu oleh auditor sebelum disebut sebagai bukti yang tepat.

2. Reliabilitas bukti. Reliabilitas bukti berkaitan dengan seberapa jauh bukti bisa

dipercaya atau tingkat kepercayaan atau suatu bukti. Reliabilitas tergantung

apakah bukti memenuhi karakteristik berikut:

a) Independensi pembuat bukti.

b) Efektivitas pengendalian internal klien.

c) Pengetahuan langsung auditor.

d) Kualifikasi individu pemberi informasi.

e) Tingkat obyektivitas.

f) Ketepatan waktu.

b. Kecukupan Bukti

Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti audit

yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang resiko kesalahan

penyajian material dan audit itu sendiri. Kecukupan bukti ini diukur degan ukuran

2

Page 3: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

sampel yang dipilih auditor. Terdapat dua faktor dalam menentukan ketepatan ukuran

sampel dalam audit, yaitu ekspetasi auditor tentang kesalahan penyajian dan

efektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien.

c. Hubungan Antara Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti Audit

Tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat dan

cukup. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara risiko, ketepatan, dan

kecukupan bukti audit akan dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti

d. Sumber Bukti Audit

Auditor harus mendapatkan bukti yang tepat dan cukup sehingga kesalahan

penyajian material dapat diminimumkan. Untuk mengetahui bagaimana sumber audit

akan dijelaskan pada Gambar 2.

3

RISIKObahwa saldo

akun kesalahan penyajian

Risiko

interern

Risikopengendalian

KETEPATAN

Kualitas bukti yang

dikumpulkan auditor

Relevansi

Reliabilitas

KECUKUPAN

Kuantitas bukti yang

dikumpulkan auditor

Page 4: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

Gambar 2. Sumber Bukti Audit

e. Prosedur Untuk Memperoleh Bukti Audit

Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat

memilih dari tujuh kategori bukti yang disebut tipe bukti, yaitu:

1. Inspeksi. Mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik internal

maupun eksternal dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau

pemeriksaan fisik atas suatu aset. Inspeksi merupakan tipe audit yang paling

sering diterapkan dalam audit atas persediaan dan kas, tetapi sering juga

digunakan dalam pemeriksaan atas sekuritas, piutang wesel, dan aset tetap

berwujud. Inspeksi yang dilakukan auditor atas dokumen dan catatan klien berisi

informasi yang dituangkan ke dalam laporan keuangan disebut dokumentasi.

Dokumentasi terdiri dari dokumentasi internaldan dokumentasi eksternal Apabila

auditor menggunakan dokumentasi untuk mendukung catatan transaksi atau

jumlah tertentu, prosesnya disebut vouching. Sedangkan apabila auditor

menelusur dari laporan penerimaan barang ke jurnal pembelian untuk memenuhi

tujuan kelengkapan maka disebut tracing.

2. Observasi. Terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang

dilakukan oleh orang lain. Observasi memberikan bukti audit tentang pelaksanaan

suatu prosedur atau proses, namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu pada

saat observasi itu dilaksanakan.

3. Konfirmasi eksternal. Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang

diperoleh auditor sebagai respon langsing tertulis dari piak ketiga dalam bentuk

kertas, atau secara elektronik, atau media lain. Karena informasi berasal dari

4

Diperoleh melalui : Audit tahun lalu Analisis risiko klien Analisis penerimaan klien

PENGETAHUAN TENTANG KLIEN

Diperoleh melalui :Pekerjaan tim audit dengan menggunakan data pasarAnalisa independen oleh spesialis

INFORMASI DARI LUAR

Diperoleh melalui :Pengujian langsung atas saldo akun dan transaksiReview analitis

SISTEM AKUNTANSI

Diperoleh melalui :Evaluasi atas rancangan pengendalian internalEvaluasi atas pengoperasian pengendalian

KUALITAS PENGENDALIAN

INTERNAL

AKUMULASI BUKTI AUDIT

Page 5: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

sumber yang independen terhadap klien, maka konfirmasi dipandang sebagai tipe

bukti berkualitas tinggi dan sering digunakan dalam audit.

4. Perhitungan ulang. Meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang

telah dilakukan klien yang meliputi pengujian atas ketelitian perhitungan dan

mencakup prosedur .

5. Pelaksanaan kembali (Reperformance). Pelaksanaan kembali adalah pengujian

auditor secara indeoenden atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang

sebelumnya telah dilakuakn sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem

pengendalian internal.

