bina nusantara universitylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2013-1... · web view2.1.11...

51
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum 2.1.1 Data Menurut Loshin (2012, p8), data adalah kumpulan dari elemen-elemen nilai baku atau fakta yang digunakan untuk perhitungan, pemikiran atau pengukuran. Data dapat dikumpulkan, disimpan atau diolah tetapi tidak dimasukkan ke dalam konteks dimana dapat disimpulkan suatu makna. 2.1.2 Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan relasi-relasi logikal dari data dan deskripsi dari data, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Basis data merupakan sebuah tempat penyimpanan besar tunggal yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna atau departemen secara bersamaan, dimana semua data terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimal. Menurut Honni, Marcelino & Radjaliengan (2011, p402), dengan adanya sistem basis data yang handal, perusahaan dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar serta dapat mengolah dan menampilkan data tersebut dengan cepat dan akurat. 7

Upload: others

Post on 30-Jul-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Umum

2.1.1 Data

Menurut Loshin (2012, p8), data adalah kumpulan dari elemen-

elemen nilai baku atau fakta yang digunakan untuk perhitungan, pemikiran

atau pengukuran. Data dapat dikumpulkan, disimpan atau diolah tetapi tidak

dimasukkan ke dalam konteks dimana dapat disimpulkan suatu makna.

2.1.2 Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah kumpulan

relasi-relasi logikal dari data dan deskripsi dari data, yang dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi. Basis data merupakan

sebuah tempat penyimpanan besar tunggal yang dapat digunakan oleh

berbagai pengguna atau departemen secara bersamaan, dimana semua data

terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimal.

Menurut Honni, Marcelino & Radjaliengan (2011, p402), dengan

adanya sistem basis data yang handal, perusahaan dapat menyimpan data

dalam jumlah yang besar serta dapat mengolah dan menampilkan data

tersebut dengan cepat dan akurat.

Menurut Andreescu & Mircea (2012, p65), sebagai pedoman untuk

mengembangkan model basis data, sangat penting untuk menggunakan

kosakata yang standar karena para pemangku kepentingan bisnis akan lebih

memahami arti dari suatu rule jika spesifikasinya menggunakan terminologi

bisnis daripada nama-nama tabel atau kolom basis data.

7

Page 2: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

8

Menurut Murray (2010, p63), aspek keamanan basis data juga perlu

untuk diperhatikan. Keamanan basis data dibangun berdasarkan framework

yang meliputi 3 (tiga) bagian, yaitu confidentiality, integrity dan availability,

dimana berdasarkan ketiga bagian tersebut komponen dari sistem keamanan

basis data harus mendukung aspek-aspek seperti access control, application

access, vulnerability, inference, and auditing mechanisms.

2.1.3 Database Management System (DBMS)

Menurut Oktavia (2013, p1180), sebuah DBMS tersusun dari beberapa

komponen yang saling berkolaborasi, dalam mendukung pengeksekusian

query yang dilakukan terhadap suatu sistem basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management

System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang memungkinkan

pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengatur akses

ke basis data. DBMS adalah perangkat lunak yang berinteraksi dengan

program aplikasi pengguna dan basis data, biasanya sebuah DBMS

menyediakan beberapa fasilitas, seperti :

Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan basis data (biasanya

melalui Data Definition Language).

Memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah,

menghapus, dan mengambil data dari basis data (biasanya melalui

Data Manipulation Language).

Menyediakan akses terkontrol ke basis data, dengan memberikan :

o sistem keamanan yang mencegah akses ilegal ke basis data,

o sistem terintegrasi yang menjaga konsistensi dari data yang

disimpan,

o sistem kontrol konkurensi yang memungkinkan akses bersama

ke basis data,

o sistem kontrol pemulihan yang mengembalikan basis data ke

kondisi sebelum terjadinya kesalahan,

o katalog pengguna yang bisa diakses, yang mengandung

deskripsi mengenai data di dalam basis data.

