bj dan penyerapan agg halus
DESCRIPTION
Teknologi BetonTRANSCRIPT
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
L a b o r a t o r i u m S i p i l Pengujian Berat Jenis dan Pewnyerapan
Politeknik Negeri Padang Agregat Halus
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT HALUS
(AG-06)A. Jadwal Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu / 17 Desember 2014Waktu : 07.30 wib Selesai
Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan Teknis Sipil
Politeknik Negeri Padang
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah selesai pratikum ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisa berat jenis dan penyerapan pada agregat halus, serta fungsinya dalam pembuatan bahan konstruksi.b. Tujuan KhususSetelah selesai pratikum, diharapkan mahasiswa :
1. Dapat menjelaskan prosedur pelaksanaan2. Dapat menggunakan peralatan dengan baik, benar dan sesuai dengan fungsinya.3. Dapat menganalisa dan membandingkan hasil pengujian dengan standar yang dipakai.C. Referensi1. Amri, Sjafei Teknologi Beton A-Z2. SNI 03-1970-1990
IV. Dasar TeoriBerat jenis adalah perbandingan antara masa dan volume suatu bahan dan penyerapan. Hal ini berarti tingkat kemampuan suatu bahan menyerap sejumlah zat cair yang merambat melalui pori-pori yang terdapat pada seluruh permukaan agregat.
Penyerapan adalah kemampuan agregat untuk menyerap air sampai keadaan jenuh. Besarnya penyerapan tergantung porositas.berdasarkan kandungan airnya.Menurut asal perolehannya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Agregat alam
Adalah agregat yang diperoleh langsung dari alam, melalui proses pemecahan sehingga batuan tersebut berbentuk pasir dan kerikil dan butirannya berbentuk bundar.
2. Agregat buatan
Diperlukan sifat khusus untuk konstruksi tertentu, maka dibuat agregat buatan untuk menggantikan fungsi agregat alam. Contoh nya yaitu, agregat lempung bekah, bermis, perlit, agregat udara.Berat jenis dan penyerapan memiliki hubungan berbanding terbalik, dalam artian jika berat jenis suatu agregat besar maka daya serap agregat tersebut semakin kecil dan jika semakin kecil berat jenis agregat maka semakin besar daya serapnya. Pada agregat normal berat jenis berkisar antara 2,5 2,75.
Agregat dibedakan atas 4 jenis kondisi menurut kandungan air yang terdapat pada agregat, yaitu :
1. Kondisi kering mutlak yang telah dioven selama 24 jam.2. Kondisi Kering Udara/permukaan ( yang kering hanya bagian luar saja, sedangkan bagian dalam masih mengandung air )
3. Kondisi SSD (Satureded Surface Dry). Bagian butir agregat permukaannya tidak mengandung air, tetapi bagian dalamnya masih jenuh air.
4. Kondisi jenuh air/ butir basah (kandungan air terlihat sampai permukaan agregat)
Di dalam perhitungan, berat jenis dan kondisi SSD dapat dihitung dengan menggunakan rumus :Berat Jenis Kering=
Berat Jenis SSD =
Berat Jenis Semu =
Penyerapan=
Menurut Buku SNI 03-1750-1990, susunan butir agregat halus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Sisa diatas ayakan 4.0 mm harus maximum 2% berat
Sisa diatas ayakan 1.0 mm harus maximum 10% berat
Sisa diatas ayakan 0.25 mm harus berkisar antara 80 hingga 95% beratAgregat dapat dibedakan atas berat jenisnya berdasarkan SNI 03-1969-1990 :
BT agregat normal : 2,5 2,7
BT agrerat berat :2,8
BT agrerat normal:2,5E. Peralatan dan Bahan
a. Peralatan
1. Timbangan digital dengan keteleitian 0,01 gr
2. Piknometer / gelas ukur 500 ml
3. Kerucut Abraham
4. Tongkat Penumbuk
5. Oven
6. Cawan
7. Hair drayer
8. Palu pemadat
b. Bahan
1. Agregat halus (pasir) berasal dari Sungai Batang Kuranji2. Air yang digunakan adalah air bersih di laboratorium pengujian bahan jurusan sipil.F. Keselamatan Kerja
1. Memakai pakaian praktek selama pratikum
2. Membaca referensi terlebih dahulu sebelum memulai pratikum
3. Berhati-hatilah pada saat menggunakan peralatanG. Prosedur Pelaksanaan1. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ambil agregat halus yang telah lolos saringan no.4 sebanyak 1500 gr kemudian cuci sampai bersih.3. Rendam agregat halus selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam keluarkan airnya lalu keringkan dengan menggunakan hair dryer sampai kondisinya mendekati kering udara ( SSD ).5. Masukan agregat tersebut kedalam kerucut Abraham sebnyak 3 lapis , tiap lapisnya ditumbuk 8 kali tumbukan bebas.
