biokimia ii.2
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
( AKKC 223 )
UJI PROTEIN DENGAN BIURET DAN LOGAM
Dosen Pengasuh
Dra. Hj. Noorhidayati, M. Si.
Drs. H. Hardiansyah, M. Si.
Asisten
Abdurahman Rifani
Dewi
Oleh
Kelompok II
Hadi Siswanto
(A1C209210)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI 2010
PRAKTIKUM VII
Topik : Uji Protein dengan Biuret dan Logam
Tujuan : Untuk Mempelajari Uji Protein dengan Biuret Maupun dengan
Logam.
Hari/ Tanggal : Senin/ 30 Mei 2010
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Kertas label
Bahan yang digunakan :
- Berbagai macam putih telur
- Air
- NaOH 100 %
- CuSO4
- FeCl3
- HgCL2
II. CARA KERJA
Untuk Uji Protein dengan Biuret
1. Menyiapkan 3 ml larutan protein di dalam tabung reaksi
Melakukan uji biuret (terdiri atas 5 tetes larutan NaOH dan 5 tetes larutan
CuSO4 yang dimasukan secara bersamaan) pada tabung reaksi yang berisi
larutan protein.
Untuk Uji protein dengan Logam
1. Menambahkan 5 tetes HgCL2 ke dalam 3 ml larutan protein.
2. Mengulangi percobaan seperti cara kerja 1 dengan menggunakan FeCl2)
III. DASAR TEORI
Protein adalah polimer dari asam amino dan merupakan penyusun
sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat tinggi. Sebagian
besar protein merupakan penyusun tubuh , daging dan sebagian lagi berfungsi
sebagai katalisator atau enzim yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu. Secara
kasar protein terdiri dari protein serat, protein konjugasi, dan protein globular.
Dalam kehidupan, protein memegang peranan penting pula. Proses
kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Di samping itu hemoglobin dalam
butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah salah satu jenis protein. Demikian
pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut
antigen, juga suatu protein.
Ditinjau dari segi unsur yang menyusun, protein terdiri dari unsure C,
H, O dan N. Beberapa diantara protein juga mengandung belerang, fosfor dan
beberapa unsure logam seperti seng, besi dan tembaga. Banyaknya unsure dalam
suatu bahan pangan merupakan criteria penetapan kadar protein. Banyaknya
nitrogen rata-rata dalam suatu protein berkisar 16 % . Protein banyak terdapat
dalam kulit, rambut, otot, putih telur, dan sutra.
Makhluk hidup (tumbuhan) membentuk protein dari CO2, H2O dan
senyawa nitrogen. Hewan yang makan tumbuhan mengubah protein nabati
menjadi protein hewani. Di samping digunakan untuk pembentuan sel-sel tubuh,
protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh kita kekurangan
energi dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein
ialah sebagai berikut : Karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
belerang 0-3%, dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar
16%, dapat dilakukan penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Unsur nitrogen dilakukan secara kuantitatif, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu
dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25
kali berat unsur nitrogen.
Untuk mengetahui adanya protein dalam suatu objek dapat dilakukan
denagn beberapa uji, diantaranya : uji biuret, pengendapan dalam garam, uji
koagulasi, dan uji sulfur dalam protein.
IV. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan terhadap putih telur dan susu
No Bahan Uji Biuret Uji logam (FeCl3)Uji logam
(HgCl2)
1. Telur ayam
kampung
Ungu kebiruaan
(berkoagulasi)
Orange
(berkoagulasi)
Putih cream
(berkoagulasi)
2.Telur puyuh
Ungu gelap
(gel)
Merah bata
(berkoagulasi)
Putih keruh
(berkoagulasi)
3. Telur itik
tambakUngu tua
Coklat
(berkoagulasi)Putih keruh
4.Telur ayam ras
Ungu kebiruaan
(berkoagulasi)
Merah kecoklatan
(gel)
Putih susu
(berkoagulasi)
5.Telur penyu
Ungu
(endapan biru)
Jingga bening
(berkoagulasi)
Putih keruh
(berkoagulasi)
6.Susu kedelai Ungu Coklat
Putih
(berkoagulasi)
7 Susu bubuk Ungu keruh Jingga Putih keruh
8 Susu kental
manisUngu Kuning muda Putih
9 Susu beruang Ungu Cream kental Putih susu
Keterangan : Biuret (NaOH dan CuSO4)
b. Hasil pengamatan terhadap kuning telur
No Bahan Uji BiuretUji logam
(FeCl3)
Uji logam
(HgCl2)
1Telur ayam
kampung
Ungu
(berkoagulasi)
Jingga
(berkoagulasi)Kuning muda
2 Telur puyuhHijau kecoklatan
(gel)
Jingga
(berkoagulasi)Kuning
3Telur itik
tambak
Ungu keruh
(berkoagulasi)
Jingga
(berkoagulasi)
Putih
kejinggaan
4 Telur ayam ras Ungu kebiruaan
(gel)
Jingga
(gel)Kuning susu
5 Telur penyuUngu tua
(berkoagulasi)
Jingga
(berkoagulasi)Kuning telur
Keterangan : Biuret (NaOH dan CuSO4)
Berdasarkan Literatur Foto :
Larutan penguji dari kiri ke kanan, CuSO4, NaOH, FeCl3, HgCl2
V. ANALISA DATA
a. Pengamatan terhadap putih telur dan susu
1. Uji protein dengan biuret
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan ini,
pada saat ditambahkan 3 tetes biuret pada masing-masing putih telur dan
susu yang ada telah telah menghasilkan perubahan warna yang berbeda-
beda. Dari hasil pengamatan ini, semua bahan berwarna ungu. Dengan
demikian dapat kita ketahui bahwa bahan-bahan dari berbagai telur dan
susu tersebut mengandung protein. Hal ini dapat terjadi karena NaOH dan
CuSO4 merupakan larutan biuret yang berfungsi untuk mengetahui
kandungan protein pada suatu bahan. Semakin tinggi tingkat warna ungu
maka semakin tinggi pula kandungan protein yang dimiliki bahan tersebut.
