biokimia iii
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM IX
Topik : Enzim Katalase
Tujuan : 1. Untuk membuktikan bahwa anzim katalase adalah protein
2. Untuk membuktikan pengaruh enzim katalase pada kepekatan
Hari/ Tanggal : Jum’at /14 Mei 2010
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Tabung reaksi 6. Gelas kimia
2. Rak tabung reaksi 7. Sentrifuge
3. Pisau / silet 8. Tabung sentrifuge
4. Pipet tetes
5. Blender
Bahan :
1. Hati ayam
2. H2O2 50 %
3. NaOH 10 %
4. CuSO4 1 %
5. Air
6. Kertas Label
II. CARA KERJA
A. Pembuktian Enzim Katalase adalah Protein
1. Menimbang hati ayam seberat 5 gr dan menghaluskannya dengan
menggunakan lumpang porselin + alunya.
2. Menambahkan 20 ml aquadest dan mengaduk hingga homogen.
3. Menyaring campuran hati dan menampung dalam beacker glass.
4. Memasukkan ekstrak hati ke dalam tabung sentrifuge hingga
diperoleh super natan (SLE).
5. Memasukkan 1 ml SLE ke dalam tabung reaksi.
6. Melakukan uji biuret dengan meneteskan larutan NaOH 10% dan
larutan CuSO4 1% (masing-masing 2 tetes)
7. Mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi.
B. Pengaruh Kepekatan terhadap kerja Enzim Katalase
1. Menyediakan 6 tabung reaksi dan memberi label A, B, C dan 1, 2,
3.
2. Mengisi tabung A, B, C dengan 1 ml larutan H2O2 0,2 % (hidrogen
peroksida) masing-masing sebanyak 1 ml.
3. Membuat SLE dengan berbagai kepekatan, yaitu :
a. 100% SLE memasukkan ke dalam tabung reaksi 1
b. 50% SLE memasukkan ke dalam tabung reaksi 2
c. 25% SLE memasukkan ke dalam tabung reaksi 3
4. Meneteskan SLE pada tabung 1 ke dalam tabung A dan
menghitung banyaknya tetesan SLE yang diperlukan untuk
menguraikan H2O2 sampai gelembung tidak timbul lagi.
5. Meneteskan SLE pada tabung 2 ke dalam tabung A dan
menghitung banyaknya tetesan SLE yang diperlukan untuk
menguraikan H2O2 sampai gelembung tidak timbul lagi.
6. Meneteskan SLE pada tabung 3 ke dalam tabung A dan
menghitung banyaknya tetesan SLE yang diperlukan untuk
menguraikan H2O2 sampai gelembung tidak timbul lagi.
7. Membuat grafik yang menghubungkan antara kepekatan enzim
katalase dengan banyaknya tetesan untuk menguraikan H2O2.
III. DASAR TEORI
Enzim berasal dari bahasa Yunani ( en = dalam ; zyme = bahan untuk
mengembangkan roti. Zyme sering pula diartikan sebagai ragi ). Enzim adalah
senyawa organik, yang berfungsi mempercepat reaksi metabolisme dalam tubuh
tetapi tidak ikut bereaksi. Enzim merupakan substansi penting dalam setiap reaksi
kimia dalam sel. Orang pertama yang menemukan enzim adalah Eduard dan
Hans Bucher . mereka menemukan enzin setelah mengadakan percobaan dengan
menggunakan ekstrak sel-sel ragi yang ternyata dapat mempercepat proses
fermentasi. Karena enzim dapat mempercepat raksi kimia , berarti enzim
merupakan katalis. Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat di dalam sel
makhluk hidup sehinga enzim disebut juga biokatalisator.
Struktur Enzim
Penyusunan enzim yang utama adalah molekul protein. Secara kimia,
enzim tersusun atas dua bagian, yaitu :
1. Bagian protein ( apoenzim )
Bagian protein yang bersifat labil ( mudah berubah ) dan tidak tahan
panas (termolabil), mislanya terpengaruh suhu dan keasaman.
2. bagian non protein ( gugus prostetik )
bersifat tahan panas karena biasanya logam, seperti seng dan besi , atau
berupa senyawa organik yang mengandung logam. Gugus protestik ini
merupakan gugusan yang aktif. Gugus protestik ini terbagi 2 bagian yaitu :
- Kofaktor
Gugus protestik ini berasal dari molekul-molekul anorganik yang berupa
ion metal, seperti ion besi ( Fe++ ), mangan ( Mn++ ), tembaga ( Cu+
+ ),dan natrium ( Na++ ).