6. Prosedur analitis. Terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang

dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan

dengan data nonkeuangan. Prosedur ini meliputi investigasi atas fluktuasi yang

telah diidentifikasi, hubungan yang tidak konsisten antara suatu informasi dengan

informasi lainnya, atau data keuangan yang menyimpang secara signifikan dari

jumlah yang telah dipresiksi sebelumnya. Prosedur ini wajib dilakukan auditor

dalam tahap perencanaan dan tahap penyelesaian semua audit.

a) Memahami bidang usaha dan bisnis klien.

b) Menilai kelangsungan usaha bisnis klien

c) Menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan penyajian dalam laporan

keuangan.

d) Mengurangi penyajian audit yang rinci.

7. Permintaan keterangan. Terdiri dari pencarian informasi atas orang yang

memiliki pengetahuan, baik keuangan maupun non keuangan di dalam atau luar

entitas. Permintaan keterangan dapat berupa permintaan keterangan secara isan

maupun tulisan.

f. Biaya Untuk Mendapatkan Bukti

Dua tipe bukti yang bukti yangpaling mahal untuk mendapatkannya adalah

pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena

membutuhkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan aset yang

seringkali dilakukan pada akhir tahun buku. Inspeksi, prosedur analitis, dan

pelaksanaan ulang tidak begitu mahal. Apabila klien menyiapkan dokumen dan data

5

Page 6: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

elektronik untuk kepentingan auditor dengan rapi dan teratur maka inspeksi sangat

murah. Namun apabila auditor harus mencari sendiri sokumen yang diperlukan maka

biayanya cukup mahal.

Tipe bukti yang murah biayanya adalah observasi, mengajuka pertanyaan

kepada klien, dan rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan secara bersamaan

dengan prosedur lain. Sedangkan rekalkulasi karena hanya menyangkut perhitungan

sederhana dan penelusurannya dapat dilakuakn dengan mudah pula.

Istilah yang digunakan dalam prosedur audit

Istilah dan Definisi Contoh Prosedur Audit Tipe BuktiPeriksa (Examine) – Suatu studi detil atas dokumen atau catatan untuk menentukan fakta tertentu.

Periksa suatu sampel faktur dari pemasok untuk memastikan apakah barang atau jasa yang diterima beralasan dan merupakan jenis yang biasa digunakan perusahaan.

Inspeksi

Scan – Pemeriksaan tidak terlalu detil atas dokumen atau catatan untuk memastikan ada tidaknya sesuatu yang tida biasa dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

Scan jurnal penjualan, untuk menemukan adanya transaksi berjumlah besar dan tidak biasa.

Prosedur analitis

Baca – Pemeriksaan atas informasi tertulis untuk memastikan fakta yang berhubungan dengan audit.

Bacalah notulen rapat dewan komisaris dan buatlah ringkasan semua informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dalam file audit.

Inspeksi

Hitung (Compute) – Suatu perhitungan yang dilakukan auditor independen dari klien.

Hitunglah rasio perputaran persediaan dan bandingkan dengan rasio yang sama dari tahun lalu untuk menguji persediaan usang.

Prosedur analitis

Hitung Ulang (Recompute) – Suatu perhitungan yang dilakukan auditor untuk memastikan kebenaran hasil perhitungan yang diilakukan klien.

Hitung ulang harga jual per unit dikalikan jumlah unit dari suatu sampel duplikat faktur penjualan dan bandingkan jumlahnya dengan hasul perhitungan.

Perhitungan ulang

Jumlahkan menurun (Foot) – Penjumlahan suatu kolom

Jumlahkan menurun jurnal penjualan untuk periode 1 bulan

Perhitungan ulang

6

Page 7: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

untuk memastikan apakah hasilnya sama dengan hasil penjumlahan klien.

dan bandingkan totanya dengan buku besar.

Telusur (Trace) – Suau instruuksi yang biasanya berhubungan dengan dokumentasi dan mengerjakan ulang. Instruksi harus menyebutkan apa yang ditelusur auditor dan ditelusur darimana ke mana. Seringkali prosedur audit yang berupa penelusuran juga berisi instruksi kedua, seperti misalnya bandingkan atau rekalkulasi.

Telusur suatu transaksi penjualan dari faktur penjualan ke jurnal penjualan, dan bandingkanlah nama pembeli, tanggal, dan jumlah rupiah nilai penjualan.

