blok bioetika
DESCRIPTION
bioetikaTRANSCRIPT
![Page 1: blok bioetika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf8ed2550346703b95f98a/html5/thumbnails/1.jpg)
Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005
1. Pengertian SOP Suatu standar / pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Standar operasional prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter (2005). Tujuan SOP antara lain: a. Petugas / pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas / pegawai atau tim dalam
organisasi atau unit kerja. b. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait. d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi
lainnya. e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi SOP antara lain: a. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja. b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. d. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
Kapan SOP diperlukan a. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan b. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak c. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat
mempengaruhi lingkungan kerja.
Keuntungan adanya SOP a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan
dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten b. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai
dalam setiap pekerjaan c. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur
kinerja pegawai.
*prinsip bioetika : sumber
Beneficence, non-maleficence, distributive justice and respect for patient autonomy--reconcilable ends in aesthetic surgery?
De Roubaix JA. 2011 Jan;64(1):pp11-16.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20457018Center for Applied Ethics, Department of Philosophy, University of Stellenbosch, South Africa.
http://dinkes.surabaya.go.id/portal/files/permenkes/PermenkesRI-No.512.pdf.PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007TENTANGIZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 1
![Page 2: blok bioetika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf8ed2550346703b95f98a/html5/thumbnails/2.jpg)
Permenkes Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
Pasal 1 Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan (SPM Kesehatan) adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.
Meliputi pasal 2 : pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (sosialisasi/edukasi)
UU 29/2004 - pradokParagraf 6 Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi Pasal 50 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak : a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan d. menerima imbalan jasa. Pasal 51 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi.
![Page 3: blok bioetika](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082405/55cf8ed2550346703b95f98a/html5/thumbnails/3.jpg)