bilateral oovorektomi dengan status fisik asa i

5
BILATERAL OOVOREKTOMI DENGAN SPINAL ANASTESI STATUS FISIK ASA I Abstrak Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal. Hal –hal yang mempengaruhi anestesi spinal ialah jenis obat, dosis obat yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh, tekanan intraabdomen, lengkung tulang belakang, operasi tulang belakang, usia pasien, obesitas, kehamilan. Saat ini anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Kistoma ovarii mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Pasien wanita 22 tahun mengeluh nyeri saat menstruasi dan terdapat benjolan diperut. Pasien mengalami nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan diperut semakin lama semakin besar ukuran sebesar telur bebebk. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Vital sign : TD = 110/70 mmHg, Nadi = 100 x/menit, Suhu badan = 36 0 C , D (disability) : GCS : 15, keadaan umum : baik, kesadaran : Compos mentis, Tinggi badan= 152 cm, Berat badan = 42 kg. Persiapan anestesi: Informed concernt, Stop makan dan minum. Penatalaksanaan anestesi : Status fisik : ASA I, Jenis anestesi : SA (Spinal anestesi). Kata Kunci : Spinal anastesi, kistoma ovarii, ASA I

Upload: neneng-sutinah

Post on 25-Jul-2015

24 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bilateral Oovorektomi Dengan Status Fisik Asa i

BILATERAL OOVOREKTOMI DENGAN SPINAL ANASTESI STATUS FISIK ASA I

Abstrak

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan

obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut

sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal. Hal –hal yang mempengaruhi

anestesi spinal ialah jenis obat, dosis obat yang digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat,

posisi tubuh, tekanan intraabdomen, lengkung tulang belakang, operasi tulang belakang, usia

pasien, obesitas, kehamilan. Saat ini anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma

ovarii karena teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Kistoma ovarii

mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,dan dapat

menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous, dan berwarna

kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

Pasien wanita 22 tahun mengeluh nyeri saat menstruasi dan terdapat benjolan diperut.

Pasien mengalami nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan diperut

semakin lama semakin besar ukuran sebesar telur bebebk. Riwayat penyakit yang sama

sebelumnya disangkal, riwayat asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Riwayat

keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit

asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Vital sign : TD = 110/70 mmHg, Nadi = 100

x/menit, Suhu badan = 360C , D (disability) : GCS : 15, keadaan umum : baik, kesadaran :

Compos mentis, Tinggi badan= 152 cm, Berat badan = 42 kg. Persiapan anestesi: Informed

concernt, Stop makan dan minum. Penatalaksanaan anestesi : Status fisik : ASA I, Jenis

anestesi : SA (Spinal anestesi).

Kata Kunci : Spinal anastesi, kistoma ovarii, ASA I

Kasus

Pasien wanita 22 tahun mengeluh nyeri saat menstruasi dan terdapat benjolan diperut.

Pasien mengalami nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu. Terdapat benjolan diperut

semakin lama semakin besar ukuran sebesar telur bebebk. Riwayat penyakit yang sama

sebelumnya disangkal, riwayat asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Riwayat

keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya disangkal, riwayat keluarga dengan penyakit

asma, DM, alergi, operasi sebelumnya disangkal. Vital sign : TD = 110/70 mmHg, Nadi = 100

Page 2: Bilateral Oovorektomi Dengan Status Fisik Asa i

x/menit, Suhu badan = 360C , D (disability) : GCS : 15, keadaan umum : baik, kesadaran :

Compos mentis, Tinggi badan= 152 cm, Berat badan = 42 kg. Status generalis : Kepala –

thorak : dbn , Abdomen : I: ada benjolan sebesar telur bebek pada ingunal kanan, P: - Teraba

masa kistik / benjolan sebesar telur bebek pada inguinal kanan, NT (–), P : Shifting dullness

(+), H/L tidak teraba, A : BU (+) N. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb : 12 gr/dl,

GDS : 115 mg/dl, GD 2 jam PP : 78 mg/dl, Hbsag. Konsul anestesi : status fisik ASA I, ACC

operasi . Persiapan anestesi: Informed concernt, Stop makan dan minum. Penatalaksanaan

anestesi : Status fisik : ASA I, Jenis anestesi : SA (Spinal anestesi).

