book reading

Upload: novia-khairulbaria

Post on 08-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

WAWANCARA DENGAN ANAK USIA 9 TAHUN

Julia datang untuk evaluasi karena ibunya merasa dia mempunyai teman yang sedikit dan banyak menghabiskan waktu menghayal sendirian. Anak ini mempunyai sikap yang dewasa, cerdas dimana dia dapat menjawab semua pertanyaan yang diberikan ke dia. Wawancara ini melibatkan dua pewawancara yang mana salah satunya adalah siswa yang sudah lulus, yang menggunakan gambar untuk memfasilitasi wawancara ini, dan seorang anggota fakultas yang menggunakan teknik bermain dalam wawancara ini. anak umur 9 tahun berada pada amang batas antara menggunakan teknik bermain dan respon langsung dengan pertanyaan. Wawancara dibawah ini menunjukkan bahwa anak umur 9 tahun masih menikmati metode bermain dan dapat membagi fantasinya melalui metode ini. PEWAWANCARA : Halo, nama saya Dale. Saya ingin mengenal kamu lebih dekat. Apakah kamu mau berbincang dengan saya?JULIA : Tidak. Kebanyakan pewawancara biasanya mengenalkan diri mereka dan memberikan tujuan dari wawancara tersebut. Ada beberapa kontroversi dalam menggunakan nama depan atau nama belakang. Guru guru disekolah jarang memanggil dengan nama depan, sama dengan dokter anak ataupun dokter keluarga. Kemungkinan tidak ada yang salah atau benar, tetapi pewawancara ini mungkin bisa mengatakan, nama saya (dr, tuan, nyonya) Smith, tapi mungkin lebih gampang memanggil saya dengan nama depan saya, Dale. Apakah kamu sudah diberitahu kenapa kamu kesini hari ini?[Pewawancara dan Julia sama sama duduk dilantai dikelilingi bantal bantal dan mainan. Wawancaranya berlangsung selama beberapa menit, pewawancara menanyakan beberapa pertanyaan yang bersifat tertutup. Dari beberapa pertanyaan yang sudah dijawab Julia, Julia mengungkapkan bahwa dia adalah anak kelas 3 SD berumur 9 tahun yang sangat menyukai waktu istirahat disekolah meskipun mereka tidak mengatakan alasannya. Dia mempunyai banyak teman (termasuk yang tidak sekelas dengannya), dan dua saudara laki laki, satu lebih tua dan satu lagi lebih muda darinya. Akhirnya, pewawancara menanyakan apakah Julia suka menggambar. Dan Julia mengangguk iya dan mengambil kertas dan beberapa spidol.]PEWAWANCARA : kenapa kok kamu ga menggambar keluarga mu?[ketika Julia sedang menggambar, pewawancara melanjutkan pertanyaan, apakah Julia mempunyai kamar sendiri, apa warna catnya, dan apakah dia memiliki rahasia disana. Julia seringkali menjawab bahwa dia jarang bermain dengan kakaknya, tetapi sering menggodanya. Dia merasa lebih dekat dengan adiknya. Bagaimanapun, dia lebih sering menghabiskan waktu dikamarnya sambil mendengarkan music dari pemutar CD. Keluarganya hanya tinggal didaerah ini untuk beberapa tahun belakangan ini.]PEWAWANCARA : apakah kamu pindah karena pekerjaan seseorang?JULIA : Papa.PEWAWANCARA : apakah kamu mempunyai kesulitan dalam pertemanan?JULIA : Tidak. Saya mempunyai teman yang lebih baik disini.PEWAWANCARA : Bagaimana itu bisa terjadi?JULIA : saya tidak tahu. Tejadi begitu saja.PEWAWANCARA : Bagaimana cara kamu berangkat ke sekolah?