budidaya jambu mete.pdf
TRANSCRIPT
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian
PENGANTAR AGRIBISNIS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
Pengantar Ilmu Pertanian
MAKALAH
PENGANTAR AGRIBISNIS
Disusun oleh :
Nama : Respondy
Nim : CAA 111 0005
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
2012
1
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian 2
BUDIDAYA JAMBU METE
A. Persiapan Lahan
Ilalang atau semak belukar ditebas, dibakar, dan akar-akar dicabut hingga tuntas.
Kegiatan ini dilakukan pada saat musim kemarau agar ilalang atau semak belukar tidak cepat
tumbuh. Lahan yang telah dibersihkan segera dibajak atau dicangkul dengan kedalaman yang
cukup agar tanah menjadi gembur dan tjadi pertukaran udara dalam tanah. Apabila lahan
mudah tergenang air maka dibuat parit-parit pembuangan air.
B. Aturan Penanaman
1. Pengolahan Lahan
Pada budidaya monokultur, jarak tanam jambu mete dianjurkan 12 x 12 m. dengan jarak
tersebut maka dalam setiap 1 Ha lahan jumlah total tanaman yang dibutuhkan sebanyak 69
batang. Untuk lebih menghasilkan penggunaan lahan, maka pada areal penanaman jambu
mete dapat diterapkan budidaya polikultur.
2. Membuat Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam dibuat dengan ukuran (30 x 30 x 30) cm. Bila jenis tanahnya liat
maka ukuran lubang tanamnya (50 x 50 x 50) cm. Pada waktu penggalian lubang lapisan
tanah atas dipisahkan k earah utara dan selatan serta lapisan bagian bawah kea rah timur dan
barat. Lubang tanam kemudian dibiarkan terbuka sekitar 4 minggu. Pada waktu penutupan
lubang tanah lapisan bawah dikembalikan ke tempat semula disusul tanah lapisan atas yang
telah bercampur dengan pupuk kandang kemudian diberi ajir agar lubang tanam mudah
ditemukan kembali. Penanaman dilakukan setelah 4-6 minggu setelah pembuatan lubang.
C. Penanaman
Waktu penanaman dilakukan pada awal musim hujan dan dilakukan pada sore hari.
Penanaman dilakukan dengan pembuatan lubang tanam sesuai dengan ukuran polybag, bibit
dikeluarkan dari wadah dengan cara menggunting wadah dari atas ke bawah secara
melingkar, lalu bibit dimasukan ke dalam lubang tanam dan ditimbun sampai pada sebatas
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian 3
leher akar, setiap bibit diberikan naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung,
terpaan angin dan penapis siraman hujan.
D. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, apabila hujan tidak turun selama 2 hari
berturut-turut maka penyiraman dilakukan selama 1-2 kali sehari dalam 2 minggu pertama.
Minggu berikutnya hanya dilakukan penyiraman 1 kali dalam sehari saja dan jangan sampai
tergenang
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan, jika ada tanaman yang kerdil
atau mati maka harus dicabut dan disulam dengan tanaman yang sehat. Tanaman sulaman
sebaiknya sudah berumur 2-3 tahun, jika lebih dari 3 tahun maka pertumbuhannya kurang
baik atau terhambat.
3. Penyiangan dan Penggemburan
Gulma yang tumbuh di lahan pertanaman harus dibasmi agar tidak menjadi sarang hama
dan pesaing bagi tanaman dalam penyerapan unsure hara. Pembasmian gulma dilakukan
dalam putaran waktu tertentu yaitu sekali dalam 45 hari. Tanah yang menjadi padat karena
penyiraman setiap hari harus digemburkan dengan cara mencangkul secara hati-hati di
sekeliling tanaman yang membentuk lingkaran.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan setiap awal musim hujan dan aklhir musim hujan. Tanaman
dipupuk menggunakan pupuk kandang atau kompos agar menambah kesuburan
pertumbuhannya, pemberian pupuk dilakukan dengan cara membuat menggali parit
melingkar agak diluar tajuk tanaman dengan dosis 20 kg per lubang parit. Pemupukan
selanjutnya dilakukan agak diluar parit pada pemupukan pertama.
5. Pemangkasan
Tunas-tunas samping pada tanaman dipangkas dengan pisau atau gunting pangkas dan
dilakukan setelah tanaman berada di kebun dan baru dihentikan jika tinggi cabang sudah
mencapai 1-1,5 m dari tanah. Dipilih 3-5 cabang yang sehat dan posisinya baik terhadap
batang pokok agar bentuk tajuk tanaman menjadi bagus dan seluruh permukaan daun tajuk
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian 4
mendapat sinar matahari secara merata serta sirkulasi udara dapat berlangsung lancar.
