kerjasama nuklir argentina dan brazil dalam...

83
KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM GUADALAJARA AGREEMENT TAHUN 2015 2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) oleh Muhammad Hafizh NIM: 1113113000036 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL

DALAM GUADALAJARA AGREEMENT

TAHUN 2015 – 2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)

oleh

Muhammad Hafizh

NIM: 1113113000036

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya
Page 3: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya
Page 4: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya
Page 5: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

v

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki fokus untuk meneliti alasan mengapa Argentina dan

Brazil mempertahankan kerjasama nuklirnya yaitu Guadalajara Agreement pada

tahun 2015 hingga tahun 2017. Masalah utama dalam penelitian ini dimulai dengan

pengembangan kapal selam bertenaga nuklir (PROSUB) yang dimiliki oleh Brazil

pada tahun 2015. Pada dasarnya teknologi nuklir yang dimiliki oleh Argentina

ataupun Brazil hanya dapat digunakan untuk tujuan damai semata (peaceful

purposes). Hal ini terangkum pada Guadalajara Agreement, disepakati oleh Argentina

dan Brazil yang tergabung di dalam Quadripartite Agreement bersama dengan

ABACC (the Argentine-Brazil Agency for Accounting and Controlling Nuclear

Materials) dan IAEA (International Atomic Energy Agency). Metode penulisan

kualitatif dan deskriptif analitis dipilih penulis untuk menjadi sistem penelitian dalam

penulisan skripsi ini, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan sumber

sekunder yang diampu oleh jurnal-jurnal dan penelitian para ahli yang membahas

industri dan kebijakan nuklir baik Argentina ataupun Brazil. Penulis menggunakan

dua konsep sebagai kacamata untuk meneliti skripsi yang berjudul “KERJASAMA

NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM GUADALAJARA AGREEMENT

TAHUN 2015-2017”, yaitu konsep Shared Economic Interest dan konsep Complex

Interdependence yang dimana merupakan konsep turunan dari teori Neoliberal

Institusional, dengan kedua konsep ini setidaknya penulis menemukan alasan

mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya yaitu, pertama

dengan alasan ekonomi sehingga dengan kerjasama ini kedua negara dapat

mendapatkan keuntungan berupa sumber daya yang terjamin bagi Argentina dan

transfer ilmu pengetahuan bagi Brazil, dan yang kedua adalah mereduksi potensi

terjadinya konflik karena kedua negara ini merupakan negara tetangga dan main actor

dari kawasan Amerika Latin.

Kata kunci: Argentina, Brazil, Kerjasama Nuklir, Amerika Latin, ekonomi, teknologi.

Page 6: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji dan syukur selalu penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak

lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW beserta

dengan seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.

Rasa syukur yang tak terhingga tentunya masih menyelimuti pikiran dan hati

penulis karena telah berhasil menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

Kerjasama Nuklir Argentina dan Brazil dalam Guadalajara Agreement tahun 2015-

2017 ini. Selama kurang lebih 6 tahun menjalani aktivitas perkuliahan di Program

Studi Hubungan Internasional, FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis

merasa perlu untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak

berikut yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

Dengan segenap rasa hormat dan kerendahan hati, penulis sangat ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Teguh Wibowo dan Ibunda Susanti yang telah

memberikan dukungan dan kasih sayang yang paling besar kepada penulis untuk

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan SE,. MM. selaku dosen pembimbing penulis

yang selalu memberikan arahan, motivasi, dan kritik membangunnya dalam

perbaikan penulisan skripsi ini.

3. Segenap jajaran staff dan tim pengajar/dosen Prodi HI UIN Jakarta yang telah

memberikan segudang ilmu serta wawasan yang baru kepada penulis seperti Pak

Ahmad Alfajri, Ibu Eva Mushoffa, Pak Febri Dirgantara, Pak Taufiqurahman, Pak

Aiyub Mohsin, Pak Nazaruddin Nasution, Pak Kiky Rizky, Pak Adian Firnas, Pak

Irfan Hutagalung, Pak Mahmudi, Ibu Debbie Affianty, Pak Bambang Ruswandi,

Page 7: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

vii

Kak Mutiara Pertiwi, Ibu Indriana Kartini, Pak Teguh Santosa, Ibu Rahmi

Fitrianti, Pak Andar Nubowo, dan masih banyak lagi yang tidak saya sebutkan satu

persatu.

4. Saudari Grace Yohana yang telah membantu pengerjaan skripsi ini dan trlah sabar

mengoreksi penulisan skripsi, serta memberikan dukungan kepada penulis agar

dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis berharap bahwa semoga semua bentuk dukungan dan kebaikan hati

tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna, sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak tentu akan sangat membantu

penulis sebagai bahan pertimbangan perbaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat memberikan sumbangsih yang besar ke depannya dalam ranah kajian

penelitian pada bidang Ilmu Hubungan Internasional.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bekasi, Mei 2019

Muhammad Hafizh

Page 8: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah ............................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8

E. Kerangka Konseptual ........................................................................... 15

1. Konsep Shared Economic Interest .................................................. 16

2. Konsep Complex Interdependence .................................................. 18

F. Metode Penelitian ................................................................................ 20

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 21

BAB II SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL

ARGENTINA DAN BRAZIL

A. Hubungan Argentina dan Brazil dalam Konteks Regional ................. 24

B. Argentina dan Brazil dalam Bidang Ekonomi ..................................... 25

C. Sejarah Rivalitas Militer Argentina dan Brazil ................................... 29

D. Sejarah Singkat Perkembangan Industri Nuklir Argentina dan Brazil 30

BAB III PERKEMBANGAN KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN

BRAZIL

A. Sejarah Kebijakan Nuklir Argentina ................................................... 35

B. Sejarah Kebijakan Nuklir Brazil.......................................................... 39

C. Sejarah Kerjasama Nuklir Argentina dan Brazil ................................. 42

D. Perkembangan Nuklir Argentina dan Brazil ....................................... 48

BAB IV ANALISIS KERJASAMA ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM

INDUSTRI NUKLIR

A. Shared Economic Interest ................................................................... 55

1. Kepentingan Argentina .................................................................... 56

2. Kepentingan Brazil .......................................................................... 58

B. Complex Interdependence ................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 72

Page 9: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Kerjasama nuklir antara Argentina dan Brazil sudah terjalin semenjak tahun

1991 dengan menghasilkan ABACC (The Brazilian-Argentine Agency for Accounting

and Control Nuclear Materials) sebagai hasil kerjasama Guadalajara. Dengan

memiliki visi yang sama sebagai negara nonproliferasi, Argentina dan Brazil

menggunakan sumber daya nuklirnya untuk tujuan perdamaian (peaceful purposes)

atau tidak menggunakan sumber daya nuklir untuk tujuan militer.1

Penggunaan energi nuklir dengan tujuan damai (peaceful purposes) adalah

salah satu kegunaan energi nuklir itu sendiri dengan tujuan untuk membantu manusia,

setidaknya ada tiga (3) hal yang menjadi fokus dari penggunaan nuklir dengan tujuan

damai, yaitu keamanan pangan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan.2 Hal ini

dikarenakan nuklir kerap dibilang sebagai ancaman bagi manusia karena

penggunaannya sebagai senjata. Argentina merefleksikan penggunaan nuklir dengan

tujuan damai dengan cara memproduksi berbagai keperluan medis bagi negara –

negara lain.3

1 Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order: An Appraisal, (Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016) 2 Khuros Gaffari, The Tiny Atom Delivers Big Benefits in Unexpected Ways.[basis data online]

https://share.america.gov/big-benefits-peaceful-nuclear-energy/ diakses pada tanggal 18 Mei 2019,

pukul 03.33 3 Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016)

Page 10: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

2

Argentina terbilang lebih maju dari negara lain dalam industri nuklir di

kawasan Amerika Latin karena merupakan negara yang menggunakan energi nuklir

pertama kali di Amerika latin pada tahun 1974. Argentina juga membuka peluang

untuk menguasai sektor sumber daya di kawasan Amerika Latin selain dari ekspor

sumber daya lainnya seperti minyak dan gas alam4, sedangkan Brazil merupakan

negara dengan kapabilitas perekonomian terbesar yang memiliki sumber daya nuklir

yang kaya di kawasan Amerika Latin.5

Argentina dan Brazil juga mengikuti berbagai organisasi internasional dan

treaty yang bersinggungan dengan energi nuklir itu sendiri seperti Treaty of

Tlatelolco (Amerika Latin dan Karibia), dan Nuclear Suppliers Group (NSG).

Sehingga dengan kapabilitas ini Argentina dan Brazil dapat dikatakan sebagai

pemimpin Amerika Latin di dalam bidang industri nuklir, dengan bergabungnya

kedua negara dengan NSG.

Teknologi nuklir damai yang dimiliki Argentina Argentina membuatnya

memiliki eksklusifitas dalam pembangunan industri nuklirnya dalam berbagai bidang.

Tanpa menggunakan teknologi nuklir ini sebagai senjata dan pembangunan alutsista,

Argentina memajukan teknologi nuklirnya dalam berbagai bidang seperti, kesehatan

dan energi listrik yang mampu menyuplai 20 persen dari penggunaan listrik

negaranya. Dalam bidang kesehatan juga, ketergabungan Argentina dengan NSG

4 The Observatory of Economic Complexity, Country Profile: Argentina, [basis data online], tersedia

di laman: https://atlas.media.mit.edu/en/profile/country/arg/, diakses pada 18 Oktober 2018. Pukul

21.59 5 SM Short, MR Weimar, et al. Economic and Non-Proliferation Policy Considerations of Uranium

Enrichment in Brazil and Argentina. (Pacific northwest National Laboratory, Washington, 2008)

Page 11: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

3

menciptakan hubungan ekspor dengan negara-negara berkembang seperti Aljazair

dan Mesir untuk menyuplai zat-zat radioaktif dalam bidang kesehatan, seperti cobalt-

60 radioisotopes yang digunakan sebagai alat medis dalam dunia kesehatan berupa

radiotherapy.6

Hal ini yang membentuk rivalitas antara Argentina dan Brazil namun ini juga

yang membentuk kerjasama kedua negara tersebut.7 Karena majunya industri nuklir

di Argentina, Brazil sebagai negara yang kaya akan uranium namun teknologinya

yang kurang mempuni menganggap Argentina merupakan sebuah saingan yang

menguntungkan bila terciptanya kerjasama antara kedua negara tetangga tersebut.

Teknologi nuklir Brazil yang menggunakan light-water (menggunakan tekanan air

biasa sebagai pendingin panas nuklir), sedangkan Argentina yang menggunakan

heavy-water (menggunakan tekanan air tinggi sebagai pendingin) menjadikan

kapabilitas produksi energi nuklir Brazil kurang mencukupi kebutuhan negaranya

sedangkan sumber dayanya yang melimpah di wilayah Ipero.8

Brazil merupakan negara kedua dengan reactor nuklir terbanyak selain

Argentina di kawasan Amerika Latin. Memiliki dua reaktor nuklir (Angra 1 dan

Angra 2) menjadikan Brazil sebagai negara kedua di bawah Argentina dalam industri

nuklir di kawasan Amerika Latin. Kepemilikan atas tambang Uranium di kawasan

6 Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 16

7 Olival Freire Junior, et al. Nuclear Weapons In Regional Context: The Cases of Argentina and Brazil.

(Montevideo, 2013) 8 Nuclear Energy Agency, Advanced Water Reactor Technology, [basis data online], tersedia di laman:

https://www.oecd-nea.org/brief/brief-05.html, diakses pada Minggu 19 Mei 2019, pukul 01. 07

Page 12: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

4

Ipero juga membuat Brazil tergabung dalam NSG namun di tahun 2010, Brazil ikut

serta mendeklarasikan kerjasama nuklir bersama Iran dan Turki (Declaration of

Tehran) yang bertujuan mengembangkan nuklir bersama dan khususnya di Teheran.9

Keterikatan Brazil dan Iran juga bertujuan untuk menghindarkan sanksi

internasional terhadap kebijakan nuklir ilegal yang dimiliki oleh Iran, selain itu Brazil

pada tahun 2015 juga mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir (PROSUB)

untuk memperkuat alutsista Brazil. Pembangunan kapal selam berpendorong nuklir

ini direncanakan oleh pemerintah Brazil hingga tahun 2017.10

Kapal selam berpendorong nuklir ini dimulai tahap pembangunannya di tahun

2017 dan akan diselesaikan pada tahun 2025 serta akan mulai beroperasi di tahun

2027 sesuai dengan perumusan rencana pemerintah Brazil.11

Kebijakan Brazil untuk

membangun kapal selam nuklir yang dimulai pada Desember 2017 ini dinilai

bertentangan dengan Guadalajara Agreement antara Argentina dan Brazil karena

penggunaan nuklir yang ditujukan untuk pengembangan kekuatan militer.12

Keterikatan Argentina dan Brazil dalam Guadalajara Agreement

mengharuskan kedua negara ini menggunakan nuklir dengan tujuan peaceful

purposes. Adanya tujuan yang sama antar kedua negara ini menjadikan adanya

9 Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) 10

Vincent Groizeleau, Update on Brazil’s Submarine Program. [berita online], tersedia di laman:

https://www.meretmarine.com/fr/content/update-brazils-submarine-programme, diakses pada Selasa

21 Mei 2019, pukul 09.40 11

W. Alejandro Sanchez. The Status of Brazil’s Ambitious PROSUB Program. (Center for

International Maritime Security, 2016) 12

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy-P

Page 13: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

5

tingkat ketergantungan yang tinggi dikarenakan Argentina memiliki teknologi

konversi atau merubah Uranium menjadi sebuah energi yang bisa digunakan dalam

berbagai bidang, namun tidak kaya akan Uranium di wilayah Pilcaniyeu, sedangkan

Brazil memiliki sumber daya yang melimpah di kawasan Ipero namun tidak memiliki

teknologi yang mempuni untuk mengelola sumber daya nuklir tersebut.13

Meskipun memiliki tujuan yang sama dan ketergantungan yang cukup kuat

antara Argentina dan Brazil, kebijakan kedua negara ini sangat kontras dalam rezim

NPT, Argentina merupakan negara yang sangat aktif dalam mengikuti berbagai

kerjasama nonproliferasi seperti di kawasan Amerika Latin (Treaty of Tlatelolco)

hingga level internasional seperti halnya Wassenaar Agreement yang bertujuan

menciptakan perdamaian hingga NSG yang merupakan kerjasama antar negara

penghasil Uranium, setidaknya lebih dari 150 kesepakatan dan treaty telah ditanda

tangani oleh Argentina.14

Argentina dan Brazil sama-sama tidak menandatangani Additional Protocol

dari NPT, namun pernyataan Argentina mengapa negaranya tidak menandatangani

Additional Protocol jelas dikarenakan, tidak melihat keadilan atas terbentuknya

protokol tambahan tersebut.15

sedangkan Brazil tidak menjelaskan ketidakikutannya

terhadap protokol tersebut yang membuat Brazil terlihat janggal didepan anggota

13

SM Short, MR Weimar, et al. Economic and Non-Proliferation Policy Considerations of Uranium

Enrichment in Brazil and Argentina. (Pacific northwest National Laboratory, Washington, 2008) 14

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. ((Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) 15

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 28

Page 14: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

6

NPT lainnya. Begitupun juga di dalam kerjasama bilateral dengan Argentina, Brazil

telah menyetujui Gualadajara Agreement, Namun pada tingkat internasional, Brazil

cenderung aktif bekerja sama dengan Iran dengan menyimpan bahan baku nuklir Iran

sehingga Iran dapat terhindar dari sanksi nternasional yang telah menuai kecurigaan

Dewan Keamanan PBB dalam pembentukan senjata nuklir pada tahun 2010.16

Kebijakan nuklir Brazil ini jelas bersinggungan dengan Guadalajara

Agreement di tahun 1991 yang mengatakan bahwa anggota kesepakatan tersebut tidak

boleh membangun, menyuplai, bahkan menyimpan semua hal yang berhubungan

dengan nuklir bila ditujukan untuk pembentukan senjata nuklir baik itu di negara

sendiri maupun negara lain.17

Bila hal dilanjutkan, Brazil terancam mendapatkan

sanksi internasional dikarenakan bekerja sama dengan Turki sebagai penyimpan dan

penyedia Uranium bagi Iran.18

Berdasarkan kedua pernyataan tersebut Argentina dan Brazil awalnya

memiliki tujuan yang sama dan mencapai kesepakatan di Guadalajara. Namun

seiringnya berjalan waktu Argentina dan Brazil memiliki kebijakan yang berbeda

dalam rezim nonproliferasi yang tercermin dalam kebijakan kedua negara ini di level

16

Alexei Barrinuevo, Brazil and Turkey Near Nuclear Deal with Iran, [berita online], tersedia di

laman: https://www.nytimes.com/2010/05/17/world/middleeast/17iran.html diakses pada tanggal 18

Januari 2019, pukul 20.21 17

International Atomic Energy Agency, Agreement Between the Republic of Argentina and the

Federative Republic of Brazil for the Exclusively Peaceful Use of Nueclear Energy, [basis data online],

tersedia di laman: https://www.iaea.org/sites/default/files/infcirc395.pdf, diunduh pada tanggal 15

February 2019 18

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016)

Page 15: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

7

internasional. Meskipun diuntungkan satu sama lain, minimnya konsistenitas dari

Brazil dalam kerjasama bilateral ini patut dipertanyakan.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan di atas, maka pertanyaan utama yang ada di dalam

penelitian ini adalah “Mengapa Argentina tetap mempertahankan kerjasamanya

dengan Brazil di Kerjasama Guadalajara dalam rentang tahun 2015-2017?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan secara umum.

