budaya perusahaan dan kinerja pemasaran: studi...
TRANSCRIPT
138
BUDAYA PERUSAHAAN DAN KINERJA PEMASARAN:
Studi Komparatif Bank Muamalat dan BNI Syariah
TESIS Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Ekonomi Islam
Oleh:
Muhammad Anwar Fathoni
NIM: 21141200100063
Pembimbing:
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.
KONSENTRASI EKONOMI ISLAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 M/1438 H
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang menjamin rizki setiap
hamba-Nya. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi manusia dan
langit sebagai atap. Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air
(hujan) itu, Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rizki untuk manusia.
Salawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada Nabi Muhammad Saw.
suri tauladan umat dalam mengais materi dunia-akhirat.
Setelah melakukan penelitian sepanjang tahun 2016, akhirnya tesis yang
berjudul Budaya Perusahaan dan Kinerja Pemasaran: Studi Komparatif Bank Muamalat dan BNI Syariah berhasil penulis selesaikan. Tesis ini merupakan sebuah
karya tulis yang dibuat dengan penuh perjuangan. Dalam pembuatan tesis ini,
penulis melibatkan banyak pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
berkontribusi dalam proses penelitian di lapangan hingga penulisan tesis ini. Oleh
karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih
dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:
1. Keluarga penulis, Ayahanda Tri Santosa dan Ibunda Siti Mutabiah, Adinda
Lailatul Hidayah dan Adinda El Zahra Haura Insiyah, yang tidak lelah
mencurahkan kasih sayang, perhatian, motivasi, semangat dan doa untuk
penulis.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.
3. Jajaran pimpinan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Didin Saepudin, MA. selaku
Ketua Jurusan Program Doktor, dan Bapak Dr. JM. Muslimin, MA. selaku
Ketua Jurusan Program Magister.
4. Promotor sekaligus pembimbing dalam penulisan tesis ini, Bapak Prof. Dr.
Ahmad Rodoni, MM. yang tidak kenal lelah membimbing dan memberikan
motivasi, saran dan kritik konstruktif kepada penulis
5. Para verifikator dan penguji dalam ujian-ujian tesis ini, Bapak Prof. Dr. Iik
Arifin Mansurnoor, Bapak Dr. Gazi, M. Si, Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D dan
Bapak Dr. Khamami Zada, Bapak Prof. Dr. Muhammad bin Said, dan Bapak
Dr. Arief Mufraini, Lc, M. Si.
6. Para dosen pengampu mata kuliah, Bapak Prof. Dr. Atho Mudzhar, MA, Bapak
Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA, Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA,
Bapak Prof. Dr. Amin Suma, MA, Bapak Prof. Dr. Suwito, MA, paka Prof. Dr.
Abudin Nata, MA, Bapak Prof. Dr. Yunasril Ali, MA, Bapak Prof. Dr. Zainun
Kamaluddin Fakih, MA, Bapak Dr. Sahabuddin, MA, Bapak Muhammad
Zuhdi, M.Ed, Ph.D, Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, Bapak Dr. M. Arief
Mufraini, Lc., M.Si, Ibu Dr. Euis Amalia, MA, Bapak Dr. Muhbib Abdul
Wahab, MA, dan lainnya yang belum disebutkan dalam kesempatan ini.
7. Jajaran staf Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mas Arif,
Mas Adam, Mbak Vhemi dan lain-lain yang belum sempat disebutkan.
ii
8. Jajaran staf Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Sekolah Pascasarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Staf dan jajaran direksi Bank Muamalat dan BNI Syariah, khususnya Ibu
Nurishma Siregar, Ibu Oktavia Rattika Muladsih, Bapak Abi Adiyat
Fitrachman, dan Bapak Imam Taufiq yang telah sudi untuk diwawancarai.
10. Pakde Suwarno, Bude Isnaini, Mas Agus dan Mbak Fauziah yang telah sudi
menampung penulis selama masa studi Magister.
11. Teman-teman mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, antara lain Fahmi, Syarif, Adit, Hanafi, Adeni, Bayu, Rama, Pak Ipul,
Umri, Sany, Adri, Pak Iswar, Wildan, Rof’il, Bu Ifah, Bu Tri, Rika, Dini, Devi,
Wardah, Via, Rahma, Mega, Atik, dan lainnya yang belum sempat
disembutkan.
12. Dan pihak-pihak lain yang belum sempat disebutkan, mereka yang telah
memberikan semangat dan motivasi selama penyelesaian tesis ini.
Meskipun dalam proses penulisan tesis ini, penulis mendapatkan banyak
masukan dari berbagai pihak, namun segala jenis kesalahan dan kekeliruan yang
mungkin ditemukan dalam tesis ini merupakan tanggung jawab penulis. Semoga
Allah Swt. memberikan limpahan rahmatNya kepada penulis dan seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Teriring doa jaza>kum Alla>h ah}san al-jaza>.
Jakarta, 13 April 2017
Penulis,
Muhammad Anwar Fathoni
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Anwar Fathoni
NIM : 21141200100063
No. Kontak : 081310613661
menyatakan bahwa tesis yang berjudul Budaya Perusahaan dan Kinerja Pemasaran:
Studi Komparatif Bank Muamalat dan BNI Syariah adalah hasil karya saya sendiri.
Ide/gagasan orang lain yang ada dalam karya ini saya sebutkan sumber
pengambilannya. Apabila di kemudian hari terdapat hasil plagiarisme maka saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan dan sanggup mengembalikan gelar dan
ijazah yang saya peroleh sebagaimana peraturan yang berlaku.
Jakarta, 12 April 2017
Saya yang membuat pernyataan,
Muhammad Anwar Fathoni
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis yang berjudul Budaya Perusahaan dan Kinerja Pemasaran: Studi
Komparatif Bank Muamalat dan BNI Syariah yang ditulis oleh Muhammad Anwar
Fathoni dengan NIM 21141200100063 telah melalui pembimbingan dan Ujian
Pendahuluan sebagaimana ditetapkan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sehingga layak diajukan untuk Ujian Tesis.
Jakarta, 13 April 2017
Pembimbing,
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui topologi budaya perusahaan
perbankan syariah serta strategi dan kinerja pemasarannya. Selain itu, penelitian ini
juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya perusahaan perbankan syariah
terhadap strategi dan kinerja pemasarannya.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang
menggunakan metode campuran (mixed method). Penelitian ini juga merupakan
studi komparatif antara Bank Muamalat dan BNI Syariah. Objek penelitian ini
adalah tipologi budaya perusahaan bank syariah dan kinerja pemasarannya. Data
primer diperoleh melalui survei dan wawancara terhadap karyawan bank syariah
tersebut. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumentasi laporan tahunan,
buku dan artikel di jurnal ilmiah serta sumber informasi lainnya yang relevan
dengan penelitian.
Penelitian ini membuktikan bahwa budaya perusahaan perbankan syariah
yang mengakomodir ajaran Islam (Islamic teaching) memiliki pengaruh terhadap
kinerja pemasarannya. Semakin kuat budaya perusahaan tersebut, maka semakin
baik kinerja pemasarannya.
Penelitian ini mendukung Md. Mahabub Alom dan Md. Shariful Haque
(2011) dan Norhayati Zakaria dan Asmat-Nizam Abdul-Talib (2010) yang
mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam budaya perusahaannya dalam
merumuskan strategi pemasaran. Penelitian ini tidak sependapat dengan Yusniza
Kamarulzaman dan Azian Madun (2013) yang mengatakan bahwa aktivitas
pemasaran berdasarkan agama tidak efektif untuk menarik pelanggan. Mereka
menyimpulkan juga bahwa metode pemasaran yang digunakan oleh perbankan
konvensional lebih efektif karena lebih mengedepankan penyajian informasi lebih
lengkap yang dibutuhkan oleh konsumen. Begitu juga dengan Isabel Antunes, dkk.
(2013) dan Adam Acar, dkk. (2011) yang menyimpulkan bahwa pemasaran yang
menggunakan konsep marketing mix dan konsep lainnya yang hanya berorientasi
pada maksimalisasi keuntungan adalah strategi paling efektif untuk mencapai
target pemasaran. Konsep pemasaran seperti ini hanya fokus pada maksimalisasi
keuntungan tanpa memperdulikan nilai dan norma dalam menjalankan bisnis.
