blok 6

15
Fungsi dan Mekanisme Jaras Sensoris pada Kesemutan Disusun oleh : Syella Trianuary e-mail : [email protected] NIM : 10.2012.421 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida 2014 Pendahuluan : Otak adalah pusat pengendali dari semua fungsi tubuh manusia.Otak mengatur dan mengkoordinasi sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan , emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya .Otak terbentuk dari dua jenis sel yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk membawa informasi dalam bentuk listrik yang dikenal dengan potensial aksi. Saraf tersebut berhubungan dengan saraf-saraf lainnya, sehingga membentuk sebuah sistem saraf.Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan dari aktivitas sistem- sistem tubuh yang lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh 1

Upload: syellatrianuaryarjan

Post on 29-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

mekanisme jaras sensoris

TRANSCRIPT

Fungsi dan Mekanisme Jaras Sensoris pada KesemutanDisusun oleh : Syella Trianuarye-mail : [email protected] : 10.2012.421Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida 2014

Pendahuluan :

Otak adalah pusat pengendali dari semua fungsi tubuh manusia.Otak mengatur dan mengkoordinasi sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.Otak juga bertanggung jawab atas fungsi sepertipengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorikdan segala bentukpembelajaran lainnya.Otak terbentuk dari dua jenis sel yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk membawa informasi dalam bentuk listrik yang dikenal dengan potensial aksi. Saraf tersebut berhubungan dengan saraf-saraf lainnya, sehingga membentuk sebuah sistem saraf.Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya.Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan dari aktivitas sistem-sistem tubuh yang lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh sehingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Sistem inilah asal dari segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi, maupun sakit.1