Diagnosis

Kistoma ovari

Treatment

Bilateral oovorektomi, macam operasi : Oovorektomi Dx, Partial oovorektomi Sn dengan spinal

anstesi ASA I

Diskusi

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat

anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Saat ini anestesi spinal banyak menjadi pilihan

untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan.

Kistoma ovarii mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral,dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous, dan

berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.Berdasarkan statsus fisik

pasien, American Society of Anesthesiologists (ASA) membuat klasifikasi pasien menjadi kelas-

kelas. Klasifikasi ini bukan alat prakiraan risiko anestesi, karena dampak samping anestesi tidak

dapat dipisahkan dari efek sampik pembedahan : Kelas I  : pasien sehat organik, fisiologik,

psikiatrik, biokimia. Kelas II: pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang. Kelas III   :

pasien dengan penyakit sistemik berat, sehingga aktivitas rutin terbatas. Kelas IV: pasien dengan

penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman

kehidupannya setiap saat. Kelas V: pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa

pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. Pada bedah cito biasanya dicantumkan huruf

E.

Pada pasien dilakukan bilateral oovorektomi, macam operasi : oovorektomi Dx, partial

oovorektomi Sn dengan anastesi spinal, klasifikasi ASA I, Premedikasi : Preload : 15-20 cc/kgbb

Page 3: Bilateral Oovorektomi Dengan Status Fisik Asa i

= 840 cc, Jam anastesi : 08.55. Jam operasi : 09.00. Obat yang digunakan untuk induksi pada

analgesia spinal pasien ini adalah Bucain Spinal 15 mg dan maintenance O2. Lama kerja

anestetik lokal tergantung pada jenis anestesia lokal, besarnya dosis, ada tidaknya

vasokonstriktor, dan besarnya penyebaran anestesi lokal.  Pramedikasi yang diberikan adalah

ondansetron 4 mg dan antrain 1 gr. Ondansetron ialah suatu antagonis 5-HT3 yang sangat

selektif yang dapat menekan mual dan muntah paska operasi agar tidak terjadi aspirasi dan rasa

tidak nyaman, serta antrain sebagai analgetik digunakan dengan tujuan untuk mengurangi rasa

nyeri. Monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi mendapatkan informasi fungsi organ

vital selama perioperasi, supaya dapat bekerja dengan aman. Monitoring secara elektronik

membantu ahli anestesi mengadakan observasi pasien lebih efisien secara terus menerus.

Komplikasi tindakan pada analgesia spinal berupa hipotensi berat akibat blok simpatis sehingga

terjadi venous pooling, bradikardia, hipoventilasi akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi

pusat kendali napas, trauma pembuluh darah.

Dilakukan oovorektomi bilateral atas pertimbangan ditemukannya kista di kedua ovari,

sedangkan anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini

sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Serta paisen termasuk ASA I yaitu pasien sehat

organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia. Jadi dimungkinkan dilakukan anastesi spinal.

Kesimpulan

1. Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan obat

anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/ subaraknoid juga disebut sebagai

analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.

2. Dilakukan oovorektomi bilateral atas pertimbangan ditemukannya kista di kedua ovari,

sedangkan anestesi spinal banyak menjadi pilihan untuk kasus kistoma ovarii karena teknik ini

sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan. Serta paisen termasuk ASA I yaitu pasien sehat

organik, fisiologik, psikiatrik, biokimia. Jadi dimungkinkan dilakukan anastesi spinal.

Referensi

Dobridnjov, I., etc. Clonidine Combined With Small-Dose Bupivacaine During Spinal

Anesthesia For Inguinal Herniorrhaphy: A Randomized Double-Blind Study. Anesth Analg

Page 4: Bilateral Oovorektomi Dengan Status Fisik Asa i

2003;96:1496-1503.

Mansjoer, Arif. dkk. Anestesi spinal. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran edisi III hal.261-264.

2000. Jakarta.

Syarif, Amir. Et al. Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 5

hal.259-272. 2007. Gaya Baru, jakarta.