bidang garap manajemen pendidikan

40
BIDANG GARAP MANAJEMEN PENDIDIKAN Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Dosen Pengampu oleh Viana Tetti Anggraeni, M.Pd Disusun oleh : 1. Tri Kurniyati : 13.0305.0056 2. Nofi Selfia : 13.0305.0067 3. Rahmatiyah Ayu Iriani : 13.0305.0069 4. Anggi Nofiastuti : 13.0305.0073 5. Heni Prastyowati : 13.0305.0091 6. Brillianti Aisya N : 13.0305.0092 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

Upload: nofiselfia

Post on 17-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Materi kuliah manajemen pendidikan

TRANSCRIPT

BIDANG GARAP MANAJEMEN PENDIDIKANDisusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen PendidikanDosen Pengampu oleh Viana Tetti Anggraeni, M.Pd

Disusun oleh :1. Tri Kurniyati: 13.0305.00562. Nofi Selfia : 13.0305.00673. Rahmatiyah Ayu Iriani: 13.0305.00694. Anggi Nofiastuti: 13.0305.00735. Heni Prastyowati: 13.0305.00916. Brillianti Aisya N: 13.0305.0092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG2015

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr.WbPuji syukur kehadirat Allah SWT, pencipta semesta alam dan ilmu pengetahuan. Allah SWT yang telah memberikan taufik dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul Bidang Garap Manajemen Pendidikan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan, namun makalah ini juga bisa berguna bagi para pembaca dan bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai materi dan bahan pembelajaran serta pengembangan kurikulum.Penyusun banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang atas kerjasamanya, makalah Bidang Garap Manajemen Pendidikan ini dapat diselesaikan. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari kelengkapan isi maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan makalah ini.Terimakasih.Wassalamualaikum Wr.Wb.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 11. Latar Belakang 12. Rumusan Masalah 13. Tujuan 1BAB II PEMBAHASAN 2A. Pengertian Manajemen Pendidikan 2B. Bidang Garap Manajemen Pendidikan21. Perencanaan 3a. Pengertian Perencanaan 3b. Tujuan Perencanaan Pendidikan 3c. Manfaat Perencanaan Pendidikan 4d. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan 4e. Pendekatan Perencanaan Pendidikan 7f. Teori Perencanaan 8g. Model Perencanaan 9h. Proses Perencanaan 10i. Prinsip-prinsip Perencanaan yang Baik 10j. Karakteristik Perencanaan Pendidikan 102. Pengorganisasian 11a. Pengertian Pengorganisasian dan Organisasi 11b. Tujuan dan Manfaat Organisasi 11c. Efektivitas Organisasi 123. Pengarahan 13a. Motivasi 13b. Kepemimpinan 13c. Pengambilan Keputusan 14d. Komunikasi 14e. Koordinasi dan Negosiasi 15f. Pengembangan Organisasi 194. Pengendalian 20BAB III PENUTUP 211. Kesimpulan 212. Saran 21DAFTAR PUSTAKA 22iii

