biokimia ii

16
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ( AKKC 223 ) UJI REAKSI PROTEIN Dosen Pengasuh Dra. Hj. Noorhidayati, M. Si. Drs. H. Hardiansyah, M. Si. Asisten Abdurahman Rifani Dewi Oleh Kelompok II Hadi Siswanto (A1C209210) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Upload: hadi-siswanto

Post on 25-Jul-2015

974 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biokimia II

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

( AKKC 223 )

UJI REAKSI PROTEIN

Dosen Pengasuh

Dra. Hj. Noorhidayati, M. Si.

Drs. H. Hardiansyah, M. Si.

Asisten

Abdurahman Rifani

Dewi

Oleh

Kelompok II

Hadi Siswanto

(A1C209210)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

APRIL2010

Page 2: Biokimia II

PRAKTIKUM VI

Topik : Reaksi uji protein

Tujuan : Untuk mengetahui uji protein dengan menggunakan larutan

biuret

Hari/Tanggal : Jum’at / 16 April 2010

Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Gelas ukur

5. Gelas kimia 100 ml

Bahan : 1. NaOH 2,5 N

2. Larutan protein :

a. Telur itik pantai

b. Telur itik tambak

c. Telur ayam kampung

d. Telur penyu

e. Telur puyuh

f. Susu kental manis

g. Susu segar

h. Susu cap beruang

i. Susu bubuk

j. Sari kacang hijau

3. CuSO4 0,01 M

II. CARA KERJA

1. Menambahkan 5 tetes NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml setiap larutan protein

dan mengaduknya/ mengocoknya pada tabung reaksi.

Page 3: Biokimia II

2. Menambahkan 5 tetes CuSO4 0,01 M ke dalam tabung reaksi yang sama

lalu mengocoknya, jika tidak timbul warna , menambahkan lagi setetes

atau 2 tetes CuSO4.

III. DASAR TEORI

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai molekul yang

sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari 1 juta. Disamping berat molekul

yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada

protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam

air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam air dan

tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam bagian putih

telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi.

Protein adalah polimer dari asam amino dan merupakan

penyusun sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat

tinggi. Sebagian besar protein merupakan penyusun tubuh , daging dan

sebagian lagi berfungsi sebagai katalisator atau enzim yang menyebabkan

reaksi-reaksi tertentu. Secara kasar protein terdiri dari protein serat, protein

konjugasi, dan protein globular.

Ditinjau dari segi unsur yang menyusun, protein terdiri dari unsure

C, H, O dan N. Beberapa diantara protein juga mengandung belerang, fosfor

dan beberapa unsure logam seperti seng, besi dan tembaga. Banyaknya unsure

dalam suatu bahan pangan merupakan criteria penetapan kadar protein.

Banyaknya nitrogen rata-rata dalam suatu protein berkisar 16 % . Protein

banyak terdapat dalam kulit, rambut, otot, putih telur, dan sutra.

Ada 4 tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder,

tersier, dan kuartener. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan

asam amino dalam molekul protein. Oleh karena ikatan antar asam amino

ialah ikatan peptida, maka struktur protein juga menunjukkan ikatan peptida

yang urutannya diketahui. Untuk mengetahui jumlah, jenis dan urutan asam

amino dalam protein dilakukan analisis yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu

:

Page 4: Biokimia II

1. Penentuan jumlah polipeptida yang berdiri sendiri.

2. Pemecahan ikatan antara ranta

3. i polipeptida tersebut.

4. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida, dan

5. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.

Secara umum protein berfungsi untuk membentuk sel-sel baru, dan

memperbaiki sel-selnya yang rusak. Untuk menunjukkan adanya protein

dapat dilakukan dengan reaksi uji protein, salah satunya reaksi biuret untuk

menguji adanya ikatan peptida. Dalam reaksi ini pritein ditambahkan

beberapa tetes CuSO4 dan ditambah NaOH akan menghasilkan larutan yang

berwarna merah sampai ungu.

Untuk mengetahui adanya protein dalam suatu objek dapat

dilakukan denagn beberapa uji, diantaranya : uji biuret, pengendapan dalam

garam, uji koagulasi, dan uji sulfur dalam protein.

Biuret dihasilkan dengan memanaskan urea kira-kira pada 180°C.

NH2 NH2 I

C = O + C = O I

NH2 NH2 IUrea I

Dalam karutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi

ini disebut reaksi biuret, kemungkinan terbentuk kompleks Cu++ dengan

gugus –CO dan –NH dari ranta peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan

asam-asam amino (kecuali histidina, serina dan treonina) tidak memberikan

uji ini.