- Koenzim
Koenzim merupakan molekul organik kompleks dan kebanyakan
merupakan vitamin atau turunan vitamin, seperti B1, B2, NAD+ ( Ion
Nicotinamide Adenin Dinukleotida ) dan FAD+ ( Ion Flavin Adenin
Dinucleotide ), dan NADP+ ( Nicotinamide Adenine Dinucleotida
Phosphate ).
Gabungan antara apoenzim dan gugus protestik disebut holoenzim.
Kadang-kadang antara apoenzim dan gugus protestik tidak bersatu atau
berpisah. Bagian gugus protestik yang lepas tersebut bisa berupa koenzim
atau kofaktor.
Cara Kerja Enzim
Enzim bekerja secara spesifik dan hanya bekerja pada substrat tertentu.
Kerja enzim bersifat reversibel ( berlangsung dua arah ). Pembentukan
kompleks enzim substrat terjadi karena pada permukaan enzim terhadap suatu
tempat untuk bergabung yang disebut lokasi aktif ( active site ).
Enzim katalase
Katalase dapat ditemukan pada jaringan hewan, tumbuhan dan golongan
mikroorganisme. Katalase berfungsi menguraikan H2O2 yang terbentuk
selama proses pernapasan (metabolisme sel) dengan reaksi sebagai berikut :
katalase
H2O2. H2O + O2
Rekasi diatas penting adanya, karena H2O2 bersifat toksik dan harus segera
dipecahkan menjadi air dan oksigen yang nontoksik. Katalase seperti halnya
enzim lainnya aktifitasnya dipengaruhi oleh faktor suhu, pH, konsentrasi
substrat dan lainnya.
IV. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuktian enzim katalae adalah protein
NO LARUTAN WARNA
1. SLE Merah Kecoklatan
2. SLE + Uji biuret Ungu Kecoklatan
Keterangan :
Biuret = NaOH + CuSO4
2. Pengaruh kepekatan terhadap kerja enzim
NO LARUTAN JUMLAH TETESAN
1. H2O2 + 100% SLE 254 tetes
2. H2O2 + 50% SLE 182 tetes
3. H2O2 + 25% SLE 122 tetes
3. Grafik hubungan antara kepekatan enzim katalase dengan jumlah tetesan
100% 50% 25%0
50
100
150
200
250
300
254
182
122
Tetesan H2O2
V. ANALISA DATA
A.Pembuktian enzim katalase sebagai protein
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan ekstrak
hati yang di masukkan kedalam sentrifuge akan berubah menjadi super
natan yang berwarna merah kecoklatan. Untuk membuktikan bahwa enzim
katalase adalah protein maka dilakukan uji biuret yang diteteskan kedalam
gelas kimia yang berisi SLE. Dari percobaaan ini telah mengalami
perubahan warna yang awalnya berwarna merah kecoklatan menjadi
warna ungu kecoklatan. Dari adanya warna ungu tersebut telah
menunjukan bahwa suatu bahan tersebut mengandung protein. SLE
tersebut mengandung enzim yaitu enzim katalase. Jadi dapat dikatakan
bahwa enzim juga merupakan suatu protein.
B.Pengaruh kepekatan terhadap kerja enzim katalase
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan ini
dapat dilihat adanya perbedaan jumlah tetesan H2O2 yang perlu
ditambahkan kedalam SLE sampai tidak adanya gelembung. Pada 100%
SLE gelembung belum juga menghilang padahal sudah ditetesi dengan
H2O2 sebanyak 254 tetes. Pada 50 % SLE gelembung menghilang setelah
ditetesi 182 tetes. Pada 25% SLE gelembung menghilang setelah ditetesi
H2O2 sebanyak 122 tetes.
Kerja enzim diantaranya dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan
substrat, suhu, pengaruh pH, pengaruh inhibitor. Percobaan yang kita
lakukan ini dapat saja di deskripsikan kedalam tubuh kita, yang juga
merupakan laboratorium yang memerlukan H2O2 untuk berbagai macam
reaksi. Enzim katalase terdapat didalam hati. Adanya enzim katalase ini
sangat berperan dalam membantu hati menawarkan racun-racunnyang
masuk kedalam sistem pencernaan. Enzim yang ada didalam hati ini
dideskripsikan sebagai SLE.
