brazil

36
BRAZIL : Masyarakat Biomassa 1. Pendahuluan Bioenergy penting sekarang dan akan terus memainkan peran kunci dalam banyak hal di negara berkembang. Brazil merupakan negara yang memiliki program biomassa terbesar di dunia baik secara nasional maupun skala industri. Dr. Penna (mantan sekretaris negara untuk perdagangan dan industri) mengatakan : “Brazil sukses dihadapkan sengketa dunia untuk menggantikan pada bahan bakar fosil untuk skala besar oleh sumber energi alternatif”. Secara tertulis pada pemanfaatan biomassa brazil. Pada bab ini melihatkan masa depan daripada masa lalu. Yang menjadi perhatian kita adalah terutama pada komersialisasi biomassa. Tidak mungkin disini untuk memberikan keterangan secara rinci tapi hanya keseluruhan gambaran perkembangan paling signifikan. Itu dimulai dengan sebuah analisa singkat tren energi brazil dan peran biomassa dalam skenario seperti dengan referensi spesifik pada program ProAlcool, kontribusi yang mungkin dari bioteknologi dengan meningkatnya tuntutan pertanian, peranan hutan dan modern dan yang terpenting kemandirian energi di sektor pedesaan. Akhir pemakaian alkohol, seperti bahan bakar dan bahan kimia akan dibahas. Dampak lingkungan (khususnya terutama yang ditimbulkan oleh volume besar stillage alkohol) dan makanan lawan bahan bakar pertimbangan bersama dengan peluang penciptaan lapangan kerja yang dibahas.

Upload: haika-rahmah-ramadhona

Post on 08-Dec-2014

41 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Brazil

BRAZIL : Masyarakat Biomassa

1. Pendahuluan

Bioenergy penting sekarang dan akan terus memainkan peran kunci dalam

banyak hal di negara berkembang. Brazil merupakan negara yang memiliki program

biomassa terbesar di dunia baik secara nasional maupun skala industri. Dr. Penna

(mantan sekretaris negara untuk perdagangan dan industri) mengatakan : “Brazil

sukses dihadapkan sengketa dunia untuk menggantikan pada bahan bakar fosil

untuk skala besar oleh sumber energi alternatif”.

Secara tertulis pada pemanfaatan biomassa brazil. Pada bab ini melihatkan

masa depan daripada masa lalu. Yang menjadi perhatian kita adalah terutama pada

komersialisasi biomassa. Tidak mungkin disini untuk memberikan keterangan secara

rinci tapi hanya keseluruhan gambaran perkembangan paling signifikan. Itu dimulai

dengan sebuah analisa singkat tren energi brazil dan peran biomassa dalam skenario

seperti dengan referensi spesifik pada program ProAlcool, kontribusi yang mungkin

dari bioteknologi dengan meningkatnya tuntutan pertanian, peranan hutan dan modern

dan yang terpenting kemandirian energi di sektor pedesaan. Akhir pemakaian alkohol,

seperti bahan bakar dan bahan kimia akan dibahas. Dampak lingkungan (khususnya

terutama yang ditimbulkan oleh volume besar stillage alkohol) dan makanan lawan

bahan bakar pertimbangan bersama dengan peluang penciptaan lapangan kerja yang

dibahas.

Mempertimbangkan konsekuensi yang sangat besar dan pentingnya ekonomi

peningkatan pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi industri, seseorang dapat

beragumentasi bahwa brazil menjadi msayarakat dimana biomassa memainkan peran

kunci pada ekonomi dan pembangunan sosial. Memang, brazil sudah memasuki

ekonomi biomassa dengan tekad tak tertandingi di tempat lain.

2. Perkembangan Energi Brazil

Brazil memulainya pada tahun 1970 dengan struktur energi dimana bisa diringkas

sebagai berikut

1) Partisipasi yang sangat signifikan dari biomassa, khususnya kayu di sektor

pedesaan namun menurun akibat penetrasi Liquid Petroleum Gas (LPG)

Page 2: Brazil

2) Suatu dominasi mutlak pembangkit listrik tenaga air untuk pembangkit listrik

dan konsumsi nyata meningkat

3) Peningkatan tajam konsumsi minyak bumi, khususnya di transportasi karena

industri otomotif berkembang dan kurangnya sistem kereta api yang luas

Selama 1970an, fitur utama dari kebijakan energi dimana: intensifikasi

pengeboran minyak dalam negeri, penciptaan PNA(The national alcohol programme);

dan program nuklir. Harga minyak meningkat awal 1970an sebagai fenomena

sementara dan tidak sampai 1977 bahwa kebijakan harga yang diberlakukan untuk

mengurangi konsumsi. Pada 1979 sebuah kebijakan harga baru makroekonomi

diperkenalkan dan konsekuensinya Brazilian Energy Model (BEM) diciptakan yang

tujuan utamanya adalah pengurangan bertahap dari minyak impor dan pemeliharaan

tingkat konsumsi minyak bumi dari 1 x 106 b/d selama 1979-85. Setiap permintaan

tambahan adalah harus dipenuhi oleh penghematan energi dan sumber energi

alternatif. Impor minyak selama periode ini dipotong 50% melalui peningkatan pada

produksi minyak domestik dari 170.000 to 400.000 b/d. Permintaan bensin menurun

30%; konservasi energi dan subtitusi energi dalam sektor industri mengakibatkan

pengurangan 41% permintaan sementara ketergatungan energi impor yang berkurang

dari 37,5% (1979) ke 22,2% (1983) atau dari 997.000 ke 664.000 b/d.

Kegiatan energi dan sumber daya yang meningkat secara dramatis adalah

eksplorasi minyak domestik 18% pertahun, produksi alkohol dari tebu 14% dan

pemakaian LPG; yang terakhir karena subsidi tinggi dan menggunakan indusri baru.

Sumber energi tradisional tetap stabil pada 1970an. Konsumsi kayu meningkat secara

absolut tetapi menurun sebagai persentase dari energi utama total dari 27% (1973) to

19% (1983). Ini penting bahwa persentase sumber energi terbarukan (termasuk tenaga

air) meningkat dari 54,1% ke 60,8% pada periode yang sama.

2.1 Skenario kemandirian energi 1984-1993

Tidak ada yang menyamgkal Brazil prestasi di sektor energi; dari menjadi negara

import yang sangat tergatung pada energi pada 1970an. Kementrian pertambangan

dan energi (MME) mencari energi swasembada pada tahun 1993. Ini pernah

terpikirkan sejak satu dekade yang lalu. Kebijakan untuk mencapai kemandirian

energi mengusulkan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Total konsumsi minyak akan dijaga pada 1 x 106 b/d

Page 3: Brazil

2) Peningkatan pemanfaatan sumber energi alternatif untuk memenuhi semua

permintaan energi yang meningkat

Mengingat potensi biomassa brazil yang tampaknya layak. Penggantian impor

minyak akan memungkinkan brazil untuk mengurangi utang luar negeri dan

menggunakan devisa untuk pembangunan ekonomi lebih lanjut, di samping itu

memajukan politik itu sendiri.

Kemajuan yang luar biasa dan kebijakan adalah dengan meningkatnya bagian

dari sumber energi terbarukan dalam permntaan energi total dengan proyeksi 61%

pada 1983 meningkat menjadi 64,3% pada 1993. Etanol dari tebu meningkat dari

dasar 3,1 % (77.000 b/d) menjadi 5,8% (256.000 b/d) kira-kira 19,7 x 109 liter.