Terlebih untuk mengetahui informasi tentang Amerika Latin khususnya Argentina

dan Brazil dalam kebijakannya di industri nuklir kedua negara tersebut, adapun

tujuan dan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut,

1. Untuk mengetahui kepentingan Argentina dan Brazil yang tergabung

dalam Quadripartite Agreement (Argentina, Brazil, ABACC, dan IAEA)

dalam kerjasamanya di Guadalajara Agreement.

2. Untuk mengetahui fenomena nuklir di kawasan Amerika Latin.

3. Untuk mengetahui kapabilitas nuklir yang dimiliki oleh Argentina dan

Brazil.

4. Untuk mengetahui kebijakan Argentina dan Brazil dalam bidang nuklir.

Page 16: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

8

5. Untuk mengetahui Guadalajara Agreement sebagai kesepakatan yang

mengikat Argentina dan Brazil dan kerjasama-kerjasama dalam bidang

nuklir lainnya yang mengikat Argentina dan Brazil.

6. Untuk mengetahui sejarah dari industri nuklir Argentina dan Brazil, serta

perubahan hubungan dari rivalitas menjadi partnership antara Argentina

dan Brazil.

D. Tinjauan Pustaka

Frederico Merke (2016) merupakan seorang professor dalam Ilmu Hubungan

Internasional dari San Andres University, Argentina. Literatur beliau merupakan

sumber pustaka utama dari penelitian ini yang berjudulkan Argentina In a Nuclear

Order: An Appraisal menjelaskan bahwa Argentina memiliki fokus yang sangat besar

dalam industri nuklir di Kawasan Amerika Latin. Dengan bekerja sama dengan

negara-negara powerplant lainnya di Kawasan tersebut, Argentina membentuk

beberapa kerja sama dengan bertujuan untuk beraliansi di Amerika Latin dan

Amerika Tengah tanpa ikut campur dari Amerika Serikat yang merupakan negara

dikdaya di Kawasan Amerika.

Di awal penelitian Merke menjelaskan bahwa Argentina melakukan kerja

sama setidaknya dengan Brazil (ABACC), Kawasan Karibia (Treaty of Tlatelolco),

dan bergabung juga dalam NSG (Nuclear Suppliers Group) yaitu negara-negara

Page 17: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

9

produsen nuklir di dunia19

. Ini juga merupakan awal bahwa Argentina merupakan

salah satu negara yang berperan aktif dalam kerja sama dalam industri nuklir.

Merke juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari nuklir Argentina ini adalah

untuk tujuan damai atau hanya sebagai penunjang kehidupan sehari-hari di negara

tersebut. Terlebih saat Argentina meninggalkan dan membiarkan proyek Condor

Missile20

. Proyek tersebut terjadi saat teknologi nuklir nya saat itu digunakan oleh

pihak militer pasca kudeta pemerintahan atau junta militer di tahun 1976.21

Setelah itu dengan memfokuskan tenaga nuklirnya untuk tujuan kedamaian

(umumnya sebagai pembangkit listrik), Argentina bersama dengan Brazil

memproklamirkan nuklirnya ke dunia internasional. Dengan modal yang besar

dengan adanya tambang uranium di wilayah Pilcaniyeu, Argentina mulai mengekspor

hasil dari tambang tersebut ke negara – negara dunia ketiga lainnya seperti Mesir,

Aljazair, dan Peru. Dengan modal ini juga Argentina menganggap bahwa dapat

bermain di industri nuklir dunia dan bahkan dapat menantang negara-negara P-5

(China, Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Inggris) dalam indsutri nuklir. Sehingga

Argentina bersama Brazil (ABACC) menyepakati Quadripartite Agreement bersama

IAEA22

.

19

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 20

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 21

BBC, Dokumen junta militer Argentina ditemukan, [berita online], tersedia di laman:

https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/11/131105_majalahlain_argentina, diakses pada Rabu

31 Oktober 2018, pukul 22.30 WIB. 22

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 18: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

10

Literatur berikutnya merupakan sejarah dari teknologi nuklir di Argentina dan

kerja sama bilateralnya dengan Brazil yang dibuat oleh Rodrigo Mallea, Matias

Spektor, dan Nicholas J. Wheeler yang berjudulkan The Origins of Nuclear

Cooperation; A Critical Oral History of Argentina and Brazil. Literatur ini

merupakan kerja sama antara tiga departemen melalui joint conference yaitu FGV

(Fundacao Getulio Vargas, Brazil), ICCS (Institute for Conflict Coorporation and

Security) dan Woodrow Wilson International Center for Scholars pada tahun 2015.

Pada awalnya literatur ini menjelaskan tentang adanya rivalitas antara kedua negara

tersebut yang menjadikan Argentina dan Brazil menjadi sebuah kerja sama di bidang

nuklir.23

Adanya sumber daya Uranium di Kawasan Pilcaniyeu membuat rivalitas

antara Argentina dan Brazil semakin tegang dikarenakan persaingan nuklir kedua

negara tersebut. Pilcaniyeu juga merupakan salah satu alasan utama untuk bekerja

sama dikarenakan dengan ditemukannya sumber daya Uranium di Argentina maka

Brazil juga dapat menjadi importir utamanya dan mengembangkan teknologi

nuklirnya dikarenakan kemajuan nuklir Argentina sehingga membentuk kerja sama

bilateral yaitu ABACC (The Brazilian-Argentine Agency for Acounting and Control

Nuclear Materials). Dengan ikut berpartisipasi dalam peningkatan kinerja di

23

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation; A

Critical Oral History of Argentina and Brazil, (Rio de Janeiro, FGV, 2015)

Page 19: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

11

Pilcaniyeu dan turut serta membantu dana operasional, ABACC menjadi salah satu

industri nuklir terbesar di dunia saat ini.24

Literatur ini juga menjelaskan kronologi dari terbentuknya Guadalajara

Agreement di tahun 1991. Ini dikarenakan dalam Critical Oral History ini

membukukan perbincangan awal antara Argentina dan Brazil yang dilakukan baik di

Brasilia maupun Buenos Aires kala itu sehingga merekam berbagai kesepakatan

seperti Foz de Iguacu dan kunjungan delegasi Argentina ke Ipero serta kunjungan

delegasi Brazil ke wilayah Pilcaniyeu.25

Studi literatur yang ketiga merupakan jurnal dari Mariana Nascimento Plum,

beliau merupakan seorang peneliti dari Kementerian Pertahanan Brazil pada tahun

2010 hingga 2014. Dalam literaturnya yang berjudul Continuity In Brazil’s Nuclear

Policy menjelaskan keberadaan Brazil dalam rezim nonproliferasi nuklir.26

Pada

pembahasannya Plum menjelaskan bahwa Brazil pada tahun 1962 memang telah

menyepakati untuk tidak mengembangkan teknologi nuklir sebagai senjata dan

menjadikan untuk tujuan perdamaian namun di tahun 2008 hingga 2012 Brazil telah

merevisi inisiasinya dalam penggunaan sumber daya nuklir.

Di tahun ini Brazil menjelaskan bahwa teknologi nuklir di Brazil digunakan

menjadi dua variabel. Pertama untuk perdamaian atau sumber daya energi yang

24

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation 25

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation 26

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016)

Page 20: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

12

dikembangkan oleh angkatan laut Brazil dan yang kedua adalah untuk pengembangan

militer di negara tersebut yang dinamai navy’s Submarine Development Program

(PROSUB) yang mengembangkan kapal selam bersumber daya nuklir dan Brazil

merupakan satu – satunya negara nonproliferasi yang menggunakan teknologi

nuklirnya sebagai pengembangan alutsistanya.27

Dengan pengembangan ini Brazil menjadi salah satu negara NPT yang

diawasi perkembangannya oleh IAEA, sehingga menimbulkan mistrust atau

kurangnya kepercayaan terhadap Brazil dalam penggunaan teknologi nuklirnya

dikarenakan Brazil sebagai negara NPT seharusnya tidak mengembangkan energi

nuklirnya dalam bidang militer meskipun itu hanya alutsista.28

Hal ini juga yang membuat kerjasama antara Brazil dan Argentina sedikit

dipertanyakan, dikarenakan Brazil menjadi pusat perhatian dunia dan rawan akan

sanksi internasional atas kerjasamanya dengan Iran dan Turki, dalam kerjasama ini

terbentuk kesepakatan di tahun 2010 untuk menyimpan bahan-bahan nuklir

(Uranium) milik Iran di Brazil dan Turki agar Iran terhindar dari sanksi internasional

atas pengembangan teknologi nuklirnya yang illegal.29

Studi Literatur yang keempat merupakan literatur dari Eduardo Diez yang

berjudul National Development and Argentina’s Nuclear Policy. Eduardo Diez

merupakan koordinator komite Nulclear Affairs of the Argentine Council dalam

27

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 28

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 29

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy.

Page 21: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

13

sektor Hubungan Internasional. Beliau juga merupakan direktur eksekutif Argentine

Network of International Relations Centers dan direktur eksekutif Yayasan Dialog

Argentina-Amerika. Ia mengajar beberapa kursus tentang kebijakan luar negeri dan

hubungan internasional di Universitas Buenos Aires, Universitas Belgrano,

Universitas Katolik Salta, dan University of Bussiness and Social Sciences.30

Literatur yang ditulis oleh Eduardo Diez ini menjelaskan tujuan Argentina

dalam menjalankan kebijakan nuklirnya di rezim nonproliferasi. Argentina bertujuan

memproklamirkan tiga pilar utama nonproliferasi yaitu pelucutan senjata nuklir,

penggunaan energi nuklir dalam tujuan damai, dan juga nonproliferasi itu sendiri.

Dalam pembahasannya Diez mengembangkan tiga substansi utama sebagai

tolak ukur kebijakan nuklir Argentina. Hal yang pertama yaitu, memajukan

perdamaian untuk pengembangan nuklir. Untuk memajukan perdamaian ini

Argentina mengikuti beberapa kegiatan masyarakat nukir internasional dengan salah

satunya bergabung dengan NSG, untuk memajukan industri nuklir dengan tujuan

damai yang dianggapnya sebagai negara sahabat. Selain itu Argentina juga bergabung

dengan banyaknya kesepakatan dan perjanjian dalam perumusan penggunaan nuklir

dalam tujuan damai dan menjadi salah satu negara yang paling banyak terlibat dengan

kesepakatan tersebut.31

30

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) 31

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 26

Page 22: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

14

Kedua, Argentina berusaha mengurangi peran senjata nuklir itu sendiri

dengan mengecam dan tidak ikut serta dalam berbagai kesepakatan yang mendukung

pengembangan senjata nuklir itu sendiri. Seperti halnya Arab Saudi dan Korea

Selatan yang merupakan anggota NPT, namun merasa terancam atas perkembangan

senjata nuklir illegal yang dimiliki oleh Iran dan Korea Utara. Argentina

menyuarakan bahwa tidak mendukung hal itu karena akan membuat ketidak stabilan

dan menciptakan perlombaan senjata berbasis nuklir.32

Terakhir Argentina juga menghindari atas ketidak seimbangan dalam rezim

NPT. Argentina menyadari bahwa adanya anggota Dewan Keamanan dalam rezim

NPT, menciptakan ketidak adilan bagi negara-negara anggota lainnya. Ini

dikarenakan negara lain tidak boleh memiliki senjata nuklir sedangkan kelima negara

Dewan Keamanan dianggap sah memiliki senjata nuklir. Ini juga yang menyebabkan

Argentina tidak menandatangani Additional Protocol dari NPT tersebut. 33

Studi Literatur terakhir berjudul Brazil’s Nuclear Policy: The Case for

Incrementalism yang ditulis oleh Matias Spektor. Matias Spektor merupakan

professor Sejarah dan Hubungan Internasional di FGV (Getulio Vargas Foundation)

di Sao Paulo, Brazil. Literatur ini umumnya menjelaskan perkembangan kebijakan

nuklir Brazil dalam kurun waktu 2010 hingga 2016.

32

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 27 33

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 28

Page 23: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

15

Matias Spektor beranggapan bahwa kebijakan nuklir Brazil yang abstrak telah

menimbulkan berbagai permasalahan dalam perkembangan nuklir di Brazil dan

ketidak jelasan Brazil dalam menentukan aliansi nuklirnya menjadikan Brazil

terancam sanksi internasional dikarenakan posisinya yang lemah di rezim NPT.

Selain itu di bawah rezim NPT juga, Brazil telah mengembangkan kapal selam

bertenaga nuklir, dengan ini Matias Spektor menganggap bahwa Brazil menilai rezim

NPT ini lemah menurut pemerintahan Brazil.34

Brazil megikuti berbagai kewajiban NPT sebagai standarisasi

perekonomiannya agar dapat mengekspor hasil uraniumnya, serta kerjasamanya

dengan Argentina yang merupakan negara tetangganya yang paling menguntungkan.

Selain itu, Brazil dinilai memiliki peran aktif dalam membentuk sebuah teknologi

militernya sehingga sangat memungkinkan memiliki senjata nuklirnya sendiri. Brazil

juga menolak menandatangani Additional Protocol dikarenakan Brazil menganggap

IAEA akan memiliki akses yang lebih besar dalam industri nuklirnya yang

berdampak buruk terhadap rencana nuklir pemerintah Brazil itu sendiri.35

E. Kerangka Konseptual

Ketika mempelajari Ilmu Hubungan Internasional, tentunya akan ditemui

sejumlah teori dasar (Grand Theory/Mainstream Theory) yang dapat menjadi alat

bantu bagi para peneliti dalam menganalisis mengapa suatu fenomena/realitas

34

Matias Spektor, Brazil’s Nuclear Policy: The Case for incrementalism (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) hal. 48 35

Matias Spektor, Brazil’s Nuclear Policy. hal. 50

Page 24: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

16

sosial/kompleksitas dalam ranah hubungan antar bangsa dapat terjadi. Meskipun

terkadang kerap bersifat abstrak, namun paradigma/abstraksi/asumsi dasar dalam

sejumlah teori dasar tersebut telah memberikan kontribusi yang besar bagi para

peneliti dalam hal membangun kerangka berfikir mereka melalui sejumlah logika

berfikir tertentu.

Menganalisis kerja sama nuklir Argentina dan Brazil pada tahun 2015 - 2017,

penulis telah memilih konsep turunan dari Teori Neoliberalisme Institusional sebagai

alat untuk menjelaskan fenomena kerjasama negara-negara middle-power dibanding

negara-negara super-power yang membangun dan mengembangkan teknologi nuklir

secara individu dan mandiri. Konsep Shared Economic Interest dan Complex

Interdependence merupakan salah satu penunjang dari penelitian ini.