Page 5: Biokimia II

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Telur

No

.Bahan Pengamatan

1. Telur itik tambak Ungu bening (Jadi gel)

2. Telur puyuh Ungu bening (Jadi gel)

3. Telur itik pantai Ungu muda

4. Telur ayam kampung Ungu muda bening

5. Telur penyu Keunguan

B. Susu

No

.Bahan Pengamatan

1. Susu Beruang Coklat keunguan

2. Susu Kedelai Coklat muda keunguan

3. Susu Bubuk Putih keunguan

4. Susu kental manis Putih keunguan

V. ANALISA DATA

Protein adalah polimer dari asam amino dan merupakan penyusun

sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat tinggi.

Sebagian besar protein merupakan penyusun tubuh , daging dan sebagian lagi

berfungsi sebagai katalisator atau enzim yang menyebabkan reaksi-reaksi

tertentu. Secara kasar protein terdiri dari protein serat, protein konjugasi, dan

protein globular.

Uji protein yang dilakukan pada berbagai macam susu dan telur

memberikan hasil yang berbeda-beda. Pada uji protein dengan bahan dari

berbagai telur yaitu telur ayam kampung, telur itik pantai, telur itik tambak,

telur puyuh dan telur penyu hampir semua pengujian yang dilakukan

menghasilkan larutan yang berwarna ungu, namun intensitas dari warna

ungunya berbeda-beda.

Page 6: Biokimia II

A. Reaksi Uji Protein pada telur

1. Pada telur itik tambak

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa telur itik

tambak memiliki kandungan protein paling tinggi. Hal ini dapat

diketahui pada saat 3 ml albumen telur itik tambak ditetesi dengan

larutan biuret warnanya berubah menjadi ungu bening dan mengeras

menjadi gel. Wajar saja jika telur itik tambak banyak mengandung

protein, dikarenakan itik tambak dipelihara dengan baik dan

mendapatkan asupan makan yang mencukupi. Bukan hanya itu saja

warna kuning telurnyapun berbeda dengan telur itik yang umumnya,

yakni berwarna kuning kemerahan. Berdasarkan analisa saya, maka

saya menempatkan telur itik tambak diurutan yang pertama.

2. Pada telur puyuh

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, uji protein pada

albumin telur puyuh sebanyak 3ml yang di tetesi dengan larutan biuret

sebagai larutan penguji kandungan protein sebanyak 5 tetes telah

menghasilkan perubahan warna menjadi ungu bening dan juga menjadi

gel. Dari perubahan warna albumin telur menjadi ungu tersebut

menunjukan bahwa putih telur ini juga mengandung banyak protein.

Seperti yang kita ketahui burung puyuh dipelihara juga dengan baik

dan diberi makan yang cukup pula, jadi itu akan berpengaruh pada

kandungan protein dalam telurnya. Maka wajar saja telur puyuh

banyak mengandung protein. Berdasarkan analisa saya, maka saya

menempatkan telur puyuh diurutan yang ke dua.

3. Pada telur itik pantai

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa pada telur itik pantai mempunyai kandungan protein

yang cukup banyak. Hal ini dapat diketahui karena pada saat 3ml

albumen telur itik pantai ditetesi dengan larutan biuret warnanya

berubah menjadi ungu muda dan menjadi gel. Itik pantai adalah itik

Page 7: Biokimia II

peliharaan, tetapi tidak dipelihara dengan cukup baik. Diberi makan

oleh pemiliknya kebanyakan hanya pada pagi hari dan sore hari. Itik

inipun biasanya dibiarkan lepas jalan ke sana ke sini (tidak

dikandangi). Sehingga itu akan berpengaruh pada kandungan dalam

telurnya. Berdasarkan analisa saya, maka saya menempatkan telur itik

pantai diurutan yang ke tiga.

4. Pada telur ayam kampung

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa telur ayam kampong mengandung cukup banyak

protein. Hal ini dapat diketahui karena pada saat albumen telur ayam

kampong sebanyak 3 ml di tetesi dengan larutran biuret mengalami

perubahan warna menjadi ungu muda bening. Kebiasaan memelihara

ayam kampung pun tidak jauh berbeda dari itik pantai. Berdasarkan

hasil pengamatan yang telah di lakukan pada albumen telur ayam

kampung kandungan proteinnya berada pada urutan ke empat.

5. Pada telur penyu

Pada saat 3 ml albumen telur penyu yang ditetesi dengan larutan

biuret sebanyak 5 tetes sebagai larutan penguji protein ini dapat

diketahi warna albumen telur tersebut berubah menjadi ungu pudar

(keunguan). Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa kandungan protein yang ada pada telur penyu ini

adalah paling sedikit karena warna yang dihasilkan paling terang

daripada warna albumen telur telur yang lain.

Reaksi uji protein ang di hasilkan pada bermacam-macam albumen

telur ini menghasilkan berbagai perubahan warna dari ungu yang lebih

tua sampai ungu yang paling terang. Perbedaan warna yang terjadi ini

menunjukan bahwa adanya perbedaan kadar protein pada albumen

telur tersebut.

