binaoai'ia ai{iaruitai hubunfian · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada...

115
Editor: H. Haidlor Ali Ahmad IHSU$,IMSUS AI(IUAI, HUBUNfiAN AI{IARUITAI BINAOAI'IA DI II{DOIW$IA Oleh: Haidlor Ali Ahmad, M. Zainuddin Daulay, Ibnu Hasan Muchtar, Agus Mulyono, Bashori A. Hakim, danAchmad Rosidi Kementerian Agama Rl Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan Jakarta,2Ol5 ir Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitay &Df) (osus-kosus Aktual llubungan Antarumat Berogamn di lndonuia ISBN : 978-602-8739 -44-3 xxx + 191 hlm; 15 x 21 cm. Cetakan ke-1 Nopember 20L5 Hak cipta pada Penerbit Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dangan cdra a?aPun' termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy tanpa izin sah dari penerbit. Penulis: Haidlor Ali Ahmad o M. Zainuddin Daulay ' Ibnu Hasan Muchtar & Agus Mulyono r Bashori A. Hakim ' Achmad Rosidi Editor: Haidlor Ali Ahmad rd Desain cover dan Layout oleh: Suka, SE Penerbit: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Jl. M. H. Thamrin No.6 ]akarta 10340 Telp./Fax. (021) 3920425 - 3920421 http://pustitbangl..kemenag.go.id

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Editor: H. Haidlor Ali Ahmad

IHSU$,IMSUS AI(IUAI,

HUBUNfiAN AI{IARUITAI BINAOAI'IA

DI II{DOIW$IA

Oleh:Haidlor Ali Ahmad, M. Zainuddin Daulay, Ibnu Hasan Muchtar,

Agus Mulyono, Bashori A. Hakim, danAchmad Rosidi

Kementerian Agama Rl

Badan Litbang dan DiklatPuslitbang Kehidupan KeagamaanJakarta,2Ol5

ir

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitay &Df)

(osus-kosus Aktual llubungan Antarumat Berogamn di lndonuia

ISBN : 978-602-8739 -44-3

xxx + 191 hlm; 15 x 21 cm.

Cetakan ke-1 Nopember 20L5

Hak cipta pada Penerbit

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dangan cdra a?aPun'

termasuk dengan cara penggunaan mesin fotocopy tanpa izin sah dari penerbit.

Penulis: Haidlor Ali Ahmad o M. Zainuddin Daulay ' Ibnu Hasan Muchtar& Agus Mulyono r Bashori A. Hakim ' Achmad Rosidi

Editor: Haidlor Ali Ahmad

rd

Desain cover dan Layout oleh: Suka, SE

Penerbit:Puslitbang Kehidupan Keagamaan

Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama RI

Jl. M. H. Thamrin No.6 ]akarta 10340

Telp./Fax. (021) 3920425 - 3920421

http://pustitbangl..kemenag.go.id

Page 2: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

KATA PENGANTARKEPALA PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nyaterwujud penerbitan buku Kasus-kasus Aktual HubunganAntarumat Beragama di Indonesia. Buku ini merupakankumpulan hasil penelitian yang telah dilakukan olehPuslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama RI. Adapun yang menjadi sasaran

penelitian adalah kasus-kasus aktual atau kasus-kasus yangbersifat insidental, yang terjadi di beberapa daerah pada tahun201.4, yakni di Kota Malang Jawa Timur, Rokan Hulu (Rohul)

Riau, Cianjur Jawa Barat, dan dua kasus terjadi di SlemanYogyakarta.

Penelitian buku ini merupakan bagian daripenerbitan buku-buku yang diprogramkan PuslitbangKehidupan Keagamaan pada tahun 2015. Kami berharap

penerbitan buku hasil penelitian yang banyak menyampaikaninformasi dan fakta ini dapat memberikan kontribusi bagipengembangan khazanah keagamaan dalam kehidupan sosialkeagamaan di.Indonesia yang belakangan ini sangat dinamisperkembangannya. Khusus untuk buku Kasus-kasus AktualHubungan Antarumat Beragama di Indonesia ini diharapkandapat dijadikan sebagai bahan masukan dan dapat menambahwawasan dan kearifan para pembaca, khususnya dalammenyikapi konflik-konflik pendirian rumah ibadah danpemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah, berikut peraturannya yakni PBM No.9 dan 8 Tahun2006.

I{asus-Rgsus Alluaf I{ubungan flntar 'Umat Eeragama [i tntronesin I iii

Dengan selesainya penerbitan buku ini kamimengucapkan terima kasih setinggi-tingsnya kepada:

1. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian AgamaRI yang telah memberikan arahan dan sekaligusmemberikn kata sambutan pada buku ini.

2. Prof. Dr. M. Ridwan Lubis yang dengan serius telahmencermati dan memberikan prolog pada buku ini.Drs. Haidlor Ali Ahmad, MM, baik sebagai salah satupenulis maupun editor yang telah mengedit danmenyelaraskan laporan hasil penelitian menjadinaskah buku.

Para peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan yangtelah melakukan penelitian kasus-kasus aktual atauinsidental yang dimuat dalam buku ini.

Tim pelaksana kegiatan dan semua pihak yang telahmemberikan kontribusi bagi terlaksananya penerbitanbuku ini.

Apabila dalam penerbitan buku ini masih terdapatkekurangan dan kesalahar; baik substansi maupun teknis,kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangatmengharap masukan serta saran unfuk penyempurnaan danperbaikan buku ini.

lakarta, November 2015

Kepala

3.

H-Muharlq Marzuki, Ph.DNrP. 19630204199403 1. 002

iv I X^*-ngt*,4.f;lwthfu6ungannntar,UmatEeragama [i In^[onesia

Page 3: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

SAMBUTANKEPALA BADAN LITBANG DAN DIKLAT

KEMENTERIAN AGAMA RI

Ass alamu' alaikum Wr. W.Salam sejahtera untukkita semua

Dengan ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

Tuhan Ya.g Maha Esa, dan rasa gembira, kami menyambutbaik atas diterbitkan buku Kasus-knsus Aktual HubunganAntarumat Beragama yang merupakan hasil penelitian para

peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan tentang kasus-

kasus pendirian rumah ibadah dan pemanfaatan gedungbukan rumah ibadah sebagai tempat ibadah sementara.

Salah satu masaluh y*g seirng mengusik kerukunanantarumat beragama adalah masalah terkait pendirian rumahibadah dan pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah

sebagai tempat ibadah sementara. Hal ini terjadi karena

perbedaan tipis antara hak beiibadah dengan mendirikanrumah ibadah atau memanfaatkan bangunan bukan rumahibadah sebagai tempat ibadah. Sehingga tidak jarang

sekelompok penganut agama menganggap sama bahwamendirikan rumah ibadah juga sebagai hak pribadi yang tidakbisa dikurangi. Padahal urusan mendirikan rumah ibadah danpemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sudah berada di luar hak pribadi, karena sudah berada

di ranah sosial. Oleh karenanya, keinginan sekelompokpenganut agama untuk mendirikan rumah ibadah atau

memanfaatkan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sangat mungkin akan bertabrakan bukan hanyadengan kebebasan atau kepentingan umat lain, tetapi juga

Kasus-Egsus n fr,pat 9fu6ungan Antdr 'Undt @eragama [i In[onesia I v

berkaitan dengan ketertiban umum, bahkan dapatmenimbulkan keresahan masyarakat.

Untuk mengatur permasalahan tentang rumah ibadahtermasuk di dalamnya pemanfaatan bangunan bukan rumahibadah sebagai tempat ibadatu majelis-majelis agama dengan

difasilitasi Kementerian Agama dan Kementerian DalamNegeri telah merumuskan Perafuran Bersama Menteri Agamadan Menteri Dalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2006.

Namun disayangkary dengan diterbitkannya PBIvI, masalah

pendirian rumah ibadah dan pemanfaatan bangunan bukanrumah ibadah sebagai tempat ibadah tidak serta merta usai.

Masih banyak kasus-kasus pendirian rumah ibadah'sementara. Dari buku ini dapat diketahui bagaimana PBM

dipahami dan dipedomani umat beragama dalam mendirikanrumah ibadah maupun memanfaatkan bangunan bukanrumah ibadah sebagai tempat ibadah; Bagaimana aparaturpemerintah dalam hal ini Pemkab/Pemkot, dinas-dinas terkaitdan Kantor Kementerian Agama serta pemuka agama

terutama yang tergabung dalam Forum Kerukunan UmatBeragama (FKUB) yang diberi amanah untuk mengawalperaturan itu antara lain berkaitan dengan pendirian rumahibadah; Serta bagaimana pula masyarakat berperan sebagai

pengontrol terhadap penyimpangan-penyimpangan/ baikyang dilakukan oleh aparat maupun oleh kelompokmasyarakat tertentu dalam kaitannya dengan pembangunanrumah ibadah dan pemanfaatan bangunan bukan rumahibadah sebagai tempat ibadah. Apakah mereka sudah bisa

berperan sebagai pengontrol yang baik? Atau sebaliknyamereka masih jauh dari yang diharapkan dan masih sering

bertindak anarkis? Karena mereka juga kurang atau bahkantidak memahami PBM.

I X^*-L^* fl.f;1uat l{uiungan flntar 't )mat @eragama [i In[onesia

Page 4: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Dengan diterbitkan dan dipublikasikannya buku inidiharapkan gambaran dinamika hubungan antarumat

beragama terutama seputar masalah rumah ibadah segera

dapat dicarikan solusinya. Sisi positif mauPun sisi negatif dari

fakta yang terungkap dalam buku ini diharapkan dapat

menjadi bahan pelajaran bagi aparat terkait pemuka agama

dan umatnya, serta semua para pembacat agat kita semua bisa

mawas diri dan semakin arif dalam membaca konflik. Dengan

kearifan tersebut diharapkan dapat menyelesaikan konflik-konflik seputar rumah ibadah dengan baik dan adil.

Ucapan terima kasih khususnya disampaikan kepada

Kppala Puslitbang Kehidupan Keagamaan dan umumnya

kepada para peneliti yang telah melaksanakan tugas dengan

baik. Semoga buku ini dapat menjadi referensi dalam rangka

memelihara kerukunan umat beragama.

W assalamu' alaikum wr. wb.

Jakarta, November 2015

Kepala Badan Litbang dan Diklat

y' Prof..H. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D/Ntp. ts6oo41,6 rqbsos r oos

Wus-Rg$$,akpuat ltuhungan X,ntar'()mat @eragama [i In[onesb I vii

PROLOG

Tinjauan Teoritis, Empiris serta WawasanTerhadap Kasus-Kasus Aktual Kehidupan Keagamaan

Oleh M Ridwan LubisGuru Besar Jurusan perbandingan Agama

Fakultas UshuluddinUIN Sy arif Hiday atullah J akar ta

Pendahuluan

Pada dasarnya kehidupan beragama adalahmerupakan aktualisasi budaya yang didasari oleh nilai-nilailuhur untuk mengabdi kepada Allah SWT, Tuhan yang MahaEsa. sebagai budaya, maka ia terus mengalami proses social.Demikianlah kehidupan beragama selalu bersifat dinamisterus bergerak mencari bentuk-bentuk keseimbangan baru.Namun sekalipun terjadi dinamik4 krearitivitas dan inovasihubungan di antara umat beragama akan tetapi formatkegiatannya bersifat tetap yaitu penyiaran agama danpendirian rumah ibadah atau penggunaan bangunan bukanrumah ibadah menjadi tempat ibadah. Namun sayangnya,berbagai perkembangan kasus hubungan di antara umatberagama tidak memperoleh respon yE :rg memadai baik darikalangan tokoh-tokoh puncak institusi keagamaan maupunpemerintah sehingga perkembangan yang terjadi tidaktertutup kemungkinan akan terus menjadi bola liar sebelumberhasil melahirkan ekilibrium yang baru.

Pusat Penelitian dan pengembangan KehidupanKeagamaan masih menggunakan konsep pendekatan yanglama yaitu bersikap menunggu munculnya kasus hubungandi antara umat beragama yang diliput media massa yangkemudian menjadi berita yang hangat secara nasional.

Kgsus-RStas nfuuatt{ufiunganAntar,t)mat @eragama [i tndonesfu | ix

Page 5: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pertimbangannya sederhana saja. Sesuatu kejadian (happ ening)

yang diliput media massa berarti dapat dipahami bahwakejadian itu telah memenuhi unsur aktualitas, kedaruratan,berdampak luas dan memerlukan segera penyelesaian.

Dalam kaitan itulatu penulis melakukan telaahan

terhadap artikel yang termuat dalam buku ini sebagai upayamembantu pembaca memahami berbagai kasus aktualitasyang dipaparkan oleh Tim Peneliti. Penulis menyadari bahwabelum tentu semuayffirgdipaparkan pada halaman pengantarahli ini memperoleh persetujuan dari para pembaca. Akantetapi paling tidak dapat membantu pembaca memahamirumitnya berbagai kasus hubungan antar umat beragama di'Indonesia.

Keberadaan Agama

Agama merupakan entitas yang mengandung,

mengutip perkataan para ahli sosiologi agarr.at

pandangan-pandangan dasar di mana suatu kelompokatau masyarakat manusia mengorganisir kehidupanmereka (the grounds of meaning). Yakni, memuat orientasi-

orientasi dasar terhadap kehidupan kemanusiaan,

kemasyarakatan, konsep-konsep mengenai wakfu danmakna mati serta konsep-konsep kosmologis dasar dalamhubungannya dengan eksistensi manusia.l Oleh karenaitu, maka tidak dapat dielakkan bahwa setiap agama juga,

menawarkan klaim kebenaran (truth claim) klaimkeselamatan (saktation claim). Lalu kenapa agama

1 Roland Robertson dalam Nurcholish Madjid, lslam, Kemodernan,

ilan Keindonesiaan, Bandung: lvhzan,2008, hlm. 129.

^ I (asus-frasus Afrluat t{uhungan Antar 'Umat Eeragama [i In[onesia

l

.l

i

menawarkan suatu PemahamEu:t yang menyatakan

keabsolutan nilai padahal setiap karya dan kreativitas

manusia selalu bersifat relatif. Hal ini mungkin dapat

dijawab dengan penjelasan Talcott Parsons yang

menyatakan bahwa agama dibutuhkan manusia paling

sedikit disebabkan dua alasan.

Pertama, karena ketidakmengertian dan

ketidakmampuan manusia dalam menghadapi masalah

tertenfu seperti sakit, kematian, bencana alam, banjir,

kemarau dan sebagainya. Kedua, karena kelangkaan hal-

hal yang bisa memberikan jawaban yar:rg memuaskan.2

Ltrlu muncullah orang-orang yang kreatif pada masa lalu

merumuskan tentang jalan menuju kepada yang tidak

diketahui itu. Kelompok orang terpilih tersebut disebut

Emile Durkheim dengan orang yang memiliki daya

berpikir relatif tinggi (primitiae philosopher).3

Ada dua aliran dari'ahli ilmu kemasyarakatan

yeurlg telah mengemukakan kriteria atau definisi agama.

Pertama, definisi agama yang bersifat inklusil yaitu

agama dipahami oleh penganutnya sebagai sistem sosial

yang menekankan perlunya individu-individu dalam

masyarakat dikontrol oleh kesetiaan total terhadap

seperangkat kepercayaan dan nilai. Misalnya, konsep

agama yang dikemukakan oleh Max Weber. Weber

menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam

2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan

Bagong Suyantg Sosiologi, ]akarta, Prenada, 2006, ha1.254.3 j Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi,hal.245.

Kasus-fosus ARluat 1{u6ungan Antar 'Umnt Eeragama [i Infonesia I xi

Page 6: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

semesta hanya dapat dipahami dengan mengaitkannyadengan agama sebagai dasar dari semua makna (the

grounds of meaning).

Kedua, definisi agama yang sifatnya eksklusif,yaitu ytrtg memberikan tekanan pada kesucian,kekudusan, dan ketabuan. Dalam konteks ini, agamadipahami sebagai sistem yang memadukan kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik yang berhubungandengan hal-hal yang suci, yaitu hal-hal yang terpisah danterlarang--kepercayaan-kepercayaan dan praktik-praktik

.yang menyatukan semua pengikutnya ke dalam satukomunitas moral tunggal yang disebut umat.a

Agama memErrg pada mulanya adalah urusan personalseorang manusia kepada Zat yang gaib itu kemudianberkembang dengan dirumuskan sejumlah ritus untukmembangun hubungan dengaNya dan terakhir ditemukansejumlah hukum atau norma sebagai aktualisasi dari hubungandengan yang gaib. Sampai disini, maka fenomena keagamaansepenuhnya dapat dikatakan masih bersifat urusan pribadidengan Tuhan. Akan tetapi begitu memasuki tahapselanjutrya maka orang-orang yang beragama tertenfukemudian membentuk suatu perhimpunan sebagai bukti dariadanya kesadaran komunitas keberagamaan. Maka pada saatyang demikian, agama berubah dari urusannya yang sangatpribadi menjadi urusan yang bersifat kelembagaan. IJkurankeberagamaan tidak lug, ditentukan oleh kedalamanpenghayatannya terhadap makna religiositas akan tetapi

a Nurcholish Madjid, lslam, Kemoderenan,.. hlm. 130.

xii I rur*-lag*,4fr1uatt{u6ungan Antar'()mat tBeragama [i Intonesia

kemudian bertambah dengan kesadaran komunitas yangmengikat kelompok umat beragama tertentu.

Pada perkembangan berikutrya identitas sosialtumpang tindih dengan identitas keagamaan (religious ffinity).Apabila seseorang bertemu dengan masyarakat yang berlataretnis Melayu maka dengan tanpa ragu ia memulai pembicaraandengan ucapan assalamu 'alaikum. Demikian juga denganmasyarakat Acetu Sunda, Madura Minang Gorontalo dan lainsebagainya. Demikian pula apabila berjumpa dengan seorangyang berasal dari Papu4 Nusa Tenggara Timur maka denganserta merta memulai pembicaraan dengan ucapan salamkeagamaan. Demikianlah seterusnya terbentuk, tanpadisengaja peta regionalisasi keagamaan.

Pada masa lalu sebenamya, adanya realitaskeberagamaan yang majemuk itu tidak begitu dipersoalkanmasyarakat akan tetapi sejak kedatangan kolonial makakepolosan semangat keberagamaan mulai memperolehmomentum baru yaitu dengan munculnya kesadaran politis.Pada mulanya adanya perbedaan yang melahirkankemajemukan sosial juga tidak menjadi faktor yang membuatketegangan hubungan di antara masyarakat. Akan tetapi sejak

kolonial datang lengkap dengan strategi da:ide et impera makamasyarakat yang tadinya rukun berubah menjadi masyarakatyang dipengaruhi oleh adanya perasaan saling terancam antarasatu dengan yang lainb. Padahal semua mengetahui bahwakeberagamaan tidak pemah melahirkan semangat yangmengancam orang lain. Karena kesibukannya membangunhubungannya dengan Tuhannya tidak menyisakan waktu lagibagi dirinya untuk menilai kelebihan dan kekurangan oranglain.

Kwas-Lasus Afrluathtuhungan Antar')mat @eragana [i tn[onesia I xiil

Page 7: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Demikianlah isu islamisasi, kristenisasi, hindunisasi,buddanisasi dan lain sebagainya menjadi isu atau rumor yang

berseliweran dalam proses hubungan sosial. Hal itulahkemudian yang menjadi yang dasar timbuL:rya kekhawatiranantara satu kelompok agama dengan kelompok lain.

Persaingan yang paling menonjol disini adalah antara umatIslam dan umat Kristen. Padahal apabila dirunut ke perjalanan

sejarah, bahwa tiga agama yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam,

dibawa oleh tokoh yang satu yaitu Nabi Ibrahim AS. Persoslan

yng menjadi titik kuliminasi ketika masyarakat menyadariterhadap keberadaan kelembagaan agamanya dan yang

dijadikan patokan adalah perbandingan jumlah umatheragama.

Selain dari itu, yang juga menjadi realitas sosial didalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bahwa

dominannya kelompok umat beragama tertentu pada tingkat

kecamatan belum tentu akan berbanding lurus dengan

dominannya kelompok agama tersebut pada tingkat

kabupaten, provinsi dan terakhir nasional. Sehingga adanya

kesulitan kehidupan beragama pada satu daerah tertentu

dijadikan kelompok umat beragama yang termarginalkan pada

daerah tersebut sebagai dalih bagi sikap dan tindakankelompok agErmanya pada daerah lain.

Sebenamya Pemerintah bersama anggota DPR pada

masa yang lalu telah menyadari hal tersebut. Undang-UndangNo. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa telah

menetapkan adanya lima unsur pemerintahan yang tetap

menjadi hak pemerintah pusat yang tidak diotonomikan yaituurusan luar negeri, peradilan, fiskal, pertahanan dan keamanan

serta agama. Adapun latar belakang yrtg demikian

sesungguhnya memiliki dampak positif dan negatif.

xlv I Xg"*- L**,4.fuuat 9fu6wgan nfi ar'Umat cBerag ama [i I n[o nesia

Tampaknya hal tersebut dikandung maksud agar kebijakanpembangunan kehidupan beraagama tetap dapat dikendalikanoleh Pemerintah Pusat. Mengingat urusan keberagamaansangat rawan untuk diintervensi oleh berbagai kepentingan.

Pemicu Kasus Hubungan Umat Beragama

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap agama memiliki katakunci yang menjadi simpul dari agama yang bersangkutan.Hal itu disebabkan karena setiap agama datang dalam kruunwaktu yang berbeda serta daerah yang berbeda pula. Olehkarena itu, adanya perbedaan tidak menjadi penting untukdipersoalkan. Segenap warga masyarakat memperolehkesempatan seluas-luasnya unfuk memahami, menghayatidan mengamalkan ajaran agamanya. Beragama adalah hakindividu yang tidak dapat dikurangi sedikitpun baik olehsiapapun, kapanpun dan dimanapun karena ia merupakanhak absolute dalam diri pribadi seseorang (non duogable right).

Lalu, oleh karena perbedaan yang tipis antara hakberibadah dengan mendirikan rumah ibadah sebagai tempatberibadah atau menggunakan bangunan bukan rumah ibadahsebagai tempat ibadah sementara, maka tidak jarang sebagianorang mempersamakan bahwa mendirikan rumah ibadat ifujuga sebagai hak pribadi yang tidak bisa dikurangi padahaltelah melebar kepada relasi antar pribadi yang menjadi bagiandari komunitas. Padahal urusan mendirikan rumah ibdat ataupenggunaan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah sudah berada di luar hak pribadi dan telah berpindahmenjadi hak social. Para pemuka agama ketika bersidangmerumuskan Perafuran Bersama Menteri Agama dan MenteriDalam Negeri (disingkat PBM) No. 9 dan 8 Tahun 2006 yang

Klsus-Lasus.Ailuntl{ubungan Antar'Umat @eragama [i In[onesia I xv

Page 8: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

lalu telah menyadari hal tersebut. Oleh karena itu, merekasepakat untuk dilakukan pengaturan dan itulah PBM yangsekarang menjadi satu-satunya yang menjadi pedoman bagiKepala Daerah/Wakil Kepala Daerah bug, pemeliharaankerukunan umat beragama, pemberdayaan FKUB dan izinpendirian rumah ibadat. .

Fenomena Konflik Beragama

Berbagai konflik antara kelompok agama tertentudengan kelompok masyarakat dan PemerintahKabupaten/Kota dapat disebabkan sebagai berikut. Pertama,

adanya kaitan antara komitmen kelembagaan yangbertentangan dengan kebijakan pemerintahan setempatsebagaimana yang terjadi Perubahan Rencana Tapak Fasum

menjadi Fasos Kompleks Araya Kota Malang.; Penggunaan Ruka

Dan Rumah Tinggal Sebagai Tempat lbadat di Cianjur; Lokasi

Pembangunan Gereja Santo lgnatius Rokan Hulu Riau Tidak seauai

dengan RIRI /. Di antara kegiatan keagamaan tersebut ada

yang sudah berlangsung lama namun tidak sejalan denganPBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Padahal dalam PBM No. 9 dan 8Tahun 2006 Pasal 28 ayat (1) Izin bangunan gedung untukrumah ibadat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daewrahsebelum berlakunya Peraturan Bersama ini dinyatakan sah

dan tetap berlaku. Persoalannya kemudian menjadi rumitkarena terjadinya perbedaan penafsiran antara kelompokumat dengan Pemerintah Daerah Umat menganggap bahwaRuko maupun Rumah Tinggal termasuk kategori rumahibadat padahal pada Bab I Pasal 1 ayat (3) dinyatakan bahwarumah ibadat adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentuyang khusus dipergunakan untuk beribadat bagi para

xvl I Xw*- L^* fl,fuuat ffu 6ung an Antar'Umnt Eeragama [i I n[orcsia

pemeluk masing-masing agama secara Permanen' tidak

termasuk tempat ibadat keluarga.s

Kasus berikutnya adalah terkait dengan kegiatan

penyiaran agama yaitu kegiatan doa Rosario yang menetap

satu bulan yang menimbulkan kerusuhan di Ngaglik sleman

Yogyakart a; dan, Kasus perusakan segel GPDI EI Shaddai

Pangukan Sleman Yogyakarta. Muncubrya kasus konflik ini

aupat dilihat dari dua sisi. Pertama, masyarakat tidak diberi

iniormasi yang cukup tentang dua kegiatan tersebut terutama

alasan kegiatan doa Rosario harus berlangsung satu bulan

pada satu tempat yang tetap. Hal ini menimbulkan penafsiran

Lun*u rumah tinggal tersebut telah berubah fungsi menjadi

.rumah ibadat sementara apabila dikategorikan rumah ibadat

maka tidak memenuhi ketentuan Bab I Pasal 1, ayat (3) di atas.

Kedua, alasan keberatan masyarakat kemungkinan bukan

hanya karena pelaksanaan yang terlalu lama melewati batas

kewajaran akan tetapi yu.g paling serius apabila masyarakat

memahami kegiatan di dua lokasi tersebut merupakan bagian

dari kegiatan penyiaran agama. Sementara kegiatan pendirian

rumah ibadat dan penyiaran agama merupakan isu yang

selalu actual dalam pola hubungan antar umat beragama'

Gerakan Menuiu Rekonsiliasi

Adanya suasana ketegangan yang terkesan dalam

hubungan antar umat beragama merupakan konsekuensi dari

kemajeLukan Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Dengan menggunakan perspektif

s Buku Kompilasi Kebijaknn Peraturan Perundang-undangan Kerukunan

llmat, Pr:r;litbang Kehidupan Keagamaan, Beragama' Badan Litbang dan

Diklat, Departemen Agama Rk Edisi Kesebelas, hal'298'

Xgsus- Lasus A RPwt l{ubung an Antar'U mat cB eragatna [i I nlonesia I xv ii

Page 9: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

historis dan mengamati berbagi gerakan petani, Prof SartonoKartodirjo mengatakan bahwa di masyarakat terutama dikalangan masyarakat perdesaan terdapat tiga sumber dayasocial budaya yaitu kepemimpin4 idieologi dankelembagaan.6 Kepemimpinan terutama di masyarakat desaadalah terdiri dari otoritas pribadi pada hakikatnya merekatmpil sebagai pemimpin karena adanya pengakuanmasyarakat berdasarkan charisma yang mereka miliki.Demnikian juga halnya dengan pemuka agama merekamendapat pengakuan dari masyarakat adalah karenakefukusan, kejujuran, kesanfunan mereka berdasarkan ajaranagama yang dianubrya. Pemuka agama pada masa lalu, terdiridari orang-orang yang bisa berbicara lintas etnis, agamarnaupun lointas generasi sehingga mereka tampil menjadipenengah manakala terjadi konflik dan juga sebagai sumberreferensi social manakala masyarakat sedang dihadapkankepada persoislan yang berada di luar jangkauan pemikiran(beyond) masyarakat.. Pemimpin yang demikian tentulahterdiri dari mereka yang memiliki kualifikasi keilmuan yangmenjangkau jauh kepada substansi ajaran agamanya sehinggaia menjadi pribadi yang memiliki otonomi dn tidaktergantung kepada dukungan atau penolakan masyarakat.

Sumber daya ideology adalah berkaitan dengan cita-cita tentang bangunan kehidupan masyarakat yang dicita-citakan. Masyarakat tidak mungkin dipersatukan semuanyadan harus diberi kesempatan menjadi masyarakat yangmultikultur. Dalam kaitan ini, maka bangunan ideologypembangunan kehidup€m masyarakat yang rukun itu adalahadanya keteguhan komitmen terhadap ajaran agama yang

6 Sutomo, Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta, pustaka pelajar,2009,hal.199.

xviii I Xgt-A*t flf,pnttfuhunganflntar ,Umat $eragama [i Infonesia

diyakininya dan tidak membuka diri mencari kebenaran yang

lain. Selanjutny+ tumbuh semangat ytrtg kuat untuk

mengakui, menghormati dan menghargai keyakinan orang

lain bahkan lebuih dari itu, ikut membantu orang lain

memiliki sarana untuk melakukan ibadatrya. Ideologi

pembangunan masyarakat umat beragama yang demikian

hendaknya dapat ditumbuhkan bugr seluruh warga

masyarakat. Sehingga dapat tercipta masyarakat model yang

berciri humanism-teosentris.

Ketiga, sumber daya terakhir adalah kelembagaan

menenfukan Proses transformasi menuju pembangunan

.kehidupan masyarakat yang harmonis' Dalam kaitan itu'

maka kelembagaan sebagai agen yang membawa perubahan

hendaknya dirancang menjadi lembaga yang selalu dinamis'

realis dan fleksibel. Dengan demikiary lembaga harus bersedia

diubah guna kemaslahatan hidup umat seagama' sebangsa

dan sesama umat manusia.

Dalam rangka membangun kehidupan masyarakat

maka hal itu akan dapat berjalan dengan baik manakala

masyarakat telah memiliki modal social' Fukuyama

mendeskripsikan modal social yaitu sebagai rangkaian nilai-

nilai dan norma-norma informal yang dimiliki bersama di

antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang

memungkinkannya terjalin kerjasama di antara mereka'

unsur-unsur utama yang menjadi modal social adalah adanya

trust sehingga melahirkan hubungan timbal balik dalam

interaksi social. Unsur berikutnya modal social adalah

jaringan yang disamping dapat meningkatkan lingkup

kerjasama iuga dapat meningkatkan wawasan dan

memungkinkan terbentuknya hubungan yang slfatnya uoos

Xgsus-Lasus.Af;luntlfi^tiungan Antar'l')mat rBerdy(nna [l tnlonesia I xix

Page 10: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

cutting ffiliationT yaitu afiliasi yang saling menyilang yangtidak dibatasi lagi emosi-emosi ekstrim sebagaimana yffigterjadi pada masa lalu.

Bentuk modal-modal social biasanya terdiri dari duamacam yaitu solidaritas mekanik dan solodaritas organic.Solidaritas mekanik sebagai bentuk solidaritas yang mengikatindividunya dalam sebuah kelompok social karena adanyarasa kebersamaan, adanya afuran berkelompok tanpamemperdulikan status social individunya. Biasanya haltersevut berlkangsung di kawasan perdesaan pada masa lalubukan pada masa kini. Karena pada masa kini, masyarakatperdesaan telah berubah menjadi setengah mayarakatperkotaan. Solodaritas organic mengacu kepada perbedaanirldividu yang didasarkan kepada keahlian masing-masingkarena setiap keahlian satu kelompok dibutuhkan olehkelompok lainnya sehingga biasanya terdapat pembagiankerja.8

Dari paparan di atas maka sebuah masyarakattermasuk kelompok umat beragama tidak bisa dibiarkanhidup dalam suasana saling mengintai kelemahan dankekurangan maing-masing. Kelompok umat beragama yangberada di kawasan perdesaan hendaknya dibangun solidaritaskomunitas berdasar konsep solidaritas mekanik sedanghubungan umat beragama di perkotaan dibangun denganmengikuti pola solidaritas or ganik.

7 Sutomo, P embangunan Masy arakj at, hal. 202-204.8 Bambang Rudito dan Melia Famiola, Social Mapping Bndung

Rekayasa Sains, 2008, hal. 57.

xx I W*-W*flfrluatltuiungan,4.ntar'tJmatEeragama[i Infonesia

Baik pemimpin mauPun lembaga kepemerintahan

hendaknya berupaya menerobos kebuntuan hubungan di

antara umat beragama baik yang berada di perdesaan

maupun perkotaan. Selanjubrya membangun wacana baru

dengan menghidupkan potensi modal sosial yaitu bangunan

jaringan, kepercayaan dan hubungan timbal balik. Dengan

adanya pengakuan terhadap modal social maka mereka bisa

hidup dengan prinsip saling berbagi, saling mengakui

keberadaan masing-masing dan saling bekerjasama dalam

urusan yang berkenaan dengan keperluan semua anggota

komunitas. Dalam mengembangkan gerakan kerukunan umat

beragama tidak memadai lagi manakala terus dikembangkan

semboyan setuju dalam perbedaan (agree in disagreement)

sebagaimana yang digagas Prof. HA Mukti AIi pada masa

yang lalu, karena hal tersebut terkesan berikap pasif. Gagasan

beliau tersebut sesuai pada level akademis akan tetapi pada

level massa diperlukan lanbgkah yang lebih kongkrit. Apabila

memungkinkan langsung melakukan disain tentang

masyarakat model kerukunan yang diharapkan. Oleh karena

itu, pada level masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas

mekanik maka dibutuhkan sikap aktif dengan berbagai

langkah terobosan untuk menembus berbagai kebuntuan

dalam hubungan umat beragama.

Sehingga dengan demkian terwujud persilangan

kepatuhan lembaga ( cross institution-loy alities) dan persilangan

afiliasi budaya (uoss cultural-ffiliation). Sehingga sekalipun

masyarakat hidup dalam kemajemukan sku mauPun agama

akan tetapi mereka tetap harus dipandang sebagai waerga

masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Klsus-L^tus A|guat tfuiungan Antar 'Uflnt $eragama fr tn[onesia I xxi

Page 11: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Gagasan Kerukunan

Guna melangkah dari berbagi kebuntuan hubungan diantara umat Bergama agama di berbagai daerah maka

hendaknya lahir suatu kebijakan nasional dalam upayamenyikapi potensi konflik di kalangan umat beragama.Terkadang potensi konflik sesungguhnya berada di luarwilayah keberagamaan akan tetapi ditarik menjadi isukeberagamaan sehingga membangunkan sikap-sikapemosional masyarakat yang memiliki komitmenkeberagamaan yang masih dalam tar# "semarrgat" meraihtiket ke syorga. Atau sebaliknya, pada mulanya persoalannyaterletak dalam wlayah keagamaan akan tetapi kemudiandilebarkan menjadi persolan politik, ekonomi, pendidikan danlain sebgainya.

Pemuka agama hendaknya melakukan upaya untukmeningkatkan wawasan keberagamaan masyarakat yang baruberada pada taraf simbolik kepada tingkatan substantifsehingga masyarakat memiliki ketarmpilan memilah antara

agama sebagai yang dijadikan isu pemicu dengan agama

sebagai subtansi kehidupan. Dal.am kaitan itu, maka dialogintem agama, antar agama maupun dialog antar imandiperlukan guna memperluas wasasan keberagamaan

masyarakat. Hal tersebut harus diberikan penegasan bahwakegiatan tersebut bukan ditujukan untuk terjadinya konversiagama akan tetapi semata-mata dalam upaya pendewasaan

keberagamaan. Maka disinilah pemuka agama atau pemimpinlembaga keagamaan melakukan sosialisasi dan intemalisasigerakan kerukunan. Kompetii di antara umat beragamahendaknya berlangsung secara vertical bukan horizontalsehingga kompetii yang terjadi berlangsung dalam pengujian

xxii I Xg*t-Ag"* ,qfuuat tfukngan nntar 'Umat Eeragama fr In[orcsia

kematangan konsep kehidupan bermasyarakjat, berbangsa

dan bemegara.

Pemerintah Daerah hendaknya melihat persoalan

ketegangan hubungan antar umat beragama adalah persoalan

laten dan sewaktu-waktu akan dapat berubah menjadi

manifest. Oleh karena karena itu, hendaknya diupayakan

untuk merumuskan strategi yang dapat mengungkap yang

laten ifu ke permukaan namun dalam suastrna yang harmonis,

demokratis dan bersahabat. Dalam kaitan itu, maka

diperlukan langkah-langkah yang mendekatkan hubungan

antar umat beragama dalam berbagai kegiatan social bersama

tanpa ada yang merasa tersaingi atau dikalahkan'

Pemerintah Pusat hendaknya tidak memandang

kehidupan beragama sebagai sebuah barang jadi akan tetapi

adalah merupakan perjalanan dari sebuah Proses yang

terkadang mendaki akan tetapi pada suasana lain dapat

menurun.

Terkait dengan kemajemukan agama, sebagaimana

dikatakan susan schoter, Christianity in lndonesia: Perspectioe of

Power, yang dikutip Bahrul Hayat, Pemerintah harus

melakukan dua hal yaitu: Negara menjamin kebebasan

beragama dan membangun hubungan intern dan antarumat

beragama yang toleran sehingga terjadi koeksistensi yang

damai antar pemeluk agama yang berbeda.e Sebagai uPaya

mewujudkn gagasan tersebut maka perlu dilakukan gerakan

yang sifatnya kongkrit sehingga masyarakat memiliki acuan

serta pedoman dalam melakukan gerakan menuju kerukunan'

e Bahrul Hayat, Mengelola Kemaiemuknn Umat Beragama,lakafia,PT

Saadah Cipta Mandiri,2012, hal. 133.

l(a$s-f,gsus x,fuwf ltuiungan Antar 'umat tseragama [i tnlonesia I xxiii

Page 12: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga yangmelakukan Badan Nasional Pengembangan Kerukunan Sosial

yang akan melakukan kegiatan yang bersifat permanen dalamperencanaan, perumusErL penggerak, pemantauan terhadapkecenderungan kerukunan sosial. Oleh karena ifu, makadiperlukan kegiatan pemetaan social sehingga dapatdiprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi.Pemerintah berfungsi untuk melakukan kebijakan afirmasi,pendampingan agar masyarakat memiliki posisi tawar untukmenolak ketika datang ajakan kepada mereka untukmelakukan gerakan radikal yang akan dapat merusakkerukunan hidup umat beragama.

Dengan terwujudnya kerukunan hidup di antara umatberagama maka dengan sendirinya menjadi prasyarat umatberagama dapat mengamalkan ajaran agamanya secara

paripurna. Dan itulah sumbangan kongkrit nilaikeberagamaan bagi pembangunan bangsa Lrdonesia yangberdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

W ab ill ahit t aufik w alhidry oh.

Ciputat,6 Oktober 2015

xxiv I Xpt*-Ag*" r4f,guatlfuiunganAntar'Umat tBeragama [i In[onesia

PENGANTAR EDITOR

Kerukunan umat beragama merupakan pilar bagiterwujudnya kerukunan nasional dan kerukunan nasionalmerupakan salah satu syarat bagi terlaksananyapembangunan bangsa. Salah safu tantangan kerukunan umatberagama adalah masalah pendirian rumah ibadah danpemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempatibadah. Munculnya konflik rumah ibadah ini sebenamyasudah cukup lama, yaitu sudah ada sejak tahun 1960-an.Dimana pada waktu itu terjadi pengrusakan rumah-rumahyibadah oleh kalangan tertentu. Tentu saja kondisi tersebut

.tidak kondusif bagi pemeliharaan kerukunan umat beragama,persafuan dan kesafuan bangsa. Oleh karena ifu, pada tahun1.969 Pemerintah menerbitkan Keputusan Bersama MenteriAgama dan Menteri Dalam Negeri No. 01/BERAt4dn-

Magl1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahdalam Menjamin Ketertiban dan Kelancaran Pelaksanaan

Pengembangan dan Ibadat Agama oleh Pemeluk-pemeluknya(selanjutnya disebut SKB Th. 1969). Pada waktu itu SKBtersebut menjadi acuan utama bagi pemeliharaan kerukunanantarumat beragama.

Kasus-kasus pengrusakan rumah ibadah terjadi lagi dibeberapa daerah pada tahun 7979, yang tentu saja cukupmengganggu kerukunan antarumat beragama dan stabilitasnasional. Dalam upaya mengembalikan kerukunan antarumat,maka pada tahun 1980 dibentuk institusi Wadah MusyawarahAntarumat Beragama (WMALIB) dengan keputusan MenteriAgama No. 35 Tanggal 30 ]uni 1980. Wadah ini merupakanforum konsultasi dan komunikasi antarpemimpin/pemuka

Kasus- Fgsus A fr1uat 1{u6ung an /qntur'U not cBerag ama [i I n"tonesia I xxv

Page 13: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

agama unfuk membanfu kerjasama antarumat beragama

dalam rangka pemeliharaan kerukunan antarumat beragama.

Seiring dengan dinamika relasi beragama dan regulasi

SKB 1969 dinilai memiliki kelemahan dan m ultitafsir, serta

peran WMAUB yang terbatas, maka dipandang perlu adanya

regulasi yang lebih memadai. Atas dasar itu, pada tahun 2006

wakil-wakil dari majelis-majelis agama yang difasilitasi oleh

Pemerintah berhasil menyusun sebuah peraturan

menggantikan SKB 1969. Peraturan dimaksud adalah

Perafuran Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri

(PBM) No. 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan

Tugas Kepala Daerah/lVakil Kepala Daerah dalam

Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pendirian

Rumah Ibadat.

Namun dengan lahimya PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006

ini tidak serta kerukunan antarumat beragama khususnya

berkaitan dengan masalah pendirian rumah ibadah dan

pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempat

ibadah sementara menjadi tertib. Setelah lahimya PBM masih

juga muncul kasus-kasus pendirian rumah ibadah dan

pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempat

ibadah, yang kemudian menimbulkan konflik antarumat

beragama, bahkan tidak jarang terjadi tindakan anarkhis.

Fenomena ini kemudian memunculkan berbagai suara

sumbang tentang PBM, adayang mengatakan dengan adanya

PBM konflik berkaitan dengan rumah ibadah menjadi

semakin marak, PBM diskriminatif, bahkan ada yang

mengusulkan agar PBM dihapus.

Pemaparan kasus-kasus pendirian rumah ibadah dan

pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadah sebagai tempat

xxvi I Xrt*-ng"* fl.R1uat 1{u6ungan Antar'IJmat cBeragama [i In[onesia.

ibadah sementara yang ditulis oleh para peneliti dalam buku --/ini, berupaya menelisik, akar masalah konflik rumah ibadah.Dari kasus-kasus tersebut terungkap antara lain, ada pihak-pihak yang mendirikan rumah ibadah atau memanfaatkanbangunan bukan rumah ibadah sebagai tempat ibadah yangkurang memahami PBM, sehingga mereka memaksakan diripadahal persyaratannya belum lengkap, atau bahkan tidakmengajukan izin. Sebaliknya ada pula pihak-pihak yangmenolak pendirian rumah ibadah yang tidak memahami PBI\4,

sehingga tidak jarang mereka melakukan tindakan anarkhis.

Dalam membangun rumah ibadah ada yangmengabaikan etika, cenderung egois dan provokatif. Misalnyamembangun rumah ibadah yang megah, melebihi kebutuhannyata dan di tempat yang strategis, padahal dari kalangan

'minoritas. Sehingga hal ini menyinggung perasaan kelompokmayoritas. Dalam hal ini ada contoh yang sangat baik, ketikaKH Ihsan pada tahun 1926 atas perintah KH Hasyim Asyari,mendirikan masjid di Mojowarno ]ombang ]awa Timurdengan tujuan sebagai tempat pembinaan umat Muslim diMojowarno. Karena di Desa Mojowarno telah berdiribangunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) sejak tahunL881, dengan bangunan yang cukup megah, maka KH HasyimAsyari hanya membangun masiid dengan ukuran yang relatifkecil di tempat yang tidak strategis dan hingga sekarang tetap

merupakan bangunan kecil dan terjepit di antara deretanrumah penduduk di belakang bangunan GKIW. Oleh karena

itu muncuh:rya masjid kecil di pusat GKIW ini tidak mengusikperasaan umat GKIW, meskipun sebenarnya Desa Mojowarnobukan desa berpenduduk mayoritas Kristeru apalagi di tingkatkecamatan dan kabupaten. Namun KH Hasyim Asy'ari tidakmau membangun masjid yang besar yang menandingibangunan GKIW.

Kgsus-Lasus n|patlfuiungan Antar'Umnt $eragama [i tnlonesia lxxvll

Page 14: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Ada pula konflik pendirian rumah ibadah yangdisebabkan oleh faktor x dari kebijakan pejabat setempat, yangmengubah site plan (rencana tapak) dari fasilitas umum(fasum) menjadi fasilitas sosial (fasos) di sebuah perumahanelit. Kebijakan tersebut tentu saja sangat mengecewakanpenghuni perumahan tersebut, karena mereka (kalangan elit)membeli rumah beserta lingkungannya. Selain mereka dapatmemiliki rumah yang megah memiliki lingkungan (fasum)

berupa taman tempat rekreasi keluarga, terutama unfukbermain anak-anak. Namun tanpa sepengetahuan penghuni,rencana tapak (site plan) fasum itu diubah menjadi fasos, dandisiapkan sebagai lahan tempat pembangunan rumah ibadah,sehingga menghapus impian indah keberadaan taman dilingkungan perumahan elit itu.

' Daerah-daerah yang terjadi konflik pendirian rumahibadah dan pemanfaatan bangunan bukan rumah ibadahsebagai tempat ibadah sering divonis sebagai daerah yangintoleran, dengan tanpa mencermati akar permasalahannya.Karena banyak pihak yang mengklaim kelompoknya sebagai

kelompok yang peduli terhadap kerukunan umat beragam4tidak berupaya dengan sungguh-sungguh menggali akarpermasalahan konflik itu. Sebaliknya dengan hanya melihatpermukaannya saja, mereka begitu cepat membuatkesimpulan dan memberikan judgement terhadap pelakukonflik. Sehingga tidak jarang penilaiannya merugikan danmelukai hati pihak-pihak yang sebenamya sudah banyakmengalah dan berkorban. Akibatnya, pihak-pihak yffigmengaku sebagai pemerhati kerukunan bukannyamenciptakan kerukunan, tetapi malah memperkeruh danmempertajam konflik.

xxviii I K$rus-frgs1ts Afrpat lfuhungan Antor lJnot Eeragama [i In[onesia

Buku ini berupaya mengantarkan para pembaca atardapat menyimak konflik dengan lebih teliti dan bijak,sehingga bisa memberikan solusi dengan baik dan adil yangbermuara pada kerukunan antarumat beragama. Dari segipenulisan, buku ini diakui masih banyak kelemahannya. Halini dapat dimaklumi karena tulisan-tulisan ini diambil daripenelitian-penelitian kasus yang b ersifat insidental denganalokasi waktu penelitian yang sangat terbatas. Namunberapapun isi buku ini penting untuk dibaca. Diharapkanbuku ini bisa menambah wawasan dan kearifan dalammenyikapi konflik, khususnya terhadap konflik-konflikpendirian rumah ibadah dan pemanfaatan bangunan bukanrumah ibadah sebagai tempat ibadah sementara, terutamakearifan dalam menyikapi dan memedomani peraturan-peraturannya yakni PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006. Selamatmembaca.

]akarta, November 20L5

Editor:

Haidlor Ali Ahmad

Klst$-Ldsus Afrguafifitbungan Antar,Umat Geragama [i tn[onesia I xxix

Page 15: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA PUSLITBANGKEHIDUPAN KEAGAMAAN 111

SAMBUTAN KEPALA BADANDIKLAT KEMENTERIAN AGAMA

PROLOG

PRAKATA EDITOR

DAFTAR ISI .............

v

ix

xxv

xxxi

II.

m.

IV.

