teori imogene king

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh. Salah salu komponen penting pengembangan lisiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan niengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan 1

Upload: bustanoel

Post on 31-Jul-2015

1.437 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

TEORI IMOGENE KING

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Imogene King

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh

perkembangan keperawatan secara global Dengan jelas dapat diamati bahwa

secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang

pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada

masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga

keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan

keilmuan yang kokoh. Salah salu komponen penting pengembangan lisiplin

keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan

untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan niengembangkan atau menvalidasi

teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta

pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (body of knowledge).

Masalah yang muncui adalah apabila penelit kurang tepat dalam menyusun

kerangka kerja tcori/konsep sesuai dengan variabel yang akan ditelili, sehingga

hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu

pengetahuan dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum snatu teori diterapkan pada

praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja

teori/konsep dari Suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan

Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara lain

origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan

1

Page 2: Teori Imogene King

testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat

dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau

validasi.

Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal

Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori

yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi

interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang waktu

dan ruang (Marriner, A. 1986).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan calon-calon perawat tentang konsep dan teori

keperawatan Imogene King, sehingga dapat mengaplikasikan dalam

bidang keperawatan nantinya.

2. Tujuan Khusus

- Mahasiswa meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar

manusia sebagai calon perawat.

- Mahasiswa terbantu secara teori dalam memahami dunia keperawatan

- Mahasiswa memahami konsep keperawatan yang penekanan

perawatan sebagai ide moral

- Mahasiswa mampu menerapkan konsep dan teori keperawatan

sedini mungkin

2

Page 3: Teori Imogene King

C. Sistematika Penulisan

Makalah ini tersusun berdasarkan bahasa EYD (Ejaan Yang

Disempurnakan). Makalah ini terdiri atas 3 Bab yaitu : Bab I. Pendahuluan, Bab

II. Isi, Bab III. Penutup. Referensi makalah ini terdapat dalam dua sumber yaitu

buku dan internet

3

Page 4: Teori Imogene King

BAB II

TEORI DAN KONSEPTIAL KEPERAWATAN

MENURUT IMOGENE KING

A. Latar Belakang Kehidupan dan Prestasi - Prestasi yang di Raihnya

Imogene King meraih diploma dalam Imu keperawatan dari st. John's

Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat

sekolah, perawat karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima

Bachelor's of Science in Nursing Education dari st. Louis University, mcraih gelar

Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher's College, Universitas

Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar Ph.D), dari Southern Illinois

University di tahun 1980. Tahun 1961-1966, menjabat sebagai Associate

Professor Ilmu Keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rcntang

waktu tersebut bukunya Toward A Theory : general concepts of human behavior

dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala

penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan,

pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat sebagai kepala

sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus, ^ianuskrip buku

pertamanya “Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human

Behaivor" telah di kirimkan ke penerbit dan di publikasikan pada tahun 1971. la

kembali ke Chicago tahun 1972 menjabat sebagai professor di program Loyola

University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik

keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-

1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on Women in the

4

Page 5: Teori Imogene King

Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida.

Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: Sistem, Cocepts, Process”

dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan diterbitkan tahun 1981. Dia adalah

anggota American Nurse's Association, the Florida Nurse's Assosiation dan

beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang

berjudul “Curriculum and Instruction ia parsing”, yang diterbitkan tahun 1986.

Sumber-sumber teoritis menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory

for Nursing, tujuan dari buku tersebut adalah untuk mengajukan kerangka

konseptual referensi bagi ilrnu perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa

dan pengajar dan juga para peneliti dan praktisi untuk, mengidentifikasi dan

menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-situasi keperawatan spesifik dalam

buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah pendekatan untuk memilih

konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek keperawatan

profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-konsep yang

melambangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik,

psikologi, dan sosial dalam keperawatan. Dalam suatu konferensi para ahli teori

ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem Teori dari Ilmu tentang perilaku

membawa pengembangan “dynamic interacting sistem” Ia menjelaskan dalam

sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu :

1. Individu – individu

2. Kelompok- kelompok

3. Masyarakat

5

Page 6: Teori Imogene King

Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan

adalah memperhatikan kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan

kelompok, dan jika seorang menerima premis bahwa manusia merupakan

sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan, maka kerangka kerja

konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk menghubungkan ide-ide ini.

Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber, yaitu :

1. E. Erikson

Erik Homburger Erikson dilahirkan di Frankfurt, Jerman, pada tahun 1902.

Ayahnya adalah seorang keturunan Denmark dan Ibunya seorang Yaliudi.

Erikson belajar psikologi pada Anna Freud (putri dari Sigmund Freud) di

Vienna Psycholoanalytic Institute selama kurun waktu tahun 1927-1933. Pada

tahun 1933 Erikson pindah ke Denmark dan disana ia mendirikan pusat

pelatihan psikoanalisa (psychoanalytic training center). Pada tahun 1939 ia

pindah ke Arnerika serikat dan menjadi warga negara tersebut, dimana ia

sempat mengajar di beberapa universitas terkenal seperti Harvard, Yale, dan

University of California di Berkley.

Erik Erikson sangat dikenal dengan tulisan-tulisannya dibidang psikologi anak

Berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual dari Freud yang

lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual, Erikson mengembangkan

teori tersebut dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial. Dia

mengembangkan teori yang disebut theory of Psychosocial Development

(teori perkembangan psikososial) dimana ia membagi tahap-tahap

perkembangan manusia rnenjadi delapan tahapan perkembangan terbentang

6

Page 7: Teori Imogene King

ketika kita melampaui siklus kehidupan. Masing-masing tahap terdiri dari

tugas perkembangan yang khas dan mengedepankan individu dengan suatu

krisis yang harus dihadapi. Bagi Erikson, krisis ini bukanlah suatu bencana,

tetapi suatu titik balik peningkatan kerentanan dan peningkatan potensi.

Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat

perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa tahap krisis perkembangan

menurut Erik Erikson:

Kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust)

Adalah suatu tahap psikososial pertama yang dialami dalam tahun pertama

kehidupan. Suatu rasa percaya menuntut perasaan nyaman secara fisik dan

sejumlah kecil ketakutan serta kekuatiran akan masa depan. Kepercayaan pada

masa bayi menentukan harapan bahwa dunia akan menjadi tempat tinggal yang

baik dan menyenangkan.

Otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan (autonomy versus shame

and doubt)

Adalah tahap perkembangan kedua yang berlangsung pada masa bayi dan

baru mulai berjalan (1-3 tahun). Setelah memperoleh rasa percaya kepada

pengasuh mereka, bayi mulai menemukan bahwa perilaku mereka adalah atas

kehendaknya. Mereka menyadari kemauan mereka dengan rasa mandiri dan

otonomi mereka. Bila bayi cenderung dibatasi maka mereka akan cenderung

mengembangkan rasa malu dan keragu-raguan.

7

Page 8: Teori Imogene King

Prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt)

Merupakan tahap ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun sekolah.

Ketika mereka masuk dunia sekolah mereka lebih tertantang dibanding ketika

masih bayi. Anak-anak diharapkan aktif untuk menghadapi tantangan ini dengan

rasa tanggung jawab atas perilaku mereka, mainan mereka, dan hewan peliharaan

mereka. Anak-anak bertanggung jawab meningkatkan prakarsa. Namun, perasaan

bersalah dapat muncul, bila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat mereka

sangat cemas.

Tekun dan rendah diri (industry versus inferiority)

Berlangsung selama tahun-tahun sekolah dasar. Tidak ada masalah lain

yang lebih antusias dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh

imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka mengarahkan

energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Yang

berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.