Konsumsi kayu akan meningkat bersamaan dengan minyak dari 405.000 b/d (16,4%)

menjadi 606.000 b/d (13,7%)

Pembangkit listrik tenaga air ini tentu saja sumber energi terbarukan yang paling

penting dan kapasitas telah meningkat dari 19% dari total (1973) menjadi 29% (1983)

atau 6062 MW (termasuk kapasitas pembangkit listrik thermal). Proyeksi tersebut

adalah 36% pada 1993 atau 12.183 MW yang diperkirakan mampu menghasilkan

40% total konsumsi energi pada tahun 2000 (MME,1984). Saat ini potensi hanya

digunakan 23% dari kapasitas dan pemanfaatannya tidak merata, 2% di utara

sementara di tenggara yang hanya memiliki 15% potensi air di brazil. Hal itu menjadi

cepat habis, ada masalah serius dengan sumber energi, karena jauh dari pusat-pusat

konsumsi dan rentan terhadap gangguan, air mudah digunakan, biaya investasi

meningkat, selain kebutuhan listrik meningkat dimasa lalu lebih cepat dari

pertumbuhan GDP karena pengenalan industri yang intensif, pertumbuhan populasi

khususnya pertumbuhan pada perkotaan, serta pergantian bahan bakar oleh listrik.

Saat ini ada kelebihan kapasitas dan itu ada kemungkinan karena permintaan listrik

tenaga air di masa depan akan tumbuh pada kecepatan yang jauh lebih lambat

dibandingkan ditahun 1970an.

Menurut MME ini didasarkan pada laju energi 1973-83 dan diasumsikan bahwa

industri yang membutuhkan banyak energi seperti semen, baja, kimia dsb akan

memanfaatkan teknilogi hemat energi, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 3% untuk

1985, 4% di 1986, 5% di 1987/1988 dan 5,6% setiap tahun untuk 1989/1993

Untuk mencapai swasembada energi, MME berencana untuk berinvestasi $ 115,5

x 109 pada sektor energi dimana $ 8,5 x 109 untuk mengolah biomassa alkohol dari

tebu dan reboisasi. Ini hanya 7% dari total pengeluaran. Sementara minyak bumi dan

Page 4: Brazil

listrik akan menerima $ 105,3 x 109 atau 91%. Keseluruhan investasi pada sektor

energi dalam kisaran masa lalu antara 3% dan 3,9% pada GDP dan untuk 1985-1993

periode diusulkan menjadi 4% GDP. Investasi dialokasikan untuk eksplorasi minyak

bumi ($ 56,7 x 109) sama dengan penghematan diperkirakan pada impor minyak.

3. Energi Biomassa

Biomassa di masa lalu telah menjadi sumber yang paling penting dari energi

Brazil. Kondisi yang paling mencolok saat ini adalah perubahan dari sumber energi

tradisional menjadi modern, diversifikasi energi modern dan industri, membangun

bagian integral dari kebijakan energi nasional secara keseluruhan ditunjukkan pada

gambar 1, Pada 1983, 688.000 b/d diproyeksikan untuk 1993. Ini tidak termsuk

kemungkinan lainnya program biomassa yang besar seperti yang dikaji oleh

COIBRA, seperti yang akan kita bicarakan nanti. Kami akan mempertimbangkan

peran teknologi modern dan industri sumber energi biomassa, bukan yang tradisional.

4. The ProAlcool or PNA (Programme National De Alcool)

ProAlcool adalah program energi berbasis biomassa terbesar didunia.

Terutama ditujukan untuk menggantikan bahan bakar fosil dan bahan baku kimia

(Rothman et.al 1983) dibuat dengan keputusan 14 November 1975. Pada waktu

produksi alkohol mencapai 0,6 Gl/yr di tahun 1984 telah meningkat menjadi 130.000

boe/d, dan diperkirakan akan mencapai 256.000 boe/d di 1993 (lihat gambar 2). Jika

etanol juga digunakan untuk menggantikan minyak diesel. Total produksi bisa

mencapai 40-60 x 109 liter ditahun 2000, meskipun 28-40 x 109 liter adalah lebih

realistis. Kapasitas yang terpasang (april/1985) 12,4 Gl/yr, tetapi mengingat semakin

beragam kebijakan energi sekarang sedang dikejar. Itu berarti bahwa tambahan

pasokan besar ethanol harus datang dari sumber bahan baku lebih beragam daripada

terlalu jauh.

ProAlcool saat ini usaha ekonomi yang signifikan dalam ekonomi brazil dan

jatuh tempo dan kelayakan tidak lagi dipertanyakan. Ada, tidak ada yang kurang, dua

pandangan utama yang berkaitan dengan program. Pertama, ada beberapa kebijakan

energi otonom dalam jangka menengah dan panjang, kedua adalah mereka yang

melihat PNA tidak kekal, peraturan atau pelengkap untuk masalah energi brazil.

Perbedaan utama antara kedua kelompok berasal dari analisa ekonomi, sosial dan

biaya lingkungan. Evaluasi biaya ekonomi dari tebu (satu-satunya sumber untuk

Page 5: Brazil

etanol sekarang) ini sulit karena beragam sumber informasi dan metodologi yang

terlibat, bahkan ada yang mengatakan ada 2 ProAlcool: pusat diselatan, terorganisir

dengan baik dan kompetitif dan di timur laut , tradisional dan disubsidi hasil akhir dari

program ini mungkin lebih disebabkan faktor politik daripada ekonomis dan teknis

4.1 Pembangunan Utama

Hambatan utama dan tantangan yang dihadapi ProAlcool adalah tingginya

produktivitas pertanian dan proses effisiensi industri. Pertanian merupakan faktor

krusial dalam konsolidasi akhir dan keberhasilan dari PNA. Tiga peningkatan besar

dalam industri argo tebu adalah dari pentingnya peranan penting:

1) Peningkatan produktivitas fermentasi gula/hektar

2) Peningkatan jumlah hari dalam operasi penyulingan/pemisahan

3) Peningkatan effisiensi proses industri

Peningkatan produktivitas dinilai layak dalam jangka menengah akan

meningkatkan produktivitas rata-rata dari 55-57 ton (saat dipanen kg/hektar; rata-rata

estimasi produktivitas bervariasi). Perbaikan baru atau mengijinkan tanaman

tambahan (4 kali panen dalam 5 tahun) dengan akibat peningkatan produktivitas

menjadi 100 ton/ha. Saat penyulingan beroperasi antara 150-180 d/y ini

memungkinkan untuk meningkatkan masa panen untuk 200 hari meningkat 50%

sehingga konsentrasi sari tebu bisa meningkat sekitar 60 BRIX (ukuran kadar gula)

dan disimpan untuk distilasi selanjutnya.

Ketika perbaikan ini dianggap bersama-sama, mereka mewakili peningkatan

yang signifikan dalam produktivitas secara keseluruhan dengan tabungan substantial

biaya investasi dan produksi. Ini juga salah satu faktor utama dalam mengurangi total

luas lahan yang dibutuhkan untuk produk alkohol (lihat tabel 1)

Seperti yang disebutkan, perbedaan regional dan tabel 1 berhubungan lebih ke

wilayah pusat selatan daripada ke timur laut.

Program biomassa yang besar membutuhkan teknik produksi modern dan

efektif jika ingin menjadi realitas ekonomi. Harga minyak dalam dolar tetap stabil,

effisiensi dan produktivitas biomassa berbasis sumber energi menjadi isu kritis.

Meskipun kemajuan pesat teknologi biomassa di Brazil. Namun perjalanan masih

panjang. Tujuan utama dari PNA adalah untuk menciptakan kondisi untuk program

pembangunan maka program itu diciptakan.

