budaya politik masyarakat indonesia - ppkn34 web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34...

20
BEST PRACTICE JOHARI. GURU PPKn SMA N 34 JAKARTA KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI. IPS SEMESTER GENAP BAB TERKAHIR DENGAN TEMA : POTRET BUDAYA POLITIK MASYAKAT INDONESIA KEGIATAN PENDAHULUAN : 1. Saya, selaku Guru PPKn, pertama kali masuk kelas , diawali melakukan salam, menenangkan siswa/kelas dan berdo’a, dilanjut menanyakan kabar secara umum dan absensi serta menyampaikan Tema Inti pembelajaran. 2. Saya menyampaikan appersepsi dengan berita terhangat tentang peristiwa politik di tanah air dan mencoba menanyakan kepada siswa hal terkait dan menghubungkan dengan tema/KD pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas 3. Kemudian saya menyampaikan indikator ketercapaian KD, tujuan pembelajaran dan inti materi. 4. Berikutnya,, saya menyampaikan langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa/kelas selama 2 jam pelajaran , yang intinya siswa dibagi menjadi 6 kelompok, per kelompok 6 orang, tiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisi uraian materi inti dan tugas terstruktur yang harus dilakukan, mulai dari pengamatan gambar dan video/film, mendiskusikan secara kelompok soal/pertanyaan serta di sela-sela itu boleh bertanya pada guru bila ada hal yang ragu, serta presentasi /debat dua kelompok diwakili dua kelompok dipandu siswa yang dipilih guru, diawasi Guru serta dilanjutkan diskusi kelas /antar kelompok dipandu oleh Guru. Kemudian konfirmasi dilakukan oleh Guru. Serta bersama-sama menyimpulkan pelajaran, diakhiri tes dan pemberian tugas /PR. KEGIATAN INTI : 1. Siswa/kelas dibentuk menjadi 6 kelompok, tiap kelompok diberikan Lembar Kerja dengan tema yang sama dan yang berisi materi inti , gambar dan petunjuk Video yang relevan, dan pertanyaan/soal yang harus di jawab. Diberikan waktu 15 menit. Saat diskusi kelompok boleh Bertanya kepada guru. Sebelumnya Guru menampilkan gambar-gambar dan video/film berkaitan dengan peristiwa budaya politik yang pernah terjadi dan berkembang di Indonesia selama 5-10 menit. Siswa wajib memperhatikan dan memahami tayangan gambar dan video/film tersebut. Setelah itu tiap kelompok menjawab soal-soal/pertanyaan pada LK. Setelah selesai dijawab. Kelompok yang selesai cepat diberi kesempatan untuk presentasi/debat dan ditanggapi/didebat

Upload: phamdien

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

BEST PRACTICE

JOHARI. GURU PPKn SMA N 34 JAKARTA

KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI. IPS SEMESTER GENAP BAB TERKAHIR

DENGAN TEMA : POTRET BUDAYA POLITIK MASYAKAT INDONESIA

KEGIATAN PENDAHULUAN :

1. Saya, selaku Guru PPKn, pertama kali masuk kelas , diawali melakukan salam, menenangkan siswa/kelas dan berdo’a, dilanjut menanyakan kabar secara umum dan absensi serta menyampaikan Tema Inti pembelajaran.

2. Saya menyampaikan appersepsi dengan berita terhangat tentang peristiwa politik di tanah air dan mencoba menanyakan kepada siswa hal terkait dan menghubungkan dengan tema/KD pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

3. Kemudian saya menyampaikan indikator ketercapaian KD, tujuan pembelajaran dan inti materi.4. Berikutnya,, saya menyampaikan langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa/kelas

selama 2 jam pelajaran , yang intinya siswa dibagi menjadi 6 kelompok, per kelompok 6 orang, tiap kelompok diberikan lembar kerja yang berisi uraian materi inti dan tugas terstruktur yang harus dilakukan, mulai dari pengamatan gambar dan video/film, mendiskusikan secara kelompok soal/pertanyaan serta di sela-sela itu boleh bertanya pada guru bila ada hal yang ragu, serta presentasi /debat dua kelompok diwakili dua kelompok dipandu siswa yang dipilih guru, diawasi Guru serta dilanjutkan diskusi kelas /antar kelompok dipandu oleh Guru. Kemudian konfirmasi dilakukan oleh Guru. Serta bersama-sama menyimpulkan pelajaran, diakhiri tes dan pemberian tugas /PR.