1. Shared Economic Interest

Shared Economic Interest merupakan salah satu Mid-Range Theory yang

menjadi sumber utama dalam penelitian ini. Adanya kerjasama dalam bidang nuklir

yang terjadi antara Argentina dan Brazil menurunkan rivalisme antar dua negara

tersebut sehingga hal itu membuat konsep ini menjadi konsep utama dalam

menjelaskan isu yang terjadi.

Shared Economic Interest adalah konsep turunan dari Neoliberalisme di mana

konsep ini beranggapan dengan bergabungnya negara sebagai aktor utama dalam

politik internasional di dalam sebuah institusi akan tercipta interest bersama dan

Page 25: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

17

meminimalisir konflik yang akan terjadi. Ini dikarenakan adanya penyatuan atau

penyamaan kebiasaan (behaviour) negara anggota di dalam institusi tersebut sehingga

mereduksi risiko dan konflik ke depannya.36

Selain itu terciptanya pemenuhan permintaan (demand) di sebuah negara akan

lebih mudah terwujud bila kerjasama internasional terjalin. Negara lain dapat

menyediakan barang yang dibutuhkan oleh sebuah negara bila negara tersebut

memiliki kekurangan dan sebaliknya jika negara tersebut memiliki sumber daya yang

berlebih atau teknologi yang lebih maju dapat membantu negara di dalam institusi

tersebut, tentu hal ini harus ditunjang dengan adanya Harmony dan koordinasi

negara-negara di dalam institusi tersebut sehingga menciptakan sebuah International

Regime yang memiliki dampak positif dalam pemenuhan kebutuhan sebuah negara.37

Shared Economic Interest juga dapat meminimalisir barrier atau penghambat

perdagangan internasional. Adanya kesepakatan (agreements) antara negara – negara

di dalam sebuah rezim internasional menciptakan pengurangan hambatan sehingga

economic interest negara – negara tersebut lebih mudah didapatkan dibandingkan

dengan adanya perang yang memiliki cost yang tinggi.38

Dibandingkan dengan self-interest adanya Konsep Shared Economic Interest

ini dapat mengatasi 2 permasalahan utama dari kerjasama internasional. Yang

36

Robert O. Keohane, International Organization Vol. 36, (The MIT Press, 1982) 332 37

Robert O. Keohane, International Organization, 333 38

Robert O. Keohane, International Organization, 334

Page 26: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

18

pertama adalah Transaction Costs yang dapat direduksi dengan di payunginya

negara-negara di dalam sebuah International Regime dan kedua adalah Informational

Imperfections yang di mana dapat diatasi dengan adanya koordinasi di dalam sebuah

institusi.39

Konsep Shared Economic Interest ini di nilai dapat menjawab pertanyaan

penelitian “Mengapa Argentina tetap mempertahankan kerjasamanya dengan Brazil

di dalam Kerjasama Guadalajara pada tahun 2017?” dikarenakan dapat menjelaskan

tujuan dari Argentina dan Brazil dalam memenuhi kebutuhan masing-masing negara

dalam sumber daya nuklir.

2. Complex Interdependence

Complex Interdependence menjadi salah satu Mid-range Theory yang diambil

penulis dalam penelitian ini. Dikarenakan adanya ketergantungan yang besar antara

Argentina dan Brazil dalam bidang nuklir ini menyebabkan konsep ini dianggap

cocok dalam menjelaskan permasalahan tersebut.

Complex Interdependence merupakan konsep turunan dari Neoliberalisme

Institusional di mana konsep ini beranggapan bahwa hadirnya aktor lain selain

negara. Jatuhnya system hirarki dan berkembangnya system internasional berbentuk

39

Robert O. Keohane, International Organization, 337

Page 27: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

19

anarki, dan penggunaan kekuatan militer yang dianggap tidak efektif membuat pola

pikir yang baru dalam tatanan politik dunia.40

Selain itu adanya tiga karakteristik utama sangatlah berpengaruh dalam

pembentukan sebuah kebijakan dalam konsep ini, yaitu,

a. Multiple Channels, merupakan hubungan saling keterkaitan antar aktor negara

(interstate), trans governmental, dan transnational.

b. The Absence of Hierarchy among Issues, merupakan agenda hubungan antar

negara yang terdiri dari beragam isu yang tidak tersusun secara jelas dalam

hirarki.

c. Minor Role of Military Forces, penggunaan kekuatan militer tidak akan

digunakan oleh pemerintah suatu negara ketika Complex Interdependence

berlaku.41

Dengan penjelasan konsep ini juga bahwa adanya keterikatan aktor – aktor

yang ada seperti Argentina dan aktor-aktor non-negara lainnya menjadikan kerja

sama Argentina di bidang nuklir ini sangatlah bergantung satu sama lainnya. Sebagai

contoh bahwa keanggotaan Argentina dalam Quadrepartite Treaty bersama Brazil

(ABACC) dan badan atom dunia (IAEA) menciptakan berbagai peraturan-peraturan

yang harus disepakati oleh Argentina. 42

40

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence: Third Edition, (New York:

Longman, 2001), 21 41

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21 42

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 28: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

20

Tidak adanya konsep Hirarki dan terciptanya sebuah konsep Anarki

menjadikan Argentina memiliki kedudukan yang sama dengan negara P-5 (China,

Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia) di dalam organisasi internasional NSG

(Nuclear Suppliers Group). Badan ini juga yang mengatur Argentina dan negara-

negara pengekspor bahan dan teknologi nuklir lainnya seperti negara-negara P-5

untuk menghindari pembangunan atau menyalah gunakan material yang ada sebagai

senjata nuklir. Badan ini juga yang mengatur Treaty of Tlatelolco yang membahas

tentang larangan penggunaan dan pengembangan senjata nuklir di Kawasan Amerika

Latin dan Karibia.43

F. Metode Penelitian

Sebuah penelitian diharuskan memiliki metode atau tata caranya tersendiri

untuk meneliti obyek yang akan dikaji dalam penelitian tersebut. Penelitian yang

berjudul “KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM

GUADALAJARA AGREEMENT TAHUN 2015-2017” juga menggunakan sebuah

metode untuk mengkaji permasalahan yang penulis temukan dalam isu nuklir

tersebut, sehingga penulis menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji

permasalahan kerjasama nuklir antara Argentina dan Brazil ini. Menurut Sanapiah

Faisal, penelitian merupakan aktivitas menelaah suatu masalah dengan menggunakan

metode ilmiah secara terancang dan sistematis, untuk menemukan suatu pengetahuan

yang baru yang terandalkan kebenarannya (objektif dan sahih) mengenai dunia alam

43

Nuclear Suppliers Group, About the NSG, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.nuclearsuppliersgroup.org/en/about-nsg, diakses pada 3 November 2018, pukul 22.32

Page 29: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

21

maupun dunia sosial. Penelitian kurang lebih dapat diibaratkan sebagai sebuah “pisau

bedah” untuk mengungkap kenyataan alam maupun sosial yang belum terungkap.44

Metode kualitatif sering kali digunakan oleh para peneliti dan ilmuan untuk

mengetahui sebuah ilmu pengetahuan yang baru, berdasarkan dari perspektif

Konstruktivisme (pendekatan sosial dan sejarah) ataupun Partisipatif (isu politik).

Metode ini juga menggunakan strategi naratif, theory studies, dan case studies,

hingga pada akhirnya para peneliti akan mengumpulkan sejumlah data yang

berkembang berdasarkan tema penelitian.45

Selain sejumlah metode tersebut, penulis juga akan menggunakan 2 strategi

penelitian lainnya, yakni deskriptif analitis (narasi mendalam mengenai kasus

penelitian) dan studi pustaka (mencari sekunder dari jurnal, buku, official report, dan

berita online)..

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai identitas awal masalah penelitian. Bab

ini terdiri atas tujuh bagian, antara lain: pernyataan masalah, pertanyaan penelitian,

tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka, kerangka teoretis, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

44

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1989),

10-11 45

John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,

(Thousand Oaks: Sage Publications, Inc., 2003), 18

Page 30: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

22

BAB II SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL ARGENTINA -

BRAZIL

Bagian ini akan menjelaskan kerjasama bilateral antara Argentina dan Brazil

secara umum, ini dikarenakan terdapat berbagai kerjasama kedua negara hingga

terbentuknya kerjsama nuklir antara Argentina dan Brazil.

BAB III KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL

Bagian ini akan membahas sejarah perkembangan nuklir Argentina dan Brazil

dan perkembangan pengambilan kebijakan nuklir antara kedua negara yang tergabung

dalam Guadalajara Agreement. Bagian ini juga akan membahas berbagai

kesepakatan antara kedua negara.

BAB IV ANALISIS KERJA SAMA ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM

INDUSTRI NUKLIR

Perkembangan industri nuklir kedua negara ini dan keterkaitannya dengan

konsep serta teori yang telah di tentukan akan dijelaskan dalam bagian ini. Dengan

menggunakan konsep turunan dari teori Neoliberal Institusional yaitu, konsep Shared

Economic Interest dan Complex Interdependence untuk meninjau kembali kerjasama

antara Argentina dan Brazil

BAB V PENUTUP

Page 31: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

23

Merupakan bagian akhir dari penelitian dalam skripsi ini yang memuat

jawaban/argumen penulis terkait pertanyaan penelitian yang ada. Jawaban penelitian

yang dimaksud merupakan hasil penjabaran analisis dari bab sebelumnya. Dengan

kata lain bab ini merupakan kesimpulan akhir dari penelitian.

Page 32: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

24

BAB II

SEJARAH UMUM KERJASAMA BILATERAL ARGENTINA DAN BRAZIL

A. Hubungan Argentina dan Brazil dalam Konteks Regional

Hubungan Argentina dan Brazil dalam regional Amerika Latin terbilang

cukup kompleks. Ini dikarenakan sejarah kedua negara tersebut sangatlah panjang.

Dari rivalitas hingga mitra yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Argentina dan Brazil juga merupakan dua negara paling maju di kawasan Amerika

Latin.

Rivalitas kedua negara tersebut bermula semenjak zaman kolonialisme. Kedua

negara tersebut merupakan dua kutub terbesar di wilayah Amerika Latin. Argentina

dengan bahasa Spanyol dan juga Brazil dengan bahasa Portugis. Sehingga

menimbulkan rivalitas secara budaya hingga awal tahun 1980-an, ketika kedua negara

dikuasai oleh otoritas militer yaitu Junta militer.46

Runtuhnya rezim Junta militer di kawasan Amerika Latin pada awal 1980-an

menjadi titik cerah terjalinnya kerjasama antara Argentina dan Brazil. Kedua negara

ini lebih mementingkan kerjasama dibandingkan mempertahankan rivalitas

46

Ryan Alexander Musto. Tlatelolco Tested: The Malvinas/Falklands War and Latin America’s

Nuclear Weapon Free Zone. (Wilson Center, 2015)

Page 33: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

25

perekonomian. Argentina dan Brazil setidaknya melakukan kerjasama di tiga bidang

yaitu, perekonomian, militer, dan energi nuklir dengan Brazil.47

Penurunan tensi rivalitas antara Argentina dan Brazil juga dibantu oleh

dukungan ringan dari Brazil dalam perang Falkland yang dialami Argentina. Kedua

negara ini juga memiliki tujuan yang sama dalam rezim nonproliferasi, sehingga

membentuk kerjasama yang strategis antara kedua belah pihak.48

B. Argentina dan Brazil dalam Bidang Ekonomi

Kerjasama Argentina dan Brazil dalam bidang perekonomian umumnya hanya

berputar pada sektor agrikultur. Di tahun 1980 kedua negara ini menjadi mitra dagang

satu sama lain dengan produksi kayu dari Argentina dan kopi dari Brazil sebagai

komoditas utama Argentina dan Brazil. Hal ini terjadi semenjak terciptanya LAFTA

(Latin America Free Trade Area) yang membuat kedua negara mengedepankan sektor

agrikulturnya. Meskipun demikian, perkembangan perekonomian Brazil yang pesat

menjadikan kedua negara tersebut tidak memiliki kesetaraan dalam bidang

perekonomian ini. Argentina cenderung bergantung kepada Brazil dan tidak

sebaliknya terjadi.49

Hingga di tahun 1988 terbentuk sebuah perjanjian perekonomian antara

Argentina dan Brazil yang dinamakan PICE (Program of Integration and Economic

47

Luis Leandro Schenoni. The Argentina-Brazil Regional Power Transition. (Research Gate, 2017) 48

Leonardo Bandarra, The Mercurial Relations between Argentina and Brazil, [basis data online],

tersedia di laman: https://www.panoramas.pitt.edu/politics/mercurial-relations-between-brazil-and-

argentina, diakses pada Minggu 19 Mei 2019, pukul 00. 52 49

Luis Leandro Schenoni. The Argentina-Brazil Regional Power Transition.

Page 34: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

26

Coorporation) yang tersusun di dalam Treaty of Integration, Cooperation, and

Development yang menjadikan kedua negara tersebut memiliki integrasi ekonomi

yang tinggi untuk memajukan kedua negara tersebut.50

Treaty ini juga yang mengakibatkan Argentina dan Brazil menandatangani

Treaty of Asuncion di tahun 1991 yang menjadi cikal bakal dari Mercosur (Blok

Perekonomian Amerika Latin).51

Penandatanganan ini juga bersama negara Amerika

Latin lainnya yaitu Paraguay, Venezuela, dan Uruguay. Mercosur memiliki peran

besar dalam perekonomian Argentina dan Brazil, ini dikarenakan pembebasan tarif

antara negara-negara anggota Mercosur menjadikan perekonomian di wilayah selatan

Amerika ini lebih intensif dengan berkurangnya hambatan utama yaitu, tarif.52

Mercosur juga berhasil mengatasi krisis ekonomi di tahun 1999, yang membuat

Argentina dan Brazil dapat mengatasi devaluasi mata uang kedua negara dengan

meminimalisir hambatan – hambatan yang ada antara negara anggota Mercosur.

Mercado Comun del Sur atau Mercosur merupakan organisasi regional yang

terbentuk atas hasil perjanjian Asuncion (26 Maret 1991) yang kemudian

diamandemen dan dituangkan kembali di dalam perjanjian Ouro Perto. Tujuan utama

dari mercosur ini adalah mempromosikan perdagangan bebas serta mendukung

pergerakan barang, jasa, tenaga kerja, nilai tukar dan modal, serta mengembangkan

50

Karina Lilia Pasquariello Mariano. Two to Tango: An Analysis of Brazilian-Argentine Relations.

(bpsr, 2012) 51

Karina Lilia Pasquariello Mariano. Two to Tango 52

Ramalho, Antonio, Brazil’s Take on Iran and NPT, [berita online], tersedia di laman:

https://www.cfr.org/interview/brazils-take-iran-and-npt, diakses pada Jum’at 22 Maret 2019, pukul

00.09 WIB.

Page 35: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

27

kelembahaan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial, seperti pendidikan,

tenaga kerja, budaya, lingkungan, dan juga perlindungan konsumen.53

Selain itu,

Mercosur juga merintis integrasi ekonomi dan kepentingan keamanan sejak tahun

1990, yang mana anggota-anggota mercosur setuju untuk mendirikan perdagangan

blok zona bebas senjata nuklir.54

Mercosur sebagai organisasi perdagangan regional Amerika Latin juga

terbentuk dengan latar belakang adanya kebutuhan akan pasar bersama di wilayah

tersebut.55

Selain itu, wilayah ini juga memerlukan suatu organisasi yang dapat

menangani permasalahan sosial yang meliputi masalah pendidikan, pekerja, budaya,

lingungan, dan konsumerisme. Kemudian, tujuan ini berkembang seiring dengan

bertambahnya kebutuhan para anggotanya. Tujuan baru ini diantaranya terlihat

dengan terbentuknya custom union pada tahun 1995 untuk memberlakukan Common

External Tariffs (CET) dan untuk menandatangani kesepakatan kerjasama dan

asosiasi perdagangan dengan Uni Eropa dalam berbagai macam bidang, antara lain

agrikultur dan perkembangan teknologi mutakhir seperti pembangkit listrik ramah

lingkungan.

Mercosur juga mengatasi krisis Argentina di tahun 2001. Brazil dan Argentina

yang menjadi mitra dalam perekonomian dan perdagangan semenjak tahun 1980-an,

53

Fransesco Duina. The Social Construction of Free Trade: The European Union, NAFTA, and

Mercosur. (New Jersey: Princeton University Press. 2007) 54

Renato Baumann. Integration in Latin America – Trends and Challenges. Economic Commission for

Latin America and The Caribbean. (2008) 55

Andrés Malamud. Latin American Regionalisme and EU Studies. (Lisbon: Institute of Social

Sciences, University of Lisbon, Portugal. 2010)

Page 36: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

28

telah mengesampingkan rivalitas dan memajukan kerjasama kedua negara tersebut

sehingga, membuat Mercosur di bawah nama Brazil membantu mengatasi krisis yang

terjadi di Buenos Aires.56

Keberhasilan Mercosur dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi di

kawasan Amerika Latin menjadikan Brazil dipercaya sebagai mitra ekonomi yang

dapat diandalkan di kawasan Amerika Latin itu sendiri. Ini yang menyebabkan Brazil

menjadi salah satu negara yang memiliki kapabilitas perekonomian yang tinggi dan

menjadikan Brazil sebagai pemimpin perekonomian di kawasan Amerika Latin.57

Dengan tingginya keberhasilan dari strategi perekonomian dan politik Brazil di

kawasan Amerika Selatan juga tidak serta merta membuat rivalitas antara Argentina

dan Brazil terjadi kembali.

Argentina dan Brazil telah menjadi mitra dalam ekonomi dan politik yang

sangat strategis. Meskipun Brazil memiliki kepemimpinan yang tinggi di kawasan

Amerika Latin dan Argentina yang hanya memiliki ketergantungan dengan Brazil

dalam sektor perdagangan dan agrikulturnya. Argentina memiliki peran yang besar

dalam industri nuklir Brazil.58

56

Susanne Gratius, Miriam Gomes Saraiva. Continental Regionalism: Brazil’s Prominent Role in the

Americas. (CEPS, 2013) 57

Susanne Gratius, Miriam Gomes Saraiva. Continental Regionalism 58

Ryan Alexander Musto. Tlatelolco Tested

Page 37: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

29

C. Sejarah Rivalitas Militer Argentina dan Brazil

Memiliki hubungan diplomatis yang kuat dan tergabung dengan berbagai

kerjasama internasional, Argentina dan Brazil juga memiliki beberapa sejarah dalam

keterkaitan kedua negara ini di dalam bidang militer, dengan latar belakang yang

sama yaitu sempat memiliki rezim Junta militer dan naiknya kembali demokrasi di

kedua negara ini, menunjukkan bahwa Argentina dan Brazil memiliki keterkaitan satu

sama lain di dalam hubungan bernegara kedua negara ini.

Kepemilikan nuklir merupakan modal yang kuat bagi Argentina dan Brazil

dalam mengembangkan senjata nuklir kedua negara tersebut. Awalnya, energi nuklir

yang dibangun oleh Argentina pada tahun 1974 di bawah kepemimpinan Isabel

Martinez de Peron digunakan hanya sebagai penyuplai listrik bagi Argentina hingga

terjadinya kudeta militer dua tahun kemudian.59

Kudeta militer yang terjadi di

Argentina di bawah kepemimpinan Jorge Rafael Videla menjadikan energi nuklir

sebagai modal utama Argentina dalam mengembangkan senjata nuklir.60

Dalam

kepemimpinannya presiden Videla juga membangun dan memfokuskan

pengembangan misil Condor dengan menggunakan teknologi nuklir, sehingga pada

saat itu reaktor nuklir Atucha 1 dimiliki oleh militer Argentina untuk

mengembangkan misil tersebut.61

59

Rok Spruk. The Rise and Fall of Argentina. (Mercatus Centre, George Mason University, 2018) 60

Rok Spruk. The Rise and Fall of Argentina. 61

Nuclear Threat Initiative. Brazil Submarine Import and Export Behavior; [basis data online],

tersedia di laman: https://www.nti.org/analysis/articles/brazil-submarine-import-and-export-behavior/,

diakses pada tanggal 22 Maret 2019, pukul 07.30

Page 38: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

30

Berbeda dengan Argentina, pemerintahan Brazil sudah dikuasai oleh Militer

semenjak tahun 1964.62

Kudeta militer yang terjadi di Brazil di awali dengan

penurunan presiden Joao Goulart yang memiliki kebijakan pro-sosialis sehingga tidak

didukung oleh militer Brazil saat itu. Pemerintahan Junta militer Brazil berakhir pada

tahun 1985.63

Sedangkan pemerintahan Junta militer Argentina berakhir di tahun

1983 pasca runtuhnya perekonomian Argentina akibat krisis global saat itu.64

Berakhirnya masa Junta militer antara Argentina dan Brazil menjadi akhir dari

rivalitas kedua negara dalam perlombaan energi nuklir. Argentina mendeklarasikan

berhenti mengembangkan misil Condor pada tahun 1991 pasca runtuhnya rezim Junta

militer, dan pemerintahan Argentina dan Brazil menginisiasikan kerjasama dan

mengesampingkan rivalitas nuklir sebagai senjata untuk memajukan energi nuklir

untuk tujuan damai bagi kedua negara.

D. Sejarah Singkat Perkembangan Industri Nuklir Argentina dan Brazil

Terbentuknya Guadalajara Agreement membuat industri nuklir Brazil terbuka

dan mencapai level internasional dengan tergabungnya Brazil dengan NSG (Nuclear

Suppliers Group). Hal ini terjadi karena bantuan Argentina dengan terbentuknya

62

Ruth Blakeley. State Terrorism and Neoliberalism. (Routledge, 2009) 63

Felipe Pereira Laureiro, Strikes Against Brazil During the Government of Joao Goulart (1961 –

1964), [basis data online], tersedia di laman:

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/08263663.2015.1126105?journalCode=rclc20, diakses

pada tanggal 10 April 2019 pukul 07.26 64

Rok Spruk. The Rise and Fall of Argentina.

Page 39: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

31

ABACC (the Brazillian-Argentine Agency for Accounting and Controlling Nuclear

Materials) yang berada di bawah naungan IAEA.65

Kerjasama ini yang membuat Argentina-Brazil dapat mengolah sumber daya

kedua negara yang berada di kawasan Ipero dan Pilcaniyeu yang kaya akan uranium

agar dapat diekspor ke negara lain untuk tujuan damai seperti kesehatan dan

kelistrikan.66

Kerjasama Argentina dan Brazil dalam bidang nuklir yang terbentuk di

tahun 1991 ini juga membuat Brazil dapat memproses sumber daya energinya yang

melimpah di kawasan Ipero dan menghasilkan berbagai produk kesehatan di bawah

proses industri nuklir maju yang dimiliki oleh Argentina.

Selain mendapatkan keuntungan agar dapat menjadi negara yang dapat

mengekspor bahan-bahan nuklir untuk tujuan damai, Argentina dan Brazil dalam

kerjasama ini juga dapat menjadi aktor utama dalam industri nuklir di Amerika Latin

dan Karibia. Ini dikarenakan pengawasan dari lembaga yang dihasilkan oleh

kerjasama Argentina dan Brazil yaitu, ABACC berperan besar dalam menjadikan

Argentina dan Brazil menjadi negara yang dapat dipercayai oleh dunia sebagai

pemimpin NWFZ (Nuclear Weapon Free Zone) di kawasan Amerika Latin dan

Karibia. NWFZ di Amerika Latin dan Karibia ini juga merupakan hasil dari

kerjasama Argentina dan Brazil yaitu, Tlatelolco Treaty dan Quadripartite Treaty.67

65

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 66

Ryan Alexander Musto. Tlatelolco Tested 67

Nuclear Threat Initiative. BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC), [basis data online] tersedia di laman:

Page 40: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

32

Argentina yang merupakan negara di kawasan Amerika Latin yang memiliki

perjanjian dan kesepakatan nuklir terbanyak, dan Brazil sebagai negara yang

memiliki kapabilitas ekonomi dan pemimpin kawasan Amerika Latin, merupakan

partner yang sangat strategis bagi kedua pihak. Meskipun kerjasama ini di awali oleh

rivalitas.68

Akan tetapi, rivalitas ini juga yang membangun kerjasama yang saling

menguntungkan kedua belah pihak dan salah satu kerjasama yang paling

menguntungkan adalah industri nuklir dan juga pengembangan teknologi nuklir bagi

Argentina dan Brazil.69

Kedua negara memiliki sumber daya nuklir masing-masing di than 1976

(Argentina) dan tahun 1985 (Brazil). Argentina memiliki tiga reaktor energi nuklir

yaitu, Atucha 1 dan Atucha 2 yang berada di Rio Negro dan Embalsse yang berada di

sungai Parana, ketiga reaktor nuklir Argentina menggunakan basis teknologi PHWR

yang menggunakan tekanan air tinggi sehingga ketiga reaktor nuklir ini

membutuhkan suplai air yang besar.70

Sedangkan Brazil hanya memiliki dua sumber

https://www.nti.org/learn/treaties-and-regimes/brazilian-argentine-agency-accounting-and-control-

nuclear-materials-abaccdiakses pada tanggal 22 Maret 2019 pukul 02.36 68

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 69

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation; A

Critical Oral History of Argentina and Brazil, (Rio de Janeiro, FGV, 2015) 70

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/argentina.aspx

diakses pada tanggal 7 April 2019, pukul 21.44

Page 41: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

33

tenaga nuklir untuk mememnuhi kebutuhan listrik negaranya yaitu, Reaktor nuklir

Angra 1 dan Angra 2.71

Dengan modal sebagai negara yang menggunakan sumber daya nuklir sebagai

pemenuhan kebutuhan listrik negaranya, Argentina dan Brazil juga memiliki sumber

daya nuklir yang cukup banyak untuk mengolah energi nuklir menjadi bahan baku

(enrichment).72

Keadaan ini juga yang membuat kedua negara bekerjasama di dalam

perjanjian Guadalajara di tahun 1991. Brazil diketahui memiliki sumber daya

Uranium terbesar ke-enam di dunia dan Argentina sebagai negara yang memiliki

teknologi nuklir termaju di kawasan Amerika Latin.73

Kedua negara ini bekerja sama dalam perjanjian Guadalajara di tahun 1991

untuk saling mengembangkan potensi energi nuklir masing-masing sehingga, pada

tahun 1995 kedua negara ini bergabung dalam berbagai kerjasama multilateral untuk

dalam bidang ekspor impor bahan dasar nuklir bagi negara-negara anggota NPT

(Nuclear Non-Proliferation Treaty).74

Dengan ketergabungan Argentina dan Brazil dalam berbagai kerjasama

multilateral seperti, Nuclear Supplier Group (NSG) dan Missile Technology Control

71

World Nuclear Association, Nuclear Power in Brazil, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/brazil.aspx diakses

pada tanggal 8 April 2019, pukul 22.03 72

SM Short, MR Weimar, etc. Economic and Non-Proliferation Policy Considerations of Uranium

Enrichment in Brazil and Argentina. (Pacific Northwest National Laboratory. 2008) 73

SM Short, MR Weimar, etc. Economic and Non-Proliferation Policy. 74

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 42: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

34

Regime (MTCR).75

Argentina dan Brazil dapat mendapatkan pasar untuk hasil

penyulingan nuklir Argentina dan bahan baku dari Brazil sehingga, kerjasama antara

Argentina dan Brazil dapat menguntungkan kedua pihak. Kerjasama ini juga dinilai

strategis dibandingkan dengan rivalitas yang bila terus berkembang akan memicu

konflik antara Argentina dan Brazil.76

Perjanjian Guadalajara juga mengedepankan pengembangan nuklir berbasis

tujuan damai. Ini dikemukakan oleh berbagai pasal yang berada dalam perjanjian

tersebut yang menyebutkan bahwa negara anggota perjanjian tidak dibolehkan

mendukung dan mengembangkan senjata nuklir dan kerjasama ini terbentuk hanya

untuk tujuan damai antara Argentina dan Brazil dalam mengelola energi nuklir dan

mengembangkan potensi nuklir kedua negara tersebut.77

75

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 76

Karina Lilia Pasquariello Mariano. Two to Tango. 77

International Atomic Energy Agency. Agreement Between the Republic of Argentina and the

Federative Republic of Brazil for the Exclusively Peaceful Use of Nueclear Energy, [basis data online],

tersedia di laman: https://www.iaea.org/sites/default/files/infcirc395.pdf, diunduh pada 15 Februari

2019, pukul 18.24

Page 43: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

35

BAB III

PERKEMBANGAN KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL

Kerjasama nuklir yang terjadi antara Argentina dan Brazil di awali dengan

perjanjian Guadalajara di tahun 1991. Dengan adanya perjanjian Guadalajara ini

Argentina dan Brazil sepakat membentuk badan independen untuk mengurusi

permasalahan nuklir dan memantau Argentina dan Brazil hanya menggunakan energi

nuklir untuk tujuan damai dan tidak mengembangkan senjata nuklir.

Kerjasama ini juga terbentuk karena adanya perbedaan potensi yang dimiliki

Argentina dan Brazil dalam kepemilikan energi nuklir. Argentina dengan

teknologinya yang maju sedangkan kepemilikan Brazil atas melimpahnya sumber

daya energi nuklir berupa Uranium dan Plutonium di kawasan Ipero. Sehingga

penelitian di dalam Bab 3 ini di awali dengan sejarah dari kedua negara yaitu,

Argentina dan Brazil mengenai kebijakan dan kepemilikan energi nuklir di kawasan

masing-masing.

Adapun kerjasama seperti perjanjian Guadalajara dan Quadripartite Treaty

serta penjanjian lainnya akan dibahas dikarenakan di dalam Bab 2, penjelasannya

hanya berdasarkan sejarah umum antara Argentina dan Brazil di dalam bidang

ekonomi, militer, dan sedikit menyinggung dari kerjasama Argentina dan Brazil di

dalam bidang nuklir itu sendiri.

Page 44: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

36

A. Sejarah Kebijakan Nuklir Argentina

Argentina merupakan negara latin pertama yang memiliki sumber daya energi

nuklir dengan reaktornya yaitu Atucha 1 yang telah berdiri semenjak tahun 1974.