Page 3: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

9

2.1.3.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p68-71), terdapat 5 (lima)

komponen utama di lingkungan DBMS, yaitu :

Gambar 2.1 : DBMS Environment

(Connolly & Begg, 2005)

1. Perangkat Keras

DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk berjalan.

Perangkat keras dapat mencangkup PC tunggal sampai mainframe

tunggal ataupun jaringan komputer. Perangkat keras yang digunakan

bergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan.

2. Perangkat Lunak

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri

dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, meliputi perangkat

lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui jaringan. Biasanya program

aplikasi ditulis dalam third-generation programming language (3GL),

seperti C, C++, C#, Java, Visual Basic, dan lain-lain.

3. Data

Data merupakan komponen terpenting dari lingkungan DBMS apabila

dilihat dari sudut pandang pengguna akhir, dimana data berfungsi sebagai

jembatan yang menghubungkan komponen mesin dan komponen

manusia.

Page 4: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

10

4. Prosedur

Prosedur mengacu pada instruksi dan peraturan yang mengatur

perancangan dan penggunaan dari basis data itu sendiri. Pengguna sistem

dan karyawan yang mengelola basis data tentunya membutuhkan

prosedur mengenai bagaimana menggunakan atau menjalankan sistem

tersebut.

5. Manusia

Manusia merupakan komponen terakhir yang terlibat dengan sistem.

2.1.3.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77-81), DBMS memiliki

berbagai keuntungan dan juga kerugian seperti berikut :

A. Keuntungan

Tabel 2.1 : Keuntungan DBMS

kontrol redundansi data skala ekonomi

konsistensi data

keseimbangan dari

kebutuhan yang saling

bertentangan

informasi lebih banyak yang

diperoleh dari jumlah data

yang sama

meningkatkan aksesbilitas

dan respon

data dapat diakses bersama meningkatkan produktivitas

meningkatkan integrasi dataMeningkatkan pemeliharaan

melalui independensi data

meningkatkan keamanan

datameningkatkan konkurensi

penetapan standarisasimeningkatkan layanan

backup dan recovery

Page 5: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

11

B. Kerugian

Tabel 2.2 : Kerugian DBMS

kompleksitas

ukuran

biaya DBMS

biaya tambahan perangkat keras

biaya konversi

kinerja

dampak yang tinggi dari kegagalan

2.1.4 (Database) Application Programs

Menurut Connolly dan Begg (2010, p67), program aplikasi

merupakan program komputer yang berinteraksi dengan basis data dengan

memberikan permintaan yang sesuai (biasanya SQL) ke DBMS. Pengguna

berinteraksi dengan basis data melalui berbagai program aplikasi yang

digunakan untuk membuat dan memelihara basis data serta untuk

menghasilkan informasi.

Page 6: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

12

2.1.5 Three-Level ANSI-SPARC Architecture

Menurut Connolly dan Begg (2010, p86-91), model ANSI-SPARC

merupakan dasar untuk memahami beberapa fungsionalitas dari sebuah

DBMS.

Gambar 2.2 : Three-Level ANSI-SPARC Architecture

(Connolly & Begg, 2005)

Tujuan dari three-level architecture adalah untuk memisahkan view dari

setiap pengguna dari representasi basis data secara fisikal. Beberapa alasan

dari pemisahan tersebut adalah :

setiap pengguna dapat mengakses data yang sama, namun memiliki

view yang dapat dirancang berbeda sesuai kebutuhan,

pengguna tidak harus berhadapan langsung dengan detil penyimpanan

basis data secara fisikal,

Database Administrator (DBA) harus bisa mengubah struktur

penyimpanan basis data tanpa mempengaruhi view pengguna,

Database Administrator (DBA) harus bisa mengubah struktur

konseptual basis data tanpa mempengaruhi semua pengguna.

