biokimia

39
Pertemuan ke 7: Penilaian Status Gizi secara Biokimia Listyani hidayati 1

Upload: alfinda-diah-ajeng

Post on 13-Aug-2015

283 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

materi biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: BIOKIMIA

Pertemuan ke 7: Penilaian Status Gizi secara Biokimia

Listyani hidayati

1

Page 2: BIOKIMIA

Tujuan Pembelajaran:

• Mahasiswa dapat mengenal status zat besi• Mahasiswa dapat mengenal status protein• Mahasiswa dapat mengenal status vitamin• Mahasiswa dapat mengenal status mineral• Mahasiswa dapat mengenal keunggulan dan

kelemahan penilaian status gizi secara biokimia

2

Page 3: BIOKIMIA

Pemeriksaan Biokimia:

• Teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia dalam feses, darah dan urine

• Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan

• Biasanya dilakukan di rumah sakit, pusat kesehatan

3

Page 4: BIOKIMIA

Penilaian Status Gizi

• Beberapa indikator laboratorium untuk menentukan status besi, yaitu:

- Hemoglobin- Hematokrit- Besi serum- Ferritin serum (Sf)- Transferrin saturation (TS)- Free erytrocytes protophorphyrin (FEP)- Unsaturated iron binding capacity serum

4

Page 5: BIOKIMIA

1. Hemoglobin (Hb)

• Merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia

• Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah

• Metode :

- sahli sederhana

- cyanmethemoglobin canggih

5

Page 6: BIOKIMIA

Metode Sahli • hemoglobin dihidrolisis dengan HCl

menjadi globin ferroheme• ferroheme oleh oksigen yang ada di udara

dioksidasi menjadi ferriheme yang segera beraksi dengan ion Cl membentuk ferrihemeclorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat

• Warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan mata telanjang)

• Subjektivitas sangat berpengaruh, selain itu faktor lain spt: ketajaman, penyinaran, dsb

6

Page 7: BIOKIMIA

Metode cyanmethemoglobin• Hemoglobin dioksidasi oleh kalium

ferrosianida menjadi methemoglobin yang kemudian beraksi dengan ion sianida membentuk sian-methemoglobin yang berwarna merah

• Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar

• Hasilnya lebih objektif

7

Page 8: BIOKIMIA

2. Hematokrit

• Volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%).

• Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel darah merah diukur dan dibandingkan dengan tinggi darah penuh yang asli.

• Persentase massa sel darah merah pada volume darah yang asli merupakan hematokrit.

• Nilai normal :- 40-54% untuk pria- 37-47% untuk wanita

8

Page 9: BIOKIMIA

3. Serum Besi

• Salah satu cara menentukan status besi dalam tubuh adalah menentukan kadar zat besi dalam serum

• Alat : spektrofotometer• Konsentrasi besi dalam serum

dinyatakan dalam ug/dL• Faktor konversi pada satuan SI

(µmol/L adalah =…..x 0.179

9

Page 10: BIOKIMIA

4. Transferrin saturation (TS)• Penentuan kadar zat besi dalam

serum merupakan satu cara menentukan status besi

• Salah satu indikator lainnya adalah total iron binding capacity (TIBC) dalam serum

• Kadar TIBC ini meningkat pada penderita anemia karena kadar besi di dalam serum menurun

• TS = kadar besi dalam serum x 100% TIBC• Apabila TS> 16%, pembentukan sel-

sel darah merah dalam sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi besi eritropoiesis

10

Page 11: BIOKIMIA

5. Free erythrocyte protophorpyrin (FEP)

• Apabila penyediaan zat besi tidak cukup banyak untuk pembentukan sel-sel darah merah di sumsum tulang maka sirkulasi FEP di darah meningkat walaupun belum nampak anemia

• Dengan menggunakan fluorometric assay, maka penentuan FEP lebih cepat digunakan

• Satuan untuk FEP dinyatakan dengan ug/dl darah

• Dalam keadaan normal kadar FEP berkisar 35- 50ug/dl RBC tetapi apabila kadar FEP dalam darah lebih besar dari 100µg/dl RBC menunjukkan individu itu menderita kekurangan besi

11

Page 12: BIOKIMIA

6. Serum Ferritin

• Untuk menilai status besi dalam hati• Banyaknya ferritin yang dikeluarkan dlm darah secara

proporsional menggambarkan banyaknya simpanan zat besi di dalam hati. Apabila didapatkan serum ferritin sebesar 30 mg/dl di RBC berarti di dalam hati terdapat 30x10 mg = 300mg ferritin.