[Julia mengatakan kalau ia jalan kaki ke sekolah. Dari jawaban untuk beberapa pertanyaan, muncul bahwa ia lebih memilih sekolah yang sekarang karena lebih tidak ketat aturannya. Dia sebelumnya masuk di sekolah privat dimana guru disana sangat ketat dan murid tidak boleh berbuat salah. Disini ada sedikit kebingungan : dia tidak secara pasti mengetahui bahwa ada murid di sekolah dia sekarang yang tidak baik, tetapi dia mengekspresikan sedikit kekhawatiran tentang kurangnya control dari guru di sekolah barunya. Dia juga mengatakan bahwa ibunya berada dirumah sehabis sekolah dan dia lebih mempunya sedikit teman daripaa dirumah dia sebelumnya.]Julia terlihat bosan. Lebih baik membiarkan anak untuk menyelesaikan gambarnya sebelum melanjutkan wawancara dengan pertanyaan sebuah prinsip yang diaplikasikan untuk teknik bermain. Ketika therapist dan anak terlibat dalam aktivitas bermain apakah itu terstruktur seperti permainan checklist atau tidak terstruktur seperti bermain boneka itu seharusnya menjadi focus dari perhatian therapistnya dan juga dari anak tersebut. Sang therapist harus terlibat sepenuhnya. Apabila informasi yang lebih spesifik diperlukan, sang klinisi bisa berkata, ayo kita berhenti sebentar sehingga saya bisa menanyakan kamu beberapa pertanyaan. Seperti penghubung pada beberapa topic di wawancara orang dewasa, intervensi seperti itu membutuhkan focus dari kedua belah pihak pada menjawab pertanyaan.Meskipun bermain dan mengajukan pertanyaan pada waktu yang sama seharusnya dihindarkan tetapi prinsip ini mempunyai pengecualian. Kadang kadang seorang anak mungkin menjawab pertanyaan lebih tepat dan merasa lebih nyaman dengan adanya distraksi yang kecil. INSTRUKTUR : Hai. Bolehkan saya bergabung dengan kamu? Apakah kamu sedang menggambar foto keluargamu? [Julia mengangguk] Coba lihat, siapa itu? Dan itu? [Julia menulis nama ibu, ayah, dan dua saudara laki lakinya dengan warna yang terang.]Sang instruktur wawancara, yang mengamati dari jarak yang dekat dan bergabung dengan mereka berdua di lantai dan focus dengan hasil gambarnya. Setelah anak anak selesai menggambar, instruktur wawancara berhati hati mencatat warna, ukuran, dan bentuk dari objek objek, dan posisi mereka di kertas tersebut. Menggambar mungkin saja menjadi ukuran kemampuan sesuai usia, tetapi yang lebih penting, dapat menjadi sebuah teknik project untuk memperoleh tema suatu bahan.INSTRUKTUR : apakah kakak kamu setinggi itu? Dia terlihat lebih besar dibandingkan ayahmu.JULIA : Tidak, dia tidak sebesar itu.INSTRUKTUR : tadi kamu bilang kamu pindah kesini dari sekolah lain. [julai mengangguk] Menurut kamu gimana sekolah disini?JULIA : ada baik dan buruknya [sambil berhenti menggambar].INSTRUKTUR : coba jelasin ke saya.Ini adalah sebuah penyelidikan, dengan pertanyaan tidak langsung. Pertama, instruktur memulai memberikan pertanyaan, kemudian berhenti menggambar. Julia mencoba untuk menjawab pertanyaan dengan lebih lengkap tetapi percakapannya hambar.JULIA : baiklah, disini mainan panjatannya lebih baik dan disini tidak ada serangga dan semut.INSTRUKTUR : apakah serangga membuatmu gugup? [Julia menggelengkan kepalanya]. Apa yang salah dengan semut?JULIA : mereka membuatku merasa gatal.INSTRUKTUR : bagaimana dengan anak anak?JULIA : ada beberapa anak nakal di sekolah. Dan juga, ketika hujan, airnya masuk kedalam kelas.INSTRUKTUR : apakah kamu punya jas hujan daan sepatu boots didalam kamar? [pewawancara tersenyum dan Julia membalas senyumnya sambil menggelengkan kepala dan berkata tidak] apa yang terjadi di sekolah lama mu jika ada anak yang nakal?JULIA : hemm, guru akan memanggil orangtuanya dan memberitahu mereka untuk berhenti melakukan hal tersebut dan anak anak akan tidak nakal lagi.INSTRUKTUR : kalau disini bagaimana? JULIA : disini tidak ada anak yang nakal.Julia seperti enggan untuk menyatukan kontak emosionalnya, yang akan berpotensi menjadi dialog yang membosankan. Jika kita menggali pertanyaan yang lebih spesifik lagi itu hanya membuat dia menjadi lebih mempertahankan pendapatnya. Sang instruktur memberikan isyarat dan melakukan