KEGIATAN INTI :1. Siswa/kelas dibentuk menjadi 6 kelompok, tiap kelompok diberikan Lembar Kerja dengan tema

yang sama dan yang berisi materi inti , gambar dan petunjuk Video yang relevan, dan pertanyaan/soal yang harus di jawab. Diberikan waktu 15 menit. Saat diskusi kelompok boleh Bertanya kepada guru.Sebelumnya Guru menampilkan gambar-gambar dan video/film berkaitan dengan peristiwa budaya politik yang pernah terjadi dan berkembang di Indonesia selama 5-10 menit. Siswa wajib memperhatikan dan memahami tayangan gambar dan video/film tersebut. Setelah itu tiap kelompok menjawab soal-soal/pertanyaan pada LK. Setelah selesai dijawab. Kelompok yang selesai cepat diberi kesempatan untuk presentasi/debat dan ditanggapi/didebat oleh kelompok kedua selesai mengerjakan LK dipandu siswa kelompok diluar dua kelompok debat tersebut. Kelompok lainnya menanggapi jika kedua kelompok deadlock. Kelompok lainnya juga boleh bertanya ataupun menjawab kalau dua kelompok debat mandeg. Debat diberi waktu 15- 20 menit secara bergantian

2. Dilanjutkan diskusi kelas menuntaskan hasil debat dan sekaligus mempertanyakan hal yang belum dibahas. Jika mandeg maka sy selaku guru akan bertanya kepada siswa hal yang terlewat dibahas dalam debat/diskusi kelas. Jika siswa belum bisa jawab, saya mengarahkan/memfasilitasi cara mencari jawaban. Jika belum bias juga, maka Guru siap memberikan penjelasan. Dilanjutkan konfirmasi atas hasil debat dan diskusi kelas dilakukan oleh guru dengan memperhatikan tanggapan dari siswa/kelas.(saat siswa diskusi kelompok, debat dan diskusi kelas, saya selaku melakukan penilaian sikap dan keterampilan melalui pengamatan ). Sebelum kegiatan penutupan, kelompok mengumpulkan LK dan catatan selama debat dan diskusi kelas.

Page 2: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

KEGIATAN PENUTUP :1. Guru memberikan pertanyaan lisan dan tertulis kepada siswa diakhir pelajaran sebagai

penilaian harian dan feedback serta dibahas jawabannya di kelas dengan konfirmasi jawaban siswa yang lainnya. Guru memberikan support, jika siswa benar memberikan penjelasan dan konfirmasi jawaban siswa yang lain, atau bila perlu penjelasan ulang. Yang tes tertulis dikumpulkan.

2. Di akhir pelajaran, siswa diberikan tugas/PR untuk mendalami materi dan ketercapaian indikator KD yang perlu dikembangkan sendiri dan Guru penyampaian kegiatan pertemuan yang akan datang.

Page 3: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

LEMBAR KERJA“ POTRET BUDAYA POLITIK MASYARAKAT INDONESIA”

Pendahuluan.Para Siswa sekalian, untuk mempelajari bab ini. Anda harus sudah membaca buku PPKn Kelas X semester genap halaman 66 – 72 terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan mengamati gambar yang ada dalam lembar kerja ini serta menyimak video/film tentang beberapa potret budaya politik di masyarakat kita dulu dan kini untuk dapat membandingkannya.Selamat belajar.Kegiatan 1.Anda lakukan membaca halaman 66 s.d 72 selama 5 menit. Lalu perhatikan gambar-gambar potret budaya politik masyarakat kita di bawah ini!

a b

c d

e. f.

g. h.