Struktur Makroskopis Otak

Otak terletak dalam cavum cranii serta bersambung dengan medulla spinalis melalui foramen magnum. Dikelilingi oleh tiga meninges: Duramater, arachnoidea mater, dan pia mater dan kesemuanya berlanjut dengan meninges yang bersamaan pada medulla spinalis. Secara konvensional otak tebagi dalam 3 divisi utama. Secara berurutan di atas medulla spinalis adalah rhombensefalon atau otak belakang, mesensefalon atau otak tengah, dan procensefalon atau otak depan. Rhombensefalon dapat dibagi lagi dalam miensefalon atau medulla oblongata, metensefalon atau pons, dan serebellum. Procensefalon juga dapat dibagi dalam diensefalon (antara otak), yang merupakan bagian pusat otak depan, dan telensefalon atau serebrum. Batang otak (kumpulan medulla oblongata,pons,dan otak tengah) merupakan bagian otak yang tinggal setelah hemispherium cerebri dan cerebellum diangkat.Rhombensefalon (otak belakang), terdiri dari medulla oblongata (myelensefalon), pons (metensefalon), dan serebellum.Medulla oblongata, medulla oblongata berbetuk konus serta menghubungkan pons dibagian superior dengan medulla spinalis dibagian inferior. Suatu fissure mediana ditemukan pada anterior medulla, dan pada setiap sisi dari fissure terdapat suatu pembesaran yang disebut sebagai pyramid, pada bagian posterior pyramid terdapat olives, yang merupakan elevasi-elevasi berbentuk oval yangditimbulkan oleh nucleus olivarius dibawahnya. Pada bagian posterior olives terdapat peduncullus cereberallis inferior, yang menghubungkan medulla dengan cerebellum.Pada permukaan posterior dari bagian inferior medulla oblongata terdapat tubercullum gracillis dan cuneatus, yang menutupi nucleus gracillis yang terletak di bagian medial dan nucleus cuneatus yang terletak di bagian lateral.Pons, terletak pada permukaan anterior cerebellum, dibagian inferior otak tengah dan di bagian superior medulla oblongata.Dibandingkan dengan medulla lebih besar pada ukuran anteroposterior dan tranversa. Pons atau jembatan berasal dari nama sejumlah serabut melintang pada aspek anterior yang menghubungkan kedua hemisferium cerebelli. Cerebellum, cerebellum terletak dalam fossa cranialis posterior di bagian posterior pons serta medulla oblongata.Terdiri dua hemispherium yang dihubungkan oleh suatu bagian median, yaitu vermis.Cerebellum dihubungkan dengan otak tengah oleh pedunculus cerebellaris superior, dengan pons melalui peduncullus cerebellaris media, dan dengan medulla melalui peduncullus cerebellaris inferior.Lapisan permukaan masing-masing hemispherium cerebelli disebut sebagai cortex dan terdiri dari substansia grisea.Cortex cerebelli terbagi-bagi dalam lipatan-lipatan, atau folia, dipisahkan oleh fissure-fissura melintang yang tersusun rapat. Massa-massa tertentu subtantia grisea ditemukan pada bagian dalam cerebellum, tertanam dalam subtantia alba; yang paling besar dikenal sebagi nucleus dentatus. Rongga pada otak belakang adalah ventrikulus keempat.Ventrikulus keempat dibatasi oleh pons dan medulla oblongata dibagian anterior, serta vela medullaris inferioris dan superioris serta cerebellum.Vetrikel keempat dihubungkan di bagian superior dengan ventrikel ketiga oleh aquaductus cerebri, dan di bagian inferior berlanjut dengan canalis centralis medulla spinalis. Berhubungan dengan ruang subarachnoidea melalui tiga aperture pada bagian inferior atapnya, yaitu suatu aperture median dan dua aertura lateralis.Mesensefalon (Otak Tengah), merupakan bagian yang sempit dari otak yang menghubungkan otak depan dengan otak belakang. Rongga sempit otak tengah adalah aquaductus cerebri, menghubungkan ventriculus ketiga dan keempat. Tectum merupakan bagian dari otak tengah yang terletak pada bagian posterior