web viewklinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan . ... untuk penyerahan jenis vcd.k.1 sehingga...
TRANSCRIPT
SPT MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn-BM)
A. Pengertian PPN dan PPn BM
1. PPN
a. PPN adalah pajak tidak langsung
PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang
atau jasa” (General Indirect Tax on Consumption).
b. PPN sebagai pajak objektif
Sebagai pajak objektif, timbulnya kewajiban untuk membayar PPN
ditentukan oleh adanya objek pajak.
c. PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri
Sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri, PPN hanya dikenakan
atas Konsumsi Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
dilakukan di dalam negeri.
2. PPn-BM
PPn-BM merupakan pungutan tambahan di samping PPN. PPn-BM
dikenakan atas:
a. Penyerahan BKPTM yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan
BKPTM tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
b. Impor BKPTM oleh siapapun PPn-BM hanya dikenakan satu kali, yaitu
pada waktu penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKP yang tergolong
mewah (BKPTM atau impor BKPTM.
Prinsip pemungutannya hanya satu kali, yaitu pada saat:
a. Penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKPTM
b. Impor BKPTM
B. Objek Pajak Dan Subyek Pajak Pertambahan Nilai
1. Objek Pajak
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan tas hal-hal sebagai berikut:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha;
b. Impor Barang Kena Pajak;
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean; atau
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh pengusaha kena pajak
Jenis barang yang tidak dikenakan PPN
a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung
dari sumbernya, meliputi:
1) minyak mentah.
2) Gas bumi
3) Panas bumi.
4) Pasir dan kerikil
5) Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara .
6) bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih
perak, serta bijih bauksit.
7) Barang hasil pertambangan dan pengeboran lainya yang diambil
langsung dari sumbernya.
b. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak,
yaitu sebagai berikut:
1) Segala jenis beras dan gabah, seperti berats putih, beras merah, beras
ketan hitam atau beras ketan puth dalam bentuk:
a) Beras berkulit (padi atau gabah) selain untuk benih;
b) Digiling
c) Beras setengah giling atau digiling seluruhnya, disosoh,
dikilapkan maupun tidak,; beras pecah;
d) Menir (groats) dari beras
2) Segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung
kuning, jagung kuning kemerahan atau popcorn (jagung brondong),
dalam bentuk:
a) Jagung yang telah dikupas maupun belum/jagung tongkol dan biji
jagung/jagung pipilan;
b) Menir (groats)/beras jagung, sepanjang masih dalam bentuk
butiran.
3) Sagu, dalam bentuk:
a) Empulur sagu
b) Tepung, tepung kasar dan bubuk dari sagu
4) Segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai
kuning atau kedelai hitam dalam bentuk pecah atau utuh.
5) Garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium termasuk:
a. Garam meja;
b. Garam dalam bentuk curah atau kemasan 50 kg atau lebih, dengan
kadar Na CL 94,7 % (dry basis)
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya.
Barang-barang tersebut meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak; tidak termasuk makanan dan
minuman yang diserahkan oleh usaha catering atau usaha jasa boga.
d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga
Jenis Jasa yang tidak kena PPN
a. Jasa pelayanan kesehatan medis, meliputi:
1) Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi.
2) Jasa dokter hewan.
3) Jasa ahli kesehatan, seperti ahli akupunktur, ahli gigi, ahli gizi, dan
ahli fisioterapi.
4) Jasa kebidanan dan dukun bayi.
5) Jasa paramedis dan perawat.
6) Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium
kesehatan, dan sanatorium.
b. Jasa pelayanan sosial, meliputi:
1) Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo.
2) Jasa pemadam kebakaran.
3) Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan.
4) Jasa lembaga rehabilitasi.
5) jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk
krematorium.
6) jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial.
c. jasa pengiriman surat dengan perangko meliputi jasa pengiriman surat
dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain
pengganti perangko tempel.