Telusurposting dari jurnal penjualan ke rekening buku besar.

Inspeksi

Pelaksanaan kembali

Bandingan (Compare) – Pembandingan informasi dalam dua lokasi berbeda. Instruksi harus menyebutkan informasi mana yang harus dibandingkan sedetil mungkin.

Pilih satu sampel faktur penjualan dan bandingkan harga jual per unit yang tercantum di dalam faktur dengan harga per unit dalamd aftar harga yang telah ditetapkan manajemen

Inspeksi

Hitung (Count) – Menentukan berapa banyak(unit) aset yang ada pada suatu saat tertentu. Istilah ini hanya berkaitan dengan tipe bukti fisik.

Pilih suatusampel yang terdiri dari 100 unit persediaan dan hitunglah jumlah unitnya kemudian bandingkan dengan jumlah dan deskripsi menurut perhitungan klien.

Bukti fisik

Observasi – Tindakan mengobservasi atau melakukan pengamatan langsung atau suatu aktivitas.

Lakukan observasi apakah kedua tim perhitungan fisik persediaan melakukan perhitungan dan mencatat hasil perhitungan secara independen.

Observasi

Meminta keterangan – Tindakan mengajukan pertanyaan kepada klien atau pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis.

Ajukan pertanyaan kepada manjamen apakah pada tanggal neraca terdapat persediaan yang telah usang.

Pengajuan pertanyaan

Mencocokkan ke dokumen (Vouch) – penggunaan dokumen untuk memeriksan kebenaran pencatatan transaksi atau jumlah rupiahnya.

Periksalah suatu sampel catatan transaksi pembelian dan cocokkanlah dengan faktur dari pemaso dan laporkan penerimaan barang.

Inspeksi

IV. Pendokumentasian (Kertas Kerja) Audit

7

Page 8: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

a. Tujuan dokumentasi audit

Berdasarkan standar audit (SA) 230, dokumentasi audit(kertas kerja audit)

merupakan dokumentasi atasa prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit

relevan yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi ini harus

mencakup semua informasi yang diperlukan oleh auditor untuk memenuhi

pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas laporan audit.

Tujuan dokumentasi audit yaitu untuk membantu auditor dalam memperoleh

jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan

standar auditing. Terdapat pula tujuan dokumentasi secara spesifik, yaitu:

a. Suatu dasar untuk merencanakan audit.

b. Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian.

c. Data untuk menentukan jenis laporan yang tepat.

d. Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner.

b. Kerahasiaan file audit

Selama proses audit berlangsung, dokumen audit yang dibuat oleh auditor

(termasuk daftar-daftar yang dibuat klien untuk auditor) merupakan milik auditor.

Untuk itu, hanya auditor dan timnya dapat melihat isi dokumen tersebut, kecuali bila

auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang dilaksanakan. Setelah

audit selesai, file audit tersebut disimpan auditor guna kepentingan

pertanggungjawaban di masa depan dan untuk mempersiapkan audit tahun

berikutnya.

File yang diperoleh auditor yang berisikan data klien harus dirahasiakan.

Sesuai dengan Prinsip Kerahasiaan ditetapkan dalam Seksi 140 Kode Etik Profesi

Akuntan Publik, mewajibkan auditor untuk tidak mengungkapkan informasi yang

rahasia (140.1), menjaga prinsip kerahasiaan termasuk dalam lingkungan

sosialnya(140.2), serta mempertimbangkan pentingnya menjaga kerahasiaan

informasi dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja(140.4). Maka, untuk

informasi rahasia seperti gaji para direksi, penetapan harga jual, data biaya produksi,

serta informasi rahasia lainnya harus tetap terjaga. Apabila informasi rahasia tersebut

terungkap ke pihak lain dapat mengganggu hubungan baik auditor dengan

8

Page 9: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

manajemen dan dapat memberikan kesempatan karyawan klien untuk mengubah isi

file audit.

c. Jangka waktu pengarsipan

KAP diwajibkan untuk menetapkan suatu kebijakan dan prosedur yang

mengatur masa penyimpanan dokumen audit (SA 230,para A.23). Biasanya, batas

waktu penyimpanan tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang lebih dari:

1. Laporan auditor atas laporan keuangan entitas.

2. Laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak

perusahaan.

