biostatistik

167
HARDIANTO DG.S,SKM E-mail : [email protected]

Upload: adrianto2013001

Post on 18-Jul-2015

203 views

Category:

Health & Medicine


4 download

TRANSCRIPT

HARDIANTO DG.S,SKM

E-mail :

[email protected]

GBPP

• JUDUL MATA KULIAH :BIOSTATISTIK

• NOMOR KODE: 1 SKS

• TUJUAN UMUM INSTRUKSIONAL:

Setelah selesai mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan mampu mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data melakukananalisa data serta memilih test statistik yang sesuai.

GBPP

• Statistik Deskriptif1. Pengertian Biostatistik,

2. Pengertian Data, Pengukuran skala

3. Tekhnik Pengolahan Data

4. Penataan : Distribusi Frekuansi

5. Penyajian data(tabel dan grafik)

6. Nilai tengah dan nilai dispersi

• Statitistik Inferensial1.Uji Hipotesis ( Chi-Square dan Yate’s Corection)

Biostatitik

PENDAHULUAN

A. Perkembangan Statistik

• Statistik (Bahasa Italia) : Statista = Pejabat Negara.

• Inggris, statistic kesehatan diawali oleh Raja Henry VII : Pencatatan kematian tahun 1532.

• Kapten John Graunt : kematian selama 30 thn : Perkiraan jumlah orang meninggal karena penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, tabel perjalanan hidup. 1662.

• Perkembangan Statistis Terhambat :• Sikap Skeptis Klinik : Statistik Hanya Angka/Tdk

Sesuai Etika Kemanusiaan.

• Penderita adalah Individu Yang Berbeda

• Pentingnya perawat mempelajari statistic :

• Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisa

atau interpretasi serta penarikan kesimpulan .

• Statistik sebagai metode : Secara berurutan.

• Statistik sebagai ilmu : Alat untuk mengelolah data

numerik informasi.

• Satistik : Alat bantu penelitian yang berhubungan

dengan Masyarakat, Kesehatan.

Biostatistik

PENGERTIAN

• Margueritte K. Hall.

• Suatu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

data, menganalisa dan mengunmpulkan data yang

berbentuk angka.

• Sujana.

• Adalah pengetahuan yang b/d cara pengumpulan

fakta, pengolahan serta menganalisanya, penarikan

kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup

beralasan berdasarkan fakta – fakta penganalisaan

yang dilakukan.

Biostatistik

• Sudrajat

• Adalah ilmu pengetahuan mengenai cara dan aturan dalam hal pengumpulan data, pengolahan , analisa, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi data –data yang berbentuk angka.

• Jule dan Kendall (“An Intruduction to The History Of Statistik”)

• Adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistic merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab.

Biostatitik

TAHAP–TAHAP STATISTIK

• Pengumpulan data.

• Pengolahan data.

• Penyajian data.

• Analisa dan Intrepretasi data.

• Penarikan Kesimpulan..

Biostatistik

STATISTIK KESEHATAN

• Statistik Kesehatan adalah semua yang berkaitan

dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan baik

Individu atau masyarakat.

KEGUNAAN STATISTIK KESEHATAN

Perencanaan program

Membandingkan tingkat kesehatan masyarakat

Menentukan masalah dan penyebab status

Kesmas.

Menentukan prioritas program Kesehatan

Memberikan gambaran keadaan Kesmas.

Menentukan keberhasilan program Kesehatan.

Menentukan Kebutuhan bidang Kesehatan,

Menyebarkan informasi dan program Kesmas.

B. STATISTIK DESKRIFTIF DAN INFERENSIAL

1. Statistik Deskriftif

• Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang keadaan yang

berkaitan dengan penyakit dan kesehatan

masyarakat berdasarkan hasil pengamatan yang

nyata.

• Dipakai hanya terbatas pada pengumpulan,

penyajian, dan analisa data (narasi, tabulasi,

prosentase, nilai rata-rata, perhitungan nilai

tengah, standar deviasi, rasio, dan proporsi).

………….lanjutan

• Sebagian masih menganggap statistic deskriftif kurang

bermanfaat sehingga penelitian deskriftif mempunyai

kualitas yang masih rendah.

• Namun, statistic inferensial menjadi sia-sia tanpa tatistic

deskriftif. Oleh karena itu kedua jenis statsitik ini

merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan .

2. Statistik Inferensial

• Statsitk inferensial bertujuan untuk menarik kesimpulan

ciri-ciri populasi yang dinyatakan dengan parameter

populasi melalui perhitungan-perhitungan statistic

sampel.

• Menguji hipotesis berdasarkan teori estimasi dan

distribusi probabilitas atau untuk membandingkan

khasiat obat, prosedur, pengobatan, metode pengobatan

dan lain-lain.

Biostatistik

Biostatistik

PENGUMPULAN DATA

A. Pengertian dan Klasifikasi Data.

• Data = konsep jamak “ DATUM “ yang berarti suatu

himpunan angka yang berasal dari suatu pengukuran

individu.

• Agregat kumpulan dari data – data.

Biostatistik

SYARAT-SYARAT DATA :

• Objektif

• Refresentatif

• Standar Eror

• Waktu pengambilan data harus tepat.

• Relevan

Biostatistik

B. Klasifikasi Data.

1. Menurut tkt pengolahan :

• Row data .

• Array data

• Ungrouped data

• Grouped data

2. Menurut Bentuk angkanya :

• Data diskrit

• Data continue

Biostatistik

3. Menurut sumbernya :

• Data primer

• Data sekunder

4. Menurut sifatnya :

• Data kuantitatif

• Data kwalitatif

5. Menurut waktu pengumpulannya .

• Data cross section

• Data berkala

Biostatistik

6. Menurut Skala Pengukurannya :

Data Nominal : Mempunyai nama/kategori, tapitidak diketahui perbedaan tiap kategori

Data Ordinal : Mempunyai nama/kategori, diketahui perbedaan tiap kategori, tapi tidakdiketahui nilai/Jarak perbedaannya

Data Interval : Mempunyai nama/kategori, diketahui perbedaan tiap kategori, diketahuinilai/Jarak perbedaannya, tapi tidak dapat dibuatperbandingan

Data Ratio : Mempunyai sifat ketiga data dandapat dibuat perbandingan karena mempunyaititik nol mutlak

Biostatistik

Perbedaan sifat skala

Skala Kategori/

Nama

Tkt.

Perbedaan

Jarak

kategori

kelipatan

Nominal Ya No No No

Ordinal Ya Ya No No

Interval Ya Ya Ya No

Rasio Ya Ya Ya Ya

Biostatistik

METODE PENGUMPULAN DATA1. Pengertian.

• Cara pengumpulan data merupakan prosedur yang

sitematik dan standar yang dipakai untuk mendapatkan

data.

• Ada 2 Metode :

• Sensus

• Survey .

• Keuntungan survey :

• Biaya murah.

• Waktu dan tenaga sedikit.

• Data yang diperoleh dapat dipercaya.

• Kelemahan.

• Datanya bersifat sesaat sehingga tidak dapat menggambarkan

perubahan yang terjadi dengan perjalanan waktu.

Biostatistik

PERTIMBANGAN DALAM TEKHNIK

DALAM PENGUMPULAN DATA :

• PERTIMBANGAN EFEKTIFITAS :

• Aspek tenaga, waktu, alat, prosedur, dana.

• PERTIMBANGAN KETELITIAN :

• Reliable, validitas.