• Metode: IRMA (immunoradiometric assay),RIA (radio immunoassay),ELISA (enzyme-linked immunoassay)

• Nilai normal : - laki-laki dewasa : 90 µg/L - wanita dewasa : 30 µg/L• Kadar ferritin yang dikeluarkan dalam darah meningkat

apabila menderita penyakit kronis, infeksi atau sakit liver (hati) sebenarnya kurang besi akan tetapi tidak tampak

12

Page 13: BIOKIMIA

7. Serum Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC)

• Kapasitas pengikat besi tidak jenuh dari serum

• Total Iron Binding Capacity (TIBC) = besi total pada serum + UIBC

• Faktor konversi pada satuan SI (µmol/L) = …x 0.179

13

Page 14: BIOKIMIA

PENILAIAN STATUS PROTEIN

• Peranan fisiologis protein antara lain:- Mengatur tekanan air, dengan adanya tekanan

osmose dari plasma protein- Sebagai cadangan protein tubuh- Mengontrol pendarahan (terutama fibrinogen)- Sebagai transport yang penting untuk zat-zat

tertentu- Sebagai antibodi terutama dari gama globulin- Mengatur aliran darah, dalam membantu

bekerjanya jantung

14

Page 15: BIOKIMIA

Ice breaking dulu……..

Tebak2kan yuuukkkk

15

Page 16: BIOKIMIA

3 fraksi protein

• Albumin : kadar normalnya = 3,5-5 gr/100ml• Globulin : kadar normalnya = 1,5-3 gr/100ml• Fibrinogen : kadar normalnya = 0,2 – 0,6

gr/100mlPenentuan serum protein dalam tubuh

meliputi : albumin, transferin, prealbumin, retinol binding protein, Insulin-like growth factor-1 dan fibronectin

16

Page 17: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN A

• Deplesi vitamin A berlangsung lama, dimulai dengan habisnya persediaan vitamin A dalam hati menurunnya kadar vitamin A plasma, timbul disfungsi retina perubahan jaringan epitel.

• Apabila sudah terdapat kelainan mata, maka kadar vitamin A serum sudah sangat rendah (kurang dari 5 µg/100 ml) begitu juga kadar RBP-nya (<20µg/100 ml)

• Metode : - cara HPLC • Batas normal : 40-100 IU/100ml

17

Page 18: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN D

• Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan penyakit rakhitis.

• Pada pemeriksaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil:

- kadar kalsium serum normal atau lebih - kadar fosfor rendah - kadar fosfatase meningkat - kadar vit D dibawah 4 mg/ml

18

Page 19: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN E

• Defisiensi vit E jarang sekali ditemukan karena makanan sehari-hari mengandung cukup vitamin E

• Pada bayi BBLR transfer vit E melalui plasenta tidak efisien sehingga seringkali bayi BBLR defisiensi vit E

• Gangguan akibat kekurangan vit E :

-berkurangnya umur hidup eritrosit

- kemandulan

- distrofi otot

- ensefalomalasia• Nilai normal vit E : 0.8 – 1.2 mg/100ml

19

Page 20: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN C

• Vitamin C diperlukan pada proses pematangan eritrosit, pembentukan tulang dan gigi, pembentukan zat kolagen (bagian dari pembentukan zat intersel)

• Gejala kekurangan vit c yang menonjol: - cengeng/mudah marah - perdarahan kapiler (kadang-kadang gusi) - rasa nyeri pada tungkai bawah - pseudoparalisis pada tungkai bawah

• Batas normal : 0.5 -1.4 mg/100ml

20

Page 21: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN B1 (TIAMIN)

• Kekurangan tiamin merupakan penyebab beri-beri

• Bila diet pada wanita hamil tidak cukup vitamin B1, maka anak yang dilahirkan akan menderita penyakit beri-beri bawaan

• Manifestasi beri-beri: kelainan syaraf, mental dan jantung

• Gejala yang terjadi : berat badan lebih kecil (kurang gizi), seringkali gelisah, terdapat oedema, jantung membesar, kadang-kadang terdapat kejang

• Batas normal : 3.5-4.2 m Eq/L

21

Page 22: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)

• Riboflavin penting dalam fungsinya sebagai koenzim• Beberapa penyebab terjadinya kekurangan riboflavin :

- makanan sehari-hari tidak cukup mengandung vit B2

- penyerapan tidak normal misal karena gastro-enteritis, sirosis hati, dll

- keperluan vitamin B2 meningkat misalnya pada

pertumbuhan yang cepat, wanita hamil/menyusui,

penderita hipertiroidism• Batas normal : 35-45 m Eq/L

22

Page 23: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS NIASIN

• Dikenal juga sebagai pellagra preventive factor, karena kekurangan niasin menyebabkan penyakit pellagra (kulit kasar)

• Gejala : 3 D (dermatitis, diare, dimentia)• Di dalam tubuh niasin dapat dibentuk oleh

asam amino triptofan• Batasan normal :

- semua umur : > 0.6 mg/g kreatinin

- wanita hamil : > 2.5 mg/g kreatinin

23

Page 24: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN B6

• Fungsi vitamin B6 adalah :

- sebagai koenzim

- mempengaruhi pemasukan asam amino ke dlm sel

- penting untuk fungsi normal dari susunan saraf pusat dan tepi

• Gejala kekurangan vitamin B6 : dermatitis• Batas normal : piridoksin plasma < 25 mg/ml

piridoksin urine < 20 mg/g

24

Page 25: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS VITAMIN B12

• Disebut juga sianokobalamin• Bermanfaat untuk pengobatan penyakit anemia

perniciousa• Diperlukan untuk metabolisme group metil dan

metabolisme protein• Vit B12 merupakan faktor ekstrinsik yang

memerlukan faktor intrinsik yaitu yang berasal dari getah lambung

• Makanan sumber vit B12 tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh penderita anemia perniciousa

25

Page 26: BIOKIMIA

Pertemuan berikutnya…….

