budidaya tanaman kolesom (talinum triangulare (jacq

12
Abdimas Dewantara Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45 P-ISSN: 2615-4889 E-ISSN: 2615-8782 34 BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq.) Willd) DALAM POLIBAG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT Pantja Siwi Veni Rahayu Ingesti 1* , Anna Kusumawati 2 , Rina Ekawati 3* , Lestari Hetalesi Saputri 4 1234 Politeknik LPP Yogyakarta * [email protected] ABSTRAK Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara insidental di Dusun Ngemplak, RW 08, Kelurahan Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Lahan pekarangan dapat menjadi alternatif tempat untuk dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman, salah satunya tanaman kolesom yang sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang pemanfaatan lahan pekarangan kepada ibu anggota PKK yang juga merangkap sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari dan melibatkan 22 orang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan berupa pemaparan dan tanya jawab. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta telah memahami tentang pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya tanaman sayuran kolesom dalam polibag melalui pemahaman tentang budidaya kolesom dalam polibag, kolesom sebagai tanaman obat, dan hubungan antara unsur hara dengan senyawa metabolit sekunder dari kolesom. Peserta juga telah dapat melakukan budidaya kolesom (baik yang berasal dari tanaman liar maupun yang telah dipelihara). Kata kunci: daun ginseng, Dusun Ngemplak, pekarangan, sayuran ABSTRACT This outreach activity was carried out in Sendangadi Village, Mlati, Sleman, Yogyakarta. The community is less than optimal in utilizing the yard as a place to cultivate of vegetables. The purpose of this counseling is to understand the use of the yard for vegetables cultivation, especially waterleaf on polybag. The activity was carried out for one day and involved 22 peoples. The method used is extension and discussion. The results showed that participants understood the use of the yard by cultivating waterleaf in polybag by choosing the vegetable cultivation in polybag, waterleaf as one of medicinal plant, and the relation between nutrients with secondary metabolite content. Participants have also been able to directly cultivate of waterleaf (from wild plant or not). Keywords: Ngemplak village, vegetables, waterleaf, yard PENDAHULUAN Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup serta

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara

Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

P-ISSN: 2615-4889

E-ISSN: 2615-8782

34

BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq.) Willd)

DALAM POLIBAG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN LAHAN

SEMPIT

Pantja Siwi Veni Rahayu Ingesti1*, Anna Kusumawati2, Rina Ekawati3*, Lestari Hetalesi Saputri4 1234Politeknik LPP Yogyakarta

*[email protected]

ABSTRAK Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara insidental di Dusun Ngemplak, RW 08, Kelurahan

Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Lahan pekarangan dapat menjadi alternatif tempat untuk

dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman, salah satunya tanaman kolesom yang sekaligus dapat

dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan

penyuluhan dan sosialisasi tentang pemanfaatan lahan pekarangan kepada ibu anggota PKK yang juga

merangkap sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari dan melibatkan 22 orang.

Metode yang digunakan adalah penyuluhan berupa pemaparan dan tanya jawab. Hasil kegiatan

menunjukkan bahwa peserta telah memahami tentang pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya

tanaman sayuran kolesom dalam polibag melalui pemahaman tentang budidaya kolesom dalam polibag,

kolesom sebagai tanaman obat, dan hubungan antara unsur hara dengan senyawa metabolit sekunder dari

kolesom. Peserta juga telah dapat melakukan budidaya kolesom (baik yang berasal dari tanaman liar

maupun yang telah dipelihara).

Kata kunci: daun ginseng, Dusun Ngemplak, pekarangan, sayuran

ABSTRACT This outreach activity was carried out in Sendangadi Village, Mlati, Sleman, Yogyakarta. The community

is less than optimal in utilizing the yard as a place to cultivate of vegetables. The purpose of this counseling

is to understand the use of the yard for vegetables cultivation, especially waterleaf on polybag. The activity

was carried out for one day and involved 22 peoples. The method used is extension and discussion. The

results showed that participants understood the use of the yard by cultivating waterleaf in polybag by

choosing the vegetable cultivation in polybag, waterleaf as one of medicinal plant, and the relation

between nutrients with secondary metabolite content. Participants have also been able to directly cultivate

of waterleaf (from wild plant or not).