PERUBAHAN RENCANA TAPAK FASUM

IADI FASOS TIMBULKAN PENOLAKANPEMBANGUNANGBI DI KOMPLEKS ARAYAKOTA MALANG

Haidlor Ali Ahmad 1

LOKASI PEMBANGUNAN GEREIA SANTOIGNATIUS ROHUL RIAU TIDAK SESUAIDENGAN RTRW

M. ZainuddinDaulay 27

RUKO DAN RUMAH TINGGAL SEBAGAITEMPAT IBADAT KRISTIANI TANPA IZINDI CIANIURIAWA BARAT DIruruPlbnu Hasan Muchtar €t Agus Mulyono 87

DOA ROSARIO MENETAP SATU BULANTIMBULKAN KERUSUHAN DI NGAGLIKSLEMAN YOGYAKARTA

Bashori A. Hakim 131

Kasus-Rgsus Afrluat lfuhungan flntar 1Jmat Eeragama [i tn[onesia I xxxi

V. KASUS PERUSAKAN, 'SEGEL GPDI EL

SHADDAI PANGUKAN .SLEMAN

YOGYAI(ARTA' Achmad Rosidi ....:............... 157

,

;

*r6i ;'f ' la5nr.(rc frfint ltuhtngafl aititr Oiwt tfuragant e hf,uusia

Page 16: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PERUBAHAN RENCANA TAPAK FASUM IADI FASOSrrMBilnKAN prluo[AkArv punmeNd'iNANcBr''

I : a :1.,..,..': I i: m rOrtPlffis *mta'R(yrAlr,tAf,LNci ' ;

I

I

it

PENI,.}IIS; IIAtrE}LOR AILI,AtrXM^AD

K*.s*frt*,w&$ageft{u$.WsyslqwflM $dqary& tttd*ru I t

\

1t

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Permasalahan di seputar rumah ibadat bukanlah

permasalahan yang hanya terjadi di Indonesi4 tetapi juga

terjadi di berbagai negara. Di negara-negara maju seperti

Amerika ,serikat kasus terkait rumah ibadat juga terjadi.

People B4y menentang pembangunan masjid di kawasan

Brooklyn Sheepshead Bay, New York(smartzikir.blogspot.com) dan rencana pembangunan masjid

di Ground Zerc yaurrg katanya oleh para ahli kebebasan

beragama itu merupakan salah satu hak dalam menjalankan

ibadafrrya tidak serta merta dengan SamPang mendirikan

bangunan tersebut di sana (Smart, 2010); Di Australia,

sekelompok warga Bendigo, negara bagian Victoria

menentang rencana pembangunan masjid di kota itu(Hardoko, kompas.com); Di Eropa, terdapat gerakan anti

masjid, di ]erman (tepatrya di Frankfrut) pada akhir Oktober

2007 ada kampanye menentang pembangunan masjid; Di

Austria dan Swiss ada upaya melahirkan undang-undang

pelarangan pembangunan masjid baru; Di Italia, selama

setahun terakhir, berlangsung delapan kali serangan

termasuk dengan bom molotov - terhadap masjid dan diBologna sejumlah pemrotes mengancam jika pembangunan

masjid dimulai, mereka akan menggiring babi di lokasi

pendirian masjid; Pembangunan masjid di London Timur,

tepatnya di daerah Newham yang sePerempat populasinya

beragama Islam, juga mendapat penolakan (Armado,2008); Di

I Xg"*1(g"* A|luat t{ulungan nntar 'Unat cBeragama di In[onesia

Page 17: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

India Masjid Babri, masjid bersejarah di Ayodya yang

dibangun pada abad 16, diruntuhkan oleh sekitar 150.000

orang dari kaum nasionalis Hindu pada 6 Desember 1992

(www.eramuslim.com). Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa

masalah di seputar rumah ibadat tidak khas Indonesia,

melainkan juga dialami oleh negara-nagara lain bahkan oleh

negara yang terkenal sebagai negara demokrasi dan

menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM).

Indonesia adalah negara yang berpenduduk majemuk

dari segi etnis, sosial, agama, budaya, dan adat istiadat.

Setidaknya terdapat 1.128 etnis yang tersebar di berbagai

wilayah hrdonesia dengan beragam budaya dan adat istiadat.

Selain itu, setidaknya ada enam agama yang banyak dipeluk

penduduk Indonesia dan ratusan aliran kepercayaan yang

menyebar di berbagai provinsi dengan komposisi yang

beraneka ragam. Di safu sisi, kemajemukan ini merupakan

suatu'khazanah yang dimiliki bangsa lrdonesia yang patut

dibanggakan, namun di sisi lain sekaligus merupakan

tantangan yang harus dikelola dengan baik. ]ika tidak, bukan

tidak mungkin akan menjadi ancaman yang serius terjadinya

disintegrasi bangsa.

Dalam konteks kemajemukan agama dan keyakinan,

kerukunan umat beragama menjadi sesuafu yang sangat

penting untuk dijaga dan dipelihara dalam bingkai kehidupan

bernegara. Karena kerukunan umat beragama merupakan hal

yang sangat penting. Bahkan kerukunan umat beragama

merupakan pilar kerukunan nasional. Sebagaimana termaktub

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPIMN) Tahun 20L0-201.4 (Perpres No. 5 Tahun 2010 Buku IL

bab II: 48). Dalam rangka mewujudkan dan memelihara

Kgsus-(gsus Afrluafltu6unganAntar''l)mat tBeragama [i tnlonesia | 3

kerukunan umat beragama telah diterbitkan Perafuran

Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM)

Nomor 9 dan 8 Tahun 2004 salah satu dari tiga isi pokoknyaialah pendirian rumah ibadat.

Pengaturan pendirian rumah ibadat bukanlahintervensi negara atau pemerintah terhadap agam4 melainkanbeisifat pengadministrasian semila. Hal ini tampak dalamPBM Bab IV tentang Pendirian Rumah Ibadat Pasal"L4, sebagai

berikut "Pendirian rumah ibadat harus memenuhipersyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunangedung." Selain memenuhi persyaratan sebagaimana

dimaksud pada ayat L, bahwa pendirian rumah ibadat harus

memenuhi persyaratan khusus meliputi: "Daftar nama dantpnda tangan pengguna rumah ibadat paling sedikit 90 orangyang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkatbatas wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (3).

Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yangdisahkan oleh lurah/kepala desa, rekomendasi tertulis kepala

kantor kementerian agama kabupatenlkota dan rekomendasi

teftulis FKUB kabup4ten/kqta." Dalam persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a tidak terpenuhi,pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi tersedianya

lokasi pembangunan rumah ibadat. (PBM No 9 dan 8 Tahun2006).

Kendatipun demikian, keberadaan PBM Nomor 9 dan8 tahun 2006 ini tidak serta merta pembangunan rumah ibadatmenjadi lancar sebagaimana diharapkan. Di berbagai daerah

masih banyak terjadi perselisihan berkaitan dengan pendirianrumah ibadat. Di wilayah Indonesia bagian barat terjadiperselisihan pembanguan gereia sedangkan di wilayah

I X*-L** flf;1uaf ltuiungan r4ntar'Umat Eeragama [i tnlonesia

Page 18: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

tengah dan timur terjadi perselisihan pembangunan masjid

(tihat Asry, 201L dan Ahmad, 2012). Dari beberapa kasus

pendirian rumah ibadat yang mengalami permasalahan dapat

ditarik kesimpulan, antara lain: (1) Masih adanya para pejabat

terkait yang belum memahami secara baik, bahkan ada yang

belum pemah membaca PBM. Sehingga kebijakan yar:.g

diambil berkaitan dengan pendirian rumah ibadat tidak sesuai

dengan yang digariskan dalam PBM; (2) Panitia

pembangunan rumah ibadat ada yang belum memahami

PBM, ada pula yang tidak melaksanakan prosedur pendirian

rumah ibadat sesuai dengan yang diatur dalam PBM,

akibaturya pembangunan rumah ibadat yang dilakukan tidak

sesuai dengan prosedur sehingga menimbulkan protes dari

masyarakat lingkungartnya. Oleh karenanya hingga sekarang

irii masih banyak pembangunan rumah ibadat yar.9

bermasalah di berbagai daerah. Agar perselisihan berkenaan

dengan pembangunan rumah ibadat tidak melebar menjadi

konflik yang lebih besar, maka perlu dilakukan penelitian

terhadap konflik-konflik berkaitan dengan pendirian rumah

ibadat termasuk penolakan pembangunan rumah ibadat,

Gereja Bethel Indonesia (GBD di Komplek Perumahan Kota

Araya Kota Malang (Malang Post,2L September 201.4).

Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil

beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya

perselisihan tentang pembangunan GBI, bagaimana

l(asus-{asus Aigwt tfuhungan Antar 'tJmat Eeragama [l tn[onesia I 5

3.

proses pembangunannya, meliputi seluruh persyaratan

hingga diperolehnya IMB?

Siapa pelaku penolakan pembangunan GBI dan apa

alasannya?

Bagaimana proses penyelesaian konlik/penolakan

pembangunan GBI Kompleks Araya Kota Malang?

Tuiuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan faktor-faktor

penyebab terjadinya perselisihan tentang pembangunan

GBI, meliputi proses pembangunan, seluruh persyaratan

hingga diperolehnya IMB.

2. Untuk mengetahui pelaku penolakan pembangunan GBI

dan alasan penolakannya.

3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan Prosespenyelesaian konflik/penolakan pembangunan GBI di

Kompleks Araya Kota Malang.

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain untukmemberi masukan bari para pengambil kebijakary khususnya

di lingkungan Kementerian Agama dan umumnya dilingkungan Kementerian Dalam Negeri serta fihak-fihak lain

yang terkait dengan pemeliharaan kerukunan umat beragama

dan lebih spesifik dalam penanganan kasus-kasus pendirian

rumah ibadat.

I Xgt*-L** Ailuatlfuhungan Antar 'tJmtt Eeragama di In[onesia

Page 19: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yang mendalam

dan menyeluruh dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Sebelum melakukan kajian lapangan peneliti melakukan studi

kepustakaan, meliputi berita-berita dalam mass media dan

intemet berkenaan dengan kasus penolakan warga terhadap

pedirian GBI di Komplek Perumahan Araya Kota Malang'

Karena bersifat verifikatif, maka data awal akan menjadi

pedoman pada pelaksanaan PengumPulan data di lapangan

(spotchecking).

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan,

L) Metode wawancara yang dilakukan terhadap informan

kunci, meliputi beberapa pejabat dan staf pegawai Kantor

Kemenag Kota Malang, Kesbangpol Pemkot Malang, FKTIB

Kota Malan& dan pemuka agama/masyarakat setempat serta

fihak panitia pembangunan GBI Komplek Perumahan Araya

Kota Malang; 2) Observasi secara terbatas dan cenderung

Secara kebetulan, karena keterbatasan peneliti berinteraksi

dengan masyaraka! 3) Studi dokumentasi untuk melengkapi

data yang diperoleh melalui metode wawancara dan

observasi.

Untuk menguji keabsahan data digunakan teknik

trianggulasi dengan cara pemerikasaan melalui sumber-

sumber lain. Menurut Patton (1987) trianggulasi dengan

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi melalui waktu dan alat yang

berbeda misalnya membandingkan hasil wawEulcara dengan

hasil pengamatary dengan dokumen, membandingkan apa

yang dikatakan orang di muka umum dan ketika sendiriao

Kafls-Rgsus Algunt tfuhungan Antar '()mat Eeragoma [i tn[owsid I 7

membandingkan antara pendapat rakyat biasa dengan pejabat

pemerintah, serta membandingkan antara informasi pada saat

situasi penelitian dengan saat .normal sepanjang waktu(Moleong, 2002:178).

Analisis data dilakukan secara deskriptif-analitikmelalui tahap-tahap editing klasifikasi data reduksi data dan

interpretasi untuk memperoleh kesimpulan.

Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitrian ini dilakukan di KomplekPerumahan Araya Kota Malang, yakni lokasi pembangunan

GBI yang ditentang oleh warga.

I Xgt*- (gt* fl f,put ltubung an Antdr'Umat rBerag ama [i In.[onesia

Page 20: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

SEKILAS KOTA MALANG

Keadaan Geografis

Sebagaimana diketahui secara umum Kota Malang

merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur

karena potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang

berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang secara

astronomis terletak pada posisi 1L2.06-112.07 BujurTimur,

7 .06-8.02 Lintang Selatan.

Wilayah Kota Malang dibatasi oleh: Kecamatan

Singosari dan Kecamatan KarangplosoKabupaten Malang di

sebelah utara; Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang di sebelah timur; Kecamatan Tajinan dan

Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang di sebelah selatan; dan

Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang di

sebelah barat.

Luas wilayah Kota Malang 110,06 km2 yang terbagi

menjadi lima kecamatan yaitu Kecamatan Kedungkandang,

Sukun, Klojen, Blimbing dan Lbwokwaru. Potensi alam yang

dimiliki Kota Malang adalah letaknya yang cukup tinggi yaitu

440-667 meter di atas permukaan laut. Salah satu lokasi yang

paling tings adalah Pegunungan Buring yang terletak di

bagian timur Kota Malang. Dari atas pegunungan ini terlihat

jelas pemandangan yang indah antara lain dari arah barat

terlihat barisan Gunung Kawi dan Panderman, sebelah

utara Gunung Arjuno, Sebelah timur Gunung Semeru dan

jika melihat ke bawah terlihat hamparan Kota Malang'

Sedangkan sungai yang mengalir di wilayah Kota Malang

adalah Sungai Brantas, Amprong dan Bango'

Kgfls-fofls A|guatttuhungdn Antar'L)mat Auaga.ma fr Intonesia I g

Keadaan Demografis

Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010penduduk Kota Malang berjumlah 820.243 jiwa yang terdiridari penduduk laki-laki sebanyak 404.553 jiwa dan pendudukperempuan sebanyak 415.690 jiwa. Dengan demikian rasiojenis kelamin penduduk Kota Malang sebesar 97,05.Ini artinyabahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97-98penduduk laki-laki. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010,pada periode 2000-2010 rata-rata laju pertumbuhan penduduksetiap tahunnya adalah 0,80 Y".

Dilihat dari penyebarannya, diantara 5 kecamatanyang ada Kecamatan Lowokwaru memiliki pendudukterbanyak yaitu sebesar 186.013 jiw4 kemudian diikuti olehKecamatan Sukun (181.513 jiwa), Kecamatan Kedungkandang(174.477 jiwa), Kecamatan Blimbing (172.333 jiwa) danKecamatan Klojen (105.907 jiwa). Sedangkan wilayah dengankepadatan penduduk tertinggi terdapat di wilayah KecamatanKlojen yaitu mencapai 1L.994 jiwa per Kmz, sedangkanterendah di wilayah Kecamatan Kedungkandang sebesar 4.374jiwa per Kmz, kemudian diikuti oleh Kecamatan Sukun(181.513 jiwa), Kecamatan Kedungkandang (174.477 jiwa),Kecamatan Blimbing ( 172.333 jiwa) dan Kecamatan Klojen(105.907 jiwa).

Keadaan Sosial Budaya

Kota Malang adalah kota terbesar kedua di ]awa Timursetelah Surabaya kota ini iuga dikenal sebagai kotapendidikan, karena banyaknya fasilitas pendidikan yangtersedia dari mulai tingkat taman kanak-kanak, SD sampaipendidikan ti.gg dan jenis pendidikan non-formal seperti

10 I Xgt*-*g* flf,gwtl{ubunganAntar'Umat (Beragama [i In[onesia

Page 21: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta'

Potensi Konflik

Menurut Mohammad Burhanuddin, potensi konflik di

Kota Malang antara lain adalah keberadaan tenaga

rohaniawan asing yang berdatangan ke Kota Malang dengan

tanpa sepengetahuan aparat pemerintah Kota Malang. Karena

perafuran menyangkut tenaga rohaniwan asing adalah

rekomendasi imigrasi dan Kemenag Pusat' Mereka yang

datang di pusat kemudian datang ke daerah, antara lain ke

Malang tanpa sepengetahuan Kantor Kemenag Malang'

Karena selama ini belum ada afuran yang menSafur tentang

tdnaga rohaniwan asing ketika bergerak dari pusat ke daerah'

Dalam hal ini seharusnya Kemenag Pusat memberi tembusan

kepada kemenag yang wilayahnya akan dikunjungi tenaga

rohaniwan asing. ( Burhanuddin, wawan car a, 2L I 10 I 14)'

Di Malang tenaga rohaniwan asing ini tidak hanya di

gereja-gereja atau sekol4fr-sekolah tinggi teologi

KrsitenKatolik saja tapi juga terdapat di universitas Islam

Negeri (UIN). Tenaga rohaniwan asing yang bertugas sebagai

dosen UIN kemudian mengisi pengajian, tentu ini menyalahi

aturan. Untuk tenaga rohaniwan asing ini harusnya ada KMA

yang mengaturnya. Sedangkan tenaga asing di perindustrian

ada aturannya, ad.apendampingan, dan hanya diberi waktu 4

tahun dan tidak bisa diperpanjang. Karena selama 4 tahun

diasumsikan sudah terjadi alih teknologi. Di Kota Malang

termasuk banyak tenaga rohaniwan asing (Burhanuddin,

wawancara, 21, I 10 I 14).

Kqsu-Lasas Alguat tfuhungan Xnur '()mat Eeragama [i Inlorusia I 1 1

PEMBANGUNAN GBI DI KOMPTEKSARAYA DAN PENOLAKAN WARGA

Rencana Pembangunan GBI

Rencana pembangunan gereja Gereja Bethel Indonesia(GBI) Diaspora sudah dimulai sejak sepuluh tahun yang lalu(sejak tahun 2004). Pada mulanya GBI merencanakan akanmembangun gereja di Graha Sejahtera Jl. Gajah Mada(masyarakat menyebutrya Diaspora), di samping kantor WaliKota. Di lokasi tersebut terdapat bangunan sekolah. Namun,rencana pembangunan GBI Diaspora tersebut ditolak olehmasyarakat setempat (tepatnya masyarakat yang tinggal dibelakang Graha Sejahtera). Karena di lokasi tersebut jumlahjemaat GBI hanya beberapa orang saja, tidak memenuhipersyaratan 90 orang pengguna. Masyarakat menolak dengancara demo dan memasang sepanduk penolakan. Karena adapenolakan masyarakat maka Lurah setempat tidak bersediamengesahkErn persyaratan tanda tangan 90 dan 60 orangpengguna dan pemberi dukungan (Burhanuddin dan Susilo,wawancar a, 21, I 1,0 I 1,0.

Dengan adanya penolakan masyarakat maka pihakpemerintah berkewajiban memfasilitasi [PBlvI, pasal 14 (3)),dengan menyarankan agar panitia pembangunan GBI mencaritempat baru. Wali Kota Drs. Peni Suparto, MAR menyarankanagar GBI membeli tanah di Komplek Araya. (Imron,wawcu:rcar a, 2U 10 I l4). GBI kemudian membeli sebidang tanahuntuk sarana ibadat di Komplek Perumahan Kota Arayaseharga Rp 2,8 milyar. Tindakan pembelian tanah yangdilakukan GBI dibenarkan oleh Pemkot karena tidakmelanggar peraturan (Hastana, wawancara,2u10l1,4). Setelah

12 I ru"*-Agt* flfuuatl{uiungan,4ntar,()mat Eeragama [i In[onesia

Page 22: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

rencana pembangunan GBI pindah ke tempat yang baru

pantia pembangunan harus mengurus perijinan dari awal lagi'

(Susilo, wawancara, 21, I 10 I 14).

Di lokasi pemabngunan yang baru, panitia

pembangunan GBI memperoleh tanda tangan 90 orang

pengguna dan 60 anggota masyarakat yang mendukungyang

disahkan oleh RT, RW dan Lurah Pandanwangi' Persyaratan

pembangunan GBI kemudian dikirim ke Kantor Kemenag dan

FKUB.Pihak Kemenag dan FKUB selanjutnya melakukan

survey ke lokasi pembangunan. Survey yang dilakukan

meliputi wawancara dengan beberapa rumah tangga kiri

kanan lokasi pembangunarL mengecek administrasi, surat

keterangan lurah bahwa lingkungan lokasi pembangunan GBI

cukup kondusif; foto copy susunan panitia pembangunan;

foto copy KTP dan KK 90 Pengguna dan 60 orang anggota

masyarakat yang mendukung ytrrg dilegalisasi RT,RW dan

lurair; bestek bangunan; dan surat permohan ijin kepada

walikota (Susilo, wawancara, 2U10 114).

Kemenag Kota dalam melakukan survei hingga

keluamya rekomendasi cukup lancar' Sementara FKUB agak

lama karena sebelum memberikan rekomendasi harus

melakukan sidang pleno meliputi enam pemuka agama

anggota FKUB. Kemudian rekomendasi Kemenag dan FKUB

dikirim ke Pemkot, untuk memperoleh iiin dari Dinas Kesra'

Selanjutnya, Kesra dengan Tim 9 melakukan rapat untuk

mengecek kelengkapan administrasi dan merancang survei ke

lokasi pembangunan. setelah itu, walikota memberikan

rekomendasi (sesuai dengan Perwali), dan IMB yang

dikeluarkan oleh Dinas Perijinarg setelah mendapatkan advis

planning dari Dinas PU, berkenaan dengan analisis dampak

lingkungan (amdal)(Susilo, wawan cat a, 2L 110 l'l'4)'

Kgsus-Rgs$ A|luatl{uhungan Antdr1)mat cBeragamn [i In[onesA I 13

Di tempat yang baru, meski pihak panitiapembangunan GBI sudah memenuhi persyaratan

pembangunan rumah ibadat berdasarkan kebutuhan nyatadan sungguh-sungguh (PBM, pasal 13), mendapat tanda

tangan dilengkapi dengan foto copy KTP 90 ortu:tg pengguna

dan 50 orang yang menyetujui yang disahkan oleh lurahsetempat, mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kemenag

Kot4 FKUB dan Wali Kota (Perwali, Nomor 812007), sefiasudah mendapatkan IMB, masih ditolak oleh sebagian

masyarakat (Siswati dan Alami, wawancar a, 21 I 10 I 1,4).

Menghadapi penolakan masyarakat tersebut pihakGBI menghadap kepada Walikota oleh Walikotapembangunan GBI disarankan agar terus dilanjutkan, karena

prosedurnya sudah benar dan sudah diterbitkan IMB(Hastana, wawancara, 21. 110 I 14).

Warga yang Menolak dan Alasannya

Warga yang menolak pembangunan GBI

mengatasnamakan warga RW 11 Kelurahan Pandanwangi,sebagaimana yang mereka tulis dalam spanduk-spandukpenolakan pembangunan GBI. Namun beberapa orang aparat

pemerintah yang menjadi informan kami mengatakan, bahwamereka yang menolak pembangunan GBI adalah sekelompokorarlg dari luar kompleks Araya dan warga pendatang yang diKomplek Araya hanya mengontrak rumah (Imron,wawancara, 2111011.4). Ada juga yang mengatakan bahwamasyarakat yang menolak bukan masyarakat setempat, yaitudari lingkungan tempat pembangunan yang pertama, sekitar

Jl. Diaspora (Burhanuddin dan Susilo, wawancara/2!10114).Tetapi salah seorang intel kepolisian Kota Malang

I Xo*"1(g"* ,4ilwt lfu1ungan Antar 'Umat Eeragama [i In[orcsia

Page 23: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

membenarkan pernyataan Para Pendemo bahwa mereka

adalah warga setempat. Intel tersebut mengetahui bahkan

kenal dengan pimpinannya. (A1 Tamarul, wawancara,

22l1\l1+). Namun ketika peneliti bermaksud akan

mewawancarai tokoh pendemo itu, intel tersebut mengatakan

yang bersangkutan profesinya sebagai pedagang dan waktu

itu posisinya di Jawa Tengah.

Alasan penolakan yang dikemukakan oleh para

penolak adalah: Pertama, mereka menganggap bahwa Prosespengurusan IMB tidak melalui prosedur, karena tidak ada

persetujuan RT/RW.Pihak GBI mendapat dukungan 100 tanda

tangan dari luar Cluster atau luar RT 05. Sedang lokasi

pembangunan GBI berada di Cluster RT 05. Menurut

Burhanuddin, tentu ini merupakan pemahaman yang kurang

tepat terhadap PBM. Setelah pembangunan GBI di Jl. Diaspora

ditolak oleh warga setempat, maka pemerintah setempat

harus memfasilitasi.Sehingga Pemerintah setempat

menyarankan kepada GBI agar mencari tempat lain. Atas

saran tersebut panitia pembangunan GBI memperoleh tempat

baru di Komplek Araya. Dengan demikian pembangunan GBI

ini sudah bukan tingkat kelurahan lagi, melainkan naik ke

tingkat kecamatandan lokasinya sudah dipindah ke kelurahan

lain. Jika pembangunan GBI ini didukung oleh masyarakat

dari luar Cluster, menurut PBM tidak ada masalah

(Burhanuddin, wawan car a, 21. I \0 l1'4).

Kedua, adanya kecurigaan dari para penolak, bahwa

perubahan rencana tapak (site plan) lokasi pembangunan

gereja merupakan kebohongan pengembang. Mereka

mencurigai pihak pengembang telah merubah site plan lokasi

pembangunan GBI semula merupakan fasum (2008) untuk

taman dan ruang terbuka menjadi fasos (2009) untuk sarana

t(asas-Rgsas AfrXuat lfitbutqan Antar 't )mat Aeragama [i tntoncsia | 15

pendidikan dan rumah ibadat. Sehingga menurut parapenolak "warga Cluster" sudah dibohongi pihakpengembang. Ada diantara pernyataan para penolak yangberbunyi "Karena lokasi tersebut adalah fasum, jangankandibangun gereja, dibangun masjid pun akan kami tolak!,,(Malang Pos, 2L September 201,4). Demikian pula menurutpenufuran Al Tamaruf warga Cluster Neuw Indie merasaditipu oleh pengembang Araya. Menurut Mereka pihakpengembang telah merubah site plantahun 2006, 2009, dan201,1, (Al Tamarul, wawancara,22ll}lla).Menurut hematpeneliti, ini artinya perlu difahami juga oleh pihak berwajib,bahwa masyarakat dengan strata setingkat penghuniKompleks Araya, dalam membeli rumah tidak semata-matamembeli rumah dan pekarangannya saja. Tetapi merekamembeli rumah berikut lingkungannya, termasuk fasum yangmemadai. Sehingga ketika ada perubahan site plan fasummenjadi fasos tenfu mereka sangat kecewa.

Ketiga, pihak pendemo mengira bundaran di KomplekAraya yang sedang dibangun adalah bangunan GBI. padahallokasi pembangunan GBI berada sekitar 50 meter daribundaran dan terletak di ptrtggir sungai. Renacanya GBIdibangun menghadap sungai dan akan dibangun jalanterobosan, tidak melewati Taman Neuw Indie (Al Tamarul,wawancar a,221 L0 I 1,4).

Berkenaan dengan perubahan site plan dari fasummenjadi fasos, beberapa informan kami mengatakan bahwa,perubahan site plan tidak ada masalah, karena pengembangbelum menyerahkan Komplek Araya kepada pemerintah,sehingga perubahan site plan masih merupakan otoritaspengembang (Burhanuddin dan Hastana, wawancara,21,11011,4). Al Tamarul menambahkan perubahan site plan asal

16 I Xgt*-W* flfuuatlfuhungaflAntdr 1)mot cBeragama [i In[onesia

Page 24: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

tidak mengurangi luas fasum yang harus disediakan olehpengembang, yffiLg sebenarnya tanah tersebut merupakantanah efektif yang suatu waktu dapat dijual kepada-siapa pun.Yang menjadi masalatr, perubahan tersebut tidakdisosialisasikan kepada masyarakat (Al Tumarul,wawancara/ 221 l0 I 14). Menurut Dedi Indrawan perubah an site

plan f.asum menjadi fasos harus melalui kesepakan dua belahpihak antara pengembang dan kepala daerah (h:rdrawan,wawancara,21,l10l1,4). Setelah peneliti cek ke Dinas PU, lokasipembangunan GBL berdasarkan Keputuusan WalikotaMalang tentang Perubahan Rencana Tapak (Site Plan)

Perumahan Kota Araya No 188.451382135.73.11212009.

Berdasarkan permohonan Ismono ]ossiantq Direktur PTAraya Bumi Megah 15 |uli 2009 No. 005/ABM-IVILGDIRI/IU 2009. SK tersebut ditandatangani oleh WalikotaDrs. Peni Suparto, M.AP, ; Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Malan& H. Bachtiar Ismail, MIvI;Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang, Ir. Hadi Santoso.

Di satu sisi status tanah lokasi pembangunan GBI memangsecara legal adalah sebagai fasos dan dalam SK tersebuttertulis sebagai sarana rumah ibadat. Di sisi lain memangbenar sebagai mana yang dikatakan pihak pendemo adaperubahan siteplan dari fasum menjadi fasos.

Bentuk penolakan yang mereka lakukan berupapengerahan massa dan pemasarlgan sepanduk penolakan,antara lain berbunyi "Segenap Warga Niew Indie RW 11 danSekitarnya, Kelurahan Pandanwangi menolak pembangunanGereja Bethel Lrdonesia serta Segala Bentuk Kegiatannya".Selain itu mereka berkirim surat kepada; 1) Wali Kota Malangtembusan Bakesbangpol, 2) Kepala Kantor Kemenag KotaMalang, 3) Camat Blimbing, 4) Lurah Pandanwangr, 5) KetuaRW 11 Kelurahan Pandanwangi, 6) Pegurus NU Kota Malang,

Kgsus-Lasus nfuuat tfuhungan Antdr 'Umot $eragama [l tn[onesb I fi

7) Peagurus Muhammadiyah Kota Malang; 8) Pengurus PKB

Kota Malan& dan 9) Manajemen GBI. Pihak yang menolakpembangunan GBI sudah dua kali berkirim surat ke alamattersebut, perlama, tanggal 24 Maret 20L4, dan kedua, awalAgustus 2014.'Selain itu mereka juga menyampaikan suratsecara la4gsung kepada walikota,(Malang Pos, 21. Sept 2014).

1 8 I rco4"-*g"* ,4f;put lfuhungan flntqr 'Umat tBeragama & Inlonpsia

Page 25: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENANGANAN PENOLAKAN PEMBANGUNANGBI KOMPLEKS ARAYA

Upaya FKUB dan Pemerintah dalam Menangani Penolakan

Warga

Berkenaan dengan penolakan masyarakat terhadappembangunan GBI Diaspora, FKUB bersama aparat

pemerintah proaktif, karena pada waktu itu Kota Malangsempat terganggu. FKUB dipanggil oleh Walikot4 yang pada

intinya Walikkota menanyakan bagaimana kasus penolakanpembangunan GBI tersebut menurut perafuran, terutamamenurut PBM. Atas pertanyaan tersebut, FKUB mengatakan

bahwa menurut PBM, pemerintah harus memfasilitasi. Olehkarenanya kemudian FKUB mengundang pihak GBI untukrapat (Susilo, wawEu:Icara, 2U10 114).

Berkenaan dengan adanya penolakan masyarakat di Jl.

Diaspora, Kementerian Agama Kota Malang (disamping

instansi-instansi pemerintah yang lain) berkewajibanmemfasilitasi pembangunan GBI- sebagaimana diamanatkanoleh PBM - oleh karenanya, Kementerian Agama Kota Malang

menyarankan agar pihak panitia pembangunan GBI mencari

lokasi lairy dan mengurus perijinan lagi (Burhanuddin dan

Susilo, wawEulcara, 2U 10 I 14).

Dari hasil rapat antara pemerintah dan FKUB dengan

pihak GBI disepakati pihak GBI mencari lokasi baru. Di lokasi

baru panitia pembangunan GBI harus mengurus lagi perijinansejak dari awal dan itu disetujui oleh pihak GBI (Susilo,

wawancara,21,l10l14). Sehingga pihak GBI membeli tanah diKomplek Araya dengan harga Rp 2, 800 milyar. (Hastan4

wawiulcara, 21, I L0 I 14).

Kasu- Lasus n fuuat tfu kmg an Antar'U mat @eragama [i t nlonesia I 19

Ketika terjadi penolakan pembangunan GBI di tempat

yang baru (Kompleks Araya), FKUB menyamPaikan kepada

yang menolak, bahwa Proses pembangunan GBI sudah

melalui prosedur sesuai aturan (PBM). FKUB dalammenangani konflik pembangunan rumah ibadat ini juga sudah

berkunjung kepada tokoh NU, Kyai Marzuki waktu itusebagai Ketua NU Kota Malang, sekarang Wakil Syuriah NUWialayah Jawa Timur (Susilo, wawancara,2l'110114).

Kunjungan FKTIB kepada ulama NU ini penting, karena

meskipun Kota Malang tidak termasuk wilayah budayaPendalungan, tapi mayoritas masyarakat Muslim di Kota

Malang masih memosisikan ulama sebagai panutan. Sehingga

kunjungan FKUB kepada ulama tersebut memberikan kesan

kepada masyarakat bahwa aPa yang disampaikan FKUB

sudah mendapat restu dari ulama dan layak untuk diikuti.

Pada akhir bulan Sepember 20'1.4, ketika sedang

berlangsung demo penolakan pembangunan GBI, Kemenap

FKUB, Camat Blimbing dan Lurah Pandanwangi serta 35

orang pendemo berkumpul di lokasi pembangunan GBI.

Sepanduk-sepanduk penolakan diturunkan oleh Satpol-PP.

Sementara Kemenag dan FKUB memanfaatkan kesempatan

tersebut untuk menyosialisasikan PBM kepadaPata pendemo

khususnya tentang prosedur perizinan sehingga terbitnyaIMB. Kepada pendemo disarankan jika masih merasa belum

puas agar menempuh jalur hukum (Burhanuddin, wawancara/

21,11011,4).

Kesbangpol menyarankan agar pihak yang menolak

pembangunan GBI menyelesaian masalah tersebut lewat jalurhukum (PruN), suPaya sama-sama puas. Dengan alasan,

Walikota tidak mungkin mencabut kembali IMB, karena

prosedur penerbitan IMB sudah benar (Imran,

wawancara21,ll0l14).

I Xg*"-t** /.Rguat l{uiungan Antar 'Unat rBeragama & In[orcsia

Page 26: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENUTUP

Kesimpulan

1. Penyebab terjadinya perselisihan tentang pembangunanGBI, (u) Masyarakat masih kurang memahami PBMkhususnya berkaitan dengan persyaratan pembangunanrumah ibadat. Dalam hal ini pendemo belum memahamibahwa status pembangunan GBI, sejak ditolaknyapembangunan GBI di Jl. Gajah Mada (tingkat kelurahan),setelah difasilitasi oleh pemerintah, pembangunan GBI diKompleks Araya ditingkatkan menjadi tingkat kecamatan,sehigga tanda tangan 90 orang pengguna dan 60 orang

. pendukung dapat diperoleh dari luar KelurahanPandanwangr, dan ini belum difahami oleh masyarakat.Akibanya ada sebagian dari mereka yang menolakpembangunan GBI karena menganggap prosedurperijinannya tidak benar. (b) Perubahxt site plan lokasipembangunan GBI tidak disosialisaskian. Sehinggasebagian anggota masyarakat sekitar lokasi pembangunanGBI merasa ditipu oleh pengembang dan perubahan siteplan iru sudah disahkan oleh Wali Kota Malang Tahun2009. Perlu difahami juga oleh pihak berwajrb bahwamasyarakat dengan strata setingkat penghuni KompleksAraya, dalam membeli rumah tidak semata-mata membelirumah dan pekarangannya saja. Tetapi mereka membelirumah berikut lingkungannya termasuk fasum yangmemadai. Sehingga ketika ada perubahan site plan fasummenjadi fasos tenfu mereka sangat kecewa.

2. a) Pelaku penolakan GBI Diaspora adalah wargalingkungan pembangunan GBI Diaspora. Alasan

Kgsas-Lasru Af,guatlfufiungan flntar'Umat @eragama [i In[onesia I

penolakannya karena jumlah jemaat di lingkungan

pembangunan GBI Diaspora kecil sekali; b) Para pelaku

penolakan pembangunan GBI Kompleks Araya adalah

warga Kompleks Araya di sekitar lokasi pembangunan

GBI. Asalan penolakannya Pertama, karena mereka

merasa ditipu oleh pengembang berkenaan dengan

perubahan site plan tanah lokasi pembangunan GBI dari

fasum menjadi fasos; Kedua, karena menurut mereka

proses perijinannya khususnya untuk memperoleh

tandatangan 90 orang Pengguna dan 60 orang

pendukung diperoleh dari luar lingkungan Kompleks

Araya.

3. Setelah terjadi penolakan pembangunan GBI Diaspor4

. kemudian pemerintah memfasilitasi dengan

menyarankan agar fihak GBI mencari lokasi

pembangunan di tempat lain. Setelah diperoleh tempat diKompleks Araya, berarti pembangunan GBI berubah ke

tingkat kecamatan, sehingga tanda tangan pengguna dan

pendukung Pun juga berkembang ke tingkat kecamatan.

Oleh karena itu ketika pembangunan GBI di Komplek

Araya ditolak lagi, fihak pemerintah dan FKUB Kota

Malang melakukan sosialisasi PBM (persyaratan

perizinan pendirian rumah ibadat) kepada para pendemo

di lokasi pembangunan.

Rekomendasi

1. Hendaknya ada keterbukaan (khususnya kepada

masyarakat sekitar) berkenaan dengan perubahan site plan

tanah fasum menjadi fasos agar tidak menimbulkan

kecurigaan, terutama kepada hal-hal yang bersifat negatif.

I Xa"s- (grls /. Rguat ttubung an,4ntar'Umat Eerag ama [i I n[oncsia

Page 27: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

3.

Kiranya perlu difahami juga oleh pihak berwajrb, bahwamasyarakat dengan strata setingkat penghuni KompleksAraya, dalam membeli rumah tidak semata-mata membelirumah dan pekarangannya saja. Tetapi mereka membelirumah berikut lingkungannya termasuk fasum yangmemadai. Sehingga ketika ada perubahan site plan f.asttm

menjadi fasos tentu mereka sangat kecewa. Olehkarenanya, hendaknya tanah fasumffasos yang harusdisediakan oleh pengembang dipasang papan

pemberitahuan yang bertuliskan "TANAH FASUM" atau"TANAH FASOS" lengkap dengan SK dari Dinas PU.

Agar jika terjadi perubahan site plan masyarakat tidakmerasa tertipu.

Sebenamya sebelum sebagian anggota masyarakat sekitar

lokasi pembangunan GBI melakukan demo, mereka

terlebih dulu mengirimkan surat penolakan ke berbagai

fihak. Oleh karena itu sebelum mereka melakukan demo,

dapat dilakukan pencegahan dini. FKUB sesuai dengan

tugasnya [PBM, fasal 9 (1) poin a, b, dan d], melakukandialog dan menampung aspirasi mereka yang menolakpembangunan GBL serta melakukan sosialisasi PBM

(persyaratan perizinan pembangunan rumah ibadat).

Tentunya dalam melaksanakan tugasnya FKUB tidaksendirian, yakni difasiltasi oleh pemkot dan kemenag

setempat. Seandainya hal ini dapat dilakukaryberarti ada

upaya pencegahan dini.

Kgsus-Lasus Akpuatlfuhungan Antdr 'Umdt Eeragama [l tnlonesA I 23

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Haidlor AIi (ed.), Hubungan Umat Beragama, Studi

Kasus Penutupan/Perselisihan Rumah lbadat. jakart4Kementerian Agama RI, Puslitbang KehidupanKeagamaan,2012.

Asrp M. Yusuf (ed.), Pendirian Rumah lbadat. ]akarta,Kementerian Agama RI, Puslitbang KehidupanKeagamaan,20LL.

Armado, Ade, "Gerakan Anti Masjid di Eropa", Majalah

Madina, No 3, Th L, Maret 2008.

Malang Pos, "Warga Araya Tolak Pembangunan Gereia", 21' September20'1.4.

Malang Pos, "Dewan Belum Terima Surat Pengaduan Watga,2L September 20'I..4.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakary a, 2002.

Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri(PBM), Nomor 9 dan & Tahun 2006.

Peraturan Presideru No.5 Tahun 2010

Peraturan Wali Kota Malang, Nomor & Tahun 2007.

Smart, Ngatini, (2010) "Pembangunan Masjid Ground ZetoYsPembangunan Gereja HKBP Bekasi".

Internet:

Hardoko, kompas.com

24 I Xp"*-L^* Aifwf ttukmgon lntdr 'Umat Eeragama [i In"fonesb

Page 28: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

.:

i smartzikir.blogspot. com

www.eramuslim.com

Daftar Infomran

1. Drs. H.Imroru MAg Kepala Kemenag Kota Malang

2. Mohammad Burhanuddin, Fungsional Pranata HumasKemenag Kota Malang.

3. Wiwiek Siswati, Kasubag Sarana dan Prasarana Dinas

. Kesra Pemkot Malang.

4. Isnan Alami, Kasubag Analisa Dinas Kesra PemkotMalang.

Ir. Waskito, Kasi Konstruksi Dinas PU Pemkot Malang.

Dedi Indrawan, Kasi Tata Ruang Dinas PU PemkotMalang.

Al Tumarul, Intelkam Unit Sosbud Polres Kota Malang.

Drs. H. Sudjoko Susilo, ["*" FKUB Kota Malang.

I Putu Hastana, Ketua Panitia Pembangunan GBI diKomplekAraya.

Kls1lr.-Rgslts A&fuat9&hngdr,,4atar Unwt c\sragdnu e lrrdonosiy I 25

5.

5.

8.

9.

26 I W*-Ag"* Aituat r{ulungan Antar 'Umat @eragama fr Inlonesin

Page 29: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

*

LOK.{SI PEMBANGUNAN.GEREJA SANTO .IGNATIUS. ROHUL RIAU

TIDAK SESUAI.DENGAN RTRW

PENULIS

M. ZAINUDDIN DAUTAY

K$Lt-ig$us frRWt [email protected],ryt aeragdilu fr h&rusia I 27

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Rokan Hulu (Rohut) merupakan kabupaten

potensial baik dilihat dari sisi demografis maupun geografis.

Berdasarkan data Biro Pusat statistik tahun 20L3, Kabupaten Rokan

Hulu memiliki luas wilayah 7.449.85 km2 dengan jumlah penduduk

sebanyak 4552.558 iiwa (Biro Pusat Statistik Rohul, 2013)'

Letak daerah ini juga cukup strategis pada jalur lalu lintas

darat antar wilayah provinsi, dan pada waktu lampau dapat

ditembus melalui jalur Sungai Rokan, membuat wilayah ini telah

lama dikenal sebagai pusat perdagangan (.www.rokanh u I u' ao'i dl'

' Selain itu, Rohul juga mempunyai kekayaan sumber

daya alam serta kesuburan lahan pertanian dan perkebunan

yang luas sehingga mengundang kalangan luar bermigrasi ke

wilayah ini.

Seiring dengan Potensi wilayahnya, masyarakat Rohul

juga berkembang menjadi masyarakat yang hidup dalam

kemajemukan dari segi etris, adat istiadat, budaya, bahasa,

dan agama. Agama-agama besar dunia, Islam, Kristeru

Katotik, Hindu, Buddh+ dan Khonghucu terdapat di

kabupaten ini. Umat Muslim -sebagai penganut agama

mayoritas- menjalankanagama dengan baik, rumah suluk

terdapat di banyak tempat, sehingga daerah ini diberi julukan

"Negeri Seribu Suluk". Begitu pula hubungan antaragama,

mereka hidup berdampingan secara damai dan

toleran.Sehingga kerukunan menjadi salah satu ciri daerah ini.

Berkenaan dengan Program pemerintah Orde Baru untuk

pemerataan penduduk dan peningkatan ekonomi melalui proyek

28 I X**-frg"*fl-fuutttfii1unganAntar'UmarrBeragamati In[onesia

Page 30: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

transmigrasi, maka pada tahun 1980 transmigrasi asal pulau fawamulai ditempatkan di wilayah Pasir Pengarayan dan sekitarnya.Sebagian w.rga transmigrasi tersebut beragama Katolik walaupundalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka ditulisIslam(Supa,tt:221.

Untuk keperluan kebaktian umat Katolik pada awalnyadiadakan di rumah warga transmigrasi secara bergilir. Stasi-stasi kemudian dibentuk seiring makin bertambahnya umatKatolik. Stasi pertama dibentuk pada tahun 1983 oleh etnisBatak.

Letak wilayah yang berdekatan dengan Sumatera Utaramembuat banyak orang Batak merantau mengadu nasib kedaerah ini sekaligus mempengaruhi pesatnya perkembanganumat Katolik. Implikasi pertambahan umat Katolik ini, antaralain mempercepat tumbuhnya stasi-stasi etnis Batak diwilayah kabupaten. Pada akhir tahun L999 jumlah stasiKatolik seluruhnya di Rokan Hulu menjadi 28 buah denganjumlah jiwa sebanyak 2884 orang dan 634 kepala keluarga.Seiring dengan perkembangan yang signifikan ini, maka padatanggal2 Nopember 1999 kegembalaan umat Katholik di pasirPangarayan memisahkan diri'.dari paroki St. Maria FatimaPekanbaru Kota. Tidak lama berselang pada tanggal 31 ]uliTahun 2000 secara defenitif berdiri satu paroki baru di pasirPengarayan dengan nama Paroki St.Ignatius Pasir Pengrayarl,namun belum memiliki rumah ibadat permanen.

Pastor Emilius Sakoikoi, Pr dan Pastor Hendrikus NgOba Pr, bersama panitia pembangunan gereja berjuangmendapat ijin pendirian gereja paroki yang sebelumnya telahdigagas oleh para pastor pendahulu. Panitia merasa telahmendapat izin mendirikan bangungunan dengandiperolehnya Surat Nomor 1.46fiP[NIB-TRCK/XII2010 tanggal

Kgsus-Lefls A{guat lfuhungan Antat 'Unat <Beragama [i tn[onesia I Zg

23 Nopember 2010 yang dikeluarkan Kepala Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Rohul. Selanjubrya panitia

melaksanakan pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo

Ignatiug Pasir Pangaraiyan dan dibuat papan plank yang

bertuliskan Izin Mendirikan Bangunan Nomor IMB:KPTS 03/

OgffRCK IMBXI/2010. Kemudian pada tanggal30 Maret 20L2

muncul Surat Dinas Cipta Karya Nomor: 500ffRCK-

UWfilV2012l8g yffi1 isinya tidak memperpanjang izinmelakanakan pembangunart disusul Surat Bupati Nomor

611..321HKO-UM|258 tertanggal 30 Maret 2012 tentang

Relokasi Pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo Ignatius

Pasir Pengrayan. Dengan perkembangan iru, muncul masalah

pembangunan gereja Santo Ignatius hingga sekarang

kasusnya belum selesai, membuat daerah ini mengalami

gangguan kerukunan.

Munculnya kasus ini, selain mengganggu kerukunan

juga dikhawatirkan dapat berdampak pada melemahnya

potensi daerah dan masyarakat setempat. Oleh karena itupenelitian diperlukan untuk bahan penyelesaian konflik dan

pengelolaan kemajemukan ke depan. Sebab, konflik yang

tidak tertangani dengan baik akan menjadi penghalang besar

bagi tumbuhnya potensi wilayah dan penghambat cita-cita

kesejahteran masyarakat. Karena sesungguhnya

kemajemukan, dapat menjadi potensi dan kekuatan bagi suatu

kawasan manakala ia dapat dikelola denganbijak.

Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran latar belakang di atas, masalah

pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana

konflik yang terjadi antara gereja Santo Ignatius dengan

| ru*"-Ag*" fl.f,guath{u6ungan nntar 'Unat @erdgama [i In[onesia

Page 31: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Rohul dengan puncakkasus bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)dengan pengurus dan jamaat gereja pada bulan Maret 2012.

Sehubungan dengan itu, permasalahan ini akandiungkap melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagaiberikut:

1. Apa latarbelakang dan pemicuterjadinyakasus gereja ini?

2. Siapa tokoh yang terlibat dalam kasus gereja ini?

3. Apa saja persoalan yang yang dipermasalahkan di seputarkonflik rumah ibadah ini?

4. Apa dampak yang timbul dari kasus ini?

5. Bagaimana penanganan yang dilakukan aparatur' pemerintah dan organisasiflembaga keagamaan terhadap

kasus gereja tersebut?

6. Apa faktor pendukung dan penghambat penyelesaiankasus gereja dimaksud?

Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuanpenelitian ini secara umum adalah untuk mempelajari danmemperoleh gambaran yang jelas tentang kasus gereja SantoIgnatius Rohul. Secarakhusus, ingin memperoleh informasi diseputar: a) Kronologikasus gereja Santo Ignatius, b) Parapihak yang terlibat, c) Objek yang dipermasalahkan, d)Dampak kasus, e) Faktor pemicu dan penyulut konflik, f)Faktor penyebab berlarutnya konflik, g) Penanganan yru:rg

dilakukan dan upaya penyelesaian kedua belah pihak.

Kgsus-frgsus Ailguatlfuiungannnui'Umat cBeragama [i Inloncsia | 3t

Adapun manfaat penelitian ini adalah: a) Manfaat

praktis: memberikan informasi dan masukan bagi pimpinan

dan penyusun kebijakan di Kementerian Agama dan instansi

lain dalam menangani kasus gereja Santo Ignatius Rohul atau

kasus sejenis, b) Manfaat akademis: menambah khazanah

studi kasus di Indonesia dalam hal ini kajian tentang konflik

rumah ibadat.