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPendidikan adalah suatu pembinaan yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan hakikatnya adalah upaya manusia untuk membantu manusia lain agar mamou mewujudkan diri sesuai kodrat dan martabat kemanusiaannya untuk melaksdanakan berbagai peran sesuai dengan statusnya berdasarkan nilai-nilai dan norma yang diakui.Untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah harus dilakukan pengelolaan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, koordinasi, nogosiasi, dan pengendalian.Apabila seluruh komponen tersebut dapat dikelola dengan baik maka tujan pendidikan yang diharapkan akan tercapai. Saat ini tujuan pendidikan di Indonesia belum tercapai sepenuhnya. Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa factor yang menjadi kendala dan masalah dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional, salah satunya yaitu belum dilaksanakannya pengelolaan pendidikan yang baik dan optimal.Oleh karena itu betapa pentingnya bidang garap yang harus di laksanakan di sekolah-sekolah agar tercipta pembelajaran yang kondusif dan tercapainya tujuan dari pendidikan nasional. 2. Rumusan Masalah1) Apa pengertian manajemen pendidikan?2) Apa saja bidang garap manajemen pendidikan?3. Tujuan1) Mengetahui pengertian manajemen pendidikan.2) Mengetahui bidang garap manajemen pendidikan.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Manajemen PendidikanManajemen pendidikan menurut Syarif (1976:7) adalah segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan. Sedangkan pengertian manajemen pendidikan menurut Made Pidarta (1988:4), manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Soebagio Atmodiwirjo (2000:23) menyatakan bahwa manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Daryanto (1998:8), manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja dengan orang-orang dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif. Selain itu menurut H.A.R Tilaar (2001:4), manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.Dari beberapa pengertian manajemen pendidikan menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang terdiri atas proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian tenaga dan sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien agar terpusat pada upaya mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.B. Bidang Garap Manajemen PendidikanSubstansi yang menjadi garapan manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen adalah:1. Perencanaan2. Pengorganisasian3. Pengarahan (motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan organisasi)4. Pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian dan pelaporanMonitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau Monev.1. Perencanaana. Pengertian PerencanaanPerencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Jadi perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan, mengandung unsur-unsur (1) sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumya, (2) adanya proses, (3) hasil yang ingin dicapai, dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.b. Tujuan Perencanaan PendidikanPerencanaan bertujuan untuk:1) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya.2) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.3) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.4) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.5) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu.6) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.7) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.8) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.9) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.c. Manfaat Perencanaan PendidikanPerencanaan bermanfaat sebagai:1) Standar pelaksanaan dan pengawasan,2) Pemilihan berbagai alternatif terbaik,3) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan,6) Alat memudahkan dalam berkoordinasidengan pihak terkait, dan7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.d. Ruang Lingkup Perencanaan PendidikanRuang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh dimensi waktu, spasial, dan tingkatan teknis perencanaan. Ketiga dimensi ini saling berinteraksi.1) Perencanaan dari Dimensi Waktua) Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning)Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun keatas, didalamnya belum ditampilkan sasaran-sasaran yang bersifat kuantitatif, tapi lebih pada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal yang diinginkan dan pencapaian keadaan yang bersifat fundamental. Contoh : Propenasb) Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning)Perencanaan ini meliputi jangka waktu 3-8 tahun, merupakan penjabaran atas uraian perencanaan jangka panjang. Meskipun masih bersifat umum, tapi sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyeksikan secara kuantitas. Contoh: Propedac) Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning)Jangka waktunya kurang maksimal satu tahun. Disebut juga sebagai sebagai perencanaan operasional tahunan. Contoh: proyek-proyek.2) Perencanaan dari Dimensi SpasialMerupakan perencanaan yang memiliki karakter yang terkait dengan ruang dan batasan wilayah.a) Perencanaan NasionalMerupakan suatu proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memerhatikan perkembangan internasional. Contoh Propenas dan Perencanaan Pendidikan di Indonesia.b) Perencanaan RegionalMerupakan pilihan antarsektor dan hubungan antarsektor dalam suatu wilayah (daerah) sehingga disebut juga sebagai perencanaan daerah atau wilayah. Contoh: Propeda dan Perencanaan Pendidikan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota.c) Perencanaan Tata RuangMerupakan perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis, maupun demografis. Contoh: perencanaan tata kota, perencanaan pemukiman, perencanaan kawasan, perencanaan daerah transmigrasi, dan proek-proyek.3) Perencanaan dari Dimensi Tingkatan Teknis Perencanaana) Perencanaan MakroMerupakan perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi secara internal dan eksternal, yang meliputi beberapa pendapatan nasional yang ditingkatkan, beberapa tingkat konsumsi, investasi pemerintah dan swasta, tingkat ekspor impor, pajak, binga bank, dan sebagainya. Contoh : perencanaan pendidikan nasional.b) Perencanaan MikroMerupakan perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah dibidang pendidikan. Disebut juga dengan pemetaan pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan mikro secara teknis antara lain: (1) kebijakan/ ketentuan/ standar, (2) geografis, (3) demografi, dan (4) infrastruktur. Secara nonteknis antara lain: (!) aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. (2) sosial ekonomi dan budaya masyarakat, (3) politis, dan (4) keamanan.c) Perencanaan SektoralMerupakan kumpulan program dan kegiatan pendidikan yang mempunyai persamaan ciri dan tujuan. Contoh: perencanaan pendidikan lokal/ provinsi/kabupaten/ kota.d) Perencanaan KawasanMerupakan perencanaan yang memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif tertentu, dan adanya interaksi antardaerah. Contoh: Perencanaan pendidikan kawasan Indonesia Timur.e) Perencanaan ProyekMerupakan perencanaan operasional yang menyangkut operasionalisasi kebijakan dan pembangunandalam rangka mencapai sasaran sektor dan tujuan pembangunan. Contoh: Perencanaan Proyek Unit Sekolah Baru sekolah Menengah Kejuruan.