Page 6: Brazil

Sulit untuk memberikan penilaian angka pada pengeluaran R&D untuk

penelitian biomassa. Mengingat banyaknya jumlah lembaga yang terlibat, namun data

dari badan lembaga utama Sekretariat Teknologi Industri, menunjukkan dari 1974-

1984 STI membiayai 334 proyek penelitian dengan biaya $ 126,6 juta. Ini

mengecualikan badan usaha lainnya seperti EMBRAPA (1984) (kementrian

pertanian) dimana memiliki beberapa ratus proyek nasional, banyak proyek yang

terkait dengan biomassa.

4.2 Pembangunan Teknologi

Peralatan utama adalah bahwa sebelumnya kita telah dituntut dari pertanian,

pangan dan berbagai produk industri lain. Hari ini kami juga berharap menyediakan

kebutuhan energi kita. Ini dapat menempatkan tekanan serius pada sektor pertanian.

Harapan bahwa pengembangan bioteknologi dapat menembus pemahaman ilmiah kita

tentang pertanian, meningkatkan produktivitas dan membuka lahan baru yang

sebelumnya tidak cocok untuk tanaman pangan. Sebagai contoh studi terbaru

menunjukkan brazil dalam pengenalan varietas tebu baru, terutama yang lebih tahan

terhadap kekeringan akan memungkinkan tanaman ini dapat tumbuh di tanah yang

tandus seperti “CERRADO” (luas tanah, kesuburan rendah/tandus yang terletak di

pusat brazil yang di anggap baru-baru ini tidak cocok untuk tebu.

Brazil salah satu dari 3 negara didunia yang menggunakan program

bioteknologi-PRONAB (rosallo-calle dan Rothman 1984) pemerintah pusat berencana

menghabiskan $ 89 juta sampai tahun 1989 untuk teknologi R&R, terutama pada

kesehatan, pertanian, dan sektor energi (CNP,1984). Bioteknologi memiliki potensi

besar yang diberikan program biomassa Brazil, dan itu akan menjadi sangat penting

bahwa negara berkembang dan sepenuhnya menguasai bioteknologi. Sejak brazil

memiliki tradisi panjang dalam biomassa, ia menawarkan sebuah kesempatan realistis

untuk kemajuan teknologi yang berguna dan untuk menyediakan infrastruktur yang

cocok untuk membangun biotekologi.

Brazil telah memiliki program penelitian yang signifikan terhadap

bioteknologi tanaman (termasuk sel, kultur jaringan, perbaikan genetik dll) dalam

setidaknya 16 pusat penelitian saat itu, namun ada faktor-faktor pembatas penting

untuk pengembangan bioteknologi ini termasuk:

1) Kurangnya pemahaman yang kuat dalam mikrobiologi relevan dengan

proses bioteknologi industri.

Page 7: Brazil

2) Pemahaman yang lemah dalam fisiologi, biokimia, dan genetika tanaman

yang menghambat kemajuan di bidang teknlogi pertanian dan energi.

3) Kurangnya sumber daya manusia terlatih dibidang interdisipliner dari

bioteknologi untuk penelitian ilmiah dan penerapannya. Pada tahun 1984

beberapa 610 penelitian dan teknisi yang bekerja di bidang ini,

didistribusikan sebagai berikut: kesehatan (194), pertanian (194) dan energi

(222)

4) Kurangnya mekanisme pertukaran yang memadai antara universitas dan

lembaga penelitian

5) Mekanisme yang memadai untuk pemasaran produk bioteknologi.

5. Tanaman yang bisa menjadi energi utama

Jumlah tanaman pertanian yang dapat digunakan sebagai sumber energi yang

cukup besar dan banyak yang sedang diteliti di Brazil, namun kenyataannya adalah

bahwa hanya sedikit yang bisa dianggap sebagai tanaman energi potensial—gula-

tebu, singkong, kehutanan, minyak sayur, dan untuk sorghum, tingkat yang lebih

rendah

5.1 TEBU (Saccharum Officinarum)

Ini adalah tanaman energi utama untuk produksi etanol (99,5%), sebagai

akibat dari tradisi panjang brazil dengan tebu. Infrastruktur pertanian dan industri

sangat maju, serta pengaruh politik. Brazil telah menjadi produsen tebu terkemuka

selama 4 abad dan tebu ditanam di perkebunan besar. Produksi yang paling umum

yaitu menghasilkan 3 kali panen dalam waktu 4 tahun, persiapan lahan sebagian

besar saat tanam dan panen yang padat karya.

Produktivitasnya rendah dengan variasi yang sangat besar karena pengaruh

regional dan geografis dan tingkat investasi. Perkiraan bervariasi dari 47-60 ton/ha,

dari rata-rata seluruh negara (78-80 ton/ha di sao paulo) pada negara lain 110 ton/ha

di colombia dan 90 ton/ha di afrika selatan.

Ekspansi tebu telah berjalan sebagai sistem produksi yang luas dimana faktor

tanah sebagian diabaikan bersama dengan produktivitas dan effisiensi. Dalam

mendukung filosofi ini adalah biaya produksi yang relatif rendah dan ketersediaan

lahan yang murah, subur dan tenaga kerja yang melimpah.

Page 8: Brazil

Masalah tambahan adalah rendahnya prioritas yang diberikan untuk penelitian

di masa lalu. Misalnya, perbaikan genetik tebu dan pengenalan varietas baru hanya

fenomena yang relatif baru – bertentangan dengan negara-negara produsen utama

besar lain meskipun tebu dan tanaman lain besar signifikasinya terhadap ekonomi

brazil. The Institute of Sugar and Alcool’s (IAA) stasiun penelitian planalsucar

(yang ada 30 pusat nasional) dan copersucar adalah lembaga terkemuka untuk

penelitian tebu.

Ada 75 varietas tebu komersial pada tahun 1980 di negara bagian sao paulo

sendiri, tetapi 57% dari luas tanaman diwakili oleh varietas (NA56-79 dan CB41-

76). Baru-baru ini enam varietas baru (seri RB) diperkenalkan oleh planalcular, dan

12 (seri SP) oleh copersucar, yang mengalami peningkatan produktivitas sebesar

30%. Pengenalan berbagai varietas NA56-79, sebagai contoh, telah memainkan

peran penting dalam ekspansi yang cepat dari produksi tebu selama beberapa tahun

pertama PNA. Karena produktivitas dan kemampuan beradaptasi terhadap tanah

yang berbeda.

Sel dan teknik kultur jaringan dengan cepat sedang diterapkan untuk tebu,

terutama di pusat penelitian nuklir di bidang pertanian (CENA), copersucar,

flanalsucar, dan Institute Agronomy Campinas (IAC). CENA bekerja cukup berhasil

untuk menghasilkan produk varietas baru yang tahan terhadap herbisida. Planalsucar

juga memiliki program yang bertujuan menghasilkan varietas baru yang lebih cocok

untuk alkohol daripada produksi produksi gula, penelitian tentang fiksasi nitrogen

terkait dengan tebu terus dikembangkan di CENA, ada bukti bahwa proporsi

nitrogen tebu dapat diperbaiki melalui tanaman itu sendiri meskipun banyak

penelitian masih diperlukan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.

Terakhir, sebuah pengembangan baru layak disebutkan adalah mengubah

pembayaran sesuai dengan rendenem ketimbang beratnya seperti yang telah terjadi

sejauh ini. Ini merupakan inovasi besar untuk mendorong varietas yang lebih baik

dan harus sepenuhnya dilaksanakan pada panen 1988/1989.

5.2 Singkong (Manihot Esculeta)

Meskipun tanaman ini menawarkan potensi besar, itu hampir tidak digunakan.

Beberapa distilleries menggunakan singkong pada tahun 1984 mengalami kesulitan

pasokan serius karena tingginya biaya bahan baku, dan sebagian besar dari mereka

dipaksa untuk menutup, setidaknya untuk waktu yang lama. Ini rumit oleh

Page 9: Brazil

kurangnya pengalaman industri dengan unit besar. Singkong merupakan tanaman

pangan pokok dasar, dibudidayakan secara tradisional dan dengan produktivitas

yang rendah (12 ke 14 ton/ha) ini merupakan hambatan utama, meskipun

produktivitas dari 60-100 ton/ha telah dilaporkan dalam kondisi yang sangat

menguntungkan. Di australia rata-rata produktivitas 35 ton/ha. Jika dihitung

produktivitas di brazil mengalami peningkatan menjadi sekitar 24-25 ton/ha.

Sebelum program alkohol berbasis singkong besar akan memiliki peluang ekonomi

yang sukses.

Ada masalah lain, seperti tingginya tingkat resiko yang terkait dengan

membangun penyulingan tanpa mengamankan pasokan bahan baku. Produksi

pertanian singkong juga memerlukan penelitian besar karena meskipun sejumlah

besar varietas (lebih dari 1000) tanaman tersebut kurang diteliti. Hanya negara

bagian sao paulo telah melakukan penelitian genetik dan varietas baru telah

dikembangkan, negara-negara lain kebanyakan tidak ada sampai saat ini bahkan

koleksi yang ada ‘varietas baru’

Faktor lain yang telah membatasi penggunaan singkong sebagai tanaman

energi adalah bahwa bertentangan dengan tebu yang memiliki ampas tebu sebagai

sumber energi penyulingan. Singkong memerlukan setidaknya 25% dari kebutuhan

energinya dari sumber lain, yang belum tentu terjadi, namun karena ada varietas

yang menghasilkan persentase yang kira-kira sama. Akar dan batang yang jika

digunakan untuk tujuan utama produksi alkohol akan menjadi energi mandiri

(lorenai dan montero 1980). Meskipun semua kekurangan itu singkong tetap

alternatif terbaik (jika diinginkan) dalam jangka menengah dan panjang, tebu untuk

produksi alkohol, mengingat kenyataan itu dapat ditanam dilahan marjinal dan akan

menciptakan lapangan kerja lebih banyak.

5.3 Sorghum (Sorghum Vulgare)

Tanaman ini dianggap memiliki potensi besar karena siklus pendek

pertumbuhan 3-4 bulan dan fakta bahwa produksi bisa menggunakan peralatan yang

pada dasarnya seperti tebu. Namun ada masalah serius dengan sorghum. Karena

tidak terlihat memiliki peran yang signifikan dalam waktu dekat. Namun, mengingat

upaya penelitian internasional sekarang sedang berjalan untuk meningkatkan

sorghum (jenis yang baik dan manis), sikap ini bisa berubah dan mungkin ada

Page 10: Brazil

peluang yang signifikan untuk digunakan dalam produksi bahan bakar dan makanan

di sejumlah wilayah brazil.

5.4 Minyak Nabati

Pada tahun 1979 program ProOleo didirikan akan tujuan menemukan solusi

untuk masalah minyak diesel brazil. Hasilnya belum seluruhnya terlaksana terutama

karena alasan politik dan ekonomi daripada yang teknis. Pertama, ada konflik

prioritas tujuan antara pemerintah pusat dan produsen kendaraan berat. Pemerintah

menuntut bahwa siklus mesin diesel harus diubah untuk mengakomodasi bahan

baku, lebih cocok untuk mesin yang ada, harus ditemukan, karena investasi tinggi

yang diperlukan untuk modifikasi mesin. Kedua, jumlah besar minyak nabati yang

diperlukan, disamping tingginya permintaan minyak goreng, dan harga tinggi di

pasar internasional, membuat pilihan ini secara politis tidak menarik dalam jangka

pendek dan menengah itu juga memerlukan invesyasi besar. Untuk ini minyak nabati

diharapkan dapat memainkan peran utama pengganti diesel, dengan mencampukan

alkohol dan diesel dalam proporsi yang relatif kecil. Namun, ditingkat lokal atau

regional penggunaannya secara ekonomi bisa dipertanggungjawabkan pada skala

besar.

Dari semua minyak sayur yang ada dalam penelitian, dua tampaknya yang

paling menjanjikan, Jarak yang dikenal sebagai ‘MAMONA’ dan minyak sawit atau

‘DENDE’. Babassu (Oribigya spp.) lama dianggap sangat menjanjikan, masalah

sosial saat ini karena memiliki kegunaan tradisional selain bahan bakar. Potensi

minyak jarak berada di dalamnya persyaratannya masukkan renda, kemungkinan

besar peningkatan produktivitas (dari 6 hingga 12-18 ton/ha). Yang sangat baik

untuk kualitas bahan baku bahan bakar dan bahan kimia, dan kesesuaian untuk

tumbuh dilahan marginal. Harga minyak sawit jauh lebih rendah daripada minyak

nabati lainnya, dapat dengan mudah diolah, dan ada lebih dari 70 juta ha yang cocok

untuk budidaya

6. Kehutanan

Kehutanan adalah sumber energi yang paling penting dan menjanjikan,

terutama melihat masa depan. Brazil memiliki cadangan hutan asli terbesar di dunia,

dan potensi yang menjanjikan, masalah ekologi dan lingkungan disebabkan oleh

kerusakan hutan adalah fakta yang diketahui dan mengganggu. Hutan ilmiah dan

Page 11: Brazil

dikelola dengan baik. Namun, tidak akan menimbulkan masalah serius, terutama

hutan energi yang karena biaya transportasi terletak di dekat pusat yang

mengkonsumsi. Ini berarti dalam sebagian besar kasus, perkebunan bukan hutan asli

Industri kehutanan sangat penting di brazil, dan sumber utama lapangan kerja.

Hampir 1 juta orang diperkirakan akan diperkerjakan di sektor ini pada akhir abad

produksi nilai ekspor mencapai $ 3,3 miliar pada tahun 1982. Sebanyak 16,3 juta

akan dihutankan kembali untuk memenuhi permintaan. Pada satu titik sebanyak 88%

wilayah brazil itu tertutup oleh hutan lebat. Tetapi pada 1970an tidak lebih dari 50%.

Reboisasi dimulai dengan sungguh-sungguh pada tahun 1960an didorong oleh

permintaan industri tumbuh (pulp, kertas, ekspor dll). Dan pemerintah intensif pada

tahun 1965 dan 1966. Kebijakan reboisasi, meskipun itu sangat positif, manfaat

sebagian besar di wilayah tengah selatan. Di sao paulo ekspansi ini disebabkan oleh

kertas, pulp, dan industri selulosa yang merupakan terbesar di negara itu, sementara

di Gerals Minas (GM) itu karena perluasan produksi arang untuk industri baja,

hampir 4 juta ha telah ditanami sejak 1960an sebagian besar dari Eucalyptus dan

pinus.