Jika suatu saat racun masuk kedalam tubuh kita maka akan
dinetralisir oleh hati dengan bantuan enzim katalase. Jika racun berupa
H2O2 masuk kedalam tubuh maka akan di uraikan oleh enzim katalase
menjadi air dan oksigen yang merupakan bahan-bahan nontosik.
Pada percobaan, ketika H2O2 kita reaksikan dengan enzim katalase,
maka akan terlihat gelembungyang muncul kepermukaan gelas dan adanya
penambahan air kedalam gelas tersebut. Adanya oksigen ini merupakan
bukti bahwa larutan tersebut telah terurai menjadi oksigen dan air.adanya
penambahan volume pada air juga merupakan bukti penguraian H2O2 juga
menghasilkan air. Semakin banyak H2O2 yang di masukkan kedalam SLE
maka semakin banyak pula gelembung yang di hasilkan dan akhirnya akan
menghilang karena talah bercampur dengan udara diluar.
C. Grafik hubungan antara kepekatan enzim katalase dengan jumlah
tetesan.
Seperti yang dapat dilihat digrafik maka dapat diketahui bahwa
semakin pekat larutan SLE nya maka semakin banyak pula tetesan H2O2
yang diperlukan. Tetapi disini sedikit ada kesalahan, karena waktu yang
terbatas dan larutan H2O2 habis maka SLE yang kepekatannya 100 %
tidak dapat selesai dengan baik, yaitu masih terdapatnya gelembung.
VI. KESIMPULAN
a. Denaturasi protein adalah protein yang mengalami kerusakan struktur
sepertii terjadinya perubahan fisik protein sehingga protein kehilangan
fungsinya.
b. Kebanyakan protein terdenaturasi jika dipanasakan pada suhu yang
tinggi (60-90oC).
c. Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein, seperti :
1. Suhu yang tinggi.
2. Pengaruh pH.
3. Pengaruh mekanik.
4. Pengaruh zat-zat kimia tertentu.
d. Enzim katalase adalah protein. Hal ini dibuktikan dengan adanya
warna ungu pada SLE setelah dilakukan uji biuret yang awalnya
berwarna merah kecoklatan menjadi warna ungu kecolatan.
Jawaban pertanyaan
1. Hubungan enzim dengan sistem protein adalah suatu asam amino tertentu
sebagai subtrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan berbagai enzim,
hal tersbut dapat digambarkan dalam contoh enzim katalase yang terdiri
dari atas protein dan ferriprotoferin. Ini membuktikan bahwa enzim
tersebut adalah protein dan mempunyai gugus protein, jadi termasuk ke
dalam golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri
atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein. Gugus bukan
protein ini yang dinamakan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein,
ada pula yang tidak begitu kuat. Gugs yang terikat kuat pada bagian
protein artinya yang sukar terurai dalam larutan disebut gugus prostetik,
sedangkan yang tidak begitu kuat ikatannya jadi mudah dipisahkan secara
dialysis disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim
merupakan bagian dari enzim yang memungkinkan enzim dapat bekerja
terhadap substrat.
2. Mekanisme pengeluaran enzim didahului dengan masuknya substrat.
Enzim yang bekerja terhadap substrat tersebut akan keluar dan mengikat
substrat tersebut. Karena sifat kekhasannya tersebut biasanya satu enzim
hanya bekerja pada substrat yang berkesesuaian bentuk atau konformasi
enzim tersebut.
3. Kerja enzim katalase terhadap substrat adalah hanya bekerja pada suatu
reaksi, harus ada hubungan atau kontak enzim katalase dengan
substratnya. Enzim katalase mempunyai ukuran yang lebih besar daripada
substratnya. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substratnya. Hubungan antara substrat dengan enzim
hanya pada bagian tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang
mengadakan kontak dengan substratnya dinamai bagian aktif. Hubngan ini
terjadi apabila bagian aktif ruang yang tempat menampung substrat.
Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak
dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J & Joan S. 1987. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Noorhidayati, dan Hardiansyah. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. PMIPA UNLAM Banjarmasin.
Lehninger, Albert. 1997. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar- Dasar Biokimia. UI-Press : Yogyakarta.
3. Grafik hubungan antara kepekatan enzim katalase dengan jumlah tetesan
100% 50% 25%0
50
100
150
200
250
300
254
182
122
Enzim Katalase
Tetesan H2O2
Kepekatan SLE
Tete
san
H2O
2