• RALIABEL : Alat ukur memberikan hasil yang

konsistensi

• VALIDITAS : Bila mampu memberikan data yang sesuai

dengan yang diinginkan

Tekhnik Pengumpulan Data.

• Wawancara

• Angket (kuisioner)

• Pengamatan (Observasi)

• Pemeriksaan/Pengukuran

Biostatistik

WAWANCARA :

• Adalah suatu cara untuk mendapatkan data secara lisan

dari responden melalui pertemuan/percakapan

• Jenis wawancara :

• Wawancara terpimpin : dilakukan berdasarkan

pedoman, data mudah diolah, data dpt disajikan

ssecara kualitatif dan kuantitatif, dapat dilakukan

banyak orang

• Wawancara tidak terpimpin : Tidak ada topik yang

menjadi fokus wawancara, pertanyaan tidak

sistematis, tidak menggunkan pedoman, sulit diolah

• Wawancara bebas terpimpin : cara kombinasi, luwes,

dan terarah, untuk menggali gejala yg bersifat pribadi

Biostatistik

OBSERVASI

• Proses pengamatan langsung yang dilakukan untuk

mendapatkan data dari responden

• JENIS OBSERVASI :

• Observasi terlihat : bila peneliti aktif berpartisipasi

dalam kegiatan yang diteliti.

• Observasi sistematik :Bila mempunyai kerangka

struktur yg jelas berisi semua faktor yang diperlukan

dan materi observasi mempunyai ruang sempit,

terbatas dan terarah.

• Observasi eksperimental : Bila ingin mengetahui

adanya perubahan akibat eksperimental yang

dilakukan.

Biostatistik

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA.

• Formulir isian.

• Check list

• Kuisioner terbuka / tertutup.

• Alat ukur : Timbangan, Tensimeter, Thermometer.

Biostatistik

PEDOMAN PEMBUTAN KUISIONER.

• Tentukan variabel-variabel yang dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan.

• Intensitas pertanyaan disesuaikan dengan tujuan.

• Yang harus diperhatikan dalam menyusun Kuisioner :• Pertanyaan ditulis dengan kalimat sederhana, singkat

dan jelas.

• Jangan mempunyai arti ganda.

• Sebaiknya pertanyaan tidak menyinggung perasaan.

• Tidak mengharuskan responden mengingat kembali masa lampau dan Menghitung.

Biostatistik

Type-Type Pertanyaan

Pertanyaan Tertutup (Close question) : Pertanyaan dikotomi.

Multiplechoise

Pertanyaan Menggunakan skala

Pertanyaan terbuka (Open Question) Kebaikan:

Fleksibel.

Keterangan lebih mendalam.

Dapat mendorong responden untuk bekerjasama.

Kemungkinan pewawancara menghindari kesalahpahaman.

Interpredasi yang dilakukan secara tepat.

Biostatistik

POPULASI DAN SAMPEL

Tujuan :

Setelah materi ini disampaikan mahasiswa akan

dapat mendefenisikan pengertian populasi dan

sampel, syarat sampel, penentuan besar sampel dan

tekhnik sampling

POPULASI DAN SAMPLE

• Populasi : Kumpulan individu yang mempunyai

karakteristik yang akan di ukur.

• Populasi terhingga ( finit )

• Populasi tak terhingga ( Infinit )

• Sample : Perwakilan dari populasi, diharapkan hasil pengambilan data dari sample merupakan penggambaran dari populasi.

Biostatistik

ALASAN PENARIKAN SAMPEL1. Adanya populasi yang sangat besar dan tidak terbatas,

sehingga tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau

diukur karena akan memerlukan waktu yang lama.

2. Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang

homogen diperiksa karena akan membuang waktu

serta tidak ada gunanya karena variabel yang akan

diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi tersebut.

3. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu.

4. Ketelitian/ketepatan pengukuran, meneliti yang sedikit

(sampel) tentu akan lebih teliti jika Dibandingkan

dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi)

Biostatistik

SYARAT SAMPEL YG IDEAL

1. Dapat menghasilkan gambaran karakterpopulasi yang

tepat

2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian

dengan menentukan simpangan baku dari taksiran

yang diperoleh.

3. Sederhana, mudah dilaksanakan

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin

dengan biaya serendah mungkin Kalau syarat-syarat di

atas tidak dapat dipenuhi, kesimpulan yang

digeneralisasikan untuk populasi akan bias (bias

conclusion).

Biostatistik

ERROR(PEYIMPANGAN)

Sampling Error, sebenarnya hal ini bukan merupakan

kesalahan yang sebenarnya, tetapi merupakan variasi

dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya

bahwa setiap sampel yang akan diambil dari suatu

populasi akan berdistribusi sekitar nilai populasi.

Non Sampling Error, yaitu error yang tidak disebabkan

oleh sampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam

Pengambilan sampel sampai analisisnya, seperti:

Pada saat perencanaan

Pelaksanaan

Pengolahan

Analisis dan interpretasi

Biostatistik

PENENTUAN BESAR SAMPEL

• Penentuan besar sampel akan tergantung dari desain

penelitian yang akan dilaksanakannya, antara lain:

• Besar sampel untuk penelitian cross sectional.

• Menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi

proporsi

• Estimasi adalah perkiraan karakteristik populasi

melalui data sampel.

• Presisi adalah ketepatan sampel terhadap populasi

• Contoh: ingn mengetahui proporsi suatu kejadian,

seperti cakupan pemberian Hb, cakupan imunisasi,

cakupan KB, prevalensi anemia ibu hamil.

Biostatistik

RUMUS BESAR SAMPEL

• n = z² 1-α/2 P (1-P)

Contoh:

• Peneliti ingin mengetahui prevalensi anemia pada ibu

hamil. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan diperoleh

data prevalensi anemia kehamilan adalah 62 %.

Berdasarkan masalah dan informasi tersebut, berapa

jumlah sampel yang dibutuhkan jika peneliti

menginginkan presisi mutlak sebesar 10 % dengan

derajat kepercayaan 95%?

PENYELESAIAN :

• Diketahui P = 0,62, d = 0,10, Z = 1,96, maka dapat dicari

sampel, sbb:

n = (1,96)² x 0,62 (1-0,62)

(0,1)²

n = 3,8416 x 0,62 x 0,38

0,01

n = 0,9050 = 90,5 = 91 orang ibu hamil

0,01

Biostatistik

• RUMUS 2:

n = N.Z². P.Q

d²( N – 1) + Z². P.Q

Ket .:

n = Sampel

N = Populasi

P = Proporsi dalam populasi (o,5)

Q = Proporsi yang lain (1-P)

d = Tingkat kemaknaan

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

• PROBABILITY SAMPLING

• Yakni bahwa semua anggota populasi

memiliki peluang yang sama untuk menjadi

sampel penelitian

• NON PROBABILITY SAMPLING

• Yakni bahwa tidak semua anggota populasi

memiliki peluang yang sama untuk menjadi

sampel

Biostatistik

PROBABILITY SAMPLING

SIMPEL RANDOM, PENGAMBILAN SAMPEL ACAK SEDERHANA, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA ACAK TAPI TIDAK MEMPERHATIKAN STRATA, DAN KLASIFIKASI. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HOMOGEN

PROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK TAPI MEMPERHATIKAN STRATA DAN DILAKUKAN SECARA PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF JIKA POPULASI HETEROGEN DAN BERSTRATA.