Keywords: Ngemplak village, vegetables, waterleaf, yard

PENDAHULUAN

Pekarangan merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah diusahakan dengan

tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga.

Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup serta

Page 2: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

35

memiliki fungsi multiguna. Untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari, seperti:

buah, sayuran, obat-obatan, dan tanaman perkebunan dapat memanfaatkan pekarangan rumah

(Syamsi, Anggraini, & Ramses, 2019); (Yulida, 2012). Lahan pertanian keberadaanya semakin

berkurang karena adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian kelahan non pertanian.

Fenomena ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan pangan

menjadi berkurang. Oleh karena itu diperlukan penambahan lahan pertanian diantaranya dengan

intensifikasi lahan. Wilayah perkotaan pada umumnya lahan dimanfaatkan untuk bangunan

pemukiman sehingga hampir tidak ada lahan yang bisa digunakan untuk membudidayakan

tanaman, untuk itu dibutuhkan alternatif lahan yang bisa digunakan untuk budidaya tanaman,

diantaranya adalah dengan menggunakan polibag untuk budidaya tanaman di lahan pekarangan

untuk membangun ketahanan pangan keluarga (Ashari, Saptana, & Purwantini, 2012).

Beberapa spesies tumbuhan telah diketahui mengandung senyawa-senyawa kimia seperti

terpenoid, flavonoid, antosianin, asam fenolat dan senyawa-senyawa kimia lainnya yang

berguna bagi pengobatan penyakit tertentu. Selain itu, di Indonesia juga terdapat tanaman yang

mirip ginseng. Salah satunya yaitu kolesom (Talinum triangulare). Kolesom adalah sejenis

tumbuhan liar yang banyak ditemukan sebagai gulma di daerah tropika. Tanaman ini dapat

dibudidayakan sebagai sayuran fungsional karena sekaligus bisa dimanfaatkan sebagai tanaman

obat (Mualim, Aziz, Susanto, & Melati, 2012).

Pemanfaatan tanaman kolesom sebagai obat yang bersifat alami dianggap lebih aman

untuk dikonsumsi serta memiliki efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan oba-

obatan kimia sintetik (Ulfa, Suhartono, & Setiawan, 2017). Khasiat obatnya terdapat pada

hampir semua bagian tanamannya, mulai dari daun, batang, akar hingga ke umbinya.

Masyarakat Indonesia sudah ada yang mengenal kolesom dan memanfaatkannya sejak lama,

namun juga ada yang belum dan hanya memanfaatkan dalam kondisi terbatas. Daerah

Kalimantan Selatan misalnya, penduduk setempat memanfaatkan daun kolesom sebagai bahan

campuran bedak dingin, sementara di Jawa Barat, kolesom kebanyakan dimanfaatkan untuk

lalapan. Masyarakat masih belum begitu paham tentang kandungan kimia yang dapat

dimanfaatkan dari kolesom, sehingga pembudidayaan masih belum begitu banyak.

Dusun Ngemplak RW 08 Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman

adalah salah satu wilayah di pinggiran Kabupaten Sleman yang pemukimannya cenderung mulai

padat dengan bangunan untuk tempat kos mahasiswa, sehingga lahan pekarangannya sempit.

Page 3: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Ingesti, Kusumawati, Ekawati, & Saputri, Budidaya Tanaman Kolesom….

36

Sebagian besar lahan pekarangannya belum banyak yang dimanfaatkan untuk membudidayakan

tanaman yang bisa dinikmati hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pangan misalnya sayur-

sayuran. Oleh karena itu perlu diberi suatu pengetahuan yang berkaitan dengan pemanfaatan

pekarangan secara optimal. Selain itu, masyarakat Indonesia cenderung memiliki alternatif

pengobatan berupa cara pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami, salah

satunya dengan pemanfaatan tanaman kolesom. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini

merupakan program yang dilakukan oleh institusi minimal 1 kali dalam setahun, dengan

mengirimkan tim dosen yang memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda sesuai dengan

permasalahan yang sedang terjadi dalam masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk

memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pemanfaatan lahan pekarangan untuk

budidaya sayuran dan cara budidaya tanaman sayuran kolesom di polibag.