6. Angkat kerkucut Abraham dngan posisi vertical keatas dan terlihat kondisis benda uji, ada 3 kemungkinan yang terjadi, yaitu ;
7. Jika agregat dalam kondisi I maka perlu dikeringkan kembali , jika benda dalam kondisi III maka perlu ditambah air. Dan jika dalam kondisi II ( SSD ) maka pengujian dapat dilanjutkan.
8. Timbang benda uji dalam keadaan SSD sebanyak 500 gr ( WSSD ) dan masukan sedikit demi sedikit kedalam tabung picnometer , diikuti dengan memasukan air sebnyak 100 ml.
9. Kocok tabung sampai gelembung udara didalam tidak ada lagi , kemudian timbang berat tabung + berat air + berat pasir ( B gram )
10. Keluarkan agregat dan bersihkan tabung, isi kembali tabung dengan air dan timbang berat tabung + air ( Bt gram ).11. Keringkan agregat dalam oven dengan suhu 110 + 50 C selama 24 jam.
12. .Setelah 24 jam keluarlkan dari dalam oven dan timbang ( Bk gram )H. Data Hasil Pengujian
Jenis I :
1. Benda Uji I
Wssd = 500 gr
BK= 487.05 gr
BT = 952.1 grB = 1260.5 gr
2. Benda Uji II
Wssd = 500 gr
BK= 482.58 gr
BT = 952.1 gr
B = 1240.2 gr
Jenis II :
1. Benda Uji I
Wssd = 500 gr
BK= 492.78 gr
BT = 952.1 gr
B = 1261.1 gr
2. Benda Uji II
Wssd = 500 gr
BK= 490.52 gr
BT = 952.1 gr
B = 1248.9 grI. Pengolahan Data
Jenis I
1. Benda Uji IBerat Jenis Kering=
=
Berat Jenis SSD =
=
Berat Jenis Semu =
=
Penyerapan=
=
2. Benda Uji IIBerat Jenis Kering=
=
Berat Jenis SSD =
=
Berat Jenis Semu =
=
Penyerapan=
=
Rata rata = ( Benda uji I + Benda Uji II ) / 2
Berat Jenis kering =
= 2,6gr
Berat Jenis SSD =
= 2,5gr
Berat Jenis semu =
= 2,41gr
Penyerapan =
= 3,13 %Jenis II 1. Benda Uji IBerat Jenis Kering=
=
Berat Jenis SSD =
=
Berat Jenis Semu =
=
Penyerapan=
=
2. Benda Uji IIBerat Jenis Kering=
=
Berat Jenis SSD =
=
Berat Jenis Semu =
=
Penyerapan=
=
Rata rata = ( Benda uji I + Benda Uji II ) / 2
Berat Jenis kering =
= 2,61
Berat Jenis SSD =
= 2,54
Berat Jenis semu =
= 2,49
Penyerapan =
=1.695%J. KesimpulanBerdasarkan data pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. BJ kering 2.61gr, Bj SSD 2.54gr, Bj semu 2.49gr dan penyerapan 1.695%.2. Dari hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa agregat yang diuji pada BJ kering, BJ SSD dan BJ semu dapat memenuhi standar 2,2 2,75, berarti agregat termasuk agregat normal yang dapat digunakan untuk campuran beton.3. Agregat halus dalam pengujian ini baik digunakan untuk campuran beton, dengan jumlah air pengaduk berdasarkan besar penyerapan agregat halus tersebut.K. Lampiran
1. Data kelompok
2. Skema prosedur
3. Gambar prosedur pelaksanaan4. Dokumentasi kegiatanIII
II
I
Kering
SSD
Basah
Meilina Yunindra
Kelompok III
II - Manajemen Rekayasa Konstruksi
_1231211200.unknown
_1480616926.unknown
_1480617690.unknown
_1480617815.unknown
_1480617873.unknown
_1480617937.unknown
_1480617957.unknown
_1480617915.unknown
_1480617851.unknown
_1480617748.unknown
_1480617790.unknown
_1480617721.unknown
_1480617513.unknown
_1480617584.unknown
_1480617651.unknown
_1480617534.unknown
_1480617439.unknown
_1480617484.unknown
_1480617014.unknown
_1480616632.unknown
_1480616832.unknown
_1480616891.unknown
_1480616643.unknown
_1480616549.unknown
_1480616564.unknown
_1199704724.unknown
_1199704792.unknown
_1199704863.unknown
_1199704622.unknown