Page 4: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

i. j.

k. l.

m. n.

o. p.

q. r.

Page 5: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

s t.

u. v.

w. x.

y. z. Pertanyaan :1. Beri tanda ‘V” Gambar –gambar diatas yang menunjukkan budaya politik partisipan !

Mengapa demikian?--------------------------------------------------------------------------------------

2. Beri tanda ‘V” Gambar –gambar diatas yang menunjukkan budaya politik subjek !Mengapa demikian?--------------------------------------------------------------------------------------

3. Beri tanda ‘V” Gambar –gambar diatas yang menunjukkan budaya politik parokial !Mengapa demikian?--------------------------------------------------------------------------------------

4. Beri tanda ‘V” Gambar –gambar diatas yang menunjukkansifat ikatan primordial masih berakar kuat dalam masyarakat Indonesia!

Page 6: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

Mengapa demikian?--------------------------------------------------------------------------------------

5. Beri tanda ‘V” Gambar –gambar diatas yang menunjukkan kecendewrungan budaya politik yang memegang kuat paternalisme !Mengapa demikian?--------------------------------------------------------------------------------------

6. Bagaimanakah idealnya budaya politik masyarakat Indonesia untuk masa kini dan masa depan sesuai cita-cita dan tujuan Negara kita ? Mengapa demikian ?

Diskusikan dengan kelompok anda untuk menjawab soal-soal diatas. Dan persiapkan kelompok anda untuk berdiskusi / berdebat dengan kelompok lain. Segera kerjakan , waktu anda hanya 15 menit.Kegiatan 2.Pada kegiatan ini, diharapkan siswa memiliki koneksi internet.Perhatikan film/video tentang potret budaya politik masyarakat kita berikut ini di laman/ web/blog berikut ini!https://www.youtube.com/watch?v=aF4BtH4FwDUhttps://www.youtube.com/watch?v=nmg49C-WvEU https://www.youtube.com/watch?v=0kZusf-NVLUhttp://pkn-ips.blogspot.co.id/2015/07/karakteristik-budaya-politik-parokial-Kaula-dan-Partisipan.html (Uraian Materi)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !1. Apa kesimpulan kelompok anda atas tayangan tersebut ? 2. Tunjukkan contoh bentuk-bentuk partisipasi politik warga Negara berdasarkan gambar

pada kegiatan 1 dan tayangan di atas antara lain berupa :a. Kegiatan pemilihan, ditunjukkan oleh gambar ……………………………………………….b. Lobbying, ditunjukkan oleh gambar ……………………………………………………………….c. Kegiatan organisasi, ditunjukkan oleh gambar ……………………………………………….d. Mencari koneksi, ditunjukkan oleh gambar …………………………………………………..e. Tindakan kekerasan, ditunjukkan oleh gambar ……………………………………………..

Diskusikan dengan teman sekelas di bawah bimbingan Guru!Kumpulkan hasil kerja kelompok kalian!

Demikian lembar kerja hari ini. Terima kasih. Selamat Belajar.

Page 7: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

Materi Pegangan Guru

Karakteristik Budaya Politik Parokial, Kaula dan Partisipan

Dari realitas budaya politik yang berkembang di dalam masyarakat, ternyata masing-masing memiliki karakteristikyang berbeda-beda. Gabriel Almond mengklasifikasikan budaya politik sebagai berikut.

1. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya, tingkat pendidikan relatif rendah).

2. Budaya politik kaula (subject political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.

3. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangattinggi.

Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah. Dalam budaya politik ini masyarakat tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara, mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap sistem politik tersebut. 

Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang membicarakan masalah-masalah politik. Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi politik.