Di Amerika Serikat, sejak berlakunya Sarbanes-Oxley Act, auditor pada

perusahaan publik diwajibkan untuk membuat dan menyimpan file audit dan

informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan audit dengan cukup detail untuk

mendukung pendapat auditor, selama jangka waktu tidak kurang dari tujuh tahun.

d. Isi dan pengorganisasian

Untuk bentuk, isi dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut,

yaitu:

1. Ukuran dan kompleksitas entitas.

2. Sifat prosedur audit yang akan dilakukan.

3. Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.

4. Signifikansi bukti audit yang diperoleh.

5. Sifat dan luas penyimpanan uang diidentifikasi.

6. Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk

suatu kesimpulan yang belum dapat ditentukan dengan segera dari

dokumentasi pekerjaan audit yang dilakukan/ bukti audit yang diperoleh.

7. Metodologi dan perangkat audit yang digunakan.

Terdapat contoh-contoh dokumentasi audit, yaitu mencakup:

1. Program audit

2. Analisis

3. Memorandum isu

9

Page 10: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

4. Ikthisar hal-hal yang signifikan

5. Surat konfirmasi dan surat representasi

6. Daftar uji

7. Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan.

Isi dan pengorganisasian yang lazim digunakan dalam kantor akuntan publik

antara lain sebagai berikut.

1. Laporan keuangan dan laporan audit

2. Daftar saldo akun

3. Jurnal penyesuaian audit

4. Utang bersyarat

5. Operasi

6. Kewajiban dan ekuitas

7. Aset

8. Prosedur analitis

9. Pengujian pengendalian dan pengujian substantive

10. Pengendalian internal

11. Informasi umum

12. Program audit

13. Arsip permanen

e. Arsip permanen

Arsip ini berisikan data historis dan data yang bersifat berkelanjutan yang

berlaku dari tahun ke tahun. Biasanya meliputi hal berikut:

1. Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berkelanjutan seperti anggaran

dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak.

2. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh

terhadap auditor.

3. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian

internal dan penilaian risiko pengendalian.

10

Page 11: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

4. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu

Namun, banyak KAP yang pendokumentasian pemahaman tentang

pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian serta prosedur analitis dari

tahun-tahun yang lalu dimasukkan pada file audit tahun berjalan.

f. Arsip tahun berjalan

Arsip tahun yang diperiksa meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan

tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut jenis-jenis informasi yang termasuk

dalam audit tahun berjalan:

1. Program audit. Dalam Standar Auditing diharuskan adanya program audit

tertulis untuk setiap audit yang biasanya ditempatkan pada file terpisah untuk

meningkatkan koordinasi dan mengintergrasikan semua bagian audit.

2. Informasi umum. Misalnya, rencana audit, ringkasan atau salinan notulen

rapat dewan komisaris, ringkasan dari kotrak-kontrak atau perjanjian yang

tidak tecantum dalam arsip permanen, catatan hasil diskusi dengan klien,

komentar hasil review supervisor, dan kesimpulan umum.

3. Working trial balance. yaitu daftar yang berisi saldo dari semua akun yang

ada di buku besar.

4. Jurnal penyesuaian dan jurnal reklarifikasi. Digunakan untuk koreksi

laporan keuangan.

5. Daftar pendukung. Tipe daftarnya yaitu analisis, daftar saldo, rekonsiliasi

jumlah-jumlah tertentu, uji kewajaran, ringkasan pelaksanaan prosedur,

pemeriksaan dokumen pendukung, serta dokumen-dokumen dari luar.

g. Penyusunan dokumen audit

Saat semua daftar-daftar yang sesuai untuk mendokumetasi bukti yang

terkumpul, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai, selanjutnya

pendokumentasian disusun dengan detail agar auditor berpengalaman yang tidak

11

Page 12: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

terlibat dalam kegiatan audit dapat pemahaman yang jelas mengenai hal-hal

tersebut. Walaupun, rancangan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai

setidaknya dokumentasi audit memiliki karakteristik berikut:

1. Setiap file audit memiliki identifikasi yang jelas dan detail.

2. Dokumen audit harus diberi indeks dan referensi-silang untuk

memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan. Contoh untuk kas

(index-A1), dan lain-lain.

3. Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan

pekerjaan audit yang telah dilakukan.

4. Dokumen audit harus berisi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan

sesuai dengan rencana.

5. Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus di

formulasikan dengan jelas.

12

Page 13: Bukti Audit Dan Kertas Kerja Audit

DAFTAR REFERENSI

Jusup, Al. Haryono. 2011. Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian  Penerbitan STIE YKPN. Mulyadi. 2013. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

13