pertukaran dengan mengganti topic, mempelajari bahwa karena pindahnya keluarga Juli setahun lalu yang menjadi masalah Julia saat ini. Menanyakan nama salah satu sahabatnya di sekolah yang lama lalu mempelajari bahwa dia sedih tidak berkomunikasi lagi dengan teman lamanya, dan ini akan memperkuat hipotesis.INSTRUKTUR : tadi kamu bilang kalau kamu punya satu sahabat di sekolah lamamu. Siapa namanya?JULIA : Erin.INSTRUKUR : apakah kamu pernah mengunjunginya sejak kamu pindah kesini? [Julia menggelengkan kepala.] apakah kamu pernah menulis surat atau menelfon dia? [Julia melakukan penolakan lagi.] kamu gapernah menelfon dia? Kok bisa?JULIA : Ya, saya mencoba menelfon dia sekali tetapi dia tidak balik menelfon saya. Dan saya menulis surat untuk dia 5 kali tetapi dia tidak membalas.INSTRUKTUR : kalo menurut kamu apa yang terjadi?JULIA : [sambil sedih] dia gatau alamat saya.INSTRUKTUR : memalukan. Mungkin ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu kalian untuk bersama.Sang instruktur berupaya untuk membantu, tidak begitu yakin bahwa sahabatnya tidak mencoba untuk mengkontak Julia jika ia benar benar ingin untuk saling kontak. Kalimat ini membutuhkan penjelasan lebih lanjut di lain waktu. Sang instruktur berupaya untuk mendirikan sebuah terapi yang positif dengan menyampaikan kehangatan dan berkata akan membantu di lain waktu.INSTRUKTUR : [mengambil boneka laba laba.] apakah kamu mau bermain dengan beberapa mainan saya? Saya punya beberapa boneka disini. Hai, saya laba laba yang baik hati. Apakah kamu mau menajadi teman saya?[sehabis memilih boneka kura kura, Julia memasukan ketangannya dengan tidak sabar. Dan menggunakan suara yang berbeda dalam bermain].INSTRUKTUR : Kura kura, aku akan pergi jauh dari sini dan aku ingin mengucapakan selamat tinggal. Aku akan sangat merindukanmu. Maukah kamu menulis surat untuk saya? Aku gamau pergi jauh. Mau kah kamu berjanji untuk selalu menjadi temanku?Sang instrukur mengatur nada dari interaksi tersebut untuk memulai diskusi. Ini penting didalam fantasi bermain untuk mencari seberapa besarkah sumber trauma yang mungkin terjadi tanpa menghilangkan inti persoalannya. Mainan, terutama boneka, dan figure keluarga binatang adalah rangsangan yang pas untuk membangkitkan imaginasi. Suara bohongan juga dapat menghilangkan jarak; sifat suka bermain, kejenakaan juga biasanya dapat menghilangkan kekakuan. Ketika permainan memasuki content yang serius, dokter juga harus menjadi serius. Anak anak pantas mendapatkan respect dari kesakitan mereka, sama seperti orang dewasa.JULIA : [juga menggunakan suara bohongan] siapa namamu?INSTRUKTUR : Nama saya Spider.JULIA : oke, saya tidak akan melupakan nama mu. Selamat tinggal, saya juga akan merindukanmu.INSTRUKTUR : bolehkah saya memberikan ciuman selamat tinggal?JULIA : tidak, tidak dengan ciuman. Kamu bisa berjabat tangan denganku. Bye bye.Spider menghampiri turtle untuk memberikan ciuman perpisahan, tetapi Julia tetap menegaskan : tidak dengan ciuman, hanya salaman pertemanan.INSTRUKTUR : hai, turtle, kok kamu ga menulis surat untukku? Kamu pindah satu bulan lalu dan saya tidak mendapat satupun surat darimu, dan itu membuatku sedih. [turtle memberikan gambar yang dibuat oleh spider]. Wah gambar yang bagus. Ini keluargamu. Saya senang bisa mendapatkannya. Bisa kah kamu buatkan lagi? [turtle langsung menggambar sebuah gambar matahari terbit dan memberikannya ke spider].Ini dapat membuktikan bahwa Julia ingin menutupi perasaan kesakitannya akan perpisahan. Walaupun dengan bermain, Julia tetap menyembunyikan kesakitannya dengan jelas. Instruktur menghargai