biaya overhead pabrik departemen

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu para manajer dalam menyusun strategi baik untuk jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang serta menemukan aktivitas-aktivitas yang ternyata tidak memberi value added atau disebut dengan non-value added activity baik bagi perusahaan maupun konsumen. Menurut horngren, Datar dan Foster (2003) dalam bukunya yang berjudul Cost Accounting and Managerial Emphasis, biaya memiliki arti sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk memperoleh tujuan tertentu. menurut mereka biaya biasanya diukur dalam satuan moneter yang harus dibayar untuk memperoleh barang atau jasa. Sedangkan menurut Motriarity dan allen (1991) dalam bukunya yang berjudul Cost Accounting, biaya merupakan nilai dari asset yang diserahkan untuk memperoleh aset yang lainnya. Menurut horngren, Datar dan Foster (2003), biaya yang dikumpulkan dan dihitung dari Cost Object tadi ada tiga macam (dibebankan untuk satu unit yang dihasilkan oleh perusahaan), yaitu: 1

Upload: fika-ratnasari

Post on 26-May-2015

9.705 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biaya overhead pabrik departemen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penentuan biaya selalu menjadi fokus utama bagi para manajer karena melalui

pembebanan biaya bagi setiap item (produk maupun jasa) yang dihasilkan membantu

para manajer dalam menyusun strategi baik untuk jangka waktu pendek maupun

jangka waktu panjang serta menemukan aktivitas-aktivitas yang ternyata tidak

memberi value added atau disebut dengan non-value added activity baik bagi

perusahaan maupun konsumen.

Menurut horngren, Datar dan Foster (2003) dalam bukunya yang berjudul

Cost Accounting and Managerial Emphasis, biaya memiliki arti sumber daya yang

dikorbankan atau dilepaskan untuk memperoleh tujuan tertentu. menurut mereka biaya

biasanya diukur dalam satuan moneter yang harus dibayar untuk memperoleh barang

atau jasa. Sedangkan menurut Motriarity dan allen (1991) dalam bukunya yang

berjudul Cost Accounting, biaya merupakan nilai dari asset yang diserahkan untuk

memperoleh aset yang lainnya. Menurut horngren, Datar dan Foster (2003), biaya

yang dikumpulkan dan dihitung dari Cost Object tadi ada tiga macam (dibebankan

untuk satu unit yang dihasilkan oleh perusahaan), yaitu:

1. Direct Material Cost, merupakan biaya yang berhubungan dengan material yang

digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Direct Material Cost merupakan

biaya yang langsung dapat dibebankan kepada setiap Cost Object (suatu

barang/item/produk yang akan dihasilkan) dan dapat dengan mudah ditelusuri ke

Cost Object-nya. Contohnya, tinta untuk industri percetakan.

2. Direct Manufacturing Labor Cost, merupakan kompensasi bagi pekerja yang dapat

dengan mudah ditelusuri Cost Object-nya. Contohnya operator yang memang

khusus menjalankan mesin, diamana gajinya dapat ditelusuri dengan mudah

kesetiap pesanan.

3. Indirect Manufacturing Cost atau yang juga dikenal dengan Factory Overhead

Cost merupakan biaya yang sulit untuk dialokasikan ke Cost Object, hal ini dapat

terjadi karena memang ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan dibebankan

1

Page 2: Biaya overhead pabrik departemen

untuk suatu Cost Object. Namun biaya ini dipakai bersama-sama untuk

menghasilkan Cost Object lainnya. Contohnya beban listik.

Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) sangat penting untuk

dipahami, karena akan memudahkan manajer produksi dalam menguraikan biaya apa

saja yang masuk dalam biaya produksi; kemudian digolongkan berdasarkan

perilakunya, biaya tetap, biaya variabel, biaya semi variabel.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Biaya Overhead Pabrik

2. Bagaimana langkah-langkah penentuan tarif overhead pabrik

3. Bagaimana membebankan biaya overhead pabrik ke produk?

4. Bagaimana mengumpulkan biaya overhead pabrik sesungguhnya?

5. Bagaimana menganalisis selisih biaya overhead pabrik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang definisi biaya overhead pabrik.

2. Untuk memahami tahapan dalam penentuan tarif overhead pabrik.

3. Untuk memahami cara membebankan biaya overhead ke produk.

4. Untuk memahami dalam pengumpulan biaya overhead sesungguhnya.

5. Untuk dapat menganalisis jika terjadi selisih biaya overhead pabrik.

2

Page 3: Biaya overhead pabrik departemen

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya Overhead

Overhead pabrik adalah bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak

langsung serta biaya tidak langsung lainnya yang tidak dapat ditelusuri secara

langsung ke produk selesai atau tujuan akhir biaya. Istilah lain yang dapat

digunakan untuk overhead pabrik adalah biaya produksi tidak langsung.

Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk perlu dipertimbangkan

guna mengetahui jumlah biaya yang sewajarnya dibebankan kepada produk. Dua

karakteristik yang perlu dipertimbangkan tersebut adalah:

1. Hubungan overhead pabrik dengan produk atau volume produksi. Pembebanan

biaya overhead pabrik kepada produk perlu diperhitungkan karena overhead

pabrik adalah bagian dari biaya produk, tetapi pembebanan overhead pabrik

sulit diperhitungkan karena biaya tersebut tidak dapat ditelusuri secara

langsung kepada produk selesai seperti pembebanan biaya bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Overhead pabrik berurusan dengan elemen-elemen biaya yang berhubungan

dengan perubahan biaya overhead pabrik terhadap perubahan volume produksi.

Apabila overhead pabrik tersebut dihubungkan dengan perubahan volume

produksi maka biaya overhead pabrik dapat dipisahkan menjadi biaya tetap

dan biaya variabel.

Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik

dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 1

1. Biaya depresiasi, semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan

digunakan oleh perusahaan untuk beroperasi, akan semakin menyusut nilainya

bersamaan dengan berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan itu

bisa bermacam-macam seperti : susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi

tua dan sebagainya.

1 http://octaindria.blogspot.com/2013/01/biaya-overhead-pabrik.html, tanggal akses: 02/04/2014

3

Page 4: Biaya overhead pabrik departemen

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis

pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan

perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik,

mesin-mesin dan kendaraan.

3. Biaya listrik, biaya overhead ini merupakan kewajiban perusahaan kepada

pihak luar dalam proses pembayaran.

4. Biaya kesejahteraan karyawan, bagian dari kewajiban perusahaan memberikan

tunjangan kehidupan karyawan atas pengabdian terhadap perusahaan.

5. Biaya bank, adalah biaya atau bagian dari kewajiban perusahaan kepada pihak

luar dan biaya itu sendiri bukan merupakan bagian integral dari produksi.

6. Biaya pengelolaan limbah, biaya ini pada umumnya hanya memberikan jasa

pelayanan kepada suatu proses produksi.

7. Biaya training dan transportasi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produksi.

8. Biaya asuransi, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamin

perusahaan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Penggolongan biaya overhead berdasarkan sifatnya

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead

pabrik adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Menurut

Mulyadi : 2009 dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Biaya”, biaya-biaya

produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan menjadi

beberapa bagian golongan yaitu:

1. Biaya bahan baku penolong

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

4. Biaya yang timbul oleh sebab penilaian terhadap aktiva

5. Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu

6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran

uang tunai

Penggolongan biaya overhead pabrik berdasarkan tingkah laku

a. Biaya Tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan / aktivitas sampai tingkat tertentu. Pada biaya

4

Page 5: Biaya overhead pabrik departemen

tetap, biaya satuan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume

kegiatan, makin tinggi volume kegiatan makin rendah biaya satuan, dan

sebaliknya. Contoh BOP tetap: biaya asuransi pabrik, biaya penyusutan

aktiva tetap, gaji staff pabrik dan mandor.

b. Biaya Variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan

perubahan volume kegiatan makin besar volume kegiatan makin besar pula

jumlah total biaya variable, dan sebaliknya. Pada biaya variable, biaya

satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (konstan) Contoh

BOP variable, misalnya: BBP, sebagian BTKTL, BB, dll biaya overhead

variable.

c. Biaya Semi Variabel; Karakteristik:

Biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Makin besar

volume kegiatan makin besar jumlah total biaya, makin kecil volume

kegiatan makin kecil pula jumlah total biaya, tapi perubahannya tidak

sebanding. Pada biaya semi variable, biaya satuan berubah terbalik

dihubungkan perubahan volume tapi sifatnya tidak sebanding sampai

dengan tingkatan kegiatan tertentu, makin tinggi volume kegiatan rendah

biaya satuan, makin rendah volume kegiatan makin tinggi biaya satuan.