Tidak munculnya perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik tersebut menyebabkan sulitnya membangun demokrasi dalam budaya politik parokial. Demokrasi dalam budaya politik parokial hanya dapat dibangun jika terdapat institusi-institusi dan perasaan kewarganegaraan baru.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa budaya politik parokial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

Frekuensi orientasi terhadap sistem sebagai objek umum, objek-objek input, objek-objek output, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati nol.

Tidak terdapat peran-peran politik yang khusus dalam masyarakat. Orientasi parokial menyatakan alpanya harapan-harapan terhadap perubahan

komparatif yang diinisiasikan oleh sistem politik. Kaum parokial tidak mengharapkan apa pun dari sistem politik. Parokialisme murni berlangsung dalam sistem tradisional yang lebih sederhana

ketika spesialisasi politik berada pada jenjang sangat minim. Parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih bersifat afektif dan normatif daripada kognitif.

Budaya politik kaula atau subjek lebih rendah satu derajat dari budaya politik partisipan. Masyarakat dalam tipe budaya ini tetap memiliki pemahaman yang sama sebagai warga negara dan memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi keterlibatan mereka dalam cara yang lebih pasif. Mereka tetap mengikuti berita-berita politik, tetapi tidak bangga terhadap sistem politik negaranya dan perasaan komitmen emosionalnya kecil terhadap negara. Mereka akan merasa tidak nyaman jika membicarakan masalah-masalah politik.

Demokrasi sulit berkembang dalam masyarakat dengan budaya politik subjek karena tiap-tiap warga negaranya tidak aktif. Perasaan berpengaruh terhadap proses politik muncul bila mereka telah

Page 8: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

melakukan kontak dengan pejabat lokal. Selain itu, mereka juga memiliki kompetensi politik dan keberdayaan politik yang rendah sehingga sangat sukar untuk mengharapkan partisipasi politik yang tinggi, agar terciptanya mekanisme kontrol terhadap berjalannya sistem politik.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan ciri budaya kaula atau subjek sebagai berikut.

Terdapat frekuensi orientasi politik yang tinggi terhadap sistem politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu. Akan tetapi, frekuensi orientasi terhadap objek-objek input secara khusus, dan terhadap pribadi sebagai partisipan yang aktif mendekati nol.

Para subjek menyadari adanya otoritas pemerintah. Hubungannya terhadap sistem politik secara umum dan terhadap output,

administratif secara esensial merupakan hubungan yang pasif. Orientasi subjek lebih bersifat afektif dan normatif daripada kognitif.

Tipe budaya kaula atau subjek ini antara lain diterapkan oleh golongan bangsawan Prancis. Mereka sangat menyadari adanya institusi demokrasi, tetapi secara sederhana hal ini tidak memberi keabsahan kepada mereka.

Kondisi masyarakat dalam budaya politik partisipan mengerti bahwa mereka berstatus warga negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Mereka memiliki kebanggaan terhadap sistem politik dan memiliki kemauan untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka memiliki keyakinan bahwa mereka dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan publik dalam beberapa tingkatan. Mereka juga memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok protes jika terdapat praktikpraktik pemerintahan yang tidak fair.

Budaya politik partisipan merupakan lahan yang ideal bagi tumbuh suburnya demokrasi karena adanya harmonisasi hubungan warga negara dengan pemerintah. Hal itu ditunjukkan oleh tingkat kompetensi politik warga negara yang tinggi dalam menyelesaikan sesuatu hal secara politik. Warga negara merasa memiliki peran politik. Mereka merasa perlu untuk terlibat dalam proses pemilu dan mempercayai perlunya keterlibatan dalam politik. 

Selain itu, warga negara berperan sebagai individu yang aktif dalam masyarakat secara sukarela karena adanya saling percaya (trust) antarwarga negara. Oleh karena itu, dalam konteks politik, tipe budaya ini merupakan kondisi ideal bagi masyarakat secara politik.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan ciri budaya partisipan sebagai berikut.