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan insidental pada tanggal 10 Agustus 2016 dengan

sasaran pengabdian adalah ibu-ibu anggota PKK di Dusun Ngemplak, Kelurahan Sendangadi,

Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta sejumlah 22 orang. Kegiatan diawali dengan

survei lokasi yang dilaksanakan 6 minggu sebelum pelaksanaan pengabdian yang bertujuan

untuk menemukan permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan

Ketua PKK Dusun Ngemplak untuk mendiskusikan permasalahan, menentukan teknis cara

pelaksanaannya serta pembuatan surat permohonan penyuluhan dari pihak anggota PKK kepada

tim dosen terkait dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang belum termanfaatkan. Setelah itu,

surat permohonan penyuluhan disampaikan kepada Unit Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat Politeknik LPP untuk kelengkapan administratif pembuatan surat tugas untuk tim

dosen. Surat tugas tim dosen dibuat satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan pengabdian.

Setelah kegiatan pengabdian selesai, tim dosen diberikan surat keterangan dari pihak anggota

PKK bahwa tim dosen telah melaksanakan kegiatan penyuluhan dengan tema dan waktu yang

telah disepakati bersama.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab (diskusi)

tentang cara budidaya tanaman kolesom, manfaatnya serta cara pengolahan untuk konsumsi

keluarga. Dijelaskan pula manfaat dan kegunaan mengkonsumsi kolesom untuk penyembuhan

penyakit seperti asma, dan lain-lain.

Page 4: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

37

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengenalan dan Budidaya Tanaman Kolesom dalam Polibag

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan sebagai salah satu untuk memberikan atau sharing

informasi, khususnya kepada ibu-ibu anggota PKK Dusun Ngemplak, Sleman. Kegiatan diawali

dengan pemaparan atau penjelasan mengenai pengenalan tanaman kolesom (Gambar 1).

Kolesom merupakan tanaman herba menahun, sukulen, tergolong ke dalam famili

Portulacaceae dan bukan genus Panax seperti ginseng yang digunakan untuk obat-obatan. Daun

ginseng ini adalah tanaman perdu yang tumbuhnya semi menjalar dan bisa mencapai tinggi 60

cm. Daunnya oval atau lonjong berwarna hijau mengkilat (Gambar 2). Berbunga majemuk

dengan kelopak berwarna pink. Batang tanaman membentuk sudut (segitiga). Tanaman ini

sangat mudah untuk dikembangbiakan, baik dengan biji maupun setek batang. Asal medianya

gembur, cukup humus dan tidak tergenang air, tanaman ini bisa tumbuh subur.

Kolesom dapat tumbuh baik pada tanah yang memiliki ketebalan lapisan atasnya antara

18-22 cm dengan pH antara 4-7. Curah hujan 1500-2000 mm/tahun dengan penyebaran rata-

rata 200 mm/bulan atau lebih yang terdistribusikan selama 4 bulan. Suhu udara yang baik untuk

pertumbuhan tanaman kolesom adalah 23°C. Ketinggian lahan yang cocok untuk tanaman

kolesom berkisar antara 0-1000 m dari permukaan laut (dpl) (Aziz, 2011).

Daun kolesom memiliki potensi sebagai sayuran berkhasiat obat karena memiliki nutrisi

dan antioksidan yang penting. Kandungan dari setiap 100 g bahan kering daun kolesom

mengandung 4.4 g karbohidrat, 4.6 g protein, 1.0 g serat, dan 280 mg asam askorbat, sedangkan

kandungan mineralnya adalah 2.44 mg kalsium (Ca), 6.10 mg K, 2.22 mg magnesium (Mg),

0.28 mg Na, dan 0.43 mg Fe (Mensah, Okoli, Ohaju-Obodo, & Eifediyi, 2008).

