bisnis keluarga

11

Upload: enoch

Post on 25-Feb-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bisnis Keluarga. Tahukah Anda perusahaan yang didirikan pada 1807 adalah sebuah perusahaan keluarga dan saat ini dipimpin oleh generasi ketujuh ? Lantas apa resep mereka hingga bisa bertahan sampai demikian lama ? - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Bisnis Keluarga
Page 2: Bisnis Keluarga

Bisnis Keluarga

• Tahukah Anda perusahaan yang didirikan pada 1807 adalah sebuah perusahaan keluarga dan saat ini dipimpin oleh generasi ketujuh? Lantas apa resep mereka hingga bisa bertahan sampai demikian lama?

• Resepnya adalah komitmen pada misi menciptakan perusahaan yang istimewa, komitmen dan keterlibatan keluarga, memperhatikan kehormatan dan martabat orang lain, berorientasi jangka panjang. Perusahaan juga harus fleksibel, adaptif, berjiwa wirausaha, serta berpikir dan bertindak secara global.

Page 3: Bisnis Keluarga

• Ada pula kisah Maria Luisa Ferre Rangel, tentang kesuksesan perusahaan keluarganya. Dia adalah pemimpin generasi ketiga Grupo Ferre Rangel, perusahaan komunikasi dan real estate yang berpusat di Puerto Rico, serta penerbit El Nuevo Dia, harian berbahasa Spanyol terbesar di Amerika Serikat (AS).

• Menurut Rangel, kemampuan perusahaan keluarganya bertahan selama tiga generasi adalah berkat kapasitas untuk melakukan perubahan, rajin berinovasi dan mencari peluang, mempelajari pasar dan pelanggan, investasi bagi pengembangan sumber daya manuisa (SDM), dan berani mengambil risiko terkalkulasi.

Page 4: Bisnis Keluarga

• Resep yang diungkapkan oleh Rangel dan Wiley tentu bukan hal baru. Menjadi menarik karena resep tersebut berhasil diterapkan oleh perusahaan keluarga, yang rata-rata berumur pendek dan sarat konflik, yang jamak terjadi akibat benturan kepentingan keluarga dan kepentingan bisnis.

• Memang dalam menjalankan roda perusahaan keluarga selalu ada tarik ulur tentang manakah yang lebih dominan, perusahaan (bisnis) atau keluarga. Idealnya, kepentingan bisnis dan keluarga harus seimbang. Sayangnya, kebanyakan perusahaan keluarga cenderung terjebak untuk lebih mengutamakan keluarga ketimbang bisnis

Page 5: Bisnis Keluarga

• Mereka sibuk melihat ke dalam ketimbang peluang bisnis ke depan. Waktu mereka lebih banyak tersita untuk urusan-urusan internal keluarga karena perbedaan pendapat.

• Berlarut-larut dalam konflik internal yang menghabiskan energi dan tanpa solusi, bahkan meminggirkan fungsi bisnis itu sendiri. Apalagi bila konflik tersebut bersifat terbuka sehingga langsung diketahui oleh karyawan, pelanggan, dan pemasok. Hal ini tentu menciptakan kebingungan, meningkatkan risiko, perilaku yang tidak produktif, menurunkan moral, dan terganggunya operasi perusahaan

Page 6: Bisnis Keluarga

• Di sisi lain, dominannya sistem keluarga dibandingkan dengan bisnis berakibat pada kecenderungan perusahaan untuk menolak perubahan. Padahal dalam dunia bisnis, perubahan adalah syarat mutlak agar perusahaan mampu bertahan dan unggul bersaing.

• Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari “menghormati tradisi” sampai “demi keutuhan keluarga”. Alasan yang sepintas terdengar mulia ini, bila dicermati lebih seksama, nampak sebagai alasan klise yang merupakan kedok untuk menutupi kelemahan.

• Lain halnya jika kecenderungan lebih ditekankan ke luar dengan prinsip “apa yang baik bagi perusahaan akan baik bagi keluarga”.