Frekuensi orientasi politik sistem sebagai objek umum, objekobjek input, output, dan pribadi sebagai partisipan aktif mendekati satu.

Bentuk kultur politik anggota-anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit. Masyarakat pun aktif terhadap sistem politik secara komprehensif. Selain itu, masyarakat juga aktif terhadap struktur dan proses politik serta administratif (aspek input dan output sistem politik).

Anggota masyarakat bersikap partisipatif terhadap objek politik (tingkat partisipasi masyarakat sangat tinggi).

Masyarakat berperan sebagai aktivis.

Contoh masyarakat atau bangsa yang memiliki tipe budaya politik partisipan, menurut studi Almond dan Verba adalah Inggris dan Amerika Serikat. Menurut Almond dan Verba, ketiga tipe (partisipan, parokial, dan subjek) tervariasi ke dalam tiga bentuk budaya politik sebagai berikut.

1. Budaya Politik Parokial-Subjek (The Parochial-Subject Culture) 

Bentuk budaya campuran (subjek-parokial) ini merupakan peralihan atau perubahan dari pola budaya parokial menuju pola budaya subjek (pemerintahan yang sentralistik). Contoh budaya ini adalah bentuk-bentuk klasik kerajaan, seperti kerajaankerajaan di Afrika, Rusia (Jerman), dan Kekaisaran Turki.

Page 9: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

2. Budaya Politik Subjek-Partisipan (The Subject-Participant Culture)

Bentuk budaya campuran (subjek-partisipan) merupakan peralihan atau perubahan dari budaya subjek (pemerintahan yang sentralistik) menuju budaya partisipan (demokratis). Contoh negara yang memiliki tipe budaya campuran ini adalah Prancis, Jerman, dan Italia.

3. Budaya Politik Parokial-Partisipan (The Parochial-Participant Culture)

Bentuk budaya campuran (parokial-partisipan) ini merupakan peralihan atau perubahan dari pola budaya parokial menuju budaya partisipan. Tipe budaya campuran ini terdapat banyak di negara-negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan politik. Pada umumnya, di negara-negara berkembang budaya politik yang dominan adalah budaya parokial. 

Meskipun demikian, norma-norma struktural yang diperkenalkan biasanya bersifat partisipan dan demi keselarasan mereka menuntut suatu budaya partisipan. Hal ini sering menimbulkan ketimpangan antara struktur yang menghendaki sifat partisipan dengan budaya alami yang masih bersifat parokial.

Budaya Politik Masyarakat Indonesia

Kita tahu bahwa dalam kenyataannya tidak ada budaya politik yang diterapkan secara murni. Begitu juga budaya politik di Indonesia. Tipe budaya politik masyarakat Indonesia menurut beberapa tokoh seperti berikut.

Menurut Afan Gaffar, budaya politik Indonesia mempunyai kecenderungan berikut.

1. Adanya hierarki yang tegas, seperti berikut.

Masyarakat Jawa dan sebagian besar masyarakat lain di Indonesia pada dasarnya bersifat hierarkis. Stratifikasi sosial yang hierarkis ini tampak dengan adanya pemilahan tegas antara

minoritas penguasa dan rakyat pada umumnya. Pihak yang membentuk semua agenda publik, termasuk merumuskan kebijakan

adalah penguasa/ pemerintah, sedangkan rakyat cenderung disisihkan dari proses politik.

2. Kecenderungan patronage (mencari perlindungan) tercermin dalam bentuk kegiatan berikut.

Pola hubungan yang bersifat individual dan antardua individu, yaitu patron-client atau ”Bapakisme”. Dalam kehidupan politik, budaya politik semacam ini tampak pada perilaku politisi

yang lebih mencari dukungan dari atas daripada menggali dukungan dari basisnya (bawah).

3. Kecenderungan neopatrimonialistik yang mengandung pengertian sebagai berikut. 

Negara sudah memiliki atribut atau kelengkapan yang sudah modern dan rasional, tetapi masih memperlihatkan atribut yang patrimonial, yaitu negara masih dianggap milik pribadi atau kelompok pribadi sehingga diperlakukan layaknya sebuah keluarga.