Kemudian Argentina juga membangun reaktor nuklir kedua di wilayah Bendungan

Rio Tercero pada tahun yang sama dan selesai di tahun 1984. Pada tahun 1981,

Argentina juga merencanakan pembangunan reaktor nuklir ketiganya (Atucha 2)

namun terhenti pada tahun 1994 dan dikerjakan kembali di tahun 2007 dan selesai di

tahun 2014.78

Ketiga reaktor nuklir Argentina ini menggunakan teknologi PHWR

(Pressurized Heavy-Water Reactor) sehingga baik PLTN Atucha 1 dan 2 yang berada

di Sungai Parana dan Embalse (Bendungan) yang berada di kawasan Bendungan Rio

Tercero menggunakan air yang melimpah sebagai sumber kekuatan reaktor nuklir

tersebut (selain Uranium dan Plutonium).79

Dikarenakan Argentina merupakan negara pertama di Amerika Latin yang

menggunakan sumber daya energi nuklir, Argentina juga ditajuk sebagai pemimpin

nuklir di kawasan Amerika Latin. Argentina memfokuskan kebijakan nuklirnya untuk

tujuan perdamaian bahkan dari semua reaktor nuklir yang ada di Argentina diajukan

78

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/argentina.aspx

diakses pada tanggal 7 April 2019, pukul 22.25 79

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/argentina.aspx

diakses pada tanggal 7 April 2019, pukul 22.32

Page 45: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

37

sebagai sumber listrik di negara tersebut. Tercatat 10% dari penggunaan listrik di

Argentina merupakan hasil dari ketiga reaktor nuklir yang ada di Argentina.80

Selain itu, dengan modal nuklir ini juga Argentina menggunakannya sebagai

alat diplomasi dengan tujuan damai. Semenjak periode 1960an meskipun Argentina

dikuasai oleh Junta militer saat itu namun Argentina tidak pernah menggunakan

nuklir sebagai alat pembentukan senjata meskipun perang dingin sedang

berlangsung.81

Pada tahun 1983 Argentina kembali menjadi negara demokrasi di bawah

kepemimpinan Raul Alfonsin dan memulai negoisasi atas kerjasama nuklirnya

dengan negara tetangganya yaitu Brazil. Sehingga pada tahun 1991 terlahirlah

ABACC (Agencia Brasileño-Argentina de Contabilidad y Control de Materiales

Nucleares / Brazilian-Argentine Agency for Accounting and Control of Nuclear

Materials) sebagai badan independen di bawah IAEA untuk mengontrol dan

menjamin bahwa kedua negara menggunakan sumber daya nuklir untuk tujuan

perdamaian.82

Di tahun yang sama Argentina menandatangani Quadripartite Treaty bersama

Brazil, ABACC, dan IAEA yang merupakan cikal bakal dari terbentuknya

Guadalajara Agreement antara Argentina dan Brazil sehingga terjalin kerjasama yang

80

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order: An Appraisal, (Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016 81

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 82

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 46: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

38

intensif di kedua pihak. Kemudian di tahun 1993 Argentina mulai merambah

kerjasama multilateral dan bergabung dengan Australia Group dan Missile

Technology Control Regime kedua kerjasama bilateral ini merupakan bagian dari

Multilateral Export Control Regime untuk meminimalisir senjata nuklir dan

mengkontrol energi nuklir negara – negara anggota.83

Kemudian di tahun 1994 Argentina menandatangani Tlatelolco Treaty (Treaty

for the Prohibition of Nuclear Weapon in Latin America and Caribbean Countries)

yang menegaskan bahwa wilayah Amerika Latin dan Karibia tidak akan

mengembangkan senjata nuklir dari energi yang nuklir yang dihasilkan dan juga di

tahun tersebut Argentina menjadi anggota NSG (Nuclear Suppliers Group) sebagai

organisasi yang diperbolehkan IAEA (International Atomic Energy Agency) untuk

menyuplai bahan – bahan dasar energi nuklir bagi negara lain (peaceful purposes).84

Pada tahun 1995 Argentina kembali mendeklarasikan dirinya sebagai negara tanpa

senjata nuklir dan di tahun berikutnya menandatangani dan bergabung dalam

Wassenaar Agreement yang bertujuan untuk bertukar informasi dalam penggunaan

barang dan teknologi yang ada di negara – negara anggota.85

Hingga saat ini Argentina merupakan salah satu negara yang menandatangani

dan menyetujui kesepakatan atau perjanjian nonproliferasi nuklir terbanyak di

83

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 84

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 85

Nuclear Threat Innitiative, Wassenaar Arrangement, [basis data online], tersedia di laman:

https://www.nti.org/learn/treaties-and-regimes/wassenaar-arrangement/, diakses pada tanggal 11

February 2019 pukul 00.53

Page 47: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

39

kawasan Amerika Latin dan Argentina juga merupakan negara yang konsisten

memprakarsai nuklir sebagai energi yang memiliki tujuan damai dan untuk

masyarakat dan perekonomian negara. Terbukti di saat krisis global di tahun 2004

Argentina mengatasi permasalahan energi dengan menggunakan tenaga nuklirnya

sebagai penunjang listrik negara.86

B. Sejarah Kebijakan Nuklir Brazil

Energi Nuklir di Brazil sudah beroperasi sejak tahun 1984 dengan nama

reaktor nuklirnya yaitu Angra 1. Pengerjaan konstruksi dari reaktor ini dimulai

semenjak tahun 1971. Dengan menggunakan teknologi Light Water Nuclear Power

Plant yang di beli dari Amerika Serikat. Sebelumnya pembelian ini terjadi atas

kesepakatan damai atas teknologi nuklir antara Amerika Serikat dan Brazil pada

tahun 1955. Dikarenakan Brazil terpantau Amerika Serikat dan Inggris melakukan

kerjasama dengan mantan ilmuwan NAZI di tahun 1953. Sehingga di tahun 1971 lah

terbentuk kesepakatan damai dan menggunakan teknologi nuklir Amerika Serikat

alih-alih menggunakan teknologi NAZI tersebut di bawah penjagaan IAEA.87

Pada tahun 1975 Brazil mulai merencanakan pembangunan reaktor keduanya

yaitu Angra 2 (sempat tertunda oleh junta militer dan kembali diselesaikan dan

86

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. ((Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) 87

John R. Redrick. Nuclear Illusions: Argentina and Brazil. (Washington D. C., The Henry L. Stimson

Center, 1995)

Page 48: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

40

beroperasi di tahun 2000).88

Kerjasama ini kembali menggunakan teknologi Light

Water yang berasal dari Jerman. Kerjasama Brazil – Jerman ini tercatat merupakan

kesepakatan terbesar antara negara maju dan negara berkembang saat itu. Ini

dikarenakan Jerman dan Brazil menyepakati paket lengkap yang ditawarkan oleh

Jerman berupa Fuel Fabrication, Reprocessing, dan “Nozzle” yang berguna untuk

menyuburkan bahan dasar nuklir tersebut (Uranium). Dengan ini Brazil dianggap

memiliki kapabilitas untuk mengembangkan teknologi nuklirnya sendiri tanpa ada

bantuan dari negara lain.89

Alasan utama terbentuknya kesepakatan Brazil dan Jerman serta paket

lengkapnya adalah krisis minyak di tahun 1974. Namun, kebijakan ini juga menuai

kontra dari peneliti nuklir Brazil. Mereka beranggapan bahwa sebaiknya Brazil

menggunakan teknologi PHWR seperti negara tetangganya Argentina. Teknologi

Light Water dianggap kurang menyuplai listrik dan tidak sebanding hasilnya dengan

teknologi PHWR tersebut. Tidak hanya itu, peneliti nuklir Brazil di bawah CNEN

(National Nuclear Energy Comission) juga mengkritisi kebijakan Brazil bekerjasama

dengan Jerman dikarenakan dengan adanya kerjasama tersebut bukannya terbentuk

energi nuklir yang independen tanpa campur tangan negara lain melainkan terbentuk

88

World Nuclear Association, Nuclear Power in Brazil, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-a-f/brazil.aspx diakses

pada tanggal 18 April 2019, pukul 22.03 89

John R. Redrick. Nuclear Illusions: Argentina and Brazil

Page 49: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

41

depedensi atas Jerman dikarenakan teknologi dan semua komponen dari teknologi

nuklir Brazil merupakan hasil dari Jerman.90

Kritik tajam peneliti nuklir Brazil ini merupakan cikal bakal dari kerjasama

Argentina dan Brazil pada tahun 1983. Ini dikarenakan peneliti Brazil beranggapan

bahwa kebijakan nuklir di Argentina yang dilakukan oleh pemerintah didukung

penuh oleh perkumpulan peneliti nuklir Argentina dan masyarakatnya.91

Sehingga di

tahun 1991 terbentuklah kerjasama nuklir antara Brazil dan Argentina di Guadalajara

yang dikenal sebagai kerjasama Quadripartite yang berarti 4 partisipan yaitu Brazil,

Argentina, IAEA, dan ABACC (lembaga independen pengawas nuklir yang

dihasilkan Brazil dan Argentina di tahun yang sama).92

Di tahun 1998 pasca bekerjasama dengan Argentina di tahun 1991. Brazil dan

Argentina bergabung dengan berbagai Multilateral Export Control Regimes seperti

halnya MTCR (Missile Technology Control Regime) dan Nuclear Suppliers Group

serta bergabung dengan NPT (Non-Proliferation Treaty). Meski bergabung dengan

NPT, Brazil menolak menyetujui bahwa setiap negara yang menyerahkan senjata

nuklirnya harus menyerahkan teknologi nuklirnya dan juga Brazil menyatakan bahwa

pelucutan senjata nuklir harus bersifat horizontal menurut Celso Amorim yang

merupakan mantan menteri luar negeri Brazil. Meskipun bergabung dengan NPT,

90

John R. Redrick. Nuclear Illusions: Argentina and Brazil 91

John R. Redrick. Nuclear Illusions: Argentina and Brazil 92

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order: An Appraisal, (Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016

Page 50: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

42

Brazil tetap enggan menandatangani Additional Protocol dari Non-Proliferation

Treaty tersebut.93

C. Sejarah Kerjasama Nuklir Argentina dan Brazil

Kerjasama Nuklir Argentina dan Brazil dimulai semenjak tahun 1983 yang

ditandai dengan adanya negoisasi antara pihak Argentina dan Brazil dalam

mengembangkan kerjasamanya di bidang nuklir. Kerjasama ini berawal ketika rezim

Junta militer Argentina runtuh dan kemudian dikuasai oleh pemerintahan demokratis

yang dipimpin oleh Raul Alfonsin .

Terbentuknya negoisasi antara Argentina dan Brazil, kedua negara ini

merupakan rival dalam berbagai aspek perekonomian di kawasan Amerika Latin.

Rivalitas ini terjadi juga dalam sektor teknologi nuklir dimana kedua negara ini

belum meratifikasi Treaty of Tlatelolco yang bertujuan untuk melarang penggunaan

energi nuklir untuk kebutuhan militer di kawasan Amerika Latin dan Karibia yang

dibentuk pada tahun 1967.94

Adapun kewajiban dari treaty ini sebagai berikut.

1. Para Pihak dengan ini berjanji untuk menggunakan secara eksklusif untuk tujuan

damai bahan dan fasilitas nuklir yang berada di bawah yurisdiksi mereka, dan

untuk melarang dan mencegah di wilayah masing-masing:

93

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. (Washington D.C., Carnegie

Endowment for International Peace, 2016) 94

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation; A

Critical Oral History of Argentina and Brazil, (Rio de Janeiro, FGV, 2015)

Page 51: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

43

a. Pengujian, penggunaan, pembuatan, produksi atau akuisisi dengan cara apa

pun dari senjata nuklir apa pun, oleh Para Pihak sendiri, secara langsung atau

tidak langsung, atas nama siapa pun atau dengan cara lain, dan;

b. Penerimaan, penyimpanan, pemasangan, penyebaran, dan segala bentuk

kepemilikan senjata nuklir apa pun, secara langsung atau tidak langsung,

oleh Para Pihak sendiri, oleh siapa pun atas nama mereka atau dengan cara

lain apa pun.

2. Para Pihak juga berjanji untuk tidak terlibat, mendorong atau memberikan

wewenang, secara langsung atau tidak langsung, atau dengan cara apa pun

berpartisipasi dalam pengujian, penggunaan, pembuatan, produksi, kepemilikan

atau kontrol senjata nuklir apa pun.95

Argentina memiliki energi nuklir di tahun 1974 dan Brazil di tahun 1984,

kedua negara tersebut tetap tidak meratifikasi Treaty of Tlatelolco tersebut, namun

Argentina dan Brazil telah mendeklarasikan bahwa kedua negara menyepakati

penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai pada tahun 1980.96

Pada tahun 1985, Argentina dan Brazil mendeklarasikan penggunaan energi

nuklir untuk tujuan damai yang tertuang di dalam Declaration of Foz de Iguassu.97

95

Center for Nonproliferation Studies. Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin

America and the Caribbean (Treaty of Tlatelolco), [basis data online], tersedia di laman:

https://www.nti.org/media/pdfs/Treaty_of_Tlatelolco.pdf?_=1316643635?_=1316643635, diunduh

pada tanggal 20 Februari 2019, pukul 14.02 96

Rodrigo Mallea, Matias Spektor & Nicholas J. Wheeler. The Origins of Nuclear Cooperation 97

Nuclear Threat Initiative, BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC)

Page 52: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

44

Deklarasi ini menyampaikan empat poin atas penggunaan energi nuklir dengan tujuan

damai, yaitu.

1. Komitmen mereka (Argentina dan Brazil) untuk mengembangkan energi nuklir

secara eksklusif dengan tujuan damai.

2. Tujuan untuk bekerja sama secara erat dalam semua bidang penerapan energi

nuklir secara damai dan untuk saling melengkapi dalam aspek-aspek yang

mereka anggap mudah untuk disepakati.

3. Aspirasi bahwa kerja sama ini diperluas ke negara-negara Amerika Latin lainnya

yang mungkin tertarik pada tujuan yang sama.

4. Keputusan mereka untuk menerapkan sistem jaminan bersama tentang

pemanfaatan bahan, peralatan, dan fasilitas nuklir yang damai secara eksklusif di

kedua negara.98

Kesepakatan ini dilanjutkan di tahun 1987 dan 1988 kedua negara saling

berkunjung ke kawasan tambang uranium Argentina dan Brazil. Di tahun 1987

delegasi Brazil mengunjungi pabrik pengayaan difusi gas Pilcaniyeu di Argentina

yang di sebut sebagai Deklarasi Viedma dan di tahun 1988 delegasi Argentina

mengunjungi pabrik pengayaan ultra-sentrifugal Aramar di Brazil yang dikenal

sebagai Deklarasi Ipero. Setelah saling mengunjungi kedua negara terbentuklah

Deklarasi Buenos Aires pada tahun 1990 yang berisi tentang kesepakatan nuklir

98

. Wilson Center, Brazil-Argentina Foz do Iguaçu Joint Declaration on Regional Nuclear Policy,

[basis data online], tersedia di laman:

https://digitalarchive.wilsoncenter.org/document/117521.pdf?v=5cbdb3cbe61b1cdc4d830647f2e00939

, diunduh pada 20 Februari 2019, pukul 21.40

Page 53: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

45

kedua belah pihak. Deklarasi ini juga membahas masalah teknis atas pembentukan

ABACC. 99

Akhirnya pada tahun 1991, Argentina dan Brazil menyepakati untuk membuat

sebuah lembaga independen bernama ABACC (Agencia Brasileño-Argentina de

Contabilidad y Control de Materiales Nucleares / Brazilian-Argentine Agency for

Accounting and Control of Nuclear Materials). ABACC bertujuan untuk mengawasi

kegiatan nuklir kedua negara agar tidak disalah gunakan oleh salah satu pihak.

Lembaga ini juga merupakan kaki tangan dari IAEA (International Atomic Energy

Agency).100

Kerjasama ini bertujuan untuk menjaga keamanan penggunaan energi nuklir

bagi kedua belah pihak (Argentina-Brazil) agar menggunakan teknologi nuklir untuk

tujuan damai. Keberadaan ABACC juga berhasil menekan motivasi Argentina dan

Brazil untuk mengurungkan niat memiliki senjata nuklir atas kapabilitas yang

dimiliki oleh kedua negara tersebut. Ini dikarenakan tugas ABACC itu sendiri untuk

memantau aktivitas nuklir Argentina-Brazil dan melaporkan aktivitas nuklir kedua

negara kepada IAEA.101

ABACC menjadi salah satu pondasi utama terbentuknya kerjasama nuklir antara

Argentina dan Brazil. Sebagai salah satu anggota dalam perjanjian Quadripartite yang

99

Nuclear Threat Initiative, BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC) 100

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order: An Appraisal, (Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016) 101

Jose Goldemberg, Carlos Feu Alvim, Olga Y. Mafra. The Denuclearization of Brazil and

Argentina. (Routledge, 2018)

Page 54: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

46

menghasilkan Guadalajara Agreement di tahun 1991.102

Adapun isi dari Kesepakatan

Guadalajara seperti berikut.

1. Para Pihak (Argentina dan Brazil) berjanji untuk menggunakan bahan dan

fasilitas nuklir di bawah yurisdiksi atau kontrol mereka secara eksklusif untuk

tujuan damai.

2. Para Pihak juga berjanji untuk melarang dan mencegah di wilayah masing-

masing, dan tidak melakukan, mempromosikan atau mengotorisasi, secara

langsung atau tidak langsung, atau dari berpartisipasi dengan cara apa pun

dalam:

a. Pengujian, penggunaan, pembuatan, produksi atau akuisisi dengan cara apa

pun dari senjata nuklir; dan

b. Penerimaan, penyimpanan, instalasi, penyebaran atau segala bentuk

kepemilikan senjata nuklir apa pun.