Contoh BOP semi Variabel, misalnya: biaya pembangkit listrik, biaya

reparasi dan pemeliharaan, biaya pengobatan karyawan pabrik.

Penggolongan biaya overhead sesuai dengan obyek yang dibiayai

1. Biaya overhead pabrik langsung departemen

Biaya langsung departemen merupakan elemen biaya overhead pabrik yang

terjadi dan manfaatnya dapat lansung dilacak pada departemen. Contoh:

biaya bahan penolong, perlengkapan pabrik, supplies pubrik, reparasi dan

pemeliharaan, penyeliian, kesejahteraan karyawan, penyustan mesin dan

peralatan, kerja lembur, dan pekerja tidak langsung.

2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen

Biaya tidak langsung departemen merupakan elemen biaya overhead pabrik

yang terjadi dan manfaatnya tidak dapat langsung dilacak pada departemen

atau manfaatnya dinikmati bersama oleh beberapa departemen. Contoh:

penyusutan bangunan, biaya reparasi dan pemeliharaan bangunan, asuransi

5

Page 6: Biaya overhead pabrik departemen

bangunan, sumber tenaga dan penerangan, sewa pabrik, pajak kekayaan,

telepon dan telegrap.2

B. Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Per Departemen

Dalam penetuan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi

tahap-tahap yang harus dilakukan sebagai berikut3:

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah di atas:

1. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik

Pada awal periode disusun budget setiap elemen biaya overhead pabrik. Elemen

biaya tersebut digolongkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel. Sebagai

contoh: PT ABC

Budget Biaya Overhead PabrikTahun 2000

elemen biaya biaya variabel biaya tetap jumlah biaya bahan penolong Rp 80,000.00 Rp 80,000.00 biaya tenaga kerja tidak langsung 120,000.00 Rp 60,000.00 180,000.00 penyusutan mesin 100,000.00 100,000.00 reparasi dan pemeliharaan mesin 50,000.00 50,000.00 penyusutan bangunan 30,000.00 30,000.00 reparasi dan pemeliharaan bangunan 25,000.00 25,000.00 bahan bakar 25,000.00 25,000.00 asuransi mesin 10,000.00 10,000.00

jumlah Rp 300,000.00 Rp 200,000.00 Rp 500,000.00

Tabel 1. Budget Biaya Overhead Pabrik

2 Bastian Bustami dan Nurlela, Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: BPFE, 2007), Hlm. 287-2883 R.A. Supriyono, Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok (Yogyakarta: BPFE, 1999), Hlm. 342

6

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.

Alokasi biaya overhead pabrik yang dibudgetkan dari departemen pembantu tertentu ke departemen produksi dan departemen pembantu lainnya.

Distribusi setiap elemen biaya overhead pabrik yang dibudgetkan kepada setiap departemen di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun departemen pembantu.

Mengadakan penelitian pabrik (factory survey) pada awal periode yang akan digunakan untuk distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta perhitungan tarif biaya overhead pabrik.

Menyusun budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

Page 7: Biaya overhead pabrik departemen

2. Penelitian pabrik awak periode

Penelitian pabrik pada awal periode dilakukan setelah disusun budget setiap

elemen biaya overhead pabrik. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan dasar

distribusi, dasar alokasi, dan dasar pembebanan terhadap biaya overhead pabrik

yang dibudgetkan. Sebagai contoh survey pabrik pada PT ABC, sebagai berikut:

PT ABCPenelitian PabrikAwal Tahun 2000

departemen jam mesin

produksi I 300 45 5,000 20,000 15,000 produksi II 500 45 3,000 30,000 10,000

pembantu A 100 20 2,000 pembantu B 100 10 2,500

jumlah 1000 120 12,500 50,000 25,000

luas lantai (m2)

jumlah karyawan

(orang)

jam tenaga listrik

jam kerja langsung

Tabel 2. Survei Pabrik Awal Tahun

3. Distribusi elemen biaya overhead pabrik

Dalam distribusi biaya overhead pabrik, elemen biaya overhead pabrik

dikelompokkan menjadi biaya overhead pabrik langsung dan biaya overhead

pabrik tidak langsung. Pada biaya overhead langsung, tidak menimbulkan

masalah dalam distribusinya karena dapat langsung dikumpulkan untuk setiap

departemen. Namun, pada distribusi biaya overhead tidak langsung, sering

menimbulkan masalah dalam memilih dasar distribusi yang sesuai dengan

manfaat biaya yang bersangkutan sehingga penelitian pabrik penting dilakukan

untuk memberikan informasi dalam distribusi biaya overhead. Untuk dapat

mendistribusikan biaya overhead tidak langsung secara adil dan teliti, berikut ini

adalah contohnya:

7

Page 8: Biaya overhead pabrik departemen

I II A Bbiaya langsung departemen:bahan penolong V Rp80,000.00 Rp30,000.00 Rp50,000.00tenaga kerja tidak langsung V 120,000.00 12,500.00 18,000.00 Rp84,500.00 Rp5,000.00penyusutan mesin T 100,000.00 33,500.00 39,500.00 27,000.00 reparasi dan pemeliharaan mesin V 50,000.00 19,000.00 12,500.00 18,500.00 bahan bakar V 25,000.00 25,000.00 asuransi mesin T 10,000.00 5,000.00 3,000.00 2,000.00 jumlah biaya langsung departemen Rp385,000.00 Rp100,000.00 Rp123,000.00 Rp84,500.00 Rp77,500.00biaya tidak langsung departemen:tenaga kerja tidak langsung T Rp60,000.00 Rp22,500.00 Rp22,500.00 Rp10,000.00 Rp5,000.00penyusutan bangunan T 30,000.00 9,000.00 15,000.00 3,000.00 3,000.00 reparasi dan pemeliharaan bangunan V 25,000.00 7,500.00 12,500.00 2,500.00 2,500.00 jumlah biaya tidak langsung departemen Rp115,000.00 Rp39,000.00 Rp50,000.00 Rp15,500.00 Rp10,500.00jumlah biaya dibudgetkan Rp500,000.00 Rp139,000.00 Rp173,000.00 Rp100,000.00 Rp88,000.00jumlah biaya tetap Rp200,000.00 Rp70,000.00 Rp80,000.00 Rp13,000.00 Rp37,000.00jumlah biaya variabel Rp300,000.00 Rp69,000.00 Rp93,000.00 Rp87,000.00 Rp51,000.00

Tahun 2000Distribusi Budget Biaya Overhead Pabrik

PT ABC

departemen pembantudepartemen produksielemen biaya V/T jumlah biaya

Tabel 3. Distribusi Budget Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan:

= budget biaya tenag kerja tidak langsung elemen biaya tetap =

60,000.00Rp = 500 per karyawan

jumlah karyawan 120 orangmaka distribusinya: departemen I = 45 x Rp 500 = Rp 22,500.00

departemen II = 45 x Rp 500 = Rp 22,500.00departemen A = 20 x Rp 500 = Rp 10,000.00departemen B = 10 x Rp 500 = Rp 5,000.00

= budget biaya penyusutan

bangunan =30,000.00Rp

= Rp 30 m2

luas lantai 1000 m2

maka distribusinya: departemen I = 300 x Rp 30 = Rp 9,000.00departemen II = 500 x Rp 30 = Rp 15,000.00departemen A = 100 x Rp 30 = Rp 3,000.00departemen B = 100 x Rp 30 = Rp 3,000.00

= budget biaya reparasi dan pemeliharaan bangunan =

25,000.00Rp = Rp 25 m2

luas lantai 1000 m2

maka distribusinya: departemen I = 300 x Rp 25 = Rp 7,500.00departemen II = 500 x Rp 25 = Rp 12,500.00departemen A = 100 x Rp 25 = Rp 2,500.00departemen B = 100 x Rp 25 = Rp 2,500.00

tarip distribusi budget biaya reparasi dan pemeliharaan bangunan

tarip distribusi budget biaya penyusutan bangunan

tarip distribusi budget biaya tenaga kerja langsung elemen biaya tetap

8

Page 9: Biaya overhead pabrik departemen

4. Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi

Departemen produksi adalah departemen yang bertanggungjawab secara

langsung terhadap proses produksi atau proses pembuatan produk atau jasa yang

akan dijual ke konsumen. departemen produksi merupakan departemen yang

mengolah bahan secara langsung menjadi produk jadi. Contoh departemen

produksi pada rumah sakit umum (RSU) adalah unit gawat darurat, dan bagian

operasi. Pada perusahaan pabrikasi departemen produksinya adalah departemen

pembentukan, departemen perakitan, departemen penyelesaian, departemen

pengepakan.

Departemen jasa atau pembantu adalah departemen yang menghasilkan jasa

penl, departemen pembangkit listrik, departemen perawatan gedung. Biaya yang

timbul di departemen jasa merupakan bagian dari biya produk yang harus

dibebankan atas produk. Karena biaya-biaya tersebut termasuk BOP maka biaya

tersebut harus di bebankan ke produk.

pengalokasian biaya-biaya yang terjadi di depatemen pembantu ke

departemen produksi memiliki tujuan untuk:

1. Menentukan harga produk

2. Menghitung profitabilitas tiap jenis produk ( product line)

3. Memprediksi efek ekonomi dari perencanaan dan pengendaliaan

4. Menilai persediaan

5. Memotivasi manajer

Dalam mengalokasikan biaya departemen pembantu tertentu ke departemen

produksi dan ke departemen pembantu lainnya dihadapi dua masalah sebagai

berikut:

1. Memilih dasar alokasi biaya departemen pembantu yang adil dan teliti

Di bawah ini adalah beberapa contoh pedoman yang bersifat umum sebagai

dasar alokasi biaya departemen pembantu.

Departemen Pembantu Dasar Alokasi ke Departemen Lain

- Pembangkit listrik

- Pembangkit uap

- Pengelolaan bahan (materials

- Jam tenaga listrik

- Ton tenaga uap

- Pemakaian bahan atau biaya

9

Page 10: Biaya overhead pabrik departemen

handling)

- Reparasi dan pemeliharaan

aktiva tetap

- Cafetaria

- Air

- Poliklinik

- Air Conditioning (AC)

- Umum pabrik

bahan

- Suku cadang dan supplies

langsung dialokasikan, biaya

lainnya jam reparasi dan

pemeliharaan

- Jumlah karyawan

- Liter air konsumsi

- Jumlah karyawan

- Luas lantai, kilometer jarak

tempuh

- Jumlah karyawan

2. Memilih metode alokasi biaya departemen pembantu

Penggunaan metode alokasi yang berbeda dapat mengakibatkan

perbedaan tarif biaya overhead pabrik departemen produksi, oleh karena itu

perlu dipilih salah satu dari beberapa metode yang dapat digunakan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor:

a) Keadilan dan ketelitian tarif yang digunakan

b) Tarif yang ditentukan agar dapat dipakai sebagai alat pengendalian

biaya

c) Kepraktisan suatu metode digunakan di dalam suatu perusahaan

sehingga menghemat biaya

Metode alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen

produksi dan departemen lainnya meliputi:

a. Metode alokasi langsung

Metode alokasi langsung adalah metode alokasi biaya departemen jasa yang

didistribusikan hanya ke departemen produksi saja tanpa melalui departemen

pembantu lainnya. Pada metode ini, urutan alokasinya dapat dipilih semaunya

karena tidak berpengaruh terhadap besarnya alokasi biaya ke departemen

produksi. Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, yaitu:

Kelebihan Kelemahan

- Sederhana dan mudah - Tidak dapat menggambarkan

10

Page 11: Biaya overhead pabrik departemen

dilaksanakan

- Tepat dipakai pada perusahaan

di mana jasa departemen

pembantu hanya dinikmati oleh

departemen produksi saja

- Departemen pembantu hanya

bertanggungjawab atas biaya

yng terjadi dan dapat

dikendalikan di departemennya

saja

aliran biaya sesuai dengan jasa

yang dinikmati oleh setiap

departemen

- Harga pokok jasa yang

dialokasikan terlalu rendah

karena tidak memperhitungkan

harga pokok dari departemen

pembantu lainnya.

Sebagai contoh alokasi metode langsung sebagai berikut:

I II A Bbudget biaya sebelum alokasi 500,000.00Rp 139,000.00Rp 173,000.00Rp 100,000.00Rp 88,000.00Rp

alokasi departemen B (berdasarkan jam tenaga listirik) 55,000.00 33,000.00 88,000.00 alokasi departemen A (berdasarkan jumlah karyawan) 50,000.00 50,000.00 100,000.00 jumlah alokasi 105,000.00Rp 83,000.00Rp

jumlah budget biaya departemen produksi setelah 500,000.00Rp 244,000.00Rp 256,000.00Rp

TAHUN 2000ALOKASI BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK

PT ABC

departemen pembantudepartemen produkijumlah biayaketerangan

Tabel 2. Metode alokasi langsung

Perhitungan:

tarip alokasi biaya departemen A = budget biaya departemen A = 100,000.00Rp = 1,111.11Rp jumlah karyawan departemen produksi

45 + 45

maka alokasi biaya departemen A: ke departemen I = 44 x Rp 1,111.11= 50,000.00Rp ke departemen B = 45 x Rp 1,111.11= 50,000.00Rp

tarip alokasi biaya departemen B = budget biaya departemen B = 88,000.00Rp = 11.00Rp jam tenaga listrik departemen produksi

5000 + 3000

maka alokasi biaya departemen B: ke departemen I = 5000 x Rp 11 = 55,000.00Rp ke departemen II = 3000 x Rp 11 = 33,000.00Rp

b. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik

Metode bertahap tidak bertimbal balik adalah metode alokasi biaya

departemen jasa ke departemen produksi secara bertahap. Dalam metode ini

ada beberapa ketentuan yang digunakan, yaitu:

11

Page 12: Biaya overhead pabrik departemen

1. Biaya overhead pabrik departemen pembantu di samping dialokasikan ke

departemen produksi, juga dialokasikan ke departemen pembantu lainnya

yang menikmati jasa dari departemen pembantu pengalokasi biaya

tersebut.

2. Sebelum mengalokasikan, harus ditentukan urutan atau tahapan alokasi

biaya departemen pembantu. Untuk menentukan urutan dapat dipakai

pedoman besarnya jasa suatu departemen pembantu yang dinikmati

departemen pembantu lainnya. Atau dapat pula dengan perbandingan

besarnya biaya departemen pembantu sebelum ada alokasi dari

departemen pembantu lainnya.