Page 7: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

13

2.1.6 Database Language

Menurut Connolly dan Begg (2010, p91-93), sub-bahasa data terdiri

dari 2 (dua) bagian, yaitu :

A. Data Definition Language (DDL)

DDL merupakan suatu bahasa yang mengizinkan Database Administrator

(DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama pada

entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi beserta

batasan integritas dan keamanan yang berhubungan.

B. Data Manipulation Language

DML merupakan suatu bahasa yang menyediakan seperangkat operasi

untuk mendukung manipulasi data dasar yang ada pada basis data.

Operasi manipulasi data biasanya meliputi :

penambahan data baru,

modifikasi data,

pengambilan data,

dan penghapusan data.

DML terbagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu :

i. Procedural DML, yaitu bahasa yang memungkinkan

pengguna untuk memberitahukan sistem mengenai data

apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara untuk

mengambil data tersebut.

ii. Nonprocedural DML, yaitu bahasa yang memungkinkan

pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan

dibandingkan bagaimana cara mengambilnya.

Page 8: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

14

2.1.7 Database System Development Lifecycle (DSDLC)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313-335), berikut merupakan

tahap-tahap dari Database System Development Lifecycle (DSDLC) :

Gambar 2.3 : Stages of DSDLC

(Connolly & Begg, 2005)

Page 9: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

15

Tahap 1 : Database Planning

Tahap ini meliputi aktivitas manajemen yang memungkinkan tahap-tahap

DSDLC untuk direalisasikan dengan seefektif dan seefisien mungkin.

Perencanaan basis data harus terintegrasi dengan keseluruhan strategi sistem

informasi dari organisasi. Terdapat 3 (tiga) hal utama yang berkaitan dengan

pembangunan dari strategi sistem informasi, yaitu :

o Identifikasi rencana dan sasaran perusahaan sekaligus menentukan

kebutuhan dari sistem informasi.

o Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki.

o Penilaian kesempatan IT yang mungkin memberikan keuntungan

kompetitif.

Langkah penting dalam perancangan basis data adalah mendefinisikan

dengan jelas visi dan misi untuk sistem basis data yang akan dibangun. Visi

akan mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data, sedangkan misi

akan mengidentifikasikan tugas-tugas apa saja yang akan didukung oleh

sistem basis data.

Tahap 2 : System Definition

Tahap ini meliputi penggambaran ruang lingkup serta batasan-batasan

dari sistem basis data dan sudut pandang pengguna (user view) yang utama.

User view mendefinisikan apa saja yang dibutuhkan dari suatu sistem basis

data baik dari perspektif aturan kerja khusus (seperti manager atau

supervisor) atau area aplikasi enterprise (seperti marketing, personel, atau

persediaan).

Sistem basis data dapat memiliki satu atau lebih user view.

Mengidentifikasi user view merupakan aspek penting dari pembangunan

sistem basis data agar memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari

suatu basis data yang terlupakan ketika membangun kebutuhan untuk sistem

basis data yang baru. Selain itu, user view juga membantu dalam

pembangunan aplikasi basis data yang kompleks dengan memungkinkan

permintaan kebutuhan dipecah menjadi bagian–bagian yang lebih sederhana.

Page 10: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

16

Tahap 3 : Requirements Collection and Analysis

Tahap ini merupakan proses mengumpulkan dan menganalisis

informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan didukung oleh sistem

basis data, dan menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi

kebutuhan dari system yang baru. Informasi dikumpulkan untuk setiap user

view yang utama meliputi :

o deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan,

o detil mengenai bagaiman data digunakan atau dihasilkan,

o beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem basis data yang baru.

Selain itu, terdapat 3 (tiga) pendekatan utama untuk mengelola

kebutuhan sistem basis data dengan user view yang lebih dari 1 (satu), yaitu

sebagai berikut :

1. Centralized Approach,

kebutuhan dari setiap user view digabung menjadi sebuah

kebutuhan tunggal untuk sistem basis data.

2. View Integration,

kebutuhan setiap user view tetap terpisah, dimana model data

yang merepresentasikan setiap user view akan dibuat dan

digabungkan nanti pada tahap perancangan basis data.