Itulah gambaran budaya politik masyarakat Indonesia. Budaya politik masyarakat Indonesiatersebut mengakibatkan berkembangnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Salah satu contohnya adalah pengangkatan

Page 10: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

seseorang pada jabatannya cenderung tidak berdasarkan prestasi, tetapi bergantung pada tindakan kolusi dan nepotisme. Padahal, peraturan tentang pengangkatan sudah ada, namun tidak ditaati.

Selain itu, dalam budaya politik Indonesia terdapat tindakan-tindakan mempolitisasi agama yang dilakukan dengan cara-cara seperti berikut.

Menggunakan ayat-ayat tertentu dari agama yang dapat membenarkan suatu tindakan tertentu. Mengerahkan massa turun ke jalan, baik dalam bentuk demonstrasi atau pawai di jalanan yang istilah lainnya adalah ”tekanan dari jalanan”.

Berdasarkan dampak dari budaya politik Indonesia pada era Orde Baru tampak jelas bahwa budaya politik masyarakat Indonesia pada era Orde Baru masih bersifat rendah. Belum adanya kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam mempengaruhi pengambilan kebijakan publik pada beberapa tingkatan. Mereka juga belum memiliki kemauan untuk mengorganisasikan diri dalam kelompok-kelompok protes jika terdapat praktik-praktik pemerintahan yang tidak fair.

Bagaimanakah dengan budaya politik masyarakat Indonesia pada era reformasi? Pada era reformasi budaya politik Indonesia sudah mengalami perubahan. Tingkat kesadaran warga masyarakat terhadap partisipasi dalam perumusan kebijakan publik mulai tumbuh. Oleh karena itu, budaya politik masyarakat Indonesia saat ini dapat dikatakan bertipe subjek partisipan, yaitu budaya politik yang merupakan peralihan atau perubahan dari budaya subjek (pemerintahan yang sentralistik) menuju budaya partisipan (demokratis). 

Sebagai warga masyarakat sekaligus warga negara yang baik, Anda mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan budaya politik yang partisipan. Dengan demikian, akan tercipta pemerintahan yang demokratis, jujur, dan adil, bebas dari segala bentuk kegiatan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Budaya Politik Partisipan

Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.

Menurut pendapat Almond dan Verba (1966), budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya yang berprinsip bahwa anggota masyarakat diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta administratif.

Ciri-ciri dari budaya politik partisipan adalah sebagai berikut.

Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan mampu mempergunakan hak itu serta menanggung kewajibannya.

Warga tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, input, output maupun posisi dirinya sendiri.

Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik.

Masyarakat menyadari bahwa ia adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis.

Page 11: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

Kehidupan politik dianggap sebagai sarana transaksi, seperti halnya penjual dan pembeli. Warga dapat menerima berdasarkan kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri.

BENTUK BENTUK PARTISIPAN YANG SERING DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA DI BERBAGAI NEGARA DI DUNIA.

Menduduki jabatan politik atau administrasi Mencari jabatan politik atau administrasi Menjadi anggota aktif dalam suatu organisasi politik Menjadi anggota pasif dalam suatu organisasi politik Menjadi anggota pasif dalam suatu organisasi semi politik Partisipasi dalam rapat umum, dan demonstrasi Partisipasi dalam diskusi politik informal Partisipan dalam pemungutan suara (voting)

Budaya Politik PartisipanA.    Pengertian Budaya Politik Partisipan1.      Pengertian Partisipasi Politik

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekolompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pemimpin negara, pemimpin kepala daerah atau hal-hal yang berkaitan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.

