bph
DESCRIPTION
pptTRANSCRIPT
Topic List : Benign Prostate Hiperplasia
Pembimbing : dr. H. Yuswardi, Sp. B
Presentasi Kasus
Identitas Pasien
• Nama : Tn. W• Umur : 71 tahun• Agama : Islam• Alamat : Jl. Tanjung Putri• Status perkawinan : Menikah• Pendidikan : Tamat SMU• Pekerjaan : Pensiunan• Suku : Kalimantan
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama• Kencing mengedan sejak 1 tahun SMRS yang memberat 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak 1 tahun SMRS, pasien merasakan harus mengedan untuk kencing. Kencing juga dirasakan tidak lampias. Selain itu, pancuran kencing melemah, jumlah kencing sedikit namun sering. Frekuensi kencing meningkat siang hari dari 3 – 4 kali sehari menjadi 7 – 8 kali sehari, disertai dengan peningkatan kencing malam hari dari 1 kali tiap malam menjadi mencapai 5 kali tiap malam harinya. Pasien kesulitan menahan kencing sehingga bila ditahan terlalu lama kencing menetes. Kencing darah tidak ada, nyeri saat kencing tidak ada, nyeri pinggang atau perut bawah tidak ada, demam tidak ada. Tidak ada riwayat trauma.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Sejak 6 bulan yang lalu dinyatakan hipertensi, terkontrol dengan kaptopril 1 x 25 mg.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat DM (-)• Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Disangkal
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Compos mentis• Kesan umum : Tampak sakit ringan• Keadaan gizi : Obese 1• BB/TB : 76 kg/163 cm• IMT : 28,6• Tanda Vital• TD : 120/70 mmHg• Nadi : 80 kali/menit, teratur, kuat, penuh• Suhu : 36,5oC• Nafas : 16 kali/menit
• Kepala : normosefal, deformitas tidak ada• Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik• Telinga : normotia, sekret tidak ada• Hidung : deviasi tidak ada, sekret deformi• Tenggorokan : arkus faring simetris, tidak hiperemis, tonsil T1/T1,
Mallampati II• Leher : JVP 5-2 cm H2O, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening• Paru• Inspeksi : simetris statis dan dinamis• Palpasi : vocal fremitus lapang paru kiri dan kanan simetris• Perkusi: sonor pada lapang paru kiri dan kanan• Auskultasi : lapang paru kiri dan kanan vesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
• Punggung : Nyeri ketok CVA -/-
• Uroenitalia• Rectal Toucher:• Inspeksi: Fistula (-), fisura (-), hiperemis (-)• Palpasi : tonus sfingter ani baik, ampula rekti paten, permukaan mukosa
licin, nyeri (-), prostat teraba membesar, pole atas prostat tidak teraba, permukaan prostat rata kiri dan kanan, konsistensi kenyal, nodul (-), nyeri tekan (-).• Handschoon : darah (-), lendir (-), feses (+).
Jantung• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat• Palpasi : iktus kordis teraba di 1 jari medial ICS 5 LMCS• Perkusi : batas-batas jantung dalam batas normal• Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada Abdomen• Inspeksi : tampak cembung• Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ada, defans muskular (-)• Perkusi : timpani• Auskultasi : bising usus 6 kali/menit
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium
Radiologi
Kesimpulan : kardiomegali, elongation aorta, paru dalam batas normal.
Tidak ada gambaran kalsifikasi.Distribusi gas usus merata.Tidak tampak dilatasi usus
Resume
• Pria, 71 tahun, dengan keluhan kencing mengedan sejak 2 tahun lalu.
Kencing terasa tidak lampias, poliuria, dan nokturia. Intermitency (+),
terminal dribbling (+), urgency (+), pancaran urin melemah.
• Pada Rectal Toucher : prostat teraba membesar simetris, konsistensi
padat kenyal, pole atas prostat tidak teraba, nodul (-), iregularitas (-).
Pada handschoon: darah (-).