Albumin ayam kampung menghasilkan warna ungu kebiruaan dan
terjadi koagulasi, albumin telur puyuh menghasilkan warna ungu gelap dan
berubah menjadi gel, albumin telur itik tambak menghasilkan warna ungu
tua (tidak terjadi perubahan), albumin telur ayam ras menghasilkan warna
ungu kebiruan dan terjadi koagulasi begitu pula dengan albumin telur
penyu warna yang dihasilkannya adalah ungu dan terdapat endapan biru.
Berdasarkan hasil pengamatan, urutan warna yang paling banyak
mengandung protein dari yang tinggi hingga ke rendah adalah :
1) Albumin telur puyuh (ungu gelap)
2) Albumin telur itik tambak (ungu tua)
3) Albumin telur ayam kampung (ungu kebiruaan)
4) Albumin telur ayam ras (ungu kebiruaan)
5) Albumin telur penyu (ungu dengan endapan biru)
Sedangkan pada susu, ketika ditetesi larutan biuret juga terjadi
perubahan. Yaitu, susu kedelai menghasilkan warna ungu, susu bubuk
menghasilkan warna ungu keruh, susu kental manis cap enak menghasilkan
warna ungu dan pada susu beruang juga menghasilkan warna yang sama,
yaitu ungu. Berdasarkan hasil pengamatan, urutan warna yang paling
banyak mengandung protein dari yang tinggi hingga ke rendah adalah :
1) Susu kedelai (ungu)
2) Susu beruang (ungu)
3) Susu kental manis (ungu)
4) Susu bubuk (ungu keruh)
2.Uji protein dengan logam FeCl3
Untuk mengetahui kandungan protein pada suatu bahan dapat pula
menggunakan larutan penguji dengan ion logam FeCl3. Dengan
mengunakan larutan penguji ini albumin telur akan berubah warna. Adanya
perubahan warna ini disebabkan karena FeCl3 merupakan logam yang
mengandung ion Fe++. Dengan demikian ion logam dapat menyebabkan
terjadinya wujud gel pada percobaan. Ion – ion logam bereaksi dengan
larutan protein menyebabkan terjadinya koagulasi dan adanya buih.
Sehingga untuk menguji kandungan protein tersebut dapat kita amati
dengan memperhatikan koagulasi dan buih pada pengamatan tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada 3 ml albumin
telur dan ditambah 3 tetes larutan penguji. Pada albumin telur ayam
kampung menghasilkan warna jingga dan terjadi koagulasi, albumin telur
puyuh menghasilkan warna merah bata terjadi koagulasi juga, albumin
telur itik tambak menghasilkan warna coklat juga terjadi koagulasi,
albumin telur ayam ras menghasilkan warna merah kecoklatan berubah
menjadi gel dan pada telur penyu menghasilkan warna jingga bening dan
terjadi koagulasi.
Sedangkan pada susu warna yang dihasilkan lebih bervariasi yaitu,
susu kedelai menghasilkan warna coklat, susu bubuk menghasilkan warna
jingga, susu kental manis menghasilkan warna kuning muda, dan pada susu
beruang menghasilkan warna cream dan berubah dari cair menjadi kental.