Landasan Teori

Fokus penelitian ini adalah konflik antara gereja Santo

Ignatius dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten

Rohul. Untuk mengarahkan dan menguatkan analisis atas sintesa

fakta konflik yr.g terjadi digunakan analis teori konflik Thamrin

,Amal Tomagola. Memahami aPa yang dimaksud dengan teori

konftik Thamrin Amal Tomagola tersebut adalah bertemunya empat

unsur secara bersamaan, yaitu faktor pemicu (triggering faktors)'

faktor sumbu (fuse faktor), akar konflik (core of conflict), dan konteks

pendukung (facilitating contexts)lTomagola, dalam lsre

(ed.),2003:431.

Faktor pemicu adalah. kejadian atau peristiwa yang

menjadi penyulut atau pembenar bagi kelompok tertentu

dalam masyarakat untuk memulai secara terbuka konflik

dengan kelompok lainnyal(Lopez, dalam Hans Gunther Brauch,

dkk., 2009: 923). Faktor sumbu adalah kondisi masyarakat

yang rentan terhadap konflik yang dapat berupa sentimen

kesukuan, ras, keagamaan, dll. Faktor ini yang

memungkinkan konflik dengan cepat menyala begitu disulut

lFaktor pemicu bukan hanya bisa menjadi penyebab yang dekat dengat

ledakan konflik melainkan juga bisa mempengaruhi sistem'

32 I Xgt*-/rgt fl'kbuatttu6ungant4ntar'Umat@eragama[i Inlonesia

Page 32: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Rohul dengan puncakkasus bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

dengan pengurus dan jamaat gereja pada bulan Maret2012.

Sehubungan dengan itu, permasalahan ini akandiungkap melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagaiberikut:

1. Apa latarbelakang dan pemicuterjadinyakasus gereja ini?

2. Siapa tokoh yang terlibat dalam kasus gereja ini?

3. Apa saja persoalan yang yang dipermasalahkan di seputarkonflik rumah ibadah ini?

4. Apa dampak yang timbul dari kasus ini?

5. Bagaimana penanganan yarlg dilakukan aparatur' pemerintah dan organisasi/lembaga keagamaan terhadap

kasus gereja tersebut?

6. Apa faktor pendukung dan penghambat penyelesaiankasus gereja dimaksud?

Tuiuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fujuanpenelitian ini secara umurn adalah untuk mempelajari danmemperoleh gambaran yang jelas tentang kasus gereja SantoIgnatius Rohul. Secarakhusus, ingrn memperoleh informasi diseputar: a) Kronologikasus gerela Santo Ignatius, b) Parapihak yang terlibat, c) Objek yang dipermasalahkan, d)Dampak kasus, e) Faktor pemicu dan penyulut konflik, f)Faktor penyebab berlarutnya konflik, g) Penanganan yangdilakukan dan upaya penyelesaian kedua belah pihak.

Klsus.(gils Afrluat 9{u6ungan flntar 'Umat cBeragama [i tntonesin | 3l

atau dipicu oleh suatu peristiwa atau kejadian.2 Akar konflikmerupakan kondisi sosial yang dialami kelompok masyarakatyang merasa diperlakukan tidak adil secara sosial, ekonomi,dan politik. Perasaan termarginalisasi oleh sekelompokmasyarakat dapat diakibatkan oleh akses atau kesempatanyang tidak adil terhadap sumber daya ekonomi (resouces),

kekuasaan (power), dan sosial yang menyebabkan terjadinyapenderitaan sosial (sosial dErioation) oleh kelompokmasyarakat tersebut.3

Sementara itu konteks pendukung adalah kondisilingkungan yarlg secara geografis dan demografismengakibatkan secara tidak langsung terjadinya konflik. Polapekerjaan, urbanisasi, dan lokasi pemukiman yangmemisahkan sekelompok masyarakat tertentu dari kelompoklainnya merupakan bagian dari konteks pendukung yangmemungkinkan potensi konflik mencuat menjadi konflikterbuka. Konteks pendukung berfungsi sebagai tempatberseminya potensi konflik menunggu saat yang tepat untukmeledak.a

Disamping teori konflik Thamrin Amal Tomagola,penelitian ini juga menganalisis konflik ini berdasarkansumber konflik suatu masyarakat majemuk. Dalam perspektifini penelitian ini melihat sumber konflik sebagaimanadiperkenalkan Bahrul Hayat berdasarkan faktor internal,

2Faktor sumbu dalam suatu konflik biasanya adalah individu dan perannya

yang terlibat aktif dalam sistem(Yang, New York: 2000:197).

3 Core of conflict atau akar konflik adalah ledakan dari perbedaan

kepentingan masing-masing pihak(Cox, 1994).

tFacilitating faktors bisa muncul akibat interaksi dari berbagai komponen

keluhan atau potensi konflik di bawah permukaan oleh individu yang berbeda

kepentingannya(Sukma, dalam Kusuma Snitwongse and W. Scott Thompson/ 2005: 8).

Kgsus-Lds:us Ailua[!fuhungan flntar l.)mat Eeragama [i In[onesla I 33

Page 33: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

ekstemal, dan relasional. Yang dimaksud dengan faktorintemal adalah faktor yang berasal dari dalam komunitas atau

masyarakat yang mengalami konflik (of internal origin). Faktor

ekstemal adalah faktor yang berasal dari luar komunitas atau

masyarakat yang mengalami konflik (ofexternal origin). s

Sementara itu faktor relasional adalah faktor yang terkaitdengan hubungan antar komunitas yang mengalami konflik.Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi, sebuah

disharmoni dan konflik umat beragama terjadi karena satu

atau lebih faktor tersebut( Hayat, 20L21.

Disharmoni atau konflik umat beragama yang berasal

dari faktor intern seringkali disebabkan oleh a) tingkatpemahaman agama yang sempit yang mengarah pada

fanatisme agama sempit; b) formalisme agama; dan c) aliran

sempalan. Ketiganya menunjukkan adanya faktor-faktor yang

menyebabkan ketimpangan atau ketidak selarasan dalam

suatu agama. Jika dalam tubuh suatu kelompok agama sendiri

sudah mengalami kondisi labif dengan mudah hal ini akan

menjadi pemicu konflik ketika diungkapkan keluar dari batas-

batas keberadaan kelompok tersebut.

Dalam perspektif ekstemal, beberapa faktor yang

mempengaruhi tumbuhnya konflik dan disharmoni

antarumat beragama mencakup, arttara lain, a) isu global; b)

ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan sosial politik; c)

perlakuan diskriminant; d) terminologi mayoritas-minoritas;dan e) gangguan kepentingan. Sementara y{Lg menjadi

penyebab timbulnya kerawanan dan konflik dalam kehidupan

umat beragama dari faktor relasional atau hubungan antara

sHal ini menarik karena ada iuga proposisi yang mengatakan bahwa external

origin bisa mengurangi Potensi internal oigin, karena faktor luar justru bisa

merekatkan faktor di dalam suatu sistem(Kriesberg, 2007:346).

34 | Xo*:iig"* rqfrluatt{usungonAntdr'Umdt @eraga.ma di Intonesin

dua pihak atau lebih di antaranya mencakup: a) pendirianrumah ibada! b) penyiartu:r agama; c) bantuan pihak asing; d)perkawinan beda agama; e) penodaan agama; f) perayaan haribesar agama; g) mobilitas penduduk; dan h) ekslusivismekelompok atau golongan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan case study and field research

(penelitian kasus dan penelitian lapangan) denganmenggunakan pendekatan kualitatif. Lapangan ytrrgdimaksudkan di sini adalah tempat di mana peristiwa yangditeliti berlangsung dalam hal ini Desa Suka Maju KecamatanRambah, Kabupaten Rohul, Provinsi Riau. Pelaksanaan

penelitian ini sendiri dilakukan pada bulan Oktober 2014.

Pengumpulan bahan, dilakukan melalui kajian pustaka dandokumery wawancara serta pengamatan lapangan. Pencarianbahan yang berasal dari kajian pustaka dan dokumen antaralain berupa kebijakan Peraturan Perundang-undangan,Perafuran Pemerintah, Kepufusan Menteri, Direktori PufusanPengadilan, maupun berbagai bahan kebijakan teknis lainserta dokumen-dokumen resmi lainnya.

Wawancara dilakukan secara terstrukfur kepada parapengurus gereja dan pejabat Pemda Rohul, pejabat Kemenag,Pengurus FKUB, tokoh masyarakat. Dalam kaitan ini penelitimembuat catatan-catatan lapangan, sehingga informasiterekam dengan baik. Wawancara juga dilakukan secara

spontan kepada warga masyarakat yang dijumpai dilapangan, namun berkompeten memberi informasi tentangsubstansi persoalan yang menjadi aspek dan tujuan penelitian.Observasi dilakukan berkaitan dengan aspek-aspek penelitian

Kastu-frgsas ARXwI 9fii6ungan ,4ntar '|.)mat cBeragama [i tn[onesin | 35

Page 34: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

lainnya. Semua informasi, temuan, kenyataan lapangan,

kebijakan, peristiwa, dan catatan-catatan yang berhasil

dikumpulkan, kemudian diinventarisasi, diseleksi, dan

diklasifikasi. Klasifikasi ini dilakukan untuk mempermudahproses pengkajian.

Setelah data diperoleh, proses selanjutnya merangkai

fakta, melakukan analisis dengan menggunakan bantuanlandasan teori disebutkan di atas. Hasil rangkaian dan analisis

kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan, yang merupakan

tahap rekonstruksi dari laporan penelitian. Dengan

rekonstruksi, hasil penelitian bisa diketahui oleh publik dan

menjadi dasar bagi penarikan kesimpulan.6(M uslow, 1997 :5).

oFakta yang masih terpisah sendiri tidak bisa digunakan sebagai proyeksi bagi

pengkisahan tentang peristiwa masa lalu (the aidence is turncd into 'facts' through the

naratioe interpretations of historiansl.

36 I Xp*"-Aqt* fl.kgwf1{u6unganAntar'Urna.t cBeraga.ma [i Intotusia

GAMBARAN LOKASI DAN MASYARAKAT

Wilayah dan Pemerintahan

Lokasi gerEa Santo Ignatius yang menjadi objekpenelitian ini berada di Il. Diponegoro KM 6 desa SukaMaju Kecamatan Rambah, Pasir Pangaraiyan, KabupatenRohul, Provinsi Riau. Ibukota kabupaten ini adalah pasirPengarayan, berada sekitar 180 km dari ibukota provinsi,Pekanbaru. Rohul memiliki wilayah seluas 7.M9.85 kmzterdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa.Secara geografis daerah ini berada pada posisi 100450' - 101452'

BI dan 0e15' - 1e30' LU.Batas-batas wilayah Rohul, di sebelahutara wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan (sekarangKabupaten Padang Lawas) dan Labuhan Batu, ProvinsiSumatera Utara; sebelah selatan dengan Kabupaten Kampar;sebelah barat Kabupaten Pasaman dan Pasaman Baraf sebelahtimur Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hilir. ,

Kabupaten Rohuyang berbatasan dengan wilayahProvinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat ini, memilikiriwayat sejarah cukup panjang hingga sampai pada bentuksekarang. Secara historis, pada abad XIV IvI, tepat di wilayahKota Lama ibukota Kecamatan Kunto Darussalam, berdirikerajaan Rokan yang terletak di tepi sungai Rokan. SungaiRokan mempunyai panjang sekitar 260 KM yang bermuara kekabupaten Bengkalis. Dibagian hulu sungai ini terdapat duacabang, yakni sungai Rokan Kanan sepanjang 30 KM danRokan Kiri sepanjmg 70 KM. Sungai Rokan ini memptrnyai

Kg;rr,s-frgs:lls Af,luattfuiungan Antdr1Jmdt @eragama di tnlonesA I 37

Page 35: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

beberapa anak sungai, diantaranya Batang Lubuh, BatangSosa dan Batang Kumu.

Pada masa lalu, sungai Rokan dengan anak sungainyatelah menjadi urat nadi perekonomian dan perhubunganantara penduduk pantai dengan pedalaman. Nama Rokan,konon berasal dari bahasa Arab yakni "roknun" yang berartirukun dan damai. Hal ini melambangkan bahwa berdasarkanakar kata nama itu, kerajaan Islam di daerah Riau ini, sejak

masa lalu dan pada masa kejayaannya sangat menjagakerukunan baik ke dalam maupun luar wilayah.

Perkembangan selanjutrya yakni setelah masuknyapengaruh Hindia Belanda, di daerah ini berdiri kerajaan-kerajaan kecil sebanyak lima kerajaan. Yaitu: KerajaanRambah berpusat di Pasir Pengarayan, Kerajaan Tambusaiberpusat di Dalu-dalu, kerajaan Kepenuhan berpusat di KotaLama sedangkan tiga kerajaan, dan satu lagi terdapat diRokan Hilir, yakni kerajaan Kubu dengan ibu negerinya TelukMemau. Secara administratif pengaturan kerajaan tersebutdilakukan oleh seorang adminstrator yang berkedudukan diPasir Pengarayan.

Kemudian pada masa pemerintahan RepublikIndonesi4 daerah dari masing-masing kerajaan itu dinamakanluhak (se$ngkat kecamatan). Kelima luhak ter*but selanjutnyaditingkatkan menjadi kecamatan yang pada masa itupemerintahan diatur oleh wedana yang berkedudukan diPasir Pengarayan. Hal ini berlangsung sampai pada tahun1963. Pada tahun itu bertambah satu kecamatan, yaituKecamatan Tandun. Dengan demikian, wedana yangberkedudukan di Pasir Pengarayan membawahi en.unkecamatan yakni Tambusai, Rambah, Kepenuhan, Rokan fVKoto, Kunto Darussalam dan Tandun.

I Xoliru1(g*" A|tuatltulungan Anur'Omat cBeragarru fi Inlonesia

Pembentukan menjadi sebuah kabupaten telah lamamenjadi keinginan masyarakat. Perjuangan ke arah itu telahmemakan waktu yang panjang dan menghabiskan tenaga danpikiran. serta biaya yang cukup banyak. Awal langkahperjuangan ke arah itu dimulai tahun 1962 pada acara

musawarah besar masyarakat Rohul di Pasir Pengarayan.Walaupun keingian masyarakat belum terwujud waktu itu,namun tujuan.untuk mewujudkan kabupaten tersendiri tidakpernah surut dari keinginan masyarakat Rohul.

Pada tahun 1968 diadakan musyawarah besar lembaga-lembaga kerapatan adat se-wilayah I Pasir Pengarayan dengansatu tujuan yakni menjadikan Rohul sebagai kabupaten.Untuk menguatkan perjuangan masyarakat dihadapanpemerintah pusat, pada tahun 1987 diselenggarakan lagi acara

yang sama dengan maksud dan tujuan yang sama pula. Berkatkesungguhan seluruh lapisan masyarakat, daerah eks

Kewedanaan Pasir Pengarayan disetujui menjadi wilayahPembantu Bupati wilayah I Kabupaten Kampar yangberkedudukan di Pasir Pengarayan.

Dengan status Pembantq. Bupati wilayah I KabupatenKampar ini, satu tahapan perjuangan masyarakat Rohultercapai. Kemudian berlanjut dengan pembentukan jabatan

administratif baru yakni pembantu bupati yangberkedudukan di Pasir Pengarayan. Harapan untukterbentuknya kabupaten penuh mulai terbuka pada saat

reformasi tiba. Pada masa itu, banyak daerah-daerah yangingin memekarkan diri menjadi kabupaten atau provinsi.Terkait dengan Rohu menjadi daerah otonom tampaknyadaerah ini berpeluang besar untuk hal tersebut karena telahmemiliki persyaratan pokok yang diperlukaru antara lainpotensi daerah. Seiring dengan itu, maka pada tanggal 5

Kgsus-frgsus Aipntl{uimgan nntur'()mat @eragama di tnlonesia I 39

Page 36: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Februari 1999 dibentuklah panitia persiapan KabupatenRohul. Panitia berhasil mengumpulkan sebanyak 21.0 lembaraspirasi masyarakat dari ninik mamak atau pemangku ada!ulama, cendekiawan, tokoh pemuda dan pimlinan organisasisosial kemasyarakatan untuk selanjuhrya disampaikan kepadaKetua DPRD tingkat II Kabupaten Kampar di Bangkinang.

Melalui upaya yang terus menerus dilakukan, makaanggota komisi II DPR-RI mengadakan studi kelayakanterhadap situasi dan kondisi Rohul. Tidak berselang lama,pemerintah pusat melalui Menteri Dalam Negerimengabulkan permohonan masyarakat Rohul tentangkabupaten sendiri. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 12Oktober 1999,yalai dengan dikeluarkannya UU No. 53 TahunL999. Berdasarkan UU tersebut secara yuridis formal dan

'material, resmilah eks Kawedanan Pasir pengarayan atauwilayah kerja Pembantu Wilayah Kerja I menjadi sebuahkabupaten yang diberi nama Kabupaten Rohul dengan ibukotanya Pasir Pengarayan. Kemudian, berdasarkan UU No j.Ltahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999, yangdiperkuat dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi No.010/PW-112004, tanggal 26 Agustus 2004 menjadikan DesaTandun, Desa Aliantan, dan Desa Kabun sebagai bagian dariKabupaten Rohul. Dengan demikian, Rohul saat ini terbagimenjadi 1,6 wilayah pemerintahan kecamatan, yaituKecamatan Bangun Purb4 Kabun, Kepenuhan, KuntoDarussalam, Rambah, Rambah Hilir, Rambah Samo, Rokan IVKoto, Tambusai, Tambusai Lltara, Tandun, Ujungbafu,Pagaran Tapah Darussalam, Bonai Darussalam, KepenuhanHulu, Pendalian IV Koto.s

I Xp*- d"r*,4 f;guat lfu 6ung an Antar,U nut Eerag ana [i In[one sia

Perekonomian

Kabupaten Rohul memiliki potensi perekonomian

yang cukup besar meliputi perkebunan, pertanian, kehutanaru

petemakan, industri, perdagangan, iasa, pertambangan, dan

pariwisata. Komoditi dari sektor perkebunan merupakan

andalan perekonomian Kabupaten Rohul, utamanya kelapa

sawit. Komoditi lainnya yaitu karet, kopr, kelapa dan lain-

lain. Berikut gambaran luas lahan tanam dan hasil perkebunan

Rohul tahun 2007:

No. Komoditi

01. Karet' 02. Kelapa Sawit

03. KelaPa04. Kopi05. Aren06. Pinang07. Gambir

Luas LahanPerkebunan

57.643,67

203.2'1.6,45

900,65

343,65

18,84

103,28

495,5

produksi (Ton)

135.778,76

2.228.815,98

r.05&0065,22

43,99

176,57

361,00

BerdasarkandataBPStahun20L3,luaslahanperkebunan

sawittelahberkembangjauhmenjadi6Lq.TSTha.Berkembanglahan

perkebunan sawit ini, menarik masuknya pendatang dari luar'

terutamapekerjadisektorperkebunandanpertaniansehinggamata

pencaharian penduduk sebagian besar bergerak di bidang ini' yaitu

sekitar 52,42"/o. Adapun mata pencaharian lainnya bidang industri

LL,49o/o, bidang perdagangan 7,1"4o/" dan sektor lain sebesar 28'95"/"'

Pendapatan atau penghasilan masyarakat daerah ini cukup ti'gg'Merek+ terutama para pendatang yang bekerja di sektor pedaganp

Kgsus-Rgils Afuwtlfuiungan Antar'Umat @uagama [l tnlonesA I 4l

Page 37: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

petani kelapa sawit, karet dan tanaman palawija lainny+ memilikipendapatan antara 3-7 juta rupiah perbulan. Laju pertumbuhanekonomi Rohul juga cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 20Lgtercatat sebesar 7, 48 Yo pertahun, diatas pertumbuhan nasional yangrata-rata sekitar 6"/o(Biro Pusat Statistik Kabupaten Rohul, 2013;danlihat Supa,tt: 15).

Selain perkebunan sawit, potensi pariwisata diKabupaten Rohul juga cukup besar seiring dengan lancarnyatransportasi ke dan dari daerah ini. Daerah ini memiliki satubuah hotel berbintang trga dan sembitan penginapan (hotelmelati)berupa wisma yang siap menerima kunjunganwisatawan dan pelaku usaha. Keberadaan hotel inimenunjukkan bahwa geliat perekonomian daerah ini cukupilinamis, semakin mengundang pencari kerja dari luar danmembuat daerah ini bertambah heterogen. Ada sejumlahobjek wisata yang potensial menjaring wisatawan, antara lainIstana Kerajaan Rokan Hulu. Istana Kerajaan Rokan Huluberada di Kecamatan Rokan IV Koto dan dibangun pada abadXVII. Istana ini merupakan peninggalan Kerajaan Rokan.Selain itu ada objek wisata Benteng Tujuh Lapis terletak diDesa Dalu-dalu Kecamatan Tambusai. Benteng yang dibanguntahun 1835 ini merupakan kubu pertahanan perjuanganrakyat Dalu-dalu dalam melawan penjajah Belanda. Bentengini merupakan saksi bisu kepahlawanan dan semangatpantang menyerah Tuanku Tambusai (Harimau padri dariRokan) melawan penjajah Belanda. Tuanku Tambusaimerupakan or.u'rg pertama dari Riau yang mendapat anugrahPahlawan Nasional dari Pemerintah Republik [rdonesia.

I X*t:fe* flf,guafhfuiungan Antar 'Umat cBeragama [i Intonesin

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Rohul tahun 2013

seluruhnya 543.85P (Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu,

2013). Pada tahun 2010 jumlah penduduk tersebut masih

sekitar 475.011, (http://www.rokanhulu.go.id)' Berdasarkan

angka ini, dalam kurun waktu 3 tahun, penduduk bertambah

sebanyak 68.846 iiwa (12,7o/o ata's sekitar 47" per tahun)'

Pertumbuhan ini di atas rata-rata nasionaf yakni sekitar 1,5 o/"

pertahun. Penduduk Rohul tersebar di L6 kecamatan

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Kecamatan

Rokan IV Koto

Pendalian IV Koto'Tandun

Kabun

Ujung Batu

Rambah Samo

Rambah

RambahHilir

Bangun Purba

Tambusai

Tambusai Utara

Kepenuhan

Kepenuhan Hulu

Kunto Darussalam

Laki-Laki PeremPuan Total

11..573 11.030 22.603

6.313 5.472 11..785

14.81.4 L4.397 29.211.

13.279 12.056 25.335

25.124 23.801 48.925

L5.124 1,4.836 30.960

24.522 23.678 48.200

20.198 19.061. 39.259

9.053 8.353 17.406

30.915 29.L99 60.11.4

M.9L7 41.446 86.363

11.993 10.949 22.942

9.124 8.423 17.547

23.553 2L.284 M.837

9 Menurut catatan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu,

iumlah penduduk tahun 2013 adalah sebesar 610' 110 iiwa'

Kgils-Lasus llguat lfuiungan Antar ilmat @eragana [i tnlorusia I 43

Page 38: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Kecamatan

Pagaran Rapah Darussalam

Bonai Darussalam

Kabupaten Rokan Hulu

Laki-LakiPerempuan Total

8.540

11..873

281.9r5

7.746

10.21.1.

267.942

1.6.286

22.084

543.857

Secara umum anutan agama penduduk meliputi Islam,Kristeru Katholik, Hindu, Buddha dan Konghucu(Kementerian Agama Kabupaten Rohul, 2013: 3).Komposisidemografi berdasarkan agama dapat dilihat dalam sub uraiankeagaman. Selain heterogenitas agama, penduduk KabupatenRohul juga heterogen di bidang etris. Sekitar tahun 1980

transmigrasi asal Pulau Jawa mulai ditempatkan diwilayahini. Bersamaan dengan dibukanya perkebunan kelapa sawitsecara besar-besaran dan masuknya transmigran, mulai pulabanyak orang Batak Tapanuli Utara dan suku lain mencaripekerjaan dan menetap di kabupaten ini. Belakangan

kabupaten ini dihuni berbagai macam suktq sebagian besar

suku ]awa, Melayu, Minang .Sund4 dan Batak. Selain itu,terdapat masyarakat suku terasing yaitu, suku Bonai danSakai.Dua suku ini merupakan suku asli Rohul. Berdasarkandata tahun 2003, komposisi penduduk berlatar belakang etris,sebagai berikut: etris Jawa (37,88%), Melayu (91.,15%),

Tapanuli=Mandailing (8,23%), Sunda (3,43%), Minang (A,lg%),

dan lainnya (1.6,10%), Bxrjar, Flores dan Bugis dibawah O,So/o

(Data Base Rohul, 2003:11).Diantara suku-suku pendatang inisebagian menganut agama Kristen dan Katolik. Dengan

I X$*-ng*" ,Afuuat hfuiungan Antar ,Umat cBeragama [i In[onesia

demikian penduduk daerah ini menjadi heterogen, baik secara

etnis maupun agama.

Sebagaimana diketahui bahwa pada saat terjadinya

migrasi, tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok etnis

pendatang membawa sebagian atribut yang melekat pada diri

dan kebudayaan mereka dari daerah asal. Hal yang sama juga

terlihat pada masyarakat pendatang di Rohul. Masing-masing

etris pendatang membawa juga dalam dirinya budaya bahasa

dan tradisi sukunya. suku Batak dengan budaya dan bahasa

Bataknya suku Jawa dengan budaya dan bahasa Jawxtya,

Nias dengan bahasa dan budaya Niasnya (Supa,tt:16)'Bahkan

sebagaian pemukiman mereka tersegragasi berdasarkan etnis

dan agama.

Sebaliknya, penduduk setempat, terlihat berbeda

dengan para pendatang, baik dari sisi kebudayaan, adat, dan

tradisi, mauPun penghidupannya. Umumnya kehidupan

mereka sebagai petani, dan dari laju perkembangan

perekonomian terlihat lebih lambat dibandingkan Para

pendatang. Kondisi ini dapat dilihat misalnya pada rumah-

rumah penduduk di sepanjang lintas jalan Pasir Pengarayan-

Pekanbaru, umumnya rumah penduduk asli terlihat

sederhana. sedangkan rumah milik para pendatang dibangun

secara permanen dan bagus-bagus.

Keagamaan

Masyarakat asli Rohul umumnya sangat kuat

memegang teguh budaya dan tradisi keagamaan Islam dalam

kesehariannya. Tradisi dan adat bersendikan Islam masih

Xgsus-Lasus Akguat ltuhungan Antar 'L)mat @eragama fr tntoru* | 45

Page 39: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat, terlihat dalamupacara perkawinan, penyambutan tamu dan acara-acarabudaya lainnya. Menurut sejarahny+ daerah Rohul disebutRantau Rokan atau Luhak Rokan Hulu karena merupakandaerah perantauan orang-orang Minangkabau(Rantau nanTigo |urai). Karenanya dalam kehidupan sehari-hari,masyarakat Rohul lebih menggunakan adat istiadat daerahrumpun budaya Minangkabau bersendikan syara, (Islam).Adanya kekhasan adat bercorak regiulitas Islami ini ditopangatau diperkuat oleh etoris utama Melayu, Minang danMandailing. Kondisi keagamaan ini membentuk karakteristikKabupaten Rohul dengan budaya Islami yang cukupkuat.Kentalnya budaya Islam di daerah ini menjadikanRohuldikenal atau dijuluki dengan sebutan,,Negeri SeribuSuluk"1o (Hesmansyah, wawancara, 14 Oktober 2Ot4l.

Bersamaan datangnya program transmigrasi tahun 19gOtransmigran asal Pulau Jawa sebagaian diantaranya beragama

10 Negeri Seribu suluk, sebagaimana dijetaskan pengertiannya oleh yuliHesmansyah, bahwa di negeri ini (Rohul) banyak terdapat rumah-rumah suluksebagai salah satu bentuk pengamalan tarekat Naqsabandiyah. pengamalan tariqat didaerah ini cukup terjaga. Guru-guru tarekat besar di sumatera banyak berasal darisini. seperti syekh Abdul wahab Rokan, pembawa tariqat di Basilam, Langkat. Gurusyekh wahab juga berasal dari sini, yaitu ketahiran pasir putih. Rohul cukup banyakmelahirkan ulama-ulama besar. selain Abdul wahab Rokan, juga ada AnsarudinYahya, bahkan pahlawan Pejuang Nasional ruanku Tambusai berasal dari Dalu-DalqRohul. Oleh karena itulah Bupati Achmad sebagai kepala daerah, sangatmemprioritaskan pembangunan fisik dan mental secara bersamaan. Begitu jugaperhatiannya terhadap tarekat cukup tinggi. contohnya surau-surau tempat sulukdibanfu dengan anggaran 100 juta per surau. Kemudian beliau mendatangi secarabergilir wirid tariqat ke surau-surau setiap bulan. Beliau bangun Masjid Agung Rohulyang sangat megatj juga mendatangkan ustadz dari kota-kota lain untuk memberikanpengajian. Bahkan beberapa petinggi tariqat pusat dari prl (persatuan Tariqatlndonesia) pemah dia datangkan ke sini.

46 I X$ -ne*flQywth{u6unganAntar|)mat$eragamadi Indonesia

Kristen dan Katolik y*g kemudian membawa cukup banyak

perubahan keagamaan di sini. Bersamaan dengan Program

transmigrasi ini, dibuka perkebunan sawit Secara besar-

besaran, sehingga menarik minat penduduk daerah sekitar

seperti orang Batak Tapanuli Utara yang sebagiannya

beragama Kristen dan Katolik merantau mengadu nasib ke

daerah ini. Dengan kedatangan para penduduk luar tadi,

secara umurn komposisi agama yang dianut oleh penduduk

Kabupaten Rohul tahun 2013 berubah menjadi: Islam 5L4.871.

orang (84,39%), Kristen 86.680 orang 0,4,2L%), Katholik 8'265

('t,35%), Hindu 24 Otang (0,0L), Buddha 21'6 orung ( 0,04o/"),

Konghucu 35 orang (0,01%), lainnya 19 orang (OOOI

(Kementerian Agama Kabupaten Rohul, 2013).]ika dibandingkan

dengan beberapa tahun sebelumnya yakni tahun 2007

misalnya komposisi anutan agama di daerah ini telah

berubah secara signifikan. Berdasarkan data tahun 2007

komposisi umat beragama adalah: Islam L59, 482 iiwa (93,

lg%),Kristen 18.767 jiwa (6, 79"/:), Buddha 84 jiwa (Q03%), dan

Hindu 1,12 jiwa (0,07%) (Azha ri, 2OO7l.

Meskipun terjadi perubahan komposisi penduduk

yang cukup signifikan, sejauh yang terekam, kehidupan

beragama secara umum di wilayah ini berjalan baik. Dalam

arti masing-masing umat beragama dapat menjalankan

keyakinan agamanya dengan baik dan lancar' Begitu pula

hubungan antaragama hidup berdampingan secara damai

dan toleran antarumat beragama cukup terjaga, sehingga

kerukunan menjadi salah satu kebanggaan daerah ini. Jarang

terdengar konflik antarumat beragama, sampai kemudian

muncul peristiwa bentrokan petugas satuan Polisi Pamong

K*,as-Rgsus Afrluaft{uSunganAnur1)nat cBeragana fr In[oncsia I 47

Page 40: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Praja (Satpol -PP) setempat dengan umat Kristiani bersamapengurus pembanguna Gereja Santo ,Ignatius pada 12

September 2012. Peristiwa ini terjadi terkait pembangunanGereja. Katolik Paroki Santo Ignisius yang dipandangbermasalah. Peristiwa ini oleh sebagaian kalangan dikenaldengan sebutan "Tragedi Rabu Berdarah di Rokan HuluRiau".

Ketersediaan sarana pendukung aktivitas keagamaan didaerah ini boleh dikatakan tidak pemah mengalami persoalan

berarti, karena jumlah rumah ibadat tersedia cukup memadai bagisemua agama. Rumah ibadat umat Islam, yakni masji4 musholl+surau/suluk, dan langgar masing-masing berjumlah 660, 460,'1,45,

dan 435. Adapun rumah ibadat umat lainnya yakni gereja Kristensebanyak 150, gereja Katolik 18 (+ 35 stasi), Pura Hindu L, ViharaBuddha 2, Klenteng Konghucu 22 (ibid.l.

Sementara dukungan rohaniawan bagi masing-masing agama/

sesuai catatan Kantor Kemenag Rohul, seperti berikut 1)

rohaniawan Islam/mublligh l3M orang, 2) rohaniawanKristery'pendeta LL& 3), Katolik/pastor 1g 4), Hindu/pinandita 1, 5),

Budha/pandita 1., 6), Konghucu 0 (ibid,4l.

I Xrr*- ag*,4.fuuat tfu 6mgan Antar't )nat @erag ana [i Intonesia

GEREIA SANTO IGNATIUS DI ROHUL

Riwayat Berdiri

Gereja Santo (St) Ignatius Pasir Pengarayan berdiri di ]1.

Diponegoro KM 6 Desa Suka Majq Kecamatan Rambah, Pasir

Pangaraiyan, Kabupaten Rohul, Provinsi Riau' Secara defenitifpendirian gereja ini pada tanggal 31 |uli 2000, yakni bersamaan

berdirinya satu paroki baru di Pasir Pengarayan dengan nama

Paroki St.Ignatius Pasir Pengarayan. Cakupan penggembalaan gereja

ini adalah seluruh daerah kecamatan yang berada di Kabupaten

Rohul, Provinsi Riau serta beberapa stasi yang berasal dari

kabupaten dan propinsi lain. Pada awal berdiri, paroki ini belum

memiliki rumah ibadat permanerL bangunan gereja awal adalah

sebuah bangunan sederhana dengan ukuran 8xL6 m (Supa,tt:4).

Dalam keyakinan umat Kristiani, khususnya Katolik, tugas

yang dipercayakan kepada umat mencakup tiga haf pewartaan

(sebagai nabi) pengudusan (sebagai imam), dan penggembalaan

(sebagai raja). Setiap jamaat gereja mengambil bagian dalam tugas

tersebut dengan bakat dan perannya masing-masing. Dalam konteks

perwujudan keyakinan itu maka dibentuk Dewan Pastoral Paroki

Rohul. Tapi secara faktual, Prograim transmigrasi yang menjadi awal

berdirinya gereja di Rohul. Sebenarnya, warga transmigrasi diterimasangat selektif di wilayah ini. NamurL ternyata ada transmigran

yang beragama non Islam lolos atau "diloloskan" karena agama

mereka dalam kartu tanda penduduk (KTP) ditulis beragama

Islam(Tokoh masya ra kat, wawa nca ra; da nti hat Supa : 15)'

Pada awal tinggal di daerah ini, mereka yang beragama

Katolik mengadakan kegiatan rohani dengan kebaktian

bergilir di rumah sesarna warga transmigrasi. Inilah yang

menjadi benih awal terbentuknya stasi di daerah transmigrasi

Rohul. Stasi ini dimotori oleh dua tokoh utama, yaitu Paulus

Subani Utomo dan Yustinus Sarjono. Utomo berasal dari

I{asu-f;gsus flR1uaf ltubunganAntar'Umat @eragama [i tn[onesia | 49

Page 41: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Kediri ]awa Timur sedangkan Sarjono berasal dari BantulYogyakarta.

Dari stasi awal ini, kemudian bermunculan stasi- stasi

yang lain seperti di Pasir Utama dan Pasir Ago.g. Disusulkemudian dengan makin banyaknya orang Batak dari Samosirdan Toba yang beragama Katolik merantau untuk mengadunasib ke daerah ini, maka mereka bersepakat untukmembentuk stasi sendiri. Pada tahun 1983 terbentuk stasi

etnis Batak pertama. Stasi pertama etris Batak ini berdiri di Sei

Napal, sekarang bemama Stasi Murini. Perkembangan umatKatolik yang berasal dari Sumatera Utara ini cukup pesat,

sehingga bermunculan stasi-stasi etnis Batak di tempat lain.

]umlah seluruh stasi di Rohul pada akhir tahun 1999

sebanyak 28 buatu kepala keluarga 634, dan jumlah Jiwasbbanyak 2884 orang.

Pada tanggal 2 November 1999, teqadi perubahan tenagakegembalaan di Pasir Pengarayan yang sebelumnya umat Katolikdisini dinahkodai oleh Serikat Jesus (S), kemudian diserahkankepada Imam Diosesan Keuskupan Padang. Dengan serah-terimaitu, maka Pastor Florianus Samo, Pr sebagai imam pertama.Diosesan Keuskupan Padang memlsah dari paroki induk Paroki St.

Maria a Fatima Kota Pekanbaru. Tidak lama setelah itq tepat:ryapada 31 ]uli Tahun 2000 secara defenitif berdiri satu paroki baru diPasir Pengarayan dengan nama Paroki St.Ignatius PasirPengarayan(Supa,tt: 4).

Pada tahun 2010 mulai direncanakan pembangunangereja permanen yang kemudian mengundang permasalahankarena berada di atas lahan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Pemda setempat. Disamping tidak sesuai denganRTRW pembangunan gereja besar ukuran 15x30m di sisi jalanutama masuk Kota Pasir Pengarayan atau "Pinfu gerbang

I Xg*.fg* Afrtunttfuhungan Antar 'Umat Eerogarna fr Inlonesin

masuk Kota Pasir Pangarayarr" temyata menjadi sorotan

masyarakat setemPat.ll

Pastor dan Petugas Penyangga Gereia(Dokumen sejarah Gereja

Santo lgnatius di Rohul, tt).

Sejak 2 November 1999 sampai sekaranp Paroki St'

Iganatius Pasir Pengarayan dipimpin oleh Imam Diosesan

Keuskupan Padang dan Imam Kontrak dari Keuskupan

daerah lain. Sebelumnya umat katolik daerah ini diasuh oleh

Serikat ]esus (SJ) yang menginduk ke Paroki St' Maria a

Fatima Kota Pekanbaru. Adapun pastor-pastor yang bertugas

sejak 1999 (sejak dipimpin oleh Imam Diosesan Keuskupan

Padang) adalah:

'L. Pastor Florianus Sarno, Pr.

Pastor Sarno merupakan pastor paroki pertama sejak

paroki ini memisahkan diri. Sebagai paroki baru, ia berupaya

menyusun konsep paroki yang mandiri. Ia juga aktif bergerak

di bidang kepemudaan di paroki. Ia menjabat dati 1999

sampai 2000.

2. Pastor Yohanes CahaYa Pr

Pastor ini adalah pastor yang terlama bertugas di

Paroki Pasir Pengarayan, yaitu dari tahun 2000-2008. Ia pastor

paroki kedua.Ia memiliki hobi yang unik dan aneh, yaitu suka

memelihara binatang liar seperti ular, dll. Banyak hal iabenahi dalam struktur paroki.Ia memprakarsai pembangunan

llPemerintah Daerah Kabupaten Rohulmemberikan Izin Mendirikan Bangunan

(rumah ibadat) dengan nomor izin IMB: KPTS/03/09/[RCKAMBIXII/2010'

1(asus-f;g.s1ts Afrgunt t{uhungan Antdr 'Unat cBeragama [i In[onesia I 5 1

Page 42: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

pastoran. Dahulu pastoran paroki hanya 1 unit rumah yangterbuat dari papan (semi permanen) kemudian di masa

kepemimpinannya bertambah menjadi 2 unit rumah untukpastoran. Pastor ini juga menanam sawit di sekitar pastoran,dan di sekitar Gereja Stasi Surau Gading untuk menambah kas

paroki. Selain itu ia juga memprakarsai supaya para Suster

berkarya di paroki ini. Atas persetujuan uskup, para sustermulai berkarya pada masa kepastorannya. Ia jugamemprakarsai penambahan kendaraan bagi gereja, yaitumobil Ford Ranger dan sepeda motor.

3. Pastor Apolonius Waiwuri, Pr

Pastor Apolonius Waiwuri merupakan pastor kontrakdari Keuskupan Laranfuka. Karena kekurangan pastor, makaUskup Mgr. Martinus D. Situmorang memohon kepadaKeuskupan Larantuka agar imamnya diperbolehkan untukberkarya di Keuskupan Padang. Pilihan jatuh kepada Pastor

Waiwuri. Sejak Pastor Samo pindah ke Padang dan menjadiKetua Yayasan Prayoga Padang maka Pastor Cahayamenggembalakan paroki seorang diri. Dengan kehadiranPastorWaiwuri maka tugas kepastoran menjadi lebih terbantu.

Tetapi pastor ini tidak beberapa lama melayani tugaskepastoran di paroki Pasir PengarayEu:r. Karena belum lamasetelah bertugas ia menderika sakit. Diperkirakan sakitnyakarena banyak minum minuman keras sehingga ia dijulukipastor gaul atau pastor peminum. Setelah dicek di berbagairumah sakit di Riau, ia diketahui mengidap kanker hati,sehingga dibawa ke ]akarta untuk proses penyembuhan.Setelah beberapa bulan dirawat, dokter menyatakankeadaannya telah pulih. Namun tidak beberapa lama

I Xg"*-L^* fi.f,4uttt{uiungan Antar t)mat @eragama [i In[oncsia

penyakitnya kambuh lagi sehingga dipulangkan ke Larantukadan tidak lama kemudian meninggal disary.

4. Pastor Silvanus Sabon Helan, Pr

Pastor ini j.rga merupakan pastor kontrak dariKeuskupan Larantuka menggantikan Pastor Waiwurimendampingi Pastor Cahaya. Bersama dengan Pastor Cahaya,

mereka melakukan cukup banyak terobosan. Keadaan gereja

dan umat Katolik di masanya semakin berkembang. Pastor

Helan bersama dengan Pastor Cahaya pindah tugas pada

bulan September 2008.

5. Pastor Emilius Sak"oikoi, Pr

Pastor ini merupakan pindahan tugas dari Paroki St.

Yosef Duri. Ia dipindahkan ke Pasir Pengarayan bersama

rekannya Pastor Erik. Ia dan rekannya tersebut banyakmemperbaharui aturan gereja di paroki. Mereka juga

menertibkan administrasi sakramen yang diterimakan karena

sebelumnya sedikit mengalami kekacauan. Dalam periode ini,mereka merampungkan bangunan pastoran dan merehap

bangun susteran.

6. Pastor Hendrikus Ngambut Ob+ Pr

Sebelum ke Pasir Pengarayan, Pastor Oba merupakanpelayan umat Katolik di Paroki Dumai. Atas perintah Uskupia pindah ke Paroki Pasir Pengarayan pada bulan September

2008. Ia menjabat sebagai pastor pembantu/rekan kerja. Ia

bersama rekannya memperbaharui jadwal Perayaan Ekaristi

lv.'rlus-frgsus Aiguat lfiilungan Antar 'L)mat @erdgama [i tnlonesia I 53

Page 43: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

di gereja paroki yang biasanya dilaksanakan pada hari Sabtumenjadi hari Minggu. Sebagai imam yang masih muda, iamemiliki perhatian khusus untuk mencari calon-calon imammasa depan. Ia selalu berusaha unfuk mencari kaum mudaunfuk masuk seminari dalam mengatasi defisit imam. Padabulan luni 2011, pastor ini mendapat tugas belajar di Romadan diganti oleh Pastor Hardiono Hadisubroto, Pr.

Adapun petugas lain yang berperan pentingmenyangga gereja diantaranya adalah:

1. Katekis

Katekis adalah orang yang memberi pelajaran danpendidikan agama atas nama gereia, baik melalui umatmaupun lembaga-lembaga pendidikan (Heuken SJ,1992:205).

Di antara katekis di Gereja St. Ignatius adalah:

a. F.B Suparwoko Sup+bertugas dari 12 September1985 - sekarang(Dokumen Gereja Paroki St. lgnatiusPasir Pengarayan).

Katekis Paroki St. Ignatius Pasir Pengarayan iniberlatar belakang guru. Ia lulusan SPG Van Lith Muntilanyang kemudian ditugaskan oleh Yayasan Prayoga RiauDaratan di SDK Datuk Laksamana Pulau Rupat, Bengkalis.Tugas sebagai guru dimulai pada 1 ]anuari 1977 dan berakhirpada bulan luru 7982, dimana saat itu ia mendapat tugasbelajar selama tiga tahun di AKI "Widya Yuwana" Madiun.Sekembalinya dari tugas belajar katekis ini langsungditugaskan didaerah transmigrasi Pasir Pengarayan padaakhir September 1985. Pada saat itu Stasi Pasir Pengarayanmasih menginduk pada Paroki St. Maria a Fatima Pekanbaru.Tugas pokok sebagai katekis yang ia jalankan pada garis

54 I Xg*-L^^ trf,guat lAfiungan Antar 't )mat @eragama [i Inlonesia

besamya ada dua yaitu: bidang pastoral dan tugasadministrasi. Bidang pastoral terbagi dua lagi, yaitu: 1)

Pelayanan katekese yang diarahkan pada katekumen, yaknipendampingan orangtua untuk baptis bayi, komuni pertama,krisma dan kursus persiapan perkawinan, mengajari umatbemyanyi, memimpin ibadat sabda hari Minggu, ibadatlingkungan dan pemakaman orang meningga| 2) Mencariumat. Pencarian umat dilakukan berdasarkan kabar beranting;maksudnya bila ada umat yang memberitahukan bahwa disuatu tempat pemukiman ada warga beragama Katolik, makaia langsung mencari dan mengunjungi dan langsungmenginap dengan maksud untuk mencari/menambah temanyang lain. Jika sudah ditemukan 2 atatt 3 KK yang beragamaKatolik, maka selanjuhrya kelompok tersebut dikunjungi dandibina secara kontinyu sebulan sekali.

Keberhasilan Suparwoko "mencari danmemperbanyak umat" kemudian berkembang padapembenfukan stasi-stasi. Stasi-stasi yang merupakan "hasilpencarian" Suparwoko adalah:'Stasi SP 4 SKP G, Tapung ]ayaSei Asam, Desa Dura, SP 1 Mandau (sekarang Teluk Sono),Mandau I (dulunya gabungan beberapa afdeling), StasiPrambanan (sekarang sudah tutup karena banyak yangkembali ke tempat asal) dan Sei Intan. Pencarian umat olehSuparwoko kemudian dilanjutkan ke daerah perkebunanPTPN V Tandun. Berdasarkan sumber dari umat Katolik,keberhasilan Suparwoko sangat pesat "mencari umat" diberbagai afdeling Tandun ini sehingga sekitar dua tahunkemudian, selain mendapat umat yang banyak juga berhasilmembangun tempat ibadat gereja di Kasikan sebagai pusatstasi dan ibadat untuk wilayah Tandun.

K4sus-Letus Af,guat lfuhungan Antar 'Umat cBeragama [i Inlonesia | 55

Page 44: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Bagian lain dari tugas katekis adalah masalah

administrasi. Tugas utama dalam bidang ini yaitumendokumentasikan hal-hal penting yang terjadi di Pasir

Pengarayan. Tugas ini meliputi pendataan umat (sensus

umat), pencatatan baptis, krism4 perkawinan, kematian danumat yang keluar masuk Katolik.

b. Yulius Parno, S.Ag. (199a-Sekarang)

Yulius Pamo berasal dari Yogyakarta, bertugas di Pasir

Pengarayan sejak tahun 1994. Ia awalnya bekerja sebagai

katekis kedua di paroki. Pada tahun 2005 ia diangkat menjadiPNS (guru Katolik) Departemen Agama sehingga jabatannya

sebagai katekis dilepas. Walaupun begitu ia juga masih aktifmembantu pelayanan pastoral tanpa gaji. Tugasnya antara

lair; pembinaan untuk kaum kategorial, pendidikan koperasi

bahkan saat ini ia menjabat sebagai ketua Credit Union (CU),

suatu bentuk ekonomi koperasi gereja. Ia iuga ikutmendampingi pastor untuk kunjungan ke stasi-stasi. Saat iniia diangkat sebagai salah satu anggota inti dewan pastoralparoki.

2. Karyawan Tetap Paroki

Salah satu karyawan tetap paroki adalah Tumiran. Ia

bertugas sebagai sopir mulai tahun 1982hingga sekarang(Dokumen

Gereja Pastoran Pasir Pengarayan, 2010).Konory ada yffilgmenyebut dia beragama Islam. Tumiran merupakan salah seorang

yang cukup berperan penting dalam kehidupan paroki. Ia bekerja dipastoran sejak tahun 1982. Ia telah bertahun-tahun bersama para

pastor misionaris pertama. Meskipun tugas utamanya adalah driver,ia boleh dikatakan sebagai salah seorang pejuang paroki karena

I X* -ng*" Alfuat r{uhungan Antar 'Umat cBeragama [i Inlonesia

ketika para pastor misionaris melayani stasi yang saat itu sulit untukdijangkau, ia terus berjuang mengantarkan para misionaris. Selainsebagai sopir, ia juga mengurusi fasilitas-fasilitas yang berkaitandengan paroki.

