biografi raja imogene

Download Biografi Raja Imogene

If you can't read please download the document

Upload: mikumiku

Post on 06-Aug-2015

675 views

Category:

Documents


93 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Banyak orang memutuskan untuk mengejar karir di keperawatan karena mereka ingin berperan dalam membantu pasien mendapatkan sehat. Dalam rangka untuk melakukan itu, itu perlu untuk menetapkan tujuan kesehatan dengan pasien, kemudian mengambil langkahlangkah untuk mencapai tujuan tersebut. Teori Imogene King Pencapaian Tujuan berfokus pada proses untuk membantu perawat dalam hubungan perawat-pasien, membantu pasien mereka memenuhi tujuan mereka tetapkan untuk kesehatan mereka.

1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Mengetahui riwayat hidup Imogene King Mengetahui teori pencapaian tujuan yang di ciptakan oleh Imogene King

3

BAB II PEMBAHASAN TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN

2.1. Biografi Imogene King Imogene King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Dia menerima ijazah perawat dari Sekolah Rumah Sakit St John Keperawatan di St Louis, Missouri, pada tahun 1945. Pada tahun 1948, ia memperoleh Bachelor of Science dalam Keperawatan dari St Louis University, dan melanjutkan untuk menyelesaikan Master of Science dalam

Keperawatan, juga dari St Louis University pada tahun 1957. Dia juga meraih gelar doktor dari Teachers College, Columbia University pada tahun 1961. Dia meninggal pada tanggal 24 Desember 2007. 2.2. Karir Imogene King Antara 1966 dan 1968, King bekerja sebagai Asisten Kepala Cabang Penelitian Hibah dari Divisi Keperawatan di Washington DC di bawah Dr .Jessie Scott. Dia adalah direktur dari Ohio State University School of Nursing dari tahun 1968 sampai 1972. Dia adalah Associate Professor dari tahun 1961 sampai 1966 dan Profesor dari 1971 sampai 1980 di Loyola University di Chicago. Setelah melayani sebagai profesor di University College South Florida Keperawatan di Tampa, Florida dari 1980 hingga 1990, King pensiun dengan gelar Profesor Emeritus. Selama karirnya, King adalah anggota aktif dari Distrik IV Florida Nurses Association, American Nurses Association, dan Sigma Theta Tau International. Dia juga Fellow di American Academy of Keperawatan. 2.3. Konsep Menurut Imogene King A. Theory Of Goal Attainment (1971) King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari

4

informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat klien: 1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. 3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. 4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat 5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan kesehatannya. 6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan. 7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda. Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental : 1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.5

2. Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit. 3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri. Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya. Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi: 1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan. 2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan. 3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung. 4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya. 5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika

6

terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan. 6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor. 7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan. 8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia. 9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

B. Kerangka Konsep Imogene M. King King mengemukakan dalam kerangka konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan. 1. Sistem Personal Menurut king setiap individu adalah system personal (system terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu. 2. Persepsi Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal. 3. Diri Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata AKU. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan orientasi pada tujuan. 4. Pertumbuhan dan perkembangan7

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri. 5. Citra tubuh King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksireaksi lain untuk penampilanya. 6. Ruang Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan perilaku oran yang menempatinya. 7. Waktu King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain 8. Sistem Interpersonal King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan stress. 9. Interaksi Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik. 10. Komunikasi8

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh. 11. Transaksi Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu. 12. Peran Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus. 13. Stress Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif. 14. Sistem Sosial

9

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan. 15. Organisasi Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi. 16. Otoritas King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang. 17. Kekuasaan Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan. 18. Pembuatan keputusan Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan. 19. Status Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah. King

mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

10

C. Model konsep keperawatan king King memahami model konsep dan teori keperawatan denag menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan dalm model konsep interaksi. Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain. Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari 3 komponen : a) Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan. b) Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari adanya aksi dan merupakan respon dari individu. c) Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi d) Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

11

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik. 3.2.Saran Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasuskasus psikiatri. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.12

DAFTAR PUSTAKA

http://syehaceh.wordpress.com/2009/03/11/theory-of-goal-attainmentimogene-m-king/ http://therizkikeperawatan.blogspot.com/2008/12/model-konsep-interaksi-imogene-mking.html http://gladiolstrange.blogspot.com/2009/05/model-konsep-interaksi-imogene-m-king.html

13