blok 1_laptut 1_komunikasai efektif dokter pasien n profesionalisme dokter
DESCRIPTION
baguusTRANSCRIPT
Tut-1
Kasus :
Seorang ibu datang ke puskesmas memeriksakan anaknya dengan panas dan muntah-
muntah. Sampai di puskesmas ternyata dokter tidak ada karena sedang rapat
koordinasi di kecamatan. Anak tersebut diperiksa oleh perawat. Setelah 2 hari minum
obat anak tersebut belum sembuh dan ibu tersebut merasa tidak puas karena anaknya
tidak diperiksa oleh dokter. Ibu tersebut mengutarakan keluhan dan ketidakpuasannya
kepada masyarakat sekitar. Ternyata mereka mengalami hal yang sama karena dokter
sering tidak berada di tempat dengan alasan dinas keluar.
STEP 1
Puskesmas : Puskesmas merupakan salah satu contoh dari pranata
sosial. Atau lebih jelasnya yaitu Unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota yg bertanggung jawab mengadakan
pembangunan kesehatan seperti penyuluhan, pencegahan, dan
pengobatan di suatu wilayah kerja yaitu kecamatan
Muntah-muntah : keadaan tubuh yg tidak normal. Beserta keluarnya makanan/ zat
yang sudah dikonsumsi. Diikuti oleh rasa mual-mual.
Ketidakpuasan : tidak tercapainya sesuatu yg kita inginkan dan kita capai. Dan
rasa kecewa dari dlm hati.
Dokter : seorang tenaga medis yang mjd kontak pertama pasien untuk
menyelesaikan masalahnya mengenai kesehatan
Obat : suatu zat yang bisa meringankan gejala pasien. Ramuan yang
bisa berbentuk pil, kapsul, tablet, atau cairan yg dpt meringankan
gejala pasien
Perawat : seseorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan untuk
melakukan perawatan sesuai dengan pendidikan yang diterima
STEP 2
1. Apa perawat boleh memeriksa pasien?
2. bagaimana tata cara memberikan wewenang dokter pd perawat?
3. Bagaimana sudut pandang menurut etik dan agama?
4. Mengapa bisa terjadi ketidakpuasan pasien? Apa dampak ketidakpuasan?
5. Bagaimana dokter harus bersikap?
6. Apa hak dan kewajiban dr dan pasien?
STEP 3
1. Perawat memiliki wewenang memeriksa pasien hanya jika diberi delegasi
wewenang dari dokter, dan perawat hanya boleh melakukan tindakan
perawatan saja.
2. Melalui surat perintah secara tertulis maupun lisan.
Sesuai dgn pasal 367 ayat 3, syarat perawat yang bisa diberikan wewenang
oleh dokter :
- perawat harus kompeten
- Delegasi wewenang harus ditempat yang berada dlm instansi
pemerintah yang dirasa masih kurang pelayanan medisnya
3. Dari segi etik :
- seorang dokter harus memberikan peran yang baik pada pasien
- Dokter harus memberikan rasa tanggung jawab dan harus
profesional
- Dokter dan puskesmas kurang komunikasi
Dari segi agama:
jabatan merupakan tanggungan yanng harus di pertanggung jawabkan pd
waktu di akhirat, sehingga dokter harus adil dalam menjalankan nya
4. ketidakpuasan tersebut dapat terjadi akibat :
- kurangnya komunikasi yang efektif antara dokter-puskesmas-
pasien
- sikap dokter yang kurang profesional
5. Sikap dokter yang baik
- dokter harus bisa berkomunikasi secara efetktif thd pasiennya
- bisa bersikap profesional
- bisa membagi waktunya
- memberikan pelayanan medis yang terbaik
- dokter seharusnya merujuk ke dokter yang lain yang punya
keahlian lebih apabila dokter tersebut kurang mampu
- merahasiakan segala sesuatu tentang pasien
- dapat melakukan pertolongan darurat
- mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
6. menurut UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran paragraf 6,
Hak dokter
- memperoleh informasi yang lengkap dari pasien
- mendapatkan perlindungan hukum selama ia bertugas
- Mendapatkan imbalan atas jasa
Menurut UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran paragraf 7,
Kewajiban pasien
- mengutarakan keluhannya pada pasien sejujurnya dan sejelas-
jelasnya
- menuruti nasehat dokter
- mematuhi peraturan yang berlaku ditempat pelayanan medis