Keadaan Umat Katolik dan Karya-Karya Gereia

Menjelang didirikannya gereja permanen, umat katolik diparoki Pasir Pangarayan berjumlah 4695. Mereka kebanyakanberasal dari etnis Batak Toba sekitar 55%, disusul etnis |awa sekitar35olo, etris Nias 7% dan sisanya berasal dari Flores. Merekaumumnya perantau dan keluarga muda. Masing-masing etnis ini,juga membawa dalam dirinya buday+ bahasa dan tradisi sukunya.

.Suku Batak, dengan budaya dan bahasa Batakny+ suku Jawadengan budaya dan bahasa lawanya, suku Nias dengan bahasa danbudaya Niasnya(lbrd: rs).

Latar belakang pendidikan umat Katolik di daerah inibervariasi. Sebagian besar berpendidikan rendah, yaitu tidak tamatSD sekitar 5o/", tamat SD sampai tamat SMP sekitar 40"/", berlatarpendidikan SMA sekitar 45%. Kelompok yang menamatkan Strata 1

[S-1] sekitar l}%(sejoroh Gereja : 2Ol.

Kebanyakan umat Katolik yang bermukim di wilayahparoki ini adalah pendatan& diantara mereka berprofesisebagai petani kelapa sawit dan karet. Ada juga umat yangberprofesi sebagai karyawan perusahaan perkebunan kelapasawit. Selain itu sebagaian kecil berprofesi sebagai pedagang.Dengan pekerjaan seperti itu, kondisi umat Katolik di daerahini pada umumnya dapat dikatakan hidup sejahtera danmampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dalam halpendapatan, sebagaian bear memiliki pendapatan cukup baikberkisar antara Rp 4-7 juta perbulan. Tetapi ada juga sebagianumat berpendapatan rata-rata antara Rp 3-4 juta. Pendapatanumat Katolik diakui pihak gereja cukup baik, tapi karena

I(gsus-Rgsus Aiguat 1{u6ungan Antar 'Umat Eeragamn fi tntonesia | 57

Page 45: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

rendahnya tingkat pendidikan mereka, menyebabkan merekakurang bisa mengelola keuangan; Antara pengeluaran danpemasukan mereka kadang-kadang tak seimbang.

Sebagai masyarakat perantau, umat Katolik di daerahini sangat gigih berusaha. Mereka melakukan itu agar dapathidup terjamin dan menjamin. Dengan tuntutan demikianumat menjadi gigih untuk mendapatkan lahan, baik untuktempat mendirikan rumah maupun lahan untuk bertanam.Rata-rata.umat Katolik memiliki lahan berkisar 4-5ha. Namunmenurut pihak gereja, walaupun lahan yang dimiliki sudahcukup luas, terkadang umat mempunyai ambisi besar ataudalam istilah gereja keburu nafsu untuk menggarap tanahjauh lebih banyak lagi sehingga sering menebangi hutan-hutan secara ilegal(Lihat Dokumen Sejarah Gereja St. lgnatiusRokan Hulu)

Dengan melihat keadaan diatas, dari sisi kehidupanperokonomian terjadi perbedaan yang kurang berimbangantara umat Katolik dengan penduduk asli. Antara lainkarena ,,kegigihan" yarrg berimbas pada pendapatan.Pendapatan warga asli umumnya lebih rendah dari wargapendatang. Ketimpangan ini antara lain terlihat padakecenderungan berobat. Keadaan ekonomi umat Katolik yanglumayan cenderung kalau sakit pergi berobat ke rumah sakityang berada di luar kota seperti, RS Santa Maria dan RS AwalBross Pekanbaru dan bahkan ada yang sampai pergi kePenang Malaysia. Ketika ditanya bagaimana berobat di rumahsakit atau puskesmas, cenderung dijawab dengan spontanbahwa berobat di tempat tersebut "bukan menyembuhkanmalahan menambah penyakit".

Begitu juga dalam hal pendidikan, masyarakat ,'umat

Katolik" lebih cenderung menyekolahkan anaknya disekolah

58 I Xaa*-Ag"* flfrguatlfuiungan nntar 1)mat @eragana [i In[onesia

ketika para pastor misionaris melayani stasi yang saat itu sulit untukdijangkau, ia terus berjuang mengantarkan Para misionaris. Selain

sebagai sopir, ia juga mengurusi fasilitas-fasilitas yang berkaitandengan paroki.

Keadaan Umat Katolik dan Karya-Karya Gereia

Menjelang didirikannya gereja permanerL umat katolik diparoki Pasir Pangarayan berjumlah 4695. Mereka kebanyakan

berasal dari etnis Batak Toba sekitar 55%, disusul ebris Jawa sekitar35%, etnis Nias 7% dan sisanya berasal dari Flores. Merekaumumnya perantau dan keluarga muda. Masing-masing etris ini,juga membawa dalam dirinya budayo bahasa dan tradisi sukunya..Suku Batak, dengan budaya dan bahasa Bataknya, suku ]awadengan budaya dan bahasa Jawanya suku Nias dengan bahasa danbudaya Niasnya(lbid: rs).

Latar belakang pendidikan umat Katolik di daerah inibervariasi. Sebagian besar berpendidikan rendah, yaitu tidak tamat

SD sekitar 5o/o, tamat SD sampai tamat SMP sekitar 40o/o, berlatar

pendidikan SMA sekitar 45"/o. Kelompok yang menamatkan Strata 1

[5-L] sekitar 10"/"(Sejoroh Gereia : 2Ol.

Kebanyakan umat Katolik yang bermukim di wilayahparoki ini adalah pendatang diantara mereka berprofesisebagai petani kelapa sawit dan karet. Ada juga umat yangberprofesi sebagai karyawan perusahaan perkebunan kelapa

sawit. Selain itu sebagaian kecil berprofesi sebagai pedagang.

Dengan pekerjaan seperti itu, kondisi umat Katolik di daerah

ini pada umumnya dapat dikatakan hidup sejahtera danmampu memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Dalam halpendapatan, sebagaian bear memiliki pendapatan cukup baikberkisar antara Rp 4-7 juta perbulan. Tetapi adaiuga sebagian

umat berpendapatan rata-rata antara Rp 3-4 juta. Pendapatan

umat Katolik diakui pihak gereja cukup baik, tapi karena

I(asus-f,gsus Aiguat ltuhungan Antar '()mat @eragama fr tnlonesb | 57

Page 46: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

rendahnya tingkat pendidikan mereka, menyebabkan merekakurang bisa mengelola keuangan. Antara pengeluaran danpemasukan mereka kadang-kadang tak seimbang.

Sebagai masyarakat perantau, umat Katolik di daerahini sangat gigih berusaha. Mereka melakukan itu agar dapathidup terjamin dan menjamin. Dengan tuntutan demikianumat menjadi gigih untuk mendapatkan lahary baik untuktempat mendirikan rumah maupun lahan unfuk bertanam.Rata-rata,umat Katolik memiliki lahan berkisar 4-5 ha. Namunmenurut pihak gercja, walaupun lahan yang dimiliki sudahcukup luas, terkadang umat mempunyai ambisi besar ataudalam istilah gerela keburu nafsu untuk menggarap tanahjauh lebih banyak lagi sehingga sering menebangi hutan-hutan secara ilegal(Lihat Dokumen Sejarah Gereja St. lgnatiusRokan Hulu)

Dengan melihat keadaan diatas, dari sisi kehidupanperokonomian terjadi perbedaan yang kurang berimbangantara umat Katolik dengan penduduk asli. Antara lainkarena ,,kegigihan" yung berimbas pada pendapatan.Pendapatan warga asli umumnya lebih rendah dari wargapendatang. Ketimpangan ini antara lain terlihat padakecenderungan berobat. Keadaan ekonomi umat Katolik yanglumayan cenderung kalau sakit pergi berobat ke rumah sakityang berada di luar kota seperti, RS Santa Maria dan RS AwalBross Pekanbaru dan bahkan ada yang sampai pergi kePenang Malaysia. Ketika ditanya bagaimana berobat di rumahsakit atau puskesmas, cenderung dijawab dengan spontanbahwa berobat di tempat tersebut "bukan menyembuhkanmalahan menambah penyakit".

Begitu juga dalam hal pendidikan, masyarakat "umatKatolik" lebih cenderung menyekofahkan anaknya disekolah

I Xw*=fg*" flf,guath{ulungan lntar 'Umat @eragama fr Inionesia

yang baik meskipun mahal. Beberapa sekolah yang favoritdiminati anak-anak Katolik daerah ini seperti; SMP, SMA St.

Maria Pekanbaru; SMR SMA Don Bosco Padang, dan sekolah

katolik yang berada didaerah Sumatera Utara (Budi MuliaBintang Timur, St.Yosep dan lain-lain). Tentang

kecenderungm ffi, umat Katolik memberikan jawaban bahwamereka tidak merasa rugi meskipun biaya sekolah di luar jauhlebih mahal, karena mutu yang diberikan oleh pihak sekolah

sebanding dengan apa yang diinginkan oleh orang tua.

Baiknya kondisi kehidupan umat Katolik disini tidaklepas dari campur tangan atau karya gereja. Karya yangdilaksanakan, selain bidang sakramental, gereja jrgu.menggarap bidang pengetahuan dan bidang sosial ekonomiumahrya. Dalam bidang pengetahuan misalnya, gereja

mengadakan kegiatan menambah wawasan berupa kursus

singkat secara periodik. Biaya kegiatan ini umumnyaditanggung oleh rayon Katolik bersangkutan.

Dalam bidang ekonomi, gereja mengadakan kegiatan

peningkatan dan perbaikan kesejahteraan umat. Bentukusahanya adalah Credit Union (CU) yaitu sebuah ekonomibentuk koperasi. CU ini dibentuk sebagai rasa kepedulianbagi umat yang belum beruntung. Pastor paroki ikut terlibatdalam mengawasi dan memajukan koperasi ini. Kegiatan initerutama diperuntukkan membantu yang kekuranganmaupun yang berusaha mengembangkan usaha. Sebagian

besar anggota mendapatkan modal untuk bergerak dalamberbagai usaha seperti perkebunan tanaman kelapa sawitserta

sebagian lainnya untuk modal kegitan berdagang.

Di paroki ini sudah ada tiga kelompok CU yaitu; wilayahbarat di Stasi Bondar, wilayah timur di Stasi Kasikan dan wilayahtengah di Paroki Pasir Pengarayan. Keberadaan CU untuk

Kgsus-Resus Afuuat lfuhmgan Antar 'L)mat Beragama fr In[onesia | 59

Page 47: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

menopang umat Katolik di wilayah ini cukup kuat karena asetnyasudah cukup banyak. Pinjaman yang bisa diakses oleh umat telahmencapai ratusan juta pernasabah (Dokumen Sejarah Gereja: 25).

Selain itu, ada juga usaha gaduhan lembu. Kegitan inidilaksanakan oleh bidang sosial ekonomi keuskupan yangberpusat di Pekanbaru. Bentuk lembaganya Yayasan BinaSejahtera (YBS). Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara pihakYBS menggaduhkan lembu kepada umat. Kewajibansipenggaduh mengembalikan dua ekor anak lembusedangkan induknya menjadi milik sipenggaduh. Rata-rata sipenggaduh memperoleh dua induk dan ada yang lebih,tergantung kemampuan sipenggaduh dan ketersidiaan induklembu.

Sisi lain keadaan Masyarakat Katholik di daerah inisebagaimana dikemukakan pihak gereja, bahwa umat sebagaiperkumpulan para perantau yang berdatangan dari daerah lain, adasebagaian yang bersifat etnosentrisme yakni keinginan untukmempertahankan dan menonjolkan sifat budayanya sendiri, tanpamelihat keadaan masyarakat sekitar yang plural (ibid:L6).

Hubungan Dengan Kalangan Luar

Sosiolog Emile Durkhein mengatakan bahwa manusiatidak dapat hidup secara sendiri, manusia dalamkehidupannya memerlukan relasi atau teman. Dalam hidupsehari-hari manusia selalu berhubungan dengan orang lain,hubungan antara individu dengan individu lainnya antaraindividu dengan kelompok, dan antara kelompok dengankelompok lainnya yang disebut dengan interaksisosial.(Samuel dan Suganda, 1997 :L2).

I Xpt.(et flfuMt lfuhungan Antar'Umat Eeragama [i In[onesia

Konsep Durkheim di atas tampaknya disadari oleh

gerela. St. Ignatius bahwa sebagai warga yang relatif baru,

mereka memerlukan penguatan keseragaman ke dalam

lingkungan internal, namun merekapun perlu berproses

menjalin interaksi dengan warga masyarakat sekitar. Mereka

membutuhkan masyaraka! baik sebagai teman hidupberdampingan sebagai satu perkumpulan warga ataupun

sebagai gembala yang dapat memperkuat umat dan geerja dikemudian hari. Ada beberapa jalur kegiatan gereja yang

membuat mereka bersentuhan dengan kelompok luar gereja.

Antara lain kegiatan pengembangan ekonomi, katekis,

pelayanan kesehatary dan pendidikan.

' Dalam bidang pengembangan ekonomi, melalui koperasi

gereja atau CU sebagaimana disebut di atas. Berhubung aktivitas

koperasi ini bertumpu pada usaha membantu warga yang kurangmampu dan keperluan pemberianL/penambahan modal untuk

mengembangkan usaha, maka persentuhan dengan kalangan luas

tidak dapat dihindarkan. Adapun pelayanan katekis pada dasarnya

adalah orang yang memberi pelajaran dan pendidikan agama

Katolik atas nama gereja. Bentuk kegiatannya dapat berupa

pendampingan, pengajaran dan ,,pencarian umat". Dasar ajaran

yang digunakan untuk hal ini adalah Injil Markus 28: 19, yaiht"]adikanlah semua bangsa muridku". Ini diartikan sebagai kabar

gembira yang perlu diwartakan berkenaan dengan Yesus Kristus

yang diutus ke dunia untuk mengamPuni dosa dan menyelamatkan

umat manusia(Dokumen Seiaroh Gereio: L9l

Dalam pandangan gereja bahwa secara eksplisit tugas

gereja yang utama dan hakiki adalah memberitakan Irrjilkepada semua bangsa yang belum mengenal Kristus. Seorang

katekis yang sangat berjasa di Gereja St Ignatius adalah F.B

Suparwoko Supa yang telah bertugas sejak September 1985

hingga sekarang dan telah berhasil ,,mencari umat" di daerah

I(asw-Qasus ,a,fuuat l{ubungan Antar 'Umat @eragama fl tn[onesia I 6I

Page 48: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Tandun. Selain keberhasilan ,,mencari umat" yang relatifbanyak, ia jugu berhasil membangun komunitas danmendirikan gereja baru di daerah tersebut.

Kegiatan interaksi lainnya adalah dalam bidang pelayanankesehatan dan pendidikan. Salah seorang yang berjasa bagi gerejadalam bidang ini adalah Suster Anna. Ia menangani anak sekolahyang tinggal di dekat bangunan gereja atau sekitar susteran. SurterAnna sangat berkompeten dalam bidang kesehatan. Dalam tugasnyaia menolong umat di daerah terpencil yang jauh dari pusatpengobatan pemerintah maupun swasta. Menurtrt pihak gereja,banyak masyarakat yartg ,,terbantu" dengan kehadiran suster ini.Dalam menjalankan tugas ia dibantu rekan kerjanya Suster Mey.Kedua suster ini juga membanfu kelancaran tugas para pastor dalambidang katekese (ibid:3l).

Disamping hubungan yang terkordinasi melalui gerejaumat Katolik secara individu dalam kesehariannya melakukaninteraksi sosial dengan pihak luar. Dalam konteks ini terkadangterjadi masalah karena ada beberapa warga gereja yang bersifatetrosentrisme yakni keinginan untuk mempertahankan keinginandan sifat budayanya sendiri, tanpa melihat keadaan dan kondisibudaya sekitar yang majemuk sebagai tempat berpijak. Apalagibudaya masyarakat setempat yang sangat menjunjung budayabersendikan syara' yang Islami. Kecenderungan seperti ini pemahhampir menimbulkan bentrok besar antara warga pendatangdengan warga asli setempat pada tahun 1987. Persoalannya adalahkefika warga pendatang berupaya mengubah peruntukan tanahuntuk digunakan sebagai pemakaman Kristen. Karena dilarangmasyarakat setempat, warga pendatang tersebut mendatangkanrombongan yang banyak dari Duri sehingga situasinya saat ituseperti mau berperang(Burhanuddin HS, Wawancara, 13 Oktober2014]..

Walaupun demikian, kalangan Katolik disini mengklaim,bahwa hubungan mereka denga warga setempat tidak ada masalah,baik-baik saja serta tidak ada hal yang membuat gejolak dengan

62 I Xg*"-Agt* flfrluatffuhwgan Antar 'L)mat @eragama fr Indonesia

warga, kecuali peristiwa 12 Maret 2012, dau,.r persoalan inipun dilihatsebagai persoalan antara pihak pemda dengan pihak gereja

saja.(Parno, wawanca ra, !3 Oktober 2OL4l.

Berbeda dengan pandangan warga Muslim setempatseperti disampaikan oleh IW bahwa "Protes terbuka memangbelum muncul dari masyarakat, tapi kalau obrolan-obrolan dikedai telah muncul menyangkut berbagai keluhan, termasuktentang pendirian gereja besar St. Ignatius di sisi jalan utamamasuk Kota Pengarayan (lW, wawancara).Warga yang lain,yaitu (HS) mengatakan"Masyarakat telah memperbincangkantempat ibadat gereja besar itu di pingsr jalan sebagai suatuyang egois. Tapi jika dipikir-pikir, bagi masyarakat pendatangini, memilih lokasi gereja di tempat sekarang ini, walaupundibilang egois, mungkin iya juga lah, kan kita pun kalau maubikin masjid inginnya di pinggir jalan juga". Namun, iamengaku khawatir ke depan akan terjadi bentrokan besar jikapersoalan lokasi ytrtg menjadi masalah saat ini tidakmenemukan solusi. Karena meskipun warga gereja di sinisecara finansial dan persatuan/ikatan sosiahrya cukup kuafnamun warga asli di sini juga adalah bangsa pejuang, kalaumerasa "digigpt" akan melawan.

Xgsus- Lasus A frluat 1{u6ung an nntur'Umat cBerag ama [i t n[oncsia | 63

Page 49: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

KONFTIK GEREIA ST. IGNATIUS DENGANPEMERINTAH DAERAH

Kronologi Kasus

Kasus Gereja Santo Ignatius Rohul adalah suatu kasusyang dikenal melalui kejadian bentrok antara Satuan PolisiPamong Praja (Satpol-PP) dengan pihak panitia pembangunangereja pada21. Maret 2012 di Kabupaten Rohul, Provinsi Riau.Peristiwa ini terjadi terkait pembangunan gereja Katoliktersebut yang dipandang bermasalah. Kejadian bentrok initgrjadi pada hari Rabu, oleh karenanya sebagaian kalanganmenyebut peristiwa ini dengan julukan "Tragedi RabuBerdarah" Sebelum bentrokan terjadi, ada ketegangan yangmelibatkan kedua kubu berkenaan dengan perizinanpembangunan gereja dimaksud. Disatu sisi pihak gereja

merasa telah memiliki izin pembangunan sesuai ketentuanyang berlaku. Sementara di sisi lairu pemda memandang gerejaini hanya memegang izin pembangunan sementara yang telahhabis masa berlakunya serta tidak diperpanjang sehubungankeluar ketentuan baru Kementerian PU melalui DirjenPenataan Ruang tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Nomor: UM.02.03-RA/118 tanggal 1.6 Iuni 201.0 perihalPercepatan Penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten Rohul.

Sebelum Maret 20L2, sekitar dua belas tahun berselang,paroki Pasir Pengarayan menempati sebuah bangunansederhana sebagai rumah ibadat umat Katolik di wilayah itu,berukuran 8xL6 m. Sesuai tuntutan perkembangan yangdirasakan oleh pihak gerei4 maka pada 2010 merekamemutuskan untuk membangun gereja yang lebih besar. Pada

64 | Xgt -ngt^nfuuath{uhmganflntar'Umat&eragama[i In[onesia

tanggal 6 ]uli tahun 2010 mulai direncanakan pembangunangereja perm€men di jalan utama masuk Kota Pasir Pengarayarydiatas lahan milik mereka sendiri, berada di area kilometer 5

dengan ukuran yang jarh lebih besar dari bangunansebelumnya yakni 15x30m. Seiring dengan rencana itu,panitia pembangunan mulai mengumpulkan foto copi KTPpengguna dan pendukung di sekitar gereia agar sesuai denganketenfuan Peraturan Bersama Menteri Agama dan MenteriDalam Negeri (PBM) Nomor 9 dan STahun 2006.

Setelah foto copy KTP berhasil dikumpulkan, pada 2Agustus 201Q panitia mengajukan permohonan rekomendasikepada Kepala Desa Suka MajU dan Kepala Desa Suka Majumengeluarkan rekomendasi dengan No: II/SMMII/2O10tertanggal 5 Agustus 2010.12 Pada tanggal 6 Agustus, panitiamengajukan permohonan kepada Camat Rambah untukmendapatkan rekomendasi. Pada tanggal 9 Agustus 20L0

Camat Rambah mengeluarkan rekomendasi No : 504i?MD-KCRy42 sebagai salah satu keperluan memproses izinmendirikan bangunan (fMB) yang akan dikeluarkan olehbupati setempat.

Setelah memperoleh rekomendasi dari Camat, pada?4September 2010 panitia pembangunan mengajukanpermohonan kepada pengurus Forum Kerukunan UmatBeragama (FKUB). FKUB turun ke lapangan melakukan

tz Menurut penutuan Kepala Desa Suka MajU sebelum mengeluarkan

rekomendasi, ia mengumpulkan delapan tokoh agama Islam setempat untukmusyawarah menyikapi permohonan tersebut. Salah seorang diantara tokoh

menyampaikan pendapat "supaya permohonan tersebut dipenuhi, sebab jika tida(kita semua bisa kena". Tokoh lainnya mengikuti saja, termazuk Kepala Desa. Sebab

menurut hemat kepala Desa, mereka semua tidak mempunyai pengetahuan dan tidakberpengalaman menyangkut hal seperti ini.

Ktsus-frgs1ts AfuuattfusunganAntar'Umat Eeragama di Intonesia | 65

Page 50: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

pengecekan lokasi sekaligus meneliti masyarakat sekitar apa

ada y?ng berkeberatan. Dari hasil pengecekan pengurusFKUB memandang tidak ada keberatan dari pihak wargasehingga memberikan rekomendasi dengan No: IS/FKLIB-I{H/1V2010, tanggal 2 Oktober 20L0. Pada 7 Oktober 201O

panitia membuat permohonan rekomendasi ke KantorKementerian Agama Kabupaten Rohul. Setelah pihakKementerian Agama melakukan pemeriksaan ke lapangan,maka Kepala Kantor Kementerian Agama pun mengeluarkanrekomendasi pendirian rumah ibadat No:Kd.04.09 fiE A.041 1892 I 201 O tanggal 1 0 Nopember 20 L 0.

Panitia Pembangunan melanjutkan permohonan melaluiDinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Oleh Kepala Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya diterbitkan Izin Pelaksanaan Pembangunan denganNo: L46/IPIMB-TRCKfiU2010, tanggal 23 Nopember 2010 danmemberikan nomor plank pembangunan nomor:PTS/03/09IIRCWIMB1XLI201.0. Pihak gereja memandanglengkapsurat-surat tersebut, sehingga pada 19 Desember 2010

diadakan peletakan batu pertama pembangunan gereja. Konon,peletakan batu pertama ini dihadiri oleh Bupati Rohul yangdiwakili Haposan Siregar SF{, (Kabid PHI Dinas Tenaga Kerja)

didampingi oleh Drs.H.Tarmizi (Kabid Kesra), mewakili Sekda

Kabupaten Rohul, disaksikan oleh Uskup dari Padang, dan sekilarempat ribu jiwa umat Katolik serta utusan dari KepolisiffPengadilan, dan Kejaksaan Rohul(Sihotang, wawancara, 13

Oktober 2OL4).

Setelah peletakkan batu pertama, pembangunan gereja

berlanjut seperti tanpa hambatan hingga kemudian tiba suatukejadian tanggal 5 Januari 2011. Pada hari itu, Dinas TataRuang dan Cipta Karya mengirim surat kepada pantiapembangunan gereja No: 600/ TRCK/ UMI 07a, tertanggal 5

]anuari 2011, yang isinya supaya pembangunan gereja

Kgsus-Rgils Afrluat 1[u6ungan Antar'Umat Eeragama [i Intoncsia

dihentikan(Panitia Pembangunan Gereja St. lgnatius Rokan

Hulu, wawancara, L3 Oktober 2OL4; dan Lihat Surat Dinas Tata

Ruang dan Cipta Karya, No: 600/ TRCK/ UMI O7a, tertanggal 5

Januari 20LLl. Pada tanggal L3 ]anuafi2012 Satpol-PP datang

ke lokasi pembangunan gereja yang dipimpin oleh Ketua

Kakan Satpol-PP memasang baliho warna Putih yang isinya

larangan melanjutkan pembangunan gereja karena melanggar

Perda No. 6 tahun 201.L. Pada tanggal L5 Maret 20L2 Dinas

Tata Ruang dan Cipta Karya kembali mengirim surat ke

panitia yang isinya penegasan ulang

pemberhentian pembangunan Gereja Katolik Paroki Santo

Ignatius PasirPengarayan dengan No: 600ffRCK-

Vltr/.1l4p012[9. Pemasangan baliho dengan isi yang sama

berlanjut kembali sebanyak dua kali, yaitu tanggal L7 Januari20L1. baliho dengan warna kuninp sedangkan pada tanggal20

Januari 20L1 dipasang baliho berwama merah.

Selanjutrya tanggal 26 Marct 2011, Kasi Cipta Karya

Kabupaten Rohul datang kembali ke lokasi meminta kepada panitia

untuk menghentikan pekerjaan pembangunan yang tengah

berlangsung. Terjadi pembicaraan dan perdebatan di antara kedua

belah pihak. Intinya pihak panitia tidak bersedia menghentikan

pekerjaan pembangunan karena telah merasa memenuhi

persyaratan yang berlaku sesuai ketentuan PBMNomor 9 dan 8

Tahun 2006 menyangkut pendirian rumah ibadat(Sihotang,

wawancara).

Sehubungan dengan penjelasan Pemda (Satpol-PP)

kepada panitia pada saat itu, bahwa salah satu alasan

penghentian pekerjaan bangunan berkaitan dengan akan

habisnya masa berlaku izin sementara, maka oleh pihak

panitia pembangunan direspons dengan membuat surat

permohonan perpanjangan izin ke Dinas Tata Ruang dan

Cipta Karya. Oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya,

Kgsu^s-La$s nfr6nt1{u6ungan Antar 'Umat cBeragama [i tnlotnesia | 67

Page 51: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

permohonan tersebut tidak dipenuhi, justru terbit suratPemberhentian Sementara Pembangunan dengan No:650/[RCK-TW1201L11.49, tertanggal 27 Mei 2011.. Tidakdipenuhinya permohonan ini berkaitan dengan ketentuanbaru tentang RTRW seperti disebut di atas(Helfiskar,

wawancara, 14 Oktober 2OL4l.

Selanjutnya, pada hari Senin tanggal 26 September2011. Satpol-PP memasang spanduk bertuliskan "Dilarangmelanjutkan pembangunan tanpa IMB sesuai dengan Perda

No: 6 Tahun 2011". Pada tanggal 3 Oktober 201'J. Satpol-PP

kembali datang ke lokasi mengambil plang IMB yang

.dipasang pada awal pembangunan. Pada hari Selasa tanggalLL Oktober 201.L sekitar jam 13.30 WIB Satpol-PP datang lagike lokasi, kali ini mengambil dan membawa para tukang ke

kantor Satpol-PP untuk ditanyai, kemudian dikembalikanpada jam 15.00 WIB.

Setelah sekian kali berintekrasi, menyampaikanperingatan dan berdebat keras, terjadi puncak ketegangan

antara keduanya pada tanggal2L Maret2012, ketika Satpol-PP

datang kembali ke lokasi untuk memasang kawat berduri.Pada saat Satpol-PP akan melakukan pemasarlgEu:I kawattersebut, mereka dihadang oleh rafusan massa dari jemaat

gereja.l3 Aksi saling dorong terjadi dan kemudian bentrokantara kedua belah pihak tidak terhindarkan. Akibatbentrokan tadi, sejumlah petugas Satpol-PP mengalami luka-luka dan berdarah. Dalam kasus ini tidak ada warga sekitar

terlibat. Dengan demikian pihak yang terlibat terbatas antara

pihak Pemda, yakni Bupati, Dinas Tata Ruang dan Cipta

13 Menurut hasil wawancara dengan Kepala Biro Hukum Setd4 konon

diantara ratusan jemaat yang menghadang itu; sebagaian ada yang membawa benda

keras sebagai senjata untuk menghadang petugas.

68 I Xw*-t"t*.Af;guntttu6ungannntur'Umat&eragama [i In[otncsia

Karya serta Satpol-PP (di satu pihak) berhadapandenganKomunitas gereja St. Ignatius, yakni paniti+ pemukadan jamaat gereja (di pihak lain).

Upaya-Upaya Penanganan

Upaya penanganan atau penyelesaian terhadap kasus

ini (baik sebelum peristiwa bentrok 2L Maret 20L2 maupunsetelah kejadian) telah ditempuh oleh pihak-pihak terkait.Berikut upaya pemerintah dan pihak gerela.

Pemerintah

Upaya pen;u:rganan pemerintah dapat diuraikansebagai berikut. Pertama, sebelum kejadian bentrok,Kementerian Agama Kabupaten Rohul telah turun tanganmengundang panitia pembangunan sebanyak 4 kali untukmaksud mencari solusi. Undangan Kemenagterakhir disampaikan kepada pihak gereja tertanggal 28

Februari 2012 dengarrr nomor surat: Kd. 04.9 I 41PP.008.003i201 2.

Dalam pertemuan itu dibicarakan altematif solusipenyelesaian masalah pembangunan gereja. Namun, karenatidak ditemukan kata sepakat, Kementerian Agama kemudianmenawarkan dua opsi terakhir bagi panitia yaitu: 1.) solusirelokasi, atau b) menyelesaikan persoalan melaluiPruN. Pihak gerela belum bisa menerima tawaran tersebutsaat itu dan minta waktu membicarakannya terlebih dahuludengan kuasa hukum yang mereka tunjuk.(Kepala KantorKemenag Kabupaten Rohul, wawancara, L2 Oktober 2OL4l.

Setelah kejadian bentrok, Bupati Rohulyangdijembatani oleh Kapolres Rohul mengambil langkah

Wus-Rg&s Afrgwtl{ubungan Antar'Omat Eeragama [l tntronega I 69

Page 52: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

mengundang panitia pembangunan gereia tanggal 29 Maret2012 untuk duduk bersama menyelesaikan masalah.

Pertemuan tersebut juga dihadiri Kejari Rohul, Dandim 0313,

Kepala Kankemenag Rohul, Ketua MLII, dan Kepala DinasTata Ruang dan Cipta Karya. Pada pertemuan itu pihakpemda menjelaskan bahwa pemerintah daerah tidakbermaksud bentrok, Bupati justru irgi. memfasilitasikebutuhan seluruh agama di daerahnya karena seluruhagama yang ada di Indonesia berhak hidup di Rohul. Namunkarena lokasi berdiri Gereja St. Ignatius sekarang terkenaRTRW yang baru, maka untuk kepentingan masyarakatbanyak (lokasi tersebut akan dijadikan sebagai tempat'pembibitan benih sawit nasional), maka gereja yang sekarangterkena aturan tersebut perlu direlokasi.(Kepala KantorKemenag Kabupaten Rohul, wawancara, 12 Oktober 2OL4).

Sebagai bentuk komitmen dan kesungguhanpemerintah daerah menyelesaikan kasus tersebut secara baik,pihak pemda mengaku tidak hanya memerintahkan untukpindah, tetapi menawarkan solusi dua lokasi bagi panitiasebagai pengganti. Salah satunya hanya berjarak sekitarseratus meter dari lokasi gereja yang lama. Dua lokasidimaksud luasnya masing-masing satu hektar. Kalaudibandingkan dengan lahan milik gereja sekarang yangluasnya tidak sampai satu hektar, maka lokasi yangditawarkanmenurut Kepala Biro Hukum Setda Rohul jauhlebih 1uas. Kedua lahan tersebut ditawarkan untuk dipilih.Selain itu, bangunan yang telah berdiri akan diganti sepadandengan biaya yang telah dikeluarkan. Namun oleh pihakpanitia tawaran tersebut ditolak karena dipandang sebagai

bentuk pemaksaan kehendak oleh Bupati(Pengurus Gereja,

wawancara, 13 Oktober 2Ot4l.

I Xg"*- ng*" i.fuuat Ifu 6mgan Antar'\,)mat $eragama di tnlonesit

Menurut Kepala Biro Hukum Pemda Rohul,

sebenamya sudah dijelaskan kepada pihak gereja bahwa jika

berpedoman kepada PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006, solusi ganti

rugi atau penggantian seperti yang ditawarkan pihak pemda

tidak ada dalam aturan. ]angankan bangunan yang tidak

memiliki IMB, rumah ibadat yang telah memiliki IMBpun bisa

dipindah berdasarkan aturan RTRW. Berhubung tawaran

tersebut tidak direspons dengan baik oleh pihak gercja, maka

Bupati melayangkan surat kembali tertanggal 30 Maret 2012;

tentang relokasi yang isinya meminta pihak gereja agat

mencari tempat relokasi yang diinginkan, diberi batas waktu

w.aktu 6 ( enam ) bulan atau kalau tidak berhasil pihak pemda

akan menunjuk sebuah lokasi tempat pindah. Tapi temyata

pihak gereja membalas surat dari pemerintah daerah tersebut

dengan menyatakan "kami akan tetap melaksanakan

pembangunan walaupun tidak memiliki IMB" (Kabag Hukum

Pemda Rohul, wawancara t5 Oktober 20L4 danlihat Surat

Panitia Pembangunan Gereja,32 Maret 2012).

Sekalipun pihak gereja menolak tawaran relokasi,

pemerintah daerah mengaku masih tetap melakukan mediasi

beberapa kali agar solusi relokasi tersebut dapat diterima.

Namun meskipun mediasi ditempuh beberapa kali, pihak

gereja tetap juga belum menerima kesepakatan. Pihak

pemerintah daerah akhirnya mengambil posisi merurnggu

untuk mmengharap munculnya kesediaan pihak gereja

menerima tawaran relokasi. Di tengah suasana menunSSu

tersebut, tiba-tiba pihak gereja menggulirkan gugatan Ke

Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, atas kemauan

pihak gereja sendiri.

Kass-Rgsas Afuuattfitiungan Antar 'l)mdt tBeragana [i Inloncria I 7 L

Page 53: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pihak Gereia

Dari Hasil wawancara dengan panitia dan pengurus Gereja St.Ignatius Rohul tanggal 13 Oktober 201.4 ymg dihadiri antara lainoleh Sitohang (Ketua Panitia Pembangunan), Sirait, Sinaga pamo,Andreas (pengurus geraja) diperoleh penjelasan bahwa mereka tidakmenerima relokasi karena, pertama, pembangunan sudah berjalan80-90"/r;Kedua, keperluan perizinan untuk membangun rumahibadat sebagaimana diatur PBM, yakni harus ada umat sebanyak 90anggota yang dibuktikan dengan KTP yang masih berlaku, adamasyarakat 60 orang yang mendukung yang juga dibuktikandengan KTP yang masih berlaku, sudah dipenuhi. Selain iha olehpihak gereja dirasakan adanya kejanggalan tentang dibatalkannyapembangunan yang dikaitkan dengan Peraturan Daerah No. 6Tahun 2011, sementara pembangunan gereja itu sendiri dimulaitahun 2010. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa setelah terjadibentrok "pihak kami diundang Bupati mendengarkan penjelasantentang relokasi, hal ini kami anggap sebagai tidak melindungisehingga kami mencari perlindungan melalui pengadilan" (PanitiaPembangunan Gereja St. lgnatius, wawancara, L3 Oktober20t4l..

Dalam proses mencari penyelesaian sekaligus keadilanmelalui peradilan, pihak gereja melakukan upaya gugatansebagai berikut:

a. Melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)Pekanbaru.

Pada tangal 09 Mei 2012 pthak gereja menyampaikansurat gugatan melalui PTUN Pekanbaru dan telah diperbaikipada tanggal 74 lwi 2012 dengan register perkara nomor:19/Gl2012lPTUN-Pbr. Gugatan yang disampaikanmenyangkut objek perkara: 1) Surat Bupati Nomor:

72 I Xpt*-ng*flfrgwf9{u6unganfintar't-)mat @eragama fi Inlonesia

611,.32ft LKO-UM/2SStertanggal3OMaret2012tentartgRelokasiPembaagunan Gereja Khatolik Paroki Santo Ignatius Pasir

Pangarayan, 2) Surat Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya

Nomor: 600ffRCK-UMfiIll2O12l89, tertanggal 30 Maret 2012

perihal pemberitahuan tentang tidak berlakunya lzinPelaksanaan Gereja Katolik Paroki Santo Ignatius Pasir

Pangarayan. Dalam putusan PruN Pekanbaru nomorlglGlzOl2lPTUN-Pbr tangal 14 Agustus 2012 semua gugatan

pihak gereja ditolak.

b. Pengadilan Tingg Tata Usaha Negara Medan

. Tidak puas dengan putusan PTUN Pekan Baru, pihakgereja bersama kuasa hukumnya mengajukan permohonan

banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

(PTTUN)Medan pada tanggal L4 Agustus 2012 dengan AktaPermohonan Banding Nomor: 19|G|2012|PTUN/PBR yang

ditandatangani oleh Kuasa Hukumnya Ratua Gultom, SH.

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan No.

1.598120121PT. TUN-MDN tanggal 19 Desember 2012

menguatkan Putusan PTUN Pekanbaru, yakni menolak semua

keberatan pihak gereja.

c. Kasasi di Mahkamah Agung

Tidak juga puas dengan Putusan PTTUN Medaru

pihak gereja bersama kuasa hukumnya kembali melanjutkan

perkara melalui kasasi ke Mahkamah Agung (MA). Putusan

Mahkamah Agr.g No. 143 K/TIJN/2013, tanggal13 Mei 2013

menguatkan putusan PTUN Pekanbaru dan PTTUN Medan

yakni menolak semua tuntutan pihak gereja. Sekalipun

kasisinya telah ditolak di MA, saat ini pihak gereja sedang

Ktsus:(gfls n Rpatl{uhungan Antar 'Umat Eeragana [i Inlonesia | 73

Page 54: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

mengaiukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agungyang didaf tarkan p ada 29 September 201" 4 y arrg Ialu.

Selain mengajukan PI( pihak gereia mengaku telahmenyampaikan kasus ini ke Kementerian Dalam negeridengan menyampaikan tembusan ke Keuskupan Padang danke Kepausan di Roma.(Panitia Pembangunan Gereja St.

lgnatius, wawancara, L3 Oktober 2OL4l.

Pokok Perkara dan Persengketaan

Melalui proses pengadilan disebutkan di atas,

.diketahui objek perkara yang dipermasalahkan adalah: L)

Surat Bupati Nomor: 611.32[HKO-UM/258 tertanggal 30 Maret20L2 tentang Relokasi Pembangunan Gereja Katolik Paroki

Santo Ignatius Pasir Pangatayan,2) Surat Dinas Tata Ruang

dan Cipta Karya Nomor : 600f[RCK-UM fiIV 2012 I 89, ter tanggal

30 Maret 2012 perihal pemberitahuan tentang tidakberlakunya Izin Pelaksanaiu:t Gereja Katolik Paroki Santo

Ignatius Pasir Pangaraiyan.

Adapun yang menjadi persoalan mendasar bagi pihakgereja terhadap kebijakan BuPati/?emda Rohul, bahwa

dengan diterbitkannya Surat Nomor 61'L.32|HKO-UM/258

tertanggal 30 Maret 201.2 tentang Relokasi Pembangunan dan

Surat Nomor 600/IT{CK-UM[II/2012189 tertxtggal 30 Maret

2012 tentang Pencabutan izin pembangunan mengakibatkanpengerjaan pembangunan Gereja Khatolik Paroki Santo

Ignatius Pasir Pangarayan menjadi terhenti atau tidak dapat

diteruskan.la

1a Dalam pengamatan peneliti di lokasi gereja tersebut telah selesai

dibangun dan telah difungsikan sebagaimana mestinya. Menurut keterangan Kepala

74 I Xp*"-ng"*flktruaftfu6ungntAntar'Umat@eragama fr In[oncsia

Selain itu, kebijakan Bupati/Pemda Rohul inidipandang menyalahi Pasa129 ayat (2) Undang-Undang DasarNegara Republik Lrdonesia Tahun 1945 tentang kebebasan

Beragama, yakni "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk un.tuk memeluk agamanya mqqirUB-rnasing da4

. b,e$ibadat rn ri agirmanya dan kepercqfa{f.r{"}ya itu " Pasal

'' ffi'#at: 1r} ffi,riy* (2) Undang.Undangi i 39 Tahun1999 tentang FIak Azasi Manusia yang berbunyi: ayat (1) "

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing danuntuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya ifu "dan ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orangyang memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu.' Pemerintah dalam hal ini pemda setempat juga

dipandang lalai melakukan kewajiban melindungi setiapusaha pendudukmelaksanakan ajaran agama dan ibadatpemeluk-pemeluknya sehingga bertentangan dengan Pasal 6

ayat (1) tentang tugas dan kewajiban Bupati / Walikota (videkonsideran huruf d dan Pasal6 ayat (1) PBM No. 9 dan 8

Tahun 2006).

Dengan keberatan tersebut, Pengadilan diharapkandapat memerintahkan tergugat agarl. 1) Mencabut SuratNomor 6L1,.32|HKO-UW258 tertanggal 30 Maret 2012, darrSurat Nomor 600ffRCK-UMruV2012189 tertartggal 30 Maret2012. Selain itu diharapkan pengadilan dapat memerintahkan

Desa setempat, pihak gereja menurut pengetahuannya tidak pemah berhmti

membangun sekalipun terlihat seperti sembunyi-sembunyi. Penjelasan lebih keras

disampaikan Kepala Biro Hukum Setda setempat bahwa pihak gereja melakukan

pembangkangan terhadap ketentuan yang berlakrl dituniukkan melalui surat resmi

pihak gereja yang menyatakan bahwa mereka akan terus membangun sekalipun

tanpa IMB.

Klsils-Rgsus Af;luattfuSungan flnur 't)mat Aeragana fr tnlowsia I 7 5

Page 55: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

tergugat untuk menerbitkan Surat Keputusan yang berisi"Memberikan lzin Mendirikan Bangunan" untukpembangunan Gereja Katolik Paroki Santo Ignatius PasirPengarayan.

Dari pokok persoalan ini, terlihat esensi persoalanutama yang dipersengketakan adalah soal lokasi strategistempat dibangunnya gereja saat ini. Pihak gereja irgi.bertahan di tempat tersebut karena berada di pinggir jalandekat pintu masuk Kota Pasir Pengarayan. Sementara pihakpemda ingin melakukan relokasi gereja karena i.gi,melaksanakan ketentuan baru Kementerian Pekerjaan Umumtentang RTRW.

Pembahasan

Persoalan Gereja St. Ignatius Rohul ini selain persoalanpemahaman umat yang sempit dan sosialisasi aturan-aturanberkenaan dengan pendirian rumah ibadat, tampaknya jugapersoalan memahami hal sebagaimana dikemukan olehTamrin Amal Tomagola. Yaitu, bahwa suafu gangguankerukunan atau konflik sosial, termasuk keagamaan, tidaklangsung terjadi begitu sai4 melainkan karena terdapatbeberapa faktor, yaitu faktor pemicu (triggering faktors), faktorsumbu (fase faktor), akar konflik (core of conflict), dan kontekspendukun g (facilitating contexts)lT om a go I a, d a I a m M o h. So lehlsre (ed.), 2003: 431. Untuk kasus gereja Rohul ini, faktorpemicu adalah peristiwa pada tanggal 21 Maret 2012, yartuketika Satpol-PP datang ke lokasi pembangunan gereja untukmemastu:rg kawat berduri. Pada saat ih1 Satpol-PP yang akanmelakukan pemasangan kawat tersebut, disambut pihakgereja dengan ratusan massa. Aksi dorong mendorong terjadi

I Xgt*-6gt Aftuaf t{uiunganAntar'Umat $eragama [i Intorcsia

dan kemudian pecah konflik terbuk4 bentrokan antara keduakubu tidak terhindarkan.

Adapun faktor sumbu yang membuat kasus ini terusberlanjut, tidak menemukan solusi sekalipun beberapa kalidimediasi, bahkan menjalar ke berbagai level pengadilankarena adanya sentimen kesukuan bertemu dengan sentimankeagamaan. Di satu sisi jamaat gereja Katolik lebih dari 50%berasal dari etnis Batak Utara yang awalnyadatang ke daerahini sebagai orang perantauan yang relatif kurangberpendidikan, bermaksud untuk mengadu nasibmemperbaiki kehidupan. Dalam keseharian, suku inidipandang kurang bisa membaur. Setelah beberapa tahun di\ohul, suku-suku pendatang ini relatif berhasil secaraekonomi, dan cenderung mempraktekakan gaya hidup yangmengundang kecemburuan, seperti menyekolahkan anak kesekolah-sekolah yang bagus di Pekanbaru, Padang Medandan sekitarnya; berobat ke rumah-rumah sakit yang mahal diPekanbaru bahkan ke Penang Malaysia.

Selain itu, terdapat akar konflik berupa budaya yangkurang terkomunikasikan atau tertangkap dengan baik olehkedua kubu. Yaitu, sebagaimana diakui pihak gercja, wargaumat yang kebanyakan kaum perantau sebagiannyamanganut sifat etnosentrisme yakni keinginan untukmempertahankan dan menonjolkan sifat budayanya sendiri,tanpa melihat keadaan pluralitas masyarakat sekitarnya. Padasisi lain, pemuka dan masyarkat Rohul telah mendeklarasikanwilayahnya sebagai daerah "seribu Suluk". Istilah inimempunyai makna yang dalam sebagai masyarakat religiusIslami. Kemudian beberapa tahun belakangan, semenjakprogram transmigrasi diluncurkan, terjadi perubahankeagamaan yang signifikan di daerah merek4 antara lain

Kgsus-Rgsus AQpuatlfiiilungan Antar 'Umat Eeragama di tnlonesia | 77

Page 56: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

menyebabkan bertambahnya penduduk non Muslim danberdirinya sejumlah gereja. Salah satunya Gereja St. Ignatiusdi lokasi yang sangat strategis di "pintu gerbarr{' masuk ibukota Pasir Pangaraiyan. Bug, yang bisa menghayati danmenangkap makna "Seribu Suluk", kondisi ini pasti.dirasakan , ,

sangat mengganggu atau bahkan menyiksa suaffiA,ba{,tin,i;,"i1ir,t.,rmasyarakat penganutnya atau paling tidak melihflfiffiftrn{m. ',''""' l

Konflik semakin massif terjadi dan belum menemukansolusi hingga kini adalah dikarenakan adanya faktorpendukung. Yaitu pemukiman masyarakat yang cenderungtersegragasi antara transmigran dengan warga setempat sertaantara suku dengan suku lainnya terutama etnis Batak yangcenderung mengelompok dengan sesama sukunya. Kondisiini bertemu dengan kondisi pendatang yangperekonomiannya relatif maju. Terkadang kemajuan yangdicapai cenderung ingln dieksperesikan dalam bentukkebahagiaan atau kebanggaan jiwa dalam berbagai bentukekspresi, antara lain membangun rumah tempat tinggal danrumah ibadat di tempat-tempat strategis secara mencolok.Pertemuan dari sejumlah unsur itulah yang menjelaskanbentrok yang terjadi di Rohul hingga penelitian ini dilakukan.

Kejadian yau,,ug dialami oleh jemaat Gereja St.

Agustinus Rohul ini telah mendapat sorotan dan tanggapandari berbagai pihak, antara lain dari Wahid Institut (\AII).

Bahwa dalam hal ini WI menyampaikan agar masyarakatperlu membiasakan toleransi aktif untuk mewujudkankerukunan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka ini,diperlukan saling menghormati dan tidak menebar rasa bencidalam menjalankan dan atau menyebarkan kepercayaansehari-hari namun pada saat yang sama dilakukan sikap-sikap

| ru"*-(g* flf,pat t{uSungan Antar 'Umat @eragama fr Inlonesia

untuk melestarikan penghargaan terhadap perbedaan.(TheWahid lntitute, Maret-April 2012).