DISPROPORSIONATE STRATIFIED RANDOM; PENGAMBILAN SAMPEL SECARA ACAK, MEMPERTIMBANGKAN STRATA, TAPI TIDAK PROPORSIONAL. CARA INI EFEKTIF KETIKA POPULASI BERSTRATA TAPI TIDAK SEIMBANG.

Biostatistik

LANJUTAN

AREA SAMPLING; YAKNI

PENGAMBILAN SAMPEL AREA TAPI

MELALUI RANDOM, YAKNI PENETAPAN

AREANYA DIACAK, DAN PENETAPAN

SAMPEL DI MASING-MASING AREA

JUGA DILAKUKAN DENGAN CARA

ACAK.

Biostatistik

NON PROBABILITY SAMPLING

SAMPEL KUOTA; YAKNI PENETAPAN SAMPEL DENGAN HANYA MEMPERTIMBANGKAN BERAPA BANYAK SAMPEL YANG AKAN DIMINTAI PANDANGAN, TANPA MEMPERTIMBANGAN KETERWAKILAN.

SAMPEL SISTEMATIS; PENGAMBILAN SAMPE, YANG DILAKUKAN DENGAN CARA SISTEMATIS. UMPAMANYA DITENTUKAN NOMOR URUTNYA, LALU DIAMBIL NOMOR-NOMOR GANJIL SAJA, ATAU GENAP SAJA, ATAU SKAL SEKIAN DST..

SAMPEL AKSIDENTAL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL YANG DILAKUKAN SECARA KEBETULAN.

SAMPEL PURPOSIVE, YAKNI PENETAPAN SAMPEL YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PERTIMBANGAN KEPENTINGAN PROSES PENELITIAN.

SNOW BALL, YAKNI PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN POLA BOLA SALJU, DARI TERKECIL KEMUDIAN MEMBESAR.

Biostatistik

Tujuan :

Mahasiswa mampu melakukan tahap editing, coding

dan tabuling data

TEKHNIK PENGOLAHAN DATA

1. Langkah Pengolahan Data.

• Proses Editing

• Melengkapi jawaban penjawab pada kuisioner.

• Memperbaiki jawaban penjawab.

• Memperjelas.

• Pengecekan logis.

Biostatistik

• Coding.

• Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu atau lebih mudah dan sederhana.

• Tabulating

• Penyusunan : pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

• Tally sheet = penyederhanaan perhitungan dengan menghitung 1/1 dan proses penilaian.

• Shortering dengan menggunakan kartu jawaban yang dimasukkan dalam kartu yang telah disediakan perjenis jawaban.

• Tabulasi dengan Komputer : program SPSS ataupun Epi Info.

Biostatistik

Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa akan dapat menjelaskan istilah-istilah membuat

jenis-jenis tabel distribusi frekuensi

PENATAAN DATA

• Diringkas agar mudah disajikan dan dianalisis

.disimpulkan.

• Penataan Dalam bentuk distribusi frekuensi.

DISTRIBUSI FREKUENSI

• Kumpulan data yang kita amati dalam suatu karaktesistik

tertentu.

• Bila data sedikit = tidak perlu disajikan dalam

kelompok.

• Bila data banyak perlu disajikan secara kelompok.

• Distribusi tunggal.

• Distribusi kelompok ( Frekuensi )

Cara Membuat DF

• Range = Nilai max – Nilai min

• Banyaknya Kelas (K)

• K = 1 + 3,3 log n

n = Banyaknya Data

• Interval Kelas = Range/Kelas

Contoh :

• Nilai Ujian Mahasiswa :

79 49 48 74 81 98 87 80 80 84 90 70 91 93 82 78 70

71 92 38 79 81 74 73 68 72 85 51 65 93 83 96 90

35 83 73 74 43 86 68 92 93 76 71 90 72 67 75 80

91 61 72 79 97 91 88 81 70 74 99 95 80 59 71 77 63

75 60 83 82 60 67 89 63 76 63 88 70 66 88

Data Arraynya :

• 35 38 43 48 49 51 58 59 60 60 61 63 63 63 65 66 66

67 67 68 68 70 70 70 71 71 71 72 72 72 73 73 74 74

74 74 75 75 75 76 76 77 78 79 79 79 80 80 81 81 82

82 83 83 83 85 85 86 87 87 88 88 88 89 89 90 90 90

91 91 91 92 92 93 93 93 95 97 98 99

Hasil Pendistribusian :

KELAS/KELOMPOK

Nilai Mahasiswa

FREKUENSI

31 – 40

41 – 50

51 – 60

61 – 70

71 – 80

81 – 90

91 - 100

2

3

5

14

24

20

12

JUMLAH 80

Beberapa Istilah

Ujung Bawah(UB) : Angka yg terdapat disebelah kiri IK.

Ujung Atas (UA) : Angka yang terdapat di sebelah kanan IK.

Batas UB = UB – 0,5.

Batas UA = UA + 0,5

Panjang kelas (Interval Kelas)= selisih 2 UB/UA berurutan.

Titik tengah / Tanda Kelas = wakil dalam kelas interval.

Titik tengah = ½ ( UB + UA ).

Rentang kelas (Range) = nilai max – nilai minimal.

Banyak kelas interval = 1 + 3.3 Log.n.

n = Banyaknya data.

JENIS-JENIS TABEL DF

1. Distribusi Frekuensi Relatif

• Mengetahui prosentase suatu kelompok terhadap

seluruh pengamatan.

• Rumus:

• Rumus : ( f/N ) x 100.

• Pengamatan terlalu kecil, prosentasenya akan terjadi

bias.

• Minimal sebanyak 60.

• n semakin mendekati 100 perhitungan prosentasenya

semakin tepat.

2. Distribusi frekuensi Kurang Dari Batas Bawah (< )

• Untuk mengetahui frekuensi data yang mempunyai

nilai di bawah kelompok tertentu.

• Perhitungannya menjumlah semua frekuensi yang

terletak sebelum nilai batas bawah kelompok tersebut.

3. Distribusi frekuensi Sama atau Kurang Dari Batas

Atas (≤)

• Menjumlahkan frekuensi pada kelompok yang

diinginkan dengan semua frekunesi kelompok

sebelumnya.

Biostatistik

4. Distribusi frekuensi Lebih Dari Batas Atas (>)

• Untuk mengetahui banyaknya frekuensi nilai ujian

mahasiswa yang lebih besar dari batas atas

kelompok

• Menjumlah semua frekuensi kelompok berikutnya.

5. Distribusi frekuensi Sama atau Lebih Dari

Batas Bawah(≥)

• Untuk memperoleh distribusi frekuensi kumulatif lebih

atau sama dengan nilai batas bawah

• Menjumlah frekuensi kelompok yang bersangkutan

ditambah dengan frekuensi kelompok berikutnya.

KELAS f % < BB > BA

35 – 44

45 – 54

55 – 64

65 – 74

75 – 84

85 – 94

95 -105

3

3

8

22

19

21

4

3,75

3,75

10

27,5

23,75

26.25

5

0

3

6

14

36

55

76

77

74

66

44

25

4

0

Tugas :

50 78 88 51 53 67 78 90 76 54

58 77 87 56 66 76 86 78 74 73

78 77 57 78 89 87 77 65 63 60

67 88 61 60 54 53 76 71 74 89

78 88 90 95 56 72 77 89 94 91

67 56 59 65 90 80 82 67 77 87

TUJUAN :

Mahasiswa akan dapat memuat sajian data dalam bentuk teks, tabel dan grafik

PENYAJIAN DATA

• Merupakan salah satu kegiatan pembuatan laporan hasil

penelitian untuk dipahami dan dianalisis sesuai dengan

tujuan yang diinginkan.