pertahanan Julia dan menghindari interpetasi yang bersifat premature.INSTRUKTUR : turtle, aku tidak suka dengan rumah baru ku. Bisakah aku kembali dan mengunjungimu di tempat yang lalu?JULIA : oke.INSTRUKTUR : senang sekali bisa kembali kesini. Rasanya aku tidak ingin kembali ke rumah baruku lagi. Mau kah kamu menulis surat untuk orangtuaku dan mengatakan bahwa aku tidak ingin kembali lagi?Instruktur mencari tema dari perpisahan. Intruktur seakan akan menggunakan kejadian langsung dan melihat inisiatif dari Julia dan mengikuti arahnya.JULIA : [memulai menulis, tetapi lalu ia mengambil sebuah boneka alligator dari keranjang mainan dan berbicara dengan suara yang kasar.] kamu harus pulang kerumah.INSTRUKTUR : siapa kamu, alligator?JULIA : saya ayah.INSTRUKTUR : Hai, yah. Boleh kah aku tinggal dngan teman saya turtle selama 2 bulan kedepan?JULIA : tidak, kamu harus pulang sekarang.INSTRUKTUR : tidak, aku tidak mau. Aku benci rumah baruku.JULIA : pokoknya kamu harus pulang sekarang.INSTRUKTUR : Tidak. [berbicara ke turtle] tolong sembunyikan aku. Diaman aku bisa bersembunyi?JULIA : [sebagai turtle] sembunyi dibawah tempat tidur.Walaupun Julia sudah mengambil alih dengan memasukkan ayah kedalam permainan dan memberikannya peran seperti dikehidupan nyata (seperti memaksa keluarga untuk pindah, sang Instruktur mencoba untuk mengeksplorasi perasaan Julia tentang perpindahannya dari rumah yang lama dengan bersikap sangat tidak mau untuk pindah (dengan mencoba sembunyi dari ayahnya) dan melawan.[sekarang bagian kejar mengejar dimulai, dimana si buaya mengejar laba laba ke seluruh bagian rumah. Akhirnya, sang buaya memegang laba laba dimulutnya dan menggigitnya] INSTRUKTUR : aku lapar. Apakah kamu punya sesuatu untuk dimakan?JULIA : [mengambil boneka kelinci] kamu suka piknik kemana?INSTRUKTUR : siapa kamu, Bunny?Anak kecil dapat dengan mudahnya memainkan peran lebih dari satu. Kadang kadang sang pewawancara juga harus bisa dan dituntut untuk memainkan lebih dari satu peran. Apabila terjadi kebingungan maka sang pewawancara dapat menginterupsi permainan kapan saja, dengan menggunakan suara normal orang dewasa dan meminta klarifikasi. tunggu sebentar. Saya kira saya yang jadi gadis kecil. Kamu sedang jadi siapa sekarang? prinsipnya adalah supaya sang pewawancara bisa mengenali sifat dasar si anak dan membiarkan si anak bermain dengan pasien sambil mengamati interaksi dari prospektif orang dewasa. Ini adalah dua peran yang semua therapist anak harus bisa melakukannya dengan baik.JULIA : saya ibu, apakah km ingin pergi piknik?INSTRUKTUR : oh iya, Terima kasih, bu.JULIA : Kita bisa bikin beberapa sandwichINSTRUKTUR : Aku suka sandwich kacang. Dan kita bisa bawa mashmallow?JULIA : tentu. INSTRUKTUR : ooooooh, aku suka piknik, tapi jangan mendekati semut disini. Aku tidak suka semut.JULIA : Tapi kadang kamu tidak bisa menghindar kalau semut datang.Instruktur menanggapi dengan positif ide berpikniknya, tapi dengan nada yang sedikit bermasalah. Diawal interview, Julia berkata bahwa dia tidak suka sekolah barunya karena adanya serangga dan semut. Dengan memperkenalkan gambaran tentang semut pada pikniknya, pewawancara mencari keterkaitannya untuk mempelajari tentang apa yang salah dengan sekolah barunya. Dengan kata lain, mungkin piknik bisa menjadi perumpamaan untuk sekolah barunya. Tampaknya Julia mengerti dengan perumpamaan semut itu.INSTRUKTUR : [mulai menerbangkan helicopter mainan dan membawanya bermain] helicopter datang dengan semutnya.JULIA : [mulai mengisi area piknik dengan mainanya dan mengatur tema permainannya]INSTRUKTUR : siapa