3. Kombinasi dari kedua pendekatan.

Page 11: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

17

Tahap 4 : Database Design

Tahap ini merupakan proses membuat rancangan yang akan

mendukung visi dan misi dari perusahaan untuk sistem basis data yang

dibutuhkan. Tahap ini terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

o Perancangan Konseptual

o Perancangan Logikal

o Perancangan Fisikal

Selain itu, terdapat 2 (dua) pendekatan utama dalam merancang

sebuah basis data, yang juga dikenal dengan :

o Bottom-up approach,

Pendekatan ini dimulai dari atribut dasar (properti dari entitas dan

relationship), lalu dianalisis asosiasi antar atribut tersebut, yang

kemudian digabung menjadi sebuah relation yang mewakili tipe dari

entitas dan relationship antar entitas. Pendekatan ini sesuai untuk

perancangan basis data yang sederhana dengan jumlah atribut yang

sedikit.

o Top-down approach,

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data yang terdiri

dari beberapa entitas tingkat tinggi dan relationship, dan kemudian

dilakukan perbaikan top-down untuk mengidentifikasikan entitas

tingkat rendah, relationship dan asosiasi antar atribut. Pendekatan ini

digambarkan dengan menggunakan Entity Relationship Model

(ERM), yang dimulai dengan identifikasi entitas dan relationship

antar entitas yang merupakan perhatian perusahaan.

Page 12: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

18

Dalam tahap ini, model data juga dibangun untuk membantu dalam

memahami arti dari data dan memfasilitasi komunikasi akan kebutuhan

informasi, terutama untuk memastikan pemahaman akan :

o perspektif setiap pengguna akan data,

o sifat dari data itu sendiri, terlepas dari representasi

fisikalnya,

o penggunaan data pada seluruh user view.

Kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk membuat sebuah model data

yang optimal adalah :

o Structural validity

o Simplicity

o Expressibility

o Nonredundancy

o Shareability

o Extensibility

o Integrity

o Diagrammatic representation

Tahap 5 : DBMS Selection (optional)

Tahap ini meliputi pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung

sistem basis data. Langkah-langkah utama dalam memilih DBMS adalah

sebagai berikut :

1. Definisikan istilah dari referensi berdasarkan

penelitian.

2. Membuat daftar dari dua atau tiga produk.

3. Evaluasi produk.

4. Rekomendasi pilihan dan buat laporan.

Page 13: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

19

Tahap 6 : Application Design

Tahap ini meliputi perancangan user interface dan program aplikasi

yang akan menggunakan dan memproses basis data. Pada tahap ini terdapat 2

aspek utama, yaitu

o Transaction Design

Transaksi merupakan tindakan, atau serangkaian tindakan,

yang dilakukan oleh pengguna tunggal atau program aplikasi, yang

mengakses atau mengubah isi basis data. Tujuan dari perancangan ini

adalah untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik

tingkat tinggi dari transaksi yang dibutuhkan basis data, termasuk :

i. data yang digunakan oleh transaksi,

ii. karakteristik fungsional dari transaksi,

iii. hasil dari transaksi,

iv. tingkat kepentingan bagi pengguna,

v. tingkat penggunaan yang diperkirakan.

Aktivitas ini harus dilaksanakan di awal proses perancangan untuk

memastikan basis data yang diimplementasi dapat mendukung semua

transaksi yang dibutuhkan. Ada 3 (tiga) tipe transaksi utama, yaitu :

i. Retrieval Transaction

ii. Update Transaction

iii. Mixed Transaction

o User Interface Design

Sebelum mengimplementasikan form atau laporan, pertama-

tama yang harus dilakukan adalah merancang tampilan. Berikut

petunjuk dalam merancang sebuah form atau laporan :

i. Meaningful title

ii. Comprehensible instructions

iii. Logical grouping and sequencing of

field

Page 14: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

20

iv. Visuallly appealing layout of the form /

report

v. Familiar field labels

vi. Consistent terminology and

abbreviations

vii. Consistent use of color

viii. Visible space and boundaries for data

entry fields

ix. Convenient cursor movement

x. Error correction for individual

character entire fields

xi. Error messages for unacceptable values

xii. Optional field marked clearly

xiii. Explanatory messages for fields

xiv. Completion signal

Tahap 7 : Prototyping

Tahap ini meliputi pembangunan working model untuk sistem basis

data. Tujuan dari pembuatan prototype adalah memberikan pengguna

kesempatan untuk mengidentifikasi fitur dari sistem yang berjalan dengan

baik, dan jika memungkinkan untuk memberikan saran / ide baru. Terdapat 2

(dua) strategi umum dalam pembuatan prototype sekarang ini, yaitu :

i. Requirements prototyping, yang menggunakan

prototype untuk menentukan kebutuhan dari

sistem basis data, setelah selesai maka

prototype akan dibuang.

ii. Evolutionary prototyping, digunakan dengan

tujuan yang sama, namun pembangunan

selanjutnya menjadi sistem basis data yang

berjalan.

Page 15: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

21

Tahap 8 : Implementation

Tahap ini meliputi realisasi fisikal dari basis data dan rancangan

aplikasi. Implementasi basis data dicapai dengan menggunakan DDL dari

DBMS yang terpilih. Program aplikasi diimplementasikan dengan

menggunakan 3GL ataupun 4GL. Selain itu, kontrol keamanan dan integritas

juga diimplementasikan.

Tahap 9 : Data Conversion and Loading

Tahap ini merupakan pemindahan data lama ke dalam basis data yang

baru dan mengubah aplikasi lama agar dapat berjalan di basis data yang baru.

Tahap ini hanya dilakukan apabila sistem basis data yang baru akan

menggantikan system yang lama.

Tahap 10 : Testing

Tahap ini merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan

tujuan untuk menemukan kesalahan. Sebelum diluncurkan, sistem basis data

yang baru harus melewati pengujian terlebih dahulu, terutama dalam

spesifikasi kegunaan. Beberapa kriteria yang biasa digunakan untuk

pengujian, yaitu :

i. Learnability, berapa lama pengguna baru dapat

menggunakan sistem secara produktif?

ii. Performance, seberapa baik respon sistem

terhadap kerja pengguna?

iii. Robustness, seberapa toleran sistem terhadap

kesalahan pengguna?

iv. Recoverability, seberapa baik sistem pulih dari

kesalahan pengguna?

v. Adapatability, seberapa dekat sistem terikat

dengan model kerja tunggal?

Page 16: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

22

Tahap 11 : Operational Maintenance

Tahap ini merupakan proses memonitor dan memelihara sistem basis

data setelah pemasangan. Aktivitas dari tahap ini adalah :

i. Memonitor kinerja dari sistem.

ii. Memelihara dan meningkatkan sistem basis

data (jika diperlukan).

2.1.8 Entity-Relationship Modelling

Menurut Connolly dan Begg (2010, p372-394), Entity-Relationship

Modelling (ERM) terdiri dari konsep-konsep dasar seperti :

1. Entity Types : kumpulan dari objek yang memiliki properti yang sama,

yang diidentifikasi memiliki keberadaan yang mandiri oleh perusahaan.

Setiap objek unik yang teridentifikasi dari entity type dirujuk menjadi sebuah

entity occurrence.

Gambar 2.4 : Contoh Entitas dengan Keberadaan Fisikal / Konseptual

(Connolly & Begg, 2005)

Page 17: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

23

2. Relationship Types : kumpulan asosiasi yang berarti diantara entity types.

Sedangkan relationship occurrence merujuk pada kemunculan entitas tertentu

yang saling berkaitan.

Gambar 2.5 : Contoh Relationship Types

(Connolly & Begg, 2005)

A. Degree of Relationship Type : jumlah entitas yang berpartisipasi

dalam sebuah relationship. Jumlah anggota di dalam relationship

disebut degree dari relationship tersebut.