Identitas dan kebingungan identitas (identity versus identity confusion)

Adalah tahap kelima yang dialami individu selama tahun-tahun masa

remaja. Pada tahap ini mereka dihadapkan oleh pencarian siapa mereka,

bagaimana mereka nanti, dan ke mana mereka akan menuju masa depannya. Satu

dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif terhadap peran.

Penjajakan karir merupakan hal penting. Orangtua harus mengijinkan anak remaja

menjajaki banyak peran dan berbagai jalan. Jika anak menjajaki berbagai peran

dan menemukan peran positif maka ia akan mencapai identitas yang positif. Jika

8

Page 9: Teori Imogene King

orangtua menolak identitas remaja sedangkan remaja tidak mengetahui banyak

peran dan juga tidak dijelaskan tentang jalan masa depan yang positif maka ia

akan mengalami kebingungan identitas.

Keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation)

Tahap keenam yang dialami pada masa-masa awal dewasa. Pada masa ini

individu dihadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang

lain. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang

intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.

Bangkit dan berhenti (generality versus stagnation) 

Tahap ketujuh perkembangan yang dialami pada masa pertengahan

dewasa. Persoalan utama adalah membantu generasi muda mengembangkan dan

mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum melakukan

sesuatu untuk menolong generasi berikutnya adalah stagnation

Integritas dan kekecewaan (integrity versus despair)

Tahap kedelapan yang dialami pada masa dewasa akhir. Pada tahun

terakhir kehidupan, kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah

kita lakukan selama hidup. Jika ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam

kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia menganggap selama

kehidupan lalu dengan cara negatif maka akan cenderung merasa bersalah dan

kecewa.

Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Erikson dan mendapat sambutan

luar biasa dari masyarakat, diantaranya adalah: (1) Young Man Luther: A Study in

9

Page 10: Teori Imogene King

Psychoanalysis and History (1958), (2) Insight and Responsibility (1964), dan

Identity: Youth and Crisis (1968).

2. A.L Gessel

Gessel (1880-1961) dikenal sebagm bapak psikologi anak tetapi hal ini lebih

disebabkan karena inisiatifnya untuk pertama kali mendirikan klinik

perkembangan anak, dari pada karena teori-teori dm metode-metodenya.

Metode yang digunakan Gessei dalam penelitiannya adalah metode observasi

dengan bantuan alat seperti kamera film dan cermin searah (one way-mirror)

dan metode tingkah laku dibawah kondisi test yang terkontrol. Dari teorinya ia

mencoba menerangkan perkembangan tingkah laku anak.

3. Gibson

Hakikat manusia dalam pandangan Gibson adalah manusia memilki hakekat

kebaikan dalam dirinya. Dalam hal ini apabila manusia berada dalam

lingkungan yang kondusif bagi perkembangan potensialitas dan diberi

semacam kebebasan untuk berkembang maka mereka akan mampu untuk

mengaktualisasikan atau merealisasikan sikap dan perilaku yang bermanfaat

bagi dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat pada umumnya

(Hanurawan,2006).

4. L. Hall

Grarville Stanley Hall (1844-1924) yang terpenting dalam perkembangan

psikoanalis adalah memperkenalkan psikoanalisa ke Amerika Serikat. la

pernah mengundang Freud dan Jung dalam suatu symposium di Universitas

10

Page 11: Teori Imogene King

Qark pada tahun 1909. la juga pernah menulis beberapa buku mengenai

psikoanalisa. Teori Hall sendiri yang terkemuka adalah teori evolusi. Dengan

teorinya ini ia sering disebut sebagai “Darwin of The Mind”. Karena ia

seolah-olah menerapkan teori evolusi dari Darwin kepada perkembangan

jiwa. Teori evolusinya berbunyi “Ontogeny Recapitulates Phylogency”,

artinya proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai dewasa tidak lain

adalah terbentuk yang lebih singkat (rekapitulasi, singkatan) dari proses

perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang

paling sederhana sampai tingkat yang sempurna.