• Sederhana dan jelas agar mudah dibaca.

• Maksud : Mudah memahami apa yang kita sajikan untuk

penilaian atau perbandingan.

• Bentuk penyajian dapat berupa tulisan(teksual), table,

dan grafik.

1. TEKSTUAL

• Merupakan gambaran umum tentang kesimpulan hasil

pengamatan.

• Dalam bidang kesehatan, hanya digunakan untuk

memberikan informasi.

• Banyak digunakan bidang social, ekonomi, psikologi dll

dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif.

2. TABEL

• Penyajian data dalam bentuk angka-angka yang

disusun secara teratur dalam baris dan kolom.

• Banyak digunakan pada penulisan laporan hasil

penelitian

• Maksud : Mudah memperoleh gbr. rinci ttg hasil

penelitian.

• Suatu tabel yang lengkap terdiri dari nomor tabel,

judul tabel, badan tabel, catatan kaki dan sumber

data.

Biostatistik

NO.

JUDUL TABEL

BOX

HEAD

JUDUL KOLOMJUMLAH

JUDUL

BARIS

Sel Sel Badan Tabel

Sel Sel

JUMLAHGRAND

TOTAL

Fote Notes

Sumber Data

Contoh .

Penjelasan

• Nomor tabel :

• Bila tabel > 1 sebaiknya diberi nomor

• Diletakkan di atas sebelah kiri sejajar judul tabel

• Judul Tabel :

• Singkat, jelas, dan berisi ttg apa, dimana, kapan,

• Harus konsisten dan menggambarkan isi tabel

Biostatistik

• Badan tabel :

• Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen,

dan sel

• Catatan Kaki :

• Untuk memberi keterangan ttg singkatan dan ukuran yg

digunakan.

• Biasanya menggunakan Tanda *

• Diletakan dibawah kiri tabel

• Sumber Data :

• Diletakkan dibawah catatan kaki

• Penting : Khususnya data sekunder

• Sumber ditulis lengkap : dari mana, apa, siapa, tahun

Biostatistik

BENTUK-BENTUK TABEL

1. Tabel Sinopsis

• Semua variable yang dikumpulkan dan ditulis dalam

baris dan kolom dengan urutan yang sama.

• Penting dalam perencanaan penelitian karena dapat

diketahui jumlah tabel dan variable yang akan dicari

hubungannya

Contoh :

Pendid

ikan

Pekerjaan Jmlh

Anak

Agama Persalina

n

Tempat

sampah

Pendidikan

Pekerjaan 1

Jmlh Anak 2 6

Agama 3 7 10

Persalinan 4 8 11 13

Tempat

sampah

5 9 12 14 15

Biostatistik

2.Tabel Induk

• Berfungsi sebagai referensi sering disebut tabel

referensi

• Pada tabel induk terdapat semua variable yang

dikumpulkan.

• Tidak dapat digunakan untuk mengadakan

perbandingan.

• Tabel induk biasanya ditempatkan dibelakang

sebagai lampiran.

Biostatistik

Contoh :

Gol

Umur

Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan Dsb.

Laki-

2

Wanita Tani Buruh PNS SD SMP SMA

Jumlah

Biostatistik

3. Tabel Kerja(Tabel Teks)

• Menggambarkan beberapa variable secara rinci.

• Berguna : Pembahasan, Perbandingan antara

variable atau hubungan antara dua variabel.

• Diambil dari tabel induk atau gabungan beberapa

tabel kerja.

• Biasanya disusun berdasarkan progresivitas,

tahun atau bergantung pada kebutuhan.

• Dari tabel teks dapat dibuat Tabel Silang(cross

table)

Contoh :

TINGKAT

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

BURUH TANI DAGANG PENGUSAHA

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

PT

Lain-Lain

JUMLAH

4. Tabel Kontingensi

• Disusun berdasarkan banyaknya baris dan kolom.

• Untuk memberikan gambaran hasil penelitian.

Banyak digunakan dalam perhitungan statistic

inferensial untuk pengujian hipotesis.

• Dinamakan sesuai dengan banyaknya baris dan

kolom.

Biostatistik

Contoh : Tabel 2x2

JUDUL KOLOM JUMLAH

JUDUL

BARIS

JUMLAH GRAND TOTAL

Biostatistik

Tabel 2x3

JUDUL KOLOM JUMLAH

JUDUL

BARIS

JUMLAHGRAND

TOTAL

Tabel berdasarkan penyusunan Judul

baris :

• Menurut Abjad

• Menurut Geografis

• Berdasarkan Perkembangan Waktu

• Berdasarkan Besarnya Angka

• Berdasarkan Kelaziman

• Berdasarkan Tingkatan

Biostatistik

3. GRAFIK

• Grafik lebih menarik dan lebih mudah dipahami,

• Yang kurang jelas dlm table. lebih jelas dalam bentuk

grafik.

• Manfaat Grafik :

• Membandingkan beberapa variable, Kategori

dalam veriabel atau satu variabel pada waktu dan

tempat yang berbeda.

• Memprediksi perubahan.

• Mengetahui adanya hubungan dua variabel atau

lebih.

• Memberikan penerangan pada masyarakat.

Biostatistik

• Kerugian :

• Keterangan yang tidak rinci.

• Grafik harus dibuat dengan perhitungan yang benar,

perhitungan yang salah mengakibatkan penilaian

yang salah.

• Informasi yang disajikan terbatas.

• Beberapa Ketentuan Dalam Penyajian Grafik :

• Judul ditulis dengan jelas, singkat, dan sederhana.

• Bentuk grafik harus disesuaikan dengan data yang

ada.

• Grafik harus menarik.

• Keterangan dapat ditulis di bawah/dalam.

Biostatistik

JENIS-JENIS GAFIK

1. GRAFIK BALOK

• Beberapa hal yang harus diperhatikan, sebagai

berikut :

• Dapat digambar tegak atau melintang

• Antara balok terapat ruang yang lebih sempit

daripada balok.

• Lebar balok harus seimbang.

• Penggambaran harus dimulai dari titik nol.

• Keterangan / frekuensi sebaiknya tidak

dicantumkan di dalam/ di luar balok kecuali bila

terlalu besar.

• Dapat digambar berhimpitan untuk

menggambarkan kategori dalam satu variabel,

berikutnya merupakan data kontinu.Biostatistik

CONTOH:

Biostatistik

Contoh :

0 10 20 30 40 50 60

Kuartal 1

Kuartal 2

Kuartal 3

Kuartal 4

Anak

Bayi

Busui

Bumil

Biostatistik

GRAFIK BALOK

Biostatistik

2. HISTOGRAM

• Tidak seperti grafik balok, histogram data kontonue,

• Menggambarakan tingkat pengukuran ordinal atau interval.

• Tingginya balok :frekuensi kejadian,

• Aksis horizontal : kategori atau interval-interval kelas.

• Pedoman yang harus diperhatikan adalah :

• Menggunakan kelas sebenarnya.

• Dapat pula digambar berdasarkan nilai tengah

setiap interval kelas.

• Tidak ada kelas terbuka dalam distribusi frekuensi.

Histogram

82

0

2

4

6

8

10

14

12

FREKUENSI

INTERVAL

KELAS/KELAS

SEBENARNYA0.5 3.5 5.5 7.5 9.5 11.5 13.5

3. POLIGON FREKUENSI

• Dibentuk dari suatu histogran dengan menggabungkan

pusat puncak setiap kolom.