Gambar 2.6 : Contoh Quarternary Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

Page 18: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

24

B. Recursive Relationship : relationship type dimana entitas yang

sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda.

Gambar 2.7 : Contoh Recursive Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

3. Attributes : properti dari entitas atau relationship. Setiap atribut terasosiasi

dengan sekumpulan nilai yang disebut domain.

A. Simple and Composite Attributes

i. Simple Attribute : atribut yang terdiri dari komponen tunggal

dengan keberadaan yang mandiri.

ii. Composite Attribute : atribut yang terdiri dari komponen

yang banyak, masing-masing dengan keberadaan yang

mandiri.

B. Single-valued and Multi-valued Attributes

i. Single-valued Attribute : atribut yang berisikan satu nilai

untuk setiap kemunculan entity type.

ii. Multi-valued Attribute : atribut yang berisikan banyak nilai

untuk setiap kemunculan entity type.

Page 19: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

25

C. Derived Attributes : atribut yang merepresentasikan nilai yang

diturunkan dari nilai atribut atau sekumpulan atribut yang berkaitan,

tidak harus entity type yang sama.

Gambar 2.8 : Contoh Atribut

(Connolly & Begg, 2005)

4. Keys

A. Candidate Key : jumlah minimal dari atribut yang diidentifikasi

secara unik untuk setiap kemunculan entitas.

B. Primary Key : candidate key yang terpilih untuk secara unik

mengidentifikasikan kemunculan dari entitas.

C. Composite Key : candidate key yang mengandung dua atau lebih

atribut.

Page 20: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

26

5. Strong and Weak Entity Types :

A. Strong Entity Type : entity type yang tidak bergantung pada entitas

lain.

B. Weak Entity Type : entity type yang bergantung pada entitas yang

lain.

Gambar 2.9 : Contoh Strong and Weak Entity Type

(Connolly & Begg, 2005)

6. Attribute on Relationship : atribut dari relationship.

Gambar 2.10 : Contoh Attribute on Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

Page 21: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

27

7. Structural Constraints

Tipe utama dari batasan pada relationship adalah multiplicity, yang

merupakan jumlah kemunculan yang mungkin dari entitas yang berkaitan

dengan kemunculan tunggal dari entitas yang bersangkutan melalui

relationship tertentu. Binary relationship umumnya dirujuk pada :

A. One-to-one (1:1) Relationships

Gambar 2.11 : Contoh (1:1) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

B. One-to-Many (1:*) Relationships

Gambar 2.12 : Contoh (1:*) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

Page 22: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

28

C. Many-to-many (*:*) Relationships

Gambar 2.13 : Contoh (*:*) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

Multiplicity (complex relationship) merupakan multiplicity yang lebih

kompleks dari binary.

Gambar 2.14 : Contoh Multiplicity (Complex Relationship)

(Connolly & Begg, 2005)

Page 23: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

29

Multiplicity juga mengandung 2 (dua) batasan terpisah yang disebut juga

dengan :

o Cardinality, mengandung jumlah maksimum dari relationship yang

mungkin muncul.

o Participation, menentukan apakah semua atau hanya beberapa

kemunculan entitas pada suatu relationship (apakah mandatory atau

optional).

Gambar 2.15 : Contoh Cardinality and Participation

(Connolly & Begg, 2005)

8. Masalah pada ER Models

A. Fan Traps : dimana model merepresentasikan relationship antar entitas,

namun jalan antar kemunculan entitas tertentu ambigu.

Gambar 2.16 : Contoh Fan Traps

(Connolly & Begg, 2005)

Page 24: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

30

B. Chasm Traps : dimana model mengusulkan keberadaan relationship antar

entitas, namun jalan tidak tersedia antar kemunculan entitas tertentu.