Diagnosis Kerja
• Retentio urine e.c Benign Prostate Hyperplasia
Tatalaksana
• Pemasangan DC
• Pro TURP
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
• Captopril tab 1 x 25 mg
Benign Prostate Hyperplasia
Prostat
• Mengelilingi uretra
• Bentuk kerucut terbalik
• Berat : 20 g.
• Letak:
Inferior dari VU
Posterior dari simfisis pubis
Anterior dari rektum
Anatomi
• McNeal
Benign Prostate Hyperplasia
• Peningkatan perbandingan stroma : epitel
• Biasanya dimulai di zona periurethral dan transisional.
• Proses penuaan normal
Patofisiologi Aliran urin terhambat
Vesika Urinaria
Ginjal dan ureter
Patofisiologi
BPH
Jumlah Reseptor
Fibroblast GHHormonal
Sumbatan urethra pars
prostatika
Tonus otot polos meningkat
Obstruksi
Manifestasi Klinis
Gejala Obstruktif• Hesitancy• Weak stream• Intermittency• Voiding/abdominal
strain/crede• Bladder emptying• Incontinence
Gejala Iritatif• Nocturia• Urgency
Kontraksi M.Detrusor kronis LUTS:
Rectal Toucher
Normal• Prostat ±2 cm
kranial dari tepi sfingter
• Konsistensi lunak• Kedua lobus, lekuk
median, batas atas dapat diraba dengan jelas
BPH• Konsistensi lebih
padat dan keseluruhan prostat lebih menonjol ke rektum
• Lekuk median sebagian besar menghilang
• Puncak prostat dan batas lateral prostat sulit atau tidak dapat diraba
Ca prostat• Permukaan prostat
tidak licin dan beberapa tempat teraba keras
• Kadang pembesaran prostat tidak seberapa
• Mukosa rektum di atas karsinoma prostat biasanya sulit digerakkan
1.Bagaimana pancaran air kencing bapak ?
Besar dan lancarTidak tentu
Kecil dan lemahMenetes
0134
2. Apakah harus mengejan saat kencing ?
TidakYa, mengejan
02
3.Jika ingin kencing dan sudah di WC, apakah air kencing bapak lang- sung mudah keluar, atau harus menunggu dulu baru dapat keluar ?
Langsung Harus ditunggu
03
4.Apakah air kencing yang keluar sekaligus atau terputus-putus ? SekaligusTerputus-putus
03
5.Apakah merasa lampias/tuntas sesudah kencing ? LampiasKadang kurang lampias
Selalu tidak lampiasPernah sekali dipasang kateter/selang,
Sudah lebih sekali dipasang kateter/selang
01234
6.Pernahkah kencing tidak terasa, atau seperti ngompol ? Tidak pernah sama sekaliYa, pernah seperti ngompol
Sesudah pakai celana, kencing keluar lagi seperti gompol
022
7.Saat sudah merasa ingin kencing, untuk pergi ke WC;
Tidak terburu-buru, kencing dapat ditahanHarus terburu-buru, kencing sukar ditahan
Kadang-kadang air kencing keburu keluar Selalu air kencing keburu keluar dulu
0123
8.Berapa kali bapak terbangun malam hari untuk pergi kencing di WC ? Tak pernah/ kadang-kadang sekali semalamSampai dua kali semalamTiga-empat kali semalam
Lebih dari empat kali semalam
0123
9.Pada siang hari, berapa sering bapak buang air kecil ? Lebih 3 jam sekali/ sekitar 3 - 4 kali kencingAntara 2 - 3 jam sekali/ sekitar 5 - 6 kali kencing
Tiap 1 - 2 jam sekali/ sekitar 7 - 8 kali kencing Tiap sebentar kencing, belum 1 jam sudah harus kencing lagi
0123
Madsen-Iversen Score Simaptom
34
Derajat LUTS• Madsen Skor• Ringan:
• skor Madsen 0-9.