Praktek reboisasi modern tidak dimulai sampai tahun 1970an. Pada tahun

1980 sebuah konsep baru diperkenalkan, ‘Hutan Jarak’ atau perkebunan energi yang

berbeda dari sistem lama dalam siklus pohon yang tumbuh lebih pendek dan

penanaman lebih padat. Pada tahun 1978 program kehutanan nasional diciptakan,

salah satu tujuan utama adalah studi tentang perkebunan hutan energi. Produktivitas

di brazil adalah salah satu yang terbesar di dunia yaitu 50 ton (kering)/ha eucalyptus

grandis telah dicapai. Percobaan telah menunjukkan peningkatan potensi

produktivitas hutan kini 125% dan pengurangan biaya 48%. Produktivitas saat ini

sekitar 18 ton/ha.

6.1 Penggunaan Industri

Di samping peran energi tradisional, ada empat industri utama yang

menggunakan dimana kayu menjadi semakin penting: baja dan semen, pembangkit

uap, bahan bakar cair, pembangkit listrik tenaga panas. Pemasakan kayu menurun

karena peningkatan konsumsi LPG dan Biogas (sampai batas tertentu).

Arang menjadi penting sebagai pengganti bahan bakar minyak di semen,

selulosa, dan industri baja (90% dari Mt 3,2 arang yang dikonsumsi dalam

pembuatan baja pada tahun 1981). Industri besi berbasis arang tampaknya memiliki

Page 12: Brazil

masa depan yang baik karena ada kemungkinan bahwa brazil akan menjadi indusri

baja berbasis arang yang besar, mengingat penekanan pada energi biomassa.

Masalah dengan pembuatan arang adalah bahwa hal itu masih menggunakan

teknologi yang sangat sederhana dengan efisiensi 25-35% dari berat kering awal,

yang kurang terorganisir (dengan beberapa pengecualian), dan sering dianggap

sebagai kegiatan marginal tanpa pertimbangan komersial secara keseluruhan,

misalnya karbonisasi oleh produk yang belum pulih. Namun demikian sejumlah

perusahaan baru-baru ini menunjukkan minat yang modern arang pembuatan

teknologi dan melakukan penelitian untuk tujuan ini.

Proses termokimia dari pirolisis dan gasifikasi untuk pasokan bahan bakar

untuk boiler, kiln, mesin. Sudah ada perusahaan besar nestle, Petrobas (perusahaan

minyak negara) dll yang beralih ke kayu untuk energi. Nestle memiliki program

untuk mengkonversi bahan bakar minyak pabrik untuk diganti biomassa dan

menciptakan struktur suplai keseluruhan baru untuk jaringan nasional. Kayu akan

menggantikan 125.000 b/y bahan bakar minyak ditahun 1986. Nestle akan

menggunakan daerah yang direboisasi di sao paulo dan negara mato grosso dan kayu

akan diangkut lebih dari jarak 1025 km. Perusahaan mengharapkan untuk

menggantikan 200.000 b/y bahan bakar minyak oleh kayu untuk boiler, dan

berenana daerah reboisasi besar untuk menjamin pasokan. Contoh-contoh ini

diberikan untuk menggambarkan perubahan yang luar biasa dari sikap oleh industri

untuk energi biomassa.

Di wilayah metanol, etanol dan bahan bakar cair, beberapa kemajuan yang

menjanjikan dapat diharapkan. Coalbra (perusahaan negara) sedang mempelajari

kelayakan memperoleh 10,7 x 109 liter/yr etanol dari kayu. Perusahaan memiliki

pabrik percontohan dalam operasi Minas Gerais sejak februari 1984 dengan hasil

yang menggembirakan. Itu didasarkan pada teknologi hidrolisis asam yang

digunakan di uni soviet, disamping menjadi etanol produk seperti metanol dan

furfural dapat diperoleh. Meskipun hal ini tampaknya satu-satunya proses yang

tersedia secara komersial, telah dikritik terlalu mahal (hasil sejauh ini menunjukkan

biaya 10-20% lebih tinggi dibandingkan tebu tetapi ini wajar mengingat itu adalah

dan membutuhkan jumlah besar kayu bakar yang besar.

Alternatif lain adalah untuk menghasilkan metanol. CESP (Perusahaan Energy

di Sao Paulo) menerima pinjaman $ 26,4 x 106 dari bank pembangunan internasional

untuk penelitian tentang metanol. Perusahaan ini memiliki pilot plant dengan

Page 13: Brazil

kapasitas untuk memproduksi 1 ton metanol dari 1,6 ton kayu. CESP juga memiliki

program untuk menggunakan metanol ini dengan menggunakan siklus mesin diesel

otto, boiler, penggemar methanol secara konsisten berpendapat bahwa brazil harus

memilih metanol karena memerlukan input lebih sedikit dan bahwa kondisi sangat

baik brazil dan pengetahuan di daerah ini bisa memungkinkan untuk mengatasi

sebagian besar masalah yang terkait dengan penggunaan metanol. ( lihat tabel 3)

7. Desa energi

Ada minat yang tumbuh di brazil dalam mengembangkan sistem mandiri

lebih banyak energi di daerah pedesaan. Perhatian utama adalah untuk menghasilkan

setidaknya proporsi cairan serta bahan bakar padat untuk keperluan pertanian dan

domestik; sebuah kerangka kebijakan yang semakin mengambil bagian. EMBRAPA

sekarang memiliki beberapa pusat di daerah pedesaan untuk melatih para petani,

untuk mendorong mereka untuk memikirkan sistem pertanian terpadu, untuk

menggunakan pendekatan yang lebih rasional dan ilmiah untuk produksi energi dan

konservasi dan untuk meningkatkan produktivitas pertanian memanfaatkan sumber

daya lokal.

Titik awal bisa mengatur distilleries mini (memproduksi kurang dari 5000 l/d)

di daerah pedesaan terpencil yang akan bertindak sebagai dorongan untuk

pembangunan pedesaan lebih lanjut dengan menyediakan bahan bakar cair yang

sangat dibutuhkan. Saat ini, distilleries ini tidak banyak tetapi ada rencana pemerintah

dan sektor swasta, untuk sejumlah besar distilleries mini sekarang bahwa beberapa

masalah teknis (misalnya produktivitas rendah) sedang di atasi.

Ekslusi dari pembiayaan resmi telah cacat perkembangan distilleries mini

meskipun para pejabat baru-baru ini negara telah menegaskan kredit yang akan

tersedia untuk membantu dengan kapasitas hingga 10000 l/d. Ini, bersama-sama

dengan bukti peningkatan kelangsungan hidup ekonomi dari distilleries mini

merupakan perkembangan baru yang signifikan.

7.1 Program Biodigester

Program ini dimulai pada tahun 1979 dengan dukungan MME dan disebut

‘Projeto de Difuao de Biogas’. Namun departemen lain berbagai kini terlibat. Potensi

bidigester di sektor pedesaan dianggap besar dan ekspansi yang cepat diramalkan.

Total produksi biogas saat ini dengan metode ini diperkirakan kira-kira 1800 toe/yr,

Page 14: Brazil

senilai $ 295 juta (pada tahun 1983) tapi ini kurang dimanfaatkan karena alasan sosial

dan keuangan. Ketika program tersebut dijalankan, bank sentral memberikan

pembiayaan, tapi ini dihentikan pada tahun 1981.

Difusi teknologi biogas adalah melanjutkan melalui lokakarya,rapat,literatur

teknis, dll tahun 1980-83 sekitar 3000 orang yang dilatih dalam teknologi biogas. Hal

ini terutama digunakan untuk memasak,pemanas,pendingin,pencahayaan dan

pertanian (pengeringan biji-bijian yaitu, pengganti minyak diesel, pompa air, dll).

Karena pembiayaan pemeliharaan mahal dan karenanya dalam masalah teknis.