Gambar 2. Kolesom Gambar 1. Penjelasan tentang Kolesom

Page 5: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Ingesti, Kusumawati, Ekawati, & Saputri, Budidaya Tanaman Kolesom….

38

Semua bagian tanaman ini bisa dimakan, mulai dari akar hingga daunnya. Biasanya

akarnya tanaman ini bisa mengembung jika dibiakan melalui biji. Bagian pucuk dari daun

kolesom dapat dikonsumsi sebagai sayuran (Saleh, Aziz, & Andarwulan, 2014). Banyak yang

memanfaatkan umbi tanaman ini untuk dikeringkan sebagai ramuan obat. Daunnya biasa dijual

sebagai sayuran. Daunnya sangat cocok ditumis, dibuat cah (dimasak dengan sedikit air) atau

sebagai campuran sayur bening/sup. Rasanya lezat dengan tekstur lembut dan sedikit berlendir.

Secara turun-temurun akar dan daunnya dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Tanaman

kolesom mengandung senyawa fitokimia, antara lain: flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin

(Aja, Okaka, Onu, Ibiam, & Urako, 2010).

Membudidayakan tanaman kolesom tidak harus di lahan langsung. Jika lingkungan

tempat tinggal sangat terbatas ketersediaan lahannya, maka budidaya kolesom dapat dilakukan

dengan alternatif lain. Salah satu contoh cara menanam kolesom di lahan yang sempit yaitu

dengan menggunakan polibag. Menanam sayuran atau kolesom di lahan yang sempit dengan

menggunakan polibag mudah untuk dilakukan. Selain dari segi harga polibag yang murah,

polibag juga memiliki beberapa varian ukuran dan kualitas bahan yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan. Menurut (Pasir & Hakim, 2014), penggunaan polibag akan memudahkan

dalam pemeliharaan, pengontrolan, dan dapat digunakan untuk budidaya tanaman sayuran off

season. Beberapa bahan yang diperlukan untuk menanam sayuran dengan menggunakan

polybag, antara lain: tanah gembur yang subur, kompos/pupuk kandang untuk menyediakan

kebutuhan akan unsur hara bagi tanaman yang lebih maksimal, dan tentu saja benih/bibit

sayuran yang ingin ditanam. Berikut ini adalah langkah-langkah praktis dalam

membudidayakan kolesom dalam polibag, antara lain:

1. Pembibitan

Bahan tanam yang digunakan pada pembibitan adalah stek kolesom dengan panjang ± 10-

15 cm (stek 2 buku). Pembibitan dilakukan lebih dahulu untuk keperluan bahan tanam agar

mendapatkan bibit yang seragam dan dilakukan selama 4 minggu sebelum tanam. Pembibitan

stek batang dilakukan dalam kantong plastik (polybag) yang telah dilubangi dengan media

campuran tanah, arang sekam, dan pupuk kandang sapi (1:1:1/v:v:v). Bahan stek diambil dari

tanaman induk yang telah dewasa. Stek batang diambil dari bagian tengah batang tua yang telah

dibuang daun-daunnya. Pangkal batang dipotong miring kemudian setek ditanam dengan

membenamkan ± 2 cm bagian batang ke dalam media semai. Keseragaman stek yang diambil

Page 6: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

39

dilihat dari bagian batang yang diambil, panjang setek, dan diameter batang. Apabila bibit

kolesom telah berumur 2-4 minggu setelah tanam (dari stek batang) dapat dipindah tanam

(transplanting) langsung ke tanah atau di pot/wadah yang lebih besar (repotting).

2. Persiapan media tanam

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah dan arang sekam (3:2/v:v).

Media tanam tersebut dicampur dengan kompos (50 g/polybag). Media tanam disiapkan dengan

memasukkan campuran media tersebut ke dalam polybag.