2.      Macam-macam Partisipasi Politika.       Partisipasi Dikatakan Positif

Apabila partisipasi itu mendukung kelancaran usaha bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b.      Pastisipasi KreatifYaitu partisipasi yang dapat menciptakan hal yang baru. Kreasi itu dapat berupa gagasan baru, dapat berupa metode atau teknik baru ataupun cara kerja baru yang lebih efektif dan lebih efisien.

c.       Paartisipasi Politik Kritis – Korektif – KonstruktifBerarti keterlibatan dilakukan dengan mengkaji suatu bentuk kegiatan yang menunjukkan kekurangan / kesalahan dan memberikan alternatif yang lebih baik.

d.      Partisipasi RealistisBerarti keikutsertaan dengan memperhitungkan kenyataan baik kenyataan dalam maupun kenyataan mengenai kemampuan pelaksanaan kegiatan, waktu yang tersedia, kesempatan dan keterampilan pelaksana.

B.     Ciri-ciri Politik PartisipanMenurut Ramlan Sukbakti partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhinya.Adapun ciri-ciri partisipasi politik menurut Ramlan Sukbakti adalah :1.      Berupa kegiatan atau perilaku luar individu warganegara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku batiniah.2.      Kegiatan ini dilakukan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik.3.      Kegiatan yang berhasil ataupun gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.4.      Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

a.       Kegiatan langsung : berarti individu mempengaruhi pemerintah tanpa menggunakan perantara seperti (ikut serta dalam pemilu).b.      Kegiatan tidak langsung : berarti individu mempengaruhi pemerintah dengan pihak

yang dianggap meyakinkan.

Page 12: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

5.      Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan baik dilakukan melalui prosedur wajar (konvensional) dan tidak berupa kekerasan (non violence)

a.       Cara non violence / tanda kekerasan seperti :         Ikut memilih dalam Pemilu         Mengajukan petisi         Melalui kontak tatap mata         Menulis suratb.      Adapun dengan cara yang tidak wajar (tidak konvensional) antara lain:         Demontrasi (unjuk rasa)         Mogok kerja         Pengembangan sipil         Serangan bersenjata         Gerakan-gerakan dan revolusiC.    Pratik Partisipasi PolitikDalam praktiknya politik warganegara dapat berupa tuntutan, perilaku gaya dan tindakan-tindakan dalam kontek politik. Menurut Hungtington dan Nelson ada lima bentuk kegiatan yang dapat dipraktekkan dalam partisipasi politik yaitu :1.      Kegiatan pemilihan : mencakup memberikan suara, sumbang-sumbangan untuk

kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan.2.      Lobbying : mencakup upaya-upaya perseorangan atau kelompok untuk menghubungi

pejabat-pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik.3.      Kegiatan organisasi : mencakup partisipasi sebagian anggota atau pejabat dalam suatu

organisasi dengan tujuan mempengaruhi pengambilan keputusan.4.      Mencari koneksi : merupakan tindakan perseorangan yang ditujukan terhadap pejabat-

pejabat pemerintah, tujuannya untuk memperoleh manfaat tertentu.5.      Tindakan kekerasan (violence) : sebagai upaya untuk mempengaruhi pengambilan

keputusan pemerintah dengan jalan menimbulkan kerugian fisik terhadap orang-orang / harta benda. Contohnya huru-hara, pemberontakan, unjuk rasa, revolusi.

D.    Konsep Partisipasi PolitikBeberapa sarjana yang secara khusus berkecimpung dalam ilmu politik merumuskan beberapa konsep partisipasi politik antara lain sebagai berikut :

1.      Kevin R. HardwichPartisipasi politik memberikan pada cara-cara warga negara berinteraksi dengan pemerintahan warga negara berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingan terhadap pejabat-pejabat publik agar mampu mewujudkan kepentingan tersebut.

Indikatornya :Dalam partisipasi politik terdapat interaksi warga negar dengan pemerintah dan usaha pemerintah mempengaruhi pejabat publik.

2.      Meriam BudiarjoPartisipasi politik adalah kegiatan seseorang / sekelompok orang yang aktif dalam kehidupan politik, contoh memilih pemimpin negara.Indikatornya :Berupa kegiatan individu / kelompok.Bertujuan ikut aktif dalam politik, contoh memilih DPK.