Sosial, pelaksaan biodigester di daerah pedesaan adalah tugas yang sulit

karena, meskipun tampil relatif sederhana, penuh kompleksitas, sering berarti

perubahan dalam praktek, kebiasaan, dan adat istiadat sehingga berakar dalam

masyarakat pedesaan. Ini, bersama-sama dengan harga rendah LPG, telah terbukti

menjadi batu sandungan bagi penyebaran biodigester di sektor pedesaan.

Produsen teknologi gas juga sangat menarik untuk energi desa, meskipun lebih

banyak digunakan pada skala industri ( misalnya boiler, kiln, dryer, pompa irigasi,dll)

menggunakan sebagian besar arang, limbah batubara pabrik, dll gasifier secara luas

digunakan di Brazil selama perang dunia kedua kemudian dihentikan sampai tahun

1977 ketika sekali lagi mereka mulai mendapat perhatian, pada dasarnya

menggunakan teknologi yang sama, namun disesuaikan dengan fasilitas teknis dari

dunia modern, dan berorientasi pada solusi biaya rendah. Lebih dari 60 perusahaan di

brazil dalam teknologi ini yang mereka menyatakan sepenuhnya dikembangkan.

8.Kendaraan berbahan bakar ethanol.

Seperti yang tercantum dalam pasal 3, tujuan utama ProAlcool adalah untuk

menggantikan impor bahan bakar fosil. antara tahun 1975 dan 1984 brazil

menghasilkan 39,1 x 109 liter alkohol sebagian besar untuk bahan bakar, dan jumlah

kendaraan berbahan bakar etanol adalah sekitar 2 juta. Perbandingan etanol dengan

campuran bensin adalah 23%:77%. Lebih dari 90% dari penjualan mobil penumpang

bertenaga etanol pada tahun 1984 dan sebanyak 11-14 juta diperkirakan pada akhir

abad ini. Prestasi ini belum tanpa bahaya. Pertama, adalah produsen mobil yang tidak

memiliki pengalaman dengan mobil alkohol dan percaya bahwa tidak akan ada pasar

internasional yang signifikan dan dikhawatirkan para ahli mereka bisa terpengaruh

secara negatif. Akibat industri tidak berinvestasi dalam R & D dan itu Goverment’s

Aerospace Technology centre (GTA) yang dilakukan sebagian besar penelitian. Itu

Page 15: Brazil

adalah kombinasi dari kondisi yang melibatkan tekanan pemerintah, penurunan

penjualan mobil, dan insentif keuangan untuk mobil alkohol yang akhirnya membujuk

industri menerima ide.

Selama beberapa tahun pertama ProAlcool, preferensi diberikan kepada mobil

penumpang karena itu adalah solusi teknis yang langsung tersedia. Hanya dalam

beberapa tahun brazil telah mampu mentransfer 60 tahun pengalaman dengan mesin

bensin ke mesin alkohol, meskipun beberapa pengalaman sebelumnya kembali ke

tahun 1920an. Empat fitur utama dapat dibedakan dalam sejarah kendaraan berbahan

bakar alkohol yang modern: pada periode 1975-79 ini kebanyakan terdiri dari armada

eksperimental dan besar sedangkan tahun 1979-80 yang ditandai dengan kesepakatan

antara pemerintah dan indutri untuk produksi massal dari mobil alkohol dan

peningkatan bahan bakar yang signifikan, 1981-82 melihat ekspansi yang cepat dari

penjualan; sejak tahun 1983 telah terjadi konsolidasi teknis dan komersial dari mobil

alkohol.

Meskipun mesin etanol yang ada di mesin otto-siklus disesuaikan untuk

membakar alkohol, bagaimanapun konsep mekanik baru dengan 300 bagian-bagian

mesin yang berbeda dengan mesin bensin konvensional. Effisiensi termal 36-38%

terhadap 27% untuk mesin bensin setara (25% di brazil) dan akan lebih ditingkatkan

menjadi sekitar 42%. Yang akan lebih dari kompensasi untuk etanol nilai yang lebih

rendah kalori. Meskipun banyak inovasi baru perlu dimasukkan, khususnya,

mikroelektronika, sebagian besar masalah teknis yang disebabkan oleh alkohol telah

diatasi.

Penekanan oleh ProAlcool pada mobil penumpang telah menjadi sumber

utama dari kritik. Fase pembangunan yang lebih baru adalah pergeseran tekanan

terhadap pemanfaatan alkohol dalam truk ringan dan menengah dan juga traktor (lihat

gambar 4). Pada pertengahan 1985 sekitar 70% dari truk ringan yang berbahan bakar

alkohol. Pada tahun 1987 industri gula dan alkohol akan menggunakan secara

eksklusif peralatan bahan bakar etanol, dengan tunjangan khusus untuk mengurangi

jumlah minyak diesel dan mesin dual berbahan bakar. Sudah ada sistem mesin

berbagai siap untuk memasuki pasar yang menjanjikan. Seperti untuk traktor,

komersial pertama di dunia etanol bertenaga traktor diluncurkan pada tahun 1980 dan

hari ini semua manufaktur utama memiliki model alkohol. Hampir 55% dari

penjualan valmet dan 36% dari massey ferguson itu pada awal 1984 adalah model

alkohol,

Page 16: Brazil

8.1 ProOleo

Seperti yang tercantum dalam bagian 5.4, karena kesulitan dengan minyak

nabati, sejumlah alternatif sedang dikejar, sebagian besar biomassa berbasis,

termasuk

1. mengubah penyulingan dan memecah sistem sehingga menghasilkan jumlah

maksimum yang mungkin minyak diesel dari satu barel minyak,

2. penggunaan etanol sebagai pengganti minyak solar termasuk aditif, etanol, motor

dual injection, busi pijar (digunakan sebagai ignitors) dan subtitusi dari putaran

diesel oleh mesin siklus otto untuk memungkinkan penggunaan etanol

3. penggunaan minyak nabati dalam jumlah meningkat tergantung pada harga dan

tersedia.

4. Penggunaan aditif untuk etanol atau diesel

5. Diesel dan metana dalam campuran 60-100% dan juga campuran metanol

Dengan pilihan minyak sayur, alternatif sedang diselidiki meliputi:

a) Penggunaan langsung dari minyak nabati (sayur dan diesel, minyak sayur,

dan diesel dan ethanol, diesel dan aditif)

b) Modifikasi kimia dari minyak nabati

Sebuah studi yang signifikan juga sedang dilakukan suatu aditif untuk

mengurangi permintaan untuk diesel. Antara aditif yang paling penting yang telah

dihasilkan adalah nitrat tetrahydrofuryl dan tri-etilena glikol di nitrate yang diperoleh

dari bahan baku terbarukan, THFN diproduksi di brazil dari furfural dperoleh juga

dari jerami, biji kapas, tongkol jagung, limbah berserat industri, dll, TEGDN

dihasilkan dari etanol melalui etana dan nitrasi selanjutnya dengan cara konvensional.

Meningkatnya permintaan untuk bensin tanpa timbal telah lebih jauh

menyoroti minat pada bahan bakar alkohol, terutama di Amerika Serikat dan eropa

barat karena efektivitas mereka penggerak oktan.

9.Bahan kimia alkohol

Selama 40 tahun terakhir, industri kimia telah mengalami perkembangan yang

revolusioner. Dua faktor dasar:

a) Perubahan dari teknologi untuk bahan kimia yang sebagian besar berbasis

batubara terutama berbasis minyak

b) Peningkatan lebih dari 100 kali lipat dalam output.