3. Penanaman

Stek batang kolesom ditanam di polybag yang telah berisi media tanam. Penanaman

dilakukan apabila bibit yang berasal dari stek batang telah berdaun dua helai dan membuka

sempurna (± 5-7 hari di pesemaian) (Susanti, Aziz, Melati, & Susanto, 2013). Setiap polybag

ditanam satu tanaman. Bibit yang ditanam tersebut adalah bibit yang memiliki pertumbuhan

yang sehat dan seragam di pembibitan.

4. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan gulma, dan

pencegahan hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan sekali setiap pada pagi hari pada awal

pertumbuhan. Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan memperhatikan gejala

serangan.

5. Panen

Pemanenan dapat dilakukan pada umur 6 minggu setelah transplanting/pindah tanam)

atau dengan melihat kondisi dan kriteria panen daun kolesom. Panen dilakukan pada saat daun

kolesom telah memiliki kriteria panen yaitu dengan memetik bagian pucuk daun dan tiga daun

yang membuka sempurna dan menyisakan 2 daun (Ekawati, 2017).

Daun kolesom yang dipanen biasanya dapat dijadikan sebagai bahan masakan, seperti

tumisan atau daun/pucuk koleom yang direbus atau dikombinasikan dengan bahan masakan

lain. Pada kegiatan pengabdian ini, juga ditunjukkan salah satu jenis masakan yang berbahan

dasar kolesom yaitu tumis kolesom (Gambar 3). Pada saat sesi diskusi dan tanya jawab, ada

peserta yang bercerita bahwa kolesom paling sering digunakan sebagai sayuran yang

ditambahkan dalam mi rebus.

Page 7: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Ingesti, Kusumawati, Ekawati, & Saputri, Budidaya Tanaman Kolesom….

40

Kolesom Sebagai Tanaman Obat

Tanaman kolesom di Jawa sering dikenal dengan istilah ginseng jawa. Semua bagian

tanaman kolesom bisa dimakan, mulai dari daun hingga ke akarnya. Umbi kolesom telah lama

digunakan oleh nenek moyang Indonesia sebagai obat untuk mengatasi kelemahan tubuh

(tonikum) pengganti ginseng. Selain itu, kolesom juga dapat digunakan sebagai obat hipertensi,

diare, anti radang dan antioksidan. Fungsi kolesom sebagai tonikum sudah terkenal hingga ke

manca negara, terutama Jepang, China dan Korea. Oleh karena khasiatnya yang tinggi dan aman

dalam pemakaianya, maka kolesom diperkirakan dapat dijadikan sebagai salah satu andalan

sumber penambah devisa bagi Indonesia.

Khasiat kolesom tidak terlepas dari kandungan senyawa kimianya dalam setiap bagian

dari tanamannya. Senyawa-senyawa tersebut bersifat bioaktif mulai dari alkaloid, saponin,

flavonoid, tanin, dan asam fenolat. Sementara bila ditinjau dari nilai gizinya, kolesom

mengandung kadar protein dan serat pangan yang cukup tinggi dan sangat baik untuk kesehatan

manusia.

(Aja et al., 2010) menyatakan bahwa dalam sampel kering kolesom mengandung

flavonoid (69.8%), alkaloid (55.56%), saponin (1.48%), dan tanin (1.44%). Berikut beberapa

gambaran berupa kegunaan senyawa-senyawa kimia yang terkandung pada kolesom.

1. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa organik karena sumber utamanya banyak berasal dari

tumbuhan, hewan dan mikroba. Alkaloid bersifat bioaktif dan memiliki efek fisiologis, oleh

karenanya sering digunakan sebagai CNS stimulan. Beberapa jenis alkaloid dan penggunaannya

di bidang farmasi, antara lain: atropin sebagai obat kejang, reserpin sebagai obat penenang dan

kokain sebagai obat bius.

Gambar 3. Tumis Kolesom

Page 8: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

41

2. Flavonoid dalam Kolesom

Flavonoid adalah salah satu jenis dari senyawa fenolik yang bersifat antioksidan.