Berkaca pada pengalaman kejadian yang lain, yaknisebagaimana Pastor ]acobus Tarigan menufurkanpengalamannya ketika menjadi Kepala Paroki Pulo Gebangpada tahun 2009. Pada tahun itu, ia bersama umat berusahamendapatkan IMB dan berhasil. Menurut Pastor ini, usahamendapatkan IMB tidak lepas dari hambatan, tantangan, danmasalah mengurus perizinan di lapangan. "Berkat usaha dankerja keras dia beserta umatnya dalam menjalin hubuganpersonal dengan berbagai pihak, khususnya tokoh-tokoh umatberagama lain, pemimpin masyaraka! akhimya IMB gerejadapat diperoleh."

Kemudian ia jelaskan bahwa dalam berurusan denganaparat pemerintah, diperlukan cara komunikasi yang tepa!berdasarkan prinsip-prinsip bahwa untuk mencapai tujuantidak menghalalkan segala cara, dengan kata lain legalistiksaja tidak cukup. Salah satu hal yang penting menurut Pastor

Jacobus, adalah etika yang menekankan prinsip rukun danhormat. Selain itu, untuk memperoleh dukungan masyarakat,umat perlu menjalin hubungan baik dengan masyarakatsekitar. Dalam hal inilah menurut hemat yang bersangkutanbahwa pendekatan budaya sangat penting.

Kgsus-frgils Afrlut lfuhugan Antar 'Umat $eraganu fr tnlonesia | 79

Page 57: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENUTUP

Kesimpulan

Esensi persoalan gereja ini secara formal adalah soallokasi berdiri di wilayah yang tidak sesuai dengan RTRWsetempat. Proses yang telah ditempuh melalui surat-suratresmi pemda maupun pendekatan persuasif serta persidangandi pengadilan belum membuahkan solusi akhir. Pihak pemdamenawarkan solusi relokasi berupa penyediaan tanahsekaligus biaya bangunan gereja dengan luas bangunan yangsama dengan lokasi yang tidak jauh dari lokasi semula.Tawaran tersebut oleh pihak pemda dipandang telah sesuaibahkan melebihi dari ketentuan PBM. Sekalipun demikian,tawaran itu belum mendapat respon dari pihak gereja.Persepsi pihak gereja mereka membangun tidak melanggarketentuan sehingga aturan yang melarang membangundijawab dengan membawa permasalahan ke pengadilan.

Hasil proses pengadilan di PruN Pekanbaru, PTruNMedan, dan MA semuanya menolak gugatan pihak gereja danmenerima keberatan pihak tergugat (pihak pemda Rohul)berdasarkan argumeru bahwa selama ini pemda belum pemahmengeluarkan izin mendirikan bangunan (IIvtB) melainkanhanya izin pelaksanaan membangun (IPMB) sebagai sebuahproses untuk mendapatkan IMB. Hal itupun diberikansebelum keluar Surat Kementeria PU tentang RTRW setempat.Kenyataan ini menunjukkan bahwa pemahaman tokoh agamadan masyarakat serta jajaran pemerintahan di level bawahtentang tata aturan pendirian rumah ibadat terlihat sangatkurang.

| ru*"- {1g*" fl f;put 1fu6ung an fintar'Umat cBerag ana [i Inlonesia

Dibawanya kasus ini ke pengadilan menunjukkan

bahwa pendekatan kearifan lokal kurang diberdayakan

sebagdi langkah solusi. Apapun hasil yang diraih di

pengadilary akan berpengaruh menambah dampak konfliksosial di kemudian hari. Padahal konflik yang tidak terkelola

dengan baik dapat berdampak pada melemahnya potensi

masyarakat maupun iklim lingkungan sosial suatu kawasan.

Sebaliknya apabila konflik sosial dapat segera diminimalisir

atau dikelola dengan baik akan dapat berdampak positifbagi upaya mewujudkan kekuatan dan kesejahteraan sosial

suatu masyarakat.

.Saran/Rekomendasi

Seiring dengan uraian dan kesimpulan di atas bahwa

sulitnya menemukan solusi diantara dua kubu

memperlihatkan kemungkinan kasus ini bisa berkembang

menjadi kasus besar ke depan. Oleh karena itu, pihak-pihak

terkait perlu lebih mampu menahan diri terutama setelah

putusan PK MA keluar. Sebab jika kasus ini berlanjut dan

membesar, maka persoalan ini bukan lagi sekedar kasus

Pemda Rohul, melainkan bisa menjadi kasus nasional bahkan

menjadi sorotan dunia internasional sebagaimana halnya

kasus gereja GKI Yasmin.

Dalam rangka antisipasi dan menemukan solusi

terbaik, maka kasus ini perlu segera diambil alih pemerintah

Pusat agar supaya segera dapat dilakukan kordinasi dengan

memanggil pihak-pihak yang terkait (pengurus gereja dan

pemda setempat) dihadiri oleh Kemenag setempat, FKUB

setempat, Ditjen Bimas Katolik, S"tj"tu dan Balibang Agama

Kemenag.

Kgsus./tgsus Xfuwt lfuSwgan Antar '()mat @erdgama [l tn[onesa I 8l

Page 58: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Bagi masyarakat dan pemda setempa! sekalipunkasus ini masih berproses di pengadilan, ada baiknya jikaupaya-uphya penyelesaian lain melalui kearifan lokal dapatdikembangkan. Antara lain menyelenggarakan danmemperbanyak dialog, mensosialisasikan peraturan terkaitpendirian rumah ibadat serta ketentuan lain menyangkuthubugan hidup bergama. Hanya dengan menyertakan aspekkearifan, kedamaian yang langgeng dapat diraih. Dengandemikian kemajemukan dan keharmonisan akan meniadimodal sosial dalam memajukan suafu kawasan atau bangsa.

I Xg*-ng"* flfuuat lfuiungan Antar ,Umat Eeragana fr Intonesia

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Abdi,Kesarasian sosial Antar Etnik Melayu dan Migran

MandailingdiKecamatanRambahPasirPengarayan,,KabupatenRolanHuluRiau.TesisPascasarjana' I Universitas Negeri Medan, 2007'

Biro Pusat statistik, Rokan Hulu Dalam Angka Tahun 2013.

Co>r, Taylor,Cultural Diaersity in Organization: Theory' Research

and Practice.Califomia Berret-Koehler Publ'' L994'

Geertz, Cliffort, After The Fact: Dua Negeri Empat Dasawarsa'

. Satu Antropolog (Yogyakarta: LKIS, 1998)'

Hayat Bahrul,Mengelola Kemaiemukan llmat Beragama di

Indonesia.J akarta: Saadah Cipta Mandiri' 2012'

Heuken SJ, A.,Ensiklopedi Gereia ll, H-Konp' Jakarta:

YaYasan CiPta Loka Caraka L992'

Kementeria Agama Kabupaten Rokan Hulu' Data Keagamaan

Kantor Kementerian Agama Rokan Hulu Tahun 2013'

Kepala Dinas Pemerintah Daerah Kab' Rokan Hulu Nomor:-

KPTS/03/09/IRCKA\uIB1XII1}}LO tentang tzin

Pelaksanaan Membangun'

Kriesberglouis,Constructirleconflict:f,o*escalationtoresolution, Maryland: Rouwman and Littlefield Publ',

2007.

Lopez, Alexander, 'The Brazilian Amazon in an

EnvironmentalsecurityandSosialConflictFramework-, dalam Hans Gunther Brauch' dkk"

Facingglobalenoironmentalchange:enaironmental'human'

Ktsus-Lasus AfrluattfuSungan Anur ,umat Eeragana [i In[onesia I 83

Page 59: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

energyl food, health and water , security concept.Heidelberg:2009.

Muslow,Alun,Deconstructing History. New york: Routledge1997.

Sukm4Rizal, "Ethnic conflict in Indonesia : Causes and theQuest for Solution" dalam Kusuma Snitwongse and W.Scott ThompsorL Ethnic Conflicts in Southeast Asia.Singapore, ISEAS Pub1.,2005.

Supa B Suparwoko, Sejarah gereja Katolik paroki St. lgnatiusPasir Pengarayan, Naskah (tdt., tt.).

Tomagol4Tamrin Amal "Anatomi Konflik Komunal diIndonesia:KasusMaluku,PosodanKalimantan l99B-2OO2', dalam Moh. Soleh Isre (ed.), Konflik Etno-ReligiuslndonesiaKontemporer.Jakarta: DepartemenAgama RI,2003.

Yang,Philip Q.,EthnicStudies: lssues and Approach.New york,New York State University,2000 197.

Dokumen:

Data Base Rokan Hulu (pemerintahan),2003.

Dokumen Gereja Paroki St. Ignatius Pasir Pengarayan.

Kementeria Agama Kabupaten Rokan Hulu, Data KeagamaanKantor Kementerian Agama Rokah Hulu Tahun 20L3.

Pufusan Pengadilan Tata Usaha Negara pekanbaru Nomor19 I G lz}l2lPTUN-Pbr, tanggal 14 Agustus 2012.

Putusan Pengadilan Tirgg, Tata Usaha Negara Medan NomorL59 D |1}t1|PTUN-MDN, tanggal 19 Desemb er 2012.

84 I Xg"*1(g*,4,frguattfuhunganAntdr,t)not @eragama [i In[onesia

Putusan Perkara Kasasi Tata Usaha Negarir Mahkamah AgungRepublik hrdonesia Nomor 143 KffUN/2013, tanggal L3

Mei 2013.

Surat Bupati Nomor: 611'.32ft1KO-UM/258 tertanggal 30Maret

2012 tentang Relokasi Pembangunan Gereja KhatolikParoki Santo Ignatius Pasir Pangaraiyan

Surat Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Nomor:

600ffRCK-UMfiI112012189, tertanggal 30 Maret 20\2

perihal Pemberitahuan tentang tidak berlakunya IzinPelaksanaan Gereja Ktratolik Paroki Santo Ignatius Pasir

Pangaraiyan.

Surat Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kepada Pantia

Pembangunan Gereja No: 600/ TRCK/ UMI 07a,

tertanggal 5 ]anuari 2011, tentang Penghentian

Pembangunan Gereja.

Surat Panitia Pembangunan Gereja (balasan surat

Bupati), 32 Maret 201,?,tentang Penolakan Tawaran

Relokasi.

Internet:

The Wahid Intitute,Monthly Report on Religious lssues, EdisiMaret-April 2012, dalam www.gbt-lengkongbesar.

org/.../analisa-wahid-institute-terhadap-ti ga.htm'

www.rokanhulu.go,id.

Kgsils-/<gfls A|luatH{ubunganAntdr'Urnat @eragama [i Inlonesia | 85

Page 60: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

.t,, i:l Il- u:ri-'- f,$'-$. ,'

:, -t .'

'.:.t ,t '

Daftar Infonnan:1. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Rohul.

2. Helfiskar, Kepala Bagian Hukum dan Organisasi Setda

Kabupaten Rohul.

..,' 3, Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah...' ,,4. Yulit*esmansyah, Ketua FKUB Kabupaten Rohul.

,,.1,,5. Burhanuddin HS,l(epa{a Desa Su*a Maju.6. Sihotan& Ketua Penrbangunan Gereja St. lgnatius Rohul.

7. Parno, Sekretaris Panitia Pembangunan Gereja, St. lgnatiusRohul.

8..Panitia Pembangunan Gereja St. lgnatius.9. lW (nama disamarkan), wargamasyarakat Desa Suka Maju.

-o0o-

I Xwr"-Agt"" n fuual tfuhungan Antdr 'Umat <Beragana fr Inl.onesia

RUKO DAN RUMAH TINGGALSEBAGAI TEMPAT IBADAT KRISTIANI

TANPA IZIN DI CIANIURIAWA BARAT DITUTUP

PENULISIBNU HASAN MUCHTAR

AGUS MULYONO

Kprus-Rgils Afrtut tfuiungan flntar 'Utut rBeragana fr lfldoflesit I

Page 61: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk terdiriatas berbagai efrris, bahasa, adat-istiadat, budaya danpenganut agama. Agama besar dunia berkembang hampirmerata di seluruh kepulauan Nusantara, yaifu Islam, Kristen,Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Sebagai negaramultietrrik dan agama, Indonesia telah memiliki ideologiPancasila. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapitetap satu jua) memuat idealitas multikulturalisme.' Kemajemukan ini, di satu sisi merupakan khazanah

kekayaan bangsa yar:.g dapat mendorong terbinanyakebersamaan dan kerjasama dalam kondisi keragaman.Namun di sisi lairg keragaman tersebut -lantaran adanyaperbedaan kepentingan- makarentan bagi timbubrya konfliksosial bahkan konflik yang bemuansa agama. Konflik yangmungkin timbul dapat berupa tindak kekerasan (oiolence

conflict), sehingga dapat mengganggu ketertiban umum dankeamanan masyarakat yang pada giliranya dapat berdampakterganggunya aktivitas kehidupan masyarakat dalam berbagaibidang termasuk bidang ekonomi, sosial maupun keagamaan.Konflik sosial yang pemah terjadi di berbagai daerah denganpenyebab yang beragam, seperti: di Situbondo (1996),

Tasikmalaya (1996), Pekalongan (1997), Ketapang (1999), Poso(1999), Sambas (1999), Temanggung (2010), Cikeusik-Pandeglang (2011) serta Ambon (1999) dan (2011),

mengindikasikan rentannya timbul konflik sosial -termasukyang bemuansa agama- di kalangilt masyarakat.

I Xp -ngr4ipu[lfuhunganAntar'Umat @eragama [i In[onesia

Kerukunan umat beragama merupakan pilar bug,terwujudnya kerukunan nasional y*g merupakan salah satupotensi dalam pembangunan bangsa, karena ifu harus dijagadan dikelola dengan baik. Kehidupan yang harmonis di dalammasyarakat Indonesia belum sepenuhnya dapat diwujudkan,sehingga memunculkan ketegangan sosial yang seringmenimbulkan konflik intem dan antarumatberagama. Konflikyang pada awalnya sebagai dampak ketimpangan sosial danketidakadilan ekonomi,namun kepentingan politik tertentusering memanfaatkan sentimen keagamaan.Oleh karena ifuupaya pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakankewajiban dan tanggung jawab bersama umat beragama,pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah telahmengeluarkan PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006 serta UU No. 32

Tahun 2004 tentang Tugas dan Peranan Pemda dalamPemeliharaan Kerukunan Umat Beragama. Walaupun sudahada afuran yang mengatur tentang pemeliharaan kerukunanumat beragama, namun fakta di lapangan masih seringmuncul berbagai kasus-kasus pendirian rumah ibadat. Sepertikasus yang muncul di Cianjur yang dilaporan oleh Pdt.Overlin HiaKetua Badan Kerjasama Antar Gereja (BKSAG)Kota Cianjur kepada Komnas HAM pada Senin 2Jwi2014.

Penelitian ini penting dilakukan sebagai upaya untukmemperjelas persoalan yang ada di Cianjur.

Masalah Penelitian

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahpenelitian ini sebagai berikut:

l(asls- (gs:as A frguat 1{u6ung an Antar'Umat cBeragamn li I n[ontesin | 89

Page 62: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

1. Apa isi dan maksud laporan BKSAG kepada KomnasHAM terkait penutupan ruko dan tempat tinggalyangdijadikan tempat ibadat?

Bagaimana pandangan tokoh agama, aparat pemerintahdan masyarakat sekitamya?

Bagaimana gambaran ruko dan rumah tinggal yangdijadikan tempat ibadat?

Mengapa terjadi tindakan penutupan ruko dan rumahtinggal yar:rg dijadikan tempat ibadat oleh aparatpemerintah?

Tuiuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalahuntuk:

L. Mengetahui isi laporan BKSAG kepada Komnas HAMterkait penutupan ruko dan tempat tinggalyang dijadikantempat ibadat.

2. Mengetahui pandangan tokoh agama, aparat pemerintahdan masyarakat sekit arny a;

3. Mengetahui gambaran ruko dan rumah tinggal yangdijadikan tempat ibada! dan

4. Mengetahui alasan-alasan terjadinya penutupan ruko danrumah tinggal yang dijadikan tempat ibadat oleh aparatpemerintah.

Signifikansi penelitian ini adalah merupakan bagiandari upaya mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian bagimasyarakat yang majemuk sebagaimana tertuang dalamRPIMN Tahun 2010-201,4 terkait kerukunan umat beragama.

90 I Xg*"-frg"* lfrtuat lfuiungan flnur 'Umnt cBeragama [i Inlonesit

3.

4.

Lebih dari itu, diharapkan kerukunan umat beragama diKabupaten Cianjur yang merupakan bagian dari wilayahNKRI semakin meningkat.

Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk studi kasus denganmenggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan datadilakukan menggunakan wawancara, sfudi dokumentasi sertapengamatan. Wawancara mendalam (indEt interoiew) denganmenggunakan pedoman wawancara dilakukan kepadasejumlah informan, terdiri atas: para tokoh/pemuka agama,

pimpinan lembaga/organisasi keagamaan, para pimpinanmajelis agama, tokoh masyarakat, serta para pejabatpemd4Badan Kesbangpol Linmas, Kasatpol-PP serta Pejabat

KemenagKabupaten Cianjur.Studi dokumentasi dilakukandengan menelaah berbagai dokumentasi terkait denganpermasalahan yang dikaji. Sedangkan pengamatan dilakukanterhadap obyek-obyek terkait dengan persoalan dengan turunke lapanagan, sejauh yang dapat dilakukan.

Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolahmelalui tahap: editing klasifikasi, komparasi dan penafsiranuntuk memperoleh pengertian baru sebagai bahanpenyusunan laporan hasil penelitian. Untuk memperoleh datayang lebih akurat, dilakukan teknik triangulasi data. Dari hasilpengolahan data di atas kemudian disusun laporan penelitiansecara deskriptif. Penelitian dilakukan oleh dua orang penelitiPuslitbang Kehidupan Keagamaan pada tanggal4-9 Juni 2014

di Kabupaten CianjurJawa Barat.

rusus-frgsus nfuua| gfuiungan r4ntar 't)mat cBeragama [i tnlonesia I

Page 63: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

SEKILAS TENTANGKABUPATEN CIANIUR

Berdasarkan Profil Perkembangan Kependudukan

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, jumlah penduduk

Kabupaten Cianjur pada tahun 20L3 adalah 2.768.134 iiwa,dengan komposisi penduduk pria 1'.507.780 jiwa dan

perempuan L.260.354jiwa (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Cianjur, 2Ot3: 231.

. Penghasilan daerah yang utama adalahdari sektor

pertanian (sekitar 52,00 o/") dan perdagangan

(23,00 %Xhttp://cianiurkab.so.id/Content Nomor Menu 15 3'ht

ltL 13 Juni 2014).

Cianjur juga dikenal sebagai kantong Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita(TKW) yang

sebagian besar bekerja di Timur

Tengah(http://www.pelita.or.idlbaca'php?id=48212, 13 Juni

2014).Hubungan kerja masyarakat Cianjur dengan orang-

orang Arab tidak hanya terjadi di Timur Tengah, melainkan

jugu di Cianjur. Tidak sedikit wisatawan Arab yang

menghabiskan liburan Paniang sekitar empat bulan di

beberapa perumahan di Cianjur. Bagr wisatawan Arab yang

kaya mereka biasanya berlibur ke Eropa atau negara lainnya

(Bin Ladin, 2OO7). Sementara orang Arab yang secara ekonomi

tidak tergolong kaya memilih berlibur ke hrdonesia termasuk

ke Cianjur. Para eks TKW biasa bekerja paruh waktu pada

keluarga-keluarga ini. Di samping bekerja, mereka juga

I Xg"*:(g"* Ailuatltuimgan Antar 'Umat @eragama 6i In[onesia

ditengarai melakukan praktik nikah mutah yang oleh ulama

Cianjur sendiri diyakini haram hukumnya.

Situasi ini sesungguhnya cukup meresahkan masyarakat

terutama bagi pemuka agamanya karena bertentangan dengan

kondisi masyarakat Cianjur yang memosisikan diri sebagai

masyarakat yang religius. Hal ini tercermin dari filosofi hidup

mereka yaittt ngaos, mamaos dart maenpo Ngaos adalah tradisi

mengaji yang mewamai suasana dan nuansa Cianjur dengan

masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Mamaos

adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan

rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam

tata pergaulan hidup. Maenpo adalah seni bela diri pencak silat

ytrLg menggambarkan keterampilan dan ketangguhan

(http://cianiurkab.eo.id/Content Nomor Menu 17 3.html. 13 Juni

29t4l.

Filosofi ngaos diimplementasikan melalui banyaknya

pengajian atau majelis taklim rutin yang dikunjungi oleh

ratusan jamaah dan dipimpin oleh seorang aiengan (tokoh

agama).

Pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Cianjur

mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor:

03 Tahun 2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat

Berakhlaqul Karimahyang merupakan bagian dari upaya

Penerapan Syariat Islam secara kaffah (seutuhnya)(Risoloh, No.6,

September 2003:18).

Perda ini merupakan tindak lanjut dari format dasar

pelaksanaan syariat Islam di Kabupaten Cianjur pada tahun

Kasus-Rgns Afuuat lfuhungan Antar 't )mnt aeragana fi tn[orcsia I 93

Page 64: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

2011. yang ditandatangani oleh 35 lembaga Islan.lsAjengan

mempunyai posisi yang istimewa di kalangan masyarakat

Cianjur. Secara sosial otoritas mereka bisa lebih kuat daripada

pemerintahl6.

l5Ormas Islam yang ikut mmandatangani Format Dasar ini antara lain adalah NU,Muhammadiyatu Persatuan Islam, Syarikat Islam (SI), Dewan Dakwah Islam

Indonesia (DDtr), Front Hizbullalu Gerakan Reformis Islam (Garis).l6Tingginya status sosial seorang aiengandr*babkan oleh beberapa taktot. Pertama,

para aiengan tidak memiliki "masa jabatan" tertentu dalam mmjalankan fungsi

kepemimpinan sebagaimana pemerintah. Oleh karena itu, pejabat pemerintah

termasuk bupati seringkali berusia jauh lebih junior daripada aiengan atau bahkanpemah menjadi murid langsung para ajengan pada masa mudanya. Kedua, para

ajengan mempunyai jadwal rutin untuk menyaPa umatnya melalui berbagai

pengajian sehingga secara psikologis lebih dikenal dan lebih dekat sehingga lebih

didengar oleh masyarakakrya.IGtiga, pata ajengan memiliki otoritas spiritual yang

dihubungkan dengan keyakinan agama. Kedudukan ajengan ba}dr.an meniadi

otoritas tunggal pada sebagian masyarakat Muslim tertentu di Cianjur yang masihmengharamkan penggunaan speaker,handphone, selalu berpakaian sarung bagi laki-laki dan rok span bagi perempuarl

94 I Xarsll*{ig*AfrAutlhhunganfur*cr')rnat$uagana[itntorcsia

LAPORAN BKSAGKEPADA KOMNAS HAM

Menurut Overlin Hi4 pada hari Senin tanggal 2 ]uni201.4 sebxryak 16 orang perwakilan BKSAG Cianjur mengaduke kantor Komnas HAM, Jl. Latuharhari No. 4-B, Menteng

]akarta Pusat (Overlin dkk.,wawancara,4 Juni 2OL4l. Isi darilaporan BKSAG menyebutkan:

L. Kami menyampaikan hak-hak kami sebagai warga negara:

UUD Pasal29 jelas menjamin kebebasan beragama. PBM- menjelaskan: hak beragama adalah hak azasi manusia

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dannegara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamanya.

2. Sikap pemda atas penutupan tempat ibadat kami diCianjur.

Lebih lanjut Hia menjelaskan, pemicu ketegangan diCianjur adalah tafsiran yang beragam dalam penerapan PBMNo. 9 dan 8 tahun 2006. Tujuhgereja yang tidak bisadigunakan untuk beribadat di Cianjur saat ini adalah gereja

yang sudah ada sebelum PBM disahkan. Bahkan ada diantaranya adalah gereja yang sudah berdiri sejak ta}intn 1977.

Gereja dimaksud antara lain:

1,. Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Ciranjang.

2. Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) Ciranjang.

3. Gereja Kristen Perjanjian Baru (GGPB).

4. Gereja Gerakan Pentakosta Betlehem (GGPB).

Ktsus-Ldsus Allunt lfuhungan Antor 'Umat aeragama [i tntoncsia | 95

Page 65: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

5. Gereja Bethel Lrdonesia (GBD.

6. Gereja lrjil seutuh Intemasional (GISI) dan,

7. Gereja SidanglemaatAltah (GSJA) Cianjur.

Negara telah mengabaikan hak kami dalam beribadat.Tujuh gereja tersebut adalah lembaga resmi gereja yang diakuinegara, sebagian diantaranya:

1. Terdaftar di Direktorat Jenderal Bimbingan MasyarakatKristen Kementerian Agama RI

2. Gereja Pentakosta di Indonesia berbadan hukum Gereja

No. 33. TT tanggal4Iuni 1937;Stbl No. 3

3. Surat Kementerian Kehakiman R.I. No. J.A.5/114121, TT. 4' September 1952

4. Departemen Agama R.I. No. DDlPNIIl43l1047l69Direktorat jenderal Bimas Kristen Protestan

5. Surat tugas kepada Pendeta Paulus Haryanto tanggal25Mei1976 dan surat tanggal4 September 1977

6. Surat keterangan dari Kantor Wilayah Departemen AgamaProvinsi Jawa Barat Bimas Kristen Protestan dengan No. 1

L.il9l1,Retl291,l77 dan surat keterangan tanda lapor (SKTL)

terakhir No. 10.8/BA .01,.U1525 1201,4

Kemudian Hia menjelaskan, bahwa penutupan gereja

dilakukan oleh pemda (Satpol-PP). Ada yang disegel dan ada

yang ditutup melalui surat Lurah, Camat, dan Kesbangpol.Dalam laporan BKSAG tersebut diterima oleh salah seorangKomisioner Komnas HAM bidang kebebasan beragama dan

terlebih dahulu menganalisa dan mengkaji, secepatnya akanditindaklanjuti pengaduan ini, mengawasi, memonitor, danini merupakan penyakit mayoritas.

96 I Xg"*-qgt* fl.Rpuntl{uhungan Antar 'Umtt @eragama [i Inlonesin

TEMUAN LAPANGAN

Pandangan Tokoh Agama dan Aparat Pemerintah.

Menurut R. Abdul Halim (MUI), apayang telah dilakukanoleh pemerintah (Satpol-PP) adalah penertiban ruko dan

rumah tinggal yang dijadikan gereja (tempat ibadat

permanen). Penertiban oleh Satpol-PP ini dilakukan untukmemelihara kerukunan, karena kalau dibiarkan maka akan

menimbulkan kerawanan. Kalau umat Kristiani sudah

memenuhi syarat dalam pendirian bangunan tempat ibadat,

tentu Satpol-PP tidak akan menertibkannya (Halim, wawancara,

5 Juni 2014).

SelanjutnyaHalimmengatakan bahwa pemberian izin

bangunan sebagai tempat ibadat bukan hanya diberikan

kepada gereja saja namun juga pada masjid yang digunakan

untuk shalat ]umat. Ketika suatu bangunan yang akan

dijadikan sebagai tempat ibadat sudah memenuhi syarat -

sesuai PBM No. 9 dan 8 tahun 2006- maka pemerintah dalam

hal ini Bupati Cianjur akan memberikan izin (sementara-red),

namun ketika belum memenuhi syara! maka hendaklah

jangan digunakan sebagai tempat ibadat terlebih dahulu,

karena bangunan tersebut tidak sesuai perunfukannya.

Yus Ruslan (Kesbangpol), memaparkan, kondisi diCianjur tidak "menakutkan" seperti yang diberitakan media

massa, keadaan masyarakat cukup kondusif. Di sini memang

ada ruko dan rumah yang disegel karena dijadikan tempat

lbadat, hal itu dilakukan karena belum memiliki legalitas. Dari

Kesbangpol atas disposisi Bupati sedang mengupayakan

beberapa lokasi agar umat Kristiani tetap dapat melaksanakan

ibadat^ masyarakat sekitar tidak terganggu dan dapat

I(a,szs-(gsas Aipuf ltubungan Antm'Umat $etagama fr tntoneia I 97

Page 66: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

menerima. Salah satunya adalah gedung Yayasan Kabar Baik,

namun sampai saat ini belum ada kesepakatan/kepastian

boleh atau tidaknya gedung tersebut digunakan sementara

untuk kebaktian secara bergantian oleh jemaat yang terkena

dampak penertiban. Dengan demikian mereka tetap bisa

melakukan ibadat di tempat tersebut, dalam waktu bersamaan

mereka juga dapat mengurus perizinan sementara (Ruslan,

wawancara, 5 Juni 2014).

Menurut Ketua BKSAG bahwa disposisi Bupati inibelum disampaikan kepada pihak Yayasan Kabar Baik tetapi

sudah diekspose.

Lebih lanjut dalam surat FKUB Kabupaten Cianjur No.'67 IFKUB-C!n|XIU2}L3, tanggal 23 Desember 2013 disebutkanbeberapa altematif tempat ibadat sementara yangmemungkinkan untuk digunakan beribadat oleh umatKristiani antara lain:

1) Bangunan milik negara/pemda yang tidak digunakan lagi

2) Gedung Dekranasda, Palalangon Cungenang, Cianjur

3) Bangunan lain disewa/dikontrak sementara, dan

4) AULA Yayasan Kabar Baik Jln. Pasirgede Raya Cianjur.

H. Tohari Sastra, Kepala Satpol-PP menjelaskan bahwajumlah bangunan yang dalam pengawasan Satpol-PP diCianjur seperti yang marak diberitakan di media massa bukantujuh bangunan, tapi lima bangunan. Bangunan yang dalampengawasan tersebut meliputi empat ruko dan satu rumahtempat tinggal. Bangunan-bangunan tersebut dipasang stiker

dalam pengawasan Satpol-PP Kabupaten Cianjur, karena

melanggar perda fungsi bangunan. Hal itu dilakukan juga

I Xg"*-ng*" AfrAnt r{ulungan ,4.ntar 'Umat cBeragama fi In[onesin

karena masyarakat sekitamya menolak, bahwa ruko dantempat tinggal dijadikan sebagai tempat ibadat.

Pemasangan stiker dalam pengawasan pada suatubangunan tidak serta merta dilakukan oleh Satpol-PP, namunsudah melalui berbagai pendekatan, misalnya sebelum Satpol-PP memasang stiker pengawasan rumah tinggal yangdijadikan tempat ibadat di lokasi Kampung Hegarmanah Rw.01 Desa Cibiuk Kecamatan Ciranjang terlebih dahuludilakukan pertemuan antara Kepala Desa Cibiuk KecamatanCiranjang dengan Kepala Badan Kesbangpol KabupatenCianjur, Kepala Dinas PSDAR FKUB, Camat Ciranjang danKepala Desa Sindangt^ya yang dilaksanakan pada hari Rabutarrggal 22-01,-201,4 di ruang Asda Pemda Cianjur yffigmembahas tentang perizinan rumah ibadat danditindaklanjuti musyawarah pada tanggal 24 Januari 201.4

yang dihadiri oleh Kepala Desa Cibiuk, Kepala DesaSindangjaya Paulus Haryanto Desa Cibiuk, MangapulSihombing Desa Sindangjuyu. Dari hasil musyawarah tersebutdiketahui bahwa Gereja Pantek6sta Alamat Kampung CurugDesa Cibiuk Kecamatan Ciranjang sampai saat ini belummemenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai rumahibadat karena belum memiliki ijin dari Bupati Cianjur sesuaiBab IV PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 tentang PedomanPelaksana Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalamPemeliharaan Kerukunan Umat Beragama dan PendirianRumah Ibadat.

Dengan berbagai pertimbangan di atas makaKesbangpol memberikan surat No. 452.2l13Kesbangpol,tanggal 22 Januari 201,4 menghimbau untuk menjagakerukunan umatberagama serta unfuk mengantisipasi adanyakonflik komunal maka agar pimpinan gereja segera

l(asus-f,gns Af,guatgtuhungan Antar 'Umat Aeragana fr tn[onesia I gg

Page 67: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

memenuhi perafuran perundang-undangan. Pelaksanaanibadat sementara dilaksanakan di gereja yang telah mendapatizin dari bupati sambil mennnggu proses perizinan sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku sampaiterbitnya izin dari bupati.

Selanjutnya pada hari kamis tanggal 6 Februari 201,4 padapukul 15.00 Penyidik Pegawai Negeri Sipil dengan berbagaipertimbangan di atas melakukan pemasangan stikerpengawasan unfuk menghentikan penggunaan bangunanyang tidak memiliki izin kegiatan kebaktian demi menjagastabilitas keamanan wilayalr, yang berlokasi di KampungHegarmanah Rw. 01 Desa Cibiuk Kecamatan Ciranjang

. Kabupaten Cianjur(Sastra,wawa n ca ra, 6 J u n i 20 14).

Dari hasil diskusi yang dilakukan oleh tim penelitidengan beberapa pengurus FKUB, ada beberapa masukan

yang terkait penyegelan yang dilakukln ohh Bdtpot-PP. Adaempat ruko yang berada di komplek ruko Pasar Baru, Muka,Kelurahan Muk4 Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dansatu rumah tempat tinggal yang belum mendapat izin untukdijadikan tempat ibadat.

Secara tegas Ketua FKUB Cianjur, Murodeinmenyampaikan, tidak ada gereja yang ditutup oleh Pemkab

100 | Ka*-Lasus r4f,luath{ubungdnnntur1)mdt cBeragama fr In[onesia

Cianjur, melainkan tempat tinggal dan pertokoan yangdijadikan rumah ibadat, karena belum memiliki izin. Rukodan tempat tinggal yang dijadikan rumah ibadat dan telahdisegel Satpol-PP antara lain:

1) Ruko No. 49 Gereja Bethel lndonesia (GBI)

2) Ruko No. 95 Gereja Injil Seutuh Intemasional (GISI)

3) Ruko No. 96 Gereja Gerakan Pantekosta (GGP)

4) Ruko No. L14 Gereja Kristen Perjanjian Baru "Masa DepanCerah"

5) Rumah tinggal No. 193 yang berada di Dusun Sengkong,

. Desa Cibiuk, Kecamatan Ciranjang.

Penyegelan dilakukan oleh Satpol-PP, antara lainkarena mereka melanggar Perda No. L4 Tahun 2012 tetangIMB dan No. L5 tahun 2012 tentang HO.tz

Pada kesempatan lain peneliti menyampaikanbeberapa pertanyaan kepada H. Ch"p Hemawan (KetuaGARIS)seputar persoalan penutupan ruko dan rumah yangdijadikan tempat ibadat. Hernawan menjelaskan "Kita bukanmenghalangi umat Kristiani untuk beribadat ataumembangun rumah ibadat, tapi kami minta untuk mengikutiaturan yang sudah ada". Lebih lanjut Hemawanmenyampaikan, ketika Garis datang ke lokasi ruko ataurumah yang dijadikan tempat ibadat, tidak serta mertamenghentikan peribadatan yang sedang mereka lakukan,namun mengingatkan terlebih dahulu, tentang fungsi utamadari penggunaan gedung tersebut. Seperti surat Garis No.054/DPP-GarisE-IUXlll2013 ke Satpol-PP, perihalPermohonan Penertiban Gereja Liar dan surat No. 034|DPP-

tTDiskusi dengan pengurus FKUB, 7|ulrnz0J/.

Kg&s-frgils Af,putl{u6unganAntar't)nat cBeragama [i IntonttU | rct

Page 68: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Garis/A-UXlIl29l3 ke Bupati Cianjur tentang PermohonanPenertiban Gereja Liar. Kemudian Garis mendatangiruko/rumah yang dijadikan rumah ibadat tersebut untukmemperjelas, karena dari pihak gereja tidak bisamenunjukkan surat izin penggunaan bangunan dari bupati,maka Garis menyampaikan agar izin tersebut dilengkapi.

Secara prosedural Garis sudah mengingatkan umatKristiani ketika mereka melakukan ibadat di ruko ataupuntempat tinggal agar melengkapi administrasinya terlebihdahulu, kalau sudah lengkap tidak ada alasan Garis untukmendemo. Seperti GII misalnya, walaupun mereka melakukanibadat di ruko namun mereka sudah melengkapi

'administrasinya, jadi tidak ada masalah. Hemawan jugamenyampaikan penyegelan rumah tinggal dan ruko yangdijadikan rumah ibadat oleh Satpol-PP merupakan hal yangwajar, karena rumah atau ruko bukan merupakan gerejayangdibangun berdasarkan perizinan resmi (Hernawan, wawa ncara,

7 Juni 2OL4l.

Menurut Indra Iaka ruko yang dijadikan tempatibadat GII telah mendapatkan surat izin pemanfaatan rukomenjadi rumah ibadat berdasarkan surat No.452.U 4224 Kesb angpol I 201 3 yang ditandatangani oleh BupatiCianjur, Tjetjep Muchtar Soleh tanggal 18 ]uni 2013.

Lebih lanjut ]aka menjelaskan, dengan adanya beritatujuh gereja ditutup, berimbas juga kepada GII kami yangtidak ditutup. Salah satunya kami dapat teguran daripimpinan sinode dengan pertanyaan, "Ap^ tidak bisamenyelesaikan persoalan dengan pihak pemerintah danmasyarakat?" Padahal selama ini, kami berhubungan baikdengan masyarakat dan pemerintah setempat.

L02 | Xgt*-qq"* flf,1uat1{u6ungdn Antar'Umat @eragama di In"[onesia

GII telah mendapatkan izin penggunaan bagunansebagai rumah ibadat melalui beberapa proses. Di manaproses ini telah berjalan sekitar 10 tahun. Persoalanpengurusan izin sementara yang tidak diproses sesuaiperundang-undangan yang berlaku dari masing-masingrumah ibadat yang ditutup kelihatannya yang memicupenufupan rumah ibadat tersebut, padahal kalau persyaratantersebut dilalui, walaupun melalui proses yang cukup panjangkemungkinan akan menemui jalan terang (Jaka, wawancara, 7Juni 2014).

Audiensi dengan Bupati Kabupaten Cianiur

Dalam pertemuan peneliti dengan Bupati KabupatenCianjur yang dihadiri oleh pengurus harian FKUB, KepalaBadan Kesbangpol dan Linmas dan Kepala Satpol-PP besertajajarannya peneliti sampaikan fakta temuan lapanganmenjawab laporan BKSAG ke Komnas HAM tentangpenutupan beberapa gereja di Kabupaten Cianjur. Diantarakesimpulan temuan lapangan yang disampaikan adalah:

1.. Benar bahwa ada penutupan tempat ibadat yang dilakukanoleh Satpol-PP karena tidak sesuai dengan peruntukanbangunan dan menimbulkan keresahan masyarakat.

2. Menurut Kasatpol-PP, tidak benar tuiuhbangunan tetapiempat ruko dan satu rumahtinggal.Sedangkan dua rumah tirgg"l lainnya dihentikansendiri pelaksanaan ibadatrya. Namun fakta dilapanganduarumah tinggal yar;rg dijadikan tempat beribadatdimaksud mendapatkan surat himbauan dari pemerintahdaerah setempat (kecamatan) untuk mengalihkan sendiri(bergabung) dengan gereja terdekat, sedangkan yang

Kfisus-frssus Afrftuath{uiunganAntar'Omat cBeragamo {i Inlootga I rcZ

Page 69: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

lainnya karena pemah didatangi sekelompok orang tidakdikenal yang meminta agar rumah tidak dijadikan tempat

beribadat sampai mendapatkan izin dari pemda setempat.

Alasan keamanan yang membuat mereka mengalihkantempat ibadat mereka ke tempat yang lain.

3. Untuk sementara pelaksanaan ibadat umat dilakukandengan cara menumpang di beberapa gereja yang

permanen. Belum ditemukan solusi lain untuk jangka

panjang

4. Terjadi pemahaman/penafsiran yang berbeda-beda

terhadap PBM tahun 2006 dikalangan angSota FKUB, para

pendeta dan aparat pemda.

Kesimpulan dialog dengan Bupati beberapa instruksidisampaiakn kepada Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas,

Kepala Satpol-PP mauPun Ketua FKUB antara lain:

L. Segera lakukan sosialisasi PBM No. 9 dan 8 Tahun 2006.

Kesangpol dan Linmas segera akan menindaklanjuti.

2. Segera dicarikan tempat dengan cara menyewa atau ditempat gedung pemda yang tidak terpakai untukmenampung tempat beribadat jemaat gereja yang terkena

penertiban dari Satpol-PP dan mereka beribadat diatursecara bergiliran.ls

Gambar rumah tinggal dan ruko yang dijadikan rumah ibadat.

l8Hasil pertemuan dengan BupatiCianjur di kediaman B.upan, 9 luru 201'4.

IO4 I fgr*-ng"u flf;luatltuhunganAntar'tJmat (Beragama [i Indonesia

Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI Ciranjang).Bangunan ini merupakan rumah tinggal di KampungHegarmanah Rt.03/01, No. 193 Desa Cibiuk,KecamatanCiranjang Kabupaten Cianjur. Rumah iniditempati oleh Pdt. Muda Paulus Haryanto. Selain sebagai

rumah tinggal juga digunakan sebagai tempat kebaktiandengan nama Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI

Ciranjang).

Menurut Haryanto, rumah ini sudah digunakan unfukkebaktian sejak tahun 1977 setelah adanya surat tugaskepadanya oleh Majelis Daerah V Gereja Pantekosta diIndonesia No.040M.D.V11976 tanggal25 Mei 1976. Rumah inijuga telah mendapat Surat Keterangan Lapor (SKTL) dariKantor Wilayah Departemen Agama Provisi ]awa Barat Bimas

Kristen Protestan dengan No.L.i/9/1/ketl291,l77 dm SKTL

terakhir No. Kw. 10 .8 E A.01..U1525 I 201,4.

Menurut data yang berhasil tim peneliti kumpulkan,pada tanggal 11. Oktober L990 Kepala Desa Cibiuk, LiliDumiyatna sudah mengeluarkah tanggapan surat pemyataanwarga masyarakat Hengarmanah, Desa Cibiuk Kecamatan

Ciranjang, yang salah satu isinya menyebutkan, fungsi rumahtersebut akan difokuskan untuk tempat tinggal dan kebaktiandengan No.450/2521Ks11990 kemudian tanggal 29 luni 1991

Pemda Tk. II Cianjur Kantor Sosial Politik mengeluarkanrekomendasi No.52l300lSpl0L2l99l berkenaan dengan tidakkeberatan diadakannya kegiatan peribadatan keluarga dankerabat dekat Haryanto. Sejak saat itu rumah ini juga

digunakan untuk peribadatan keluarga dan kerabat dekat.

Jumlah jemaat yang mengikuti peribadatan di GPDI saat inimenurut penuturan Haryanto sekitar 50 orang.

Kgsus-fr4s1ls nfrpatl{uiungan Antdr'Umdt Eeragama [i IntoorsA I lO5

Page 70: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

GPDI ini berada di tengah-tengah pemukiman orangMuslim. Dari tahun 1977 sampai tahun 20L3 rumah tinggal inidigunakan sebagai tempat ibadat. Kemudian pada hari Selasa

tanggal 04-02-201.4 diadakan musyawarah warga masyarakat

Rw.01. Kampung Hengarmanah dan Haryanto, yang dihadirioleh Kepala Desa Cibiuk, Camat Ciranjang, DKM, Tokoh

Masyarakat Rw. 01, BPD, dan LPM berkenaan dengan

keberadaan rumah Haryanto yang digunakan sebagai tempatkebaktian umum, padahal sesuai perunfukan awal untuk|<egiatan peribadatan keluarga dan kerabat dekat. Oleh karena

itu dalam rapat dirumuskan dan ditandatangani oleh Kepala

Desa Cibiuk, Yandi Ruhyandi 2.,4 Februari 20'l'4 yang isinya

bahwa warga masyarakat Kampug Hengarmanah keberatan

rumah Haryanto digunakan sebagai rumah ibadat dan hanyamenyetujui untuk rumah tinggal saja.Haryanto bisa

melanjutkan proses ijin lingkungan kepada warga masyarakat

Kampung Hengarmanah karena tidak disetujui masyarakat

sekitarnya.

Berdasarkan hasil pemantauan dari Pemda Kabupaten

Cianjur rumah Haryanto belum memenuhi persyaratan untukdigunakan sebagai rumah ibadat karena belum memiliki izindari Bupati Cianjur sesuai Bab IV PBM No.9 dan 8 tahun 2006

tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/WakilKepala Daerah dalam Memelihara Kerukunan UmatBeragama dan Pendirian Rumah Ibadat. Oleh karena itu sejak

tanggal 6 Maret 20L4 rumah Haryanto dalam PengawasanSatpol-PP, karena pelanggaran Perda No. '1.4 tahun 2012

tentang IMB dan No. L5 tahun 2012 tentang HO. MenurutSubiyanto, TU Badan Pelayanan Perizinan Terpadu danPenanaman Modal (BPPTPM) Cianjur, jangankan izin untukperibadatan, izin untuk tempat tinggal saja tidak ada. Sejak

dipasang stiker "dalam pengawasan rumah ini tidak

106 | Xo*-L** fl.f,1unt1{u6ungan nfiar 'Omat @eragama [i tnlorusia

Ketika peneliti mengunj'ungi rumah yang dijadikantempat ibadat (GPDI Cinangka),peneliti tidak bertemu

dengan pemilik rumah karena sedang tidak ada di rumah.

Kemudian peneliti mewawancarai Endang (Muslim), Wiwidan Ningsih (Kristen) warga sekitar GPDI Cinangk4tetapikeduanya bukan jemaat GPDI. Menurut keterangan ketiga

informan kami itu, di GPDI Cinangka setiap hari Mingguada dua kali kebaktian, yaitupada pagi dan siang

hari.Tetapi mereka tidak mengetahui dari mana jemaat itudan berapa jumlahnya(Endang, Wiwi dan Ningsih,

wawancara, 5 Juni 2074).

b. Gereja Gerakan Pentakosta Kharis (GGP) Kharis.

Peneliti mengunjungi rumah tinggal Mangapul

Sihombing, yang beralamat di Kampung Rawa Selang,

Desa Sindang laya RT 05/05 Kecamatan Ciranjang

Kababupaten Cianjur. Di samping rumahnya dijadikansebagai tempat beribadat -(GGP) Kharis dengan ukuran

kurang lebih 3x10 meter. Ketika masuk pintu gerbang

tidak terlihat adanya stiker "Dalam Pengawasan Satpol-

PP".

Menurut Sihombing dan istrinya, di rumah inimemang tidak dipasang stiker, namun tidak dapat

digunakan untuk beribadat sesuai dengan surat

himbauan dari camat agil sementara waktu

beribadat di tempat lain karena melanggar Perda No.

1,4 tahun 2012 tentang IMB. Dalam surat yang

dilayangkan oleh Camat Cianjur No.

450.I1221K512014, tanggal 27 Januari 2014 disebutkan

bahwa, pelaksanaan ibadat sementara dilaksanakan

108 I Xot*-ng*,afuuattfu6unganAntar'lhnat&eragama fr Inlonesia

Page 71: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

digunakan lug untuk kebaktian". Kebaktian sekarangdilakukan di lokasi Pasir Nangka (GPDI Cinangka) yangberbentuk rumah yang dijadikan tempat ibadat dengan jaraksekitar empatkilo meter dari rumah Haryanto.

Pelaksanaan ibadat yang dilakukan di GPDI Cinangkasecara bergantian. Pada jam 8.00 sampai selesai untuk jemaatCinangka dan pada jam 12 sampai selesai untuk jemat GPDICiranjang. Peneliti juga bertemu dengan Della (namasamaran) warga sekitar GPDI Ciranjang yar:rg sekaligusjemaatrya yang sudah tinggal di sini sejak dua tahun yanglalu. Della menyampaikan bahwa rumah ini sudah dijadikantempat beribadat sejak lama dan jemaatnya kurang lebihsekitar 25 KK(Della, wawancara, 5 Juni 2014).

GPDlCiraniang GPDI Cinaneka

Kastu-Lasus ,4.f,1uat 1{u6ungan Antar 1)mat cBeragama [i IntonesA I I07

di gereja yang telah mendapat ijin dari Bupati sambil

menunggu proses perizinan sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku dan terbitnyaiz.in dari Bupati. Sehingga sesuai peruntukarmya

hanya dapat digunakan sebagai rumah tinggal.

Menurut Sihombing, ketika masih digunakan untukberibadat, jemaat yangberibadat di tempat ini sekitar

90 orang dewasa dan jemaat ini berasal dariKecamatan Ciranjang(Sihombing, wawancara, 5 Juni

2OL4).