3. Departemen yang sudah dialokasikan tidak akan menerima alokasi

kembali dari departemen jasa lain.

Dari uraian tersebut dapat diketahui kelebihan dan kelemahan metode ini,

yaitu:

Kelebihan Kelemahan

- Lebih teliti dalam menghitung

jasa antar departemen

pembantu dibanding metode

langsung

- Sifatnya yang tidak bertimbal

balik, maka mudah dihitung

dan digunakan

- Sulit menentukan urutan

alokasi

- Tidak memperhitungkan

secara penuh saling alokasi

jasa antar departemen

pembantu

Berikut ini adalah contoh alokasi biaya overhead pabrik dengan metode alokasi

bertahap tidak bertimbal balik.

I II A Bbudget biaya sebelum alokasi 500,000.00Rp 139,000.00Rp 173,000.00Rp 100,000.00Rp 88,000.00Rp

alokasi departemen B (berdasarkan jam tenaga listirik)

44,000.00 26,400.00 17,600.00 (88,000.00)

alokasi departemen A (berdasarkan jumlah karyawan)

58,800.00 58,800.00 (117,600.00)

jumlah alokasi 102,800.00Rp 85,200.00Rp jumlah budget biaya departemen produksi setelah alokasi

500,000.00Rp 241,800.00Rp 258,200.00Rp

PT ABCALOKASI BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK

TAHUN 2000

keterangan jumlah biayadepartemen produki departemen pembantu

12

Page 13: Biaya overhead pabrik departemen

Tabel 3. Metode alokasi bertahap tidak bertimbal balik

Perhitungan:

tarip alokasi departemen B = Rp 88,000.00 + Rp 0.00 = Rp 8.8 per Jam Tenaga Listrik(5000 + 3000 + 2000)

maka alokasinya = ke departemen I = 5000 x Rp 8.8 = Rp 44,000.00ke departemen II = 3000 x Rp 8.8 = Rp 26,400.00ke departemen A = 2000 x Rp 8.8 = Rp 17,600.00

tarip alokasi departemen A = Rp 100,000.00 + Rp 17,600.00 = Rp 1,306.67 per karyawan45 + 45 karyawan

maka alokasinya = ke departemen I = 45 X Rp 1,306.67 = Rp 58,800.00ke departemen II= 45 x Rp 1,306.67 = Rp 58,800.00

c. Metode alokasi kontinyu

Metode alokasi kontinyu adalah metode alokasi terus-menerus dengan cara

menutup dan membuka kembali rekening biaya departemen pembantu. Metode

ini juga sering disebut metode alokasi menutup dan membuka lagi. Tahap-tahap

alokasi dalam metode ini adalah:

1. Menentukan dasar alokasi dan urutan alokasi biaya departemen

pembantu.

2. Alokasinya dilakukan terus-menerus secara bertimbal balik sampai

jumlah biaya departemen pembantu habis atau jumlahnya menjadi

relatif kecil, departemen pembantu yang biayanya sudah habis

dialokasikan akan memperoleh alokasi kembali dari departemen

pembantu lainnya.

3. Apabila biaya departemen pembatu sudah habis atau jumlahnya menjadi

relatif sangat kecil, proses alokasi diberhentikan, sisa biaya dapat

langsung dialokasikan ke departemen produksi.

Adapun kelebihan dan kelemahan metode ini adalah sebagai berikut:

Kelebihan Kelemahan

- Mencerminkan alokasi jasa

antar departemen pembantu

secara penuh atau timbal balik.

- Lebih teliti dan adil

dibandingkan metode alokasi

langsung dan metode bertahap

tidak bertimbal balik.

- Perhitungannya lebih rumit,

apalagi digunakan pada

perusahaan yang memiliki

banyak departemen pembantu

dan biaya overheadnya cukup

besar.

13

Page 14: Biaya overhead pabrik departemen

Sebagai contoh, departemen B pada PT ABC jasanya paling besar dan

dialokasikan pada urutan pertama, baru kemudian biaya departemen A

dialokasikan pada urutan kedua. Berikut ini adalah tabel alokasi biayanya:keterangan

I II A B budget biaya sebelum alokasi 500,000 139,000 173,000 100,000 88,000

aloksi departemen B 44,000 26,400 17,600 (88,000) 117,600 -

alokasi departemen A 52,920 52,920 (117,600) 11,760 - 11,760

alokasi departemen B 5,880 3,528 2,352 (11,760) 2,352 -

alokasi departemen A 1,058 1,058 (2,352) 236 - 236

alokasi departemen B 118 71 47 (236) 47 -

alokasi departemen A 21 21 (47) 5 - 5

alokasi departemen B 3 2 - (5)jumlah alokasi 104,000 84,000

500,000 243,000 257,000

jumlah biaya

* alokasi putaran pertama

* alokasi putaran kedua

* alokasi putaran ketiga

* alokasi putaran keempat

jumlah budget biaya departemen produksi setelah alokasi

perhitungan:

14

Page 15: Biaya overhead pabrik departemen

keterangan departemen produksi departemen pembantu

I II A B

budget biaya sebelum alokasi 500,000 139,000 173,000 100,000 88,000

aloksi departemen B 44,000 26,400 17,600 (88,000) 117,600 -

alokasi departemen A 52,920 52,920 (117,600) 11,760

- 11,760

jumlah biaya

* alokasi putaran pertama

* alokasi putaran kedua

demikian pula untuk putaran kedua dan ketigasedangkan untuk putaran ke empat di mana jumlah biaya departemen Blangsung dialokasikan ke departemen produksi, yaitu:

x 5000 = Rp 3 x 3000 = Rp 28000 8000

departemen I= Rp 5 departemen II= Rp 5

d. Metode alokasi matrik aljabar

Metode ini sama halnya dengan metode kontinyu, namun untuk

menentukan jumlah biaya menggunakan persamaan aljabar. Kelebihan metode

ini adalah mempertimbangkan alokasi jasa antar departemen secara

penuh/timbal balik, lebih teliti dan adil, dan dapat menghindari tahapan putaran

metode kontinyu. Sedangkan kelemahannya adalah perusahaan yang memiliki

banyak departemen pembantu sering ada persamaan tersamar. Sebagai contoh

alokasi budget BOP dengan metode ini, diketahui proporsi alokasi biaya setiap

departemen pembantu adalah:

jumlah % jumlah %departemen I 45 45 5,000 50departemen II 45 45 3,000 30departemen A 2,000 20departemen B 10 10jumlah 100 100 10,000 100

departemen yang menerima alokasi

perbandingan pemakaian jasa departemen pembantu

A (jumlah karyawan) B (jam tenaga listrik)

Maka biaya setiap departemen pembantu setelah menerima alokasi dari

departemen lainnya adalah: A = Rp 100,000.00 + 0.2 (B)

B = Rp 88,000.00 + 0.1 (A)

Persamaan B diditribusikan ke persamaan A, maka:

15

Page 16: Biaya overhead pabrik departemen

A = Rp 100,000.00 + 0.2 (Rp 88,000.00 + 0.1 A)0.98 A = Rp 117,600.00

A = Rp 120,000.00B = Rp 88,000.00 + 0.1 A

= Rp 88,000.00 + 0.1 (Rp 120,000.00)= Rp 100,000.00

alokasi biaya dari departemen A: alokasi biaya dari departemen B: ke departemen I = 45% x Rp 120,000.00 = Rp 54,000.00 ke departemen I = 50% x Rp 100,000.00 = Rp 50,000.00ke departemen II = 45% x Rp 120,000.00 = Rp 54,000.00 ke departemen II = 30% x Rp 100,000.00 = Rp 30,000.00ke departemen B = 10% x Rp 120,00.00 = Rp 12,000.00 ke departemen A = 20% x Rp 100.000 = Rp 20,000.00

I II A Bbudget biaya sebelum alokasi 500,000.00Rp 139,000.00Rp 173,000.00Rp 100,000.00Rp 88,000.00Rp

alokasi departemen B (berdasarkan jam tenaga listirik)

54,000.00 54,000.00 (120,000.00) 12,000.00

alokasi departemen A (berdasarkan jumlah karyawan)

50,000.00 30,000.00 20,000.00 (100,000.00)

jumlah alokasi 104,000.00Rp 84,000.00Rp jumlah budget biaya departemen produksi setelah alokasi

500,000.00Rp 243,000.00Rp 257,000.00Rp

PT ABCALOKASI BUDGET BIAYA OVERHEAD PABRIK

TAHUN 2000

keterangan jumlah biayadepartemen produki departemen pembantu

Tabel 6. Metode alokasi aljabar

5. Perhitungan tarif biaya overhead pabrik

Di sini kita akan membahas tentang tarif BOP yang dibebankan kepada

produk. Dalam penerapan metode harga pokok pesanan, Biaya Overhead Pabrik

(BOP) yang diperhitungkan sebagai harga pokok produk adalah biaya overhead

pabrik yang ditetapkan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses

produksi mulai. Bukan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi pada

periode produksi.

Beberapa pilihan yang dapat digunakan sebagai dasar penghitungan tarif

BOP yang dibebankan antara lain :

1)      Biaya Bahan Baku

Dalam pilihan ini, besarnya BOP yang dibebankan kepada produk

bergantung pada besarnya biaya bahan baku untuk pembuatan produk yang

bersangkutan. Tarif BOP yang dibebankan ditetapkan berdasarkan ratio

rata-rata penggunaan BOP yang sesungguhnya dan pemakaian bahan baku

dari beberapa periode produksi yang lalu pada kegiatan produksi normal.

Contoh : Dalam tiga periode terakhir kegiatan produksi normal rata-

rata pemakaian bahan baku sebesar Rp 50.000.000,00. Sementara rata-rata

pemakaian BOP yang sesungguhnya pada periode yang bersangkutan

16

Page 17: Biaya overhead pabrik departemen

sebesar Rp 30.000.000,00. Maka tarif BOP yang dibebankan pada produk

adalah sebesar : 30.000.000/50.000.000 x 100% = 60%

Apabila dalam suatu proses produksi, biaya bahan baku yang

digunakan untuk membuat suatu produk sebesar Rp 50.000.000,00. Maka

BOP yang dibebankan pada produk tersebut adalah sebesar 60%xRp

40.000.000,00 = Rp 24.000.000,00

2)      Biaya Tenaga Kerja Langsung

Apabila BOP dibebankan pada produk berdasarkan pemakaian biaya

tenaga kerja langsung. Perhitungan BOP dibebankan kepada produk tidak

berbeda dengan cara yang pertama di atas.

Contoh : Dalam kegiatan produksi normal rata-rata pemakaian biaya

tenaga kerja langsung untuk satu periode produksi sebesar Rp

80.000.000,00. Dan BOP sesungguhnya pada periode yang bersangkutan

rata-rata sebesar Rp 60.000.000,00. Berdasarkan data tersebut, tarif BOP

yang dibebankan kepada produk sebesar : 60.000.000/80.000   x 100% =

75%.

Apabila biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk

menyelesaikan satu produk sebesar Rp 30.000.000,00. Maka BOP yang

dibebankan kepada produk tersebut sebesar 70% x Rp 30.000.000,00 = Rp

22.500.000,00

3)      Jam Kerja Langsung

Untuk cara ini, tarif BOP dibebankan ditetapkan untuk tiap jam kerja

langsung yang ditetapkan dengan cara membagi jam kerja rata-rata pada

kegiatan produksi normal dengan rata-rata  BOP yang sesungguhnya pada

periode produksi yang bersangkutan.

Contoh : Dalam kegiatan produksi normal rata-rata jam kerja  yang

digunakan 8.000. Dan rata-rata biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

terjadi pada periode produksi yang bersangkutan sebesar Rp 10.000.000,00.

Dari data tersebut tariff BOP yang dibebankan kepada produk dihitung

sebagai berikut :

Tarif BOP per jam kerja langsung : Rp 10.000.000,00/8.000  = Rp

1.250,00.

Apabila dalam pelaksanaan produksi untuk menyelesaikan satu produk

pesanan digunakan tenaga kerja langsung sebanyak 6.000 jam. BOP yang

17

Page 18: Biaya overhead pabrik departemen

dibebankan pada produk pesanan tersebut adalah sebesar 6.000 x Rp

1.250,00 = Rp 7.500.000,00

Ketentuan dalam perhitungan tarif biaya overhead pabrik yaitu:

1. Untuk tujuan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang paling tepat untuk

setiap departemen produksi.

3. Untuk tujuan pengendalian biaya overhead pabrik setiap departemen

produksi, tarif dipisahkan ke dalam tarif tetap dan tarif variabel.

4. Bagi departemen produksi, semua biaya yang diterima dari alokasi biaya

departemen pembantu dapat diperlakukan sebagai elemen biaya variabel.

Pada PT ABC, perusahaan menggunakan dasar perhitungan tarif

pembebanan untuk departemen I jam kerja langsung (JKL) dengan kapasitas

normal 20.000 jam dan departemen II dipakai dasar jam mesin (JM) dengan

kapasitas normal 10.000 jam mesin setiap tahun. Perhitungan tarifnya adalah

sebagai berikut:

1. Metode langsung

I II1. budget biaya departemen produksi setelah alokasi (tabel 4) 244,000.00Rp 256,000.00Rp 2. budget biaya tetap sebelum ada alokasi ( tabel 3) 70,000.00Rp 80,000.00Rp 3. budget biaya variabel *sebelum alokasi (tabel 3) 69,000.00Rp 93,000.00Rp * alokasi departemen pembantu (tabel 4) 105,000.00Rp 83,000.00Rp jumlah budget biaya variabel 174,000.00Rp 176,000.00Rp 4. kapasitas normal 20,000 JKL 10,000 JMtarip total = 1 : 4 Rp 12.2 per JKL Rp 25.6 per JMtarip tetap = 2 : 4 Rp 3.5 per JKL Rp 8 per JMtarip variabel = 3 : 4 Rp 8.7 per JKL Rp 17.6 per JM

PT ABCdepartmen produksiketerangan

2. Metode bertahap tidak bertimbal balik

18

Page 19: Biaya overhead pabrik departemen

I II1. budget biaya departemen produksi setelah alokasi (tabel 5) 241,800.00Rp 258,200.00Rp 2. budget biaya tetap sebelum ada alokasi ( tabel 3) 70,000.00Rp 80,000.00Rp 3. budget biaya variabel *sebelum alokasi (tabel 3) 69,000.00Rp 93,000.00Rp * alokasi departemen pembantu (tabel 5) 102,800.00Rp 85,200.00Rp jumlah budget biaya variabel 171,800.00Rp 178,200.00Rp 4. kapasitas normal 20,000 JKL 10,000 JMtarip total = 1 : 4 Rp 12.09 per JKLRp 25.82 per JMtarip tetap = 2 : 4 Rp 3.5 per JKL Rp 8 per JMtarip variabel = 3 : 4 Rp 8.59 per JKL Rp 17.82 per JM

PT ABCdepartmen produksiketerangan

3. Metode bertimbal balik

I II1. budget biaya departemen produksi setelah alokasi (tabel 6) 243,000.00Rp 257,000.00Rp 2. budget biaya tetao sebelum ada alokasi ( tabel 3) 70,000.00Rp 80,000.00Rp 3. budget biaya variabel *sebelum alokasi (tabel 3) 69,000.00Rp 93,000.00Rp * alokasi departemen pembantu (tabel 6) 104,000.00Rp 84,000.00Rp jumlah budget biaya variabel 173,000.00Rp 177,000.00Rp 4. kapasitas normal 20,000 JKL 10,000 JMtarip total = 1 : 4 Rp 12.15 per JKL Rp 25.7 per JMtarip tetap = 2 : 4 Rp 3.5 per JKL Rp 8 per JMtarip variabel = 3 : 4 Rp 8.65 per JKL Rp 17.7 per JM