5. A.T. Jersild

Jersild mengemukakan bahwa pola kepribadian men pakan suatu penyatuan

struktur yang multi dimensi yang terdiri atas self-concept sebagai inti atau

pusat grafitasi kepribadian dan traits sebagai struktur yang mengintegrasikan

kecenderungan pola-pola respon. Masing-masing pola itu dibahas dalam

paparan berikut

6. J. Piaget

Jean Piaget dilahirkan di Neuchatel (Switzerland) pada tahun 1896 dan

meninggal di Geneva dalam usia 84 tahun pada tahun 1981. Pada usia 10

tahun ia sudah memulai karirnya sebagai peneliti dan penulis. Piaget sangat

tertarik pada ilmu biology dan ia menulis paper tentang albino sparrow

(burung gereja albino) yang semakin membuatnya tertarik untuk mendalami

ilmu alam. Piaget memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1918 di universitas

11

Page 12: Teori Imogene King

Neuchatel dalam bidang ilmu hewan. Pada tahun 1925 ia mulai menunjukkan

minatnya pada bidang filsafat dan pada tahun 1929 ia diangkat menjadi

profesor dalam “Scientific Thought” di Jeneva. la mulai terjun dalam dunia

psikologi pada tahun 1940 dengan menjadi direktur laboratorium psikologi di

Universitas Jeneva. Lalu kemudian ia juga terpilih sebagai ketua dari “Swiss

Society for Psychologic”. Piaget adalah seorang tokoh yang amat penting

dalam bidang psikologi perkembangan. Teori-teorinya dalam psikologi

perkembangan yang mengutamakan unsur kesadaran (kognitif) masih dianut

oleh banyak orang sampai hari ini. Teori-teori, metode-metode dan bidang-

bidang penelitian yang dilakukan Piaget dianggap sangat orisinil, tidak

sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu ditemukan orang

lain. Selama masa jabatannya sebagai profesor di bidang psikologi anak,

Piaget banyak melakukan penelitian tentang Genetic Epistemology (ilmu

pengetahuan tentang genetik). Ketertarikan Piaget untuk menyelidiki peran

genetik dan perkembangan anak, akhirnya menghasilkan suatu mahakarya

yang dikenal dengan narna Theory of Cognitive Development (Teori

Perkembangan Kognitif). Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget

mengemukakan tahap-tahap yang hams dilalui seorang anak dalam mencapai

tingkatan perkembangan proses berpikir formal. Teori ini tidak hanya

diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar

pengaruhnya di bidang pendidikan.

12

Page 13: Teori Imogene King

7. J. Orlando

Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang menitik

beratkan pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal yang

mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan.

8. H. Peplau

Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu

menyusui”, meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only

nurse to serve the ANA as executive director and later as president, she served

two terms on the Board of the International Council of Nurses (ICN). Satu-

satunya perawat untuk melayani ANA, sebagai direktur eksekutif dan

kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan International

Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursing's highest honor, the

Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress. Pada tahun 1997,

ia menerima kehorm; tan tertinggi keperawatan, yang Christie ne Reimann

Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the American

Academy of Nursing honored Peplau as a “Living Legend”, and, in 1998, the

ANA inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the “Peplau leaves

legacy of achievement” article below - Nursing World May 1999) Pada tahun

1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda

Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame.

(Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di bawah ini -

Keperawatan Dunia Mei 1999) Hilc egard Peplau's fifty-year career in nursing

left an indelible stamp on the profession of nursing, and on the lives of the

13

Page 14: Teori Imogene King

mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya

di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada

kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat.

She wore many hats - founder of modern psychiatric nursing, innovative

educator, advocate for the mentally ill, proponent of advanced education for

nurses, Executive Director and then President of the American Nurses

Association, and prolific author. Dia mengenakan banyak topi - pendiri

keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit

mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan

kemudian Presides American Nurses Association, dan penulis produktif. Her

life was often market with controversy, which she faced with courage and

determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia

dihadapkan dengan keberanian dan tekad.