2. Subyek Pajak
a. Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan
usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
b. Pengusaha kena pajak
Pengusaha adalah pengusaha yang mengekspor BKP yang telah
dikukuhkan sebagai PKP.
c. Pengusaha kecil
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang dalam satu tahun buku
melakukan penyerahan:
1) BKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp
240.000.000,00
2) JKP dengan jumlah peredaran bruto tidak lebih dari Rp
120.000.000,00
d. Hubungan istimewa
Berdasarkan pasal 2 UU PPN 1984, hubungan istimewa dapat terjadi,
karena:
1) Penyertaan
a) Pengusaha yang mempunyai penyertaan langsung atau tidak
langsung sebesar 25% atau lebih dari pada pengusaha lain.
b) Hubungan antar digabung pengusaha dengan penyertaan 25% atau
lebih pada dua pengusaha atau lebih.
c) Hubungan antara dua pengusaha atau lebih yang modalnya sebesar
25% atau lebih dipegang oleh satu pengusaha.
2) Penguasaan manajemen
Pengusaha yang satu menguasai pengusaha lainnya atau dua atau lebih
pengusaha berada di bawah penguasaan pengusaha yang sama baik
langsung maupun tidak langsung.
3) Hubungan kekeluargaan
a) Hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis
keturunan lurus satu derajat dan/atau kesamping satu derajat.
b) Sedarah lurus satu derajat: ayah, ibu dan anak.
c) Sedarah ke samping satu derajat: kakak dan adik
d) Semenda lurus satu derajat: mertua dan anak tiri
e) Semenda ke samping satu derajat: ipar
f) Hubungan antara suami istri jika ada perjanjian pemisahan
harta dan penghasilan.
3. Tarif dan Dasar pengenaan PPN dan PPn-BM
a. Tarif pajak
1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai
a) Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10%
b) Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%
c) Dengan PP, tarif PPN dapat diubah serendah-rendahnya 5% dan
setinggi-tingginya 15%.
2) Tarif PPn-BM
a. Tariff PPn-BM ditetapkan dengan PP (sesuai dengan kelompok
BKP), serendah-rendahnya 10% setinggi-tingginya 50%.
b. Tarif PPn-BM yang berlaku saat ini adalah 10%, 20%, 30%, 40%
50% dan 75%
c. Untuk ekspor BKPTM dikenakan tarif 0%
d. PPn BM yang telah dibayar atas perolehan BKPTM yang diekspor
dapat diminta kembali (restitusi)
3) Dasar pengenaan PPN dan PPn-BM
a) Harga jual
b) Nilai penggantian
c) Nilai impor
d) Nilai ekspor
4. Tata cara menghitung PPN dan PPn-BM
a. Cara menghitung PPN
PPN = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x tarif pajak
Contoh 1.
PKP “A” menjual tunai BKP kepada PKP “B” dengan harga jual sebesar
Rp 50.000.000,00
PPN yang terutang adalah sebagai berikut:
10% x Rp 50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
PPN sebesar Rp 5.000.000,00 tersebut merupakan pajak keluaran, yang
dipungut oleh PKP “A” sedangkan bagi PKP “B”, PPN tersebut
merupakan pajak masukan.
Contoh 2.
Seseorang mengimpor BKP dari luar daerah pabean dengan nilai impor
sebesar Rp 150.000.000,00
PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai sebagai
10% x Rp 150.000.000,00 = Rp 15.000.000,00
b. Cara menghitung PPn-BM
PPn-BM = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x tarif pajak
Selama bulan Agustus 2009 terjadi kegiatan usaha sebagai berikut:
1) Membeli bahan baku dan lain-lain dari pabrikan seharga
Rp 100.000.000,00
Pajak masukan yang harus dibayar melalui pabrikan tersebut adalah:
10% x Rp 100.000.000,00 = Rp 10.000.000,00
2) Penjualan hasil produksi seharga Rp 60.000.000,00
Pajak keluaran yang harus dipungut adalah
10% x Rp 60.000.000,00 = Rp 6.000.000,00
PPN yang lebih dibayar dalam masa pajak yang bersangkutan adalah
Rp 10.000.000,00 – Rp 6.000.000,00 = Rp 4.000.000,00
Kelebihan tersebut dapat dikompensasi dengan pajak terutang masa
pajak berikutnya atau dapat diminta kembali (restitusi).