Kata Kunci: Budaya Perusahaan, Strategi Pemasaran, Kinerja Pemasaran,
Perbankan Syariah
vi
امللخص
. أداء التسويق و واالسرتاتيجية اإلسالمية املصرفية شركات ثقافة طوبولوجيا حتديد إىل الدراسة ىذه هتدف .و أداء التسويق لالسرتاتيجية اإلسالمية املصرفية شركات ثقافة أتثري حتديد إىل الدراسة ىذه هتدف ذلك، إىل وابإلضافة
دراسة مقارنة ، كما أن ىذه الدراسة طريقة البحث املتمزجفيو ستخدم ت اميدانييف ىذه الرسالة حبثا الدراسة تكون من يةلثقافة الشركاتا رموزىذه الدراسة ىو يكون حمل البحث يف . BNI Syariah و Bank Muamalatبني
مع العاملني يف وارمن خالل الدراسات االستقصائية واحل ساسيةالبياانت األوحتصل ،التسويقية ؤىاوأدا ةسالمياإلك و بنالالكتب واملقاالت يف اجملالت العلمية وغريىا كذا و ةالواثئق السنوي من تقرير اإلضافيةبياانت حتص اليف حني و . ذلك البنكني
.ابملوضوعصلة تمن مصادر املعلومات املقد يةتعاليم اإلسالميسري يف عملياتو ابلأن الثقافة املؤسسية للعمل املصريف اإلسالمي الذي أثبتت ىذه الدراسة
أداء التسويق.معها حسن زاد ةشركاملؤسسية يف ثقافة قوة ال ، مبعىن أنو كلما زادتالتسويق على أداءتؤثر .Md)احلق شريف دمحمو (Md. Mahabub Alom)ألوم حمبوب على رأي دمحمىذه الدراسة وافقت
Shariful Haque) (3122 و )زكراي نور حيايت(Norhayati Zakaria) طالب الام عبد ظنة وعصم(Asmat-Nizam Abdul-Talib) (3121ال )القيم اإلسالمية يف ثقافتها املؤسسية يف صياغة ميزجون ذين
مادون أزاينو (Yusniza Kamarulzaman)قمر الزمان يوزنيزارأي وعارضت ىذه الدراسة اسرتاتيجيات التسويق.(Azian Madun) (3124 )أيضا ، وقاالجلذب الزابئن فعاالمل يكن ينن النشا التسويقي على أساس الد أب القائلني
املعلومات املطلوبة من قبل تتميز إبعطاء ان أساليب التسويق ال ي تستخدمها البنوك التقليدية ىي أكثر فعالية ألهأب (Isabel Antunes)ابيل أنتونيس سإي رأيأيضا وعارضت ىذه الدراسة .أكثر وأوىف من البنوك اإلسالمية املستهلكني
التسويقي فكرة االمتزاجستخدم الذي يالتسويق داءن أالقائلني أب( 3122) (Adam Acar)ار تشدم أآ( و 3124)ومجلة من الفكرات األخرى ال ي ترتكز إىل حتصيل الربح األكثر ىي أكثر فعالية لتحقيق أىداف التسويق، ىذه الفكرة
.التجارية القيم واملعايري ملزاولة األعمالتعظيم األرابح بغض النظر عن يف رتكز التسويقية إمنا ت
اإلسالمية لبنوكوا التسويقأداء التسويق، اسرتاتيجية الشركات، ثقافة: البحث كلمات
vii
ABSTRACT
This study aims to determine the topology of corporate culture of Islamic
banking, marketing strategies and performance. In addition, this study also aims to
determine the influence of corporate culture of Islamic banking on marketing
strategy and performance.
This study is a field research that use mixed methods. This study is also a
comparative study between Bank Muamalat and BNI Syariah. The object of this
study is typology of corporate culture of Islamic bank and its marketing
performance. The primary data obtained through surveys and interviews with
employees of the Islamic bank. While secondary data obtained from the annual
report documentation, books and articles in scientific journals and other sources of
information relevant to the research.
This study proves that the corporate culture of Islamic banking that
accommodates the Islamic teaching has influence on marketing performance. The
stronger of corporate culture can make stronger of marketing performance.
This study supports Md. Mahabub Alom and Md. Shariful Haque (2011) and
Norhayati Zakaria and Asmat-Nizam Abdul-Talib (2010), which integrate Islamic
values in its corporate culture in formulating marketing strategies. This research
refuse the opinion of Yusniza Kamarulzaman and Azian Madun (2013) which says
that the marketing activity based on religion is not effective to attract customers.
They also concluded that the marketing methods used by the conventional banks is
more effective because it emphasizes a more complete presentation of information
needed by consumers. This study also disagees with Isabel Antunes (2013) and
Adam Acar (2011) who concluded that the marketing that uses the concept of the
marketing mix and other concepts are only oriented to profit maximization is the
most effective strategy for achieving marketing targets. The concept of marketing
such as these only focus on profit maximization regardless of the values and norms
of doing business.
Keywords: Corporate Culture, Marketing Strategy, Marketing Performance,
Islamic Banking
viii
PANDUAN TRANSLITERASI
A. Konsonan
No Latin Arab No Latin Arab No Latin Arab
1 b 10 ب Z 19 ز f ف
2 t 11 ت S 20 س q ق
3 th 12 ث Sh 21 ش k ك
4 j 13 ج s} 22 ص l ل
5 h} 14 ح d} 23 ض m م
6 kh 15 خ t} 24 ط n ن
7 d 16 د z} 25 ظ w و
8 dh 26 ع ‘ 17 ذ h ه
9 r 18 ر Gh 27 غ y ي
B. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
Fath}ah} A A
Kasrah I I
D}ammah U U
2. Vokal Rangkap
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
...ي Fath}ah} dan ya Ai A dan I
...و Fath}ah} dan waw Au A dan U
Contoh:
Haul : حول Husain : حسين
ix
3. Vokal Panjang
Tanda Nama Gabungan Huruf Nama
Fath}ah} dan alif a> A dan garis di atas ى ا
Kasrah dan ya i> I dan garis di atas ى ي
D}amah dan waw u> U dan garis di atas ى و
C. Ta’ Marbu>t}ah
Transliterasi ta’ marbu>t}ah ( ة ) di akhir kata, bila dimatikan ditulis h.
Contohnya adalah:
Madrasah : مدرسة Mar’ah : مرأة
Ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yang sudah diserap
ke dalam bahasa Indonesia seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali
dikehendaki lafadz aslinya.
D. Shiddah
Shiddah atau Tashdi>d di transliterasi ini dilambangkan dengan huruf, yaitu
huruf yang sama dengan huruf bershaddah tersebut. Contohnya adalah:
Shawwa>l : شوال <Rabbana : ربنا
x
DAFTAR ISI
Ucapan Terima Kasih ................................................................................. i
Pernyataan Bebas Plagiarisme ................................................................... iii
Lembar Persetujuan Pembimbing .............................................................. iv
Abstrak ....................................................................................................... v
Panduan Transliterasi ................................................................................. viii
Daftar Isi ..................................................................................................... x
Daftar Gambar ............................................................................................ xii
Daftar Tabel ............................................................................................... xiii
Daftar Singkatan ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah ....................................................................... 9
2. Rumusan Masalah .......................................................................... 9
3. Pembatasan Masalah ..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 10
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 11
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian .............................................................................. 13
2. Sumber Data .................................................................................. 13
3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 14
4. Variabel Penelitian ......................................................................... 15
5. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 16
6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 17
F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 18
BAB II DISKURSUS BUDAYA PERUSAHAAN DAN PEMASARAN
A. Budaya Perusahaan ............................................................................. 20
B. Dinamika Pemasaran .......................................................................... 27
C. Budaya Perusahaan dan Kinerja Pemasaran ...................................... 36
BAB III PROFIL BANK SYARIAH
A. Bank Muamalat .................................................................................. 39
B. BNI Syariah ........................................................................................ 46
BAB IV POTRET BUDAYA PERUSAHAAN BANK SYARIAH
A. Demografi Responden ........................................................................ 51
B. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas .................................................................................. 53
xi
2. Uji Reliabilitas .............................................................................. 54
C. Tipologi Budaya Perusahaan Bank Syariah
1. Deskripsi Atribut Karakter Dominan ........................................... 56
2. Deskripsi Atribut Kepemimpinan ................................................. 59
3. Deskripsi Atribut Manajemen Karyawan ..................................... 63
4. Deskripsi Atribut Perekat Karyawan ............................................ 66
5. Deskripsi Atribut Orientasi Perusahaan ....................................... 68
6. Deskripsi Atribut Kriteria Sukses Perusahaan .............................. 71
BAB V PERAN BUDAYA PERUSAHAAN DALAM KINERJA PEMASARAN
BANK SYARIAH
A. Strategi Pemasaran Bank Syariah ...................................................... 79
1. Segmentation ................................................................................ 81 2. Targeting ....................................................................................... 83 3. Positioning .................................................................................... 87
B. Kinerja Pemasaran Bank Syariah
1. Uji Beda Kinerja Pemasaran Bank Muamalat dan BNI Syariah ... 89
2. Kinerja Pasar Bank Syariah ........................................................... 90
3. Kinerja Keuangan Bank Syariah ................................................... 98
C. Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Pemasaran Bank Syariah 109
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 122
B. Implikasi ............................................................................................. 123
C. Saran dan Rekomendasi ..................................................................... 124
Daftar Pustaka ............................................................................................ 125
Glosarium ................................................................................................... 138
Indeks ......................................................................................................... 141
Lampiran .................................................................................................... 146
Biodata Penulis