9. H. Selve

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan

yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan secara

teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan

mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.

Penggunaan bukti-bukti empiris berkaitan dengan “perception” Kine

menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley dan K.R Hammond, dan W.H Ittleson

dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam pengembangan definisinya mengenai

“space”, R. Sommer dan R. Ardrey's sering di gunakan dan penelitian B.B

14

Page 15: Teori Imogene King

Minkley's telah dicatat. Untuk “time” Pekerjaan D. Orem di akui. Dalam

memeriksa “communication”, teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H

Beavin dan D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F

Whiting, L Orlando dan L Bruner telah diperiksa untuk informasi “interaction”

dan “transact ion”. Teori pengetahuan J. Dewey, berkaitan dengan self-action, dan

interaksi dalam mengetahui dan diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai

transaksi juga digunakan. Dalam bukunya tahun 1981 dia menyatakan beberapa

formulasi teoritis tentang hubungan interpersonal dan proses perawatan telah di

jelaskan dalam situasi-situasi perawatan. Namun sedikit studi perawatan

memberikan data empiris mengenai fenomena proses perawatan yang

berhubungan dengan interaksi manusia. Suatu pendekatan sistem digunakan

dalam mengembangkan tujuan (Theory of Goal Attainment). la mencatat bahwa

selama dua dekade sistem-sistem telah digunakan secara menyeluruh dan

merespon perubahan-perubahan dan kompleksitas organisasi-organisasi

penanganan kesehatan. Dan jalan satu-satunya untuk mempelajari manusia yang

berinteraksi dengan lingkungan yaitu merancang kerangka kerja konseptual

mengenai variabel-variabel interdependent dan konsep-konsep yang interelevant.

Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang

meliputi tiga bagian “kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam

tingkah laku keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual

yang mencerminkan sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain

keperawatan. Masing-masing dari komponen tersebut menggunakan manusia

sebagai elemen dasar karena sebagai individu, manusia menukar materi, energi,

15

Page 16: Teori Imogene King

dan informasi dengan individu lain dan lingkungan. Individu-individu berada

dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal, atau kelompok, dibentuk

ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi akhir berisi kelompok

dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat dan disebut

sebagai sistem sosial.

B. Theory Of Goal Attainment (1971)

King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-

ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri

beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa

pemikiran-pemikiran kritis. Dari inlbrraasi yang terkumpul tersebut, kemudian

King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual

Framework) pada tahun 1971.

King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)

sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu

pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar tcrhadap kerangka kerja

konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka

yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain

bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan

tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelornpok dalam

memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework)

terdiri dari tiga sistem interaksi vang dikenal dengan Dynamic Interacting

Sistems, meliputi: Personal sistems (individuals), interpersonal sistems (groups)

16

Page 17: Teori Imogene King

dan social sistems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan

kesehatan, dll).

Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi

sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi

pada waktu. Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivat

asumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat dan klien :

1. Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi

2. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klien

mempengaruhi proses interaksi

3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri

4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan

keputusan dan hal tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan

mereka serta pelayanan masyarakat

5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran

informasi sehingga membantu individu dalam membuat keputusan

tentang pelayanan kesehatannya.

6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan

kesehatan

7. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima

pelayanan kesehatan dapat berbeda

Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang

fundamental :

17

Page 18: Teori Imogene King

1. Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada

saat dibutuhkan.

2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk

pencegahan penyakit.

3. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika

individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.

Perawat dalam posisinya, membantu : apa yang mereka ketahui, apa yang

mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka

melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.

Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan

asumsi dasar tentang human being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian

Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan

adalah interpersonal sistem, dimana dua orang (perawat dan klien) yang tidak

saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan

membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan

fungsi dan perannya. Dalam interpersonal sistem perawat dan klien berinteraksi

dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal sisterr sangat

menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam

interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan

konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap

situasi praktek keperawatan, meliputi :

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi

dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan

18

Page 19: Teori Imogene King

kelompok, individu dengan lingkungan yang dimamfestasikan sebagai

perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi

berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,

genetika dan latar belakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari

seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu

dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah

pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya

5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari

posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan

kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan

peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan

6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat

interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran

energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk

keseimbangan dan mengontrol stressor

7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.

Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku

yang kondusif untuk membantu. individu mencapai kematangan

8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan

datang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa

19

Page 20: Teori Imogene King

yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia adalah

sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama.

9. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien

C. Kerangka Konsep Imogene M. King

King mengemukakan dalam. kerangka konsepnya, hampir setiap konsep

yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.

Sistem Personal

Menurut king setiap individu adalh sistem personal (sistem terbuka). Untuk

sistem personal konsep yang relevan adalah sebagai berikut :

1. Persepsi

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan kejadian-

kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain dan hal ini

tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetauhan dan

status emosi. Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami oleh

semua, selekltif untuk semua orang, subjektif atau personal.

2. Diri

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan orang

lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”. Karakteristik

diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.

Perturnbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.

Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksikan

20

Page 21: Teori Imogene King

walaupun individii itu berfariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalam

yang berarti clan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan

sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari

potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

3. Citra Tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan tubuhnya

dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.

Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang, personal

atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung dengan hubunganya

dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau berdasarkan pada

persepsi individu terhadap situasi. Defmisi secara operasioanal, ruang

meliputi ruang yang ada untuk semua arah, didefinisikan sebagai area fisik

yang disebut territory dan pcrilaku orang yang menempatinya.

4. Waktu

King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan kejadian

yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan hubungan antara

satu kejadian dengan kejadian yang lain.

Sistem Interpersonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interkasi antraa

manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut

TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relefan dengan

21

Page 22: Teori Imogene King

sistem interpersonal adalah interkasi, komunikasi, transaksi, peran dan

stress.

5. Interaksi

Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh dua

orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

6. Komunikasi

King mendefmisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi

yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun tidak

langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-ciri

komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual,

transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal,

dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis

dalam menyampaikan ide-ide satu orang keorang lain.

Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain

dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan

gerakan tubuh.

7. Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas

personal berdasarkan persepsi mereka. Dirnensi temporal-spatial, mereka

mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian kejadian dalam waktu.

22

Page 23: Teori Imogene King

8. Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu

saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada 3 elemen

utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di harapkan pada orang

yang meriducuki posisi di social sistem, set prosedur atau aturan yang

ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau

organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk

tujuan pada situasi khusus.

9. Stress

Definisi stress menurut king adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun

manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara

keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan yang melibatkan

pertukaran energi dan informasi antara seseorang dengan lingkungannya

untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan

dengan sistem terbuka yang terus-menerus terjadi pertukaran dengan

lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial

yang dipengaruhi oleh pengalaman lain, individual, personal, dan subyektif.

10. Sistem Sosial

King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran

organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk

memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktek-praktek

dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial

23

Page 24: Teori Imogene King

adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan

keputusan.

11. Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang

berhubungan dengan pengaturan formal dan infonnal seseorang dan

kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.

12. Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif,

proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-

nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi

di dalam organisasi berhubungan dengan wewenang.

13. Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal,

esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu

situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap

kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif,

situasional, proses yang terns menerus, dan berorientasi pada tujuan.

24

Page 25: Teori Imogene King

14. Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergartungan dapat diubah. King

mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam kelompok

atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam

organisasi dan mengenai bahwa status berhubungan dengan hak-hak

istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

D. Asumsi King

King rnengangsumsikan model konsep dan teori keperawatan secara

eksplisit maupun irnlisit. Asumsi eksplisit meliputi:

1. Fokus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan

lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia

2. Individu adalah sosial, mengirim. rasional, reaksi, penerimaan,

kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.

3. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai

klien serta perawat.

4. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan

informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan mempengaruhi

kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan

menerima atau menolak keperawatan,

5. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi

kepada individu tentang semua aspek ki sehatan untuk membantu mereka

membuat atau mengambil keputusan.

25

Page 26: Teori Imogene King

6. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan

mungkin tidak sama.

Sedangkan asumsi implisit meliputi :

1. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.

2. Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam

pembuatan atau pengambilan keputusan.

3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

4. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak kesehatan.

E. Pandangan King Terhadap Keperawatan

Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang

berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan

informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya

meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai

sistem personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut sistem

interpersonal. Sistem social tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan

dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat

Konsep Lingkungan

Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam

masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainya secara terbuka/

Lingkungan merupakan suatu sistem terbuka yang menunjukkan penukaran

masalah, energi, informasi dengan keberadaan manusia. Manusia tersebut

26

Page 27: Teori Imogene King

akan berinteraksi dengan lingkungan internal dengan penukaran energi yang

diatur secara terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal

Konsep Sehat

King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang

dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor

internal dan ekstemal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan

sumber-sumber yang dimiliki oleh rsseorang atau individu untuk mencapai

kehidupan sehari-sehari yang maksimal.

Konsep Keperawatan

King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalah proses

interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang

menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan

maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.

Analisa Teori

Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat

disimpulkan bahwa konsep keperawata menurut King adalah sebagai proses

aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang secara bersama-sama

memberikan informasi tentang persepsi mereka dalam suatu situasi

keperawatan dan sebagai proses interaksi humanis antara perawat dan klien

yang masing- masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan

melalui komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan

menyetujui maksud untuk mencapai tujuan.

27

Page 28: Teori Imogene King

F. Analisa Teori

Tahapan prosedur analisa teori :

1. Sumber Teori (Origins)

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-

pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep

Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior).

Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur.

Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka

Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing).

Selanjutnya pada tahun 1968-1972. King menyimpulkan teori keperawatan

sebagai berikut:

Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak

untuk mengembangkan keperawatan.

Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual

dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun

1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu

sistem, konsep dan proses”. Pada suatu pertemuan King mengatakan

“teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi

yang dinamis”. King mengidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga

sistem interaksi: personal sistem (individuals), interpersonal sistem

(groups) dan sosial sistem (keluarga, sekolah, industri, organisasi

sosial, sistem elayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic

Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika

28

Page 29: Teori Imogene King

tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap

individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti

hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya

kerangka kerja konseptual hams diorganisir untuk menggabungkan

ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan

sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan

masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan

berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama

dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi,

transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan uang

(Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model leori induktif yang

memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, discusi, penelitian

dan lain-lain.

2. Makna (Meaning)

King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling

berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.

Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of

Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:

Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset

Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti

dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment

Manfaat dari teori ini adalah:

Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.

29

Page 30: Teori Imogene King

Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki

praktek keperawatan.

Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga

peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian

dalam situasi keperawatan yang spesifik.

Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep

yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.

Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya :

Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.

Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam

membentuk suatu teori.

3. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)

Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan,

perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka

dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep

yang ada didukung oleh beberapa riset.

4. Manfaat (Usefulness)

Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek

teknis perawatan klien dan sistem pelayanan keperawatan. Walaupun

teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara

konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan,

namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih

30

Page 31: Teori Imogene King

dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat

diaplikasikan. Perawat-perawat yang in gin mengaplikasikan teori ini pada

praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep

yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki

kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil

mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.

Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui

riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan

keperawatan.

5. Generalisasi (Generalizability)

Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau

memprediksi sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori

ini juga mernpunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan

klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya : Klien

koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.

6. Parsimony

Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah

dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang

dikemukakan cukup jelas.

By : Bustanil di Aceh

31