PT ABCdepartmen produksiketerangan

C. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Ke Produk

Dengan ditetapkannya tarif biaya overhead pabrik setiap departemen produksi,

maka produk atau pesanan yang diolah akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai

dengan departemen produksi yang dilalui produk dan besarnya dasar kapasitas

penentuan tarif yang sesungguhnya dinikmati produksi yang bersangkutan.4 Sebagai

contoh, pada PT ABC dengan metode langsung, kapasitas sesungguhnya pada tahun

2000 departemen I sebesar 20.500 jam kerja langsung dan departemen II sebesar

9.800 jam mesin, maka pembebanannya adalah sebagai berikut:

barang dalam proses BOP - departemen I Rp 250.100barang dalam proses BOP - departemen II 250.880

BOP dibebankan - departemen I Rp 250.100BOP dibebankan - departemen II 250.880

perhitungan pembebanan:departemen I = 20.500 x Rp 12,2 = Rp 250.100departemen II = 9.800 x Rp 25,6 = Rp 250.880

4 Ibid, Hlm. 370-371

19

Page 20: Biaya overhead pabrik departemen

Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya normal

Perhitungan biaya normal digunakan untuk menghindari fluktuasi biaya per unit

pada perhitungan biaya actual yang disebabkan oleh perubahan jumlah unit produksi

dan biaya overhead dari bulan ke bulan. Tarif biaya overhead pabrik yang telah

ditentukan sebelumnya (predetermined overhead rate) merupakan estimasi tarif biaya

overhead pabrik yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke

pesanan tertentu. Biaya overhead pabrik yang dibebankan (factory overhead applied)

Untuk memperoleh tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya,

gunakan empat tahap berikut :

1. Mengestimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi, biasanya satu

tahun.

2. Memilih pergerak biaya (cost driver) yang paling tepat untuk membebankan biaya

overhead pabrik.

3. Mengestimasi jumlah total biaya terpilih untuk periode operasi

4. Membagi estimasi biaya overhead pabrik dengan mengestimasi jumlah pergerak

biaya terpilih untuk memperoleh tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan

sebelumnya.

Pergerakan Biaya untuk Pembebanan Biaya Overhead Pabrik

Pergerak biaya yang dipilih untuk membebankan tarif biaya overhead yang

telah ditentukan sebelumnya (tahap dua di atas) dapat berupa bergerak biaya

berdasarkan volume maupun pergerak biaya berdasarkan aktivitas. Jam tenaga kerja

langung, biaya tenaga kerja langsung, dan jam mesin merupakan pergerak berdasarkan

volume yang paling sering digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik.

Membebankan Biaya Overhead Pabrik

Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya biasanya

dikalkulasikan pada awal tahun berdasarkan empat tahap dibawah ini :

Tarif biaya overhead pabrik yang

telah ditentukan sebelumnya

= Estimasi total jumlah overhead pabrik selama setahun

Estimasi total jumlah pergerak biaya selama setahun

20

Page 21: Biaya overhead pabrik departemen

Contoh, anggap TFI memiliki total estimasi biaya overhead pabrik sebesar

$200.070 untuk tahun mendatang. Sedangkan TFI menggunakan tenaga kerja sebagai

pergerak biaya untuk pembebanan biaya overhead pabrik. TFI memiliki data anggaran

yaitu :

Estimasi biaya overhead pabrik tahunan utk seluruh

departemen

Estimasi jam tenaga kerja tahunan utk seluruh

departemen

Jam tenaga kerja actual utk pesanan 351

$200.070

34.200

300

Dengan demikian, tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya adalah

Estimasi biaya overhead

pabrik

Estimasi jumlah jam tenaga

kerja

= $200.070

34.200

= $5,85 per jam tenaga

kerja

Biaya overhead pabrik yang dibebankan pada pesanan 351 adalah sebesar $1.755 (=300

jam x $5,85 perjam tenaga kerja).

Tarif Biaya Overhead Pabrik Departemen

TFI hanya memiliki tiga departemen produksi (A,B dan C), dan bahwa biaya overhead

pabrik dan jam tenaga kerja pada tiga departemen ditunjukan di bawah ini :

Departemen A Departemen B Departemen C Total

Biaya overhead

pabrik

$60.600 $65.670 $73.800 $200.070

Jam tenaga

kerja

12.100 9.800 12.300 34.200

Disposisi Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Terlalu Rendah dan Terlalu

Tinggi

Biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi jumlah overhead biaya pabrik

yang dibebankan melebihi biaya overhead pabrik actual yang terjadi.

21

Page 22: Biaya overhead pabrik departemen

Biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah jumlah dimana biaya

overhead pabrik actual melebihi biaya overhead pabrik yang ditentukan.

D. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Dalam pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi

ditempuh tahap-tahap yang hamper sama dengan penyusunan budget biaya overhead

pabrik, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan pembuatan bukti-bukti pembukuan untuk mencatat setiap

elemen biaya overhead pabrik yang sesungguhnya ke dalam buku jurnal dan

merincinya ke dalam buku besar pembantu biaya overhead pabrik dan

menggolongkan setiap elemen biaya overhead pabrik ke dalam : biaya langsung

departemen, dan biaya tidaklangsung departemen.

b. Mengadakan penelitian pabrik pada akhir periode untuk kepentingan distribusi

biaya tidak langsung departemen dan alokasi biaya departemen-departemen

pembantu yang sesungguhnya.

c. Mendistribusikan elemen biaya overhead pabrik langsung dan biaya overhead

pabrik tidak langsung kepada setiap departemen, baik departemen produksi

maupun departemen pembantu.

d. Mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya dari setiap departemen

pembantu ke departemen produksi dan departemen pembantu lainya.

Dari langkah-langkah atau tahapan tersebut diatas pada akhirnya akan

diketahui jumlah biaya overhead pabrik sesungguhnya untuk setiap departemen

produksi. Berikut ini akan dibahas setiap langkah atau tahap-tahap tersebut diatas.

a. Mencatat Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Bukti-bukti pembukuan yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik

sesungguhnya dikumpulkan dan dibuat jurnal, misalnya data biaya sesungguhnya

PT ABC dalam tahun 2000 sebagai berikut:

Data biaya sesungguhnya tersebut diatas dari bukti-bukti pembukuan

22

Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 515.000,00Persediaan bahan penolong Rp 85.000,00Biaya Gaji dan Upah 190.000,00Akm Penyusutan Mesin dan Peralatan 100.000,00Akm Penyusutan Bangunan 30.000,00Persediaan Suplies pabrik, kas, dll 70.000,00Persediaan Bahan Bakar 30.000,00Persekot Asuransi 10.000,00

Mencatat BOP yang sesungguhnya dari rekap jurnal tahun 1983.