Flavonoid banyak terdapat pada sereal, sayuran dan buah-buahan. Senyawa flavonoid termasuk

ke dalam bahan kimia antioksidan alami yang dapat mengatasi radikal bebas yang akan dapat

menghambat terjadinya kerusakan sel pada manusia dan mamalia. Flavonoid terdiri dari

beberapa senyawa yang sebagian besar memiliki sifat oksidatif, seperti antosianin, kaemferol,

myricetin, quercetin, apigenin, luteotin vitexin dan isovitexin. Kolesom sebagai salah satu

sumber flavonoid, pada daunnya mengandung senyawa quersetin, kaemferol dan antosianin.

Senyawa quercetin ialah golongan flavonol teraktif dibandingkan senyawa lainnya dari

golongan yang sama. Senyawa quercetin pada tanaman kolesom menyebabkan tanaman ini bila

dikonsumsi dapat mengurangi resiko penyakit kanker, jantung, stroke, prostatis, katarak dan

termasuk gangguan pernafasan seperti bronkitis dan asma. Selain itu, senyawa ini juga memiliki

aktivitas sebagai anti peradangan dan anti tumor. Hampir sama halnya dengan quercetin,

kaemferol juga memiliki khasiat yang sama dalam pencegahan terhadap resiko kanker dan

penyakit jantung, meskipun aktivitasnya tidak sebaik quercetin. Namun, dari keseluruhan

senyawa flavonoid tersebut, yang memiliki sifat khusus sebagai cardioprotective (perlindungan

terhadap jantung) adalah antosianin. Senyawa ini selalu ada di tiap kandungan flavonoid,

sehingga kandungan flavonoid tinggi dapat mengindikasikan adanya senyawa antosianin pada

tanaman.

3. Tanin

Tanin merupakan senyawa gabungan dari polifenol yang memiliki rasa asam dan sepat.

Senyawa ini dapat menyebabkan pengendapan protein dari dalam larutannya. Di industri

farmasi, senyawa kimia ini umumnya dimanfaatkan sebagai antiseptik pada jaringan luka,

campuran obat cacing dan obat kanker serta antidotum (keracunan alkaloid).

4. Saponin

Saponin adalah sejenis glikosida yang juga bersifat bioaktif yang kegunaan yang cukup

luas seperti: anti tumor, antivirus, hypokolesterol, peningkat sistem immunitas, antioksidan dan

anti rematik. Namun dalam penggunaannya harus berhati-hati apalagi bagi ibu hamil karena

dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Pada penderita ginjal juga harus diwaspadai dalam

penggunaannya, karen tanpa dosis yang tepat dapat menyebabkan retensi air dan kalium.

Page 9: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Ingesti, Kusumawati, Ekawati, & Saputri, Budidaya Tanaman Kolesom….

42

Khusus pada tanaman kolesom, saponin dapat digunakan untuk pengobatan penyakit

cardiovascular.

Pengaruh Unsur Hara terhadap Pembentukan Senyawa-Senyawa Bioaktif pada Kolesom

Senyawa-senyawa bioaktif pada kolesom terbentuk dari proses metabolisme sekunder,

sama halnya seperti tumbuhan-tumbuhan lainnya yang juga memiliki kandungan bioaktif yang

sama. Pembentukan senyawa metabolit sekunder dipengaruhi oleh pemupukan pada tanaman

meniran (Setiawan & Rahardjo, 2015); kolesom (Mualim et al., 2012); daun dewa

(Tripatmasari, Aziz, & Ghulamahdi, 2014); dan (Farida, Susanti, & Yuniarachma, 2019).