• Sedang:• skor Madsen 10-20.
• Berat:• skor Madsen 20-27.
• IPSS• Ringan:
• skor IPSS 0-7.
• Sedang:• skor IPSS 8-19
• Berat:• skor IPSS 20-35.
35
Pengukuran Derajat Obstruksi
1. Volume sisa urine DC, BNO-IVP, USG vesika2. Uroflowmetri:• average flow rate (Qave) 10-12 ml/detik• maximum flow rate (Qmax) 20 ml/detik, dan• voided volume.
Tatalaksana BPH
• Watchful waiting Madsen < 10, IPSS <8 follow up tiap 6 bulan• Medikamentosa:
- Penghambat adrenergik alfa Pada otot polos di trigonum, leher vesika, prostat, dan kapsul prostat
relaksasi meringankan obstruksi. Perbaikan : cepat Contoh: Prazosin, Doxazosin, Terazosin, Afluzosin, Tamsulosin. ES: hipotensi.
- Penghambat enzim 5 α reduktase Perbaikan : setelah 6 bulan,
• Kontraindikasi terapi medikal:
• Retensi urine berulang.
• BPH dengan penyulit:
• Hematuria makroskopis berulang .
• Gagal ginjal.
• ISK berulang / kambuh-kambuhan.
• Divertikel kandung kemih "yang besar".
• PPJ yang disertai batu kandung kemih.
• BPH yang mencetuskan hernia
38
• BPH sedang ( Madsen 10-20, IPSS 8-19 ):
• Medikamentosa , Phytotherapi:
• Pendekatan terhadap faktor statik:
• Volume prostat < 40 gram: pengendalian Growth factor.
• Volume prostat > 40 gram: pengendalian faktor hormonal.
• Pendekatan terhadap faktor dinamik: Selektive α1 bloker.
• Pendekatan terhadap faktor detrussor, tergantung gejala yang menonjol:
• Iritatif menonjol: parasimpatikolitik.
• Obstruktif menonjol: parasimpatikomimetik spesifik.
39
• BPH berat ( Madsen > 20, IPSS >19 ):
• Terapi Invasif non-bedah:
• Dilatasi balon, hipertermia (< 450 C); tidak memberi hasil baik
• Stent uretra.
• Termoterapi (45-50 0 C); memperbaiki gejala, tidak mengatasi obstruksi secara efisien.
• Terapi termis suhu tinggi ( > 60 0 C ), termasuk TUNA /Prostiva, HIFU; masih penelitian
klinis, diharapkan memberi hasil baik.
40
• BPH berat ( Madsen > 20, IPSS >19 ):
• Terapi bedah:
• Bedah terbuka .
• TURP/ TUIP.
• Laser prostatektomi:
• VILAP ( Visual Laser Ablation of The Prostate ) dengan Nd-Yag .
• Visual Laser Resection of The Prostate.(Holmium Yag )
• Electrovaporisasi prostat.
41
Tatalaksana Invasif • Indikasi absolut untuk melakukan tatalaksana invasif :• sisa kencing yang banyak• infeksi saluran kemih berulang• batu vesika• hematuria makroskopil• retensi urin berulang• penurunan fungsi ginjal
• Gold standard: Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP)
• Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP)
• dilakukan untuk gejala sedang sampai berat, volume prostat kurang dari 90 gram, dan kondisi
pasien memenuhi toleransi operasi.
• Komplikasi jangka pendek: perdarahan, infeksi, hiponatremi, retensi karena bekuan darah.
• Komplikasi jangka panjang: striktur uretra, ejakulasi retrograd, dan impotensi.
• Trans Urethral Incision of the Prostate (TUIP)
• dapat dilakukan apabila volume prostat tidak begitu besar/ada kontraktur leher vesik /
prostat fibrotik.
• Indikasi TUIP yaitu keluhan sedang atau berat dan volume prostat tidak begitu besar.
46Kuliah CoAss Bedah RSPAD-2010
TERIMA KASIH