3. Mengingat bahwa saat ini tidak ada perbedaan teknis yang dapat dibuat antara

alat peledak nuklir untuk tujuan damai dan untuk tujuan militer, Para Pihak juga

berjanji untuk melarang dan mencegah di wilayah masing-masing, dan untuk

menjauhkan diri dari melakukan, mempromosikan atau mengotorisasi, secara

langsung atau secara tidak langsung, atau dari berpartisipasi dengan cara apa

pun dalam, pengujian, penggunaan, pembuatan, produksi, atau akuisisi dengan

102

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order

Page 55: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

47

cara apa pun dari alat peledak nuklir mana pun sementara batasan teknis yang

disebutkan di atas.103

Dalam Perjanjian Quadripartite yang menjadi pondasi utama terbentuknya

kerjasama bilaterak antara Argentina dan Brazil menyetujui juga bahwa kegiatan

nuklir kedua negara akan tetap dilakukan inspeksi berkala dari pihak IAEA dan

dijembatani oleh ABACC sebagai lembaga independen di bawah IAEA.104

Pada Januari 1994 Argentina menandatangani Treaty of Tlatelolco dan diikuti

oleh Brazil pada bulan Mei di tahun yang sama. Kedua negara di bawah Perjanjian

Guadalajara juga mengikuti sejumlah agenda internasional dalam tujuan damai

penggunaan energi nuklir seperti Non Proliferation Treaty (NPT) pada tahun 1995

dan mendeklarasikannya sebagai negara yang tidak memiliki senjata nuklir.

Di tahun 2001 Brazil dan Argentina menandatangani deklarasi bersama yang

menciptakan Badan Aplikasi Energi Nuklir Brazil-Argentina (ABAEN). Melalui

ABAEN, kedua negara berjanji untuk bekerja sama dalam bidang-bidang seperti

siklus bahan bakar nuklir, limbah nuklir, dan reaktor energi nuklir. Kerja sama ini

bertujuan untuk mempromosikan kondisi yang tepat untuk desain dan pelaksanaan

proyek-proyek bersama dan melengkapi Komite Tetap Argentina-Brazil tentang

Kebijakan Nuklir. Kemudian di tahun 2003 Duta Besar Celso Amorim dari Brazil

103

International Atomic Energy Agency. Agreement Between the Republic of Argentina and the

Federative Republic of Brazil for the Exclusively Peaceful Use of Nueclear Energy 104

International Atomic Energy Agency. Energy Agency for the Application of Safeguards, [basis data

online], tersedia di laman: https://www.iaea.org/sites/default/files/infcirc435.pdf; Internet; diunduh

pada 20 Februari 2019, pukul 21.20

Page 56: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

48

dan Duta Besar Rafael Bielsa dari Argentina mengembangkan nota kesepakatan yang

menegaskan kembali atas keterlibatan negara mereka dengan pelucutan senjata dan

nonproliferasi senjata pemusnah massal atau senjata nuklir destruktif.105

Hingga tahun 2017 beragam inspeksi juga telah dilakukan pihak ABACC dan

IAEA dalam melaksanakan tugasnya dalam memantau kegiatan nuklir Argentina dan

Brazil untuk memastikan tidak adanya penyalah gunaan energi nuklir sebagai senjata

pemusnah massal dan kepentingan militer. Argentina dan Brazil juga merupakan

negara pengekspor material nuklir yang tergabung dalam NSG (Nuclear Suppliers

Group) sehingga membutuhkan pengawasan dari pihak IAEA.106

D. Perkembangan Nuklir Argentina dan Brazil

Argentina umumnya menggunakan energi nuklir yang dimilikinya untuk

kebutuhan domestik. Ini dikarenakan Argentina memiliki tujuan damai dalam

penggunaan energi tersebut. Minimnya kebijakan internasional dan memaksimalkan

energi nuklirnya di dalam negeri menjadikan kebijakan nuklir Argentina memiliki

pola yang terus mengikuti perkembangan rezim nonproliferasi.

Kebijakan nuklir Argentina di awal tahun 1980an pasca demokratisasi

kembali dari rezim Junta militer. Kebijakan ini awalnya bersifat unilateral saat di

pimpin oleh Junta militer namun di era 1980 akhir mulai bersifat bilateral dengan

bekerjasama dengan Brazil dan multilateral sehingga Argentina bergabung ke dalam

105

Nuclear Threat Initiative, BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC) 106

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15

Page 57: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

49

berbagai treaty seperti Treaty of Tlatelolco, Quadripartite Treaty, hingga organisasi

internasional seperti Nuclear Suppliers Group.107

Pasca perkembangan strategi nuklir Argentina di tahun 1990an, Argentina

kini memiliki tujuan untuk mengurangi atau mereduksi perkembangan senjata nuklir

di kancah internasional. Anggapan bahwa teknologi nuklir lebih baik digunakan

untuk mengembangkan berbagai kebutuhan hidup manusia.

Seperti halnya yang dilakukan Argentina di tahun 2015 dengan mengekspor

berbagai hasil nuklirnya berupa reaktor, zat radioaktif (radioisotopes), dan

laboratorium nuklirnya ke berbagai negara seperti Aljazair, Mesir, Australia, dan

juga negara tetangganya yaitu Brazil dan Peru yang umumnya digunakan sebagai

alat kesehatan. Argentina juga merupakan penghasil cobalt-60 radioisotopes terbesar

ketiga di dunia yang kerap digunakan sebagai medical radiotherapy,industrial

radiography, dan peralatan sterilisasi medis.108

Meskipun Argentina memiliki visi yang jelas dengan penggunaan nuklir

untuk tujuan damai, Argentina juga tidak menutup mata dengan perkembangan

teknologi nuklir yang semakin berkembang. Adanya sejumlah ancaman seperti

ketidak transparansian sebuah negara merupakan salah satu concerns utama

Argentina dalam mengambil kebijakannya di level internasional.109

107

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 108

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 16 109

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. ((Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016) Hal. 28

Page 58: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

50

Seperti halnya dalam pengesahan Additional Protocols atas Non-Proliferation

Treaty, Argentina enggan menandatangani dan menerima pasal tambahan tersebut

karena Argentina beranggapan bahwa adanya tambahan tersebut akan menciptakan

ketidak seimbangan dalam rezim NPT. Argumen Argentina ini disebabkan oleh

adanya negara-negara pemilik senjata nuklir ikut berpartisipasi dalam Additional

Protocols dan juga banyaknya anggota yang tidak memiliki nuklir yang turut

berpartisipasi, sehingga menimbulkan ketidak adilan yang menjadikan negara-negara

non-nuklir terisolasi oleh negara-negara pemilik senjata.110

Selain itu, Argentina juga

beranggapan bahwa adanya negara pemilik senjata nuklir harus terlebih dahulu

dilucuti persenjataannya untuk dapat mengikuti rezim nonproliferasi.111

Berbeda dengan kebijakan yang dianut oleh Argentina dengan

mengedepankan kesetaraan anggota NPT dan kepemilikan senjata nuklir oleh

negara-negara Dewan Keamanan, Brazil menolak menandatangani Additional

Protocols dari NPT karena memiliki pandangan bahwa kepemilikan senjata nuklir

merupakan hal yang lazim bila dikembangkan oleh otoritas negara yang memiliki

sumber daya nuklir. Ini membuat Brazil dapat menggunakannya untuk membangun

kapal selam berteknologi nuklir yang sudah direncanakan oleh pemerintah Brazil

semenjak tahun 2008.112

110

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 28. 111

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. Hal. 29. 112

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy.

Page 59: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

51

Nuclear Propelled Submarine (PROSUB) resmi dimiliki Brazil di tahun

2018.113

Kepemilikan PROSUB ini merefleksikan kebijakan nuklir Brazil dengan

absensi Brazil dalam menandatangani Additional Protocols dari NPT dengan

menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan pengembangan alutsista yang dimiliki

oleh Brazil. Kebijakan nuklir yang cenderung menyalahi maksud dan tujuan NPT

bukan hanya sekali dilakukan oleh pemerintah Brazil.114

Pada tahun 2010, Brazil juga bekerjasama dengan Iran dan Turki yang

bertujuan untuk membantu pemerintah Iran menghindari sanksi internasional.

Kecurigaan Dewan Keamanan atas kepemilikan senjata nuklir yang dikembangkan

oleh Iran seakan dibantu oleh pemerintah Brazil untuk menyimpan bahan baku nuklir

yang dimiliki oleh Iran. Hal ini juga membuat kenetralan Brazil dalam penggunaan

nuklir untuk tujuan damai dipertanyakan.115

Kebijakan nuklir Brazil yang cenderung memiliki standar ganda menjelaskan

posisi Brazil yang menganggap rezim NPT tidak memiliki masa depan yang cerah.

Brazil sebelumnya telah menandatangani NPT di tahun 1998 yang tergolong cukup

lama dikarenakan kepemilikan teknologi nuklirnya di tahun 1980-an dan telah

bekerjasama dengan Argentina di tahun 1991.116

Meskipun Brazil telah berkomitmen

untuk menggunakan teknologi nuklirnya untuk tujuan damai semata, kenyataannya

113

Nuclear Threat Innitiative, Brazil Submarine Import and Export Behavior 114

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 115

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 116

Matias Spektor. Brazil’s Nuclear Policy: The Case for Incrementalism. (Washington D.C.,

Carnegie Endowment for International Peace, 2016)

Page 60: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

52

penggunaan teknologi nuklir untuk sumber daya kapal selam angkatan lautnya

seakan berseberangan dengan tujuan dari NPT itu sendiri.117

Di samping itu juga,

keterlibatan Brazil dengan Iran patut untuk dipertanyakan atas keseriusan Brazil di

dalam rezim Non-Proliferation Treaty.

Brazil mengklaim bahwa negaranya menggunakan energi nuklir hanya untuk

tujuan damai. Namun, di tahun 2010 dengan menyimpan material nuklir dari Iran

untuk menghindari sanksi internasional yang dijatuhkan untuk Iran atas kepemilikan

senjata nuklir negara tersebut menunjukan kebiasan dari kebijakan Brazil itu sendiri.

Karena dengan menyetujui Guadalajara Agreement seharusnya Brazil tidak

menyimpan material nuklir yang dimiliki negara lain. Selain itu, penggunaan

teknologi nuklir Brazil untuk pengembangan kapal selam bertenaga nuklir yang

diklaim Brazil untuk mempertahankan wilayah maritim dari Brazil menciptakan

wajah baru Brazil jika Brazil merupakan negara yang menggunakan nuklir untuk

kepentingan militer.118

117

Matias Spektor. Brazil’s Nuclear Policy 118

Matias Spektor. Brazil’s Nuclear Policy

Page 61: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

53

BAB IV

ANALISIS KERJASAMA ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM

INDUSTRI NUKLIR

Sebelum melanjutkan analisis terhadap penelitian kerjasama nuklir antara

Argentina dan Brazil, penulis terlebih dahulu ingin mengulang kembali sedikit

tentang bahasan-bahasan yang sudah terangkum di dalam bab-bab sebelumnya.

Dalam penjelasan yang sudah tersampaikan di bab 1, Argentina dan Brazil sudah

membuat perjanjian di tahun 1991 (Guadalajara Agreement), namun dengan

kebijakan Brazil di tahun 2010, dengan bekerjasama dengan Iran dan Turki yang

tentu memiliki kontradiksi dengan pasal-pasal yang terangkum dalam perjanjian

tersebut, penulis mempertanyakan relevansi perjanjian tersebut.119

Perjanjian yang terbentuk sebelumnya membahas bahwa negara anggota

Guadalajara Agreement (Argentina dan Brazil) tidak dibolehkan untuk

mengembangkan, menerima, atau menyimpan senjata nuklir serta material yang

dimaksudkan untuk pembuatan senjata nuklir, baik kepemilikan negara tersebut

maupun kepemilikan negara lain.120

Namun di tahun 2010, Brazil terbukti

menandatangani perjanjian tiga pihak antara Brazil, Iran, dan Turki untuk menyimpan

119

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 120

International Atomic Energy Agency, Agreement Between the Republic of Argentina and the

Federative Republic of Brazil for the Exclusively Peaceful Use of Nueclear Energy

Page 62: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

54

material dan Uranium serta Plutonium dari Iran untuk menghindari sanksi

internasional dari dewan keamanan atas kebijakan nasional Iran untuk

mengembangkan senjata nuklir.121

Penelitian ini umumnya membahas tentang relevansi kerjasama Argentina dan

Brazil dalam Guadalajara Agreement. Argentina merupakan negara yang memiliki

teknologi terdepan di kawasan Amerika Latin dan menggunakan sumber daya nuklir

untuk tujuan damai semata, berbeda dengan Brazil yang tetap mengembangkan kapal

selam bertenaga nuklir untuk memperkuat alutsistanya.122

Poin ini yang membuat

penelitian ini menarik bahwa terjadinya kontradiksi dari perjanjian yang sudah

dilaksanakan oleh Argentina dan Brazil.

Di dalam bab 2, penulis sudah merangkum sejumlah kerjasama baik dalam

segi militer dengan adanya Junta militer dalam kedua belah pihak yang membentuk

rivalitas antara Argentina dan Brazil serta kerjasama ekonomi dimana, Argentina dan

Brazil tergabung dan merupakan pendiri dari Mercosur (blok ekonomi di kawasan

Amerika Latin).123

Sejarah umum Argentina dan Brazil juga digaris bawahi oleh

kerjasama nuklir yang intens semenjak bangkitnya era demokrasi di kedua negara ini.

Kembali kepada pembahasan kerjasama nuklir antara Argentina dan Brazil,

poin ini umumnya terangkum di dalam Bab 3 yang menjelaskan tentang sejarah dan

perkembangan energi nuklir baik di pihak Argentina maupun Brazil hingga

121

Alexei Barrionuevo, dan Sebnem Arsu. Brazil and Turkey Near Nuclear Deal with Iran 122

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 123

Andrés Malamud. Latin American Regionalisme and EU Studies.

Page 63: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

55

kebijakan-kebijakan mengenai energi nuklir. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa

kebijakan Argentina yang sangat mendukung penggunaan nuklir untuk tujuan damai

dan Brazil yang kerap menggunakan energi nuklir untuk mengembangkan alutsista

dan kebijakannya yang menyimpan material nuklir Iran merupakan poin utama dalam

penelitian ini.

A. Shared Economic Interest

Konsep yang pertama merupakan Shared Economic Interest yang

dikemukakan oleh Robert O. Keohane. Konsep ini menjelaskan bahwa adanya

keuntungan bersama yang lebih besar bila melakukan kerjasama dibandingkan

dengan memprioritaskan kepentingan negara tersebut, Shared Economic Interest juga

beranggapan bahwa kepentingan ekonomi bersama ini dapat mereduksi konflik yang

akan terjadi kedepannya.124

Adanya kepentingan bersama yang lebih besar ini ditunjukkan dengan adanya

perbedaan potensi antara Argentina dan Brazil. Bila kedua negara ini menjalankan

kepentingan individunya, bukan tidak mungkin Argentina dan Brazil hanya

menggunakan energi nuklir untuk kepentingan pribadi masing-masing negara.

Sedangkan, bila kedua negara besar di kawasan Amerika Latin ini melakukan

124

Robert O. Keohane, International Organization. hal 332

Page 64: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

56

kerjasama maka, keuntungan yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan dengan

mempertahankan egoisme kedua belah pihak dan juga rivalitas kedua negara ini.125

Melalui kacamata konsep Shared Economic Interest maka dapat dijelaskan

bahwa adanya keuntungan yang lebih besar bagi kedua negara untuk bekerjasama

dibandingkan mementingkan kepentingan pribadi negara tersebut.126

Meskipun Brazil

melanggar beberapa pasal di dalam Guadalajara Agreement, Argentina dan Brazil

tetap mempertahankan kerjasama kedua negara tersebut karena adanya kepentingan

ekonomi bersama yang dapat dicapai. Kepentingan itu merupakan pasar komoditas

nuklir bagi Argentina dan Brazil yang tergabung dalam NSG dan juga sirkulasi

produktivitas kedua negara dalam industri nuklir akan aman bila kedua negara ini

tetap mempertahankan Guadalajara Agreement.

1. Kepentingan Argentina

Argentina merupakan negara yang memiliki teknologi nuklir yang maju.