e. Pendekatan Perencanaan PendidikanPerencanaan pendidikan sangat erat kaitannya dengan struktur penduduknya. Ada empat pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu:1) Pendekatan Kebutuhan Sosial (Social Demand Approach)Merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat pada saat ini, menitikberatkan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan. Contoh penerapan pendekatan kebutuhan sosial: Wajib Belajar Sekolah Dasar. Kelemahan pendekatan ini yaitu: mengabaikan masalah alokasi dalam skala nasional, mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan yang diperlukan masyarakat sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sebenarnya kurang dibutuhkan masyarakat, cenderung hanya menjawab pemerataan pendidikan saja sehingga kuantitas lulusan lebih diutamakan ketimbang kualitasnya. Contoh: Pendidikan Sistem Ganda melalu kebijakan Link and match.2) Pendekatan Ketenagakerjaan (Manpower Approach)Merupakan pendekatan yang mengutamakan keterkaitan lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja.3) Pendekatan Cost EffectivenessMerupakan pendekatan yang menitikberatkan pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Contoh: pembukaan sekolah-sekolah Magister Manajemen, Magister Bisnis Administrasi, dan kursus-kursus.4) Pendekatan TerpaduMerupakan pendekatan yang memadukan keempat pendekatan diatas.

f. Teori PerencanaanHudson dalam Tanner (1981) menyatakan taksonomi perencanaan antara lain sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radikal. Selanjutnya dikembangkan oleh Tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.1) Teori SinoptikTeori yang menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Objek yang direncanakan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut misi, dan diuraikan menjadi bagian-bagian drngan memakai analisis sistem sehingga sistem menampakkan strukturnya.Langkah-langkah perencanaan sinoptik meliputi: (1) pengenalan masalah, (2) mengestimasi ruang lingkup problem, (3) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (4) menginvestigasi problem, (5) memprediksi alternatif, (6) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian yang spesifik.2) Teori InkrementalTeori yang berdasar pada kemampuan institusi dan kinerja personalianya. Bersifat desentralisasi karena tergantung kemampuan lingkungannya dan dilakukan oleh provinsi/ kabupaten/ kota/ sekolah.3) Teori TransaktifTeori yang menekankan pada hakekat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi, dan merupakan perencanaan yang terdesentralisasi karena sepenuhnya tergantung kebutuhan individu-individu pendidikan di daerah atau di sekolah, karena sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya. Dilakukan oleh provinsi/ kabupaten/ kota/ sekolah.4) Teori advokasiTeori yang menekankan pada hal-hal yang bersifat umum dimana perbedaan individu dan daerah diabaikan. Didasarkan pada argumentasi yang logis, rasional, dan dapat dipertahankan melalui argumentasi (advokasi). Banyak dilakukan oleh pihak pusat di Jakarta.5) Teori RadikalTeori yang menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar lebih cepat memenuhi kebutuhan lokal. Dilakukan oleh provinsi/ kabupaten/ kota/ sekolah.6) Teori SITARGabungan kelima teori diatas yang disebut juga sebagai complementary planning process. Menggabungkan semua kelebihan masing-masing teori diatas sehingga lebih lengkap.g. Model Perencanaan1) Model KomprehensifModel ini digunakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh. Selain itu berfungsi juga sebagai pedoman dalam menguraikan rencana-rencana yang lebih khusus ke arah tujuan yang lebih luas.2) Model Costing (Pembiayaan) dan Keefektivitasan BiayaModel ini digunakan untuk menganalisis proyek dengan kriteria efisien dan efektivitas.3) Model PPBSPlanning, Programming, Budgeting System (PPBS) atau Sistem Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran banyak digunakan di pendidikan tinggi negeri. PPBS merupakan suatu pendekatan sistematis dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin, dan mampu menggambarkan kegiatan program jangka panjang.4) Model Target SettingModel ini digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan ddalam kurun waktu tertentu.h. Proses PerencanaanMenurut Chesswas (1973) seperti yang dikutip Gaffar (1978) mengungkapkan proses perencanaan pendidikan sebagai berikut:1) Menilai kebutuhan akan pendidikan.2) Merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.3) Merumuskan kebijakan dan menentukan prioritas.4) Merumuskan proyek dan program.5) Menguji kelayakan.6) Menerapkan rencana.7) Menilai dan merevisi untuk rencana yang akan datang.i. Prinsip-Prinsip Perencanaan yang BaikAgar perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten dan realistis maka kegiatan-kegiatan perencanaan perlu memperhatikan :1) Keadaan sekarang,2) Keberhasilan dan faktor-faktor kritis keberhasilan,3) Kegagalan masa lampau,4) Potensi, tantangan, dan kendala yang ada,5) Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi peluang analisis,6) Mengikutsertakan pihak-pihak terkait,7) Memerhatikan komitmen dan mengkoordinasikan pihak-pihak terkait,8) Mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, demokratis, transparant, realistis, legalitas, dan praktis,9) Mengujicobakan kelayakan perencanaan.j. Karakteristik Perencanaan PendidikanGaffar (1978) memberikan karakteristik perencanaan pendidikan sebagai berikut:1) Harus mengutamakan nilai-nilai manusiawi2) Harus memberikan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi peserta didik secara optimal.3) Harus memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua peserta didik.2. Pengorganisasiana. Pengertian Pengorganisasian dan OrganisasiPengorganisasian menurut Handoko (2003) ialah 1) penentu sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan unutk mencapai tujuan organisasi; 2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan; 3) penugasan tanggung jawab tertentu; 4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambahkan pula oleh Handoko (2003) pengorganisasian ialah pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.Organisasi menurut Weber (1968) dalam Stoner & Freeman (1995) adalah struktur birokrasi. Menurut pendapat Wendrich, et al. (1988) adalah proses mendesain kegiatan-kegiatan dalam struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Sutarto (1995) mendefinisikan organisasi sebagai kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau sistem sosial. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.b. Tujuan dan Manfaat OrganisasiManusia perlu berorganisasi dengan tjuan dan manfaat, antara lain untuk :1) Mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam mencapai tujuannya.2) Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan).3) Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama.4) Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang (motif berprestasi).5) Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja.6) Wadah mengelola lingkungan bersama-sama.7) Wadah mencari keuntungan bersama-sama (motif uang).8) Wadah menggnakan kekuasaan dan pengawasan (motif kekuasaan).9) Wadah mendapatkan penghargaan (motif penghargaan).10) Wadah memnuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks.11) Wadah menambah pergaulan dan memanfaatkan waktu luang.c. Efektivitas OrganisasiOrganisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau diatas target yang telah ditetapkan. Artinya baik pihak pelanggan internal maupun pihak pelanggan eksternal organisasi merasa puas.Indikator organisasi bermutu dan efektif antara lain:1) Berfokus pada pelanggan,2) Berfokus pada upaya pencegahan masalah,3) Investasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai aset organisasi yang tidak ternilai,4) Memiliki strategi untuk mencapai mutu,5) Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri (responsif),6) Memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu,7) Mengupayakan proses perbaikan terus-menerus dengan melibatkan semua pihak terkait (partisipatif),8) Membentuk fasilitator yang bermutu (mau dan mampu memimpin proses perbaikan),9) Mendorong orang untuk berinovasi dan berkreasi,10) Memperjelas peranan dan tanggung jawab setiap orang,11) Memiliki strategi yang objektif dan jelas,12) Memiliki rencana jangka panjang,13) Memiliki visi dan misi,14) Memandang mutu sebagai bagian dari kebudayaan,15) Meningkatkan mutu sebagai kewajiban, dan16) Terbuka dan bertanggung jawab.3. Pengarahana. MotivasiMotivasi adalah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire) atau impuls. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Memotivasi seseorang dapat dilakukan dengan beberapa teknik diantaranya: berpikiran positif, menciptakan perubahan yang kuat, membangun arga diri, memantapkan pelaksanaan, membangkitkan orang yang lemah menjadi kuat, dan membasmi sikap suka menunda-nunda.b. KepemimpinanKepemimpinan menurut Surat Keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut serta dalam suatu pekerjaan. Terry & Rue (1985) menyatakan bahawa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, memengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. Sedangkan Sanusi (1989) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah penyatupaduan dari kemampuan, cita-cita, dan semangat kebangsaan dalam mengatur, mengendalikan, dan mengelola rumah tangga keluarga maupun organisasi atau rumah tangga negara. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah ilmu dan seni memengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharpkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.c. Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif. Pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam motivasi, kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Metode Keputusan, meliputi :1. Keputusan yang kurang tanggapan2. Keputusan dan Otoritas3. Keputusan minoritas4. Keputsan mayoritas5. Keputusan Bulatd. KomunikasiKomunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa isyarat.Tujuan dan Manfaat komunikasi diantaranya :1. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan social2. Menyampaikan atau menerima informasi3. Menyampaikan dan menjawab pertanyaan4. Mengubah perilaku melalui perencanaan5. Mengubah keadaan sosialUnsur-unsur dalam proses komunikasi antara lain :1. Pengirim pesan2. Bahasa isyarat 3. Media4. Mengartikan bahasa isyarat5. Penerima pesan6. Respon7. Gangguan yang menghambat komunikasiJalur komunikasi dapat bersifat formal dan nonformal, tertulis dan lisan, perorangan dan kelompok. Prinsip komunikasi yang dilakukan komunikator antara lain:1. Penuh minat terhadap materi pesan2. Menarik perhatian bagi komunikan3. Dilengkapi alat peraga4. Menguasai materi pesan5. Mengulangi bagian yang penting6. Memiliki kegunaan7. Perlu umpan balikHambatan dalam komunikasi diantaranya adalah :1. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami2. Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda3. Terjemahan yang salah4. Kegaduhan5. Gangguan fisik6. Kecurigaan7. Teknik bertanya dan menjawab yang buruk8. Tidak jujur9. Tertutup10. Kurang respek11. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang baike. Koordinasi dan Negosiasi1) KoordinasiKoordinasi menurut Chung & Megginson (1981) dapat didefinisikan sebagai proses motivasi, memimpin, dan mengkomunikasikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi. Sutisna (1989) mendefinisikan bahwa koordinasi ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud-maksud yang telah di tetapkan. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan proses mengintegrasikan (memadukan), mensingkronasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah secara terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.Terdapat 3 macam keadaan yang saling bergantungan di antara unit-unit organisasi, yaitu :1. Keadaan saling bergantungan yang disatukan.2. Keadaan saling bergantungan berurutan .3. Keadaan saling bergantungan timbal balik.Ada beberapa jenis koordinasi, yaitu: 1. Koordinasi Vertikal Koordinasi yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada atasannya dan atau kepada bawahan.2. Koordinasi FungsionalKoordinasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan kepala sekolah lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.a. Koordinasi Fungsional HorizontalKoordinasi ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan kepala sekolah lainnya yang setingkat.b. Koordinasi Fungsional DiagonalKoordinasi ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan kepala sekolah lain yang lebih rendh atau lebih tinggi tingkatannya.