mereka? Apakah mereka datang ke piknik juga ?JULIA : mereka adalah ibuku, ayahku dan kakakku. Mereka bisa ikut piknik.INSTRUKTUR : aku datang dengan beberapa semut [instruktur menerbangkan helicopter, menaburkan semut keseluruh tempat. Julia, tampak menikmati dirinya, penuh semangat mengusirnya.] kamu tidak boleh mengusirnya seperti itu. Kamu bisa gatal-gatal dan bisa bikin semut itu kesini. [Julia mengambil mainan dinosaurus dan mendekatkannya] uh-oh, dinosaurus datang. Aku pergi dari sini. selamat tinggal [helikopternya pergi.] Pergi, dinosaurus. Baiklah, kamu berhasil. Tidak ada lagi semut. Horray, dinosaurus meyelamatkan hari ini, sekarang kita bisa bermain sepuasnya dan melakukan piknik yang menyenangkan. Apakah dinosaurus akan makan mashmallow-nya?Sebelumnya, Julia menggambarkan responya terhadap semut mereka membuat ku gatal apakah ini termasuk perumpamaan Julia terhadap tekanan dan rasa sakit? Julia telah menyelesaikan problem terhadap gatalnya dengan berusaha melawan untuk menjauhkan masalahnya. Sekarang ia juga dapat mengungkapkan beberapa hal yang ia butuhkan.JULIA : sejak saya menyingkirkan semutnya, saya jadi dapat makan semua makanan.INSTRUKTUR : oh, kamu orangnya sedikit serakah?, tuan dinosaur? Saya akan membawa kamu beberapa semut. Psssssss [instruktur mengembalikan helicopter dan menaburkan semut ke dinosaurus] itu yang kamu dapat karena memakan semua makanan dan tidak membiarkan seorang pun memakannya.Disini mungkin instruktur melakukan kesalahan terhadap Julia karena mendefinisikan langsung dan mencoba untuk mengenali kelaparan dan kebutuhannya sebagai keserakahan. Untuk melawan penafsiran yang salah ini, Julia mengatur dirinya menjadi karakter ayahnya.JULIA : saya ayahnya [dia menaruh mainan dinosaurusnya dan mengambil tokoh mainan ayah]INSTRUKTUR : [cepat mengganti peran dari pilot helicopter dan penebar semut menjadi anak yang lapar] saya lapar. Boleh saya minta marshmallownya?JULIA : Tidak, kamu tidak boleh.INSTRUKTUR : tapi aku mau marshmallow juga, mohon, ayah, boleh tidak saya minta marshmallow?JULIA : tidak, sayang, itu terlalu banyak gulanya buat kamu.INSTRUKTUR : oh, ayolah, ayah. Jangan jadi cerewet.JULIA : kamu bisa makan hotdogINSTRUKTUR : saya tidak mau hotdog. Saya mau marshmallow, ayah. Mohon.JULIA : tidak, kamu tidak boleh.Pada saat ini ada beberapa indikasi bahwa salah satu dari tekanan di rumah mungkin masih bertahan dibatas atas. Sekali lagi digambarkan sebagai ayah yang ketat dan kakuINSTRUKTUR : baiklah, ini dia burung besar. Kamu pikir kamu bisa mengambil marshmallow, tuan? Tidak mungkin.JULIA : Oh, yeah? [dia mendapatkan pertolongan dari karakter monster binatang yang lain]INSTRUKTUR : Tidak mungkin, ini milikku! [mereka tetap mempertahankan marshmallownya] oops! Siapa itu? Apakah kamu monster? Siapa kamu ?JULIA : Aku ibunya, kalian berdua jangan bertengkar.INSTRUKTUR : Baiklah ibu, kamu majikan nya. [dengan suara orang dewasa biasa] saya pikir waktu kita sudah habis dan kita harus selesai untuk hari ini. Terima kasih telah datang kesini. Akhiran dari rangkaian ini, ibu memulihkan perdamaian. Mungkin ini peran yang biasa terjadi di rumahnya. Ketika jam sudah habis, yang sering clinician lakukan yaitu harus mengakhiri sesi secara tiba-tiba. Ini mungkin baik untuk menunjukkan bahwa permainan dapat diteruskan lain kali [bila perlu, tersedia mainan yang sama dan pengaturan tempat mainan]. Jika anak-anak sedang menggambar, clinician penting untuk menjaga karyanya untuk tetap baik. Ini nantinya berhubungan dengan terapi, tema permainan mungkin dapat di teruskan pada sesi-sesi berikutnya.