Gambar 2.17 : Contoh Chasm Traps

(Connolly & Begg, 2005)

2.1.9 Enchanced Entity-Relationship Modeling

Menurut Connolly dan Begg (2010, p399-401), Enchanced Entity-

Relationship Modeling merupakan ER Model yang didukung dengan

tambahan konsep semantik.

1. Specialization / Generalization

Konsep specialization / generalization dikaitkan dengan jenis khusus

dari entitas yang dikenal sebagai superclasses dan subclasses dan

proses pewarisan atribut.

2. Superclass dan Subclass

A. Superclass : entity type yang mencakup satu atau lebih

pengelompokan yang berbeda dari kejadian, yang harus

diwakili dalam model data.

Page 25: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

31

B. Subclass : sebuah pengelompokan yang berbeda dari

kejadian pada suatu entity type, yang harus diwakili dalam

model data.

Gambar 2.18 : Contoh Superclass dan Subclass

(Connolly & Begg, 2005)

2.1.10 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah suatu

teknik untuk memproduksi satu set relation dengan properti yang diinginkan,

sesuai dengan kebutuhan data dari suatu perusahaan. Manfaat dari

normalisasi yaitu membuat basis data menjadi lebih mudah diakses dan

dipelihara oleh pengguna, serta menghemat tempat penyimpanan pada

computer. Proses dalam normalisasi terbagi menjadi beberapa tahap

(Connolly dan Begg, 2010, p430-436), yaitu :

Page 26: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

32

Gambar 2.19 : Proses Normalisasi

(Connolly & Begg, 2005)

Unnormalized Form (UNF)

Tabel yang mengandung satu atau lebih grup yang berulang.

First Normal Form (1NF)

Relation dimana persimpangan setiap baris dan kolomnya

hanya mengandung satu nilai. Tidak ada grup yang berulang

lg.

Second Normal Form (2NF)

Relation yang sama dengan 1NF dan setiap atribut non-

primary key bergantung fungsional penuh terhadap primary

key.

Third Normal Form (3NF)

Relation yang sama dengan 2NF dan tidak ada atribut non-

primary key yang bergantung secara transitif terhadap primary

key.

Page 27: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

33

2.1.11 Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis data

terbagi menjadi 3 (tiga) fase utama, yaitu :

Conceptual database design : untuk membangun representasi

konseptual dari basis data, yang meliputi identifikasi entitas,

relationship dan atribut yang penting.

Logical database design : untuk menerjemahkan representasi

konseptual menjadi struktur logikal basis data, yang meliputi

merancang relation.

Physical database design : untuk menentukan bagaimana

struktur logikal dapat diimplementasikan secara fisikal

(sebagai relation dasar) pada DBMS target.

Dalam perancangan basis data, terdapat beberapa faktor kritikal untuk

sukses menurut Connolly dan Begg (2010, p467-468), yaitu :

bekerja secara interaktif dengan pengguna sesering mungkin,

mengikuti metodologi terstruktur selama proses data

modeling,

menggunakan pendekatan data-driven,

menggabungkan pertimbangan struktural dan integritas ke

dalam model data,

menggabungkan teknik konseptualisasi, normalisasi, dan

validasi transaksi ke dalam metodologi data modeling,

menggunakan diagram untuk merepresentasikan model data

sesering mungkin,

menggunakan Database Design Language (DBDL) untuk

merepresentasikan data semantik tambahan yang tidak dapat

direpresentasikan dalam diagram,

membangun data dictionary untuk mendukung diagram model

data dan DBDL,

bersedia untuk mengulang langkah-langkah.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam metodologi perancangan

basis data (Connolly dan Begg, 2010, p468-469) :

Page 28: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

34

Conceptual database design

Langkah 1 : Membangun model data konseptual

1.1 : Identifikasi entity type

1.2 : Identifikasi relationship type

1.3 : Identifikasi dan asosiasi atribut dengan entitas

atau relationship

1.4 : Tentukan attribute domain

1.5 : Tentukan atribut candidat, primary, dan

alternate key

1.6 : Pertimbangkan penggunaan konsep enchanced

modeling

(optional)