]umlah jemaat yang dikemukakan Sihombing masih

menimbulkan tanda tanya, apakah cukup ruang

yang hanya seluas 30 rn2 dengan jumlah

jemaatsebanyak itu? Selain itu juga dari data yffiLg

ada sebagai berkas persyaratan pengajuan izinrumah ibadat terdapat sebanyak jiwa warga ber-KTP

namun dari pencermatan terhadap foto copy tanda

tangan para warga yang dianggap jemaat

jugamenimbulkan tanda tanya karena terdapat

banyak kemiripan antara safu tanda tangan dengan

tanda tangan lainnya.

Keraguan ini telah dikonfirmasikan kepada pihak yang

berwenang seperti FKUB dan Kantor Kementerian Agama

Kabupaten Cianjur yang menyampaikan bahwa bukti-bukti yang ada sudah diverifikasi.

i4g,rus-(gsus A|yuat lfulungan Antar't)mat rBerag(mi fi tnto?Lesia I 109

Page 72: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Beberapa ruko Pasar Baru yang digunakan untuk kegiatan

kebaktian.

1) Ruko No. '1.1,4 Cianjur, digunakan sebagai Gereja

Kristen Perjanjian Baru (GKPB).

2) Ruko No. 96 Cianjur, digunakan sebagai Gereja

Gerakan Pentakosta Betlehem (GGPB).

3) Ruko No. 49 Cianjur, digunakan sebagai Gereja Bethel

Indonesia (GBI).

4) Ruko No. 95 Cianjur, digunakan sebagai Gereja InjilSeutuh Intemasional (GISI).

Foto Empat Ruko yang Dijadikan Tempat Ibadat

110 I X**-i1e"*,4lguatrtubunganfuntar't)matcBeragama [i Intonesia

Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) "Masa DepanCerah". Pada waktu tim peneliti mengunjungi GKPB diruko No LL4, sudah tidak ada kegiatan peribadatan.Ruko tersebut sudah ditutup, namun tidak ditemukanstiker "dalam pengawasan" oleh Satpol-PP. Kemudianpeneliti menuju Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh(GMAHK), 11. Siti Jaenab No, 25 Pamoyanan. Timberdialog dengan Orlando Sinambela,seorang GembalaGMAHK.Sinambelamenjelaskan bahw4 setelah ruko No.11.4 yang digunakan oleh Gereja Kristen Perjanjian Baru"Masa Depan Cerah" disegel oleh Satpol-PR kegiatanperibadatan dilakukan di GMAHK hingga sekarang.

Peribadatan dilakukan pada hari Minggu mulai sekitarjam 08.00 hingga jam 10.00. Jemaat GKPB yang ikutberibadat di GMAHK pada hari Minggu tanggal 8 juni201.4 berjumlah sekitar 80 orang.(Sinambela dan

Hia,wawancara, 8 Juni 2014).

Kasus-Lasas Aiguatt{ulungan Antar'()mtt Eeragama fl tntonesA I 11

Page 73: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

d. Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Cianjur. Tempat ini

adalah rumah yang dijadikan tempat peribadatan' Rumah

ini juga digunakan sebagai tempat usaha yang didiami

Bartolomeus Yonatan digunakan sebagai Gereja Sidang

' Jemaat Allah (GSJA) Cianjur.

Menurut Yonatan, tempat ini sudah digunakan

untuk beribadat sejak tahun 199L. Sejak dikeluarkan surat

rekomendasi dari Kantor Sospol Pemkot Kabupaten

Daerah Tk. II Cianjur, tanggal 15 juli 1991' yaurtg isinya

tidak keberatan dilakukan kegiatan peribadatan dirumah

tinggal bagi keluarga dan kerabat dekat di lingkungan

GKT Pos PI Cipanas. Dengan ketentuan sebelum kegiatan

dilaksanakan terlebih dahulu diharuskan menyelesaikan

persyaratan administrasi lainnya berkenaan dengan

kegiatan dari dinas/instansi yang terkait, dapat menjaga

keamanan, ketertiban serta keindahan selama dan setelah

kegiatan berlangsung dan tidak menyimpang dari

maksud/tujuan sebagaimana yang tertuang dalam projek

proposal. Namun sampai saat ini persyaratan lain yang

dimaksud untuk mendapatk an izin dari Bupati Kabupaten

Cianjur tidak pernah dipenuhi. Tim peneliti melihat di

rumah Yonatan tidak ada stiker Satpol-PP yffig

Itz I Xo"*-ng*Afrtuaf1{u6WanAntar'Umat$eragama [i In[onesia

menandakan disegel. Kegiatan kebaktian di rumah

Yonatan dihentikan atas kehendak sendiri disebabkan

karena pernah didatangi oleh beberapa orang tidak

dikenal yang meminta agar kebaktian dihentikan sampai

ad.a izin penggunaan rumah ibadat sesuai dengan PBM

Nomor: 9 dan 8 Tahun 2006. Oleh karenanya untuk

sementara berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah

Iainnya secara bergilir dilingkungan jemaatnya.

Menurut informasi dari Dindin (Muslim), pemuda

sekitar rumah Yonatan, masyarakat sekitamya tidak

keberatan diadakan kebaktian di rumah ini. Karena

selama ini kegiatan peribadatannya tidak mencolok,

bahkan bangunannya iuga seperti rumah biasa' Dindin

juga menyampaikan, selama kegiatannya biasa-biasa saja,

maka masyarakat tidak akan mempersoalkannya' Namun

menurut Dindin, kalau ingin tahu lebih mendetail tentang

pandangan masyakat hendaknya ke RTIRW, namun

sekarang ketua RW dan RT sedang berada di luar jadi

tidak bisa diwawancarai (Yonatan dan Dindin, wawancara, 9

juni2014).

Kgsw-Rgstu,Afrpnt l{ubungan nntdr'Umdt cBeragama [i In[onesA I nZ

Page 74: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Matrik Kelengkapan Administrasi Gereia

llo l{aina EerejaBentuk

Bangunan

lzin

Bupoti

Relomen

dasi

FI(IIB

Rehmen

dasi

l(emnnen

Jemaat ltur.

I Gereja

Pentakosta dilndonesia(GPDr)Ciraniann

Rumah

tinggalBelu

m

ada

Belum

adaBelum

ada50

0ltlngRekomendasi

Kep. Kantor

Sospol Kab.Cianjur th

2 Gereja

GerakanPentakosta(GGP)Kharis.

Rumahtinggal

Belu

m

ada

Belum

adaBelum

ada90

orangAda Himbauan

Camat

CiranjangN0.440/150/

V/2014 pindah

sementara3 Gereja

Kristen

Perjanjian

Baru (GKPB).

Ruko

No.

114Cianiur

Belu

m

ada

Belumada

Belum

ada80

ofttngBelum ada

4 Gereja

GerakanPentakosta

Betlehem(GGPB).

Ruko

No. 96Cianjur

Belu

m

ada

Belumada

Belum

ada40orang

Belum ada

5 Gereja Bethellndonesia(GBr).

Ruko

No. 49

Cianjur

Belu

m

ada

Belum

adaBelumada

Berga-

bungke

Bogor

20ol7tnd

Belum ada

6 Gereja lnjilSeutuh

lntemasional(Gtst).

Ruko

No. 95Cianjur

Belu

m

ada

Belum

adaBelum

ada80

orangBelum ada

7 Gereja

SidangJemaat Allah(GSJA)

Cianjur.

Rumah

TinggalBelu

m

ada

Belum

adaBelum

ada

60

orang

Rekomendasi

Kep. KantorSospol Kab.Cianjur 1991

No.

3mfls/SP/S1

ll4 I Xp*.(g*t liguatlfu1ungan Antar 't)mat cBeragama fr In[oncsia

Analisis

Salah satu bagian dari tantangan kerukunan umatberaghma adalah terkait pendirian rumah ibadat atau

persoalan tempat beribadat. Masalah pendirian danatau penggunaan rumah ibadat merupakan salah satu

permasalahan yang dapat mengganggu kerukunan umatberagama. Untuk mengatur permasalahan tentangrumah ibadat, Pemerintah telah menerbitkan PBM No. 9dan 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas

Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah DalamPemeliharaan Kerukunan Umat Beragama,

Pemberdayaan Forum Kerukunan LImat Beragama, danPendirian Rumah Ibadat.

Peraturan bersama ini berlaku efektif sejak

ditandatangani tanggal21 Maret 2006 danberlaku untukseluruh wilayah Indonesia. Namun d.emikiarg sosialisasi

yang masih kurang, pemahaman yang berbeda danbahkan pengabaian terhadap peraturan ini olehsebagian kelompok, maka. di beberapa daerah masihterjadi kasus-kasus terkait dengan rumah ibadat seperti

yangterjadi di Kabupaten Cianjur.

Persoalan di seputar pendirian rumah ibadatmenjadi persoalan yarrg pelik. Hal ini diawali olehadanya perbedaan dalam konsep keumatan antara Islamdan Kristen. Bagi umat Islam yang datang dari berbagaiorganisasi yang berbeda-beda dapat melakukan ibadatshalat secara bersama di satumasjid ataumushalla tanpa

melihat perbedaan ras, suku, bahasa, mauPunorganisasi. Oleh karena itu motivasi pendirian rumahibadatnya dilatar belakangi oleh keperluan nyata dansungguh-sungguh dan bahkan melihat dari jarak antara

Kgsus-Ldsus Afuuat9{uhmganAntdr1')mat cBeragama [i In[o*tA I nS

Page 75: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

satu dengan lainnya serta kapasitas yang bisaditampung oleh sebuah masjid. Sebaliknya di kalanganagama Kristen khususnya yang terbentuk di atasberbagai sekte, aliran maupun suku menyulitkanmereka untuk dapat menggunakan satu gereja menjaditempat ibadat bersama, disamping berbagai motivasijemaat. Yang dimaksud dengan motivasi jemaat adalahketika dari satu jemaat gereja berpisah dari induknya,perpisahan ini disebabkan oleh setidaknya tigaalasant,pertama terjadi disebabkan perbedaan teologi,kedua oleh kekuasaan/jabatan dan ketigakarena uang.Dua alasan yang disebut terakhir ini disinyalir yanglepih dominan. Oleh karena itu berkemb*g semangatpendirian rumah ibadat pada setiap sekte/aliran yangterkadang menimbulkan gesekan-gesekan sosial sepertiyang terjadi di beberapa daerah sekarang ini(Arifinsyah).

Agama Kristen merupakan agama monoteistik yangmendasarkan pada ajatart, hidup, sengsara/ waf.at, dankebangkitan Yesus menurut Perjanjian Baru serta meyakiniYesus Krisfus sebagai Tuhan dan Mesias, "sarrgJuru Selamat"umat manusia, dengan menebus dosa melalui tiang salib.Bermula dari pengajaran Yesus Krisfus, Kristen berkembangke seluruh dunia melalui berbagai saluran seperti; misizending, penginjilan/misionaris, sosial, ekonomi, politik,kolonial dan imperalisme, pendidikan, kesehatan dansebagainya, termasuk di Indonesia.

Dalam perjalanannya agama Kristen mengalamiperpecahaan, dan salah safu pecahannya adalah Protestanyang merupakan pecahan besar kedua dari Gereja KatolikRoma (GKR), setelah Gereja Katolik Konstantinopel. UmatKristiani untuk memiliki jatidiri seperti sekarang, setelah

1 16 | Xgt*-i<g* nfuwt I{ubungan ntar 'Umat @eragama [i In[onesia

ditempa dengan berbagai peristiwa konfliktual sepanjang

sejarahnya stigm4 dan perang agama hebat puluhan tahun

dengan korban yang sangat besar. Namun pengalaman-

pengalaman pahit itu telah mendorongnya menjadi

kornunitas umat beragama yang sangat bijaksana menyikapi

perbedaan apapun dalam kekristenan. Krisisteologi dan

ajaran saat munculnya Martin Luther mengkritik tajam Gereja

Katolik Roma (GKR) telah usai, dan berakhir dengan saling

mengakui eksistensinya antara Gereja Protestan dengan

Gereja Katolik Roma. Sebutan Gereja Protestan ini pada

awalnya adalah istilah ejekan yang dilakukan oleh GKR

kepada para pendukung Martin Luther di Jerman, tetapi

akhimya diterima dan diakui sebagai nama aliran besar

dalam gereja. Tidak ada lagi yang mengariaya penganut

aliran, sekte dan denominasi lain yang berbed4 karena

mereka tidak mau menjadi hakim bagi aliran Kristen yang

lain. Bahkan istilah sekte dan bidat yang terkenal di abad

pertengahan itu, kini juga sudah sangat langka dipergunakan,

dan diganti dengan istilah aliran (Aritonanp 2012; 2 - 3).

Diantara mereka, telah muncul saling memahami, kearifan,

kedewasaan dan paham sebenarnya unfuk apa beragama.

Kalaupun terjadi konflik keras tidak akan berujung pada

perilaku primitif, biadab, dan barbarian dalam kekristenan,

seperti masa abad pertengahan, sebagaimana masih

dipraktikan oleh sebagian kecil komunitas kelompok agama

tertentu. Tidak terlihat secara nyata ada lagi aliran dalam

Kristen yang menyesatkan atau menghakimi aliran yang lain

secara terbuka apalagi mengusir, menganiaya, membunuh

dan membakar, bahkan menjarahnya seperti dilakukan pada

abad pertengahan.

Dengan jatidiri yang telah mapan seperti itu agama

Kristen dan Katolik masuk Indonesia melalui saluran kolonial

I(asus-Rgsas A|luat ltuhungan Antar'Umat @eragama fl tn[onesA I LI7

Page 76: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

(Portugis dan Spanyol masuk lrdonesia Timur, Timor Leste,dan Filipina), Belanda masuk hrdonesia Tengah dan Baratserta mendukung para misionaris dari berbagai negaradengan segala cara. Kolonial Belanda (VOC) memperolehmandat khusus dari Ratu Belanda yang menganut GerejaGereformeerd yaitu Gereja Protestan aliran Calvinis untukmengkristenkan Hindia Belanda termasuk beberapakomunitas yang sudah Katolik di lrdonesia Timur meskipunkurang berhasil di Flores dan Timor Leste. Ada semacam dealdengan Portugis, Belanda mengkristenkan Hindia Belandabagian utara, sementara selatan dibiarkan tetap Katolik. Barudi abad L9 berdatangan gereja-gereja dari Amerik4 sepertiAdventis, Pentakosta, hrjili (Evangelical), Christian Science,Mormon, Yehova dan sebagainya (Artonang, 2012, 18 - 20dalam Arief dkk., 201.4).

Gereja Kristen di Indonesia memiliki banyak cabang ataupecahan yang ditandai dengan sub-bagian. Di antaranyagereja kesukuan yang bercirikan atas kesukuan dimana asalmula gereja berdiri misalnya: . Gereja Kristen ]awa (GK]),Gereja Kristen Jawi Wetan (GKIW), Gereja Kristen Pasundan(GKP), Gereja Kristen di Sumatera Bagian Selatan (GKSBS),Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Batak KaroProtestan (GBKP), Gereja Kristen Protestan Simalungun(GKPS), Huria Kristen Indonesia (HKI), Gereja Masehi Injili diMinahasa (GMIM), dan banyak lagi.

Kemudian menurut denominasinya yaitu, (1) GerejaCalvinis meliputi Gereja Protestan di Indonesia (GPI)dengan belasan Gereja Bagian Mandiri (GBM) dalamlingkup GPL (2) Gereja Lutheran, (3) Gereja Reform, (4)

Gereja-gereja Pentakost+ Karismatik, (5) Gereja non-denominasi. Selain itu terdapat juga Gereja Mormon,

1 1 8 I Xpt ^-(g* fl.f,gual ffuilungan Antar 't )mat Eeraga.ma [i Intonesia

Saksi Yehuwa, dan Christian

Science(http//www.fkubkotabekasi.com). Ada tiga

perhimpunan Gereja yang disebut Gereja Aras Nasional:

L) Persekutuan Gereja-gereja di [rdonesia (PGI) terdiri

dari 88 anggota sinode; 2) Persekutuan Gereja-gereja

Pentakosta Indonesia (PGPI); 3) Persekutuan Gereja

Lembaga Injili Indonesia (PGLII) perubahan nama dari

Persekutuan Injili lrdonesia (PII) yang masing-masing

memiliki anggota puluhan bahkan

ratusan( http ://www. Pgi. or. i d ).

Di kalangan umat Kristen khususnya yang terdiri.dari berbagai denominasi, sekte, aliran mauPun suku

(sampai saat ini tecatat sebanyak 323

denominsasi).Bahkan menurut Kepala sub Direktoratpada Direktorat LJrusan Agama Kristen Kementerian

Agama saat ini yang terdaftar tidak hanya 323 akan

tetapi berjumlah 338 denominasi. Hal ini ytrtgmenyulitkan mereka untuk sebuah gereja menjadi

tempat ibadat bersama, disamping berbagai motivasi

lain diluar soal ibadat.

Sejumlah 338 denominasi (organisasi gereja) bukanlah

iumlah yang sedikit dan mudah diatur karena darisejumlah itu tidak tergabung di bawah satu koordinasiakan tetapi terbagi dalam nalrngan persekutuan besar

(Aras Nasional) seperti disebut di atas. Bahkan dalam

Daftar Jumlah Gereja Anggota Aras Nasional yang

dikeluarkan oleh Ditjen Bimas Kristen tahun 2OO7

berjumlah sebanyak 643 buah. Data sampai tahun 2009

hanya 88 denominasi yau,lg tergabung dalam

PGI(http/www. pgi.or.id ).

Kgils-frgfls Xfuuat 9{u6ungan Antar 'Omat @tagana fr tnlousia I ll9

Page 77: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Kasus yang terjadi di Kabupaten Cianjur beberapawaktu lalu tidak terlepas dari semangat untuk memilikijemaat sendiri yang dikelola oleh seorang pendeta bersamapembantunya. Dari keseluruhan gereja yang bermasalahdengan tempat ibadatrya adalah termasuk gereja-gerejaPantekosta atau gereja-gereja Kharismatik yang tidakmemiliki sinode tersendiri dan bukan dibawah koordinasiPGI.

Laporan yang dilakukan para pendeta yangmengatasnamakan BKSAG Kota Cianjur kepada KomnasHAM tanggal 2 luru 201,4 lalu yang menyebutkan bahwasebanyak tujuhgereja ditutup oleh Satpol-PP dan 2500jemaatrya terlunta-lunta menjadi dasar peneliti ditugaskanunfuk menelusuri fakta yang sebenarnya.

Dari penelusuran lapangan yang dilakukan oleh peneliti,melalui wawancara dan kunjungan ke lokasi ditemukanbahwa apa yang dilaporkan berbeda dengan fakta yang ada.Dari tujuh gereja yang dikatakan ditutup oleh Satpol-PPternyata bukanlah gereja sebagiimana dipahami masyarakatyaitu sebuah gedung&angunan yang digunakan sebagaitempat ibadat permanen, melainkan rumat tinggal dan atauruko yang di sewa sebagai tempat bisnis sekaligus digunakansebagai tempat beribadat. Dari jumlah tuiuh yang dilaporkan,empat berupa ruko kemudian disegel oleh Satpol-PP, karenatidak sesuai dengan peruntukan,tiga rumah tinggal hanyasatu yang disegel, satu lagi dihimbau oleh Camat untukbergabung ke gereja lain.Sedangkan satu rumah tinggallainnya dihentikan sendiri penggunaannya sebagai tempatibadat dan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumahlainnya milik jemaat disebabkan oleh faktor keamanan karenapernah didatangi sekelompok orang tidak dikenal yang

120 I Xgt*-{1gt* n|Iuaftfu6ungannntur'L)mat Eeragama [i In[onesia

meminta agar rumah tidak dijadikan tempat beribadat sampaiadaizin dari pihak yang berwenang.

Sedangkan berkenaan dengan sejumlah 2500 jemaatyang dikatakan terlunta-lunta beribadatnya, juga tidakdemikian halnya karena tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Dari jumlah tujuh kumpulan jemaat yangmenggunakan tempat ibadat bukan pada tempatnya hanyakurang lebih berjumlah 400-an orang jemaat (umlahsebenarnya tidak dapat dikonfirmasi). Saat ini masing-masingmereka untuk sementara beribadat di gereja yang telahmemiliki gedung gereja sendiri seperti: Gereja KristenPerjanjian Baru (GKPB) "Masa Depan Cerah" beribadat'sementara di Gereja Advent Hari Ketujuh (GMHAK), GerejaPentakosta di Indonesia (GPDI) Ciranjang bergabung denganGereja yang sejenis di desa berbeda dalam satu kecamatan,Gereja Gerakan Pentakosta (GGP) Kharis beribadat sementaradi Gereja Persekutuan Injil Elieser (GPIE) |atinunggaf GerejaGerakan Pentakosta Betlehem (GGPB) dan Gereja Injil SeutuhInternasional (GISI) beribadat sementara di Gereja KristenIndonesia (GKI) Cianjur Kot4 Gereja Bethel Indonesia (GBI)bergabung ke induk gerejanya di Bogor sedangkan GerejaSidang Jemaat Allah (GSIA) Cianjur saat ini berpindah-pindahdari satu rumah ke rumah lain milik jemaatnya.

Dilaporkannya persoalan tempat ibadat ini oleh BKSAGKota Cianjur ke Komnas HAM dapat pula dimaklumi, karenapersoalan ini tidak segera mendapatkan solusi. Sementarajemaat yang hendak melakukan ibadat harus menumpangdan bahkan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempatlainnya. Dari hasil penelusurary pemerintah KabupatenCianjur melalui Kesbangpol dan FKUB telah melakukanpembicaraan intensif dengan pihak pelapor dan bahkan

Ktsus-kgfls Afr1uat1{u6ungan Antar 't )mat cBeragama [i Intorelo I nt

Page 78: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Bupati telah memberikan rekomendasi alternatif tempat yangperlu diusahakan untuk dapat diterima semua pihak. Sebagaimana usulan dari FKTIB kepada Bupati untuk dapatmemfasilitasi tempat beribadat sementara sebelum adanyagereja bersama (oikumene), adaempat altematif usulan yaitu:

a. Bangunan milik negara/pemda yang tidak dipergunakanlagi;

b. Gedung Dekranasd4 Palalangon Cugenang Cianjur;

c. Bangunan lain di sewa/dikontrak sementara dan atau;

d. Aula Yayasan Kabar Baik di fl. Pasirgede Raya Cianjur.

. Dari keempat altematif tadi menurut Ketua FKUB padapoin d yaitu Aula Yayasan Kabar Baik yang mendapatdisposisi Bupati dan segera ditindaklanjuti oleh Kesbangpoldan FKUB untuk merealisasikannya dan sudah sampai tahappeninjauan lapangan.

Sementara negosiasi tempat yang direkomendasikan olehBupati sedang diusahakan dan dalam pembahasan oleh FKUBdan Kesbangpol dengan pihak-pihak terkait, ada tawaran lainoleh perorangan anggota FKUB, yang menawarkan alternatif-alternatif lain kepada perwakilan pelapor dan disetujuisehingga terjadi "deal-deal" diluar jalur, yang ketika tidaksesuai dengan harapan maka menimbulkan kekecewaan, danpada kesempatan lain usaha telah dilakukan denganmelaporkan kasus yang sama kepada Pembimas Kristen diKantor Wilayah Kementerian Agama ]awa Barat di Bandungdan telah diteruskan ke Ditjen Bimas Kristen di ]akarta namunbelum mendapat respon yang memadai, sehingga pihakBKSAG melaporkan ke Komnas HAM.

122 I Xg-t*-L^* flf,guathfuilungan Antdr 'Umat @eftqanut fr Intonesia

Para calon pengguna rumah ibadat hendaknya tidakhanya memperhatikan persoalan bagaimana harus taatkepada peraturan yang ada namun jugabagaimana menjalinhubungan baikberkomunikasi dengan warga sekitar tempatakan dibangun atau digunakan sebagai tempat ibadat,sehingga terjalin keakraban diantara warga dengan calonpengguna rumah ibadat.

Dalam laporannya ke Komnas HAM, pihak pelapormenyampaikan sebagai berikut: "Kami menyampaikan hak-hak kami sebagai warga negara: UUD Pasal29 jelas menjaminkebebasan beragama. PBM menjelaskan: hak beragama adalah

hak azasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan.apapun dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk untuk memeluk agamanya masing-masing danunfuk beribadat menurut agamanya".

Apa yang disampaikan oleh pelapor benar adanya

sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Dasar Tahun1945, dansebagaimana juga disebut dalam PBM Nomor: 9 dan8 Tahun 2006, namun perlu diketahui pula dalammenjalankan hak dan kebebasannya harus jugamemperhatikan bunyi pasal yffIg sama dalam UUD tahun1945 berikutrya yaitu "setiap orang wajib tunduk kepada

pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan

maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta

penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untukmemenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbanganmoral, nilai-nilai agam4 keamanar; dan ketertiban umumdalam suatu masyarakat demokratis". (Pasal28 huruf J ayat2UUD 1945) Sedangkan apa yang disebutkan dalam PBM"Beribadat" dan "mendirikan rumah ibadat" adalah dua halyang berbeda. Beribadat hubungan Tuhan-makhluk (forum

Kisus-frgs.as nfuwtlfuhungan Antar ')mat aeragama di tntonesia I I23

Page 79: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

internum), sementara mendirikan rumah ibadat merupakanurusan. sosial, hubungan dengan pemilik tanah, komunikasidengan tetangga lokasi. Oleh karenanya beribadat itu sendiritidak ada satupun orang yang bisa melarang akan tetapiketika melaksanakan ibadatnya yang memerlukan tempatibadat maka harus memenuhi ketentuan yang berlaku yaituuntuk sementara ini PBM tahun 2006.

Kesimpulan

1. Laporan BKSAG ke komnas HAM mengatasnamakantujuh gereja yang ditutup oleh pemerintah, tidaklah tepat.

- Sebab menurut PBM No. 9 dan 8, yang dinamakan rumahibadat adalah bangunan yang memiliki ciri tertentu yangkhusus diperguankan untuk beribadat bugt pemelukmasing-masing agama secara permanerL tidak termasuktempat ibadat keluarga. Padahal ketujuhbangunantersebut hanya berupa empatruko dan saturumah tinggalyang disegel oleh Satpol-PP:Sedangkan dua rumah tinggallainnya dihentikan sendiri pelaksanaan ibadatnya.Bangunan yang disegel oleh Satpol-PP bukan tujuh tetapihanya lima buah. Penyegelan ini karena tidak sesuaidengan peruntukan bangunan. Penyegelan dilakukanterhadap penggunaan bangunan bukan penghentianberibadat karena masih diberi kesempatan untukmengurus izin sementara ke Bupati Cianjur. Ketika izinsementara dari Bupati sudah didapatkan maka akandiperbolehkan menggunakan tempat tersebut untukberibadat.

2. Bupati telah menginstruksikan kepada Kesbangpol danLinmas dan FKUB untuk mencarikan tempat yang bisa

I24 I X^*-(gt* fl.fuuatlfuhunganAntar'UmatcBeragama [i In[onesia

3.

mengakomodir seluruh jemaat gereja yang terkena

penertiban sebagai tempat beribadat sementara dan

digunakan secara bergantian.

Adanya pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda

terhadap PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 khususnya pada

Bab IV dan Bab V antara tokoh agama, Pengurus FKUB

dan beberapa aparat pemerintah Kabupaten Cianjur,

sehingga sering terjadi perbedaan pendapat ketika

memutuskan suatu rekomendasi, baik dari FKUB mauPun

Kemenag Kabupaten Cianjur.

Bupati telah meminta FKUB dan Kesbangpol dan Linmas

untuk merencanakan sosialisasi PBM tahun 2006 kepada

seluruh pemukaagama dan aparat pemda sampai ke desa/

kelurahan.

Pihak BKSAG telah melaporkan permasalahan y{rgsedang dihadapi berkenaan dengan tempat beribadat

mereka kepada Ditjen Bimas Kristen melalui Pembimas

Agama Kristen di Kanwil ]awa Barat namun merasa

belum mendapat resPon dan penanganan yang memadai,

sehingga laporan diteruskan ke Komnas HAM.

Rekomendasi

1. BKSAG Kota Cianjur perlu mempertimbangkan dengan

matang setiap langkah yang akan diambil dalam

penyelesaian tempat beribadatnya agar tidakmenimbulkan pertentangan yang lebih mendalam baik diintemal umat Kristen mauPun dengan umat lainnya. Perlu

kerjasama yang baik dengan perwakilan umat Kristen

yang duduk sebagai anggota di FKUB, tidak bernegosiasi

4.

5.

K4sus-Rgsus nfuuat l{ukmgan Antar 'Umat cBeragana fr InlorrsA I nS

Page 80: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

secara persozmal yang ada di FKUB tetapi dengan institusiFKUB.

Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Cianjur dan FKUBdiharapkan segera menindaklanjuti instruksi Bupati untukmencarikan solusi tempat sementara yang dapatdigunakan beribadat bagi semua jemaat yang terkenadampak penyegelan terhadap rumah tinggafruko yangdijadikan tempat ibadat mereka.

Ditjen Bimas Kristen diharapkan dapat menindaklanjutisetiap ada laporan masuk berkenaan dengan kasus-kasuskeagamaan termasuk rumah ibadat dan masalah lainnyaserta melakukan langkah-langkah yang tepat. Selain ituiuga dapat mengantisipasi aliran gereja-gereja kecil agartidak terus tumbuh dan berkembang secara sendiri-sendiri.

Diperlukan sosialisasi PBM tahun 2006 kepada seluruhpemuka agama, aparat terkait sampai ke keluraharL agartidak terjadi kesalahan dalam memahami/menafsirkanPBM tahun 2005.

126 I Xg"*-Rg"* flQguatltusungon flntar'Umat $eragama 6i Inlonssia

DAFTAR PUSTAKA

Arifinsyah, Dr. H., M.Ag,Peran FKUB dalam penyelesaian

Konflik di Sumatera Utara.

Arief, Syaifuf dkk.,Pandangan Pemimpin Gereja Tentang

P engaturan Or ganisasi Gerej a, Puslitbang Kehidupan

Keagamaan, (Makalah Seminar tdt.), 2Ot 4

Dinas Kependudukan dan Catatan Siprt, KabupatenCianjur Tahun 2013.

Risalah, "Penerapan Syariat Islam di Cianjur", No.6, Th' 41, September 2003.

Sumber Internet:

hftp I I www.fkubkotabekasi.com

http://www.pgi.or.id

http/www.pgi.or.id

htto : I I ww,rar. o elita. o r .id, lb aca.oho? id=48212Kab Ciani urKantong TKI/W Terbanyak dilabar, (13Iuni 20L4).

17 3.htmlProfil Cianjur, (L3Iuni 2014).

htto://cianiurkab.eo.id/Content Nomor Menu 15 3.

htmlsekilas Cianjur, (13 Iuni 201,4).

Daftar Infonnan:

Ktsus-Fgsts Afrluattfuimgan Antm 'Umat Eeragama [i Inlo4ttA I nl

Page 81: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

1,. Pdt. Mangapul Sihombing, Gereja GerakanPentakosta Kharis (GGP) Kharis.

2. Pdt. Paulus Haryanto, Gereja Pantekosta diIndonesia (GPDD Ciranjang.

3. Indra Jaka, pengurus Gereja Injili Indonesia (GII)Hok Im Tong.

4. H. Chep Hernawan, Kefua Gerakan Reformis Islam(Garis) Cianjur.

5. H. Tohari Sastra, Kepala Satpol-PP Kabupaten

. Cianjur.

6. Yus Ruslan, Kepala Bidang Kewaspadaan DiniDaerah, Kesbangpol Kabupaten Cianjur.

7. R. Abdul Halim, Ketua MUI Kabupaten Cianjur.

8. Subiyanto, TU Badan Pelayanan Perizinan Terpadu danPenanaman Modal (BPPTPM) Cianjur.

9. Murodein, Ketua FKUB Kabupaten Cianjur.

L0. Bartolomeus Yonatan, pemilik rumah yang digunakansebagai Gereja Sidanglemaat Allah (GSIA) Cianjur.

11. Orlando Sinambela,seorang gembala GMAHK.

12. Pdt. Overlin Hi4 Ketua Badan Kerjasama Antar Gereja

(BKSAG) Kota Cianjur.

13. Dindin, pemuda Muslim tetangga BartolomeusYonatan.

L4. Endan&wargaMuslim tinggal di sekitar GPDI Cinangka.

128 I Xrer*-L^* flfrpntrtuhunganAntar'Umat (Beragama [i tndonesia

: L5. Wiwi, wargaKristen tinggal di sekitar GPDI

" 16. Ningsih warga 'Kristen tinggal di sekitar GPDICinangk4tetapi bukan jemaat GPDI.

' 17. DelLa (samaran)jemaat GPDI Ciranjangtinggal di dekatGPDI.

Krsustwn$ nfrfintctahwcn Attur**ut Wgoru 6 tniuusio I l2g

Page 82: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

130 | Xr*-/rg"*Ailwtltubungannntar'tJmat@eragamn [i In[orcsia

.\ kDOA ROSARIO MENETAP SATU BULANTIMBULKAN KERUSUHAN DI NGAGLIK

SLEMAN YOGYAKARTA

PENI,tr.ISBASHORI A; HAKIM

I Kpr,rr-RgstufuRWtlfifingatflttarOmatBcragamtfrInnfiasitl BL

Page 83: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebebasan beragama bagi masyarakat hrdonesia

merupakan hak asasi setiap individu. Pembangunan bidang

kehidupan keagamaan diupayakan antara lain untuk

memenuhi salahsatu hak dasar rakyat yang dijamin oleh

konstitusi. Demikian ketetapan dalam Peraturan Presiden RI

Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 20L4. Salahsatu di

antara hak dasar rakyat Indonesia dalam konteks

pembangunan bidang kehidupan keagamaan di atas adalah'hak setiap warga negara unfuk memeluk suafu agama dan

beribadat menurut agamanya. Dengan demikian maka negara

dan pemerintah berkewajiban memberikan jaminan dan

perlindungan kepada setiap warga negara untuk memeluk

suafu agama dan beribadat menurut agamanya/ serta

berkewajiban memberikan pelayanan.

Dalam kehidupan keagamaan masyarakat trdonesia

yang terdiri atas berbagai pemeluk agama, menghasilkan

bentuk-bentuk kegiatan keagamaan yang beragam pula dalam

kehidupan masyarakat sesuai ajaran agama masing-masing.

Fenomena ekspresi dan aktualisasi ajaran keagamaan yang

beragam tersebut merupakan keniscayaan dalam kehidupan

keagamaan masyarakat, sebagai konsekuensi logis kebebasan

beragama bagi masyarakat Indonesia yang dijamin konstitusi.

Dilihat dari satu sisi, keragaman aktualisasi ajaran agama dari

berbagai agama dalam kehidupan keagamaan masyarakat

tersebut merupakan ekspresi kebebasan beragama, namun di

t32 I Xgt*.fg"* Ailwtltuiungan Antar'Umat cBeragama [i Inlonesia

sisi lain kebebasan dalam mengekspresikan kebebasan

beragama seringkali menimbulkan keresahan dalam

masyarakat dan bahkan 'tidak jarang dapat

menimbulkankonflik antarumat beragama yang pada

gitirannya dapat mengganggu kerukunan umat beragama.

Oleh karena itu maka perlu adanya uPaya-uPaya

penangkalan agar tidak timbul perilaku atau tindakan yang

dapat memicu timbulnya konflik di kalangan umat beragama.

Apabila timbul konflik akibat dari ekspresi ajaran agama y,u:tg

seringkali menimbulkan kerusuhan sosial, maka pemerintah

memiliki otoritas untuk melakukan Penanganan dan

perlindungan baik dari yuridis mauPun aspek

pengamanannya.

' Kabupaten Sleman dan umumnya Daerah Istimewa

Yogyakarta pf$ yang selama ini dikenal sebagai daerah

yang relatif kondusif dan bahkan dapat dikatakan hampir

tidak pernah terjadi konflik di kalangan umat beragama

sekalipun masyarakatnya terdiri atas berbagai pemeluk agama

yang berbeda, namun belakangan ini temyata timbul konflik

bemuansa agama di beberapa daerah di DIY. Kasus-kasus

konflik tersebut seakan mengindikasikan bahwa mulai ada

persoalan intoleransi di kalangan umat beragama di DIY.

Sebagaimana diberitakan Berita logta, bahwa dalam

realitas kekinian masalah intoleransi makin massif di

Yogyakarta. Ada kasus Yayasan Rausyan Fikr yang sempat

dipaksa tutup oleh sejumlah orang karena dianggap terafiliasi

ke Syiah, yang kemudian dilanjutkan dengan Pemasanganposter dan spanduk bertuliskan pengkafiran dan

pengharaman Penganut Syiah. Ada pula kasus penolakan

perayaarl salahsatu hari besar umat Nasrani di Gunungkidul

l{asus-{asus ,Alguat I{ufumgan nntur ')mdt Eeragama [i Inlon sA I 133

Page 84: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

beberapa waktu lalu. Rumah tinggal di Ngaglik Kabupaten

Sleman yang dijadikan tempat Doa Rosario secara menetap

selama satu bulan telah menimbulkan kerusuhan sosial (lihat

Berita Jogla, 31,-05-20L4). Tiga hari berselang, tanggal 1 ]uni201,4 terladi kasus pengrusakan segel sebuah bangunan diPangukan Sleman yang difungsikan untuk rumah ibadat

sehingga menimbulkan kerusuhan sosial (lihat Edi, Berita

Iog)a,02-06-201.4).

Berita lain menyebutkan, bahwa Yogyakarta The City

Of Violence. Predikat Yogya sebagai kota yang toleran terhadap

semua kegiatan warganya, baik pendatang maupun warga asli

kembali tercoreng. Kamis 29-05-2014 malam, kekerasan

terhadap warga yang tengah melakukan kegiatan ibadat

menipiskan garis toleransi yang ada di Yogyakarta (Swadesta

AW., Berita !og)a, 31'-05-20L4). Ketua Pemuda Katolik

Yogyakarta,Ign. G.Tr. H. mengatakan bahwa aksi perusakan

tersebut melukai nilai-nilai keberagamaan dan toleransi yang

selama ini dijunjung tingtr di Yogyakarta (Kresna Berita

Jog)a,30-05-2014).

Sehubungan dengan adanya Doa Rosario yang

diselenggarakan secara menetap selama safu bulan di rumah

milik Felicianus di Ngaglik Kabupaten Sleman yang

menimbulkan kerusuhan sosial, maka perlu dilakukanpenelitian secara khusus perihal kasus tersebut. Dengan

dilakukan penelitian lapangan sesegera mungkin oleh

Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat,

diharapkan dapat diperoleh informasi secepatnya terkait

kasus kerusuhan sosial di Ngaglik Sleman sesuai fakta yang

terjadi di lapangan (sebagai kasus keagamaan yang aktual)

sebagai informasi awal bagi pimpinan Kementerian Agama,

t34 I Xr"*-Ag"* nfuuat thSungan Antar 'l)mat @eragama fr Inlonesia

sekaligus menjadi bahan Perumustln kebijakan untuk

penanganan kasus keagamaan terkait. Dengan demikian,

informasi yang diperoleh peneliti untuk disampaikan kepada

pimpinan Kementerian Agama benar-benar berdasarkan fakta

maupun data yang ada di lokasi terjadinya kasus, tidak hanya

sekedar informasi mauPun berita dari surat kabar, internet

atau berita lain yang tingkat akurasi kebenarannya masih

dipertanyakan.

Peranasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana

kasus kerusuhan sosial di Kecamatan Ngaglik Kabupaten

Sleman pada tanggal29 Mei 201,4 tet1adi". Secara rinci, dalam

irenelitian ini akan dilakukan studi tentang permasalahan-

permasalahan berikut:

1. Faktor-faktor apayang menyebabkan terjadinya peristiwa

kerusuhan sosial di Ngaglik Kabupaten Sleman pada

tanggal 29Mei20'l'4;

2. Bagaimana kronologi tiriibulnya peristiwa kerusuhan

sosial tersebu!

3. Siapa saja aktor/pelaku kerusuhan tersebut berikut

identitasnya;

4. Apa saja korban yang ditimbilkan sehubungan adanya

peristiwa kerusuhan sosial tersebut ;

5. Apa saja upaya Penanganan yang dilakukan pemerintah

setempat dan lembaga terkait terhadap kasus kerusuhan

tersebut.

Kgsus-fosus Afrluat 1fu6mgan Antar 'Umat cBeragama [i Inlorusa I tZS

Page 85: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Tuiuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

L. Mengungkap faktor-faktor penyebab timbulnya peristiwakerusuhan sosial di atas.

2. Mengetahui kronologi terjadinya peristiwa kerusuhan.

3. Mengetahui para pelaku kerusuhan dan identitasnya.

4. Mengetahui korban/kerugian yang diakibatkandariperistiwa kerusuhan.

5. Mengetahui berbagai upaya penanganan kasus kerusuhanyang dilakukan pemerintah setempat dan lembaga terkait.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagipimpinan Kementerian Agama sebagai informasi awal secara

faktual tentang kasus yang terjadi, serta sebagai bahan untukmenyusun kebijakan mengenai kasus terkait.

Metode Penelitian

Penelitian berbentuk studi kasus dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan wawancara sfudi pustaka

dan dokumentasi serta pengamatan. Wawancara dilakukanmenggunakan pedoman wawancara kepada sejumlah

informan kunci atau narasumber yang dianggap mengetahuipersoalan yffig dikaji. Studi pustaka dan dokumentasidilakukan dengan menelaah buku-buku maupun dokumenyang relevan dengan permasalahan yang dikaji. Sedangkan

pengamatan dilakukan terhadap obyek-obyek terkait perihalyang dikaji sejauh yang dapat dilakukan.

L36 I Xo*"-n^*fl,Qputh{uhunganAntar'UmatcBeragama [i Intoncsia

Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diolahmelalui tahap: editing, klasifikasi, komparasi dan interpretasiuntuk menghasilkan pengertian baru yang kemudiandipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan hasilpenelitian.

Waktu dan Lokasi

Penelitian dilaksanakan selama enamhari pada bulanIuni 2014 di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman, ProvinsiDry.

Klsret-frglrus XQputltuSungan Antar 'Umat aeraganw fr tndon*ia I B7

Page 86: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

SEKITAS SASARAN PENELITIAN

Kasus kerusuhan sosial bernuansa agama di Dukuh

Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngagli( Kabupaten

SlemarL Dry pada tanggal 29 Mei 2014 sebagaimana

diutarakan di atas, terjadi di rumah Yulius Felicianus, terletak

di Perumahan Sekolah Tinggi IImu Ekonomi - Yayasan

Keluarga Pahlawan Negar4 yang selanjutnya dikenal dengan

STIE- YKPN,

Felicianus adalah seorang pendatang dari

Tasikmalaya, yang bekerja sebagai Direktur Penerbit Galang

Press. Atas jabatannya itu Felicianus tergolong orang

yangcukup terpandang di lingkungannya.

Di depan rumah Felicianus adalah rumah keluarga

Girang Masiswantoro, B.Sc. Anggota keluarga Masiswantoro

terdiri atas Siti Aminah (isteri), Amy Bachtiar Syafrudin (anak)

dan Asep Hasanudin (unak).

Felicianus memPunyai bianatang piaraan seekor aniing

di rumahnya. Sekalipun anjing itu diikat, kadang-kadang

anjingnya menyalak-nyalak sehingga di antara tetangganya

ada yang merasa terganggu.

Hubungan ketetanggaan antara Felicianus dan

Syafrudin pemah mengalami gesekan,karena selisih faham

tentang tempat jemuran pakaian yang terdapat di depan

rumah Masiswantoro, yang dianggap mengganggu

pandangan oleh Felicianus. Demikian pul4 anjing piaraan

Felicianus juga dirasakan mengganggu penduduk sekitar,

termasuk Syafrudin. Bahkan lantaran selisih faham tersebut,

1 3 8 I ru"*1fg*" ,4.Rgua[ lfu1ungan nntur 'Umat rBtagama [i Intontsia

Felicianus pemah menantang berkelahi Hasanudin (kakakSyafrudin).

Sekitar satu kilo meter dari Komplek Perumahan STIE-

YKPN terdapat Perumahan Sukoharjo Indah. Di perumahanini bertempat tinggal seorang juru dakwah bernama

Abd.Cho1ik, seorang pendatang berasal dari Nusa TenggaraBarat (NTB), yangtinggal di perumahan itu dengan status

mengontrak.(Triyono, wawancara, 6-6-201.4).la diketahuipernah menjadi murid ]a'farUmarTholib(Jamin, wawancara,

3-6-201.4 dan Kumiawan/ 5-6-201,4). Sekitar tahun 2005, iamemisahkan diri dan membuat kelompok pengajian diTanjungsari.

Komplek perumahan biasanya cenderung terlihatterisolasi dari komunitas masyarakat yang ada di sekitarnya.

Namun lain halnya Perumahan STIE-YKPN yang jaraknya

tidak sampai satu kilo meter dari perumahan pendudukDukuh Tanjungsari, Desa Sukoharjo. Dengan demikian relasi

sosial dalam kehidupan masyarakat relatif terjalin dengan

baik.

Perumahan YKPN dibangun sejak sekitar tahun198911990 oleh Yayasan YKPN, diperuntukkan bagi karyawanSTIE-YKPN Yogyakarta, yffiB sistem pembayarannya dengan

cara kredit selama L5 tahun. ]umlah rumah yang dibangun diperumahan tersebut -sampai saat penelitian ini dilakukan-berjumlah 26 rumah dan telah ditempati sebanyak 24 rumahatau 24 kepala keluarga (KK).

Penghuni perumahan tersebut adalah para pendatangberasal dari berbagai daerah, antara lain: Wonosari (penghuniterbanyak), Ngawi, Semarang dan Tasikmalaya. Dilihat darisegl etris, penghuni Perumahan STIE-YKPN terdiri atas

Ktsus-(gslts Afrluat lfulungan Xntar 'Umat cBeragama [i In[onesA I 89

Page 87: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

berbagai sukw antara lain: etnis Jawa (terbanyak), Sunda dan

Melayu. Dilihat dari agama, dati 24 KK sebanyak 21 KK

beragama Islam, 2 KK beragama Katolik dan L KK beragama

Kristen.

Dalam menyikapi perbedaan agama dalam hidup

bertetangga, mereka masing-masing saling menghormati dan

tidak ada indikasi adanya sikap tidak senang, apalagi

bermusuhan.

Tidak ada rumah ibadat di komplek Perumahan STIE-

YKPN tersebut. Meskipun jumlah umat Islam paling besar

dibanding dengan jumlah umat lairy namun tidak memiliki

sarana ibadat baik berupa langgar ataupun mushalE apalagi

masjid. Sekitar setengah kilo meter dari Perumahan STIE-

yKPN terdapat Masjid Jami-atul Muttaqin yang terletak dipemukiman penduduk Dukuh Tanjungsari. Masjid yang

didirikan sekitar tahun 19871L988 ini dibangun di atas tanah

seluas 257 m2,wakaf dari seorang penduduk Desa Ngaglik' Di

masjid inilah umat Islam Dukuh Tanjungsari -termasuk y*gtinggal di Perumahan STIE-YKPN- melakukan aktivitas

peribadatan termasuk shalat berjamaah dan pengajian agama'

sedangkan umat Kristen dan Katolik melakukan ibadat di luar

Dukuh Tanjungsari bersama umat Kristiani lainnya di

Kecamatan Ngaglik.

Sejak awal keberadaan Masjid Jami'atul Muttaqin

kelompok yang dorhinan melakukan kegiatan adalah

kelompok Nahdliyyin.Kegiatan keagamaan di masjid cukup

marak,selain shalat rawatib berjamaah ada pula pengajian

rutin majelis taklim kaum ibu dan pengajian selapanan (35

hari sekali) setiap malam Selasa Kliwon.Seiring dengan

perkembangan jamaah, pada sekitar tahun 200812009 ada

salahseorang pengurus/ta'mir masjid yaitu Suratmin yang

140 | xo*"-rg* flklwtlfii1ungannntar'umat cBerdgama [i Inlonesia

terpengaruh ajaran kelompok lain yang dibawa oleh

Abd.Cholik. Di antara pokok ajaran yang disampaikankelompok ini misalnya "orang kafir halal darahnya dan harus

dibunuh". Para tokoh masyarakat setempat termasuk seorang

Penyuluh Agama Islam tidak tahu nama aliranfahamkeagamaan kelompok tersebut. Mereka menyebut kelompokyang mengajaran faham tersebut merupakan kelompok garis

keras.