Sebagai contoh yaitu pada pembentukan antosianin. Jenis metabolit sekunder ini dihasilkan

dengan jumlah produksi yang berbeda-beda, tergantung dari cara pengaturan pemupukan

tanaman penghasilnya. Pemberian unsur hara melalui pemupukan dapat mempengaruhi

produksi suatu tanaman, termasuk kolesom. Pemberian pupuk yang mengandung urea dan

kalium meningkatkan pertumbuhan vegetatif, dalam hal ini adalah bagian daun kolesom

(Susanti, Aziz, Melati, & Susanto, 2014). Kandungan antosianin lebih rendah pada pemberian

pupuk NPK dibandingkan tanpa pemupukan, namun produksi per tanaman lebih tinggi (Mualim

& Aziz, 2009). Sejalan dengan hasil penelitian (Purnamaningrum & Nihayati, 2019) bahwa

tanpa penambahan dosis nitrogen dapat meningkatkan kandungan antosianin dan flavonoid

tanaman iler. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan senyawa metabolit sekunder, salah

satunya antosianin meningkat pada kondisi kandungan hara yang rendah.

Adapun evaluasi dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diadakan di Dusun

Ngemplak, RW 08, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta berjalan dengan sangat baik.

Antusiasme warga sangat baik, dan proses tanya jawab berlangsung sangat intensif. Selain

diskusi, ibu-ibu anggota PKK tersebut juga menerima bibit tanaman kolesom dalam polibag

yang telah berumur 6 minggu setelah semai, sehingga dapat ditanam/pindah tanam dirumah

masing-masing dan dipelihara (Gambar 4). Selain itu, mayoritas ibu-ibu juga ingin

memanfaatkan tanaman tersebut selain sebagai tanaman hias juga sebagai tanaman obat karena

sebagian besar adalah ibu yang sudah lanjut usia sehingga diharapkan dengan mengkonsumsi

tanaman tersebut akan dapat menyehatkan tubuh.

Page 10: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

43

KESIMPULAN

Peserta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yaitu ibu-ibu anggota PKK yang diadakan di

Dusun Ngemplak, Kelurahan Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta

telah memahami tentang pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit dengan budidaya tanaman

sayuran, contohnya kolesom yang bisa dijadikan sebagai tanaman obat dalam polibag melalui

pemahaman tentang budidaya kolesom dalam polibag, kolesom sebagai tanaman obat, dan

hubungan antara unsur hara dengan senyawa metabolit sekunder dari kolesom. Peserta juga

telah dapat melakukan budidaya kolesom (baik yang berasal dari tanaman liar maupun yang

telah dipelihara).

REKOMENDASI

Kedepannya dapat direkomendasikan bahwa PKK di Dusun Ngemplak, Kelurahan

Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta tersebut bisa menjadi PKK

binaan Politeknik LPP dalam membudidayakan tanaman kolesom dan ingin menggunakannya

atau memodifikasinya untuk menjadi makanan ringan/snack yang dapat dijual dan menambah

kas PKK.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada institusi Politeknik LPP yang telah memberikan

dana untuk pengabdian ini serta ibu-ibu anggota PKK Dusun Ngemplak RW 08 Desa

Sendangadi, Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Aja, P. M., Okaka, A. N. C., Onu, P. N., Ibiam, U., & Urako, A. J. (2010). Phytochemical

composition of Talinum triangulare (water leaf) leaves. Pakistan Journal of Nutrition,

Gambar 4. Pembagian Bibit Kolesom

Page 11: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Ingesti, Kusumawati, Ekawati, & Saputri, Budidaya Tanaman Kolesom….

44

9(6), 527–530. https://doi.org/10.3923/pjn.2010.527.530

Ashari, Saptana, & Purwantini, T. B. (2012). Potensi dan prospek pemanfaatan lahan

pekarangan untuk mendukung ketahanan pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(1),

13–30. https://doi.org/10.21082/fae.v30n1.2012.13-30

Aziz, S. A. (2011). Panduan Budidaya Kolesom Organik (Talinum triangulare (Jacq.) Willd.)

(Good Agricultural Practices) yang Baik. Bogor: Departemen Agronomi dan

Hortikultura-SEAFAST Center IPB.

Ekawati, R. (2017). Pertumbuhan dan produksi pucuk kolesom pada intensitas cahaya rendah.

Kultivasi, 16(3), 412–417.