• Penilaian status mineral serta keunggulan dan kelemahan penilaian secara biokimia

26

Page 27: BIOKIMIA

Quiz….dulu…• Apakah prinsip dari pemeriksaan biokimia?• Apa saja indikator untuk menentukan status Fe dalam tubuh?• Berapa nilai normal kadar Hb ?• Apakah fungsi : - Fe• - vitamin A• - vitamin C• - vitamin D• - vitamin E• - Niasin• - vitamin B1, B6• Berapa ambang batas normal untuk status vit A, vit C, vit D, Vit B1,

dan B6?

27

Page 28: BIOKIMIA

PENENTUAN STATUS mineral Yodium/Iodine

• Yod adalah salah satu mineral penting yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi otak

28

•Walau dibutuhkan sangat sedikit 0,15mg atau 150ug namun diperlukan setiap hari secara teratur

Bila kekurangan akan mengalami gangguan fisik maupun mental mulai dari yang ringan hingga berat

Gangguan fisik: gondok, kerdil, gangguan motorik (sulit berdiri dan berjalan norma)

Page 29: BIOKIMIA

Untuk mengetahui total goitre rate (pembesaran kelenjar gondok) di

masyarakat• Dilakukan : palpasi

• Pemeriksaan kadar yod dalam urine

• Pemeriksaan kadar TSH dalam darah

29

Page 30: BIOKIMIA

Batasan Klasifikasi Yod

• Berdasarkan kadar yod dalam urine

• Suatu daerah dianggap:

endemis berat bila rata-rata ekskresi Yod dalam urine< 25ug iod/gram kreatinin

sedang : 25-50ug iod/gr kreatinin

30

Page 31: BIOKIMIA

Zink (Zn)

• Zn adalah metaloenzim dan bekerja sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim.

• Lebih dari 80 enzim dan protein yang mengandung Zn telah ditemukan

• Tubuh mengandung 1-2 gr Zn• Tulang, gigi, rambut, kulit dan testis mengandung

banyak Zn• Dalam darah Zn terdapat di plasma terikat pada albumin

dan globulin. • Sumber utama Zn terdapat pada makanan bersumber

dari hewan

31

Page 32: BIOKIMIA

Kecukupan yang dianjurkan:

• Bayi : 3-5 mg• Anak 1-10 th : 10 mg• Manifestasi : pertumbuhan yang terlambat,

dermatosis, hypoganadisme, oligosperma, adaptasi gelap yang menurun, gangguan imunitas, rambut rontok, nafsu makan berkurang

• Batasan normal : zn dalam plasma 12-17 mmol/liter

32

Page 33: BIOKIMIA

33

Page 34: BIOKIMIA

Kalsium• Kalsium terdapat dalam tubuh 2% dan

lebih dan lebih dari 99% terdapat dalam tulang

• Kadar Ca dalam darah : 10-15 mg/100ml• Ca darah mempunyai 2 fungsi esensial :Untuk proses pembekuanEfek terhadap jaringan sarafKonsumsi yang dianjurkan:bayi-1 th : 600mganak1-10 th : 8000 mg>10 th : 1-1.5 gBatasan normal : 2,1 – 2,6 mmol/liter

34

Page 35: BIOKIMIA

Fosfor

• Mineral rangka tulang sebagian besar terdiri dari kalsium fosfat

• Konsentrasi fosfat anorganik di dalam cairan ekstra seluler merupakan faktor penting untuk mineralisasi tulang, pertumbuhan sel

• Batas normal : 2,5-4,5 ug/100ul

35

Page 36: BIOKIMIA

Magnesium

• Sebagai kofaktor pada fosforilasi oksidatif dan juga didepositasikan pada tulang

• Mg terdapat di semua makanan terutama di serealia dan sayuran hijau

• Batasan normal : 1,8-2,4 ug/100 ml

36

Page 37: BIOKIMIA

Copper (Cuprum)/Tembaga

• Bagian dari berbagai sistem enzim

80% sebagai protein seruloplasmin yang berperan dalam transport besi

• jarang sekali ditemui, kecuali pada anak KEP berat atau diare menahun

• Batasan normal : 80-150ug/100ml

37

Page 38: BIOKIMIA

Keunggulan PSG Biokimia

• Dapat mendeteksi gangguan zat gizi lebih dini

• Lebih objekstif

• Dapat menunjang hasil PSG lain

38

Page 39: BIOKIMIA

Kelemahan

• Mahal

• Perlu keahlian khusus kurang praktis

• Kesulitan mendapatkan spesimen tidak mau diambil darahnya

• Untuk zat gizi tertentu Hanya tampak bila telah terjadi gangguan metabolisme

39