• Pusat puncak titik kolom adalah merupakan tanda kelas

interval.

Poligon

84

0

2

4

6

8

10

14

12

FREKUENSI

INTERVAL KELAS1 3 5 7 9 11 13

Histogram dan Poligon

85

0

2

4

6

8

1

0

14

1

2

FREKUENSI

INTERVAL KELAS1 3 5 7 9 11 13

4. PIE DIAGRAM

• Untuk membandingkan kategori-kategori dalam suatu

variabel.

• Ketentuan Pembuaran Pie Diagram berikut ini :

• Besar lingkaran harus enak dipandang.

• Kategori yang dibandingkan biasanya 4 – 6

kategori.

• Sudut segmen tidak terlalu kecil agar dapat

dibedakan.

• Tiap segemen dapat diberi warna

• Besarnya segmen harus menggambarkan

prosentase yang sesuai.

CONTOH :

5. GRAFIK GARIS

• Menggambarkan suatu keadaan yang berurutan

dalam skala waktu, tahun dan lain-lain.

a. Grafik Frekuensi Kumulatif (Ogive)

• Dihasilkan dari data distribusi frekuensi kumulatif

dan digunakan untuk menentukan posisi individu

dalam suatu kelompok.

Contoh Ogive :

89

0

5

10

15

20

25

35

30

FREKUENSI

INTERVAL KELAS1 3 5 7 9 11 13

Contoh Grafik garis:

DIAGRAM PENCAR

• Dihasilkan dari titik-titik koordinat dan merupakan grafik korelasi

atau kecenderungan .

• Untuk mengetahui hubungan antara dua bariabel yang

perpasangan.

• Titik pertemuan antara dua variabel yang berpasangan disebut titik

koordinat : dihubungkan membentuk grafik garis.

• Garis yang terbentuk lurus : grafik korelasi sederhana ( korelasi

linier).

• Garis linier dari kiri bawah ke kanan atas disebut korelasi positif

• Garis korelasi dari kiri atas ke kanan bawah disebut korelasi

negative.

• Bila titik koordinat tidak membentuk pola tertentu mungkin variabel-

variabel tsb. tidak mempunyai korelasi.

CONTOH :

GAMBAR

Berupa diagram yang menyatakan frekuensi distribusi

data disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada

hubungannya dengan keadaan data yang akan

dipresentasikan.

Contoh : Jumlah kasus rabies :

= 2006 Ket : = 10 kasus

= 2007

= 2008

Contoh :

94

2000

2001

2002

2003

= 100.000

JUMLAH EKSPOR MEUBEL INDONESIA

ANALISA DATA

1. UKURAN TENDENSY CENTRAL

• Nilai tengah ialah suatu nilai yang dapat mewakili

sekelompok.

• Nilai tengah juga disebut kecenderungan di tengah

(Central Tendency)

• Nilai tengah yang sering digunakan antara lain :

• Rata-rata hitung (Arithmatic Mean). Atau disingkat

Mean.

• Median , dan

• Modus (Mode)

1. MEAN

• Simbol rata-rata populasi adalah µ (mu)

• Simbol rata-rata sample digunakan symbol x.

• Rata-rata hitung ialah jumlah semua hasil pengamatan

(x) dibagi dengan banyaknya pengamatan (n).

Rumus : 6.1(Data Tunggal) :

X = x

n

RUMUS NILAI RATA-RATA

Rumus : 6.1(Data Tunggal) :

X = x

n

• Rumus diatas tidak efisien untuk jumlah data yang

banyak

• Untuk data yang banyak dpt didengan beberapa rumus :

• Distribusi frekuensi tanpa pengelompokkan

• Distribusi frekuensi kelompok dgn interval sama

• Distribusi frekuensi kelompok dgn interval tidak sama

• Perhitungan rata-rata dengan menggunakan kode

• Rumus 6.2 (Data tanpa Kelompok):

X = fx

n

• Rumus 6.3 (Dsitribusi Frekensi):

X = fNt

n

99

Tabel Distribusi Frekuensi :

BERAT BADAN f Nt fNt

41 – 45

46 – 50

51 - 55

56 – 60

61 – 65

66 – 70

71 – 75

76 – 80

4

4

1

2

5

7

5

2

43

48

53

58

63

68

73

78

172

192

53

116

315

476

365

156

JUMLAH 30 1.845

Nilai Rata-rata dgn menggunakan Kode

• Untuk mempermudah

• Caranya :

a. Tentukan satu kelas sbg titik Nol beri kode “d”

b. Utk kelas diatas titik nol diberi kode dgn tanda

negatif secara berurutan, utk diatas nol diberi kode

positif

c. Kalikan frekuensi tiap kelas dgn “d” pd kelas yg

sama

d. Hitung nilai tengah titik nol (Nt0)

e. Bagilah hasil point C dgn jumlah pengamatan dan

kalikan dgn interval kelas dan tambahkan dgn (Nt0)

101

RUMUSNYA :

X = Nt0 + i fd

n

Untuk interval kelas yg tidak sama :

a. Tentukan interval yg digunakan

b. Kode “d” diganti dgn ( Nti – Nt0) lalu dibagi dgn interval

(i)

c. Perhitunganya sama dgn df dgn interval kelas yg sama

102

Distribusi dgn IK yg tdk sama

BERAT

BADAN

f Nt dfd

41 – 50

51 – 65

66 – 70

71 - 80

8

8

7

7

45.5

58

68

75.5

-2.5

0

+2

+3.5

-20

0

+14

+24.5

JUMLAH 30 +18.5

Rata-rata dgn Pembebanan

• Bila jumlah pengamatan tiap klpk tidak sama maka

perhtiungan rata-2nya harus dilakukan dgn

pembebanan

• RUMUS :

XW = nXi

n1

104

MEDIAN• Median berbeda mean

• Median hanya menyatakan posisi tengah dari sederatan

angka hasil pengamatan sedemkian rupa sehingga

membagi dua sama banyak.

• Ini berarti bahwa 50% nilai terletak di bawah median dan

50% terletak di atas median

• Rumus Letak Median :

• Data ganjil :

Me = ( n + 1 )/2

• Data Genap :

Me = (n/2 + n/2+1)/2 (Jumlahkan dua Data yg paling

tengah dibagi dua)

• Perhitungan Pada data Distribusi Frekuensi

• Rumus :

• Me = b + p (½ n – f)

• FKeterangan : Me = Median

b = Batas bawah Kelas Median

p = Panjang kelas

f = Jumlah kumulatif frekuensi sebelum kelas median

F = Frekuensi kelas median

n = Banyaknya pengamatan

MODUS

• Modus : dinyatakan dalam frekuensi terbanyak dari data

kualitatif dan kuantitatif.

• Modus dapat pula dinyatakan sebagai puncak dari suatu

kurva.

• Modus jarang digunakan karena sangat dipengaruhi

oleh nilai ekstrim dan letak modus akan berubah dengan

mengikuti nilai ekstrim.

• Perhitungan Data Yang Dikelompokkan

• Rumus 6.6 :

Mo = b + p ( b1 )

b1 + b2

• Keterangan :

• Mo = Modus

• b = Batas bawah kelas dimana modus berada

• p = Panjang interval Kelas modus

• b1=selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelum kelas

modus

• b2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelah kelas

modus

UKURAN PENYIMPANGAN

(NILAI DISPERSI)

Tujuan :

Mahasiswa akan dapat mengitung nilai Range,

Kuartil, Desil, Presentil, Varians, Standar Deviasi

UKURAN DISPERSI

• Penyebaran atau variasi dari nilai mean disebut juga

Dispersi.