Farida, S., Susanti, D., & Yuniarachma, A. (2019). Pengaruh naungan dan variasi sumber pupuk

organik cair terhadap kadar flavonoid daun Bangun Bangun (Plectranthus amboinicus

(Lour) Spreng). Jurnal Jamu Indonesia, 4(3), 81–86. https://doi.org/10.29244/jji.v4i3.152

Mensah, J. K., Okoli, R. I., Ohaju-Obodo, J. O., & Eifediyi, K. (2008). Phytochemical,

nutritional and medical properties of some leafy vegetables consumed by Edo people of

Nigeria. African Journal of Biotechnology, 7(14), 2304–2309.

https://doi.org/10.5897/AJB08.062

Mualim, L., & Aziz, S. A. (2009). Kajian pemupukan NPK dan jarak tanam pada produksi

antosianin daun kolesom. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy),

37(1), 55–61. https://doi.org/10.24831/jai.v37i1.1395

Mualim, L., Aziz, S. A., Susanto, S., & Melati, M. (2012). Aplikasi pupuk inorganik

meningkatkan produksi dan kualitas pucuk kolesom pada musim hujan. Jurnal Agronomi

Indonesia, 40(2), 160–166.

Pasir, S., & Hakim, M. S. (2014). Penyuluhan penanaman sayuran dengan media polybag.

Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, 3(3), 159–163.

Purnamaningrum, A., & Nihayati, E. (2019). Pengaruh Pemakaian Mulsa dan Dosis Nitrogen

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Iler (Plectranthus scutellarioides (L .) R. Br.).

Jurnal Produksi Tanaman, 7(12), 2186–2195.

Saleh, I., Aziz, S. A., & Andarwulan, N. (2014). Shoot production and metabolite content of

Waterleaf with organic fertilizer. Jurnal Agronomi Indonesia, 42(3), 210–214.

https://doi.org/10.24831/jai.v42i3.9169

Setiawan, & Rahardjo, M. (2015). Respon pemupukan terhadap pertumbuhan, produksi dan

Page 12: BUDIDAYA TANAMAN KOLESOM (Talinum Triangulare (Jacq

Abdimas Dewantara, Volume 4, No. 1, Maret 2021, hal. 34-45

45

mutu herba meniran (Phyllantus niruri). Buletin Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat,

26(1), 25–34. https://doi.org/10.21082/bullittro.v26n1.2015.25-34

Susanti, H., Aziz, S. A., Melati, M., & Susanto, S. (2013). Aplikasi pupuk nitrogen+kalium

melalui tanah dan daun terhadap produksi protein dan antosianin pucuk layak jual kolesom

(Talinum triangulare (Jacq.) Willd). EnviroScienteae, 9, 140–146.

Susanti, H., Aziz, S. A., Melati, M., & Susanto, S. (2014). Respon fisiologis dan produksi pucuk

kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) terhadap aplikasi pupuk nitrogen+kalium

melalui tanah dan daun. Ziraa’ah, 39(2), 37–44.

Syamsi, F., Anggraini, D., & Ramses, R. (2019). Pemanfaatan pekarangan rumah untuk

bertanam sayuran organik dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan keluarga.

Minda Baharu, 3(1), 9–15. https://doi.org/10.33373/jmb.v3i1.1877

Tripatmasari, M., Aziz, S. A., & Ghulamahdi, M. (2014). Pengaruh pemupukan dan waktu

pemanenan terhadap produksi antosianin daun dan kuisertin umbi tanaman daun dewa

(Gynura pseudochina (L.) DC). Agrovigor, 7(1), 25–36.

Ulfa, M., Suhartono, & Setiawan, E. (2017). Kandungan Alkaloid dan Steroid pada Tanaman

Kolesom (Talinum triangulare (Jacq. ) Willd.) Akibat Perbedaan Daerah Asal Tanaman.

Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 10(1), 56–63.

https://doi.org/10.21107/agrovigor.v10i1.2829

Yulida, R. (2012). Kontribusi usahatani lahan pekarangan terhadap ekonomi rumah tangga

petani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Indonesian Journal of Agricultural

Economics (IJAE), 3(2), 135–154.