3.      Ramlan SurbaktiPartisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut / mempengaruhi hidupnya.

Indikatornya :Bentuknya berupa keikutsertaan warga negara dalam pembuatan dan pelaksanaan partisipasi politik.4.      Hunglington dan Nelson

Page 13: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

Partisipasi politik merupakan kegiatan warga negara preman (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi pengambilan kebijakan pemerintah.

5.      Herbert McCloskyPartisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga negara dimana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan pengusaha dansecara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum.

6.      Micheel Rush dan Philip AlthoftPartisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.

E.     Tingkatan Partisipasi PolitikMenurut Huntington dan Nelson ada dua kriteria tingkat-tingkat partisipasi politik :1.      Dilihat dari ruang lingkup dan proposisi dari suatu kategori warga negara yang

melibatkan diri dalam kegiatan partisipasi politik.2.      Intensitas atau ukuran lamanya dan arti penting dari kegiatan khusus bagi sistem politik.

Adapun tingkatan partisipasi politik menurut David F. Roth dan Frank L. Wilson sebagai berikut :1. Tingkat Aktifis

Terdiri atas pejabat partai sepenuh waktu, pemimpin partai / kelompok kepentingan.2. Tingkat Partisipan

Terdiri atas petugas kampanye, anggota aktif partai / kelompok kepentingan dalam proyek-proyek sosial.

3. Tingkat PengamatDalam bentuk menghadiri rapat umum, anggota partai, membicarakan masalah-masalah politik. Mengikuti perkembangan politik melalui media massa, memberikan suara dalam Pemilu.

F.     Peran Partai Politik Dalam Mengembangkan Budaya Politik PartisipanPartai politik merupakan saluran utama untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat. Adapun fungsi partai politik dalam negara antara lain :1.      Melaksanakan pendidikan politik dengan menumbuh dan mengembangkan kesadaran

atas hak dan kewajiban politik rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.2.      Menyerap, menyalurkan dan memperjuangkan kepercayaan masyarakat dalam

pembuatan kebijakan negara melalui wakil rakyat.3.      Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mengisi jabatan politik.  G.    Cara-cara Untuk Dapat Menerapkan Budaya Politik PartisipanMenurut S. Yudohusodo untuk menerapkan budaya politik partisipan ada 4 cara yang harus dilakukan, yaitu :1.      Mengembangkan budaya keterbukaan.2.      Mengembangkan kebudayaan mengajukan pendapat dan beragumentasi secara santun.3.      Mengembangkan kebudayaan pengambilan keputusan secara terbuka dan demokratis

serta mengembangkan sportivitas dalam berpolitik.4.      Membiasakan proses rekruitmen kader seraca transparan berdasarkan klasifikasi dan tolak ukur yang jelas.

H.    Perwujudan Budaya Politik Partisipan1.      Dalam Lingkungan Sekolah

Page 14: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema

Budaya partisipan politik dapat dilihat / diwujudkan dalam kegiatan OSIS. Setiap tahun akan ada pemilihan pengurus OSIS secara langsung dan demokratis. Sebagai warga sekolah yang baik setiap siswa harus aktif mengikuti kegiatan ini.

2.      Dalam Lingkungan MasyarakatBudaya politik partisipan dapat dilakukan dengan ikut aktif dalam kegiatan karang taruna, organisasi pemuda, dan LSM.

3.      Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara / PemerintahBudaya politik partisipan dapat dilihat dengan adanya kegiatan partai politik untuk menjadikan salah satu anggotanya untuk memenangkan kursi calon pejabat.

Page 15: Budaya Politik Masyarakat Indonesia - ppkn34 Web viewbest practice. johari. guru ppkn sma n 34 jakarta. kegiatan pembelajaran di kelas xi. ips semester genap bab terkahir. dengan tema