• Perhitungan dispersi sangat penting karena beberapa

hal sebagai berikut :

• Mendapatkan informasi tambahan tentang penyimpangan

• Menilai ketepatan nilai tengah dalam mewakili distribusinya

• Menganalisa melalui perhitungan statistic yang lebih mendalam.

• Terjadinya variasi merupakan peristiwa alamiah,

disebabkan :

• Adanya variasi antar-individu yang disebut variasi

eksternal.

• Adanya variasi intra-individu yang disebut variasi

internal.

RANGE

• Paling sederhana hanya melibatkan 2 nilai dalam

distribusi, yaitu nilai terbesar dan nilai terkecil.

• Range adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai

terkecil

• Dalam hal ini kegunaan Range sangat terbatas

karena :

• Hanya melibatkan nilai terbesar dan terkecil

• Sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrim.

• Tidak dapat ditentukan pada distribusi dengan kelas

interval terbuka.

• Range dpt digunakan utk memperkirakan hasil

perhitungan SD.

• Pada Distribusi Normal : 1 SD = 1/6 Range

• Dapat terjadi 2 distribusi :

• Range yg sama tapi mean berbeda

• Mean yg sama tapi range berbeda

112

CONTOH :BERAT BADAN

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

40

43

49

60

60

64

65

65

66

70

40

40

40

40

43

45

50

52

55

70

JUMLAH 582 JUMLAH 474

RANGE 30 RANGE 30

RATA-RATA 58,2 RATA-RATA 47.4

113

CONTOH :NILAI UJIAN

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2

40

45

50

55

60

10

25

55

70

90

JUMLAH 250 JUMLAH 250

RANGE 20 RANGE 80

RATA-RATA 50 RATA-RATA 50

114

UKURAN KUARTIL

• Data yg telah disusun dibagi 4 bagian yg sama disebut

Kuartil

• K1 = 25 %, K2 = 50% , K3 = 75%

• Kelebihan :

• Menggunakan 50 % bagian tengah, tdk

dipengaruhi oleh nilai ekstrim

• Posisi K1,K2,K3 dapat dihitung

• K2 = Median

• Dapat dihitung Dispersinya pd Kelas Terbuka

115

RENTANG ANTAR KUARTIL

• Adalah Selisik antara K3 – K1 = 50% bagian tengah

• Setengah RAK = Simpangan kuartil

• Cara Perhitiungan :

• Tentukan Letak K3 dan K1 :

• Rumus :

K3 = ¾(n + 1) dan K1 = ¼ (n + 1)

• Hitung Nilai K3 dan K1

• Rumus :

K3 dan K1 = L + b (S –L)

• L = Nilai sebelum K3 dan K1

• B = kekurangan unit utk mencapai letak K3/K1

• S = Nilai dimana K3/K1 berada116

KUARTIL DGN DATA KELOMPOK

• Letak kuartil : Rumus : x = (K x n)/4

• RUMUS data kelompok :

Kk = L + i (x – fkum)/f

• L = Batas bawah dimana kuartil berada

• i = Interval kelas

• fkum = Frekuensi kumulatif sebelum kuartil

• f = Frekuensi dimana kuartil berada

• x = Letak kuartil

117

DEVIASI KUARTIL

• Adalah Ukuran Dispersi berdasarkan rentang antar-

kuartil dgn median sbg posisi tengah

• Rumusnya :

Dk = (K3 – K1)/2

• Median atau K2 = Median

• Rumus :

Me = (K3 + K1)/2

118

DESIL (DECILE)

• Adalah data yg disusun dibagi 10 bagian yg sama

• Rumus Letak Desil(Data Tunggal):

Dd = Data ke d(n + 1)/10

• Rumus Desil :

Nilai Dd = L + b (S – L)

• L = Nilai sebelum Dd

• S = Nilai dimana Dd berada

• b = Kekurangan unit utk mencapai Dd

119

DESIL PADA DATA KELOMPOK :

Letak Dd pada data ke x = (d x n)/10

Dd = Desil ke 1, 2, 3, ………..9

n = jumlah pengamatan

Rumus :

Nilai Dd = L + i(x – fkum)/f

L = Batas bawah dimana Desil berada

i = Interval kelas

fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Desil

f = Frekuensi dimana desil berada

x = Letak Desil

120

PERSENTIL (PERCENTILE)

• Adalah data yg disusun dibagi 100 bagian yg sama, kita

dapatkan 99 bagian yg sama

• Rumus Letak Presentil(Data Tunggal):

Pp = Data ke p(n + 1)/100

P = 1,2,3……..99

• Rumus Presentil :

Nilai Pp = L + b (S – L)

• L = Nilai sebelum Pp

• S = Nilai dimana Pp berada

• b = Kekurangan unit utk mencapai Pp

121

DATA KELOMPOK :

Letak Pp pada data ke x = (p x n)/100

Pp = Precentil ke 1, 2, 3, ………..99

n = jumlah pengamatan

Rumus :

Nilai Pp = L + i(x – fkum)/f

L = Batas bawah dimana Presentil berada

i = Interval kelas

fkum = Frekuensi kumulatif sebelum Presentil

f = Frekuensi dimana presentil berada

x = Letak presentil

122

MEAN DEVIATION

• Merupakan dasar dari SD dan Variance

• Mean Deviasi = Jumlah selisih antara hasil setiap

pengamatan dengan rata-rata dibagi dengan

banyaknya pengamatan

• Kemungkinan diperoleh nilai negatif ,maka dlm MD

diambil angka mutlaknya

• Berguna utk mengetahui variasi dlm satu klpk, atau

membandingkan variabilitas dua klpk atau lebih

123

Rumus :

• Populasi :

MD = |X – µ|

n

• Sampel :

MD = |x – x|

n

124

STANDAR DEVIASI

• Simpangan baku (Standar Deviastion) ukuran dispersi

yang sangat penting dan banyak digunakan dalam

statistic.

• Penyimpangan atau selisih nilai hasil pengamatan

dengan rata-rata dapat menghasilkan nilai yang

negative.

• Jumlah seluruh hasil pengamatan dengan rata-rata yang

telah dipangkatkan dua dibagi dengan jumlah

pengamatan disebut Variance.

• Bila varians ditarik akarnya maka akan menghasilkan

Simapangan Baku (Standar deviasi).

RUMUS

• Data tidak dikelompokkan(Varians) :

S² = (X – x)² atau S² = n. X² – ( x)²

n - 1 n ( n – 1 )

Rumus Standar Deviasi 6.7b :

SD =√ (X – x)² atau SD= √n. X² – ( x)²

• n - 1 n( n – 1)

• Atau

SD = √S²

• Data dikelompokkan (Varians) :

S² = f(X –x)² atau S² = n. f X² – ( fx)²

• n - 1 n( n – 1)

Rumus Standar Deviasi 6.8b :

SD = √ f(X – x)² atau SD=√n. f X² – ( f x)²

n - 1 n( n – 1)

Keterangan :

• S² = Varians x = Rata-rata f = Frekuensi

• n = Banyaknya pengamatan X = Hasil Pengamatan

VITAL STATISTIK

TUJUAN :

Setelah mengikuti pokok bahasan ini

mahasiswa diharapkan akan dapat

menghitung, angka kelahiran, angka kematian,

angka kesakitan

CONTOH :

• Di Kec. A jumlah penduduk pertengahan tahun

sebanyak 25.000 jiwa terdiri dari laki-2 10.000

jiwa dan wanita 15.000 jiwa. Dari 15.000 wanita

terdapat 10.000 wanita usia 15-49 thn,250

diantaranya wanita usia 20 – 24 tahun. Selama

1 tahun terdapat 40 kelahiran hidup, 5

diantaranya dilahirkan oleh wanita berusia 20 –

24 thn. Selain itu terjadi kematian ibu

melahirkan sebanyak 3 kasus dan bayi yang

meninggal sebelum usia 1 tahun sebanyak 2

orang.