aquaductus cerebri; memiliki empat pembesaran pada permukaannya yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior. Peduncullus cerebellaris terletak pada bagian anterior aquaductus.Setiap pedincullus terbagi oleh suatu pita subtantia grisea berpigmen, subtatntia nigra menjadi bagian anterior, yaitu crus cerebri, dan bagian posterior, yaitu tegmentum. Suatu massa sel-sel yang sangat vaskuler, berbetuk ovoid, besar, yaitu nucleus rubra, mudah dikenali dari warnanya, terletak dalam tegmentum pada setiap sisi setingkat dengan colliculus superior.Diensefalon, hampir tersembunyi secara sempurna dari permukaan otak.Terdiri dari thalamus di bagian dorsal dan hypothalamus di bagian ventral. Thalamus merupakan suatu massa subtantia grisea bebentuk telur yang terletak pada ventrikulus ketiga. Ujung anterior dari thalamus membentuk batas posterior foramen interventriculare, yaitu aperture antara ventrikulus lateralis dan ventrikulus ketiga.Ujung posterior dari thalamus melebar membentuk pembesaran yang disebut pulvinar.Hypothalamus membentuk bagian bawah dari dinding-dinding lateral ventrikulus ketiga. Struktur berikut ditemukan pada lantai ventrikulus ketiga, dari muka ke belakang: chiasma opticum, corpus mammilare, tuber cinereum, infundibulum dan subtantia perforate posterior. Bagian ujung sefalik, atau rostral ventrikulus ketiga dibatasi oelh suatu lembaran tipis, yaitu lamina terminalis.Cerebrum, merupakan bagian otak terbesar, terdiri dari dua hemispherium cerebri, yang dihubungkan oleh suatu masa subtantia grisea yang disebut sebagai corpus callosum. Masing-msing hemispherium membentang dari os frontal eke os occipital, di bagian superior fossa cranii anterior dan media; di bagian posterior, cerebrum terletak di atas tentorium cerebelli. Hemispherium dipisahkan oleh suatu celah yang dalam, fissure longitudinalis, tempat masuknya falx cerebri.Lapisan permukaan masing-masing hemispherium, yaitu cortex, terdiri dari subtantia grisea.Cortex cerebri terbagi dalam lipatan-lipatan, atau gyri, yang dipisahkan oleh fissure, atau sulci. Dengan cara ini daerah permukaan cortex diperluas. Sejumlah sulkus yang besar digunakan dengan baik untuk membagi permukaan masing-masing hemispherium menjasi lobus-lobus. Lobus-lobus diberi nama sesuai tulang-tulang yang menutupinya. Lobus frontalis terletak di bagian anterior sulcus centralis dan bagian superior sulcus lateralis.Lobus parietalis terletak di bagian posterior sulcus centralis dan di bagian superior sulcus lateralis.Lobus occipitalis terletak di bagian inferior sulcus parieto-occipitalis.Di bagian inferior sulcus lateralis terletak lobus temporalis.Bagian yang paling ujung masing-maisng hemispherium disebut kutub frontal, occipital, dan temporal. Di dalam masing-masing hemispherium terdapat inti sentral subtantia alba, yang mengandung massa subtantia grisea yang besar, yaitu nuclei atau ganglia basalis. Kumpulan serabut saraf berbentuk kipas, disebut sebagai corona radiate, melintasi subtantia alba ked an dari cortex cerebri ke batang otak. Corona radiatebergabung pada nuclei basalis serta melintas diantaranya sebagai capsula interna. Nucleus berekor pada bagian medial capsula interna disebut sebagai nucleus caudatus serta inti berbentuk lensa pada sisi lateral capsula interna disebut sebagai nucleus lentiformis. Menyilang garis tengah hemispherium cerebri dihubungkan berkas-berkas serabut saraf commisura, yang terbesar di antaranya dikenal sebagai corpus callosum. Selama proses perkembangan, cerebrum menjadi sangat besar dan menutupi diensefalon, otak tengah, dan otak belakang. Nucleus caudatus dan lentiformis serta thalamus akan terletak sangat berdekatan, sehingga capsula interna memiliki nucleus caudate