- merahasiakan segala sesuatu tentang dokter
Hak pasien
- mendapatkan pelayanan medis dari dokter yang sebaik-baiknya
sesuai dengan kebutuhan
- mendapatkan informasi yang lengkap dari dokter
- meminta pendapat dokter lain (2nd opinion)
- menolak tindakan medis
- mendapatkan isi rekam medis
STEP 4 (terlampir)
STEP 5
Sasaran belajar :
1. penerapan komunikasai efektif dokter-pasien
2. penerapan sikap profesional dokter
3. mengetahui delegasi wewenang dari dokter ke perawat
4. hak dan kewajiban pasien dan dokter
5. menerapkan hukum dan undang2 mengenai kesehatan
6. mengetahui peran dokter puskesmas
7. penerapan dokter yang baik dalam islam
8. dampak sosial keluhan pada masyarakat
STEP 7
1. Menurut buku konsil kedokteran mengenai komunikasi efektif :
Komunikasi efektif adalah pengembangan hubungan dokter pasien secara
efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian
informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerjasama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang
dilakukan dengan verbal dan non verbal menghasilkan pemahaman pasien
terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat
bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.
Tujuan dari komunikasi efektif antara dokter dan pasiennya adalah untuk
mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit lebih akurat untuk dokter,
lebih memberikan dukungan pada pasien , dengan demikian lebih efektif dan
efisien bagi keduanya ( Kurtz, 1998 )
2. Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan seorang dokter ketika
berhadapan dengan pasien , yaitu :
- mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran dan fungsinya (dealing
with task)
- mampu mengatur diri sendiri, ketepatan waktu, pembagian tugas profesi
dengan tugas pribadi yang lain (dealing with one self)
- mampu menghadapi berbagai macam type pasien serta mampu bekerjasama
dengan profesi kesehatan lain (dealing with others)
3. Delegasi Wewenang antara dokter-perawat
Perawat memiliki wewenang memeriksa pasien hanya jika diberi delegasi
wewenang dari dokter, dan perawat hanya boleh melakukan tindakan
perawatan saja. Melalui surat perintah secara tertulis maupun lisan.
Sesuai dengan pasal 367 ayat 3, syarat perawat yang bisa diberikan
wewenang oleh dokter :
- perawat harus kompeten
- Delegasi wewenang harus ditempat yang berada dalam instansi pemerintah
yang dirasa masih kurang pelayanan medisnya
4. Hak dan Kewajiban Dokter Pasien
Menurut UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran paragraf 6 :
Kewajiban Dokter:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi
b. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien
c. Merujuk pasien kepada dokter yang lebih ahli
d. Menambah ilmu kedokteran
e. Melakukan pertolongan darurat
Hak dokter
a. Memperoleh informasi yang lengkap dari pasien
b. Mendapatkan perlindungan hukum selama ia bertugas
c. Mendapatkan imbalan atas jasa
Menurut UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran paragraf 7,
Kewajiban pasien
a. Mengutarakan keluhannya pada dokter sejujur-jujurnya dan sejelas-jelasnya
b. Menuruti nasihat dokter
c. Mematuhi peraturan yang berlaku ditempat pelayanan medis
d. Merahasiakan segala sesuatu tentang dokter
Hak pasien
a. Mendapatkan pelayanan medis dari dokter yg sebaik-baiknya sesuai dengan
kebutuhan
b. Mendapatkan informasi yang lengkap dari dokter
c. Meminta pendapat dokter lain (second opinion)
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis
Di dalam buku Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan Edisi 3 karangan M. Jusuf
Hanafiah & Amri Amir disebutkan hak-hak yang diperoleh dokter antara lain:
1. Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan
Surat Izin Praktek (SIP)
2. Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang
penyakitnya
3. Bekerja sesuai standar profesi
4. Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika, huku,
agama, dan hati nuraninya
5. Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya
kerjasama pasien dengannya tidak ada gunannya lagi, kecuali dalam keadaan
gawat darura
6. Menolak pasien yang bukan bidang spesialisasinya, kacuali dalam keadaan
darurat atau tidak ada doktere lain yang mampu menanganinya
7. Hak atas “privacy” dokter
8. Ketentraman bekerja
9. Mengerluarkan surat-surat keterangan dokter
10. Menerima imbalan jasa
11. Menjadi anggota perhimpunana pfofesi
12. Hak membela
5. Penerapan hukum dan undang-undang mengenai kesehatan
1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan no.434/Menkes/SK/x/1983
2. UU no.23 tahun1992 mengenai kewajiban dokter memberi wewenang
kepada tenaga kesehatan lain
3. permenkes no.1419/menkes/SK/X/ 2005 tentang penyelenggaraan praktik
dokter dan dokter gigi Pasal 14:
Ayat 1 : “dokter dan dokter gigi dapat memberikan kewenangan kepada
perawat atau tenaga kesehatan tertentu secara tertulis dalam melaksanakan
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi.”
Ayat 2 : “Tindakan kedokteran sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
4. KODEKI pasal 8 : “Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus
mengutamakan/ mendahulukan kepentingan masyarakat dan
memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi
pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya”
5. KODEKI Pasal 9: “Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat
di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus
memelihara saling pengertian sebaik-baiknya”
6. KUHP 1239/2001 tentang pembatasan kewenangan perawat
7. Pasal 1367 ayat 3 KUHP tentang tanggung jawab dokter kepada
penanggung jawabnya
6. Penerapan Dokter yang baik dalam Islam
Dalam menerapkan praktik kedokteran yang baik seorang dokter haruslah
memegang teguh nilai-nilai agama yang ada. Adapun surat yang dapat di
implikasiakan dalam permasalahan ini adalah :
a. Surat An-Nisa ayat 36 tanggung jawab, dilarang berbuat riya’, sesama
muslim adalah saudara serta mengatur tentang jabatan
‘Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS An-nisa 4:36)
b. Surat Al Baqoroh ayat 30 manusia sebagai pemimpin
c. Surat Al Ma’ruf ayat 32 amanat dan janji
d. Surat Anfal ayat 27 larangan menghianati amanah
e. HR Bukhari dan Tarmizi menyampaikan amanat
f. Al lu’lu wa al marjan Hadis no 1199-1120 tanggung jawab
g. Al lu’lu wa al marjan Hadis no 1202 larangan korupsi
7. Dampak sosiologis keluhan pada masyarakat
a. Hilangnya kepercayaan pasien kepada dokter sehingga pasien mencari
solusi pelayanan kesehatan yang lain
b. Pasien tidak mau terbuka tentang masalah kesehatannya kepada dokter
c. Melakukan pengaduan kepada pihak yang bertanggung jawab
BAB 3PENUTUP
Seorang dokter dalam menjalankan profesinya haruslah memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi efektif dengan pasien. Sehingga nantinya akan meminimalisir
‘gugatan’ dari pasien. Selain itu seorang dokter haruslah memegang teguh KODEKI
dan hukum kedokteran.
Disamping itu, seorang dokter haruslah memahami tentang Hak Dan
Kewajiban seorang dokter. Yang pada akhirnya akan tercipta keharmonisan hubungan
antara dokter dan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Etika Kedokteran dan hukum kesehatan / M. Jusuf Hanafiah, Amri Amir – Jakarta : EGC, 1999.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta : KKI.
Tim Redaksi KBBI. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
www.wikipedia.com
Trihono, Arimes. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. 2005. Jakarta : sagung seto.
Al-Qur’an dan terjemah