5. Tata cara pengisian SPT masa PPN
SPT Masa merupakan laporan bulanan yang disampaikan oleh PKP,
mengenai perhitungan:
a. Pajak masukan berdasarkan realisasi pembelian BKP atau realisasi
penerimaan JKP.
b. Pajak keluaran berdasarkan realisasi pengeluaran BKP/JKP
c. Penyetoran pajak atau kompensasi.
Berikut merupakan contoh tata cara pengisian SPT Masa PPN.
Contoh pengisian SPT Masa PPN bagi pengusaha kena pajak (PKP) tertentu
industri rekaman suara.
PKP yang menjalankan usaha dalam bidang usaha industri rekaman suara.
Produk rekaman suara dikategorikan sebagai berikut:
a. Rekaman suara di atas pita kaset dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu jenis A,
jenis B, dan jenis C. DPP untuk masing-masing jenis tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Rp 8.000,00 (delapan ribu rupiah), untuk penyerahan kaset isi jenis A,
sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 800,00 (delapan ratus
rupiah)
2) Rp 16.000,00 (enam belas ribu rupiah), untuk penyerahan kaset isi
jenis B, sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 1.600,00
(seribu enam ratus rupiah).
3) Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah). Untuk penyerahan kaset isi
jenis C, sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 750,00 (tujuh
ratus lima puluh rupiah).
b. Rekaman suara/lagu di atas disc (compact disc) dibagi menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu CD 1 dan CD 2. DPP untuk masing-masing jenis tersebut
sebagai berikut:
1) Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) untuk penyerahan compact disc
jenis 1 sehingga PPN yang terutang adalah Rp 2.000,00 (dua ribu
rupiah) per copy compact disc.
2) Rp 48.000,00 (empat puluh delapan ribu rupiah), untuk penyerahan
compact disc jenis CD 2 sehingga jumlah PPN yang terutang adalah
Rp 4.800,00 (empat ribu delapan ratus rupiah) per copy compact disc.
c. Rekaman lagu beserta tayangan gambar di atas disc untuk jenis video
compact disc karaoke (VCD.K) dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu jenis
VCD.K.1, jenis VCD.K.2, dan jenis VCD.K.Ekonomis. DPP untuk
masing-masing jenis tersebut sebagai berikut:
1) Rp 18.000,00 (delapan belas ribu rupiah) untuk penyerahan jenis
VCD.K.1 sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 1.800,00
(seribu delapan ratus rupiah) per kopy video compact disc karaoke;
2) Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk penyerahan jenis
VCD.K.2 sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 5.000,00
(lima ribu rupiah) per kopy video compact disc karaoke;
3) Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) untuk penyerahan jenis VCD.K.1
sehingga jumlah PPN yang terutang adalah Rp 1.000,00 (seribu
rupiah) per kopy video compact disc karaoke;
Bulan Maret 2008 PKP “M” menebus sticker kaset jenis A sebanyak 100
ribu keping senilai Rp 80.000.000,00 dengan mengunakan faktur pajak
masukan senilai Rp 50.000.000,00 dan dengan setoran tunai (SSP) senilai
Rp 30.000.000,00
Pajak masukan yang diterima pada bulan Pebruari 2008 adalah sebagai
berikut:
1) Pembayaran biaya rekam kaset kosong senilai Rp 35 juta (untuk
menebus sticker);
2) Pencetakan label senilai Rp 5.000.000,00 (untuk menebus sticker);
3) Pembayaran iklan Rp 10.000.000,00 (untuk menebus sticker)
4) Sewa gedung Rp 6.000.000,00 (dikreditkan)
Penyerahan kaset ini dalam bulan Maret 2008 senilai Rp 500.000.000,00
tidak ada kompensasi kelebihan PPN pada Masa Pajak Pebruari 2008.
Pengisian SPT Masa Pajak Maret 2008 adalah sebagai berikut:
Lampiran 1 – Daftar Pajak Keluaran dan PPn BM (Formulir 1108 A)
Butir II Penyerahan Dalam Negeru dengan Faktur Pajak
1) Kolom DPP (Rupiah) diisi Rp 800.000.000,00 (penyerahan Rp
500.000.000,00 tidak diperhatikan)
2) Kolom PPN (rupiah) diisi Rp 80.000.000,00
Butir IV penyerahan yang PPN dan PPn BM-nya harus dipungut sendiri,
kolom DPP (Rupiah) disisi dengan Rp 80.000.000,00
Lampiran 2 – Daftar Pajak Masukan dan PPn BM (formulir 1108 B)
Butir I Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dan PPn BM
Bagi PKP yang tidak menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan
PM perolehan BKP/JKP dari dalam negeri.
Kolom DPP (Rupiah) dan PPN (Rupiah) diisi dengan nilai sebagai
berikut:
1) Pembayaran biaya rekam kaset kosong, yaitu DPP Rp 50.000.000,00
dan PPN Rp 5.000.000,00
2) Pencetakan label yaitu DPP Rp 50.000.000,00 dan PPN Rp
5.000.000,00
3) Pembayaran iklan yaitu DPP Rp 100.000.000,00 dan PPN Rp
10.000.000,00;
4) Sewa gedung yaitu DPP Rp 60.000.000,00 dan PPN Rp 6.000.000,00
Item jumlah diisi dengan DPP sebesar Rp 560.000.000,00 (Rp
350.000.000,00 + Rp 50.000.000,00 + Rp 60.000.000,00) dan PPN
sebesar Rp 56.000.000,00
Jumlah (I.1.A + I.1.B), kolom DPP diisi dengan Rp 560.000.000,00 dan
kolom PPN diisi dengan Rp 56.000.000,00
Catatan
Pajak masukan dalam contoh ini merupakan pajak masukan yang
perolehannya dilakukan dalam masa pajak yang tidak sama. Pengisian di
lampiran 2 masih diperbolehkan karena belum melewati batas waktu 3 bulan
setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan, sepanjang belum
dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
Induk SPT Masa PPN (formulir 1108)
Butir II penghitungan PPN kurang bayar/lebih bayar
a. Pajak keluaran yang harus dipungut sendiri, diisi Rp 80.000.000,00
b. PPN disetor dimuka dalam masa pajak yang samadiisi Rp 30.000.000,00
c. Pajak masukan yang dapat diperhitungkan, diisi Rp 56.000.000,00
d. PPN yang kurang atau (lebih) dibayar, diisi lebih bayar Rp 6.000.000,00
(Rp 80.000.000,00 – Rp 30.000.000,00 – Rp 56.000.000,00)
6. Cara menyampaikan SPT Masa
a. Batas waktu penyetoran
PPN dan PPn BM yang terutang dalam satu masa pajak, harus disetor
paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan
sebelum SPT Masa PPN disampaikan. Dalam hal tanggal jatuh tempo
penyetoran bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari
libur nasional, maka penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
b. Tempat pengambilan SPT Masa PPN
1) Kantor Pelayanan Pajak
2) Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan
3) Tempat lain yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak
c. Tempat penyampaian SPT Masa PPN
1) Kantor Pelayanan Pajak di tempat pengusaha dikukuhkan sebagai
PKP, atau
2) Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan setempat
d. Cara penyampaian SPT Masa PPN
1) Disampaikan langsung ke kantor pelayanan pajak di tempat
pengusaha dikukuhkan sebagai PKP/Kantor Penyuluhan Pajak
setempat, PKP akan menerima catatan tanda terima pada lembar
kedua SPT Masa PPN
2) Disampaikan melalui kantor pos secara tercatat dan tanggal cap pos
dari kantor pos penerima SPT berfungsi sebagai tanggal penerimaan
SPT Masa PPN.
IKHTISAR MATERI
1. PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang atau jasa
(general indirect tax on consumption).