Di bawah koordinasi Suratmin, di masjid tersebut

diadakan pengajian seminggu dua kali, pada Minggu pagidan setiap hari tertentu sesudah Maghrib, dengan

mendatangkan Abd.Cholik sebagai penceramah. Sejak adanya

kelompok pengajian itu, kegiatan pengajian di masjid yangsemula dihadiri oleh jamaah dari berbagai RT dengan jumlahrelatif banyak, mencapai puluhan orang, lambat-launberkurang. Menurunnya jumlah jamaah itu terutama pada

pengajian selapanan setiap malam Selasa Kliwon. Para jamaah

enggan datang ke pengajian karena materi yang disampaikankelompok "tausiyah" ifu cenderung berupaya mempengaruhijamaah agar meninggalkan tradisi-tradisi lama. Dalam hal iniSuratmain berupaya ikut serta memengaruhi para jamaatg

meski para jamaah tidak terpengaruh, justru sebaliknya

menjauhi Suratmin.

Menurut penuturan para tokoh masyarakat DukuhTanjungsari, hubungan antarumat beragama, masyarakat

Dukuh Tanjungsari termasuk warga Perumahan STIE-YKPN

selama ini terjalin cukup harmonis. Dalam menyikapiperbedaan agama yiu:rg diwamai oleh berbagai kegiatankeagamaan, masyarakat cenderung bersikap toleran dan

saling menghargai.

Kgsus-Lerus nfuuat l{uiungan Antar 'Umat Eeragama [i Inlo*rA I t+t

Page 88: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Sejak tanggal 1 Mei 2014 di rumah Felicianus ada

kegiatan keagamaan umat Katolik yakni Doa Rosario, yang

diikuti jemaat Katolik di Kecamatan Ngagtik dan sekitamya.

Doa Rosario tersebut direncanakan akan diadakan selama satu

bulan penuh pada setiap malam mulai jam 19.00 \AIIB. Namunpada hari yang ke 29 pelaksanaan Doa Rosqryio teriadiperistiwa kerusuhan yang dilakukan oleh sekelonnirok orang

(Kumiawan dan Luthfi Hm., wawancara, 4-6-20!4; Hadi S.

danTri.,5-6 -2014; Iamrn, Sugiarto dan Marsudi, 6-6-S14).

142 I Xaa*-ng*t ,4.frtuatltu6un0an Afltar 'Unat $eragana fr Inluusia

TEMUAN HASIL STUDI

Kronologi Peristiwa Kerusuhan

Kronologi peristiwa kerusuhan sosial bernuansa agamadi atas, secara singkat dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Pada Kamis pagi 29 llli/lei 201,4, dua orang kakakberadik AH dan ABS -yang tinggal di depan rumahFelicianus-mendatangi Ketua RT.012/RW.05 Isyanto,meminta agar Ketua RT menghentikan kegiatan DoaRosario yang diadakan secara menetap selama satu bulandi rumah Felicianus, dengan alasan meresahkan wargasekitar, di samping penyelenggaraan kegiatan tersebut

. tidak meminta izin kepada pihak berwajib. Ketua RTdalam menzmggapi permintaan dua warganya tersebutmengatakan tidak dapat bertindak sendiri, sehingga iameminta saran dan pendapat kepada beberapa tokohmasyarakat setempat. Akhirnya mereka sepakat menunjukseseorang yang mereka anggap berpengaruh yaitu NurRofiq untuk menyampaikan kepada Felicianus agar tidaklagi mengadakan kegiatan Doa Rosario di rumahnya.

flamrn, wawancara, 6-6-201,4)

2. Beberapa saat kemudiaru belum sempat Nur Rofiqmenemui Felicianus, tiba-tiba ada berita duk4 yakniorangtua dari salah seorang tetangga Felicianus meninggaldunia di Ngawi. Dengan adanya berita duka itu makapada sore harinya warga (kaum bapak) pergi melayatkeNgawi, sehingga di sekitar rumah Felicianus terasa sepi,hanya kaum ibu yang ada di rumah.

Kgsrus- (gslts A fuuat lfu 6ung an Antar'Unat Eerag ana [i I ntorusA I Ul

Page 89: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

J. Pada malam harinya, Kamis malam tanggal 29 I[;/;ei 201'4

sekitar jam 19.00 WIB, sebagaimana pada malam-malam

sebelumnya di rumah Felicianus diselenggarakan kegiatan

Doa Rosario. Pada waktu itu Doa Rosario diikuti oleh L4

orang, terdiri atas 3 laki-laki dan selebihnya kaum ibu dan

anak-anak.Setelah Doa Rosario dimulai, ABS dan AH

menyampaikan kepada Abd. Crolik tentang keresahannya

merasa terganggu dengan adanya kegiatan Doa Rosario di

depan rumahnya. Disampaikan pula bahwakegiatan

tersebut dilakukan tanpa meminta izin daipihak berwajib

flamur, wawancara 3-6-201,4).

Pada saat Doa Rosario sedang berlangsunp sekitar jam

20.20 wIB tiba-tiba datang sekelompok orang laki-laki

berjumlah 8 orang yang tidak dikenali para jemaat, mereka

melakukan aksi pelemparan batu hingga mengenai

seorang jemaat,ada yang merobohkan motor-motor yang

di parkir di depan rumah, ada pula yang melakukan

pemukulan kepada jemaat. Sehingga para jemaat berteriak

tetakutan sebagian menyelamatkan diri menuju ke dalam

rumah dan sebagian yang lain berupaya keluar'

Mendengar ada keributan di wilayahnya Kepala

Pedukuhan Tanjungsari (Kring III), melaporkan kejadian

tersebut ke Babinsa setempat.Namun Babinsa tidak dapat

datang ke lokasi kejadian karena sedang menangani kasus

pengaduan warga tentang konflik keluarga dan

menyarankarl agar melapor ke Po1sek Kecamatan Ngaglik'

Atas saran tersebut Kepala Pedukuhan Tanjungsari

kemudian melapor ke Polsek Kecamatan Ngaglik'

6.SatahSeoranganggotajemaatmemberitahuFelicianustentang kerusuhan di rumahnya. Sekitar jam 2L'15' WIB

Felicianus tiba di rumah (lokasi kejadian)' Saat itu juga

144 I Xg*"-eg*fi,fuuafl{ubwganAntar'Umat@eragama [i tn[oncsin

7.

Felicianus ditanya oleh anggota kelompok perusuh yang

kemudian dijawab Yulius: "saya pemilik rumah"' Lalu

Felicianus dipukuli oleh kelompok perusuh'

Perusakan dilakukan lagi oleh kelompok perusuh dengan

merusak meja, kursi dan jendela menggunakan alat

seadanya pentungan, potbunga dan konblok'

Tidak lama setelah mendapat laporan, polisi datang di

lokasi kejadian dan pada saat itu pula Para pelaku

kerusuhan membubarkan diri dan berlarian kabur naik

motor.Terdapat sekitar L5 motor, di antara para perusuh

ada yangboncengan.

Polisi langsung memasang garis polisi sebagai pembatas

lokasi kejadian.

(]amrn, Sugiarto, Budi, wawancara,6-G201'4; Tempo' CO"

iogyakarta, 1.-6-201,4; Koran Sindo, 3-6-20L4; httPs://us-

- '-^- .^-^n t-a t

:6 2t rLi;http :m.bisnis.com/quicknews/read I 201'40530 17 I I

231562littt-kronologis-aksi-intoleran-di Yogyakart4 30-5-

9.

20t4).

Ktsus-kgsus Aftluaf lh.hungan Antar 'Umat Eeragana [i InlonesA I t+S

Page 90: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENYEBAB KERUSUHAN

DAN AKAR MASALAH

Berdasarkan keterangan dari para informan, dapatdisimpulkan bahwa faktor penyebab timbulnya kerusuhansosial bemuansa agama di atas adalah adanya kegiatan DoaRosario dan nyanyian koor oleh jemaat Katolik yangdilakukan secara menetap selama satu bulan di rumahFelicianus dan diadakan tanpa izin pihak berwajib (Suwarso,Yuda dan Amin wawancar4 5-6-201,4;lamin, wawancara,6-6-201.4).

Kegiatan Doa Rosario itu oleh ABS dan AH diadukankepada kelompok pengajian "taushiyah" pimpinan Abd.Cholik di Tanjungsari yang menurut masyarakat setempatmerupakan kelompok garis keras. Pengaduan tersebutkemudian direspon positif oleh kelompok pengajian"taushiyah" sehingga terjadi peristiwa kerusuhan sosialbemuansa agama di atas flamiru wawanc€ra, 6-6-20L4).

Adapun akar masalahnya adalah: adanya misskomunikasi dan miss informasi serta kurang adanya sikapsaling "dumunung" dan kurang "njawani"atau salingpengertian darikedua pihak yang berselisih. Adanya misskomunikasi dan miss informasi tersebut menimbulkanhubungan ketetanggaan yang kurang harmonis antaraFelicianus dengan ABSdan AH. ABS yang acapkali menjemurpakaian dipagar depan rumahnya dan Felicianus yffiigmemelihara anjing, menimbulkan hubungan keketanggaanantara keduanya kurang harmonis (Yuda, wawancara, 5-6-201. 4; I anin, 6-6-201,4).

146 I Xat*-ag*A|tuofitu6uAanAntar1)nd&eragama fr In[onesia

Adanya konflik ketetanggaan yang kemudian

mengakibatkan timbuLrya peristiwa kerusuhan sosial di

Tanjungsari ya.g cenderung berupa perusakan di rumah

Felicianus tersebut dibenarkan tidak hanya oleh Ketua FKUB

dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman, tetapi juga

oleh Kapolres Kabupaten Sleman serta para tokoh masyarakat

setempat. Itulah sebabnya maka pihak Polres Kabupaten

Sleman menyikapi peristiwa kerusuhan yang terjadi di rumah

Felicianus pada tanggal 29 Mei 201,4 yanS lalu adalah

merupakan tindakan kriminalitas murni, sehingga

penanganannya dilakukan melalui pendekatan hukum'

Artinya, Polres Sleman dalam menangani kasus kerusuhan

tersebut akan menemPuh jalur hukum, pihak-pihak yang

terbukti salah akan diproses secara hukum (Amin'

wawancara,s-5-201'4).Pernyataansenadadisampaikanpulaoleh Gubemur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yutg

mengatakan bahwa perkara berbeda agama itu merupakan

hak setiap oran& apabila kemudian terjadi perusakan maka

menjadi tugas aparat penegak hukum untuk menindak sesuai

aturanhukum yang berlaku (httP:l tberltaiog;a.co.idl2a1'41061

Sementara itu, adanya kelompok pengajian

"taushiyah" di Tanjungsari yung keberadaannya kurang

disukai oleh kebanyakan umat Islam setempat lantaran

cenderung mengajarkan ajaran keagamaan beraliran keras'

dapatmmjadipemicuterjadinyaperistiwakerusuhansosialtersebut. Sementara itu, suhu politik pada saat iti y*8dirasakan kian memanas -sehubungan akan adanya Pilpres

pada 9 Juli mendatang- dimungkinkandapat menjadi faktor

p"*"r."put timbulnya peristiwa kerusuhan tersebut'

Klsas- R4J,/s Afrlwt ltuhungan Afltaf 'l) m&t $eragdma [i IntonesiL | 147

Page 91: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pelaku Kerusuhan

Kerusuhan pemberhentian Doa Rosariodilakukan olehsekelompok oran& pada mulanya sebanyak 8 orangkemudian bertambah menjadi sekitar L5 orang. Mereka padaumurnnya bukan tetangga dekat Felicianus atau penghuniPerumahan STIE-YKPN tetapi penduduk dari luarPerumahan STIE-YKPN. Ciri-ciri pakaian mereka pada waktumelakukan kerusuhan, antara lain: memakai jubah putih dancelana cingkrang (di atas matakaki). Sebagian dari merekamemakai fufup muka (]amin dan Sugianto, wawancara,6-6-2014)

Korban Akibat Kerusuhan

' Peristiwa kerusuhan sosial di atas, tidak menimbulkankorban jiwa hanya berupa korban fisik dan adanya kerusakanmateri, yaifu:

1. Felicianus terluka di kepala bagian belakang dan sengkelatbahu patah akibat pukulan;

2. Nur Wahid terluka di bagian kepala terkena lemparan bahr,berikut seorang anaknya luka ringan;

3. Yohanes, anggota Reserse terluka dibagian tangan;

4. Beberapa orang anggota jemaatluka ringan terkenapukulan;

5. Kaca jendela di bagian depan rumah pecah;

6. Beberapa pot bunga pecah.

7. Sebuah kamera milik Michael Aryawan wartawan KompasTV dirampas oleh anggota perusuh.

148 I Xgt*-/re""t flRguathfuhmgan Antar ,Umat @eragama di In[onesia

rumah-press-trauma/Intoleransi).

wawancara, 6-6-2014) ; httP://beritaiogj a'

Penanganan Pemerintah Setempat dan Lembaga Terkait

PihakPolresKabupatenSlemanmenyikapiperistiwakerusuhan yang melibatkan unsur kelompok keagamaan

tersebut adalah sebagai tindak kriminal mumi. Tidak ada

unsur-unsur yang bernuansa politik' Pendapat senada

disampaikan pula oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten

Sleman dan Ketua FKUB Kabupaten S1eman (Luthfi Hm''

wawalcara 4-6-20't4; Amin dan Suwatno, 5-6-2014)' Oleh

karena ifu maka penanganan atas kasus kerusuhan sosial yang

.melibatkan kelompok agama yang berbeda tersebut menjadi

kewenangan aparat keamanan dan Penanganannya akan

diproses melalui jalur hukum (Amln, wawancara, 5-6-20L4)'

Adapun beberapa uPaya Penanganan yang dilakukan

oleh pemerintah setempat dan lembaga terkait sehubungan

adanya peristiwa kerusuhan sosial di atas, antara lain:

L. Pada hari Minggu, L Juni 201'4, iam 16'00 s/d L9'30 WIB'

Bupati Sleman di kediamannya mengadakan pertemuan

intemal antara Muspida Tk.II Sleman dengan FKUB

Kabupaten Sleman, membahas langkah-langkah

penyelesaian kerusuhan tersebut'

Pertemuan itu dihadiri Bupati S1eman Sri Pumomo'

WakapoldaDryDirIntelkamPoldaDrY,KapolresSlemarLDandim 0732 Slemary semua unsur Pengurus FKUB

Kabupaten Sleman, dan Sekretaris MLII Sleman'

Xgsus-fusus nfuuat lfiihungan Antar 'Umat <Berdgama [i InlonesA | rug

Page 92: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

2.

Dalam pertemuan tersebut dibahas antara lain upayapencegahan agar konflik dan permasalahtm yang terjadi didi Slemanle dapat diselesaikan dan tidak melebar sertatidak ditunggang oleh orang yang berkepentingan sebabsarat dengan SARA dan dapat diredam baik di mediamaupun masyarakat.

Pada tanggal 2 Iuni 201.4, FKUB Kabupaten Slemanmengeluarkan pemyataan berupa press releasesehubungandengan terjadinya dua kasus/peristiwa di KabupatenS1eman pada tanggal 28 Mei dan 1 luni 201,4. Press release

yang ditandatangani oleh Ketua FKLIB Kabupaten SlemanH. Suwarso dan Sekretaris Ignas Suryadi Sw. terkait kasusTanjungsari berbunyi berikut:

a. FKUB mendukung proses hukum yang tegas dan tuntasyang dilakukan oleh aparatkeamanan (Polri).

b. FKUB akan berusaha datang mendekati para korbandan pelaku.

c. FKUB merekomendasikan kepada kelompok-kelompokkeagamaan unfuk meredam suasana (melakukan coolingdoutn), dan melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas keagamaannya.

d. FKUB memandang perlu adanya program rehabilitasisosial pasca kejadian tersebut.

Pada tanggal 4 ]uni 2014,Bupati Sleman mengadakan rapatintemal, menyikapi tuntutan dari jemaat gereja di Slemanyang menghendaki adanya perlakuan adil terhadap semua

leDalam pertemuan tersebut dibahas dua kasus kerusuhan yang terjadi di KabupatenSleman, yaitu kasus di Tanjungsari Kecamatan Ngagtik dan pangukan.

150 I Xg"*-tg*fl.fuuatlfu6unganAntar,Unnt cBeragama [i Intonesia

(Yamin dan Budi, wawancara, 6-6-201'4); http://beritaiogia.

co.id/20 1405/3 1 /disetrum-stun- gun-korban-Perusakan-

rumah-press-trauma/Intoleransi).

Penanganan Pemerintah Setempat dan Lembaga Terkait

Pihak Polres Kabupaten Sleman menyikapi peristiwa

kerusuhan yang melibatkan unsur kelompok keagamaan

tersebut adalah sebagai tindak kriminal mumi. Tidak ada

unsur-unsur yang bernuansa politik. Pendapat senada

disampaikan pula oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten

Sleman dan Ketua FKUB Kabupaten Sleman (Luthfi Hm.,

wawancara 4-6-201.4; Amin dan Suwarno, 5-6-2014). Oleh

karena ifu maka penanganan atas kasus kerusuhan sosial yang

melibatkan kelompok agama yang berbeda tersebut menjadi

kewenangan aparat keamanan dan Penanganannya akan

diproses melalui jalur hukum (Amin, wawancara/ 5-6-201'4).

Adapun beberapa uPaya Penanganan yang dilakukan

oleh pemerintah setempat dan lembaga terkait sehubungan

adanya peristiwa kerusuhan sosial di atas, antara lain:

1". Pada hari Minggu, 1 ]uni 20'1,4, iam 16.00 s/d 19.30 WIB,

Bupati Sleman di kediamannya mengadakan pertemuan

intemal antara Muspida Tk.II S1eman dengan FKUB

Kabupaten Sleman, membahas langkah-langkah

penyelesaian kerusuhan tersebut.

Pertemuan itu dihadiri Bupati Sleman Sri Pumomo,

Wakapolda DIY Dir Intelkam Polda DIY, Kapolres Sleman,

Dandim 0732 Sleman, semua unsur Pengurus FKLIB

Kabupaten Sleman, dan Sekretaris MUI Sleman.

Ktsas-Rgsus Afuuat tfuimryan Antar 'Untt rBeragama [i In'[onzsa I Ag

Page 93: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Dalam pertemuan tersebut dibahas antara lain upayapencegahan agar konflik dan permasalahan yang terjadi didi Slemanle dapat diselesaikan dan tidak melebar sertatidak ditunggan$ oleh orang yang berkepentingan sebabsarat dengan SARA dan dapat diredam baik di mediamaupun masyarakat.

Pada tanggal 2 ]uni 20'1.4, FKUB Kabupaten Slemanmengeluarkan pemyataan berupa press releasesehubungandengan terjadinya dua kasus/peristiwa di KabupatenSleman pada tanggal 28 Mei dan L luni 201,4. Press release

yang ditandatangani oleh Ketua FKUB Kabupaten SlemanH. Suwarso dan Sekretaris Ignas Suryadi Sw. terkait kasusTanjungsari berbunyi berikut:

a. FKUB mendukung proses hukum yang tegas dan tuntasyang dilakukan oleh aparatkeamanan (Polri).

b. FKUB akan berusaha datang mendekati para korbandan pelaku.

c. FKUB merekomendasikan kepada kelompok-kelompokkeagamaan untuk meredam suasana (melakukan coolingdoutn), dan melakukan pembinaan terhadap ormas-ormas keagamaannya.

d. FKUB memandang perlu adanya program rehabilitasisosial pasca kejadian tersebut.

Pada tanggal 4 ]uni 2014,Bupati Sleman mengadakan rapatintemal, menyikapi tuntutan dari jemaat gereia di Slemanyang menghendaki adanya perlakuan adil terhadap semua

leDalam pertemuan tersebut dibahas dua kasus kerusuhan yang terjadi di KabupatenSleman, yaitu kasus di Tanjungsari Kecamatan NgagLik dan pangukan.

150 I Xg"*-tg* flfuuatlfu5ungdn,4ntar,t)nat cBerdromlt [i tnloncsia

umat beragama, termasuk menyikapi uPaya penangkalan

kemungkinan terjadinya kasus-kasus susulan berupa

rencana Penyerangan atau penghancuran terhadap gereja

di Sleman yang tidak ada izin, izinnya tidak lengkap atau

izitnyatidak sesuai dengan peruntukan' Dalam pertemu4n

tersebut Bupati minta agar Kepala Kankemenag Kabupaten

Sleman mengadakan pertemuan dengan para tokoh agama

padatanggal5}uni2}1'A.Betdasarkaninformasidariintelakan ada kasus susulan berupa perusakan terhadap gereja-

gereja lainnya yang tak ada izin' Hadir dalam pertemuan

iersebut antara lain: Bupati Sleman, Kepala Kesbanglinmas,

Asek I, Kepala Kankemenag, Kabag Hukum, Kabag Tata

Pemerintahan, Kabag Kesra, Humas Pemda, Intel Kodim'

Intel Polres dan Camat sleman (Luthfi, wawarrcara,4-6'

, 20L4).

4. Pada tanggal 5-6-2014, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten

Sleman mengadakan rapat koordinasi bertempat di

GedungKipasSlemansebagaitindaklanjutdaripertemuanyang dladakan oleh Bupati Sleman' Rapat yang- dihadiri

oleh unsur-unsur antara lain: para pimpinan majelis agama

Kabupaten Sleman, Kapolres Sleman, Dandim Sleman'

FKUB Kabupaten Slemaru pimpinan NU dan

Muhammadiyah Kabupaten Sleman tersebut'

menghasilkan kesepakatan berikut:

a. Kasus kerusuhan di Tanjungsari Kecamatan Ngaglik'

merupakan tindakan kriminal yang Penanganannya

secara hukum dipercayakan kepada penegak hukum

dan harus dipercayai. Putusan hakim memang relatif'

tetaPi harus diPercaYa.

Kisus-kgfls Afuuatt{ubungan nntur'Unat cBeragama [i Inlon"sA I tSt

Page 94: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

b. Penegakan hukun dilakukan secara cepaf sederhan4murah dan hendaknya dapat menjadi pengayommasyarakat.

c. Melokalisasi masalahpenanganan kasus Ngaglik danPangukan berbeda dengan 15 kecamatan lain yang adadi Slernan. Intensitas, konten dan frekuensinya berbeda.Penanganan untuk dua kecamatan ini perlu ditanganioleh Camat, Pemda, Kesbanglinmas, Kankemenag danKepolisian secara sinergis.

d. Dalam pembinaannya, MUI agar ikut terjun langsung.Untuk actionplan, diparrdu oleh Kantor Kemenag.

e. Action plan untuk 15 kecamatan, lebih diupayakanbersifat preventif.

. f. Pada pasca kejadian ini, perlu dilakukan upaya darirehabilitasi fisik menjadi rehabilitasi sosial terutamabagi daerah yang belum dilakukan.

g. Perlu ada alokasi dana untuk kegiatan-kegiatantersebut.

h. Pada pasca kejadian ini, perlu diciptakan masyarakatyang rukun, salam, aman dan damai.

5. Hingga saat studi kasus ini berakhir, pihak KepolisianSleman telah melakukan penangkapan kepada salahseorang bemama (Ch) ytrtg dianggap sebagaiprovokator kasus kerusuhan sosial di Tanjungsari,Kecamatan Ngaglik.

6. Sejak terjadi kasus kerusuhan di atas, pihak PolresSleman bekerjasama dengan Polsek Ngaglik melakukanpengamanan/penjagaan di lokasi kejadian, khususnya dirumah Felicianus, hingga kondisi keamanan setempatdianggap kondusif oleh pihak keamanan.

L52 I Xa*-(g*t flfiputtfuilunganAntar'()mat @eragama [i In[onesia

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan PaParan di atas, dapat disimpulkan

beberapa hal berikut:

1. Faktor penyebab timbulnya kasus kerusuhan sosial di

Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman pada tanggal 29

Mei 201,4 adalah penyelenggaraan kegiatan Doa Rosario

dan koor nyanyian keagamaan yang dilakukan oleh

sekelompok umat Katolik secara menetap yang

direncanakan selama sebulan di rumah seorang warga.

Kegiatan keagamaan diselenggarakan tanpa izin pihak

. berwajib tersebut menimbulkan keresahan Para tetangga

sekitar yang beragama Islam.

2. Kronologi timbuLrya peristiwa kerusuhan, diawali adanya

laporan dan permintaan kepada Ketua RT.012/RW.05 Desa

Sukoharjo oleh dua orang agar Ketua RT menghentikan

kegiatan keagamaan tersebut karena diadakan di rumah

warga secara menetap selama safu bulan, tidak memiliki

izin dan meresahkan tetangga sekitar. Belum sempat Ketua

RT menyampaikan permintaan dua warga yang mengadu

tersebut, pada malam harinya, Kamis malam tanggal 29

Mei 2014 tiba-tiba datang sejumlah orang yang tak dikenal,

mereka membubarkan kegiatan keagamaan tersebut

dengan kekerasan. Pada saat kerusuhan berlangsung

aparat kepolisian datang mengamankan situasi dan

melakukan pemasangan garis polisi di lokasi kejadian.

3. Pelaku kerusuhan adalah sekelompok orang berjumlah

sekitar L5 orang, bukan tetangga dekat Felicianus atau

Kgsus-Ldslts Afuuat tfirhffigan lntar 'Umat cBeragama [i In[onetA I SZ

Page 95: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

5.

penduduk Pedukuhan Tanjungsari. Ciri-ciri pakaian

mereka pada saat melakukan kerusuhan antara lain:

berjubah putih dan celana cingkrang. Sebagian mereka

pakai tutup muka saat melakukan aksi kerusuhan.

Korban akibat peristiwa kerusuhan di atas antara lainberupa korban fisik beberapa anggota jemaat terluka, kaca

jendela dan beberapa pot bunga pecah.

Kepolisian, pejabat Kantor Kemenag dan Ketua FKUB

Kabupaten Sleman menilai kerusuhan tersebut sebagai

tindak kriminal mumi.Pemerintah setempat bersama

lembaga terkait telah melakukan Penanganan dan upaya-

upaya antisipatif, mengadakan pertemuan dengan instansi

terkait, mengeluarkan press release, rapat koordinasi,

penangkapan terhadap oknum yang diduga sebagai

provokator dan pengamanan di sekitar lokasi kejadian.'

Rekomendasi

1. Untuk meningkatkan ketertiban di kalangan umatberagama, diharapkan Pihak pemerintah setempat dalam

hal ini Kantor Kemenag Kabupaten Sleman bersama

instansi terkait menerbitkan regulasi khususnya terkaitpelaksanaan kegiatan keagamaan yang diselenggarakan

secara menetap atau dalam jangka waktu lama di rumah-

rumah penduduk, sekaligus sosialisasinya kepada umatberagama.

2. Diharapkan pihak Kantor Kemenag Kabupaten Sleman

bersinergi dengan para tokoh agama untuk lebih

mengoptimalkan upaya peningkatan toleransi beragama

kepada umat beragama serta memberikan pemahaman

sepintas tentang ajaran agama lain dengan meningkatkan

t54 I X$*-ng"* AfrfuaIr{uiungan Antar 'I)mat Seragama fr In[onesia

peran para penyuluh agama yang ada. Hd inidimaksudkan agar tidak terjadi pemahaman yang keliruterhadap ajaran agama lain.

Daftar Bacaan

Berita I o gla, 31 -05 -201. 4.

Edi, Cahyo Pumomo, Berita Jogla,02-06-201.4.

Kresna, Bsrita I o gj a, 30-05-201.4.

Koran Sindo, 3-6-201.4.

Swadesta AW., Berit a !ogSa,31-05-2014.

Tempo, CO., Yogyakarta 1'-6-201'4.

lnternet:

http: iiberitaj ogj a. co.id/201"405/3 l. /disetrum-stun- gun-korban-

perusakan-rumah-press=trauma/hrtoleransi).

http : //beritaiogj a.co.id/20L4/06/02&omentar.sultan-hb-x-soal-intoleransi-di-jo gj a/Intoleransi.

https://us-mg6.mail.yahoo. com/neo/laundr?'rand=c2meoMrlcqdv#60 ... 6 l2l20la;

http:m.bisnis.com/quick-ne w s I rcad 120140530 17 8 I 2315621 lr:ri-

kronologis-aksi-intoleran-di Yogyakart a, 30-5'2014.

Ktsus-Egfls Afrluaf lfuiuflgan Antar 'Umil aerdgama fr tntonesA I I55

Page 96: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Daftar Informan:

M.Luthfi, Hm., Kepala Kankemenag Kabupaten Sleman.

Ihsan Amrn, Kapolres Kabupaten Sleman.

Yamirg Kepala Dukuh Tanjungsari.

Budi, Polsek Ngaglik.

Iamrn, Kelapa Dukuh Tanjungsari.

Edi Sugianto, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Ngaglik.

Bambang Yuda/Kodim Kabupaten Sleman.

Marsudi, Tetangga Yulius Felicianus.

Kumiawan, Tokoh Pemuda Ngaglik.

Hadi S., Kepala Desa Sukoharjo.

Agus Tri., Sekretaris Desa Sukoharjo.

Ihsan Amin, Kapolres Sleman.

H.Suwamoffetua FKUB Kabupaten Sleman.

Ihsan Amin, Kapolres Sleman. .,

156 I Xg*"-Rgt* Afrtuaf lfuhungan Antdr'Unat rBerdgana [i In[onesia

i

ar

l

i

l

i

-I

a

?1

I

L

li

!

\

*

KASUS PERUSAKAN SEGEL GPDI EL SHADDAIPANGUKAN SLEMAN

YOGYAKARTA

PENULISACHMAD ROSIDI

a

Kgsus-frgsu$ ,Aftgwt !{u6mgan Antar 'Umat $erayana dl tnloncsia | 157

Page 97: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing umat merupakan hak asasi setiap individu. MisiNegara Kesatuan Republik hrdonesia (NKRI) untukmembangun bangsa Indonesia diantaranya memberikankepastian hukum bahwa Indonesia adalah negara berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. Pembangunan di sektor tersebut

tidak boleh dipandang sebelah mata, mengingat semangat

perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan

dimotivasi oleh semangat beragama.

. Pembangunan bidang rohani diupayakan untukmemenuhi hak dasar rakyat sesuai dengan ketetapan

konstitusi. Diantaranya diterbitkan Prepres No 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPIMN) Tahun 2010-201.4. Hak dasar rakyat Indonesia

dalam regulasi tersebut adalah hak setiap warga negara untukmemeluk suafu agama dan beribadat menurut agamanya.

Negara dan pemerintah berkewajiban memberikan jaminan

dan perlindungan kepada setiap warga negara untukmemeluk suafu agama dan beribadat menurut agamanya,

serta berkewajiban memberikan pelayanan.

Implementasi atas ajaran keagamaan di Indonesia yangplural berdampak pada varian tradisi. Hal tersebut, ditengarai

sebagai konsekuensi logis kebebasan beragama bugr

masyarakat Indonesia yang heterogen. Dilihat dari satu sisi,

keragaman aktualisasi ajaran agama dari berbagai agama

dalam kehidupan keagamaan masyarakat tersebut merupakan

ekspresi kebebasan beragama, namun di sisi lain kebebasan

158 I Xgt*:(g*"Afrtuatlfufiuryanfl.ntar'L)matcBeragama [i In[onesia

dalam mengekspresikan kebebasan beragama seringkali

menimbulkan keresahan dalam masyarakat dan bahkan tidakjarang mengakibatkan timbulnya konflik antarumat beragama

yang pada gilirannya dapat mengganggu kerukunan umatberagama.

Untuk itu perlu uPaya konkrit guna mengantisipasi

tindakan-tindakan yang dapat memicu timbulnya konflikyang disertai kekerasan di kalangan umat beragama. Konflikantarumat beragama atau antaretds rawan menjadi pemicu

kerusuhan sosial. Pemerintah sebagai regulator turut andilsebagai pemegang otoritas untuk memberikan perlindunganbaik dari sisi yuridis maupun keamanan.

Kasus yang muncul pada tahun 20'l'4 di akhirkekuasaan Kabinet Indonesia Bersatu Iilid II adalah kasus

antarumat beragama yang disebabkan oleh komunikasi yang

terputus (miss communication), budaya primordial dan

pelanggaran hukum. Padahal semua agama mengajarkan

kebaikan dan kedamaian, tetapi ia sering "tercemari" oleh

persoalan lainnya seperti masalah politik dan ketidakadilan.

Provinsi Daerahlstimewa Yogyakarta @f$ yang

menaungi wilayah Kabupaten Sleman-dilenal dengan ikonkerukunan sebagai The City of Tolerance. Yogyakarta menjadi

daerah destinasi wisata bagi turis manca negara mauPun

domestik yang relatif kondusif disebabkan oleh kondisi

masyarakabrya yang dikenal ramah meski beragam.Namun

belakangan ini, di DIY telah timbul konflik bemuansa agama

di beberapa daerah. Kasus-kasus konflik tersebut seakan

mengindikasikan bahwa mulai ada persoalan intoleransi dikalangan umatberagama di DtY.

Ktsus- Ldsus nfuuat lfu 6mgan Antar'Umat Eeragama fr I nlon go I fg

Page 98: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Sebagaimana diberitakan Berita !og)a, bahwa dalam

realitas kekinian masalah intoleransi di Yogyakarta makinmassif. Ada kasus Yayasan Rausyan Fikr yang sempat dipaksa

tutup oleh sejumlah orang karena dianggap terafiliasi ke

Syiah, yang kemudian dilanjutkan dengan Pemasangan poster

dan spanduk bertuliskan pengkafiran dan pengharaman

penganut Syiah. Ada pula kasus penolakan Perayaansalahsatu hari besar umat Nasrani di Gunungkidul,dan kasus

perusakan sebuah rumah di Ngaglik Kabupaten Sleman pada

saat dilaksanakan Doa Rosario di rumah tersebut (Berita logla,31-05-2014). Dalam kurun waktu kurang dari seminggu,

terjadi dua kasus kekerasan dan perusakan di daerah Sleman.

Kamis, 29 Mei 2014 rumah Yulius Felicianus yang digunakan

sebagai tempat Doa Rosario secara menetap selama safu bulandirusak massa. Tiga hari kemudian, tanggal 1 juni 2014 terjadi

kasus melawan hukum, sebuah bangunan di Pangukan

Sleman yang difungsikan untuk rumah ibadat yang sudah

disegel oleh pemerintah setempa! dirusak segelnya oleh

sekelompok orang, sehingga memancing emosi masyarakat

sekitar dan akibatnya bangunan tersebut dirusak massa (Edi,

02-06-201.4).

Berita lain menyebutkan, bahwa Yogyakarta The City

Of Violence. Predikat Yogyakarta sebagai kota yang toleran

terhadap semua kegiatan warganya, baik pendatang maupun

warga asli kembali tercoreng. Kamis 29-05-2014 malam,

kekerasan terhadap warga yang tengah melakukan kegiatan

ibadat menipiskan garis toleransi yang ada di Yogyakarta(Swadesta AW., 31,-05-201,4). Ketua Pemuda KatolikYogyakarta Ign. G.Tr. H. mengatakan bahwa aksi perusakan

tersebut melukai nilai-nilai keberagamaan dan -toleransi yangqqlama ini dijunjung tinggi di Yogyakarta (Kresna,30-05-2014).

160 I Xg*-ngt""fif;lutlfu5ungannntar'Onat&eragama [i In[onesia

Sehubungan dengan adanya kasus aktual terkaitdengan tindakan melawan hukum perusakan segel rumahtinggal yang digunakan sebagai tempatibadat di PangukanKabupaten Sleman perlu segera dilakukan penelitian secara

khusus. Dengan dilakukan penelitian lapangan secara lebihawal oleh Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbangdan Diklat Kementerian Agam4 maka dapat diperolehinformasi secepabrya terkait kasus tindakan melawan hokumtersebuf sebagai informasi awal bagi pimpinan KementerianAgam4 sekaligus menjadi bahan perumusan kebijakan untukpenanganan kasus keagamaan terkait. Dengan demikian,informasi yang diperoleh peneliti untuk sampaikan kepadapimpinan Kementerian Agama benar-benar berdasarkan faktamaupun data yang ada di lokasi terjadinya kasus, tidak hanyasekedar informasi maupun berita dari surat kabar, intemetatau berita lain yang tingkat akurasi kebenarannya masihdipertanyakan.

Rumusan Masalah

Fokus kajian ini mengacu pada permasalahanberikut:

1". Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinyatindakan pengrusakan segel dan dampaknya, sehinggamenimbulkan kerusuhan sosial bemuansa agama diPangukan Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana kronologi tindakan pengrusakan segel sehinggatimbul peristiwa kerusuhan tersebut ?

3. Siapa saja aktor/pelaku tindakan pengrusakan segel dankerusuhan tersebut berikut identitasnya ?

4. Apa saja korban yang ditimbulkan dengan adanyatindakan pengrusakan segel dan kerusuhan sosial tersebut?

Kasus1{;esus Afuuatl{u1uaganAntar'Umat @era7dma [l tnlancsA I 16l

Page 99: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

5. Apa saja langkah-langkah yang diambil oleh aparat

masyarakat sebagai Penanganan kasus tindakankerusuhan tersebut?

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap:

1. Faktor-faktor penyebab kasus pengrusakan segel dan

kerusuhan sosial bemuansa agama di Pangukan

Kabupaten Sleman.

2. Kronologi munculnya kasus pengrusakan segel dan

kerusuhan tersebut.

3. Pelaku pengrusakan segel dan kerusuhan tersebut.

4. Dampak yang ditimbulkan sehubungan adanya

peristiwa pengrusakan segel dan kerusuhan sosial

tersebut.

5. Langkah-langkah yang dipandang strategis telah

dilakukan oleh tokoh-tokoh agam& tokoh masyarakat

dan aparat pemerintah.

Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif(qualitatiae approach) dengan tahapan sebagai berikut Pertama,

penentuan fokus masalah dengan mengakses berita dari

media massa cetak dan elektronik yang mengetengahkan

kasus di Pangukan S1eman. Fokus masalah yang berkaitan

dengan umat beragama di Kabupaten Sleman terjadi

menjelang dilaksanakan pemilihan presiden (pilpres)

didasarkan pada pertimbangan bahwa masalah yang ditelaah

diprediksikan mempunyai dampak secara luas bila tidak

162 I fut*.(g*",4iguat9fu6aqan nntar'Umat Aeragama & In[orusia

dandan

ditangani segera. Kedua, pengayaan informasi terhadap fokus

masalah yang ditelaah melalui eksplorasi dokumen dan

literatur; Iktiga, melakukan observasi langsung ke lapangan(field research). Peneliti melakukan pengamatan di Desa

Pangukan dan Gereja Pantekosta di hrdonesia (GPDD El

Shaddai. Dari lokasi diperoleh informasi terkait dari pihak-pihak yang dinilai dapat menjelaskan masalah secara

komprehensif, seperti: para pelaku, korban, kepolisian,

kejaksaan, ulama, pemerintah daerah, anggota masyarakat

sekitar tempat kejadian perkara (TKP) dan mereka ytrtgdiduga sebagai pemicu konflik; dan Keempaf, melakukan

analisis data baik data tertulis (dokumeo berita di surat

kabar, dan majalah) maupun rekaman hasil wawancara(recording) dengan memegang prinsip triangulasi secara

konsisten. [Mantra 20M; Bungrn (ed.) 2006].

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini perlu dilakukan mengingat kasus relasi

antarumat beragama yang mencuat, terjadi di daerah yang

nyaris tidak pernah mempersoalkan perbedaan. Kabupaten

Sleman yzlng merupakan bagian dari Provinsi DIY dikenal

sebagai daerah yang toleran dan keramahan penduduknya.Beragam ebris yang mendiami Kabupaten Sleman dan agama

yang dianut oleh masyarakatnya sejak lama dapat terjalindengan baik. Selain itu, hasil studi ini adalah sebuah

rekomendasi yang dapat dijadikan sebagai referensi bahan

kebijakan dan informasi kepada pemangku kebijakan. |ugabagi kalangan akademis sebagai referensi dan diharapkandapat dilakukan penyempumaan pada penelitian lanjutan

secara lebih mendalam.

Klsus-Rgslts ARtuat ltubuWan flntm 'Umat $eragana [i lflioflesit I 163

Page 100: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

HASIL KAIIAN

Lokasi kejadian adalah tempat ibadat Gereja

Pantekosta di Indonesia (GPDI) EI Shaddai yang telah disegel

oleh Satpol-PP Pemerintah Kabupaten Sleman. Penyegelan

bangunan rumah ibadat itu dikeluarkan oleh Bupati Sleman

atas perizinan yang telah diajukan oleh pemilik tanah dan

bangunan Pdt. Nico Lomboan (47).lzinMendirikan Bangunan

(IMB) atas bangunan tersebut beralamat di I1. KRTPringgodiningrat No 4L Pangukan RT 03/10 Desa TridadiKecamatan Sleman Kabupaten Sleman, berdiri di atas tanah

seluas 847 m2. Pdt. Lomboan pemah mengajukan perizinanpenggunaan tanah (IPT) dan IMB tempat ibadat (gereia).'o

'Akan tetapi permohonannya ditolak oleh Bupati Sleman, Sri

Purnomo karena persyaratannya tidak lengkap, hinggamunculnya kejadian yang bersangkutan belum memenuhi

persyaratan tersebut. Persyaratan dimaksud terkait jumlah

umat yang akan menggunakan tempat ibadat tersebut

(minimal 90 orang).Umat yang menandatangani sebagai

pengikut hanya 9 orang. Masyarakat lingkungan yang

mendukung disyaratkan sebanyak 60 orang iuga tidakterpenuhi. Dengan demikian, lingkungan tidak memberikandukungan atas pendirian rumah ibadat tersebut. Penolakan

Bupati atas permohonan Lomboan tertuang dalam suratdengan No. 503.2/03 tertanggalT Marct2012.21

20 Disampaikan oleh Kasatpol-PP Kabupaten Sleman )oko Supriyanto dalam

pertemuan dengan unsur Muspid4 Muspik4 FKUB, Kepala Kemenag, dan

perwakilan ormas-ornas di Gedung Kipas Sleman Kamis,5 Juni 2014.

21 Sebuah sumber mengatakan Pdt. Lomboan pemah mengeluarkan

pemyataan bahwa ia sudah mengumpulkan tanda tangan sebanyak 200-an warga

164 I Xpt*-L^* r4.fi1uat ltubungan,4ntar'Umat cBeragama [i In[onesia

Kronologi Keiadian

Kronologi tindakan massa atas bangunan Gereja El Shaddai

bermula pada pagi hari tanggal L |uni 2074, masyarakat lingkungantempat tinggal Lomboan dan Gereja El Shaddai melakukan kerja

bakti membersihkan lingkungan mereka termasuk lingkunganmakam yang berada di belakang rumah dan bangunan gereja Pdt.

Lomboan (Suud, wawancara, 4 Juni 20L4!,.

Sekitar pukul 08.00 WIB sebanyak kurang lebih 50-an

orang laki-laki dan L5 orang berasal dari Indonesia Timur(Ambon dan Papua) secara bersama-sama memasukipekarangan dan rumah Lomboan. Diantara mereka membukasegel dan kemudian melakukan ibadat sebagaimana umatKristen yang melaksanakan kebaktian di gereja mereka.z

. Tidak berselang lama, sekitar pukul 08.15 WIB wargamendatangi rumah tersebut dan secara persuasif

menyampaikan keberatan dengan dibukanya segel secara

sepihak itu. Apalagi dilanjutkan dengan peribadatan,

sehingga warga menilai perbuatan tersebut benar-benar

melanggar hukum. Meski demikian, pelaksanaan kebaktian ditempat ibadat itu tetap berlangsung dan warga lingkunganmasih menahan diri dan berjaga-jaga di sekeliling pagar.

Pada pukul 09.00 WIB, Kapolres Sleman AKBP Ihsan

Amin bersama petugas dari Sabhara dan Brimob tiba di lokasikejadian. Kapolres menemui Pdt. Lomboan dan terjadi

Pangukan untuk pendirian gereja. Namun, warga menolak dan mengklaim hal

tersebut adalah rekayasa Pdt. Lomboan.z;umlah peserta yang melakukan ibadat menurut versi warga lingkungan

sebanyak 15 orang, termasuk peserta usia anak-anak. Memang terdapat beberapa

orang yang diperkirakan keseluruhan mencapai 50-an orang. Namun, mereka berada

di luar bangunan rumah tersebut seakan-akan menjaga kondisi itu dengan raut wajah

yang kurang bersahabat.

Kgsus-Lasus Afr1uat1{u6ungan Antar 'Umat $eragama [l tnlonesA I 165

Page 101: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

dan

bang

rrna

n ge

reja

J

ters

ebut

. Dar

i ha

sil

nego

sias

i yan

g di

laku

kan

oleh

Kap

olre

sde

ngan

pi!:

k-pi

hak

yung

ter

kait

pada

per

istiw

a te

rseb

ut,

pada

puk

ul 1

1.08

sld

11.

.40

WIB

dila

kuka

n di

alog

di M

ajel

isT

aklim

Al-H

uda

pim

pina

n U

st M

usya

ffa' y

ang

mer

upak

anpu

tra

dari

Ust

. T

urm

udzi

di R

T 0

3/10

Dus

un P

angu

kan,

kira

-ki

ra 2

00 m

eter

dar

i ru

mah

Lom

boan

.

Per

tem

uan

itu d

iikut

i ol

eh K

apol

res

Sle

man

AK

BP

Ihsa

n A

min

, U

st T

urm

udzi

, M

uspi

ka K

ecam

atan

Sle

man

,

Kep

ala

Sat

pol-P

P K

abup

aten

Sle

man

, K

etua

RT

0e

Ket

ua R

W10

dan

per

wak

ilan

Fro

n Ji

hat

Isla

m (

FII)

Sle

man

. P

ada

pert

emua

n itu

, w

arga

yan

g di

wak

ili o

leh

ketu

a R

T d

an R

W

men

yam

paik

an b

ahw

a w

arga

men

untu

t ag

ar r

umah

yan

g

dija

dika

n te

mpa

t ib

adat

ole

h P

dt.

Lom

boan

suP

aya

diro

bohk

an d

enga

n as

umsi

jika

dib

iark

an a

kan

mem

uncu

lkan

pers

oala

n se

rupa

yan

g be

rkel

anju

tan.

Pad

a ke

sem

pata

n itu

pu1a

, w

arga

mem

berik

an t

engg

at w

aktu

dal

am s

atu

bula

nke

pada

Pdt

. Lo

mbo

an u

ntuk

mer

oboh

kan

rum

ah ib

adat

ters

ebut

. |ik

a da

lam

wak

tu t

erse

but

tidak

jug

a di

robo

hkan

,m

aka

war

ga s

ecar

a be

rsam

a-sa

ma

akan

mer

oboh

kan.

War

gaju

ga m

enun

tut

agar

apa

rat

men

ghuk

um o

rang

yan

g de

ngan

seng

aja

mem

buka

seg

el t

empa

t ib

adat

itu.

Kap

olre

s S

lem

an

AK

BP

Ihs

an A

min

mem

inta

sup

aya

sem

ua w

arga

tan

pate

rkec

uali

untu

k m

enah

an d

iri,

jang

an s

ampa

i te

rjadi

aks

i

keke

rasa

n.

166

I X

g*"-

t"*t

flfu

uat l

tuia

ngan

nnt

ar 'U

mat

tB

erag

ama

fr In

done

sia

pembicaraan antara keduanya. Anak buah Lomboan masihmelakukan ibadat di dalam rumah itu tanpa mendapatgangguan dari warga sekitar yang berada di luar pagar.

Pada pukul 10.25 WIB, polisi memasang garis (police

line) yang mengelilingi pagar rumah dan bangunan gereja

tersebut.

Dari hasil negosiasi yang dilakukan oleh Kapolresdengan piffi-pihak y*g terkait pada peristiwa tersebut,

pada pukul 11.08 sld 11..40 WIB dilakukan dialog di MajelisTaklim Al-Huda pimpinan Ust Musyaffa' yang merupakanputra dari Ust. Turmudzi di RT 03/10 Dusun Pangukan, kira-kira 200 meter dari rumah Lomboan.