Page 23: Biaya overhead pabrik departemen

dimasukan ke dalam buku besar pembantu dan digolongkan ke dalam biaya

langsung dan tidak langsung departemen yang dapat dilihat pada gambar dibawah

ini:

Elemen Biaya Jumlah Biaya Biaya

Langsung

Departeman

Biaya Tidak

Langsung

Departemen

Biaya bahan penolong

Biaya TKL

Biaya penyusutan mesin

Biaya penyusutan bangunan

Biaya reparasi

Biaya reparasi

Biaya bahan bakar

Biaya asuransi mesin

Rp 85.000,00

190.000,00

100.000,00

30.000,00

40.000,00

30.000,00

30.000,00

10.000,00

Rp 85.000,00

130.000,00

100.000,00

-

40.000,00

-

30.000,00

10.000,00

-

60.000,00

-

30.000,00

-

30.000,00

-

-

Rp 515.000,00 Rp 395.000,00 Rp 120.000,00

b. Penelitian pabrik akhir periode

Penelitian pabrik pada akhir periode digunakan untuk mendistribusikan

dan mengalokasikan biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu dalam

ditribusi dan alokasi BOP sesungguhnya digunakan dasar yang sama dengan

distribusi dan alokasi budget BOP, maka dalam penelitian pabrik akhir tahun

harus dikumpulkan data kuantitas jumlah karyawan, luas lantai, dan jam tenaga

listrik sesungguhnya selama tahun 2000. Misalnya data penelitian pabrik pada

akhir periode yang dilakukan oleh PT ABC.

departemen Luas lantai (m2) Jumlah

karyawan

(orang)

Jam tenaga listrik

Produksi I

Produksi II

Pembantu A

Pembantu B

300

500

100

100

50

50

15

10

4.800

3.200

2.500

2.500

Jumlah 1000 125 13.000

23

Page 24: Biaya overhead pabrik departemen

c. Distribusi biaya overhead pabrik sesungguhnya

Distribusi biaya overhead yang sesungguhnya dihubungkan dengan

mengelompokan elemen biaya ke dalam biaya langsung departemen dan biaya

tidak langsung departemen. Sebagai contoh untuk PT Utami, di mana rekap

elemen biaya dapat dilihat pada table 6.11., didistribusikan sebagai berikut:

Biaya langsung departemen

Distribusi biaya langsung departemen digunakan dasar bukti-bukti

pendukung pembukuan, dimana bentuknya di mana bentuknya dirancang

agar menunjukan informasi tentang tempat biaya langsung departemen terjadi

atau dinikmati, sehingga biaya langsung departemen dapat didistribusikan

dari bukti pembukuan ke dalam rekap departemen atau biaya.

Biaya tidak langsung deprtemen

Untuk biaya tidak langsung departemen didistribusikan pada setiap

departemen dengan dasar yang sesuai dengan distribusi budget biaya

overhead pabrik, besarnya kuantitas setiap dasar pembebanan dipakai hasil

penelitian pabrik pada akhir periode (tahun).

d. Alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya

Sesungguhnya biaya overhead pabrik sesungguhnya didistribusikan kepada

setiap departemen, maka diketahui biaya overhead pabrik sesungguhnya, baik

untuk setiap departemen produksi maupun setiap departemen pembantu.

Langkah atau tahap berikutnya adalah mengalokasikan biaya overhead

pabrik yang sesungguhnya dari setiap departemen pembantu ke departemen

produksi dan departemen pembantu lainya.

Pada contoh PT ABC, akhirnya tarip yang dipakai sebagai dasar

pembebanan adalah tarip yang dihitung dengan metode alokasi langsung, oleh

karena itu biaya sesungguhnya departemen pembantu akan dialokasikan dengan

metode alokasi langsung seperti terlihat pada tabel berikut:

keterangan Jumlah Departemen produksi Departemen pembantu

I II A B

24

Page 25: Biaya overhead pabrik departemen

biaya

Biaya

sesungguhnya

sebelum ada

alokasi

departemen

lain.

Alokasi

departemen B

(berdasar jam

tenaga listrik

atau JTL)

Alokasi

departemen A

(berdasar

jumlah

karyawan)

Jumlah alokasi

biaya dari

departemen

pembentuk

departemen

produki

Jumlah biaya

sesungguhnya

setiap

departemen

roduksi setelah

alokasi

515.000,00

515.000,00

140.000,00

51.000,00

52.500,00

103.500,00

243.500,00

185.000,00

34.000,00

52.500,00

86.500,00

271.500,00

105.000,00

-

(105.000,00)

Rp

85.000,00

(85.000,00)

25

Page 26: Biaya overhead pabrik departemen

Alokasi dari setiap departemen pembantu digunakan penelitian pabrik pada akhir

tahun dapat dihitung sebagai berikut :

Tarif alokasi biaya departemen A = Biaya sesungguhnyadepartemen A

J umlah tenaga kerja departemen1 dan 2 =

Rp 105.000,00(50+50 )orang

= Rp 105.000,00

100 orang = Rp 1.050,00 per orang

Maka alokasi ke departemen 1 = 50 x Rp 1.050,00 =Rp 52.500,00 dan ke departemen 2 =

50 x Rp 1.050,00 = Rp 52.500,00

Tarif alokasi biaya departemen B =Biaya sesungguhnyadepartemen B

Jumlah jam tenaga listrik departemen1 dan 2

= Rp 85.000,00

(4800+3200 ) JTL = Rp 10.625,00 per JTL

Maka alokasinya ke departemen 1 = 4.800 x Rp 10.625,00 = Rp 51.000,00 dan ke

epartemen 2 = 3.200 x 10.625,00 = Rp 34.000,00

E. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik

1. Variansi overhead variabel

Untuk mengilustrasikan variansi overhead variabel, kita akan menguji aktivitas satu

minggu Blue Corn. Data yang dikumpulkan sebagai berikut:

Maka perhitungan variansinya adalah dengan menghitung variansi pengeluaran

overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel kemudian ditotalkan kedua

variansi tersebut.

- Variansi pengeluaran overhead variabel, adalah mengukur pengaruh agregat dari

perbedaan antara tarif aktual overhead dan tarif standar overhead variabel. Secara

umum tanggung jawab pada variansi pengeluaran overhead variabel dibebankan

26

tarif overhead variabel (standar) $ 3.85 per jam tenaga kerja langsung

biaya katual overhead variabel $1,600

jam kerja aktual (mesin dan pengawasan) 400

jumlah bungkus keripik yang diproduksi 48.500

jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi 378.3

overhead variabel yang dibebankan $1,456

Page 27: Biaya overhead pabrik departemen

pada departemen produksi. Pada contoh ini, tarif overhead aktual yang digunakan

sebesar $ 4 per jam. Rumus perhitungannya adalah:

variansi pengeluaran overhead variabel =

(AVOR x AH) - (SVOR -

AH)

= (AVOR - SVOR) AH

= (S 4 - $ 3.85) 400

= $ 60 U

keterang

an: AVOR = actual variable overhead rate

SVOR = standard variable overhead rate

AH = actual hours

SH = standard hours

Variansi $60 tersebut tidak menguntungkan hanya mengungkapkan Blue Corn

mengeluarkan lebih banyak overhead variabel secara agregat daripada yang

direncanakan. Pada laporan kinerja anggaran ditemukan bahwa biaya listrik yang

mempengaruhi dikarenakan ada peningkatan listrik. Maka perusahaan harus

merevisi rumus anggaran untuk mencerminkan kenaikan listrik.

- Variansi efisiensi overhead variabel, adalah mengukur perubahan dalam konsumsi

overhead variabel yang muncul karena penggunaan efisien (atau tidak efisien

tenaga kerja langsung. Tanggung jawab untuk variansi ini seharusnya dibebankan

pada individu yang bertanggung jawab pada penggunaan tenaga kerja langsung

manajer produksi. Perhitungannya sebagai berikut:

variansi pengeluaran overhead variabel = (AH - SH) SVOR

= (400 - 378.3) $ 3.85

= $ 84 U

Variansi $ 84 ini tidak menguntungkan karena waktu lebih banyak digunakan

daripada standarnya karena banyaknya waktu menganggur bagi para pengawas

yang tidak berpengalaman dalam pemilihan.