2. Obyek pajak
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan atas hal-hal sebagai berikut:
a. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusah
b. Impor Barang Kena Pajak;
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean;
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean; atau
f. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh pengusaha kena pajak
3. Tarif pajak
a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
1) Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10%
2) Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0%
3) Dengan PP, tarif PPN dapat diubah serendah-rendahnya 5% dan setingi-
tingginya 15%
b. Tarif PPn BM
1) Tarif PPn-BM ditetapkan dengan PP (sesuai dengan kelompok BKP),
serendah-rendahnya 10% setinggi-tingginya 50%
2) Tarif PPn-BM yang berlaku saat ini adalah 10%, 20%, 30%, 40%, 50%
dan 75%
3) Untuk ekspor BKPTM dikenakan tarif 0%
4) PPn-BM yang telah dibayar atas perolehan BKPTM yang diekspor dapat
diminta kembali (restitusi)
4. SPT Masa merupakan laporan bulanan yang disampaikan oleh PKP, mengenai
perhitungan
a. Pajak masukan berdasarkan realisasi pembelian BKP atau realisasi
penerimaan JKP
b. Pajak keluaran berdasarkan realisasi pengeluaran BKP/JKP
c. Penyetoran pajak atau kompensasi
5. Cara penyampaian SPT Masa PPN
a. Disampaikan langsung ke kantor pelayanan pajak di tempat pengusaha
dikukuhkan sebagai PKP/Kantor Penyuluhan Pajak setempat, PKP akan
menerima catatan tanda terima pada lembar kedua SPT Masa PPN
b. Disampaikan melalui kantor pos secara tercatat dan tanggal cap pos dari
kantor pos penerima SPT berfungsi sebagai tanggal penerimaan SPT Masa
PPN.
UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang pada
huruf a, b, c, d, atau e!
1. PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang atau
jasa” (general indirect tax on comsumption). Hal ini merupakan pengertian PPN
sebagai ….
a. Pajak objektif
b. Pajak atas konsumsi dalam negeri
c. Pajak tidak langsung
d. Pajak langsung
e. Pajak subjektif
2. Wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah dara, perairan dan ruang
udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan
landsan kontinen yang didalamnya berlaku UU no. 10 tahun 1995 tentang
“kepabean” disebut …
a. Daerah pabean
b. Nilai impor
c. Harga jual
d. Penggantian
3. Kegiatan mengolah melalui proses mengubah bentuk atau sifat sutu barang dari
bentuk aslinya menjadi barang baru atau mempunyai daya guna baru, atau
kegiatan mengolah sumber daya alam termasuk menyuruh orang pribadi atau
badan lain melakukan kegiatan tersebut disebut …
a. Pajak masukan
b. Pajak keluaran
c. Harga jual
d. Penggantian
e. Menghasilkan
4. PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena perolehan BKP dan atau
penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak terwujud dari luar daerah
pabean dan atau impor BKP disebut ….
a. Masa pajak
b. Pajak keluaran
c. Pajak masukan
d. Harga jual
e. Nilai impor
5. PPN terutang yang wajib dipungut oleh pengusaha kena pajak yang melakukan
penyerahan BKP penyerahan JKP atau ekspor BKP disebut …
a. Masa pajak
b. Pajak keluaran
c. Pajak masukan
d. Harga jual
e. Nilai impor
6. Berikut ini yang bukan merupakan pengecualian Jasa Kena Pajak (JKP) adalah
…
a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
b. Jasa di bidang keagamaan
c. Jasa di bidang tenaga kerja
d. Jasa di bidang pelayanan sosial
e. Jasa di bidang politik
7. Orang pribadi atau badan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha
jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean yang melakukan
penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang dikenakan pajak berdasarkan