Page 7: Bisnis Keluarga

• Prinsip ini mengandung pesan bahwa ikatan emosi dan hubungan antar keluarga adalah modal, bukan potensi konflik. Dengan prinsip ini ikatan emosional yang sangat kuat dalam keluarga justru berkontribusi sebagai penopang bagi kuatnya budaya perusahaan.

• Berpegang pada norma bisnis seperti pembagian peran yang jelas, transparansi, dan imbalan berbasis kinerja, niscaya konflik keluarga bisa dihindari. Hubungan kekeluargaan yang sifatnya permanen menjadi bibit loyalitas dalam perusahaan.

• Di sisi lain, loyalitas karyawan di luar lingkaran keluarga juga harus diapresiasi dengan mengkondisikan karyawan di luar lingkaran keluarga sebagai bagian dari keluarga. Pengkondisian ini akan mengurangi risiko tingginya tingkat keluar masuk karyawan, sehingga membuat perusahaan menjadi lebih stabil.

Page 8: Bisnis Keluarga

• Orientasi keluar, hubungan antar anggota keluarga yang erat, dan semangat untuk berubah adalah sejumlah ciri sebuah perusahaan keluarga yang sukses. Ada lagi sejumlah ciri lainnya. Di antaranya, menurut Daniell, adalah komitmen pada kepemilikan.

• Perusahaan keluarga dengan komitmen kepemilikan yang kuat mampu menarik karyawan yang lebih mumpuni, menciptakan energi bagi perubahan dan inovasi, dan memberikan sinyal bahwa perusahaan diurus oleh orang yang tepat.

Page 9: Bisnis Keluarga

• Ciri lainnya adalah dipegang teguhnya semangat bekerja dan melayani. Pemimpin perusahaan keluarga harus menuntut para pengikutnya, baik anggota keluarga maupun non keluarga, untuk bekerja mencapai kinerja tertinggi demi kejayaan perusahaan.

• Berikutnya, rencana suksesi yang jelas sehingga kelangsungan hidup perusahaan keluarga dalam jangka panjang lebih terjamin. Perencanaan suksesi harus dilakukan sejak dini dengan melibatkan anggota keluarga.

• Sebaiknya ada pilihan bagi generasi penerus untuk bergabung dengan perusahaan atau tidak. Pengalaman eksternal juga perlu agar dapat memperkaya keterampilan dan pengalaman. Perusahaan hendaknya menciptakan pembelajaran dan pengembangan bagi penerus. Pendiri sedapat mungkin memilih pengganti secepatnya. Jika suksesi dari sumber internal tidak ada, sebaiknya dicari alternatif lain.

Page 10: Bisnis Keluarga

• Kemampuan merumuskan ulang strategi dan memperbarui bisnis adalah ciri lain sebuah peruahaan keluarga yang maju. Hanya dengan cara inilah perusahaan keluarga akan dapat mempertahankan keunggulannya. Pemimpin harus mendukung setiap inisiatif perubahan yang akan membawa perusahaan keluarga ke arah kemajuan dan perbaikan.

• Perusahaan keluarga yang mampu bertahan dalam kurun waktu yang lama melewati beberapa generasi memiliki semangat kewirausahaan yang tinggi. Mereka tidak cepat berpuas diri dengan kesuksesan yang telah diraih, rajin mencari peluang-peluang baru, kreatif dan inovatif, dan berani mengambil risiko terkalkulas

Page 11: Bisnis Keluarga

• Semakin maju perusahaan keluarga, semakin jelas aturan tentang kepemilikan, manajemen, dan tata kelola. Ketiganya mensyaratkan keterampilan, gaya, dan kapabilitas yang berbeda. Kegagalan memisahkan ketiga hal tersebut meningkatkan risiko kegagalan perusahaan, yang harus dibayar mahal.

• Tak kalah penting, perusahaan keluarga justru dikenang karena kemampuannya melewati masa-masa sulit akibat krisis. Bagaimana memperbarui model bisnis, mengimplementasikan keputusan yang sulit seraya mengelola resistensi, dan menjaga hubungan keluarga tetap utuh di tengah-tengah krisis yang melanda, akan membentuk citra dan reputasi perusahaan keluarga.