Argentina juga merupakan satu-satunya negara di kawasan Amerika Latin yang

memiliki penyulingan energi nuklir sendiri yang dapat mengubah bahan mentah

nuklir (Uranium dan Plutonium) menjadi zat radioaktif yang dapat digunakan dalam

bidang kesahatan.127

Tentu saja hal ini merupakan potensi yang besar untuk

Argentina yang memiliki teknologi maju seperti ini untuk mendapatkan keuntungan

yang lebih besar dengan menjadikan zat radioaktif ini menjadi sebuah komoditas

125

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 16 126

Robert O. Keohane, International Organization. Hal. 332 127

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 16

Page 65: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

57

untuk negara-negara berkembang lainnya di luar dari kawasan Amerika Latin.

Sehingga, Argentina bergabung di dalam NSG (Nuclear Supplier Group) di tahun

1995.128

Adanya keuntungan bersama bagi Argentina adalah terjaminnya kebutuhan

dari material mentah energi nuklir itu sendiri. Selain itu, dengan jarak yang dekat

sehingga dapat mengurangi biaya pengiriman dibandingkan harus mendatangkan

material nuklir dari negara lain dapat menambah keuntungan Argentina. Keuntungan

Argentina untuk mendapatkan sumber daya nuklir berupa Uranium untuk

mengembangkan reaktor nuklir ke-empatnya yaitu CAREM didapatkan dari Brazil.

Argentina menerima empat ton Uranium yang sudah diperkaya dari Brazil untuk

tujuan pembangunan reaktor CAREM di tahun 2016.129

Keuntungan lainnya yang juga didapatkan dari bekerjasama dengan Brazil

adalah keamanan dari teknologi nuklir Argentina karena sudah memiliki badan

independen yaitu ABACC untuk mengawasi aktivitas nuklir Argentina dan Brazil.130

Dengan adanya ABACC sebagai lembaga independen di bawah pengaruh IAEA dan

atas hasil dari Guadalajara Agreement di tahun 1991, Argentina memiliki hak untuk

mengekspor material nuklirnya dengan tujuan damai.131

Hal ini dikarenakan

terbentuknya kerjasama Quadripartite antara Argentina, Brazil, ABACC, dan IAEA,

128

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 129

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina 130

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 131

Nuclear Suppliers Group, Participants.[basis data online], tersedia di laman

http://www.nuclearsuppliersgroup.org/en/about-nsg/participants1, diakses pada tanggal 1 Mei 2019,

pukul 01.25

Page 66: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

58

keanggotan Argentina dalam NSG sudah terjamin karena didukung oleh Treaty of

Tlatelolco, hasil dari kerjasama Quadripartite itu sendiri.132

2. Kepentingan Brazil

Brazil merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam terbesar di

dunia, bahkan kekayaan sumber daya nuklir Brazil sendiri merupakan nomor enam

terbesar di dunia yang terletak di wilayah Ipero.133 Sayangnya kepemilikan tambang

Uranium yang kaya ini tidak sejalan dengan teknologi nuklir Brazil yang memiliki

kapabilitas yang terbilang cukup rendah karena menggunakan teknologi low-

pressurized water untuk reaktor nuklir Angra 1 dan 2 yang dimiliki Brazil.134

Dari pihak Brazil keuntungan yang didapatkan adalah keamanan Brazil di

mata internasional bahwa adanya kerjasama nuklir dengan Argentina dapat menutupi

kebijakan Brazil untuk pembuatan kapal selam bertenaga nuklir yang ditujukan untuk

memperkuat kedaulatannya di bidang maritim.135

Terlebih dengan adanya ABACC

juga mempengaruhi cara pandang negara-negara lain untuk tetap bekerjasama dengan

Brazil dikarenakan penggunaan energi nuklir Brazil dipastikan hanya untuk tujuan

damai menurut pemantauan ABACC beserta IAEA.136

132

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina 133

Mariana Nascimento Plum, Continuity In Brazil’s Nuclear Policy. 134

World Nuclear Association, Nuclear Power in Brazil 135

Nuclear Threat Innitiative, Brazil Submarine Import and Export Behavior 136

Nuclear Threat Initiative. BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS(ABACC)

Page 67: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

59

Adanya kerjasama Guadalajara juga telah menghapuskan tensi yang tinggi

antara Argentina dan Brazil yang dahulunya adalah rival di kawasan Amerika Latin.

Terlebih semenjak dikuasainya Argentina dan Brazil dalam rezim Junta militer yang

memiliki kebijakan represif kala itu. Kerjasama ini sudah pasti menurunkan

kecurigaan Argentina terhadap Brazil dan sebaliknya.

Dengan perbedaan kapabilitas dan potensi antara Argentina dan Brazil maka

kedua negara ini sepakat untuk bekerjasama di tahun 1991 dan mengesampingkan

sejarah rivalitas dari kedua negara tersebut dan membuat badan independen di bawah

IAEA (International Atomic Energy Agency) untuk memantau kebijakan dan

perkembangan nuklir kedua belah pihak dan memastikan penggunaan energi nuklir

hanya untuk tujuan damai.137

Badan ini dinamakan ABACC (Brazilian-Argentine

Agency for Accounting and Control of Nuclear Materials). Semenjak kerjasama ini

terbentuk Argentina dan Brazil memasuki ke dalam fase baru perkembangan energi

nuklir dengan bergabungnya Argentina dan diikuti Brazil di dalam Nuclear Suppliers

Group.

Tergabungnya Argentina dan Brazil di dalam NSG ini menjadikan kedua

negara memiliki pasar yang cukup luas untuk menjual komoditas kedua belah pihak

dalam bidang nuklir, Argentina dengan hasil dari zat radioaktif sedangkan Brazil

dengan material mentah dari nuklir itu sendiri.138

137

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. Hal. 15 138

Susanne Gratius, Miriam Gomes Saraiva. Continental Regionalism.

Page 68: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

60

Selain untuk mereduksi potensi konflik kedepannya, Konsep Shared

Economic Interest juga dapat mengatasi dua permasalahan utama dari kerjasama

yaitu, Transaction Costs yang dapat direduksi dengan di payunginya negara-negara di

dalam sebuah International Regime, dengan bergabungnya Argentina dan Brazil

dalam Guadalajara Agreement kedua negara ini dapat dimudahkan dalam

partisipasinya di rezim NPT.

Kedua adalah Informational Imperfections yang di mana dapat diatasi dengan

adanya koordinasi di dalam sebuah institusi.139

Argentina dan Brazil dapat menjadi

anggota NSG tanpa harus menyetujui Additional Protocol NPT itu sendiri yang

dinilai memberatkan bagi Argentina dan Brazil, karena Guadalajara Agreement

menjadi bagian dari kesepakatan IAEA itu sendiri. Hal ini juga dimudahkan dengan

terbentuknya ABACC sebagai lembaga independen dibawah naungan IAEA.

B. Complex Interdependence

Teori konsep kedua yang digunakan adalah konsep Complex Interdependence

yang merupakan salah satu turunan dari teori Neoliberalisme. Teori ini menjelaskan

adanya hubungan antar kedua aktor yang umumnya adalah negara yang mana saling

bergantung satu sama lain.140

Konsep ini dicetuskan oleh Robert O. Keohane dan

Joseph S. Nye dalam bukunya yang berjudul Power and Interdependence.

139

Robert O. Keohane, International Organization, 337 140

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence: Third Edition, (New York:

Longman, 2001), 21

Page 69: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

61

Secara garis besar konsep Complex Interdependence ini memiliki tiga kriteria

utama yang menjadikan sebuah hubungan antar negara dapat dikatakan memiliki

interpedensi yang kompleks. Yang pertama adalah Multiple Channels, kriteria ini

berasumsi bahwa adanya hubungan yang memiliki keterkaitan antar aktor

internasional baik itu antar aktor negara (interstate), aktor trans-governmental,

maupun aktor trans-national harus terbentuk dalam sebuah kerjasama

internasional.141

Hal ini ditunjukkan dalam kerjasama nuklir yang disepakati oleh Argentina

dan Brazil. Adanya pihak-pihak di luar dari negara itu sendiri (Argentina dan Brazil)

membuat kerjasama ini semakin luas jangkuannya, seperti tergabungnya ABACC

sebagai lembaga independen dan IAEA dalam mengawasi setiap kebijakan dan

aktivitas nuklir yang dilakukan oleh negara tersebut.142

Adanya kerjasama ini juga

membuat banyak pihak terlibat, keterkaitan Argentina-Brazil dalam bidang nuklir

membantu kedua negara untuk mempromosikan hasil nuklirnya di dalam berbagai

rezim internasional seperti Nuclear Suppliers Group (NSG) dan Missile Technology

Control Regime (MTCR).143

Kriteria kedua yang menjadikan sebuah kerjasama internasional dapat disebut

sebagai Complex Interdependence adalah The Absence of Hierarchy among Issues.

Kriteria ini menjelaskan bahwa adanya agenda dalam hubungan antar aktor negara

141

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21 142

Nuclear Threat Initiative. BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC) 143

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 70: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

62

tidak terstruktur jelas dan tidak membentuk sebuah hirarki.144

Sebaliknya, sebuah

kerjasama ini membentuk kondisi anarki dimana tiap aktor memiliki hak dan

kewajiban yang sama dalam sebuah kerjasama.

Kerjasama nuklir yang terjalin antara Argentina dan Brazil cukup

membuktikan bahwa kedua negara ini mementingkan hubungan yang anarki

dibandingkan dengan hirarki dalam menyelesaikan permasalahan kedua negara ini.

Berbeda dengan kerjasama regional seperti Mercosur yang umumnya dipimpin oleh

Brazil dikarenakan tingkat ekonomi Brazil yang tinggi, di dalam kerjasama nuklir ini

Argentina dan Brazil merupakan anggota yang memiliki kewajiban dan hak yang

sama.145

Kedua negara ini sama-sama diawasi oleh IAEA dan ABACC dalam

kebijakan nuklir satu sama lain. Selain itu, keterkaitan kedua negara ini di dalam

bidang nuklir yang memiliki tujuan untuk penggunaan nuklir secara damai membantu

Argentina dan Brazil dalam keanggotaannya dalam NSG dan juga Nuclear Non-

Proliferation Treaty (NPT) yang sama rata dengan anggota lainnya.146

Kriteria yang terakhir adalah Minor Role of Military Forces yang

beranggapan bahwa bila Complex Interdependence berlaku maka penggunaan

kekuatan diplomasi melalui cara halus lebih diutamakan dibandingkan kekuatan

144

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21 145

Susanne Gratius, Miriam Gomes Saraiva. Continental Regionalism. 146

Nuclear Threat Initiative. BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC)

Page 71: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

63

militer.147

Bila tidak terciptanya kondisi ini maka Complex Interdependence dapat

dikatakan tidak berlaku dalam sebuah kerjasama internasional.

Dalam kerjasama nuklir yang dilakukan oleh Argentina dan Brazil.

Penggunaan kekuatan nuklir sudah jelas dilarang dalam kerjasama ini dan digantikan

oleh lembaga pengawas seperti ABACC yang merupakan perpanjangan tangan dari

IAEA. Hal ini diakibatkan oleh tujuan dari kerjasama nuklir ini untuk penggunaan

nuklir dengan tujuan damai. Terlebih dari itu, kekuatan militer dalam sebuah

kerjasama sudah ditinggalkan oleh Argentina dan Brazil pada tahun 1980-an dimana

ditandai dengan runtuhnya rezim Junta militer yang digantikan oleh demokrasi di

kedua negara tersebut.148

Penggunaan diplomasi juga lebih ditekankan oleh Argentina dan Brazil.

Tercatat kedua negara ini sering mengikuti berbagai agenda internasional mengenai

penggunaan nuklir dalam tujuan damai dan mengikuti sejumlah perjanjian

internasional, di antaranya seperti Treaty of Tlatelolco (Amerika Latin dan Karibia),

Quadripartite Treaty, dan Nuclear Non-Proliferation Treaty. Argentina dan Brazil

juga merupakan pencetus dalam NWFZ (Nuclear Weapon Free Zone) di kawasan

Amerika Latin dan Karibia.149

147

Robert O. Keohane dan Joseph S. Nye, Power and Interdependence, 21 148

Ryan Alexander Musto. Tlatelolco Tested 149

Nuclear Threat Initiative. BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC)

Page 72: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

64

Dengan terpenuhinya ketiga kriteria yang menunjukan bahwa kerjasama

nuklir yang terbentuk antara Argentina dan Brazil yang terangkum dalam

Guadalajara Agreement dapat dikatakan bahwa kerjasama ini merupakan Complex

Interdependence. Brazil sebelumnya melakukan kebijakan yang kontra dengan isi

perjanjian Guadalajara. Bila dikaji dengan kedua kacamata konsep ini yaitu Shared

Economic Interest dan Complex Interdependence, penelitian ini dapat menjelaskan

mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya pada tahun 2017.

Kebijakan Brazil dengan menyimpan material nuklir Iran di dalam

kerjasamanya dengan Iran dan Turki di tahun 2010 pun belum dapat dibuktikan

masyarakat internasional bila material itu digunakan Iran untuk pembuatan senjata

nuklir, dan juga dalam kebijakan militer Brazil yang menggunakan teknologi nuklir

untuk mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir juga tidak dipersenjatai dengan

teknologi nuklir itu sendiri.150

Brazil mengembangkan teknologi nuklir setidaknya hanya untuk tenaga dari

kapal selam tersebut bukan untuk mempersenjatai kapal selam tersebut. Lebih dari

itu, kebijakan tersebut juga diawasi ABACC sebagai lembaga independen di bawah

IAEA. Menurut ABACC, Brazil hingga saat ini menggunakan potensi nuklirnya

dalam tujuan damai. Namun, presepsi internasional menganggap kebijakan nuklir

150

Ramalho, Antonio. Brazil’s Take on Iran and NPT, [berita online], tersedia di laman:

https://www.cfr.org/interview/brazils-take-iran-and-npt, diakses pada Jum’at 22 Maret 2019, pukul

00.09 WIB.

Page 73: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

65

yang dijalankan Brazil merupakan kebijakan yang berbahaya karena bersangkutan

dengan teknologi militer.151

Dengan adanya ABACC sebagai lembaga independen setidaknya Argentina

dan Brazil dapat terus bekerjasama di dalam bidang nuklir dan mempertahankan

kerjasama Guadalajara yang ada semenjak tahun 1991. Ini dikarenakan kerjasama

Guadalajara merupakan hubungan interdependensi yang kompleks bagi Argentina

dan Brazil. Banyaknya keterlibatan antara Argentina dan Brazil dalam kerjasama

nuklir yang ada di kawasan seperti keanggotaannya dengan Tlatelolco Treaty dan

Quadripartite serta, pembentukan NWFZ Amerika Latin dan Karibia juga

dipengaruhi oleh kerjasama kedua negara ini.

Hubungan antara Argentina dan Brazil juga dapat disebut sebagai Strategic

Neighbor karena di dalam pengembangan industri nuklir.152

Argentina dan Brazil

merupakan negara tetangga yang saling menguntungkan satu sama lain, selain itu

kedua negara ini merupakan negara tetangga di kawasan Amerika Latin sehingga

dapat mereduksi biaya pengiriman bila kedua negara ini bekerjasama.153

Kapabilitas Brazil sebagai negara ke-enam yang memiliki sumber daya nuklir

terkaya di dunia juga dapat menjaga stabilitas material nuklir yang dimiliki oleh

151

Nuclear Threat Initiative, BRAZILLIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING AND

CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC) 152

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. 153

Benjamin Witte-Lebhar. Argentina Promises Nuclear Power Surge . ( Notien. 2010)

Page 74: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

66

Argentina.154

Produksi zat-zat radioaktif yang dimiliki Argentina yang dipasarkan

melalui Nuclear Suppliers Group (NSG) dan negara-negara Amerika Latin lainnya

dapat terpenuhi jika kerjasama ini terus berlanjut.