undang-undang PPN disebut …
a. pengusaha kena pajak
b. pengusaha kecil
c. pengusaha besar
d. subyek PPN
e. penerima JKP
8. Prinsip pemungutan PPn-BM hanya sesekali yaitu pada saat …
a. Penyerahan JKP yang dilakukan di dalam daerah pabean oleh PKP
b. Penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh PKP
c. Penyerahan oleh pabrikan atau produsen BKPTM
d. Ekspor BKP oleh PKP
e. Penyerahan aktiva
9. Berikut merupakan dasar pengenaan PPN dan PPn-BM kecuali….
a. Harga jual
b. Nilai penggantian
c. Nilai impor
d. Nilai jual
e. Nilai ekspor
10. Tarif PPN yang \berlaku saat ini adalah …
a. 5%
b. 25%
c. 10%
d. 15%
e. 20%
11. Selama bulan September 2010 terjadi penjualan hasil produksi seharga
Rp50.000.000,00 pajak keluaran yang harus dibayar sebesar ….
a. Rp 4.000.000,00
b. Rp 6.000.000,00
c. Rp 5.500.000,00
d. Rp 5.000.000,00
e. Rp 6.500.000,00
12. Melakukan pembelian bahan baku dari pabrikan atau produsen seharga
Rp100.000.000,00. Pajak masukan yang harus dibayar melalui pabrik tersebut
adalah …
a. Rp 10.500.000,00
b. Rp 10.000.000,00
c. Rp 15.000.000,00
d. Rp 12.000.000,00
e. Rp 12.500.000,00
13. SPT Masa harus disampaikan paling lambat … setelah masa pajak.
a. 30 hari
b. 15 hari
c. 20 hari
d. 25 hari
e. 35 hari
14. Menurut ketentuan yang berlaku yang ditetapkan sebagai pemungut PPN, kecuali
…
a. Kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN)
b. Bendaharawan pemerintah pusat dan daerah, baik propinsi, kota, maupun
kabupaten
c. Pertamina
d. Kontraktor-kontraktor bagi hasil dan kontrak karya di bidang minyak dan gas
bumi, panas bumi, dan pertambangan umum lainnya.
e. BUMN dan BUMD
15. Berdaharawan atau pejabat yang melakukan pembayaran yang dananya berasal
dari APBN atau APBD disebut …
a. Bendaharawan pemerintah
b. Petugas perpajakan
c. Pejabat perpajakan
d. Kantor pelayanan pajak
e. Bendaharawan daerah
16. Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto tidak lebih baik …
a. Rp 500.000.000,00
b. Rp 600.000.000,00
c. Rp 100.000.000,00
d. Rp 200.000.000,00
e. Rp 150.000.000,00
17. Jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulan takwin atau jangka
waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan paling lama 3
(tiga) bulan takwim disebut …
a. Jangka waktu pembayaran pajak
b. Batas penyampaian pajak
c. Masa pajak
d. Waktu penyampaian pajak
e. Batas pembayaran pajak
18. Tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPn-BM) untuk ekspor BKPTM
sebesar….
a. 10%
b. 5%
c. 15%
d. 0%
e. 20%
19. Apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan lebih
besar daripada pajak keluarannya, maka selisihnya merupakan kelebihan ajak
yang dapat diminta kembali yang dsebut dengan …
a. Restitusi
b. Restruksi
c. Surplus pajak
d. Defisit pajak
e. Relokasi
20. Berikut merupakan jenis faktur pajak, kecuali ….
a. Faktur pajak standar
b. Faktur pajak gabungan
c. Faktur pajak khusus
d. Faktur pajak sederhana
e. Dokumen-dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai faktur pajak standar
oleh Dirjen Pajak.
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. PPn-BM merupakan pungutan tambahan di samping PPN. PPn-BM
dikenakan atas beberapa hal. Sebutkan!
2. Sebutkan jenis barang yang tidak dikenakan pajak yang meliputi barang-
barang kebutuhan pokok!
3. Sebutkan yang menjadi subjek pajak PPN!
4. Sebutkan jenis jasa yang tidak dikenakan pajak yang meliputi bidang
pelayanan kesehatan medik!
5. Sebutkan jenis jasa yang tidak dikenakan pajak yang meliputi bidang
pelayanan sosial!