book review_ways to live forever - indonesian
DESCRIPTION
Book review of Sally Nichols' Ways to Live Forever in Indonesian.TRANSCRIPT
-
Review Buku:
Judul : Setelah Aku Pergi (Ways to Live Forever)
Pengarang : Sally Nicholls
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : 17 April 2008
Genre : Fiksi
"1. Namaku Sam.
2. Umurku sebelas tahun.
3. Aku suka mengumpulkan cerita dan fakta-fakta yang fantastis.
4. Aku mengidap leukimia.
5. Saat kalian membaca buku ini, kemungkinan aku sudah pergi."
Daftar diatas merupakan kutipan halaman pertama dari novel Setelah Aku Pergi
karangan Sally Nicholls. Daftar tersebut ditulis oleh dan berisi lima fakta tentang sang tokoh
utama, Sam McQueen. Setelah Aku Pergi bercerita tentang empat bulan terakhir dalam
kehidupan sebelas tahun yang dijalani oleh Sam. Ia didiagnosis dengan leukimia pada usia
enam tahun. Sam kini berada di rumah dan mengkonsumsi obat-obatan, tidak untuk
menyembuhkan penyakitnya, tetapi hanya untuk membeli waktu tambahan agar ia dapat
bertahan hidup. Sam yang mengetahui bahwa masa hidupnya tidaklah lama pun memutuskan
untuk menulis kisahnya. Di dalam diri Sam, anda akan menemukan sosok anak laki-laki yang
kuat dan menyenangkan. Sam tidak pernah mengasihani dirinya hanya karena penyakitnya, ia
berkelahi dan berjuang bersama keluarganya, ia sangat keras kepala dan menjalani hidupnya
dengan penuh makna. Melalui suara Sam, Nicholls telah menarik potret keluarga yang
menghadapi penyakitnya, dan bagaimana penyakit tersebut mempengaruhi hubungan
keluarganya baik dengan dirinya dan dengan satu sama lain.
-
Nicholls menulis Setelah Aku Pergi seakan-akan buku ini merupakan scrapbook
pribadi yang Sam tulis. Membaca buku ini bagaikan menonton sebuah film dokumenter
dibandingkan dengan membaca novel. Buku ini berisikan gambar-gambar, tiket, dan yang
paling utama daftar-daftar yang dibuat oleh Sam. Daftar-daftar tersebut berisikan fakta-fakta
dan hal-hal yang ingin ia lakukan dan ia capai sebelum ia pergi. Tidak hanya itu, daftar
tersebut juga berisikan pertanyaan-pertanyaan Sam yang polos dan tidak akan pernah
terjawab, seperti Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah mati?, Mengapa Tuhan membuat
anak-anak kecil jatuh sakit?, Apa sebenarnya kematian?, dan Kemana orang-orang
pergi sesudah mati?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seaolah-olah ditinggalkan untuk
pembaca, ditinggalkan agar kita berpikir dan menemukan jawabannya dengan diri kita sendiri.
Nicholls menulis buku ini dari sudut pandang anak berusia 11 tahun dengan sangat
baik sehingga anda akan lupa bahwa bukan Sam yang telah menulis buku ini. Menariknya,
meskipun kita tahu bahwa pada akhir buku ini Sam akan mati karena leukimia, namun ketika
membacanya kita akan merasakan betapa hidupnya pribadi Sam. Buku ini merupakan buku
yang elegan, cerdas, mengharukan dan bahkan lucu. Meskipun buku ini tidak tebal dan dapat
dibaca sampai selesai dalam waktu kurang dari satu hari, anda akan menikmati setiap momen
yang ada dalam buku ini dan hanyut di dalamnya. (Novita Raini)