3.Uji protein dengan logam HgCl2
Kandungan protein suatu bahan dengam menggunakan larutan
penguji berupa ion logam HgCl2 dapat ditunjukan dengan terjadinya
penggumpalan koagulasi dan perubahan warna bahan menjadi putih.hal ini
dapat terjadi karena adanya suatu reaksi antara larutan protein dengan
HgCl2. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin menggumpal
suatu bahn tersebut maka semakin banyak pula kandungan protein pada
suatu bahan tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
pada semua bahan tersebut, warna yang dihasilkan pada umunya adalah
putih. Pada albumin telur, semuanya terjadi koagulasi tetapi pada itik
tambak tidak terjadi koagulasi. Kemungkinan kelompok yang menguji
albumin telur ini kurang dalam meneteskan larutan ujinya. Sedangkan pada
berbagai susu justru sebaliknya yaitu tidak terjadi koagulasi. Tetapi pada
susu kedelai terjadi koagulasi. Kalau pendapat saya itu bisa terjadi
dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan protein yang tinggi
sehingga akan terjadi koagulasi ketika dicampurkan dengan larutan uji ini,
tetapi mungkin saja kelompok yang menguji susu kedelai ini terlalu banyak
memberikan larutan ujinya.
b. Pengamatan terhadap kuning telur
1. Uji protein dengan biuret
Pada percobaan yang kedua ini bahan yang diuji adalah
kuning telur. Cara kerjanyapun tidak jauh berbeda pada percobaan
yang pertama. Percobaan yang dilakukan dengan kuning telur
ternyata menghasilkan warna yang tidak jauh berbeda dari
percobaan yang pertama (Pengamatan terhadap putih telur dan
susu) yaitu warna ungu. Tetapi warna ungunya agak keruh
dikarenakan bercampur dengan warna kuning telur.
Tidak semua kuning telur menghasilkan warna ungu ketika
dicampurkan dengan larutan biuret. Pada telur puyuh warna yang
dihasilkan adalah hijau kecoklatan dan berubah menjadi gel,
sedangkan yang lainnya berwarna ungu dan berkoagulasi kecuali
pada ayam ras warna yang dihasilkan tetap ungu tetapi reaksinya
menjadi gel.
2. Uji protein dengan logam FeCl3
Pada percobaan inipun juga tidak jauh berbeda, warna yang
dihasilkan pada umunya jingga dan terjadi koagulasi. Tetapi pada
pada telur ayam ras reaksinya menjadi gel.
3. Uji protein dengan logam HgCl2
Percobaan dengan menggunakan logam HgCl2 ternyata
hampir tidak terjadi perubahan warna maupun bentuk yang
mencolok. Warna yang dihasilkan adalah, kuning telur ayam
kampung menghasilkan warna kuning muda, kuning telur puyuh
menghasilkan warna kuning, kuning telur ayam ras menghasilkan
warna kuning susu,. Kuning telur penyu menghasilkan warna
kuning (terjadi koagulasi) dan kuning telur itik tambak
menghasilkan warna yang berbeda dari yang lain yaitu putih
kejinggaan.
VI. KESIMPULAN
1. Protein merupakan senyaea polipeptida yang dihasilkan oleh polimerisasi
asam- asam amino.
2. Uji protein dengan menggunakan biuret dilakukan untuk menguji kadar
protein dalam suatu bahan. Uji protein dengan logam menyebabkan protein
kurang terdenaturasi. Hal ini di sebabkan protein tidak tahan terhadap ion-ion
logam yang ada pada FeCL3 dan HgCL2.
3. Denaturasi adalah perubahan konformasi alamiah menjadi menjadi suatu
konformasi yang tidak menentu. Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi
protein adalah suhu yang tinggi (akibat pemanasan), keasaman, (perubahan
pH yang sangat ekstrim), pengaruh dari ion logam, dan karena adanya
pengaruh guncangan.
4. Uji protein dengan menggunakan ion logam FeCl3 akan menghasilkan
koagulasi dan sedikit buih.
5. urutan warna yang paling banyak mengandung protein dari yang tinggi
hingga ke rendah pada albumin adalah :
1) Albumin telur puyuh (ungu gelap)
2) Albumin telur itik tambak (ungu tua)
3) Albumin telur ayam kampung (ungu kebiruaan)
4) Albumin telur ayam ras (ungu kebiruaan)
5) Albumin telur penyu (ungu dengan endapan biru)
6. urutan warna yang paling banyak mengandung protein dari yang tinggi
hingga ke rendah pada susu adalah :
1) Susu kedelai (ungu)
2) Susu beruang (ungu)
3) Susu kental manis (ungu)
4) Susu bubuk (ungu keruh)
VII. DAFTAR PUSTAKA
Noorhidayati dan Hardiansyah. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: PMIPA UNLAM
Poedjiadi, Anna dan F.M.Titin Supriyanti. 2006. Dasar- Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
.