Warna ungu yang dihasilkan tersebut menunjukan adanya reaksi

positif dari uji protein ini. Reaksi fositip ini di tandaidengan

Page 8: Biokimia II

terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara

cu 2+ dan N dari ikatan peptide.

B. Reaksi uji pada susu

1. Pada susu beruang

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada 3 ml susu

beruang dan ditetesi larutan biuret sebanyak 5 tetes telah menghasilkan

perubahan warna menjadi coklat keunguan. Dari hasil pengamatan

dapat diketahui bahwa pada susu beruang ini terdapat kandungan

protein yang paling banyak. Karena warna ungu yang di hasilkan

paling gelap diantara susu yang lainnya. Berdasarkan pengamatan,

maka susu beruang berada diurutan pertama yang paling banyak

proteinnya.

2. Pada susu kedelai

Pada 3 ml susu ditetesi larutan biuret sebanyak 5 tetes

menghasilkan warna coklat muda keunguan. Berdasarkan pengamatan

yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa susu kedelai ini

mengandung banyak protein. Karena warna ungu cukup banyak di

hasilkan. Berdasarkan pengamatan, maka susu kedelai berada diurutan

ke dua yang paling banyak proteinnya.

3. Pada susu bubuk

Pada 3ml susu bubuk ditanbah denagan 5 tetes larutan biuret

menghasilkan perubahan warna menjadi putih keunguan. Warna yang

ditunjukam membuktikan bahwa susu bubuk mengandung protein

yang cukup banyak. Berdasarkan pengamatan, maka susu bubuk

berada diurutan ketiga yang paling banyak proteinnya.

4. Pada susu kental manis

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada susu kental

manis menunjukan bahwa bahan tersebut mengandung sedikit protein.

Karena setelah dilakukan percobaan tadi warnanya berubah menjadi

putih keunguan dan jika diperhatikan lebih teliti ungu nya adalah ungu

Page 9: Biokimia II

muda. Berdasarkan pengamatan, maka susu kental manis berada

diurutan yang paling terakhir.

Warna ungu yang dihasilkan oleh biuret merupakan reaksi

warna umum untuk gugus peptide dan protein. Karena terbentuknya

senyawa komplek antara cu 2+ dan N dari molekul ikatan peptide.

VI. KESIMPULAN

1. Dalam reaksi uji protein, ada beberapa reaksi untuk menunjukkan adanya

protein yang terkandung, seperti reaksi biuret, reaksi xantoprotein, reaksi

millon dan reaksi uji belerang.

2. Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan protein

pada suatu larutan yang ditunjukkan oleh adanya warna ungu.

3. Protein merupakan senyaea polipeptida yang dihasilkan oleh polimerisasi

asam- asam amino.

4. Indikator adanya kandungan protein yang terdapat pada suatu larutan

adalah warna larutan yang berwarna ungu dan pada larutan juga terdapat

adanya buih.

5. Semakin tua warna ungu yang dihasilkan dan semakin banyak buih yang

terkandung pada larutan, maka semakin tinggi pula tingkat kandungan

protein pada larutan tersebut.

6. Pada percobaan diatas, kandungan protein yang tinggi terdapat pada telur

itik tambak dan susu beruang.

DAFTAR PUSTAKA

Noorhidayati, dan Hardiansyah. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. FKIP UNLAM : Banjamasin.

Page 10: Biokimia II

Poejiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press : Yogyakarta.

LAMPIRAN

Soal :

1. Warna apa yang terjadi ?

2. Mengapa harus di hindari CuSO4 ?

3. Mengapa garam ammonium mengganggu ?

4. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret

lain ?

Jawaban :

1. Warna yang terjadi pada hasil pengamatan adalah telur puyuh berwarna

ungu tua pekat, telur ayam kampong ungu bening, telur iti pantai berwarna

ungu, telur itik tambak berwarna ungu tua dan telur penyu berwarnaungu

pudar. Sedangka pada susu yang wananya ungu tua pekat terdapat pada

susu segar.

2. Katalase apabila kelebihan CuSO4 mengandung ion cu2+ yang dapat

mengumpulkan larutan albumen, sehingga agar endapan yang terbentuk

ditetese CuSO4 harus digunakan dengan ukurannya.

3. Garam amino dapat mengganggu karena protein yang terdiri dari beberapa

unit atau yang di sebut aligomer pada umumnya mengalami diasusiasi bila

dilarutkan dalam larutan garam dan nantinya akan terjadi pengendapan

oleh penambahan garam ammonium itu sendiri menyebabkan terjadinya

dehidrasi protein. Akibat dari dehidrasi itu sendiri molekul protein yang

mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendap.

4. 2 macam zat selain protein adalah lemak dan karbohidrat.