STATISTIK KELAHIRAN

• Adalah salah satu tekhnik untuk menilai status

kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu

• Jenis statistik kelahiran :

• Angka kelahiran kasar /Crude Birth Rate (CBR)

• Angka Fertilisasi Umum /General Fertility Rate (GFR)

• Angka Fertilisasi Spesifik-Usia/ Age Specific Fertility

Rate (ASFR)

Angka Kelahiran kasar(CBR)

Menggambarkan angka kelahiran hidup dalam satu

tahun

Paling Umum digunakan untuk menilai tingkat fertilisasi

penduduk

RUMUS :

CBR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100

Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Fertilisas Umum(GFR)

Yaitu angka kelahiran yang dikaitkan dgn tingkat

“Reproduktivitas” wanita dlm status mampu hamil

Masa mampu hamil wanita 15 – 49 tahun

RUMUS :

GFR = Jumlah kelahiran hidup dlm 1 tahun X 100

Jumlah Wanita Usia 15 – 49 tahun

Angka Fertilisas Spesifik-Usia (ASFR)Lebih bersifat informatif dibanding angka fertilisasi

umum, karena fertilisasi wanita usia muda berbeda dgn

fertilisasi wanita usia tua.

RUMUS :

ASFR = Jumlah kelahiran hidup dari wanita dgn usia t3 X 100

Jumlah Wanita dgn usia tertentu

• Jumlah pendududk yang menderita

penyakit sebanyak 300 org, 100

diantaranya disebabkan oleh diare. Pada

bulan juli – sept jumlah kasus diare

sebanyak 25 org dan dalam 1 bln terakhir

terjadi kasus diare sebanyak 75 kasus

yang menyebakan kematian sebanyak 5

org, dari seluruh jumlah kematian selama

1 tahun sebanyak 20 orang. 8 kematian

diantaranya adalah terjadi pada klpk usia

40-44 thn dimana jumlah klpk umur 40-44

thn adalah 1000 orang.

STATISTIK KESAKITAN

• Merupakan indikator yg penting dalam mengevaluasi

tingkat kesehatan masyarakat

• Terdapat 2 indikator angka kesakitan yaitu :

• INSIDENSI

• PREVALENSI

• Insidensi digunakan pd kasus-kasus BARU

• Prevalensi digunakan untuk penjumlahan kasus BARU

dan LAMA

Angka Insidensi (IR)

• Angka insidensi suatu penyakit adalah angka yg

menggambarkan kejadian atau timbulnya suatu penyakit

(kasus baru) dlm kurun waktu tetentu pada masyarakat.

• Menunjukkan CEPAT/TIDAKNYA penyebaran suatu

penyakit

• RUMUS :

IR = Jumlah kasus baru suatu penyakit dlm 1 thn x 1000

Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Prevalensi (PR)

• Angka Prevalensi suatu penyakit adalah angka yg

menggambarkan jumlah penderita (kasus lama dan

baru) suatu penyakit tertentu dlm kurun waktu tetentu

pada masyarakat.

• Ada 2 macam Angka Prevalensi :

• Point Prevalensi : Dihitung berdasarkan kenyataan

pada saat tertentu

• Periode Prevalensi : Dihitung berdasarkan periode

waktu tertentu

• RUMUS POINT PREVALENSI

Pt R = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pada suatuwaktu tertentu x 100

Jumlah penduduk pada saat tertentu

• RUMUS PERIODE PREVALENSI

PR = Jumlah Semua kasus (Lama & baru) pd periode waktu tertentu x 100

Jumlah penduduk pada periode tersebut

Rasio Fatalisasi Kasus (CFR)

• Digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program

pengobatan yg dilakukan terhadap suatu wabah

penyakit dlm masyarakat

• Menunjukan probabilitas kematian yg terjadi pada suatu

wabah penyakit tertentu.

• RUMUS :

CFR = Jumlah kasus mati pd pentakit tertentu x 100

Jumlah semua kasus penyakit tertentu

STATISTIK KEMATIAN

• Adalah angka yang menggambarkan frekuensi relatif

terjadinya kematian dalam periode tertentu pada

masyarakat tertentu.

• Beberapa Statistik Kematian :

• Angka Kematian kasar (CDR)

• Angka Kematian Spesifik (ASDR, CSDR)

• Angka kematian Ibu (MMR)

• Angka Kematian Bayi (IMR)

Angka Kematian Kasar

• Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa

kematian secara umum dalam populasi tertentu dalam

satu tahun

• RUMUS :

CDR = Jumlah kematian dalam 1 tahun X 1000

Jumlah penduduk pertengahan tahun

Angka Kematian Spesifik

1. Angka Kematian spesifik - Umur (ASDR)

• RUMUS :

ASDR = Jumlah kematian menurut klp usia tertentu dlm 1 tahun X 1000

Jumlah penduduk usia klpk t3

Angka Kematian spesifik - Penyebab (CSDR)

• RUMUS :

CSDR = Jumlah kematian menurut kasus tertentu dlm 1 tahun X 1000

Jumlah penduduk yang mengalami kasus t3

Angka Kematian Ibu (MMR)

Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa

kematian ibu karena proses persalinan dan nifas

RUMUS :

MMR = Jumlah kematian ibu melahirkan/nifas dlm 1 tahun X 1000

Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun

Angka Kematian Bayi (IMR)

Adalah angka yang menggambarkan besarnya peristiwa

kematian individu usia dibawah 1 thn

RUMUS :

IMR = Jumlah kematian bayi usia < 1 dlm 1 tahun X 1000

Jumlah kelahiran hidup pertengahan tahun

PENGUJIAN

HIPOTESISTUJUAN :

MAHASISWA AKAN DAPAT MENJELASKAN

PENGERTIAN DAN JENIS HIPOTESIS, PENGUJIAN

SATU SISI DAN DUA SISI, TEORI KESALAHAN,

LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN HIPOTESIS

145

PENGERTIAN HIPOTESIS

• Hipo = di bawah (lemah)

• Thesis = dalil = kaidah = hukum

• Pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah, Yang kebenaranya masih rendah sehingga perlu dibuktikan/diuji dengan menggunakan data emprirk

• Jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan untuk selanjutnya diuji secara empirik melalui penelitian yg dilakukan.