- Total variansi overhead variabel, adalah perbedaan antara overhead variabel aktual

dengan yang dibebankan. Pada contoh ini, dapat dihitung sebagai berikut:

total variansi = $ 1600 - $ 1.456

27

Page 28: Biaya overhead pabrik departemen

= $ 144 U

Atau dapat juga dihitung dengan pendekatan kolom, yaitu5:

Overhead variabel aktual

$ 1.600

Tarif overhead variabel x jam aktual

$ 3,85 x 400 = $ 1.540

Tarif overhead variabel x jam standar

$ 3,85 x 378,3 = $ 1.456

Variansi pengeluaran

$ 60 U

Variansi efisiensi

$ 84 U

Total variansi

$ 144 U

2. Variansi overhead tetap

Data tahunan Blue Corn adalah sebagai berikut:

hal yang dianggarkan atau direncanakan

overhead tetap yang dianggarkan $749.970

aktivitas praktis

23.400 jam tenaga kerja

langsung

tarif standar overhead tetap $ 32,05

hasil aktual

produksi aktual 2.750.000 bungkus kripik

biaya aktual overhead tetap $749.000

jam standar yang dimunkinkan 21.450

untuk produksi aktual

Maka, untuk perhitungannya dengan pendekatan kolom adalah6:

5 Don R. Hansen & Maryanne M. Mowen, Akuntansi Manajerial (Jakarta: Salemba Empat, 2009), Hlm. 5126 Ibid, Hlm. 518

28

Page 29: Biaya overhead pabrik departemen

Overhead tetap aktual

$ 749.000

Overhead tetap yang dianggarkan

$ 749.970

Overhead tetap yang dibebankan

$ 687.473

Variansi pengeluaran

$ 970 F

Variansi volume

$ 62.497 U

Total variansi

$ 61.527 U

perhitungan:

overhead tetap yang dibebankan = tarif standar overhead tetap x jam standar

= $ 32,05 x 21.450

= $687.473

total variansi overhead tetap = $ 749.000 - $ 687.473

= $ 61.527 u

- Variansi pengeluaran overhead tetap didefiniskan sebagai perbedaan antara

overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Variansi pengeluaran

menguntungkan karena overhead tetap yang dikeluarkan lebih sedikit daripada

yang dianggarkan.

- Variansi volume overhead tetap mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari

output yang digunakan di awal tahun untuk menghitung tarif perkiraan standar

overhead tetap. Tanggung jawab atas variansi ini terletak pada bagian pembelian,

bukan pada bagian produksi.

Walaupun variansi overhead dapat dicatat dengan mengikuti pola yang hampir sama

seperti yang digambarkan untuk tenaga kerja dan bahan baku, variansi ini secara umum

lebih diperlakukan sebagai bagian dari suatu analisis overhead periodik. Overhead

yang dibebankan diakumulasi dalam akun yang dibebankan dan overhead aktual

dihitung dalam akun pengendalian. Secara periodik, laporan kinerja yang memberikan

informasi variansi overhead disiapkan. Pada akhir tahun, akun yang dibebankan, akun

pengendalian ditutup dan variansi dipisahkan. Kemudian, variansi overhead

disingkirkan dengan menutupnya pada harga pokok penjualan jika jumlahnya tidak

29

Page 30: Biaya overhead pabrik departemen

material, atau dengan memproratakannya di antara barang dalam proses, barang jadi,

dan harga poko penjualan jika jumlahnya tidak terlalu besar.7

Akuntansi selisih biaya overhead pabrik

Tarif tunggal

Pada akhir periode BOP dibebankan dibandingkan dengan BOP sesungguhnya,

dan menganalisis selisihnya. Contoh: jam mesin sesungguhnya sebesar 15.000 jam

dan tarif BOP Rp15 per jam mesin. Pencatatan pembebanan BOP dengan membuat

jurnal:

Barang Dalam Proses Rp225.000

BOP dibebankan Rp225.000

Pada akhir tahun BOP dibebankan ditutup ke BOP sesungguhnya, jurnal yang

dibuat:

BOP dibebankan Rp225.000

BOP sesungguhnya Rp225.000

Misalkan BOP sesungguhnya Rp235.000, maka timbul selisih kurang pembebanan

BOP. Selisih BOP yang tidak material dicatat dalam rekening Laba-Rugi atau

Harga Pokok Penjualan dengan jurnal sebagai berikut:

Laba-Rugi Rp10.000

BOP sesungguhnya Rp10.000

atau

Harga Pokok Penjualan Rp10.000

BOP sesungguhnya Rp10.000

Selain itu, selisih pembebanan BOP dapat dialokasikan ke Barang Dalam Proses,

Sediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan berdasarkan perbandingan saldo

setiap rekening tersebut.

Contoh: selisih pembebanan dialokasikan ke Barang Dalam Proses 10%, Sediaan

Produk Jadi 20%, Harga Pokok Penjualan 70% sesuai dengan perbandingan saldo

7 Ibid, Hlm. 523

30

Page 31: Biaya overhead pabrik departemen

setiap rekening tersebut. Jurnal untuk mencatat alokasi selisih pembebanan BOP

tersebut:

Barang Dalam Proses Rp1.000

Sediaan Produk Jadi 2.000

Harga Pokok Penjualan 7.000

BOP sesungguhnya Rp10.000

Tarif departemen

Jika dalam akuntansi departemenisasi biaya overhead pabrik jumlah BOP

sesungguhnya tidak sama dengan jumlah BOP dibebankan, maka pada akhir

periode dibuat jurnal pencatatan selisih pembebanan, tetapi sebelumnya perlu

menutup BOP dibebankan ke BOP sesungguhnya. Contoh:

Keterangan Total Departemen Produksi Departemen Jasa

A B 1 2

BOP setelah alokasi Rp342.000 Rp160.000 Rp182.000 0 0

BOP dibebankan – Departemen A Rp128.000

BOP dibebankan – Departemen B Rp150.000

BOP sesungguhnya – Departemen A Rp128.000

BOP sesungguhnya – Departemen B Rp150.000

Mencatat selisih BOP, jika selisih tersebut dibebankan pada Harga Pokok Penjualan

sebagai berikut:

Selisih BOP – Departemen A Rp32.000 (Rp128.000-Rp160.000)

selisih BOP – Departemen B Rp32.000 (Rp150.000-Rp182.000)

BOP sesungguhnya – Departemen A Rp32.000

BOP sesungguhnya – Departemen B Rp32.000

31

Page 32: Biaya overhead pabrik departemen

Harga Pokok Penjualan Rp64.000

Selisih BOP – Departemen A Rp32.000

Selisih BOP – Departemen B Rp32.000

32

Page 33: Biaya overhead pabrik departemen

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya

bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya

yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses

produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak

langsung. Karakteristik BOP yaitu jumlahnya tidak proporsional dengan volume

produksi, sulit ditelusur dan diidentifikasi langsung ke produk atau pesanan. Alokasi

BOP ke produk menggunakan BOP sesungguhnya dan BOP dibebankan. BOP

sesungguhnya adalah BOP yang benar-benar terjadi, sedangkan BOP dibebankan

adalah BOP dengan menggunakan tarif yang ditentukan dimuka. BOP sesungguhnya

sulit diterapkan disebabkan adanya kendala-kendala seperti jumlahnya baru dapat

diketahui pada akhir tahun, adanya fluktuasi BOP karena jenis biaya tertentu yang

hanya terjadi pada suatu periode, sulit menelusuri BOP ke pesanan atau produk

tertentu.

B. Kritik dan saran

33

Page 34: Biaya overhead pabrik departemen

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J...[et.al]. 2007. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Jakarta:

Salemba Empat

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: BPFE.

Supriyono, R.A. 1999. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok

. Yogyakarta: BPFE.

Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba

Empat

http://octaindria.blogspot.com/2013/01/biaya-overhead-pabrik.html, tanggal akses:

02/04/2014

34