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Jaringan Kantor Bank Syariah di Indonesia
Gambar 2.1 Level Budaya Organisasi Edgar H. Schein
Gambar 2.2 Framework Budaya Organisasi C. Homburg dan C. Pflesser
Gambar 2.3 The Competing Values Framework Cameron dan Quinn
Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.2 Distribusi Pendidikan Responden
Gambar 4.3 Distribusi Lama Bekerja di Bank Syariah
Gambar 5.1 Komparasi Pangsa Pasar Bank Muamlat dan BNI Syariah
Gambar 5.2 Komparasi DPK Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.3 Komparasi Pembiayaan Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.4 Komparasi ROA Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.5 Komparasi ROE Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.6 Komparasi CAR Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.7 Komparasi BOPO Bank Muamalat dan BNI Syariah
Gambar 5.8 Komparasi FDR Bank Muamalat dan BNI Syariah
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan Bank Syariah (BS) dan Bank Konvensional (BK) dalam %
Tabel 1.2 Variabel Bebas (Budaya Perusahaan)/X
Tabel 1.3 Variabel Terikat (Kinerja Pemasaran)/Y
Tabel 1.4 Aturan Skoring
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.3 Persentase Dimensi Karakter Dominan Bank Syariah
Tabel 4.4 Persentase Dimensi Kepemimpinan Bank Syariah
Tabel 4.6 Persentase Dimensi Manajemen Karyawan Bank Syariah
Tabel 4.7 Persentase Dimensi Perekat Karyawan Bank Syariah
Tabel 4.8 Persentase Dimensi Orientasi Bank Syariah
Tabel 4.9 Persentase Dimensi Kriteria Sukses Bank Syariah
Tabel 4.10 Perbandingan Persentase Budaya Perusahaan Bank Syariah
Tabel 4.11 Komparasi Dimensi Budaya Bank Muamalat dan BNI Syariah
Tabel 5.1 Segmentasi Pasar Bank Muamalat dan BNI Syariah
Tabel 5.2 Independent Sample Test
Tabel 5.3 Frekuensi Jawaban tentang Pangsa Pasar (dalam %)
Tabel 5.4 Pangsa Pasar Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.5 Frekuensi Jawaban tentang DPK (dalam %)
Tabel 5.6 DPK Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam miliar rupiah)
Tabel 5.7 Frekuensi Jabawan tentang Pembiayaan (dalam %)
Tabel 5.8 Pembiayaan Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam miliar rupiah)
Tabel 5.9 Frekuensi Jabawan tentang ROA (dalam %)
Tabel 5.10 ROA Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.11 Frekuensi Jabawan tentang ROE (dalam %)
Tabel 5.12 ROE Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.13 CAR Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.14 BOPO Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.15 FDR Bank Muamalat dan BNI Syariah (dalam %)
Tabel 5.16 Koefisien Determinan
Tabel 5.17 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Tabel 5.18 Uji Regresi Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Pemasaran
Tabel 5.19 Komparasi Jenis Pembiayaan Perbankan Syariah (Dalam Miliar Rupiah)
xiv
DAFTAR SINGKATAN
4Es = Emotion, Exclusivity, Engangement, Experience
4Ps = Product, Price, Place, Promotion
APBN = Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BI = Bank Indonesia
BOPO = Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional
BPRS = Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BPS = Badan Pusat Statistik
BUKU = Bank Umum Kelompok Usaha
BUS = Bank Umum Syariah
CAR = Capital Adequency Ratio
DPK = Dana Pihak Ketiga
FDR = Financing to Deposit Ratio
GIFR = Global Islamic Financial Report
iB = Islamic Bank
ICMI = Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
IDB = Islamic Development Bank
IIE = International Islamic Expo
KC = Kantor Cabang
KPR = Kredit Pemilikan Rumah
L/C = Letter of Credit
MAGHRIB = Maisir, Gharar, Haram, Riba
MUI = Majlis Ulama Indonesia
NPF = Non Performing Financing
OCAI = Organizational Culture Assessment Instrument
ODOA = One Day One Ayat
OJK = Otoritas Jasa Keuangan
PBI = Peraturan Bank Indonesia
ROA = Return on Assets
ROE = Rentur on Equity
ROI = Renturn on Investment
ROS = Return on Sales
UKM = Usaha Kecil Menengah
UMKM = Usaha Mikro dan Kecil Menengah
UUS = Unit Usaha Syariah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemasaran (marketing) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam
dunia bisnis untuk mencapai target pasar. Kotler dan Amstrong1 menyatakan bahwa
kesuksesan bisnis sebuah perusahaan tergantung pada implementasi strategi
pemasarannya. Dan kini, pemasaran dianggap sebagai alat pemenuhan kepuasan
konsumen.
Perkembangan yang terjadi di dunia pemasaran tidak lepas dari perubahan
perilaku ekonomi dari era rasional ke era spiritual.2 Di era rasional, perilaku
ekonomi konsumen banyak dipengaruhi oleh sikap rasionalitas, sehingga konsep
pemasaran yang berkembang didominasi oleh model bauran pemasaran (marketing mix).3 Konsep ini digunakan untuk mendatangkan permintaan dengan cara
melakukan inovasi product, price, promotion dan place dengan mempertimbangkan
perilaku rasional konsumen. Marketing mix diklaim sebagai model terbaik dalam
dunia pemasaran bahkan dijadikan sebagai determinan kesuksesan berbagai sektor
bisnis.4 Dalam konsep marketing mix, inovasi yang dilakukan tidak lain bertujuan
1 Philip Kotler dan Amstrong G, Prinsiples of Marketing (New Jersey: Pearson
Prentie-Hall, 14th
ed, 2012), 4-5. 2 Era spiritual ini ditandai dengan keputusan pembelian konsumen yang tidak lagi
melibatkan fungsionalitas produk dan jasa, namun melibatkan pula emosi, nilai, norma dan
spiritualitas. Oleh karena itu, Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula membagi
perilaku ekonomi menjadi tiga, yaitu perilaku ekonomi era rasional, era emosional, dan era
spiritual. Lihat Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing
(Bandung: Mizan, 2006), 7. 3Marketing Mix atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran adalah konsep
pemasaran yang menggunakan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol yang
digunakan oleh marketer untuk mencapai tujuan pemasaran atau target pasar yang dituju.
Neil H. Borden, seorang professor bidang Marketing and Advertising di Harvard Business
School (1964) mengenalkan untuk pertama kalinya konsep marketing mix dengan 12
elemen, yaitu Product Planning, Pricing, Branding, dan Channels of Distribution,
PersonalSelling, Advertising, Promotions, Packaging, Display, Servicing, Physical Handling, dan Fact Finding and Analysis. Lihat Neil H. Borden, ‚The Concept of the
Marketing Mix,‛ Journal of Advertising Research (1984): 7-12. Seiring berjalannya waktu,
terjadi transformasi yang signifikan dalam konsep marketing mix. McCarthy kemudian
merekonstruksi konsep marketing mix dengan empat elemen yang dikenal dengan The Four Ps: Product, Price, Place, Promotion. Beberapa tahun kemudian Philip Kotler (1984)
menambahkan dua elemen pemasaran lain, yaitu Public Relations and Political Power. Bahkan Magrath (1986) menambahkan 3 elemen lainnya yaitu Personnel, Physical Facilities and Process Management. Lihat Chai Lee Goi, ‚A Review of Marketing Mix: 4Ps or
More?,‛ International Journal of Marketing Stuudies (2009): 2-15,
http://ccsenet.org/journal/index.php/ijms/article/viewFile/97/1552?origin=publication_detai
l (diakses 14 Desember 2015). 4 Ali Shahhosseini, ‚Marketing Mix Practices in the Cultural Industry,‛ International
Journal of Business and Management (2011): 230-234,
2
untuk maksimalisasi keuntungan (profit maximalization). Hussin Hejase5 secara
eksplisit mengungkapkan bahwa semua elemen marketing mix hanya dijadikan alat
untuk maksimalisasi keuntungan dan kepentingan pemegang saham semata.
Dominasi konsep marketing mix kemudian tergeserkan oleh konsep
relationship marketing dan emotional marketing karena terjadi perubahan perilaku
ekonomi pasar. Inti dari konsep relationship marketing adalah bagaimana
merancang hubungan jangka panjang dengan pelanggan untuk meningkatkan nilai
bagi kedua belah pihak. Sementara itu, emotional marketing lebih pada menjadikan
suatu merek dapat menggugah perasaan dan emosi konsumen, menjadi gaya hidup,
dan membentuk hubungan yang mendalam dan tahan lama hingga membentuk
loyalitas konsumen. Konsep ini terdiri dari empat unsur yang disingkat 4Es, yaitu
emotion, exclusivity, engangement, dan experience.6
Philip Kotler, seorang guru besar bidang pemasaran internasional dan
dianggap sebagai bapak ilmu pemasaran modern menyadari adanya pergeseran
perilaku pasar tersebut. Ia mengatakan telah terjadi pergeseran orientasi pemasaran
dari product-centric marketing ke consumer-oriented marketing ke values-driven marketing. Menurut guru besar Kellog School of Management Northwestern
University ini, telah terjadi perubahan perilaku ekonomi dalam 60 tahun
belakangan yang menyebabkan perubahan pada orientasi pemasaran dari product-centric (Marketing 1.0) ke consumer-centric (Marketing 2.0), dan kini tengah
terjadi perubahan yang mengarah pada human-centric (Marketing 3.0) yang
mempertimbangkan tiga aspek sekaligus, yaitu fungsional, emosional, dan nilai-
nilai spiritual.7
Pendekatan budaya dalam studi pemasaran mulai banyak digunakan oleh para
akademisi dalam beberapa dekade ini. Secara garis besar terdapat dua fokus
penelitian pemasaran yang menggunakan perspektif budaya, yaitu budaya
https://www.researchgate.net/publication/267233504_Marketing_Mix_Practices_in_the_Cu
ltural_Industry (diakses 18 Oktober 2015). 5 Hussin Hejase, dkk, ‚Marketing Mix:An Exploratory Research in Syria from an
Islamic Perspective,‛ American Journal of Scientific Research (2012): 33-52,
https://www.researchgate.net/profile/Hussin_Hejase/publication/236851290_Marketing_Mi
x_An_Exploratory_Research_in_Syria_from_an_Islamic_Perspective/links/00b4951bc90db
6b39f000000.pdf (diakses 18 Oktober 2015). 6 Leonard L. Berry yang merupakan mantan presiden American Marketing
Association (AMA) adalah orang yang pertama kali memperkenalkan konsep relationship marketing. Konsep ini merupakan pendekatan manajemen, utamanya pemasaran jasa yang
bertujuan untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, diharapkan pelanggan menjadi loyat terhadap
perusahaan dan tidak berpaling ke perusahaan lain. Konsep ini berkembang dan menggeser
dominasi konsep marketing mix karena konsep bauran pemasaran tersebut hanya
berorientasi pada kepentingan jangka pendek yang kurang menguntungkan bagi
kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Lihat Lihat Edy Sutrisno, Budaya Organisasi (Jakarta: Kencana, 2010), 305-316.
7 Philip Kotler, dkk., Marketing 3.0 (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 2010), 3-5.
3
konsumen dan budaya organisasi. Isabel Antunes8 menjelaskan bagaimana budaya
mempengaruhi strategi dan kinerja pemasaran. Penelitian yang dilakukan di
beberapa Negara Eropa dan Amerika ini menyimpulkan bahwa perbedaan perilaku
konsumen yang merupakan produk budaya satu negara dengan negara lain
menuntut marketer untuk melakukan adaptasi terhadap marketing mix yang
menjadi konsep dan strategi pemasarannya. Kesimpulan tersebut senada dengan
penelitan David Luna, Susan Forquer Gupta9 dan Adam Acar
10 di Jepang
menegaskan bahwa terdapat korelasi positif antara budaya konsumen dan
pemasaran.
Pengaruh budaya tidak hanya terjadi pada kehidupan konsumen saja, namun
juga berpengaruh pada kebijakan perusahaan atau pemasar. Ketika menentukan
suatu kebijakan, para manajer bertumpu di atas pemahaman mereka terhadap
budaya masyarakat dan budaya perusahaan. Studi tentang pengaruh budaya
organisasi terhadap pemasaran mulai diminati oleh banyak peneliti sejak tahun
1980an.11
Penelitian David K. Tse menyatakan budaya etnis memberikan pengaruh
terhadap keputusan strategi pemasaran. Dengan melakukan analisis komparatif
terhadap budaya, akan sangat membantu dalam menghadapi tantangan kompetisi
para pesaing, memahami keinginan konsumen, dan membangun networking untuk
kepentingan pemasaran. Perspekif budaya juga akan membantu dalam identifikasi
masalah dan komunikasi serta rekomendasi yang dibutuhkan.12
Argumentasi ini
didukung oleh Yair Berson13
dan Stanley F. Slater14
yang menyatakan bahwa
budaya organisasi memberikan pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.
Diferensiasi budaya yang ada di setiap organisasi memberikan dampak pada
strategi hingga outcomes perusahaan. Mereka menegaskan bahwa terdapat kaitan
8 Isabel Antunes, dkk., ‚The Impact of National Cultures on International Marketing
Strategy,‛ The International Journal of Management, vol. 2, no. 3 (2013): 38-45,
http://www.theijm.com/vol2issue3/6.256.pdf (diakses 18 Oktober 2015). 9 David Luna dan Susan Forquer Gupta, ‚An Integrative Framework For Cross-
Cultural Consumer Behavior,‛ International Marketing Review, vol. 18, no. 1 (2001): 45-69,
http://dx.doi.org/10.1108/02651330110381998 (diakses 4 November 2015). 10
Adam Acar, dkk., ‚An Exploratory Study about Culture and Marketing Strategy,‛
Asian Journal of Business Research (2011): 105-116, http://ssrn.com/abstract=2345573
(diakses 4 Noverber 2015). 11
Rohit Deshpande dan Frederick E. Webster, Jr, ‚Organizational Culture and
Marketing: Defining the Research Agenda,‛ The Journal of Marketing, vol. 53, no. 1 (1989):
3-15, http://www.jstor.org/stable/1251521 (diakses 8 November 2015). 12
David K. Tse, dkk., ‚Does Culture Matter? A Cross-Cultural Study of Executives'
Choice, Decisiveness, and Risk Adjustment in International Marketing,‛ Journal of Marketing, vol. 52, no. 4 (1988): 81-95, http://www.jstor.org/stable/1251635 (diakses 8
November 2015). 13
Yair Berson, dkk., ‚CEO Values, Organizational Culture, and Firm Outcomes,‛
Journal of Organizational Behavior, vol. 29, no. 5 (2008): 615-633,
http://www.jstor.org/stable/30162650 (diakses 10 Desember 2015). 14
Stanley F. Slater, dkk., ‚Business Strategy, Marketing Organization Culture, and
Performance,‛ Marketing Letters vol. 22, no. 3 (2011): 227-242,
http://www.jstor.org/stable/41488535 (diakses 22 Oktober 2015).
4
erat antara nilai-nilai perusahaan (shared values), perilaku dan produktivitas
perusahaan.
Menurut Miller yang dikutip oleh Edy Sutrisno, perusahaan-perusahaan
terkemuka di Amerika dan manajer-manajer terbaiknya selalu berdebat tentang
nilai-nilai yang mendasari budaya perusahaan mereka. Nilai-nilai yang dipakai lebih
banyak bersumber dari penelitian empirik dan pengalaman mereka dalam
menjalankan bisnis perusahaan.15
Nilai-nilai tersebut hanya berorientasi pada
maksimalisasi keuntungan dan orientasi dunia saja. Yuzniza Kamarulzaman dan
Azian Madun16
bahkan secara tegas menyatakan bahwa aktivitas pemasaran yang
melibatkan agama tidak efektif untuk menarik pelanggan. Kesimpulan ini diambil
setelah mereka melakukan evaluasi terhadap kinerja perbankan Islam di Malaysia
yang mereka anggap masih belum bisa bersaing dengan bank konvensional.
Sehingga, perbankan Islam di Malaysia disarankan untuk mengadopsi konsep dan
strategi pemasaran bank konvensional untuk meningkatkan kinerja pemasarannya.
Orientasi semacam ini tentu bertolak belakang dengan ajaran Islam karena
sangat rentan dengan munculnya perilaku-perilaku ‚haram‛ yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Selain itu, Islam juga memerintahkan manusia untuk selalu
menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat dengan menjaga kehalalan
bisnisnya, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga jatuh ke tangan
konsumen.17
Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup
untuk manusia di semua lini kehidupan, tak terkecuali kegiatan ekonomi dan
pemasaran.18
Kegiatan ekonomi dalam Islam merupakan aktivitas untuk mencapai
kesejahteraan manusia (fala>h}) dan kehidupan yang baik (h}aya>tan t}ayyiban).
Kesejahteraan ini mencakup dua hal sekaligus, yaitu terpenuhinya materi dan
kebutuhan spiritual.19
Ketika kesejahteraan dan kehidupan yang baik telah dicapai
oleh seseorang, maka ia juga harus mendistribusikan kesejahteraannya kepada
orang-orang yang berhak berdasarkan prinsip syariah.
15
Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, 20. 16
Yusniza Kamarulzaman dan Azian Madun, ‚Marketing Islamic Banking Products:
Malaysian Perspective,‛ Business Strategy Series, vol. 14, no. 2/3 (2013: 60-66,
http://dx.doi.org/10/1108/17515631311325114 (diakses 10 Desember 2015). 17
Perintah untuk menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat ada di QS. Al-Qas}as
ayat 76-77. Muhammad Amin Suma menafsiri ayat ini dengan menyatakan bahwa Allah
Swt. memerintahkan manusia untuk memberdayakan harta benda yang merupakan rizki dan
pemberian dari Allah Swt dalam rangka ketaatan kepadaNya dan mendekatkan diri
kepadaNya guna meraih pahala akhirat. Selain itu, Allah Swt. juga melarang untuk
mengabaikan kebahagiaan dunia yang dibolehkan oleh Allah Swt. untuk menikmati harta
benda yang dimiliki. Lihat Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah, dan Tafsir (Jakarta: Amzah, 2013), 62-67.
18 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 27-30. 19
Umer Chapra yang dikutip Fathurrahman Djamil menyatakan bahwa efisiensi
ekonomi dan keadilan dapat dicapat secara bersamaan jika distribusi kekayaan dapat
dilakukan dengan baik oleh masing-masing individu muslim. Lihat Fathurrahman Djamil,
Hukum Ekonomi Islam; Sejarah, Teori dan Konsep (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), 15-18.
5
Muhammad Arham,20
Md. Mahabub Alom dan Shariful Haque21
dan
Jonathan A.J. Wilson22
menegaskan bahwa Islam telah memberikan petunjuk
kepada pemeluknya dalam melakukan aktivitas apapun, termasuk mencari
keuntungan ekonomi. Kehadirannya di tengah-tengah masyarakat ekonomi mampu
memberikan sumbangsih sejumlah unsur yang belum tentu dimiliki teori pemasaran
modern. Jibrail bin Yusuf23
dalam hal ini juga menegaskan bahwa Islam selalu
menekankan prinsip-prinsip etika dalam setiap aspek bisnis. Konsep ini sangat
menganjurkan umat Islam untuk mempromosikan bisnis yang dipandu oleh
kepatuhan syariah.
Manusia dituntut untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bekerja merupakan sesuatu yang diwajibkan dalam Islam berdasarkan firman Allah
Swt. dalam Qs. At-Taubah: 105, yang artinya, ‚Dan katakanlah (Muhammad): Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan‛.
24 Namun, dalam menjalankan aktivitas ekonominya,
manusia dilarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan dirinya
sendiri maupun orang lain. Dalam konteks pemasaran, pada dasarnya semua hal
yang bermanfaat boleh dilakukan untuk menunjang pemasaran, kecuali hal-hal yang
secara jelas dilarang oleh syariat Islam. Semua proses dan strategi pemasaran pada
dasarnya diperbolehkan asalkan tidak merugikan perusahaan dan konsumen. Dalam
sebuah kaidah fiqh disebutkan bahwa al-as}lu fi al-ashya> al-jawa>z aw al-iba>h}ah,
bahwa segala sesuatu pada dasarnya adalah boleh dilakukan sampai ada dalil yang
mengharamkannya.25
Industri perbankan syariah menjadi salah satu pusat perhatian dunia bisnis
dewasa ini. Sejak kehadirannya sekitar setengah abad lalu, bank syariah diklaim
berbeda dengan bank konvensional. Abul Hassan26
mengatakan bahwa perbedaan
20
Muhammad Arham, ‚Islamic Perspective on Marketing,‛ Journal of Islamic Marketing, vol. 1, no.2 (2010): 149-164, http://dx.doi.org/10.1108/17590831011055888
(diakses 10 Desember 2015). 21
Md. Mahbub Alom dan Md. Shariful Haque, ‚Marketing: An Islamic Perspective,‛
World Journal of Social Science (2011): 71-81,
http://www.wjsspapers.com/static/documents/July/2011/5.%20Shariful.pdf (diakses 10
Desember 2015). 22
Jonathan A.J. Wilson, ‚The New Wave of Transformational Islamic Marketing
Reflections and Definitions,‛ Journal of Islamic Marketing, vol. 3, no. 1 (2012): 5-11,
http://dx.doi.org/10.1108/17590831211225436 (diakses 12 Desember 2015). 23
Jibrail bin Yusuf, ‚Ethical Implications of Sales Promotion in Ghana: Islamic
Perspective,‛ Journal of Islamic Marketing, vol. 1, no, 3 (2010): 220-230,
http://dx.doi.org/10.1108/17590831011082400 (diakses 12 Desember 2015). 24
Muhammad Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah, dan Tafsir, 60-62. 25
Muhammad Abdulhalim Umar, Al-Qawa>’id al-Shar’iyah wa Tat}bi>qa>tuha> ‘ala al-Mu’a>mala>t al-Ma>liyah al-Mu’a>s}irah (Cairo: Markaz S}a>lih Ka>mil, 2003), 39-40.
26 Perbedaan ini muncul akibat implementasi prinsip-prinsip syariah pada berbagai
produk dan jasa yang diberikan pada bank syariah. Sisi positif dari kemunculan bank syariah
dapat dilihat dari potensi untuk menarik konsumen baru dan secara otomatis akan
6
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jaringan Kantor
ini dapat dilihat secara nyata pada model pemasaran dengan sistem pembagian
keuntungan yang dipakai kedua bank tersebut, dimana bank syariah memakai profit and lose sharing system, sedangkan bank konvensional menggunakan interest system. Ciri khas lain dari perbankan syariah adalah nilai-nilai Islam yang dijadikan
jiwa perusahaan (shared values). Hal ini dapat dilihat dari berbagai produk, jasa,
dan pemasarannya yang dipandu oleh prinsip-prinsip syariah.27
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Jaringan Kantor Bank Syariah di Indonesia
Sumber: www.ojk.go.id diakses 10 Desember 2015 (data diolah)
Sejak adanya regulasi pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan dan Undang-Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, industri perbankan syariah di Indonesia mengalami
pertumbuhan signifikan. Sampai bulan Desember 2015, perbankan syariah memilki
jaringan sebanyak 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS),
dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan total jaringan kantor
meningkatkan pangsa pasar bank. Para nasabah muslim yang masuk dalam pasar emosional
dan spiritual tentu akan sangat terbantu dengan kehadiran bank syariah karena dapat
memenuhi kebutuhan keuangannya yang terbebas dari sistem bunga (interest system).
Namun sisi negatifnya adalah munculnya provokasi persaingan ketat sehingga perbankan
konvensional pun berbondong-bondong membuka Islamic Window melalui unit usaha
bisnisnya. Alih-alih ingin mengembangkan bisnis secara syar’i tapi perlahan-lahan
penggunaan label ‚syariah‛ hanya sebatas kulit saja. Inovasi produk dan cara
memperlakukan konsumen hampir sama dengan bank konvensional. Lihat Abul Hassan,
dkk., ‚Islamic Marketing Ethics and Its Impact on Customer Satisfaction in the Islamic
Banking Industry,‛ JKAU: Islamic Econ, vol. 21 (2008): 27-46,
http://www.kau.edu.sa/Files/320/Researches/51086_21220.pdf (diakses 20 Desember 2015). 27
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Shariah Marketing (Bandung:
Mizan, 2006), 7.
7
mencapai 2.747 kantor yang tersebar di hampir seluruh Indonesia.28
Perkembangan
industri keuangan syariah ini dinilai memberikan kontribusi besar terhadap
kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia. Namun, akselerasi ini haruslah diikuti
dengan pengawasan ketat dari pihak berwenang agar arah dan tujuan industri
keuangan syariah ini sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Indonesia telah beberapa kali menjadi korban krisis keuangan internasional.
Krisis keuangan pada tahun 1998 dan 2008 memberi dampak negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang paling terpukul akibat krisis ini adalah
industri keuangan seperti industri perbankan. Untuk menyelamatkan perbankan
nasional saat krisis tahun 1997/1998, keuangan negara tergerus karena harus
mengeluarkan biaya lebih dari Rp 600 triliun. Pada tahun 1997 sampai tahun 2000
saja, setidaknya ada 23 bank konvensional yang ditutup karena jumlah
kewajibannya lebih besar dari pada aset yang dimiliki.29
Pada tahun 2008, Indonesia
harus melalui krisis keuangan kembali akibat dampak krisis global. Pada tanggal 21
November 2008, Bank Century menjadi korban krisis keuangan tersebut dan
ditetapkan sebagai bank gagal berdampak sistemik.30
Perbankan syariah menunjukkan kondisi yang berbeda dengan bank
konvensional. Dalam konteks sustainabilitas, perbankan syariah dinilai lebih unggul
dibandingkan dengan bank konvensional pada saat krisis keuangan global. Ketika
banyak bank konvensional dinyatakan bangkrut saat krisis tersebut, perbankan
syariah masih bisa menunjukkan eksistensinya. Fenomena kuatnya bank syariah
terhadap goncangan krisis tahun 2008 dibandingkan dengan bank konvensional bisa
dilihat dari perbandingan berikut:31
28
Pada akhir tahun 2016, Bank Aceh Syariah telah melakukan spin off dan menjadi
Bank Umum Syariah (BUS), sehingga jumlah BUS pada akhir tahun 2016 adalah 13 BUS.
Lihat Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah (2015) di www.ojk.go.id. 29
Pradjoto, Mencegah Kebangkrutan Bangsa: Pelajaran dari Krisis (Jakarta:
Masyarakat Transparan Indonesia, 2003), 11-15. 30
Pasca penetapan kebangkrutan tersebut, Bank Century kemudian masuk
penanganan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Lihat Tim Asistensi Sosialisasi Kebijakan
Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan Departemen Keuangan Republik
Indonesia, Upaya Pemerintah dalam Pencegahan dan Penanganan Krisis (Jakarta:
Departemen Keuangan RI, 2010), 9-11. E-Book bisa dilihat di
www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/05Window.asp?IDKoleksi=20130426092749ebuk. 31
Perbedaan tingkat rasio bank syariah dan bank konvensional terlihat dalam tabel
tersebut. Tingkat rasio ROA, ROE, NPF, dan BOPO bank konvensional lebih tinggi dari
pada bank syariah. Sedangkan tingkat rasio pembiayaan terhadap deposit atau FDR bank
syariah lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional. Artinya, ekspektasi
keuntungan lebih tiggi bank syariah dibanding bank konvensional. Lihat Sudarsono, Heri,
‚Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perbankan di Indonesia: Perbandingan antara
Bank Konvensional dan Bank Syariah‛, La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, vol. 3, no. 1 (2009):
12-23, http://journal.uii.ac.id/index.php/JEI/article/download/2551/2339 (diakses 5 Januari
2016).
8
Tabel 1.1
Perbandingan Bank Syariah (BS) dan Bank Konvensional (BK) dalam %
2007 2008 2009
BS BK BS BK BS BK
ROA 2.07 2.78 1.42 2.33 2.15 2.76
ROE 53.91 23.61 37.94 20.21 54.78 25.15
NPF 4.05 4.07 3.95 3.32 4.61 4.17
FDR 99.76 66.32 103.65 74.58 100.5 73.08
BOPO 76.54 84.05 81.75 88.59 74.61 90.68
Sumber: www.bi.co.id diakses 8 Januari 2016 (data diolah)
Meskipun demikian, dalam konteks perkembangan pangsa pasar (market share), angka pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih tergolong rendah.
Hingga akhir tahun 2015, pangsa pasar bank syariah baru mencapai 4,8%.32
Jika
melihat potensi pasar di Indonesia, angka tersebut bertolak belakang dengan fakta
bahwa Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Bahkan, dalam penilaian
Global Islamic Financial Report (GIFR)33
tahun 2015, Indonesia menduduki urutan
keenam Negara yang memiliki potensi dan kondusifitas dalam pengembangan
industri keuangan Islam setelah Iran, Malaysia, Saudi Arabia, United Arab
Emirates, Kuwait, dan Bahrain. Namun, ironisnya pencapaian pangsa pasar bank
syariah masih sangat rendah. Hal ini membuktikan bahwa daya saing dan daya tarik
bank syariah masih belum optimal jika dibandingkan dengan bank konvensional.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia, menyatakan bahwa ada 3
masalah struktural yang selama ini menghambat kinerja bank syariah. Pertama,
biaya finansial yang masih tinggi dari pada bank konvensional. Kedua, orientasi
ritel dan komersial yang belum jelas. Dan ketiga, minimnya pengembangan produk
yang lebih inovatif.34
Kinerja bank syariah tersebut merupakan buah dari budaya
organisasi yang selama ini dijalankan. Nilai-nilai Islam yang diinternalisasikan ke
seluruh jajaran karyawannya dan mewujud dalam keseharian para karyawannya.
Dari sini kemudian lahirlah budaya perusahaan yang bernuansa Islami. Sebagai
contoh adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa para nasabah dengan
menggunakan salam yang diajarkan dalam Islam. Tidak hanya itu, para karyawan
juga diharuskan untuk memakai pakaian yang tidak hanya sopan, tapi juga pakaian
yang memenuhi kriteria menutup aurat, terutama bagi karwayan wanita yang
32
Lihat Statistik Perbankan Syariah di www.ojk.go.id. 33
Dengan melihat beberapa aspek dalam penghitungan indeks, seperti jumlah bank
syariah, jumlah lembaga keuangan non-bank syariah, maupun ukuran aset keuangan syariah
yang memiliki bobot terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat
pertama dalam beberapa tahun ke depan. Lihat www.gifr.net. 34
Vindry Florentin, ‚2020, Agus Marto: Pangsa Pasar Bank Syariah Capai 8
Persen,‛ Tempo, 11 Maret 2016,
2016, https://m.tempo.co/read/news/2016/03/11/087752688/2020-agus-marto-pangsa-pasar-
bank-syariah-capai-8-persen (diakses 11 Maret 2016).
9
diharuskan untuk mengenakan jilbab. Dan masih banyak budaya material maupun
immaterial yang harus digali lebih lanjut. Akan tetapi, untuk mendongkrak kinerja
pemasarana, khususnya pangsa pasar, bank syariah masih memiliki pekerjaan rumah
yang harus diselesaikan.
Sudut pandang budaya perusahaan (corporate culture) menarik untuk dikaji
karena berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, budaya perusahaan dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan, khususnya kinerja pemasaran. Dalam penelitian
ini, penulis akan menganalisis tipologi budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI
Syariah dan pengaruhnya terhadap kinerja pemasarannya. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi manajerial yang solutif terhadap permasalahan
pemasaran yang selama ini dialami oleh bank syariah.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat penulis
identifikasi adalah sebagai berikut:
a. Masih adanya perdebatan nilai-nilai yang mendasari budaya perusahaan. Pada
umumnya, nilai-nilai tersebut hanya berdasarkan pada pengalaman empirik
para manajer perusahaan yang hanya memiliki kepentingan maksimalisasi
keuntungan.
b. Kenyataan adanya pergeseran pasar dari pasar rasional ke emosional ke
spiritual menjadi tantangan bagi marketer untuk masuk dan mempertahankan
pasarnya.
c. Pangsa pasar (market share) yang dicapai perbankan syariah masih tergolong
rendah jika melihat potensi pasar syariah di Indonesia.
d. Nilai-nilai agama yang dipandang mulai terkikis dari budaya kerja bank
syariah karena fokus pemasaran bank syariah ikut didominasi oleh orientasi
pada maksimalisasi keuntungan.
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan deskripsi masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah tipologi budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI Syariah?
b. Bagaimanakah strategi dan kinerja pemasaran Bank Muamalat dan BNI
Syariah?
c. Bagaimanakah pengaruh budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI Syariah
terhadap kinerja pemasarannya?
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan dan rumusan masalah di atas, penelitian
ini membatasi kajiannya pada budaya perusahaan (corporate culture) dan kinerja
pemasaran bank syariah, dalam hal ini diambil kasus pada 2 Bank Umum Syariah,
yaitu Bank Muamalat Cabang Arthaloka dan BNI Syariah Cabang Depok dalam
10
kurun waktu 1 tahun, yaitu pada tahun 2016. Pemilihan tempat penelitian tersebut
berdasarkan rekomendasi dari Muamalat Institute dan BNI Syariah Pusat.
Untuk melihat budaya perusahaan kedua bank syariah tersebut, peneliti akan
menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) yang
dikenalkan oleh Kim S. Cameron dan Robert E. Quinn.35
Instrument penilaian ini
terdiri dari 24 item yang didasarkan pada 6 indikator budaya organisasi, yaitu
dominant characteristics, organizational leadership, management of employees, organizational glue, strategic emphases, dan criteria of success.
Untuk melihat dampaknya terhadap kinerja pemasaran, peneliti akan
menggunakan 2 alat ukur. Pertama adalah penilaian kinerja pasar (market performance) yang meliputi pencapaian pangsa pasar yang diinginkan (market share), perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan
(financing). Kedua adalah kinerja keuangan (financial performance) yang meliputi
pencapaian Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).36
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya perusahaan perbankan syariah
terhadap kinerja pemasaran. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tipologi budaya perusahaan Bank
Muamalat dan BNI Syariah.
2. Mendeskripsikan strategi dan kinerja pemasaran Bank Muamalat dan BNI
Syariah.
3. Menganalisis hubungan antara budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI
Syariah dan kinerja pemasarannya.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan relevan dengan dua hal berikut:
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan
kekayaan kajian dunia manajemen dan pemasaran, serta dapat menjadi bahan
kajian ilmiah dan wacana bagi kalangan akademis, peneliti dan praktisi ilmu
manajemen dan pemasaran.
b. Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi dalam
menciptakan iklim bisnis sehat, terutama bagi para pelaku usaha di bidang
keuangan syariah. Diharapkan juga dapat memberikan sumbangsih terhadap
manajerial perbankan syariah dalam menciptakan budaya organisasi yang baik
sehingga mampu meningkatkan kinerja pemasaran, baik peningkatan dalam hal
pangsa pasar maupun profitabilitasnya.
35
Kim S. Cameron and Quinn Robert E. Quinn, Diagnosing and Changing Organizational Culture Based on The Competiting Values Framework (San Francisco:
Jossey-Bass, 2006), 37-45. 36
Christian Homburg and Christian Pflesser, ‚A Multiple-Layer Model of Market-
Oriented Organizational Culture: Measurement Issues and Performance Outcomes,‛ Journal of Marketing Research, vol.37, no. 4 (2000): 449-62, http://www.jstor.org/stable/1558514
(diakses 10 Desember 2015).
11
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Wacana dan perdebatan mengenai budaya dan pemasaran telah berlangsung
sejak tahun 1990an. David K. Tse dalam Does Culture Matter? A Cross- Cultural Study of Executives' Choice, Decisiveness, and Risk Adjustment in International Marketing,
37 Rohit Deshpande & Frederick E. Webster, Jr. dalam Organizational
Culture and Marketing: Defining the Research Agenda,38
Geng Cui dalam
Marketing Strategies in a Multi-Ethnic Environment,39 dan Conway L. Lackman,
dalam Social Relations in Culture and Marketing40 mengemukakan pandangan dan
hasil penelitiannya tentang budaya dan pemasaran. Mereka sepakat bahwa budaya
merupakan variabel penting dalam menentukan strategi pemasaran. Perbedaan latar
belakang etnik dan budaya para pemangku kebijakan dinilai mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam setiap kondisi ekonomi perusahaan. Fokus penelitian
mereka adalah bagaimana budaya etnik para manajer pemasaran mempengaruhi
berbagai keputusan dalam menyelesaikan permasalahan pemasaran. Berbeda
dengan penelitian mereka, fokus penelitian yang penulis lakukan adalah melihat
bagaimana budaya perusahaan mempengaruhi kinerja pemasaran.
Pada tahun 2000an, penelitian tentang budaya dan pemasaran mengalami
perkembangan. Denise Jarratt dan Grant O’Neill41
dan Valentina Mihaela Ghinea
dan Constantin Brâtianu42
mengemukakan pentingnya integrasi nilai-nilai moral
dalam budaya organisasi untuk menciptakan relationship marketing. Budaya
organisasi dan nilai-nilai yang ada padanya memberikan kontribusi dalam perilaku
bisnis seorang manajer perusahaan yang kemudian menuntunnya dalam
37
David K. Tse, dkk., ‚Does Culture Matter? A Cross- Cultural Study of Executives'
Choice, Decisiveness, and Risk Adjustment in International Marketin,‛ Journal of Marketing, vol. 52 (1988): 81-95, http://www.jstor.org/stable/1251635 (diakses 8 November
2015). 38
Rohit Deshpande dan Frederick E. Webster, ‚Organizational Culture and
Marketing: Defining the Research Agenda,‛ Journal of Marketing 53, no. 1 (1989): 3-15,
http://www.jstor.org/stable/1251521 (diakses 9 Desember 2015). 39
Geng Cui, ‚Marketing Strategies in a Multi-Ethnic Environment,‛ Journal of Marketing Theory and Practice, vol. 5 (1997): 122-134,
http://www.jstor.org/stable/40470981 (diakses 9 Desember 2015). 40
Conway L. Lackman, dkk., ‚Social Relations in Culture and Marketing,‛ Journal of Marketing Theoty and Practice, vol. 5 (1997): 144-152,
http://www.jstor.org/stable/40470983 (diakses 15 Desember 2015). 41
Denise Jarratt dan Grant O’Neill, ‚The Effect of Organisational Culture on
Business-to-Business Relationship Management Practice and Performance,‛ Australian Marketing Journal 10 (2002): 21-40,
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1441358202701560 (diakses 10
Desember 2015). 42
Valentina Mihaela Ghinea dan Constantin Brâtianu, ‚Organizational Culture
Modeling,‛ Management and Marketing, vol. 7, no. 2(2012): 257-276, diakses 9 Desember
2015, http://search.proquest.com/openview/249c2bf4528c30f20fbef3651e76f55b/1?pq-
origsite=gscholar (diakses 9 Desember 2015).
12
menjalankan bisnis. Lebih jauh lagi, budaya organisasi dinilai dapat mempengaruhi
para karyawan dalam bersikap dan menghadapi kompetitor dalam perjalanan
bisnisnya. Dan yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian penulis
adalah pada konsep pemasarannya, di mana yang akan diteliti penulis adalah
konsep pemasaran Islam.
Penelitian tentang budaya dan pemasaran tidak hanya terfokus pada
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pemasaran saja. Marieke de Mooij dan
Geert Hofstede,43
dan Manzoor Ahmed44
juga melakukan studi tentang pengaruh
perilaku konsumen yang merupakan produk budaya terhadap kinerja pemasaran.
Dengan memahami perilaku konsumen, sebuah perusahaan akan mampu membuat
diferensiasi dalam mendesign global marketing, branding, and advertising strategies. Dan yang menjadi pembeda dari penelitian tersebut adalah objek
penelitian yang diambil penulis bukanlah budaya konsumen, melainkan budaya
organisasi atau perusahaan dan pengaruhnya terhadap kinerja pemasaran.
Beberapa sarjana muslim juga menaruh perhatian serius pada kajian budaya
dan pemasaran. Muhammad Khalilur Rahman dalam penelitiannya menyatakan
bahwa etika dalam mempromosikan suatu produk akan memberikan dampak positif
terhadap penjualan.45
Norhayati Zakaria dan Asmat-Nizam Abdul-Talib
menawarkan sebuah model budaya pemasaran Islam (islamic market-oriented cultural model) dengan menggunakan perspektif teori budaya organisasi Edgar H.
Schein. Mereka menyatakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam
dapat diterapkan dalam budaya organisasi perusahaan untuk menunjang strategi
pemasaran. Kegagalan dalam integrasi nilai-nilai tersebut pada budaya organisasi
perusahaan dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan pelanggan muslim
terhadap good and service yang ditawarkan.46
Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian penulis adalah penelitian tersebut hanya sebatas penelitian konseptual.
Selain itu, penelitian tersebut tidak menghubungkan pengaruh konsep yang
ditawarkan terhadap kinerja perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
penulis, yaitu penelitian lapangan. Selain itu, penulis juga menganalisis bagaimana
pengaruh budaya perusahaan bank syariah terhadap kinerja pemasarannya.
43
Marieke de Mooij dan Geert Hofstede, ‚Cross-Cultural Consumer Behavior: A
Review of Research Findings,‛ Journal of International Consumer Marketing, vol. 23
(2011): 181–19, http://www.tandfonline.com/doi/citedby/10.1080/08961530.2011.578057
(diakses 15 Desember 2015). 44
Manzoor Ahmed, dkk.,‚Importance of Culture in Success of International
Marketing,‛ European Academic Research (2014): 3802-3816,
http://euacademic.org/UploadArticle/271.pdf (diakses 20 November 2015). 45
Muhammad Khalilur Rahman, dkk, ‚Ethical Implications of Sales Promotion in
Malaysia: Islamic Perspective,‛ Journal of Business Law and Ethics vol. 2, no. 1 (2014): 13-
27, www.jblenet.com/vol-2-no-1-june-2014-abstract-2-jble (diakses 4 Desember 2015). 46
Norhayati Zakaria dan Asmat-Nizam Abdul-Talib, ‚Applying Islamic market-
oriented cultural model to sensitize strategies towards global customers, competitors, and
environment,‛ Journal of Islamic Marketing (2010): 51-62,
http://dx.doi.org/10.1108/17590831011026222 (diakses 10 Desember 2015).
13
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, di mana data diperoleh langsung
terjun ke lapangan (field research). Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mixed methods, yaitu analisis yang mengkombinasikan antara
metode kuantitatif dan kualitatif.47
Metode ini adalah metode yang memadukan
atau mengkombinasikan pemikiran deduktif dan induktif. Data yang dihasilkan
dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan ini berupa kuantitatif maupun
kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis juga akan menggunakan metode komparatif
yang dipakai untuk membandingkan budaya perusahaan Bank Muamalat dengan
BNI Syariah, serta kinerja pemasaran kedua bank syariah tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
manajemen pemasaran dan pendekatan ekonomi Islam. Pendekatan manajemen
pemasaran dan ekonomi Islam dipakai untuk melihat strategi dan kinerja pemasaran
bank syariah tersebut.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sekunder.48
Data
primer merupakan data yang didapat langsung dari lapangan melalui penyebaran
kuesioner dan wawancara. Responden yang mengisi pertanyataan-pertanyaan
kuesioner dalam penelitian ini adalah para karyawan Bank Muamalat dan BNI
Syariah. Dalam penelitian ini, penulis juga melakukan wawancara terstruktur
kepada 2 informan, yaitu:
1. Oktavia Rattika Muladsih yang merupakan Consumer Sales Head Bank
Muamalat Cabang Arthaloka Jakarta Pusat.
2. Nurishma Siregar yang menjabat sebagai Consumer Head Sales BNI Syariah
Cabang Depok.
Selain melakukan wawancara terstruktur kepada 2 informan tersebut, penulis
juga melakukan wawancara tak terstruktur kepada beberapa pemasar Bank
Muamalat dan BNI Syariah, di antaranya adalah Abi Adiyat Fitrachman
(Relationship Manager Corporate Asset Quality Management Bank Muamalat),
47Mixed methods merupakan pengembangan metode penelitian dari metode
penelitian yang telah ada, yaitu kualitatif dan kuantitatif.Metode ini mengkombinasikan
(mixing) dua data sekaligus, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.Kombinasi ini bisa
terjadi dalam tiga hal, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi. Lihat John
W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches
(USA: Sage Publications, 2009), 203-208. 48
Sumber primer adalah sumber data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung,
baik melalui survei maupun wawancara. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber data
yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, seperti melalui orang lain atau dokumentasi.
Lihat Lihat Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, cet.
21, 2014), 137.
14
Imam Taufiq (Kepala Marketing BNI Syariah), dan Novi (Customer Sales Head
BNI Syariah). Data primer tersebut didukung oleh data sekunder yang diperoleh
dari dokumentasi, buku, artikel dalam jurnal dan sumber otoritatif lainnya,
terutama yang berkaitan dengan budaya organisasi dan kinerja pemasaran.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Survei. Metode ini menggunakan instrumen kuesioner, yaitu suatu cara
mendapatkan data dengan memberikan pernyataan-pernyataan pada responden.49
Subjek penelitian ini adalah karyawan Bank Muamalat dan BNI Syariah.
Sedangkan objek penelitian ini adalah tipologi budaya organisasi bank syariah
terpilih dan pengaruhnya terhadap kinerja pemasaran.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tipologi budaya perusahaan
bank syariah terpilih adalah kuesioner dengan menggunakan teori Kim S.
Cameron dan Quinn Robert E. Quinn. Atribut budaya organisasi menurut teori
mereka ada 6, yaitu (1) karakter dominan, (2) kepemimpinan, (3) manajemen
karyawan, (4) perekat karyawan, (5) orientasi perusahaan, dan (6) kriteria
sukses. Sedangkan untuk mengukur kinerja pemasaran, penulis menggunakan
teori Cristian Homburg dan Christian Pflesser, yang menggunakan atribut
kinerja pasar (market performance) dan kinerja keuangan (financial performance) untuk mengukur kinerja pemasaran.
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data ordinal. Data
ordinal tidak hanya dipakai untuk mengkategorikan variabel ke dalam
kelompok, tetapi juga dapat dipakai untuk melakukan ranking terhadap
kategori.50
Dan metode skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini
skala Likert.51
b. Wawancara mendalam untuk menindaklanjuti dan mendalami hasil dari survei
melalui kuesioner. Wawancara dilakukan kepada informan yang dinilai dapat
memberikan informasi relevan terkait penelitian ini, yaitu kepala pemasaran
bank syariah terpilih. Teknik ini juga dipakai untuk mengetahui lebih jauh
hubungan antar variabel hasil dari analisis data kuantitatif.52
49
Tujuan penggunaan kuesioner dalam metode survei adalah memperoleh informasi
yang relevan dengan tujuan survei dengan menanyakan kepada para responden tentang
informasi yang dibutuhkan. Dengan teknik ini, peneliti dapat memperoleh informasi kepada
responden tentang kepercayaan, opini, karakteristik, ekspektasi dan lain sebagainya Lihat
W. Laurence Neuman, Basics of Social Research; Qualitative and Quantitative Approaches
(Boston: Pearson Education, 2nd
, 2007), 167-168. 50
Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran (Jakarta: Gramedia, cet. 11, 2013), 65. 51
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 93-94. 52
Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap survei.Teknik ini
memungkinkan peneliti untuk menghindari informasi yang tidak tersampaikan dari
15
c. Dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan
untuk kepentingan variabel penelitian yang telah didesain sebelumnya. Data
yang dapat diambil dari dari teknik ini berbentuk dokumen atau file, buku
laporan tahunan bank syariah terpilih, dan lain sebagainya.
4. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, budaya perusahaan dijadikan sebagai variabel bebas
(independen) dan kinerja pemasaran dijadikan sebagai variabel terikat (dependen).
Tabel 1.2
Variabel Independen (Budaya Perusahaan)/X
VARIABEL ATRIBUT INDIKATOR BUTIR
Budaya Perusahaan (Kim
S. Cameron dan Robert E.
Quinn)
1. Karakter
dominan
Kekeluargaan,
inovatif, agresif
terhadap pasar, dan
procedural
1,2,3,4
2. Kepemimpinan
Fasilitator, inovator,
agresif, dan
organisator
5,6,7,8
3. Manajemen
karyawan
Kebersamaan,
individual, kompetisi,
dan formal/prosedural
9,10,11,12
4. Perekat
karyawan
Loyalitas, komitmen
berinovasi, prestasi
dan aturan formal
13,14,15,16
5. Orientasi
perusahaan
Pembangunan SDM,
inovasi produk,
pencapaian target, dan
suistainabilitas
17,18,19,20
6. Kriteria
kesuksesan
Pengembangan SDM,
produk inovatif,
memenangkan pasar,
dan efisiensi
21,22,23,24
kuesioner yang diberikan kepada responden. Lihat Masri Singarimbun dan sofian Effendi,
Metode Penelitian Survei (Jakarta: Pusat LP3ES Indonesia, 2013), 192.
16
Tabel 1.3
Variabel Dependen (Kinerja Pemasaran)/Y
VARIABEL ATRIBU
T INDIKATOR BUTIR
Kinerja Pemasaran (Cristian
Homburg dan Christian
Pflesser)
Kinerja
pasar
1. Market share
2. Dana Pihak Ketiga
3. Financing 25, 26, 27
Kinerja
keuangan
1. Return on Assets
2. Return on Equity 28,29
Tabel 1.4
Aturan Skoring
PERNYATAAN OPSI
SS S RG TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Keterangan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
RG : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
5. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan sebuah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu. Menurut Sugiyono,
populasi bisa berupa manusia maupun benda.53
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh unit Bank Muamalat dan BNI Syariah di daerah Jakarta dan Depok.
Alasan penulis memilih kedua bank syariah ini sebagai objek kajian adalah 1)
Bank Muamalat dan BNI Syariah adalah bank yang telah berstatus sebagai Bank
Umum Syariah dan telah mempublikasikan kinerja keuangannya selama periode
2012 hingga 2015. 2) Bank Muamalat dan BNI Syariah adalah bank syariah yang
masuk kategori BUKU 2, yaitu Bank Umum Kelompok Usaha yang memiliki
modal usaha di atas Rp 1 triliun dan di bawah Rp 5 triliun.
b. Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
merepresentasikan populasi. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian terhadap
53
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 80.
17
sampel tersebut dapat diberlakukan untuk populasi. Model sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel yang memberikan peluang pada studi ini untuk menentukan kriteria-kriteria
responden yang diinginkan.54
Dalam penelitian ini, sampel yang dipakai adalah 2 Kantor Cabang (KC)
bank syariah yang diteliti, yaitu Bank Muamalat KC Arthaloka Jakarta Pusat dan
BNI Syariah KC Depok Jawa Barat. Pemilihan kedua sampel ini berdasarkan
rekomendasi dari Muamalat Institute (MI) dan BNI Syariah Pusat. Mengingat
jumlah karyawan kedua bank syariah tersebut sebanyak 70 karyawan, maka dengan
margin error 5%, jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 responden, yang
terdiri dari 25 responden Bank Muamalat dan 35 responden BNI Syariah.55
6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini mengkombinasikan (mixing) dua analisis data, yaitu analisis
data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Strategi yang dipakai adalah Sequential Explanatory Strategy,
56 yaitu dengan menyajikan analisis data kuantitatif pada
bagian awal terlebih dahulu, kemudian disajikan analisis data kualitatif di bagian
setelahnya untuk memperkuat hasil analisis data kuantitatif. Untuk melihat peran
masing-masing analisis kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ini, bisa dilihat
pada penjelasan berikut ini:
a. Analisis Data Kuantitatif
Sebelum dilakukan analisis kuantitatif, akan dilakukan terlebih dahulu uji
instrumen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid sebagai alat
ukur dalam penelitian ini. Uji coba instrumen ini harus melalui uji reabilitas dan uji
validitas. Uji validitas dipakai untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.
Teknik yang dipakai untuk mengukur validitas instrumen penelitian ini adalah
dengan melakukan korelasi bivariat antara masing-masing skor indikator dengan
total skor konstruk. Jika hasil skor keduanya identik maka instrumen yang diuji
dinilai valid. Sedangkan uji reabilitas dipakai sebagai alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dinilai reliabel
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil. Pengukuran
reabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan fasilitas Cronbach Alpha. Suatu
variabel dinilai reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.70.57
54
Purposive sampling adalah teknik non-probability sampling yang menentukan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Lihat Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 85.
55 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 86-87.
56 Strategi ini merupakan model analisis yang bertujuan untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan hasil analisis data kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif.Metode ini sangat tepat digunakan untuk mengantisipasi hasil analisis data
kuantitatif yang tidak sesuai harapan. Lihat John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 211.
57 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19
(Semarang: Badan Penerbitan Univ. Diponegoro, 2011), 47-51.
18
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis deskriptif statistik.
Analisis tersebut digunakan untuk melihat dan menyelidiki tipologi budaya
perusahaan dan kinerja pemasaran Bank Muamalat dan BNI Syariah. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan analisis regresi untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI Syariah terhadap kinerja
pemasarannya.58
Untuk mempermudah pengolahan data, penulis menggunakan alat
bantu SPSS. Dalam penelitian ini, penulis juga akan menguji hipotesis berikut:
H0 = Budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI Syariah tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemasaran.
H1 = Budaya perusahaan Bank Muamalat dan BNI Syariah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pemasaran.
b. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif merupakan analisis yang bersifat induktif, yaitu suatu
analisis yang didasarkan pada data yang diperoleh, kemudian dikembangkan untuk
menjawab rumusan masalah atau mengji hipotesis. Menurut Creswell, posisi
analisis kualitatif dalam metode mix method yang menggunakan strategi sequential explanatory adalah sebagai penguat sekaligus interpretasi terhadap hasil analisis
kuantitatif.59
Sajian data dan analisis kualitatif berperan sebagai follow up data
kuantitatif. Penyajian data kualitatif ini juga sebagai langkah prefentif dari
perolehan data yang tidak tersentuh oleh data kuantitatif.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam penyusunan tesis, penelitian ini akan disusun
dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang berisi penjelasan tentang
latar belakang, permasalahan penelitian yang meliputi identifikasi masalah,
rumusan masalah dan pembatasan masalah. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan
dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, metodologi penelitian
yang meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan
sampel, serta analisis data. Bab ini ditutup dengan sajian kerangka konseptual dan
sistematika penulisan.
Bab kedua, memfokuskan pembahasan pada kajian teoritis dan perdebatan
akademik tentang budaya organisasi, pemasaran dan kinerja pemasaran. Kajian ini
58
Istilah regresi pertama kali dikenalkan oleh Sir Francis Falton pada tahun 1886.
Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat)
dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan mengestimasi dan atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui. Lihat Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, 94-94.
59 John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches, 211.
19
menjadi landasan pijakan dalam menganalisis setiap data yang diperoleh dalam
penelitian.
Bab ketiga, berisi ulasan tentang profil bank syariah yang diteliti. Dalam bab
ini, penulis akan memaparkan profil Bank Muamalat dan BNI Syariah yang
meliputi sejarah perkembangannya, visi dan misi, nilai-nilai yang dianut bersama
(shared values), serta produk dan jasa yang dimiliki.
Bab Keempat, didahului dengan pembahasan demografi responden dari bank
syariah terpilih. Setelah itu, penulis akan memaparkan analisis tipologi budaya
perusahaan Bank Muamalat dan BNI sSyariah. Untuk melihat tipologi budaya
perusahaan bank syariah tersebut, penulis menggunakan instrumen penilaian
budaya organisasi atau Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI)
milik Cameron dan Quinn. Bab kelima, penulis akan memaparkan temuan-temuan terkait strategi dan
kinerja pemasaran Bank Muamalat dan BNI Syariah. Di akhir bab ini, penulis akan
menguraikan bagaimana pengaruh budaya perusahaan yang dimiliki Bank
Muamalat dan BNI Syariah terhadap kinerja pemasarannya.
Bab keenam, berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
masalah serta saran baik secara teoritis maupun secara praktis untuk pihak-pihak
terkait sesuai dengan konsentrasi penelitian.