Page 17: Brazil

Setiap bahan kimia yang berasal dari petroleum saat ini sedang digunakan dapat

dihasilkan dari biomassa dan non mineral minyak. Di masa depan yang diturunkan dari

biomassa bahan kimia mungkin memainkan peranan yang semakin meningkat,

khususnya di negara-negara pengimpor minyak berkembang. Ini khususnya sudah

terjadi di brazil dan india.

Sudah ada sejumlah teknologi konversi yang tersedia untuk memproduksi bahan

kimia dasar dari biomassa yang dapat dibagi menjadi dua bidang utama:

1. Tanaman itu sendiri telah melakukan bagian penting dalam sintesis,

2. Dimana bahan baku industri kimia dibedakan oleh sintesis kimia dari lebih banyak

sumber daya biomassa nerlimpah seperti kayu, sisa tanaman dll

Penggunaa industri besar etanol sebagai bahan baku kimia mulai tahun 1942 oleh

perusahaan RHODIA. Dari pertengahan 1950an sampai akhir 1960an ada fase ekspansi

karena sebagian dengan harga rendah alkohol yang menyebabkan lebih besar etanol

berbasis proyek kimia. Ada perubahan pada 1960an dan awal 1970am ketika

petrokimia mulai memasok pasar dengan harga rendah dan pada saat yang sama harga

etanol meningkat karena tingginya harga gula di pasar internasional. Dengan

penciptaan target PNA untuk sektor kimia ditetapkan pada 1,5 x 109 liters/tahun di

tahun 1985. Ini lebih optimis mengingat pabrik modern dan kelebihan kapasitas dari

sektor petrokimia yang ada.

Ada yang kurang, industri kimia berbasis etanol telah berkembang sangat pesat dan

ekspansi yang lebih besar yang diramalkan di masa depan. Sekitar 7% dari produksi

etanol setiap tahun dikonsumsi di sektor ini, kapasitas terpasang pada 1976 adalah

60.105 ton/tahun dengan potensi konsumsi etanol adalah 87,5 juta liter. Pada 1984

kapasitasnya meningkat menjadi 336.980 ton/tahun dengan potensial konsumsi

mencapai 573,5 juta liter (saraiva,1984) (tabel 4). Ekspor menjadi semakin penting bagi

perluasan industri ini dan $ 80 juta tahun 1983. Saat etilena, acetaldehyde, asam asetat,

butanol, dan octanol dapat melengkapi dengan produk sejenis di sektor petrokimia.

Brazil memiliki kapasitas teknologi untuk mengembangkan industri ini dan kemajuan

yang signifikan telah dicapai. Karena biaya akhir dari bahan baku diperkirakan turun,

industri tampaknya yakin ekspansi meskipun fakta bahwa penemuan gas penting telah

dibuat, gas kini relatif lebih murah dan dapat menghasilkan amonia dan metanol yang

merupakan sesuatu yang penting dalam pembangunan pertokimia.

Page 18: Brazil

10. Dampak Lingkungan.

Hutan energi juga direncanakan tidak akan menimbulkan masalah lingkungan

yang serius kecuali mungkin yang ditimbulkan oleh monokultur. Kita tidak dapat

menarik kesimpulan tentang apa yang mungkin terjadi di brazil jika rencana untuk

mengatakan bahwa kemungkinan besar itu akan mengambil tempat di lahan marjinal,

sejauh masalah lingkungan yang lebih serius yang ditimbulkan oleh energi biomasa

yang berasal dari distilleris alkohol.

Untuk setiap liter penyulingan alkohol akan menghasilkan 12-14 liter stillage

atau ‘vinhoto’ (residu cair dari distilasi hasil cairan fermentasi). Misalnya 300 m3/hari

penyulingan menghasilkan beban pencemaran dengan limbah domestik dari kota 2

juta orang.

Sementara itu bahaya yang serius tidak bisa diabaikan, masalah ‘vinhoto’ telah

dibesar-besarkan dan kritikus luar sering lupa untuk memperhitungkan kondisi

keseluruhan sektor dan lainnya di brazil, terutama untuk petrokimia yang sudah

memiliki tingkat polusi yang sangat tinggi. Selain itu ada sejumlah alternatif yang

dapat menyelesaikan banyak masalah ini, termasuk:

1. Stillage daur ulang, yang dapat mengurangi volume untuk dibuang

2. aplikasi langsung sebagai pupuk yang memerlukan sedikit investasi dan sedang

berhasil dilakukan dengan dana yang cukup besar dalam pupuk impor

3. Fermentasi anaerobik dan pengolahan biogas yang dapat mengurangi BOD sekitar

70-90%, selain memproduksi biogas sekitar 0,3-0,5 m3 per kg BOD

(Barreto,1985)

Pengembangan ini bersama-sama dengan meningkatnya kesadaran nilai ekonomi

‘vinhoto’ dan penegakan hukum yang lebih keras, bisa melakukan jauh dengan

masalah ini dalam waktu yang tidak terlalu jauh.

Ada manfaat tambahan lingkungan alkohol, tidak sering disebutkan efektivitas

mereka dalam menurunkan emisi kendaraan. Gambar 5 menunjukkan emisi dari

kendaraan ringan berdasarkan tes laboratorium, yang tidak dapat direalisasikan dalam

praktek

11. PANGAN VS BAHAN BAKAR

Ini adalah salah satu masalah yang paling diperdebatkan adalah panasnya

dalam dan diluar brazil, meskipun studi yang sedikit serius yang telah dilakukan

untuk menyelesaikan argumen ini dalam kaitannya dengan situasi pangan dunia.

Page 19: Brazil

Walaupun salah satu tidak bisa mengabaikan kemungkinan implikasi dalam kasus

orang brazil, masalah ini tampaknya telah didramatisasi. Ada dua sumber utama :

1. Terdapat 520 juta hektar, lahan pertanian yang hanya 50-55 juta ha

dibudidayakan. Area yang diperlukan untuk memproduksi 8,5 juta ton gula dan

9,1 x 109 liter alkohol adalah 3,8 juta ha pada tahun 1984. Ini dibandingkan

dengan 12,2 juta ha jagung, 9,4 juta ha kedelai, 5,3 juta ha padi dan 2,2 juta ha

kopi.

2. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa produksi tebu yang disetai

pertumbuhan dalam penggunaan padang rumput berlimpah dan tanah yang kurang

di manfaatkan. Pada kenyataannya, sumber resmi telah mencatat bahwa produksi

pangan telah meningkat sejak PNA didirikan karena tebu telah membantu

memodernisasi pertanian dan memberikan lebih banyak investasi, terutama

didaerah yang tidak produktif.