1.7 : Periksa model berkaitan dengan redundansi

1.8 : Validasi model data konseptual dengan

transaksi

pengguna

1.9 : Review model data konseptual dengan

pengguna

Logical database design for the relational model

Langkah 2 : Membangun model data logikal

2.1 : Menurunkan relation untuk model data logikal

2.2 : Validasi relation menggunakan normalisasi

2.3 : Validasi relation dengan transaksi pengguna

2.4 : Periksa batasan integritas

2.5 : Review model data logikal dengan pengguna

2.6 : Gabungkan model data logikal menjadi model

global (optional)

2.7 : Periksa pertumbuhan masa depan

Physical database design for relational databases

Langkah 3 : Menerjemahkan model data logikal untuk

DBMS target

Page 29: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

35

3.1 : Merancang relation dasar

3.2 : Merancang representasi dari derived data

3.3 : Merancang batasan umum

Langkah 4 : Merancang file organizations dan indexes

4.1 : Analisis transaksi

4.2 : Pilih file organization

4.3 : Pilih index

4.4 : Perkirakan kebutuhan disk space

Langkah 5 : Merancang user view

Langkah 6 : Merancang mekanisme keamanan

Langkah 7 : Pertimbangkan perkenalan redundansi

terkontrol

Langkah 8 : Monitor dan menyesuaikan sistem operasional

Page 30: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

36

2.1.12 Activity Diagram

Menurut Satzinger, et al. (2010, p141), activity diagram merupakan

diagram yang menggambarkan alur kerja dari berbagai macam kegiatan

pengguna atau sistem.

Gambar 2.20 : Contoh Activity Diagram

(Satzinger, et al., 2010)

2.1.13 User Interface

Menurut Satzinger, et al. (2010, p47), user interface adalah komponen

penting dari setiap sistem baru. Selama kegiatan analisis, prototyping

mungkin telah mendefinisikan beberapa elemen dari user interface. Selama

desain, semua elemen ini digabungkan untuk menghasilkan sebuah user

interface yang terintegrasi yang terdiri dari formulir, laporan, layar, dan

urutan interaksi.

Page 31: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

37

2.1.14 Ms-SQL Server

Menurut Sivakumar (2011, p60), SQL Server merupakan sistem

manajemen basis data relasional yang merupakan bagian dari keluarga server

Microsoft. SQL Server dirancang untuk digunakan client / server dan diakses

oleh aplikasi yang menggunakan SQL.

2.1.15 Visual Basic 2010

Menurut Zak (2012, p4), Visual Basic 2010 adalah bahasa

pemrograman berorientasi obyek yang mengizinkan seorang programmer

untuk menggunakan obyek dalam menyelesaikan tujuannya.

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Jasa Kurir (Ekspedisi)

Menurut Waluyo (2008, p200), jasa kurir adalah pemberian pelayanan

pengiriman barang dan uang yang dilakukan oleh swasta, tidak termasuk

pengiriman surat, warkat pos, dan kartu pos yang berperangko.

2.2.2 Penyewaan (Outsourcing) Mobil

Menurut Rini (2006, p95), penyewaan mobil merupakan bisnis yang

menawarkan jasa penyewaan mobil kepada pihak yang membutuhkan, baik

perorangan maupun perusahaan.

Penyewa tidak bertanggungjawab atas perawatan mobil, namun

pemilik yang bertanggungjawab atas kondisi dari mobil tersebut. Oleh karena

itu, penting untuk pemilik mengetahui dengan jelas identitas dari calon

konsumen agar mencegah hak-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pemilik

juga harus berhati-hati dalam memilih supir yang akan diberikan

tanggungjawab.

Page 32: Bina Nusantara Universitylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2Doc/2013-1... · Web view2.1.11 Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p465), perancangan basis

38

2.3 Kerangka Pikir

Gambar 2.21 : Kerangka Pikir