3. Koordinasi InstitusionalKoordinasi ini dilakukan kepala sekolah dengan beberapa instansi yang menangani satu urusan tertentu yang bersangkutan. Prinsip-prinsip koordinasi disingkat KOORDINASI, yaitu: 1. Kesamaan : Visi, Misi, dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama.2. Orientasikan : titik pusatnya pada sekolah (sebagai koordinator) yang simpul-simpulnya stakeholders sekolah.3. Organisasikan : atur orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah.4. Rumuskan : nyatakan secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas masing-masing agar tidak tumpang tindih.5. Diskusikan : cari cara yang efektif efisien, dan komunikatif dalam berkoordinasi.6. Informasikan : semua hasil diskusi dan keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada dalam sistem jaringan koordinasi.7. Negosiasikan : dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati dan usahakan menang-menang, jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru dirugikan.8. Atur Jadwal : rencana koordinasi harus dipatuhi degan sebaik-baiknya oleh semua pihak.9. Solusikan : satu masalah dalam simpul jaringan harus dirasakan dan dipecahkan semua dengan sebaik-baiknya.10. Insyapkan : setiap stakeholders harus memiliki laporan tertulis yang lengkap dan siap menginformasikannya sesuai kebutuhan koordinasi.Karakteristik koordinasi yang efektif, diantaranyaadalah sebagai berikut:1. Tujuan berkoordinasi tercapai dengn memuaskan semua pihak terkait.2. Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif.3. Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya.4. Tidak terjadi tumpang tindih tugas.5. Komitmen semua pihak tinggi.6. Informasi keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada dlam sistem jaringan koordinasi.7. Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi.8. Pelaksanaan tepat waktu.9. Semua masalah terpecahkan.10. Tersedianya laporan tertulis yang lengkap dan rinci oleh masing-masing stakeholder.2) NegosiasiNegosiasi ialah proses interaksi dua pihak atau lebih yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda, tetapi mereka berusaha melalui argumentasi dan persuasi untuk mencari jalan keluar yang disepakati bersama.Manfaat negosiasi antara lain :1. Mendapatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan2. Kesepakatan bersama yang saling menguntungkan3. Menjembatani perbedaan pandangan mereka yang bernegosiasi sehingga mengurangi, bahkan dapat mencegah konflik4. Menyepakati tujuan bersama, metode mencapai tujuan bersama yang belum jelasNegosiasi terdiri atas dua macam, yaitu1. Kompetitif yaitu negosiasi yang menghasilkan ada pihak yang kalah dan ada pihak yang menang2. Kooperatif yaitu negosiasi yang menghasilkan kemenangan / keuntungan untuk pihak-pihak yang bernegosiasiPerbedaan negosiasi kompetitif dan kooperatif yaitu :Kompetitif 1. Ada pihak yang kalah ( yang dirugikan )2. Minat kedua belah pihak bertentangan3. Pemaksaan kehendak4. IndividualistisKooperatif :1. Semua pihak menang ( saling menguntungkan )2. Minat kedua pihak ada kesamaan3. Strategi saling menghargai kehendak4. Kerjasamaf. Pengembangan OrganisasiPengembangan Organisasi (PO) ialah strategi intervensi yang memanfaatkan proses kelompok untuk berfokus pada budaya organisasi secara menyeluruh dalam rangka melakukan perubahan yang diinginkan (Newstrom & Davis, 1997). PO diperlukan karena 1) untuk menanggapi kebutuhan, 2) struktur imbalan tidak cukup memperkuat pelatihan konvensional sehingga sering gagal mengalihkan hasil pelatihan ke tugas pekerjaan, dan 3) laju perubahan lingkungan berlangsung sangat cepat mengharuskan organisasi mengembangkan dirinya. Menurut Newstrom & Davis, (1997) Pengembangan Organisasi memliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan Pengembangan Organisasi, yaitu: 1) Perubahan seluruh organisasi, 2) motivasi lebih besar, 3) meningkatkan produktivitas, 4) kualitas kerja lebih baik, 5) kepuasan kerja lebih besar, 6) meningkatkan kerja tim, 7) menanggulangi konflik lebih besar, 8) komitmen terhadap sasaran, 9) meningkatkan kemauan berubah, 10) mengurangi kemangkiran, 11) pergantian tenaga kerja lebih rendah, dan 12) kreasi pembelajaran individu dan grup. Sedangkan kerugian Pengembangan Organisasi, yaitu: 1) diperlukan banyak waktu, 2) biaya besar, 3) menunda proses pembayaran gaji, 4) kemungkinan gagal, 5) kemungkinan inovasi privasi, 6) kemungkinan gangguan psikologi, 7) kemungkinan timbul konformitas, 8) menekankan pada proses grup daripada kinerja, 9) kemungkinan konsepnya membingungkan, 10) sukar dievaluasi, dan 11) bertentangan dengan budaya.4. PengendalianPengendalian adalah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana, atas pencapaian tujuan, yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.Ruang Lingkup Pengendalian:1. Pemantauan2. Penilaian3. PelaporanPemantauan dan penilaian di lingkungan pendidikan sering disebut monev, yaitu singkatan dari monitoring dan evaluasi.

a.

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanBidang garap manajemen pendidikan di SD meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Dalam pengarahan terdapat motivasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan organisasi. Sedangkan dalam pengendalian meliputi pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Semua bidang garap itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dalam mencapai mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

2. SaranSebagai mahasiswa dan calon guru sebaiknya harus benar-benar mampu menguasai dan memahami bidang garap manajemen pendidikan sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan.Pada akhir penulisan makalah ini, penulis menginginkan agar pembaca tidak hanya membaca makalah ini, akan tetapi penulis juga mengharapkan masukan dari para pembaca, agar penulisan-penulisan selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang penulis buat dalam makalah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Usman, Husni. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara22