bilateral oovorektomi dengan status fisik asa i
TRANSCRIPT
BILATERAL OOVOREKTOMI DENGAN SPINAL ANASTESI STATUS FISIK ASA I
Abstrak
Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan
obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut
sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal. Hal –hal yang mempengaruhi
anestesi spinal ialah jenis obat, dosis obat yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat,
posisi tubuh, tekanan intraabdomen, lengkung tulang belakang, operasi tulang belakang, usia
pasien, obesitas, kehamilan. Saat ini anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma
ovarii karena teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Kistoma ovarii
mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,dan dapat
menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous, dan berwarna
kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
Pasien wanita 22 tahun mengeluh nyeri saat menstruasi dan terdapat benjolan diperut.
Pasien mengalami nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan diperut
semakin lama semakin besar ukuran sebesar telur bebebk. Riwayat penyakit yang sama
sebelumnya disangkal, riwayat asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Riwayat
keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit
asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Vital sign : TD = 110/70 mmHg, Nadi = 100
x/menit, Suhu badan = 360C , D (disability) : GCS : 15, keadaan umum : baik, kesadaran :
Compos mentis, Tinggi badan= 152 cm, Berat badan = 42 kg. Persiapan anestesi: Informed
concernt, Stop makan dan minum. Penatalaksanaan anestesi : Status fisik : ASA I, Jenis
anestesi : SA (Spinal anestesi).
Kata Kunci : Spinal anastesi, kistoma ovarii, ASA I
Kasus
Pasien wanita 22 tahun mengeluh nyeri saat menstruasi dan terdapat benjolan diperut.
Pasien mengalami nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan diperut
semakin lama semakin besar ukuran sebesar telur bebebk. Riwayat penyakit yang sama
sebelumnya disangkal, riwayat asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Riwayat
keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit
asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Vital sign : TD = 110/70 mmHg, Nadi = 100
x/menit, Suhu badan = 360C , D (disability) : GCS : 15, keadaan umum : baik, kesadaran :
Compos mentis, Tinggi badan= 152 cm, Berat badan = 42 kg. Status generalis : Kepala –
thorak : dbn , Abdomen : I: ada benjolan sebesar telur bebek pada ingunal kanan, P: - Teraba
masa kistik / benjolan sebesar telur bebek pada inguinal kanan, NT (–), P : Shifting dullness
(+), H/L tidak teraba, A : BU (+) N. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb : 12 gr/dl,
GDS : 115 mg/dl, GD 2 jam PP : 78 mg/dl, Hbsag. Konsul anestesi : status fisik ASA I, ACC
operasi . Persiapan anestesi: Informed concernt, Stop makan dan minum. Penatalaksanaan
anestesi : Status fisik : ASA I, Jenis anestesi : SA (Spinal anestesi).
Diagnosis
Kistoma ovari
Treatment
Bilateral oovorektomi, macam operasi : Oovorektomi Dx, Partial oovorektomi Sn dengan spinal
anstesi ASA I
Diskusi
Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Saat ini anestesi spinal banyak menjadi pilihan
untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan.
Kistoma ovarii mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral,dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous, dan
berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Berdasarkan statsus fisik
pasien, American Society of Anesthesiologists (ASA) membuat klasifikasi pasien menjadi kelas-
kelas. Klasifikasi ini bukan alat prakiraan risiko anestesi, karena dampak samping anestesi tidak
dapat dipisahkan dari efek sampik pembedahan : Kelas I : pasien sehat organik, fisiologik,
psikiatrik, biokimia. Kelas II: pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang. Kelas III :
pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas. Kelas IV: pasien dengan
penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman
kehidupannya setiap saat. Kelas V: pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa
pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. Pada bedah cito biasanya dicantumkan huruf
E.
Pada pasien dilakukan bilateral oovorektomi, macam operasi : oovorektomi Dx, partial
oovorektomi Sn dengan anastesi spinal, klasifikasi ASA I, Premedikasi : Preload : 15-20 cc/kgbb
= 840 cc, Jam anastesi : 08.55. Jam operasi : 09.00. Obat yang digunakan untuk induksi pada
analgesia spinal pasien ini adalah Bucain Spinal 15 mg dan maintenance O2. Lama kerja
anestetik lokal tergantung pada jenis anestesia lokal, besarnya dosis, ada tidaknya
vasokonstriktor, dan besarnya penyebaran anestesi lokal. Pramedikasi yang diberikan adalah
ondansetron 4 mg dan antrain 1 gr. Ondansetron ialah suatu antagonis 5-HT3 yang sangat
selektif yang dapat menekan mual dan muntah paska operasi agar tidak terjadi aspirasi dan rasa
tidak nyaman, serta antrain sebagai analgetik digunakan dengan tujuan untuk mengurangi rasa
nyeri. Monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi mendapatkan informasi fungsi organ
vital selama perioperasi, supaya dapat bekerja dengan aman. Monitoring secara elektronik
membantu ahli anestesi mengadakan observasi pasien lebih efisien secara terus menerus.
Komplikasi tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga
terjadi venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi
pusat kendali napas, trauma pembuluh darah.
Dilakukan oovorektomi bilateral atas pertimbangan ditemukannya kista di kedua ovari,
sedangkan anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini
sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Serta paisen termasuk ASA I yaitu pasien sehat
organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia. Jadi dimungkinkan dilakukan anastesi spinal.
Kesimpulan
1. Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut sebagai
analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
2. Dilakukan oovorektomi bilateral atas pertimbangan ditemukannya kista di kedua ovari,
sedangkan anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini
sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Serta paisen termasuk ASA I yaitu pasien sehat
organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia. Jadi dimungkinkan dilakukan anastesi spinal.
Referensi
Dobridnjov, I., etc. Clonidine Combined With Small-Dose Bupivacaine During Spinal
Anesthesia For Inguinal Herniorrhaphy: A Randomized Double-Blind Study. Anesth Analg
2003;96:1496-1503.
Mansjoer, Arif. dkk. Anestesi spinal. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran edisi III hal.261-264.
2000. Jakarta.
Syarif, Amir. Et al. Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 5
hal.259-272. 2007. Gaya Baru, jakarta.