Pertemuan itu diikuti oleh Kapolres Sleman AKBPIhsan Amrn, Ust Turmudzi, Muspika Kecamatan Sleman,

Kepala Satpol-PP Kabupaten Sleman, Ketua RT 0A Ketua RW10 dan perwakilan Fron |ihat Islam (FII) Sleman. Pada

pertemuan itu, warga yang diwakili oleh ketua RT dan RW

menyampaikan bahwa warga menuntut agar rumah yang

dijadikan tempat ibadat oleh Pdt. Lomboan suPaya

dirobohkan dengan asumsi jika dibiarkan akan memunculkanpersoalan serupa yang berkelanjutan. Pada kesempatan itupul4 warga memberikan tenggat waktu dalam satu bulankepada Pdt. Lomboan untuk merobohkan rumah ibadat

tersebut. ]ika dalam waktu tersebut tidak juga dirobohkan,maka warga secara bersama-sama akan merobohkan. Wargajuga menuntut agar aparat menghukum orang yang dengan

sengaja membuka segel tempat ibadat itu. Kapolres Sleman

AKBP Ihsan Amin meminta supaya semua warga tanpaterkecuali untuk menahan diri, jangan sampai terjadi aksi

kekerasan.

I 66 I Xg*"-qc"* Xfrtuaf ltu6un0an Atfiar ')not Eerdgano fr Indonesia

Page 102: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Nampaknya pertemuan tersebut menemui jalan buntudan tidak ditemukan kesepakatan, warga merasa tidakmemperoleh jawaban yang melegakan.

Pada pukul 11.00 WIB, menurut pengakuan warga,terdapat serombongan orang entah dari mana asalnyamelakukan aksi lempar batu ke arah gereia yang sehinggakaca jendela pecah. Mereka bersenjatakan linggis, godam, danbom molotov diantaranya langsung merusak beberapa sisibangunan yang difungsikan sebagai gereia tersebut sepertipintu depan, jendela dan pagar seng di sebelah utara. Selainitu meteran listrik, keyboard dan guitar jug, dirusak.Perusakan bangunan itu terhenti setelah terdengarkumandan g adzan Dzuhur.ts

. Masyarakat membubarkan diri dan berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan shalat Dzuhur.Menurut pengakuan FS (salah satu tokoh muda di Pangukan),pada saat shalat Dzuhur tersebut masyarakat memastikan aksitersebut telah berakhir dan akan kembali ke rumah masing-masing. Namun, begitu shalat Dzuhur usai dilaksanakan,terdengar kabar telah terjadi lagi penyerangan yang dilakukanoleh massa bercadar. Kejadian inilah yahg membuatmasyarakat menjadi tidak mengerti, padahal menurut merekaaparat Kepolisian dan Satpol-PP masih menjaga lokasi secara

ketat. Yang dikhawatirkan terjadi tindakan yangmengatasnamakan kelompok atau jamaah tertentu sebagai

a Pada saat ihr, Ust. Turmudzi secara sepontan juga ikut melakukan

perusakan gereja. Ia mengaku dalam kondisi labil dan tidak terkontrol emosi,

meninggalkan tempat pertemuan dengan Kapolres tersebut. Ia kemudian

menemukan besi bodem dan serta merta menuju gereja tersebut. lnilah yang

dijadikan alasan oleh pihak Polres Sleman memanggil Turmudzi pada tanggal 11 Juni2014 untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

I<Fsus-Rgstls nf;yuat lfu1mgan Afltar 'Umdt $eragarna dl tntonesA I fi1

)

pelaku, dimana hal tersebut belum tentu kebenarannya (FS,

wawancara, 5 Juni zlL4l.2aUntuk itu perlu,pengungkapanmelalui penelitian lebih mendalam untuk mendapatkaninformasi yang lebih komprehensif.

Kronologi Pembangunan GPDI hingga Pengrusakan Segel

Bermula pada tahun 1995, Pendeta Niko Lomboanti.ggd di Sleman, tepatnya di komplek perumahan 9leman

Permai I. Pada waktu itu ia belum memiliki KTP Pangukan.

Lomboan sudah sering melakukan ibadat bersama jemaatnya

di rumahnya di Perumahan Sleman Permai. Meski begftu,

warga lingkungannya tidak pernah mengadu, karena wargamemandang aktivitas terpbut sebagai kegiatan bersama dirumah pribadi yang merupakan hak azasi masing-masing.

Pada tahun 201Q Lomboan membeli sebidang tanah diDusun Pangukan, tepahrya di samping makam warga dusun.Di tempat itu, ia mendirikan bangunan yang dia katakansebagai rumah tinggal. Tetapi secara arsitektur bangunantersebut berbentuk gereja dan akhirnya diklaim sebagai gereja.

Di dalam ruangan salah satti bangunan tersebut, terdapatwhite-board bertuliskan iadwal kebaktian "Gereja Pantekosta El

Shaddai".

Berdasarkan informasi dari Dinas Pekerjaan Umumdan Perumahan (DPUP) dan Dinas Pengendalian Pertanahan

Daerah (DPPD) diketahui bahwa pembangunan bangunanbaru dan perluasan gereia itu, pihak Lomboan belum

urTerdapat beberapa sumber yang mentatakan bahwa ada keanehan-

keanehan berkenaan dengan ciri-ciri para penyerang bercadar tersebut, seperti

kaoo lengan pendekada di antaranya rnengenakan celana levis yang

dilipat tinggi, bahkan ada pula yang bertato.

168 I Xg**Rg"*Afrfuatlfu.6ungdnAntar'Unat Beragana fr tnlonesu

Page 103: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

pelaku, dimana hal tersebut belum tentu kebenarannya (FS,

wawancara, 5 Juni 2ll4l.2aUntuk itu perlu .pengungkapanmelalui penelitian lebih mendalam untuk mendapatkaninformasi yang lebih komprehensif.

Kronologi Pembangunan GPDI hingga Pengrusakan Segel

Bermula pada tahun 1995, Pendeta Niko Lomboantinggal di Sleman, tepatrya di komplek perumahan 9emanPermai I. Pada waktu itu ia belum memiliki KTP Pangukan.

Lomboan sudah sering melakukan ibadat bersama jemaatnya

di rumahnya di Perumahan Sleman Permai. Meski begltu,warga lingkungannya tidak pernah mengadu, karena wargamemandang aktivitas terpbut sebagai kegiatan bersama dirumah pribadi yang merupakan hak azasi masing-masing.

Pada tahun 2010, Lomboan membeli sebidang tanah diDusun Pangukan, tepaturya di samping makam warga dusun.Di tempat itu, ia mendirikan bangunan yang dia katakansebagai rumah ti.ggul. Tetapi secara arsitektur bangunantersebutberbentuk gereia dan akhirnya diklaim sebagai gereja.

Di dalam ruangan salah satu bangunan tersebut, terdapatwhite-board bertuliskan jadwal kebaktian "Gereja Pantekosta ElShaddai".

Berdasarkan informasi dari Dinas Pekerjaan Umumdan Perumahan (DPUP) dan Dinas Pengendalian Pertanahan

Daerah (DPPD) diketahui bahwa pembangunan bangunanbaru dan perluasan gereia itu, pihak Lomboan belum

zaTerdapat beberapa sumber yang mengatakan bahwa ada keanehan-

keanehan berkenaan dengan ciri-ciri para penyerang bercadar tersebut, seperti

menggunakan kaos lengan pendek ada di antaranya rnengenakan celana levis yang

dilipat tinggi, bahkan ada pula yang bertato.

1 68 I Xg*-nq* flf,1uaf gtubungan Antar 'U',nat cBeragama fr Inlorcsia

mengurus ijin mendirikan bangunan (IMB), yang seharusnya

didahului dengan Pengurusan ijin peruntukan tanah (IPT)'

Dalam persyaratan pengurusan IPT harus melalui beberapa

persyaratan diantaranya: L) keterangan kegunaan tanah, 2)

analisis lingkungan, 3) rekomendasi Kemenag dan FKUB

(untuk tempat ibadat) dan beberapa Persyaratan lainnya.

DPUP telah mengirimkan surat peringatan pertama kepada

Lomboan dengan nomor surat 6401378L12010 tanggal 1'4

Desember 2010 yang berisi perintah penghentian

pembangunan dan segera mengurus ijin.

Manurut pihak gereja Pantekosta keberadaan gereja dipangukan sangat dibutuhkan. Karena biaya beribadat di

gedung cukup besar.Setiap penyelenggaraan ibadat mingguan

yang diselenggarakan di Gedung sinduadi Kecamatan Melati

mencapai Rp 1.5 juta. Biaya tersebut diambilkan dari iuran

jemaat dan telah berjalan selama tiga tahun'25

Pada perkembangannya bangunan yang diklaim

sebagai gereja tersebut tetap digunakan kebaktian oleh Pdt.

Lomboan. Dalam setiap pembicaraan dengan siapa pun dan

dalam setiap kesempatan audiensi dengan Pihak pemerintah,

ia selalu mengatakan bahwa kegiatan gerejanya sudah

dilakukan sejak tahun L995. Masyarakat umum dibuat kaget

lantaran Lomboan memasang PaPan nama Gereja Pantekosta

disertai nomor izin pendirian gereja berdasarkan Keputusan

Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama R[ No 30 tahun 1988

(D/h Beslit Pemerintah No 33 Tanggal 4 6 1937 Stb1.368.ket.

Departemen Agama RI No ENlll156l926l73).

2s Disampaikan oleh Almakameswara dari Majelis Gereja

sebagaimana dilansir

Pantekosta

dalam:Pangukaru

http://iogja.tribunnews.com/2014/06/02/iemaat-pangukan-harus-bayar-rp1.5-juta-

untuk-beribadat. (Didownload 2 Juni 2014)'

Ktsrrs-(gfls A1guatltu6unganAntar'1.)mat @eragama [l tn[onesA I K9

Page 104: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Menyikapi masalah tersebut, warga berinisiatifmenelusuri kebenaran izin yang tertera di papan namatersebut. Warga memperoleh jawaban dari Kantor Kemenagbahwa un yang terpampang di papan narna itu disinyalirbukan ijin pendirian/operasional gerej+ dan FKUB belumpemah melakukan klarifikasi atas keberadaan gereja tersebut.

Mengenai keberadaan bangunan yang kemudian menjadigereja tersebut, pemerintah dusun dan warga sekitar,khususnyawarga RT 0L, 02,03,04 yang berada di wilayah RW 9 dan L0 merasa

belum pernah dilibatkan dalam proses perijinan pendirian tempatibadat tersebut. Merujuk pada SKB 2 Menteri 1969 ymrg direvisimenjadi Peraturan Bersama MenteriAgama dan Menteri DalamNegeri (PBM) Nomor 9 dan 8 Tahun 2005, proses pembuatan ijinrumah ibadat harus memperoleh persetujuan warga(FS, wawancara,6.Juni 2014).

]umlah umat dari lingkungan dan yang berasal daridenominasi y*g sama (Pantekosta) tidak mencapai kuantitassesuai dalam SKB 2 Menteri 1969 yang direvisi menjadi PBMNomor 9 dan 8 Tahun 2006. )emaat banyak berasal dari luarDusun Pangukan, luar Desa Tridadl bahkan dari luarKabupaten Sleman.

Menurut pengakuan warga, beberapa kali Pdt.Lomboan selalu mengungkit-ungkit kebaikannya telahmembantu L2 siswa SD miskin untuk membayar biaya sekolahmereka. Menurut penilaian warga, beberapa bantuan yangdiberikan tersebut tidak dalam koridor sukarela karena Pdt.Lomboanmengajak keluarga anak yang dibantu untuk datangke rumahnya yalrrg dia sebut gereja dan mengajak untukberalih ke agamanya, dengan iming-iming, dibelikan kambingatau sapi, diperbaiki rumahnya dan ada pula dengan janjidiberi uang(Kepala Dusun Pangukan, wawancara, 7 Juni20L4l.

l7O I Xg"*-t^r* Afrtunt1tu.4uryat Antar T )mat @eragama [i tnlonesia

Pada saat pengerjaan pembangunan gereja Pdt'

Lomboan mengubah aliran selokan irigasi, yang

mengakibatkan meluapnya air di saluran irigasi di wilayah

Ngemplak Caban karena aliran menjadi tidak lancar'

Tindakannya iuga berimbas pada terganggunya irigasi

persawahan penduduk yang berada di sebelah selatan Dusun

Pangukan. Dampak lain dari pengalihan irigasi tersebut,

menurut warga menyebabkan longsomya tebing di sebelah

barat dusun, dan kerusakan jalan aspal kampung yang dulu

dibangun secara gotong royong oleh warga' Atas rusaknya

j alan aspal Lomboantidak bemiat memperbaikinya'

Kejadian lainnya yang membuat situasi sempat

memanas, tepatnya pada tanggal 15 Desember 20\0, warga

Pangukan mengadakan acara ziarah dilanjutkan dengan doa

bersama di makam, yang berada di sebelah rumah dan gereja

Pdt.Lomboan. Pada saat bersamaan, disengaja atau tidak,

pihak gereia mengadakan Perayaan Natal yang mestinya

dirayakan pada 25 Desember. Perayaan Natal tersebut

dilaksanakan dengan sangat meriah pada hari itu sehingga

warga menjadi terusik karena merasa terganggu'

Dalam hal administrasi kependudukan, terdapat

kejanggalan pada kartu keluarga Pdt. Lomboan yang tidak

mencanfumkan alamat asal. Menurut penufuran Ketua RT

setempat, Pdt. Lomboan tidak mengurus pembuatan KTP

melalui RT/RW lingkungannya. Padahal untuk memiliki

identitas tersebut diperlukan pengantar dari aparat

lingkungan RT dan RW. Selama tinggal di Pangukan

Lomboan sering menerima dan menamPung tamu yang tidak

dikenal dan tidak melaporkannya kepada aparat

lingkungannya.

Kgtus-Rgfls Afuuat lfiihungan At tar 'Unot $eraguna ti tntonosA I n t

Page 105: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pada tanggal24 Desember 20L0 Pemerintah KecamatanSleman mengadakan dialog antara warga Pangukan denganLomboan di Pendapa Kecamatan Sleman terkait masalah-masalahlomboan dengan lingkungan. Pada kesempatantersebut, Lomboan dihimbau oleh Kapolsek Sleman, untuksementara menurunkan papan nama gereja, hingga urusanperizinan diselesaikan. Lomboan bukannya meresponhimbauan Kapolsek, ia justrumenambahkan papan nama safulagi yang sama besamya di sisi selatan gereja.

Masih terkait dengan momentum tersebut, diberitakanadanya oknum yang datang mengaku dari Polres Slemandengan membawa surat fugas resmi. Isinya menyampaikankepada warga agar jangan mengusik keberadaan Pdt.Lomboan karena ia dilindungi oleh Vatikan dan beberapaperwira tinggi di Mabes Polri.

Terkait masalah tempat tinggal, warga tidakberkeberatan bila Pdt. Lomboan tinggal di tempat tersebut,namun warga berkeberatan apabila bangunan tersebutmenjadi tempat ibadat, pendidikan, pengkaderan dansejenisnya yang menjadi sarana penyiaran agama. Hal iniditunjukkan oleh warga dari dua dusun, Pangukan danNgemplak Caban untuk menandatangai lembar keberatankeberadaan gereja.

Setelah tidak ada kemajuan, warga Pangukankemudian mengadu ke DPRD Sleman. DPRD Slemankemudian memfasilitasi dilakukannya dialog denganLomboan tanggal L0 Februari 2011,. Dalam rembug bersamatersebut, Pdt. Lomboan kembali berjanji untuk segera

menyelesaikan perizinan, dan melakukan 'sosialisasipendirian gereja' kepada warga sekitar. Kemudian dicapai

I72 I Xg*-ng* flfiguath{uhungan Antar'Umat Eeragama [i Intonesia

kesepakatao peribadatan dipindahkan ke Kantor Kecamatan

Slemaru hingga Lomboan menyelesaikan perijinan.

Pada bulan April 2011., warga Pangukan mendapatkan

surat tembusan y.u:lg diterima oleh Ust. Turmudzi. Dalam

surat itu dijelaskan DPRD Sleman memperoleh teguran daripimpinan DPR RI yang ditandatangani oleh Dra.

Winantuningtyastiti, M.Si. atas nama Pimpinan Lakhar

Sekretaris Jenderal DPR RI di Jakarta. Surat tersebut

bemomor: PW.01/3368/DPRRI/ry/2011 tertanggal 18 April2011., berisi keprihatinan Pimpinan DPR RI atas sikap

masyarakat di Pangukan yang telah memasung kebebasan

beragama di wilayah Kabupaten Sleman. Surat teguran

tersebut sebagai respon surat pengaduan yang dikirimkanoleh warga Pangukan bemama Turmudzi. Peneliti

rnengkonfirmasi hal itukepada Turmudzi, ia mengatakan

tidak pernah mengirim surat tersebut. Sebagai uPaya

klarifikasi, surat yang mengatasnamakan DPR RI itu, warga

Pangukan mengirimkan surat bantahan kepada DPR RI pada

tanggal2T April2011..

Kembali kepada masalah legalitas gereja padaT Maret

2012 Bupati Sleman, Sri Purnomo mengeluarkan surat yang

isinya menolak permohonan ijin pemanfaatan tanah untukgereja dan pastoran yang diajukan oleh Lomboan karena tidakmemenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh

pemerintah. Hari pun berlalu tanpa ada insiden Pascadikeluarkannya surat tersebut. NamurL pada hari Mi.ggttanggal 2 Desember 2012 Pdt. Lomboan melakukan

peribadatan kembali di gereja yang ditolak ijinnya itu. Bahkan

di papan tulis yang dijadikan sebagai tempat Pengumuman,

K4sus-Ldils AftguttlfuhunganAntar'Umat @eragama [i Inlonesa I nZ

Page 106: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

telah disusun jadwal kebaktian yang dilayani di gerejatersebut.25

Selanjutrya, hari Mi.ggu, 9 Desember 2012 pdt.Lomboan kembali melakukan kegiatan di gereja.2?Sejak pagigerela sudah dijaga oleh Satpol-PP, personil Koramil danpolisi. Orang-orang yang mengaku sebagai jemaat gereiamemaksa untuk masuk, meski Pdt. Lomboan tidak ada ditempat. Orang-orang yang memaksa masuk tersebutdiantaranya bemama Roden yang mengaku sebagai anggotajemaat, sementara ia hanya mengenakan baiu tanpa lengandan celana pendek. Pada kesempatan itu, ia mengancamwarga, dengan mengatakan akan mendatangkan semua orangAmbon yang ada di Yogyakarta untuk melakukan"perhitungan"%.' Pada siang harinya perwakilan warga dimintaberkumpul di Kantor Satpol-PP Kabupaten Sleman, untukberdialog dengan aparat. Komandan Satpol-PP menjanjikandapat mengakomodir keresahan warga menyikapi tindakanPdt. Lomboan dan gerejanya ke pengadilan pada tahun 2013.Dari sinilah, akhimya Pdt. Lomboan diajukan ke pengadilanatas tindakannya melanggar perafuran pemerintah tersebut.Kasus pelanggaran keputusan Bupati tersebut akhirnyamemaksa Lomboan menjadi pesakitan sebagai terdakwa diPengadilan Negeri (PN) Sleman. Dakwaan dimaksud sesuai

xTertulis pula di atas papan tersebut, daftar pengeluaran dari keuangangereja atas biaya perawatan kmdaraan milik oknum aparat. Data tersebut tentunyaperlu penelusuran lebih mendalam.

27 Sebelumnya Pdt. Lomboan sudah tidak tinggat di gereja itu lagi danpindah ke Perumahan Buana Asri.

B Statemen akan mengerahkan orang Ambon ini sering diungkapkan olehorang-orang yang nota bene pengikut Lomboan. Kondisi tersebut memicu persoalanbaru dan meresahkan masyarakat.

17 4 I rc*-Ag"* flfuuat Ifuhungan Antar ,Umat <Beragama fr Intoncsia

dengan surat dari PN Sleman bahwa Pdt. Lomboan telah

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindakan

pidana menggunakan tanah untuk kegiatan tanpa

memperoleh izin penggunaan tanah dari Bupati. Berdasarkan

putusannya melalui surat dengan Nomor

O71Pid.O2O013/PN.SLMN 11 Januari 20L3, hakim memvonis

Pdt. Lomboan dengan pidana kurungan 2 (dua) bulan atas

tuduhan tindak pidana ringan (tipiring). Setelah putusan

pengadilan tersebut, tidak lagi muncul kejadian sampai

timbulnya tindakan melawan hukum, peristiwa pengrusakan

segel,L Juni 2014 tersebut.

Penyebab Teriadinya Kerusuhan

' Faktor dominan penyebab dari munculnya kejadian

tersebut adalah seseorang yang kemudian diketahui bemama

]essen (asal Papua) membuka segel rumah yang digunakan

sebagai tempat peribadatan tampa iz,h, yang kemudian

diikuti oleh sejumlah umat yang melakukan kebaktian.2eselain

itu, aksi melawan hukum itu juga melibatkan umat dari luar

Pangukan dan orang-ortu:lg darikawasan Indonesia Timur'

Pada saat Jessen melakukan aksi pengrusakan segel,

ada seorang warga yang melihat, kemudian memberitahukan

kepada warga yang sedang kerja bakti dan kepada Kepala

Dusun Pangukan.

Faktor lain yang menjadi pemicu terjadinya kasus

tersebut, diantaranya adalah karena kelambanan aparat dalam

2e Perlu penelusuran lebih mmdalam untuk mengetahui siapa ]essen dan

apa motifnya merusak segel itu.

Kgfls-Rgs;rts Afuuat l{uSungan Antdr 'Urnot cBeragama [i IntonesA I n S

Page 107: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

menangani kasus tersebut bahkan terkesan adanya sikappembiaran.

Kabid Humas Polda Dry AKBP Anny Pujiastuti tidakmenampik tudingan bahwa polisi terkesan membiarkankejadian tersebut. Pihak kepolisian seperti tidak melakukanupaya maksimal untuk mencegah peristiwa tersebut, meski dilokasi tersebut sudah disiapkan sebanyak tidak kurang dariempat mobil truk polisi dari Sabhara dan dua truk Brimobyang mengangkut sekitar 400-an personil.

Dampak yang Timbul

Peristiwa Pangukan yang melibatkan masyarakatIingkungan Dusun Pangukan dan sekitarnya memunculkanbeberapa dampak terutama keamanan dan hubungan yangkurang harmonis untuk sementara wakfu karena adanya sikapcuriga. Dampak-dampak itu diantaranya: munculnya rasa

kekhawatiran masyarakat Pangukan akan terulangnya kasus

tersebut. Kekhawatiran masyarakat Pangukan disebabkanoleh kegigihan Pdt. Lomboan untuk mendirikan gereja meskitidak memenuhi persyaratan pendirian rumah ibadatsebagaimana diatur dalam PBM nomor 9 dan 8 tahun 2006.

Selain itu, jrg, muncuhrya sikap curigakarenapenyegelan yang telah dilakukan oleh pemerintah(Bupati) atas Gereja Pantekosta di Pangukan sebagai upayapenegakan hukum yang telah sesuai dengan ketentuanperaturan. Namun, sikap melawan hukum ditunjukkan olehpengelola dan jemaat gereja dengan membuka segel bahkanmelakukan ibadat di dalamnya. Aksi tersebut menyebabkantimbulnya sikap curiga masyarakat terhadap tindakan oknumaparat yffig seakan membiarkan masalah tersebut. Iuga

176 I Xpt ^-Ag*" -A|guafltuiungan Antar'Umat $eragama [i Inlonesia

kecurigaan masyarakat Pangukan akan keberadaan etnis lain

(Ambon dan Papua) yang melakukan tindakan melawan

hukum di Pangukan

Yang lebih menyakitkan bagi masyarakat Sleman dan

DIY adalah munculnya stigmatisasi dari kalangan tertentu

yang mengatakan bahwa masyarakat Sleman bersikap

intoierun terhadap minoritas. Kondisi tersebut menurut

masyarakat sangat mencederai fakta yang sesungguhnya yang

dapatdimanfaatkanolehpihaktertenfuuntukfujuan-tujuansesaat.

Upaya Penyelesaian

. Berita terkait dua kejadian yang seakan-akan

mengoyak toleransi kehidupan umat beragama di Tanjungsari

S*Jha4o Ngaglik dan Pangukan telah berkembang liar di

media baik cetak maupun elektronik. Masyarakat luas seperti

memandang seakan-akan suasEu:Ia Sleman sudah tidak

kondusif bagi umat minoritas' Yogyakarta yafig dikenal

sebagai The City of Tolerance telah berubah menjadi kota yang

tidak mengenal lagi perbedaan' Kondisi tersebut segera

direspon oleh pemerintah daerah Provinsi DfY mauPun

Pemkab Sleman.

Pada tanggal 1 Juni 20L4 pukul 16'00 s/d 19'00 WIB

bertempat di rumah dinas Bupati Sleman dilakukan

pertemuan intern Muspida Kabupaten Sleman dan anggota

ifUn Kabupaten Sleman. Hadir dalam acara tersebut

Wakapolda DIY Kombes Pol. Ahmad Dofiri, Dir' hrtelkam

Polda DIY Kombes Pol. Amran Ampulembanp Kapohes

Sleman AKBP Ihsan Amrn, Dandim 0732 Sleman' Bupati

Sleman Sri Pumomo dan seluruh jajaran Pengurus FKUB

Kasu-Rgsas Akgwt l{uhungan t4ntar 'Umat Eeragant [i In[one* | tll

Page 108: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Kabupaten Sleman. Materi pembicaraan merespon dengansegera mencari solusi untuk menciptakuul suasana kondusif dimasyarakat.

Hasil pertemuan di rumah dinas Bupati tersebutkemudian ditindaklanjuti dan disepakati untuk diadakanrapat pada hari Kamis tanggal 5 ]uni 20"14 bertempat diGedung Kipas [. KRT Pringgodiningrat Sleman. KantorKementerian Agama mengakomodir penyelenggaraan acaramengundang berbagai unsur terkait seperti Kapolres Sleman,Dandim 0732, Kasatpol-PP Kabupaten Sleman, pengurusFKUB dan pimpinan ormas Muhammadiyah dan NU.Beberapa masukan dihimpun disepakati untuk menyelesaikanpersoalan, agar tidak berkepanjangan dan tidak memunculkanpersoalan yang lebih besar.3o'

Kasus Pangukan telah masuk ranah hukum yang ditanganioleh Polres Sleman. Dalam keterangannya, Kapolres Sleman AKBPIhsan Amin meminta kepada semua pihak, terutama masyarakatDusun Pangukan dan Pdt. Lomboan dengan Gereja Pantekostauntuk tetap menjaga kondisi tetap kondusif(Amin, wawancara, 5Juni 2014).

Tambahnya, pihaknya juga akan memanggil keduapihak yang berselisih untuk dimintai keterangan. PenyidikPolres telah memanggil Ust. Turmudzi dan Lomboan untuk

. s Menurut pandangan H. Suwarso (Ketua FKUB Sleman), peristiwa yangterjadi di Pangukan sleman menurut Ketua FKUB sleman suwarso bukan konflikantar umat beragama, melainkan kesalahpahaman. Komunikasi yang tidak lancarmenyebabkan salah persepsi, apalagi kemudian dikaitkan dengan agama seakan-akantelah terjadi tindakan yang mencederai intoleransi. Komunikasi dimaksud sepertitindakan Pdt. Nico yang tidak menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakatlingkungannya yang dinilai menjadi pemicu utama. Dalam tradisi masyarakat ]awadikenal is|o'la}:. "njawani" dalam berinteraksi terutama dengan tonggo teparo (tetangga

dekat). Hal tersebut yang tidak nampak dilakukan oleh Pdt. Nico dan pengikutnya.

178 I rc"*-(g* fl.fuuat hfuhungan lntar ,Unat cBeragama [i In[onesia

dimintai keterangan sebagei,'saksi. Pada perkembangan

terkini, keduanya meniadi tersangka dengan tuduhan PihakUst. Turmudzi melakukan perusakan'rumah tinggal dan

bangunan gereja sementara Lomboan dikenakan tu&rhan

pelanggaran membuka segel da4 garis polisi dengan sengaia.

Ktsus- fr*fls Ai6ta[ 1&6ang an Atttfi O twt (Mdgurnc fr Inteusit I l7 g

Page 109: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

PENUTUP

Kesimpulan

Kajian ini menghasilkan beberapa kesimpulan berikut:

1. Peristiwa kekerasan bemuansa agama tersebut tidakdisebabkan oleh kondisi intoleran yang ditunjukkan olehmasyarakat S1eman. Persoalan yang lebih dominan adalahpelanggaran terhadap konstitusi yang mestinya harusdijunjung ti.gg, bukan sengaja dilanggar untukmendapatkan perhatian dan simpati dari masyarakat luaryang tidak mengetahui kondisi riil di Sleman.

2. Aparat keamanan dari Kepolisian Resort Sleman dan

, Satpol-PP Kabupaten Sleman tidak mengambil sikap tegasdan tidak mengoptimalkan upaya-upaya prefentif sehinggakejadian yang mestinya dapat diantisipasi justruberlangsung pada saat alat negara tersebut telah hadirdalam kondisi siap siaga.

3. Peristiwa ytrrg terjadi di Pangukan disebabkan oleh sikapPdt. Lomboan dan pengikutnya yang melanggar nilai dannorma masyarakat yar:rg notabene lingkungannya adalahmasyarakat Jawa. Nilai-nilai tersebut seperti etikabertetangga, menjunjung tinggi sikap tepa salira (empati)dan semangat di mana bumi dipijak langit dinjunjung.

Rekomendasi

Sebagai penutup, peneliti menyampaikan rekomendasiyang dipandang penting disampaikan kepada pemerintah

180 I Xg*t-*"t^,4iguath{ubungan Antar'Umat rBeragama [i Intonesia

(Kemenag RI) atas kejadian yang muncul di Pangukan

Slemaru yakni:

L. Pemerintah (Kemenag) yang didukung oleh unsur-unsur

Muspida, Kesbangpol dan FKUB Kabupaten Sleman segera

melaksanakan dialog yang elegan dijiwai oleh semangat

kekeluargaan melibatkan tokoh-tokoh agama dan umat

dari masing-masing pihak berselisih. Lewat dialog ini

diharapkan dapat ditemukan formula yang dapat menepis

berbagai kecurigaan yaflg ada selama ini untuk

mewujudkan kondisi yang harmonis dan dinamis'

2. Kementerian Agama segera melakukan kajian secara

mendalam (riset) untuk mengetahui akar persoalan yang

menjadipenyebab.Selanjutrryalewathasilpenelitiantersebut bisa diketahui gambaran yang jelas dan utuh

tentang berbagai problem kerukunan beragama di daerah

ini. Daripadanya diharapkan diperoleh solusi yang tepat

dalam mewujudkan kerukunan beragama di Sleman'

3. Aparat penegak hukum segera menindak tegas pelaku

yang dipandang berbuat kriminal dan segera melakukan

antisipasi pencegahan konflik beragama di Sleman yang

berkelanjutan. Untuk mengantisipasi hal yang tidak

diinginkah, Polisi segera mengambil langkah yang sigap'

tegas dan tidak terkesan melakukan pembiaran dan

menciderai keadilan. Di sisi lair! secara persuasif. aparat

penegak hukum melakukan pendekatan dialog kultural

dengan masyarakat sehingga Polisi benar-benar menjadi

pengayom masYarakat Yang handal'

Kflsils-Rgfls Afuutt fukmgan lntar '()mat cBeragama [i In[owstu | ftt

Page 110: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Daftar Bacaan

Arifin,. Syamsul,Konstruksi Studi Agama Multikultural: Kajianterhadap Pemikiran dan Aksi Gerakan lslam Liberal dilndonesia,(Proposal Penelitian). Malang: PSIFUMM . 2006.

Bungin, Burhan,(ed.),Analisis Data Penelitian Kualitatif:Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah PenguasaanModel Aplikas;i. Jakarta: RajaGrafindo Persada . 2006.

Bungin, Burhan,(ed.),Analisis Data Penelitian Kualitatif:Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah PenguasaanModel Aplikasi. ]akarta: RajaGrafindo Persada . 2006.

Edi, Cahyo Pumomo, Berita logja, 02-06-2074

Kresna, Berita I o gj a, 30-05-2014).

Mantr4 Ida Bagoes,. Filsafat Penelitian dan Metode PenelitianSosial. Cet. I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004

Suharto,Edi,Analisis lGbijakan Publik: Panduan Praktis MengkajiMasalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta. 2006.

Swadesta AW., Berita logja, 31.-05-201.4.

Sumber internet:

https://id.berita.yahoo.com/tindak-intoleran-sultan-saya-tahu-kelompok-itu-121844329.hrm1

hW, I I ***. tempo. co/r eadl new s 1201,41 05 I 30 I 07 8581172N mat-Katolik-di-Sleman-Diserang-Kelompok-Bergamis

https://id.berita.yahoo.com/uskup-agung-semarang-upayakan-rekonsilias i-1102347 26.html

182 I Xq"-fet^ Afraat lfuilungan nntur ,Umat $eragana fr Intoncsia

htto://www.voa:

-

islam.com/read/indonesiana/20L4/06/0L/3 0699 I dpp-tpi'menampik-serang-jamaat-rosario-coba-kalau-pakai-jubah-merah-pasti-pdip/#sthash)GlzclYKT. dpbs

Daftar Informan:

1. AKBP Ihsan Amin, Kapolres Sleman

2. H. Suwarso, Ketua FKUB Kabupaten Sleman.

3. Joko Supriyanto, Kasat Pol PP Kabupaten Sleman

4. Kepala Dusun Pangukan.

5. FS (nama disamarkan), salah seorang tokoh muda di

Pangukan.

rww.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/U5/31 /

30686/habib-rizieq-bantah-f Pi-terlib at-Penyerangan-

Ktsus-Rgsut.AQlwtlfuiungat flntar'Urut $aagana A hhusA I BZ

Page 111: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

I84 I Xg-*-ng*,4.f,1wtftu6unganfi.ntar,Umat @eragama fi In[onesia

hf

INDEKS

A

Advent, 177,127

Adventis, 118

Ajengan,94

Aliantan,40

AmborU 88,1.6,174,lnAmprong 9Araya, 5, 6, 7, 8, 12,'t 4, 15, 16, 19,

20,2'1,,22,23,24,25

Ariuno,9Australia,2

Aushi+ 2

$yodyu, q (,,-

B i.,"

Babiu 3

Badan Kesbangpol Linmas, 91.

Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama, 161

Bangkinang,40

Bango 9

Bangun Prxba,4O,43

Batak, 29, M, 45, 47, 50, 57, 77, 78,

118

Batang Kumu,38

Batang Lubuh,38Batang Sosa, 38

Belanda,4Z1,l8

Bendigo 2

Bengkalis,37, 54

Berita |ogja 133, 134, 155, 160,

1.82

Bhinneka Tunggal Ika, 88

BintangTimur,59

Biro Hukum, 68, 70, 7'1., 75, 86

BKSAG, 89, 90, 95, 96, 98, 103,

120,121., 122, 12+ 125, \29

Blimbing, 9, 10, 17,20

Bologpra,2

Bonai Darussalam,40,44

BPD106 "

BPPTPIvI, 705,728

BPS,41

Brantas,9

Brooklyn,2

Buddha 28,U,47, * 88 ..,-

Budi Mulia,59

Bupati, 30, 39, 46, 66, 68, 69, 70,

7'1,, 72, 74, 75, 85, 97, 98, 9, lW103, 104, 106, 109, 112, 174,722,

124, 125,126,749, 750, 157,7il,773, 174, 176, 177, 178

Buring 9

C

Calvinis, 118

Cianjur, 89, 91, 92, 93, 94, 95, 96,

97, 98, 99, l0O, 102, 103, 105,

106, 108, 109, 110, 172, 11,4, 115,

720, 72'1., lT2, 124, 125, 126, 727,

728

Kgsus-Rgsut Afuuattfuiungan Antor 'Umil aeragona fr tnlorcsA I BS

Page 112: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Cibiuk,99,100,101,105,105 FCikeusik,88

Cinangka 107,108,128,129 Fakta36

Cipta Kary+ 30,66,67,69,70,73, Filipina 118

74,86 F11,1,65 :

Ciranjang95,99,700,101,10t FKUB, 4,7,13,1.4,,19,20,22,23,

706, 707, 108, 1@, 174, 121, 129, 25,35, 65, 8'1., 86,98,99, L0[., :

l2g 101,103, lw109,174,12'.1,122,

Cluster, lg L5 724,125,126,727,128,747,149,

Cluster Neuw Lrdie, 16 150, 151, 154,156,154,769,170,

Credit Unioru 54 59 177,778,181, 183

CV,56,59,67 Flores, 4,57,118Cugenang 122 Frankfrut,2

banar,28,47Dau,9

51

Diskriminatif, 34

163,776,177

DKM,106

146,'t48,153, 160

E

Eropa 2,24,92

Evangelical, 118

G

Gais,94, 707, 102, 728

GBI, t 6, 7, g, 12, 13, 74, 15, 15, 17,

Gembal4111

Gerakan Pembangunan

Karimah,93

Ge.eja Aras Nasional, 1L9

96, 70'].,, 1,10,'l..'I".4, 121

Ge.eia Gereformeerd L L8

Gereja Katolik Roma, LL5

Gereja Liar, 10L

Gereja Mormoru 118

Gereja Protestan, ll7, ll8

D

Departemen Agam4 56, U, 96, 'l'8, 79,20, 21, 22, 23, 25,96, 70t,105,1.69 170,114,121

Dewan Pastoral Parokl 49 GBKP, 118

Diaspora, 12,L4,'15,79,2'1.,22 GBM, 118

Diosesan Keuskupan Padang, 5Q Gedung Dekranasda, 98,122

Dry133,737,138,747,149,759, MasyarakatBeraktrlaqul

DoaRosario, 734,1,42,'143,'J..M, GerejaBethelIndonesia,S,12,TT,

I 86 I Xg*t-Rg"* ,afrfut rfuSungan Antar 'Umat @eragama [i In[onesia

Gereja Reforrr, L18

GGP, 9t 101, 10& 11.4, 721, 128

GGPB, 95, 110, 1'1,4, l2'1,

GU,102,!03,128

GISL 96 101, 110, 174,127

GKIYasmin,8lGKJW,118

GKP,118

GKPB, 110, 771., 714, 121,

GKPS,118

GKR,116

GKSB$ 118

GMAHI(, 111,,112,128

GMM,118GPL 118

Graha Sejahter4 12

Ground 7xro,2,24

GSI A, 96, 112, 714, 121,, 128

H

HAI\43,95,124Hegarmanah,9% 100, 105

Hindia Belanda 38, 118

Hindu, 3, A3, 44, 47, 48, 88

HKBB 24,118

HKI,118

IImam,5O 51

IMB, 6,, 13, 14, 15, 20, 30, 5'l', 55,

ffi , 71, 75, 79, N, 83, 101, LM,

108,764,769

Lrdonesia,28

Informasl 32

Inj/I., 67, 95, 101, 110,1'1,4, 121'

lyr,1,a,769Islam, 2- 71, 28, 29,38, 4., 45, 47,

48, 49, 56, 65, 88,93, 94, 115,

128,140,14'1,, 147, 153, 156,166,

782

IsIami,46,52,77

Izin Pelaksanaan Membangun, 83

T

law a, 9, 10, L5, 20, 29, M, 45, M,

50, 57, 9L, 92, 96, 105, 118, 122,

1?5,140,178,180

|awa Tengalu 15

|awa Timur, 70,20,50

lerrlan,2,117

K"

Xabu+ 40, tt3

Kartpar,37,39

Kantor Kemenag 7, 71., 13,'14, 17,

48, 59, 70, 86, 147,'1.49, 15'.1, 152,

Lil,770Katekis,54

Katolik, 17, 28, 29, 30, U, 47, 48,

49, 50, 53, 55, 55, 57, 58, 59, 60,

61, 62, &, 65, 67, 73, 74, 75, 77,

81, U, 8, 1'1.6, \17, L4JJ., 142,

146,153,182

Kawi,9Kedirl 50

Kedungkandang,9,l0

Kgtus-hgsla, Aftluattfuhwgatt.Anur 'Onat rBtagama fr lrdoflosi4 I 187

Page 113: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Kemenag, 11,13,20,25,35,59,8L, Luhak Rokan Hulu, 45

11,4, \25,'1,64, 169, lg7

MKementerian PU, UKepenulrlan, 38, q,43Kepenuhan Hulu, t10,43 MA'73'80'81'

Kesbangpol, 7,20,96,97,99,102, MabesPoln,172

hag,104,121,122,12L12s,126, MaenPo,93

l1g,lgl Mahkamah Agwrg,73,85

Kesr4 13, 25,66,151. MalaYsia,S8,77

Ketapang 88 Mamaos,93

Keuskupanlarantuka,S2,S3 Mandailing4,46,83

I(honghucu,2& 88 .. Markus,61

Kolonial Belanda 1lb Martin Luther, 117

KomnasHAM, 89, go,95,96,1og, Masjidfami'atulMuttaqin, 1t10

120,127,122,72g, 125 Melayu, M,46,83,740

Konflik,34 Mencari umat, 55

Kota Lama, 37, 38 Minang,44,45

Kring,1.M Minangkabatl 46

Kristeru 28, M, 47, 48, 62, 88, 95, trlul' 70' 97 ' 128' 149' 152

96,10'.J.,10t 10& 170,771,714, Muslim, 20,28, 63,78,94, 106,

'!.15,11.6,177,11g,11g,12L,122,'l'08,113,128

125, 126, 12g,'!.40,165, 169 Muspida, 1'49, 1,&, 177, 1,81'

Kristiani, 48, 49, 97, 98, 10L, lW,116,1.40 N

KTP, 13, 14,29,49,65,72,109, Nasrani, l3g, 1.60'l'68'777 Negeri Seribu Suluk,2& 46

Kunto Darussalam,37,38, 40,43 N"luhu*, 2

L Ngagli( 134,135,137,138,140,

1,42, lM, 150, 151, 152, 153, 156,

LabuhanBatu,3T 160'177

London, , Ngaos,93

Lowokwaru,9, 10 Ngawi' 739,143

LPI\{, 106 Nias,45, 57

Niew Indie, 17

188 I Xg"*.fg"*fl,frputtfuhunganflntar'Umat $eragama [i In[onesia

NKRI,91, 158

NTB,139

NU,1Z 20,94,1s7,178

Nusa Tenggara Barat, 139

oOrde Baru,28

P

Padang Lawas,37

Pagaran Tapah Darussalam, 40

Palalangon, 98,122

Pamoyanarl 1.1.1

Pandanwangi, 13, 14, 17, 20, 27

Pandeglang,88

Panderman,9

Pangukan, 7U, L50, 152,160,161,'j.52, 1.64, 765, L66, 167,'I.,68, 169,

170, 17L, 172, 173, 17 5, 17 6, 177,

179,180,181,183

Pantekosta, 99, 70'1,, 105, 720, 128,

1.63, 764, 1,58, 1.69, 170, 175, 178

Papua, 165,175,177

Parokl 29, 30, 48, 49, 50, 51, 53,

54, 55, 59, 67, 73, 74, 76, 79, U,85

Paroki St. Ignatius,54, 84

Paroki St. Maria a Fatima 5O 51,

54

Pasir Agung,50

Pasir Pangaray an, 29, 51, 57, 73,

74

Pasir Utama,50

Pafton,7

PBM, 4 \2, 74,'I.,5, 19, 20, 27, 22,

23, 24, 65, 77, 72, 75, 80, 89, 95,

97, 99, 104, 706, 173, 11,5, r23,

124,125,126,170,176

Pekalongan,88

Pemda, 31, 32, 35, 50, 67, 68, 71.,

74,75, 8L, 89, 99, 105, 106, 151,

752

Pemerintah, 19, 37, 32, 35, 42, 51,

69, 75, 8, 89, 93, 97, 11,5, 149,'J..54, 159, 764, 169, \72, 781

Pemerintah Daerah, 37, 32, 51, 83

Pemuda Katolik Yogyakarta, 134,

160

Penang,58,77

Pendalian IV Koto,4O 43

Penerapan Syariat Islam ,93, 127

Pengadilan Tata Usaha Negara,

7'1,72,73,U

Perpres,3

Perumahan Sukoharjo Indah, 139

Perwali, L3, 14

PGlr119,l2o

PGLrI 119

PGPL 119

PII, 119

PK74,81

Politik,34

Polsek, LM,152,756

Portugis, 118

Poso,88

PTPN VTandun,55

PTUN, 20, 69,72, 73, 80, 84

Kasls- irgsus Afuuaf 1fu6mg dn rqfi ar I)mat @eragama [i I n[ontsA I rcg

Page 114: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

Pulo Gebang, 79

Puslitbang Kehidupan

Keagamaan, 24, 9'1,, 127, lY,L61.

R

Rambah, 35, 37, 38, 40, 43, 49, 65,

83

Rambah Hilir,40,43Rambah Samo,4O tl3

Rantau nan Tigolutu,46Rantau Rokan,46

Rencana Tata Ruang Wilayah, 5O

64

Rfan, 35, 37, 38, 42, 8, 49, 52, 54,

il,83Rohul 28, 30, 31, 32, 35, 37, 39, N,

41., 42, 43, M, 45, 46, 47, M, 49,

50, 51., &, 66, 57, 69, 70, 77, 72,

74, 75, 76, 77, 78, 80, 87, 86

Rokan }{ilir,37,38Rokan Huln,28, 29,42,43, M,48,

58,67,83,URokan [V Koto, 38,40, /12,43

Rokan Kanan,37

Rokan Kii,37Rosario, 142, 143, 1M, 160

RPIMN, 3,90,132,1fiRSAwalBros+ 58

RS Santa Maria,58

RTRW 27, il, &, 6, 70, 71, 76, 80

Ruko, 101, 110,111,114

S

Sambas,88

Santo Ignatiu s, 30, 31, 3Z 37 , 48,

57,64,67,73,74,76,85

SARA,l5O

Satpol-PP, 20, &, 67, 68,75, 96,

97, gg, gg, 100, 101, 102, 103,

'1,04, 106, 10& 111, 172, 120, 124,

728, 764, 166,'1,67, 17 4+ 180

Satuan Polisi Pamong Praja,64

SDK Datuk Laksamana Pulau

Rupat,54

Sei Napal,50

Sejarah,35

Semarang 139

Semeru,9

Sengkong,10l

Serikat Iesus, 50, 51

Sheepshead Bay,2

Sindang faya, 108

Sinduadi,159

sr 50,51,54,83

SKTL,96 105

Sleman, 133, 134, 135, 137, 138,

1.47, 149, 150, 151, 152, 753, 154,

156, 159, 160,761,1,62,163, \il,165, 1.6,'1.57,'168, 170, 172, 173,

174, ln, 178, 780, 181, 182, 183

SMA Don Bosco Padang 59

Spanyol, 118

SPG Van Lith Muntilan, 54

St. Ignatius, il, 58, 61, 53, 67, 69,

70,72,74,76,78,86

190 I Ktst s-frgsusAQguatfuhoqanflntar'Umat$nagaru fr In[owsia

Stasi, 29, 49, fl,52,54, 55, 59 Tradisi, 45

Stasi Bondar,S9 Tragedi RabuBerdarah,48,64

Stasi Kasikan,Sg Tridadi, 164,170

Stasi Murini, 50 Tuanku TambusaL 42,46

Stasi Surau Gading;52

STIE-YKPN,131,14O,I47 USukoharjo 138, 139, 153, 156, 177

Sukun, % 1o Ujungbatu' 40

Sulr*,77 UUD'95'123

Sumatera, 29, 37, M, 50, 59, 178,

127 vSumatera Utara,29,37,50,59,127 Victori+ 2Sunda, M,740 VOC, l1gSungai Rokan,28,37

Swiss,2 w.S)"rh, 133,1@

Wagir,9

T Wat Kota, 72,14,17,21,24

Wawancara 35, 62, 91, 136Tajinan, 9 wuwancara mendalam, glTambusai, 38,40,42,43 Wonosari, 139Tambusai Utara,40,43

Tandun,38,40,43,55,62 yTanjungsari, 738, 739, 140, l4'l',

7M, 146, 147, 750, 751, 752, 7il, Yayasan Kabar Baik, 98, 722

155,177 YayasanPrayogaPadang,S2

TapanuliSelatan,3T YayasanRausyanFikr, 133,7fiTapanuliUtara,M,47 Yehuwa 119

Tasikmalaya 8& 13& 139 Yogyakarta, 50,56,83,133,1U,Temanggung 88 139,L45,155,159,160,174,177,

Timor Leste, 118 182

TKW,92

Kgsus-Rgszat Afrjuaf tfuiungu, Xntar')mat tBcrdgana fr tntonesa I tgt

Page 115: BINAOAI'IA AI{IARUITAI HUBUNfiAN · 2016-06-24 · menyatakan bahwa keberadaan semua yffig ada di alam 2 Mustain Mashud, "Pranata Agama" dalam ] Dwi Narwoko dan Bagong Suyantg Sosiologi,

lgl I X"t -L**flfr1uat1{usunganAntar'UmatcBeragama [i In[orcsia