Di sisi Brazil sendiri, produktivitas energi nuklir yang dimiliki oleh

pemerintah Brazil dapat dibantu oleh Argentina, hal ini terjadi karena keanggotaan

Brazil di Nuclear Suppliers Group tidak terlepas dengan keanggotaan Argentina di

organisasi internasional tersebut.155

Brazil dinilai menggunakan energi nuklir secara

damai meskipun kebijakannya yang terlihat pro-militer dengan pembangunan kapal

selam bertenaga nuklir dan bekerjasamanya Brazil dengan Iran, dapat dibantu oleh

partnership-nya dengan Argentina.156

Ini dikarenakan penggunaan teknologi nuklir

Argentina umumnya hanya berfokus kepada penyediaan energi (listrik) bagi negara

dan pengembangan zat-zat radioaktif untuk keperluan medis.157

Argentina dan Brazil dengan kata lain merupakan negara yang saling

memiliki ketergantungan, dengan dasar ini juga kerjasama antara Argentina dan

Brazil dalam Guadalajara Agreement dinilai layak untuk dipertahankan. Kerjasama

ini juga mengurangi resiko atas konflik antara Argentina dan Brazil kedepannya

karena adanya persamaan visi dan misi dalam penggunaan energi nuklir.

154

SM Short, MR Weimar, etc. Economic and Non-Proliferation Policy 155

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 156

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. 157

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order.

Page 75: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

67

Di dalam level internasional, kerjasama Argentina dan Brazil juga dapat

dilihat memiliki visi yang sama untuk menentang Additional Protocol dari Nuclear

Non-Proloferation Treaty (NPT). Argentina dan Brazil sempat menolak

menandatangani Additional Protocol NPT dengan alasan keanggotaan negara-negara

yang memiliki teknologi senjata nuklir seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis

akan menekan negara-negara non-senjata nuklir dalam rezim proliferasi tersebut.

Argentina dan Brazil kerap menyerukan hak-hak negara non-senjata nuklir untuk

dapat mengembangkan teknologi nuklirnya untuk tujuan damai tanpa ada campur

tangan dari negara-negara pemilik senjata nuklir.158

Argentina dan Brazil juga merupakan main actor di dalam kawasan Amerika

Latin, sehingga kedua negara ini memiliki pengaruh yang kuat di dalam level regional

Amerika Latin itu sendiri. Dengan adanya kerjasama nuklir ini menciptakan kondisi

dimana Argentina dan Brazil tidak memiliki perlombaan senjata nuklir yang

destruktif. Hal ini dapat terjadi selama kerjasama antara Argentina dan Brazil terjalin.

Hal ini dikuatkan oleh sejarah kedua negara yang memiliki rivalitas yang tinggi pada

zaman Junta militer di tahun 1970-an.159

Guadalajara Agreement yang disetujui antara Argentina dan Brazil memiliki

proses yang panjang sehingga kedua negara baik Argentina ataupun Brazil dapat

mengenal karakteristik dari teknologi dari kedua pihak, selain itu kedua negara ini

158

Eduardo Diez. National Development And Argentina’s Nuclear Policy. 159

BBC, Dokumen junta militer Argentina ditemukan, [berita online], tersedia di laman:

https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/11/131105_majalahlain_argentina, diakses pada Rabu

31 Oktober 2018, pukul 22.30 WIB.

Page 76: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

68

diawasi oleh IAEA melalui ABACC sebagai lembaga independen dalam

mengembang menjalankan produktivitas nuklirnya dengan tujuan damai telah

menciptakan stabilitas antara Argentina-Brazil dan wilayah regional di kawasan

Amerika Latin.160

Kerjasama dalam industri nuklir antara Argentina dan Brazil dapat dikatakan

sebagai industri nuklir yang efisien dan efektif bagi kedua negara.161

Hal ini

dikarenakan adanya monitoring dari ABACC dapat mengurangi kecurigaan

internasional atas pengembangan nuklir kedua belah pihak, selain itu adanya

kerjasama ini dapat mereduksi cost baik dalam sektor produksi atau pengiriman

material nuklir dikarenakan Argentina dan Brazil merupakan negara tetangga.162

Kerjasama ini juga dapat mengurangi penggunaan kekuatan militer dan

meningkatkan potensi penggunaan diplomasi energi bagi kedua belah pihak. Hal ini

juga dapat mengangkat Argentina dan Brazil ke dalam level internasional untuk

memasarkan produk nuklir dari kedua negara ini. Guadalajara Agreement dinilai

sangat menguntungkan bagi Argentina dan Brazil dalam penggunaan teknologi nuklir

baik dalam level domestik maupun internasional.163

160

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order. 161

Karina Lilia Pasquariello Mariano. Two to Tango. 162

SM Short, MR Weimar, etc. Economic and Non-Proliferation Policy 163

Frederico Merke. Argentina In A Changing Nuclear Order

Page 77: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

69

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Kerjasama Guadalajara yang dianggotai oleh Argentina dan Brazil telah

menciptakan berbagai macam keuntungan bagi Argentina ataupun Brazil, meskipun

ada beberapa kebijakan dari Brazil yang dianggap menyimpang dari poin-poin

kerjasama Guadalajara antara Argentina dan Brazil. Kebijakan tersebut merupakan

pengembangan kapal selam berteknologi nuklir oleh Brazil di tahun 2017, dan

kebijakan Brazil untuk bekerjasama dengan Iran dan Turki untuk menyimpan

material Nuklir Iran agar terhindar dari sanksi internasional pada tahun 2010.

Argentina merasa tidak terpengaruh dengan kebijakan Brazil tersebut. Hal ini

dikarenakan tidak merugikan Argentina karena Brazil merupakan strategic

partnership dan strategic neighbor bagi Argentina. Demikian juga dengan Brazil

yang berasumsi bahwa kebijakan Brazil untuk menyimpan material Iran dan

mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir (PROSUB) tidak berkaitan dengan

pengemnbangan senjata nuklir yang bersifat destruktif, selain itu pengembangan

kapal selam bertenaga nuklir Brazil ini juga tidak membahayakan kawasan sekitar

karena posisi Brazil di mata negara-negara Amerika Latin juga cukup baik. Negara-

Page 78: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

70

negara Amerika Latin tidak mempermasalahkan pengembangan kapal selam

bertenaga nuklir Brazil ini.164

Menurut pendekatan konsep Shared Economic Interest juga kerjasama

Guadalajara antara Argentina dan Brazil menunjukan kepentingan bersama kedua

negara, dengan mengesampingkan kepentingan individu kedua negara tersebut.

Argentina akan mendapatkan sumber daya nuklirnya dengan mudah jika bekerjasama

dengan Brazil. Hal ini dikarenakan Brazil merupakan negara dengan sumber daya

Uranium terbesar ke-enam di dunia dan juga merupakan partner dagang dari

Argentina dan berada di payung yang sama yaitu Quadripartite Agreement yang

beranggotakan Argentina, Brazil, ABACC, dan IAEA. Hal itupun dirasakan oleh

Brazil dimana mendapatkan transfer ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan oleh

Argentina dan juga dapat mencapai pasar internasional melalui NSG bersama

Argentina.

Keuntungan bersama ini juga sejalan dengan kebijakan Argentina dan Brazil

untuk menentang Additional Protocol dari NPT yang bertujuan untuk menentang

keanggotaan negara-negara pengguna senjata nuklir dalam rezim NPT. Adanya

Shared Economic Interest juga mengurangi potensi konflik antara Argentina dan

Brazil yang merupakan main actor dari kawasan Amerika Latin. Penulis juga

menggunakan konsep Complex Interdependence untuk melengkapi kacamata konsep

164

W. Alejandro Sanchez. The Status of Brazil’s Ambitious PROSUB Program. (Center for

International Maritime Security, 2016)

Page 79: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

71

dikarenakan adanya intensitas kerjasama yang tinggi antara Argentina dan Brazil juga

dapat mengurangi potensi terjadinya clash antara Argentina dan Brazil.

Terdapat satu garis besar dalam penyimpulan penelitian ini, bahwa Argentina

dan Brazil dapat menjadikan perbedaan dan keuntungan masing-masing negara

sebagai sebuah keuntungan yang lebih besar dengan menyampingkan rivalitas antara

Argentina dan Brazil dalam 40 tahun kebelakang. Kerjasama berlandaskan kesamaan

kepentingan yang diikuti oleh keuntungan ekonomi ini juga menjadi tolak ukur

penulis dalam menjelaskan permasalahan yang terjadi antara Argentina dan Brazil.

Page 80: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

72

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Baumann, Renato. “Integration in Latin America – Trends and Challenges. Economic

Commission for Latin America and The Caribbean.” (2008)

Blakeley, Ruth. “State Terrorism and Neoliberalism.” Routledge (2009)

Diez, Eduardo. “National Development And Argentina’s Nuclear Policy.” Carnegie

Endowment for International Peace (2016)

Duina, Fransesco. “The Social Construction of Free Trade: The European Union,

NAFTA, and Mercosur.” Princeton University Press (2007)

Goldemberg, Jose, Carlos Feu Alvim, dan Olga Y. Mafra. “The Denuclearization of

Brazil and Argentina.” Routledge (2018)

Gratius, Susanne, Miriam Gomes Saraiva. “Continental Regionalism: Brazil’s

Prominent Role in the Americas.” CEPS (2013)

Junior, Olival Freire, Diego Hurtado, et al. “Nuclear Weapons In Regional Context:

The Cases of Argentina and Brazil.” (2013)

Malamud, Andrés. “Latin American Regionalisme and EU Studies.” Institute of

Social Sciences, University of Lisbon, Portugal (2010)

Mallea, Rodrigo, Matias Spektor, dan Nicholas J. Wheeler. “The Origins of Nuclear

Cooperation; A Critical Oral History of Argentina and Brazil.” FGV (2015)

Mariano, Karina Lilia Pasquariello. “Two to Tango: An Analysis of Brazilian-

Argentine Relations.” bspr (2012)

Merke, Frederico. “Argentina In A Changing Nuclear Order: An Appraisal.”

Carnegie Endowment for International Peace (2016)

Musto, Ryan Alexander. “Tlatelolco Tested: The Malvinas/Falklands War and Latin

America’s Nuclear Weapon Free Zone.” Wilson Center (2015)

Plum, Mariana Nascimento. “Continuity In Brazil’s Nuclear Policy.” Carnegie

Endowment for International Peace (2016)

Redrick, John R. “Nuclear Illusions: Argentina and Brazil.” The Henry L. Stimson

Center (1995)

Sanchez, W. Alejandro. “The Status of Brazil’s Ambitious PROSUB Program”.

Center for International Maritime Security (2016)

Page 81: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

73

Schenoni, Luis Leandro. “The Argentina-Brazil Regional Power Transition.”

Research Gate (2017)

Short, SM, MR Weimar, et al. “Economic and Non-Proliferation Policy

Considerations of Uranium Enrichment in Brazil and Argentina.” Pacific

northwest National Laboratory (2008)

Spektor, Matias. “Brazil’s Nuclear Policy: The Case for Incrementalism.” Carnegie

Endowment for International Peace (2016)

Spruk, Rok. “The Rise and Fall of Argentina.” Mercatus Centre, George Mason

University (2018)

Buku

Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches. Thousand Oaks: Sage Publications, Inc., 2003.

Faisal, Sanapiah. Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

1989. 10-11

Keohane, Robert O. International Organization Vol. 36,. The MIT Press, 1982

Keohane, Robert O. dan Joseph S. Nye. Power and Interdependence: Third Edition.

New York: Longman, 2001.

Laporan Resmi

Center for Nonproliferation Studies. Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons

in Latin America and the Caribbean (Treaty of Tlatelolco), 1967, tersedia di

https://www.nti.org/media/pdfs/Treaty_of_Tlatelolco.pdf?_=1316643635?_=13

16643635; Internet; diunduh 20 Februari 2019

International Atomic Energy Agency. Agreement Between the Republic of Argentina

and the Federative Republic of Brazil for the Exclusively Peaceful Use of

Nueclear Energy. 1991, tersedia di

https://www.iaea.org/sites/default/files/infcirc395.pdf; Internet; diunduh pada

15 Februari 2019

International Atomic Energy Agency. Energy Agency for the Application of

Safeguards, tersedia di https://www.iaea.org/sites/default/files/infcirc435.pdf;

Internet; diunduh pada 20 Februari 2019

Page 82: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

74

Nuclear Threat Initiative. Brazil Submarine Import and Export Behavior; 2015,

tersedia di https://www.nti.org/analysis/articles/brazil-submarine-import-and-

export-behavior/; Internet; diakses pada tanggal 22 Maret 2019

Nuclear Threat Initiative. BRAZILIAN-ARGENTINE AGENCY FOR ACCOUNTING

AND CONTROL OF NUCLEAR MATERIALS (ABACC), 2019, tersedia di

https://www.nti.org/learn/treaties-and-regimes/brazilian-argentine-agency-

accounting-and-control-nuclear-materials-abacc; Internet; diakses pada 22

Maret 2019

Wilson Center. Brazil-Argentina Foz do Iguaçu Joint Declaration on Regional

Nuclear Policy, 1985, tersedia di

https://digitalarchive.wilsoncenter.org/document/117521.pdf?v=5cbdb3cbe61b

1cdc4d830647f2e00939; Internet; diunduh pada 20 Februari 2019

Berita Online Resmi

Barrionuevo, Alexei dan Sebnem Arsu. Brazil and Turkey Near Nuclear Deal with

Iran. [Berita online]. Tersedia di laman:

https://www.nytimes.com/2010/05/17/world/middleeast/17iran.html. Diakses

pada Jum’at 18 Januari 2019, pukul 20.21 WIB.

BBC. Dokumen junta militer Argentina ditemukan. [Berita online]. Tersedia di

laman:

https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/11/131105_majalahlain_argentin

a. Diakses pada Rabu 31 Oktober 2018, pukul 22.30 WIB.

Groizeleau, Vincent. Update on Brazil’s Submarine Program. [berita online], tersedia

di laman: https://www.meretmarine.com/fr/content/update-brazils-submarine-

programme, diakses pada Selasa 21 Mei 2019, pukul 09.40

Ramalho, Antonio. Brazil’s Take on Iran and NPT. [Berita online]. Tersedia di

laman: https://www.cfr.org/interview/brazils-take-iran-and-npt. Diakses pada

Jum’at 22 Maret 2019, pukul 00.09 WIB.

Page 83: KERJASAMA NUKLIR ARGENTINA DAN BRAZIL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46332/2/MUHAMMAD...mengapa Argentina dan Brazil tetap mempertahankan kerjasamanya

75

Basis Data Online

Felipe Pereira Laureiro, Strikes Against Brazil During the Government of Joao

Goulart (1961 – 1964), [basis data online], tersedia di laman:

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/08263663.2015.1126105?journal

Code=rclc20, diakses pada tanggal 10 April 2019 pukul 07.26

Khuros Gaffari, The Tiny Atom Delivers Big Benefits in Unexpected Ways.[basis data

online] https://share.america.gov/big-benefits-peaceful-nuclear-energy/ diakses

pada tanggal 18 Mei 2019, pukul 03.33

Nuclear Suppliers Group, About the NSG, [basis data online], tersedia di laman:

http://www.nuclearsuppliersgroup.org/en/about-nsg, diakses pada 3 November

2018, pukul 22.32

Nuclear Suppliers Group, Participants.[basis data online], tersedia di laman

http://www.nuclearsuppliersgroup.org/en/about-nsg/participants1, diakses pada

tanggal 1 Mei 2019, pukul 01.25

Nuclear Threat Innitiative, Wassenaar Arrangement, [basis data online], tersedia di

laman: https://www.nti.org/learn/treaties-and-regimes/wassenaar-arrangement/,

diakses pada tanggal 11 February 2019 pukul 00.53

The Observatory of Economic Complexity, Country Profile: Argentina, [basis data

online], tersedia di laman: https://atlas.media.mit.edu/en/profile/country/arg/,

diakses pada 18 Oktober 2018. Pukul 21.59

World Nuclear Association, Nuclear Power in Argentina, [basis data online], tersedia

di laman: http://www.world-nuclear.org/information-library/country-

profiles/countries-a-f/argentina.aspx diakses pada tanggal 7 April 2019, pukul

22.25

World Nuclear Association, Nuclear Power in Brazil, [basis data online], tersedia di

laman: http://www.world-nuclear.org/information-library/country-

profiles/countries-a-f/brazil.aspx diakses pada tanggal 18 April 2019, pukul

22.03