• Penjelasan sementara yang diajukan

untuk menerangkan fenomena

problematik atau persoalan penelitian

yang dihadapi

• Suatu pernyataan tentang hubungan

(yang diharapkan) antara dua variabel

atau lebih yang memungkinkan untuk

pembuktian secara empirik

CIRI-CIRI HIPOTESIS

Kalimat deklaratif

Mengekspresikan korelasi dua variabel

atau lebih

Merupakan jawaban tentatif (sementara

terhadap permasalahan)

Memungkinkan untuk dibuktikan secara

empirik

SYARAT-SYARAT HIPOTESIS

• Relevance : Sesuai dengan masalah yang akan diteliti

• Testability : Dapat dilakukan pengukuran

• Compatibility : Tidak bertentangan dengan hipotesis

yang sudah pernah ada

• Predictive : memiliki nilai ramal

• Simplicity : Dibuat sesederhana mingkin

JENIS HIPOTESIS

• Hipotesis Kerja (hipotesis alternatif, hipotesis penelitian,

H1)

• Hipotesis Nihil (Ho) : Uji Statistik

• Hipotesis Sebab – Akibat

• Variabel X adalah Berhubungan dengan

Variabel Y

• Variabel X meningkat Jika Variabel Y

meningkat

• Variabel X meningkat dan veriabel Y

menurun

HIPOTESIS KERJA

• Hipotesis yg akan dibuktikan/diuji

kebenarannya dengan penelitian yg

dilakukan

• Apabila…, maka ….

• Ada hubungan antara …. dengan …

• Ada perbedaan antara … dengan …

• Tgtg: (1) rumusan masalah; (2) model

kerangka teoritik yg dikembangkan

ADA 2 JENIS HOPTESIS KERJA Hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor

Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa (satu arah)

Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibandingkan uban orang desa (2 arah)

Satu ekor arah jelas; Dua ekor belum jelas arahnya Ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg

digunakan untuk menyusun hipotesis Mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pd

analisis hasil.

HIPOTESIS NOL

Ho adalah kebalikan dari hipotesis kerja (H1)

Tidak ada korelasi antara … dengan …

Tidak ada perbedaan antara … dengan …

Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg digunakan untuk pembuktian dengan analisis statistik, karena semua analisis statisytik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil

TEORI KESALAHAN

• Keputusan terhadap suatu obyek penelitian/populasi

berdasarkan informasi yang berasal dari sample :

keputusan statistic atau Statistic Decision.

• Untuk mencapai keputusan statistic harus membuat

asumsi atau perkiraan terhadap segala kemungkinan

yang akan terjadi pada suatu populasi, dimana

kemungkinan itu dapat betul atau salah dan disebut

sebagai Statistic Hypothesis.

• Untuk keperluan Hipotesis Statistik, kita harus membuat

suatu ketentuan apakah menerima atau menolak suatu

hipotesis.

• Bila tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistic

antara parameter sample dengan parameter populasi,

maka disebut sebagai Hipotesis Nol (Ho), sedangkan

bila ada perbedaan disebut sebagai Hipotesis Alternatif

(Ha).

• Bila menolak suatu hipotesis, namun sebenarnya dapat

diterima keadaan ini sebagai kesalahan Alpha (Type I

Error),

• Bila menerima suatu hipotesis namun sebenarnya harus

ditolak keadaan ini disebut kesalahan Beta .

Hipotesis H diterima H ditolak

H Benar Keputusan Benar Type I Error (Alpha)

H Salah Tipe II Error (Beta) Keputusan Benar

HUBUNGAN NILAI ALFA DAN NILAI Z

LEVEL OF SIGNIFICAN (ALFA) 0.10 0.05 0.01

DAERAH KRITIS Z UNTUK TES

SATU EKOR± 1.28 ± 1.645 ± 2.33

DAERAH KRITIS Z UNTUK TES

DUA EKOR± 1.645 ± 1.96 ± 2.58

157

UJI HIPOTESIS

158

PENGANTAR

• PENGUJIAN HIPOTEISIS DAPAT DILAKUKAN

BERGANTUNG PADA :

• ARAH UJI (SATU/DUA PIHAK)

• BESARNYA SAMPEL

• KESALAHAN BAKU DAN PERBEDAAN DUA

POPULASI

• SAMPLER BERPASANGAN ATAU TIDAK

159

UJI CHI-SQUARE (²)

• SYARAT UJI CHI-SQUARE :

• Jumlah Sampel Harus Cukup Besar (n>30)

• Pengamatan harus independen(unpaired)

• Skala nominal/ordinal

• Min 80 % dari sel mempunyai nilai E >5

• Salah satu atau kedua variabel mempunyai kategori >

2(buka tabel 2x2)

160

CHI-SQUARE (²)

• Besarnya Derajat Kebebasan :

Df = (c – 1)(r – 1)

• Kemaknaan pada uji chi-square ditentukan berdasarkan nilai alpha

yang dipilh dan derajat kebebasan.

• Suatu hasil uji dikatakan bermakna apabila nilai ² hitung lebih

besar dibandingkan dengan nilai ² pada tabel(Bergantung pada

nilai alpha dan Degree of Freedom)

• Rumus 7.2 :

• ² = ( O – E )²

• E

Keterangan :

O = Frekuensi Observasi E= Frekuensi nilai harapan (Expected frecuency)

E = Total Baris x Total Kolom

Grand Total

CONTOH :

HUBUNGAN ANTARA SUMBER AIR MINUM DENGAN KEJADIAN

DIARE

DIARE

SUMBER

DIARE (+) DIARE (-) JUMLAH

SUNGAI 49 39 88

SUMUR 6 14 20

PDAM 4 12 16

JUMLAH 59 65 124

162

TABEL DISTRIBUSI CHI-SQUARE(X²)

df

TINGKAT KEMAKNAAN (ALFA)

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1.32

2.77

4.11

5.39

6.63

7.84

9.04

10.22

11.39

12.55

13.70

14.85

2.71

4.61

6.25

7.78

9.24

10.64

12.02

13.36

14.68

15.99

17.28

18.55

3.84

5.99

7.81

9.49

11.07

12.59

14.07

15.52

16.92

18.31

19.68

21.03

5.02

7.38

9.35

11.14

12.83

14.15

16.01

17.53

19.02

20.48

21.92

23.34

6.6

9.2

11.3

13.3

15.1

16.8

18.5

20.1

21.7

23.2

24.7

26.2

7.9

10.6

12.8

14.9

16.7

18.5

20.3

22.0

23.6

25.2

26.8

28.3

10.8

13.8

16.3

18.5

20.5

22.5

24.3

26.1

27.9

29.6

31.3

32.9

163

UJI YATE’S CORRECTION

• Pada df = 1 (tabel 2 x 2) tidak ada nilai E < 5 karena

over estimate sehingga banyak hipotesis yang ditolak

kecuali dengan koreksi dari Yates.

Rumus Yates Correction 7.2 :

² = ( O – E ) – 0,5)² atau

E

² = (Іad– bcІ) – 0,5N)²N

r1r2s1s2

UJI FISHER EXACT :

• TABEL 2 X 2

• n < 20

• 20 <n<40 dan nilai E < 5

• RUMUS :

P =(a+b)!(c+d)!(a+c)!(b+d)!

n!a!b!c!d!

165

COBALAH DIRUMAH ANDA!!!!

• Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh

pendapatan dgn status gizi balita lalu dilih

sampel sebanyak 200 orang dari 3 golongan

pendpatan kelrg, masing-masing pendapatan

tinggi 70 orang, menegah 70 orang dan rendah

60 orang. Ternyata ditemukan sebanyak 90 bayi

memiliki status gizi baik sisanya gizi buruk. Dari

90 orang tersebut 40 berasal dari ekonomi tinggi,

30 ekonomi menegah sisanya ekonomi rendah.

• Buatlah Hipotesisnya

• Uji Hipotesisi tersebut pada alpha = 0.05

• Buat kesimpulan peneltiannya

167