Namun demikian, produksi pangan domestik di brazil telah menurun dari

indeks 100 pada tahun 1977-87. Pada tahun 1984, meskipun pada peningkatan

populasi 15%. Namun, hal ini disebabkan kebijakan pertanian dan ProAlcool sebagian

tidak dibiayai oleh ekspor komoditas tanaman, disubsidi oleh pemerintah yang

membutuhkan dana. Karena ini adalah salah satu daerah Brazil bisa bersaing di

tingkat internasional. Kecenderungan ini telah semakin ditekankan oleh petani dengan

menerima harga yang lebi tinggi untuk tanaman ekspor mereka dan sejak tahun 1983,

dengan evaluasi ulang cruizeiro (yang telah mendorong ekspor lebih lanjut) dan resesi

dalam negeri, pejabat pemerintah tampaknya menyadari sepenuhnya implikasi pangan

versus bahan bakar dan sedang mempelajari metode yang berbeda untuk

meningkatkan produksi pangan di daerah baru dan tradisional yang tumbuh tebu,

sejauh ini dengan hasil yang menggembirakan

12. Pekerjaan

Manfaat lain biomassa untuk energi adalah penciptaan lapangan kerja, dimana

tanaman padat karya seperti tebu dan singkong digunakan untuk memproduksi

alkohol, hal ini menjamin pekerjaan diciptakan. Dengan ProAlcool, ada perbedaan

mengenai jumlah pekerjaan yang diciptakan, yang berasal dari produktivitas tenaga

kerja yang berbeda antara dan di dalam wilayah, tinggi tingkat kerja sementara, dan

sifat dinamis dari kerja untuk produksi alkohol. Misalnya, intensitas tenaga kerja tiga

kali lipat di timur laut daripada di sao paulo

Page 20: Brazil

Memperkirakan bahwa penciptaan lapangan kerja secara langsung oleh PNA

adalah 15.939 pada tahun 1980 dan 48.728 pada tahun 1985. Tabel 5 menunjukkan

bahwa perhitungan terbaru oleh CENAL terdapat 425000 pekerjaan. Perhitungan ini

mungkin menyesatkan karena kesulitan mengukur kerja berdasarkan persamaan,

misalnya mereka mengecualikan pekerjaan tidak langsung banyak seperti di industri

peralatan, tapi karena tebu merupakan salah satu tanaman yang paling intensif dalam

tenaga kerja terhadap kedelai dan mengingat bahwa ekspansi yang paling tebu berada

di wilayah kerja yang rendah, tidak ada keraguan bahwa telah ada pekerjaan yang

besar, dimana indeks tebu adalah 2,2 terhadap 37,44 untuk kapas dan 3,5-12 untuk

kedelai.

Di bidang kehutanan telah mencatat pentingnya sebagai sumber sumber

lapangan kerja, jika rencana oleh COALBRA terwujud maka lebih dari setengah juta

pekerjaan baru akan diciptakan untuk menghasilkan 10,7 x 109 liter/tahun etanol.

Karena tidak ada penyulingan beroperasi pada skala komersial. COALBRA

diperkirakan untuk etanol kayu didasarkan pada pabriknya di MINAS GERAIS.

Keuntungan tambahan lebih lanjut dari kerja biomassa berbasis biaya rendah.

Biaya per pekerjaan yang diciptakan dalam PNA yaitu $23.000-28.000/orang berada

di pusat selatan dan $6000-7000 di timur laut (tebu) dan diperkirakan $30000-34000

untuk kayu. Dibandingkan, investasi per pekerjaan yang diciptakan di sektor industri

yaitu $42.000/orang (1983) atau $57.000 dalam industri padat modal. Perbedaan di

komplek petrokimia Camacari, Bahia yang dimulai pada 1978 dan diperlukan

$200.000 per pekerjaan (Geller,1985)

Sehingga kelangsungan hidup ekonomi yang lebih rendah dari biomassa dapat

dikompensasikan dengan penciptaan lapangan kerja lebih murah dan oleh kenyataan

bahwa itu dihasikan dimana sangat dibutuhkan : di daerah pedesaan

13. Biaya

Ini adalah masalah yang kompleks yang tidak dilakukan peradilan disini.

Dalam kasus etanol tidak ada ‘biaya tetap’. Itu bervariasi sesuai dengan pabrik,

desain, lokasi dll dalam kasus perkiraan ProAlcool bervariasi dari $37-90 atau bahkan

$120 perbarrel bensin. Variasi berasal dari data primer bertentangan dan sejumlah

asumsi utama yang masuk ke setiap akuntansi biaya. Sangat penting adalah nilai tukar

dan pengolahan subsidi pemerintah ini bervariasi dari $ 0,06 liter untuk penyulingan

pertama, hampir tidak ada untuk yang baru-baru ini (kecuali di laut).

Page 21: Brazil

Sebuah studi menunjukkan bahwa Cenal biaya sosial etanol untuk

menggantikan satu barrel bensin pada pertengahan 1983 di sao paulo, menggunakan

tingkat inflasi AS untuk periode 1980-83 adalah $41-54 per barrel untuk pengganti

bensin. Maka, bensin yang berasal dari $29 per barrel minyak bumi impor

diperkirakan menelan biaya sekitar $41 per barrel ex-kilang di Brazil (lihat tabel 7)

Dan $47 ketika semua biaya diperhitungkan. Campuran 20:80 ethanol:bensin adalah

kompetitif. Tapi biayanya adalah 6-19% lebih tinggi bila 100% etanol digunakan

untuk menggantikan barel bensin. Ini tidak mempertimbangkan manfaat lain (kreasi

pekerjaan misalnya pembangunan pedesaan, peningkatan kemandirian dll).

Mengingat harga kayu, di bulan oktober 1983, ini adalah $9 per m3 untuk penggunaan

umum, untuk tujuan energi harga ini bisa di atas $24,70 per m3 sebelum masalah

ekonomi masa lalu. Potensi biomassa baru mulai diakui dan biaya pengurangan dapat

diharapkan dalam fase pertanian dan industri.

14. Kesimpulan

Sangat luar biasa bahwa brazil sedang mencari kemandirian energi pada satu

dekade yang lalu mengingat ketergantungan energi besar, dunia tampak tak

memikirkan. Pada bab ini menceritakan banyak pada pemanfaatan industri sumber

energi biomassa.

Program yang paling dikenal dan paling sukses adalah program ProAlcool

terbesar didunia industri berbasis biomassa dan itu merupakan keberhasilan brazil. Itu

merupakan kekuatan pendorong yang signifikan terhadap ekonomi, terutama dengan

menyediakan proporsi penting dari bahan bakar cair yang sangat dibutuhkan. Dan ini

juga merupakan tantangan untuk modernisasi pertanian dan pengembangan teknologi

energi alternatif. Ketika program R&D yang sekarang berlangsung menghasilkan

hasil, banyak hambatan saat ini dapat diatasi. Kehutanan adalah titik dimana

kemajuan penting dapat diharapkan.

Perubahan yang dibutuhkan – sosial dan tidak lebih dari teknologi, khususnya

di lingkungan pedesaan sehingga konsep konsep baru secara bertahap dapat terbentuk

menuju masyarakat yang lebih mandiri. Penerimaan cepat untuk kendaraan bermotor

berbahan bakar etanol oleh konsumen perkotaan cukup signifikan dan sekarang secara

bertahap dan berhasil ekspansi ke penggunaan pertanian. Pemanfaatan bahan baku

berbasis biomassa di industri kimia juga sangat menggembirakan. Sejauh ini masalah

lingkungan yang paling serius adalah stillage, seseorang tidak dapat menyangkal

Page 22: Brazil

bahaya ini, tetapi mereka sedang ditangani dan berhasil. Pada saat yang sama bahan

bakar alkohol terhadap lingkungan kurang berbahaya. Masalah yang terkini

diperdebatkan masalah makanan dan efek sering kali berlebihan, ini didapat sebagian

diimbangi oleh penciptaan lapangan kerja yang lebih besar, bersih dan biaya investasi

yang lebih rendah, daerah mana yang lebih dibutuhkan

Sumber energi biomassa memiliki perjuangan yang berat dalam bersaing

dengan bahan bakar fosil, terutama dimana harga mereka tetap stabil atau jatuh.

Namun, biomassa juga bisa lebih penting di negara-negara berkembang terutama yang

di brazil adalah contoh terkemuka dalam pemanfaatan biomassa pada skala industri.