dan thalamus pada sisi medial serta nucleus lentiformis pada sisi lateral.2Otak terdiri atas semua bagian SSP diatas korda spinalis.Secara anatomis terdiri dari batang otak (brainstem) yang letaknya di bawah otak besar (forebrain). Batang otak terletak di ujung atas korda spinalis, ia berhubungan banyak dengan korda spinalis. Batang otak merupakan bagian otak primitive.Batang otak terdiri atas medulla, pons, serebelum, otak tengah, hipotalamus dan thalamus.Strukturnya berkaitan dengan fungsi vital somatic, otonomik, dan reflex; suatu fungsi vegetative agar manusia dapat bertahan hidup dan memelihara kehidupannya.Pusat pengawasan system respirasi, kardiovaskular dan pencernaan terletak di medulla, bagian otak yang paling primitive.Pons bertugas mengatur inhibisi pusat pernafasan, pons dan serebelum bersama-sama mengatur gerakan motoric.Nuclei reticular di pons dan medulla, merupakan pusat pengatur tidur dan eksitasi struktur otak besar diatasnya.Serebelum, menempati bagian belakang batang otak, melekat pada otak tengah, berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan.Nuclei pusat motoric somatic di otak tengah mengatur gerakan waktu berjalan, postur tubu, gerak kepala dan bola mata.Hipotalamus mempunyai beberapa pusat (nuclei,area) untuk mengatur keseimbangan internal (homeostasis), termasuk suhu tubuh, kadar gula darah, lapar dan kenyang, perilaku seksual dan hormone. Thalamus, suatu struktur kompleks tempat integrasi sinyal sensori dan memancarkannya ke struktur otak diatasnya, terutama ke korteks serebri.Thalamus juga berperan dalam mengendalikan gerak motoric dan eksitasi korteks. Hampir semua mamalia mempunyai organisasi batang otak yang sama. Beberapa jaras menghubungkan pusat sensori di bagian bawah dan motoric di bagian bawah (korda spinalis) atau di otak besar (bagian atas).Otak (besar) manusia mempunya dua bagian yang hampir sama, yakni hemisfer kiri dan kana. Otak besar terdiri atas korteks, ganglia basalis, dan system limbic. Kedua hemisfer kiri dan kanan dihubungkan oleh serabut padat : korpus kalosum. Korteks serebri adalah bagian otak yang terdiri atas sel saraf (substansia abu = substansia nigra) dengan ketebalan kira-kira 5 mm yang menyelubungi seluruh bagian otak besar (korteks=selubung). Area terbesar dari korteks terdiri atas lekukan (sulkus) dan tonjolan (girus). Hemisfer serebri dibawah korteks merupakan massa serabut saraf (substansi putih = substansia alba). Otak manusia paling berkembang hemisferium serebrinya disbanding makhluk lain.Setiap hemisfer dibagi atas empat lobi. Lobus frontalis, paling depan (daerah dahi); lobus oksipitalis terletak paling belakang; lobus parietalis dan temporalis. Lobus frontalis bagian depan bekerja untuk proses belajar, merancang, psikologi. Lobus frontalis bagian belakang untuk proses motoric termasuk bahasa. Lobus oksipital merupakan area pengoperasian penglihatan. Lobus parietalis bekerja khusus untuk sensori somatic (missal sensibilitas kulit) dan peran asosiasinya, beberapa areanya penting bagi proses kognitif dan intelektual. Lobus temporalis merupakan pusat pendengaran dan asosiasinya, ebberapa pusat bicara, pusat memori.Bagian anterior dan basal lobus temporalis penting untuk indera penghidu dan fungsi yang berkaitan dengan system limbic.Bagian batang otak lain yang berada di otak besar adalah ganglia basalis berperan pada motoric. Pada manusia ganglia basalis menghubungkan kerja area motoric korteks serebri dan serebelum untuk merancang dan mengkoordinasi gerak kasar yang dikendalikan kehendak. System ketiga dari otak besar adalah, system limbic, disebut juga lobus limbic, merupakan komponen yang bekerja dalam kaitan ekspresi perilaku instinktif, emosi dan hasrat-hasrat.3