Pemangkasan bentuk ini dilakukan sebelum tanaman berbunga, pemangkasan pemeliharaan
dilakukan setelah tanaman berbuah.
6. Penjarangan
Apabila jarak tanam 6 x 6 m dan ditanam secara monokultur maka penjarangan pertama
dilakukan pada saat tanaman berumur 6-7 tahun yaitu pemotongan pohon nomor 2. Pada
tahun berikutnya pada saat tanaman berumur 7-8 tahun dilakukan pemotongan tanaman
nomor 4, penjarangan terakhir pada umur 9-10 tahun dengan memotong tanaman nomor 3
dan pohon pada titik diagonal sehingga sisa pohon menjadi 69 pohon/Ha.
E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara biologis,
mekanis dan kimiawi. Pemberantasan secara biologis dilakukan dengan cara melepaskan
predator yang diharapkan dapat memakan hama yang menyerang tanaman. Secara mekanis
dilakukan dengan menangkap hama lalu membunuhnya, cara lain dengan cara memotong dan
membakar bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit. Secara kimiawi dilakukan
dengan mengaplikasikan pestisida.
F. Panen
Panen pertama kali pada umur 3-4 tahun, buah mete biasanya telah dapat dipetik pada
umur 60-70 hari sejak munculnya bunga. Ciri-ciri buah sudah siap dipanen yaitu warna kulit
buah semu menjadi kunung, oranye atau merah tergantung pada jenisnya, ukuran buah semu
lebih besar dari buah sejati, tekstur buah semu lunak, rasanya asam agak manis, berair dan
aroma buahnya mirip aroma stroberi, warna kulit bijinya menjadi putih keabu-abuan dan
mengkilat. Panen jambu mete dilakukan dengan 2 cara yaitu cara lelesan atau membiarkan
buah jambu mete jatuh sendiri dari pohonnya dan kemudian dipungut dan cara yang kedua
yaitu dengan cara selektif atau memilih langsung buah yang ingin dipetik dari pohonnya dan
dipetik.
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian 5
G. Penanganan Pasca Panen
1. Pengolahan Gelondong Mete
Untuk menghasilkan mutu yang baik maka gelondong mete harus cepat dipisahkan dari
buah semu, kemudian gelondong mete dicuci agar terbebas dari kotoran-kotoran yang
menmpel seperti pasir, tanah, serpihan kulit dan tangkai buah. Setelah itu dilakukan sortasi
dan pengelasan mutu untuk memisahkan gelondong mete yang baik dan yang kurang baiknya
teserta untuk menggolongkan produk sesuai dengan permintaan pasar yang digolongkan
dalam 3 kelas yaitu baik, sedang dan rendah. Masing-masing kelas dikeringkan dan disimpan
dalam karung-karung goni dengan berat maksimum 80 kg dan ditempatkan pada gudang
penyimpanan.
2. Pengolahan Kacang Mete
Untuk mengolah kacang mete yang pertama dilakukan yaitu pelembapan gelondong
mete untuk menaikan kadar air sehingga menjadi 15-25 %. Kemudian dilakukan
penyangraian gelondong mete untuk mengeluarkan minyak laka dari gelondong mete.
Pengupasan kulit mete juga perlu dilakukan agar bisa diolah yaitu dengan cara pemukulan,
pengirisan dan pembantingan. Setelah itu dilakukan pelepasan kulit ari pada saat gelondong
mete masih hangat. Selanjutnya dilakukan sortasi dan pengelasan mutu yang dilihat dari
bentuk, ukuran biji, bobot biji dan warna. Yang terakhir yaitu dilakukan pengemasan untuk
mempertahankan mutu produk agar tetap baik.
3. Manfaat Buah Semu Mete
Sari buah mete sangat bermanfaat karena bagian buah mete ini cukup potensial sebagai
sumber vitamin C. Buah semu mete juga bisa diolah menjadi anggur mete dengan cara
dipermentasi menggunakan ragi yaitu khamir Sacharomyces cereuiceae. Selain itu buah
semu mete juga bisa diolah menjadi manisan kering, selai mete, buah kalengan dan jem
jambu mete.
H. Pemasaran Produk Jambu Mete
Kalangan petani umumnya memasarkan jambu mete masih berupa gelondong. Harga
gelondong di sentra produksi cenderung terus meningkat. Pemasaran produk jambu mete di
Indonesia sampai pada saat ini telah menembus pasar luar negeri.
Karya Tulis Ilmiah Pengantar Ilmu Pertanian 6
DAFTAR PUSTAKA
Yan Pieter Saragih dan Yadi Haryadi. 1994. Mete. Bogor: Penebar Swadaya