Struktur Mikroskopis Otak

Jaringan saraf merupakan salah satu dari empat jaringan saraf dalam tubuh kita yang disusun oleh sel saraf (neuron) dan penyokong saraf (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi.Serebelum, korteks pada serebelum terletak di tepi serebelum yang terlihat mempunyai banyak inti.Pada korteks terdapat 3 lapisan yang berbeda yaitu, lapisan molecular yang sebelah luar, dan lapisan granular yang disebalah dalam, diataranya terdapat lapisan intermediate yang terdiri dari sel-sel purkinye.Inti sel purkinye besar dengan bentuk bulat atau lonjong dengan anak inti yang jelas.Medulla terletak di tengah dengan warna yang pucat.Sel ganglion, merupakan sel saraf yang berbentuk polygonal, dengan cabang-cabang sitoplasmanya (biasanya tidak terlihat jelas).Inti sel bulat atau lonjong dengan anak inti yang jelas. Kadang-kadang di dalam sitoplasma terlihat pigmen berwarna cokelat yaitu subtansia tigroid, walaupun tidak tegas tetapi dapat dilihat berupa bintik-bintik besar berwarna biru hitam di sekitar inti. Di tepi sel ganglion terdapat sel-sel satelit yang mengitari sel ganglion. Di sekitar sel ganglion terdapat serat-serat saraf dengan banyak fibroblast.Sel saraf Motoris, terdapat pada subtantia grisea (medulla) medulla spinalis.Sel ini terdapat pada kornu anterior medulla spinalis.Bagian ini mudah dikenali karena di dalam medulla spinalis terdapat pada bagian tengah yang mirip gambaran kupu-kupu.Badan sel saraf motoris dan dendrit terlihat mengandung Subtantia nissl, sedangkan akson atau neurit tidak. Pangkal akson yag disebut akson hillock mudah dikenali (berwarna pucat pada pangkal akson). Tidak semua sel motoric terpotong melalui aksonnya. Subtantia alba (korteks) terutama terdiri dari serat-serat saraf bermielin.Sel glia, oligodendroglia mempunyai badan sel dan nucleus bulat atau lonjong yang lebih kecil daripada astrosit dan hanya beberapa vabang tipis tanpa percabangan. Terdapat pada subtantia alba, biasanya di dekat sel pyramid. Mikroglia merupak sel glia yang paling kecil. Sel ini juga terdapat pada subtantia grisea atau alba. Badan selnya agak gepeng, intinya gepeng dan dianggap sebagai makrofag.4

Fungsi dan Mekanisme Saraf Sensoris

System saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses berbagai informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan, dan mengatur kerja berbagai sel. Bahkan ubur-ubur dan cacing, yang merupakan hewan tingkat rendah dan sederhana , memiliki bentuk sederhana dari system saraf ini . pada hewan-hewann yang paling sederhana dan hanya bisa bergerak, makan, dan mengeluarkan kotoran ini, system yang dimilikimungkin hanya terdiri dari satu atau dua sel saraf. Pada manusia, yang mampu melakukan berbagai tugas komplek seperti berdansa, memasak, dan megikuti kursus psikologi system saraf yang dimiliki mengandung miliaran sel. Para ilmuwan membagi jaringan kerja yang rumit ini ke dalam dua bagian utama, yakni system saraf pusat dan system saraf perifer. System saraf perifer berfungsi menangani pesan yang masuk dan keluar dari system saraf pusat.System saraf perifer meliputi semua bagian dari system saraf yang terletak di luar otak dan saraf tulang belakang, sampai saraf-saraf ujung jari tangan dan kaki.System saraf perifer mencakup semua bagian system saraf yang terletak di luar otak dan saraf tulang belakang (saraf sensorik dan saraf motoric).System saraf perifer terdiri dari 43 pasang saraf yang menghubungkan informasi dari dan ke system saraf pusat (12 pasang saraf kranial dalam kepala memasuki otak secara langsung dan 31 pasang saraf tulang belakang masuk ke dalam tulang belakang melalui celah antara tulang belakang tersebut). Para ilmuwan, membagi system saraf perifer ke dalam 2 bagian, yakni: system saraf somatic dan system saraf otonomik. System saraf motoris sering disebut juga system saraf skeletal, terdiri dari saraf-saraf yang berhubungan dengan reseptor-reseptor sensorik.System saraf otonomik berfungsi untuk mengatur fungsi pembuluh darah, kelenjar, dan organ internal seperti kandung kemih, perut, dan jantung. System saraf otonomik dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni system saraf simpatik dan system saraf parasimpatik..kedua bagian ini bekerja saling bekerja sama secara berlawanan, untuk membuat tubuh mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. System saraf simpatik adalah bagian dari saraf otonomik yang menggerakkan sumber daya dalam tubuh dan meningkatkan pengeluaran energy selama kondisi emosi dan stress. Sedangkan system saraf parasimpatik adalah bagian dari saraf otonomik yang bekerja ketika seseorang berada dalam kondisi santai; system saraf ini juga berfungsi melestarikan energy.5Sistem sensorik pada manusia berhubungan dengan kemampuan mempersepsi suaturangsang.Sistem ini sangat penting karena berfungsi terutama untuk proteksi tubuh.Sistem ini dapat juga di maknai sebagai perasaan tubuh atau sensibilitas.Dalam sensorik kita mengenal istilah reseptor.Reseptor merupakan sel atau organ yang berfungsi menerima ransang atau stimulus.Dengan alat ini sistem saraf mendeteksi perubahan berbagai bentuk energi di lingkungan dalam serta luar.Setiap reseptor sensoris mempunyai kemampuan mendeteksi stimulus dan metranduksi energi fisik ke dalam sinyal (impuls) saraf.Menurut letaknya, reseptor di bagi menjadi exteroseptor, proprioseptor, interoseptor. Exteroseptor adalah perasaan tubuh permukaan (kulit) seperti sensasi nyeri, suhu dan raba.Prorioseptor merupakan perasaan tubuh dalam seperti pada otot, sendi dan tendo.Interoseptor adalah perasaan tubuh pada alat viscera atau alat-alat dalam seperti jantung, lambung, usus.Menurut tipe dan jenis stimulus dibagi menjadi mekanoreseptor, thermoreseptor, nociseptor, chemoreseptor dan photoreseptor.Pada mekanoreseptor merupakan kelompok reseptor sensorik untuk mendeteksi perubahan tekanan, memonitor tegangan pada pembuluh darah, mendeteksi rasa raba atau sentuhan.Letaknya di kulit, otot rangka, persendian dan organ visceral. Contoh reseptornya : corpus Meissner (untuk rasa raba ringan), corpus Merkel dan badan Paccini (untuk sentuhan kasar dan tekanan). Chemoreseptor merupakan reseptor sensorik untuk mendeteksi ransang kimiawi seperti bau-bauan yang di terima oleh sel reseptor pengecap di lidah, reseptor kimiawi dalam pembuluh darah untuk mendeteksi oksigen, osmoreseptor untuk mendeteksi perubahan osmolalitas cairan darah, glucoreseptor di hipotalamus mendeteksi perubahan kadar gula darah. Pada sistem sensorik terdiri dari jaras somatosensorik yang dilalui oleh sistem sensorik. Untuk rasa permukaan seperti rasa nyeri, raba, tekan dan juga suhu maka sinyal di terima oleh reseptor dan di bawa ke ganglion spinale melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla spinalis dan berganti menjadi neuron sensoris ke-2, lalu menyilang ke sisi lain medulla spinalis membentuk jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus. Pada saat menuju thalamus di otak berganti menjadi neuron sensoris ke-3 dan di lanjutkan menuju korteks somatosensorik yang berada di girus postsentralis (lobus parientalis). Untuk rasa dalam seperti rasa sendi, otot dan tendo maka sinyal di terima reseptor menuju ganglion spinale dan radiks posterior medulla, lalu naik menuju funiculus grasilis dan funiculus cuneatus dan berakhir di nukleus Goll dan berganti menjadi neuron sensoris ke-2 dan arah menyilang ke sisi lain medulla spinalis. Ketika menuju thalamus di otak, maka berganti menjadi neuron sensoris ke-3 dan pada akhirnya menuju somatosensorik di gyrus postsentralis (lobus parientalis).5

Gambar 1. Mekanisme Sensoris.

Penutup :

Rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya, rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan tadi baru akan disadari oleh penderita. Kalau ada gangguan dalam jalur sensorik baku tadi maka akan timbul kesemutan. Pada penderita diabetes, kesemutan adalah gejala kerusakan pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung syaraf berkurang.

Daftar Pustaka :

1. Slonane E. Anatomy dan physiology. Jakarta : EGC ; 1995. P.162-712. Snell RS. Neuroanatomi klinik. Jakarta: EGC ; 2003. P.5-253. Mardiati R. Susunan saraf otak manusia. Jakarta : CV. Sagung Seto; 1996. P.5-84. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. 12th ed. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC ; 2002. P.260-2.5. Ginsberg L. Neurologi. 8th ed. Jakarta : Erlangga medical series ; 2005. P. 51-6.

1